BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

30
7 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Handayani dan Artini(2009) melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: Besarnya curahan jam kerja untuk kegiatan ekonomis dan non ekonomis,besarnya sumbangan pendapatan ibu rumah tangga angota kelompok wanita tani sari boga pada kegiatan membuat makanan olahan,terhadap pendapatan keluarga,serta mengetahui produktivitas mereka,motivasi ibu rumah tangga melakukan pekerjaan membuat makanan olahan,hambatan-hambatan yang dihadapi ibu rumah tangga pembuat makanan olahan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian yaitu bahwa Rata-rata sumbangan pendapatan responden ibu rumah tangga anggota KWT Boga Sari terhadap pendapatan keluarga sebesar Rp 429.754,00 atau 12,82% dari total pendapatan keluarga, dengan produktivitas kerja responden sebesar Rp 3.594,00 per jam. Suratman (2005) melakukan penelitian dengan judul Pekerja Wanita Industri Rumah Tangga Konfeksi dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi di kecamtan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo). Tujuan penelitian untuk melihat latar belakang social ekonomi pekerja wanita pada industri rumah tangga konfeksi, sistem upah yang berlaku pada industri rumah tangga konfeksi,khususnya bagi pekerja wanita,distribusi pendapatan pekerja wanita pada

Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan...

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

7

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Handayani dan Artini(2009) melakukan penelitian dengan judul Kontribusi

Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan

Keluarga. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

Besarnya curahan jam kerja untuk kegiatan ekonomis dan non ekonomis,besarnya

sumbangan pendapatan ibu rumah tangga angota kelompok wanita tani sari boga

pada kegiatan membuat makanan olahan,terhadap pendapatan keluarga,serta

mengetahui produktivitas mereka,motivasi ibu rumah tangga melakukan

pekerjaan membuat makanan olahan,hambatan-hambatan yang dihadapi ibu

rumah tangga pembuat makanan olahan. Metode penelitian menggunakan metode

deskriptif. Hasil penelitian yaitu bahwa Rata-rata sumbangan pendapatan

responden ibu rumah tangga anggota KWT Boga Sari terhadap pendapatan

keluarga sebesar Rp 429.754,00 atau 12,82% dari total pendapatan keluarga,

dengan produktivitas kerja responden sebesar Rp 3.594,00 per jam.

Suratman (2005) melakukan penelitian dengan judul Pekerja Wanita Industri

Rumah Tangga Konfeksi dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga

(Studi di kecamtan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo). Tujuan penelitian untuk

melihat latar belakang social ekonomi pekerja wanita pada industri rumah

tangga konfeksi, sistem upah yang berlaku pada industri rumah tangga

konfeksi,khususnya bagi pekerja wanita,distribusi pendapatan pekerja wanita pada

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

8

industri rumah tangga konfeksi dan sumbangannya terhadap pendapatan rumah

tangga,alokasi waktu dalam rumah tangga pekerja wanita pada industry rumah tangga

konfeksi di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoajo. Metode penelitian

menggunakan metode deskriptif .Hasil penelitian yaitu kontribusi yang cukup penting

terhadap pendapatan keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ada

sedikit perbedaan mengenai alokasi pendapatan pekerja wanita menurut status

perkawinan. Dari pekerja wanita yang sudah berkeluarga menyumbangkan seluruh

pendapatannya untuk menambah/memenuhi kebutuhan rumah tangganya.Sementara

itu wanita yang belum menikah lebih bebas dalam mengalokasikan pendapatan

mereka. Sebagian pendapatan mereka untuk membantu orang tua dan sebagian lagi

untuk keperluan sendiri.

Devira dan Hasyim (2004) melakukan penelitian dengan judul Peranan Tenaga

Kerja Wanita Sebagai Buruh Di Industri Kacang Intip Dan Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Rumah Tangga Di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.Tujuan

Penelitian untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita sebagai industry kacang

intip, untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja wanita sebagai

buruh,untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tenaga kerja wanita terhadap

pendapatan rumah tangga,untuk mengetahui alas an mengapa tenaga kerja wanita

mau bekerja sebagai buruh pada industry kacang intip. Metode penelitian

menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian yaitu curahan tenaga kerja wanita

pada industry kacang intip cukup besar yaitu 120,38 jam dalam satu bulan berarti

tenaga kerja wanita bekerja ±5,02 jam setiap harinya,pendapatan yang diperoleh

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

9

tenaga kerja wanita yaitu rata-rata sebulan sebesar Rp.481.280,00 pendapatan ini di

bawah upah minimum kota Tebing Tinggi yaitu Rp. 1.380.000, kontribusi pendapatan

tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga sebesar 25,64% artinya

kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita rendah.

Marissa,dkk (2008) melakukan penelitian dengan judul Peranan Tenaga Kerja

Wanita Dalam Industri Sapu Ijuk Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan

Keluarga.Tujuan penelitian untuk menjelaskan peranan tenaga kerja wanita dalam

industry sapu ijuk,untuk menganalisis kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita

terhadap pendapatan keluarga,untuk menganalisis pengaruh karakteristik

(umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga sapu) terhadap

pendapatan tenaga kerja wanita.Metode penelitian menggunakan metode analisis

regresi dengan SPSS 16. Hasil penelitian yaitu peranan wanita dalam tahapan

kegiatan adalah membersihkan ijuk,memasang segitiga atau kipas,mengikat ijuk

terhadap tangkai,menjalin ijuk terhadap tangkai maupun segitiga,menyisir dan

meratakan ijuk, presentasi kontribusi tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan

keluarga adalah ≤50% yaitu sebesar 37,33% itu berarti kontribusi tenaga kerja wanita

terhadap total pendapatan keluarga masih kecil,secara serempak seluruh variabel

bebas (umur,tingkat pendidikan, jumlah produksi, harga sapu, pengalaman bekerja)

terhadap variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita) dan hanya jumlah produksi

dan harga sapu ijuk yang secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan

tenaga kerja wanita.

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

10

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Ketenagakerjaan

Para ekonom sejak lama telah berusaha merumuskan sejumlah model ekonomi

mengenai determinasi (proses dan faktor-faktor yang menentukan) ketenagakerjaan.

Pada umumnya, model-model itu dipusatkan pada kondisi-kondisi atau lingkungan

sosial, ekonomi, dan institusional yang ada di negara-negara maju. Model-model

ekonomi tersebut, apalagi di masa-masa lampau, seringkali diterapkan begitu saja

dalam rangka mencari pemecahan atas masalah-masalah yang besifat unik di negara-

negara berkembang. Namun, untunglah selama beberapa tahun belakangan ini

muncul kesadaran di kalangan para pembuat kebijakan di negara-negara Dunia

Ketiga untuk mengubah kebiasaan yang sangat keliru tersebut sehingga sekarang ini

banyak negara berkembang yang mulai berpaling ke penggunaan model-model

ketenagakerjaan dan pembangunan yang lebih realistik. Dari model-model itu

seringkali tercapai serangkaian kesimpulan dan saran yang bertentangan dengan yang

diajukan oleh teori-teori tradisional.

Para bagaian pembahasan ini akan dibahas tiga model ekonomi pokok

determinasi ketenagakerjaan. Yang pertama adalah model pasar bebas klasik ( free-

market classical model) atau disebut juga model pasar bebas kompetitif tradisional

(traditional competitive free-market model) yang merupakan sumber utama atas

terbentuknya teori-teori ketenagakerjaan tradisonal. Adapun model yang kedua dan

ketiga berkembang dari aliran ilmu ekonomi neoklasik dan lebih modern. Model

kedua tersebut adalah model makro output-kesempatan kerja (output-employment

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

11

macro model) yang berfokus kepada hubungan-hubungan antara akumulasi modal,

petumbuhan output industri, dan penciptaan lapangan kerja. Sedangkan model yang

ketiga adalah model mikro insentif-harga (price-incentive micro model) yang

mencoba mengungkapkan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh distirsi harga-

harga faktor produksi terhadap pola penggunaan sumber daya, terutama tenaga kerja.

Model kedua (output employment model) maupun model ketiga (price incentive

model) bertumpu pada segi permintaan dari persamaan kesempata kerja, dengan titik

berat pada kebijakan-kebijakan yang harus diberlakukan dalam rangka meningkatkan

permintaan tenaga kerja. Todaro, (2000)

Kebijakan penawaran tenaga kerja secara garis besar dapat dikembangkan:

1. Isue-isue perilaku pekerja

2. Kebijakan tentang apakah sekelompok masyarakat akan bekerja secara penuh

atau tidak dan jika bekerja seberapa lama akan bekerja

3. Untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja, apakah menggunakan sebagian atau

seluruh waktu untuk bekerja, baik di dalam rumah tangga maupun di luar rumah

tangga untuk memperoleh upah

4. Bagimana seseorang mencari pekerjaan untuk memperoleh upah

Pekerjaan secara umum digambarkan dan secara goegrafis digambarkan untuk

memahami penawaran yang sebenarnya. Pembahasan dalam bab ini dimulai dengan

beberapa fakta yang mendasar berkaitan dengan rata-rata partisipasi angkatan kerja,

jam kerja dan keputusan bekerja untuk memperoleh upah. Frame kerja ini bermanfaat

untuk menganalisa dari rencana pemeliharaan pendapatan.

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

12

Keputusan kerja adalah suatu keputusan yang mendasar tentang bagaimana

menghabiskan waktu. Salah satu cara yang digunakan oleh seseorang untuk

menghabiskan waktu luangnya adalah dengan kegiatan-kegiatan yang

menyenangkan. Cara lain yang lebih utama adalah ketika seseorang menggunakan

waktunya untuk bekerja. Seseorang dapat bekerja disekitar rumah, mengadakan

semacam produksi rumah tangga. Seperti misalnya, mengasuh anak, menjahit,

membangun atau bahjan menanam sayuran. Alternatif lain, seseorang dapat bekerja

untuk diupah dan seseorang tersebut mencari uang untuk membeli makanan, beras,

pakaian dan kebutuhan anak.

Sebab, bekerja untuk diupah dan mengadakan produksi rumah tangga adalah dua

cara untuk melakukan pekerjaan yang sama. Pada mulanya kita akan mengambil

perbedaan antara keduanya dan memperlakukan aktivitas bekerja itu sebagai kerja

untuk diupah. Kemudian kita kan memberikan ciri-ciri keputusan kerja sebagai suatu

pilihan antara sekedar mengisi waktu luang atau bekerja untuk di upah. Faktor yang

paling pentingyang mempengaruhi rangsangan kerja dapat difahami dalam konteks

ini, tetapi dengan pemahaman yang lebih dalam terhadap perilaku penyediaan buruh

dapat ditambah dengan mempertimbangkan sebagaimana produksi rumah tangga.

Jika kita perhatikan waktu untuk makan, tidur, dan ditambah dengan keadaan-

keadaan lain yang kurang lebih sesuai dengan hukum alam, maka waktu yang

digunakan (sekitar 16 jam sehari ) kita dapat alokasikan untuk pekerjaan lain atau

untuk mengisi waktu luang. Karena jumlah yang digunakan habis untuk mengisi

waktu luang adalah waktu yang bukan untuk bekerja dan sebaliknya. Kebutuhan

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

13

terhadap mengisi waktu luang dapat di pertimbangkan sebagai kebalikan sisi mata

uang yang disebut sebagai penyediaan buruh. Hal ini sebenarnya cocok untuk

menganalisa rangsangan kerja pada konteks permintaan untuk mengisi waktu luang,

sebab seseorang dapat menggunakan analisa standart terhadap permintaan bermacam-

macam barang, dan untuk permintaan mengisi waktu luang, kemudian secara

sederhana dikurangi jam-jam waktu luang dari total jam yang digunakan, untuk

mendapatkan efek penyediaan buruh. Sumarsono, (2009)

Peranan Tenaga Kerja Wanita

Peranan adalah aspek dinamis dari aspek yang dimiliki seseorang. Peranan dapat

dibedakan dalam 3 jenis yaitu :

a. Peranan yang ditentukan oleh masyarakat secara normatif.

b. Peranan yang merupakan orientasi bagi Individu.

c. Peranan sebagai kegiatan atau perilaku individu (Kadir, 2004)

Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti yaitu

sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga, ini pada umumnya dirasakan sebagai

tugas utama dari seorang wanita yang terkait dalam gambaran perkawinan. Dalam

dua peran tersebut diatas wanita memberikan diri sepenuhnya demi kesejahteraan

bagi keluarganya, dalam kehidupan moderen dan era pembangunan dewasa ini sering

juga dimotivasi untuk memberikan sumbangan lebih daripada di atas, tidak terbatas

pada pelayanan suami dan urusan rumah tangga. Banyak wanita merasa yang tidak

puas hanya dalam kedua peran di atas dan sering keadaan ekonomi keluarganya

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

14

menuntut untuk bekerja di luar atau mencari suatu kegiatan yang menambah

penghasilan keluarganya (Munandar, 2003).

Peran wanita yang semakin meningkat dalam keluarga dan masyarakat akan

membawa pengaruh terhadap masyarakat wanita sendiri dan kehidupan keluarganya,

kehidupan manusia akan selalu terikat dengan aspek ekonomi, dalam era saat ini yang

berperan mencari nafkah untuk keluarga tak hanya laki-laki saja yang berperan

sebagai kepala rumah tangga namun perempuan juga memiliki peran dalam

membantu perekonomian keluarga. Mereka ada yang bekerja di sektor

primer(agraris), sektor sekunder (industri), dan sektor jasa (tersier) ketiganya

merupakan sektor yang memiliki peran dalam membantu perekonomian keluarga

(Sajogyo, 1992).

Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga juga berperan dalam peningkatan

pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap

pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam penelitian ini

dibatasi pada faktor upah, dan jumlah pendapatan suami (Munandar, 2003). Sebagai

sumber penghasilan dari kegiatan pencarian nafkah rumah tangga petani di pedesaan

nyatanya tidak saja melakukan pekerjaan di bidang pertanian, tetapi juga di bidang

lainnya seperti usaha dagang, kerajinan tangan, dan industri, perilaku tersebut

terdorong oleh karena pada dasarnya keadaan ekonomi keluarga yang kurang

memuaskan sehingga mendesak anggota keluarga termasuk istri untuk melakukan

pekerjaan lain dalam rumah tangga yang dapat menambah pendapatan keluarga.

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

15

Penambahan tenaga kerja sebagai akibat peledakan penduduk belum seluruhnya

dapat diserap oleh sektor-sektor pertanian, maka dalam menuju industrialisasi

pertanian, pembangunan industri pada umumnya dan industri kecil serta kerajinan

tangan pada khususnya di daerah pedesaan cukup mempunyai arti besar. Mendorong

perkembangan industri pedesaan terutama yang mengolah hasil pertanian dari bahan

mentah menjadi barang jadi dan setengah jadi, dapat menciptakan kenaikan produksi

dan kesempatan kerja (Gilarso, 1994)

2. Definisi Industri kecil

Definisi industri kecil masih mempunyai banyak arti, mengingat belum ada

hukum baku yang mengatur batasan industri kecil. Industri adalah usaha atau

kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi

yang memiliki nilai tambah yang mendapatkan keuntungan. Sedangkan pengertian

industri dalam undang-undang No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian adalah

kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang jadi atau barang

jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk

kegiatan rancang, bangunan dan perekayasa industri. Disisi lain pengertian industri

yang digunakan sebagai acuan oleh departemen perindustrian, yaitu industri adalah

rangkaian kegiatan ekonomi yang meliputi pengolahan, pengerjaan, perubahan,

perbaikan, bahan baku atau barang setengah jadi menjadi barang yang lebih berguna

dan lebih bermanfaat untuk pemakaian dan usaha jasa yang menunjang kegiatan itu.

Menurut Siahaan (2000)

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

16

Berdasarkan BPS (2000) industri kecil didefinisikan sebagai industri pengolahan,

termasuk jasa industri pengolahan yang mempunyai pekerja 5-19 orang termasuk

pengusaha, baik usaha berbadan hukum atau tidak, karakteristik industri kecil

menurut BPS (2000) adalah produksi yang sangat padat tenaga manusia, lebih banyak

didaerah pedesaan dan lebih berorientasi ke sektor pertanian, memakai teknologi

sederhana yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi serta fisik di pedesaan. Industri

kecil tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perekonomian dimasa

sekarang ini. Tidak kurang pentingnya, industi kecil juga memberikan manfaat sosial

yang berarti bagi perekonomian yaitu :

a. Bahwasannya indsutri kecil dapat menciptakan peluang yang luas dengan

pembiayaan yang sangat murah, hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa tingkat

keahlian dan daya dukung permodalan dari para pengusaha.

b. Industri kecil turut mengambil peran penting dalam peningkatan dan mobilisasi

tabungan domestik. Ini kemungkinan kenyataan bahwa industri kecil cenderung

memperoleh modal dari tabungan si pengusaha sendiri atau dari tabungan

keluarga atau kerabat.

c. Industri kecil memiliki kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

sedang.

Sumber data pada umunya berasal dari uang pribadi, dan dapat memenuhi

kebutuhan pokok penduduk dengan penghasilan rendah. Pendapatan yang sama juga

dikemukakan oleh Tambunan (2004) bahwa industri kecil sangat penting sebagai

sektor yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal, karena harga

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

17

lebih murah dibandingkan industri-industri modern atau besar. Peran industri kecil

dalam penyerapan pekerja lebih besar dari pada industri besar,sehingga industri kecil

merupakan tumpuan harapan sebagian besar masyarakat perdesaaan yang dapat

memberikan peluang kerja, khususnya bagi industri rumah tangga petani berlahan

sempit. Selain itu bahwa sejak lama industri kecil telah memainkan peranan krusial

dalam ekonomi rumah tangga perdesaan yaitu membuka kesempatan kerja dan

berhubungan erat dengan perkembangan sektor pertanian.

Salah satu keuntungan adanya keterkaitan antara sektor pertanian dan industri

kecil adalah dapat menurunkan tingkat migrasi. Migrasi desa ke kota akan menurun

dan pendaptan meningkat jika sektor pertanian serta industri kecil dapat menciptakan

kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan menurut Todaro (2003).

Tenaga kerja yang bekerja di sektor informal jumlahnya sangat kecil, karena

pada umumnya tenaga kerja tersebut dari dalam keluarga (Hidayat, 1995:48).

Kecilnya jumlah tenaga kerja akan menyebabkan waktu berusaha semakin sempit.

Semakin sempitnya wajtu berusaha akan mengakibatkan tingkat pendapatan yang

mereka peroleh semakin kecil pula.

Karakteristik tenaga kerja sektor informal menurut Hidayat (1995:46-47) adalah

sebagai berikut : (1) Tenaga kerja sektor informal mudah keluar masuk pasar; (2)

Tidak memiliki ketrampilan yang memadai; (3) Biasanya sedikit tidak atau tidak

memiliki pendidikan formal dan; (4) Biasanya tenaga kerja dirangkap produsen

dengan dibantu tenaga kerja keluarga.

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

18

Pada umunya tenaga kerja yang bekerja pada sektor informal ini bukanlah

disebabkan oleh permintaan hasil pertumbuhan ekonomi, tetapi ditentukan oleh

jumlah angkatan kerja itu sendiri. Hal ini terjadi karena jumlah kesempatan kerja

tidak dapat menampung perkembangan angaktan kerja yang ada, sehingga

berkembangnya sektor informal merupakan bentuk dari pengangguran.

Timbulnya sektor informal terutama di negara-negara sebagai akibat kurangnya

penyediaan lapangan kerja di sektor formal. Sektor informal mulai menjadi perhatian

umum setelah diperkenalkannya oleh Keith Hart dalam suatu diskusi pengangguran

kesempatan kerja di daerah kota di Ghana yang diselenggarakan oleh Instituts of

Development Studies University of Susex pada bulan september 1971 (Soedarsono,

1992:58).

Istilah informal semakin berkembang dan banyak didefinisikan oleh para ahli,

tetapi diantara mereka belum ada kesepakatan pendapat dalam mendefinisikan sektor

tersebut. International Labour Organisation (ILO) mendefinisikan sektor informal

adalah sektor yang mudah dimasuki oleh pengusaha pendatang baru, menggunakan

sumber ekonomi dalam negeri, dimiliki oleh kelurga berskala kecil, menggunakan

teknologi padat karya dan teknologi yang disesuaikan, ketrampilan yang dibutuhkan

diperoleh diluar bangku sekolah, tidak diatur oleh pemerintah dan bergerak pada

dasar penuh persaingan (Prijono, 1992: 28).

Sektor informal merupakan sekmen perekonomian yang berciri menyediakan

kesempatan kerja serta barang dan jasa bagi kelompok tertentu penduduk kota. Para

pengusaha kelompok ini saling membeli barang produksinya satu sama lain dan

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

19

menyediakan kesempatan kerja terutama bagi anggota keluarga. Pelaku sektor

informal tidak menguasai input-input tertentu yang diperlukan dan tidak mempunyai

kekuasaan dalam pasar produksi yang biasanya dikuasai oleh sektor informal.

ciri-ciri sektor informal adalah sebagai berikut: (1) kegiatan usaha umunya sederhana

dan sangat tidak tergantung pada kerja sama banyak orang dan sistem pembagian

kerja yang ketat; (2) skala usaha relatif kecil; (3) usaha sektor informal umumnya

tidak mempunyai izin usaha seperti halnya dalam bentuk firma atau PT

Sumarsono,(2009).

Konsep sektor informal,yang pertama kali diperkenalkan oleh Hart (1973),

membagi secara tegas kegiatan ekonomi yang bersifat formal dan informal. Istilah

sektor informal oleh Keith Hart pada tahun 1971 dalam penelitiannya tentang unit-

unit usaha kecil di Ghana. Kemudian terminologi Hart tersebut digunakan oleh

sebuah misi ke Kenya yang diorganisirboleh ILO (international Labor Organization).

Misi tersebut berpendapat bahwa sektor informal telah memberika tingkat ongkos

yang rendah, padar karya, barang dan jasa yang kompetitif, dan memberikan

rekomendasi kepada pemerintah Kenya untuk mendorong sektor informal. ( Gilber

dan Josef Gugler, 1996).

Dalam laporan ILO tersebut dan dari berbagai penelitian tentang sektor informal

di Indoesia (Hidayat, 1978), telah menghasilkan sepuluh ciri pokok sebagai berikut :

1. Kegiatan usaha tidak terorganisasikan secara baik, karena timbulnya unit

usaha tidak mempergunakan fasilitas/kelembagaan yang tersedia di sektor

formal.

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

20

2. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha.

3. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja.

4. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan

ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini.

5. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu subsektor ke lain subsektor.

6. Teknologi yang di gunakan bersifat primitif.

7. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif

kecil.

8. Pada umumnya unit usaha termasuk golongan on-man-enter prises dan kalau

mengerjakan buruh berasal dari keluarga.

9. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau

dari lembaga keungan yang tidak resmi.

10. Hasil prosuksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan masyarakat

kota/desa yang berpenghasilan menengah.

Sebenarnya pengertian tentang sektor informal telah ada suatu kesamaan

pandangan (konsensus) bahwa sektor informal diartikan sebagai unit-unit usaha yang

tidak atau sedikit sekali menerima proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah.

Sedangkan unit-unit usaha yang mendapatkan proteksi ekonomi secara resmi dari

pemerintah disebut sebagai sektor formal. Proteksi ekonomi itu antara lain berupa

tarif proteksi, kredit dengan bunga yang relatif rendah, pembimbingan, penyuluhan,

perlindungan dan perawatan tenaga kerja, terjaminnya arus teknologi impor, hak

paten dan lain sebagainya.

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

21

Perekonomian di sektor informal relatif dapat lebih mandiri. Karena

pertumbuhan disektor formal secara langsung memperbaiki kesejahteraan golongan

ekonomi lemah, maka kemajuan dalam sektor informal sekaligus menaikkan

pendapatan nasional (meskipun tidak banyak), dan memperbaiki distribusi

pendapatan. Bila di sektor formal kurangnya permintaan dapat menyebabkan

kelesuan perekonomian, di sektor informal permintaan akan selalu kuat, sebab barang

dan jasa yang dihasilkan di sektor ini merupakan barang dan jasa yang dibutuhkan

masyarakat sehari-hari.

menggunakan status pekerjaan utama untuk pengelompokan sektor formal dan

sektor informal. Mereka yang berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain, berusaha

dengan dibantu anggota rumah tangga, dan pekerja keluarga dimasukkan ke dalam

sektor informal. Sedangkan, mereka yang bekerja sebagai buruh/karyawan dan

berusaha dengan dibantu buruh tetap dimasukkan ke dalam sektor formal (Mulyadi S

:2008).

3. Teori Pendapatan

Pendapatan bukanlah istilah yang asing bagi masyarakat Indonesia. Semua orang

dari segala usia, status sosial, ekonomi dan budayapasti pernah mendengar atau

bahkan mengucapkan kata pendapatan. Di Indonesia, ada cukup banyak terminologi

yang dikaitkan dengan pendapatan. Seperti misalnya pendapatan keluarga,

pendapatan masyarakat, pendapatan per kapita, pendapatan daerah, hingga

pendapatan negara.

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

22

Setidaknya terdapat dua disiplin ilmu yang memiliki penafsiran tersendiri

mengenai pengertian pendapatan. Disiplin ilmu yang pertama adalah Ilmu Ekonomi

sedangkan yang kedua adalah disiplin Ilmu Akuntansi. Pengertian pendapatan

menurut Ilmu Ekonomi adalah nilai maksimum yang dapat dikonsumsi seseorang

dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode

seperti keadaan semula. Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menitik

beratkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode.

Dengan kata lain, pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah harta

kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu

periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menutup kemungkinan perubahan

lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada

jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara sederhana, pengertian pendapatan

menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah

perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

pendapatan bisa diartikan jumlah seluruh upah, gaji, laba, pembayaran bunga,

sewa dan bentuk pendapatan lain rumah tangga dalam periode waktu tertentu.

Sedangkan menurut Boediono (1982) pendapatan dapat didefinisikan hasil

“penjualan”nya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi.

Dan sektor produksi ini “membeli” faktor-fakor produksi tersebut untuk digunakan

sebagai input proses produksi dengam harga yang berlaku dipasar faktor produksi.

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

23

Harga faktor produksi dipasar faktor produksi ditentukan oleh tarik menarik antara

penawaran dan permintaan.Menurut Fair, (2007)

pendapatan (revenue) adalah suatu pertambahan assets yang mengakibatkan

bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari

pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena

bertambahnya liabilities. Definisi ini menjelaskan bahwa suatu pertambahan assets

dapat disebut revenue apabila pertambahan assets tersebut berasal dari kontra prestasi

yang diterima perusahaan atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak lain.

Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan assets akan mengakibatkan

bertambahanya owners equity. Menurut Munandar dalam Subono, (2013)

pendapatan seseorang dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan nominal

dan pendapatan riil. Pendapatan nominal merupakan pendapatan yang diterima oleh

seseorang dalam jumlah nominal. Sedangkan pendapatan riil merupakan pendapatan

yang jumlahnya telah dideflasikan dengan perubahan harga barang dan jasa.

Pendapatan riil merupakan indikator yang paling realistis digunakan untuk mengukur

tingkat kesejahteraan seseorang. Menurut Waluyo, (2013)

4. Kontribusi Pendapatan

Kontribusi pendapatan adalah sumbangan nilai hasil yang diterima sebagai

imbalan dari anggota rumah tangga yang bekerja (Soekartawi cit Sukiyono dan

Sriyoto, 1997). Kontribusi tenaga kerja wanita diperhitungkan berdasarkan

perbandingan antara pendapatan rumah tangga dari kerja diluar pertanian dengan

Page 18: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

24

pendapatan total rumah tangga. Besar pendapatan total rumah tangga ditentukan oleh

pendapatan dari sektor pertanian, pendapatan diluar sektor pertanian, dan pendapatan

bukan upah (Sukiyono dan Sriyoto, 1997). Sumbangan pendapatan dari kerja

rumahan tidak boleh diremehkan, mengingat ada yang rata-rata 45 % pendapatan

rumah tangga berasal dari upah kerja perempuan buruh rumahan. Pendapatan

tertinggi sebagai pekerja perempuan mencapai 90 % pendapatan rumah tangga.

Kontribusi adalah segala sesuatu yang diterima oleh seseorang setelah

melakukan berbagai usaha yang memberi dampak masukan sumberdaya (benda)

maupun uang. Manfaat menghitung nilai kontribusi tersebut berguna sebagai dasar

untuk mengetahui seberapa besar peranan usaha yang selama ini dikerjakan oleh

seseorang terhadap pendapatan dan akhirnya dapat diandalkan untuk sumber

penghasilan. Perkembangan usahatani di suatu wilayah akan memberikan kontribusi

secara langsung maupun tidak langsung terhadap pendapatan daerah di wilayah

tersebut (Hidayatullah, 2011).

5. Teori Upah dan Produktivitas

Sistem pengupahan di suatu negara didasarkan kepada falsafah atau sistem

perekonomian negara tersebut. Teori yang mendasari sistem pengupahan pada

dasarnya dibedakan menurut dua ekstrem yaitu :

a. Berdasarkan ajaran Karl Marx mengenai nilai dan pertentangan kelas.

b. Berdasarkan pada teori pertambahan produk marjinal berlandaskan asumsi

perekonomian bebas. Sistem pengupahan dari ekstrim pertama pada umumnya

Page 19: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

25

dilaksankan di negara-negara penganut paham komunis, sedangkan sistem

pengupahan ekstrim kedua pada umumnya dipergunakan di negara-negara yang

digolongkan kapitalis.

Ajaran Karl Marx menyatakan bahwa hanya buruh yang merupakan sumber nilai

ekonomi. Nilai suatu barang tergantung nilai dari jasa buruh atau jumlah waktu kerja

yang dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut. Implikasi dari pandangan ini

adalah :

a. Harga barang berdeba menurut jumlah jasa butuh yang dialokasi untuk

keseluruhan proses produksi barang tersebut.

b. Jumlah jam kerja yang dikorbankan untuk memproduksi suatu jenis barang

adalah hampir sama. Oleh sebab itu hargannya dibeberapa tempat hampir

sama.

c. Seluruh pendapatan nasional diciptakan oleh buruh, jadi dengan demikian

buruh (pekerja) yang berhak memperoleh seluruh pendapatan nasional

tersebut.sistem pengupahan dan pelaksanaanya berdaarkan pandangan Karl

Maxr adalah sebagai berikut : Kebutuhan konsumsi tiap-tiap orang macam dan

jumlahnya hampir sama. Nilai(harga) setiap barang hampir sama, maka upah

tiap-tiap oarangb hampir sama.

Sistem penguapahan menurut teori Karl Marx didasarkan pada teori nilai dan

asas pertengtangan kelas. Pada dasarnya pendapat Karl Marx bahwa hanya buruh

yang merupakan sumber nilai dari jasa buruh atau dari jumlah waktu kerja yang

digunakan untuk memproduksi semua barang. Sedangkan dari pendapat lainnya dari

Page 20: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

26

teori Karl Marx adalah pertentangan kelas yang artinya bahwa kapitalis selalu

berusaha menciptakan barang barang modal untuk mengurangi penggunaan buruh.

Akibatnya adalah pengangguran besar-besaran sehingga menurunkan upah untu itu

tiada jalan lain bagi buruh kecuali untuk menjadi milik bersama.

Implikasi dari pandangan teori ini adalah : Harga barang berbeda menurut jumlah jasa

buruh yang dialokasikan untuk seluruh proses produksi barang tersebut.

1. Jumlah jam kerja yang dikorbankan untuk memproduksi suatu jenis barang

adalah hampir sama. Oleh sebab itu hargannya di beberapa tempat terjadi kira-

kira sama.

2. Seluruh pendapatan nasional diciptakan oleh buruh, jadi dengan demikian

hanya buruh (pekerja) yang berhak memperoleh seluruh pendapatan nasional

tersebut.

Sedangkan implikasi dari teori pertengan kelas:

1. Kebutuhan konsumsi tiap-tiap orang macam dan jumlahnya sama. Nilai setiap

barang yang sama adalah juga sama walaupun berbeda tempat sehingga upah

yang hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan konsumtif dari buruh sebagai

pelaksanaan fungsi sosial.

2. Sistem pengupahan tidak mempunyai fungsi pemberikan insentif untuk

menjamin peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan nasional dan,

3. Sistem kontrol yang sangat ketat diperlukan untuk menjamin setiap orang

betul-betul mau kerja menurut kemampuannya sehingga memerlukan

sentralisasi kekuasaan dan sistem paksaan.

Page 21: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

27

Sistem pengupahan ini dikatakan hanya terdapat pada masyarakat impian (utopia)

karena dalam sistem ini banyak faktor faktor yang tidak diperhitungkan sehingga

tidak mungkin sistem ini dijalankan secara murni.

6. Teori Produksi

Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan produksi

tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan dilakukan

proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan

tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta

kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi (factors of production).

Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar

nilai barang tersebut sebagai faktor-faktor produksi (Sukirno, 2010).

Faktor-faktor produksi dapat dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga

kerja, tanah, modal dan keahlian keusahawanan. Di dalam teori ekonomi, di dalam

menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan dalam tiga faktor produksi yang

belakangan dinyatakan (tanah, modal, dan keahlian keusahawanan) adalah tetap

jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah

jumlahnya. Dengan demikian, di dalam menggambarkan hubungan di antara faktor

produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan

adalah hubungan diantara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi

yang dicapai.

Page 22: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

28

Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti yang

berikut.

Q = f ( K, L, R, T)

Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini

meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah kekayaan

alam, T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah

produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu

secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat

produksi.

Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya

berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung pada jumlah modal, jumlah

tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang di gunakan. Jumlah

produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor

produksi tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda juga. Di samping itu, untuk satu

tingkat produksi tertentu, dapat pula digunakan gabungan faktor yang berbeda.

Sebagai contoh, untuk memproduksi jumlah hasil pertanian tertentu perlu digunakan

tanah yang lebih luas apabila bibit unggul dan pupuk tidak digunakan, tetapi luas

tanah bisa di kurangi apabila pupuk dab bibit unggul dan teknik bercocok tanam

modern digunakan. Dengan perbandingan berbagai faktor-faktor produksi untuk

menghasilkan sejumlah barang tertentu dapat ditentukan gabungan faktor produksi

yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang tersebut.

Page 23: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

29

Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua

pendekatan berikut:

1. Teori produksi dengan satu faktor berubah.

2. Teori produksi dengan dua faktor berubah.

Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata Dan Produksi Marginal.

Antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marginal dapat

digambarkan secara grafik, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.

Kurva TP adalah kurva produksi total. Ia menunjukkan antara jumlah produksi dan

jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Bentuk

TP cekung keatas apabila tenaga kerja yang di gunakan masih sedikit (yaitu apabila

tenaga kerja kurang dari 3). Ini berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan kalau

dibandingkan dengan.

Sumber : Sukirno, 2010

Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi Marginal.

TP

AP

MP 8

0

520

410

270

3 4

Tahap I Tahap II Tahap III

Page 24: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

30

Faktor produksi lain (dalam contoh faktor produksi lain tersebut adalah tanah)

yang di anggap tetap jumlahnya. Dalam keadaan yang seperti itu produk marginal

bertambah tinggi, dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP (yaitu kurva produksi

marginal ) yang menarik. Setalah menggunakan empat tenaga kerja, pertambahan

tenaga kerja selanjutnya tidak akan menambah produksi total secepat seperti

sebelumnya. Keadaan ini di gambarkan oleh (i) kurva produksi marginal (kurva MP)

yang menurun, dan (ii) kurva produksi total (kurva TP) yang mulai berbentuk

cembung ke atas.

Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi marginal adalah lebih

tinggi daripada produksi rata-rata. Maka kurva produksi rata-rata, yaitu kurva AP,

akan bergerak ke atas atau horizontal. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi

rata-rata bertambah tinggi atau tetap. Pada waktu 4 tenaga kerja digunakan kurva

produksi marginal memotong kurva produksi rata-rata. Sesudah perpotongan tersebut

kurva produksi rata-rata menurun ke bawah yang menggambarkan bahwa produksi

rata-rata semakin merosot. Perpotongan di antara kurva MP dan kurva AP

menggambarkan permulaan dari tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata

mencapai tingkat yang paling tinggi.

Tahap ketiga dimulai pada waktu 9 tenaga kerja digunakan. Pada tingkat tersebut

kurva MP memotong sumbu datar dan sesudahnya kuva tersebut berada di bawah

sumbu datar. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi marginal mencapai angka

yang negatif. Kurva produksi total (TP) mulai menurun pada tingkat ini, yang

menggambarkan bahwa produksi total semakin berkurang apabila lebih banyak

Page 25: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

31

tenaga kerja digunakan. Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukkan bahwa tenaga

kerja yang digunakan adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk

menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efisien.

Sukirno, (2010)

faktor produksi merupakan hal yang mutlak dalam proses produksi karena tanpa

faktor produksi kegiatan produksi tak dapat berjalan. Fungsi produksi

menggambarkan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, suatu industri atau

suatu perekonomian secara keseluruhan. Disamping itu suatu fungsi produksi akan

menggambarkan kepada kita tentang metode produksi yang efisien secara teknis,

dalam arti metode produksi tertentu kuantitas bahan mentah yang digunakan adalah

minimal dan barang modal yang lainpun juga minimal. Metode produksi yang efisien

merupakan hal yang sangat diharapkan oleh produsen. Secara umum fungsi produksi

menunjukkan bahwa jumlah barang, produksi tergantung pada jumlah faktor produksi

yang digunakan. Jadi hasil produksi merupakan variabel tidak bebas, sedangkan

faktor produksi merupakan variabel bebas. Menurut Nuraini, (2013)

7. Teori Pengaruh Umur, Jumlah Produksi dan Lama Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya upah tenaga kerja, yaitu :

1. Umur

Umur tenaga kerja cukup menentukan keberhasilan dalam melakukan suatu

pekerjaan, baik sifatnya fisik maupun non fisik. Pada umumnya, tenaga kerja yang

Page 26: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

32

berumur tua mempunyai tenaga fisik yang lemah dan terbatas, sebaliknya tenaga

kerja berumur muda mempuyai kemampuan fisik yang kuat (Amron, 2009).

Pengalaman kerja tercemin dari pekerja yang memiliki kemampuan bekerja pada

tempat lain sebelumnya. Semakin banyak pengalaman yang didapatkan oleh seorang

pekerja akan membuat pekerja semakin terlsatih dan terampil dalam melaksanakan

pekerjaannya (Amron, 2009). Adanya tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja

diharapkan memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Semakin lama

seseorang dalam pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya maka diharapkan akan

mampu meningkatkan produktivitasnya. Maka dapat dikatakan bahwa pengalaman

kerja memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja.

2. Masa kerja

Menurut Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991)

menyatakan bahwa, masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang

akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Menurut kamus besar

bahasa Indonesia (1984), pengalaman kerja didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau

proses yang pernah di alami oleh seseorang ketika mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Masa kerja menunjukan berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing

pekerjaan atau jabatan. Kreitner dan Kinicki (2004) menyatakan bahwa, masa kerja

yang lama akan cenderung membuat seseorang pegawai lebih merasa betah dalam

suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan

lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan merasa nyaman

Page 27: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

33

dengan pekerjaanya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dan intansi

atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua. Karyawan merasa bahwa

semakin lama mereka bekerja disuatu perusahaan akan menjadi kehidupan mereka

menjadi lebih baik dari segi upah dan jaminan masa depan.

Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih marasa

betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantarannya karena telah

beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan

merasa nyaman dengan pekerjaannya. Hubungan dari masa kerja dengan upah kerja

adalah bahwa semakin lama seorang pekerja bekerja pada perusahaan tersebut, maka

dia akan semakin dihargai oleh perusahaannya dan upah bagi perusahaan itu juga

akan berkorelasi dengan masa pengabdiannya sehingga mengalami peningkatan

menurut Kreitner dan Kinicki (2004) .

3. Kuantitas produksi

Teori produksi adalah teori yang menerangkan sifat hubungan antara tingkat

produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi yang digunakan.

Konsep utama yang dikenal dalam teori ini adalah memproduksi output semaksimal

mungkin dengan input tertentu, serta memproduksi sejumlah output tertentu dengan

biaya produksi seminimal mungkin.

Untuk menghasilkan jumlah output tertentu, perusahaan menentukan kombinasi

pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis terhadap perusahaan yang

melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka

panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan dikatakan berada dalam

Page 28: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

34

jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed

input).

Dalam jangka pendek tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor

produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap misalnya modal

seperti mesin dan peralatannya, bangunan perusahaan dan lain-lain. Sedangkan dalam

jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Berarti dalam

jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang

diperlukan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan penyesuaian terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi di pasar. Dalam ekonomi, konsep jangka pendek

mengacu pada kondisi dimana minimal terdapat satu input yang bersifat tetap

jumlahnya. Jangka panjang adalah periode waktu dimana seluruh input bersifat

variabel. Jangka waktu ini tidak ada hubungannya dengan periode waktu yang biasa

kita kenal (tahun, bulan, hari) namun berkaitan dengan perusahaan dan sumber daya

yang dibicarakan. Dalam suatu industri mungkin jangka pendek berarti satu bulan

namun industri lain mungkin satu tahun.

Jangka Waktu Produksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Jangka Pendek (short run). Yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat di

sesuaikan namun input tetap tidak dapat disesuaikan, dan

2. Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input

variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah. Adapun

tujuan dari perbedaan jangka waktu atau periodisasi dalam produksi adalah

untuk meminimumkannya biaya produksi.

Page 29: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

35

Dalam jangka pendek perusahaan memiliki input tetap dan menentukan berapa

banyaknya input variabel yang harus dipergunakan. Untuk membuat keputusan,

pengusaha akan memperhitungkan seberapa besar dapat penambahan input variabel

terhadap produksi total misalnya input variabelnya adalah tenaga kerja dan input

tetapnya adalah modal. Apabila tenaga kerja yang dipergunakan sebanyak 0, produksi

juga nol. Ini berarti proses produksi tidak akan menghasilkan output apabila hanya

mempergunakan satu macam input. Apabila jumlah tenaga kerja yang dipergunakan

semakin banyak, maka output meningkat.

C. Kerangka Pemikiran

Dengan memperhatikan uraian yang telah dipaparkan terdahulu, maka pada

bagian ini akan diuraikan beberapa hal untuk dijadikan landasan berfikir untuk

kedepannya. Landasan yang dimaksud akan lebih mengarahkan penulis untuk

menemukan data atau informasi dalam penelitian ini guna memecahkan masalah yang

telah dijelaskan sebelumnya.

Page 30: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35441/3/jiptummpp-gdl-riscayulia-49862-3-babii.pdf · (umur,tingkat pendidikan,pengalaman bekerja,jumlah produksi,harga

36

Untuk itu maka penulis menggambarkan skema pada gambar 2.2 sebagai berikut.

Sumber : Ilustrasi Peneliti, 2017

Gambar 2.2 Kerangka pemikiran analisis pendapatan tenaga kerja wanita pada

home industri kripik pisang di Kecamatan Tempursari Kabupaten

Lumajang.

D. Perumusan Hipotesis

H0 = Di duga Umur, Jumlah Produksi dan Lama Kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan tenaga kerja.

H1 = Di duga Umur, Jumlah Produksi dan Lama Kerja berpengaruh signifikan

terhadap pendaptan tenaga kerja wanita.

Umur (X1)

Pendapatan Tenaga Kerja

(Y)

Jumlah Produksi (X2)

Lama Kerja (X3)