PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

12
STOP !!! GRATIFIKASI berantas korupsi berantas korupsi selamatkan indonesia selamatkan indonesia BBKPM BANDUNG www.bbkpm-bandung.org PEREMPUAN DAN TEMBAKAU PEROKOK PEMULA SEDANG MEMPERHATIKAN POSTER BAHAYA NEROKOK MEDIA INFORMASI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT BANDUNG Paru Sehat EDISI EDISI EDISI JUNI JUNI JUNI 2015 2015 2015 SAMBUTAN PERTAMA KEPALA BBKPM YANG BARU SAMBUTAN PERTAMA KEPALA BBKPM YANG BARU PADA HARI KESADARAN NASIONAL 17 APRIL 2015 PADA HARI KESADARAN NASIONAL 17 APRIL 2015 ASOSIASI RUMAH SAKIT DAN BALAI KESEHATAN PARU INDONESIA (ARSABAPI)

Transcript of PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

Page 1: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

STOP

!!!GRATIFIKASI

berantas korupsiberantas korupsiselamatkan indonesiaselamatkan indonesia

BBKPMBANDUNG

www.bbkpm-bandung.org

PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

PEROKOK PEMULA SEDANG MEMPERHATIKAN POSTER BAHAYA NEROKOK

MEDIA INFORMASI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT BANDUNG

ParuSehatEDISIEDISIEDISIJUNIJUNIJUNI201520152015

SAMBUTAN PERTAMA KEPALA BBKPM YANG BARU SAMBUTAN PERTAMA KEPALA BBKPM YANG BARU PADA HARI KESADARAN NASIONAL 17 APRIL 2015PADA HARI KESADARAN NASIONAL 17 APRIL 2015

ASOSIASI RUMAH SAKIT DAN BALAIKESEHATAN PARU INDONESIA (ARSABAPI)

Page 2: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

WWW.BBKPM-BANDUNG.ORG

SALAMREDAKSI

iiSehat Paru - Ed i s i Jun i 2015

Semaraknya kampanye anti tembakau di kawasan Car Free Day Dago Bandung, juga dapat kami sajikan pada liputan foto kegiatan peringatan hari tanpa tembakau sedunia . Akhirnya kami sampaikan terimakasih atas partisipasi kepada semua yang membantu terbitnya majalah sehat Paru Edisi 10 BBKPM ini. Selamat membaca.

Salam Hormat,

Redaksi

Dalam edisi ini, seorang perawat membagi kisahnya selama melakukan kunjungan rumah, baik suka dan duka serta hikmah yang bisa diambil selama mengunjungi pasien.

Pada edisi kali ini, majalah “Sehat Paru” menyajikan informasi yang cukup beragam. Seperti informasi mengenai Bell's Palsy dimana penyakit ini sering terjadi dalam masyarakat, kemudian untuk ibu-ibu muda yang masih memiliki bayi dan sudah saatnya memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI), bisa membaca bagaimana cara menyediakan MPASI ala rumahan. Selain itu , sehubungan dengan bahaya tembakau dalam rokok, disajikan artikel bagaimana bahayanya dampak rokok terhadap seorang perempuan yang digariskan untuk hamil, melahirkan dan menyusui generasi berikutnya.

Pasien TB harus memakan obat dalam jangka waktu lama (minimal 6 bulan), maka seringkali muncul hambatan pasien untuk kontrol secara teratur. Oleh karena salah satu tugas perawat di BBKPM Bandung adalah mengingatkan pasien untuk kontrol dan m e l a n j u t k a n p e n g o b a t a n d e n g a n menguhubungi pasien melalui telepon dan kunjungan rumah.

i Sehat Paru - Ed i s i Jun i 2015

DAFTAR ISI

WWW.BBKPM-BANDUNG.ORG

REDAKSI

Penanggung Jawab

Dr. Edi Sampurno, Sp.P., MM

Redaktur

Rian Surahman S.KMMohammad Sigit Sarjono, SH

Penyunting / Editor

Teni Ardiani Nurwenda, S.KomDudu Jainuri, S.Kep

Fotografer

Rita Sri Rahayu, S.Si, M.KMDidong Gumardi

Sekretariat Redaksi

Neti Yulianti, S.KMNurul Wulandari

Liputan Upacara Hari Kesadaran Nasional

Asosiasi Rumah Sakit dan Balai Kesehatan Paru Indonesia (ARSABAPI)

Liputan RAT Koperasi Sehat Sejahtera Tahun Buku 2014

Mengenal Bell’s Palsy

Berbagi Cerita dari Kunjungan Rumah

Mengenal MPASI ala Rumahan

Pentingnya K3 di BBKPM Bandung

Liputan Kegiatan Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia

01

03

07

09

11

13

16

19

Perempuan dan Tembakau

17

19

Page 3: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

Menyangkut LHKPN dan Undang-Undang Anti Korupsi

yang sudah berjalan sejak tahun 2009, maka perlu

digarisbawahi didalamnya ada jenis-jenis korupsi

salah satunya adalah gratifikasi. Maka dari itu

pegawai yang menerima gratifikasi atau pemberian

baik berupa uang, barang, jasa, fasilitas, discount

atau rabat dari perusahaan, rekanan dan pihak

terkait yang menyangkut dengan jabatan PNS

atau pegawai BBKPM Bandung harap segera

Diakhir pidatonya, Bapak Kepala BBKPM Bandung

menyampaikan agar semua kegiatan yang ada

di BBKPM Bandung senantiasa selalu ada dalam

lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Terutama

kegiatan Pelaksanaan Pembangunan Gedung

Tahap II yang sedang berproses agar lancar dan

tidak ada hambatan yang berarti. Karena yang

dibutuhkan adalah kebersamaan dan dukungan

semua pegawai agar semua program BBKPM

Bandung dapat terlaksana.

Hal lain yang dijelaskan oleh Kepala BBKPM Bandung

selaku Pembina Upacara adalah mengenai arahan

dari Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan

yang menyampaikan bahwa Seluruh Pegawai BBKPM

Bandung termasuk honorer dan pegawai BLU wajib

membuat Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

ataupun Aparatur Sipil Negara. Oleh karena itu

semua peserta upacara yang hadir di lapangan

wajib mengisi Formulir Laporan Harta Kekayaan.

melaporkan kepada unit gratifikasi dalam hal ini

sementara kepada Tim SPI BBKPM Bandung.

Selain itu bisa langsung melaporkan ke Kantor

KPK paling lambat 30 hari setelah menerima

gratifikasi tersebut.

Sehat Paru - Ed is i Agustus 2014Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i 2Sehat Paru - Ed i s i Jun i 201511

SAMBUTAN PERTAMA KEPALA BBKPM YANG BARUPADA HARI KESADARAN NASIONALTANGGAL 17 APRIL 2015 Oleh : Teni Ardiani Nurwenda, S.Kom

Upacara Hari Kesadaran Nasional adalah

upacara bendera yang rutin diperingati setiap

tanggal 17 setiap bulannya. Peringatan Hari

Kesadaran Nasional ini merupakan salah satu

bentuk untuk meningkatkan kecintaan kepada

bangsa dan negara. Upacara Hari Kesadaran

Nasional juga salah satu wujud nyata pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan

kepada kita sebagai Pegawai Negeri SIpil.

Pada Upacara Hari Kesadaran Nasional tanggal

17 April 2015 yang bertempat di lapangan parkir

Kantor BBKPM Bandung dihadiri

oleh seluruh pegawai BBKPM

Bandung baik PNS, honorer dan

CPNS. Yang diamanahkan

sebagai petugas upacara

dalam upacara kali ini yaitu

semua CPNS yang berjumlah

6 orang dan Kepala BBKPM

B a n d u n g y a i t u B a p a k

Dr. Edi Sampurno, Sp.P MM

sebagai Pembina upacara.

Dalam kesempatan ini beliau

memaparkan beberapa hal

mengenai Keputusan Menteri

Keuangan tentang Remunerasi,

Sosialisasi LHKPN / LHKASN

dan Gratifikasi.

Dalam sambutannya beliau menjelaskan

mengenai Keputusan Menteri Keuangan

tentang Remunerasi. Di BBKPM Bandung

be rdasa r kan SK Men te r i Keuangan.

Remunerasi dibagi menjadi 3 penilaian

yaitu P1 terdiri atas Gaji yang memiliki 10 faktor

penimbang antara lain Pangkat, Jabatan,

Masa kerja, pendidikan dll). P2 berdasarkan

kinerja, Kepala Balai mempunyai 7 indikator

kinerja terkait, Kepala Bidang atau Bagian

mengurai lagi indikator unit dan staf akan

melaksanakan indikator kerja individu. Hal ini

sedang dibahas dan akan segera keluar

pedoman penilaian remunerasi dalam waktu

dekat. Sedangkan P3 dibagikan khusus untuk

membantu asuransi BPJS pegawai BLU, bukan

pegawai honorer. Oleh karena itu bagi pegawai

honorer silahkan mendaftarkan diri sendiri untuk

asuransi BPJSnya masing-masing. Untuk

perhitungan P1, akan dibagikan setiap bulannya

pada awal bulan bersamaan dengan gaji.Bapak Kepala juga menjelaskan bahwa dasar

pembayaran Remunerasi yaitu dengan adanya

penilaian kinerja individu. Oleh karena itu KPI dari

masing-masing individu yang bekerja di

masing-masing unit/instalasi harus segera

menyelesaikan Indeks Kinerja Individu tersebut.

Selain itu, pemahaman remunerasi ini agak rumit

dan perlu pemahaman tersendiri agar tidak terjadi

salah persepsi. Karena hal terberat untuk

perhitungan remunerasi dengan menggunakan

SK Menteri Keuangan adanya penurunan sekitar

40 sampai 20 % dari take home pay yang biasa

diterima dari jasa pelayanan. Oleh karena itu beliau

meminta kepada seluruh pegawai agar bersabar

karena proses ini sedang diperjuangkan untuk

kesejahteraan kedepannya bisa semakin

meningkat bukannya semakin turun.

Hal lain yang dijelaskan oleh Kepala BBKPM Bandung

selaku Pembina Upacara adalah mengenai arahan

dari Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan

yang menyampaikan bahwa Seluruh Pegawai BBKPM

Bandung termasuk honorer dan pegawai BLU wajib

Page 4: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

3 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

ASOSIASI RUMAH SAKIT DAN BALAIKESEHATAN PARU INDONESIA (ARSABAPI)

Oleh : Rita Sri Rahayu, S.Si, M.K.M

Paru di Indonesia melalui peningkatan tugas dan fungsi, maka direktur RS Paru dan Kepala Balai Kesehatan Paru di Indonesia bersama-sama bersepakat untuk membentuk ARSABAPI (Asosiasi Rumah Sakit dan Balai Paru Indonesia) yang diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi informasi dan kerja sama dalam suatu sistem rujukan kesehatan paru secara nasional, dengan tujuan dapat memberikan kontribusi dalam menangani masalah kesehatan paru di Indonesia. Disamping itu ARSABAPI juga merupakan wadah bersama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, pendidikan, penel i t ian dan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan paru.

Acara Pembukaan ARSABAPI Acara Pembukaan ARSABAPI

Permasalahan kesehatan paru seperti TBC, ISPA, ASMA, PPOK, Kanker Paru, Penyakit akibat polusi dan asap rokok, masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu Rumah Sakit dan Balai Kesehatan Paru di Indonesia mempunyai peranan yg sangat strategis dan ikut secara aktif dalam menanggulangi masalah tersebut. Berangkat dari kesadaran perlunya kerjasama yang erat dalam sebuah organisasi serta upaya untuk mencapai misi Rumah Sakit dan Balai Kesehatan

Anggota ARSABAPI terdiri dari :1. RSUP Persahabatan sebagai rujukan paru Nasional2. RS Paru se Indonesia3. BBKPM se Indonesia4. BKPM se Indonesia5. Balai pengobatan penyakit paru6. Institusi lain yang bergerak dibidang kesehatan paru dan respirasi

Salah satu agenda rutin tahunan organisasi ARSABAPI adalah pelaksanaan Rapat Kerja Nasional untuk menyusun bersama program kerja tahunan. Berdasarkan keputusan Kongres Nasional ARSABAPI tahun 2014 di Solo, maka BBKPM Makassar terpilih sebagai penyelenggara kegiatan rapat koordinasi nasional pada tahun 2015 di Kota Makassar. Rakernas ini merupakan rakernas yang kelima sejak ARSABAPI terbentuk pada tanggal 15 Juli 2011 di Bukit Tinggi Sumatera Barat.

Tujuan Rakernas Arsabapi di Kota Makassar ini adalah: Menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional ARSABAPI tahun 2015, melantik kepengurusan ARSABAPI periode 2014 sd 2019, meningkatkan kemampuan anggota dalam hal promosi kesehatan, pendidikan, pelatihan dan penelitian dan rangkaian kegiatan peringatan hari TB se-dunia tahun 2015 dengan tema TOSS TB (Temukan dan Obati Penyakit Tuberkulosis Sampai Sembuh).

Peserta ARSABAPI yang hadir pada rakernas tahun ini adalah sebanyak 26 instansi, dari total 32 instansi yang tergabung dalam keanggotaan ARSABAPI. Bertempat di Hotel Aryaduta Jl. Somba Opu No. 297 Makassar, acara Arsabapi dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. Turut hadir dalam kegiatan Rakernas ARSABAPI sebagai pemateri pada sesi Seminar yang digelar pada Sabtu, 28 Maret 2015, yaitu dr. Cut Putri Ariani, MH.Kes da r i D i rek to ra t Jendera l BUKR

PelantikanPengurus ARSABAPI

Sidang KerjaARSABAPI

Prof. Tjandra Yoga Aditama. Sp. P(K) dari BadanPenelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI menyampaikan materi “Sosialisasi Indonesia Initiative On MDR TB Care (IMTC)” pada Sesi I; dan dr. Bambang Wibowo, Sp. OG dari NCC dengan materi “INA CBG untuk P e l a y a n a n P a r u ” p a d a S e s i I I .Berbagai kegiatan pun digelar dalam rangkaian Rakernas Tahun ini. Tidak hanya sidang organisasi yang membahas rencana kerja tahunan, panitia penyelenggara juga mengadakan lomba-lomba, seminar dan peringatan World TB Day yang jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahunnya.

(Bina Upaya Kesehatan Rujukan) Kementerian Kesehatan RI yang membawakan materi “Arah dan Pengembangan Balai Kesehatan”, Dr. dr. Sutoto, M. Kes dari PERSI (Persatuan Rumah Sakit Indonesia) dengan materi “Akreditasi Khusus Rumah Sakit dan Balai Paru” dan “Peran Akreditasi RS dan Balai dalam meningkatkan Mutu dan Keselamatan Pasien”.

4Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Penyerahan Juara UmumBBKPM Surakarta

Page 5: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

6Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Lomba Senam Asma

Lomba Tari hand Hygine

Malam Keakraban

Lomba Banner

Seluruh rangkaian acara ditutup dengan peringatan World TB Day pada malam harinya, 27 Maret 2015. Setelah pembacaan Sambutan Gubernur Sulawesi Selatan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sulsel, Dr. dr. Rahmat Latif, Sp. PD., M. Kes, acara berlangsung meriah dengan berbagai game dan kuis menarik. Di lanjutkan dengan pengumuman juara lomba-lomba yang telah diselenggarakan, dan keluar sebagai juara umum adalah delegasi dari BBKPM Surakarta. Terakhir seluruh peserta dihibur d e n g a n p e r s e m b a h a n d a r i b e b e r a p a delegasi yang dibuka oleh persembahan dari BBKPM Makassar.

Pada kegiatan Rakernas ke-5 tersebut dilantik kepengurusan ARSABAPI dengan Susunan pengurus sebagai berikut :

Ketua Umum ���������������������������������������������������������������������������������������������������:� dr. Mohammad Ali Toha MARSKetua 1 ������� : dr.Sriwati P, Sp.A, MARSKetua 2 ������� : dr. Elsarita Arbain M.KESSekretaris Umum ������ : dr. Rizkiana Sukandi Putra M.KESWakil Sekretaris Umum ����� : dr. Ratnawati Sp.P(K), PHD.Bendahara Umum ������ : dr. Hari Trimuryatno MM.Wakil Bendahara Umum ����� : dr. AA. Sririka KuniawatiKetua Bidang Hukum, Organisasi , Anggota dan Humas � : I Wayan Agus Suradi, SKMKetua Bidang Pendidikan Peneliatian dan Pengembangan : dr. Zubaidah, Sp.PKetua Bidang Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama � : dr. Agus T. Parnyoto, MMR

Lomba Penyuluhan

Pernyataan tersebut merupakan salah satu program kerja ARSABAPI di Tahun 2015 yang dihasilkan pada sidang organisasi yang berlangsung pada Jumat, 27 Maret 2015. Hal lain yang menjadi pembahasan dalam sidang organisasi yaitu, perumusan penilaian Akreditasi khusus balai, status kelembagaan balai di l ingkungan Kementerian Kesehatan, penguatan peran Balai di era JKN, perumusan sistem remunerasi pada balai dan rumah sakit paru, dan upaya advokasi terhadap status Balai.

Pada sidang kerja dr. Mohammad Ali Toha selaku Ketua Umum ARSABAPI, mengatakan “Target pasien TB terobati di Tahun 2015 adalah sebanyak satu juta pasien”. Dr Ali Toha juga menjelaskan, saat ini Indonesia berada pada posisi ke 5 untuk tingkat penderita TB se dunia. Meski terjadi penurunan pada tahun sebelumnya, dimana Indonesia berada pada posisi ke 4 se dunia, namun kondisi tersebut masih perlu mendapat penanganan yang lebih serius, untuk itu diperlukan langkah konkrit untuk menekan angka penderita TB di Indonesia yaitu mengoptimalkan sosialisasi ke masyarakat agar aktif berobat ke seluruh rumah sakit paru yang tersebar di berbagai daerah dengan sistem penyembuhan pola pengobatan rutin selama enam bulan. Lebih jauh lagi dr Ali Toha menjelaskan, kalau sistem pelayanan penderita TB

Pada pertemuan tersebut BBKPM mengutus 4 orang wakilnya untuk mengikuti semua kegiatan ARSABAPI, diantaranya Kepala BBKPM Bandung dr Edi Sampurno, SpP,MM, Rita Sri Rahayu, S.Si, MKM, Neti Yulianti, SKM,MKM dan Safitri Fadilla Wardhani. Dan dari 4 lomba yang diikuti yaitu: Lomba Penyuluhan, Lomba Senam Asma, Lomba Hand Hygine, Lomba Banner, BBKPM meraih juara ke dua (2) untuk lomba penyuluhan. Sebagai Juara Umum untuk kegiatan lomba dimenangkan oleh BBKPM Surakarta dengan meraih juara 1 lomba Penyuluhan, Juara 2 lomba Senam Asma Indonesia dan Juara 3 lomba Tari Hand Hygine.

baik di Rumah Sakit Paru, Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), Balai Keshatan Paru Masyarakat (BKPM) dan Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) sebagai rujukan penanganan penderita TB sejak lama digratiskan bagi seluruh kalangan masyarakat. Bahkan sebelum Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diberlakukan, rumah sakit dan balai paru sebagai rujukan penderita TB sejak lama menjalankan program gratis bagi pasien. Hal ini berdasarkan undang-undang 1945 dimana misi rumah sakit dan balai paru memberikan s i s t e m p e l a y a n a a n p r i m a , b e r m u t u , berkeadilan serta mandiri dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Acara Pelantikan ARSABAPI Pelantikan Pengurus ARSABAPI

5 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Page 6: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

7 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

KOPERASI INDONESIA

LIPUTAN RAT KOPERASI SEHATSEJAHTERA TAHUN BUKU 2014

Kamis, 19 Maret 2015Oleh : Dudu Jainuri

Kamis, tanggal 19 Maret 2015 Pengurus periode 2013-2015 Koperasi Sehat Sejahtera telah menyelenggarakan kegiatan rapat anggota tahunan (RAT) tahun buku 2014 yang bertempat diruang rapat lantai 3, dihadiri sebanyak 131 anggota dan tamu undangan diantaranya Kepala Dinas Koperasi Kota Bandung yang diwakili oleh bapak Drs. Djuniar S, MM Kasie Perdagangan barang dan jasa, Ketua PKPRI yang diwakili oleh sekretaris Bapak Arifin dan Pembina Koperasi Sehat Sejahtera, Kepala BBKPM Bandung yaitu Dr. Edi Sampurno, Sp.P.

Acara dimulai sekitar pukul 14.00 diawali dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci Alqur'an dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, yang pertama sambutan disampaikan oleh Ibu Heni Handayani sebagai Ketua Koperasi menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan pelaksanaan RAT yang seyogyanya akan dilaksanakan pada bulan Januari 2015. Namun karena berbagai hal akhirnya dilaksanakan pada pertengahan bulan Maret 2015. Beliau juga menyampaikan berbagai kemajuan yang telah dicapai oleh Koperasi Sehat Sejahtera diantaranya penerimaan pendapatan dari seluruh unit usaha yang dikelola. Unit usaha yang dikelola yaitu simpan pinjam dan penjualan barang konsumsi. Berdasarkan laporan pertanggung jawaban, keuntungan koperasi dari unit usaha maupun simpan pinjam sampai dengan bulan Desember 2014

cenderung meningkat dan sisa hasil usaha tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan sisa hasil usaha 2013.

Kemudian, dalam sambutannya Pembina Koperasi Sehat Sejahtera Bapak Dr. Edi Sampurno, Sp.P MM memberikan apresiasi kepada pengurus koperasi yang telah melaksanakan RAT tahun buku 2014 sebagai bentuk pelaksanaan good governance, tanggung jawab dan transparansi laporan keuangan. Selanjutnya bapak pembina memberikan arahan kepada pengurus untuk mengembangkan jenis usaha lain yang dapat meningkatkan pendapatan koperasi salah satunya yang berkaitan dengan pengadaan alat dan barang kebutuhan kantor di BBKPM Bandung. Tetapi Koperas i Sehat Sejahtera harus mempersiapkan syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Laporan pertanggung jawaban dan rencana anggaran pengurus koperasi sehat sejahtera disetujui dan disahkan dihadapan seluruh anggota, adapun diantara kebijakan yang telah disepakati bersama untuk tahun 2015 adalah pemberlakuan surat perjanjian pinjaman untuk setiap anggota yang meminjam ke koperasi dan kenaikan iuran wajib ditetapkan menjadi sebesar Rp. 100.000 untuk anggota PNS dan Rp. 50.000

8Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Pada acara RAT tersebut juga dimeriahkan dengan pembagian doorprize sebanyak 80 bingkisan yang dibagikan secara undian dengan hadiah utama sebuah smartphone. Dipenghujung acara ditutup dengan doá dan pembagian sisa hasil usaha untuk masing-masing anggota dan uang duduk sebesar Rp. 175.000 secara tertib dan lancar.

untuk anggota Non PNS. Diharapkan dengan peningkatan iuran wajib yang ditetapkan tersebut ditambah dengan semakin meningkatnya kesadaran anggota untuk meningkatkan simpanan sukarelanya memberikan dampak positif terhadap kenaikan permodalan koperasi. Disamping itu diprediksi pendapatan dari warung koperasi ditahun 2015 akan menurun hal ini disebabkan karena warung koperasi sekarang ini belum mempunyai tempat untuk berjualan yang representative akibat imbas dari renovasi gedung lama sehingga tempat berjualan koperasi sementara menumpang di pos satpam.

Page 7: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

yang mengalami kelumpuhan ke arah wajah yang normal. Lanjutkan dengan pemijatan wajah dan penarikan wajah

Lakukan hingga beberapa kali.

Lakukan latihan di depan cermin berupa gerakan tersenyum,mencucutkan mulut, mengatupkan bibir, mengerutkan hidung, mengerutkan dahi, mengangkat alis, menutup

1. Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full

untuk mencegah angin mengenai wajah.

2. Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas

angin menerpa wajah secara langsung.

3. Bagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah/

masker dan pelindung mata. Suhu yang rendah, angin

kencang dan tekanan atmosfir rendah berpotensi tinggi

menyebabkan anda menderita bell's palsy.

4. Setelah berolah raga berat, JANGAN LANGSUNG MANDI

ATAU MENCUCI WAJAH DENGAN AIR DINGIN.

5. Jaga daya tahan tubuh

Pencegahan yang dapat kita lakukan agar terhindar dari

penyakit ini, diantaranya sebagai berikut :

Saat menjalankan pengobatan, jangan membiarkan wajah terkena angin langsung.

Tutupi wajah dengan kain atau penutup wajah. Takut dibilang “orang aneh”?

pertimbangkan dengan biaya yang anda keluarkan untuk terapi dan pengobatan.

Sumber :

www.pwrsify.com/Waspada bell's palsy/

diunduh pada tanggal 22 Maret 2015

www.ekahospital.com/ Mengetahui dan Mengenal Bell's Palsy/

diunduh pada tanggal 24 Maret 2015

www.majalahnurhidayah.com/dr. Sri Rejeki.Bell's Palsy (penyakit

Disfungsi Wajah) diunduh pada tanggal 24 Maret 2015

Latihan dilakukan setiap hari di pagi dan sore hari

pengalaman penulisLatihan untuk mempercepat penyembuhan berdasarkan

Kualitas latihan lebih utama dibanding dengan kuantitas, jadi latihan harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Pada fase awal, kompres wajah dengan handuk yang sudah direndam dalam air panas, diamkan beberapa saat, kemudian kompreskan pada wajah sekitar 10 hingga 15 menit. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aliran

darah pada otot-otot wajah.

mata, mengucapkan huruf vokal a, i, u, e, o, secara berulang-ulang.

Bagaimana cara pencegahan agar terhindar dari penyakit ini?

10Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i9 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Bell's Palsy merupakan satu penyakit yang menyerang sistem persayarafan,

yaitu syaraf wajah. Walaupun tidak seberbahaya penyakit stroke tapi

penyakit ini ini haruslah diwaspadai. Selain masa penyembuhan yang

memerlukan terapy dalam jangka waktu yang panjang sehingga

menyebabkan keproduktifan seseorang menjadi terganggu, bell’s palsy

juga dapat menyebabkan kerusakan otot syaraf wajah secara permanen

bila tidak segera ditangani. Sebagai seseorang yang pernah mengalami

dan merasakan bagaimana panjangnya proses terapi untuk bisa sembuh

dari penyakit ini, penulis ingin berbagi tentang penyakit ini, agar semua

orang mengenali dan dapat terhindar dari penyakit Bell's Palsy yang

menyerang syaraf bagian wajah ini.

MENGENAL

BELL’SPALSY

Oleh : Ratih Wiharni

Penyebab bell's palsy

Kerusakan syaraf fasialis merupakan penyebab bell's

palsy. Kerusakan ini tidak diketahui dengan pasti,

tetapi para ahli menyelidiki bahwa infeksi virus

herpes simplek sebagai penyebab utama, sehingga

terjadi proses radang dan pembengkakan syaraf.

Selain itu virus herpes zoster sering menyerang

wajah tanpa disertai gejala yang jelas. Gangguan

otot wajah juga dapat, disebabkan oleh serangan

stroke, infeksi, sakit getah bening dan tumor. Juga

disebutkan bahwa serangan angin dingin yang

masuk ke dalam tengkorak yang membuat syaraf

disekitar wajah sembab lalu membesar dan terjadilah

kelumpuhan otot wajah.

Siapa saja yang beresiko?

Bell’s palsy dapat terjadi pada semua golongan usia,

baik pria maupun wanita. Pada kebanyakan orang

kelumpuhan hanya bersifat sementara, terjadi beberapa hari

hingga beberapa minggu, serta dapat pulih kembali selama

Apakah bell’s palsy itu?

Bell's palsy adalah penyakit syaraf yangmengenai saraf fasialis (syaraf ke-7)

menyebabkan

kelumpuhan

salah satu sisi wajah, sehinggamembuat wajah menjadi asimetris karena

salah satu sisi wajah tampak melorot/mencong. Hal ini menyebabkan penderita sulit

senyum, kesulitan makan juga minum.Selain itu hanya satu mata dari penderita yang dapat

menutup dengan sempurna.

otot-otot

pun bisa terserang hawa dingin yang ditimbulkan lubang terpusat pada satu tempat.

Bell’s palsy juga sering menyerang seseorang dengan sistem kekebalan yang menurun, seperti wanita hamil, penderita diabetes atau orang yang sedang terinfeksi

virus atau kuman.

luar ruangan. Orang yang bekerja di ruangan ber-AClaki-laki dewasa. Kemungkinan karena aktivitas di pada musim dingin. Sebagian besar dialami oleh permanen seumur hidup. Kasus ini banyak terjadisebagian kasus kelumpuhan dapat terjadi secara

kurang lebih 6 bulan. Walaupun demikian pada

proses penyembuhan, apalagi jika dilakukan denganTerapi medikamentosa efektif untuk mempercepatbell's palsy?Bagaimana terapy dan pengobatan pada

sedini mungkin. Hal penting dalam optimalisasi terapiadalah “latihan wajah”. Yang perlu diperhatikan jugaadalah “mata” kelopak mata yang tidak dapat menutup dengan sempurna, akan menimbulkan masalah baru berupa iritasi dan infeksi mata, jika tidak dilakukan perhatian khusus. Hal yang dapat dilakukan adalah pemberian air mata buatan, mengedipkan mata secara manual, penggunaan pemberat kelopak mata sampai tindakan operatif. Umumnya penderita akan disarankan melakukan terapi sebanyak 3 kali seminggu di awal dilakukan terapi. Kemudian akan dilihat kemajuan dari penderita. Penderita bell’s palsy dapat pulih ke kondisi semula dengan atau tanpa pengobatan khusus. Namun dokter akan memberikan saran obat atau pengobatan fisik yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.

Page 8: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

Pertama kal i mendengar kata kunjungan rumah adalah ketika saya pertama kal i menginjakkan kaki di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat ini , pada tahun 2008. Saya yang saat itu diterima sebagai Pegawai Negeri Sipi l dan ditempatkan di BBKPM atas pi l ihan saya di jelaskan tentang tugas melakukan kunjungan rumah sebagai salah satu tugas utama perawat di tempat ini .

Awalnya t idak mengert i , apa ,bagaimana dan kenapa harus melakukan k u n j u n g a n r u m a h . Ta p i d o k t e r A r i e f sebagai Kepala Instalasi Rawat Jalan saat itu menjelaskan arti dari kunjungan rumah, a p a y a n g h a r u s k a m i l a k u k a n s a a t kunjungan rumah dan kenapa harus dilakukan k u n j u n g a n r u m a h t e r s e b u t . Dokter Arief menjelaskan bahwa kunjungan rumah penting dilakukan agar dapat melacak pasien yang mangkir terhadap pengobatan TB. Seperti yang kita ketahui, penyakit TB bukanlah penyakit biasa, pengobatannya yang panjang harus dituruti dan ditaati dengan sebaik-baiknya oleh para penderita TB. Para penderita TB harus menuntaskan pengobatan TB agar bisa sembuh total dari penyakit TB paling sedikit 6 bulan lamanya. Hal itu untuk mencegah terjadinya TB MDR yang mengakibatkan pasien menjadi resisten (kebal) terhadap kuman TB dan pada akhirnya menyebabkan semakin sulitnya pengobatan b a g i p a s i e n u n t u k b i s a s e m b u h d a n t e r b e b a s d a r i p e n y a k i t T B .Tetapi belakangan, kunjungan rumah ini berkembang tidak hanya dalam rangka melacak penderita TB yang mangkir dalam pengobatan, tetapi juga untuk melacak pasien yang tersangka (suspek) TB dan tidak menyelesaikan pemeriksaan dahak sewaktu. Begitu juga pasien dengan hasil biakan positif harus kami lacak kembali untuk menegakkan diagnosa dokter dan menentukan pengobatan yang tepat ke depannya.

Awal saya menerima tugas kunjungan rumah, ketika saya sudah bertugas sekitar 6 bulan lamanya di BBKPM ini. Waktu itu saya mendapattugas untuk melacak penderita TB yang mangkir di bulan ke-3 pengobatan. Pasien bertempat tinggal di sekitar daerah Astana Anyar. Tidak jauh letaknya dari kantor tempat saya bekerja. Hanya saja, saya

yang belum mengenal seluk beluk kota Bandung dibuat bingung akibatnya. Saya baru tahu ternyata daerah Astana Anyar itu sangatlah luas dan padat penduduk. Banyak gang sempit dan jalan yang hanya bisa dilewati satu motor. Alhasil saya yang diantar suami memakai kendaraan roda dua harus berjalan keluar masuk gang untuk menemukan alamat yang dicari. Hampir 2 jam saya tidak juga menemukan alamat pasien yang dituju. Sampai akhirnya ada seorang ibu yang memberi saran untuk langsung menemui ketua RT setempat, karena biasanya di ketua RT terdapat daftar catatan penduduk yang bertempat tinggal di daerah tersebut. Atas petunjuk ibu tersebut saya ditunjukkan arah jalan ke rumah ketua RT di daerah tersebut. Sayang saya tidak dapat menemui Bapak ketua RT saat itu, saya hanya bisa menemui ibu RT. Syukurlah ibu RT menerima saya dengan ramah dan membantu saya menemukan pasien yang dicari dari daftar penduduk yang bertempat tinggal di sana. Ternyata pasien yang saya cari merupakan penduduk tidak tetap alias “ngontrak” dan sudah pindah ke daerah Garut sekitar 3 minggu yang lalu. Pantas saja, saya tidak akan pernah bisa menemukan pasien tersebut, maklum pasien tersebut hanya beberapa bulan saja tinggal di situ, dan tidak banyak penduduk sekitar yang mengenalnya.

Banyak suka dan duka saya rasakan saat melakukan kunjungan rumah. Jujur, awalnya saya tidak menyukai tugas kunjungan rumah ini. Bukan apa-apa, seringkali saya kesulitan menemukan alamat pasien yang dituju. Harus keluar masuk gang, jalan berjam-jam dalam keadaan cape dan lapar sepulang kerja. Kunjungan rumah memang hanya bisa dilakukan di luar jam kerja. Bahkan terkadang setelah kita menemukan alamat yang dituju, kita akan mendapatkan sambutan yang tidak menyenangkan dari tuan rumah. Saya pernah mengalami diusir oleh seorang pasien dan diancam untuk tidak melaporkan pada RT dan RW setempat tentang penyakit yang diderita pasien hanya karena dia merasa malu dan menolak dikatakan sakit TB.

BERBAGI CERITA DARI KUNJUNGAN RUMAHOleh : Ratih Wiharni

11 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Saya juga pernah berjam-jam berjalan dalam hujan di hari yang gelap karena tidak juga berhasil menemukan pasien TB. Ketika saya bertemu dengan pasien, saya malah disuruh pulang karena merasa pasien sudah sembuh dan tidak merasakan keluhan apa-apa. Saya dan suami pernah akan dikeroyok warga ramai-ramai karena disangka sebagai tukang bank keliling. Pengalaman sangat konyol saya rasa.Tapi seiring berjalannya waktu, saya dan suami mula i menikmat i tugas in i . Bahkan suami selalu bersemangat ketika saya mengatakan kalau saya mendapat tugas kunjungan rumah. Menurut dia, tugas kunjungan rumah ini menjadi semacam cara untuk bertafakur akan s e g a l a n i k m a t y a n g k a m i p u n y a . Nikmat sehat dan lapang terutama. Bagaimana tidak, dari sekian banyak pasien yang kami kunjungi, hampir 80 % diantaranya berasal dari keluarga dengan ekonomi rendah. Banyak di antara mereka yang kami kunjungi tinggal di rumah bedeng yang dekat dengan pembuangan sampah. Alhasil saat kami melakukan kunjungan rumah, suami pernah dibuat pusing dan mual karena tidak sanggup menghirup bau sampah di seki tar tempat tinggal pasien. Atau kami pernah merasa sangat terenyuh ketika menemukan pasien yang kami kunjungi seorang kakek mualaf sebatang kara, yang tinggal di sebuah mesjid atas belas kasihan warga. Tidak jarang, saya berusaha menahan air mata jatuh ketika menemukan kenyataan bahwa pasien yang kami kunjungi telah meninggal karena TB. Rasanya perjalanan yang kami lakukan sia-sia. Saya akan merasa sangat bersyukur ketika saya bisa menemukan pasien yang saya tuju dan bisa membujuknya untuk kembali datang ke tempat kami. Dan ketika pasien kembali datang untuk melanjutkan pengobatan dan pemeriksaan, jangan tanya bagaimana perasaan saya. Senang dan bersyukur bahwa jerih payah saya berhasil.

Terakhir mendapat tugas kunjungan rumah sekitar 2 bulan yang lalu. Saya mendapat surat tugas untuk melacak pasien yang terdiagnosa dengan biakan positif. Pasien tersebut harus datang kembali ke BBKPM untuk melakukan pemeriksaan dan diterapi TB jika hasil pemeriksaan menunjukkan ke arah TB.Bersama suami, saya berangkat dari rumah sekitar pukul 9 pagi. Saya pikir kampung Cibayun tidaklah jauh dari tempat kami. Di alamat pasien tertera jalan Cijamil, setahu saya jalan Cijamil berada tidak jauh

Begitu terus jawaban yang saya dapat, setelah bertanya ke 3 orang yang saya temui. Sedikit menyesal kenapa saya harus memakai gamis waktu itu. Hampir 2 jam alamat pasien belum juga saya temukan. Saya hampir putus asa, tidak menyangka sejauh itu.Tapi suami membesarkan hati. Berusaha memberi saya semangat, suami kembali menga jak melakukan per ja lanan, saya pun menyannggupi dengan rasa lelah dan haus terasa di tenggorokan. Bertemu dengan seorang bapak saya menjadi teramat lega ketika jawaban yang ditunggu sejak tadi didapatkan dari bapak itu, kampung Cibayun sudah dekat, tinggal beberapa meter setelah saya melewati hutan bambu. Setelah mengucapkan te r ima kas ih , akh i rnya kami melanjutkan perjalanan dan tiba di sebuah jalan kecil tak beraspal, melewati hutan bambu dan jembatan bambu sampailah saya di Kampung Cibayun. Letak kampung yang kecil membuat saya tidak kesulitan m e n e m u k a n p a s i e n y a n g d i c a r i .

dari Gedung Pusat pemerintahan Kabupaten Bandung Barat, tempat saya bermukim. Setelah menitipkan anak-anak seperti biasa pada pengasuh, saya menuju ke arah Cijamil. Setelah sekitar 40 menit kami tiba di daerah Cijamil, saya pun bertanya pada seorang tukang ojek di mana letak kampung Cibayun. Dan jawaban dari tukang ojek sangat di luar dugaan, “masih jauh neng, sekitar beberapa kilo lagi ke atas”. Saya pun kembal i na ik dan melan jutkan per ja lanan.

Syukurlah pasien menerima dengan terbuka kedatangan saya, tanpa harus saya jelaskan panjang lebar, pasien menyanggupi untuk kembali datang ke BBKPM dan melanjutkan pemeriksaan. Beberapa hari dari kunjungan saya, ibu Siti, pasien yang saya kunjungi dari Cibayun datang dan untuk melakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan menunjukan TB, dan pengobatan diserahkan pada puskesmas terdekat.

Pada akhirnya saya bersyukur bisa merasakan bagaimana sulit dan melelahkannya melacak pasien TB. Tidak selalu menyenangkan memang, tapi banyak hikmah yang bisa saya dapat dari tugas kunjungan rumah ini. Semua yang dilakukan dengan ikhlas pasti akan lebih berarti. Bagaimanapun, saya juga teman-teman perawat lain jangan pernah merasa lelah untuk terus bisa menemukan pasien TB, agar mereka bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat. Dengan begitu, kemungkinan mereka menularkan penyakit kepada orang-orang di sekitar mereka menjadi semakin bisa diminimalisir. Semua untuk Indonesia terbebas dari TB. Semoga.

12Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Page 9: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

Memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI)

Menginjak usia bayi 6 bulan, kecukupan asupan makanannya tidak bisa dipenuhi oleh pemberian ASI saja, tetapi harus dibantu dari asupan dari bahan makanan lain. Itulah sebabnya ketika bayi berusia 6 bulan harus mulai dikenalkan dengan MPASI ( Makanan Pendamping Asi). Pemberian MPASI ini harus pas sesuai umur bayi, yaitu ketika menginjak 6 bulan dan berdasarkan kesiapan pencernaan bayi. Resiko pemberian MPASI dini sebelum usia 6 bulan akan memperbesar resiko alergi, diare dan penurunan produksi ASI. Pemberian MPASI telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi, sehingga mengalami defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang terlambat.

Berbeda dengan metode WHO, MPASI berdasarkan pola Food Combining menyarankan untuk memberikan buah segar untuk pengenalan MPASI. Karena buah segar mengandung karbohidrat (zat tenaga) yang mudah dicerna yaitu gula buah. Gula buah mudah dicerna bayi karena mendekati kandungan ASI dan dilengkapi dengan enzim pencerna. Pada awal MPASI dikenalkan jus buah atau yang disebut puree buah. Berbeda dengan WHO, tekstur yang dikenalkan kepada bayi harus bertahap kekentalannya. Buah yang dapat diberikan : aneka jeruk manis, apel, pir, semangka merah & k u n i n g , m e l o n h i j a u & j i n g g a , m a n g g a arumanis/manalagi, jambu biji merah, pepaya, pisang kepok/raja/ambon. Selanjutnya bertahap dikenalkan karbohidrat, sayuran, protein nabati dan menginjak usia 8 bulan baru dikenalkan dengan protein hewani. Untuk pemilihan metode MPASI dikembalikan kepada orang tua masing-masing bisa menggunakan pola WHO ataupun Food Combining. Yang pasti siapkanlah MPASI yang sehat, higienis dan bebas pengawet. Setuju??

Terdapat 2 metode dalam pemberian MPASI yaitu metode berdasarkan WHO dan berdasarkan pola Food Combining. Jika memperthatikan metode menurut WHO, semenjak bayi berusia 6 bulan bayi sudah dikenalkan aneka sumber karbohidrat, protein nabati ( j amur, kacang-kacangan ) , p ro te in hewan i(daging sapi/ayam/telur/ikan laut,hati sapi/ayam), aneka sayuran dan buah-buahan serta sumber lemak tambahan (minyak.mentega/santan). Untuk perkenalan awal MPASI paling lama 2 minggu pertama disarankan dikenalkan bubur dan puree tunggal (dari satu jenis bahan yang tidak dicampur seperti beras merah saja atau wortel saja dengan frekuensi 1-2 kali sehari). Paling telat minggu ketiga sudah harus diberikan bubur saring lengkap yang terdiri dari karbohidrat + protein hewani + protein nabati + lemak tambahan dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari dan 1 kali makanan selingan berupa buah. Tekstur yang dianjurkan menurut WHO yaitu yang semi kental, ketika mangkuk dibalik makanan tidak langsung jatuh.

Hati-hati memberikan jenis makanan pada bayi, jika orang tua memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu, ada baiknya mencoba satu jenis makanan selama 2-3 hari untuk mengetahui apakah bayi mengalami alergi atau tidak. Sehingga jika suatu hari bayi alergi, bisa diketahui asal mula pencetusnya dan menghindari makanan tersebut

Oleh : Teni Ardiani Nurwenda, S.Kom

MENGENAL MPASI ALA RUMAHANMENGENAL MPASI ALA RUMAHANMENGENAL MPASI ALA RUMAHAN

13 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Ini dia beberapa alat yang bisa digunakan oleh ibu dalam menyiapkan MPASI ala Rumahan

Alat Tempur Membuat MPASI ala Rumahan?

Bisa gunakan blender yang ada dirumah

Panci untuk merebussayuran atau membuat bubur

Talenan untukmengiris bahanmakanan

Dandanguntuk mengukus

Saringan

untuk menghaluskan

kawat

bubur

Wadah stainlessuntuk menyimpanmakanan olahan

Gimana Cara Memasak MPASI ala Rumahan?

Tidak jauh beda dengan memasak makananan pada orang dewasa, makanan yang disajikan pun sama halnya dengan menu keluarga, yang berbeda hanya tektstur dan rasa, Oia, anak dibawah 1th tanpa GulGar (gula,garam) ya. Tapi walaupun tanap gulgar, kita bisa menyiasati dengan penambahan kaldu untuk memuat MPASI yang gurih dan wangi. Dalam hal ini bayi ga akan protes tentang rasa, karena bayi hanya mengetahui rasa alami, tidak enak menurut orang dewasa belum tentu tidak enak juga bagi bayi, karena bayi belum pernah merasakan masakan padang seperti kita. Untuk tekstur saya pribadi menggunakan metode menurut WHO, semi kental dan sejak usia 7 bulan anak saya sudah dikenalkan protein nabati seperti daging, hati ayam, ikan. Ketika usia bayi beranjak naik, tekstur harus ditambah, untuk usia 6-8 bulan bisa diblender atau disar ing, us ia 9-10 bulan diblender kasar, usia 11-12 bulan dicincang kasar, dan setelah diatas 1 tahun diharapkan bayi bisa memakan makanan keluarga seperti dewasa. Tapi untuk hal in i tergantug keterampi lan bayi karna keterampilan mengunyah bayi berbeda-beda.

Yang judulnya “memasak” pasti yang terbayang ribet, lama, repot, butuh banyak bahan dan sebagainya. Tapi itu bukan alasan untuk para ibu mengambil jalan pintas dengan memberikan makanan instant untuk MPASI buah hati tercinta. Kalo nyontek kata-kata dari www.mamakukokihandal.com :”Memasak makanan bayi lebih mudah dari memasak rendang Padang”. Jadi singkirakan jauh-jauh perasaan ga bisa masak atau apapun yang membuat kita sebagai ibu untuk mengurungkan niatnya memasakan MPASI sendiri. Bahkan ini bisa dilakukan oleh ibu bekerja sekalipun karena ternyata menyiapkan MPASI yg fresh dan higienis ga sesulit yang dibayangkan. Bayi memiliki hak untuk mendapatkan yang terbaik dari orang tuanya, selain itu makanan yang kita buat sendiri di r u m a h t e r j a m i n k e b e r s i h a n s e k a l i g u s c a r a pengolahannya, Dan juga makanan yang dimasak di rumah lebih segar, bebas pengawet, dan yang pasti sehat karena kita tidak mungkin membiarkan anak kita memakan makanan yang tidak sehat.

Mengapa Memasak MPASI Rumahan?

14Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Page 10: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

Barang-barang tersebut cukup mudah di dapat dan pasti para ibu mempunyai barang tersebut di dapurnya masing-masing. . Prinsip dasar memasak MPASI ala rumahan cukup sederhana, siapkan bahan makanan yang ada di rumah, tentunya yang higienis. Kemudian gunakan peralatan memasak yang tersedia di dapur. Karena tujuan memasak MPASI ala Rumahan yaitu untuk mempersiapkan menu makanan yang sehat dan mudah bagi anak kita. Selain itu jika kita memasak sendiri menu makanan si kecil, kita bisa berkreasi berbagai menu makanan favorit si kecil. Tentunya setiap anak mempunyai menu favoritnya masing-masing. Terkadang 'eksperimen' ibu dalam mengolah bahan makanan yang terkesan “ekstrem” malah disukai anak. Contohnya nasi tim ikan kakap filet ditambah sawi putih dan disiram dengan saus mangga yang dicampur dengan parutan keju chedar. Sebagai orang dewasa mungkin menu ini aneh bin ajaib, entah apa rasanya. Tapi bagi anak bayi yang sedang mpasi yang tidak mengenal rasa, mungkin enak-enak saja. Dan saya pernah praktekan ini, hasilnya anak saya suka karena mungkin ada rasa manis dari mangganya.. hehe

Sebenarnya ada 1 alat lagi yang sangat memudahkan untuk membuat bubur, terutama bagi ibu bekerja, ga harus lagi nongkrongin panci sambil ngaduk-ngaduk bubur. Alat ini cukup hemat waktu dan ga ribet, namanya slow cooker, bagi ibu bekerja yang ga punya banyak waktu alat ini seperti alat yang diturunkan dari surga hehe. Karena mudah, cukup masukan beras dan air (sesuai kekentalan yang diinginkan) colokin ke listrik ketika mau tidur malam, dan jreng jreng paginya udah jadi bubur tanpa harus diaduk-aduk. Ini penampakannya

Kalau saya biasanya buat bubur di slow cooker, untuk lauknya biasanya di kukus di pagi hari. Bahan sayuran, kacang-kacangan, daging/ikan/ayam/hati yang ditambah bawang putih+merah lalu dikukus. Setelah matang bahan dimasukkan semua kemudian di blender. Bisa juga ditambahkan kaldu yang kita buat sebelumnya, dan wanginya ga kalah dengan masakan orang dewasa loh, cuma tanpa rasa. Gimana mudah kan buat MPASI ala Rumahan? Ga perlu repot tapi kita bisa memastikan makanan terbaik yang kita sajikan untuk buah hati kita. Ini membiasakan anak kelak beranjak besar untuk selalu makan makanan yang dis iapkan oleh ibunya. Happy Cooking Mom

15 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

PENTINGNYA K3

Oleh : SUTARYANA, SKM, M.Kes DI BBKPM BANDUNG

PENTINGNYA K3

Oleh : SUTARYANA, SKM, M.Kes DI BBKPM BANDUNG

Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau (K3) sering diabaikan oleh managemen kesehatan, hal ini wajar karena perhatian pada pelayanan di sarana kesehatan lebih mengutamakan upaya promotif, dibanding preventif. Pencegahan kecelakaan pada pasien (Patient safety, dan upaya pencegahan pada penyakit menular (infeksi nosokomial) memang sudah biasa dilakukan di sarana kesehatan seperti rumah sakit, padahal kesehatan dan keselamatan pekerja itu sendiri ( employer health and safety )tidak kalah penting.

Untuk memberikan layanan yang lebih bugar, sehat, dan produktif oleh pekerja . K3 sering dianggap upaya kesehatan dan keselamatan hanya untuk Industri saja, padahal di sarana fasilitas kesehatan termasuk BBKPM juga terdapat peralatan, manusia, lingkungan dan teknologi tinggi yang memiliki risiko untuk t e r j a d i n y a k e c e l a k a a n d a n d a m p a k n e g a t i v e t e r h a d a p k e s e h a t a n .

Dasar Hukum K3 di Fasilitas Kesehatan jelas tertuang dalam Undangg undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan Bab XII pasal 1 bahwa Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Dalam pasal 2 disebutkan tempat ker ja dimaksud terbagi atas t e m p a t k e r j a f o r m a l d a n i n f o r m a l . BBKPM merupakan tempat kerja sector formal karena memiliki payung hukum yang j e l a s m a k a p e n g e l o l a a n n y a w a j i b menyelenggarakan upaya Kesehatan Kerja.

Mengapa dikatakan penting K3 di BBKPM, karena Kesehatan kerja dapat meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan dan pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan. Per l indungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor

Terkait dengan tujuan K3 yang terpenting adalah bagaimana BBKPM sebagai tempat kerja dapat terlindungi dari pengaruh buruk tempat kerja dan dari penyakit akibat kerja (PAK) atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK) dan terhindar dari kecelakaan akibat kerja (KAK) yang disebabkan oleh factor factor risiko. Faktor Risiko di tempat kerja yang dapat menyebabkan PAK, PAHK ataupun KAK d i BBKPM dapat d i g a m b a r k a n s e b a g a i b e r i k u t :

Faktor Fisik

Kondisi lingkungan fisik yang tidak memadai seperti tata ruang yang tidak memadai ditempat kerja diseluruh bagian/instalasi dapat menimbulkan kecelakaan mekanikal seperti tersandung, tertimpa barang, terpeleset, jatuh, tersengat aliran listrik, terpajan gelombang elektromagnetik, terpajan bahan radiasi dari radiologi, tertusuk jarum bagi perawat yang mengambil darah p a s i e n d a n l a i n l a i n t e r j a d i g a n g g u a n penglihatan karena pencahayaan yang buruk, ketulian a k i b a t k e b i s i n g a n d i r u a n g r a d i o a t o r, d l l

Faktor Biologi

Kondisi kualitas lingkungan kerja di BBKPM khususnya di bidang bio safety cukup menghawatirkan , meskipun belum dibuktikan dengan analisis risiko penularan penyakit

yang merugikan kesehatan, penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan s e t i a p m a n u s i a k e p a d a p e k e r j a a n a t a u j a b a t a n n y a ( W H O 1 9 9 5 ) .

16Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Page 11: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

Akhirnya semua Kondisi tersebut di atas dapat dilakukan dengan metoda penangan K3 sederhana yaitu dengan Upaya keselamatan kerja bagi petugas di sarana kesehatan dilaksanakan secara paripurna, meliputi; Upaya promotif, Upaya preventif, Upaya kuratif, Upaya rehabilitatif. Upaya promotif, meliputi peningkatan pengetahuan pekerja tentang kesehatan kerja, peningkatan kebugaran jasmani, peningkatan kepuasan kerja, peningkatan gizi kerja. Upaya preventif antara lain Imunisasi, penggunaan alat pelindung diri, higiene sanitasi di tempat kerja, pembuangan air limbah, penerapan prinsip ergonomi, pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus). Upaya kuratif bisa berbentuk upaya p e n g o b a t a n p e n y a k i t / g a n g g u a n k e s e h a t a n (PAK/PAHK & peny umum), dilakukan sedini mungkin mencegah penyebarluasan, kecacatan dengan cara C u t i / i s t i r a h a t , p e n g o b a t a n , p s i k o t e r a p i . .

Upaya rehabilitatif yaitu dengan cara memulihkan kesehatan pekerja, upaya penyesuaian kembali antara pekerjaan dengan kondisi kesehatannya (rehabilitasi pekerjaan). Selain itu upaya pengendalian K3 dapat dilakukan melalui legislative control; peraturanan perundangan / persyaratan2 teknis, administrative Control; seleksi pekerja/pengaturan jam kerja. Engineering control; substitusi/isolasi/perbaikan sistem, dll . Medical Control; pengobatan sesuai jenis PAK, PAHk dan KAK. Pengendalian lebih lanjut tentang K3 BBKPM dapat dibahas lebih lanjut dalam kegiatan inhaus training b a g i p e g a w a i B B K P M B a n d u n g .

menular dari pasien ke karyawan secara teori jelas bahwa resiko ini sangat besar di BBKPM khususnya bagi karyawan yang langsung berhadapan dengan pasien TB. Program pasien safety, program pengendalian penyakit infeksi atau nosokomial di RS/Balai Sudah dikenal di kalangan rumah sakit namun enfloyer health and safety sering terabaikan.

Antiseptik pada kulit, gas anestesi, gas aerosol dari pembasmi nyamuk atau lalat, bahan bahan kimia di laboratorium, pajanan bahan radioaktif di Ruang Radiologi, Debu lingkungan, dll), merupakan faktor kimia y a n g s e r i n g d i j u m p a i d i l i n g k u n g a n k i t a .

Faktor Kimia

Cara mengangkat pasien yg salah Keluhan muskuloskletal karena duduk lama petugas Laboratorium, operator panel instrument, Sakit leher dan pergelangan tangan operator alkes/komputer, Varices akibat berdiri lama (perawat), Sakit punggung karena angkat beban (angkat pasien, atau peralatan medis lain), Cepat capai karena peralatan tak sesuai, dll adalah contoh dampak dari factor ergonomic secara awam.

Faktor Ergonomic

Hubungan antar teman kerja/pimpinan tidak baik, Beban kerja berlebih (shift atau lembur), Kurang sabar menghadapi pasien (petugas yg. berhubungan langsung dengan Pasien/keluarga), bekerja larut malam atau shift malam (kelelahan fisik menyebabkan turunnya kapasitas mental), Tidak ada jaminan keamanan, dll.

Faktor Psikososial

LIPUTAN KEGIATAN PERINGATAN HARI TANPATEMBAKAU SEDUNIA 31 MEI 2015 DI CAR FREE

DAY KAWASAN DAGO BANDUNG

Kepala BBKPM Bandung Dr. Edi Sampurno Sp.P., MM mengisi acara talkshow bekerjasama dengan Rase FM di acara peringatan hari tanpa tembakau sedunia di CFD Dago

Kepala BBKPM Bandung Dr. Edi Sampurno Sp.P., MM di acara peringatan hari tanpa tembakau sedunia di CFD Dago

17 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Antrian panjang masyarakat kota bandung yg ingin memeriksakan fungsi parunya pada acara peringatan hari tanpa tembakau sedunia di CFD Dago

Pemeriksaan paru gratis pd hari tanpa tembakau sedunia di CFD Dago

Salah satu komunitas anti tembakau sedang berkampanye pada acara hari tanpa tembakau sedunia tahun 2015 di CFD Dago

Pemeriksaan paru gratis pada hari tanpa tembakau sedunia tahun 2015 di CFD Dago

Perokok pemula sedang memperhatikan poster yang memuat kadar racun yang terdapat dlm sebatang rokok pada acara peringatan hari tanpa tembakau sedunia di CFD Dago

Keluarga besar BBKPM menyempatkan selfie pada acara hari tanpa tembakau di CFD Dago

Salah seorang aktivis masyarakat anti tembakau sedang berpose pada acara peringatan hari tanpa tembakau di CFD Dago

Salah satu komunitas anti tembakau sedang berkampanye pd acara hari tanpa tembakau di CFD Dago

18Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Page 12: PEREMPUAN DAN TEMBAKAU

No

rdic

Pho

tos/

O. E

riks

son

PD

Pho

to.o

rg/J

. Sul

livan

Fl

ickr

/sno

wp

ea&

bo

kcho

i

19 Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Perempuan dan TembakauOleh : Susanna Laorensia, SKM

Saat ini sekitar 200 juta perempuan merokok di seluruh dunia. Dari sekitar 5 juta orang yang meninggal terkait penggunaan tembakau setiap tahunnya, 1.5 juta diantaranya diperkirakan adalah perempuan. Sek i tar 75% dar i perempuan tersebut hidup di negara miskin atau negara berkembang. Jika tidak dilakukan strategi pengendalian

penggunaan tembakau yang tepat, diperkirakan pada tahun 2030, setiap tahun akan ada sekitar 8 juta o r a n g m e n i n g g a l t e r k a i t penggunaan tembakau. Dari 8 juta orang tersebut, sekitar 2.5 juta diantaranya adalah perempuan. (WHO, 10 fac ts on gender and tobacco).

Produsen rokok sudah mulai memperkenalkan rokok pada perempuan sejak awal tahun 1900-an. Dan pada Tahun 1920-an perusahaan rokok sudah mulai menargetkan perempuan sebagai pelanggan mereka. Berbagai penelitian yang panjang dan dalam dilakukan untuk memahami perempuan, agar perusahaan rokok dapat menemukan strategi yang tepat mempopulerkan rokok kepada perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian, berbagai strategi digunakan perusahaan rokok untuk dapat menjadikan perempuan sebagai pelanggan rokok. Promosi terbuka untuk mengenalkan rokok pada perempuan dimulai pada Tahun 1927. Perusahaan rokok besar di Amerika Serikat yang memproduksi rokok Lucky Strike memunculkan foto perempuan yang sedang merokok merek rokok tersebut di majalah perempuan. Sejak itu, perusahaan rokok dengan sangat agresif mempromosikan rokok pada perempuan sebagai sasaran. Perempuan diharapkan dapat menggantikan perokok yang telah berhenti atau meninggal karena kanker, stroke , penyakit jantung atau penyakit lain terkait tembakau. Perusahaan rokok banyak memakai perempuan sebagai bintang iklan untuk mempromosikan rokok produksi mereka atau menjadi tenaga promosi langsung dengan penjualan rokok, yang dikenal sebagai SPG (sales promotion girl).

lembaga-lembaga perempuan dan memberi dukungan dana agar perempuan dapat berpartisipasi di berbagai forum pertemuan yang mendiskusikan hal-hal penting seperti masalah l ingkungan dan kemanusiaan. Dengan strategi ini, terjadi peningkatan jumlah perempuan perokok yang cukup tinggi terutama di Tahun 1990-an. Saat ini, di seluruh dunia diperkirakan sekitar 16 % remaja perempuan usia sekolah mulai merokok dan sekitar 15% menjadi perokok sampai us ia dewasa.Perempuan sudah menjadi sasaran utama perusahaan rokok.

Untuk mendukung dan membentuk image perempuan merokok adalah perempuan modern yang aktif dan mandiri, perusahaan rokok juga melakukan strategi promosi dengan mendanai

Selain menjadikan perempuan sebagai bintang iklan dan tenaga penjualan rokok, perusahaan rokok juga memproduksi rokok yang lebih lembut dan ringan yang dikatakan lebih cocok dan lebih aman untuk perempuan. Istilah 'light' atau 'rendah tar dan rendah nikotin' pada rokok dipromosikan sebagai rokok yang 'lebih aman'. Strategi ini terbukti berhasil meningkatkan jumlah konsumsi rokok pada perokok perempuan. Sekitar 63% perempuan percaya dan memilih rokok 'light' karena dianggap lebih aman untuk perempuan.

20Sehat Paru - Ed i s i 2015Jun i

Te t a p i m a n u s i a m e r o k o k t i d a k

seperti mesin. Mereka yang merokok rokok

'light' ternyata menghisap/menarik asap

lebih dalam atau lebih sering untuk

mendapatkan kadar nikotin seperti yang

diperlukan tubuhnya. Pada akhirnya, kadar

tar dan nikotin yang masuk ke dalam tubuh

sama saja dengan rokok yang bukan 'light'.

Jadi, pada kenyataannya rokok 'light'

tidak lebih aman dari rokok biasa.

Dampak zat yang terkandung di dalam

asap rokok terhadap kesehatan sudah

menjadi perhatian banyak pihak. Saat ini,

dampak asap rokok tidak hanya dituliskan di

dalam bungkus rokok, tetapi harus

disampaikan dalam bentuk gambar sehingga

lebih mudah dikenali dan dipahami. Dampak

a s a p r o k o k t e r h a d a p t u b u h

manusia baik laki-laki dan perempuan

cenderung sama, tetapi karena anatomi

tubuh perempuan berbeda dengan tubuh

laki-laki, asap rokok berdampak juga secara

khusus kepada perempuan terutama yang

terkait dengan reproduksi. Perempuan yang

merokok ternyata leb ih banyak yang

mengalami kemandulan d ibandingkan

dengan yang tidak merokok. Perempuan

yang masih merokok selama kehamilan juga

beresiko lebih besar untuk melahirkan bayi

premature dan kematian bayi di dalam

kandungan atau ketika bayi baru lahir. Asap

rokok juga dapat mengurangi produksi air

susu ibu/ASI. Asap rokok juga meningkatkan

resiko terkena kanker serviks atau kanker rahim.

Melihat kecenderungan meningkatnya jumlah

perokok perempuan dan agresifnya perusahaan

rokok mempromos ikan rokok kepada

perempuan, maka program pengendalian

tembakau harus memasukkan strategi

pengendalian tembakau terhadap perempuan.

Perempuan harus lebih cerdas dan mencari

cukup informasi agar dapat terhindar dari

'bujuk rayu' perusahaan rokok saat ini.

Perusahaan rokok menggunakan mesin

untuk mengukur kadar Tar dan Nicotin

dalam rokok untuk mendapatkan rokok

yang lebih ringan atau 'light'.