BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB...

33
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publik a. Definisi Akuntan Publik Amin Widjaja Tunggal (2010) mendefinisikan Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu badan usaha yang telah mendapatkan izin dari menteri sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Ikatan Akuntan Indonesia (2006) mendefinisikan Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Mulyadi (2011) mendefinisikan akuntan publik adalah profesi yang menjual jasanya kepada masyarakat terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya dan juga menjual jasanya sebagai konsultan pajak, konsultan dibidang manajemen, penyusunan akuntansi serta penyusunan laporan keuangan. Mathius Tandiontong (2016) menyatakan bahwa akuntan publik sebagai akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu, kadang disebut akuntan ekstern. Mereka bekerja secara bebas dan pada umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Untuk dapat berpraktik sebagai akuntan publik atau mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari departemen keuangan, seorang

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Akuntan Publik

a. Definisi Akuntan Publik

Amin Widjaja Tunggal (2010) mendefinisikan Kantor Akuntan

Publik (KAP) adalah suatu badan usaha yang telah mendapatkan izin dari

menteri sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.

Ikatan Akuntan Indonesia (2006) mendefinisikan Kantor Akuntan

Publik (KAP) sebagai bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh

izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang

pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.

Mulyadi (2011) mendefinisikan akuntan publik adalah profesi yang

menjual jasanya kepada masyarakat terutama dalam bidang pemeriksaan

terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya dan juga menjual

jasanya sebagai konsultan pajak, konsultan dibidang manajemen,

penyusunan akuntansi serta penyusunan laporan keuangan.

Mathius Tandiontong (2016) menyatakan bahwa akuntan publik

sebagai akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar

pembayaran tertentu, kadang disebut akuntan ekstern. Mereka bekerja

secara bebas dan pada umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Untuk

dapat berpraktik sebagai akuntan publik atau mendirikan kantor akuntan,

seseorang harus memperoleh izin dari departemen keuangan, seorang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

9

akuntan publik dapat memberikan jasa yang diantaranya pemeriksaan

(audit), perpajakan (tax services), konsultan manajemen (management

advisory services), akuntansi (accounting services).

b. Jenis-Jenis Auditor

Jenis-jenis auditor menurut Boynton Johnson (2005) adalah

sebagai berikut:

1) Auditor Eksternal (Independent Auditors)

CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun

anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing

profesional kepada klien. Auditor independen memiliki kualifikasi

untuk melaksanakan berbagai jenis audit. Klien auditor independen

tersebut dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba,

organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau peorangan.

2) Auditor Internal (Internal Auditors)

Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit.

Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian

independen, yang dinamakan audit internal, dalam lingkungan

organisasi sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi. Tujuan audit

internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam

memberikan pertanggungjawaban yang efektif.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

10

3) Auditor Pemerintah (Government Auditors)

Auditor pemerintah dipekerjakan oleh berbagai kantor

pemerintahan di tingkat federal, negara bagian, dan lokal. Secara umum

mereka dapat dianggap sebagai bagian dari kategori yang lebih luas dari

auditor internal.

c. Tanggung Jawab Akuntan Publik

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010) tanggung jawab seorang

auditor adalah memberikan kepastian yang cukup atas pendeteksian

pernyataan yang salah di dalam laporan keuangan. Selanjutnya audit

harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skepticisme

professional dalam semua aspek penugasan.

Karena sifat audit dan berbagai karakteristik kecurangan auditor

dapat memperoleh tingkat keyakinan, walaupun tidak mutlak, bahwa

kesalahan penyajian yang material dapat dideteksi. Auditor tidak

bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian baik

disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh kecurangan yang tidak

material terhadap laporan keuangan tersebut dapat dideteksi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

11

2. Audit

a. Definisi Audit

Ditinjau dari sudut akuntan publik, audit akuntan adalah audit

secara objektif terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau

organisasi yang lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan

keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil

usaha perusahaan (Simke, 1982; Steven, 1982; Sayle, 2016; Agoes,

2004; Spencer, Julian and Wood, 2005; Boynton and Johnson, 2005;

Hansen and Mowe, 2006; Wngle Et All., 2007; Elder and Beasley,

2008)

Auditing adalah suatu proses yang ditempuh oleh seorang

yang kompeten dan independen agar dapat menghimpun dan

mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari suatu

entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan

tingkat kesesuaian dari informasi yang terukur tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan (Amin Widjaja Tunggal, 2010)

The American Accounting Association dalam Mathius

Tandhiontong (2016) menyatakan bahwa auditing adalah suatu proses

sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian

ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat penyesuaian antara

pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan

serta penyampaian hal-hal kepada pemakai yang berkepentingan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

12

Menurut Arens et al (2011) auditing adalah akumulasi dan

evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

pada tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria yang telah

ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh auditor yang kompeten dan

bersifat independen.

Untuk melakukan audit, harus ada informasi dalam bentuk

yang dapat diverifikasi dan kriteria yang memungkinkan auditor untuk

mengevaluasi informasi tersebut. Auditor mengumpulkan bukti untuk

menentukan apakah informasi yang sedamg diaudit sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan beberapa aspek dari

audit, antara lain:

1) Dalam audit dilakukan tindakan-tindakan yang menyimpulkan

(accumulative), mengevaluasi (evaluate), menentukan (determine),

dan melaporkan (report).

2) Untuk melakukan audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang

dapat diverifikasi dan beberapa standar atau kriteria yang dapat

digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut.

3) Untuk memenuhi tujuan audit, audit harus memperoleh bukti

dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi. Bukti adalah setiap

informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah

informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah

diterapkan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

13

4) Auditor harus memiliki kualifikasi untuk menentukan kriteria yang

digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah

bukti-bukti yang akan dikumpulkan guna untuk mencapai

kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti ini.

b. Tujuan Audit

Menurut Mulyadi (2011) tujuan audit kepatuhan adalah untuk

menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atas peraturan

tertentu.

Sukrisno Agoes (2010) menyatakan bahwa, pemeriksaan

dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati

peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang

ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern

perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa tujuan audit kepatuhan yaitu:

1) Menilai tingkat kepatuhan yang dilakukan oleh setiap fungsi

dalam suatu organisasi dan perusahaan.

2) Meminimalisir terjadinya pelanggaran terhadap peraturan yang

diterapkan di dalam suatu organisasi dan perusahaan.

3) Serta untuk meningkatkan kinerja organisasi dan perusahaan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

14

c. Jenis Audit

Menurut Arens et al (2011) ada tiga jenis audit, diantaranya:

1) Audit Operasional

Audit operasional merupakan proses evaluasi terhadap

efisiensi dan efektivitas prosedur dan metode operasi suatu

organisasi. Di akhir proses audit diharapkan adanya output berupa

saran dari auditor untuk proses operasi yang lebih efisien dan

efektif. Review dalam audit operasional tidak terbatas pada bidang

akuntansi, namun bias juga termasuk struktur organisasi, sistem

computer, metode produksi, marketing, dan bidang lainnya yang

dikuasai seorang auditor.

2) Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah

Auditee (klien) telah mengikuti prosedur, aturan, atau regulasi yang

ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi, seperti pemerintah. Hasil

audit kepatuhan biasanya dilaporkan ke manajemen, bukan kepada

pihak luar, karena informasi mengenai tingkat kepatuhan terhadap

regulasi dan prosedur spesifik lebih dibutuhkan oleh pihak

manajemen.

3) Audit Laporan Keuangan

Audit atas laporan keuangan dilakukan untuk menentukan

apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) sesuai

dengan kriteria spesifik, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

15

umum. Untuk memberikan penilaian apakah laporan keuangan

disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum, auditor mengumpulkan bukti untuk memeriksa

apakah laporan tersebut mengandung salah saji yang material.

d. Tahapan-Tahapan Audit

Sukrisno Agoes (2010) mengemukakan tahapan-tahapan audit

sebagai berikut:

1) KAP dihubungi oleh calon klien yang membutuhkan jasa audit.

2) KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk

membahas:

a) Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya.

b) Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain?

c) Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai

perusahaan tersebut?

d) Apakah data akuntansi perusahaan diproses secara manual atau

dengan bantuan komputer?

e) Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapi?

3) KAP mengajukan surat penawaran yang antara lain berisi jenis jasa

yang diberikan, besarnya biaya audit, kapan audit dimulai, kapan

laporan harus diserahkan, dll. Jika perusahaan menyetujui proposal

tersebut maka akan menjadi management letter (surat perjanjian

kerja).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

16

4) KAP melakukan pemeriksaan lapangan di kantor klien. Setelah

selesai, KAP memberikan draft audit report kepada klien sebagai

bahan diskusi. Setelah draft report disetujui klien, KAP akan

menyerahkan final audit report.

5) Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan management

letter yang isinya memberitahukan kepada manajemen mengenai

kelemahan pengendalian intern perusahaan dan saran perbaikannya.

e. Standar Auditing

Standar audit berbeda dengan prosedur audit. “prosedur”

berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar”

berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan

berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan

prosedur tersebut (PSA No. 1, Standar Audit Seksi 150). Dengan

demikian standar audit mencakup mutu profesional auditor independen

dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan

penyusunan laporan audit.

Standar audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia pada tahun 2016 terdiri dari sepuluh standar yang

dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

1) Standar Umum

Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu

pekerjaan auditor, terdapat tiga standar umum, yaitu:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

17

a) Keahliandan pelatihan teknis yang memadai

b) Independensi dalam sikap mental

c) Penggunaan kemahiran profesional

2) Standar Pekerjaan Lapangan

Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan audit

ditempat atau pada bisnis klien serta kriteria dan ukuran mutu kinerja

akuntan publik dalam melakukan pekerjaan lapangan, yaitu:

a) Perencanaan dan supervisi yang memadai

b) Pemahaman atas struktur pengendalian intern

c) Mendapatkan bukti audit kompeten yang cukup

3) Standar Pelaporan

Standar pelaporan berkaitan dengan kriteria dan ukuran mutu

kinerja akuntan publik dalam melakukan pelaporan. Dalam melaporkan

hasil audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan, yaitu:

a) Laporan keuangan disajikan sesuai GAAP

b) Konsistensi dalam penerapan GAAP

c) Pengungkapan informatif yang memadai

d) Pernyataan pendapat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

18

3. Kepuasan Klien Kantor Akuntan Publik

Definisi klien sendiri menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

adalah pemberi kerja (orang atau badan) yang memperkerjakan atau

menugaskan seseorang atau lebih anggota IAI atau KAP tempat anggota

bekerja untuk melaksanakan jasa profesional.

Menurut Kotler (2008) dalam salah satu konsep pemasaran “the

marketing approach” yang didasarkan pada kepercayaan menyatakan bahwa

tujuan bisnis dari suatu organisasi dapat dicapai dengan cara terbaik melalui

pemberian kepuasan yang menyeluruh atau lengkap (complete statification)

pada pengguna akhir yaitu para klien itu sendiri. Kemampuan untuk

memuaskan kebutuhan, harapan dan keinginan pelanggan merupakan satu-

satunya kriteria untuk menentukan mutu, Garvin (1994) dalam Ridwan

Widagdo (2002).

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang dipikirkan

terhadap kinerja yang diharapkan. Jika kinerja memenuhi harapan maka

klien akan merasa puas. Jika kinerja melebihi harapan, maka klien sangan

puas dan senang (Kotler, 2008)

Kualitas yang dirasakan pelanggan diperoleh melalui pengalaman

dari mengkonsumsi. Konsumen akan terkesan dan merespon atas apa yang

dialami termasuk dalam hal mengkonsumsi barang dan jasa. Nilai yang

dirasakan atas kualitas jasa akan terkait dengan harapan yang melekat pada

diri pelanggan. Nilai tersebut meliputi nilai produk, layanan, nilai karyawan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

19

dan citra. Nilai produk dipengaruhi oleh kualitas dan kelebihan pada jasa

seperti keunikan, sedangkan nilai pelayanan terkait fasilitas dan kemudahan

yang ditawarkan serta informasi yang memudahkan. Nilai karyawan

ditunjukan dari kemampuan memberikan pelayanan, citra dipengaruhi

persepsi pelanggan terhadap kinerja (Woodruf, 1997)

Klien merasa puas apabila keinginannya terpenuhi dengan hasil

atau kualitas dari audit yang telah dilakukan menghasilkan output yang

tinggi, dengan biaya rendah, serta pelayanan yang diberikan dapat

memenuhi keinginan para klien. Untuk itu dibutuhkan adanya strategi untuk

mencapai hal tersebut dalam mengimplementasikan teknik-teknik audit

dalam rangka menghasilkan output yang memberikan kualitas tinggi.

4. Kualitas Audit

a. Konsep Kualitas Audit

Watkins et. al. (2004) mengidentifikasi beberapa definisi kualitas

audit. Di dalam literatur praktis, kualitas audit adalah seberapa sesuai audit

dengan standar pengauditan. Di sisi lain, peneliti akuntansi mengidentifikasi

berbagai dimensi kualitas audit. Dimensi-dimensi yang berbeda ini

membuat definisi kualitas audit juga berbeda pula. Ada empat kelompok

definisi kualitas audit yang diidentifikasi oleh Watkins et. al. (2004)

Pertama, adalah definisi yang diberikan oleh DeAngelo (1981) yang

menyatakan kualitas audit sebagai probabilitas nilaian pasar bahwa laporan

keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

20

dan melaporkan kekeliruan material tersebut. Kedua, adalah definisi yang

disampaikan oleh Lee, Liu, dan Wang (1999). Kualitas audit menurut

mereka adalah probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan

audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang

mengandung kekeliruan material. Definisi ketiga adalah definisi yang

diberikan oleh Titman dan Trueman (1986) dan Neu (1993). Menurut

mereka, kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh

auditor. Terakhir, kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk

mengurangi noise dan bias dan meningkatkan kemurnian (fineness) pada

data akuntansi (Wallace, 1980) dalam Mathius Tandiontong (2016).

Kualitas audit (audit quality) sebagai probabilitas dimana seorang

auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran

dalam sistem akuntansi kliennya. Akuntan publik merupakan pihak yang

dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak investor dan kreditor

dengan pihak manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Sebagai

perantara dalam kondisi yang transparan maka akuntan harus dapat

bertindak jujur, bijaksana, dan profesional. Akuntan publik harus

mempunyai tanggung jawab moral untuk memberi informasi secara lengkap

dan jujur mengenai kinerja perusahaan kepada pihak yang mempunyai

wewenang untuk memperoleh informasi tersebut (Li Dang et. al, 2004)

dalam Mathius Tandiontong (2016).

Audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh orang

yang kompeten dan orang yang independen. Auditor yang kompeten adalah

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

21

auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan

prosedur audit yang benar, dll.

Audit yang berkualitas bagi auditor adalah audit yang dilaksanakan

dengan benar-benar memenuhi standar auditing dan kode etik akuntan

publik. Penelitian Carcello (1992) dan Behn et. al. (1997) dengan

menggunakan dua belas atribut kualitas audit yang telah dikembangkan ini

menemukan adanya enam atribut kualitas audit yang memiliki pengaruh

positif terhadap kepuasan klien, yaitu pengalaman melakukan audit,

memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, melakukan

pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan pimpinan KAP, dan

keterlibatan komite audit. Berikut merupakan penjabaran atribut-atribut

kualitas audit yang berkaitan dengan kepuasan klien.

1) Pengalaman Auditor Dalam Mengaudit (Client Experience)

Sebagai seorang profesional, auditor dalam melakukan audit di

perusahaan klien harus bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang

akuntansi dan auditing, terutama dalam melaksanakan audit sampai

proses akhir audit, yaitu pernyataan pendapat. Pencapaian keahlian

tersebut dapat dicapai dengan dimulainya pendidikan formal yang

diperluas melalui pengalaman-pengalaman dan selanjutnya praktik

audit. Auditor harus dapat mendeteksi adanya kesalahan yang material,

memahami kesalahan tersebut dan mengetahui penyebab kesalahan.

Tubs (1992) dalam Mukhlaisin (2004) mengatakan bahwa auditor yang

berpengalaman akan memiliki keunggulan dalam hal mendeteksi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

22

kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab

kesalahan. Keunggulan tersebut akan bermanfaat bagi klien untuk

melakukan perbaikan-perbaikan dan klien akan merasa puas.

2) Memahami Industri Klien (Industry Expertise)

Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP, 2001) mengemukakan

bahwa seorang auditor harus memiliki pengetahuan mengenai hal-hal

yang bersifat bisnis, satuan usaha, bentuk organisasi klien, dan

karakteristik operasi dari klien. Beberapa hal diantaranya adalah tipe

bisnis, tipe produk dan jasa, struktur modal, pihak yang mempunyai

hubungan yang istimewa, lokasi, dan metode produksi, distribusi, serta

kompensasi. Selain itu, auditor juga harus mempertimbangkan hal-hal

yang mempengaruhi industri tempat satuan operasi usaha berada,

seperti kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, serta perubahan

teknologi yang membawa pengaruh terhadap proses auditnya. Hal lain

yang juga perlu menjadi pertimbangan auditor adalah praktik akuntansi

yang berlaku umum dalam industri, kondisi persaingan, rasio keuangan,

serta standar profesi.

Memahami bisnis klien berarti memperkecil resiko audit.

Dengan memahami klien berarti menjadi bagian integral yang tidak

terpisahkan dengan pekerjaaan profesi sehingga dapat menghasilkan

audit yang memenuhi standar mutu auditing (Harry Suharto, 2002)

dalam Mukhlaisin (2004). Selain itu pemahaman terhadap industri klien

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

23

juga aka mempermudah auditor dalam bekerja sehingga pekerjaan audit

tidak akan mengganggu aktivitas perusahaan.

3) Responsif Terhadap Kebutuhan Klien (Responsiveness)

Menurut Mahon (1982) dalam Ridwan Widagdo (2002),

pengertian dari responsif atas kebutuhan klien adalah klien tersebut

berharap menerima lebih banyak dari hanya opini audit klien, dan juga

ingin mendapatkan keuntungan dari keahlian dan pengetahuan auditor

di bidang usaha dan memberikan nasehat tanpa diminta.

Dalam melakukan suatu wawancara terhadap kliennya, atribut

yang membuat klien memutuskan pilihannya terhadap suatu KAP

adalah kesungguhannya dalam memperhatikan kebutuhan kliennya.

Adanya suatu sikap yang responsif terhadap kebutuhan klien

merupakan salah satu keunggulan KAP dalam memberikan jasanya

kepada klien. Hal ini secara tidak langsung juga akan memberikan

kepuasan bagi klien.

4) Taat Terhadap Prosedur Atau Standar Umum Yang Berlaku (Tehnical

Competence)

Standar auditing adalah pedoman umum bagi seorang auditor

dalam menjalankan tanggung jawab profesinya. Standar ini mencakup

pertimbangan mengenai kualitas profesional mereka, seperti

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

24

kemampuan dan independensi atau kemandirian, persyaratan pelaporan,

dan bukti-bukti terkait (Amin Widjaja Tunggal, 2010). Standar auditing

yang harus dimiliki auditor yaitu keahlian, independensi, dan cermat

sebagai syarat mutu dalam pelaksanaan audit. Hal ini akan memberikan

kepercayaan klien atas kualitas suatu kap yang baik.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2006) menjabarkan bahwa

anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi,

review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa

profesional lainnya harus memenuhi standar beserta interpretasi yang

terkait sesuai aturan yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang

ditetapkan IAI yaitu kompetensi, profesional, kecermatan dan

keseksamaan profesional, perencanaan dan supervisi, data relevan yang

memadai.

IAI telah menetapkan dan mengesahkan standar auditing yang

terdiri dari sepuluh standar. Standar auditing terdiri dari tiga bagian

yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, standar pelaporan.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010) standar umum terdiri dari:

a) Audit harus dilakukan oleh seseorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

25

c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

5) Independensi (Independence)

Sikap independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah

dipengaruhi (SPAP, 2001) sehingga auditor akan melaporkan apa yang

ditemukannya selama proses pelaksanaan audit. Keadaan ini akan

meningkatkan kepuasan klien.

Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus

dijaga oleh akuntan publik. Independensi berarti akuntan publik tidak

mudah dipengaruhi karena auditor melaksanakan pekerjaan untuk

kepentingan umum. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak

kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujut tidak hanya

kepada manajemen dan pemilik perusahaan namun juga kepada kreditur

dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan auditor.

Sementara itu, AICPA mengusulkan definisi yang mengatakan

bahwa auditor harus bersikap independen terhadap informasi bukannya

independen terhadap klien yang menyusun informasi. Artinya, auditor

tidak akan bisa independen terhadap klien yang menyewa dan memberi

penghasilan kepada mereka, termasuk jika penghasilan itu selain

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

26

daripada jasa non audit. Sebaliknya auditor justru bisa independen

terhadap informasi yang disampaikan.

Wilcox (1952) dalam Mathius Tandiontong (2016) menekankan

bahwa independensi adalah standar pengauditan yang esensial untuk

menunjukan kredibilitas laporan keuangan yang menjadi tanggung

jawab manajemen. Ia menekankan bahwa jika akuntan tidak bersikap

independen maka opini yang diberikannya tidak akan memberi

tambahan nilai apapun. Menurut Mautz Dan Sharaf (1961) dalam

Mathius Tandiontong (2016), tidak hanya menekankan pada nilai

penting dari independensi terhadap pengauditan, tetapi juga dari sisi

tampilan dan kenyataan (in appearance and in fact). Mereka

berpendapat ada dua aspek dari independensi yaitu: (1) independensi

real dari seorang praktisi dalam melaksanakan pekerjaannya dan (2)

independensi dalam penampilan dari auditor sebagai satu kelompok

profesional. Mereka menyebutnya sebagai “independensi praktisi” dan

“independensi profesi”

6) Sikap Hati-Hati (Due Care)

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010), due care berarti auditor

harus mengamati standar-standar teknis dan etika profesi, berusaha

secara kontinyu memperbaiki kompetensi dari mutu jasa-jasa yang

diberikan, dan melaksanakan tanggung jawab profesional dengan

kemampuan yang terbaik.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

27

Auditor seharusnya merencanakan audit untuk mendeteksi

tindakan ilegal yang material pada laporan keuangan dan

mengimplementasikan rencananya dengan due professional care. Sikap

due care yaitu auditor di dalam melaksanakan responsibilitas

profesionalnya dilakukan dengan kompetensi dan ketekunan.

Kompetensi adalah produk dari pendidikan dan pengalaman, sedangkan

ketekunan meliputi upaya terus menerus, sungguh-sungguh, dan

pelaksanaan dengan giat dan berusaha dalam melaksanakan jasa

profesional (Boynton dan Johson, 2005)

Kehati-hatian profesional mengharuskan auditor untuk

memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan kompetisi dan

ketekunan. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai

kewajiban untuk melaksanakan jasa profesionalnya dengan sebaik-

baiknya sesuai dengan kemampuannya (Ridwan Widagdo, 2002). Ahli

diartikan sebagai ahli akuntansi dan audit (SPAP, 2001) dan cermat

menekankan pada pencarian tipe-tipe kesalahan yang mungkin ada

melalui sikap hati-hati, Mautz dan Sharaf (1961) dalam Mathius

Tandiontong (2016).

7) Komitmen Yang Kuat Terhadap Kualitas Kredit

Komitmen dapat didefinisikan sebagai (1) sebuah kepercayaan

pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dari nilai-nilai organisasi

atau profesi, (2) sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

28

sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi dan profesi, (3) sebuah

keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan profesi.

(Araya et. al, 1980) dalam Ridwan Widagdo (2010). Sedangkan

kualitas audit (audit quality) didefinisikan sebagai profitabilitas bahwa

laporan keuangan tidak memuat penghilangan ataupun kesalahan

penyajian yang material. Kualitas audit juga didefinisikan dari segi

resiko audit, dengan jasa yang bermutu tinggi akan mencerminkan

resiko audit yang kecil (Ahmed Riahi Belkaoui, 2004). Jadi auditor

yang memiliki komitmen yang kuat terhadap kualitas audit adalah

auditor yang memegang teguh prinsip-prinsip atau nilai-nilai dalam

mengaudit laporan keuangan klien dengan memberikan jasa yang

bermutu tinggi.

Sehubungan dengan profesi akuntan publik yang setiap saat

dihadapkan pada judgment untuk pengambilan keputusan, maka

seharusnya orientasi etis (ethical orientation) akuntan publik harus

tinggi sehingga dapat mengambil keputusan secara professional. Dua

kata tersebut yaitu: (1) judgment dan (2) professional menjadi sangat

penting (Mautz dan Sharaf, 1993). Berikut ini adalah makna profesional

yang digunakan dalam literatur auditing (Mautz dan Sharaf, 1993,

Carmichael 1999, Kell 2002, dan Arens 2010): the term “professional”

means a responsibility for conduct that extends beyond satisfying the

person’s responsibilities to him or herself and beyond the requirements

of our society’s laws and regulations. A Certified Public Accountant, as

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

29

a professional, recognizes a responsibility to the public, to the client,

and to fellow practitioner, in including honorable behavior, even if that

means personal sacrifice.

8) Keterlibatan Pimpinan KAP (Executive Involvement)

Manajemen puncak (dalam hal ini pimpinan KAP) harus

memimpin perusahaan (KAP) untuk meningkatkan kinerja kualitasnya,

tanpa adanya kepemimpinan manajemen puncak, maka usaha untuk

meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap perusahaan

(Nasution, 2004). Keterlibatan pimpinan KAP dapat membantu

terbentuknya komunikasi dua arah yang lebih intensif antara klien dan

auditor karena pimpinan mempunyai keahlian dan pengalaman yang

lebih baik serta mempunyai citra yang lebih tinggi dibandingkan

dengan staf auditor sehingga dapat menjadi mediator antara klien dan

auditor yang bertanggung jawab (Media Akuntansi No. 25, Maret 1988)

dalam Mukhlaisin (2001). Adanya komunikasi intensif antara klien dan

auditor akan memperlancar dan mempermudah proses audit. Hal ini

akan memberikan keunggulan bagi KAP karena dapat memberikan jasa

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh klien.

9) Melakukan Pekerjaan Lapangan Dengan Tepat (Field Work Conduct)

Standar pekerjaan lapangan disebutkan bahwa pekerjaan

harus dilaksankan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

30

harus disupervisi dengan semestinya, dan pemahaman yang memadai

atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan

dilakukan, serta disebutkan pula bahwa bukti yang cukup harus

diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi kesimpulan yang

dinyatakan dalam laporan (SA Seksi 311, IAI, 2006).

Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaa

pemeriksaan akuntan dilapangan (audit field work), dimulai dari

perencanaan audit dan supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian

intern, pengumpulan bukti-bukti audit melalui compliance test,

substantive test, analytical review, sampai selesainya audit field work

(Sukrisno Agoes, 2010).

10) Keterlibatan Komite Audit (Audit Commitee)

Komite audit yang ditunjuk terdiri dari anggota yang berasal

dari luar dewan, dapat bertindak sebagai penghubung antara auditor dan

manajemen. Meningkatnya penggunaan komite audit sebagai alat untuk

memperkuat independensi auditor. Menurut Amin Widjaja Tunggal

(2010) komite audit memiliki tugas sebagai berikut:

a) Meningkatkan disiplin korporat dan lingkungan pengendalian

untuk mencegah kecurangan dan penyalahgunaan.

b) Memperbaiki mutu dalam pengungkapan pelaporan keuangan.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

31

c) Memperbaiki ruang lingkup, akurasi dan efektivitas biaya dan dari

audit eksternal dan independensi dan objektivitas dari audit

eksternal.

Perusahaan membutuhkan komite audit untuk beberapa alasan,

tetapi yang paling utama adalah tanggung jawab kepemilikan yang

dimilikinya kepada pemegang saham. Komite audit berfungsi sebagai

“pemeriksa dan penyeimbang” yang independen untuk fungsi audit

internal dan perantara dengan para auditor eksternal. Komite ini

berinteraksi dengan dua kelompok ini dengan tujuan untuk memastikan

integritas data dalam laporan keuangan dan menghindarkan penipuan

atau aktivitas ilegal (Hall dan Singleton, 2007) dalam Mukhlaisin

(2001).

Menurut Menon dan Williams (1994) dalam Mathius

Tandhiontong (2016) dijelaskan bahwa komite audit diperlukan dalam

suatu organisasi bisnis, antara lain karena komite ini mengawasi proses

audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran pelaporan keuangan.

Namun hal ini dapat tercapai jika komite audit bekerja secara efektif.

11) Standar Etika Yang Tinggi (Ethical Standard)

Etika adalah prinsip-prinsip moral dan berhubungan dengan

seperti kejujuran dan integritas, keterandalan, akuntabilitas, dan juga

aspek yang lain tentang perilaku yang benar dan salah. Perilaku etis

merupakan suatu “state of mind” bukanlah kumpulan dari peraturan (a

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

32

collection of rules). Dalam memberikan jasa profesional akuntan publik

harus selalu memperhatikan kepentingan publik (public interest) yang

mereka layani. Kepercayaan publik (public trust) tidak boleh

disubordinasi untuk kepentingan pribadi (Amin Widjaja Tunggal,

2010).

Etika profesional meliputi standar sikap para anggota profesi

yang dirancang agar praktis dan realitis, tetapi sedapat mungkin idealis.

Tuntutan etika profesi harus diatas hukum tetapi dibawah standar ideal

(absolut) agar etika tersebut mempunyai arti dan berfungsi sebagaimana

mestinya (Abdul Halim, 2001). Etika pengambilan keputusan dalam

bisnis adalah kompleks, dengan banyak prinsip, nilai, dan pendekatan

sebagai pedoman bagi individu atau kelompok (Birt et.al, 2008).

Dengan menegakkan etika profesi akuntan yang tinggi, seorang auditor

tetap pada “jalur” yang benar sehingga proses audit yang dilakukan

dapat memberikan hasil yang memuaskan klien sebagai pengguna.

12) Tidak Mudah Percaya (Skepticism)

Professional skepticism berarti bahwa seorang auditor

membutuhkan objektivitas dalam mengevaluasi kondisi observasi dan

bukti-bukti yang diperoleh selama audit. Auditor seharusnya tidak

percaya asersi manajemen dapat diterima tanpa dasar-dasar bukti yang

cukup (Boynton dan Johnson, 2005). Audit harus direncanakan dan

dilaksanakan dengan sikap skeptisme profesional dalam semua aspek

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

33

penugasan. Misalnya auditor tidak boleh menganggap bahwa

manajemen tidak jujur, tapi kemungkinan tersebut harus

dipertimbangkan.

Skeptisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang

selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap

bukti audit. Auditor menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan yang ditintut oleh profesi akuntan publik untuk

melaksanakan dengan cermat dan seksama. Dengan maksud baik dan

integritas. Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif.

Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif menuntut auditor

mempertimbangkan kompetensi dan kecukupan bukti tersebut. Oleh

karena itu, dikumpulkan dan dinilai selama proses audit, skeptisme

profesional harus digunakan selama proses tersebut. Auditor tidak

menganggap bahwa kejujuran manajemen tidak dipertanyakan lagi

karena kemungkinan tersebut harus dipertimbangkan (Amin Widjaja

Tunggal, 2010). Dalam Menggunakan skeptisme profesional, auditor

tidak harus puas dengan bukti yang kurang persuasif karena

keyakinannya bahwa manajemen sudah jujur (SA Seksi 230, IAI,

2006).

5. Kualitas Audit Dan Kepuasan Klien

Menurut Mulyadi dan Jhony Setiawan (2000), mengatakan

bahwa kualitas proses audit harus dimulai dari kebutuhan klien dan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

34

berakhir pada persepsi klien tersebut. Hal ini berarti citra kualitas yang

baik bukan dilihat dari pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan

persepsi para klien. Persepsi yang berasal dari klien terhadap kualitas

audit nerupakan perilaku menyeluruh atas keunggulan suatu jasa yang

telah diberikan. Tujuan bisnis ini dari suatu organisasi dapat dicapai

dengan cara terbaik melalui pemberian kepuasan yang menyeluruh atau

lengkap (complete satisfaction) pada pengguna akhir, yaitu

pelanggan/klien. Kemampuan untuk memuaskan kebutuhan, harapan,

dan keinginan klien merupakan salah satu kriteria untuk menentukan

mutu. Dengan kata lain, pada dasarnya tujuan bisnis dari organisasi

ialah menciptakan dan mempertahankan para pelanggan, Kotler (2008).

Konstruk kualitas pelayanan sering dilihat memiliki hubungan

erat dengan kepuasan klien. Demikian halnya dalam kantor akuntan

publik yang berspektif customer dimana klien sebagai pelanggan, patut

menyadari kebutuhan dan keinginan klien, Hall dan Elliot (1993) dalam

Ridwan Widagdo (2002). Sebagaimana telah disebutkan kualitas jasa

tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan

pelanggannya secara konsisten, Parasuraman (1985) dalam Ridwan

Widagdo (2002), maka audit sebagai produk jasa KAP harus memiliki

kualitas tertentu yang diharapkan akan mampu untuk memenuhi

harapan klien.

Dari berbagai pendapat diatas dapat dipahami bahwa

terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat,

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

35

diantaranya hubungan antara produsen dan klien menjadi harmonis,

menjadi dasar yang baik bagi pembelian ulang dan membentuk suatu

rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan

perusahaan. Kepuasan konsumen ini merupakan modal dasar bagi

perusahaan dalam membentuk kepuasan konsumen, dimana konsumen

yang merasa puas akan hasil audit adalah aset yang paling berharga

bagi perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Dengan demikian secara konseptual kualitas pelayanan mempunyai

pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian

Behn et al

(1997)

Analisis

pengaruh

atribut-atribut

kualitas audit

terhadap

kepuasan klien

Regresi linier

berganda

Hasil pengujian menyatakan

bahwa dari 12 atribut, 6 atribut

menunjukkan pengaruh yang

signifikan positif, antara lain

pengalaman melakukan audit,

memahami industri klien,

responsif terhadap kebutuhan

klien, taat pada standar umum,

keterlibatan pimpinan kap dan

pengaruh komite audit.

Sedangkan 6 atribut tidak

menunjukkan pengaruh yang

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

36

signifikan.

Ridwan

Widagdo

(2002)

Analisis

pengaruh

atribut-atribut

kualitas audit

terhadap

kepuasan klien

(studi kasus

pada

perusahaan

yang terdaftar di

Bursa Efek

Jakarta)

Regresi linier

berganda

Hasil pengujian dari 12 atribut,

7 atribut menunjukkan

pengaruh yang signifikan,

diantaranya pengalaman

melakukan audit, taat pada

standar umum, keterlibatan

pimpinan kap, memahami

industri klien, komitmen

terhadap kualitas audit,

responsif atas kebutuhan klien,

serta pengaruh komite audit,

sedangkan 5 atribut tidak

menunjukkan pengaruh

signifikan.

Mukhlaisin

(2004)

Pengaruh

atribut kualitas

audit,

portofolio, jasa

audit, dan

reputasi kap

terhadap

kepuasan klien

Regresi linier

berganda

Terdapat 9 atribut yang

berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan klien yaitu

pengalaman auditor,

pemahaman industri klien,

responsf atas kebutuhan klien,

kompeten dalam melakukan

audit, sikap hati-hati,

komitmen yeng kuat,

melakukan pekerjaan lapangan

dengan tepat, pengaruh komite

audit, serta standar etika yang

tinggi, sedangkan 3 atribut

menunjukkan pengaruh yang

tidak signifikan.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

37

Zakiyah

(2009)

Analisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

kepuasan klien

KAP.

Regresi linier

berganda

Penelitian menunjukkan dari

12 atribut, hanya ada 1 atribut

yang berpengaruh secara

signifikan terhadap kepuasan

klien yaitu responsif

(responsiveness). Sedangkan

11 atribut menunjukkan

pengaruh yang tidak

signifikan. Selain dari 12

atribut, faktor-faktor lain

diantaranya pergantian auditor,

portofolio jasa audit, reputasi

KAP, dan audit fee tidak

menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap kepuasan

klien.

Windasari

Suhar Putri

(2010)

Analisis

pengaruh

atribut-atribut

kualitas audit

terhadap

kepuasan klien

(studi kasus

pada BPR di

DIY)

Regresi linier

berganda

Hasil pengujian dari 12 atribut

menunjukkan 8 atribut

berpengaruh signifikan, antara

lain pengalaman melakukan

audit, memahami industri

klien, responsif atas kebutuhan

klien, taat pada standar umum,

sikap hati-hati, komitmen

terhadap kualitas audit,

melakukan pekerjaan lapangan

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

38

dengan tepat, serta standar

etika yang tinggi, sedangkan 4

atribut menunjukkan pengaruh

yang tidak signifikan.

Sumber: diperoleh dari berbagai sumber

Dari penelitian-penelitian terdahulu ini para peneliti menggunakan

variabel atribut kualitas audit yang menjadi variabel independen sedangkan

kepuasan klien KAP menjadi variabel dependen.

C. Keterkaitan Antarvariabel

Menurut Sugiyono (2006) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Karena jawaban yang diberikan masih

didasarkan pada teori yang relevan, tidak berdasarkan fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain rumusan hipotesis

merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, karena

masih perlu dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.

1. Atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien

Dalam penelitian Windasari Suhar Putri (2010) atribut-atribut yang

mempengaruhi kepuasan klien terdiri dari client experience, industry

expertise, responsiveness, technical competence, independence, due care,

quality commitment, executive involvement, field work conduct, auditee

committee, ethical standard, and skepticism. Ini merupakan atribut kualitas

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

39

audit yang dapat memberikan kepuasan kepada klien yang telah

menggunakan jasa KAP. Karena dengan memahami atribut kualitas audit

tersebut seorang auditor maupun KAP dapat meningkatkan kualitas jasa.

Seorang auditor maupun KAP dapat meningkatkan kualitas jasa

audit yang diberikan kepada klien sehingga klien akan merasa puas dengan

kinerja auditor. Dalam hal ini kepuasan klien tergantung dari kualitas audit

yang di berikan dalam pelaksanaan audit.

D. Kerangka Pemikiran

Gambar dibawah menunjukkan kerangka pemikiran dalam penelitian

ini dengan menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Variabel independen Variabel dependen

Atribut Kualitas Audit

(X)

Kepuasan Klien KAP

(Y)

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntan Publikeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2263/3/BAB II.pdf · CPA yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor

40

E. Perumusan Hipotesis

Berdasar kerangka pemikiran diatas dapat dirumuskan hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Atribut kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

klien KAP.

Ha : Atribut kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap kepuasan klien

KAP