BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB...

21
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum) Linimentum umumnya adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai sifat rubefacient melemaskan otot atau menghangatkan, digunakan sebagai obat luar. Linimentum analgetik dan linimentum yang melemaskan otot digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit menggunakan kain flannel panas atau bahan lain yang cocok. Linimentum yang menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan sambil memijat dan mengurut (Anief, 2008:75). Linimentum dengan pembawa alkohol atau hidroalkohol berguna dalam hal rubefasien, linimentum berlemak umumnya digunakan untuk mengurut/memijit. Linimentum berlemak kurang menimbulkan iritasi pada kulit dibanding linimentum beralkohol. Karena itu pembawa linimentum harus dipilih berdasarkan macam kerja yang diinginkan ( rubefacient, menghilangkan iritasi atau hanya untuk pijit) dan juga berdasarkan pada kemampuan larutnya komponenkomponen yang diinginkan dalam berbagai macam pelarut. Untuk linimentum berlemak, pelarut dapat berupa minyak padat seperti minyak almond, minyak kacang, minyak sesami, minyak biji kapas atau bahan-bahan yang mudah menguap. Semua linimentum harus menggunakan label yang menerangkan bahwa linimentum, hanya sesuai untuk pemakaian luar dan tidak boleh untuk pemakaian dalam. Linimentum harus disimpan dalam wadah tertutup. Linimentum dibuat dalam cara yang sama dengan membuat larutan emulsi atau suspensi tergantung pada keadaan kasusnya (Ansel, 2005:532). Berdasarkan Formularium Indonesia, 1972 : 74 terdapat berbagai formula linimentum sebagai berikut: 1. Linimentum Ammoniae (Obat Gosok Amonia) Asam Olenik kasar 1 Minyak Wijen 1 Amonia 79 Campur 20

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Gosok (Linimentum)

Linimentum umumnya adalah sediaan cair atau kental, mengandung

analgetikum dan zat yang mempunyai sifat rubefacient melemaskan otot atau

menghangatkan, digunakan sebagai obat luar. Linimentum analgetik dan

linimentum yang melemaskan otot digunakan dengan cara mengoleskan pada

kulit menggunakan kain flannel panas atau bahan lain yang cocok. Linimentum

yang menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan sambil

memijat dan mengurut (Anief, 2008:75).

Linimentum dengan pembawa alkohol atau hidroalkohol berguna dalam

hal rubefasien, linimentum berlemak umumnya digunakan untuk

mengurut/memijit. Linimentum berlemak kurang menimbulkan iritasi pada

kulit dibanding linimentum beralkohol. Karena itu pembawa linimentum harus

dipilih berdasarkan macam kerja yang diinginkan (rubefacient, menghilangkan

iritasi atau hanya untuk pijit) dan juga berdasarkan pada kemampuan larutnya

komponen–komponen yang diinginkan dalam berbagai macam pelarut. Untuk

linimentum berlemak, pelarut dapat berupa minyak padat seperti minyak

almond, minyak kacang, minyak sesami, minyak biji kapas atau bahan-bahan

yang mudah menguap. Semua linimentum harus menggunakan label yang

menerangkan bahwa linimentum, hanya sesuai untuk pemakaian luar dan tidak

boleh untuk pemakaian dalam. Linimentum harus disimpan dalam wadah

tertutup. Linimentum dibuat dalam cara yang sama dengan membuat larutan

emulsi atau suspensi tergantung pada keadaan kasusnya (Ansel, 2005:532).

Berdasarkan Formularium Indonesia, 1972 : 74 terdapat berbagai formula

linimentum sebagai berikut:

1. Linimentum Ammoniae (Obat Gosok Amonia)

Asam Olenik kasar 1

Minyak Wijen 1

Amonia 79

Campur 20

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

7

2. Linimentum Capsici Dompositom (Obat Gosok Cabe)

Minyak kayu putih 3

Kamfer 3

Tingtur cabe 100

Amonia 10% 50

Chloroform 100

Etanol 50% 500

3. Linimentum Benzyli Benzoatis (Obat Gosok Benzilbenzoat)

Benzilbenzoat 15

Paraffin cair 5

Asam stearat 10

Span 60 75

Tween 60 3

Air 60

Nipagin 10/00

Berdasarkan Formularium Nasional, 1978 : 194 formulasi dasar obat

gosok (linimentum) adalah sebagai berikut:

Tiap 100 ml mengandung:

Metylis Salicylas 25 ml

Mentholum 4 g

Oleum Eucalypti 10 ml

Oleum Arachidis hingga 100 ml

Menurut Anief (2008) cara pembuatan linimentum adalah sebagai berikut:

a. Linimentum Calcis

Dibuat dengan menggojok oleum lini dan solutio calcii hydroxydum sama

banyak, asam lemak yang bebas dari oleum lini akan membentuk sabun

calcium yang berfungsi sebagai emulgator. Tipe emulsi yang terjadi adalah air

dalam minyak. Obat-obat yang ditambahkan bila larut dalam minyak dilarutkan

dulu dalam minyak dengan digerus.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

8

b. Ammoniae Linimentum

Dibuat dengan menggojok oleum sesami yang telah ditambahi dengan acidum

oleinicum dengan ammonia dalam botol. Tipe emulsi yang terjadi adalah

minyak dalam air, karena sabun yang terjadi sebagai emulgator adalah sabun

amonia suatu sabun monovalen.

B. Lada Hitam dan Cabai Merah

1. Lada Hitam

Gambar 2.1 Tanaman Lada Hitam Gambar 2.2 Lada Hitam

(Dokumen Pribadi)

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum L. (Marjoni, 2017:110)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

9

b. Morfologi

Buah lada hitam berbentuk hampir bulat, warna coklat kelabu sampai hitam

kecoklatan, garis tengah 2,5-6 mm, permukaan berkeriput kasar, dalam, serupa

jala, pada ujung buah terdapat sisa dari kepala putik yang tidak bertangkai,

pada irisan membujur tampak perikarp yang tipis, sempit dan berwarna gelap

menyelubungi inti biji yang putih dari biji tunggal, perikarp melekat erat pada

biji, hampir seluruh inti biji terdiri dari perisperm: bagian tengah dan ujung

perisperm berongga, bagian ujung perisperm menyelubungi endosperm yang

kecil, embrio sangat kecil, terbenam dalam endosperm (Depkes RI, 1980:105).

c. Kandungan

Minyak atsiri lada hitam mengandung felandren, dipenten, kariopilen,

enthoksilin, limonene, alkaloida, piperina dan kavisina (Depkes RI,1980:108).

Lada hitam mengandung suatu zat kristalin yang dinamakan piperin dengan

hidrolisis menghasilkan alkaloid-alkaloid piperilin dan asam piperin, selian itu

mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142).

Piperin adalah senyawa alkaloid yang paling banyak terkandung dalam lada

hitam dan diketahui berkhasiat sebagai obat analgesik, antipiretik,

antiinflamasi, antibakteri serta memperlancar proses pencernaan (Meghwal dan

Goswami, 2012:5).

d. Manfaat

Manfaat lada hitam yaitu karminativ, iritasi lokal (Depkes RI, 1980:108).

Kandungan piperin pada lada hitam memiliki banyak manfaat seperti

kharminativa, iritasi lokal, melancarkan menstruasi, asma dan perut kembung

(Marjoni, 2017:111).

Buah lada hitam sering dimanfaatkan untuk mengobati diare, antiinflamasi,

antitiroid, hepatoprotektan, dan perut mulas. Di Afrika Barat, buah lada hitam

digunakan untuk mengobati bronkhitis, gastritis, rematik, dan sebagai agen

antivirus (Ahmad et al, 2012:1945-1946).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

10

2. Cabai Merah

Gambar 2.3 Tanaman Cabai Merah Gambar 2.4 Cabai Merah

(Dokumen Pribadi)

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annuum L. (Cronquist,1981 dalam Sutrisni,2016:6)

b. Morfologi

Cabai merah adalah tanaman terna yang tegak, berumur pendek atau panjang,

batang dengan cabang-cabang banyak, mencapai tinggi 1-2,5 m. Daun tersebar

atau 2-3 daun yang tak sama besar bergerombol, bangun bulat telur memanjang

atau jorong-bangun lanset, pangkal meruncing lancip, ujung runcing. Bunga

bergelantungan, kelopak bunga lonceng, tidak berambut, bergigi 5, tetap tidak

gugur (Tjitrosoepomo, 2005:340).

Buah berbentuk kerucut atau bulat panjang dengan ujung meruncing, lurus atau

bengkok, panjang 3-5 cm sampai 10 cm lebar 0,5 cm sampai 2 cm, permukaan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

11

licin mengkilap, buah berongga, bagian ujung beruang 1 sedang bagian

pangkal beruang 2 atau 3, warna merah, coklat kemerahan atau jingga, jarang

berwarna kuning. Biji banyak, relatif besar, berbentuk bundar atau segitiga

pipih, warna kuning muda sampai kuning jingga, terlepas atau melekat pada

plasenta (Depkes RI, 1979:38-40).

c. Kandungan

Cabai merah merupakan tanaman yang mempunyai banyak kandungan. Dari

tumbuhan ini digunakan biji dari buahnya yang sudah masak yang disebut

fructus capsici yang sudah masak atau belum untuk pembuatan sambel atau

memberi rasa pedas pada beberapa masakan. Buah yang masak itu dapat juga

dikeringkan, merupakan bahan yang mengandung capcaisin (capsacutin),

alkaloid yang mudah menguap, vitamin C, resin, minyak lemak, dan lain-lain

(Tjitrosoepomo, 2005:340). Capsaicin merupakan zat yang menimbulkan rasa

pedas, terdapat pada biji dan plasenta buah cabai merah (Prajnanta, 1999 dalam

Sutrisni, 2016:8). Kandungan kapsaicinoid dipengaruhi oleh usia buah cabai,

dengan kandungan paling tinggi dicapai saat buah sudah tua akan tetapi belum

masak yang ditandai dengan perubahan warna dari hijau atau kuning pucat ke

merah saat memasuki usia 50 hari (Sukrasno, 1997:31).

d. Manfaat

Selain mempunyai banyak kandungan, buah cabai merah ini juga mempunyai

banyak manfaat terutama sebagai bumbu masakan untuk memberikan sensasi

pedas. Selain itu, buah tanaman ini juga berkhasiat sebagai stimulans, obat

sakit perut, dan perlawanan gatal-gatal (Tjitrosoepomo, 2005:340). Kandungan

capsaicin pada cabai merah memiliki efek farmakologis dalam saluran

pencernaan, penurun berat badan dan sebagai analgesik. Ketika diterapkan

secara lokal pada kulit, capsaicin akan menghasilkan sensasi rasa panas

(Escogido el all, 2011:1261).

Capsaicin juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan obat gosok antirematik

dalam bentuk krim maupun dalam bentuk koyo cabai. Selain itu capsaicin juga

mengandung zat mucokinetik, yaitu zat yang mampu mengatur, mengurangi,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

12

atau mengeluarkan lendir dari paru-paru. Oleh karena itu, cabai merah sangat

membantu bagi penderita bronkhitis, mencegah influenza, sinusitis, demam,

dan asma dalam proses pengeluaran lendir (Sutrisni, 2016:8).

C. Minyak Lada Hitam dan Biji Cabai Merah

1. Minyak Lada Hitam

Gambar 2.5 Minyak Lada Hitam

(Dokumen Pribadi)

Gamber 2.6 Struktur Piperin

(Mhaske et all, 2018:2)

Minyak atsiri merupakan bagian kecil dari material tanaman yang

memberikan aroma khas dan memberikan rasa dan bau yang sangat berkaitan

erat dengan tanaman itu sendiri. Minyak atsiri adalah minyak yang

merupakan campuran dari 90% hidrokarbon dan 10% terpene teroksigenasi

dan senyawa aromatik. Fraksi hidrokarbon terdiri dari monoterpene (70-80%)

dan sesquiterpene (20-30%) yang memunculkan rasa yang diinginkan dari

lada. Meskipun terpene teroksigenasi adalah bagian terkecil dari minyak

atsiri, tetapi mereka berkontribusi terhadap aroma khas dari minyak lada.

Minyak atsiri lada hitam dengan rumus molekul C17H19NO3 telah banyak

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

13

digunakan dalam parfum, industri makanan dan minuman, serta untuk

menghangatkan dan memberikan energi untuk menyembuhkan infeksi saluran

pernapasan dan untuk meredakan sakit otot dan nyeri. Minyak lada dapat

disimpan lebih mudah dan aman daripada bubuk lada (Kumoro dkk, 2009:9).

2. Identifikasi Minyak Lada Hitam

Lada hitam bersifat pedas dan beraroma sangat khas. Salah satu

kandungan kimia yang terdapat dalam lada hitam adalah minyak atsiri.

Kebutuhan minyak atsiri dunia setiap tahun semakin meningkat seiring

dengan meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum,

kosmetik, makanan, aroma terapi dan obat-obatan (Feriyanto dkk, 2013:93).

Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan berbagai macam metode

seperti penyulingan dengan uap langsung, pengepresan, ekstraksi dengan

pelarut menguap, ekstraksi dengan lemak padat. Namun, sebagian besar

minyak atsiri diperoleh melalui metode penyulingan air (hidrodistilasi)

(Lutony dan Rahmayati, 1994 dalam Anggraini dkk, 2018:124).

Untuk mendapatkan minyak atsiri yang memenuhi persyaratan dan mutu

yang baik, minyak atsiri harus diidentifikasi dengan cara umum maupun

khusus.

Menurut Syamsuni (2006:279) identifikasi minyak atsiri secara umum

meliputi:

1. Teteskan 1 tetes minyak atsiri di atas air, permukaan air tidak keruh.

2. Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara

penyulingan uap, tidak terjadi noda transparan.

3. Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh dalam volume sama,

biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.

Identifikasi minyak lada hitam secara khusus dapat dilakukan dengan

identifikasi warna, berat jenis dan kelarutan dalam etanol (Anggraini dkk,

2018:125).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

14

a. Identifikasi warna

Minyak atsiri dari distilasi lada hitam yang diperoleh dipipet sebanyak 10

ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, hindari adanya gelembung udara.

Tabung reaksi berisi sampel disandarkan pada kertas berwarna putih.

Warnanya diamati dengan mata langsung, jarak pengamatan antara mata

dan contoh 30 cm (SNI 06-2388-2006:2). Warna merupakan salah satu

parameter kualitas minyak atsiri. Standar minyak atsiri lada hitam

Indonesia warnanya adalah yang tidak berwarna, kuning, hijau dan biru

(ISO 3061:2008:1).

b. Berat jenis

Piknometer dicuci dan dibersihkan, kemudian dibilas berturut-turut dengan

etanol dan dietil eter. Bagian dalam piknometer tersebut dikeringkan

dengan arus udara kering dan ditutup. Piknometer dibiarkan di dalam

lemari timbangan selama 30 menit dan ditimbang. Piknometer diisi dengan

air suling yang telah dididihkan dan dibiarkan pada suhu ruang, sambil

menghindari adanya gelembung-gelembung udara. Kemudian piknometer

dicelupkan ke dalam penangas air pada suhu ruang selama 30 menit dan

dikeringkan piknometer. Piknometer dibiarkan dalam lemari timbangan

selama 30 menit, ditimbang dengan isinya.

Piknometer tersebut dikosongkan, dicuci dengan etanol dan dietil eter,

dikeringkan dengan arus udara kering. Piknometer diisi dengan contoh

minyak dan dihindari adanya gelembung udara. Piknometer dicelupkan

kembali ke dalam penangas air pada suhu ruang selama 30 menit. Sisipkan

tutupnya dan dikeringkan piknometer tersebut. Piknometer ditimbang

selama 30 menit hingga diperoleh berat konstan (SNI 06-2388-2006:2-3).

Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu

dan kemurnian minyak atsiri dengan standar yang ditetapkan yaitu 0,861

sampai 0,885 (ISO 3061:2008:1).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

15

c. Indeks bias

Air dialirkan melalui refraktometer hingga temperatur sesuai dengan

pembacaan. Temperatur tidak boleh berbeda lebih dari ± 2˚C dari

temperatur referensi dan harus dipertahankan dengan toleransi ± 0,2˚C.

Sebelum minyak ditaruh di dalam alat, minyak tersebut harus berada pada

temperatur yang sama dengan temperatur dimana pengukuran akan

dilakukan yaitu temperatur 20˚C. Kemudian pembacaan dilakukan pada

saat temperatur sudah stabil (SNI 06-2388-2006:3-4). Standar minyak

atsiri lada hitam Indonesia yang mensyaratkan 1,480 sampai 1,493 (ISO

3061:2008:2).

d. Putaran optik

Sumber cahaya dinyalakan dan ditunggu sampai diperoleh kilauan yang

penuh. Tabung polarimeter diisi dengan sampel minyak yang sebelumnya

telah ditepatkan pada temperatur 20˚C, diusahakan agar gelembung-

gelembung udara tidak terdapat di dalam tabung polarimeter. Tabung

diletakkan di dalam polarimeter dan dibaca putaran optik dekstro (+) atau

levo (-) dari minyak, pada skala yang terdapat pada alat. Temperatur

sampel dalam tabung diukur dan dipastikan pada 20˚C ± 1˚C

menggunakan termometer yang disisipkan pada lubang di tengah-tengah

polarimeter. Hasil rata-rata dari sedikitnya tiga pembacaan dicatat, masing-

masing pembacaan harus sesuai di sekitar 0,08˚ (SNI 06-2388-2006:7).

Standar minyak atsiri lada hitam Indonesia yang mensyaratkan (-17°)

sampai (-6°) (ISO 3061:2008:2).

e. Kelarutan dalam etanol

Minyak atsiri sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan

ditambahkan 3 ml etanol 95% setetes demi setetes lalu dikocok. Setelah itu

dilihat kelarutan minyak atsiri dalam etanol (SNI 06-2388-2006:4). Hasil

kelarutan dalam etanol harus memenuhi standar yang ditetapkan dengan

mensyaratkan 1 ml minyak atsiri dalam 3 ml alkohol 95% (ISO

3061:2008:2).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

16

3. Minyak Biji Cabai Merah

Gambar 2.7 Minyak Biji Cabai Merah

(Dokumen Pribadi)

Gambar 2.8 Struktur Capsaicin

(Sari, 2009:15)

Cabai merah mengandung komponen minyak menguap (volatile oil),

minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen

pemberi bau yang khas. Rasa pedas yang utama pada biji cabai merah

disebabkan oleh adanya senyawa capsaicin. Capsaicin adalah senyawa

alkaloid yang stabil dengan rumus molekul C18H27NO3 , tidak terpengaruh

oleh suhu dingin dan panas, tidak memiliki bau, rasa dan warna (Todd dkk.,

1977 dalam Thaib dkk, 2015:72).

4. Identifikasi Minyak Biji Cabai Merah

Penetapan kadar minyak atsiri simplisia biji cabai merah dilakukan dengan

metode destilasi air karena sampel yang digunakan berupa simplisia kering.

Ekstrak minyak atsiri yang didapat kemudian diuji organoleptiknya dengan

uji makroskopis yang bertujuan untuk mengetahui standar minyak atsirinya

(Wahyuni dkk, 2016:65).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

17

Menurut Syamsuni (2006:279) identifikasi minyak atsiri secara umum

meliputi:

1. Teteskan 1 tetes minyak atsiri di atas air, permukaan air tidak keruh.

2. Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara

penyulingan uap, tidak terjadi noda transparan.

3. Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh dalam volume sama,

biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.

Pada uji organoleptik dan makroskopis minyak atsiri biji cabai merah

meliputi warna, bau, rasa, dan bentuk (Wahyuni dkk, 2018:65-66).

a. Warna

Untuk warna minyak atsiri biji cabai merah pada dasarnya dalam keadaan

segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri tidak berwarna. Namun

pada penyimpanan minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin

yang akan merubah warnanya menjadi lebih gelap. Untuk mencegah

terjadinya perubahan warna minyak atsiri harus terlindung dari cahaya dan

disimpan dalam botol yang berwarna gelap. Penggunaan bahan pada

proses penyulingan juga mempengaruhi perubahan warna pada minyak

yang dihasilkan. Pada prinsipnya alat penyulingan sebaiknya terbuat dari

stainless steel, sedangkan pada penelitian bahan alat penyulingan terbuat

dari bahan gelas/kaca (Kardinan, 2003 dalam Wahyuni dkk, 2018:66).

b. Bau

Ekstrak mempunyai bau khas biji cabai merah, hal ini menunjukkan

adanya minyak atsiri yang terekstraksi. Hal ini telah sesuai dengan syarat

bahwa minyak atsiri memiliki bau yang sesuai dengan zat berbau yang

terkandung pada bagian tanaman asalnya (Syamsuni, 2006:282).

c. Rasa

Rasa dari ekstrak simplisia biji cabai merah adalah pedas. Sifat yang

menonjol dari minyak atsiri diantaranya adalah mempunyai rasa yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

18

tajam dan sama seperti simplisia atau tergantung dari komponen

penyusunnya (Syamsuni, 2006:279).

d. Bentuk

Minyak atsiri yang didapat dari hasil destilasi simplisia biji cabai merah

berbentuk cairan. Dalam Encyclopedia of Chemical Technology

menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada

umumnya berwujud cairan yang diperoleh dari bagian tanaman dengan

cara penyulingan uap (Sastrohamidjojo, 2004:2).

D. Formulasi Obat Gosok (Linimentum)

1. Formulasi Obat Gosok (Linimentum)

Berdasarkan Formularium Nasional, 1978 : 194 formulasi dasar obat

gosok (linimentum) adalah sebagai berikut:

Tiap 100 ml mengandung:

Metylis Salicylas 25 ml

Mentholum 4 g

Oleum Eucalypti 10 ml

Oleum Arachidis hingga 100 ml

2. Bahan Obat Gosok (Linimentum)

a. Metylis Salicylas

Gambar 2.9 Stuktur Metylis Salicylas

(Depkes RI, 1995:551)

Metylis salicylas dengan rumus molekul C8H8O3 diperoleh secara sintetik

atau diperoleh dari maserasi dan dilanjutkan dengan destilasi uap daun

Gautheria procumbens Linne. Methylis salicylas berbentuk cairan, tidak

COOCH3

OH

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

19

berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau khas dan rasa seperti

gandapura. Mendidih antara 219˚ dan 224˚ disertai peruraian. Kelarutan sukar

larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam asam asetat glasial (Depkes RI,

1995:551). Metylis salicylas berkhasiat sebagai antiiritan (Depkes RI,

1979:379).

b. Mentholum

Gambar 2.10 Stuktur Mentholum

(Depkes RI, 1995:529)

Mentholum dengan rumus molekul C10H20O merupakan hablur heksagonal

atau serbuk hablur, tidak berwarna, biasanya berbentuk jarum, atau massa

yang melebur, bau enak seperti minyak permen. Kelarutan sukar larut dalam

air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam

heksana, mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam minyak mineral, dan

dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri (Depkes RI, 1995:529).

Kegunaan sebagai korigen dan anti-iritan (Depkes RI, 1979:362).

c. Oleum Eucalypti

Gamber 2.11 Struktur Sineol

(Irvan dkk, 2015:53)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

20

Oleum eucalypti merupakan minyak atsiri yang mengandung sineol C10H19O

tidak kurang dari 70,0% diperoleh dengan destilasi uap dan rektifikasi dari

daun segar atau ujung cabang dari berbagai spesies Eucaluptus. Oleum

eucalypti berbentuk cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau aromatis

seperti kamfer, rasa menusuk seperti kamfer diikuti rasa dingin (Depkes RI,

1995:627).

d. Oleum Arachidis

Gambar 2.12 Struktur Asam Oleat

(Ghozali dkk, 2018:65)

Oleum arachidis merupakan minyak lemak yang telah dimurnikan, diperoleh

dengan pemerasan biji Arachis hpyogeae yang berupa cairan berwarna kuning

pucat, bau lemah, rasa tawar yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak

zaitun (Depkes RI, 1979:452). Minyak kacang tanah mengandung 41.3-

67.4% asam oleat dengan rumus molekul C18H34O2 dan 13.9-35.4% asam

linoleat dengan rumus molekul C18H30O2 (Suryani dkk, 2016).

E. Evaluasi Mutu Obat Gosok (Linimentum)

Beberapa pengujian yang dilakukan dalam proses evaluasi mutu obat

gosok (linimentum) antara lain uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji

volume terpindahkan, uji viskositas, dan uji kesukaan.

1. Uji Organoleptik

Uji organoleptik merupakan cara pengujian dengan menggunakan alat

indera manusia sebagai alat ukur terhadap penelitian suatu produk. Indera

manusia adalah instrumen yang digunakan dalam analisis sensor, terdiri dari

indera penglihatan, penciuman, pencicipan, peradaban, dan pendengaran.

Penilaian kualitas sensorik produk bisa dilakukan dengan melihat bentuk,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

21

ukuran, kejernihan, kekeruhan, warna, dan sifat-sifat permukaan dengan

indera penglihatan (Setyaningsih dkk, 2010:7-8)

Bau atau aroma merupakan sifat sensori yang paling sulit untuk

diklasifikasikan dan diperjelas karena ragamnya yang begitu besar.

Penciuman dapat dilakukan terhadap produk secara langsung (Setyaningsih

dkk, 2010:9).

Indera peraba terdapat pada hampir semua permukaan tubuh, beberapa

bagian seperti rongga mulut, bibir, dan tangan lebih peka terhadap sentuhan.

Untuk menilai tekstur suatu produk dapat dilakukan perabaan menggunakan

ujung jari tangan. Biasanya bahan yang akan dinilai diletakkan antara

permukaan ibu jari, telunjuk, atau jari tengah. Penilaian dilakukan dengan

menggosok-gosokkan jari tersebut ke bahan yang diuji diantara kedua jari

(Setyaningsih dkk, 2010:11).

2. Uji pH

pH kulit normal manusia berkisar antara 4,5 – 6,5. Semakin asam suatu

bahan yang mengenai kulit dapat mengakibatkan kulit menjadi kering, pecah-

pecah, dan mudah terkena infeksi. Maka pengukuran pH pada suatu sediaan

diperlukan (Tranggono dan Latifah, 2007:21). Evaluasi pH dilakukan dengan

menggunakan alat bernama pH meter.

3. Uji Homogenitas

Sediaan diamati secara subjektif dengan cara mengoleskan sedikit obat

gosok (linimentum) di atas kaca objek dan dan diamati susunan partikel yang

terbentuk atau ketidakhomogenan partikel terdispersi dalam obat gosok

(linimentum) yang terlihat pada kaca objek (Depkes RI, 1979:33).

4. Uji Volume Terpindahkan

Uji ini dilakukan dengan sebagai jaminan bahwa sediaan yang dikemas

dalam wadah, jika dipindahkan dari wadah aslinya, akan memberikan volume

sediaan seperti yang tertera pada etiket (Depkes RI, 1995:1089).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

22

5. Uji Viskositas

Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan

hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang

diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan

datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang

diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan

kekentalannya. Metode yang umum digunakan untuk pengukuran kekentalan

meliputi penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu

cairan untuk mengalir melalui kapiler. Banyak jenis viskometer tabung

kapiler telah dirancang, viskometer Ostwald adalah yang paling sering

digunakan (Depkes RI, 1995:1037-1038).

6. Uji Kesukaan

Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis diminta tanggapan

pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). Mereka juga

mengemukakan tingkat kesukaanya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut

skala hedonik. Tingkatan kesukaan meliputi “suka”, “tidak suka” atau

“netral” (Setyaningsih dkk, 2010:59).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

23

Sediaan Obat

Gososk

(Linimentum)

Lada hitam dan

Cabai merah

Minyak lada

hitam dan biji

cabai merah

Formulasi dan pembuatan obat gosok

(linimentum) minyak lada hitam (Piper

nigrum L.) dan minyak biji cabai

merah (Capsicum annuum L.)

Evaluasi Mutu Obat Gosok

1. Uji Organoleptik (Setyaningsih dkk,

2010)

2. Uji pH (Tranggono dan Latifah, 2007)

3. Uji Homogenitas (Depkes RI, 1979)

4. Uji Volume Terpindahkan (Depkes RI,

1995)

5. Uji Viskositas (Depkes RI, 1995)

6. Uji Kesukaan (Setyaningsih dkk,

2010)

Formulasi Obat Gosok

(FORNAS, 1978:194)

Tiap 100 ml mengandung:

Metylis Salicylas 25 ml

Mentholum 4 g

Oleum Eucalypti 10 ml

Oleum Arachidis hingga 100 ml

F. Kerangka Teori

Gambar 2.13 Kerangka Teori

Pemanfaatan Bahan

Alam

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

24

G. Kerangka Konsep

Gambar 2.14 Kerangka Konsep

H. Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No Variabel

Penelitian

Definisi Cara ukur Alat

Ukur

Hasil Ukur Skala

1 Variabel bebas :

Obat gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam (Piper

nigrum L.),

minyak biji cabai

merah (Capsicum

annuum L.), dan

metil salisilat.

Konsentrasi

minyak lada

hitam, minyak

biji cabai merah

dan metil

salisilat yang

diformulasikan

dalam obat

gosok

(linimentum)

Mengukur

minyak lada

hitam, minyak

biji cabai merah

menggunakan

gelas ukur,

kemudian

ditambahkan ke

dalam formula

obat gosok

(linimentum)

Formula

Nasional

Empat

formula obat

gosok

(linimentum)

a. F0 :

Metil

salisilat

25%

b. F1 :

Minyak

lada hitam

25%

c. F2 :

Minyak

biji cabai

merah

25%

d. F3 :

Minyak

lada hitam

12,5%

dan

minyak biji

cabai

merah

12,5%

Rasio

Evaluasi Mutu Obat Gosok

(Linimentum)

1. Uji Organoleptik

2. Uji pH

3. Uji Homogenitas

4. Uji Volume

Terpindahkan

5. Uji Viskositas

6. Uji Kesukaan

Formulasi Linimentum :

1. Minyak lada hitam 25% (F1)

2. Minyak biji cabai merah 25% (F2)

3. Minyak lada hitam 12,5%

dengan minyak biji cabai merah

12,5% (F3)

4. Metil salisilat 25% (F0)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

25

2 Variabel terikat:

a.Uji

Organoleptik

1) Warna

Sensasi sistem

visual panelis

terhadap

formulasi obat

gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam dan

minyak biji

cabai merah

meliputi,

terbentuknya

warna kuning

muda, kuning,

kuning tua,

kuning

kemerahan, dan

merah

kecoklatan

Melihat warna

dari obat gosok

(linimentum)

yang telah

dibuat

Checklist

1= Kuning

muda

2=Kuning

3=Kuning tua

4=Kuning

kemerahan

5=Merah

kecoklatan

Nominal

2) Bau Penciuman

panelis berupa

terciptanya bau

khas terhadap

formulasi obat

gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam dan

minyak biji

cabai merah

Mencium bau

obat gosok

(linimentum)

yang telah

dibuat

Checklist

1= Bau khas

gandapura

2= Bau khas

lada hitam

3= Bau khas

biji cabai

merah

Nominal

3) Tekstur Unsur rupa yang

menunjukkan

rasa permukaan

bahan yang

diujikan ke

panelis terhadap

formulasi obat

gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam dan

minyak biji

cabai merah

Merasakan

tekstur dari obat

gosok

(linimentum)

yang telah

dibuat

Checklist 1= Encer

2= Kental

Nominal

b. Uji pH Besarnya nilai

keasaman atau

kebasaan

terhadap

formulasi obat

gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam dan

Melihat nilai pH

obat gosok

(linimentum)

dengan alat pH

meter digital

pH meter

digital

Nilai pH

(dalam angka)

Rasio

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Gosok (Linimentum)repository.poltekkes-tjk.ac.id/904/8/BAB II.pdf · mengandung minyak atsiri dan resin (Tjitrosoepomo, 2005:142). Piperin adalah senyawa

26

minyak biji

cabai merah

c. Uji

Homogenitas

Susunan yang

homogen dan

tidak terlihat

adanya butir-

butir kasar pada

obat gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam dan

minyak biji

cabai merah

pada kaca objek

Meneteskan 3-4

tetes sediaan

obat gososk

(linimentum)

pada kaca objek

lalu ditutup

kembali dengan

kaca objek lain.

Checklist

1 = homogen

2= tidak

homogen

Ordinal

d. Uji Volume

Terpindahkan

Penuangan pada

gelas ukur untuk

melihat apakah

sesuai dengan

volume yang

diminta atau

tidak pada obat

gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam dan

minyak biji

cabai merah

Menuangkan

sediaan obat

gosok

(linimentum)

pada gelas ukur

untuk

mengetahui

apakah sesuai

dengan volume

yang diinginkan

atau tidak.

Gelas

ukur

Nilai hasil

pengukuran

volume pada

gelas ukur

(dalam angka)

Rasio

e. Uji Viskositas Ukuran

kekentalan suatu

sediaan terhadap

formulasi obat

gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam dan

minyak biji

cabai merah

Mengukur nilai

viskositas obat

gosok

(linimentum)

dengan alat

viskometer

Ostwald.

Visko-

meter

Ostwald

Nilai pada

viskometer

(dalam angka)

Rasio

f. Uji Kesukaan Penilaian

mengenai

kesukaan atau

sebaliknya

(ketidaksukaan)

terhadap

formulasi obat

gosok

(linimentum)

minyak lada

hitam dan

minyak biji

cabai merah

Menilai suka

atau tidak suka

terhadap sediaan

obat gosok

(linimentum)

yang telah

dibuat

Checklist

1= suka

2= tidak

suka

3= netral

Ordinal