BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf ·...

21
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal tumbuh kembang pada anak usia 0-59 bulan (balita) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk ukuran usianya. Balita dikatakan pendek jika nilai z-score-nya panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) dikategorikan, pendek Zscore ≥ =- 3SD s/d < -2 SD, dan sangat pendek Zscore <-3 SD. Balita stunted akan memiliki tingkat kecerdasarn tidak maksimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan di masa depan dapat beresiko menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan. (Ramayulis dkk, 2018) 2. Batasan Cara pengukuran status gizi balita stunting berdasarkan nilai Zscore dari indikator Tinggi Badan / Umur dan Berat Badan / Umur dengan batasan-batasan sebagai berikut : a. Klasifikasi tinggi badan berdasarkan indikator TB/U: Sangat pendek : Zscore <-3 SD Pendek : Zscore : =- 3SD s/d < -2 SD Normal : Zscore :>=-2 SD s/d <= 2 SD - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019 - -

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stunting

1. Definisi

Stunting (kerdil) merupakan gagal tumbuh kembang pada anak usia

0-59 bulan (balita) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000

hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk ukuran

usianya. Balita dikatakan pendek jika nilai z-score-nya panjang badan

menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U)

dikategorikan, pendek Zscore ≥ =- 3SD s/d < -2 SD, dan sangat pendek

Zscore <-3 SD. Balita stunted akan memiliki tingkat kecerdasarn tidak

maksimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan di masa depan dapat

beresiko menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya stunting dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan.

(Ramayulis dkk, 2018)

2. Batasan

Cara pengukuran status gizi balita stunting berdasarkan nilai Zscore

dari indikator Tinggi Badan / Umur dan Berat Badan / Umur dengan

batasan-batasan sebagai berikut :

a. Klasifikasi tinggi badan berdasarkan indikator TB/U:

Sangat pendek : Zscore <-3 SD

Pendek : Zscore :≥ =- 3SD s/d < -2 SD

Normal : Zscore :>=-2 SD s/d <= 2 SD

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

12

Lebih dari normal :> 3SD

b. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB:

Sangat kurus : Zscore < -3

Kurus : Zscore ≥ 3 s/d Zscore < -2

Normal : Zscore ≥ -2 s/d Zscore ≤ 2

Gemuk : Zscore > 2

c. Klasifikasi status gizi berdasarkan gabungan indikator TB/U dan

BB/TB

TB Pendek-kurus : Zscore TB/U < -2 dan Zscore BB/TB < -2

TB Pendek-normal : Zscore TB/U < -2 dan Zscore BB/TB antara

-2 s/d 2

TB Pendek-gemuk : Zscore TB/U < -2 s/d Zscore BB/TB > 2

TB Normal-kurus : Zscore TB/U ≥ -2 dan Zscore BB/TB < -2

TB Normal-normal : Zscore TB/U ≥ -2 dan Zscore BB/TB antara

-2 s/d 2

TB Normal-gemuk : Zscore TB/U ≥ -2 dan Zscore BB/TB > 2

(Who 2005 dalam Nasar Sri S dkk., 2016)

3. Cara Pengukuran Tinggi Badan

Tinggi badan atau panjang badan merupakan salah satu parameter

yang dapat melihat keadaan ststus gizi sekarang dan yang lalu.

Pertumbuhan tinggi/panjang badan tidak seperti berat badan, relatif kurang

sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Untuk

menentukan tinggi badan, cara pengukurannya di kelompokkan menjadi

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

13

dua, yaitu dengan cara berbaring dan berdiri. Pengukuran tinggi badan

secara berbaring untuk anak yang belum bisa berdiri tegak. Biasanya untuk

anak yang berusia kurang dari dua tahun dan panjang badan kurang dari 50

cm, dengan menggunakan alat pengukur yang terbuat dari papan kayu yang

dikenal dengan nama Length Board. (Nursalam, 2013)

Adapun cara pengukurannya adalah sebagai berikut :

a. Siapkan papan atau meja pengukur. Bila tidak ada, dapat digunakan pita

pengukur (meteran)

b. Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut

sampai menempel meja (posisi ektensi)

c. Teruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah bawah kaki (telapak

kaki tegak lurus dengan meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan sekala

yang tertera.

d. Bila tidak ada papan pengukur, dapat dengan cara memberi tanda pada

tempat tidur (tempat tidur harus rata / datar) berupa garis atau titik pada

bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur kedua

tanda tersebut dengan pita pengukur.

Sedangkan pengukuran tinggi badan pada anak dengan posisi

berdiri, dilakukan pada anak yang sudah berdiri tegak dan berusia lebih dari

2 tahun dan tinggi lebih dari 80 cm, pengukuran tinggi badan dilakukan

dengan alat pengukur tinggi (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1

cm.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

14

Adapun cara pengukurannya sebagai berikut :

a. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat,

sedangkan bokong, punggung, dan bagian belakang kepala berada

dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat pengukur

b. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki dengan sebilah papam

dengan posisi horizontal dan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan

sekala yang tertera. (Nursalam, 2013)

4. Faktor Penyebab

a. Penyebab langsung

1) Kurang asupan gizi

Kurang asupan gizi kurang dalam jangka waktu yang lama ini bisa

menjadi penyebab gagal tumbuh kembang pada balita karena asupan

gizi tidak mencukupi kebutuhan gizi.

2) Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak

mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan

kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan

muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-penyakit

ini umum yang memperburuk keadaan gizi adalah : diare, infeksi

saluran pernafasan atas, tuberkulosis, campak, batuk rejan, malaria

kronis, cacingan. (Proverawati,A dan Siti A, 2009).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

15

b. Penyebab tidak langsung

1) Nutrisi

Nutrisi termasuk salah satu komponen penting dalam

menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan

perkembangan anak. Pada masa awal pertumbuhan, ia sangat

membutuhkan zat gizi, seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,

vitamin, dan air. Apablila kebutuhan tersebut tidak atau kurang

terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangannya sehingga dapat berdampak pada anak salah

satunya yaitu menjadi pendek atau sangat pendek dari seusianya.

(Fida dan Maya, 2012)

2) Pola asuh

Pola asuh pada anak juga sangat bepengaruh terhadap

tumbuh kembang pada anak. Ibu mempunyai peran sangat penting

dalam segala hal terutama dalam pola asuh anak dan pemenuhan

kebutuhan dasar. Pola asuh yang baik dapat berdampak baik juga

terhadap tumbuh kembang anak. (Rahayu, 2018)

3) Kesehatan lingkungan / sanitasi

Sanitasi yang jelek dikarenakan sosio-ekonomi yang rendah

juga karena tingkat pendidikan masyarakat yang belum memai,

terjadinya urbanisasi di kota-kota besar serta adanya pola dan situasi

politik dapat menjadi pemicu terhadap tumbuh kembang balita

karena sanitasi yang buruk sangat berpengaruh. (Ranuh,2013)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

16

Dalam penelitian Rahayu R dkk., (2018) meyebutkan

bahwa rumah tangga yang tidak memiliki sarana sanitasi yang sesuai

kriteria akan beresiko lebih besar untuk terjadinya stunting. Santasi

yang sesuai kriteria kesehatan secara tidak langsung dapat

mempengaruhi terhadap kesehatan balita (Derso et al., 2017)

c. Penyebab dasar

1) Pendidikan

Dalam penelitian Rahayu R dkk, (2018) meyebutkan bahwa

tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh resiko terjadinya stunting

pada anak. Pendidikan yang baik dapat membuat orang tua lebih

mudah dalam menerima informasi dari luar terutama dalam menjaga

kesehatan anaknya.

2) Status sosial ekonomi

Pemenuhan kebutuhan gizi seorang anak yang dibesarkan

dalam keluarga dengan status ekonomi tinggi dan mapan pasti

berbeda dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga yang

perekonomiannya sedang atau kurang. Demikian juga dengan status

pendidikan orang tua. Keluarga dengan pendidikan tinggi tentu lebih

mudah menerima arahan ketimbang keluarga dengan latar belakang

pendidikan rendah, terutama yang terkait peningkatan pertumbuhan

dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dan

sebagainya. (Adriani merryana & bambang, 2012)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

17

3) Sosial budaya

Budaya keluarga atau masyarakat bisa mempengaruhi orang

tua dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan, serta perilaku

hidup sehat. Sehingga pola ibu hamil juga dipengaruhi oleh budaya

yang dianutnya. Misalnya, larangan mengonsumsi makanan tertentu,

padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin; keyakinan melahirkan dengan bantuan dukun

anak dari pada tenaga kesehatan; atau setelah anak lahir, ia

dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan budaya masyarakat

setempat. (Fida dan Maya, 2012)

5. Dampak

Dampak buruk yang ditimbulkan oleh stunting :

a) Jangka pendek yaitu dapat menimbulkan hambatan perkembangan

otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan

metabolism tubuh.

b) Jangka panjang yaitu dapat menimbulkan menurunnya kemampuan

kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga

menimbulkan mudah terjangkit oleh penyakit atau sakit, dan resiko

tinggi munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan

pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua.

(Kementrian Desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi,

2017)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

18

6. Pecegahan

Stunting dapat dicegah melalui :

a. Pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil

b. Berikan ASI dan MP-ASI

c. Akses air bersih dan fasilitas sanitasi

d. Memantau pertumbuhan balita di posyandu

(Kementrian Kesehatan RI, 2017)

B. Sanitasi

1. Definisi

Sanitasi adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor

lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap manusia terutama terhadap

hal-hal yang merusak perkembangan fisik, kesehatan, daya tahan tubuh dan

kelangsungan hidup. Sanitasi merupakan elemen yang penting untuk

menunjang kesehatan masyarakat. (Mubarak, 2009)

2. Jenis- Jenis Sarana Sanitasi Dasar

a. Penyediaan Air Bersih

1) Definisi

Air merupakan sangat penting bagi kehidupan manusia.

Manusia bisa bertahan hidup dengan kekurangan makanan

dibanding dengan kekurangan air. Dalam tubuh manusia itu

sebagian besar terdiri dari air, kebutuhan air untuk anak-anak

sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan

air sangat penting sekali antara lain untuk minum, masak, mandi,

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

19

mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut

perhitungan WHO di negara-negara maju setiap orang memerlukan

air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air

antara 30-60 liter perhari. Diantara kegunaan-keguanaan air

tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh

karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air

harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak

menimbulkan penyakit bagi manusia. (Notoatmodjo,2011)

Ada beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh air

diantaranya : penyakit diare, penyakit kulit, penyakit saluran

pencernaan dan satunya penyakit infeksi yang bisa mencetuskan

terjadinya stunting pada balita. maka dari itu kualitas air sangat

diperlukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan kualitas

dan kuantitas yang yang bersih untuk menjaga kebersihan diri dan

lingkungannya terutama untuk kesehatan tubuh kita. (Kementrian

Kesehatan RI, 2014)

2) Sumber-sumber air minum

a) Air hujan

Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum.

Akan tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium, oleh

karena itu, supaya dapat dijadikan air minum yang sehat harus

ditambahkan kalsium didalamnya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

20

b) Air sungai dan danau

Menurut asalnya sebagian daria air sungai dan air danau itu juga

dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam

sungai dan danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut air

permukaan. Oleh karena itu sungai dan danau ini sudah

terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran

maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih

dahulu.

c) Mata air

Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah

yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dan mata air

ini belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air

minum langsung. Akan tetapi karena kita belum yakin apakah

betul belum terkontaminasi, maka alangkah baiknya air tersebut

direbus dulu sebelum di minum.

d) Air sumur dangkal

Merupakan sumur yang sumber airnya berasal dari resapan air

hujan di atas permukaan bumi terutama di daerah dataran

rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat di Indonesia dan mudah

sekali terkontaminasi oleh air kotor yang berasal dari kegiatan

MCK (Mandi Cuci Kakus) sehingga persyaratan sanitasi perlu

diperhatikan. Dalamnya lapisan air ini biasanya berkisar antara

5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

21

dangkal ini belum begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari

permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu, perlu direbus

dahulu sebelum diminum. (Chandra, 2014)

e) Air sumur dalam

Air ini berasal dari lapisan kedua didalam tanah. Dalamnya dari

permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu,

sebagian besar air sumur kedalaman seperti ini sudah cukup

sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui

proses pengolahan). (Chandra, 2014)

3) Syarat-syarat air minum yang sehat antara lain :

a) Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening

(tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara

luarnya.

b) Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala

bakteri, terutama bakteri pathogen. Untuk mengetahui apakah

air minum terkontaminasi oleh bakteri pathogen yaitu dengan

cara memeriksa air sampel tersebut. Bila pemeriksaan 100 cc air

terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah

memenuhi syarat kesehatan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

22

c) Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam

jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah

satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan

fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat

guna di pedesaan, maka air minum yang berasal dari mata air

dan sumur dalam dapat diterima sebagai air yang sehat, dan

memenuhi ketiga persyaratan tersebut, asalkan tidak tercemar

oleh kotoran itu, mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus

mendapatkan pengawasan dan perlindungi supaya tidak

dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

(Notoatmodjo,2011)

b. Jamban Sehat

1) Definisi

Jamban merupakan tempat pembuangan kotor manusia yang biasa

disebut kakus atau wc dengan atau tanpa kloset yang dilengkapi

oleh penampungan kotoran atau tinja. (Kementrian Kesehatan RI,

2016)

2) Jenis-jenis jamban

a) Jamban cemplung

Jamban ini merupakan jamban yang sering dijumpai di

pedesaan jawa, namun pada jamban cemplung ini sering

dijumpai kurang sempurna karena rumah jamban tanpa tutup.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

23

Sehingga bisa menyebabkan serangga mudah masuk dan bau

tidak bisa dihindari.

b) Jamban empang

Jamban ini dibangun diatas empang ikan. Sistem jamban ini

bisa disebut juga sitem daur ulang (recycling), yaitu hasil

kotoran manusia atau tinja ini bisa langsung dimakan oleh ikan,

ikan hasil dari kolam tersebut dimakan oleh manusia dan

seterusnya. Jamban empang ini mempunyai fungsi, yaitu

disamping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga

dapat menambah protein bagi manusia dari hasil ikan empang

tersebut.

c) Jamban septic tank

Jamban ini merupakan yang paling memenuhi syarat dan cara

pembuangan ini yang dianjurkan. septic tank ini terdiri dari

tangki sedimentasi yang kedap air, dimana kotoran atau tinja ini

dibuang masuk dan mengalami komposisi. (Notoatmodjo,

2011)

3) Syarat- syarat jamban yang memenuhi syarat

a) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.

b) Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur.

c) Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.

d) Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

24

e) Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang

benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.

f) Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap

dipandang.

g) Jamban yang digunakan harus saniter (kloset, leher angsa atau

plengsengan)

h) Lantai jamban harus bersih dan tidak licin

i) Jamban harus memiliki ventilasi yang cukup

j) Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan

tidak mahal.

(Kementrian Kesehatan RI.2016)

c. Sarana Pembuangan Air Limbah

1) Definisi

Limbah adalah buangan yang dihasilkan oleh suatu proses

produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Berbagai

jenis limbah dihasilkan dari pemukimam masyarakat. (Waluyo Lud,

2018).

Berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 82 Tahun 2001

air limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud

cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (dosmetic) maupun

industry (industrial). Air limbah rumah tangga terdiri atas tiga

faktor penting

a) Tinja (feses), berpotensi mengandung mikroba pathogen.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

25

b) Air seni (urine), umumnya mengandung nitrogen, posfor, dan

sedikit mikroorganisme.

c) Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci, dan

kamar mandi. (Mubarak, 2009)

2) Syarat-syarat pembuangan air limbah :

a) Tidak mengkotori permukaan tanah disekeliling jamban

b) Tidak mengotori air permukaan disekitarnya.

c) Jarak antara tempat pembuangan air limbar kurang lebih harus

15 meter

d) Tidak mengotori air tanah disekitarnya

e) Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat, kecoa dan

binatang-binatang lainnya

f) Tidak menimbulkan bau

g) Mudah digunakan dan dipelihara

h) Sederhana desainnya

(Sumantri, 2010)

3) Dampak buruk air limbah

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat

menimbulkan dampak buruk bagi manusia dan lingkungannya.

Beberapa dampak buruk tersebut adalah sebagai berikut :

a) Gangguan kesehatan

Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat

menimbulkan penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

26

limbah juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan bagi mahluk hidup yang

mengkonsumsinya.

b) Penurunan kualitas lingkungan

Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan

(misalnya : sungai dan danau) dapat mengakibatkan

pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan

organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung

ke sungai dapat menyebabkan kehidupan di dalam air yang

membutuhkan oksigen akan terganggu dalam hal ini

mengganggu perkembangannya.

c) Gangguan terhadap keindahan

Air limbah juga mengandung bahan-bahan yang bila

terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis

ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan

keindahan pada badan air tersebut.

d) Gangguan terhadap kerusakan benda

Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat

dikonversi oleh bakteri anaerobic menjadi gas yang agresif

seperti H2S. gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada

benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah)

dan bangunan air kotor lainnya. (Mubarak, 2009)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

27

d. Pengolahan Sampah

1) Definisi

Para ahli kesehatan masyarakat Amerika Sampah

merupakan sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak

dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak

digunakan lagi, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang

berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.

(Sumantri, 2010)

2) Jenis-jenis sampah padat antara lain:

Sampah padat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti :

a) Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya

(1) Organik, misal : sisa makanan, daun, sayur, dan buah

(2) Anorganik, misal : logam, pecah belah, abu, dan lain-lain

b) Berdasarkan dapat atau tidaknya di bakar

(1) Mudah dibakar, misal, kertas plastic, daun kering, kayu.

(2) Tidak mudah terbakar, misal, kaleng, besi, gelas dan lain-

lain

c) Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk

(1) Mudah membusuk, misal, sisa makanan, potongan daging,

dan sebagainya

(2) Sulit membusuk, misal, plastic, karet, kaleng, dan

sebagainya

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

28

d) Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah

(1) Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan

dapat terurai dengan cepat, khusunya jika cuaca panas,

proses pembusukan. Sampah jenis ini dapat ditemukan di

tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar dan

sebagainya.

(2) Rubbish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran,

perdagangan baik yang mudah terbakar, seperti kertas,

karton, plastik, dan sebagainya, maupun yang tidak mudah

terbakar seperti kaleng bekas, klip, pecah kaca, gelas dan

sebagainya.

(3) Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang

mudah terbakar, termasuk abu rokok.

(4) Sampah jalanan (street sweeping), yaitu sampah yang

berasal dari pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran

bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastic,

pecah kaca, besi, debu dan sebagainya.

(5) Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri

atau pabrik-pabrik.

(6) Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang

yang mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang

oleh orang.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

29

(7) Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai

mobil, sepeda, sepeda motor dan sebagainya.

(8) Sampah pembangunan (construction wastes), yaitu sampah

dari proses pembuangan gedung, rumah yang berupa puing-

puing, potongan-potongan kayu, besi beton, bambu.

(Notoatmodjo,2011)

3) Faktor yang mempengaruhi sampah

a) Jumlah penduduk, semakin banyak penduduk maka semakin

banyak pula sampahnya.

b) Keadaan sosial ekonomi, semakin tinggi sosial ekonomi

masyarakat, semakin banyak jumlah per kapita sampah yang

dibuang. Kualitas sampah semakin banyak bersifat tidak dapat

membusuk.

c) Kemajuan teknologi, kemajuan teknologi akan menambah

jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku

yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk maufaktur

yang semakin beragam. (Efendi F dan Makhfudli, 2009)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

30

4) Cara-cara pengolahan sampah

a) Pengumpulan dan pengangkutan sampah

Pengumpulan sampah merupakan tanggung jawab dari masing-

masing rumah tangga atau isntitusi yang menghasilkan sampah.

Oleh sebab itu harus ada tempat khusus untuk mengumpulkan

sampah. Kemudian masing-masing sampah yang telah

terkumpul harus di angkut ke tempat penampungan sementara

(TPS) sampah, dan selanjutnya ke tempat penampungan akhir

(TPA)

b) Pemusnahan dan pengolahan sampah

Pemusnahan atau pengolahan sampah ini dilakukan melalui

berbagai cara antara lain :

(1) Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan

membuat lubang di tanah kemudian sampah ditimbun

dengan tanah

(2) Dibarakar (inceneration), yaitu memusnahkan sampah

dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran

(incinerator)

(3) Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah

menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organic

daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat

membusuk. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk

memisahkan sampah organik dengan an-organik, kemudian

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuntingrepository.umtas.ac.id/32/4/BAB II LINDA HINDASYAHRUL R.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Definisi Stunting (kerdil) merupakan gagal

31

sampah organic diolah menjadi pupuk tanaman dapat dijual

atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah an-organik dibuang

dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan

demikian maka masalah sampah akan berkurang.

(Notoatmodjo,2011)

5) Syarat pembuangan sampah yang memenuhi syarat :

a) Tersedian tempat pembuangan sampah sementara

b) Tempat sampah mempunyai tutup yang mudah dibuka dan

tidak mengkotori tangan

c) Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat

d) Jarang tempat pembuangan sampah kurang lebih harus 15

meter dengan sumber air

e) Tempat pembuangan sampah diangkut ke TPA minimal 3x24

jam (Kementrian Kesehatan RI.2016).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--