Evakuasi medis

16
Teknik Evakuasi Pada Pertolongan Pertama Gawat Darurat 22.36 by Bakti Husada Ketika terjadi suatu kecelakaan, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengenai bagaimana sikap kita sebagai kader kesehatan mengatasi masalah yang ada. Sikap tanggap namun tenang tetap harus dijaga dalam melaksanakan tindakan PPGD terhadap korban. Hal serupa juga harus kita lakukan ketika berada pada kondisi bencana di suatu wilayah. Salah satu hal yang perlu dilakukan ketika kita dihadapkan pada situasi-situasi seperti ini adalah pertolongan terhadap korban. Penempatan korban pada wilayah aman adalah prioritas penting setelah melakukan tindakan-tindakan pencegahan kematian seperti pemeriksaan tanda-tanda vital dan pada kondisi lebih lanjut adalah resusitasi . Nah, untuk dapat melakukan transportasi korban dengan benar, tentunya diperlukan teknik-teknik tertentu agar pemindahan benar-benar mampu memberikan kondisi kepada korban yang lebih baik, bukan malah memperburuk keadaan karena teknik yang salah. Apalagi jika kita dihadapkan dengan tenaga penolong dengan jumlah yang variatif. Tentu tidak akan sama teknik pemindahan/ transportasinya ketika kita bersama 2 penolong yang lain, 1 penolong yang lain, atau bahkan sendiri. Nah, hari ini kita akan belajar teknik-teknik transportasi PPGD dengan jumlah penolong yang beragam. Sesuai dengan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu yang bersamaan dengan kunjungan Kak Anas Ansori dari Saka Wana Bakti Sempu, teknik-teknik ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1 PENOLONG

description

MEDEVAC

Transcript of Evakuasi medis

Page 1: Evakuasi medis

Teknik Evakuasi Pada Pertolongan Pertama Gawat Darurat

22.36 by Bakti Husada

Ketika terjadi suatu kecelakaan, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengenai bagaimana sikap kita sebagai kader kesehatan mengatasi masalah yang ada. Sikap tanggap namun tenang tetap harus dijaga dalam melaksanakan tindakan PPGD terhadap korban. Hal serupa juga harus kita lakukan ketika berada pada kondisi bencana di suatu wilayah.Salah satu hal yang perlu dilakukan ketika kita dihadapkan pada situasi-situasi seperti ini adalah pertolongan terhadap korban. Penempatan korban pada wilayah aman adalah prioritas penting setelah melakukan tindakan-tindakan pencegahan kematian seperti pemeriksaan tanda-tanda vital dan pada kondisi lebih lanjut adalah resusitasi.Nah, untuk dapat melakukan transportasi korban dengan benar, tentunya diperlukan teknik-teknik tertentu agar pemindahan benar-benar mampu memberikan kondisi kepada korban yang lebih baik, bukan malah memperburuk keadaan karena teknik yang salah. Apalagi jika kita dihadapkan dengan tenaga penolong dengan jumlah yang variatif. Tentu tidak akan sama teknik pemindahan/ transportasinya ketika kita bersama 2 penolong yang lain, 1 penolong yang lain, atau bahkan sendiri.Nah, hari ini kita akan belajar teknik-teknik transportasi PPGD dengan jumlah penolong yang beragam. Sesuai dengan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu yang bersamaan dengan kunjungan Kak Anas Ansori dari Saka Wana Bakti Sempu, teknik-teknik ini dapat dipaparkan sebagai berikut:1 PENOLONGa) Korban Tidak Sadar- Teknik sampir bahu (korban dalam kondisi tengkurap)Teknik ini dilakukan ketika sudah dipastikan bahwa korban tidak mengalami patah tulang, urai sendi, atau cedera semacamnya. Jika korban mengalami patah tulang punggung, maka teknik ini jangan dilakukan. Sebab hanya akan menyebabkan kondisi korban semakin fatal.

Page 2: Evakuasi medis

- Teknik sampir bahu (korban dalam kondisi terlentang)Teknik ini juga dilakukan pada kondisi yang sama seperti pada teknik kondisi korban tengkurap.

- Korban berada di dalam reruntuhan gedungTeknik ini lebih sering dipakai ketika kondisi kebakaran yang terjadi di dalam gedung. Prioritas utama adalah korban yang kita tolong, sehingga posisi penolong harus berada di atas korban untuk melindungi tubuh korban dari reruntuhan.

- Teknik membopongJika korban adalah anak-anak, maka teknik ini bisa digunakan karena lebih praktis dibandingkan dengan teknik-teknik lainnya. Namun jika penolong memiliki tenaga yang lebih, teknik ini pun bisa dilakukan untuk korban orang dewasa.

- Tenaga penolong yang lemah

Page 3: Evakuasi medis

Ketika kita tidak memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan pertolongan terhadap korban, secara darurat kita dapat memindahkan korban ke tempat yang aman. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko terjadinya kondisi yang lebih darurat dibandingkan jika korban berada pada wilayah bencana.Kita dapat menggunakan tangan kosong maupun alat seadanya sebagai fasilitas pendukung. Alat yang digunakan dapat berupa kain atau selimut. Usahakan untuk memilih kain yang tebal untuk meminimalisir luka ketika tubuh korban bergesekan dengan tanah/ ground. Teknik ini hanya layak dilakukan untuk pemindahan korban pada jarak yang relatif dekat.

Tarikan bahu

Tarikan lengan

Tarikan kain

Tarikan selimut

b) Korban Sadar- Teknik sampir bahuJika korban tidak mengalami patah tulang punggung, kaki, maupun lengan, teknik ini dapat dilakukan. Teknik ini dipakai ketika korban dalam kondisi yang sangat lemah yang membutuhkan pertolongan dengan segera.

Page 4: Evakuasi medis

- Teknik gendongJika korban dalam kondisi lemah dan tidak mampu untuk berjalan, penolong dapat menggunakan teknik ini.

- Teknik memapahJika korban masih mampu berjalan namun dengan kondisi yang lemah, maka penolong diajurkan memilih teknik ini. Teknik ini juga disarankan bagi penolong yang tidak memiliki cukup tenaga untuk mengangkat korban.

Page 5: Evakuasi medis

- Teknik mempopongTeknik ini sama seperti teknik membopong pada korban tidak sadar. Hanya saja korban diminta untuk meletakkan tangan sebelah kirinya pada leher/ atas bahu kiri penolong agar tidak menyulitkan penolong dalam melakukan pemindahan.

2 PENOLONGa) Korban Tidak Sadar- Teknik angkat langsungTeknik ini adalah teknik umum yang digunakan ketika kita tak menemukan alat apapun untuk proses evakuasi korban. Caranya adalah dengan melipatkan kedua tangan korban ke dada, lalu tangan kanan penolong 1 memegang lengan kanan bawah dan tangan kiri memegang lengan kiri bawah korban. Sedangkan penolong 2 memegang bagian lutut korban.

Page 6: Evakuasi medis

- Evakuasi menggunakan kursiTeknik ini lebih praktis dan akan mempermudah penolong dalam melakukan evakuasi.

b) Korban Sadar- Teknik memapahTeknik ini dilakukan jika korban masih mampu berjalan namun dengan kondisi fisik yang sangat lemah.

- Duduk 2 tanganTeknik ini dilakukan jika korban sama sekali tak mampu berjalan. Kondisi korban dengan cedera kaki pada bagian bawah juga lebih tepat menggunakan teknik evakuasi ini.

Page 7: Evakuasi medis

- Duduk 4 tanganTeknik ini digunakan pada kasus sama seperti teknik pada evakuasi duduk 2 tangan.

3 PENOLONGTeknik 3 penolong atau lebih, secara umum diprioritaskan bagi korban tak sadar. Selebihnya, untuk mengatasi jarak evakuasi yang jauh, maka digunakan alat bantu berupa tandu dan peralatan-peralatan lain dengan jumlah penolong variatif. Berikut macam-macam teknik evakuasi dengan 3 penolong:- 3 penolong pada satu sisi korbanTeknik ini adalah yang paling sering digunakan pada evakuasi korban dengan 3 penolong. Posisi penolong pada 1 sisi menjadikan perjalanan evakuasi lebih terarah. Kekompakan dan koordinasi tim menjadi penentu berhasilnya teknik evakuasi ini. Jika penguncian korban benar, maka korban tidak akan terasa berat.

- 3 penolong berhadapanTeknik ini digunakan ketika kondisi penolong memiliki tinggi badan yang tidak sama. Penolong berhadapan pada kedua sisi korban dengan tangan penolong saling berpegangan di bawah tubuh korban.

Page 8: Evakuasi medis

4 PENOLONGJika jumlah penolong lebih banyak, maka proses evakuasi akan lebih baik. Beban korban akan semakin berkurang dan akurasi dalam proses evakuasi pun semakin baik. Tekniknya adalah dengan saling berpegangan tangan di bawah tubuh korban dengan posisi penolong saling berhadapan.

6 PENOLONGJika korban memiliki berat badan yang cukup besar, maka dapat dilakukan evakuasi dengan 6 penolong. Tekniknya sama seperti evakuasi dengan 4 penolong.

Page 9: Evakuasi medis

PPPK : Transportasi & Evakuasi Korban

PengertianEvakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harusmelakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.

Syarat  Evakuasi

Keadaan korban umumnya cukup baik  Tidak ada gangguan pernapasan Pendarahan sudah di atasi Luka sudah dibalut Patah tulang sudah dibidai, sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu

dilakukan pemantauan dari korban tentang: keadaan umum korban seperti sistem persyarafan (kesadaran) - sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)- sistem pernapasan- bagian yang mengalami cedera.

Page 10: Evakuasi medis

Keadaannya harus stabil, jalan nafas harus dijamin terbuka/bebas, terus dimonitor secara ketat kondisi : jantung, nadi, paru-paru.

Cara pengangkutan korbanPengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual. Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan. Beberapa contoh evakuasi :

Evakuasi yang dilaksanakan oleh 1 orang terutamadapat dilakukan oleh anggota pemadan kebakaranuntuk  menolong penderita yang tidak sadar di dalamgedung yang terbakar atau yang melewati jalan/lorong sempit.

Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi terlentang dan tidak terdapatpatah tulang punggung. Penolong harus menjaga keseimbangan dengan mengatur posisi

kaki (kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap, hingga posisi akhir siap untuk berjalan.

Page 11: Evakuasi medis

Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi tengkurap dan tidak terdapat patah tulang punggung. Posisi penolong seperti dijelaskan di atas, yaitu  harus menjaga keseimbangan dengan mengatur posisi kaki (kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap, hingga posisi akhir siap untuk berjalan.

Pengangkutan & pemindahan korban:Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang fasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/ korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter. Tata cara pemindahan korban : dasar melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban, pelihara udara agar tetap segar memenuhi syarat pemindahan sesuai prosedur.

Alat bantu  : dengan tenaga manusia -  satu orang, dua orang, tiga orang atau empat orang. Dengan tandu - tandu khusus, tanda papan, tandu bambu/dahan, atau matras. Dengan kendaraan - darat, laut dan udara.

Tahapan :  persiapan, pengangkatan korban ke atas tandu, pemberian selimut pada korban, tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.Prinsip pengangkatan korban dengan tandu.

Caranya : harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok yaitu  gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban. Sikap mengangkat,  usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.  Posisi siap angkat dan jalan, umumnya  posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki., kecuali  menaik - bila tungkai tidak cedera dan menurun - bila tungkai luka atau hipotermia. Mengangkut ke samping - memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu-kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.

 Contoh cara mengangkat dan mengevakuasi korban

Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada di satu sisi - tangan berada di bawah badan korban. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan

membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.

Page 12: Evakuasi medis

 Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi orang ke dua berada di tengah.   Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya

agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.

Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 4 orang yang berada di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi penolong saling

berhadapan di kedua sisi korban - agar lebih kuat menahan beban.   Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan

memberi aba-aba secara pelahan.

Dapat pula  mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 6 orang yang berada di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi penolong saling berhadapan di kedua sisi korban - agar kuat menahan  beban.   Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat

Page 13: Evakuasi medis

bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.

Mengevakuasi dengan Tandu

Gambar 1 : adalah cara mengangkat penderita dengan kain sprei, perhatikan posisi korban yang tengkurap - terutama jika ada kecurigaan patah tulang punggung.

Gambar 2 : posisi penolong yang berjumlah 4 orang pada waktu berjalan membawa korban dengan tandu.

Beragam cara untukembikin tandu