BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2...

36
Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar Seminar Tugas Akhir | 6 BAB II PEMAHAMAN EKOWISATA, PENATAAN KAWASAN DAN ARAHAN REGULASI 2.1 Penataan Kawasan 2.1.1 Pengertian Penataan Kawasan Penataan kawasan merupakan salah satu upaya rekayasa sosial yang diselenggarakan di suatu wilayah dan dilakukan bersamaan dengan upaya menciptakan suatu sistem yang komprehensif terkait aktivitas yang berlangsung di kawasan, dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup. Hal ini berarti yang diharapkan dari penataan kawasan adalah hadirnya suatu tatanan baru yang dapat memberikan harapan kualitas kehidupan yang lebih meningkat. Diharapkan proses dan hasil penataan kawasan merupakan bagian dari upaya mendidik perilaku warga masyarakat sekitar dan juga merupakan pendidikan bagi para pengguna manfaat dari kawasan tersebut agar sesuai dengan tujuan penataan kawasan. Penataan kawasan dengan konsep seperti ini bermaksud untuk mengembangkan kehidupan sosial masyarakat setempat, meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dan mengembangkan kualitas lingkungan serta menjaga kelestarian lingkungan (Pingkan, 2013).

Transcript of BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2...

Page 1: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 6

BAB II

PEMAHAMAN EKOWISATA, PENATAAN KAWASAN DAN

ARAHAN REGULASI

2.1 Penataan Kawasan

2.1.1 Pengertian Penataan Kawasan

Penataan kawasan merupakan salah satu upaya rekayasa sosial yang

diselenggarakan di suatu wilayah dan dilakukan bersamaan dengan upaya

menciptakan suatu sistem yang komprehensif terkait aktivitas yang berlangsung di

kawasan, dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup. Hal ini berarti yang

diharapkan dari penataan kawasan adalah hadirnya suatu tatanan baru yang dapat

memberikan harapan kualitas kehidupan yang lebih meningkat. Diharapkan proses

dan hasil penataan kawasan merupakan bagian dari upaya mendidik perilaku

warga masyarakat sekitar dan juga merupakan pendidikan bagi para pengguna

manfaat dari kawasan tersebut agar sesuai dengan tujuan penataan kawasan.

Penataan kawasan dengan konsep seperti ini bermaksud untuk mengembangkan

kehidupan sosial masyarakat setempat, meningkatkan ekonomi masyarakat

setempat dan mengembangkan kualitas lingkungan serta menjaga kelestarian

lingkungan (Pingkan, 2013).

Page 2: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 7

2.1.2 Jenis-Jenis Penataan Kawasan

Penataan kawasan meliputi berbagai jenis dimana hal ini didasari pada

fungsi-fungsi yang diwadahi dan terdapat bermacam-macam kawasan, baik itu

kawasan lindung maupun kawasan perkotaan. Dan berikut merupakan jenis-jenis

kawasan yang ada di dunia (Adisasmita, 2010:58-62) :

1. Kawasan Budidaya

Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas

dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan

sumber daya buatan.

2. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Kawasan yang merupakan lokasi hasil budaya manusia yang bernilai tinggi

maupun bentuk geologi alami yang khas.

3. Kawasan Industri

Kawasan khusus untuk kegiatan pengolahan atau manufaktur.

4. Kawasan Lindung

Kawasan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup

yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan

5. Kawasan Pantai

Kawasan pesisir laut atau pantai yang merupakan habitat alami hutan bakau

yang menjadi tempat perlindungan bagi peri kehidupan pantai dan laut.

6. Kawasan Pedesaan

Kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaam

sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman pedesaan.

7. Kawasan Perkotaan

Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan

fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi, pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi

perkotaan.

Page 3: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 8

8. Kawasan Permukiman

Sebidang tanah atau lahan yang diperuntukan bagi pengembangan

permukiman.

9. Kawasan Perkebunan

Lahan luas unit perkebunan tanaman komoditas, biasanya dalam pemilikan

perusahaan.

10. Kawasan Suaka Alam

Kawasan dengan ciri tertentu baik di darat maupun perairan yang

mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pelestarian perlindungan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

2.1.3 Prinsip dan Skenario dalam Penataan Kawasan

Sebelum menyusun skenario di dalam penataan kawasan, perlu diketahui

prinsip-prinsip di dalam penataan kawasan, dan berikut merupakan prinsip-prinsip

di dalam penataan kawasan (Pingkan, 2013) :

1. Tujuan

Penataan Kawasan dilakukan bertujuan untuk mengembangkan kehidupan

sosial masyarakat setempat, meningkatkan ekonomi masyarakat setempat,

dan mengembangkan kualitas lingkungan dan menjaga kelestarian

lingkungan.

2. Lingkup

Lingkup Penataan Kawasan meliputi pola sistem sosial, pengembangan

ekonomi masyarakat, dan penanganan lingkungan.

3. Syarat

Agar Penataan Kawasan sukses, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi,

yaitu kesesuaian sumber daya kawasan dengan jenis kawasan yang akan

dikembangkan, adanya potensi pengguna kawasan, dukungan terhadap

pengembangan kualitas lingkungan, menyelenggarakan sistem pengelolaan

lingkungan yang baik.

Page 4: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 9

4. Perencanaan yang Baik

Penataan kawasan membutuhkan perencanaan yang baik, dan hasil dari

perencanaan harus memperlihatkan adanya jaminan keberhasilan ide

penataan kawasan yang direkomendasi. Jaminan yang dimaksudkan

diperlihatkan dengan hadirnya suatu sistem penanganan kawasan yang logis

untuk dilakukan.

Setelah mengetahui prinsip-prinsip dasar penataan kawasan, maka yang

dilakukan selanjutnya adalah pembuatan skenario pengembangan kawasan.

Langkah-langkah pembuatan skenario pengembangan kawasan adalah sebagai

berikut:

1. Analisis dan penetapan potensi kawasan, jenis kawasan harus sesuai dengan

potensi yang dimiliki kawasan atau potensi yang diharapkan dapat

diciptakan.

2. Analisis dan penetapan pengguna kawasan, menunjuk pada para pengguna

kawasan dan sebaran asal pengguna kawasan.

3. Analisis aktivitas dan penetapan aktivitas yang akan berlangsung di

kawasan.

4. Analisis dan penetapan desain pembangunan fisik.

5. Analisis dan penetapan sistem penanganan lingkungan.

6. Analisis kebutuhan dana dan sumber-sumbernya.

7. Analisis manfaat penataan kawasan

8. Analisis dan penetapan sistem pengelolaan kawasan

9. Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan

2.2 Ekowisata

2.2.1 Pengertian Ekowisata

Ekowisata atau pariwisata alam adalah sebuah perjalanan ke suatu tempat

yang relatif masih asli atau belum tercemar, dengan tujuan untuk mempelajari,

mengagumi, menikmati pemandangan alam, tumbuhan dan binatang liar, serta

perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut (Adisasmita,

2010:129). Selain itu, ekowisata juga merupakan salah satu jenis pariwisata yang

Page 5: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 10

berwawasan lingkungan. Maksudnya, melalui aktivitas yang berkaitan dengan

alam, wisatawan diajak untuk melihat alam dengan dekat dan menikmati kondisi

alam dan lingkungan yang masih asli atau yang lebih dikenal dengan sebutan

back-to-nature (Yoeti, 2009:35)

Berbeda dengan pariwisata yang selama ini kita kenal, ekowisata dalam

penyelenggaraannya tidak banyak menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang

akomodasi yang mewah atau modern yang banyak dilengkapi dengan peralatan

yang mewah serta bangunan artifisial yang berlebihan. Pada dasarnya,

penyelenggaraan ekowisata lebih mementingkan pada aspek kesederhanaan,

memelihara keaslian alam dan lingkungan, memelihara kesenian dan kebudayaan,

adat-istiadat, kebiasaan hidup, menciptakan kesunyian dan ketenangan,

memelihara flora dan fauna serta terpeliharanya lingkungan hidup yang tentunya

dapat menciptakan sebuah keseimbangan antara kehidupan manusia dengan alam

sekitarnya (Yoeti, 2009:36).

Jadi, pada intinya ekowisata adalah salah satu jenis pariwisata yang tidak

semata-mata menghamburkan uang atau mewah, melainkan salah satu jenis

pariwisata yang dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas wawasan, atau

mempelajari sesuatu dari alam, flora dan fauna serta sosial budaya etnis

masyarakat atau tempat tertentu. Dalam ekowisata sendiri ada empat unsur yang

cukup penting, diantaranya adalah unsur pro-aktif, kepedulian terhadap

pelestarian lingkungan, keterlibatan penduduk lokal dan unsur pendidikan (Yoeti,

2009:36).

Ekowisata sendiri merupakan bagian dari sustainable tourism. Sustainable

tourism adalah sektor ekonomi yang lebih luas dari ekowisata yang mencakup

sektor-sektor pendukung kegiatan wisata secara umum, meliputi wisata bahari

(beach and sun tourism), wisata pedesaan (rural and agro tourism), wisata alam

(natural tourism), wisata budaya (cultural tourism), atau perjalanan bisnis

(bussines travel) atau ekowisata lebih berpijak pada tiga aspek yang cukup

penting, yaitu wisata pedesaan, wisata alam dan wisata budaya (Nugroho,

2011:15). Hubungan antara sustainable tourism dan ekowisata dapat dilihat pada

gambar 2.1 :

Page 6: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 11

Gambar 2.1 : Hubungan antara Sustainable Tourism dan Ekowisata

Sumber : Buku Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan

2.2.2 Penerapan Konsep Ekowisata

Konsep dan implementasi ekowisata tidak dapat dilepaskan dari

pengembangan kawasan konservasi. Jasa ekowisata dianggap sebagai salah satu

pintu masuk sebagai suatu pendekatan ekonomi yang dimana di dalamnya lebih

mengedepankan pada aspek sumber daya alam dan lingkungan dalam kaidah-

kaidah konservasi. Ekowisata sendiri merupakan salah satu sektor yang cukup riil

di dalam menjaga konservasi lingkungan dan budaya sehingga menghasilkan

manfaat yang banyak bagi kepentingan pembangunan berkelanjutan (Nugroho,

2011:19).

Tabel 2.1 Kategori Pengelolaan Kawasan Konservasi IUCN

No Deskripsi Keterangan

I I a. Kawasan Suaka Alam

Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri

khas tertentu, baik itu di darat maupun di perairan

yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan

pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa

serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai

wilayah sistem penyangga kehidupan (UU No. 5

tahun 1990).

Bussines Travel

Beach Tourism

SunTourism

Rural Tourism

Cultural Tourism

Natural Tourism Ecotouris

m

Sustainable tourism

Page 7: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 12

I b. Cagar Alam

Cagar alam adalah kawasan suaka alam karena

keadaan alamnya yang memiliki kekhasan

tumbuhan, satwa dan ekosistemnya perlu

dilindungi dan perkembangannya berlangsung

secara alami (UU No. 5 tahun 1990).

I b. Suaka Margasatwa

Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam

yang mempunyai ciri khas berupa

keanekaragaman jenis satwa yang digunakan

untuk kelangsungan hidupnya dan pembinaan

terhadap hidupnya (UU No. 5 tahun 1990).

II Taman Nasional

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam

yang mempunyai ekosistem asli dan dimanfaatkan

untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,

pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata (UU

No. 5 tahun 1990).

III Monumen Alam

Monumen alam atau monumental adala hal-hal

yang menjadi sebuah warisan, seperti warisan

dunia (World Heritage Site) dan situs ramsar.

IV Taman Hutan Raya (Grand

Forest Park)

Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian

alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa

yang alami atau buatan yang dimanfaatkan bagi

kepentingan penelitian, pendidikan, budaya,

pariwisata dan rekreasi (UU No. 5 tahun 1990).

V Taman Wisata Alam

Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian

alam yang terutama dimanfaatkan untuk

pariwisata (UU No. 5 tahun 1990).

VI Taman Buru (Hunting

Park)

Taman buru adalah kawasan hutan yang

ditetapkan sebagai tempat wisata berburu (UU

No. 41 tahun 1999).

Tabel 2.1 : Kategori Pengelolaan Kawasan Konservasi IUCN

Sumber : Buku Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan

Page 8: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 13

Pengembangan ekowisata dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, dan

umumnya menggunakan cara pengembangan pariwisata. Di dalam ekowisata

sendiri ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek destinasi dan aspek

market. Meskipun aspek market perlu diperhatikan dalam ekowisata, namun

macam sifat dan perilaku objek dan daya tarik wisata alam dan budaya perlu juga

diperhatikan untuk menjaga kelestarian dan keasliannya. Dan pada hakekatnya

ekowisata yang melestarikan dan memanfaatkan alam dan budaya masyarakat

jauh lebih terjamin di dalam penerapannya dibanding dengan hanya berkelanjutan,

hal ini dikarenakan dalam penerapan konsep ekowisata tidak melakukan

eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan untuk memenuhi pengetahuan dan psikologis wisatawan.

(Fandeli dalam Yoeti 2009). Dan konsep ekowisata dengan output yang

memperhatikan kepentingan alam dapat dilihat pada gambar 2.2 :

Gambar 2.2 : Konsep Ekowisata dengan output yang memperhatikan kepentingan alam

Sumber : Buku Pariwisata Berwawasan Lingkungan

Sedangkan untuk Pengembangan jasa ekowisata dalam tingkat pengelolaan

senantiasa berhubungan dengan kawasan-kawasan konservasi dan tidak ada

batasann yang jelas di dalam memilih kategori jasa ekowisata yang akan dilayani.

Namun, berdasarkan beberapa definisi dan uraian yang telah dijelaskan

sebelumnya, pengembangan jasa ekowisata dapat diarahken kepada beberapa

kriteria berikut (Nugroho, 2011:27) :

1. Kawasan konservasi, secara tidak langsung atau tidak melekat budaya

masyarakat lokal dengan waktu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

ALAM

MANUSIA

Output tak langsung

(penyadaran mensikapi alam

di hari esok)

Ecotourism

Input

Input Output langsung

(konservasi swadaya)

Page 9: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 14

Interaksi budaya dan lingkungan ini dalam wujud kelembagaan lokal, cara

pandang, pola pikir dan perilaku ekonomi yang mencerminkan kearifan

lokal dan dapat memberikan manfaat yang cukup signifikan dalam upaya

konservasi.

2. Kawasan konservasi yang memiliki aspek legalitas, diperkuat dengan

struktur kelembagaan pengelolaan ekosistem, yang menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan serta

ketrampilan melengkapi jasa pariwisata secara umum.

3. Kawasan konservasi yang memiliki standar dan prosedur sesuai dengan

baku mutu pengelolaan lingkungan, keamanan dan kenyamanan.

4. Kawasan konservasi yang memberikan peluang kerja sama internasional,

partisipasi pengelolaan oleh operator dan pengembangan promosi.

Pengembangan jasa ekowisata juga diharuskan memiliki sebuah manajemen

yang profesional dimana dalam hal ini kegiatan wisata yang akan berlangsung

dapat memberikan unsur pendidikan yang sistematis dalam rangka pemahaman

lingkungan secara komprehansif (Nugroho, 2011:27). Dan berikut merupakan

kriteria dalam pengembangan manajemen ekowisata yang profesional :

1. Pemasaran yang spesifik menuju tujuan wisata. strategi pemasaran memiliki

posisi yang cukup penting untuk menjangkau dan menarik pengunjung

seluruh dunia yang berfungsi untuk membantu konservasi lingkungan dan

pengembangan mayarakat lokal.

2. Ketrampilan dan layanan kepada pengunjung secara intensif. Layanan

ekowisata adalah pengalaman dan pendidikan terhadap lingkungan atau

wilayah baru.

3. Keterlibatan penduduk lokal dalam memandu dan menerjemahkan objek

wisata. penduduk lokal akan memiliki insentif konservasi lingkungan

apabila dilibatkan dalam jasa-jasa ekowisata, pemberian informasi, dan

memperoleh manfaat yang pantas.

4. Kebijakan pemerintah dalam rangka melindungi aset lingkungan dan

budaya. Kebijakan penataan ruang, pemberdayaan kemasyarakatan atau

dikombinasikan dengan instrumen ekonomi dan akan mencegah mekanisme

pasar beroperasi di wilayah tujuan ekowisata.

Page 10: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 15

5. Pengembangan kemampuan penduduk lokal. Penduduk lokal dan

lingkungannya adalah kesatuan untuk wilayah ekowisata. Mereka perlu

dikembangkan potensi dan partisipasinya untuk memperoleh benefit agar

tercipta insentif dan motivasinya untuk ikut serta mengkonservasi

lingkungan.

Sedangkan prinsip di dalam mengembangkan ekowisata di dalam sebuah

kawasan konservasi dapat menjamin sebuah keutuhan dan kelestarian dari

ekosistem yang ada. Ecotravel menghendaki persyaratan dari kualitas ekosistem,

oleh sebab itu terdapat beberapa prinsip pengembangan dari ekowisata yang

harus dipenuhi karena dengan mengikuti prinsip-prinsip ini dapat menjamin

pembangunan yang Ecological Friendly dari pembangunan berbasis kerakyatan,

dan berikut merupakan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan di dalam

pengembangan ekowisata menurut The Ecotourism Society (Eplerwood dalam

Nugroho, 2011) :

1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap

alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat

dan karakter alam dan budaya setempat.

2. Pendidikan konservasi lingkungan. Mendidik wisatawan dan masyarakat

setempat akan pentingnya arti konservasi. Proses pendidikan ini dapat

dilakukan langsung di alam.

3. Pendapatan langsung untuk kawasan. Mengatur agar kawasan yang

digunakan untuk ekowisata dan manajemen pengelola kawasan pelestarian

dapat menerima langsung penghasilan atau pendapatan. Retribusi dan

Conservation Tax dapat dipergunakan secara langsung untuk membina,

melestarikan dan meningkatkan kualitas kawasan pelestarian alam.

4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan. Masyarakat diajak dalam

merencanakan pengembangan ekowisata. Demikian pula di dalam

pengawasan, peran masyarakat diharapkan ikut secara aktif.

5. Penghasilan masyarakat. Keuntungan secara nyata terhadap ekonomi

masyarakat dari kegiatan ekowisata mendorong masyarakat menjaga

kelestarian kawasan alam.

Page 11: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 16

6. Menjaga keharmonisan dengan alam. Semua upaya pengembangan

termasuk pengembangan fasilitas dan utilitas harus tetap menjaga

keharmonisan dengan alam. Apabila ada upaya yang tidak harmonis dengan

alam akan merusak produk wisata ekologis ini. Hindarkan sejauh mungkin

penggunaan minyak, mengkonservasi flora dan fauna serta menjaga keaslian

budaya masyarakat.

7. Daya dukung lingkungan. Pada umumnya lingkungan alam mempunyai

daya dukung yang lebih rendah dengan daya dukung kawasan buatan.

Meskipun mungkin permintaan sangat banyak, tetapi daya dukunglah yang

membatasi.

8. Peluang penghasilan pada porsi yang besar terhadap negara. Apabila suatu

kawasan pelestarian dikembangkan untuk ekowisata, maka devisa dan

belanja wisatawan didorong sebesar-besarnya dinikmati oleh negara atau

negara bagian atau pemerintah daerah setempat.

2.2.3 Perencanaan Wilayah Ekowisata

Perencanaan merupakan sebuah gambaran mengenai keadaan akan datang

dari wilayah ekowisata yang efisien dan berkelanjutan. Perencanaan sendiri

memuat tujuan dan sasaran pengelolaan wilayah dan dilandasi dengan dukungan

aspek kelembagaan dan peraturan pendukungnya serta memuat uraian mengenai

langkah-langkah strategis, manajemen aksi dan penetapan wilayah (zoning).

Perencanaan ekowisata bertujuan untuk memaksimalkan benefit dan

meminimalisir dampak negatif yang akan ditimbulkan dari pengelolaan ekowisata

(Nugroho, 2011:29).

Pengembangan ekowisata dalam konteks perencanaan wilayah menyajikan

karakteristik dari pendekatan sistem dan sumber daya publik yang menjadi sebuah

landasan konseptual di dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Dan

jasa wisata menjadi salah satu komponen yang sangat penting di dalam

perencanaan wilayah ekowisata dimana sektor jasa wisata ini sendiri menjadi

salah satu sektor yang riil yang dapat mengemas jasa lingkungan dan budaya

Page 12: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 17

dalam upaya pembangunan wilayah untuk daerah konservasi. Dan berikut

merupakan tahapan-tahapan di dalam perencanaan sebuah wilayah ekowisata :

1. Pendekatan Sistem

Perencanaan ekowisata dengan pendekatan sistem dimaksudkan untuk

mengembangkan sebuah wilayah dengan lebih spesifik, teknis dan dalam tingkat

interaksi yang terbatas untuk menciptakan sebuah kawasan ekowisata yang baik.

Dan secara konseptual, (Weaver dalam Nugroho, 2011) menyatakan bahwa di

dalam perencanaan wilayah ekowisata terdapat sebuah pengelolaan jasa

ekowisata untuk menghadapi pilihan dari konsekwensi dampak atau implementasi

lingkungan. Hal ini dimaksudkan karena di dalam mengimplementasikan dampak

lingkungan itu sendiri terdapat dua alasan yang melandasi kondisi ini, dimana

yang pertama adalah micro sustainability, yaitu prinsip-prinsip konservasi yang

dilaksanakan terbatas di tempat atau lokasi wisata sedangkan yang kedua adalah

macro sustainability, yaitu dimana prinsip sustainability diterapkan pada wilayah

tujuan wisata dan tempat lain yang mempengaruhi atau yang dipengaruhi

(Nugroho, 2011:30).

2. Sumber Daya Publik dan Penilaian Ekonomi

Wilayah ekowisata memiliki banyak komponen yang masuk dalam kategori

barang atau sumber daya publik. Komponen barang atau sumber daya publik

memiliki banyak karakteristik yang khas dan berbeda dengan barang pada

umumnya, dimana barang yang dipahami secara umum masuk kategori barang

private, dimana kepemilikannya mudah dipahami. Pemahaman terhadap barang

publik sendiri menjadi landasan konsep penilaian ekonomi terkait dengan tujuan

efisiensi alokasi dan menjadi faktor kritikal dalam perencanaan wilayah ekowisata

(Nugroho, 2011:38).

3. Instrumen Pembangunan Wilayah

Perencanaan wilayah ekowisata memiliki hal spesifik dibanding wilayah

tujuan wisata yang lainnya, dimana dalam hal ini tujuan wisata pada umumnya

banyak mengundang pengunjung, layanan di tempat terbatas, melibatkan banyak

orang dan tanpa interprestasi. Sebaliknya dalam wilayah ekowisata beroperasi

kegiatan-kegiatan yang membatasi jumlah pengunjung dengan skala kecil, ruang

Page 13: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 18

dan tempat layanan yang luas dan menjelajah, berhadapan dengan barang dan jasa

publik serta penuh dengan interpretasi. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan

operasional dari mekanisme pasar secara hati-hati dan dapat memberikan manfaat

secara optimal dan berkelanjutan terhadap alokasi sumber daya alam dan

lingkungan untuk memberi manfaat secara optimal dan berkelanjutan (Nugroho,

2011:41).

Dua dikotomi ini memberikan deskripsi penting dan spesifik untuk

perencanaan wilayah ekowisata. Dengan memuat karakteristik sistem dan sumber

daya publik, kebijakan perencanaan wilayah ekowisata disusun secara

komprehansif, dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Perencanaan wilayah ekowisata dapat dilihat pada gambar 2.3 :

Gambar 2.3 : Pilihan Perencanaan Wilayah Ekowisata (Weaver, 2002)

Sumber : Buku Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan

4. Perencanaan Manajemen

Kebijakan tingkat ekosistem dapat menjadi landasan operasional untuk

perencanaan manajemen, dimana dalam rencana manajemen terdeskripsi

prosedural yang baku dimana keputusan dapat dipahami dan sesuai dengan nilai-

EKOWISATA

Wilayah

Identifikasi:

Penduduk lokal,

kaitan ekonommi,

soft ecotourism,

pendekatan holistik,

ehance susteinability

Pengembangan dan

Pemasaran Produk

Macro Sustainability Inter-System Approach

Page 14: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 19

nilai ekologi wilayah. Pengambilan keputusan manajemen pada dasarnya tidak

mudah karena banyak melibatkan dan mengakomodasi manajemen, penduduk

lokal atau wilayah sekitarnya dan pengunjung. Perencanaan manajemen ekowisata

pada dasarnya merupakan sebuah proses yang tidak akan pernah berhenti yang

artinya ia akan berjalan mengikuti siklus untuk menggapai visi sebagai tujuan

akhir dari pengelolaan.

Dalam perjalanan manajemen, tahapan evaluasi dan review manajemen

menjadi salah satu indikator yang sangat bermanfaat bagi pengendalian dari

ekowisata itu sendiri. Pengendalian dilakukan untuk menelaah apakah sistem,

prosedur dan capaian sudah sesuai dengan yang seharusnya. Hasilnya digunakan

oleh pihak manajemen untuk melaksanakan pembenahan atau perbaikan terhadap

pelaksanaan manajemen. Pada sisi yang lain revolusi manajemen dapat

dilanjutkan untuk mengakselerasi atau menyelaraskan tercapainya tujuan

sebagaimana diketahui tujuan ekowisata itu adalah sebagai media untuk

konservasi lingkungan, keuntungan swasta dan kesejahteraan penduduk lokal

(Nugroho, 2011:48). Perencanaan manajemen ekowisata dapat dilihat pada

gambar 2.4 :

Gambar 2.4 : Siklus Perencanaan Manajemen Ekowisata

Sumber : Buku Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan

Review Manajemen :

Kebutuhan apa yang

diperlukan

Evaluasi :

Sampai dimana?

Apa yang sudah

diperoleh

Manajemen Aksi :

Bagaimana mencapai

tujuan

Tujuan Manajemen :

Kemana akan menuju

Adjusment

Page 15: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 20

2.3 Tinjauan Mengenai Langgam Arsitektur

Tinjauan mengenai langgam arsitektur memiliki hubungan yang sangat erat

di dalam penentuan tema rancangan dimana dalam hal ini digunakan tinjauan teori

yang akan menjadi dasar terbentuknya tema. Adapun tinjauan teori yang

digunakan didasari pada aspek arsitektur dengan lingkungan dan budaya dimana

hal ini sangat berkaitan erat dengat prinsip utama dari pendekatan yang

digunakan, yaitu ekowisata.

2.3.1 Arsitektur dan Lingkungan atau Ekologis

Arsitektur dan lingkungan atau ekologis adalah sebuah pendekatan dalam

bidang arsitektur untuk menciptakan rancangan yang ekologis, ada berbagai cara

yang dilakukan dari pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur, tetapi pada

umumnya mempunyai inti yang sama. (Yeang dalam Widigdo, 2010),

menyatakan bahwa Ecological design, is bioclimatic design, design with the

climate of the locality, and low energy design. Dan menekankan pada integrasi

kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program

bangunan, konsep design dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi

yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif dengan

mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, fasade, orientasi bangunan, vegetasi,

ventilasi alami, warna. Integrasi tersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah

(Widigdo, 2010)

2.3.2 Arsitektur dan Budaya

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. (Melville J.

Herskovits dalam Sukawi, 2009) mengemukakan bahwa segala sesuatu yang

terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat itu sendiri istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu

generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Sedangkan menurut (Selo Soemardjan dalam Sukawi, 2009) kebudayaan adalah

sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut,

dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang

meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga

Page 16: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 21

dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan

perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat

nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

religi, seni, arsitektur dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu

manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan yang dimiliki setiap daerah tentunya berbeda-beda hal ini

didasari pada kemampuan dan kreativitas yang dimiliki untuk mengolah sebuah

kebudayaan khususnya pada bidang arsitektur. Hal ini mengakibatkan

beragamnya kekhasan arsitektur yang dimiliki masing-masing daerah yang

mencerminkan budaya daerah. Rumah dengan segala perwujudan bentuk, fungsi

dan maknanya senantiasa diatur, diarahkan, dan ditanggapi atau diperlakukan oleh

penghuni menurut kebudayaan yang mempengaruhi masyarakat yang

bersangkutan (Sukawi, 2009)

2.4 Arahan Regulasi Terkait

Arahan regulasi terkait menjadi salah satu komponen yang sangat penting di

dalam perancangan, dimana arahan regulasi ini terdapat beberapa peraturan-

peraturan terkait yang dijadikan sebagai payung hukum di dalam perancangan

ekowisata cagar budaya Gunung Kawi Sebatu, dan berikut merupakan beberapa

regulasi terkait di dalam perancangan:

(1) Keputusan Bupati Gianyar Nomor 402 Tahun 2008 Tentang Penetapan

Obyek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Gianyar, Bupati Gianyar.

Menimbang :

a. Bahwa dalam upaya menumbuh kembangkan dan mempertahankan nilai-

nilai budaya dan keindahan alam sejalan dengan perkembangan

pembangunan sarana dan kegiatan kepariwisataan di kabupaten Gianyar,

dipandang perlu menetapkan Obyek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten

Gianyar.

Page 17: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 22

b. Bahwa penetapan Obyek dan daya Tarik Wisata sebagaimana dimaksud

dalam huruf a perlu ditetapkan dengan keputusan Bupati.

Mengingat :

(1) Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-

daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa

Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1655).

(2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 1990, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4227).

(3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389).

(4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844).

(5) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2238).

(6) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 5 Tahun1984

tentang Obyek Wisata (Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2008

Nomor 5, Tamabahan Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 5).

(7) Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar 5 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2008

Nomor 5, Tamabahan Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 5).

Page 18: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 23

(8) Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar (Lembaran Daerah

Kabupaten Gianyar Tahun 2008 Nomor 6, Tamabahan Lembaran Daerah

Kabupaten Gianyar Nomor 6).

(2) Peraturan Daerah No 16 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang

dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-2032

Dalam peraturan daerah no 16 tahun 2012 tentang rencana tata ruang dan

wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-2032 dijelaskan pada paragraf 7

tentang kawasan Pariwisata, dimana Kawasan Cagar Budaya Gunung Kawi

Sebatu sendiri masuk kedalam pasal 52 ayat 3 tentang DTW Purbakala, dan

berikut merupakan isi dari peraturan daerah no 16 tahun 2012 tentang rencana tata

ruang dan wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-2032 pasal 52 :

Paragraf 7

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 52

(1) Kawasan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat (1)

huruf b meliputi :

a. DTW budaya.

b. DTW purbakala.

c. DTW remaja.

d. DTW rekreasi.

(2) DTW budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :

a. Desa Celuk, Desa Buahan, dan Desa Batubulan di Kecamatan

Sukawati.

b. Puri Agung Gianyar, Kelurahan Gianyar di Kecamatan Gianyar.

c. Desa Mas, Desa Peliatan, Kelurahan Ubud, Museum Rudana, Museum

Neka, Museum Ratna Warta atau Puri Lukisan dan Museum Arma di

Kecamatan Ubud.

(3) DTW purbakala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas :

a. Tegal Jambangan di Desa Sayan, Kecamatan Ubud.

Page 19: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 24

b. Sindu Raja, Gunung Kawi tampak Siring di Kecamatan Tampak Siring.

c. Candi Tebing di Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampak Siring.

d. Goa Garba dan Pura Ukur-ukuran di Desa Pejeng Kelod, Kecamatan

Tampak Siring.

e. Pura Penataran Sasih dan Lingkungan Pura Kebo Edan, di Desa Pejeng,

Kecamatan Tampak Siring.

f. Tirta Empul di Desa Manukaya, Kecamatan Tampak Siring.

g. Candi Tebing Tegallinggih di Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang.

h. Gunung Kawi Sebatu di Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang.

i. Pura Gaduh di Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh.

j. Wenara Wana di Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud.

k. Relief Yeh Pulu, Mandala Wisata Samuan Tiga,Goa Gajah, Museum

Purbakala dan Candi Tebing Tegallinggih di Desa Bedulu, Kecamatan

Blahbatuh.

l. Pura Puseh Canggi di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati.

m. Lingkungan Pura Mengening di Desa Payangan, Kecamatan Payangan.

n. Lembah Dharma Durga Kutri di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh.

(4) DTW remaja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu wisata

remaja Bukit Jati de Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar.

(5) DTW rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d yang terdiri

atas:

a. Taman Burung, Rimba Reptil dan Bali Zoo Park di Desa Singapadu,

Kecamatan Sukawati.

b. Wisata Gajah di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang.

c. Taman Safari de Desa Serongga, Kecamatan Gianyar.

(3) Peraturan Daerah Provinsi Bali No 16 Tahun 2009 Tentang Rencana

Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Bali Tahun 2009-2029

Dalam peraturan daerah Provinsi Bali No 16 Tahun 2009 tentang rencana

tata ruang dan wilayah (RTRW) Provinsi Bali Tahun 2009-2029 yang dijelaskan

pada paragraf 2 tentang kriteria pengembangan kawasan lindung, dan berikut

merupakan isi dari paragraf 2 pada pasal 50 ayat 1 sampai 3 :

Page 20: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 25

(1) Kawasan suci sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) huruf a,

ditetapkan dengan kriteria:

a. Kawasan suci gunung merupakan kawasan gunung dengan kemiringan

sekurang- kurangnya 45 (empat puluh lima) derajat sampai ke puncak.

b. Kawasan suci danau disetarakan dengan kawasan resapan air.

c. Kawasan suci campuhan disetarakan dengan sempadan sungai selebar

50 meter yang memiliki potensi banjir sedang.

d. Kawasan suci pantai disetarakan dengan kawasan sempadan pantai.

e. Kawasan suci laut disetarakan dengan kawasan perairan laut yang

difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi

umat Hindu.

f. Kawasan suci sekitar mata air disetarakan dengan kawasan sempadan

sekitar mata air.

(2) Kawasan tempat suci sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) huruf

b, ditetapkan mengacu Bhisama PHDIP Tahun 1994, dengan kriteria:

a. Kawasan tempat suci di sekitar Pura Sad Kahyangan dengan radius

sekurang-kurangnya apeneleng agung setara 5.000 (lima ribu) meter

dari sisi luar tembok penyengker pura.

b. Kawasan tempat suci di sekitar Pura Dang Kahyangan dengan radius

sekurang- kurangnya apeneleng alit setara dengan 2.000 (dua ribu)

meter dari sisi luar tembok penyengker pura.

c. Kawasan tempat suci di sekitar Pura Kahyangan Tiga dan pura lainnya,

dengan radius sekurang-kurangnya Apenimpug atau Apenyengker.

(3) Penetapan status Pura-pura Sad Kahyangan dan Dang Kahyangan dilakukan

oleh Gubernur setelah mendapat rekomendasi dari PHDI Bali dan MUDP.

2.5 Tinajuan Objek Sejenis

Berikut ini merupakan tinjauan objek sejenis yang dijadikan acuan di dalam

perencanaan ekowisata cagar budaya Gunung Kawi Gianyar, antara lain :

2.5.1 Kawasan Cagar Budaya dan Wisata Religius Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul merupakan salah satu destinasi wisata spritual yang ada di

Kabupaten Gianyar, yaitu tepatnya berada di Kecamatan Tampak Siring. Pura

Page 21: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 26

Tirta Empul juga tercatat menjadi salah satu warisan Dunia UNESCO hal ini

dikarenakan kawasan ini merupakan salah satu dari beberapa peninggalan

purbakala yang ada di Bali.

Pada saat ini, Pura Tirta Empul menjadi salah satu destinasi wisata yang

banyak dikunjungi oleh wisatawan, dimana hal menarik yang terdapat pada objek

wisata ini adalah terdapatnya mata air suci yang digunakan oleh masyarakat

pemeluk agama Hindu maupun wisatawan yang berkunjung untuk pemandaian

atau melukat dalam istilah Bali dan juga memohon tirta suci.

1. Potensi dan Daya Tarik

Daya tarik utama yang dimiliki oleh objek wisata cagar budaya Pura Tirta

Empul adalah terdapatnya mata air suci dan tempat pemandian atau tempat

melukat. Selain itu, Pura Tirta Empul juga berbatasan langsung dengan Istana

Kepresidenan yang didirikan oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Kawasan Pura Tirta Empul yang berada di Kecamatan Tampak Siring sendiri

masih memegah teguh nilai seni dan budaya, dimana disekitar kawasan ini masih

banyak kita jumpai pengerajin-pengerajin tradisional dengan kerajinan yang

menjadi ciri khas kawasan ini adalah kerajinan tulang dan juga batok kelapa.

Potensi wisata yang dimiliki oleh Pura Tirta Empul yang menjadikan kawasan ini

menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi orang adalah sebagai

berikut :

A. Areal Tempat Melukat

Areal tempat melukat yang ada di kawasan Pura Tirta Empul menjadi salah

satu daya tarik yang banyak dikunjungi oleh wisatawan yang datang ke kawasan

ini, dimana wisatawan yang berkunjung dapat menikmati sensasi air suci yang

dimiliki oleh pura ini namun wisatawan yang mau melukat di areal ini juga harus

mematuhi semua peraturan yang ada. Selain itu, pada areal tempat melukat ini

juga terdapat beberapa pancoran yang memiliki nilai magis yang berbeda-beda

menurut kepercayaan masyarakat setempat. Kondisi areal melukat dapat dilihat

pada gambar 2.5 :

Page 22: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 27

Gambar 2.5: Areal Pemandian Suci (Melukat) pada Kawasan Pura Tirta Empul

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 22 Oktober 2015

B. Istana Kepresidenan Tampak Siring

Di sebelah barat Pura Tirta Empul juga terdapat kawasan Istana

Kepresidenan yang berbatasan langsung dengan kawasan Pura ini. Namun

wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pura Tirta Empul tidak bisa semabarang

masuk ke areal Istana mengingat areal ini merupakan tempat khusus untuk

presiden Indonesia jika datang ke Bali, akan tetapi para wisatawan masih bisa

melihat Istana dari luar. Kondisi Istana Kepresidenan Tampak Siring dapat dilihat

pada gambar 2.6 :

Gambar 2.6: Istana Kepresidenan di Tampak Siring

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 22 Oktober 2015

C. Art Market

Di kawasan Pura Tirta Empul terdapat art market yang letaknya berdekatan

dengan parkir pengunjung, pada areal art market disini banyak menjual kerajinan

Page 23: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 28

tangan yang merupakan kerajinan ciri khas daerah Tampak Siring, yaitu kerajinan

tulang dan batok kelapa. Selain itu areal ini juga menjadi salah satu daya tarik

pada kawasan ini karena banyak wisatawan yang datang ke Pura Tirta Empul

singgah ke areal art market untuk membeli hasil karya dari pengerajin lokal yang

dijadikan sebagai souvenir. Kondisi art market dapat dilihat pada gambar 2.7 :

Gambar 2.7: Art Market Kawasan Pura Tirta Empul

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 22 Oktober 2015

2. Fasilitas Pariwisata dan Religi

Di kawasan objek wisata cagar budaya Pura Tirta Empul sudah terdapat

beberapa fasilitas yang dapat mengakomodasi kegiatan pariwisata dan religi yang

ada, dimana fasiliitas-fasilitas tersebut dibangun untuk menunjang kegiatan yang

ada dan fasilitas-fasilitas tersebut dimiliki oleh daerah dan selanjutnya disewakan

kepada masyarakat setempat untuk meningkatkan nilai perekonomian disekitar

kawasan ini. Di tempat ini untuk fasilitas parkir dipisahkan antara pengunjung

lokal dan asing atau luar Bali serta sistem penanda pada areal ini juga tersedia

untuk menuntun para wisatawan yang datang. Dan berikut merupakan beberapa

fasilitas-fasilitas yang terdapat pada kawasan objek wisata cagar budaya Pura

Tirta Empul :

Art Market

Restaurant

Tourism Information

Loket Tiket

Page 24: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 29

Tempat Penyewan Selendang

Loker

Toilet

Parkir kendaraan

Bale Pesandekan Pemangku

Dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya dapat dilihat pada gambar 2.8 dan

2.9 :

Gambar 2.8: Fasilitas Restaurant dan Loket Tiket pada Objek Wisata Pura Tirta Empul

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 22 Oktober 2015

Gambar 2.9: Fasilitas Parkir dan Pasar Seni

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 22 Oktober 2015

3. Sistem Pengelolaan Kawasan

Pengelolaan pariwisata pada kawasan objek wisata Pura Tirta Empul

dikelola oleh pemerintah Kabupaten Gianyar dan dibantu oleh kecamatan Tampak

Siring dan Desa Adat Manukaya. Untuk pengelolaan di dalam objek wisata ini

juga terdapat ruang koordinasi bagi pengelola. Pengelolaan dari objek wisata ini

juga sudah tersedia dengan cukup baik, dimana hal ini dapat dilihat dari kondisi

Page 25: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 30

lingkungan yang cukup baik, selain itu antara areal suci dan wisata juga diberi

pembatas untuk menjaga nilai kesakralan. Sistem pengelolaan kawasan dapat

dilihat pada gambar 2.10 :

Gambar 2.10: Penanda sebagai Arah Tempat Tujuan dan Pembatas antara Areal Suci dan Wisata

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 22 Oktober 2015

2.5.2 Kawasan Cagar Budaya dan Wisata Religius Pura Taman Ayun

Pura Taman Ayun merupakan salah satu cagar budaya yang masuk kedalam

warisan dunia UNESCO yang teletak di Kabupaten Badung, tepatnya di

kecamatan Mengwi. Pura Taman Ayun sendiri merupakan objek wisata Religius

dan unsur nilai sejarah pada Pura ini juga masih cukup kental mengingat

banyaknya peninggalan-peninggalan bersejarah pada masa kerajaan yang di areal

ini.

Suasana yang dihadirkan di Pura Taman Ayun juga cukup menenangkan

dan pada areal ini juga dikelilingi taman yang cukup luas dengan penataan yang

tertata dengan rapi seperti namanya, yaitu Pura Taman Ayun. Selain tamannya

yang cukup luas, kita juga dapat melihat peninggalan arsitektur yang terdapat di

kawasan ini, seperti kemegahan dari pura dan juga pahatan-pahatan seni dari

zaman kerajaan serta adanya bangunan meru yang tinggi, yaitu ada yang sampai

tumpang sebelas.

1. Potensi dan Daya Tarik

Daya tarik utama yang dimiliki oleh objek wisata Pura Taman Ayun adalah

keindahan arsitektur yang dimiliki serta keagungan dari peninggalan-peninggalan

bersejarah dari kerajaan Mengwi. Selain itu suasana yang tenang, unik, dan

Page 26: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 31

adanya unsur seni dan magis menjadi salah satu komponen yang menjadikan

tempat ini banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Hal lainnya

yang menjadi daya tarik pada objek wisata ini adalah perpaduan antara tempat

ibadah dengan tempat rekreasi dan pada areal depan kawasan ini juga terdapat

sebuah wantilan yang digunakan untuk memajang diorama dari kegiatan

masyarakat pada zaman dahulu, selain itu juga banyak terdapat pepohonan yang

tinggi dan rindang serta terdapat areal taman yang cukup luas seperti namanya,

yaitu Pura Taman Ayun. Pura Taman Ayun juga dikelilingi oleh kolam yang

cukup luas yang menyerupai danau dan banyak dimanfaatkan masyarakat untuk

kegiatan memancing. Potensi wisata yang dimiliki oleh Pura Taman Ayun yang

menjadikan kawasan ini menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi

orang adalah sebagai berikut :

A. Bangunan Meru pada Areal Tempat Ibadah

Di area tempat peribadahan terdapat sepuluh buah Meru yang menjadi ciri

khas Pura Taman Ayun sendiri, dimana Meru disini merupakan bangunan yang

bersejarah peninggalan dari kerajaan Mengwi dan arsitekturnya juga terlihat

sangat tradisional dengan pahatan-pahatan seni yang ada di dalamnya. Namun,

wisatawan tidak dapat masuk langsung ke areal ini dikarenakan tempat dari Meru

berada pada bagian sakral yang ada di Pura Taman Ayun yang digunakan oleh

masyarakat sekitar untuk beribadah. Kondisi bangunan Meru dapat dilihat pada

gambar 2.11 :

Gambar 2.11: Meru dan Bangunan Tempat Ibadah pada Pura Taman Ayun

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2015

Page 27: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 32

2. Taman yang Cukup Luas

Taman yang terdapat di kawasan Pura Taman Ayun cukup luas dan juga

banyak ditumbuhi pepohonan yang tinggi-tinggi dan juga cukup rindang, selain

itu disekitar taman juga di tata dengan penataan beberapa buah gazebo yang dapat

digunakan oleh wisatawan untuk istirahat dan juga berteduh sambil melihat

kondisi taman yang tertata dengan rapi dan juga susana yang cukup menenagkan.

Pda tamannya sendiri dibatasi dengan pembatas supaya tman yang sudah tertata

dengan rapi itu tidak dapat dirusak oleh pengunjung yang datang. Kondisi taman

dapat dilihat pada gambar 2.12 :

Gambar 2.12: Taman pada Pura Taman Ayun

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2015

3. Diorama

Pada bagian depan kawasan Pura Taman Ayun atau dekat dengan pintu

masuk kawasan objek wisata ini terdapat sebuah wantilan yang digunakan untuk

memajang diorama dari kehidupan masyarakat pada zaman dahulu, dan hal ini

memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang serta bentuk dari

wantilan itu sendiri juga memiliki arsitektur yang cukup khas dan menarik.

Kondisi diorama dapat dilihat pada gambar 2.13 :

Gambar 2.13: Diorama pada Pura Taman Ayun

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2015

Page 28: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 33

2. Fasilitas Pariwisata

Pada kawasan objek wisata Taman Ayun fasilitas yang disediakan sudah

cukup baik, dimana beberapa fasilitas tersebut dapat mengakomodasi kegiatan

pariwisata yang ada, dimana fasilitas-fasilitas tersebut dibangun oleh Puri Mengwi

untuk menunjang kegiatan yang ada. Fasilitas-fasilitas yang disediakan ini

beberapa ada yang disewakan untuk masyarakat setempat yang digunakan untuk

meningkatkan perekonomian warga sekitar kawasan Pura Taman Ayun. Fasilitas-

fasilitas yang disediakan seperti parkir dan juga kantin berada di luar areal Pura

Taman Ayun sehingga tidak merusak pemandangan yang ada. Dan berikut

merupakan fasilitas-fasilitas yang tersedia di Kawasan Pura Taman Ayun :

Tourism Information

Loket tiket

Bale Pesandekan

Ruang Pengelola

Gallery

Toilet

Parkir

Gazebo

Kantin/Cafetaria

Dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya dapat dilihat pada gambar 2.14 dan

2.15 :

Gambar 2.14: Fasilitas Kantin dan Parkir

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2015

Page 29: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 34

Gambar 2.15: Fasilitas Loket Tiket dan Toilet

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2015

3. Sistem Pengelola Kawasan

Pengelolaan pariwisata pada kawasan objek wisata Pura Taman Ayun

ikelola oleh Puri Mengwi dan di bantu oleh desa setempat yang ada di Kecamatan

Mengwi. Pada kawasan ini juga terdapat ruang pengelola yang dijadikan sebagai

tempat koordinasi antara pegawai objek wisata dan pengelola. Pengelolaan dari

objek wisata ini juga sudah dikelola dengan baik, dimana hal ini dapat dilihat dari

kondisi lingkungan yang cukup baik dengan penataan taman tertata dengan rapi

dan kebersihan lingkungan yang dijaga dengan baik, selain itu kesakralan dari

areal suci juga masih terjaga dengan baik. Sistem pengelolaan kawasan dapat

dilihat pada gambar 2.16 dan 2.17 :

Gambar 2.16: Kondisi Taman dan Ramps untuk Difable

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2015

Page 30: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 35

Gambar 2.17: Fasilitas Tong Sampah dan Pedestrian

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2015

2.5.3 Kawasan Objek Wisata Pura Gunung Kawi, Tampak Siring

Gunung Kawi Tampak Siring merupakan salah satu warisan dunia

UNESCO yang ada di Bali, dimana objek wisata ini terletak di Kecamatan

Tampak Siring Kabupaten Gianyar. Sama seperti Pura Tirta Empul yang sama-

sama terletak di Kecamatan Tampak Siring, kawasan ini juga banyak dikunjungi

oleh wisatawan lokal maupun Mancanegara.

Hal menarik yang terdapat di tempat ini adalah terdapatnya Candi Tebing

yang sudah berumur ratusan tahun dan menjadi salah satu bukti sejarah yang ada

di tempat ini, selain itu jarak yang ditempuh untuk mencapai Candi ini juga cukup

jauh sehingga cukup melelahkan untuk sampai ke areal Candi, namun hal ini akan

terbayar lunas sesuadah sampai ke areal Candi karena kita dapat melihat pahatan-

pahatan Candi yang sangat menakjubkan, selain itu suasana yang ada juga cukup

menenangkan sehingga sangat cocok digunakan untuk menghilangkan stress

1. Potensi dan Daya Tarik

Daya tarik utama yang terdapat pada objek wisata Gunung Kawi Tampak

Siring adalah Candi Tebing yang bersejarah, dimana candi ini merupakan

merupakan bukti bahwa keindahan Bali tak hanya terletak pada alamnya yang

menawan dan asri melainkan juga pada peninggalan sejarahnya yang cukup

kental. Areal ini juga dilewati sungai Pakerisan yang memiliki sejarah yang cukup

terkenal di Bali, dan kondisi dari sungai ini pun saat ini terjaga dengan baik

sehingga banyak wisatawan yang turun ke sungai untuk sekedar berfoto ataupun

menikmati jernihnya air yang mengalir.

Page 31: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 36

Selain wisata bersejarah yang ditawarkan pada areal ini, terdapat juga

huntaian persawahan yang menghijau dengan teraserinnya dan terlihat cukup asri

dan menawan sehingga banyak wisatawan yang singgah ke tempat ini sebelum

mencapai areal Candi. Potensi wisata yang dimiliki oleh Gunung Kawi Tampak

Siring yang menjadikan kawasan ini sebagai salah satu objek wisata yang banyak

dikunjungi orang adalah sebagai berikut :

A. Candi Tebing

Daya tarik utama pada objek wisata ini adalah terdapatnya Candi Tebing

yang menjadi bukti sejarah atau menjadi peninggalan sejarah abad ke-11, dimana

kompleks Candi ini merupakan areal pemakaman keluarga raja pada zaman

dahulu. Pahatan-pahatan pada Candi pun memiliki nilai seni yang cukup tinggi

sehingga tidak heran wisatawan banyak datang ke areal ini. Kondisi candi tebing

dapat dilihat pada gambar 2.18 :

Gambar 2.18: Candi Tebing Gunung Kawi Tampak Siring

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 28 Oktober 2015

B. Areal Persawahan

Selain pemandangan indah pada Candi Tebing yang dimiliki kawasan

Gunung Kawi Tampak Siring, Kawasan ini juga memiliki areal persawahan yang

indah, dimana areal persawahan ini berada disekitar kawasan Pura dan Candi

Tebing. Persawahan yang ada juga menggunakan sistem terasering yang tentunya

juga menambah kesan indah dan asri pada kawasan ini. Areal persawahan dapat

dilihat pada gambar 2.19 :

Page 32: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 37

Gambar 2.19: Areal Persawahan pada Gunung Kawi Tampak Siring

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 28 Oktober 2015

C. Pasar Seni

Di kawasan Gunung Kawi Tampak Siring terdapat pasar seni yang letaknya

berdekatan dengan parkir pengunjung, pada areal pasar seni disini banyak menjual

kerajinan tangan, yaitu berupa kerajinan tulang dan batok kelapa. Selain itu areal

ini juga menjadi alternatif bagi wisatawan yang datang ke Gunung Kawi Tampak

Siring untuk membeli oleh-oleh khas Bali. Pasar seni dapat dilihat pada gambar

2.20 :

Gambar 2.20: Areal Pasar Seni pada Gunung Kawi Tampak Siring

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 28 Oktober 2015

2. Fasilitas Pariwisata dan Religi

Di kawasan objek wisata cagar budaya Gunung Kawi Sebatu terdapat

beberapa fasilitas yang dapat mengakomodasi kegiatan pariwisata dan religi.

Selain itu, di tempat ini fasilitas parkir dipisahkan antara kendaraan roda empat

Page 33: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 38

dan dua. Dan berikut merupakan beberapa fasilitas-fasilitas yang terdapat pada

kawasan objek wisata cagar budaya Pura Tirta Empul :

Pasar Seni

Restaurant

Tourism Information

Loket Tiket

Tempat Penyewan Selendang

Toilet

Parkir kendaraan

Dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya dapat dilihat pada gambar 2.21 dan

2.22 :

Gambar 2.21: Fasilitas Parkir dan Restaurant

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 28 Oktober 2015

Gambar 2.22: Fasilitas Toilet dan Pasar Seni

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 28 Oktober 2015

3. Sistem Pengelolaan Kawasan

Pengelolaan pariwisata pada kawasan objek wisata Gunung Kawi tampak

Siring dikelola oleh pemerintah Kabupaten Gianyar dan dibantu oleh kecamatan

Tampak Siring.. Pengelolaan dari objek wisata ini juga sudah tersedia dengan

Page 34: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 39

cukup baik, dimana hal ini dapat dilihat dari kondisi lingkungan yang cukup baik,

selain itu kawasan Candi Tebing juga dijaga dengan baik agar tidak terjadi

kerusakan. Sistem pengelolaan kawasan dapat dilihat pada gambar 2.23 dan 2.24

Gambar 2.23: Fasilitas Tong Sampah dan Kondisi Kawasan Candi Tebing

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 28 Oktober 2015

Gambar 2.24: Jalur Pedestrian dan Penanda pada Objek Wisata Gunung Kawi Tampak Siring

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 28 Oktober 2015

Page 35: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 40

Eksisting Tinjauan Objek Sejenis, Pura Tirta Empul

Koprasi & Restaurant Penyewaan Selendang

Loket Tiket & Tourist Information

Parkir

Loker Bale Pesandekan

Pasar Seni Bale Pesandekan Pemangku

Toilet

Pura Tirta Empul

Pancoran/Genah Melukat

Page 36: BAB II - sinta.unud.ac.id 2.pdf · Penetapan jangka waktu pelaksanaan penataan kawasan 2.2 Ekowisata ... yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi Sebatu, Gianyar

S e m i n a r T u g a s A k h i r | 60