BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/56294/3/BAB II.pdfPenjadwalan...
Transcript of BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/56294/3/BAB II.pdfPenjadwalan...
8
BAB II
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Untuk menunjang penelitian yang dilakukan, dibutuhkan pada teori-teori
yang mendukung dan mampu menyempurnakan sebuah penelitian. Landasan teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penjadwalan
Penjadwalan berperan penting dalam industri. Penjadwalan tidak bisa
lepas dari sequencing yaitu pekerjaaan yang mana harus dikerjakan terlebih
dahulu dalam suatu pesanan. Penjadwalan yang benar memiliki beberapa hal
penting yang digunaan menjadi acuhan dalam pelaksaan sebuah kegiatan
tertentu dan memiliki beberapa tujuan penting yang harus dijadikan tolak ukur
dalam setiap kegiatan, penjadwalan berguna untuk menentukan alur kegiatan
yang ada, berguna juga untuk tingkat pengangguran dalam kegiatan tersebut
agar tidak mendapati waktu yang terbuang sia-sia.
Penjadwalan menurut Heizer dan Render (2012) kumpulan kegiatan
yang diatur sesuai kegiatan yang dimulai pertama sampai akhir dengan bantuan
sistem computer dalam pengerjaannya. Penjadwalan sendiri menggunakan
sistem ini memberikan kecepatan dalam hal penentuan jadwal yang tepat tanpa
terjadi masalah. Menurut Stevenson & Chuong (2014) menyatakan bahwa
Penjadwalan adalah menetapkan waktu dari penggunaan perlengkapan,
fasilitas, dan aktivitas manusia dalam sebuah organisasi.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa
penjadwalan adalah penentuan waktu serta kuantitas atas sumber daya yang
9
digunakan, meliputi kapasitas, peralatan dan fasilitas produksi, bahan baku, dan
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa, agar
produksi dapat berlangsung dengan lancar, sesuai dengan kebutuhan kegiatan
kerja, tepat waktu dan mutu.
2. Jenis-Jenis Penjadwalan
Tugas dari penjadwalan merupakan fungsi dari volume hasil sistem,
dimana sistem volume tinggi membutuhkan pendekatan yang lebih mendasar,
menurut James Thoengsal (2018) dimana terdapat tiga jenis penjadwalan
yaitu:
a. Penjadwalan dalam Sistem Volume Tinggi.
Penjadwalan ini meliputi pengalokasian beban kerja ke pusat kerja
dan menentukan urutan di mana operasi harus dilakukan yang mana
memiliki ciri pada perlengkapan dan kegiatan yang telah terstandarisasi.
Tujuan dari penjadwalan volume tinggi adalah mendapatkan aliran barang
atau pelanggan yang lancar melalui sistem untuk mencapai tingkat
penggunaan tinggi terhadap tenaga kerja dan perlengkapan.
b. Penjadwalan dalam Sistem Volume Menengah.
Output sistem volume menengah berada di antara jenis outputnya
terstadarisasi dari sistem volume tinggi, dimana sistem volume tengah
hanya memproduksi output standar. Jadi penjadwalan volume menengah
secara periodic beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.
10
c. Penjadwalan dalam Sistem Volume Rendah.
Output yang dihasilkan pada penjadwalan ini hanya sesuai dengan
pesanan, dan pesanan biasanya memiliki perbedaan dalam hal kebutuhan
pemrosesan, material yang dibutuhkan, waktu pemrosesan, serta urutan
pemrosesan dan persiapan.
3. Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan.
Dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek
dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan
material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan
proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar
kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail.
Manajemen Proyek menurut Husen (2009) penerapan ilmu
pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan
sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu
dan waktu serta keselamatan kerja. Penjadwalan atau scheduling adalah
pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing
pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada Husen
(2009).
Dari penjelasan diatas maka sebuah penjadwalan proyek tidak hanya
pengalokasian waktu yang tersedia yang dipertimbangkan, tapi juga
11
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan lain agar penyelesaian suatu
proyek dapat optimal. dengan adanya penjadwalan dapat diketahui jadwal
rencana serta kemajuan proyek. Maka akan diketahui apakah proyek telah
berjalan degan baik atau tidak, dan apakah telah sesuai dengan yang
direncanakan.
4. Manajemen Proyek
a. Pengertian manajemen proyek
Abrar Husen (2011) mendefiniskan manajemen adalah suatu ilmu
pengetahuan tenteng seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap
sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran
yang efektif dan efisien, yang dimana tujuan dari manajemen itu sendiri adalah
mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik agar dengan sumber-
sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal dalam hal ketepatan,
kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja secara komprehensif.
Abrar Husen (2011) mendefinisikan proyek adalah gabungan dari
sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan modal/biaya yang
dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan
tujuan. Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen proyek
adalah penerapan ilmu pengetahuan/cara teknis terbaik dalam memanfaatkan
sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja
biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja.
12
Manajemen proyek (Project Management) secara umum adalah suatu
rangkaian kegiatan yang sudah direncanakan sebelum kegiatan berlangsung
yang dimana kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan urutan-urutan yang
telah ditentukan dengan menggunakan logika dan pertimbangan dari berbagai
jenis sumber daya, yang mana dibatasi pada biaya , mutu, dan waktu. Setiap
proyek memiliki perbedaan dari kegiatan yang dilakukan, karena pada setiap
tujuan, bentuk, dan proses apa yang dilaksanakan pada kegiatan proyek itu
memilki cirinya masing-masing.
Semua keputusan dari suatu kegiatan proyek dapat dipahami dengan
baik apabila dalam proses kegiatannya tersebut dilakakukan sesuai dengan
urutan kegiatan proyek yang telah ditetapkan sebelumnya yang mana akan
berpengaruh pada target proyek tersebut sehingga suatu proyek dapat terlaksana
dan terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Pembahasan manajemen proyek
Ada empat hal yang perlu dibahas dalam manajemen proyek, yang mana
menurut Abrar Husen (2011), yaitu:
1) Perencanaan
Pada kegiatan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada
dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan
kebijakan pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal waktu
pelaksanaan, prosedur pelaksanaan secara administrative dan operasional
serta alokasi annggaran biaya dan sumber daya, perencanaan harus dibuat
13
dengan cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat kesalahan paling
minimal.
Hasil dari perencanaan bukanlah dokumen yang bebas dari koreksi
karena sebagai acuan bagi tahapan-tahap pelaksanaan dan pengendalian di
dalam sebuah prosedur yang baik. Adapun perencanaan yang matang harus
terus menerus disempurnakan secara interatif untuk menyesuaikan dengan
perubahan dan perkembangan yang terjadi pada tahapan proses-proses
selanjutnya.
c. Pengorganisasian
Kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenis-jenis
pekerjaan, menetukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab setiap
tanggung jawab personel serta meletakkan dasar bagi hubungan masing-
masing unsur organisasi. Menggerakkan organisasi, pimpinan harus mampu
mengarahkan sebuah organisasi dan menjalin komunikasi antar pribadi
dalam hierarki organisasi.
Semua itu dibangkitkan melalui sebuah tanggung jawab partisipasi
semua pihak. Pihak yang dimana memegang peranan penting dalam sebuah
organisasi. Struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan
kerangka penjabaran tugas personel penanggung jawab yang jelas, serta
kemampuan personel yang sesuai dengan keahliannya, akan diperoleh hasil
positif bagi organisasi.
14
d. Pelaksanaan
Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah
ditetapkan dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara
fisik atau non fisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. Kondisi perencanaan sifatnya masih ramalah dan
subyektif serta masih perlu penyempurnaan, dalam tahapan ini sering terjadi
perubahan-perubahan dari rencana yang telah ditetapkan biasanya, pada
tahapan pelaksanaan, pihak-pihak yang terlibat lebih beragam.
Dibutuhkan koodinasi terpadu untuk mencapai keserasian dan
keseimbangan kerja agar tidak terjadinya salah perhitungan pada
pertengahan pengerjaan. Tahapan ini juga telah ditetapkan konsep
pelaksanaan serta personel yang terlibat pada organisasinya. Secara detail
menetapkan jadwal, program, alokasi biaya, serta alokasi sumber daya yang
digunakan.
d. Pengendalian
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini dimanksudkan untuk
memastikan bahwa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan peniympangan paling minimal dan hasil paling memuaskan
untuk itu dilakukan bentuk-bentuk kegiatan seperti berikut: Supervise,
melakukan serangkaian tindakan koordinasi pengawasan dalam batas
wewenang dan tanggung jawab.
Menurut prosedur organisasi yang telah ditetapkan, agar dalam
operasional dapat dilakukan secara bersama-sama oleh semua personel
15
dengan kendali pengawas. Inspeksi, melakukan pemeriksaan terhadap hasil
pekerjaan dengan tujuan menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai
dengan yang direncanakan. Tindakan koreksi, melakukan perubahan dan
perbaikan terhadap rencana yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan
dengan kondisi pelaksanaan.
Seperti yang kita ketahui proses yang terjadi dalam manajemen
memiliki sifat umum dan dapat digunakan dalam berbagai jenis kegiatan
atau bidang yang membutuhkan pengelolaan yang sistematika, terarah serta
mempunyai sasaran dan tujuan yang jelas. Macam dan bidang yang
menggunakan ilmu manajemen adalah manajemen pemerintahan,
manajemen industri, manajemen perusahaan, manajemen sumber daya,
manajemen proyek.
Manajemen proyek biasaya cenderung pada waktu yang dimiliki itu
dibatasi oleh program-program yang sifatnya sementara dan berakhir bila
sasaran dan tujuan organisasi proyek telah tercapai. Untuk membuat proyek
sejenis pada waktu sesudahnya biasanya sasaran dan tujuannya lebih
inovatif dengan memodifikasi program-program sebelumnya. Akan itu
semua memudahkan terwujudnya manajemen proyek yang sesuai untuk
mengendalian sebuah proyek.
5. Metode Penjadwalan Proyek
a. Jaringan Kerja (Network Planning)
Network Planning pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an
oleh perusahan Du-Pont dan Rand Corporation yang mana dulunya itu
16
dimaksudkan untuk mengembangkan system kontrol manajemen yang
mana fungsi dari metode ini untuk mengendalikan sejumlah kegiatan yang
memiliki ketergantungan yang kompleks atau cukup rumit. Network
planning-lah kita dapat mengevaluasi jalur atau kegiatan yang mungkin
dapat kita tambahankan sejumlah kegiatan dengan cara memperbarui
jadwal. adapun beberapa symbol yang digunakan dalam network planning
menurut Hayun yang dikutip oleh Rizki Ridho dan Syahrizal (2014).
Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan
haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Semua kegiatan atau
aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua
aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai
dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.
Pada prinsipnya network dipergunakan untuk perencaan penyelesaian
berbagai macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas berbagai
unit pekerjaan yang semakin sulit dan rumit.
Dengan adanya Network planning, diharapkan manajemen
perusahaan dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek sesuai
dengan tepat waktu dan biaya yang paling efisien. Sehingga pada
prinsipnya Network planning tersebut dapat digunakan untuk
merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan proyek. Selain itu
Network planning diharapkan dapat membantu pekerjaan proyek dengan
baik dan mempermudah pekerjaan dalam pengerjaan sebuah proyek.
17
b. Gantt Chart
Gantt chart berguna untuk proyek-proyek dengan anggota tim
dengan jumlah yang sedikit. Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat
fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk
memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan
selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek. Dikarenakan
sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai
alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
Salah satu metode penjadwalan pekerjaan untuk proyek adalah
dengan mengguanakan diagram Gantt (Gantt Chart) penemu metode ini
Henry Gantt. Menurut Budi kho (2016) Gantt Chart adalah sejenis grafik
batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan Tugas-tugas pada
Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya
tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
tugas yang bersangkutan. Gantt Chart digunakan untuk penjadwalan
sumber daya dan alokasi waktu.
Dalam penentuan Gantt Chart, langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam membuat kegiatan seperti berikut :
1) Memecahkan proyek menjadi sejumlah kegiatan yang jadwal
pelaksanaannya akan ditentukan.
2) Menentukan perkiraan waktu permulaan dan akhir bagi pelaksanaan
masing-masing kegiatan.
18
3) Menggambarkan diagram yang mewakili masing-masing kegiatan yang
harus dikerjakan berurutan.
Gambar 2.1 Gantt Chart
Sumber : Heizer, Jay dan Render, Barry (2014)
Gantt Chart memiliki mafaat yang berperan dalam perencanaan
penjadwalan, seperti yang diketahui manfaatnya yakni antara lain :
1) Memberikan pedoman terhadap unit pekerja atau kegiatan mengenai
batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2) Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis
dan realitis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan
waktu. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
3) Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
4) Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerja.
c. Konsep Metode CPM
CPM (Critical Path Method) sendiri memiliki berbagai dampak yang
positif dalam pelaksanaaan penjadwalan yang telah dikenal dan sering
dipergunakan untuk sarana manajemen dalam pelaksanaan suatu project.
19
Pada suatu penjadwalan terdiri beberapa jenis kegiatan yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya. Apabila ada salah satu yang terjadi
keterlambatan akan menyebabkan keterlambatan durasi project secara
keseluruhan.
Metode Jalur kritis atau Critical Path Method menurut Schroder
yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014) mendefinisikan
bahwa critical path method adalah metode berdasarkan jaringan yang
menggunakan keseimbangan waktu-biaya linear. Setiap kegiatan dapat
diselesaikan lebih cepat dari waktu normalnya dengan cara memintas
kegiatan untuk sejumlah biaya tertentu, jika waktu penyelesaian proyek
tidak memuaskan, beberapa kegiatan tertentu dapat dipintas untuk dapat
menyelesaikan proyek dengan waktu yang lebih sedikit.
Metode ini sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pelaksanaan
pengawasan pembangunan suatu proyek. Metode tersebut membuat kita
dapat mengurangi permasalahan yang akan terjadi dikemudian hari
sehingga metode ini merupakan metode yang paling tepat dan mudah untuk
membuat atau menentukan sebuah jalur kritis dari sebuah proyek yang mana
membuat metode ini banyak dipergunakan untuk membentuk sebuah
jaringan kerja.
Simple time estimates sebagai waktu pelaksana atau acuan dari
dimulainya kegiatan proyek yang mana saling berhubungan dengan teknik
critical path method untuk mengidentifikasi penyusunan jaringan kerja
menuju arah dari kegiatan proyek. Proyek yang menggunakan metode CPM
20
sebagai landasan bagi mereka untuk menentukan kegiatan dan waktu dari
proyek tersebut dianggap memliki dasar yang kuat guna menjadi landasan
bagi dimulainya suatu kegiatan proyek.
d. Program Evaluation Review Technique (PERT)
Metode jaringan untuk penjadwalan proyek yang dikenal sebagai PERT
ini, pertama kali dikembangkan pada tahun 1957 oleh kantor proyek khusus
angkatan laut yang bekerja sama dengan Booz, Allen, dan Hamilton. PERT
merupakan metode penjadwalan proyek yang berdasarkan jaringan yang
memerlukan tiga dugaan waktu untuk setiap kegiatan : optimis, pesimis dan
realistis. Menggunakan tiga dugaan waktu ini, peluang penyelesaian proyek
pada tanggal yang ditetapkan dapat dihitung bersama dengan waktu mulai
dan akhir standar untuk flap kegiatan atau kejadian.
e. Preseden Diagram (PDM)
Metode Preseden Diagram (PDM) adalah node yang umunya
berbentuk persegi empat, sedangkan anak panah sebagai penunjuk
hubungan berbagai kegiatan yang bersangkutan. Dengan begitu, dummy
yang ada dalam CPM dan PERT merupakan tanda penting untuk
menunjukkan hubungan ketergantungan, dalam PDM tidak diperlukan.
Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk kotak
segi empat. Beberapa atribut yang dicantumkan diantaranya kurun waktu
kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor dan nama), mulai, dan selesai
kegiatan (ES, LS, EF.LF).
21
B. Penelitian Terdahulu
Penenitian terdahulu berguna sebagai acuhan untuk suatu penelitian skripsi.
Maka penelitian terdahulu dijadikan sebagai refrensi dan tolak ukur peneliti untuk
menulis dan menganalisis suatu penelitian. Tujuan dari penelitian terdahulu sendiri
guna mengetahui langkah penulis salah atau benar. Penulis telah melakukan
pencarian berbagai refrensi dengan menggunakan berbagai metode yaitu metode
Critical Path Method (CPM), Network Planning dengan menggunakan variabel
waktu dan biaya.
Beberapa penelitian terdahulu yang dipergunakan peneliti untuk tambahan
dan refrensi sebagai berikut :
Penjadwalan berfungsi sebagai acuhan dalam proses pembangunan proyek
guna mengurangi tingkat keterlamabatan. Penjadwalan proyek menggunakan
metode CPM (Critical Path Method) yang ditulis oleh Ahmad Yulianto (2013),
tujuan yang diangkat untuk mengetahui permasalahan pengoptimalan waktu dan
biaya pada proses pembangunan pada proyek pembangunan laboraturium ekonomi
Ubraha Surabaya. Hasil dari penelitian ini durasi yang paling optimal adalah 133
hari dengan biaya sebesar Rp 760.100.093,82. Hal ini menunjukkan ada percepatan
durasi sebanyak tujuh hari (5 %) dan penurunan biaya sebesar Rp 51.777.906,17
(6,38 %).
Penggunaan metode CPM selanjutnya pernah dilakukan oleh peneliti Weka
Indra (2017), yang memiliki tujuan untuk menentukan jaringan kerja, mengetahui
kegiatan kritis, peristiwa kritis, lintasan kritis serta menganalisis waktu dan biaya
optimal. Hasil yang didapat setelah dilakukan percepatan menggunakan metode
22
CPM, lintasan kritis berkurang dari 3 lintasan menjadi 1 lintasan dan durasi proyek
berkurang dari 448 hari menjadi 360 hari dan biaya pelaksanaan dapat berkurang
hingga 10% dari biaya realisasi yaitu dari Rp12.423.077.000,00 menjadi
Rp11.293.707.000,00.
Network Planning memiliki hal terpenting, variabel yang biasanya
diberikan berupa estimasi waktu. Penelitian yang dilakuan oleh Wallace (2015),
yang memiliki tujuan mencari estimasi durasi waktu. Hasil yang didapat pada
penelitian ini yaitu Dengan menggunakan CPM, proyek pembangunan akan
memakan waktu selama 44 hari.
Pada penelitian Sugiyarto (2013), yang memiliki tujuan penelitian yakni
untuk menentukan waktu dan iaya proyek. Hasil perhitungan dengan metode CPM
membutuhkan waktu 135 hari dengan biaya Rp. 979.239.000, sedangkan
perhitungan yang dilakukan oleh CV. Catur Tunggal sendiri membutuhkan waktu
150 hari dengan biaya Rp. 1.001.454.000. dapat dilihat jika metode ini benar-benar
terbukti sangat berperan penting untuk diggunakan.
C. Kerangka Pikir
Seluruh rangkaian kegiatan penelitian dari awal perencanaan hingga
penyelesaian merupakan satu kesatuan peikiran yang diajukan dalam sebuah
perumusan masalah. Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013)
mengemukakan bahwa “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai hal yang penting.
23
Berdasarkan perumusan kerangka pemikiran yang dinyatakan dengan
bentuk skema, maka akan diketahui secara jelas. Adapun kerangka pemikiran yang
penulis gunakan secara sistematis dapat digambarkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
Sumber : Husen (2011) dan Muhardi (2011)
Gambar 2.2. adalah Kerangka pemikiran pada penelitian ini. Tujuannya
adalah untuk mengetahui Penjadwalan proyek kontruksi MCK Nestle yang
dikerjakan oleh pihak CV. Karya Guna apakah berjalan secara efektif. Penjadwalan
proyek akan diukur menggunakan metode CPM Critical Path Method. Perencanaan
tersebut akan dilakukan untuk memaksimalkan jaringan serta susunan kerja agar
penjadwalan proyek dapat berjalan dengan baik yang mana akan dipadukan dengan
teori penjadwalan proyek Assauri (2016).
Jadi kesimpulan penjabaran di atas maka dapat di jelaskan bahwa Metode
Critical Path Method akan dianalisis beberapa tahap yaitu : Menentukan kegiatan-
kegiatan kerja pada proyek, mengurutkan dari beberapa kegiatan proyek,
menghubungkan kegiatan proyek, menentukan durasi waktu setiap kegiatannya,
membuat diagram AON Activity On Arrow, kemudian menganalisis waktu dan
biaya proyek.
Urutan Kegiatan
Hubungan Antar
Kegiatan
- Arrow
- Node/event
- Doube arrow
- Dummy
- Early Start & Late Start
- Early Finish & Late Finish
1. Waktu
- Penyelesaian
kegiatan
Kegiatan Kerja
Waktu Kegiatan
2. Biaya
Tenaga kerja