BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian...

21
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Ida Ayu Sukma Dewi (2014) dengan judul Analisis faktor faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana dengan hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan musim sepi ikan. Jumlah tanggungan kerja, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana dan jarak tempuh melaut berpengaruh dominan. Hal ini dibuktikan dengan Uji t menujukan nilai 49,912 dengan signifikasi (0,000) yang lebih kecil dari alpha (α=0,05). Uji F menunjukan nilai (18,684) lebih besar dari (2,83). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan musim sepi ikan dan Jumlah tanggungan kerja, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan buruh, Karof Alfentino Lamia (2013), melakukan penelitian dengan hasil penelitian menunjukan modal kerja, tenaga kerja, pengalaman kerja, berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kecamatan Tumpaan, sedangkan lama pendidikan tidak signifikan. Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,403. Tenaga kerja dengan nilai koefisien 0.228, pengalaman kerja menunjukkan nilai koefisien 0,525.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Ida Ayu Sukma Dewi

(2014) dengan judul Analisis faktor – faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Nelayan Buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembrana

dengan hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara

pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan dan musim sepi ikan. Jumlah

tanggungan kerja, jam kerja, usia dan jarak tempuh melaut berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan nelayan buruh di Kawasan Muara Sungai Ijo Gading

Kabupaten Jembrana dan jarak tempuh melaut berpengaruh dominan. Hal ini

dibuktikan dengan Uji t menujukan nilai 49,912 dengan signifikasi (0,000)

yang lebih kecil dari alpha (α=0,05). Uji F menunjukan nilai (18,684)

lebih besar dari (2,83). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara pendapatan nelayan buruh pada saat musim ikan

dan musim sepi ikan dan Jumlah tanggungan kerja, jam kerja, usia dan jarak

tempuh melaut berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan buruh,

Karof Alfentino Lamia (2013), melakukan penelitian dengan hasil penelitian

menunjukan modal kerja, tenaga kerja, pengalaman kerja, berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan nelayan di Kecamatan Tumpaan, sedangkan lama pendidikan

tidak signifikan. Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dengan

nilai koefisien regresi sebesar 0,403. Tenaga kerja dengan nilai koefisien 0.228,

pengalaman kerja menunjukkan nilai koefisien 0,525.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

8

Sasmita (2006), Dengan hasil penelitian menunjukkan modal kerja, tenaga

kerja dan lama waktu melaut (jam kerja) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap peningkatan pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Asahan. Sedangkan

pengalaman melaut berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, namun factor

modal kerja sangat dominan mempengaruhi peningkatan pendapatan usaha

nelayan. Dari variabel independent yang diteliti modal kerja dan waktu melaut

signifikan 5% sedangkan tenaga kerja signifikan pada tingkat signifikan 10%.

B. Landasan Teori

1. Definisi Nelayan

Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan operasi

penangkapan ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air lainnya atau tanaman

air. Orang yang hanya melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut

alat-alat atau perlengkapan ke dalam perahu atau kapal, tidak dimasukkan sebagai

nelayan, sedangkan ahli mesi dan juru masak yang bekerja di atas kapal

penangkap dimasukkan sebagai nelayan, walaupun tidak secara langsung

melakukan penangkapan (Dinas Perikanan Jawa Timur, 1994)

Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau

pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok yang bermata pencaharian hasil

laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002). Ciri

komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:

a) Pertama, dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang

aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut atau pesisir, atau mereka

yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

9

b) Kedua, dari cara segi hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong

royong. Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat

penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran

biaya besar dan pengerahan tenaga kerja yang banyak.

c) Ketiga, dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah

pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memilik keterampilan

sederhana. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi

yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara professional.

Menurut Undang-Undang No. tahun 1985 tentang Perikanan, nelayan

dibedakan atas nelayan pemilik dan nelayan pekerja (buruh). Nelayan pemilik

adalah orang atau badan hukum yang dengan hak apapun berkuasa atas

kapal/perahu yang diperlukan dalam usaha penangkapan ikan dilaut. Nelayan

pekerja (buruh) yaitu semua orang yang sebagai satu kesatuan menyediakan

tenaga kerjanya turut serta dalam usaha penangkapan ikan di laut baik sebagai

nahkoda/pendega maupun sebagai pengoperasian alat tangkap (mubagio, diacu

dalam firman, 1996).

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 tahun 1964

tentang Bagi Hasil Perikanan (LNRI No. 97 tahun 1964, TLN No. 2690),

pengertian nelayan dibedakan menjadi dua yaitu: nelayan pemilik dan nelayan

penggarap. Nelayan pemilik ialah orang atau badan hukum yang dengan hak

apapun berkuasa atas sesuatu kapal atau perahu yang dipergunakan dalam usaha

penangkapan ikan dan alat-alat penangkapan ikan. Nelayan penggarap ialah

semua orang yang sebagai kesatuan dengan menyediakan tenaganya turut serta

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

10

dalam usaha penangkapan ikan di laut. Sedangkan dalam ketentuan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2016 tentang perlindungan dan

pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam pasal 1 yang

dimaksud dengan :

1. Nelayan adalah Setiap Orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan Ikan.

2. Nelayan Kecil adalah Nelayan yang melakukan penangkapan Ikan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang tidak menggunakan

kapal penangkap Ikan maupun yang menggunakan kapal penangkap ikan

berukuran paling besar 10 (sepuluh) gros ton (GT).

3. Nelayan Tradisional adalah Nelayan yang melakukan penangkapan Ikan

di perairan yang telah dimanfaatkan secara turun-temurun sesuai dengan

budaya dan kearifan lokal.

4. Nelayan Buruh adalah Nelayan yang menyediakan tenaganya yang turut

serta dalam usaha penangkapan Ikan.

5. Nelayan Pemilik adalah Nelayan yang memiliki kapal penangkap Ikan

yang digunakan dalam usaha penangkapan Ikan dan secara aktif

melakukan penangkapan Ikan.

Kehidupan masyarakat pesisir sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan

sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan khusunya pencemaran, karena limbah

industri maupun tumpahan minyak misalnya, dapat mempengaruhi usaha baik di

bidang perikanan tangkap maupun budidaya perikanan tangkap maupun budidaya

yang berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir (Dahuri,2000).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

11

Karakteristik lain yang sangat mencolok dikalangan masyarakat pesisir,

khusunya masyarakat nelayan, adalah ketergantungan pada musim.

Ketergantungan pada musim ini semakin besar bagi nelayan kecil. Pada musim

penangkapan para nelayan sangat sibuk ke laut. Sebaliknya pada musim paceklik

kegiatan melaut menjadi berkurang, sehingga banyak nelayan terpaksa

menganggur. Kondisi ini mempunyai implikasi besar pula terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat pantai secara umumdan kaum nelayan khusunya

(Dahuri,2000).

2. Teori Pendapatan

Tujuan pokok diadakannya usaha perdagangan adalah untuk memperoleh

pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan

yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat

pembayaran atau alat pertukaran (Samuelson dan Nordhaus, 1995).

Pendapatan usaha nelayan adalah selisih antara peneriamaan (TR) dan

semua biaya (TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan usaha nelayan (TR) adalah

perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya usaha

nelayan biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variable cos). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap

jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau

sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

produksi yang diperoleh, contoh biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

12

jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC

(soekartawi, 2002).

Menurut Febiyanti (2012) pendapatan merupakan uang yang diterima dan

diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan

yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha

perorangan dan pendapatan dari kekayaan.

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik

harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Dan ada beberapa klasifikasi pendapatan

yaitu:

a) Pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang

diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima

penduduk suatu negara.

b) Kedua, pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak

yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan

yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

c) Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan

jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.

Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara.

Pendapatan permanen dapat diartikan yaitu:

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

13

a) Pertama, pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat

diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan, upah, dan

gaji.

b) Kedua, pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang

menentukan kekayaan seseorang.

Dilihat dari sisi produsen, pendapatan berarti jumlah penghasilan yang

diperoleh dari menjual barang hasil produksinya atau dengan kata lain

menghargakan produksi dengan suatu harga pasar tertentu (Gunawan dan

Lanang,1994).

3. Teori Produksi

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara

tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut

dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu

modal dan tanah jumlah dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi

dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat

diubah jumlahnya adalah tenaga kerja, (Sukirno, 2004).

Produksi merupakan hasil akhir dan proses atau aktifitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan atau output, lebih lanjut Putong (2002) produksi

atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan

suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari

bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

14

mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang

minimum (Joesron dan Fathorrozi, 2003).

Produksi merupakan konsep arus. Apa yang dimaksudkan dengan konsep

arus disini adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-

tingkat output per unit priode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa

diasumsikan konstan kualitasnya. Jadi bila kita berbicara mengenai peningkatan

produksi, itu berarti peningkatan output dengan mengasumsikan faktor-faktor lain

yang sekiranya berpengaruh tidak berubah sama sekali (konstan). Pemakaian

sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal

dihitung sebagai sediaan jasa, katakanlah mesin per jam, jadi bukan dihitung

sebagai jumlah mesinnya secara fisik, (Miller dan Miners, 1999).

Didalam teori produksi ini, dibedakan antara produksi jangka pendek

dengan jangka panjang. Produksi jangka pendek adalah analisa mengenai 18

produksi dimana produsen tidak dapat mengubah seluruh faktor produksinya.

Dengan demikian terdapat faktor produksi yang sifatnya tetap (fixed) dan faktor

produksi tidak tetap (variable) artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. Sedangkan

analisa produksi jangka panjang adalah analisa mengenai produksi dimana semua

faktor produksi yang digunakan adalah variable (semua faktor produksi dapat

diubah jumlahnya). Jadi, jelas yang membedakan jangka pendek dengan jangka

panjang adalah terletak pada penggunaan faktor produksi (Swasti Pudji

Widjajanti, 2004: 75). Produksi dapat ditingkatkan dengan cara (Soekartawi,

1990):

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

15

a) Menambah jumlah salah satu input yang digunakan.

b) Menambah jumlah beberapa input (lebih dari satu) dari input yang

digunakan.

4. Fungsi Produksi

Menurut Joesron dan Suhartati (2003) produksi merupakan hasil akhir dari

proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau

input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.

Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel

atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu

persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan

kombinasi input tertentu.

Menurut Soekartawi (2003), fungsi produksi adalah hubungan fisik antara

variable dependent (Y) dan variabel (X). Variabel yang dijelaskan biasanya

berupa output dan variabel yang menjelaskan biasanya berupa input.

Dalam hal pembahasan teori ekonomi produksi ini, banyak yang diminati

dan diaanggap penting, hal tersebut disebabkan beberapa hal antara lain :

a. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara

faktor produksi (input) dengan produksi (output) secara langsung dan

hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.

b. Dengan fungsi produksi maka peneliti dapat mengetahui antara variabel yang

dijelaskan (Y)dengan variabel penjelas. Secara sistematis hubngan ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

16

Y = f( , …, …………………… (Soekartawi,2003)

Keterangan :

Y= Hasil Produksi

X = Faktor Produksi

Dengan fungsi produksi seperti diatas, maka hubungan Y dan X dapat

diketahui dan sekaligus hubungan … … dan X lainnya dapat diketahui.

Input produksi sangat banyak dan yang perlu dicatat disini bahwa input

produksi hanyalah input yang tidak mengalami proses nilai tambah. Jadi didalam

fungsi produksi diatas tidak biasa dimasukkan material sebab dalam fungsi

produksi ada subtitusi antara faktor produksi. Hubungan antara input dan output

ini dalam dunia nyata sangat sering kita jumpai. Hubungan antara input dan

output dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, sekalipun ada

disekitar kita, belum banyak yang memahami berbagai model yang dapat

diterapkan untuk mempelajari pola hubungan antara input dan output.

5. Hasil Produksi

Hasil produksi merupakan jumlah keluaran (output) yang dapat diperoleh

dari proses produksi. pada dasarnya hasil produksi ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan manusia. Kebutuhan yang semakin bertambah perlu diimbangi dengan

peningkatan atau perluasan produksi, baik jumlah maupun mutunya. Usaha untuk

meningkatkan jumlah dan mutu hasil produksi dapat dilakukan melalui beberapa

cara berikut ini:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

17

a) Ekstensifikasi Ekstensifikasi yaitu menambah ataupun memperluas

faktor-faktor produksi.

b) Intensifikasi Intensifikasi yaitu memperbesar kemampuan berproduksi

tiap-tiap faktor produksi, tanpa menambah jumlah faktor produksi.

c) Diversifikasi Diversifikasi adalah cara memperluas usaha dengan

menambah jenis produksi.

d) Spesialisasi Spesialisasi atau pengadaan pembagia kerja yaitu masing

masing orang, golongan dan daerah menghasilkan barang-barang yang

sesuai dengan lapangan, bakat, keadaan daerah, iklim dan kesuburan

tanah. Dengan adanya pembagian kerja, hasil kerja dapat diperluas

sebagai barang-barang yang dihasilkan juga meningkat dan kualitas hasil

kerja akan lebih baik.

e) Menambah prasarana produksi Membuat/menambah prasarana produksi

seperti saluran atau bendungan untuk pengairan, jalan dan jembatan

untuk memperlancar pengangkutan bahan-bahan baku dan perdagangan.

(Daniel,2002: 121)

Pola bagi hasil adalah alternatif yang dikembangkan rata-rata masyarakat

nelayan untuk mengurangi resiko. Mempergunakan pola bagi hasil serta tidak

memberikan upah secara riil, pada kenyataannya lebih dapat meningkatkan

motivasi diantara awak dalam bekerja di laut. Pola bagi hasil juga akan dapat

mengurangi resiko bagi pemilik kapal serta menjaminnya, tidak memberi upah

yang tidak sepadan bilamana hasil tangkapannya sedang buruk. Hal ini terjadi

karena penghasilan nelayan yang tidak dapat ditentukan kepastiannya, tergantung

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

18

dari jumlah ikan yang ditangkap dan hasil penjualan yang dilakukannya (Acheson,

1981 dalam Mulyadi 2005: 76). Berdasarkan kajian di atas yang dimaksud dalam

hasil produksi pada nelayan di Pantai Sendangbiru dalam proses produksi pada

penelitian ini adalah hasil yang didapat nelayan dalam mencari ikan dilaut di ukur

dengan menggunakan satuan kg.

6. Nelayan dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Usaha nelayan adalah orang yang melakukan penangkapan di laut dan di

tempat yang masih dipengaruhi pasang surut, (Tarigan, 2000). Jadi bila ada yang

menangkap ikan di tempat budidaya ikan seperti tambak, kolam ikan, danau,

sungai tidak termasuk nelayan. Selanjutnya, menurut Tarigan (2000). Berdasarkan

pendapatnya, nelayan dapat dibagi menjadi :

a) Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan

seluruhnya dari perikanan.

b) Nelayan sambil utama, yakni nelayan yang sebagian besar pendapatnya

berasal dari perikanan.

c) Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil

pendapatnya berasal dari perikanan.

d) Nelayan musimam, yakni orang yang dalam musim-musim tertentu saja

aktif sebagai nelayan

Rendahnya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan yang

terefleksi dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal

dan eksternal masyarakat. Faktor internal misalnya pertumbuhan penduduk yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

19

cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lainnya yang

tidak mengandung modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari nelayan

sangat dipengaruhi oleh pola pikir nelayan itu sendiri. Faktor eksternal yang

mengakibatkan kemiskinan rumah tangga nelayan lapisan bawah antara lain

proses produksi didominasi oleh toke pemilik perahu atau modal dan sifat

pemasaran produksi hanya dikuasai kelompok tertentu dalam bentuk pasar

monopsoni, (Kusnadi, 2003).

Menurut Sujarno (2008) selain Biaya, jumlah tenaga kerja, pengalaman, dan

jarak tempuh ada tiga faktor lain yang mempengaruhi peningkatan pendapatan

nelayan yaitu :Ada tiga faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan usaha

nelayan dan diuraikan sebagai berikut:

a) Teknologi

Peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan

ikan(produksi) adalah alat penerangan (lampu) dan jaring.

b) Peralatan atau modal usaha nelayan adalah nilai dari pada peralatan yang

digunakan seperti:

1. Harga perahu, apakah mempergunakan mesin besar atau kecil yang

dimiliki nelayan.

2. Harga dari peralatan penangkapan ikan, misalnya jaring dan lain-

lain.

3. Tenaga kerja, banyak atau sedikit tenaga kerja yang digunakan

dalam melaut (menangkap ikan).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

20

c) Sosial Ekonomi

1. Umur, seseorang yang telah berumur 15 tahun ke atas baru disebut

sebagai nelayan, dibawah umur tersebut walaupun ia melaut tidak

disebut sebagai nelayan. Umur juga mempunyai pengaruh terhadap

pendapatan walaupun pengaruhnya tdk terlalu besar.

2. Pengalaman, apabila seseorang dianggap nelayan yang telah

berumur 15-30 tahun, diatas 30 tahun dianggap sebagai nelayan

yang berpengalaman. Hal ini merupakan kategori atau klasifikasi

untuk menentukan banyak jumlah tangkapan ikan dilaut.

3. Peralatan, apakah nelayan itu mempunyai peralatan sendiri dalam

melaut dan menangkap ikan atau tidak, jadi apabila iatidak

memiliki peraatan sendiri dan hanya menerima gaji maka ia

dikatakanlah ia buruh nelayan.

4. Anggota organisasi atau tidak anggota, Apakah nelayan tersebut

menjadi anggota organisasi atau tidak, dalam hal ini KUD

(Koperasi Unit Desa), disini dimaksud KUD adalah KUD nelayan

yang tujuannya adalah kelompok nelayan dan menyediakan

peralatan dan keperluan nelayan, sehingga apabila nelayan itu

menjadi anggotanya maka nelayan itu memperoleh kemudahan dan

kemurahan dalam melaksanakan usahannya yaitu nelayan.

5. Musim, musim sangat berpengaruh kepada keadaan kehidupan

nelayan yaitu musim barat dan musim timur. Dalam satu tahun ada

dua musim yaitu musim timur dari bulan Maret sampai Agustus,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

21

umumnya gelombang besar, pasang tinggi,arus deras, curah hujan

selalu terjadi, keadaan demikian ini pada umumnya nelayan sangat

jarang ke laut karena takut bahaya, jadi produksi sedikit dan harga

ikan akan tinggi. Pada musim barat biasanya dari September sampai

Februari keadaan pasang tidak terlalu tinggi, arus tidak terlampau

deras, gelombang tidak terlampau besar. Pada musim inilah nelayan

banyak mendapat ikan. Disamping kedua musim tersebut dalam

setahun, ada lagi pengaruh musim bulanan yaitu pada bulan

purnama. Pada bulan purnama atau terang arus akan deras dan

pasang akan tinggi. Sebaliknya pada bulan gelap, gelombang akan

kecil, arus tidak bergerak yang disebut dengan istilah pasang mati.

Pada kedua keadaan ini nelayan akan kurang mendapatkan ikan dan

harga ikan akan tinggi apalagi pada musim timur keadaan ini

umumnya nelayan tidak akan turun melaut, kalaupun turun melaut

hanya dipinggir saja.

Kegiatan spekulatif dalam penangkapan ikan semakin meningkat ketika

kondisi tangkap melanda. Dalam keadaan yang demikian, sulit membedakan

antara masa musim ikan dan masa paceklik, (kusnadi, 2003).

Ikan adalah komoditi yang mudah rusak dan busuk, jadi penyampaiannya

dari produsen (nelayan) kepada konsumen harus cepat agar kualitas atau

kondisinya tidak rusak atau busuk kalau ikan itu diolah. Kondisi atau keadaan

ikan ini sangat berpengaruh kepada harga ikan, demikian juga nilai gizinya. Jadi

dalam hal ini dilihat nilai efisiensi dari penggunaan tata niaga perikanan tersebut,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

22

dari produsen ke konsumen berarti semakin baik dan semakin efisien tata

niaganya dan kriterianya adalah sebagai berikut :

a) Panjang atau pendeknya saluran distribusi yang dilalui oleh hasil

produksi dalam hal ini ikan dari nelayan sampai kepada konsumen.

Banyak atau sedikitnya dari jumlah pos-pos yang terdapat pada saluran

distribusi tersebut. Apabila banyak mengakibatkan panjang (jauhnya)

jarak antara produsen dan konsumen akhir yang artinya makin tidak

efisien.

b) Menambah keuntungan atau tidak yaitu setiap pos saluran distribusi

tersebut apakah menambah keuntungan atau tidak bagi nelayan. Dalam

hal ini kita bandingkan dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dan

meneliti apakah ada korelasi antara hal-hal diatas tadi akan menambah

atau memperbesar pendapatan nelayan. Meningkatnya tangkapan

nelayan berarti meningkatkan kesejahtraan nelayan tersebut. Demikian

juga hal tersebut menunjang program pemerintah yaitu pengentasan

kemiskinan.

7. Pengalaman Kerja

Menurut Notoadmojo (2003) Pengetahuan adalah hasil dari “Tahu” dan ini

terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil

keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Dari uraian

tersebut pengalaman kerja dapat memberikan keuntungan bagi seseorang dalam

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

23

melaksanakan kegiatan kerja sehingga seseorang tersebut tidak merasa kesulitan

dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamus Besar Bahasa Indonesia

dalam Rofi (2012), pengalaman kerja di definisikan sebagai suatu kegiatan atau

proses yang pernah dialami oleh seseorang ketika mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya (Balai Pustaka Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan,1991). Pengalaman Kerja merupakan modal utama seseorang untuk

terjun dalam bidang tertentu (Sastrohadiwiryo 2005).

Pengalaman kerja adalah kegiatan-kegiatan dalam hal sama yang telah

dilalui. Menurut (lipsey, 2001) produk total akan berubah menurut banyak

sedikitnya variabel yang digunakan. Semakin lama pengalaman kerja seseorang

dalam melakukan kegiatan sejenis, maka pengalaman-pengalaman pada kegagalan

semakin menurun.

Selain itu pendapat tokoh lain yaitu Pengalaman Kerja adalah sesuatu atau

kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan dalam menjalankan tugas-tugas

yang dibebankan (Nitisemito, 2000). Artinya kemudahan dan kesulitan yang

dimiliki seseorang dalam suatu pekerjaan akan dipengaruhi oleh seseorang

tersebut memiliki pengalaman kerja.

Pengalaman sebagai nelayan secara langsung maupun tidak, memberikan

pengaruh kepada hasil penangkapan ikan. Semakin lama seseorang mempunyai

pengalaman sebagai nelayan, semakin besar hasil dari penangkapan ikan dan

pendapatan yang diperoleh, (Yusuf, 2003).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

24

8. Jam Kerja

Dalam Undang-Undang diatur tentang lamanya jam kerja. Jam Kerja adalah

waktu melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari.

Jam Kerja bagi para pekerja di sector swasta diatur dalam Undang-Undang No.13

tahun 2003 tentang Ketenagkerjaan, khusunya pasal 7 sampai dengan pasal 85.

Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk

melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2

sistem seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu : 7 jam kerja dalam 1 hari atau

40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu, atau 8 jam kerja

dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1

minggu.

Curahan jam kerja adalah Jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh tenaga

kerja dengan menggunakan satuan jam kerja perminggu, Lipsey (1985) dalam

Kiransari (2010).

Curahan kerja dalam kehidupan nelayan di Indonesia ditentukan oleh lama

operasi melaut nelayan. Penangkapan ikan ini dilakukan pada jam 15.00 – 03.00

Wib untuk waktu pemberangkatan sore hari dan jam 22.00 – 08.00 Wib untuk

waktu pemberangkatan pada malam hari, karena semakin lama nelayan di lautan

maka waktu untuk mencari ikan juga semakin banyak dan dapat diasumsikan

semakin banyak waktu di lautan maka ikan yang dihasilkan juga semakin banyak

tergantung dari ikan yang didapat karena tidak ada kepastian. Lamanya waktu

yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal antara 10 –

15 jam.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

25

Hasil penelitian Jafar (1994) dan Tjiptoroso (1993) dalam firdausa (2012),

membuktikan adanya hubungan langsung antara jam kerja dengan tingkat

pendapatan. Setiap penambahan waktu operasi akan makin membuka peluang

bagi bertambahnya hasil yang didapatkan.

9. Jarak Tempuh Melaut

Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang lazim dilakukan oleh

nelayan. Pertama adalah pola penangkapan ikan lebih dari satu hari. Penangkapan

ikan seperti ini merupakan penangkapan ikan lepas pantai. Jauh dekatnya daerah

tangkapan dan besar kecilnya perahu yang digunakan menentukan lamanya

melaut. Kedua adalah pola penangkapan ikan satu hari. Biasanya nelayan

berangkat melaut sekitar 14.00 mendarat kembali sekitar jam 09.00 hari

berikutnya. Penangkapan ikan seperti ini biasanya dikelompokkan juga sebagai

penangkapan ikan lepas pantai. Ketiga pola penangkapan ikan tengah hari.

Penangkapan ikan seperti ini merupakan penangkapan ikan dekat pantai.

Umumnya berangkat sekitar jam 03.00 dini hari atau setelah subuh, dan kembali

mendarat pagi harinya sekitar pukul 09.00. Masyhuri (1999), Pada umumnya

penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam waktu yang lebih lama dan

lebih jauh dari sasaran tangkapan ikan mempunyai banyak kemungkinan

memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan

pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat pantai.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

26

C. Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel

bebas dan variabel terikat. Berdasar pada uraian sebelumnya maka kerangka

pemikiran penelitian ini adalah pendapatan nelayan buruh (sebagai variabel

terikat) yang dipengaruhi oleh pengalaman kerja, jam kerja, dan jarak tempuh

melaut (sebagai variabel bebas).

Dalam kegiatan penangkapan ikan di laut membutuhkan pengalaman kerja,

dimana pengalaman tersebut berpengaruh terhadap produksi sehinga berpengaruh

terhadap pendapatan buruh nelayan, pengalaman merupakan fungsi dari

pendapatan atau keuntungan, karena semakin lama pengalaman kerja seseorang

dalam melakukan kegiatan sejenis, maka pengalaman-pengalaman pada kegagalan

semakin menurun.

Faktor jam kerja buruh nelayan merupakan kegiatan yang dilakukan dari

jam 15.00 – 03.00 maksimal 10 – 15 jam, karena semakin lama nelayan di lautan

maka waktu untuk mencari ikan juga semakin banyak dan dapat diasumsikan

semakin banyak waktu di lautan maka ikan yang dihasilkan juga semakin banyak

tergantung dari ikan yang didapat karena tidak ada kepastian, hal tersebut juga di

pengaruhi oleh jarak tempuh melaut, pada umumnya penangkapan ikan lepas

pantai yang dilakukan dalam jarak yang lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan

ikan mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan

(produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan lebih besar

dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat pantai.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/37176/3/jiptummpp-gdl-danielagus-50448-3-babii.pdf · Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

27

Pengalaman kerja (X1)

Dengan demikian kerangka pemikiran hubungan antara pengalaman kerja,

jam kerja, dan jarak tempuh melaut terhadap pendapatan buruh nelayan dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, dapat

dibuat hipotesis Diduga ada pengaruh positif antara pengalaman kerja, jam kerja,

jarak tempuh melaut terhadap pendapatan buruh nelayan di Pantai Sendangbiru

Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.

Pendapatan (Y) Jam kerja (X2)

Jarak tempuh melaut

(X3)