CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

48
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN Jakarta, November 2020 Sekretariat Wakil Presiden CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING TAHUN 2018 - 2020

Transcript of CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Page 1: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

Jakarta, November 2020

Sekretariat Wakil Presiden

CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

TAHUN 2018 - 2020

Page 2: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

2

Capaian Umum Percepatan Pencegahan Stunting

Capaian berdasarkan Pilar

Pencegahan Stunting Pada Masa Pandemi

Outline Presentasi

2

Page 3: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

5 Pilar Percepatan Pencegahan Stunting

3

5 Pilar PercepatanPencegahanStunting

Prioritas Percepatan Pencegahan Stunting

Page 4: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

4

• Prevalensi Stunting pada Balita mengalami penurunan dari tahun 2007 hingga 2019. Angka Stunting Balita pada tahun 2019 sebesar 27,7% (sumber data: SSGBI), mengalami penurunan sebesar 3,1% daritahun 2018 (sumber data: Riskedas)

• Tahun 2020, SSGI belum bisa dilakukan karena Pandemic Covid 19

Trend dan Target Penurunan Prevalensi Stunting Nasional

36.8 35.6 37.2

30.827,7

2007 2010 2013 2018 2019

14%

2024

4

Page 5: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

5

Indikator 2013 2018 Status

Prevalensi anemia untuk ibu hamil 37,1 48,9 Memburuk

Prevalensi balita diare 18,5 12,3 Membaik

Prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang 19,6 17,7 Membaik

Cakupan ASI eksklusif 30.2 37,3 Membaik

Prevalensi BBLR 5.7 6,2 Memburuk

Prevalensi balita ISPA 25,8** 12,8 Membaik

Kemajuan Indikator Intermediate Outcome 2013 - 2018

Dari 6 indicator intermediate outcome, 4 indicator mengalami perbaikan dan 2 indicator mengalamipenurunan, yaitu prevalensi anemia pada ibu Hamil yang meningkat tajam dari 37,1% pada tahun2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018 dan Prevalensi Bayi dengan Berat Badan Rendah saat lahir

(BBLR) yang meningkat tipis dari 5,7% menjadi 6,2%.

Sumber Data: Riskesdas 2013 dan 2018

5

Page 6: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

6

BPS bersama Setwapres sudah menyusun Indeks Khusus Penangangan Stuning Tahun 2018 –

2019. Hasil menunjukkan adanya kenaikan Indeks sebesar 2,16 yang menunjukkan adanya

perbaikan dalam percepatan pencegahan stunting. Kenaikan ini harus terus dilanjutkan

6

Page 7: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

7

14.4

2

16.8

2

19.9

3

19.9

6

21.0

3

21.0

4

21.1

8

23.9

5

24.1

1

24.5

8

26.2

1

26.2

5

26

.26

26.8

6

26.8

6

27.4

7

27.6

7

27.6

8

28.0

9

28.9

8

29.0

7

29.3

6

30.1

1

30.3

8

30.5

9

31.2

6

31.4

4

31.4

6

31.7

5

32.3 34

.18

34.8

9

37.8

5

40.3

8

43.8

2

Bal

i

Kep

. Ria

u

Kep

. Ban

gka

Bel

intu

ng

DK

I Jak

arta

Jam

bi

DI Y

ogy

akar

ta

Sula

wes

i Uta

ra

Ria

u

Ban

ten

Pap

ua

Bar

at

Jaw

a B

arat

Kal

iman

tan

Uta

ra

Lam

pu

ng

Ben

gku

lu

Jaw

a Ti

mu

r

Sum

ater

a B

arat

IND

ON

ESIA

Jaw

a Te

nga

h

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sum

ater

a Se

lata

n

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua

Sum

ater

a U

tara

Mal

uku

Sula

wes

i Sel

atan

Sulw

esi t

enga

h

Sula

wes

i Ten

ggar

a

Kal

iman

tan

Bar

at

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Ten

gah

Ace

h

Go

ron

talo

Nu

sa T

engg

ara

Bar

at

Sula

wes

i Bar

at

Nu

sa T

engg

ara

Tim

ur

2018 2019

Prevalensi Stunting Berdasarkan Provinsi

Tahun 2018 - 2019

7

Page 8: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

8

Page 9: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Pelembagaan Stranas Stunting

• Dokumen Stranas Percepatan Pencegahan Stunting sedang dalam proses pelembagaan dalam bentuk Peraturan Presiden tentang PercepatanPenurunan Stunting.

• Proses penyusunan Tperpres sudah dilakukan sejak akhir tahun 2018 dengan melibatkan K/L, LSM, Akademisi, NGO, organisasi profesi, swasta dan mitrapembangunan

• Draft sudah disampaikan kepada Presiden melalui Mensesneg dan sudah mendapakan arahan dari Presiden untuk dikoordinasikanditunjau ulang dan dikoordinasikan oleh Menko PMK

• Saat ini Rperpres sedang dalam proses pembahasan

9 9

Page 10: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Capaian Berdasarkan Pilar Stranas

10 10

http://dashboard.setnas-stunting.id/

Page 11: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

11

Pilar 1: Komitmen dan Visi Kepemimpinan Nasional dan Daerah

1. Kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden untukPencegahan Stunting;

2. Kepemimpinan Daerah untukPencegahan Stunting;

3. Kepemimpinan Pemerintah Desauntuk Pencegahan Stunting; dan

4. Pelibatan Swasta, Masyarakat Madani dan Komunitas.

1. Rembuk Stunting Tahunan Di Tingkat Nasional;

2. Nota Kesepakatan Yang Ditandatangani Oleh Pimpinan Daerah Di Kabupaten/Kota Prioritas Dan

3. Rembuk Stunting Tahunan Ditingkat Kabupaten/Kota Prioritas

Strategi Indikator

11

Page 12: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Komitmen Presiden dan Wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden mempunyai komitmen yang tinggi untuk memimpin langsungprogram percepatan pencegahan stunting. Pencegahan stunting juga menjadi salah satu

prioritas dalam RPJMN 2020 – 2024.

12

Page 13: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

1.1 Rembuk StuntingTingkat Nasional

• Pada 2018 - 2020 rembuk stunting nasional sudah dilakukan sebanyak 4 kali untuk 360 Kabupaten/Kota Prioritas

• Pada kegiatan ini diberikan arahan dari Pemerintah Pusat dan juga disampaikan tentang praktek baik dari beberapa daerah dan mitra.

• Pada kesempatan ini juga dilakukan pernyataan komitmen oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan percepatan pencegahan stunting di wilayahnya.

Page 14: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

1.2 Komitmen Pemimpin 360 Kabupaten/Kota

14

Page 15: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

1.3 Rembuk Stunting di 227 Kabupaten/Kota

15

Page 16: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Panduan PPP sedang dalam proses finalisasi

• Beberapa mitra sudah terlibat dalam pencegahan stunting, seperti PTTEP, Tanoto Foundation, Sinar Mas, Mayora, Dompet Dhuafa, Budha Tsuzi, UNAIR, Unhas, Yayasan Hadji Kalla dll.

Kemitraan Pemerintah dan Swasta Untuk PercepatanPencegahan Stunting

16

Page 17: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

1. Kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum yang konsisten dan berkelanjutan.

2. Komunikasi antar pribadi sesuai konteks sasaran.

3. Advokasi berkelanjutan kepada pengambil keputusan.

4. Pengembangan kapasitas pengelola program.

1. Persentase masyarakat yang menilaistunting sebagai 10 masalah pentingdalam gizi dan kesehatan anak;

2. Pelaksanaan kampanye perubahan perilakuyang konsisten dan berkelanjutan di tingkatpusat dan daerah;

3. Terbitnya kebijakan daerah yang memuatkampanye publik dan komunikasiperubahan perilaku; dan

4. Pelaksanaan pelatihan bagi penyelenggarakampanye dan komunikasi perubahanperilaku yang efektif dan efisien

Pilar 2: Kampanye Nasional

dan Komunikasi Perubahan Perilaku

Strategi Indikator

17

Page 18: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Kemen Kominfo melakukan survei persepsi pada tahun 2018 dan 2019 untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang stunting.

• Tahun 2020, survei masih sedang dilakukan dan akan selesai di November 2020.

• Hasilnya survei tahun 2019 sebagai berikut:

2.1 Persepsi Masyarakat tentang Stunting

18

Page 19: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

2.2 Pelaksanaan KPP di Tingkat Pusat dan Daerah

• Tahun 2018 telah disusun Strakom dan tahun 2019 Telah disusun Strategi Komunikasi dan 6 pesan kunci

• Sepanjang tahun 2019, KemenKes dan KemeKomInfotelah melaksanakan kegiatan kampanye melalui berbagai media. • Kemenkes melakukan berbagai kampanye di media luar

ruang, seperti papan billboard yang dipasang di tempatpublic dan kereta api.

• Sementara itu Kemenkominfo melalukan kampanye melalui media social Instagram dengan nama akun @GenBest yang menyasar pada kelmpok masyarakat usia muda. Selain itu, Kemenkominfo juga melaksanakan lokakarya di 30 Kabupaten/Kota bersama dengan “kaum millennial” untuk membahas tentang stunting.

• Tahun 2020, kampanye nasional berkurang karena adapandemic. Kampanye lebih banyak dilakukan melalui media social soleh Kominfo, Kemenkes dan Setwapersdan dikaitkan dengan Covid.

19

Page 20: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Pelaksanaan Komunikasi AntarPribadi di Kabupaten Kota

Page 21: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

21

Page 22: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

2.3 Kebijakan di Daerah terkait KPP

Page 23: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

2.4 Pelatihan bagi Daerah terkait KAP

Pada tahun2020, Kemenkes melakukanpelatihanKomunikaksiAntar Pribadikepada Kabupaten/Kota secara daring

23

Page 24: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

1. Memperkuat konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran;

2. Memperbaiki pengelolaan layanan program;

3. Memperkuat koordinasi lintas sektor dan antar tingkatan pemerintahan; dan

4. Kelima membagi kewenangan dan tanggungjawab pemerintah di semua tingkatan.

1. Pelaksanaan konvergensi program/kegiatannasional untuk percepatan pencegahanstunting;

2. Kinerja pelaksanaan konvergensi program di tingkat kabupaten/kota prioritas untukpercepatan pencegahan stunting;

3. Jumlah kabupaten/kota prioritas yang melaksanakan aksi konvergensi/integrasi.

4. Persentase pemanfaatan Dana Desa untukkegiatan intervensi pencegahan stunting

Pilar 3: Mendorong Konvergensi Program

di Tingkat Pusat dan Daerah

Strategi Indikator

24

Page 25: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Telah dilakukan tagging tracking oleh Kemenkeu dan Bappenas untuk mengetahui alokasi anggaran tahun2020 dan review 6 bulanan terhadap program untuk mendukung percepatan pencegahan stunting sertaidentifikasi berbagai kendala dalam implementasi program dan rekomendasinya;

• Kemenkeu sudah mengalokasikan DAK fisik dan non fisik untuk stunting serta menerbitkan pedomanpenggunaan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) utk mendukung pelaksanaan kegiatan intervensipencegahan stunting terintegrasi;

• Kemendagri telah menyusun pedoman penyusunan APBD tahun 2020 yang mencakup upaya pencapaianSDG termasuk penanggulangan stunting (Permendagri no 33 tahun 2019);

• Sudah dilakukan pelatihan bagi 2.822 tenaga pelatih pendidik PAUD (PCP) di kabupaten/kota oleh master trainer yang diorganisir oleh Kemendikbud: 1.979 yang telah mengikuti tatap muka dan 843 yang telahtersertifikasi;

Kemajuan Pilar 3: Konvergensi Program Nasional, Daerah dan Masyarakat

25

Page 26: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Bappenas dan Kemenkeu telah melakukan tagging dan tracking anggaran terkait stunting sebagai langkah awal mendorong terjadinya konvergensi. Melalui tagging dan tracking angaran dapat diketahui intervensi yang sudah dibiayai, hingga ke lokasi tempat pelaksanaan program.

• Telah dilakukan penajaman beberapa intervensi program, baik dari sisi content maupun lokasi dan sasaran

3.1 Pelaksanaan Konvergensi Program/Kegiatan Nasional Untuk Percepatan Pencegahan Stunting

26

Page 27: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Kemendagri telah melakukan evaluasi kinerja konvergensi untukKabupaten/kota prioritas. Untuk hasil evaluasi tahun 2019, hasil disajikan di dashboard Bangda – Kemendagri; link: https://bangda.kemendagri.go.id/berita/baca_kontent/1398/hasil_penilaian_kinerja_konvergensi_intervensi_pencegahan_stunting_oleh_kabupatenkota

• Untuk evaluasi kinerja tahun 2020 masih dalam tahap finalisasi

• Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan 8 aksi konvergensi, terutama Aksi 1 sampai 4. Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan oleh Kemendagri lebihkepada proses.

• Setwapres Bersama dengan BPS sudah melakukan revisi Indeks KhususPenanganan Stunting (IKPS) yang dijadikan sebagai indeks untuk mengukurkinerja pelaksanaan program percepatan pencegahan stunting di Kabupaten/Kota.

3.2 Kinerja Pelaksanaan Konvergensi Program Di Tingkat Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Percepatan Pencegahan Stunting

27

Page 28: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

3.3 Jumlah Kab/Kota Prioritas Yang Melaksanakan Aksi Konvergensi/Integrasi

28

Page 29: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

153,871,761,172

366,747,378,419

Penggunaan Dana Desa terkait Pemberdayaan Masyarakat untuk Stunting

Pemberdayaan terkait Stunting Non Stunting

3.4 Persentase Pemanfaatan Dana Desa Untuk KegiatanIntervensi Pencegahan Stunting

• Kemendesa telah memasukan pencegahan stunting sebagai salah prioritas penggunaan dana Desa (Permendesa, PDTT No. 16 Tahun 2018tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun2019 dan Permendesa, PDTT No. 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun2020);

• Kemendesa telah menyusun Pedoman Umumdan pelatihan bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang memuat Village Scorecardssebagai acuan kerja KPM dalam pendataansasaran 1.000 HPK dan pemantauan cakupan5(lima) paket layanan pencegahan stunting di Desa bagi 1.000 HPK;

637,579,213,819

3,823,712,055,256

Penggunaan Dana Desa terkait Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk Stunting

Sapras terkait Stunting Non Stunting

14,3%

29,6%

29

Page 30: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

1. Penyediaan pangan yang bergizi;

2. Perluasan program bantuan sosial dan bantuan pangan yang bergizi untuk keluarga tidak mampu;

3. Pemenuhan pangan dan gizi keluarga; dan

4. Penguatan regulasi mengenai label iklan pangan.

1. Persentase sasaran prioritaspenerima bantuan pangan non tunai (BPNT) atau bantuan panganlainnya di Kabupaten/Kota prioritas.

2. Kebijakan terkait peningkatanfortifikasi pangan.

3. Akses sasaran prioritas terhadappangan bergizi; dan

4. Jumlah kawasan rumah panganlestari.

Pilar 4: Ketahanan Pangan dan Gizi

Strategi Indikator

30

Page 31: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sudah mencakup lebih dari90% Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di lokasi prioritas

• Program BPNT telah diperluas di seluruh lokasi prioritas

• Transformasi program BPNT menjadi program SEMBAKO dengan menambahkan indeks bantuan dari Rp. 110.000/KPM/bulan menjadi Rp. 150.000/KPM/Bulan dan kemudian dinaikan kembalimenjadi Rp 200,000/KPM/Bulan serta menambahkan jenis bahan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh KPM.

4.1 Persentase Sasaran Prioritas Penerima BPNT Atau Bantuan Pangan Lainnya Di Kabupaten/Kota Prioritas

31

Page 32: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Sudah terdapat bebeapa kebijakan terkait dengan fortifikasi pangan, diantaranyaadalah:

• SK Menteri Kesehatan No.632/MENKES/SK/VI/1998 tentang Fortifikasi TepungTerigu, tanggal 16 Juni 1998

• Peraturan untuk fortifikasi sukarela diatur dalam PP no 69 tahun 1999 tentangiklan dan label pangan yang merupakan awal dikembangkannya peraturanfortifikasi sukarela di Indonesia.

• Permenperin Nomor 87/2013 tentang Pemberlakuan SNI Minyak Goreng sawitsecara wajib

• Surat Edaran(SE) Menperin No. 5 Tahun 2020 Tanggal 7 April 2020 TentangPengecualian Sementara Penambahan Zat Fortifikan Pada Tepung Terigu dan SE No 6 Tahun 2020 Pengecualian Sementara Kandungan Vitamin A dan atauProvitamin A Pada Minyak Goreng Sawit dikecualikan sementara. Penambahangizi mikro dengan fortifikasi minyak goreng dan tepung terigu perlu dikawalpelaksanaannya.

4.2 Kebijakan Terkait Fortifikasi Pangan

32

Page 33: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Konsumsi Protein (gram/kapita)

4.3 Akses Sasaran Prioritas Terhadap Pangan Bergizi

45.347.8

47.4

64.6

40.0

45.0

50.0

55.0

60.0

65.0

70.0

199

0

199

3

199

6

199

9

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11-I

20

11-I

I

20

12-I

20

12-I

I

20

13-I

20

13-I

I

20

14-I

20

14-I

I

20

15-I

20

15-I

I

20

16-I

20

16-I

I

20

17-I

20

17-I

I

20

18-I

20

18-I

I

Tidak termasuk konsumsi makanan jadi Termasuk konsumsi makanan jadi

16.5

8.3 8.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

22.0

2011 2017 2018

% Ketidakcukupan Pangan

Data akses sasaran prioritas masih belum dapat disajikan, tetapi jika dilihat trend secaraumum, adalah sebagai berikut:

33

Page 34: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

4.4 Jumlah Kawasan Rumah Pangan Lestari

KRPL dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan dan memberikan bantuan kepada masyarakatmelalui pemanfaatan lahan pekarangan dan peningkatan konsumsi pangan dan gizi

34

Page 35: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

1. Peningkatan sistem pendataan yang dapat memantau secara berkala dan akurat;

2. penggunaan data dalam perencanaan dan penganggaran berbasis hasil;

3. Percepatan siklus pembelajaran dan berbagi inovasi dan praktik baik.

1. Publikasi tahunan angka penurunanstunting pada tingkat nasional dan Kabupaten/Kota.

2. Kajian anggaran dan belanjapemerintah untuk pencegahanstunting.

3. Pelaksanaan forum kajian pencegahanstunting.

4. Pemanfaatan dan perbaikan system pendataan termasuk dashboard.

5. Pelaksanaan dan pelaporan hasilpemantauan dan evaluasi secaraberkala

Pilar 5: Pemantauan dan Evaluasi

Strategi Indikator

35

Page 36: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Survei Status Gizi Indonesia untuk tahun 2020 tidak dapat dilakukan, karena belum mendapatkan izin dari Komite Etik. Olehkarena itu publikasi data stunting tahun 2020 tidak bisa dilakukan.

5.1 Publikasi Angka Stunting Tahunan

36

Page 37: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Bappenas dan Kemenkeutelah melakukan review terhadap belanja dan anggaran KL tahun 2019 dan semester 1 tahun2020.

• Review DAK Terkait Pencegahan Stunting juga sudah dilakukan oleh Bappenas bersamaKemenkeu

5.2 Kajian Belanja dan Anggaran Pemerintah

37

Page 38: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Forum kajian terkait dengan stunting, sudah mulai terbentuk. Diskusi terkait dengan pelaksanaan program dengan para pakar dan kajian sudah mulai dilakukan.

• Forum pembelajaran dan sharing pengetahuan serta praktek baik sudah mulai dilakukan, baik melalui acara Rapat Koordinasi Teknis maupun diskusi online.

5.3 Pelaksanaan Forum Kajian dan Pembelajaran

38

Page 39: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Setwapres telah mengembangkan SistemPemantauan Terpadu penyelenggaraanStranas Stunting (berbasis Theory of Change atau TOC) yang disajikan dalam Dashboard Terpadu yang bisa diakses publikhttp://dashboard.setnas-stunting.id/

• Dashboard menampilkan data yang sumbernya dari KL (program maupunsurvey) yang bermanfaat untuk penentuankebijakan atau upaya debottlenecking oleh pemangku kepentingan di tingkat nasional, daerah, dan desa.

• Dilakukan pengolahan dan analisis lanjutanterhadap beberapa data yang ada, sehinngadapat lebih bermakna dan bermanfaat bagipara pengambil dan pelaksana kebijakan

5.4 Pemanfaatan Dan Perbaikan System Pendataan Termasuk Dashboard

39

Page 40: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Pelaporan hasil pemantauan pelaksanaan Stranas akandilakukan secara berkala, 3 bulanan dan tahunan. Data pelaporan akan sangat tergantung pada data yang diperolehdari KL yang terkait.

• Laporan kemajuan pelaksanaan Stranas dapat dilihat pada dashboard dan website (www.stunting.go.id), sehingga dapat diakses oleh publik.

• Laporan hasil pemantauan akan disampaikan kepada Bapak Wakil Presiden sebagai bahan untuk memberikan arahkebijakan percepatan pencegahan stunting.

5.5 Pelaksanaan Dan Pelaporan Hasil Pemantauan Dan Evaluasi Secara Berkala

40

Page 41: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Pencegahan Stunting Pada Masa Pandemi

41

Page 42: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Akses masyarakat terhadap pangan

bergizi berkurang

Berkurangnya daya beli masyarakat

terhadap pangan bergizi dan layanan,

angka kemiskinan bertambah

Terhentinnya layanan kepada masyarakat, seperti Posyandu, kelas Bumil, BKB, PAUD dll

Mempengaruhi alokasi anggaran program dan kegiatan pencegahan stunting di tingkat pusat, kab/kota dan desa

Pengaruh Darurat Covid 19 bagi Pencegahan Stunting

DaruratCovid 19

Relokasi dan Pemotongan

Anggaran

Social Distancing

HilangnyaPekerjaan dan berkurangnyaPendapatan

KenaikanHarga

Pangan

42

Page 43: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Dampak Covid 19 Bagi Skenario Penurunan Stunting

Ada kemungkinan target penurunan stunting sebesar 14% tidak akan tercapai, jika masa pandemic ini berlarut-larut

Hasil perhitungan awal Bank Dunia

43

Page 44: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Penurunan Kunjungan ke Posyandu

Selama Pandemi Covid 19

14.8

62.7

13.4

3 3.5 4.5 2.7

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jan

uar

i

Feb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

Juli

Kunjungan Ke Posyandu Januari- Juli 2020 Secara Nasional

14.4

6.2 9.

9

16.8

40.6

6.8

18.9

7.2

46.1

70.8

52.5

59.5

79

.5

66.9

74.5

33.7

6.7

5.1 9.

5

10.5

22.1

4.4

14.9

8.2

0.3 1.5

0.9

0.6 2 0.3 2

.8 3.4

0.2 1.7

0.8

0.8 3

.8

0.2 3

.6

2.5

0.5 2

.4

2.1

0.5

6.7

1.2

5.3

5.3

0.3 1.5 2 0

.1 2.4

1 2.5 3.9

0

10

20

30

40

50

60

70

80

DKI Jakarta Jabar Jateng Jatim DIYogyakarta

Banten Sulsel Sumsel

Penurunan Kunjungan Posyandu Januari- Juli 2020 di Beberapa Provinsi yang Memberlakukan PSBB

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Terjadi penurunan kunjungan ke Posyandu Selama Pandemi Covid 19, terutama setelahdiberlakukannya PSBB di Bulan Maret 2020

(sumber data: ePPGBM Kemenkes) 44

Page 45: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Pemerintah tetap Menjadikan Pencegahan Stunting Sebagai Prioritas Meskipun pada Masa Pandemi

• Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemic Covid 19: https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/final-panduan-gizi-seimbang-pada-masa-covid-19-1.pdf

• Pelayanan Gizi pada Masa Pandemi: SE Ditjend KesmasNo HK.02.02/V/393/2020 → Pedoman Pelayanan GiziMasa Pandemi

• Pelaksanaan Posyandu: Surat Mendagri kepadaGubernur dan Bupati/Walikota tanggal 27 April 2020 dengan No 094/1737/BPD tentang Operasional Posyandudalam Pencegahan Penyebaran Covid 19

• Pedoman Pelaksanaan Imunisasi: SE Ditjend P2P No SR.02.06/41332/2020 tentang Pelayanan Imunisasi pada anak selama masa pandemi Corona Virirs Disease 2019

• Materi berupa poster dan flyer sudah dikembangkanoleh Kemenkes didukung oleh UNICEF dan mitrapembangunan lainnya

Beberapa Panduan dan Materi Terkait Layanan di Masyarakat pada masa pandemic sudah dikeluarkan:

45

Page 46: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Alokasi Anggaran Pencegahan Stunting Pada Masa Pandemic Covid 19

Sumber: Laporan Kinerja Anggaran dan pembangunan Perececpatan Penurunan Stunting Semester 1 Tahun 2020

Pada Mas Pandemic, terjadi realokasi dan pemotongan anggaran di Kementerian dan Lembaga. Untuk pencegahan stunting, secara total, terjadi kenaikan anggaran karena

naiknya dana Bantuan Sosail di Kemensos. Namun demikian dari 20 K/L, 13 K/L mengalami penurunan anggaran.

46

Page 47: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

• Konvergensi di Tingkat Pusat, Kabupaten dan Desa masih harus terus didorongdan bukan hal mudah untuk dilakukan.

• Cakupan dan Beberapa Indikator Program Masih Rendah: • Anemia Ibu Hamil: prevalensi nya naik, konsumsi TTD > 90 tablet rendah• Gizi Remaja• ASI Ekslusif cakupannya rendah• Imunisasi: cakupan imunisasi cederung menurun• PAUD HI: Saat ini yang sudah tergarap dengan baik adalah usia 4-6 tahun• Sanitasi dan air minum• Kampanye Perubahan Perilaku: 6 pesan utama

• Perubahan perilaku tidaklah mudah, butuh waktu dan kontinuitas dalam pelaksanaannya.

• Sistem surveillance, pmantauan dan evaluasi harus dikuatkan, baik di tingkatKabupaten/Kota maupun di tingkat nasional.

• Masa Pandemi mempengaruhi pelaksanaan program. Semakin lama masa pandemic berlangsung, semakin besar dampaknya bagi program. Perlu inovasidalam pealaksanaan layanan di masyarakat

Tantangan Pelaksanaan

47

Page 48: CAPAIAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Terima Kasih