BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11....

31
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 tahun 2017 halaman 5, vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman.Keuntungan perlindungan yng diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. (Lisnawati Lilis, 2011: 47) 2. Penggolongan Vaksin Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Cold Chain Petugas Imunisasi Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 halaman 3, vaksin digolongkan menjadi dua golongan, yaitu penggolongan berdasarkan asal antigen dan sensitivitas terhadap suhu. a. Penggolongan berdasarkan asal antigen (Immunization Essensial) 1) Berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated) a) Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow Fever b) Bakteri : BCG

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Vaksin

1. Definisi Vaksin

Pengertian vaksin yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 12 tahun 2017 halaman 5, vaksin adalah antigen berupa

mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh

atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah

diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada

seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap

penyakit infeksi tertentu.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah

suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi

antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya

menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit

yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup

aman.Keuntungan perlindungan yng diberikan vaksin jauh lebih besar

daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka

banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah

jarang ditemukan. (Lisnawati Lilis, 2011: 47)

2. Penggolongan Vaksin

Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Cold Chain Petugas Imunisasi

Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 halaman 3, vaksin digolongkan

menjadi dua golongan, yaitu penggolongan berdasarkan asal antigen dan

sensitivitas terhadap suhu.

a. Penggolongan berdasarkan asal antigen (Immunization Essensial)

1) Berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated)

a) Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow Fever

b) Bakteri : BCG

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

8

2) Bakteri berasal dari bibit penyakit yang dimatikan (inactivated)

a) Seluruh partikel diambil:

Virus : IPV (Injectable/ Inactivited Polio Vaccine), Rabies

Bakteri : Pertusis

b) Sebagian partikel diambil:

Murni : Maningococal

Gabungan : Hib (Haemofilus Influenza type B)

c) Rekombinan (rekayasa genetika) : Hepatitis B

b. Penggolongan berdasarkan sensitivitas terhadap suhu :

1) Vaksin sensitif beku (Freeze Sensitive = FS) yaitu golongan vaksin yang akan

rusak terhadap suhu dingin dibawah 0°C (beku) seperti:

a) Hepatitis B e) DT

b) DPT-HB-Hib f) TT

c) DPT-HB g) Td

d) IPV

2) Vaksin sensitive panas (Heat Sensitive = HS) yaitu golongan vaksin yang

akan rusak terhadap paparan panas yang berlebihan yaitu:

a) BCG

b) Polio

c) Campak

3. Jenis Vaksin

Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Cold Chain Petugas Imunisasi

Departemen Kesehatan RI tahun 2013 halaman 4, vaksin yang beredar di

Indonesia cukup banyak jenisnya, yang digunakan baik dalam program

imunisasi maupun secara individu oleh dokter, khususnya dokter anak, dan

bidan. Dari sekian banyak jenis vaksin sampai saat ini yang dimaksudkan

dalam program imunisasi baru 9 jenis vaksin. Namun demikian selain vaksin

program imunisasi masih ada vaksin lain yang juga digunakan oleh program

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

9

lain di Kementrian Kesehatan RI yang perlu dipantau untuk keamanan

penyimpanan vaksinnya. Berikut ini akan diuraikan vaksin program imunisasi

dan vaksin di luar program yang disimpan di penyimpanan vaksin di tingkat

Provinsi/kabupaten maupun puskesmas.

a. Vaksin – Vaksin yang Digunakan Pada Program Imunisasi saat ini:

1) Vaksin Hepatitis B

a) Definisi

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah

diintivasikan dan bersifat non-infecous, berasal dari HbsAg yang dihasikan

dalam segi ragi (Hansenula Polymorpha) menggunakan DNA rekombinan.

Vaksin ini merupakan suspensi berwarna putih yang diproduksi dari jaringan

sel ragi yang mengandung gen HbsAg yang dimurnikan dan diinaktivasi

melalui beberapa tahap proses fisika kimia seperti ultrasentrifuse,

kromatografi kolom, dan perlakuan dengan formaldehid. (Kemenkes

RI,2013)

b) Indikasi

(1) Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus

hepatitis B.

(2) Tidak dapat mencegah infeksi hepatitis oleh virus lain seperti virus hepatitis

A atau C.

c) Kemasan

(1) Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang berbentuk cairan.

(2) Vaksin hepatitis B terdiri dari 2 kemasan yaitu kemasan dalam Prefill

Injection Device (PID) dan kemasan dalam vial.

(3) 1 bx vaksin hepatitis B PID terdiri dari 100 HB PID.

(4) 1 box vaksin hepatitis B vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis HB.

d) Penyimpanan dan Kadaluarsa

(1) Vaksin disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C. Pengangkutan dalam keadaan

dingin menggunakan kotak dingin cair (cool pack) dan hindari paparan panas

berlebihan, sinar matahari langsung/tidak langsung.

(2) Vaksin HB rusak terhadap suhu dibawah 0 C.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

10

(3) Kadaluarsa setelah 26 bulan bila disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C.

(4) Di tingkat Bidan Desa (BDD) vaksin HB PID dapat disimpan pada suhu

ruang selama VVM masih bagus (kondisi A dan B).

2) Vaksin BCG ( Bacillus Calmette Guerin), STRAIN DANISH

Microbakterium Bovis, Danish Strain 1331

a) Bentuk beku-kering

e) Penyimpanan pada suhu +2 C s/d +8 C, pelarut pada suhu kamar.

f) Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.

g) Indikasi: kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.

h) Kemasan: 1 box isi 10 vial, pelarut 1 ml NaCl 0,9 % untuk setiap vial.

i) Vaksin disuntikkan secara intra kutan di daerah lengan kanan atas (insertion

musculus deltoideus), dengan menggunakan alat suntik dosis tunggal yang

steril dan jarum suntik no. 26 G

j) Pelarut didinginkan pada suhu + 2 C s/d +8 C minimal 12 jam sebelum

dipakai.

k) Setelah dilarutkan vaksin hanya bertahan 4 jam.

3) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin), STRAIN PARIS

a) Deskripsi

Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung

mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no.

1173.P2.

b) Indikasi

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.

c) Kemasan

(1) Kemasan ampul, beku kering, 1 box berisi 10 ampul vaksin.

(2) Setiap 1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut NaCL 0,9 % = 80 dosis, namun

efektivitas pemakaian di lapangan 2-3 dosis.

d) Penyimpanan dan kadaluarsa

(1) Vaksin disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C, kadaluarsa selama 1 tahun.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

11

(2) Pendistribusian dalam keadaan dingin dengan kotak dingin cair (cool pack)

dan hindari paparan panas dan sinar matahari langsung/tidak langsung.

(3) Pembekuan tidak merusak vaksin BCG.

(4) Pelarut disimpan pada suhu kamar, jangan di freezer.

4) Vaksin DPT-HB

a) Deskripsi

Vaksin mengandung DPT berupa toxoid tetanus yang dimurnikan dan

pertussis yang dinaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit

vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious.

Vaksin hepapatis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari

HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.

b) Indikasi

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertussis,

dan hepatitis B.

c) Kemasan

1 box vaksin DPT-Hepatitis B vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis.

d) Penyimpanan dan Kadaluarsa

(1) Vaksin disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C. pengangkutan dalam keadaan

dingin menggunakan kotak dingin cair (cool pack) dan hindari paparan panas

dan sinar matahari langsung/tidak langsung.

(2) Kadaluarsa setelah 24 bulan (2 tahun) bila disimpan pada suhu 2-8 C.

5) Vaksin DPT-HB-Hib

a) Deskripsi

Vaksin DPT-HB (Vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B

Rekombinan, Haemophillus influenze tipe B) berupa suspense homogen yang

mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertussis (batuk rejan)

inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius,

dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida

Haemophilus infuenze tipe b tidak iinfeksius yang dikonjugasikan kepada

protein toksoid tetanus. HBsAg diproduksi melalui DNA rekombinan pada

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

12

sel ragi. Vaksin dijerap pada aluminium fosfat. Thimerosal digunakan sebagai

pengawet. Polisakarida berasal dari bakteri Hib yang ditumbuhkan pada

media tertentu, dan kemudian dimurnikan melalui serangkaian tahap

ultrafiltrasi.

b) Kemasan

(1) 1 box vaksin DPT-HB-Hib vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis.

(2) Warna vaksin putih keruh.

c) Indikasi

Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertussis (

batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenza tipe b secara

simultan.

d) Penyimpanan

(1) Vaksin ini harus disimpan dan ditranspormasikan pada suhu antara +2 C s/d

8 C.

(2) Vaksin ini tidak boleh dibekukan.

6) Vaksin TT

a) Deskripsi

Vaksin jerap TT (Tetanus Toxoid) adalah vaksin yang mengandung

toxoid tetanus yang telah dimurnika dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml

aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Atau

dosis 0,5 ml vaksin mengandung sedikitnya 40 IU.Dipergunakan untuk

mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS

(Wanita Usia Subur) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu

bayi.

b) Indikasi

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.

c) Kemasan

(1) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial.

(2) 1 vial berisi 10 dosis.

(3) Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan.

d) Penyimpanan dan Kadaluarsa

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

13

(1) Vaksin disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C. Penditribusian dalam keadaan

dingin dengan menggunakan kotak dingin cair (cool pack) dan hindari

paparan panas dan sinar matahari langsung/tidak langsung.

(2) Vaksin TT rusak terhadap suhu dibawah 0 C.

(3) Kadaluwarsa setelah 2 tahun pada suhu +2 C s/d 8 C.

7) Vaksin DT

a) Deskripsi

Vaksin jerap DT (Difteri dan Tetanus) adalah vaksin yang mengandung

toxoid difteri dan tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3

mg/ml aluminium fosfat. Potensi komponen vaksin per dosis tunggal

sedikitnya 30 IU untuk potensi toksoid difteri dan 40 IU untuk potensi

toksoid tetanus.

b) Indikasi

Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus..

c) Kemasan

(1) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial.

(2) 1 vial berisi 10 dosis.

(3) Vaksin DT adalah vaksin yang berbentuk cairan.

d) Penyimpanan dan kadaluwarsa

(1) Vaksin disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C. Pendistribusian dalam keadaan

dingin dengan menggunakan kotak dingin cair (cool pack) dan hindari sinar

matahari langsung/ tidak langsung.

(2) Vaksin TT rusak terhadap suhu dibawah 0 C.

(3) Kadaluarsa setelah 2 tahun pada suhu +2 C s/d 8 C.

8) Vaksin Td

a) Deskripsi

Vaksin jerap Td (Tetanus dan Difteri) merupakan suspense berwarna

putih dalam vial gelas, mengandung toxoid toxoid tetanus dan toxoid difteri,

dengan komponen difteri yang rendah, yang telah dimurnikan dan terabsorbsi

pada aluminium fosfat. Satu dosis vaksin mengandung potensi kurang dari 30

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

14

IU untuk toxoid difteri dan tdak kurang dari 40 IU untuk toxoid tetanus.

Vaksin ini digunakan sebagai imunisasi aktif terhadap difteri dan tetanus pada

anak mulai usia 7 tahun dan orang dewasa. Vaksin ini merupakan suspense

untuk injeksi.

b) Indikasi

Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada individu mulai usia 7

tahun.

c) Penyimpanan dan kadaluarsa

(1) Vaksin disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C. Pendistribusian dalam keadaan

dingin dengan menggunakan kotak dingin cair (cool pack) dan hindari sinar

matahari langsung/tidak langsung.

(2) Vaksin Td rusak terhadap suhu dibawah 0 C.

(3) Kadaluwarsa setelah 3 tahun pada suhu +2 C s/d 8 C.

9) Vaksin IPV

a) Deskripsi

Vaksin IPV disajikan dalam bentuk suspense dalam bentuk injeksi.

Vaksin ini diindikasikan untuk pencegahan polio pada bayi, anak-anak, dan

orang dewasa, untuk vaksinasi primer dan sebagai booster.

b) Indikasi

Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi dan anak immunocomprised,

kontak di lingkungan keluarga dan pada individu dimana vaksin polio oral

menjadi kontra indikasi.

10) Vaksin polio (Oral Polio Vaccine = OPV)

a) Deskripsi

Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari

suspense virus poliomyelitis tipe 1,2, dan 3. Vaksin polio digunakan untuk

memberikan kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.

b) Kemasan

(1) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial.

(2) 1 vial berisi 10 dosis.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

15

(3) Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk cairan.

(4) Setiap vial vaksin polio disertai 1 buah penetes (dropper) terbuat dari bahan

plastik.

c) Penyimpanan dan Kadaluwarsa

(1) Penyimpanan di Provinsi/kabupaten, vaksin disimpan pada suhu -15 C s/d

25 C. Sedangkan di puskesmas disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C.

Pendistribusian dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin beku (cold

pack) dan hindari sinar matahari langsung/ tidak langsung.

(2) Vaksin polio tidak rusak pada pembekuan.

(3) Kadaluarsa 6 bulan bila disimpan pada suhu +2 C s/d 8 C dan 2 tahun bila

disimpan pada suhu -15 C s/d -25 C.

11) Vaksin Campak

a) Definisi

Vaksin campak merupakan vaskin virus hidup yang dilemahkan.

Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus

strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg

erythromycin.Vaksin ini berbentuk vakin beku kering yang harus dilarutkan

dengan aquabidest steril.

b) Indikasi

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

c) Kemasan

(1) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial.

(2) 1 vial berisi 10 dosis.

(3) 1 box pelarut berisi 10 ampul 5 ml.

(4) Vaksin ini berbentuk beku kering.

d) Penyimpanan dan Kadaluwarsa

(1) Penyimpanan vaksin pada suhu +2 C s/d 8 C. Pengangkutan dalam keadaan

dingin menggunakan kotak dingin beku (cold pack) dan hindari sinar

matahari langsung/ tidak langsung.

(2) Pembekuan tidak merusak vaksin campak

(3) Kadaluarsa setelah 2 tahun dalam penyimpanan yang benar.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

16

(4) Pelarut sebaiknya disimpan pada suhu kamar, meskipun tidak rusak bila

disimpan di lemari es, pelarut tidak boleh beku jadi jangan disimpan dalam

freezer.

b. Vaksin lain di luar Program Imunisasi yang ada di Provinsi/Kabupaten/Kota:

Vaksin-vaksin lain diluar program imunisasi adalah vaksin

Meningokokus, vaksin Japanese Enchephalitis (JE), Vaksin Haemofilus

Influenzae (Hib), dan Vaksin Anti Rabies (VAR)/ Serum Anti Rabies (SAR).

(Ranuh,I.G.N Gde,dkk .2014: 5)

1) Vaksin Meningokokus

Vaksin ini diberikan kepada semua calon jemaah haji yang akan

berangkat beribadah ke Mekkah.

a) Sediaan

Vaksin ini merupakan vaksin beku kering dengan pelarut menempel pada

vial.

b) Penyimpanan

Vaksin disimpan pada suhu +2°C s/d 8°C.

2) Japanese Enchephalitis (JE)

a) Penyimpanan : Vaksin disimpan pada suhu +2°C s/d 8°C.

3) Hemofilus Influenzae (Hib)

a) Penyimpanan: Vaksin disimpan pada suhu +2°C s/d 8°C

4) Vaksin Anti Rabies (VAR)

5) Serum Anti Rabies (SAR)

B. Pengelolaan Vaksin

Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Cold Chain Petugas Imunisasi

Departemen Kesehatan RI tahun 2013 halaman 35, Pengelolaan vaksin

meliputi kegiatan pengiriman dan permintaan vaksin, penerimaan vaksin,

penyimpanan vaksin, pendistribusian vaksin, . Vaksin hendaknya dikelola

secara optimal untuk menjamin tercapainya tepat jumlah dan jenis obat,

penyimpanan, waktu pendistribusian, dan penggunaan obat, serta terjamin

mutunya di unit pelayanan kesehatan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

17

Sumber: Depkes RI/ 2013:35

Gambar 2.1 Pengelolaan Vaksin

Dalam pelaksanaan program imunisasi, pengadaan vaksin yang dikelola

ditingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota perlu dilaksanakan secara efektif

dan efisien sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi

fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran pelaksanaan program

imunisasi sehingga Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak

diinginkan tidak akan terjadi. KIPI merupakan kejadian yang disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya menurunnya atau hilangnya potensi vaksin dan

rusaknya vaksin. Cara distribusi dan penyimpanan yang tidak tepat

merupakan salah satu penyebabnya menurunnya atau hilangnya potensi

vaksin dan akhirnya dapat menyebabkan KIPI (Depkes RI : 2009)

Pengelolaan Vaksin

1. pengiriman dan

permintaan vaksin

2. penerimaan vaksin

3. penyimpanan vaksin

4. pendistribusian vaksin

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

18

C. Penyimpanan Vaksin

Tabel 2.1

Suhu dan Lama Penyimpanan Vaksin

Jenis Vaksin

Pusat/

Bio

Farma

Provinsi Kab/Kota PKM/Pustu BDD/Unit

Pelayanan

MASA PENYIMPANAN VAKSIN

6 bulan 2 bln + 1 bln

CAD

1 bln + 1 bln

CAD

1 bln+1 mgg

CAD

1 bln+ 1 mgg

CAD

POLIO FREEZER SUHU -25 C s.d -15 C

LEMARI ES : SUHU 2 C s/d 8 C

SUHU

RUANGAN

DPT-HB-Hib

DT

Td

TT BCG,

Campak,

Polio

IPV

Hepatitis B,

DPT-HB

HB. Uniject

Catatan :

1. Vaksin HB Uniject (ADS PID) di BDD disimpan pada suhu ruangan ataupun

dibawa saat kunjungan rumah tanpa rantai vaksin. Kelayakan pemakaian

vaksin diukur dengan melihat status VVM.

2. Pelarut vaksin BCG dan campak jangan disimpan dalam lemari es/ freezer.

Simpanlah ditempat yang sejuk atau suhu kamar, namun sebelum digunakan

Pelarut didinginkan pada suhu +2°C s/d +8°C minimal 12 jam.

( Kemenkes RI/ 2013: 47)

Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Vaksin Kemenkes RI tahun 2013

halaman 47, vaksin harus disimpan pada suhu tertentu dengan penyimpanan

yang telah ditentukan di masing-masing tingkatan administrasi.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

19

Sarana yang harus disediakan dalam penyimpanan vaksin :

1. Lemari es / freezer

2. Thermostat

3. Freeze Tag.

4. Cold box.

5. Cool pack.

6. Vaccine carrier.

7. Generator.

Untuk penyimpanan vaksin dibutuhkan peralatan rantai vaksin, yaitu

seluruh peralatan yang digunakan dalam pengelolaan vaksin sesuai dengan

prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah ditetapkan, dari mulai

vaksin diproduksi di pabrik pembuat vaksin sampai dengan pemberian

vaksinasi pada sasaran ibu dan anak. Fungsi dari peralatan rantai vaksin

adalah untuk menyimpan/ membawa vaksin pada suhu yang telah ditetapkan

sehingga potensi vaksin yang dapat terjamin sampai masa kadaluarsanya.

Jenis peralatan rantai vaksin berbeda pada setiap tingkatan administratif

sesuai dengan fungsi dan kapasitas vaksin yang dikelola. Skema berikut ini

menggambarkan jenis dan fungsi perlaatan mulai dari kabupaten/kota sampai

kepada sasaran.

Kabupaten/kota Puskesmas : Cold box/ Vaccine Carrier.

Puskesmas Sasaran : Vaccine Carrier.

Kabupaten/kota : Freezer/ Lemari Es.

1. Jenis Peralatan Rantai Vaksin/ Sarana Rantai Dingin (Cold Chain)

Rantai vaksin adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam

pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu

yang telah ditetapkan. Sarana rantai vaksin atau cold chain dibuat secara

khusus untuk menjaga potensi vaksin dan setiap jenis sarana cold chain

mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

20

a. Lemari Es dan Freezer

Berdasarkan Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 tentang pedoman

pengelolaan cold chain petugas imunisasi halaman 27, Lemari es adalah

tempat menyimpan vaksin BCG, DPT-HB, TT, DT hepatitis B, dan campak,

pada suhu yang ditentukan 2°C s.d 8°C dapat juga difungsikan membuat

kotak dingin cair (cool pack). Freezer adalah untuk menyimpan vaksin polio

pada suhu yang ditentukan antara -15°C s.d -25°C atau membuat kotak es

beku (cold pack).

Bagian yang sangat penting dari lemari es / freezer adalah thermostat.

Thermostat berfungsi untuk mengatur suhu bagian dalam pada lemari es atau

freezer, sehingga suhu berkisar antara 2°C a.d 8°C dan suhu freezer di bawah

0°C. Merubah thermostat bila suhu pada lemari es dibawah +2 C atau diatas

+8 C, perubahan thermostat tidak dapat merubah suhu pada lemari es dalam

sesaat. Perubahan suhu dapat diketahui setelah 24 jam pengaturan thermostat,

dengan melihat thermometer yang diletakkan pada rak kedua.

Setelah suhu stabil, thermostat jangan diubah, sebaiknya thermostat

difiksasi dengan pita perekat (sellotape) agar tidak bergeser ketika mengambil

atau meletakkan vaksin. (Rumah, I.G.N Gde, dkk,2014:182).

Sumber: rotarybintaro.co.id

Gambar 2.2 Thermostat

1) Bentuk buka dari depan (front opening)

Berdasarkan Lampiran Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 halaman 76,

lemari es / freezer dengan pintu buka dari depan banyak digunakan dalam

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

21

rumah tangga atau pertokoan, seperti: untuk menyimpan makanan, minuman,

buah-buahan yang sifat penyimpanannya sangat terbatas. Bentuk ini tidak

dianjurkan untuk penyimpanan vaksin.

Sumber: pictame.com

Gambar 2.3 Lemari es / freezer buka depan

2) Bentuk buka dari atas (top opening)

Berdasarkan Lampiran Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017 tentang

penyelenggaraan imunisasi halaman 77, bentuk top opening pada umumnya

adalah freezer yang biasanya digunakan untuk menyimpan bahan makanan,

ice cream, daging serta lemari es untuk penyimpanan vaksin. Salah satu

bentuk lemari es top opening adalah ILR (Ice Lined Refrigerator) yaitu

freezer yang dimodifikasi menjadi lemari es dengan suhu bagian dalam 2°C

s.d 8°C, hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan volume

penyimpanan vaksin pada lemari es. Modifikasi dilakukan dengan meletakan

kotak dingin cair (cool pack) pada sekeliling bagian dalam freezer sebagai

penahan dingin dan diberi pembatas berupa aluminium atau multiplex atau

acrylic plastic.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

22

Sumber : alatkesehatan.rssing.com

Gambar 2.4 Lemari es / freezer buka atas

Tabel 2.2

Kelebihan dan Kekurangan Vaccine Refrigerator Berdasarkan Letak Pintu

Sumber : (Lampiran Permenkes RI No. 12/ 2017:77)

b. Cold Box

Berdasarkan Lampiran Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017 halaman 77,

cold box adalah suatu alat untuk menyimpan sementara dan membawa vaksin.

Pada umumnya memiliki volume kotor 40 liter dan 70 liter. Kotak dingin

(cold box) ada dua macam yaitu terbuat dari plastik /kardus dengan insulasi

poliuretan. Cold Box di tingkat puskesmas digunakan apabila dalam keadaan

Bentuk buka dari depan Bentuk buka dari atas

1. Suhu tidak stabil

2. Pada saat pintu lemari es dibuka kedepan

maka suhu dingin dari atas akan turun ke

bawah dan keluar

3. Bila listrik padam, relatif tidak dapat

bertahan lama

4. Jumlah vaksin yang dapat ditampung

sedikit

5. Susunan vaksin menjadi mudah dan

vaksin terlihat jelas dari samping depan

1. Suhu lebih stabil

2. Pada saat pintu lemari es dibuka ke atas

maka suhu dingin dari atas akan turun ke

bawah dan tertampung

3. Bila listrik padam relative suhu dapat

bertahan lama

4. Jumlah vaksin yang dapat ditampun

lebih banyak

5. Penyusunan vaksin agak sulit karena

vaksin bertumpuk dan tidak terlihat dari

samping depan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

23

darurat seperti listrik padam untuk waktu lama atau lemari es sedang

mengalami kerusakan yang bila diperbaiki memakan waktu lama.

Sumber: procurement.ifrc.org.com

Gambar 2.5 Cold Box

c. Vaccine Carrier

Berdasarkan Kementrian Kesehetan RI tahun 2013 tentang pedoman

pengelolaan cold chain halaman 30. Vaccine carrier adalah alat untuk

mengirim/membawa vaksin dari puskesmas ke posyandu atau tempat

pelayanan imunisasi lainnya yang dapat mempertahankan suhu +2 C s/d

+8 C.

Sumber: dir.indiamart.com

Gambar 2.6 Vaccine carrier

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

24

d. Kotak dingin cair (Cool Pack)

Berdasarkan Lampiran Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017 halaman

78, Kotak dingin cair (cool pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat

yang diisi dengan air yang kemudian didinginkan dalam vaccine refrigerator

dengan suhu -3 C s.d +2 C selama minimal 12 jam (dekat evaporator).

Sumber: nickcampos.com

Gambar 2.7 Kotak dingin cair (Cool Pack)

e. Kotak dingin beku (Cold Pack)

Berdasarkan Lampiran Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017 halaman 78,

Kotak dingin beku (Cold pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat

yang diisi dengan air yang dibekukan dalam freezer dengan suhu -15 C s/d -

25 C selama minimal 24 jam.

Sumber: bribartt.co.uk

Gambar 2.8 Kotak dingin beku (cold pack)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

25

f. Freeze Tag

Berdasarkan Buku Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi 4, Freeze Tag

adalah indikator paparan suhu dingin. Apabila terpapar pada suhu 0°C selama

60 menit, maka tanda (√) akan berubah menjadi (X). Freezer tag ditempatkan

pada penyimpanan vaksin yang peka terhadap pembekuan. Apabila pada

freezer tag di dapat tanda (X), maka harus dilakukan shake test pada vaksin

DT,TT,Hep.B dan DPTHB/HB.

Sumber: http://www.picquery.com

Gambar 2.9 Freeze Tag

Freeze tag untuk memantau suhu dari kabupaten ke puskesmas pada

waktu membawa vaksin, serta dari puskesmas sampai lapangan/posyandu

dalam upaya peningkatan kualitas rantai vaksin.

g. Generator

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari

sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi

elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik padam di

puskesmas, sebagai salah satu penunjang penjaga kualitas vaksin.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

26

Sumber: popularmechanics.com

Gambar 2.10 Generator

h. VVM (vaccine vial monitor)

Vaccine vial monitor untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar

suhu diatas 8 C dalam waktu lama dengan membandingkan warna kotak segi

empat dengan warna lingkaran disekitarnya. Bila warna kotak segi empat

lebih muda daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM A atau

B) maka vaksin belum terpapar suhu di atas 8 C. Vaksin dengan kondisi

VVM B harus segera dipergunakan. Bila warna kotak segi empat sama atau

lebih gelap daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM C atau

D) maka vaksin sudah terpapar suhu di atas 8 C, tidak boleh diberikan pada

pasien. (Ranuh, I.G.N. Gde; dkk,2011:197)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

27

Sumber: Lampiran Permenkes RI No. 12/2017:70

Gambar 2.10 Indikator VVM Pada Vaksin

2. Penempatan Vaksin di Lemari Es / Freezer

a) Suhu dalam antara +2 C s.d 8 C.

b) Semua vaksin disimpan pada suhu +2°C s.d 8°C.

c) Bagian bawah lemari es diletakan cool pack sebagai penahan dingin dan

kestabilan suhu

d) Tata letak dus vaksin mempunyai jarak minimal 1-2 cm atau satu jari tangan.

e) Vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakan dekat evaporator.

f) Vaksin FS (DPT-HB-Hib, DPT-HB, TT, DT, Hept. B, Td dan IPV) letakkan

berjauhan dengan evaporator.

(Kemenkes RI/ 2013:53).

Dalam lemari es bentuk pintu membuka ke depan bagian paling dingin

lemari es ini adalah di bagian paling atas (freezer). Di dalam freezer

digunakan untuk membuat es batu atau membekukan cold pack, sedangkan

rak tepat di bawah freezer untuk meletakkan vaksin golongan heat sensitive,

karena tidak mati pada suhu rendah. Rak yang lebih jauh dari freezer (rak ke

2 dan 3) untuk meletakan vaksin tetapi khusus untuk meletakan cool pack.

Dalam lemari es bentuk pintu membuka ke atas bagian paling dingin

dalam lemari es ini adalah bagian tengah (evaporator) yang membujur dari

A

B

C

D

Segi empat lebih terang dari lingkaran

Gunakan vaksin bila belum kadaluarsa

Melewati Batas Buang:

Segi empat lebih gelap dari lingkaran

JANGAN GUNAKAN VAKSIN

Batas untuk tidak digunakan lagi:

Segi empat berwarna sama dengan lingkaran

JANGAN GUNAKAN VAKSIN

Segi empat berubah gelap tapi lebih terang dari

lingkaran

Gunakan vaksin bila lebih dahulu bila belum

kadaluarsa

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

28

depan ke belakang. Oleh karena itu vaksin golongan heat sensitive diletakkan

di kanan kiri bagian paling dingin (evaporator). Vaksin golongan freezer

sensitive diletakkan di pinggir, jauh dari evaporator. Thermometer dan freezer

tag diletakkan didekat vaksin golongan freezer sensitive (Ranuh, I.G.N Gde,

dkk, 2014:184-185).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2009 tentang pedoman

pengelolaan vaksin halaman 31, vaksin disusun berdasarkan prinsip FEFO

yaitu first expired first out (yang disusun berdasarkan tanggal kadaluarsa).

Berikut ini menggambarkan masa simpan vaksin terhadap suhu dalam lemari

es:

Tabel 2.3

Hubungan Antara Suhu Penyimpanan dengan Umur Vaksin

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin

BCG +2°C s.d. +8°C

-25°C s.d. -15°C

1 tahun

1 tahun

DPT-HB +2°C s.d. +8°C 2 tahun

Hepatitis B +2°C s.d. +8°C 26 bulan

TT +2°C s.d. +8°C 2 tahun

DT +2°C s.d. +8°C 2 tahun

Polio +2°C s.d. +8°C

-15°C s.d. +-25°C

6 bulan

2 tahun

Campak +2°C s.d. +8°C

-15°C s.d. +-25°C

3 tahun

2 tahun

Pelarut BCG Suhu Kamar 5 tahun

Pelarut Campak Suhu Kamar 5 tahun

Sumber: (Depkes RI, 2013:21)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

29

D. Standar Tenaga Pelaksana Pengelola Vaksin

Vaksin adalah suatu sediaan farmasi yang merupakan produk biologis

yang mudah rusak dan harus disimpan pada suhu tertentu. Dalam pengelolaan

vaksin di puskesmas, petugas pengelola vaksin harus mengerti tentang

prosedur pengelolaan peralatan rantai dingin (cold chain).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1611 tahun 2005 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi ditetapkan bahwa standar tenaga

pelaksana rantai dingin (cold chain) dengan kualifikasi :

1. Tenaga berpendidikan minimal lulusan SMA atau SMK,

2. Telah mengikuti pelatihan cold chain,

Dengan tugas

3. Mengelola vaksin dan merawat lemari es,

4. Mecatat suhu lemari es,

5. Mencatat pemasukan dan pengeluaran vaksin,

6. Mengambil vaskin di kabupaten/kota sesuai kebutuhan perbulan.

(Kemenkes RI No. 1611/MENKES/SK/IX/2005)

E. Kualitas Vaksin

Berdasarkan Lampiran Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017 halaman

84, Seluruh vaksin yang akan digunakan dalam pelayanan imunisasi harus

sudah memenuhi standard WHO serta memiliki Certificate of Release (CoR)

yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam menentukan kualitas dan keamanan vaksin

adalah:

1. Vaksin belum kadaluarsa

Secara umum vaksin dapat digunakan sampai dengan akhir bulan masa

kadaluarsa vaksin.

2. Vaksin sensitif beku belum pernah mengalami pembekuan

Apabila terdapat kecurigaan vaksin sensitive beku pernah mengalami

pembekuan, maka harus dilakukan uji kocok (shake test) terhadap vaksin

tersebut. Sebagai pembanding digunakan jenis dan nomor batch vaksin yang

sama.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

30

3. Vaksin belum terpapar suhu panas yang berlebihan.

Dalam setiap kemasan vaksin telah dilengkapi dengan alat pemantau paparan

suhu panas yang disebut Vaccine Vial Monitor (VVM).

4. Vaksin belum melampaui batas waktu ketentuan pemakaian vaksin yang telah

dibuka,

Vaksin yang telah dipakai pada tempat pelayanan statis bisa digunakan lagi

pada pelayanan berikutnya, sedangkan sisa pelayanan dinamis harus dibuang.

F. Penanganan Vaksin Pada Keadaan Listrik Padam

Berdasarkan Lampiran Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017 halaman 71,

Penanganan terhadap vaksin pada keadaan tertentu perlu dipahami,

mengingat vaksin sangat rentan terhadap perubahan suhu, penyimpanan

vaksin pada tingkat puskesmas dianggap yang paling rentan, karena power

tidak stabil, tidak ada listrik, daya listrik terbatas.

Beberapa yang harus dipahami antara lain:

1. Pahami bentuk dan tipe vaccine refrigerator.

2. Bila Ice Line Refrigerator, periksa suhu, jangan membuka pintu vaccine

refrigerator, karena vaccine refrigerator jenis ini, mempunyai cold life 15 –

24 jam.

3. Bila RCW 42 EK-50 EK, mempunyai cold life 4-5 jam, maka siapkan

peralatan atau langkah-langkah penyelamatan vaksin:

a. Menggunakan burner.

b. Hidupkan generator, bila ada

G. Pengendalian Suhu Vaksin

Vaksin merupakan sediaan farmasi yang rentan dan memiliki

karakteristik tertentu untuk penyimpanannya. Untuk menjaga kualitas, vaksin

harus disimpan pada waktu dan tempat dengan kendali suhu tertentu

(Kemenkes RI/ 2017:19)

Di Puskesmas semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s.d 8°C pada

vaccine refrigerator. Khusus vaksin Hepatitis B, pada bidan desa disimpan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

31

pada suhu ruangan, terlindung dari sinar matahari langsung. (Kemenkes RI /

2017: 69).

Demi menjaga kualitas vaksin dan menjaga potensi vaksin agar tidak

berkurang/rusak maka harus selalu dilakukan pencatatan suhu pada lemari es

dan freezer, memeriksa kondisi VVM (vaccine vial monitoring) dan

memeriksa indikator pembekuan (freezer tag), kemudian mencatat nya pada

grafik suhu/ buku pencatatan grafik suhu yang dilakukan 2 kali setiap hari

pagi dan sore hari. (Kemenkes RI/ 2017: 98)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

32

Penyimpanan

Vaksin

Pengiriman dan

Permintaan

Vaksin

Pendistribusian

Vaksin

H. Kerangka Teori

Pengelolaan Vaksin

Sumber: Kemenkes RI

tentang Pedoman

Pengelolaan Vaksin Tahun

2013

Penerimaan

Vaksin

Karakterist

ik Petugas

Sumber:

Permenkes

RI No.

12/2017

1. Pengala

man

Pelatihan

2. Pendidik

an

Terakhir

3. Buku

pedoman

pengelol

aan

Sarana

Penyimpan

an Vaksin

Sumber:

Permenkes

RI No.

12/2017

a. Lemari

Es/freezer

b. Vaccine

Carrier

c. Cold box

d. Cool pack

e. Cold pack

f. Freeze

Tag/

Freeze

Watch

g. Thermostr

at

h. Generator

Pengendalian

Suhu Vaksin

Sumber:

Permenkes RI

No. 12/2017

1. Semua

vaksin

disimpan

pada suhu

2°C s.d

8°C, kecuali

vaksin

Hepatitis B

disimpan

pada suhu

ruangan

2. Pencatatan

suhu secara

teratur

setiap pagi

dan sore

hari

3. Terdapat

buku grafik

pencatat

suhu

Kualitas

Vaksin

Sumber:

Permenkes

RI No.

12/2017

1. Vaksin belum

kadaluarsa.

2. Vaksin

sensitif beku

belum

permah

mengalami

pembekuan.

3. Vaksin

terpapar suhu

panas yang

berlebihan.

4. Vaksin belum

terlampaui

batas waktu

ketentuan

pemakaian

vaksin yang

telah dibuka.

Penanganan

Vaksin dalam

keadaan listrik

padam.

Sumber:

Kemenkes RI

Tahun 2013

1. Pemeriksa

an suhu

pada saat

listrik

padam

2. Jangan

membuka

lemari es

selama

listrik

padam

3. Hidupkan

generator

Sumber: Pedoman Pengelolaan Cold Chain

Gambar 2.12 Kerangka Teori

Penyusunan

Vaksin

Sumber:

Kemenkes

RI Tahun

2013

1. Jarak antar dus

vaksi.

2. Berdasarkan

prinsip FEFO.

3. Vaksin

sensitive beku

diletakan jauh

dari bagian

paling dingin.

4. Vaksin

sensitive panas

diletakan

bagian paling

dingin.

5. Lemari es

khusus untuk

vaksin

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

33

I. Kerangka Konsep

Gambaran penyimpanan vaksin

di puskesmas wilayah

Kabupaten Pesawaran Tahun

2019

1. Karakteristik petugas

2. sarana penyimpanan vaksin

5. Penyusunan vaksin di dalam

lemari es / freezer

4. Pengendalian suhu vaksin

3. Kualitas vaksin

6. Perlakuan vaksin dalam

keadaan listrik padam

Sumber: Kemenkes RI Tahun 2013 tentang

Pedoman Pengelolaan Vaksin Tenaga Imunisasi

Gambar: 2.13 Kerangka Konsep

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

34

J. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Karakteristik

Petugas:

a. Pendidikan

Pendidikan yang

ditempuh petugas

berdasarkan ijazah

terakhir yang dimiliki

minimal lulusan

SMA/SMK

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

b. Peningkatan

pengetahuan

petugas :

1) Pelatihan

2) Ketersediaan

buku

pedoman

penyimpanan

vaksin

Penilaian Cold

Chain/seminar

/semacamnya dalam

pengelola vaksin yang

diikuti petugas untuk

menunjang pelaksanaan

kegiatan terkait

penyimpanan vaksin

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Buku pedoman

pengelolaan vaksin

yang digunakan oleh

petugas sebagai acuan

pengelolaan vaksin

sesuai dengan

Permenkes RI tahun

2017 dan Kemenkes RI

2013

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

2. Sarana dalam

penyimpanan

vaksin:

a. Lemari es

Lemari es/freezer yaitu

alat yang digunakan

untuk menyimpan

vaksin pada suhu yang

ditentu

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

b. Cold Box Cold box yaitu alat

yang digunakan untuk

menyimpan sementara

dan membawa vaksin.

Pada umumnya

memiliki ukuran 40-70

liter

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

c. Vaccine Carrier Vaccine carrier/

Thermos yaitu alat

untuk mengirim/

membawa vaksin dari

puskesmas ke posyandu

atau tempat pelayanan

imunisasi lain nya yang

dapat mempertahankan

suhu 2 C s.d 8 C

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

d. Cold pack dan

Cool Pack

Cold pack dan cool

pack: Cold pack berisi

air yang dibekukan

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

35

dalam suhu -15 C

sampai dengan -25 C

selama 24 jam,

biasanya di dalam

wadah plastik berwarna

putih. Cool pack berisi

air dingin ( tidak beku)

yang didinginkan

dalam suhu 2 C s.d 8 C

selama 24 jam,

biasanya di dalam

wadah plastik berwarna

merah, putih, atau biru

e. Freeze Tag Freeze Tag yaitu alat

untuk mengetahui

apakah vaksin pernah

terpapar suhu dibawah

0 C atau dalam freeze

tag ada tanda silang

(X), berarti vaksin

pernah terpapar suhu

dingin

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

f. Thermostat Thermostat yaitu alat

untuk mengatur suhu

bagian dalam lemari es

atau freezer

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

3. Pengendalian suhu

vaksin:

a. Suhu vaksin

Semua vaksin

disimpan pada suhu

2 C s.d 8 C

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

b. Buku grafik

pencatatan suhu

Kartu monitoring suhu

vaksin/ buku grafik

pencatatan suhu,

digunakan untuk

mencatat suhu dan

membuat grafik suhu

Checklist Obesrvasi Ya = 1

Tdak = 0

Ordinal

c. Pengecekan

suhu vaksin

Melihat indikator

pembekuan dan

memeriksa suhu pada

lemari es / freezer dan

mencatatnya pada

grafik suhu/ kartu

catatan suhu/ kartu

catatan suhu, yang

dilakukan petugas 2

kali setiap hari yaitu

saat dating pagi dan

menjelang siang/sore

hari

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

36

4. Penyusunan vaksin

dalam lemari

es/freezer:

a. Jarak antar jenis

vaksin

Penyusunan vaksin

tidak terlalu rapat

mempunyai jarak

selebar jari tangan

sekitar 1-2 cm agar

udara dingin bisa

menyebar merata

kesemua kotak vaksin

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

b. Tata letak

vaksin

berdasarkan

FEFO

Penyusunan

berdasarkan prinsip

FEFO yaitu first

expired first out

(diurutkan berdasarkan

tanggal kadaluarsa)

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

c. Tata letak

vaksin

berdasarkan

sensitivas suhu

1) Vaksin sensitif

beku/ Freeze Sensitive

golongan vaksin yang

akan rusak terhadap

suhu dingin dibawah

0 C (beku) seperti (TT,

DT, Hept B, DPT-HB,

DPT) diletakan jauh

dari bagian paling

dingin

2) Vaksin sensitif

panas/ Heat Sensitive

yaitu golongan vaksin

yang akan rusak

terhadap paparan

panas yang berlebih

(BCG, Polio, Campak)

diletakan didekat

bagian paling dingin

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

d. Penyimpanan

pada lemari es

khusus untuk

vaksin

Makanan/ minuman

dan benda lain selain

vaksin tidak diletakan

dalam lemari es/

freezer

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

5. Kualitas Vaksin:

a. Vaksin belum

kadaluarsa

Secara umum vaksin

dapat digunakan

sampai dengan akhir

bulan masa kadaluarsa

vaksin

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

b. Vaksin sensitif

beku belum

pernah

mengalami

pembekuan

Vaksin yang

mengalami pembekuan

harus dilakukan uji

kocok (shake test)

dengan melihat adanya

endapan

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/395/4/6. BAB II Tinjauan... · 2019. 11. 28. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vaksin 1. Definisi Vaksin Pengertian vaksin yang

37

c. Vaksin belum

terpapar suhu

panas yang

berlebihan

Vaksin yang terpapar

suhu panas dapat

dilihat dari indikator

VVM sebagai alat

pemantau suhu atau

melihat perubahan

warna vaksin

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

d. Vaksin belum

melampaui

batas waktu

ketentuan

pemakaian

vaksin yang

telah dibuka

Vaksin yang telah

dipakai pada pelayanan

statis bisa digunakan

pada pelayanan

berikutnya, sedangkan

sisa pelayanan dinamis

harus dibuang

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

6. Perlakuan vaksin

pada keadaan

listrik padam:

a. Pengecekan

suhu

Kondisi listrik padam,

memeriksa suhu

thermometer dilemari

es

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal

b. Perlakuan

vaksin

berdasarkan

tipe lemari es

Untuk lemari es

kompresi, hidupkan

generator bila ada.

Sedangkan untuk

lemari es absorpsi

cabut steker lemari es

yang menempel pada

stop kontak listrik

Checklist Observasi Ya = 1

Tidak = 0

Ordinal