BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib...

28
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon Nyeri Bayi Saat Imunisasi 2.1.1 Imunisasi a. Pengertian Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk meningkatkan kekebalan bayi dan anak secara aktif terhadap suatu penyakit yang dapat didegah dengan imunisasi (PD3I), sehingga bila kelak terpapar tidak akan menderita penyakit tersebut atau sakit ringan (Ditjen PP dan PL, 2009). Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang menjadi penyebab penyakit yang bersangkutan, yang telah dilemahkan atau dimatikan, atau diambil sebagian, atau mungkin tiruan dari kuman penyebab penyakit, yang secara sengaja dimasukkan ke dalam tubuh seseorang atau sekelompok orang, yang bertujuan untuk merangsang timbulnya zat antipenyakit tertentu pada orangorang tersebut. Sebagai akibatnya,maka orang yang diberikan vaksin akan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan (Achmadi, 2006). Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kekebalan diatas ambang 13

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon Nyeri Bayi Saat Imunisasi

2.1.1 Imunisasi

a. Pengertian

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak

dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk

mencegah terhadap penyakit tertentu. Tujuan pemberian imunisasi adalah

untuk meningkatkan kekebalan bayi dan anak secara aktif terhadap suatu

penyakit yang dapat didegah dengan imunisasi (PD3I), sehingga bila kelak

terpapar tidak akan menderita penyakit tersebut atau sakit ringan (Ditjen PP dan

PL, 2009). Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang

menjadi penyebab penyakit yang bersangkutan, yang telah dilemahkan atau

dimatikan, atau diambil sebagian, atau mungkin tiruan dari kuman penyebab

penyakit, yang secara sengaja dimasukkan ke dalam tubuh seseorang atau

sekelompok orang, yang bertujuan untuk merangsang timbulnya zat

antipenyakit tertentu pada orang– orang tersebut. Sebagai akibatnya,maka orang

yang diberikan vaksin akan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang

bersangkutan (Achmadi, 2006).

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru

lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kekebalan diatas ambang

13

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

14

perlindungan . Pemberian imunisasi memberikan manfaat kepada anak berupa

mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat

atau kematian. Keluarga juga merasakan manfaat berupa hilangnya kecemasan

dan stress akibat anak sering sakit serta dengan pemberian imunisasi, Negara

dapat memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan

cerdas untuk melanjutkan pembangunan Negara (Pusat Promkes Depkes RI,

2009).

b. Jenis – Jenis Imunisasi Dasar

Pemerintah Indonesia menerapkan lima jenis imunisasi dasar yang wajib

bagi anak – anak, yang disebut Program Pengembangan Imunisasi (PPI)

meliputi pemberian vaksin BCG (baciulus Callmete Guerin), polio, hepatitis B

(HepB), DPT (dipteri, pertusis, tetanus) dan campak (IDAI, 2011). Saat ini

sudah dianjurkan penggunaan vaksin kombinasi (vaksin combo, combine

vaccine), mengingat anak sampai usia lima tahun akan mendapatkan suntikan

sebanyak 13 kali suntikan vaksin secara terpisah. Dengan adanya vaksin combo

jumlah kunjungan dan biaya ke fasilitas kesehatan berkurang, meningkatkan

cakupan imunisasi, pengurangan biaya pengadaan vaksin dan mengejar

imunisasi yang terlambat. Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk

mencegah penyakit dipteri, pertusis, tetanus dan haemophillus influenzae tipe B

atau DTP/HepB (Sarimin, 2012). Penjelasan masing – masing vaksin sebagai

berikut :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

15

1) Vaksin BCG

Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup namun telah

dilemahkan. Pemberiannya secara intrakutan tepat di insersio muskulus

deltoideus. Kontraindikasi pada anak yang berpenyakit TBC atau uji

mantoux positif dan adanya penyakit kulit berat/menahun serta penderita

HIV/AIDS (Probandari dkk., 2013).

2) Vaksin DPT (Diphteri,Pertusis dan Tetanus)

Vaksin diphteri terbuat dari toksin kuman diphteri yang telah dilemahkan

(toksoid), biasanya diolah dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus

dalam bentuk vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan pertusis dalam

bentuk vaksin DPT. Vaksin tetanus yang digunakan untuk imunisasi aktif

ialah toksoid tetanus, yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan

kemudian dimurnikan. Ada tiga kemasan vaksin tetanus yaitu tunggal,

kombinasi dengan diphteri dan kombinasi dengan diphteri dan pertusis.

Vaksin pertusis terbuat dari kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan.

Pemberian secara intramuscular pada paha aterolateral (vastus lateralis).

Reaksi imunisasi yang ditimbulkan berupa demam ringan, pembengkakan

dan nyeri ditempat suntikan selama 1-2 hari. Kontraindikasi pada anak yang

sakit parah, anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks, anak

yang diduga menderita batuk rejan, anak yang menderita penyakit gangguan

kekebalan (Probandari dkk., 2013).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

16

3) Vaksin Poliomelitis

Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-masing mengandung

virus polio tipe I, II dan III; yaitu (1) vaksin yang mengandung virus polio

yang sudah dimatikan (salk), biasa diberikan dengan cara injeksi, (2) vaksin

yang mengandung virus polio yang hidup tapi dilemahkan (sabin), cara

pemberian per oral dalam bentuk pil atau cairan lebih banyak dipakai di

Indonesia. Kontraindikasi pada diare berat, sakit parah, gangguan kekebalan

(Probandari dkk., 2013).

4) Vaksin Campak

Mengandung vaksin campak hidup yang telah dilemahkan. Kemasan untuk

program imunisasi dasar berbentuk kemasan kering tunggal. Namun ada

vaksin dengan kemasan kering kombinasi dengan vaksin gondong/ mumps

dan rubella (campak jerman) disebut MMR. Pemberian secara sub cutan

biasanya di lengan kiri atas. Reaksi imunisasi berupa pembengkakan dan

nyeri di daerah injeksi. Kontraindikasi pada anak dengan sakit parah,

penderita TBC tanpa pengobatan, kurang gizi dalam derajat berat, gangguan

kekebalan, penyakit keganasan (Probandari dkk., 2013).

5) Vaksin Hepatitis B

Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan jarak waktu satu

bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antara suntikan 2 dan 3. Namun

cara pemberian imunisasi tersebut dapat berbeda tergantung pabrik pembuat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

17

vaksin. Vaksin hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman dan

tidak membahayakan janin, bahkan akan membekali janin dengan kekebalan

sampai berumur beberapa bulan setelah lahir. Pemberian secara

Intramuskular pada paha anterolateral (vastus lateralis).Reaksi imunisasi

berupa nyeri pada tempat suntikan, yang mungkin disertai rasa panas atau

pembengkakan. Akan menghilang dalam 2 hari. Kontraindikasi pada anak

dengan penyakit berat (Probandari dkk., 2013).

6) Vaksin DPT/HB (COMBO)

Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan

dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub

unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non

infectious. Pemberian secara Intramuskular pada paha anterolateral (vastus

lateralis) dengan kontraindikasi pada Syok dan kejang setelah 3 hari injeksi

sebelumnya (Probandari dkk., 2013).

c. Jadwal Imunisasi

Jadwal pemberian vaksin merupakan gabungan dari pemberian vaksin

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

18

wajib dan vaksin disarakan. Vaksin COMBO tidak terjadwal, akan tetapi tetap

diberikan dengan pertimbangan efisiensi dan cost effective. Berikut adalah

jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh IDAI :

Gambar 1. Jadwal Imunisasi (Sumber : IDAI, 2012)

d. Reaksi Suntikan Imunisasi

Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik

langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi kejadian ikutan

pasca imunisasi (KIPI). Reaksi suntikan langsung misalnya nyeri, bengkak dan

kemerahan pada area suntikan. Efek tidak langsung berkaitan dengan status

psikologis bayi dimana bayi merasa ketakutan dan ketidaknyamanan yang

dimanifestasikan dengan tangisan, gerakan, hiperventilasi, mual dan bahkan

pingsan sebagai bentuk gangguan dari gangguan psikologis akibat reaksi

suntikan imunisasi (IDAI, 2011).

Menurut telaah Pokja KIPI Depkes RI, penyebab timbulnya KIPI

sebagian besar karena kesalahan prosedur dan tehnik pelaksanaan imunisasi dan

faktor kebetulan. Penanganan menurut rekomendasi IDAI dalam pencegahan

KIPI akibat reaksi suntikan, dengan menganjurkan menggunakan teknik

penyuntikan yang benar, menciptakan suasana ruangan tempat penyuntikan

yang tenang, serta mengatasi rasa takut yang muncul pada anak yang lebih besar

(IDAI, 2011). Agar imunisasi bisa diterima oleh orang tua dapat melalui metode

pencegahan KIPI bahwa memberikan instruksi kepada orang tua bagaimana

cara menurunkan nyeri pada anak, dapat menurunkan respon nyeri pada anak

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

19

saat menerima suntikan imunisasi, sehingga anak dan orang tua tidak

mengalami trauma dan membuat orang tua kembali membawa anaknya untuk

imunisasi selanjutnya (Sarimin, 2012).

2.1.2 Respon Nyeri Pada Bayi

a. Pengertian Nyeri

International association for the study of pain (IASP) dalam (Astuti,

2012) mendefinisikan nyeri sebagai sensori subjektif dan emosional yang tidak

menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun

potensial, atau menggambarkan kondisi dimana terjadi kerusakan. Nyeri

merupakan suatu kondisi perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh stimulus

tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik maupun

mental. Nyeri bersifat subjektif sehingga respon setiap orang tidak sama

merasakan nyeri (Potter & Perry, 2006). Nyeri digolongkan ke dalam tanda vital

ke 5 yang dapat memberikan perubahan fisiologi, ekonomi, sosial dan

emosional yang berkepanjangan (Yudhowibowo, 2011).

b. Respon Nyeri Bayi

Bayi belum dapat menyampaikan rasa nyeri yang dirasakan secara

verbal. Sehingga diperlukan metode pengukuran secara khusus. Salah satu

metode pengukurannya dengan melihat gerak-gerik, ekspresi wajah dan irama

jantung. Respon prilaku pada bayi dibedakan berdasarkan tahapan tumbuh

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

20

kembangnya. Perbedaan tersebut ada pada respon motorik, respon ekspresif dan

kemampuan mengantisipasi nyeri. Adapun penjelasannya menurut Astuti

(2011) adalah sebagai berikut :

1) Bayi Muda

Respon motorik berupa generalisata termasuk gerakan memukul/ menebah,

kekakuan, reflek menarik yang berlebihan,kehilangan reflek mengisap yang

tidak terorganisasi, mulai untuk makan atau minum dan tidak dilanjutkan.

Respon ekpresif berupa menangis keras, mata tertutup rapat, mulut terbuka

dan meringis. Sedangkan kemampuan mengantisipasi nyeri tidak ada kaitan

mendekati stimulus dengan nyeri.

2) Bayi

Respon motorik pada bayi bersifat lokalisata, menarik apa yang terkena,

perilaku mengisap atau makan seperti bayi muda. Respon ekspresif seperti

bayi muda kecuali mata mungkin terbuka. Sedangkan kemampuan

mengantisipasi nyeri berupa tahanan fisik setelah stimulus nyeri.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Nyeri

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri pada bayi

dijelaskan menurut Potter dan Perry (2006) sebagai berikut :

1) Usia

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

21

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji

respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika

sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi.

2) Kebudayaan

Anak akan belajar dari budaya orang tuanya,bagaimana seharusnya ia

berespon terhadap nyeri misalnya tidak pantas laki–laki mengeluh nyeri,

sedangkan wanita boleh mengeluh nyeri.

3) Ansietas

Cemas dan perasaan tidak nyaman dapat meningkatkan persepsi terhadap

nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas.

4) Keletihan

Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan

kemampuan koping.

5) Pengalaman sebelumnya

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini

nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya.

Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa

lalu dalam mengatasi nyeri.

6) Dukungan sosial dan keluarga

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

22

Anak yang mengalami nyeri sering kali bergantung kepada anggota keluarga

atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan.

d. Dampak Nyeri

Wong, et al, dalam (Astuti,2011) menjelaskan bahwa akibat akut dan

jangka panjang dari nyeri pada bayi masih dalam penelitian oleh banyak

peneliti. Akan tetapi, keterbatasan pengetahuan yang ada memperlihatkan

adanya potensi dampak buruk yang serius dari nyeri yang tidak ditangani.

Dampak tersebut antara lain :

1) Dampak Akut

Dampak akut yang ditimbulkan pada bayi berupa : perdarahan

ventrikuler/intraventrikuler, peningkatan pelepasan kimia dan hormone,

pemecahan cadangan lemak dan karbohidrat, hiperglikemia berkepanjangan,

peningkatan morbiditas di NICU, mempori kejadian nyeri, hipersensitifitas

terhadap nyeri, respon terhadap nyeri memanjang, inervasi korda spinalis

yang tidak tepat, respon terhadap rangsang yang tidak berbahaya yang tidak

tepat dan penurunan ambang nyeri.

2) Dampak Potensi jangka Panjang

Akibat potensi jangka panjang yang dapat terjadi dari nyeri pada byi antara

lain : peningkatan keluhan somatic tanpa sebab yang jelas, peningkatan

respon fisiologis dan tingkah laku terhadap nyeri, peningkatan prevalensi

deficit neurologi, masalah psikososial, penolakan terhadap kontak manusia.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

23

Dampak yang dapat diamati antara lain keterlambatan perkembangan,

gangguan neurobehavioral, penurunan kognitif, gangguan belajar, kinerja

mototrik menurun, masalah prilaku, deficit perhatian, tingkah laku adaptif

buruk, ketidakmampuan menghadapi situasi baru, masalah dengan

impulsivitas dan kontrol sosial, perubahan tempramen emosi pada masa

bayi dan kanakk-kanak, dan peningkatan stres hormonal dikehidupannya

kelak.

e. Penatalaksanaan Nyeri

Pemberian terapi tidak hanya memperhitungkan efek jangka pendek dari

manfaat yang ditimbulkan, akan tetapi juga memperhatikan efek jangka panjang

yang mungkin memberi efek negatif pada anak. Intervensi untuk mencegah

terjadinya trauma karena nyeri pada anak dapat dilakukan dengan tiga

pendekatan yaitu farmakologi dan non farmakologi (Sreptiani, 2013;Taddio,

2010). Penjabaran pendekatan masing-masing intervensi sebagai berikut :

1. Farmakologi

Segala bentuk intervensi untuk mereduksi nyeri yang sifatnya melalui proses

fisiologis dan metabolism tubuh dimasukkan dalam golongan intervensi

farmakologi. Adapun tindakan yang digunakan untuk membantu mengatasi

nyeri bayi saat diimunisasi meliputi pemberian anestesi topikal (eutectic

mixture of local anasthetics (EMLA)), regional (seperti blok syaraf perifer

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

24

dan blok syaraf sentral) ataupun sistemik (non steroid anti inflamatory drugs

(NSAIDs))

2. Non Farmakologi

Intervensi dengan pendekatan non faramokologi memiliki efek samping yang

minimal dibandingkan dengan intervensi farmakologi. Intervensi non

farmakologi menggunakan pendekatan terapi analgesic, fisik dan psikologis.

Adapun penjelasan tindakan non faramakologi meliputi :

1. Analgesik Non Farmakologi

a) Sweet Solution

Sebelum tindakan imunisasi, bayi akan diberikan cairan manis yang

mengandung glukosa, sukrosa atau sweet solution lainnya yang

langsung dioleskan pada mulut bayi atau melalui media pacifier.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

25

b) Non nutritive sucking (NNS)

NNS adalah penyediaan dot silikon ke mulut bayi yang menyebabkan

mekanisme pengisapan tanpa pemberian ASI dan formula gizi.NNS

menghasilkan analgesia pada neonatus melalui stimulasi orotaktil dan

mekanoreseptor ketika dot masuk kedalam mulut bayi (Devi, 2012).

c) Breastfeeding Analgesia

Penelitian yang dilakukan Indra Tri Astuti (2011) diperoleh

perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok yang

diberikan intervensi ASI, air gula dan kelompok kontrol, dimana

respon nyeri pada kelompok yang diberikan ASI lebih rendah

dibandingkan dua kelompok lainnya.

2. Fisik

a. Posisi anak

Intervensi fisik seperti menggendong dengan sitting up adalah teknik

yang sangat mudah dilakukan oleh orang tua dan mudah diterapkan

tanpa tambahan biaya dan waktu (Taddio et al., 2009). Manfaat posisi

ini dijelaskan oleh Kuttner (1989 dalam Lacey et al., 2008) bahwa

bayi merasa terlindungi, aman dan nyaman sehingga respon perilaku

nyeri berkurang disamping itu orang tua dengan mudah membatasi

pergerakan tangan dan kaki bayi. Adapun tekniknya yaitu bayi

digendong dengan posisi menghadap pada ibu dimana posisi kepala

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

26

bayi lebih tinggi dari posisi ektremnitas bawahnya. Dalam Ilmu

Keperawatan, sitting up diidentikkan dengan posisi fowler/semi

fowler. Penelitian yang dilakukan oleh Lacey Cm, et al. (2008),

bertujuan untuk mengetahui perbedaan posisi bayi antara sitting up

dengan supine terhadap respon nyeri saat imunisasi bayi. Penelitian

menggunakan quasy experiment dengan dua grup intervensi dengan

design pre – post test. Hasil penelitian menunjukkan posisi sitting up

lebih membuat bayi nyaman daripada supine sehingga dapat

mengurangi terjadinya nyeri saat injeksi.

b. Terapi es

Memberikan es pada area kulit yang akan disuntik dapat

menyebabkan sensasi “mati rasa”. Akan tetapi pemberian es di area

suntikan pada anak usia dibawah 3 tahun tidak memahami peran

sensasi dingin dalam menurunkan nyeri dan menyebabkan perhatian

anak terfokus pada prosedur (Sarimin, 2012).

c. Skin to skin Contact (Kangaroo Care)

Pemberian kangaroo care antara ibu dan anaknya dapat mengurangi

tangisan dan nadi selama prosedur imunisasi. Metode skin to skin

contact ini dapat menurunkan nyeri akut secara signifikan pada

neonates (Cousins dkk., 2011).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

27

3. Psikologis

a. Distraksi

Intervensi ini berupa upaya mengalihkan perhatian anak terhadap

nyeri baik yang dilakukan oleh anak sendiri seperti mendengarkan

musik atau mainan, dilakukan oleh orang tua seperti orang tua

memimpin distraksi anaknya dengan memberi instruksi, atau dengan

menggunakan mainan dan kata-kata yang diungkapkan secara verbal

serta dilakukan oleh perawat (Sarimin, 2012).

b. Humor dari orang tua

Orang tua memberi dukungan pada anak selama prosedur,

menggunakan bantuan alat maianan, orang tua bersuara dan

menggoyang-goyangkan anak. Teknik ini dapat dilakukan pada

semua usia anak (Taddio, 2012).

f. Skala Pengukuran Nyeri

Skala pengukuran nyeri pada bayi disesuaikan dengan batas respon bayi

yang diindikasikan sebagai respon terhadap nyeri. Beberapa skala yang sering

digunakan meliputi FLACC behavior scale dengan lima indicator meliputi face

(F), Legs (L), Activity(A), Cry(C) dan Consolability (C). Skala ini valid

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

28

digunakan pada usia 2 bulan samapi 7 tahun. Skala ini menggunakan lima

indicator dengan rentang skor 0-2 (Lewis et al., 2010).

Skala pengukuran lainnya yaitu Neonatal Infant Pain Scale (NIPS).

NIPS menggunakan enam indicator meliputi facial expression (skor 0-1), Cry

(skor 0-2), Breathing Pattern (skor 0-1), Arms (skor 0-1), Legs (skor 0-1) dan

State of Arousal (skor 0-1). Skala direkomendasikan untuk anak dibawah satu

tahun (Sarhangi et al, 2010).

Modified Behavioral Pain Scale (MBPS) telah diuji cobakan untuk

mengukur tingkat nyeri dan stress bayi dan sudah divalidasi untuk digunakan

pada populasi imunisasi (Hogan,2011). MBPS menggunakan tiga indikator

meliputi Ekspresi wajah (skor 0-3), Menangis (skor 0-4) dan Pergerakan (skor

0-3) dengan total antara skor 0-10. Skor MPBS adalah jumlah poin dari tiga

parameter tersebut, dimana skor 0 adalah skor minimum dan skor 10 adalah

skor maksimum. Pengukuran respon nyeri dilakukan melalui dua tahap, yaitu

skor MBPS sebelum suntikan dan setelah suntikan yang kemudian diselisihkan

untuk mendapatkan skor MBPS (Taddio et al,2011).

Taddio dan Hogan, (2011) dalam evaluasi reliabilitas dan validitas skala

nyeri MBPS, di mana konsistensi internal dievaluasi melalui cronbach’s alpha

dan didapatkan nilai 0,83-0,94. Dengan demikian alat ukur ini dinyatakan

memiliki Efektivitas konsistensi yang sangat tinggi (Cronbach’s α > 0,7) untuk

mengukur nyeri pada bayi saat menerima suntikan imunisasi. Uji validitas alat

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

29

ukur MBPS dengan melihat skor kelompok bayi yang menerima suntikan

DPTaP-Hib dengan PCV melalui uji t validitas kontruk didapat p<0.001

sehingga alat ukur ini dinyatakan valid mengukur apa yang sebenarnya harus

diukur. Berdasarkan tingkat kepraktisan penggunaan MBPS dibanding dengan

NIPS dan FLACC pada lima intereter tentang kecepatan dan kemudahan

penggunaan alat ukur MBPS, NIPS dan FLACC yaitu memperoleh rerata skor

kecepatan penggunaan alat ukur berturut-turut adalah 4,6; 3,6 dan 2,4.

Sedangkan rata-rata skor kemudahan dalam penggunaan ketiga alat ukur ini

berturut-turut 4,4; 4,0 dan 3,2. Pada penelitian ini untuk mengukur respon nyeri

bayi digunakan MBPS yang dinyatakan sebagai alat ukur utama untuk melihat

respon nyeri bayi yang menerima suntikan imunisasi karena memiliki rerata

skor kecepatan dan skor kemudahan yang tinggi dibanding dengan alat ukur

lainnya. Pengukuran respon perilaku nyeri bayi selama prosedur suntikan

imunisasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu 5 detik sebelum penyuntikan dan

15 detik setelah suntikan. (Sarimin, 2012).

2.1.3 Respon Nyeri Bayi Saat Imunisasi

Respon nyeri yang dialami bayi sebelum, selama dan setelah prosedur

imunisasi merupakan mekanisme signal yang diberikan kepada lingkungannya akan

ketidaknyamanan yang dialaminya. Respon nyeri bayi saat diimunisasi biasanya

disebabkan karena pengaruh psikologis berupa kurangnya rasa nyaman yang

dirasakan bayi oleh karena kurangnya dukungan orang tua dan pengaruh fisik akibat

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

30

dari ketidaknyamanan berupa kerusakan integritas jaringan akibat dari injeksi vaksin

imunisasi. Respon bayi akan nyeri yang dialami meliputi bayi akan menangis,

meringis, peningkatan nadi, dan respon psikologis lainnya (Razek & El-Dein, 2009).

Melalui indikator Modified Behavioral Pain Scale (MBPS), respon nyeri bayi

saat imunisasi dapat diidentifikasi melalui tiga indikator meliputi ekspresi wajah,

menangis dan pergerakan. Penilaian dari ekspresi wajah berupa dahi/alis mengkerut

dan menutup mata dengan kencang. Indikator tangisan dilihat dari intensitas tangisan

sedangkan respon pergerakan dilihat dari adanya bayi menggeliat, mencoba

menghindari sakit hingga sampai kekakuan (Taddio et al, 2011).

2.2 Family Triple Support (FTS) Berbasis Atraumatic Care

2.2.1 Atraumatic Care

a. Pengertian

Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan

trauma pada anak dan keluarganya, merupakan asuhan yang terapeutik karena

bertujuan sebagai terapi bagi anak. Atraumatic care dapat diberikan kepada

anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan yang

diberikan. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma

yang merupakan bagian dalam keperawatan anak (Anggraini, 2012).

Nyeri merupakan salah satu yang menjadi perhatian khusus kepada

anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh kembang. Nyeri akan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

31

berefek pada kondisi fisik dan psikologis anak dan orang tua. Oleh karena itu

diperlukan penerapan atraumatic care dalam penangan nyeri pada anak.

Untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan

oleh perawat antara lain : menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari

keluarga, mencegah atau mengurangi cedera dan nyeri, dan memodifikasi

lingkungan fisik (Anggraini, 2012).

b. Aplikasi Atraumatic Care dalam Imunisasi

Perawat berperan memberikan asuhan keperawatan yang terkandung

prinsip atraumatic care pada pasien yang diimunisasi. Beberapa yang dapat

dilakukan untuk mengurangi dampak trauma akibat imunisasi meliputi :

1) Pencegahan Dampak Perpisahan dari Keluarga

Dari hasil pennelitian disebutkan bahwa semua orang tua memberi

dukungan secara emosional pada anak,sebagian besarnya (91%) berbicara

untuk dan/atau menenangkan anak dan 73% mengusap dan/atau mencium

anaknya. Hal ini yang membuat anak merasa tenang dan nyaman selama

prosedur perawatan atau pengobatan (Sufriani, 2010).Perpisahan tidak

hanya berdampak pada anak akan tetapi keluarga juga merasakan cemas

akan kondisi anaknya. Penelitian menunjukan adanya hubungan yang

signifikan antara perilaku orang tua seperti mengalihkan perhatian lewat

teknik distraksi, humor, kata-kata penguatan dengan penurunan distress

anak saat menerima prosedur yang menyebabkan nyeri (Taddio, 2012).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

32

2) Mencegah atau Mengurangi Cedera dan Nyeri

Tindakan pencegahan untuk mengurangi nyeri saat imunisasi dapat

dilakukan dengan pendekatan farmakologi dan non farmakologi. Tindakan

Farmakologi berupa anestesi dan EMLA sedangkan tindakan non

farmakologi dapat diberikan berupa posisi sitting up, sweet solution,

distraksi, breasfeeding analgesic, skin to skin contact dll (Taddio,

2012;Taddio, 2009). Untuk mengurangi cedera diperlukan pemilihan

jarum yang sesuai, tempat penusukan yang mengurangi dapat suntukan

dan prosedur tindakan yang benar (IDAI, 2011).

3) Memodifikasi Lingkungan

Menciptakan suasana yang nyaman merupakan salah satu upaya yang

dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan anak terhadap tindakan

keperawatan yang akan ditrimanya.Lingkungan dapat dikondisikan sesuai

dengan lingkungannya sehari-hari di rumah atau menambah tempat

bermain sebagai salah satu bentuk upaya menghilangkan perasaan yang

tidak menyenangkan seperti marah, takut, cemas, sedih dengan cara yang

aman diamana anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainan dan

kesenangan yangdiperoleh berdampak sebagai relaksasi bagi anak

(Sarimin, 2012).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

33

2.2.2 Family Triple Support (FTS) sebagai Manajemen Nyeri saat Imunisasi

Bayi

a. Pengertian

Family Triple Support (FTS) merupakan salah satu intervensi

terintegrasi yang melibatkan peran orang tua dalam mengatasi permasalahan

nyeri saat prosedur imunisasi bayi. Intervensi ini terdiri atas pemberian

informasi tentang metode reduksi nyeri pada bayi dan dilanjutkan dengan

pelaksanaan metode mengurangi nyeri saat prosedur imunisasi pada bayi. FTS

memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua khususnya ibu

mengenai peran ibu dalam mengatasi nyeri bayi saat diimunisasi. Perawat

juga dapat mengoptimalkan prinsip atraumatic care saat prosedur imunisasi

dengan pendekatan keluarga sebagai cetered care. Selain memiliki cost

effective yang tinggi, FTS juga menerapkan intervensi keperawatan yang

berpusat pada keluarga (Sufriani. 2010; Taddio A et al., 2009;Sarimin, 2012).

b. Peningkatan Pengetahuan Orang Tua

Peningkatan pengetahuan dapat diwujudkan dengan cara pemberian

informasi melalui pendidikan. Memberikan informasi merupakan bagian dari

persiapan psikologis yang dibutuhkan oleh orang tua dan anak sebelum

tindakan keperawatan. Pengetahuan tentang informasi prosedur akan berguna

bagi orang tua ketika mengatasi anaknya sebelum, selama dan setelah

tindakan. Penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan yang diberikan pada

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

34

orang tua ketika anaknya akan diberikan imunisasi menunjukkan hasil yang

diharapkan, bahwa orang tua yang mendapat bimbingan dari

perawatmenunjukkan perilaku koping yang lebih baik dan distress yang

menurun (Sufriani, 2010).

FTS memfasilitasi orang tua akan pemenuhan informasi mengenai

prosedur imunisasi yang dijalani anak dan tindakan yang dapat orang tua

lakukan untuk mengurangi respon nyeri bayi saat diimunisasi. Dalam

Pelaksananaan, pemberian informasi diberikan dengan sasaran individu atau

kelompok dengan metode ceramah dan tanya jawab. Media informasi yang

membantu proses pemberian pendidikan berupa leaflat, video dan flipcart.

Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya literatur berupa leaflet yang

ditujukan pada ibu berhubungan dengan hasil yang buruk pada anak yang

diimunisasi yaitu meningkatnya distress anak (Sarimin, 2012).

c. Keterlibatan Keluarga dalam Mengurangi Respon Nyeri Bayi saat

Imunisasi

Kesibukan perawat dan keterkaitan pembiayaan masih menjadi alasan

kurang optimalnya penatalaksanaan nyeri pada bayi saat prosedur imunisasi.

Penatalaksanaan yang mengarah pada salah satu bentuk pemerdayaan dapat

diterapkan perawat di dalam mengatasi hambatan pelaksanaan atraumatic

care pada bayi yang diimunisasi. Keluarga dapat diberdayakan untuk ikut

berpartisipasi aktif dalam mengatasi permasalahan nyeri pada bayinya. FTS

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

35

mengambil intervensi dengan pendekatan family centered care untuk

mengatasi permasalahan pembiayaan dan kesibukan perawat. FTS berbasis

pada terapi non farmakologi yang merupakan pemberian metode mengurangi

nyeri dengan kombinasi intervensi pemberian ASI sebagai analgesik non

farmakologi, intervensi psikologi distraksi dengan mainan beruara

(krincingan) yang dalam penerapan dilakukan oleh orang tua sendiri dan

penatalaksanaan fisik berupa sitting up (posisi bayi dengan kepala lebih tinggi

dari ektremnitas bawah atau semi fowler) untuk menciptakan perasaan

nyaman pada bayi saat diimunisasi (Sufriani, 2010; Taddio A et al., 2009).

Sebelum intervensi dilakukan, orang tua akan diberikan pembekalan

berupa pemberian materi penatalaksanaan nyeri FTS yang akan diaplikasikan

saat prosedur imunisasi anak. Pemberian ASI menjadi salah satu komponen

FTS yang mempunyai efek psikologis. Saat menyusui terjadi kontak kulit ibu

dengan kulit bayi yang dapat memberikan kehangatan pada bayi. Interaksi

antara ibu dengan bayi saat menyusui menimbulkan rasa nyaman, aman dang

hangat bagi bayi. Perasaan ini mengingatkan bayi akan nyamannya berada di

dalam Rahim ibu, sehingga bayi menikmati kegiatan menyusui (Astuti, 2011).

Penelitian yang dilakukan Aida Abdul Razek dan Nagwa AZ El-Dein (2009),

bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian ASI pada penurunan nyeri

selama injeksi imunisasi pada bayi. Penelitian menggunakan design quasi

experiment dengan group kontrol. Hasil penelitian menunjukkan pemberian

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

36

ASI dan skin–to-skin contact secara signifikan mampu menurunkan intensitas

menangis pada bayi yang mendapat injeksi imunisasi.

FTS memberikan distraksi yang dilakukan oleh orang tua dengan

media mainan. Strategi ini dapat menurunkan nyeri dengan cara memberi

stimulus lain sehingga menghambat impuls nyeri ke otak, ini didasari bahwa

aktivasi retikuler dapat menghambat nyeri dimana jika seseorang diberi

stimulus yang banyak maka akan menghambat input sensori nyeri sampai ke

otak. Selain itu stimulus yang menyenangkan seperti bermain dengan mainan

yang menimbulkan bunyi, dengan berbagai macam warna mainan dapat

merangsang sekresi endorfin. Endorfin merupakan asam amino yang

mengikat reseptor opiat yang berada di area otak yang dapat memberikan efek

analgesik (Sarimin, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Gedam GS, Verma

M, Patil U dan Gedam S (2013), bertujuan untuk mengetahui efektifitas

teknik distraksi audiovisual pada anak selama dan setelah imunisasi.

Penelitian menggunakan quasi experiment tiga kelompok pre test post test

design. Hasil penelitian menunjukkan dua kelompok yang diberikan distraksi

memiliki skor nyeri yang rendah dibandingkan kelompok kontrol pada anak

yang diimunisasi.

Hal selanjutnya yang dapat dilakukan keluarga untuk mengatasi nyeri

saat prosedur imunisasi adalah memposisikan anak sitting up. Posisi ini dirasa

lebih efektif dibandingkan memisahkan anak dengan orang tua dengan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

37

membaringkannya kemudian dipegang oleh ibu dan perawat. Posisi sitting up

menggunakan pendekatan prinsip skin to skin contact yang dapat memberikan

efek nyaman dan aman serta merasa dilindungi dari orang tua kepada bayi

(Taddio A et al., 2009;Lacey, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Lacey

Cm, et al. (2008), bertujuan untuk mengetahui perbedaan posisi bayi antara

sitting up dengan supine terhadap respon nyeri saat imunisasi bayi. Penelitian

menggunakan quasy experiment dengan dua grup intervensi dengan design

pre – post test. Hasil penelitian menunjukkan posisi sitting up lebih membuat

bayi nyaman daripada supine sehingga dapat mengurangi terjadinya nyeri saat

injeksi.

Ketiga kombinasi intervensi diatas dilaksanakan dengan pendekatan

family centerd care melalui peran orang tua dalam mengurangi nyeri pada

bayi saat prosedur imunisasi. Orang tua yang memiliki ikatan yang kuat

dengan bayi sejak dalam kandungan diharapkan dapat mengoptimalkan upaya

reduksi nyeri saat prosedur imunisasi. Intervensi ini memiliki nilai cost

effective sebagai sarana optimalisasi atraumatic care pada bayi yang

menjalani prosedur imunisasi (Lacey, 2008;Gedam et al, 2013;Razek dan El-

Dein, 2009).

d. Langkah-Langkah Pelaksanaan Family Triple Support (FTS)

Pelaksanaan Family Triple Support (FTS) melalui tahapan sebagai

berikut :

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

38

1. Beri pendidikan/edukasi mengenai metode mengurangi nyeri saat

prosedur suntikan imunisasi pada ibu bayi dimana edukasi diberikan

sebelum prosedur imunisasi dimulai

2. Saat prosedur suntikan imunisasi, ibu mengimplementasikan metode

mengurangi nyeri saat prosedur suntikan imunisasi melalui tahapan :

a. Ibu mulai menyusui anaknya selama 2 menit sebelum injeksi

imunisasi dengan posisi menyusui sitting up (posisi kepala lebih tinggi

dari badan /semi fowler). Menyusui berlanjut sampai 1 menit setelah

injeksi.

b. Selama menyusui, ibu melakukan distraksi pada bayi dengan mainan

bersuara (krincingan).

c. Pertahankan menyusui dengan posisi sitting up dan distraksi dengan

mainan selama 1 menit setelah injeksi

3. FTS berakhir setelah 1 menit setelah suntikan imunisasi

2.3 Pengaruh Family Triple Support (FTS) Berbasis Atraumatic care terhadap

Respon Nyeri Bayi saat Prosedur Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu bentuk kebutuhan akan layanan kesehatan.

Dalam pelaksanaannya, orang tua dan bayi dihadapkan pada ketidaknyamanan akibat

prosedur imunisasi. Nyeri merupakan salah satu respon bayi akibat dari pengaruh

psikologis berupa kurangnya dukungan keluarga terhadap bayi dan pengaruh fisik

akibat injeksi saat prosedur imunisasi (Razek & El-Dein, 2009). Oleh karena itu

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

39

untuk mengurangi dampak jangka pendek dan panjang dari nyeri akibat prosedur

imunisasi, diperlukan intervensi berbasis atraumatic care dengan pertimbangan cost

effectiveness melalui pelayanan berfokus pada keluarga(Anggraini, 2012).

Family Triple Support (FTS) merupakan salah satu intervensi terintegrasi

yang melibatkan peran orang tua dalam mengatasi permasalahan nyeri saat prosedur

imunisasi bayi. Intervensi ini terdiri atas pemberian informasi tentang metode reduksi

nyeri pada bayi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan metode mengurangi nyeri saat

prosedur imunisasi pada bayi.

Metode mengurangi nyeri meliputi kombinasi pemberian ASI, distraksi

mainan (krincingan) dan pemberian posisi sitting up (posisi kepala lebih tinggi dari

ektremnitas atau fowler/semifowler) saat imunisasi. Pemberian ASI mampu

mendorong opioid endogen sehingga terjadi pelepasan neuromodulator yang mampu

menghambat impuls nyeri (Ismanto, 2010). Pemberian distraksi mampu mengaktivasi

retikuler untuk menghambat stimulus nyeri, dimana jika seseorang menerima input

sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak.

Pemberian posisi sitting up saat prosedur imunisasi mampu memberikan rasa nyaman

dan menyenangkan bagi bayi sehingga mampu merangsang endorphin yang mampu

menghambat impuls nyeri ke otak (Sukarwan dan Rachmat, 2011). Sehingga apabila

ketiga intervensi ini dikombinasikan sehingga dapat mengoptimalkan hambatan

impuls nyeri ke otak (Ismanto, 2010). Terkontrolnya nyeri mampu memberikan efek

nyaman pada bayi yang berimbas pada pertumbuhan dan perkembangan yang

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 a. - sinta.unud.ac.id II.pdf · Vaksin combo saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk ... Vaksin Hepatitis B Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali

40

optimal. Intervensi ini didukung melalui pemberian pendidikan mengenai metode

mengurangi nyeri kepada orang tua sehingga mampu mengoptimalkan efektivitas

FTS terhadap respon nyeri bayi saat prosedur imunisasi (Sufriani. 2010).