BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tembakau 2.1.1....
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tembakau 2.1.1....
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tembakau 2.1.1. Sejarah Tembakau
Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, di
mana bangsa pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk pengobatan.
Tembakau digunakan pertama kali di Amerika Utara, tembakau masuk ke Eropa
melalui Spanyol (Basyir 2006). Pada awalnya hanya digunakan untuk keperluan
dekorasi dan kedokteraan serta medis saja. Setelah masuknya tembakau ke Eropa
tembakau menjadi semakin populer sebagai barang dagangan, sehingga tanaman
tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan
Australia (Matnawi, 1997).
Mulai abad ke-15, konsumsi tembakau terus tumbuh. Pada abad ke-18,
tembakau telah diperdagangkan secara internasional dan menjadi bagian dari
kebudayaan sebagian besar bangsa di dunia. Lalu pada abad ke-19 orang – orang
Spanyol memperkenalkan cerutu ke Asia lewat Fhilipina dan kemudian ke Rusia dan
Turki sehinga rokok mulai menggantikan penggunaan tembakau pada pipa, tembakau
kunyah dan hirup. Dengan cara itulah, tembakau menyebar ke negara – negara
lainnya (Basyir, 2006).
Pada tahun 2003, dalam menanggapi pertumbuhan penggunaan tembakau di
negara berkembang, World Health Organization (WHO) berhasil mengumpulkan 168
negara untuk menandatangani Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau.
Konvensi ini dirancang untuk mendorong penegakan hukum yang efektif di semua
6 Universitas Sumatera Utara
negara untuk mengurangi efek berbahaya dari tembakau. Hal ini menyebabkan
penghentian pengembangan produk tembakau (Wikipedia, 2008).
Tanaman tembakau di Indonesia diperkirakan dibawa oleh bangsa Portugis
atau Spanyol pada abad ke-16. Menurut Rhupius, tanaman tembakau pernah dijumpai
di Indonesia tumbuh dibeberapa daerah yang belum pernah di jelajahi oleh bangsa
Portugis atau spanyol (Matnawi, 1997).
2.1.2. Klasifikasi Tembakau
Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa
Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya,
dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada
tumbuhan ini (Bartolome De La Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago",
sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau, tetapi tembakau umumnya
digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari
Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari
berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa,
dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika
(Wikipedia, 2008).
Tembakau ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8
meter (6 kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai
sekurang-kurangnya 30 sentimeter (1 kaki) yang ditanam untuk mendapatkan
daunnya. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik
dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun
tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk
Universitas Sumatera Utara
tembakau melalui hidung. Selain untuk dikonsumsi, tembakau digunakan juga
sebagai pestisida organik dan, dalam bentuk tartrat nikotin, digunakan dalam
beberapa obat-obatan (Wikipedia, 2008).
2.1.3. Jenis Tembakau
Menurut Cahyono (1998), ada beberapa jenis tembakau yakni :
1. Tembakau Cerutu yang terdiri dari :
a. Tembakau Deli, digunakan sebagai pembungkus dalam industri rokok cerutu.
b. Tembakau Vorstenlanden, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu.
c. Tembakau Besuki, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu dan
daunnya dapat digunakan sebgai pembungkus rokok.
2. Tembakau Pipa. Tembakau ini khusus digunakan untuk rokok pipa dan bukan
pembuatan rokok cerutu dan rokok kretek.
3. Tembakau Sigaret. Tembakau ini digunakan umtuk bahan baku pembuatan rokok
sigaret, baik rokok putih maupun rokok kretek.
4. Tembakau Asli / Rejangan. Tembakau ini disebut juga tembakau rakyat, dimana
tembakau ini diolah dengan direjang lalu dikeringkan dengan penjemuran
matahari. Tembakau rakyat digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok
kretek atau lainnya.
5. Tembakau Asepan yakni tembakau yang daunnya diolah dengan cara pengasapan,
tembakau ini digunakan untuk rokok lintingan (tembakau dilinting dengan kertas
rokok halus).
Universitas Sumatera Utara
Menurut laporan dari Direktorat Jendral Perkebunan Republik Indonesia,
secara garis besar tembakau di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok besar,
yaitu:
1. Tembakau asli adalah tembakau yang masuk dan tersebar sejak ratusan
tahun yang lalu dan telah beradaptasi dengan lingkungannya.
2. Tembakau introduksi adalah tembakau yang masuk ke Indonesia
sekitar tahun 1900-an, seperti jenis Virginia, Burley, dan Oriental.
Tembakau yang digunakan masyarakat sebagai tembakau kunyah ada
beberapa jenis merek berdasarkan asal tembakaunya yakni tembakau lokal, jenis ini
terdiri dari merek tembakau jawa, merek tembakau kuning, merek tembakau hijau
dan merek tembakau gaya.
2.1.4. Cara Mengkonsumsi Tembakau
Tembakau dikonsumsi dalam berbagai bentuk dan melalui beberapa metode
yang berbeda. Di bawah ini adalah cara-cara untuk mengkonsumsi tembakau yakni:
1. Beedi yakni rokok terbuat dari tembakau dibungkus dengan daun tendu, dan
dijamin dengan benang berwarna di salah satu ujungnya.
2. Mengunyah tembakau merupakan salah satu cara tertua mengkonsumsi daun
tembakau. Hal ini dikonsumsi secara dalam dua bentuk: melalui alur manis,
atau dalam bentuk irisan. Ketika mengkonsumsi dengan cara alur manis,
tembakau dibuat dalam bentuk helai panjang, tembakau dikunyah dan
dipadatkan menjadi bola. Ketika mengkonsumsi tembakau robek, jumlah kecil
ditempatkan di bibir bawah, antara gusi dan gigi, sehingga sering bisa disebut
Universitas Sumatera Utara
pencelupan tembakau. Kedua metode merangsang kelenjar ludah, yang
menyebabkan bertambahnya air ludah.
3. Cerutu, tembakau yang digulung dari fermentasi tembakau kering yang
dinyalakan sehingga asapnya dapat ditarik ke mulut perokok.
4. Rokok adalah produk tembakau yang dikonsumsi melalui inhalasi dan dibuat
dari potong halus daun tembakau, sering dikombinasikan dengan aditif lain,
kemudian digulung atau diisi ke dalam silinder terbungkus kertas.
5. Snuffs Creamy pasta adalah olahan tembakau yang terdiri dari tembakau,
minyak cengkeh, gliserin, spearmint, mentol, dan kapur barus, dan dijual
dalam tabung pasta gigi. Hal ini dipasarkan terutama untuk perempuan di
India , dan dikenal dengan nama merek Ipco (dibuat oleh Asha Industries),
Denobac, Daytona , Ganesha . Hal ini secara lokal dikenal sebagai "mishri" di
beberapa bagian Maharashtra.
6. Tembakau celup adalah bentuk tembakau tanpa asap. Kadang-kadang disebut
sebagai "mengunyah", dan karena ini, biasanya bingung dengan mengunyah
tembakau dengan tembakau celup,caranya yakni ditempatkan di antara bagian
bawah atau atas bibir dan gusi.
7. Gutka adalah tembakau yang dilumatkan dan dicampur dengan sirih yang
rasanya manis atau gurih. Tembakau ini diproduksi di India dan diekspor ke
beberapa negara lain.
8. Hookah adalah air pipa untuk merokok. Awalnya dari India, hookah telah
mendapatkan popularitas besar, terutama di Timur Tengah. Hal ini dapat
digunakan untuk merokok buah-buahan herbal atau ganja.
Universitas Sumatera Utara
9. Kretek adalah rokok yang dibuat dengan kombinasi rumit dari tembakau, Ini
pertama kali diperkenalkan di tahun 1880-an di Kudus, Jawa, untuk
memberikan obat eugenol dari cengkeh ke paru-paru.
10. Pipa rokok biasanya terdiri dari sebuah ruang kecil (mangkuk) untuk
pembakaran tembakau yang akan merokok dan batang tipis (shank) yang
dihisap dengan mulut (menggigit). potongan tembakau ditempatkan dalam
ruangan kecil dan dinyalakan.
11. Bubuk tembakau adalah istilah generik untuk tembakau tanpa asap. Awalnya
istilah ini disebut hanya untuk tembakau kering, debu halus yang populer
terutama di abad kedelapan belas.
12. Snus merupakan produk tembakau yang tidak difermentasi, dan tidak
menyebabkan keluar air liur. Dikonsumsi dengan menempatkannya di mulut
terhadap gusi untuk jangka waktu. Ini adalah bentuk tembakau yang
digunakan dengan cara yang mirip dengan tembakau celup , tetapi tidak
memerlukan air ludah. (Wikipedia, 2008).
Menurut Gondodiputro (2007), produk-produk tembakau ini digunakan secara
luas oleh masyarakat dan produksi komersial mengacu kepada 3 tipe atau jenis
sediaan tembakau sebagai berikut:
1. Gulungan tembakau (rolls of tobacco) yang dibakar dan dihisap (rokok),
contohnyaadalah bidi, cigar, cigarette.
2. Pipa (pipes), termasuk pipa air.
3. Sediaan oral (oral preparations) untuk digunakan dengan cara mengunyah,
didiamkan di dalam mulut, contohnya adalah snuff, snus, betel quid.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tembakau Kunyah
Tembakau kunyah merupakan tembakau non hisap yang di bentuk helaian
panjang dari keseluruhan tembakau, ataupun tembakau yang hanya di robek kasar dan
di konsumsi dengan menaruh sebagian tembakau di mulut. Tidak seperti tembakau
biasa tembakau kunyah bukan tembakau ampas dan harus di kunyah secara mekanis
dengan gigi agar rasa dan nikotinya terasa. Mengunyah tembakau merupakan cara
tertua untuk menikmati tembakau. Sejarah ini dapat dilacak ke suku Indian dan
Benua Amerika.
Pengguna tembakau kunyah keberadaan mereka umumnya bemukim di
pedesaan. Kebiasaan mereka dalam membeli bahan baku masih di pasar tradisional.
Karena pasar - pasar tradisional masih menyediakan kebutuhan konsumen yang
masih aktif dalam mencari bahan tembakau dan perlengkapan lain. Dalam melakukan
aktifitas mereka untuk melakukan proses pengunyahan masih ada bahan campuran
seperti gambir, jambe, injet atau apu dan daun sirih serta bahan utama tembakau.
Keunikan tersebut sampai sekarang masih bisa dirasakan (Fuadi, 2009).
Mengunyah tembakau merupakan salah satu cara tertua mengkonsumsi daun
tembakau. Tembakau kunyah dikonsumsi dalam dua bentuk yakni melalui alur manis,
atau dalam bentuk irisan. Ketika mengkonsumsi dengan cara alur manis helai panjang
tembakau dipadatkan menjadi bola, biasanya cara ini digunakan bersamaan dengan
mengkonsumsi sirih. Ketika mengkonsumsi dalam bentuk irisan, jumlah kecil
tembakau yang di iris ditempatkan di bibir bawah, antara gusi dan gigi, di mana
tembakau yang telah diiris tersebut dipadatkan pada bibir bawah tersebut, sehingga
sering bisa disebut pencelupan tembakau. Kedua metode tembakau kunyah tersebut
Universitas Sumatera Utara
merangsang kelenjar ludah, yang menyebabkan jumlah ludah menjadi bertambah
(Wikipedia, 2010).
Namun, masih banyak yang belum memikirkan bahaya tembakau tanpa asap
yang disebut tembakau kunyah. Orang tidak menyadari bahwa jenis tembakau
kunyah memiliki efek yang sangat berbahaya karena kandungan nikotinnya yang
sangat tinggi. Bahan berbahaya, juga dikenal sebagai karsinogen, yang ditemukan di
tembakau menyebabkan penggunanya 400 persen peningkatan risiko terkena kanker
kandung kemih dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan zat ini.
Bahkan lebih mengganggu adalah berita bahwa faktor risiko yang terkait dengan
tembakau kunyah akan tetap selama bertahun-tahun bahkan setelah pengguna benar-
benar berhenti tembakau tanpa asap. Selain itu tembakau kunyah dapat menimbulkan
penyakit merugikan yang mempengaruhi bibir, lidah, tenggorokan dan perut dalam
bentuk kanker (Holly, 2010).
Efek yang berbahaya tersebut ditimbulkan karena kandungan yang ada dalam
tembakau yang dikonsumsi oleh masyarakat, baik itu tembakau kunyah maupun
tembakau yang terdapat dalam rokok. Efek nikotin ketika tembakau dipakai dengan
cara menghisap, mengunyah atau menghirup tembakau sedotan, menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu
makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan
citarasa dan penciuman serta memerihkan paru. Penggunaan tembakau jangka
panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah,
dan menyebabkan kanker. Perbedaan terletak pada efek yang ditimbulkan pada
Menghisap tembakau menghasilkan efek nikotin pada susunan saraf pusat (SSP)
Universitas Sumatera Utara
dalam waktu kurang-lebih sepuluh detik. Jika tembakau dikunyah, efek pada susunan
saraf pusat (SSP) dialami dalam waktu 3-5 menit(Ilham, 2008).
2.3. Kandungan Zat Kimia Tembakau
Tembakau merupakan tanaman yang dapat menimbulkan adiksi karena
mengandung nikotin dan juga zat-zat karsinogen serta zat-zat beracun lainnya.
Setelah diolah menjadi suatu produk apakah rokok atau produk lain , zat-zat kimia
yang ditambahkan berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan tubuh serta
kanker. Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen – elemen dan setidaknya
200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar,
nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan –
bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (Gondodiputro, 2007). Zat – zat beracun
yang terdapat dalam tembakau antara lain:
2.3.1. Nikotin
Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil penguraian dari
nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosaminelah yang bersifat
karsinogenik. Pada paru – paru, nikotin akan menghambat aktivitas silia. Selain itu,
nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoaktif. Sehingga akan merasakan
kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal inilah yang
menyebabkan mengapa sekali merokok atau pun mengunyah tembakau susah untuk
berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormone kathelokamin
(adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan
kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin tinggi, yang mengakibatkan
timbulnya hipertensi. Efek lain adalah merangsang berkelompoknya trombosit.
Universitas Sumatera Utara
Trombosit akan menggumpal dan akan menyumbat pembuluh darah yang sudah
sempit akibat CO (Gondodiputro, 2007).
Komponen ini terdapat di dalam asap rokok dan juga di dalam tembakau yang
tidak dibakar. Mengukur kuantum dalam asap rokok dengan menggunakan smoking
machine, sedangkan di dalam tembakau tanpa menggunakan smoking mechine.
Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf, juga menyebabkan tekanan darah
sistolik dan diastolik mengalami peningkatan. Denyut jantung bertambah, kontraksi
otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada
pembuluh koroner bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin
meningkatkan kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah.
Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan merokok (Sitepu, 2000).
2.3.2. Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru –
paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 – 35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat
karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru – paru
(Gondodiputro, 2007).
Apabila satu –satunya sumber nikotin adalah tembakau maka sumber tar
adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok, dan bahan organik lainnya yang terbakar.
Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh juga di
klasifikasikan sebagai tar (Sitepu, 2000).
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Formaldehid
Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai
pengawet dan pembasmi hama. gas ini juga sangat beracun terhadap semua
organisme hidup. Oleh sebab itu tembakau juga dapat dimaanfaatkan menjadi
insektisida penggerek batang padi (Susilowati, 2006).
2.3.4. Kadmium
Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal
(Gondodiputro, 2007).
2.3.5. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang
ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan
mengakibatkan seseorang pingsan atau koma (Gondodiputro, 2007).
2.3.6. HCN/ Asam Sianida
HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat
efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan
(Gondodiputro, 2007).
2.3.7. Nitrogen Oksida
Nitrogen Oksida adalah unsur kimia yang dapat menganggu saluran
pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan kulit tubuh. Bahan yang
paling berbahaya dari beberapa bahan kimia diatas yakni tar, nikotin, dan CO
bersama – sama mempengaruhi kerja jantung, CO mengurangi kadar dalam darah,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan nikotin menstimulasi aksi jantung sehingga butuh lebih banyak
(Sitepu, 2000).
2.3.8. Piridin
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat
digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama
(Gondodiputro, 2007).
2.3.9. Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah
terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan
kematian (Gondodiputro, 2007).
2.3.10. Eugenol
Eugenol dapat ditemukan di dalam cengkeh atau di dalam minyak cengkeh
yang dapat memberikan bintik minyak pada rokok kretek sehingga memberikan
pandangan yang kurang menyenangkan. Eugenol dapat dijumpai baik di dalam rokok
yang sedang diisap, di dalam asap rokok yang diisap, maupun di dalam rokok yang
tidak dihisap/tidak dirokok. Eugenol serupa halnya dengan nikotin, yakni juga dapat
dijumpai di dalam rokok yang dihisap (asap rokok) dan juga di dalam rokok yang
tidak dihisap (tembakau kunyah) (Sitepu, 2000).
2.4. Kadar-Kadar Nikotin
Seseorang dewasa menjadi ketagihan apabila mengkonsumsi 4-6 mg nikotin
setiap hari. Gangguan kesehatan akibat merokok maupun mengkonsumsi tembakau
kunyah pangkal utamanya adalah mengkonsumsi nikotin diatas ambang batas
sehingga seseorang menjadi ketagihan. Satu-satunya sumber nikotin adalah
Universitas Sumatera Utara
tembakau, keseluruhan penggunaan tembakau merupakan suatu akibat adanya nikotin
sehingga seseorang ingin selalu mengkonsumsinya.(Sitepu, 1997).
Kadar nikotin dalam tiap – tiap jenis tembakau berbeda – beda, selain
ditentukan oleh tingkat kemasakannya juga ditentukan oleh letak daun pada batang.
Hal ini berbeda karena setiap lembar daun tembakau dari bawah sampai atas memiliki
sifat fisik dan kimia yang berbeda, oleh karena itu maka daun tembakau
dikelompokkan menjadi beberapa kelas menurut letaknya pada batang. Selain itu zat
kimia dalam tembakau juga dipengaruhi oleh waktu panen (pagi, siang, dan sore),
secara umum waktu yang sangat baik memetik daun tembakau adalah pada waktu
pagi atau sore hari dalam keadaan cuaca cerah(Cahyono, 1998).
Kadar nikotin juga dipengaruhi oleh pengolahan daun tembakau menjadi
tembakau yang siap d komsumsi, yang meliputi penjemuran matahari (sun-curing),
mengangin-anginkan (air-curing), pengasapan (fire-curing), pemanasan buatan (flue-
curing), dan perajangan. Selain hal di atas keadaan tanah juga berpengaruh besar
terhadap kualitas tembakau yang dihasilkan, yang meliputi jenis tanah, sifat fisik
tanah, sifat kimia tanah, sifat biologis tanah, ketinggian tanah, dan derajat kemiringan
tanah (topografi tanah) (Cahyono, 1998).
Kadar nikotin pada tembakau kunyah yang masuk ke dalam tubuh perharinya
menurut WHO berada pada kisaran 2 mg – 4 mg per harinya. Kadar nikotin dibatasi
karena makin lama seseorang mengkonsumsi tembakau maka sel-sel otak makin
menikmati nikotin dalam ambang rangsang. Suatu saat kadar nikotin dalam darah
menurun dan dibawah nilai ambang rangsang maka, maka pengkonsumsi tembakau
Universitas Sumatera Utara
akan merasa tersiksa sehingga berusaha mencari tembakau kembali yang
menyebabkan ketagihan terhadap nikotin (Dharmasemaya, 2004).
2.5. Efek Tembakau Kunyah
Dampak yang ditimbulkan oleh tembaakau kunyah. Menghisap tembakau
menghasilkan efek nikotin pada SSP dalam waktu kurang-lebih sepuluh detik. Jika
tembakau dikunyah, efek pada SSP dialami dalam waktu 3-5 menit (Ilham, 2008).
2.5.1. Susunan Saraf Pusat
Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan
berbagai hormone dan neurohormon dopamine di dalam plasma. berdasarkan
rangsangannya terhadap “chemoreceptors trigger zone” dari sumsum tulang belakang
dan stimulasinya dari refleks vagal, nikotin menyebabkan mual dan muntah. Di lain
pihak, nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian
membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan
merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya, perokok akan
merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa
lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik
pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. meningkatnya
serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi.Efek
dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam
perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor (Gondodiputro, 2007).
2.5.2. Terhadap Lambung dan Usus 12 Jari
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam
yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari
(Gondodiputro,2007).
2.5.3. Kanker
Tembakau yang mengandung nitrosamine dan derivate nikotin bersifat
karsinogen karena mudah diabsorpsi kedalam darah yang dapat menyebabkan kanker.
Menurut Sharon tipe kanker yang umumnya terjadi pada petembakau :
1. Kanker mulut dan tenggorokan
2. Kanker perut
3. Kanker kandung kemih
4. Kanker esophagus
5. Kanker pada ginjal dan kandung kemih
6. Kanker pada pancreas
7. Kanker serviks
8. Kanker payudara
Efek nikotin ketika tembakau dipakai dengan cara menghisap, mengunyah
atau menghirup tembakau sedotan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah,
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang,
menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan citarasa dan
penciuman serta memerihkan paru. Nikotin, terdapat di tembakau, adalah salah satu
zat yang paling adiktif yang dikenal. Nikotin adalah perangsang susunan saraf pusat
(SSP) yang mengganggu keseimbangan neuropemancar. Ketergantungan fisik pada
nikotin dan yang lebih penting, ketergantungan psikologis pada rokok, berkembang
dengan cepat (Ilham, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Selain itu nikotin juga dapat menyebabkan leukoplakia yakni luka putih di
dalam mulut yang dapat menyebabkan kanker, resi gusi yakni mengupasnya lapisan
kulit pada bagian belakang gusi, keropos di sekitar gigi, dan buruk/bau nafas pada
penggunanya, mual dan pusing. Selain kerugian kesehatan, yang juga harus
diperhitungkan adalah kerugian financial. Semua penyakit dan efek dari tembakau
kunyah tersebut harus ditanggung dengan uang yang tidak sedikit/banyak, sehingga
jika dihitung secara keseluruhan jumlahnya sungguh luar biasa dan akan lebih baik
jika digunakan untuk kepentingan yang lain yang lebih berguna dan bermanfaat.
2.6. Nikotin Dalam Tubuh Manusia
Nikotin merupakan senyawa organik alkaloid, yang umumnya
terdiri dari Karbon, Hydrogen, Nitrogen dan terkadang juga Oksigen. Senyawa kimia
alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulant terhadap tubuh manusia.
Contoh lain dari senyawa alkaloid ini misalnya, Kafein. Bagi pencinta kopi, tentu
bisa merasakan effek stimulant dari kafein ini ketika meminum secangkir kopi di pagi
hari. Konsentrasi Nikotin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram berat tembakau.
Layaknya zat additive lainnya, ada beberapa cara bagi Nikotin untuk terserap
dalam tubuh manusia, yaitu melalui:
1. Kulit
2. Paru-paru
3. Mucous membranes ( mucous membrane misalnya pada bagian dalam mulut,
atau lapisan dalam hidung kita)
Universitas Sumatera Utara
Setelah terserap melalui salah satu cara diatas, Nikotin akan masuk ke dalam
system peredaran darah menuju ke otak dan diedarkan ke seluruh system tubuh.
Merokok, atau proses inhalasi, adalah cara yang paling umum dan tercepat bagi
Nikotin untuk terserap dalam darah. Paru-paru kita mengandung banyak alveolus.
Alveolus adalah semacam kantung kecil, tempat terjadinya pertukaran antara udara
kotor dan bersih yang kita hisap. Setelah berada dalam system peredaran darah,
Nikotin dengan cepat akan sampai ke otak, dan bereaksi dengan sel-sel otak sehingga
terciptalah perasaan nyaman tersebut dan menyebabkan ketagihan. Dibutuhkan 5-15
detik setelah setelah hisapan pertama bagi Nikotin untuk bereaksi dalam tubuh (otak)
kita.
2.7. Mekanisme Kerja Nikotin Dalam Tubuh
Saat kita mengkonsumsi tembakau, saat itu juga zat nikotin yang terkandung
di dalamnya meresap ke dalam paru-paru yang kemudian langsung masuk ke dalam
aliran darah untuk seterusnya disirkulasikan menuju otak. Semua ini terjadi dalam
waktu yang sangat cepat. Bukan hanya lewat paru-paru saja nikotin bisa masuk ke
dalam aliran darah. Nikotin juga bisa mencapai aliran darah melalui membran sel
yang terdapat di mulut, di hidung atau bahkan lewat sel kulit.
Molekul nikotin juga berbentuk serupa dengan bentuk neurotransmiter dalam
tubuh manusia yang bernama asetilkholin. Asetilkholin dengan reseptornya bereaksi
dalam berbagai fungsi, diantaranya dalam molekul yang mengatur pergerakan tubuh,
pernapasan, denyut jantung, dan memori. Pasangan ini juga berperan dalam
pelepasan neurotransmiter lainnya dan sel hormon yang berefek pada perasaan hati,
selera makan, memori dan banyak lagi yang lainnya. Pada waktu berada di otak,
Universitas Sumatera Utara
molekul nikotin ini langsung menyatu dengan reseptor dan bertindak seperti layaknya
sebuah asetilkholin.
Nikotin juga bereaksi di bagian otak yang mengatur pembentukan perasaan
nyaman dan dihargai. Hal ini disebabkan karena perjalanannya di otak, ternyata
nikotin akan bereaksi di bagian otak menempel pada reseptor otak yang bernama α 4
β 2, sehingga merangsang pelepasan neurotransmiter dan melepaskan dopamin yang
memberikan efek fisiologis seperti rasa nikmat, tenang, dan menciptakan perasaan
nyaman dan dihargai pada manusia (Farmakotrapi-Info, 2008).
2.8. Metabolisme dan Ekskresi Nikotin
Nikotin sebagai zat yang paling banyak dikaitkan dengan ketagihan pada
pengkonsumsi tembakau diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian
ke jalur adrenergik sehingga membuat perasaan akan merasa lebih tenang, nikmat,
memacu sistem dopaminergik, dan merasa daya pikir lebih cemerlang . Sementara di
jalur adrenergik, zat iniakan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian yang
mengeluarkan neurotransmiter serotonin. Meningkatnya serotonin inilah yang
menyebabkan timbulnya rangsangan rasa senang untuk mencari tembakau lagi.
a. Metabolisme nikotin
Di dalam organ hati, enzyme yang disebut CYP2A6 akan mencerna sekitar
80% nikotin akan menjadi Kotinin.Proses metabolisme Nikotin terjadi juga di dalam
paru-paru. Disini, Nikotin akan diubah menjadi Kotinin dan Nikotin oksida. Kotinin
dapat dikeluarkan melalui urin. Itulah mengapa, urin seorang perokok akan
menimbulkan bau yang sangat tajam. Kotinin memiliki waktu paruh 24 jam. Artinya,
24 jam setelah mengkonsumsi tembakau, zat kotinin dalam tubuh akan tersisa
Universitas Sumatera Utara
setengahnya.Nikotin yang tersisa dalam darah, juga akan disaring di dalam ginjal dan
akan dikeluarkan melalui urin.
Tingkat metabolisme Nikotin dalam tubuh tiap individu dapat berbeda satu
sama lain. Seseorang yang memiliki kelainan pada enzyme CYP2A6, akan membuat
organ hati menjadi kurang efektif dalam mencerna Nikotin. Akibatnya, kadar Nikotin
dalam darah masih berada pada level yang tinggi. Pengkonsumsi tembakau dengan
kelainan fungsi enzyme ini, biasanya menggunakan tembakau lebih sedikit namun
merasakan efek Nikotin yang lebih besar dari pada pengguna tembakau lain pada
umumnya.
b. Ekskresi nikotin
Proporsi terbesar sejauh ini dari nikotin dan metabolismenya dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui urine. Walaupun nikotin juga terdapat pada keringat, saliva,
kelenjer susu pada wanita. Pada kejadian absorbsi, ekskresi nikotin yang stabil adalah
pH yang tetap, ketika pH rendah (5,5 atau kurang) maka nikotin hampir secara total
terionisasi dan tidak dapat diabsorbsi melalui tubulus ginjal (Mangan, 1984).
2.9. Karakteristik Masyarakat
Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah karakteristik
penduduk atau karakteristik masyarakat, yang berpengaruh penting terhadap proses
demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik adalah hal – hal
yang melekat pada diri individu dan yang dapat membedakan individu satu dengan
yang lainnya. Pengidentifikasian dan pemilihan karakteristik-karakteristik yang
relevan merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak mudah. Rangkaian lengkap
Universitas Sumatera Utara
karakteristik yang disajikan mencerminkan suatu kondisi keadaaan dari suatu
masyarakat. Karakteristik masyarakat dikelompokan berdasarkan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan dari suatu masyarakat (Anonimous,
2009).
a. Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin,
atau yang sering juga disebut struktur umur dan jenis kelamin. Dari hasil survai
pendahuluan diketahui bahwa yang menggunakan tembakau kunyah berjenis kelamin
perempuan. Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat
ulang tahun terakhir.
Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk
mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur muda atau
tua. Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia
dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh
penduduk. Sebaliknya penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia
65 tahun keatas diatas 10 persen dari total penduduk (Anonimous, 2009).
Dari hasil survai pendahuluan diketahui bahwa pengguna tembakau kunyah di
Desa Rumah Gerat Kecamaatan BiruBiru berumur diatas 17 tahun dan kebanyakan
dari kalangan ibu rumah tangga
b. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diperoleh ditandai dengan
adanya ijazah. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
dilalui (Notoadmodjo, 2003).
Universitas Sumatera Utara
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian responden.
d. Penghasilan
Penghasilan adalah besarnya pendapatan yang diperoleh dalam keluarga.
Penghasilan dapat berarti juga jumlah uang yang didapat oleh sesorang dari hasil
kerjanya setiap bulan (Notoadmodjo, 2003).Selain penggunaan tembakau sebagai
rokok, di pedesaan juga didominasi pengguna tembakau dalam bentuk suntil sehingga
konsumsi tembakau bagi masyarakat pedesaan seharusnya lebih tinggi dari di
perkotaan (Sitepoe, 2000).
Universitas Sumatera Utara
2.10. Kerangka Konsep
TEMBAKAU KUNYAH
WHO
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
Kadar Nikotin
Pemeriksaan Laboratorium
Karakteristik Masyarakat Pengguna Tembakau Kunyah Umur Umur mulai menggunakan
Tembakau Kunyah Lama menggunakan
Tembakau Kunyah Tingkat Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Jenis Tembakau Kunyah Banyaknya tembakau yang
dikunyah per hari Keluhan kesehatan
Universitas Sumatera Utara