BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Berbagai fungsi manajemen dilaksanakan oleh para pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen diantaranya adalah fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian(Organizing), fungsi pelaksanaan (Actuating) dan fungsi pengawasan (Controlling) menurut Griffin (2004: 44). Keempat fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan oleh seorang manajer secara berkesinambungan, sehingga dapat merealisasikan tujuan organisasi. Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006: 303), menyatakan bahwa pengawasan merupakan sebagai proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur kinerja, memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan. Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengawasan

2.1.1 Pengertian Pengawasan

Berbagai fungsi manajemen dilaksanakan oleh para pimpinan dalam rangka

mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen diantaranya

adalah fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian(Organizing), fungsi

pelaksanaan (Actuating) dan fungsi pengawasan (Controlling) menurut Griffin (2004:

44). Keempat fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan oleh seorang manajer

secara berkesinambungan, sehingga dapat merealisasikan tujuan organisasi.

Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar rencana

yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317),

mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran

kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang

diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut

Mathis dan Jackson (2006: 303), menyatakan bahwa pengawasan merupakan sebagai

proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur kinerja,

memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat

dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

Defenisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi mencakup dan

melingkupi tujuan organisasi. Hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, sistem,

dan ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh seorang manajer.

Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan

operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan–

penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan tersebut

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.

Menurut Harahap (2001: 14), Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik,

cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala

aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip

efisiensi dan mengarah pada upaya mencapai keseluruhan tujuan organisasi.

Sedangkan menurut Maringan (2004: 61), pengawasan adalah proses dimana

pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan

sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Selain itu

menurut Dessler (2009: 2), menyatakan bahwa pengawasan (Controlling) merupakan

penyusunan standar - seperti kuota penjualan, standar kualitas, atau level produksi;

pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja aktual dibandingkan dengan standar yang

telah ditetapkan; mengadakan tindakan korektif yang diperlukan.

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan kegiatan

perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang

ditetapkan sebelumnya dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada sebelumnya. Pengawasan yang efektif

membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik.

Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini

terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan agar target

perusahaan tercapai. Dengan kata lain fungsi pengawasan menilai apakah rencana

yang ditetapkan pada fungsi perencanaan telah tercapai.

Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2001: 242) mengemukakan hal sebagai

berikut :

“Controlling can be defined as the process of determining what is to be accomplished, that is the standard; what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is, in conformity with the standard.”

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus

dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai

pelaksanaan dan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai

dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

Menurut Henry Fayol dalam Harahap (2001: 10) mengartikan pengawasan

sebagai berikut:

“Control consist in verifying whether everything occurs in conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles established. It has objective to point out weaknesses and errors in order to rectify then prevent recurrance”.

Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan

rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut .

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari

kejadiannya dikemudian hari. Menurut Siagian (2003: 30), bahwa pengawasan adalah

memantau aktivitas pekerjaan karyawan untuk menjaga perusahaan agar tetap

berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan. Pengawasan

secara umum berarti pengendalian terhadap perencanaan apakah sudah dilaksanakan

sesuai tujuan atau penyimpangan dari tujuan yang diinginkan. Jika terjadi

penyimpangan, pihak manajemen yang terkait dalam pengawasan harus memberikan

petunjuk untuk melakukan perbaikan kerja, agar standar perencanaan tidak jauh

menyimpang dari hasil yang diperoleh pada saat pelaksanaan.

2.1.2 Sistem Pengawasan

Sistem pengawasan yang efektif harus memenuhi beberapa prinsip

pengawasan yaitu adanya rencana tertentu dan adanya pemberian instruksi serta

wewenang-wewenang kepada bawahan. Rencana merupakan standar atau alat

pengukur pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan. Rencana tersebut menjadi

petunjuk apakah sesuatu pelaksanaan pekerjaan berhasil atau tidak. Pemberian

instruksi dan wewenang dilakukan agar sistem pengawasan itu memang benar-benar

dilaksanakan secara efektif. Wewenang dan instruksi yang jelas harus dapat diberikan

kepada bawahan, karena berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahan sudah

menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Atas dasar instruksi yang diberikan kepada

bawahan maka dapat diawasi pekerjaan seorang bawahan.

Sistem pengawasan akan efektif bilamana sistem pengawasan itu memenuhi

prinsip fleksibilitas. Ini berarti bahwa sistem pengawasan itu tetap dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

dipergunakan, meskipun terjadi perubahan terhadap rencana yang diluar dugaan.

Menurut Duncan dalam Harahap (2001: 246) mengemukakan bahwa beberapa sifat

pengawasan yang efektif sebagai berikut :

a. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya. Oleh karena itu harus

dikomunikasikan. Masing-masing kegiatan membutuhkan sistem

pengawasan tertentu yang berlainan dengan sistem pengawasan bagi

kegiatan lain. Sistem pengawasan untuk bidang penjualan dan sistem untuk

bidang keuangan akan berbeda. Oleh karena itu sistem pengawasan harus

dapat merefleksi sifat-sifat dan kebutuhan dari kegiatan yang harus

diawasi. Pengawasan dibidang penjualan umumnya tertuju pada kuantitas

penjualan, sementara pengawasan dibidang keuangan tertuju pada

penerimaan dan penggunaan dana.

b. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut organisasi.

Titik berat pengawasan sesungguhnya berkisar pada manusia, sebab

manusia itulah yang melakukan kegiatan dalam badan usaha atau

organisasi yang bersangkutan. Karyawan merupakan aspek intern

perusahaan yang kegiatan-kegiatannya tergambar dalam pola organisasi,

maka suatu sistem pengawasan harus dapat memenuhi prinsip berdasarkan

pola organisasi.

Ini berarti bahwa dengan suatu sistem pengawasan , penyimpangan yang

terjadi dapat ditunjukkan pada organisasi yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

c. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah organisasi.

Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang

direncanakan menjadi kenyataan. Oleh karena itu, agar sistem pengawasan

benar-benar efektif, artinya dapat merealisasi tujuannya, maka suatu sistem

pengawasan setidaknya harus dapat dengan segera mengidentifikasi

kesalahan yang terjadi dalam organisasi. Dengan adanya identifikasi

masalah atau penyimpangan, maka organisasi dapat segera mencari solusi

agar keseluruhan kegiatan operasional benar-benar dapat atau mendekati

apa yang direncanakan sebelumnya.

d. Pengawasan harus fleksibel.

Suatu sistem pengawasan adalah efektif, bilamana sistem pengawasan itu

memenuhi prinsip fleksibilitas. Ini berarti bahwa pengawasan itu tetap

dapat dipergunakan, meskipun terjadi perubahan-perubahan terhadap

rencana diluar dugaan.

e. Pengawasan harus ekonomis.

Sifat ekonomis dari suatu sistem pengawasan sungguh-sungguh diperlukan.

Tidak ada gunanya membuat sistem pengawasan yang mahal, bila tujuan

pengawasan itu dapat direfleksikan dengan suatu sistem pengawasan yang

lebih murah. Sistem pengawasan yang dianut perusahaan-perusahaan besar

tidak perlu ditiru bila pengawasan itu tidak ekonomis bagi suatu

perusahaan lain. Hal yang perlu dipedomani adalah bagaimana membuat

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

suatu sistem pengawasan dengan benar-benar merealisasikan motif

ekonomi.

Pengawasan yang efektif tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

Tidak ada satu sistem pengawasan yang berlaku untuk semua situasi dan semua

perusahaan.

2.1.3 Tujuan Pengawasan

Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

memerlukan pengawasan agar perencanaan yang telah disusun dapat terlaksana

dengan baik. Pengawasan dikatakan sangat penting karena pada dasarnya manusia

sebagai objek pengawasan mempunyai sifat salah dan khilaf. Oleh karena itu manusia

dalam organisasi perlu diawasi, bukan mencari kesalahannya kemudian

menghukumnya, tetapi mendidik dan membimbingnya. Menurut Husnaini (2001:

400), tujuan pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,

pemborosan, dan hambatan.

2. Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan, pemborosan, dan

hambatan.

3. Meningkatkan kelancaran operasi perusahaan.

Melakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan dalam

pencapaian kerja yang baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

Menurut Griffin (2004: 163), mendeskripsikan tujuan pengendalian seperti

Gambar 2.1. berikut :

Sumber : Griffin (2004: 163)

Gambar 2.1 : Tujuan Pengendalian

Keterangan Gambar 2.1.Tujuan Pengendalian :

a. Beradaptasi dengan Perubahan Lingkungan

Organisasi akan menghadapi perubahan dalam lingkungan bisnis yang tidak

stabil dan bergejolak. Dalam rentang waktu antara penetapan tujuan dan pencapaian

tujuan, banyak kejadian dalam organisasi dan lingkungannya yang dapat menuntun

pergerakan kearah tujuan atau menyimpangkan tujuan itu sendiri. Sistem pengawasan

yang baik dapat membantu para manajer mengantisipasi, memantau, dan merespon

perubahan.

Beradaptasi dengan perubahan lingkungan

Membatasi akumulasi kesalahan

Pengendalian membantu organisasi

Mengatasi kompleksitas

i i

Meminimisasi biaya

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

b. Membatasi Akumulasi Kesalahan

Kesalahan-kesalahan kecil umumnya tidak menimbulkan kerusakan serius

pada kinerja organisasi. Namun dari waktu ke waktu, kesalahan-kesalahan kecil dapat

terakumulasi dan berdampak serius. Oleh karena itu pengawasan diperlukan untuk

menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan kecil yang dapat berulang-ulang.

Dengan adanya pengawasan, manajer dapat melihat penyebab terjadinya kesalahan

dan dapat mengambil keputusan untuk bekerja lebih cermat.

c. Mengatasi Kompleksitas organisasi

Perusahaan jika hanya menggunakan satu jenis bahan baku atau sumber daya,

membuat satu jenis produk atau jasa, memiliki desain organisasi yang sederhana, dan

mengalami permintaan produk yang konstan, maka para manajernya dapat membuat

sistem pengawasan yang minim dan sederhana. Tetapi apabila perusahaan yang

memproduksi produk dan jasa dengan memakai beragam bahan baku dan sumber

daya dan memiliki area pasar yang luas, desain organisasi yang rumit, serta memiliki

banyak pesaing memerlukan sistem yang canggih untuk membuat pengawasan yang

memadai.

d. Meminimisasi Biaya

Pengawasan juga dapat membantu mengurangi biaya dan meningkatkan

output apabila dipraktekkan secara efektif. Secara filosofis dikatakan bahwa

pengawasan sangat penting karena manusia pada dasarnya mempunyai sifat salah

atau khilaf, sehingga manusia dalam organisasi perlu diawasi, bukan untuk mencari

kesalahannya kemudian menghukumnya tetapi untuk mendidik dan membimbingnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

Menurut Maringan (2004: 61) menyatakan tujuan pengawasan adalah

sebagai berikut:

a. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian

dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan.

b. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Tujuan perusahaan dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan sebelum

terjadinya penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah

(prefentive control). Dibandingkan dengan tindakan-tindakan pengawasan sesudah

terjadinya penyimpangan, maka tujuan pengawasan adalah menjaga hasil pelaksanaa

kegiatan sesuai dengan rencana. Ketentuan-ketentuan dan infrastruktur yang telah

ditetapkan benar-benar diimplementasikan. Sebab pengawasan yang baik akan

tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

2.1.4 Jenis-Jenis Pengawasan

Menurut Maringan (2004: 62), Pengawasan terbagi 4 yaitu:

a. Pengawasan dari dalam perusahaan

Pengawasan yang dilakukan oleh atasan untuk mengumpul data atau

informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk menilai kemajuan dan

kemunduran perusahaan.

b. Pengawasan dari luar perusahaan

Pengawasan yang dilakukan oleh unit diluar perusahaan . Ini untuk

kepentingan tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

c. Pengawasan Preventif

Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksakaan. Dengan tujuan

untuk mengacah terjadinya kesalahan/kekeliruan dalam pelaksanaan kerja.

d. Pengawasan Represif

Pengawasan Yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar

hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.

Menurut Ernie dan Saefullah (2005: 327), jenis pengawasan terbagi atas 3

yaitu:

a. Pengawasan Awal

Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan. Ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan

perkerjaan.

b. Pengawasan Proses

Pengawasan dilakukan pada saat sebuah proses pekerjaan tengah berlangsung

untuk memastikan apakah pekerjaan tengah berlangsung untuk memastikan

apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan ang ditetapkan.

c. Pengawasan Akhir

Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan pekerjaan.

2.1.5 Proses Pengawasan

Sistem pengawasan organisasi memiliki 4 (empat) langkah fundamental dalam

setiap prosesnya (Griffin, 2004: 167). Langkah-langkah tersebut diilustrasikan dalam

Gambar 2.2 sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

Sumber : Griffin (2004: 167)

Gambar 2.2. Langkah-Langkah Dalam Proses Pengawasan

Masing-masing langkah ini akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Menetapkan Standar.

Control Standard adalah target yang menjadi acuan perbandingan untuk

kinerja dikemudian hari. Standar yang ditetapkan untuk tujuan pengawasan harus

diekspresikan dalam acuan yang dapat diukur. Strategi pengawasan harus konsisten

dengan tujuan organisasi. Dalam penentuan standar, diperlukan pengidentifikasian

indikator-indikator kinerja. Indikator kinerja adalah ukuran kinerja yang menyediakan

informasi yang berhubungan langsung dengan objek yang diawasi. Standar bagi hasil

kerja karyawan pada umumnya terdapat pada rencana keseluruhan maupun rencana-

rencana bagian. Agar standar itu diketahui secara benar oleh karyawan, maka standar

tersebut harus dikemukakan dan dijelaskan kepada karyawan sehingga karyawan

akan memahami tujuan yang sebenarnya ingin dicapai.

Menetapkan Standar

Mengukur Kinerja

Membandingkan Kinerja

dengan Standar

Menentukan kebutuhan akan tindakan koreksi

Mempertahankan status quo

Mengoreksi penyimpangan

Mengubah standar

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

2. Mengukur Kinerja

Pengukuran kinerja adalah aktivitas konstan dan kontinu bagi sebagian besar

organisasi. Agar pengawasan berlangsung efektif, ukuran-ukuran kinerja harus valid.

Kinerja karyawan biasanya diukur berbasis kuantitas dan kualitas output, tetapi bagi

banyak pekerjaan, pengukuran kinerja harus lebih mendetail.

3. Membandingkan Kinerja dengan Standar

Tahap ini dimaksudkan dengan membandingkan hasil pekerjaan karyawan

(actual result) dengan standar yang telah ditentukan. Hasil pekerjaan karyawan dapat

diketahui melalui laporan tertulis yang disusun karyawan, baik laporan rutin maupun

laporan khusus. Selain itu atasan dapat juga langsung mengunjungi karyawan untuk

menanyakan langsung hasil pekerjaan atau karyawan dipanggil untuk menyampaikan

laporannya secara lisan. Kinerja dapat berada pada posisi lebih tinggi dari, lebih

rendah dari, atau sama dengan standar. Pada beberapa perusahaan, perbandingan

dapat dilakukan dengan mudah, misalnya dengan menetapkan standar penjualan

produk mereka berada pada urutan pertama di pasar. Standar ini jelas dan relatif

mudah dihitung untuk menentukan apakah standar telah dicapai atau belum. Namun

dalam beberapa kasus perbandingan ini dapat dilakukan dengan lebih detail. Jika

kinerja lebih rendah dibandingkan standar, maka seberapa besar penyimpangan ini

dapat ditoleransi sebelum tindakan korektif dilakukan.

4. Menentukan Kebutuhan Tindakan Korektif

Berbagai keputusan menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada

keahlian-keahlian analitis dan diagnotis manajer. Setelah membandingkan kinerja

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

dengan standar, manajer dapat memilih salah satu tindakan : mempertahankan status

quo (tidak melakukan apa-apa), mengoreksi penyimpangan, atau mengubah standar.

Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk menyesuaikan

hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau rencana

yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk melaksanakan tindakan perbaikan, maka

harus diketahui apa yang menyebabkan penyimpangan. Ada beberapa sebab yang

mungkin menimbulkan penyimpangan, yaitu :

1. Kekurangan faktor produksi

2. Tidak cakapnya pimpinan dalam mengorganisasi human resources dan

resources lainnya dalam lingkungan organisasi

3. Sikap-sikap pegawai yang apatis dan sebagainya

Oleh karena itu, dalam proses pengawasan diperlukannya laporan yang dapat

menyesuaikan bentuk-bentuk penyimpangan kearah pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2.1.6 Sifat dan Waktu Pengawasan

Menurut Hasibuan (2001 : 247), sifat dan waktu pengawasan terdiri dari :

1. Preventive controll, adalah pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan

dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam

pelaksanaannya. Preventive controll ini dilakukan dengan cara :

a. Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan.

b. Membuat peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

c. Menjelaskan dan atau mendmonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan itu.

d. Mengorganisasi segala macam kegiatan.

e. Menentukan jabatan, job description, authority, dan responsibility bagi

setiap individu karyawan.

f. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan.

g. Menetapkan sanksi-sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan.

Preventive controll adalah pengendalian terbaik karena dilakukan sebelum

terjadi kesalahan.

2. Repressive Controll, adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi kesalahan

dalam pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan,

sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Repressive controll ini dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

a. Membandingkan hasil dengan rencana.

b. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari

tindakan perbaikannya.

c. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaannya, jika perlu dikenakan

sanksi hukuman kepadanya.

d. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada.

e. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana.

f. Jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan pelaksana

melalui training dan education.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

3. Pengawasan saat proses dilaksanakan yaitu jika terjadi kesalahan langsung

diperbaiki.

4. Pengawasan berkala, adalah pengendalian yang dilakukan secara berkala,s

misalnya per bulan, per semeter, dan lain-lain.

5. Pengawasan mendadak, adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak

untuk mengetahui apakah pelaksanaan atau peraturan-peraturan yang ada telah

dilaksanakan atau tidak dilaksanakan dengan baik. Pengawasan mendadak ini sekali-

sekali perlu dilakukan, supaya kedisiplinan karyawan tetatp terjaga dengan baik.

6. Pengawasan melekat (waskat) adalah pengawasan yang dilakukan secara integratif

mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan operasional dilakukan.

2.1.7 Fungsi Pengawasan

Menurut Ernie dan Saefulah (2005: 12), fungsi pengawasan adalah :

a. Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan

indikator yang di tetapkan.

b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin

ditemukan.

c. Melakukan berbagai alternatife solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan

pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Maringan (2004: 62), fungsi pengawasan adalah :

a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan

wewenang dalam melaksanakan pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

b. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan.

c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan

kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa pengawasan adalah mengevaluasi hasil dari aktifitas pekerjaan yang telah

dilakukan dalam perusahaan dan melakukan tindakan koreksi bila diperlukan.

2.1.8 Teknik-Teknik Pengawasan

Menurut Siagian (2003:112) Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan

dengan mempergunakan dua macam teknik yaitu:

a. Pengawasan Langsung

Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini

pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan

oleh bawahan.

Pengawasan langsung dapat berbentuk:

1) Inspeksi langsung

2) On-the-Spot observatiton

3) On-the-spot report

b. Pengawasan tidak langsung

Pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan dilakukan melalui laporan yang

disampaikan oleh para bawahan. Baik itu tertulis maupaun lisan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

2.1.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan.

Fakor-faktor yang mempengaruhi pengawasan, berikut akan dikemukakan

oleh para ahli sebagai berikut:

Menurut Mulyadi (2007: 770), mengemukakan beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi pengawasan adalah:

a) Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi

b) Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya

desentralisasi kekuasaan.

c) Kesalahan/Penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan

pengawasan.

2.2 Efisiensi Kerja

2.2.1 Pengertian Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001: 112), efisiensi adalah perbandingan terbaik

antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan

tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya yang

meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal.

Perbandingan dilihat dari :

a. Segi hasil

Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila dengan usaha tersbut memberikan hasil

yang maksimal mengenai hasil pekerjaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

b. Segi usaha

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu tercapai dengan

usaha minimal. Usaha tersebut terdiri dari lima unsur yaitu : pikiran, tenaga,

waktu, ruang, dan benda (termasuk biaya).

Menurut Sinungan (2005: 84), menyatakan bahwa efisensi kerja adalah

perbandingan yang paling harmonis antara pekerjaan yang dilakukan dengan hasil

yang diperoleh ditinjau dari segi waktu yang digunakan, dana yang dikeluarkan, serta

tempat yang dipakai. Secara umum efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara

suatu usaha dengan hasil yang dicapai. Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik

antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan itu

sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya.

2.2.2 Sumber-Sumber Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001:118) sumber utama efisiensi kerja adalah

manusia. Karena akal, pikiran, dan pengetahuan yang ada, manusia mampu

menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur efisensi yang melekat pada manusia

adalah :

a. Kesadaran

Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi keberhasilannya.

Dalam hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisiensi akan banyak

membantu usaha pencapaian efisiensi itu sendiri.

Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan tingkah laku dan sikap hidup

seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup dapat mengarah pada

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Dengan adanya kesadaran, seseorang

akan terdorong untuk membangkitkan semangat atau kehendak untuk melakukan

sesuatu yang sesuai dengan apa yang disadarinya dalam hal ini yang

diamksudakan adalah efisiensi.

b. Keahlian

Sesuatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli dibidangnya hasilnya

akan lebih baik dan cendenrung lebih cepat daripada dikerjakan oleh yang bukan

ahlinya. Hal ini berarti unsur keahlian yang juga melekat pada manusia

merupakan bagian yang menjadi sumber efisiensi. Keahlian manusia dicapai bila

ada pelatihan yang mendukung pekerjaan tersebut. Sehingga apabila suatu

pekerjaan difasilitasi dengan suatu peralatan, maka peralatan tersebut menunjang

pencapaian efisiensi kerja. Peralatan disediakan dengan maksud agar pekerjaan

lebih mudah dikerjakan dan lebih cepat penyelesaiannya. Penyediaan peralatan

atau fasilitas kerja yang tidak disertai dengan keahlian penggunanya malah akan

menjadikan sumber biaya yang tidak bermanfaat.

c. Disiplin

Kesadaran dan keahlian seperti yang telah diuraikan sebelumnya tidak akan

menjamin hasil kerja yang baik dan efisien jika tidak disertai dengan unsur

disiplin. Oleh karena itu dalam efisiensi diperlukan standar yang akan menjadi

penunjuk arah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga keseluruhan

sumber daya berada dalam satu aturan yang jelas, tidak menyimpang dari apa yang

diharapkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

2.2.3 Syarat Dicapainya Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001: 122), syarat-syarat agar tercapainya efisiensi

kerja adalah sebagai berikut :

a. Berhasil guna atau efektif.

b. Ekonomis.

c. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung jawabkan.

d. Pembagian kerja yang nyata.

e. Prosedur kerja yang praktis.

Dunia bisnis terkadang mengalami kerancuan pemahaman antara efisiensi

dengan produktivitas. Efisiensi berarti menghasilkan produk yang berkualitas tinggi

dalam waktu yang sesingkat mungkin. Akan tetapi harus dipertimbangkan apakah

produk tersebut dibutuhkan. Efektivitas, efisiensi, dan produktivitas ditentukan secara

bersama.

2.3 Hubungan Pengawasan Dan Efisiensi Kerja

Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk meningkatkan

efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan baik jika

pengawasan yang di lakukan oleh perusahaan itu maksimal. Efisiensi dapat tercapai

apabila hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan sesuai dengan target yang ingin

dicapai. Efisiensi juga dapat dicapai melalui sistem pergerakan yang dapat

merangsang para bawahan bekerja dengan ikhlas, jujur, loyal. Menurut Siagian

(2003: 113), salah satu sasaran pokok manajemen dalam menjalankan kegiatan-

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

kegiatan dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang semaksimal-maksimalnya. Maka

dari itu pengawasan harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena pelaksanaa

fungsi pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar pula dalam

meningkatkan efisiensi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Herawati Saragih (2009), melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Hubungan Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada Asuransi

Bumiputera Cabang Pematangsiantar”, disimpulkan berdasarkan penghitungan

uji-t bahwa thitung (2,427) > ttabel (1,69) dan berdasarkan angka koefisien korelasi antara

pengawasan dan efisiensi kerja yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar

0,528. Nilai ini menunjukkan bahwa pengawasan berkorelasi cukup kuat dengan

efisiensi kerja dengan nilai adjusted R square (R2) sebesar 0,728 atau 72,8 %. Hal ini

menunjukan bahwa variabel pengawasan mempengaruhi variabel efisiensi kerja

sebesar 72,8 %. Sedangkan sisanya yaitu 27,2 % dipengaruhi oleh faktor lain seperti

komunikasi, struktur organisasi, kepemimpinan, teknologi, informasi dan faktor-

faktor lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Eli Sasmita (2004), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pengawasan

Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada CV. Cifa Digayo Jl. Binjai Km 13.8”,

menyatakan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa pengawasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap disiplin kerja

karyawan pada CV. Cifa Digayo Jl. Binjai Km 13.8 Medan. Sumbangan variabel

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

Pengawasan terhadap variabel Disiplin Kerja Karyawan adalah sebesar 54,8% dan

sisanya sebesar 45,2% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini, yaitu tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keadilan,

sanksi hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.

2.5 Kerangka Konseptual

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang menempati urutan paling

bawah, tetapi bukan berarti bahwa fungsi ini kurang penting dari fungsi-fungsi lain

karena pengawasan justru sudah ada sejak penetapan struktur perusahaan itu sendiri.

Menurut Mathis dan Jackson (2006: 303), menyatakan bahwa pengawasan

merupakan sebagai proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk

mengukur kinerja, memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan

informasi yang dapat dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan

ke para karyawan.

Menurut Sedarmayanti (2001:112), efisiensi kerja adalah perbandingan

terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh

pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun

hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang

maksimal. Jika suatu perusahaan melakukan pengawasan baik pengawasan yang

dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan maksimal maka akan

semakin tinggi pula pengaruh terhadap tingkat efisiensi waktu dan juga kinerja

karyawan pada perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasanrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30985/4/Chapt… ·  · 2012-12-20... dan fungsi pengawasan (Controlling)

Berdasarkan uraian di atas maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Sumber: Robert L.Mathis dan John H. Jackson(2006: 303) dan Sedarmayanti (2001 : 112), diolah (2011)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Menurut Sumarsono (2004: 30), hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang

hubungan antara dua variabel atau lebih dengan kata lain hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian berdasarkan teori yang ada.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam

penelitian ini adalah: “ Pengawasan Berpengaruh Positif Dan Signifikan

Terhadap Efisiensi Kerja Pada Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan.”

EFISIENSI KERJA(Y)

PENGAWASAN(X)

Universitas Sumatera Utara