Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

20
Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan Metode Varying Production Rates Pada Proyek Pembangunan Breakwater Di Pelabuhan Kalibaru Ledi Khalidannisa 1* , Yusuf Latief 2 , Rully Andhika 3 1. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok 16424, Indonesia 3. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok 16424, Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak Pada proyek konstruksi breakwater sebagai komponen pembangunan di Pelabuhan Kalibaru metode penjadwalannya masih konvensional, yaitu dengan menggunakan kurva-S. Sementara, metode yang sesuai untuk pekerjaan repetitive seperti breakwater ini adalah linear scheduling. Dalam perkembangannya, linear scheduling method diteliti dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah pendekatan varying production rates (LSM VPR ). Metode LSM VPR ini merupakan metode linear scheduling dengan mengembangkan kerangka untuk mengaplikasikan production rates dari sebuah pekerjaan. Pada penelitian ini ditemukan terdapat 9 faktor dominan dalam membuat model persamaan produktivitas breakwater di Pelabuhan Kalibaru. Sehingga dari model tersebut, kita dapat mengetahui kapan dan dimana variasi produktivitas tersebut terjadi, agar dapat lebih akurat dalam memprediksi jadwal kedepannya. Kata Kunci : Metode penjadwalan, linear scheduling, varying production rate, breakwater Application of Linear Scheduling Method with Varying Production Rates at Breakwater Construction Project in Port of Kalibaru. Abxtract The scheduling method which is used for breakwater construction project as a buliding component in Port of Kalibaru is still convensional which is use S-Curve. While the relevan scheduling method for repetitive work such as breakwater is linier scheduling. Furthermore, liniear scheduling is researched by many approach. One of them is varying production rates (LSM VPR ). This LSM VPR is scheduling method of liniear sheduling that developing framework to implement production rates from any work activity, so that LSM VPR to be a method that could be defining a productivity variation of a scheduling. In this research has found 9 dominant factor that we can develop productivity model at breakwater construction project in Port of kalibaru. So, using the model, we can know that when and where the variance in production rates has accoured, in order to more accurate predicted the schedule. Key Words: Scheduling method, linear scheduling, varying production rates, breakwater Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Transcript of Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

Page 1: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan Metode Varying Production Rates Pada Proyek Pembangunan

Breakwater Di Pelabuhan Kalibaru

Ledi Khalidannisa1*, Yusuf Latief2, Rully Andhika3

1. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

2. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok 16424, Indonesia

3. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok 16424, Indonesia

E-mail : [email protected]

Abstrak

Pada proyek konstruksi breakwater sebagai komponen pembangunan di Pelabuhan Kalibaru metode penjadwalannya masih konvensional, yaitu dengan menggunakan kurva-S. Sementara, metode yang sesuai untuk pekerjaan repetitive seperti breakwater ini adalah linear scheduling. Dalam perkembangannya, linear scheduling method diteliti dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah pendekatan varying production rates (LSMVPR). Metode LSMVPR ini merupakan metode linear scheduling dengan mengembangkan kerangka untuk mengaplikasikan production rates dari sebuah pekerjaan. Pada penelitian ini ditemukan terdapat 9 faktor dominan dalam membuat model persamaan produktivitas breakwater di Pelabuhan Kalibaru. Sehingga dari model tersebut, kita dapat mengetahui kapan dan dimana variasi produktivitas tersebut terjadi, agar dapat lebih akurat dalam memprediksi jadwal kedepannya. Kata Kunci : Metode penjadwalan, linear scheduling, varying production rate, breakwater Application of Linear Scheduling Method with Varying Production Rates at

Breakwater Construction Project in Port of Kalibaru.

Abxtract

The scheduling method which is used for breakwater construction project as a buliding component in Port of Kalibaru is still convensional which is use S-Curve. While the relevan scheduling method for repetitive work such as breakwater is linier scheduling. Furthermore, liniear scheduling is researched by many approach. One of them is varying production rates (LSMVPR). This LSMVPR is scheduling method of liniear sheduling that developing framework to implement production rates from any work activity, so that LSMVPR to be a method that could be defining a productivity variation of a scheduling. In this research has found 9 dominant factor that we can develop productivity model at breakwater construction project in Port of kalibaru. So, using the model, we can know that when and where the variance in production rates has accoured, in order to more accurate predicted the schedule. Key Words: Scheduling method, linear scheduling, varying production rates, breakwater

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 2: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Pendahuluan Dalam upaya pengembangan bisnis di bidang kelautan, dilakukanlah berbagai

pembangunan dan pelebaran pelabuhan. Salah satunya adalah proyek

pengembangan pelabuhan Tanjung Priok atau dikenal dengan New Tanjung Priok,

yang merupakan pelabuhan dengan perputaran uang terbesar di Indonesia. Proyek

pembangunan pelabuhan Kalibaru merupakan salah satu upaya pengembangan

tatanan kepelabuhanan yang telah diatur pada peraturan daerah provinsi DKI

nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 pasal 38 ayat 1.

Pembangunan pelabuhan laut tersebut merupakan bagaian integral dari penataan

ruang wilayah dengan mempertimbangkan kapasitas prasarana penunjangnya.

Pada proyek konstruksi pembangunan pelabuhan tersebut tentunya sering kali

ditemui beberapa kendala. Dimana pada penelitian mengenai identifikasi resiko

pada proyek pelabuhan dermaga ditemukan bahwa, resiko keterlambatan waktu

konstruksi merupakan resiko yang memiliki peringkat tertinggi dengan dampak

yang paling signifikan (Siswanto, 2012, hal 32). Oleh karenanya, diperlukan lah

suatu metode penjadwalan yang tepat dalam mencegah terjadinya resiko tersebut.

Pada proyek konstruksi pelabuhan Kalibaru, metode penjadwalan yang digunakan

adalah metode kurva-S dan bar chart untuk semua item pekerjaan termasuk

breakwater. Sementara, untuk pekerjaan yang repetitive seperti breakwter metode

tersebut masih memiliki kekurangan, yaitu kontinuitas pekerjaan tidak terjamin

(Armeyn, 2003, hal. 19) dan tidak menjelaskan perbedaan produksi rata-rata di

tiap segmen (Andhika, 2006, hal. 1). Menurut Johnston (1981, hal. 247) metode

penjadwalan yang sesuai untuk pekerjaan yang repetitive adalah linear

scheduling, yaitu teknik penjadwalan dengan menggunakan grafik yang bertujuan

untuk memanfaatkan sumber daya yang berkesinambungan pada sebuah proyek

konstruksi linier. Namun, metode linear scheduling Johnston ini masih memiliki

kekurangan, salah satunya adalah belum tergambarnya variasi produktivitas

pekerjaan (Johnston dan Chrzanowski, 1986, hal. 476).

Pada perkembangannya, metode linear scheduling ini terus evaluasi dan

dikembangkan. Salah satu pendekatannya adalah metode varying production rates

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 3: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

(LSMVPR). Metode ini telah mengembangkan kerangka untuk pengaplikasian

perubahan production rates. Sehingga, kita dapat mengetahui kapan dan dimana,

variasi produktivitas tersebut terjadi (Duffy, 2011, hal 3). Sehingga, penelitian ini

bertujuan untuk mengaplikasikan metode linear scheduling dengan varying

production rates pada proyek pembangunan breakwater di Pelabuhan Kalibaru.

Dimana, pada penelitian ini objek penelitian yang ditinjau dibatasi pada

breakwater tipe C pada disposal A dengan data yang ditinjau dimulai pada bulan

Oktober 2012 hingga Maret 2013.

Tinjauan Teoritis Breakwater merupakan prasaran yang dibangun memecah ombak/gelombang

dengan menyerap sebagian energi gelombang. Pemecah gelombang ini digunakan

uutuk mengendalikan abrasi yang menggerus garis pantai dan untuk menenangkan

gelombang di pelabuhan, sehingga kapal dapat merapat di pelabuhan dengan lebih

mudah dan cepat (Triatmodjo,1999,hal 15). Breakwater pada pelabuhan Kalibaru

yang ditinjau tergolong breakwater sambung pantai, dengan tipe Rubble Mound

dengan sisi miring dan core sebagai material pembentuk-nya. Kondisi breakwater

tersebut adalah overtopping dengan elevasi + 2,5 LWS.

Gambar 1. Letak dan Potongan Breakwater Tipe C Disposal A

Sumber : Arsip Data PT PP, Tbk

Proyek konstruksi breakwater tipe C disposal A ini memiliki bentang 680 m,

dengan panjang masing-masing segemen 8m. Berikut metode konstruksi dan

sequence dari breakwater ini:

a. Pekerjaan Fabrikasi Bambu Clustering

Merupakan perakitan 7 bambu yang diikat tali ijuk dan diberi PVD dan

ditumpuk dengan tinggi maksimum 6,4 m. Bambu yang digunakan

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 4: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Merupakan bambu berdimater 5 cm, berwarna kuning jernih, mengkilat,

padat seratnya,yang berasal dari PT Teguh Karya Sentosa.

b. Pekerjaan Pemancangan Bambu Clustering

Merupakan pemancangan bambu yang telah difabrikasi dengan alat bantu

pipa pancang 40 cm, dailly hammer dan excavator.

c. Pekerjaan Fabrikasi Matras

Merupakan fabrikasi bambu dengan ukuran 8m x 48 m, sebanyak 7 lapis

dengan space bambu 20 cm, yang diberikan geotextile pada lapisan ke-3

sebagai filtrasi pencegah terjadinya erosi. Hasil dari fabrikasi ini ditumpuk,

dengan tumpukan maksimum 7m.

d. Pekerjaan Penenggelaman Matras (Spreading)

Merupakan penenggelaman (spreading) matras yang telah difabrikasi dengan

menggunakan excavator dan batu yang berasal dari quary owner di

Bojonegara. Pekerjaan ini dimulai setelah penacangan bambu 1,5 segmen.

e. Pekerjaan Rockfill

Merupakan pekerjaan pembentukan batu berukuran 50kg-75kg diatas matras

bambu. Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan matras berjarak 1,5 segmen.

f. Pekerjaan Armour dan A-Jack

Pekerjaan armour merupkan pembentukan batu berukuran 400 kg diatas

rockfill, sementara pekerjaan A-Jack merupakan pekerjaan pemasangan

tetrapod diatas armour. Material tersebut berfungsi untuk mengunci core yang

berada dalam.

Untuk metode penjadwalan yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode

linear scheduling. Dimana, Linear Scheduling merupakan teknik penjadwalan

dengan menggunakan grafik yang bertujuan untuk memanfaatkan sumberdaya

yang berkesinambungan pada sebuah proyek konstruksi linear, dimana

didalamnya terdapat pekerjaan yang berulang atau repetitive. (Mattila dan Park,

2003, hal. 56). Pada awal perkembangannya, linear scheduling masih memiliki

keterbatasan, yaitu tidak dapat menggambarkan hubungan dan urutan dari tiap

pekerjaan (Johnston dan Chrzanowski, 1986, hal. 476). Untuk itu, metode ini

dikembangkan dengan beberapa pendekatan dari zaman ke zaman, untuk

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 5: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

memperbaiki kekurangan tersebut. Pada tahun 1995 Hamerlink (1995, hal. 263)

mulai menegmbangkan permodelan Linear Scheduling dengan menggunkan

program dasar Auto-CAD. Penelitian Hamerlink tersebut memfokuskan pada dua

aspek, yaitu meningkatkan komputerisasi Linear Scheduling dan menggambarkan

prosedur untuk mengidentifikasi kontrol dari jalur aktivitas pada jadwal. Pada

penelitian ini menghasilkan hubungan waktu dan sequence aktivitas pada LSM

yang disebut dengan contolling activity path.

Pada perkembangan selanjutnya, El-Sayegh (1998, hal.110) mengembangkan

deterministik dan model peluang untuk menghitung kebutuhan sumber daya dari

Linear Scheduling. Model deterministik ini dapat digunakan untuk mengahasilkan

Linear Scheduling hanya berdasarkan input user, sementara model peluang dapat

digunakan untuk membuat Linear Scheduling yang didasarkan pada simulai

Monte Carlo, dimana terdapat variasi dan ketidak pastian pada sebuah proyek

konstruksi. Pada tahun 2001, Yamin (2001, hal. 72) mengembangkan pendekatan

untuk menganalisa efek kumulatif dari rasio variasi produktivitas (CEPRV) pada

linear activity. Fokus penelitian ini adalah untuk memajukan analisa kapabilitas

resiko pada linear scheduling yang dapat membantu sorang manager dalam

meramalkan kemungkinan keterlambatan pada proyek. Yamin (2001, hal.73) juga

mengembangkan metode unutk menentukan kontrol pada aktivitas sekunder, atau

yang biasa disebut dengan SCAPs. SCAPs dapat terjadi karena aktivitasnya

berdekatan dengan jalur kritis dan memilki rasio variasi produktivitas yang tinggi.

Duffy (2011, hal. 2) menyarankan bahwa metode pendekatan dengan

menggunakan varying production rates (LSMVPR) merupakan metode yang paling

dapat mendefinisikan variasi produktivitas dari sebuah penjadwalan dibandingkan

dengan metode lainnya. (LSMVPR) telah mengembangkan kerangka untuk

pengaplikasian perubahan production rates kapan dan dimana diperlukannya.

LSMVPR merupakan sebuah pengembangan metode linear scheduling dengan

konsep working window. Secara analogi working window dapat dilustrasikan

sebagai Finete Element Method (FEM), dimana sebuah pekeraan dapat

dideskritkan menjadai elemen-elemen kecil yang berkelanjutan. Working window

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 6: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

adalah sebuah area dimana waktu dan lokasi pada production variable yang unik

dapat ditetapkan. Selain terbukti lebih akurat dalam memprediksi jadwal, dengan

metode ini juga kita dapat mengukur performa pekerjaan dengan metode API

(activity performance index) dengan menggunakan persamaan berikut:

APIij = PRij/PRUD * 100

Dimana,

APIij = Activity Performance Index

PRij = Production Rates Koordinat i dan j

PRUD = Production Rates Rencana

Tahapan dari aplikasi penjadwalan LSMVPR ini adalah:

a. Mengidentifikasi Faktor yang Berpengaruh

Pada tahap ini, kita akan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap produktivitas pekerjaan breakwater.

b. Membuat Model Produktivitas dengan Metode Regresi

Hasil identifikasi faktor tersebut kemudian dicari data hariannya, dan

digunakan untuk membuat model produktivitas breakwater dengan metode

regresi.

c. Meramalkan Produktivitas dan Membuat Penjadwalan

Setelah model persamaan terbentuk, maka untuk meralkan produktivitas kita

dapat memasukan informasi proyek pada waktu dan tempat yang bersangkutan,

termasuk juga waktu libur. Setelah itu, maka dapat disusun penjadwalan

dengan memperhatikan sequence pekerjaannya.

Untuk mengaplikasikan metode ini, akan dilakukan pengolahan terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi produktivitas. Oleh karena itu, sebelumnya

dilakukanlah identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tersebut.

Berdasarkan studi literatur dari berbagai referensi, didapatkan identifikasi faktor

yang berpengaruh terhadap produktivitas konstruksi breakwater sebagai berikut:

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 7: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Tabel 1. Identifikasi Faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Konstruksi Breakwater

Kategori Faktor Referensi  

Kategori Faktor Referensi

Project Condi-tions

Tinggi Gelombang 1,11  

Work Technique

Work Statisfication 8 Arus 1,11

 Error and Omission 2

Data Hujan 1,2,5,8,11  

Rework 4,8 Kedalaman 11

 Creating Competition 8

Tingkat Kesulitan Pekerjaan 8  

Construction Management

Manajemen Proyek 1,3,7,9 Bencana Alam 8

 Metode Konstruksi yang Digunakan 8

Market Conditions

Ketersediaan Material 1,2,4,5,6,7,9  

Schedule yang Terdefinisi 7,8,9 Ketersediaan Peralatan &Perlengkapan 2,4,5,6,9

 Ke-efektifan dalam Komunikasi 1,3,5,6,8,9

Kapasitas Peralatan 3  

Worker Participation in Decision Making 8 Mobilisasi dan Demobilisasi 2

 Disiplin Kerja 8

Kebutuhan material dan peralatan 3,8  

Keterampilan dalam Pengawasan Lapangan 1,3,4,9 Pengalaman dalam Desain 1

 Kehadiran Supervisor 6

Strategi Kontraktual 3,4  

Labor

Ketersedian Jumlah Tenaga Kerja 7,11 Campur Tangan Pihak Lain 4

 Efisiensi Pekerja 1,2,8

Design and

Procur-ment

Jumlah Aktivitas 8   Efektivitas penugasan personil 1 Slope 8

 Perbedaan Kebudayaan 8

Standarisasi dan Spesifikasi 5  

Pengalaman Kerja 8 Keakuratan Site Investigation 3

 Moral dan Perilaku 2

Ketepatan Desain yang Dipilih 8  

Kelelahan 2 Banyaknya Perubahan Desain 1,2,5,6

 Keterlambatan Penugasan Pekerja 2

Work Charac-teristic

Keterbatasan Area Kerja 2,8  

Absensi dan Rotasi Pekerja 2,4,6 Site Layout yang Memadai 2

 Kemogokan Pekerja 6

Letak Area Kerja dari Population Center 2  

Pergantian Pekerja 5 Letak Site dari Tempat Tinggal 8

 Pergantian Mandor 5

Jalan Akses Menuju Site 2,9  

Peraturan yang Diberlakukan 9 Site Congestion 8

 Goverment Pengaruh Pemerintahan 3

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 8: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Kategori Faktor Referensi  

Kategori Faktor Referensi Overtime 2,5,8

 Policy Lamanya Perizinan 1,2,8

Penumpukan Pekerja 2  

Education and

Training

Jenjang Pendidikan Pekerja 8 Pengulangan Aktivitas Pekerjaan 8   Knowledge of Work 9

Work Technique

Information Technology 8  

Management Training Supervisi 1,8,9 Sistematika Pekerjaan 8

 Motivasi Pekerja 8,9

Joint Occupancy 2  

Learnig Curve 1 Benefical Occupancy 2

  Safety Keselamatan dan Kesehatan Pekerja 8,9

Concurrent Occupancy 2  

Area Kerja yang Berbahaya 2 Work Continuity 8

 Economic

Factor

On-Time Payment 8,9 Start/Stop 2

 Amount of Salary 8

Waktu Instruksi 5  

Asuransi Pekerja 8 Jumlah Shift Kerja 2,5,8

 Keterhambatan Finansial dari Owner 6

Keterlambatan inspeksi 2,9        

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Keterangan referensi

1. Dozzi S P dan M S Abourizk (1993) 5. Arub Makulswatudom, et al (2004) 9. Nabil Ailbouni dan Kassim Gidado (2012)

2. Intergraph USA (2012) 6. Soekiman, K. S. Pribadi, et al (2011) 10. Casey Jo Kuykendall (2007)

3. George Jergeas (2009) 7. Abdul Kadir, Lee, Jaafar et al (2011) 11 Duffy (2011)

4. Alwi S (2003) 8. Bui Trung kien (2012)

Tabel 1. (Lanjutan)

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 9: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Metode Penelitian Mengacu pada strategi penelitian yang disarankan oleh Yin (1994, hal. 73) dan

berdasarkan latar belakang rumusan masalah, yaitu untuk mengaplikasikan metode

LSMVPR pada proyek breakwater di Pelabuhan Kalibaru maka dipilihlah metode analisa

arsip, survey dan studi kasus sebagai metode penelitian ini, dengan alur sebagai berikut:

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data Primer

dengan Kuisioner

Survey Lapangan

Analisa Hasil

Penarikan Kesimpulan

Selesai

Pembahasan

Pengumpulan Data Sekunder dengan Arsip

Data

Identifikasi faktor dengan Analisa

Regresi

Analisa Activity Performance Index

Identifikasi Faktor dengan AHP

Analisa Regresi pada Data Harian Faktor Dominan

Forecasting Produktivitas

Pembuatan LSM Aktual

Identifikasi Faktor

Ya

Tidak

 Gambar 2. Diagram Alir Tahapan penelitian

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 10: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Pada penelitian ini, untuk mengidentifikasi faktor digunakan instrumen penelitian

kuesioner dengan skala ordinal, dan diolah dengan menggunakan metode regresi dengan

bantuan SPSS. Namun, apabila hasil identifikasi tidak dapat dicari data hariannya maka

identifikasi faktor akan diolah menggunakan AHP. Hasil identifikasi ini kemudian akan

dibuat penjadwalannya dengan LSMVPR dan dibandingkan antara penjadwalan dan

aktualnya.

Hasil Penelitian Berikut hasil identifikasi faktor dengan metode regresi:

Tabel 2 Hasil Identifikasi Faktor yang Paling Berpengaruh dengan Metode Regresi

Faktor Indikator Keterangan

FA (Manajemen Konstruksi)

X16 Keakuratan Site Investigation X41 Schedule yang Terdefinisi X42 Ke-efektifan dalam Komunikasi X44 Disiplin Kerja X58 Management Training untuk Supervision X6 Bencana Alam

FB (Work Technique)

X8 Ketersediaan Peralatan dan Perlengkapan X27 Sistematika Pekerjaan X36 Error and Omission

Sumber : Hasil Olahan sendiri

Karena dari faktor-faktor tersebut hanya poin X8 yang bisa diolah, maka hasil kuesioner

diolah kembali dengan menggunakan metode AHP sehingga menghasilkan identifkiasi

faktor, yaitu tinggi gelombang untuk F1, ketersediaan material untuk F2, keakuratan site

investigation untuk F3, overtime untuk F4, error and omission untuk F5, metode

konstruksi untuk F6, moral dan prilaku untuk F7, motivasi pekerja untuk F9 dan amount

of salary untuk F9.

Pada hasil olahan tersebut, dilihat kembali faktor mana saja yang bisa dicari data

hariannya dan kemudian diolah. Mengingat batasan penelitian ini terkait data bulan

Oktober 2012 hingga Maret 2013, sehingga data yang tersedia adalah data pekerjaan

fabrikasi cluster bambu, pemancangan cluster bambu, fabrikasi matras dan

penenggelaman matras dan pada pada F1 dan F4 faktor yang terpilih tidak berpengaruh

secara langsung maka diberikan lah dua alternatif dalam pembuatan model produktivitas

breakwater ini. Dimana,pada alternatif 2 untuk pekerjaan fabrikasi, tinggi gelombang

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 11: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

dan overtimedigantikan oleh data hujan dan pengulangan aktivitas pekerjaan yang

digambarkan dengan tabel berikut:

Tabel 3 Identifikasi Faktor Paling Berpengaruh yang Akan Diolah Data Hariannya

Alternatif 1 Alternatif 2 F1 X1 Tinggi Gelombang X3 dan X1 Data Hujan dan Tinggi Gelombang F2 X9 Peralatan yang Tersedia X9 Peralatan yang Tersedia F4 X25 Overtime X24 dan X25 Pengulangan Aktivitas dan Overtime F5 X28 Jumlah Shift Kerja X28 Jumlah Shift Kerja F7 X49 Ketersediaan Jumlah Tenaga Kerja X49 Ketersediaan Jumlah Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Olahan sendiri

Setelah diolah data harian dari masing-masing alternatif, maka didapatkanlah model

produktivitas dari kedua alternatif tersebut:

Tabel 4 Model Persamaan Produktivitas Konstruksi Breakwater di Pelalabuhan Kalibaru

Item Pekerjaan Alternatif-1

Moel Persamaan R2

Fabrikasi Bambu Y = (84,29A+262,24T-55,79 G +59,93)WD 0,544

Pemancangan Bambu Y = (75,2A+10,3O+26,3S+57,5T–26,6G+189,2)WD 0,541

Fabrikasi Matras Y = (46,07A+62,83T –7,83G +138,37)WD 0,816

Penenggelaman Matras Y = (31,5A+15,8O+42,9T–122,3G+412,4)WD 0,526

Item Pekerjaan Alternatif-2

Moel Persamaan R2

Fabrikasi Bambu Y = (89,27A+44,65P+237,1T-18,3H+353,8) 0,504

Pemancangan Bambu Y = (75,2A+10,3O+26,3S+57,5T–26,6G+189,2)WD 0,541

Fabrikasi Matras Y = (38,27A +0,22 P + 54,68 T - 38,383 H +112,11)WD 0,723

Penenggelaman Matras Y = (31,5A+15,8O+42,9T–122,3G+412,4)WD 0,526 Sumber : Hasil Olahan sendiri

Keterangan:

A = Jumlah Alat (X9) T = Jumlah Tenaga Kerja (X49 ) G = Tinggi Gelombang (X1)

H = Data Hujan (X3) O = Overtime (X25) P=Pengulangan Aktivitas (X24)

S = Shift Kerja (X28)

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 12: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Dari model persamaan tersebut kemudiaan dibuat penjadwalan dengan metode LSMVPR

dengan cara memasukan informasi data harian kedalam model persamaan diatas, dan

pengukuran APInya, sehingga menghasilkan LSMVPR seperti gambar berikut ini:

Gambar 2. Grafik LSMVPR dengan Alternatif 1

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Gambar 3. Grafik LSMVPR dengan Alternatif 2

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 13: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Pada kedua alternatif diatas, masing-masing aktivitasnya dibandingkan antara prediksi

dan aktualnya. Dimana, hasil perbandingannya digambarkan dengan API (Activiy

Performance Index.) yang ditandai dengan fill warna di tiap segmennya. Baik-buruknya

performa produktivitas tersebut dapat menyebabkan perbedaan waktu penyelesaian

pekerjaan (aktivitas). Dari kedua alternatif tersebut, kemudian dibuat prediksi

penjadwalan dengan LSMVPR dari alternatif 1 untuk memprediksi selesainya pekerjaan

breakwater tersebut. Alternatif 1 dipilih karena memiliki nilai r2 yang lebih tinggi,

sehingga dinilai lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dimana, dari hasil

analisa diketahu faktor pada alternatif 1 memiliki autokorelasi positif dan negatif.

Sementara dari uji t, diketahui masing-masing fsktor di masing-masing model memiliki

pengaruh parsial yang signifikan. Pada uji F juga diketahui, faktor tersebut bersamaan

memiliki pengaruh simultan yang signifikan.

Input yang digunakan pada model adalah perkiraan cuaca yang diterbitkan TNI AL dan

metode konstruki dari PT PP, sehingga mengahasilkan penjadrediksi walan sebagai

berikut:

Gambar 4. LSMVPR Prediksi Proyek Konstruksi Breakwater Pelabuhan Kalibaru

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 14: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Pembahasan Dari ke-empat model persamaan tersebut, kita dapat mengetahui prediksi produktivitas

dari perencanaan dan ramalan kondisi dari faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas masing-masing pekerjaan. Dimana, pada masing-masing model

persamaan tersebut terdapat unsur WD (working day). Working day, ini adalah unsur

penentu ada dan tidaknya suatu pekerjaan pada hari yang bersangkutan, yang ditandai

dengan adanya garis lurus pada grafik penjadwalan tersebut. Ada tidaknya suatu

pekerjaan tersebut dapat disebabkan dari beberapa hal, bisa dikarenakan faktor-faktor

tersebut memang berada diluar batas minimum atau maksimum pekerjaan tersebut,

misalnya tinggi gelombang, yang mana pekerjaan di laut dapat dilaksanakan apabila

tinggi gelombangnya dibawah 1 m, ataupun memang terdapat faktor-faktor dominan

lain yang mempengaruhi aktivitas pekerjaan tersebut yang memang bisa menyebabkan

aktivitas tersebut terhambat, misalnya keterlambatan material yang mana pada

konstruksi breakwater ini dapat menghambat pekerjaan hingga satu bulan.

Sementara, pada grafik LSMVPR yang diuraikan pada bab sebelumnya juga ditemukan

adanya perbedaan antara aktualisasi pekerjaan dan perencanaan yang dinilai dengan API

(activity performance index). Perbedaan performa produktivitas rencana dan aktual

tersebut disebabkan karena terdapat faktor-faktor dominan lain yang belum

digambarkan pada model, baik karena keterbatasan data harian, ataupun memang faktor

tersebut tidak dapat diamati variasi produktivitas hariannya. Dari hasil temuan ini, diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan ini

terdiri dari beberapa unsur yang telah diuraikan sebelumnya, yang memang ada yang

dapat diamati variasi produktivitasnya, ataupun terdapat faktor yang tidak dapat diamati

variasi produktivitas hariannya. Pada penelitian ini, memang terdapat perbedaan hasil

identifikasi antara faktor dominan yang didapatkan dari hasil analisa regresi dan analisa

AHP. Hal tersebut dikarenakan, pada analisa regresi kita bisa melihat hubungan anatara

variabel dependent dan independent yamg memiliki korelasi kuat. Sementara pada

faktor dominan yang didapatkan dari hasil AHP merupakan variabel yang memiliki

bobot tertinggi. Hal tersebut, berarti penilaian faktor dominan tersebut menggambarkan

pendapat responden terhadap variabel mana yang paling dominan mempengaruhi

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 15: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

produktivitas dimasing-masing kategorinya, namun belum menggambarkan korelasi

terhadap produktivitasnya. Namun, sebenarnya faktor-faktor tersebut saling berkaitan.

Salah satu faktor yang paling penting adalah site investigation. Hal ini dikarenakan,

untuk pekerjaan breakwater, dipengaruhi oleh project condition. Ketepatan perkiraan

terhadap project condition tersebut ini akan menentukan berbagai hal yang dilakukan

pada tahapan selanjutnya (eksekusi). Maka, ketidak tepatan terhadap site investigation

tersebut dapat menyebabkan kesalahan pada tahap perencanaan yang menyebabkan

aktualiassai tidak sesuai dengan perencanaan. Faktor pada project condition yang paling

penting untuk pekerjaan breakwater adalah tinggi gelombang. Tinggi gelombang dapat

mempengaruhi produktivitas pekerjaan, semakin kecil gelombangnya maka

produktivitasnya semakin baik. Hal tersebut dibuktikan dengan model persamaan yang

dihasilkan pada penelitian ini, yang mana tinggi gelombang tersebut memilki tanda (-)

pada model. Selain itu, pada project condition juga terdapat faktor bencana alam.

Kemungkinan dari faktor ini memang kecil, namun jika terjadi dampaknya tentu akan

menjadi besar. Oleh karena kemungkinannya yang kecil, bencana alam menjadi faktor

yang kurang signifikan terhadap produktivitas.

Dalam membuat prediksi jadwal, hendaknya pengumpulan data mengenai project

condition dilengkapi selengkap-lengkapnya. Agar perencanaan yang dibuat dapat

disesuaikan dengan ramalan aktual kondisi yang akan datang. Pada proyek

bersangkutan, site investigation-nya masih kurang baik, dimana pada pengukuran tinggi

gelombangnya masih menggunakan rambu ukur, yang kurang akurat. Sementara, alat

pengukuran gelombang baru dipasang tertanggal 14 Februari 2014,yang mana pekerjaan

breakwater ini sudah berjalan sekita 1 tahun. Pada pengukuran project condition yang

lain seperti pengukuran curah hujan, angin, arus dan lainnya pun belum dilaksanakan.

Sementara, hal tersebut, dapat mempengaruhi history data yang akan digunakan untuk

perencanaan selanjutnya juga menjadi kurang akurat.

Faktor dominan lainnya adalah schedule yang terdefinisi, dimana seiring dengan

berjalannya proyek, perencanaan penjadwalan proyek dapat berubah disesuaikan

dengan kondisi pelaksanaannya. Dimana, schedule yang baik dapat menggambarkan

hubungan antar kegiatan dan mudah dipahami oleh pihak-pihak yang terkait. Sementara,

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 16: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

untuk pekerjaan breakwater yang repetitive ini metode penjadwalan yang sesuai adalah

metode penjadwalan LSM, yang lebih menggambarkan hubungan antara waktu dan

lokasi pekerjaan yang lebih mudah diamati.

Untuk pembuatan schedule tersebut juga hendaknya memperhatikan beberapa hal

seperti ketersediaan material (kapan material tersebut akan tersedia), dan metode

konstruksi serta sistematika pekerjaan yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk

mengantisipasi terjadinya penundaan pekerjaan yang dapat terjadi seperti pada

aktulisasi pekerjaan ini. Apabila aktual memang sudah melenceng dari jadwal maka

hendaknya dilakukan tindakan koreksi untuk menghambat terjadinya keterlambatan

proyek, yaitu dengan melakukan pekerjaan di jam lembur atau meningkatkan

produktivitas pekerjaan dengan saah satu caranya adalah menambahkan jumlah alat

yang digunakan pada pekerjaan tersebut.

Pada proyek yang bersangkutan, hal yang paling signifikan dalam penundaan pekerjaan

breakwater ini adalah ketersediaan material. Baik itu material bambu, maupun

penyediaan bambu untuk pekerjaan penenggelaman matras. Material bambu didapatkan

dari supplier bambu dari PT MTU dan PT TKS. Yang mana, material bambu yang

digunakan adalah bambu pilihan berserat padat, kuat, berwarna kuning jernih, dan

mengkilat. Dimana, sekali pengangkutan material bambu ke lokasi dapat mencapai 400

hingga 800 kg. Sementara, untuk material batu diambil dari quary owner di Bojonegara.

Pada penyediaan material bambu, masalah yang dihadapi adalah pencarian terhadap

material bambu yang sesuai spesifikasi yang sesuai, sehingga sebagai solusinya pihak

kontraktor mencari supplier tambahan untuk menghindari keterlamnatan. Sementara

pada penyediaan batu, permasalahan yang dihadapi adalah masalah perizinan daerah

quary. Dimana, masyarakat sekitar tidak meneytujui adanya pengambilan material pada

daerah tersebut. Sebagai solulsinya, masalah proses perizinan dan penyediaan material

sebaiknya dilakukan diawal agar tidak menghambat pekerjaan.

Dari faktor pelaksana pekerjaan hal yang penting untuk diperhatikan adalah disiplin

kerja. Pada proyek konstruksi, disiplin kerja berpengaruh terhadap irama produktivitas.

Semakin tinggi disiplin kerjanya, maka produktivitasnya lebih menentu, sehingga lebih

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 17: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

mudah diprediksi. Disiplin kerja ini juga berkaitan moral dan prilaku indvidu pihak

yang terkait dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Dimana, untuk meningkatkan

disiplin kerja dibutuhkan pengikatan terhadap pengawasan yang ketat, dengan

memberikan improvement pada pihak supervisi. Selain itu disiplin kerja juga dapat

ditingkatkan dengan menambah motivasi bekerja pihak yang bersangkutan. Salah satu

cara yang mempengaruhi motivasi bekerja dari hasil identifikasi faktor ekonomi

penelitian ini adalah amount of salary. Hendaknya hal tersebut juga diperhatikan untuk

mengamati apakah amount of salary yang diberikan telah sesuai dengan hal yang

dikerjakan.

.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas, ditemukan terdapat 9 faktor dominan yang mempengaruhi

produktivitas proyek konstruksi breakwater di Pelabuhan kalibaru. Dimana, dari faktor

dominan tersebut dapat dilakukan aplikasi LSMVPR (Linear Scheduling Metthod with

Varying Production Rates) untuk membuat perencaan jadwal yang lebih

menggambarkan variasi produktivitas pekerjaan pada proyek tersebut. Dari hasil

perbandingan antara perencaaan dan aktualisasi proyek penjadwalan proyek breakwater

dengan metode tersebut, didapatkan bahwa masih adanya perbedaan. Dimana,

perbedaan tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan API (Analytical Performance

Index), untuk menentuka baik atau buruknya performa kinerja pada proyek tersebut.

Dari hasil perbandingan perencanaan dari model diatas dan aktualisai, diketahui bahwa

performa aktivitas pada pekerjaan breakwater ini adalah, baik untuk pekerjaan fabrikasi

bambu, buruk untuk pekerjaan pemancangan bambu, sangat baik untuk pekerjaan

fabrikasi matras dan sangat buruk untuk pekerjaan penenggelaman matras.

Untuk perencanaan jadwal yang dibuat selanjutnya dengan metode LSMVPR ini,

memiliki asumsi bahwa pekerjaan berjalan dengan semenstinya tanpa ada permasalahan

yang dapat menyebabkan penundaan pekerjaan, seperti permasalahan ketersediaan

material diatas. Penentu ada tidaknya pekerjaan pada metode ini hanya dibatasi pada

tinggi gelombang maksimal untuk pekerjaan pemancangan bambu dan penenggelaman

matras.

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 18: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Saran Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah:

• Dalam proyek konstruksi, hendaknya dokumentasi proyek dibuat selengkap dan

sebaik mungkin sebagai bahan pembelajaran untuk perencanaan kedepannya

• Penyediaan material hendaknya dilakukan diawal, dengan melakukan pemesanan

material bambu pada supplier yang bersangkutan dan mengurus perizinan pada

daerah quairy untuk pengambilan material batu. Hal tersebut untuk menghindari

penundaan pekerjaan seperti yang terjadi pada proyek ini. Dimana, pada kasus ini,

tindakan koreksi yang dapat dilakukan adalah dengan mencari supplier tambahan

apabila 1 supplier dirasa tidak mencukupi, dan juga membuat adendum kontrak

dengan owner apabila perizinan tersebut tidak kunjung selesai.

• Untuk pekerjaan dengan performa produktivitas yang masih kurang, hendaknya

diperbaiki dengan menekankan pada faktor-faktor dominan yang berpengaruh

terhadap produktivitas pekerjaan ini, salah satu diantaranya adalah meningkatkan

disiplin kerja dengan pengawasan yang ketat dari supervisi.

• Pada model produktivitas yang ditemukan pada penelitian ini, masih terdapat faktor

dominan yang belum dapat digambarkan baik karena keterbatasan data dan variasi

data yang tidak dapat digambarkan secara harian. Oleh karena itu, model

produktivitas ini masih dapat dikembangkan agar dapat lebih menggambarkan

produktivitas yang lebih akurat. Dimana, sebaiknya proyek yang ditinjau adalah

proyek yang memiliki uncertainty tinggi dan identifikasi faktor yang akan diolah

lebih menekankan terhadap faktor uncertainty pada proyek konstruksi tersebut agar

penjadwalannya menjadi lebih akurat.

Daftar Referensi Agrama, Fatma A. (2012). Multi-objective genetic optimization of linear construction

projects. HBRC Journal (2012) 8, 144–151 Ailabouni, Nabil & Gidado, Kassim. (2012). Evaluation of Factors Affecting

Productivity in the UAE Costruction Industry: Regression Models. Brighton: University of Brighton

 

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 19: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Andhika, Rully. 2006. Pengkajian Pemanfaatan Idle Time dalam Linear Scheduling Method- Studi Kasus pada Proyek Pemipaan di Indonesia. Tesis Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Alwi, s (2003). Factors influencing Canstruction Productivity in the Indonesian Context. Fukuoka: QUT  Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta Armeyn . 2003. Manfaat Repetitive Project Modeling (RPM) pada Penjadwalan

Pekerjaan Pembangunan Jembatan. Jurnal R & B Volume 3, Nomor 1.  Bornstein M Harvey, Russo A Michele (2011). Mittigation of Risk in Construction :

Strategies for Reducing Risk and Maximizing Profitability. Bedford: McGraw Hill Construction:  

 Callahan, M.T., Quackenbush D.O., & Rowings, J.E. (1992). Construction Project

Scheduling. Singapore : McGraw-Hill  Duffy, Gregory A., Oberlender, Garold D., and David Hyung Seok Jeong. 2011. Linear

Scheduling Model with Varying Production Rates. Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, 137: 574-582.

 Duffy, Gregory A., Oberlender, Garold D., and David Hyung Seok Jeong. 2012.

Advanced Linear Scheduling Program with Varying Production Rates for Pipeline Construction Projects . Journal of Construction Engineering and Management, ASCE,

 Istianjo, 2001. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum Jergeas, George. (2009). Improving Construction Productivity on Alberta Oil and Gas

Capital Projects. Canada: University of Calgary Kadir, Abdul et al. (2005). Factors Affecting Construuction Labour Productivity for

Malaysian Residential Projects. Maysia: Universiti Putra Malaysia. Kien, Bui Trung. (2012). Factors Affecting the Fluctuation pf Labour Productivity in

the Construction Projects. Ho Chi Minh City: University of Economics Ho Chi Minh City.

Kuykendall, Casey Jo. (2007). Key Factors Affecting Labor Productivity in the

Construction Industry. Florida: University of Florida. Larson, Erik W. dan Gray, Clifford F. (2010). Project Management: The Managerial

Process, 5th edition. New York: McGraw-Hill  

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014

Page 20: Aplikasi Penjadwalan Linear Scheduling Dengan Pendekatan ...

 

Lucko, Gunnar. (2011). Integrating Efficient Resource Optimization and Linear Schedule Analysis with Singularity Function. Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, 137: 45-55.

 M Haseeb, Xinhai-Lu, Aneesa bibi (2011). Causes and Effects of Delays in Large

Construction Projects of Pakistan. Istambul : National University of Sciences and Technology.

 Mubarak, Saleh. (2010). Construction Project Scheduling and Control, 2nd Edition.

New Jersey: John Wiley & Sons, Inc  Murniat P. Monkai,. 2013. Alat Pengujian Hipotesis. Semarang: Unika Soegijapranata   Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta : Balai Aksara P Dozzi, M S Abourizk (1993) . Productivity in Construction. Ottawa: National

Research Council Canada Pai, S.K., Verguese P. & Rai S. (2013). Application of Line of Balance Scheduling

Technique (LOBST) for a Real estate sector. International Journal of Science, Engineering and Technology Research (IJSETR), 2, 2278-7798.

Peraturan Daerah provinsi DKI nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 pasal 38 ayat 1. Prodan, A. & Prodan, R. (2002). Stochastic simulation and modelling. Computational

Science—ICCS 2002. Berlin Heidelberg: Springer  Russell, A. & Caselton, W.(1988). Extensions to linear scheduling optimization. Journal

of Construction Engineering and Management, ASCE, 114: 36-52. Rezakhani Pejman (2012). Classifting Key Risk Factors in Construction Projects. Korea

: Kyungponk National University Setianto, A. (2004). Evaluasi Pengendalian Waktu dan Biaya (Studi Kasus Proyek

Pembangunan Jembatan Ngantru Desa Gabus Kabupaten Pati Jateng). Tesis Universitas Islam Sultan Agung. Semarang.

 Siswanto, 2012. Analisa Risiko Proyek Pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk

Lamongan Surabaya. Tesis Institut Teknologi Surabaya Soekiman, A et al. (2011). Factors Relating to Labor Productivity Affecting the Project

Schedule Performance in Indonesia. Indonesia: Departement of civil Engineering, Parahyangan Catholic University.

 Yin, R. K. (1994). Case Study Research: Design and Methods, p.36. London: SAGE

Publication.  

Aplikasi penjadwalan…, Ledi Khalidannisa, FT UI, 2014