BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB...

24
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut Diare menyebabkan kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses. Kelainan yang menganggu penyerapan diusus besar lebih jarang menyebabkan diare. Pada dasarnya semua diare, sedangkan kelainan penyerapan diusus besar lebih kelainan diusus besar lebih jarang menyebabkan diare. Pada dasarnya diare merupakan gangguan transportasi larutan diusus (Sodikin, 2012). Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada lambung dan usus yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih. Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lendir dan darah (Murwani, 2009). Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1. Pengertian Gastroenteritis Akut

Diare menyebabkan kehilangan banyak cairan dan

elektrolit melalui feses. Kelainan yang menganggu penyerapan

diusus besar lebih jarang menyebabkan diare. Pada dasarnya semua

diare, sedangkan kelainan penyerapan diusus besar lebih kelainan

diusus besar lebih jarang menyebabkan diare. Pada dasarnya diare

merupakan gangguan transportasi larutan diusus (Sodikin, 2012).

Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular

menyerang pada lambung dan usus yang di tandai berak-berak

encer 5 kali atau lebih. Gastroenteritis adalah buang air besar

encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lendir dan darah

(Murwani, 2009).

Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air

besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air

saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih)

dalam satu hari (Depkes RI, 2011).

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

6

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi tidak normal

(meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair

(Suharyono, 2008 : 1).

Diare akut merupakan penyebab utama keadaan sakit pada

anak-anak balita. Diare akut didefinisikan sebagai keadaan

peningkatan dan perubahan tiba-tiba frekuensi defekasi yang sering

disebabkan oleh agen infeksius dalam nafas (ISPA) atau saluran

kemih (ISK), terapi anti bioptik (donnna L. Wong let, 2009).

2. Etiologi

Menurut (Ngastiyah,2005) faktor infeksi diare.

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Virus

1) Retovirus , Penyebab tersering diare akut pada bayi,

sering didahulu atau disertai dengan muntah. Timbul

sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.

Dapat ditemukan demam atau muntah. Di dapatkan

penurunan HCC.

2) Enterovirus, Biasanya timbul pada musim panas.

3) Adenovirus, Timbul sepanjang tahun. Menyebabkan

gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.

4) Norwalk, Epidemik dapat sembuh sendiri (dalam 24-48

jam).

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

7

b. Bakteri

1) Stigella, Semusim, puncaknya pada bulan Juli-

September insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun

dapat dihubungkan dengan kejang demam. Muntah

yang tidak menonjol terdapatnya sel polos dalam feses

sel batang dalam darah

2) Salmonella, Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah

umur 1 tahun. Menembus dinding usus, feses berdarah,

mukoid. Mungkin ada peningkatan temperature Muntah

tidak menonjol Sel polos dalam feses Masa inkubasi 6-

40 jam, lamanya 2-5 hari. Organisme dapat ditemukan

pada feses selama berbulan-bulan.

3) Escherichia coli Baik yang menembus mukosa (feses

berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin. Pasien

(biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

4) Campylobacter Sifatnya invasif (feses yang berdarah

dan bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan

diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain. Kram

abdomen yang hebat. Muntah/dehidrasi jarang terjadi

5) Yersinia Enterecolitica Feses mukosa Sering

didapatkan sel polos pada feses. Mungkin ada nyeri

abdomen yang berat Diare selama 1-2 minggu. Sering

menyerupai apendicitis.

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

8

6) Kolera, merupakan diare jenis hipersekresi. Kuman

tersebut mengeluarkan endotoksin sehingga

menyebabkan pengeluaran cairan yang berlebihan di

usus, sehingga orang yang bersangkutan kehilangan

banyak elektrolit. Timbulnya mendadak, usia terkena

lebih dari 2 tahun, terkadang disertai muntah, dan

jarang disertai panas badan. Pada jenis ini, penderita

yang terkena cepat mengalami dehidrasi. Feces/tinja

yang timbul baunya amis dan seperti cucian beras.

c. Parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur

(C. albicans).

d. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem

pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis

media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan

sebagainya.

2. Faktor Non Infeksi

a. Malabsorbsi,

1) Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa,

maltosa, dan sukrosa), non sakarida (intoleransi

glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak

yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.

2) Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.

3) Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

9

b. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, alergi terhadap

makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk protein

senditive enteropathy/CMPSE). Makanan dan minuman

yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh

serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak

memasak air dengan benar. Tidak mencuci tangan dengan

bersih setelah buang air besar.

3. Tanda Dan Gejala

Beberapa tanda dan gejala tentang diare Menurut Suriadi (2001)

a. Sering buang air besar dengan konstipasi tinja yang cair dan

encer.

b. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek

(elestyisitas kulit menurun ) ubun-ubun dan nada cekung,

membran mukosa kering.

c. Diare.

d. Muntah.

e. Demam.

f. Nyeri Abdomen

g. Membran mukosa mulut dan bibir kering

h. Fontanel Cekung

i. Perubahan tanda-tanda vital

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

10

4. Komplikasi

Beberapa komplikasi menurut ngastiyah (2005) adalaah :

a. Hipokalemia (dengan gejala materiorisme otot lemah

bradikardi perubahan elektro diogram)

b. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipo kalsemia

c. Hiponatremi

d. Syok hipovalemik

e. Asidosis

f. Dehidrasi

5. Anatomi dan Fisologi Gastroenteritis

Anatomi danFisiologi Gastrointeteritis

1. Anatomi

Menurut hasan, (2005), susunan pencernaanterdiri dari :

a. Mulut

Terdiri dari 2 bagian :

1) Bagianluaryangsempit/vestibulayaituruangdiantaragusi,

gigi, bibir, dan pipi.

a) Bibir

Disebelah luarmulut ditutupiolehkulitdandisebelah

dalam di tutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot

orbikularisoris menutupi bibir. Levator anguli oris

mengakat dan depresoranguli oris menekan ujung

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

11

mulut.

b) Pipi

Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung

papila, otot yang terdapat pada pipi adalah otot

buksinator.

2) Bagian rongga mulut atau bagian dalam yaitu rongga

mulut yang di batasi sisinya oleh tulang maksilaris

palatum dan mandi bularis di sebelah belakang

bersambung dengan faring.

a) Palatum

Terdiri atas 2 bagian yaitu palatum durum (palatum

keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari

sebelah tulang maksilaris dan lebih kebelakang yang

terdiri dari 2 palatum. Palatum mole (palatum lunak)

terletak dibelakang yang merupakan lipatan

menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas

jaringan fibrosa dan selaput lendir.

b) Lidah

Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput

lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan kesegala

arah. Lidah dibagi atas 3 bagian yaitu: Radiks Lingua

= pangkal lidah, Dorsum Lingua = punggung lidah

dan Apek Lingua + ujung lidah. Pada pangkal lidah

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

12

yang kebelakang terdapat epligotis. Punggung lidah

(dorsumlingua) terdapat puting-putting pengecap

atau ujung saraf pengecap. Fenukun Lingua

merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian

bawah kira-kira ditengah-tengah, jika tidak di

gerakkan ke atas nampak selaput lendir.

c) Kelenjar Ludah

Merupakan kelenjar yang mempunyai ductus

bernama ductus wartoni dan duktus stansoni.

Kelenjar ludah ada 2 yaitu kelenjar ludah bawah

rahang (kelenjar sub maksilaris) yang terdapat

dibawah tulang rahang atas bagian tengah, kelenjar

ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang

terdapat di sebelah depandi bawah lidah. Dibawah

kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah

bawah lidah di sebut koron kula sublingualis serta

hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva).

d) Otot Lidah

Otot intrinsik lidah berasal dari rahang bawah

(mandibularis, oshitoid dan prosesus steloid)

menyebar kedalam lidah membentuk anyaman

bergabung dengan otot instrinsik yang terdapat pada

lidah. Mgenioglosus merupakan otot lidah yang

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

13

terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam

yang menyebar sampai radiks lingua.

b. Faring (tekak)

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut

dengan kerong kongan (esofagus), didalam lengkung faring

terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang

banyak mengandung limfosit.

c. Esofagus

Panjang esofagus sekitar 25 cm dan menjalar melalui dada

dekat dengan kolum navertebralis, di belakang trakea dan

jantung. Esofagus melengkung ke depan, menembus

diafragma dan menghubungkan lambung. Jalan masuk

esofagus kedalam lambung adalah kardia.

d. Gaster (Lambung)

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang

paling banyak terutama didaerah epigaster. Lambung terdiri

dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus

melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diafragma didepan

pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fudus uteri.

e. Intestinum minor (usushalus)

Adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang

berpangkal pada pylorus dan berakhir pada seikum, panjang

+6 meter. Lapisan usus halus terdiri dari:

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

14

1) Lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar

(m.sirkuler)

2) otot memanjang (m. Longitudinal) dan lapisan serosa

(sebelah luar).

f. Intestinium Mayor (Usus besar)

Panjang ±1, 5 meterlebarnya5–6cm.Lapisan–lapisan usus

besardari dalam keluar : selaput lendir, lapisan otot

melingkar, lapisanotot memanjang, dan jaringan ikat. Lapisan

usus besar terdiri dari :

g. Rektum dan Anus

Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan

intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis

di depan os sakrum dan os koksigis.

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang

menghubungkan rectum dengan dunia luar (udara luar).

Terletak diantara pelvis, dindingnyadi perkuat oleh 3

sfingter:

1. Sfingter Ani Internus

2. Sfingter Levator Ani

3. Sfingter Ani Eksternus

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

15

6. Patofisiologi Gastroenteritis

Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yang

menyebabkan timbulnya diare adalah:

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus

(Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau

toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan

lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa

mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,

memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel,

atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu

penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran

patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Gastroenteritis, yang terjadi merupakan proses dari

Transfor aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit

ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi

dan meningkatnya sekresi cairan elektrolit. Mikroorganisme yang

masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan

area permukaan intestinal dan terjadi gangguan absorpsi cairan

elektrolit.

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

16

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare

adalah:

1. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap

akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam

rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul

diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan

bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan

diare.

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

17

7. Pathways

Gambar 2.1 Pathways

Infeksi Melabsorsi makanan Makanan beracun Faktor psikologis

Reaksi inflamasi Takanan osmotik Rangsang saraf

Peningkatan sekresi Pergeseran cairan Motilitas usus

Hipermotilitas Hipomotilitas

Isi ronga usus Sekresi air & elektrolit Bakteri tumbuh

Absorbsi berkurang

Output berlebih Kerusakan mukosa Defekasi sering

Hiperperistatis usus

Dehidrasi Demam

Tubuh kehilangan cairan

Diare

Kemerahan dan

elektrosit kulit sekitar

Hipertermi

Nyeri episgatrik

Gangguan integritas

kulit

Ketidak

seimbangan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Resiko kurang

volume cairan

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

18

8. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan laboratorium.

a. Pemeriksaan tinja.

b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam

darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH

keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungki

kan.

c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui

pungsi ginjal.

2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum

Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,

terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

3. Pemeriksaan darah

a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (natrium,

kalium, kalsium dan fosfor) dalam serum untuk

menentukan keseimbangan asama basa.

b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Doudenal Intubation

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan

kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

19

9. Klasifikasi

Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi

dua golongan:

a. Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus

disentri basiler, dan Enterotolitis nektrotikans.

b. Diare non spesifik : diare dietetis.

2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :

a. Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare

yang ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit.

b. Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar

usus, misalnya: diare karena bronkhitis.

3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan

yaitu:

a. Diare akut: Diare yang terjadi karena infeksi usus yang

bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam

waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien

yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5

sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.

b. Diare kronik, ádalah diare yang berlangsung 2 minggu

atau lebih.

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

20

10. Penatalaksanaan

1) Terapi Cairan

Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada

penderita diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Jumlah cairan: jumlah cairan yang harus diberikan sama

dengan

1) Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare

dan/muntah muntah PWL (Previous Water Losses)

ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui

keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water

Losses).

2) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang

masih terus berlangsung CWL (Concomitant water

losses)

b. Ada 2 jenis cairan yaitu:

1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang

dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung

Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori

85 cal/L. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90

mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L,

bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada

beberapa cairan rehidrasi oral:

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

21

a) Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL,

NaHCO3 dan glukosa, yang dikenal dengan nama

oralit.

b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung

komponen-komponen di atas misalnya: larutan gula,

air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan

lain-lain, disebut CRO tidak lengkap.

2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer

Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal.

Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam

perlu dilakukan evaluasi:

a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah

b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk.,

1994 dalam Wicaksana, 2011).

2) Antibiotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada

diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh

kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian

antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda

diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada

feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan,

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

22

persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada

pelancong, dan pasien immunocompromised.

Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x

sehari, 3–5 hari),Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3

hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin

500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14

hari oral atau IV).

3) Obat Anti Diare

Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat

(lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari,

loperamid 2–4 mg/ 3–4x sehari dan lomotil 5mg 3–4 x sehari.

Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi,

peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki

konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare. Bila

diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan

dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare

akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak

dianjurkan.

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

23

11. Pencegahan

a. Menggunakan air bersih dan santasi yang baik.

b. Memasak makanan dan air minum hingga matang.

c. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.

d. Menghindari makanan yang telah tekontaminasi oleh lalat.

e. Tidak mengkonsumsi makanan yang basi.

f. Menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.

g. Makan dan minum secara teratur.

h. Segera mencuci pakaian-pakaian kotor.

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

Menurut Wicaksana (2011), adalah

1. Identitas klien

2. Riwayat keperawatan

Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia

kemudian timbul diare.

Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, kehilangan

banyakan air dan elektrolit terjadi gejala

dehidrasi, BB menurun, tonusdan turgor

kulit berkurang feses semakin cair,

muntah, kehilangan, selaput lendir mulut

dan bibir kering, frekuensi buang air besar

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

24

lebih dari 4x dengan konsisten enceer.

3. Riwayat kesehatan masalalu

Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi

4. Riwayat Psikososial keluarga

5. Kebutuhan dasar

a. Pola Eliminasi

Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari

b. Pola Nutrisi

Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan

penurunan BAB

c. Pola Istirahat dan Tidur

Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang

akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

d. Pola Aktifitas

Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah danadan

yang yeri akibat disentri abdomen.

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah

Ht meningkat, leukosit menurun

b. Feses

Bakteri atau parasit

c. Elektrolit

Natrium dan Kalium menurun

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

25

d. Urinalisa Urin pekat, BJ meningkat e. Analisa Gas Darah

Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan)

7. Daya Fokus

a. Subjektif

1) Kelemahan

2) Diare lunak s/d cair

3) Anoreksia mual dan muntah

4) Tidak toleran terhadap diit

5) Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,

abdomen tengah bawah)

6) Haus, kencing menurun

7) Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate

turun cepat dan dalam (kompensasi ascidosis).

b. Objektif

1) Lemah, gelisah

2) Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus

3) Penurunan turgor, pucat, mata cekung

4) Nyeri tekan abdomen

5) Urine kurang dari normal

6) Hipertermi

7) Hipoksia / Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus lebih

dari normal.

2. Intervensi Keperawatan

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

26

Dx.1 :Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan intake

cairan kurang.

Tujuan :Resiko kurangcairan dan elektrolit teratasi.

Kriteria hasil :

Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab,

balan

Cairan seimbang :

Intervensi

1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan.

2. Pertahankan catatan intake dan autput yang akurat.

3. Mengukur tanda-tanda vital.

4. Berikan cairan intra vena pada suhu ruangan.

5. Dorong masukan oral.

6. Kaji keluhan pasien

7. Kaji membran mukosa, turgor kulit dan kapilary revil.

8. Awasi masukan dan haluaran cairan

9. Anjurkan pasien untuk minum ± 8 gelas / perhari.

10. Memberi cairan intra vena ( terpasang infus KN3A ).

Dx 2: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

Informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.

Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat.

Kriteria hasil :

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

27

Keluarga klien mengerti dengan proses penyakit klien, ekspresi

wajah tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses

penyakit klien.

Intervensi :

1. Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.

2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit

klien.

3. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.

4. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum

dimengertinya.

5. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

Dx 3 : Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

Tujuan :Suhu dalam batas normal

Kriteria hasil :

1. Suhu normal

2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi

Menejemen Fever

1. Mengukur tanda-tanda vital (suhu, denyut nadi, frekuensi pernafasan )

2. Monitor warna dan suhu kulit selimuti pasien

3. Monitor penurunan tingkat kesadaran

4. Montor tanda-tanda hipertermi

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. …repository.ump.ac.id/1416/3/NUR AULIA KHASANAH BAB II.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Pengertian Gastroenteritis Akut

28

5. Monitor suhu setiap 2 jam sekali.

6. Beri kompres hangat pada daerah leher, katiak dan lipatan paha.

7. Anjurkan memakai pakaian yang mudah menyerap kringat.

8. Anjurkan pasien banyak minum air putih

9. Anjurkan untuk istirahat yang cukup.

10. Kompres air hangat.

Hipertermi Pada Kasus..., NUR AULIA KHASANAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015