BAB II KONSEP DASAR -...

63
9 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Keluarga 1. Pengertian keluarga Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas. ( Spredley dan allender,1996 yang dikutip oleh Setyowati, 2008) Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik , mental emosional serta sosial deari tiap anggota keluarga. (Duvall dan logan,1986 yang dikutip oleh Setyowati, 2008) keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing – masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya,1978 yang dikutip oleh Setyowati, 2008)

Transcript of BAB II KONSEP DASAR -...

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

 

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,

sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam

interelasi sosial, peran dan tugas. ( Spredley dan allender,1996 yang

dikutip oleh Setyowati, 2008)

Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,kelahiran, dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik , mental emosional serta sosial deari

tiap anggota keluarga. (Duvall dan logan,1986 yang dikutip oleh

Setyowati, 2008)

keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu

rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.

Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran

masing – masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

(Bailon dan Maglaya,1978 yang dikutip oleh Setyowati, 2008)

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

10 

 

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik

keluarga adalah ( Setyowati, 2008) :

a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

perkawinan atau adopsi.

b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka

tetap memperhatikan satu sama lain.

c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing- masing

mempunyai peran sosial suami, istri, anak, kakak, adik.

d. Mempunyai tujuan ;

a) menciptakan dan mempertahankan budaya,

b) meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2. Tipe Keluarga

Keluarga yang memperlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial

maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan

peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat

perlu mengetahui bebagai tipe keluarga.

Berikut ini akan di sampaikan bebagai tipe keluarga :

a. Keluarga inti/Nuclear family, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri

dari suami istri,dan anak ( kandung atau angkat ).

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

11 

 

b. Keluarga besar/extended family, yaitu keluarga inti ditambah dengan

keluarga yang lain Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang

terdiri dari suami, istri, yang mempunyai hubungan darah, misalnya :

kakek,nenek, keponakan, paman bibi.

c. Keluarga berantai ( Serial Family) adalah keluaega yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (single family) adalah yang terjadi karena

perceraian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligamidan hidup secara bersam-sama.

f. Keluarga kabitas ( cahabitation) adalah 2 orang yang menjadi satu

tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. (Murwani, 2007)

3. Fungsi keluarga

Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai

berikut :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psiko sosial. Keberhasilan melaksanakan fungsi

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

12 

 

anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim

yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui

interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga

yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga

dapat mengembangkan konsep diri positif.

Menurut (Murwani,2007) komponen yang perlu dipenuhi oleh

keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh ; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan

dukungan dari anggota yang lain. Maka, kemampuan untuk

memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya

tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan

intim didalam keluarga merupakan modal besar dalam memberikan

hubungan dengan orang lain diluar keluarga / masyarakat

2) Saling menghargai; Bila anggota saling menghargai dan mengakui

keberadaan dan setiap hak anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan

tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga

dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada

berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus

mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

13 

 

anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang

tuanya.

Fungsi afektif merupakan “sumber energi“ yang menentukan

kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau

masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak

dapat terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi.

Sosialisasi adalah proses pengembangan dan perubahan yang dilalui

individu, yang menghasilkan interaksi social. Sosialisasi dimulai sejak

manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar

bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,

ibu, dan orang – orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita

dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun

demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.

Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai dalam

interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan

dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-

norma, budaya, dan prilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,

selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan

untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

14 

 

Dalam hal ini keluarga juga berfungsi untuk memelihara dan

membesarkan anak.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,

pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat

dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini

menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek

asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan

kesehatan, dan atu merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan

keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status

kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga

yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas

kesehatan berarti sanggup menyeleseikan masalah kesehatan.

Tugas kesehatan keluaraga adalah sebagai berikut : (Friedmann 1998)

1) Mengenal masalah kesehatan

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah pada

diabetes mellitus salah satu faktor penyebabnya adalah karena

kurang pengetahuan tentang diabetes mellitus. Apabila keluarga

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

15 

 

tidak mampu mengenal masalah diabetes mellitus,ppenyakit

tersebut akan mengakibatkan komplikasi.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang

tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak

memahami tentang sifat,berat,dan luasnya masalah yang dihadapi

dan masalah tidak begitu menonjol. Penyakit diabetes mellitus

yang tanpa penanganan akan mengakibatkan komplikasi.

3) Memberikan perawatan pada anggota yang sakit.

Ketidakmampuan dalam merawat anggota keluarga disebabkan

karena tidak mengetahui keadaan penyakit,misalnya keluarga tidak

mengetahui tentang pengertian, tanda dan gejala,penyebabnya dan

pengelolaan pada diabetes mellitus.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan yang

dapat berpengaruh terhadap kesehatan.

Ketidakmampuan ini disebabkan karena sumber-sumber dalam

keluarga tidak mencukupi,diantaranya adalah biaya.

5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat.

Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai

masalah diabetes mellitus. Agar penderita dapat memeriksakan

kesehatannya secara rutin.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

16 

 

4. Dimensi Dasar Struktur Keluarga

Menurut ( Friedman, 1998) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, Selalu

menyeleseikan konflik keluarga berpikiran positif, dan tidak

mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

1) Karakteristik pengirim :

a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.

b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik penerima :

a) Siap mendengarkan masukan dan pendapat dari anggota

keluarga

b) Memberikan umpan balik dari setiap pendapat yang di

Kemukakan anggota keluarga.

c) Melakukan validasi

b. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi social yang di berikan. Yang dimasksud dengan posisi atau

status adalah posisi individu dalam masyarakatmisalnya sebagai

suami, istrri, anak dan sebagainya. Tetapi terkadang peran ini tidak

dapat di jalanka oleh masing-masing individu dengan baik. Ada

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

17 

 

beberapa anak yang terpaksa memenuhi kebutuhan anggota keluarga

yang lain sedang orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam

diri di rumah.

c. Strukur Kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk mengubah

periklaku orang lain ke arah positif.

Ada beberapa macam tipe kekuatan struktur kekuatan :

1) Legitimate power/kekuasaan/hak untuk mengontrol

Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa

dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol

tingkah laku anggota keluarga yang lain.

2) Referent power/seseorang yang ditiru

Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain

karena identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi

positif seorang anak dengan orang tua (role mode).

3) Reward power/kekuasaan penghargaan

Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima

oleh seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena

kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

18 

 

4) Coercive power/kekuasan paksaan/dominasi

Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum

dengan paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau

taat.

5) Affective power/kekuasaan afektif kekuasaan yang diberikan

melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan

afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual

pasangan suami istri.

d. Nilai-Nilai Keluarga

Nilai merupakan suatu system sikap dan kepercayaan yangt

secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu

budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu perkembangan norma

dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat

berdasarkan system dalam keluarga.

Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat

dipelajari, dibagi, dan di tularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan

masalah.

5. Peran perawat keluarga

Dari 5 fungsi keluarga diantaranya adalah fungsi perawat kesehatan

dimana perawat kesehatan bersama perawat menyelesaikan masalah

kesehatan.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

19 

 

Perawat kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga

yang sehat. Fungsi perawat adalah membantu keluarga untuk

menyelesaikan masalah keluarga dengan cara meningkatkan

kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan

keluarga.

Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam

menylesaikan masalah atau melakukan perawatan kesehata keluarga,

diantaranya sebagai berikut :

a. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

dengan tujuan sebagai berikut : (a)keluarga dapat melakukan program

asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan (b) bertanggung jawab

terhadap masalah kesehatan keluarga. Dengan diberikan pendidikan/

penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengatasi dan bertanggung

jawab terhadap masalah kesehatannya.

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan

yang komperhensif dapat tercapai. Koordinasi juga diperlukan untuk

mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar

tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

20 

 

c. Pelaksana

Perawawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah,

klinik, maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan

perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui

anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan

kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan

keluarga nanti dapat memberikan asuhan langsung kepada anggota

keluarga yang sakit.

d. Pengawas Kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit atau

kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan

pengkajian tentang kesehatan keluarga. Perawat tidak hanya

melakukan kunjungan tetapi diharapkan ada tindak lanjut dari

kunjungan ini.

e. Konsultan

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau memint nasehat pada perawat maka

hubungan antara keluarga dan perarawat harus dibina dengan baik,

perawatan harus terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian,

harus ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan

keluarga.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

21 

 

f. Kolaborasi

Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan

pelayanan rumah sakit, puskesmas dan anggota tim kesehatan yang

lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.

Kolaborasi tidak hanya dilakukan sebagai perawat di rumah sakit

tetapi di keluarga dan komunitas pun juga dapat di laksanakan.

g. Fasilitator

Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam

menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yang

optimal. Kendala yang sering di alami keluarga keraguan didalam

menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi dan sosial

budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka

perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan,

misalnya sistem rujukan dan dana sehat.

h. Penemu Kasus

Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah

mengidentifikasi kesehatan secara dini (Case Finding), sehingga tidak

terjadi ledakan atau kejadian luar biasa (KLB).

i. Modifikasi Lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik

lingkungan rumah, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat

tercipta lingkungan yang sehat. Lingkungan yang baik untuk diabetes

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

22 

 

mellitus adalah dengan penataan perabot rumah yang rapi,

pencahayaan yang terang,lantai bersih dan tidak licin.(Murwani, 2007)

6. Tahap - Tahap Perkembangan Keluarga

Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga

agar dapat melalui tahap tersebut dengan sukses.(Setyowati,2008)

a. Tahap perkembangan Pasangan Baru meliputi:

1) Membina hubungan intim dengan pasangan

2) Membina hubungan dengan Keluargalain, teman kelompok

sosial

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Tahap perkembangan Keluatrga Child bearing ( kelahiran anak

pertama ) meliputi :

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi,

hubungan seksual, dan kegiatan.

3) Mempertahankan hubungan intim dengan pasangan.

c. Tahap perkembangan keluarga dengan Anak Prasekolah

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan

tempat tinggal, privasi dan rasa aman.

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementar kebutuhan

anak yang lain juga terpenuhi

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

23 

 

4) Mempertahankan hubungan yang sehatbaik didalam maupun di

luar keluarga

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

6) Pembagian tanggung jawab keluarga

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak

d. Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

1) Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah, dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman dengan pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga

e. Tahap Perkembangan Keluarga dengan anak Remaja

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa.

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua,hindari perdebatan

4) Perubahan sistem peran dan peraturan ntuk tumbuh kembang

keluarga

f. Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Dewasa

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan pasangan

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

24 

 

3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan

memasuki masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Pemantauan kembali peran dan kkegiatan rumah tangga

g. Tahap Perkembangan Pra Lansia

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak – anak

3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Tahap Perkembangan Usia Lanjut

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatan fisik, dan pendapatan

3) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

4) Melakukan live review

B. Konsep Lansia

1. Pengertian

Menurut Constantinides (1994) dalam Nugroho (2000) mengatakan

bahwa menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

25 

 

Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13 Tahun 1998 tentang

kesehatan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia

lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).

2. Batasan-Batasan Usia Lanjut

Ada beberapa pendapat tentang batasan-batasan usia lanjut yaitu:

a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly), yaitu kelompok usia 60-74 tahun

3) Lanjut usia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun

4) Usia saat tua (very old), yaitu kelompok usia di atas 90 tahun

b. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog UI)

Mengatakan bahwa lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.

Kedewasaan dibagi 4 bagian:

1) Fase Inventus: antara umur 25-40 tahun

2) Fase verilitas: antara umur 40-50 tahun

3) Fase praesenium: antara umur 55-65 tahun

4) Fase senium: umur antara 65 tahun hingga tutup usia

c. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro

Pengelompokan usi lanjut adalah sebagai berikut:

1) Usia Dewasa Muda (elderly adulhood): umur 18 atau 20-25 tahun

2) Usia Deawasa Penuh (middle years) atau maturitas: umur 25-60

atau 65 tahun

3) Lanjut usia (geriatric age): umur 65 atau 70 tahun

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

26 

 

4) Young old: umur 70-75 tahun

5) Old: umur 75-80 yahun

6) Very old: umur lebih dari 80 tahun

3. Teori-Teori Proses Penuaan

Menurut Stanley dan Patricia (2002) beberapa teori tentang penuaan

dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu:

a. Teori Biologis, yaitu teori yang mencoba untuk menjelaskan proses

fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan,

panjang usia dan kematian.perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk

perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan

kemampuan untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.

1) Teori Genetika

Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama

dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkunagan pada

pembentukan kode etik. Penuaan adalah suatu proses yang secara

tidak sadar di wariskan yang berjalan dari waktu mengubah sel

atau struktur jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup

dan panjang usia telah ditentukan sebelumnya.

2) Teori dipakai dan rusak

Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik

atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong

malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

27 

 

Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami

kerusakan berdasarkan suatu jadwal.

3) Riwayat Lingkungan

Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan

(misalnya, karsinogen dari industri cahaya matahari, trauma dan

infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses penuaan.

Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan,

dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan

bukan merupakan faktor utama dalam penuaan.

4) Teori Imunitas

Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem

imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bartamdah

tua,pertahanan mereka lebih rentan untuk menderita berbagai

penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya

fungsi imun, terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh.

5) Teori Neuroendokrin

Teori-teori biologi penuaan, berhubungan dengan hal-hal

seperti yang telah terjadi pad struktur dan sel,

b. Teori Psikologis, teori ini memusatkan perhatian pada perubahan sikap

dan perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari

implikasi biologi pad kerusakan anatomis. Perubahan sosiologis

dikombinasikan dengan perubahan psikologis.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

28 

 

1) Teori Kepribadian

Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan

yang subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya dan telah

merangsang penelitian yang pantas di pertimbangkan. Teori

kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis

tanpa menggambarakn harapan atau tugas spesifik lansia.

2) Teori Tugas perkembangan

Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu

melihat kehidupan seseorang senagai kehidupan yang di jalani

dengan integritas. Dengan kondisi tidak adanya pencapaian pada

perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka

lansia tersebut beresiko untuk disibukkan denagn rasa penyesalan

atau putus asa.

3) Teori Disengagement (Teori Pembebasan)

Yaitu suatu proses yang menggambarkan penarikan diri

oleh lansia dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya.

4) Teori Aktifitas

Lawan langsung dari teori pembebasan adalah teori aktifitas

penuaan, yang berpandapat bahwa jalan menuju panuaan yang

sukses adalah dengan cara tetap aktif.

5) Teori Kontinuitas

Teori ini juga dikenal dengan teori perkembangan. Teori ini

menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan

Page 21: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

29 

 

kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang

akan dapat menyesuaikan diri terhadap penuaan.

4. Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lansia

a. Perubahan Fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada lansia meliputi perubahan dari

tingkat sel sampai sistem organ tubuh yaitu sistem persyarafan,

pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan

temperatur tubuh, respirasi, gastrointestinal, genitourinaria, endokrin,

integumuen, muskuluskeletal.

b. Perubahan Mental

Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan

psikomotor. Faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu:

perubahan fisik, kesehatah umum, tingkat pendidikan, keturunan,

lingkungan. Dari segi mental emosional lansia sering muncul perasaan

pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan

mental akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut

di terlantarkan karena tidak berguna lagi.

c. Perubahan Psikososial

Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat

beragam, tergantung kepada kepribadian individu yang bersangkutan.

Masalah yang akan muncul adalah pensiun. Apabila seseorang telah

mengalami pensiun, maka ia akan kehilangan teman, pekerjaan, dan

Page 22: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

30 

 

status. Lansia merasakan atau sadar akan kematiannya, sehingga lansia

menimbulkan perasaan cemas.

5. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia

Menurut Maryam dkk (2008) masalah kesehatan jiwa yang sering

timbul pada lansia adalah:

a. Kecemasan, dengan gejala: perasaan khawatir atau takut yang tidak

rasional akan kejadian yang akan terjadi, sulit tidur sepanjang malam,

rasa tegang dan cepat marah, sering mengeluh akan gejala yang ringan

atau takut terhadap penyakit yang berat misalnya; kankaer dan penyakit

jantung yang sebenarnya tidak dideritanya, sering memebayangkan hal-

hal yang menakutkan, rasa panik terhadap masalah yang ringan.

b. Depresi, ini merupakan masalah kesehatan jiwa yang sering didapatkan

pada lansia.

c. Insomnia, kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah, yang

terkadang dapat mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain yang

tinggal yang tinggal serumah. Perubahan pola tidur dapat berupa

d. Paranoid, lansia terkadang merasa bahwa ada orangyang mengancam

mereka, membicarakan, serta berkomplot ingin melukai aatu mencuri

barang miliknya. Bila kondisi ini berlangsung lam dan tidak ada

dasarnya, ini merupakan kondisi yang disebut paranoid.

e. Demensia, demensia senilis merupakan gangguan mental yang

berlangsung progresif, lambat, dan serius yang disebabkan oleh

kerusakan organik jaringan otak. 

Page 23: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

31 

 

C. Konsep Diabetes Mellitus

1. Pengertian

Masjoer (1999) menyatakan bahwa DM adalah keadaan hipergklemi

kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolic akibat gangguan

hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,

ginjal, saraf dan pembuluh darah, desertai lesi pada membran besalis

dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolic yang kebanyakan

herediter, demham tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai

dengan atau tidak adanya gejala klinik akut maupun kronik, sebagai

akiobat kurangnya insulin efektif didalam tubuh, gangguan priemer

terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga

gangguan metabolisme lemak dan protein. (Askandar, 2000).

Sedangkan tapan (2006) menjelaskan bahwa DM adalah penyakit

kronis yang disebabkan oleh keturunan atau didapat. Konsentrasi glukosa

yang berlebih pada darah dapt menyebabkan kerusakan sel tubuh.

Long (1996) menjelasakan bahwa DM metupakan penyakit kronik

yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat,

protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan

mikrovaskuler dan neurologis.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

32 

 

Price dan Wilson (1995) menambahkan bahwa DM merupakan

gangguan metabolisme yang dimanifestasikan dengan hilang toleransi

karbohidrat yang terjadi secara genetis maupun didapat.

Diabetes mellitus merupakan sekolompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa alam darah atau hiperglikemi.

Glokusa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.

Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner dan

Suddarth, 2002).

Dari berbagai definisi diatas tentang DM diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa DM adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

gangguan hormonal (dalam hal ini adalah hormon insulin yang dihasilkan

oleh pancreas) dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana

seorang tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat

menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik, karena proses

autoimmune, dipengaruhi secara genetik dengan gejala yang pada

akhirnya menuju tahap perusakan imunologi sel-sel yang memperoduksi

insulin.

Klasifikasi

Klasifikasi yang ditentukan oleh National Diabetes Data Group of

The National Institute of Health, sebagai berikut :

Page 25: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

33 

 

1. Diabetes mellitus tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes

Melitus) atau tipe juvenil.

Yaitu ditandai dengan kerusakan insuln dan ketergantungan

pada terapi insulin untuk untuk mempertahankan hidup. Diabetes

mellitus tipe I juga disebut juvenile onset, karena kebanyakan terjadi

sebelum umur 20 tahun. Pada tipe ini terjadi destruksi sel bata

pancreas dan menjurus ke definisi insulin absolute. Mereka cenderung

mengalami komplikasi metabolik akut berupa ketosis dan

ketoasidosis.

2. Diabetes mellitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent

Diabetes Melitus)

Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi definisi

insulin secara absolute melainkan relative olh karena gangguan sekresi

insulin bersama resistensi insulin. Terjadi pada semua umur, lebih

sering pada usia dewasa dan ada kecenderungan familiar.

NIDDM dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin

yang beredar dalam darah namun tetap memiliki reseptor yang tidak

efektif.

3. Gestational Diabetes

Disebut juga DMG atau diabetes mellitus gestational. Yaitu

intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan, dimana

meningkatnya hormon - hormon pertumbuhan dan meningkatkan

Page 26: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

34 

 

suplai asam amino dan glukosa pada janin yang mengurangi

keefektifitasan insulin.

4. Intoleransi glukosa

Berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu, yaitu

hiperglikemi yang terjadi karena penyakit lain. Penyakit pankreas,

obat – obatan, dan bahan kimia. Kelainan reseptor insulin dan

syndrome genetik tertentu. Umumnya obat – obatan yang

mencetuskan terjadinya hiperglikemia antara lain : diuretic furosemid

(lasik), dan thiazide, glukotikoid, epinefrin, dilantin, dan asam

nikotinat (Long, 1996).

2. Anatomi dan Fisiologi

pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-

kira 15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan

beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis

1 dan 2 di belakang lumbung.

pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di

dalam tubuh baik hewan maupun manusia. bagian depan (kepala)

kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum

dan bagian pilorus dari lambung. bagian badan yang merupakan

bagian utama dari organ ini merntang kearah limpa dengan bagian

ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. dari segi perkembangan

Page 27: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

35 

 

embriologis, kelenjar pancreas terbentuk ari epitel yang berasal dari

lapisan epitel yang membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu : (1). Asini

sekresi getah pencemaran kedalam duodenum. (2). pulau langerhans

yang tidak mengeluarkan skretnya keluar, tetapi menyekresi insulin

dan glukagon langsung ke darah.

Pulau-pulau langerhans yang menjadi system endokrinologis

dari pankreas terbesar dari seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3 %

dari berat total pankreas. pulau langerhans berbentuk ovoid dengan

besar masing-masing pulau berbeda. besar plau langerhans yang

terkecil aalah 50μ, sedangkan yang terbesar 300μ, terbanyak adalah

yang besarnya 100-225μ. jumlah semua pulau langerhans di pankreas

diperkirakan antara 1-2 juta.

Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu:

(1). Sel-sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20-40 % ; memproduksi

glikagon yang menjadi faktor hiperglikemik, suatu hormone yang

mempunyai “anti insulin like activity”.

(2). Sel-sel B (betha), jumlahnya sekitar 60-80 %, membuat insulin.

(3). Sel-sel D (delta), jumlanya sekitar 5-15 %, membuat samatostatin.

Masing-masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan

struktur dan sifat pewarnaan. di bawah mikroskop pulau-pulau

langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung

Page 28: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

36 

 

pembuluh darah kapiler. pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi

berbeda dengan sel beta yang normal dimana sel beta tidak

menunjukan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak

berfungsi.

Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808

untuk insulin manusia. molekul insulin terdiri dari dua rantai

polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. kedua rantai ini

dihubungkan oleh dua jembatan (perangkai), yang terdiri dari

disulfida. rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari

30 asam amino. insulin dapat larut pada pH 4-7 dengan titik

isoelektrik pada 5,3. sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus

berikatan dengan protein reseptor yang besar didalam membrane sel.

Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan

dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi.

Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar

glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat

diatas 100mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar

glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.

Selain kadar glukosa darah, faktor lain selain asam amino, asam

lemak, dan hormon gastrointestinal merangsang sekresi insulin dalam

derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk

Page 29: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

37 

 

meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membrane sel ke

jaringan terutama sel-sel otot, fiubroblas dan sel lemak.

3. Etiologi dan Predisposisi

DM dapat disebabkan oleh banyak faktor. Noer (1996)

menyebutkan bahwa da 4 penyebab terjadinya DM, yaitu faktor

keturunan, fungsi sel pankreas, dan sekresi insulin yang berkurang,

kegemukan atau obesitas, perubahan karena usia lanjut berhubungan

dengan resistensi insulin.

Faktor keturunan dapat menjadi penyebab yang mengambil

peranan paling penting dalam terjadinya DM karena pola familial yang

kuat (keturunan) mengakibatkan terjadinya kerusakan sel sel beta

pankreas yang memperoduksi insulin. Sehingga terjadi kelainan dalam

sekresi insulin maupun kerja insulin (Long, 1996).

Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang dapat

terjadi karena insulin diperlukan untuk transport glukosa, asam amino,

kalium dan fosfat yang melintasi membran sel untuk metabolosme

intraseluler. Jika terjadi kekurangan insulin akibat kerusakan fungsi sel

pankreas akan menyebabkan gangguan dalam metabolisme karbohidrat,

asam amino, kalium dan fosfat (Long, 1996).

Kegemukan atau obesitas dapat sebagai pencetus terjadinya DM

karena insiden DM menurun pada populasi dengan suplai yang rendah dan

meningkat pada mereka yang mengalami perubahan makanan secara

Page 30: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

38 

 

berlebihan. Obesitas merupakan faktor resiko tinggi DM karena jumlah

reseptor insulin menurun pada obesitas mengakibatkan intoleransi glukosa

dan hiperglikema (Price dan Wilson, 1995).

Perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan resistensi

insulin dapat mendukung terjadinya DM karena toleransi glukosa secara

berangsur-angsur akan menurun bersamaan dengan berjalannya usia

seseorang mengakibatkan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dan lebih

lamanya keadaan hiperglikema pada usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan

berkurangnya pelepasan insulin dan penurunan sensitifitas perifer

terhadap insulin (Long, 1996).

Etiologi pada DM telah dijabarkan oleh para ahli, yaitu berkaitan

dengan fungsi organ dan berbagai faktor resiko yang mendahului.

Mansjoer (1996 : 588) menyatakan bahwa Insulin Dependent

Diabetes Melitus (IDDM), atau DM yang tergantung pada insulin (tipe I)

disebabkan oleh destruksi sel pita pulau langerhans akibat proses

autoimmune sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

(NIDDM) atau tipe II disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi

insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk

merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk

menghambat produksi glukosa oleh hati.sel beta tiddak mampu

mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya (terjadi defisiensi relatif

insulin).

Page 31: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

39 

 

Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya DM, diantaranya :

a. Faktor genetik (herediter)

Resiko terkena DM meningkat apabila ada anggota yang terkena atau

menderita DM, yaitu pada kembar monozigote dan autosomonal

dominan. Insulin Dependen Melitus : < 50% dan Non insulin

Dependent Melitus : 90-100 % (long , 1996)

b. Faktor ras dan etnik tertentu.

NIDDM biasanya dialami oleh non kulit putih, pada masyarakat

amerika angka kejadian adalah 1:3, sedangkan pada populasi umum

adalah 1:2000 (long, 1996).

c. Faktor autoimmune

Sel-sel beta pangkreas dihancurkan oleh proses autoimmune.

d. Proses radang atau infeksi

Pada kasus prangkeastitis akan terjadi hambatan sekresi insulin

e. Faktor obesitas

Jumlah reseptor insulin menurun pada orang yang kegemukan

(long, 1996)

f. Pada keadaan tertentu

Misalnya pada wanita masa kehamilan atau karena efek dari obat-

obatan tertentu (long, 1996).

Page 32: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

40 

 

4. Patofisiologi

Insulin dan glukagon diproduksi dalam pankreas, yang

merupakan kelenjar eksokrin yang lebih dari sejuta kumpulan pulau-

pulau sel terletak alpha yang memproduksi glukagon ; sel beta, yang

mensekresi insulin, sel delta yang mensekresi gastrin dan sumatostatin

pankreas.

Mekanisme kerja insulin adalah hipoglikemik dan anabolitik.

Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa yang

melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel

hati dan otot yang disebut proses glikogenesis. Proses ini mencegah

terjadinya hiperglikemik. Jika terjadi kekurangan insulin maka

menyebabkan perubahan metabolisme yang menyebabkan hiperglikemi,

antara lain:

a. Transpor gula yang melewati membran sel berkurang

b. Glukogenesis berkurang, dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam

darah

c. Glikogenesis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan

glukosa hati akan dicurahkan secara terus-menerus

d. Glukogenesis meningkat sehingga glukosa dalam darah meningkat

dari hasil pemecahan asam amino dan lemak.

Ketosis menyebabkan asidosis dan terjadi koma.Hiperglikemia

meningkatkan osmolaritas darah.jika konsentrasi kerja dalam darah

meningkat dan melebihi ambang ginjal, maka pada penyaringan di

Page 33: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

41 

 

glomerulus dan reabsorpsi glukosa pada tubulus pun berkurang sehingga

terjadi glukosurya.karena glukosa dalam larutan, maka pengeluaran

urinepun banyak sebanding dengan pengeluaran glukosa.hal ini

dinamakan poliuri.Banyak garam mineral tubuhpun ikut keluar bersama

urine sehingga menyebabkan kekurangan kadar garam dan terjadi

penarikan cairan dari intra seluler dan extra seluler dan merangsang rasa

haus berkepanjangan (polidipsi), starvasi seluler dan kehilangan kalori

akan merangsang rasa lapar yang berkepanjangan (polifagi).( Price dan

Wilson, 2004)

5. Manifestasi Klinis

a. Gejala klasik pada DM ( Brunner & Suddarth, 2002) adalah :

1) Poliuri (banyak buang air kecil), frekuensi buang air kecil

meningkat termasuk pada malam hari

2) Polidipsi (banyak minum), rasa haus meningkat

3) Polifagi(banyak makan), rasa makan meningkat

b. Gejala lain yang dirasakan penderita

1) Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari

2) Keletihan

3) Penglihatan/pandangan kabur

4) Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah, dan

penurunan kesadaran

c. Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :

1) Kehilangan berat badan

Page 34: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

42 

 

2) Luka, goresan lama sembuh

3) Kaki kesemutan, mati rasa

4) Infeksi kulit

6. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

1) Obat Hipoglikemik oral

a) Golongan sulfonilurea / sulfonyl Ureas

Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan

obat golongan lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase

atau insulin.Obat golongan ini mempunyai efek utam

ameningkatkan produksi insulin oleh sel-sel betapankreas,

karena itu menjadi pilihan utama para penderita DM type 2

dengan berat badan yang berlebihan.

Obat-obat yang beredar dari kelompok ini adalah;

Glibenklomida (5mg/tablet)

Glibenklomida micronized (5mg/tablet)

Glikasida (80mg/tablet)

Glukoidon (30mg/tablet)

b) Golongan biguanet/Metformin

Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,

memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer.)

dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien dengan kelebihan

berat badan.

Page 35: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

43 

 

c) Golongan inhibitor Alfa Glukosidase

Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di

saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan kadar gula

sesudah makan. Bermanfaat untuk pasien kadar gula puasa

yang masih normal.

2) Insulin

a) Indikasi insulin

Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya

digunakan humanm monocommonent insulin (40 UI dan

100UI/ml injeksi), yang beredar adalah actrapid.

Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita DM tipe II

yang kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak

berhasil dengan penggunaan obat-obatan anti DM dengan

dosis maksimal, atau mengalami kontra indikasi dengan obat-

obatan tersebut, bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar,

dana sidosis laktet, stres berat karena infeksi sistemik, pasien

operasi berat, wanita hamil dengan gejala DM gestasional

yang tidak dapat dikontrol dengan pengendalian diet.

b) Jenis insulin

(1). Insulin kerja cepat

Jenis-jenisnya adalah reguler insulin, critalin zink, dan

semilente

Page 36: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

44 

 

(2). Insulin kerja sedang

Jenis-jenisnya adalah NPH (Netral Protamin Hagerdon).

(3). Insulin kerja lambat

Jenis-jenisnya adalah PZI (Protamin Zink Insulin)

b. Penatalaksanaan secara keperawatan

1) Diet

Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan.

Walaupun telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan

makanan, lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya.

Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang,

dengan komposi idealnya sekitar 68% karbohidrat, 20 % lemak dan

12% protein,Diet disesuaikan dengan keadaan penderitaPrinsip

umum : diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari

penatalaksanaan diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita

diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini:

a). Memberikan semua unsur makanan esensial ( misal : vitamin

dan mineral)

b). Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai

c). Memenuhi kebutuhan energi

Page 37: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

45 

 

d). Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan

mengupanyakan kadar glukosa darah mendekati normal

melalui cara – cara yang aman dan praktis.

e). Menurunkan makan pada penderita DM

Perencanaan makan pada penderita DM

1) Kebutuhan kalori

Tujuan yang paling penting adalah pengendalian asupan kalori

total untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang

sesuai dan pengendalian kadar glukosa darah.

Rencana makan bagi penyandang diabetes juga memfokuskan

presentase kalori yang berasal dari karbohidrat, protein dan lemak

Ada 2 tipe karbohidrat yang utama, yaitu :

a) Karbohidrat kompleks (seperti : roti, sereal, nasi dan pasta)

b) Karbohidrat sederhana (seperti : buah yang manis dan gula)

Jumlah kalori diperhitungkan sebagai berikut :BB ideal = (TB

cm – 100) kg – 10 % . pada waktu istirahat, diperlukan 25

kkal/kg BB ideal Kemudian diperhitungkan pula Aktivitas,

kerja ringan : ditambah 10 – 20 %, kerja sedang ditambah 30

%, kerja berat ditambah 50 % dan kerja berat sekali ditambah

20 – 30 %) Stress : ditambah 20 – 30 %, hamil trimester 2 – 3

ditambah 400 kal dan laktasi ditambah 600 kal

Page 38: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

46 

 

2) Karbohidrat

Tujuan diet ini adalah meningkatkan konsumsi karbohidrat

kompleks (khususnya yang berserat tinggi) seperti roti, gandum

utuh, nasi beras tumbuk, sereal dan pasta / mie yang berasal dari

gandum yang masih mengandung bekatul.

Karbohidrat sederhana tetap harus dikonsumsi dalam jumlah yang

tidak berlebihan dan lebih baik jika dicampur ke dalam sayuran

atau makanan lain daripada dikonsumsi secara terpisah

3) Lemak

Pembatasan asupan total kolesterol dari makanan hingga < 300

mg/hr untuk membantu mengurangi faktor resiko, seperti kenaikan

kadar kolesterol serum yang berhubungan dengan proses

terjadinya penyakit koroner yang menyebabkan kematian pada

penderita diabetes.

4) Protein

Makanan sumber protein nabati (misal : kacang-kacangan dan biji-

bijian yang utuh) dapat membantu mengurangi asupan kolesterol

serta lemak jenuh. (Brunner & Suddarth, 2002)

Page 39: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

47 

 

MACAM DIET UNTUK PENDERITA DM

Macam

diet

I II III IV V VI VII VIII

Energi

(kal)

1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500

Protein

(gr)

50 55 60 65 70 80 85 90

Lemak

(gr)

30 35 40 45 50 55 65 65

Hidrataran

(gr)

160 195 225 260 300 325 350 390

Sumber : Persagi, 1999

Diet I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diet IV s/d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan normal

Diet VI s/d VIII : diberikan kepada penderita yang kurus, diabetes remaja atau

juvenille diabetes serta diabetes dengan komplikasi.

2) Olah raga

Olah raga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena

membuat insulin bekerja lebih efektif juga dapat membantu

menurunkan berat badan, memperkuat jantung, dan mengurangi

stres. Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan

Page 40: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

48 

 

lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga yang berat-berat.

Olah raga yang dipilih sebaiknya olah raga yang disenangi dan

yang mungkin dilakukan untuk penderita diabetes. Penderita

diabetes sebaiknya berolahraga dengan berjalan,joging, berenang

dan bersepeda. Olah raga sebaiknya dilakukan secara teratur 3-5

kali perminggu dan dengan waktu sekitar 30-60 menit.

7. Komplikasi

Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu

komplikasi akut dan komplikasi kronik (Carpenito, 2001).

a. Komplikasi akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus

yang penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar

glukosa dalam darah jangka pendek, ketiga komlikasi tersebut

adalah (Smeltzer,2002:1285)

1) Diabetic ketoasedosis (DKA)

Ketoasedosis diabetic merupakan defisiensi insulin berat dan

akut dari suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetic

ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak

cukupnya jumlah insulin yang nyata (Smeltzer,2002:1285)

2) Koma hiperosmolar nonketotik(KHHN).

Koma hiperosmolar nonketotik merupakan keadaan yang

didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan

disertai perubahan tingkat kesadaran.salah satu perbedaan

Page 41: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

49 

 

utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis

dan asidosis pada KHHN (Smeltzer,2002:1285).

3) Hypoglikemia

Hypoglikemia (kadar gula darah abnormal yang rendah)

terjadi kalau kadar glukosa dalam darah turun dibawah 50

hingga 60 mg/DL keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian

preparat insulin atau pereparat oral yang berlebihan,

komnsumsi makanan yang terlalu sedikit

(Smeltzer,2002:1285)

b. Komplikasi kronik diabetes mellitus pada dasarnya terjadi pada

semua pembuluh darah diseluruh bagian tubuh(angiopati diabetic).

angiopati diabetic dibagi menjadi 2 yaitu (long 1996)

1) Mikrovaskuler

a) Penyakit ginjal

Salah satu akibat utama dari perubahan-perubahan

mikrovaskuler adalah perubahan struktural dan fungsi

ginjal.Bila kadar glukosa darah meningkat maka

mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang

menyebabkan kebocoran protein darah dalam urine.

(Smeltzer,2002:1272)

Page 42: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

50 

 

b) Penyakit mata (katarak)

Penderita diabetes mellitus akan mengalami gejala

penglihatan sampai kebutaan, keluhan penglihatan kabur

tidak selalu disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 2996:588)

Katarak disebabkan karena hiperglikemia yang

berkepanjangan yang menyebabkan pembekakan lensa dan

kerusakan lensa (Long 1996:16)

c) Neuropati

Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer,sistem

saraf otonom,medulla spinalis, atau sistem saraf pusat.

Akumulasi sorbital dan perubahan-perubahan metabolik

lain dalam sintesa atau fungsi myelin yang dikaitkan

dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan

kondisi saraf (Long, 1996 : 17)

2) Makrovaskuler

a) Penyakit Jantung Koroner

Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetus

mellitus maka terjadi penurunan kerja jantung untuk

memompakan darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan

darah akan naik atau hipertensi. Lemak yang menumpuk

dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri

Page 43: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

51 

 

(arteriosclerosis) dengan resiko penderita penyakit jantung

koroner atau stroke

b) Pembuluh darah kaki

Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf-saraf

sensorik, keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma

minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang menyebabkan

gangren. Infeksi dimulai dari celah-celah kulit yang

mengalami hipertropi, pada sel-sel kuku yang tertanam

pada bagian kaki, bagian kulit kaki yang menebal, dan

halus, demikian juga pada daerah-daerah yang terkena

trauma (Long, 1996 :17)

c) Pembuluh darah otak

Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan

sehingga suplai darah ke otak menurun (Long, 1996 : 1)

D. PENGKAJIAN FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan

secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan

melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana

yang telah di susun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan

yang dilaksanakan terhadap keluaraga.proses keperawatan merupakan

kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang di gunakan agar proses

Page 44: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

52 

 

asuhan keprawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi lebih

sistematis ( Effendy, 1998:46 ).

1. Pengkajian Keluarga

Friedman ( 1998 ) membagi proses pengkajian keperawatan

keluarga kedalam tahap - tahap meliputi mengidetifikasi data, tahap

dan riwayat perkembangan , data linkungan, struktur keluarga, fungsi

keluarga dan koping keluarga.

a. Mengidetifikasi data

Data- data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur

keadaan pasien dengan memakai norma kesehatan keluaraga

maupun social yang merupakan system integritas dan kesanggupan

untuk mengatasinya ( Friedman, 1998 ).

Pengumpulan data dengan Diabetes Mellitus difkuska pada

komponen-komponen yang berkatan dengan Diabetes Mellitus.

b. Data Identifikasi

1) Umur

Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis

yang secara drastic menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun.

Diabetes sering muncul setelah seseorangmemesuki usia rawan

tersebut, terutama mereka yang berat badannya berlebih karena

tubuh tidak peka terhadap insulin, semakin bertambah usia

semakin tinggi resiko diabetes(setiono,2005:24).

Page 45: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

53 

 

2) Jenis Kelamin

Wanita pada umumnya cenderung mudah terserang

Diabetes Mellitus bila dibandingkan dengan pria, hal ini

dikarenakan wanita lebih banyak mempunyai factor yang

mendorong terjadinya DM seperti obesitas saat kehamilan,

stees, kelelahan, serta makanan yaag tidak terkontrol.

3) Pekerjaan

Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi

keluarga dalam melakukan perawatan dan pengobatan pada

anggota kluarga yang menderita Diabetes Mellitus. Salah satu

penyebab ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas

kesehatan dan perawatan adalah tidak seimbangnya sumber-

sumber yang ada dalan keluarga, misalnya

keuangan(Effendy,1998).

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsai kognitif

karena dengan pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif

dan psikomotorik dalam pengelolaan penderita Diabetes

Mellitus dan akibatnya serta pentingnya fasilitas pelayanan

kesehatan.

Page 46: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

54 

 

5) Hubungan (genogram)

Resiko terkena diabetes meningkat apabila ada anggota

keluaraga yang menderita dabetes. Resiko juga meningkat pada

keadaan kembar monozigot dan autosomal dminan.

6) Tipe atau Bentuk keluarga

Bentuk keluarga extendedfamily yang mempunyai

riwayat penyakit DM lebih cenderung menderita DM dari pada

keluarga yang ukurannya lebih kecil dan tidak mempunayai

riwayat DM.

7) Latar Belakang atau Kebiasaan Keluarga

a) Kebiasan Makan

Pola makan keluarga telah tergeser dari pola makan

tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat

dari sayuran ke pola makan dengan komposisi makan yang

terlalu banyak mengndung protein, gula, lemak, garam, dan

mengandung sedikit serat. Pola makan seperti inilah yang

beresiko terjadinya penyakit diabetes mellitus(Noer, 1998).

b) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

Pemanfaatan fasilitas kesehatan merupakan factor

penting dalam pengelolaan pasien dengan Diabetes

Mellitus. Effendy (998) menyatakan bahwa fasilitas

kesehatan yang terjangkau memberikan pengaruh yang

besar terhadap perawatan dan pengobatan pada keluarga

Page 47: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

55 

 

yang anggota keluarganya menderita diabetes Mellitus.

Bila keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan,

maka dengan rajin mereka akn melakukan Kontrol dan

memeriksalkan dirinya secara teratr apabila ada keluhan

lemas-lemas ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Pad

kewluarga yang kurang mampu memanfaatkan pelayanan

fasilitas kesehatan, maka keluarga hanya memeriksakan

kesehatan apabila sakit saja, termasuk ketika merasakan

adanya gejala-gejala yang terkait dengan Diabetes Mellitus.

c) Pengobatan Tradisional

Cara-cara yang lazim digunakan adalah meminum jamu

tradisional. Namun perlu diprhatikan dalam melakukan

pengobatan tersebut harus kontrol teratur agar

pengobatannya berhasil. Namun mayoritas penderita

Diabetes Mellitus telah memanfaatkan pengobatan modern

untuk mengatasi gejala dn keluhan Diabetes Milltus.

Pengobatan tradisional dapat dilakukan dengan

menggunakan: buah mengkudu yang telah masak 2 buah,

dicuci diparut, lalu diberi air garam 1 sendok makan.

Campuran ini diperas dan disaring. Minumlah sesudah

makan 2-3 kali sehari 2 sendok makan. Cara yang kedua

daun lidah buaya 2 pelepah, durinya dibuang, dicuci bersih,

dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dalam air 3

Page 48: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

56 

 

gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring lalu diminum

sehabis makan 2-3 kali sehari ½ gelas.

8) Status sosial Ekonomi

Diabetes Militus sering terjadi pada keluarga yang

mempunyai status ekonomi menengah keatas. Karena factor

lingkungan dan gaya hidup yang sehat, seperti makan

berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik,dan strees berperan

penting sebagai pemicu diabetes.

c. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang beresiko mengalami

masalah Diabetes Millitus adalah tahap perkembngan keluarga

dengan usia pertengahan dan lansia. Karena pada tahap ini

terjadi proses degenerative yaitu suatu kemunduran fungsi

system organ tubuh, termasuk penurunan fungsi dari sel beta

pankreas.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Diabetes Millitus berkaitan erat dengan penyakit yang lain

misalnya riwayat keluarga dengan Diabetes Millitus,Hipertensi,

penyakit ginjal, Stroke dan lain-lain.

d. Data Lingkup

1) Karakteristik Rumah

Page 49: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

57 

 

Penataan perabot rumah yang tidak teratur,penerangan atau

pencahayaan yang kurang, keadaan lantai yang licin,

merupakan factor yang meningkatkan resiko injury karena pada

penderita Diabetes Millitus yang lanjut akan mengalami

gangguan pada system persepsi sensori terutama visual seperti

adanya keluhan pandangan kabur.

2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya, menjelaskan tentang

karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat

a) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga

untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan

sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat

setempat.

b) Fasilitas pelayanan kesehatan

Adanya pelayanan kesehatan sangat menentukan

pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit serta

pengobatan. Tapi jalan yang rusak,lokasi tempat pelayanan

kesehatan yang jauh dari rumah dan tidak adanya alat

transfortasi menuju tempat pelayanan kesehatan akan

menghambat keluarga menuju tempat pelayanan kesehatan.

Page 50: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

58 

 

c) Fasilitas transportasi

Trasportasi yang memadai sangat berpengaruh terhadap

kemampuan keluarga untuk menjangkau fasilitas pelayanan

kesehatan.

d) System pendukung

Pengelolaan pasien yang menderita Diabetes Millitus di

keluarga sangat membutuhkan peran aktif seluruh anggota

keluarga, petugas dari pelayanan kesehatan yang ada di

masyarakat. Semuanya berperan dalam pemberian edukasi,

motivasi dan monitor atau mengontrol perkembangan

kesehatan anggota keluarga yang menderita Diabetes

Millitus.

e) Struktur keluarga

Pola komunikasi

Interaksi antar anggota keluarga yang positif akan

menimbulkan saling pengertian satu sama lain dalam

menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga dan

merupakan tugas anggota keluarga yang dapat menurunkan

tingkat stress yang menjadi pemicu terjadinya suatu

masalah kesehatan ( Effendy,1998 )

Struktur kekuasaan

Pada masyarakat Indonesia kebanyakan pemegang

kekuasaan yang lebih dominant adalah patrikal yaitu

Page 51: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

59 

 

pemegang kekuasaan yang tertinggi di pihak ayah

(Effendy, 1998 )

Struktur peran

Friedman ( 1986 ), menyatakan peran atau status seseorang

dalam keluarga dan masyarakat mempengaruhi gaya

hidupnya, peran dalam keluarga terbagi dalam peran

sebagai suami, ayah,istri,ibu,anak,kaka,adik,cucu,dan lain-

lain

Nilai – nilai dalam keluarga

Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

adalah yang bertentangan dengan masalah DM seperti

halnya pergi ke dukun dan bukan pada petugas fasilitas

kesehatan ( Effendy, 1998 )

f) Fungsi keluarga

Fungsi Afektif

Bagaimana keluarga ,merasakan hal-hal yang dibutuhkan

oleh individu lain dalam keluarga tersebut. Keluarga yang

kurang memparhatikan keluarga yang menderita DM akan

menimbulkan komplikasi lebih lanjut ( Noer, 1996 )

Fungsi sosialisasi

Keluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota

keluarga yang menderita DM untuk berinteraksi dengan

lingkungan akan mengurangi tingkat stress keluarga.

Page 52: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

60 

 

Biasanya penderita DM akan kehilangan semangat oleh

karena meras jenuh dengan pengobatan yang berlaku

seumur hidup.

Fungsi perawatan kesehatan

Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganan

masalah Diabetes Millitus :

a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah pada

DM ( Effendy, 998). Apabila keluarga tidak mampu

mengenal masalah Diabetes Millitus, penyakit tersebut

akan mengakibatkan komplikasi.

b) Mengambil keputusan bagi anggota keluarga yang sakit

ketidak sanggupan keluarga dalam mengambil

keputusan yang tepat dalam melakukan tindakan

disebabkan karena tidak memahami tentang sifat,berat,

dan luasnya masalah yang di hadapi dan masalah tidak

begitu menonjol. Penyakit Diabetes Millitus yang tanpa

pananganan akan mengakibatkan komplikasi.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Ketidak mampuan ini disebabkan karena tidak

mengetahui keadaan penyakit, tanda dan gejala,

penyebab dan pengelolaan pada Diabetes Millitus

( Effendy, 1998 ).

Page 53: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

61 

 

d) Ketidak sanggupan keluarga dalam mempelihara

lingkungan yang dapat mempengaruhi terhadap

kesehatan. Ketidak mampuan ini disebabkan karena

sumber- sumber dalam keluarga tidak mencukupi,

diantaranya adalah biaya ( Effendy, 998 )

e) Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas

kesehatan.

Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang

mempunyai masalah Diabetes Millitus. Agar penderita

dapat memeriksakan kesehatan secara rutin dan sebagai

tempat jika ada keluhan ( Effendy, 1998 )

g) Koping keluarga

Apabila terdapat stressor yang muncul dalam anggota

keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka

ini akan menjadi stress pada anggota keluarga yang

menderita diabetes, karena salah satu cara mengatasi

kekambuhan yaitu dengan menjaga diit yang teratur, dan

mengurangi stress.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang factor-factor

yang mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan

menghalangi perubahan yang di harapkan ( Effendy, 1998 ).

Page 54: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

62 

 

Diagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluarga dengan

diabetes mellitus antara lain ( Doengoes,2000:51 ):

a. Kekurangan volume cairan, kemungkinan dibuktikan oleh

peningkatan pengeluaran urine, urine encer, kelemahan, haus,

penurunan berat badan, kulit atau membrane mukosa kering, turgor

kulit buruk, hipotensi, takikardia,pelambatan pengisian kapiler.

Berhubungan dengan

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan mengenai

kekurangan volume cairan.

2) Ketidakmampuan keliarga mengambil keputusan yang tepat.

3) Ketidakmapuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang

ada.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kemungkinan

dibutuhkan oleh masukan makanan yang tidak adekuat, kurang

minat pada makanan, penurunan berat badan 10-20% atau lebih dari

yang diharapkan, kelemahan, tonus otot buruk, diare berhubungan

dengan

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.

Page 55: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

63 

 

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fsilitas kesehatan

yang ada.

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang skit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori,dapat diterapkan

adanya tanda-tanda dan gejala-gejala untuk membuat diagnosa actual

berhubungan

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang skit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada.

Page 56: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

64 

 

e. Kelelahan,kelemahan

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

2) Ketidakmapuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

3) Ketidak mampuan keluarga meerawat anggota keluarga yang sakit

4) Ketidakmapuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

menunjang kesehatan

5) Ketidakmapuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

menunjang kesehatan

3. Rencana Keperawatan

a. Menyusun Prioritas

Setelah menentukan diagnosis keperawatan selanjutnya adalah

melakukan prioritas masalah kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

( Effendy,1998 ):

1) Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan

dalam keluarga tidak dapat diatasi sekaligus.

2) Mempertimbangkan masalah yang dapat mengancm kesehatan.

3) Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan Pyang

diberikan.

4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka

hadapi.

5) Sumber daya keluarga yang menunjang masalah kesehatan

keluarga atau keperawatan keluarga.

6) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

Page 57: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

65 

 

b. Criteria prioritas masalah ( Effendy, 1998: 52 ) :

1) Criteria masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan,

keadaan sakit atau kurang sehat, dan situasi krisis. Bobot terbesar

adalah kurang sehat kemudian ancaman kesehatan dan yang ke tiga

adalah krisis.

2) Kemungkinan masalah diabetes mellitus dapat diubah, hal-hal

yang harus diperhatikan :

a) Pengetahuan, teknologi, dan tindakan untuk menangani diabetes

mellitus.

b) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, sarana

dan prasarana.

c) Sumber daya keperawatan, diantaranya adalah pengetahuan

tentang diabetes mellitus,ketrampilan dalam perawatan.

d) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk

fasilitas,organisasi seperti posyandu, polindes dan sebagainya.

3) Potensi masalah untuk di cegah adalah sifat dan beratnya masalah

yang akan timbul dan dapat dikurangi/ di cegah melalui tindakan

keperawatan dan kesehatan misalnya dengan memberikan

informasi tentang diabetes milletus, cara mencegah dan merawat,

serta menganjurkan keluarga untuk memeriksakan kesehatan

anggota keluarga dengan diabetes milletus ke pelayanan kesehatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan

masalah diabetes milletus:

Page 58: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

66 

 

a) Kesulitan masalah diabetes milletus yang menunjukkan kepada

prognosa DM (diabetes milletus)

b) Lamanya masalah berhubungan dengan terjadinya masalah

diabetes mellitus, dan kemungkinan masalah diabetes mellitus

dapat di cegah.

c) Tindakan yang sudah dan sedang dilakukan untuk mencegah

dan memperbaiki masalah diabetes mellitus dalam rangka

meningkatkan status kesehatan keluarga.

d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok

yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.

4) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai

masalah diabetes mellitus dalam hal beratnya dan mendesak untuk

diatasi melalui intervensi keperawatan ( Effendy, 1998:49).

c. Penyusunan tujuan

Perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada

klien, penyusunan tujuan bersama tersebut terdiri atas kemungkinan

sumber-sumber, menggambarkan pendekatan alternative untuk

memenuhi tujuan, menyeleksi intervensi keperawatan yang spesifik

dan mengoprasionalkan perencanaan ( menyusun prioritas dan

menulis bagaimana rencana tersebut dilaksanakan dalam fasenya ).

1) Tujuan umum

Setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai

diabetes mellitus, maka keluarga mampu mengenal masalah

Page 59: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

67 

 

diabetes mellitus, mampumengambil tindakan yang tepat bagi

anggota keluarga yang mengalami diabetes mellitus.

2) Tujuan khusus

Masalh tentang diabetes mellitus dalam keluarga dapat

teratasi atau tidak tambah buruk keadaanya.

a) Menentukan criteria evaluasi

kriteria yang akan dicapai adalah :

Respon verbal kognitif, keluarga dapat menyebutkan

tentang masalah kesehatan diabetes mellitus, yaitu pengertian

penyebab, tipe, tanda dan gejala, dan perawatan diabetes

mellitus.

Respon afektif dari keluarga, mampu mengungkapkan

secara verbal akan mengmbil tindakan yang tepat bagi anggota

keluarga yang menderita diabetes mellitus.

Respon motorik keluarga dan evaluasi prilaku yaitu

keluarga mampu melakukan perawatan diabetes mellitus dan

mencegah terjadinya komplikasi diabetes mellitus.

b) Menentukan standart evaluasi:

Pengertian tipe-tipe, penyebab, tanda dan gejala,

perawatan diabetes mellitus.

d. Focus Intervensi

1) Kekurangan volume cairan

Afektif / pengetahuan

Page 60: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

68 

 

Berikan informasi kepada keluarga dank lien tentang manifestasi

klinik kekurangan cairan sebagai tanda memberatnya penyakit

diabetes mellitus.

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

cara mengatasi kekurangan volume cairan.

a) Kognitif / sikap

Anjurkan kepada klien untuk selalu memonitoring keluaran

urine.

Motivasi klien untuk menimbang berat badannya ke pelayanan

kesehatan terdekat.

b) Psikomotor / ketrampilan

Anjurkan kepada keluarga untuk membawa klien ke pelayanan

kesehatan

Motivasi klien untuk patuh atau kooperktif dalam regimen

pengobatan.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

a) Afektif / pengetahuan

Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang

pengertian pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.

Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit

yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

Page 61: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

69 

 

b) Kognitif / sikap

Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya

resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pda penderita

Diabetes Mellitus.

Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan kelurga.

c) Psikomotor / ketrampilan

Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit

yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi

penderita Diabetes Mellitus.

3) Resiko infeksi

a) Afektif / pengetahuan

Berikan pendididkan kesehatan pada klien dan keluarga tentang

adanya resiko tinggi infeksi pada luka penderita Diabetes

Mellitus.

Ajarkan pada klien cara mencegah infeksi pada luka penderita

Diabetes Mellitus.

b) Kognitif / sikap

Ajarkan cara perawatan luka yang benar pada klien dan keluarga

agar terhindar dari infeksi.

Motivasi klien dan keluarga untuk mendemonstrasikan cara

perawatan luka yang benar.

Page 62: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

70 

 

c) Psikomotor / ketrampilan

Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan

kesehatan agar mendapatkan perawatan luka yang benar.

Rujuk ke pelayanan kesehatan

4) Resiko gangguan persepsi sensori

a) Afektif / pengetahuan

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

ganguan persepsi sensori visual ( pandangan kabur ) sebagai

manifestasi penyakit Diabetes Mellitus.

Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatan matanya ke

pelayanan terdekat.

b) Kognitif / sikap

Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang adanya

penurunan ketajaman penglihatan sebagai manifestasi dari

terjadinya komplikasi Diabetes Mellitus yang lanjut.

Anjurkan kepada klien untuk menggunakan alat bantu

penglihatan jika terjadi gangguaan penglihat.

c) Psikomotor / ketrampilan

Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan

kesehatan untuk pemeriksaan lanjutan, pengguna kacamata dan

penggunaan obat.

Motivasi klien untuk patuh dalam pengobatan.

Page 63: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-windasusan-5373-2-babii.pdf · adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

71 

 

5) Kelelahan, kelemahan

a) Afektif / pengetahuan

Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang

pengertian pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.

Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit

yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

b) Kognitif / sikap

Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit

yang benar bagi penderita Diabetes Melletus.

Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.

c) Psikomotor / ketrampilan

Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit

yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi

penderita Diabetes Mellitus.