PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN...

17
PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR ( ) Ecotourism Business Opportunities in the Region Sempu Island Sanctuary, East Java Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan Balai Besar KSDA Jawa Timur, Jl. Bandara Juanda, Surabaya 61253 Telp. 031-8667239 Hp. 08124906191, email: [email protected] Departemen Arsitektur Landscape, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680 iterima 20 Mei 2013, direvisi 12 Juni 2013, disetujui 10 Juli 2013 . Cagar Alam Pulau Sempu sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata alam popular yang banyak dikunjungi orang di Kabupaten Malang. Adanya kegiatan ekowisata di Pulau Sempu menimbulkan permasalahan pengelolaan terkait dengan status kawasan sebagai Cagar Alam. Kawasan Cagar Alam tidak ditujukan untuk kegiatan wisata, melainkan hanya untuk pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi kenyataan yang dihadapi sekarang, kunjungan wisatawan ke Pulau Sempu semakin meningkat dan sudah sangat sulit dihentikan. Penelitian ini bertujuan 1) Menganalisis potensi obyek daya tarik wisata alam; 2) Mengevaluasi dampak ekowisata terhadap kawasan; 3) Merumuskan strategi kebijakan pengelolaan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Untuk merumuskan strategi pengelolaan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tujuan ekowisata dengan daya tarik obyek wisata alam berupa danau “ ”, keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya. Adanya dampak negatif dari wisata alam terhadap kawasan, diperlukan pengelolaan dan perencanaan yang sesuai untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Strategi pengelolaan yang sesuai adalah a) Melakukan evaluasi fungsi kawasan dan membagi blok pengelolaan untuk meminimalkan dampak pengunjung; b) Perubahan status sebagai kawasan Cagar Alam menjadi Taman Wisata Alam; c) Melakukan kolaborasi pengelolaan kawasan dengan masyarakat. Kata kunci: Hutan rakyat, pelet kayu, limbah industri kayu, bahan bakar terbarukan 2 3 2,3 D ABSTRACT Sempu Island Nature Reserve has become a favourite nature destination in Malang regency. The visitor numbers increased by time. However, the tourism activities violate the existing regulation i.e the nature reserve status. The visit or other activities entering the reserve area are forbidden except for education, research and development objects. The aims of the study were: 1) To analyze the potential of natural tourist attraction objects; 2) To evaluate the impact of nature tourism; 3) To formulate a strategic plan of Pulau Sempu Nature Reserve accepted by multi-stakeholder. Data were collected through observation, interviews, and study of related literature. The SWOT analysis was used to formulate the strategic plan. The results showed Sempu Island Nature Reserve area is very potential to be developed as ecotourism destination with the main attractions such as the Segara Anakan Lagoon, diversity of flora, fauna and its ecosystem. In order to mitigate the negative impact on the nature tourism of the region, it is necessary to conduct appropriate management and planning Appropriate management strategies to be implemented are: a) To evaluate the function of the area and divide it into blocks to minimize visitor impact management; b) Changes in status from a Nature Reserve to the Nature Park; c) To collaborate with community in managing the area. Keywords: Private forest, wood pellets, wood waste industry, renewable fuel Segara Anakan ABSTRAK 247 Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan ( ) keindahan alamnya (Indrawan 2007). Keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya serta keragaman budaya merupakan potensi dan dapat dijadikan salah satu dasar pembangunan berkelanjutan dengan cara memanfaatkan jasa et al. I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dunia yang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi setelah Brasil dengan keunikan, keaslian dan mega biodiversity

Transcript of PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN...

Page 1: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAMPULAU SEMPU, JAWA TIMUR

()

Ecotourism Business Opportunities in the Region Sempu IslandSanctuary, East Java

Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi GunawanBalai Besar KSDA Jawa Timur, Jl. Bandara Juanda, Surabaya 61253Telp. 031-8667239 Hp. 08124906191, email: [email protected]

Departemen Arsitektur Landscape, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,Jl. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

iterima 20 Mei 2013, direvisi 12 Juni 2013, disetujui 10 Juli 2013

.

Cagar Alam Pulau Sempu sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata alam popular yang banyak dikunjungiorang di Kabupaten Malang. Adanya kegiatan ekowisata di Pulau Sempu menimbulkan permasalahan pengelolaanterkait dengan status kawasan sebagai Cagar Alam. Kawasan Cagar Alam tidak ditujukan untuk kegiatan wisata,melainkan hanya untuk pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi kenyataan yang dihadapisekarang, kunjungan wisatawan ke Pulau Sempu semakin meningkat dan sudah sangat sulit dihentikan. Penelitian inibertujuan 1) Menganalisis potensi obyek daya tarik wisata alam; 2) Mengevaluasi dampak ekowisata terhadapkawasan; 3) Merumuskan strategi kebijakan pengelolaan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu. Pengumpulan datadilakukan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Untuk merumuskan strategi pengelolaan menggunakananalisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu sangat potensial untukdikembangkan menjadi tujuan ekowisata dengan daya tarik obyek wisata alam berupa danau “ ”,keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya. Adanya dampak negatif dari wisata alam terhadap kawasan,diperlukan pengelolaan dan perencanaan yang sesuai untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Strategipengelolaan yang sesuai adalah a) Melakukan evaluasi fungsi kawasan dan membagi blok pengelolaan untukmeminimalkan dampak pengunjung; b) Perubahan status sebagai kawasan Cagar Alam menjadi Taman Wisata Alam;c) Melakukan kolaborasi pengelolaan kawasan dengan masyarakat.

Kata kunci: Hutan rakyat, pelet kayu, limbah industri kayu, bahan bakar terbarukan

2 3

2,3

D

ABSTRACT

Sempu Island Nature Reserve has become a favourite nature destination in Malang regency. The visitor numbers increased bytime. However, the tourism activities violate the existing regulation i.e the nature reserve status. The visit or other activities entering thereserve area are forbidden except for education, research and development objects. The aims of the study were: 1) To analyze the potentialof natural tourist attraction objects; 2) To evaluate the impact of nature tourism; 3) To formulate a strategic plan of Pulau SempuNature Reserve accepted by multi-stakeholder. Data were collected through observation, interviews, and study of related literature. TheSWOT analysis was used to formulate the strategic plan. The results showed Sempu Island Nature Reserve area is very potential to bedeveloped as ecotourism destination with the main attractions such as the Segara Anakan Lagoon, diversity of flora, fauna and itsecosystem. In order to mitigate the negative impact on the nature tourism of the region, it is necessary to conduct appropriate managementand planning Appropriate management strategies to be implemented are: a) To evaluate the function of the area and divide it into blocksto minimize visitor impact management; b) Changes in status from a Nature Reserve to the Nature Park; c) To collaborate withcommunity in managing the area.

Keywords: Private forest, wood pellets, wood waste industry, renewable fuel

Segara Anakan

ABSTRAK

247Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )

keindahan alamnya (Indrawan 2007).Keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnyaserta keragaman budaya merupakan potensi dandapat dijadikan salah satu dasar pembangunanberkelanjutan dengan cara memanfaatkan jasa

et al.I. PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara duniayang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggisetelah Brasil dengan keunikan, keaslian dan

mega biodiversity

Page 2: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

248JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Desember 2013, Hal. 247 - 263

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasidan menganalisis potensi obyek daya tarik wisataalam kawasan CAPS; 2) Mengevaluasi dampakwisata alam terhadap kawasan CAPS; 3)Merumuskan alternatif strategi pengelolaankawasan Pulau Sempu yang sesuai dengan potensidan status kawasan.

II. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

B. Alat dan Bahan

C. Metode Pengambilan Data

Penelitian dilakukan di kawasan CAPS. Secaraadministratif masuk wilayah Desa Tambakrejo,Kecamatan Sumbermanjing Wetan, KabupatenMalang, Provinsi Jawa Timur dan berlangsung padabulan Oktober 2012 sampai dengan Maret 2013.

Peralatan dan bahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah alat tulis,

(GPS), kamera, komputer, alat perekam,kuesioner, peta kerja dan perlengkapan lapang.

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptifmelalui survei dengan cara pengamatan lapangan( ) terhadap fenomena-fenomena yang adadi lokasi penelitian, wawancara mendalam (

) terhadap (BBKSDA Jatim,Dinas Kehutanan Kabupaten Malang, BapedaKabupaten Malang, pengunjung kawasan) danstudi pustaka.

Teknik pengumpulan data dilakukan secara. Jumlah responden pengunjung

adalah 192 responden, ditentukan dengan rumusSolvin (Siregar, 2011) yaitu :

Keterangan :n = Jumlah respondenN = Ukuran populasi dalam waktu tertentue = Perkiraan tingkat kesalahan

Data penelitian meliputi data primer diperolehmelalui pengamatan langsung di lapangan,pengisian kuesioner dan wawancara, berupapotensi ekowisata (potensi obyek daya tarik wisata

Geographic PositionSystem

observasiindepth

interview stakeholders

purposive sampling

lingkungan melalui ekowisata (Supyan, 2011).Dalam rangka untuk melindungi keanekaragamanhayati tersebut, pemerintah menetapkan beberapakawasan di Indonesia sebagai kawasan konservasiyaitu Suaka Alam (Cagar Alam, Suaka Margasatwa)dan Pelestarian Alam (Taman Nasional, TamanWisata Alam, Tahura) (Zuhri dan Sulistyawati,2007). Berdasarkan data Kemenhut (2012)Indonesia menetapkan 245 kawasan Cagar Alamdengan luas ± 4.485.230 ha. Pulau Sempumerupakan kawasan konservasi di Jawa Timur,ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan SKGubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor. 46 StblNo. 69 tanggal 15 Maret 1928 dengan luas ± 877 ha.Penetapan kawasan didasarkan pada faktor botanis,estetis dan topografis (BBKSDA Jatim, 2011).

Cagar Alam merupakan kawasan konservasiyang memiliki fungsi pokok sebagai kawasanpengawetan keanekaragaman hayati dan wilayahperlindungan sistem penyangga kehidupan.Perlindungan Cagar Alam banyak mengalamihambatan yang disebabkan oleh pembatasan akses,sehingga memicu konflik kepentingan antarapengelola kawasan dengan masyarakat (Wiratno,2004).

Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu (CAPS)beberapa tahun terakhir menghadapi permasalahanpengelolaan yaitu adanya kegiatan wisata alamdalam kawasan. Hal ini bertentangan dengan UU RINo. 5 tahun 1990 pasal 17 ayat 1 yaitu di dalamCagar Alam hanya dapat dilakukan kegiatanpenelitian, pendidikan, pengembangan ilmupengetahuan dan kegiatan yang menunjangbudidaya. Adanya permasalahan dan tekananpermintaan wisata ke daerah-daerah yang alamiakan berdampak pada penurunan kawasan baiksecara kualitas maupun kuantitas yang dapatmengancam kelestarian kawasan (Wearing dan Neil,2009), sehingga tujuan penetapan kawasankonservasi tidak dapat tercapai. Oleh karena itudiperlukan upaya strategis dalam pengelolaankawasan CAPS, supaya tercapai optimalisasi fungsidan manfaat kawasan serta sumberdaya alamyang terkandung di dalamnya, sekaligus dapatmemecahkan masalah yang dihadapi kawasansekarang dan mengantisipasi kondisi yang akandatang. Dengan upaya strategi pengelolaan barudiharapkan kawasan CAPS secara ekologis tetaplestari dan secara ekonomis menguntungkanmasyarakat sekitar.

Page 3: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

249

strategi pengelolaan kawasan CAPS. AnalisisSWOT membandingkan antara faktor internal(kekuatan dan kelemahan) dalam pengembanganekowisata di kawasan CAPS dengan faktoreksternal (peluang dan ancaman) yangmempengaruhi pengembangan ekowisata dikawasan CAPS dengan menggunakan scoring danpembobotan, sehingga dari analisis tersebut dapatdirumuskan strategi pengelolaan kawasan CAPSdengan adanya ekowisata (Rangkuti, 2000).

Kawasan CAPS merupakan salah satu kawasankonservasi di Kabupaten Malang Provinsi JawaTimur yang mempunyai keanekaragaman hayatidan pesona keindahan alam yang sangat menarikdengan fenomena alam berupa danau SegaraAnakan. Kawasan CAPS sudah menjadi salah satutujuan wisata alam bagi wisatawan yang datang keKabupaten Malang. Menurut Yoeti (1999) CAPSmerupakan salah satu daerah tujuan wisata alampopular yang banyak dikunjungi orang. Penilaianpotensi obyek daya tarik wisata alam (ODTWA)kawasan CAPS disajikan pada Tabel 1.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Oyek Daya Tarik Wisata Alam diKawasan Pulau Sempu

alam, atraksi alam, budaya dan jenis kegiatan wisatalainnya, akomodasi, fasilitas, pelayanan daninfrastruktur), persepsi pengunjung dan kebijakanyang berkaitan dengan pengelolaan kawasan CAPS.Data sekunder dikumpulkan dari hasil penelitian,laporan, dokumen dan sumber pustaka yangberkaitan dengan tujuan penelitian, berupa kondisifisik kawasan (topografi, geologi, iklim), potensijenis flora dan fauna dan kondisi sosial ekonomimasyarakat lokal serta peta kawasan.

Analisis penilaian potensi ekowisata di CAPSdilakukan dengan cara penilaian obyek dan dayatarik wisata alam, dengan menggunakan tabelkriteria penilaian dan pengembangan obyek dandaya tarik wisata alam dengan menggunakan sistemskor dan pembobotan berdasarkan pedomananalisis obyek daya tarik wisata alam yangditetapkan oleh Direktorat Wisata Alam danPemanfaatan Jasa Lingkungan, Dirjen Per-lindungan Hutan dan Konservasi Alam tahun 2003.Kriteria data penilaian daya tarik obyek wisata alambentuk pantai ada pada Lampiran 1.

Analisis SWOT dalam penelitian ini dilakukanuntuk menentukan posisi kondisi saat ini dan

D. Analisis Data

1. Analisis Penilaian Potensi

2. Analisis Strategi Pengelolaan Kawasan

Tabel 2. Hasil penilaian potensi obyek daya tarik wisata alam di Cagar Alam Pulau SempuTable 2. Results of assessment of potential objects of nature tourism destinations in Sempu Island Nature Reserve

Potensi

(Potential)

Kriteria

(Criteria)

Total nilai

ODTWA

(Total value)

Nilai potensi

(a×b)

(Potential value)

Indeks nilai

potensi (%)

(Potential value of

index)

Klasifikasi

ODTWA

(Classification)

Daya tarik

SDA

Daya tarik obyek wisata pantai 1.260 1.050 83,33 Tinggi

Daya tarik obyek wisata darat 1.440 1.230 85,41 Tinggi

Unsurpenunjang

Kondisi masyarakat sekitar 1200 1000 83,33 Tinggi

Kadar hubungan/ aksesibilitas 850 550 64,71 Sedang

Elemen institusi 1950 975 50 Rendah

Potensi Pasar 950 925 97,37 Tinggi

Akomodasi 90 30 33,33 Rendah

Pengelolaan dan pelayanan 360 220 61,11 Sedang

Iklim 480 280 58,33 Sedang

Sarana dan Prasarana Penunjang 450 315 70 Sedang

Ketersediaan air bersih 900 510 56.66 Sedang

Hubungan dengan obyek wisata disekitarnya

100 90 90 Tinggi

Penurunan kualitas lingkungan 180 120 66,67 Sedang

Daya dukung kawasan 450 375 83,33 Tinggi

Pangsa pasar 270 225 83,33 Tinggi

Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )

Page 4: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

250JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Desember 2013, Hal. 235 - 246

50% dan akomodasi 33,33%. Potensi unsurpenunjang berupa aksesibilitas, pengelolaan danpelayanan, iklim, sarana dan prasarana,ketersediaan air bersih, penurunan kualitaslingkungan mempunyai nilai klasifikasi yangtergolong sedang. Hal ini berarti bahwa kawasanCAPS berdasarkan hasil penilaian secarakeseluruhan yaitu potensi daya tarik sumber dayaalam berupa obyek wisata pantai dan darat sertaunsur penunjangnya menunjukkan kawasan CAPSsangat layak untuk dikembangkan kegiatanekowisata dengan kegiatan utamanya adalahberupa ( , , , ,

).education trecking camping animal watching

birdwatching

Potensi ODTWA kawasan CAPS (Tabel 1 danGambar 1) dapat dipahami bahwa Pulau Sempumempunyai potensi yang sangat besar untukdikembangkan kegiatan ekowisata, denganpotensi daya tarik sumber daya alam berupa obyekwisata pantai mempunyai nilai yang tinggi sebesar83,33% dan obyek wisata darat 85,41%, sedangkanunsur penunjang yang mempunyai nilai yang tinggiadalah kondisi masyarakat sekitar 83,33%, potensipasar nilai 97,37%, hubungan dengan obyek wisatadi sekitarnya dengan nilai 90%, daya dukungkawasan 83,33% dan pangsa pasar nilai 83,33%.Sedangkan potensi unsur penunjang yangmempunyai nilai rendah adalah elemen institusi

Gambar 1. Peta potensi obyek daya tarik wisata alam di Cagar Alam Pulau SempuFigure 1. Map of potential objects of natural tourist attraction in Sempu Island Nature Reserve

Gambar 2. Pengunjung pantai waru-waru dan Danau Segara AnakanFigure 2. Visitors to the beach Waru-waru and the lake Segara Anakan

Page 5: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

251

Pulau Sempu selain mempunyai keindahan dankeunikan pantai juga mempunyai potensi obyekwisata darat dengan nilai klasifikasi ODTWA tinggisebesar 85,41% artinya bahwa kawasan CAPSsangat layak untuk dikembangan ekowisata denganpotensi sumber daya alam berupa obyek wisatadarat. Potensi tersebut meliputi pandangan lepasdalam obyek berupa hamparan hutan tropisdataran rendah yang masih utuh yang dilihat dariseberang pantai Sendang Biru. Nilai keindahankawasan CAPS secara umum meliputi keindahanalam dan bentuk fisik kawasan yang unik denganpotensi flora dan fauna. Menurut Kramadibrata

(2010) di kawasan Pulau Sempu terdapat 70 jenistumbuhan yang tergolong dalam 63 marga dan 31suku. Jenis vegetasi yang dominan pada ekosistemhutan tropis dataran rendah, ekosistem hutanmangrove dan ekosistem hutan pantai di PulauSempu disajikan pada Tabel 3.

Sedangkan keragaman jenis satwaliar di PulauSempu berdasarkan data inventarisasi BKSDAJatim II tahun 1999, ditemukan ada 72 jenis yangterdiri dari 47 jenis Aves, 16 jenis Mamalia, 9 jenisReptil. Satwaliar jenis Mamalia dan aves yangsering dijumpai di kawasan CAPS disajikan padaTabel 4 dan Tabel 5 sebagai berikut.

Potensi Keanekaragaman flora dan faunamerupakan modal dalam pengembanganekowisata di kawasan CAPS sesuai dengan konsepekowisata yaitu prinsip pendidikan konservasilingkungan dengan mendidik pengunjung danmasyarakat setempat akan pentingnya konservasi.Proses pendidikan ini dapat langsung dilakukan dialam, dengan kegiatan ekowisata berupa ( ,

, , , ).

etal.

educationtrecking camping animal watching birdwatching

Pulau Sempu merupakan kawasan konservasiyang mempunyai keunikan dan keindahan alamnya.Salah satu potensinya adalah obyek wisata pantaidengan nilai klasifikasi ODTWA tinggi dengan nilaisebesar 83,33% artinya bahwa kawasan CAPSsangat layak dikembangkan ekowisata denganpotensi sumber daya alam berupa obyek wisatapantainya. Penilaian tersebut berdasarkan kriteria :keindahan pantai, keselamatan dan keamananpantai, jenis dan warna pasir, variasi kegiatan,kebersihan, kenyamanan dan lebar pantai. PulauSempu mempunyai beberapa potensi obyek wisatapantai dengan pasir putih dan panorama yangindah. Keindahan pantai pulau sempu di sebelahutara berbatasan dengan teluk Sendang Biru,dengan akses yang cukup mudah pengunjungmenyeberang menggunakan jasa angkutanperahu dari pantai Sendang Biru selama 10-15menit sudah sampai di pingir pantai Waru-waru,pantai Raas, pantai Air tawar, Goa macan dan pantaiGebang.

Sedangkan pantai yang berada di sebelah selatandan timur untuk mencapainya harus melalui jalurtrek melewati hutan tropis yang masih utuh untukmencapai pantainya yaitu pantai Tanjung,Setumbut, Karetan, Setigen, Pondok Kobong,Plawangan, Gladakan, Baru-baru, Segara Anakan,Pasir Kembar dan Pasir Panjang. Kegiatanekowisata sebagai bagian konservasi danpembelajaran lingkungan yang dilakukan olehpengunjung di pantai-pantai Pulau Sempu adalahmenikmati pemandangan, berenang, berjemur,

, olah raga,susur pantai dan memancing (Gambar 2).snorkeling, animal watching birdwatching,

Tabel 3. Jenis vegetasi yang dominan di Cagar Alam Pulau SempuTable 3. The dominant vegetation types in Sempu Island Nature Reserve

(Sumber : Kramadibrata 2010)et al.

Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )

Page 6: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

252JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Desember 2013, Hal. 235 - 246

Tabel 4. Jenis Mamalia yang ditemukan di Cagar Alam Pulau SempuTable 4. Type of mammals are found in the Island Nature Reserve Sempu

No. Nama Lokal

(Local names)

Nama Ilmiah

(Scientific name)

1. Lutung jawa Trachypithecus auratus

2. Kijang Muntiacus muntjak

3. Macan tutul Panthera pardus

4. Kucing hutan Felis bengalensis

5. Jelarang Ratufa bicolor

6. Walang kopo Cynocephalus variegatus

7. Kukang Nictycebous javanicus

8. Trenggiling Manis javanica

9. Landak Hystrix brachyura

10. Monyet ekor panjang Macaca fascicularis

11. Kalong besar Pteropus vampyrus

12. Babi hutan Sus scrofa

(Sumber : BKSDA Jatim II, 1999)

dikembangkan ekowisata dilihat dari potensi pasardan dukungan serta keinginan masyarakat sekitaryang cukup besar. Partisipasi masyarakatmerupakan prinsip utama dalam pengembanganekowisata selain untuk pendidikan konservasi.Adanya pa r t i s ipa s i masya raka t da l ampengembangan ekowisata diharapkan dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarkawasan, sehingga kegiatan ekowisata akanmendorong masyarakat menjaga kelestariankawasan. Kondisi ini didukung dengan hubunganobyek wisata lain sekitar Pulau Sempu dengan nilaipotensi sebesar 90% artinya bahwa kawasan CAPSsangat layak untuk dikembangkan ekowisatadengan didukung obyek wisata lain di sekitar PulauSempu yaitu Pantai Sendang Biru, Pantai Tamban,Pantai Goa Cina dan Pantai Bajul Mati.Keberadaan objek wisata lain di sekitar kawasanCAPS dapat dimanfaatkan untuk menarikwisatawan dalam rangka pengembangan kawasanekowisata.

Penilaian potensi ODTWA (Tabel 1)menunjukkan bahwa kawasan CAPS memilikipotensi obyek daya tarik wisata alam yang besar dansangat potensial untuk dikembangkan sebagaiobyek ekowisata. Hal ini didukung adanya potensiODTWA kawasan CAPS berupa obyek daya tarikwisata pantai dan obyek daya tarik wisata darat yangsangat unik dan berbeda dengan obyek wisata alamdi daerah lain. Potensi obyek wisata darat danpantai tersebut harus bisa dikembangkan secarabersama-sama. Pengelolaan dan pengembangan

Potensi keutuhan dan kepekaan sumber dayaalam inilah yang menjadikan kawasan CAPS sebagailokasi yang menarik bagi banyak peneliti danwisatawan. Kawasan CAPS memiliki 4 (empat) tipeekosistem yang masing-masing memiliki ciriberbeda satu sama lain tetapi secara keseluruhanmerupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan yaitu ekosistem hutan tropis dataranrendah, ekosistem hutan mangrove, ekosistemhutan pantai, ekosistem danau (Telaga Lele, TelagaSat, Telaga Panjang, Segara Anakan). MenurutRaharjo (2005) tipe ekosistem merupakan satu

untuk dikemas sebagai produk ekowisata,semakin beragam dan semakin unik tipe ekosistemyang ada maka akan semakin beragam paketekowisata yang bisa dikembangkan. Hal ini berartibahwa kawasan CAPS dengan keanekaragamanflora, fauna yang unik dan beragam merupakanmodal untuk pengembangan produk ekowisatayang menarik.

Dukungan dan keingginan masyarakat sekitarterhadap adanya ekowisata di kawasan CAPS cukuptinggi dengan nilai 83,33%. Menurut mereka adanyaekowisata akan membuat desa semakin maju danakan memberi peluang pekerjaan baru di masamendatang. Partisipasi masyarakat dapat dilihat darikeinginan untuk bisa terlibat dalam pengembanganwisata alam dengan penjadi pemandu wisata, jasapenyeberangan perahu dan membuka warungmakan. Kondisi di dukung dengan potensi pasarjuga cukup besar dengan nilai potensinya sebesar97,37% artinya kawasan CAPS sangat layak

pointof interest

Page 7: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

253

suatu kawasan konservasi untuk ekowisata perlumemperhatikan kelestarian obyek daya tarik wisatayang menjadi maskot dari kawasan tersebut.Semakin banyak potensi daya tarik wisata alam yangada pada suatu kawasan akan semakin menarikminat wisatawan untuk berkunjung pada kawasan.

Oleh karena itu pengembangan potensi ODTWAyang hanya memperhatikan sarana dan prasaranapenunjang tanpa memperhatikan kelestarianODTWA, seiring berjalannya waktu akanmengakibatkan menurunnya kualitas dariODTWA di kawasan.

No. Famili

(Family)

Nama Lokal

(Local names)

Nama Ilmiah

(Scientific name)

1. Bucerotidae Kangkareng perut putihJulang emas

Anthracoceros albirostrisAceros undulatus

2. Alcedinidae Raja udang meninting Alcedo meninting

3.. Ardeidae Kuntul hitam Sterna fuscata

Bangau tong-tongCangak merahKuntul kecilKuntul besarKuntul kerbauKuntul perak

Leptoptiles javanicusArdea purpureaEgretta garzettaEgretta albaBubulcus ibisEgretta intermedia

4. Falconidae Alap-alap Sikra accipiter badius

5. Accipitridae Elang bidoElang laut perut putihElang bondolElang laut kecil

Spilornis cheelaHaliaetus leucogasterHalliastur indusIchtyopaga nana

Elang jawa Spizaetus bartelsi

6. Sternidae Dara laut putihDara laut sayap putihDara laut sayap hitamDara laut kecilDara laut

Gygis albaChillodonias leucopterusChillodonias nigerSterna albifronasSterna hirundo

7. Fregatidae Cikalang cristmast Fregata andrewsi

8. Sturnidae Jalak putih Sturnus melanopterus

9. Jenis Lain Ibis hitampenggunting laut

PelatukSriguntingTiung mungkalWaletKutilangPrenjakSriti

Pseudibis davisoniPufinus sp.

Picus sp.Dicrucus macrocerusCochoa azureaCollocalia sp.Pycnonotus aurigasterPrinia polychroaCollocasia sp.

Cucak ijoTrocokanGelatikBurung LarwoKecrukDelimukanTrulekEmpritBurung cabe

Pycnonotus Pycnonotus gogversp.Padda cryziporaCopsycus saularisCaprimulgus macrucusTreton fulficolisPluvialis dominicaLonchura majaDicacum crocileumColombia sp.

Tabel 5. Jenis aves yang ditemukan di Cagar Alam Pulau SempuTable 5. Species of bird found in the Island Nature Reserve Sempu

Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )

Page 8: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

254

Pada hakekatnya ekowisata dapat melestarikandengan memanfaatkan alam dan budayamasyarakat. Pembangunan ekowisata yangberwawasan lingkungan lebih menjamin dalammelestarikan alam, karena ekowisata tidakmengeksploitasi alam, tetapi hanya menggunakanjasa alam dan masyarakat untuk memenuhikebutuhan pengetahuan, fisik dan psikologiswisatawan (Fandeli, 2000a).

Secara umum pengunjung yang datang ke PulauSempu bervariasi baik dari segi daerah asal, umur,tingkat pendidikan, pekerjaan dan tujuanpengunjung datang ke Pulau Sempu.

Gambar 3 menunjukkan adanya peningkatanjumlah pengunjung ke kawasan CAPS selama limatahun terakhir. Hasil penelitian diperolehgambaran karakteristik pengunjung kawasan CAPSdidominasi oleh laki-laki 76,04% dan perempuan23,96%. Hal ini dimungkinkan bahwa tujuan utamapengunjung adalah ke danau Segara Anakan,sedangkan untuk mencapainya harus melalui jalantrek cukup berat dan panjang ± 2,5 km. MenurutRoss (1998) wisatawan laki-laki cenderung lebihtertarik datang ke lokasi wisata alam yangmempunyai kegiatan fisik menantang untukberpetualang serta mewujudkan jati dirinya.Adapun kecenderungan pengunjung yang datangpada kawasan CAPS untuk melakukan kegiatanwisata alam sebanyak 40,21% adalah pada usia 16-20 tahun, usia 21-25 tahun sebesar 43,30%sedangkan pada usia 26-30 tahun hanya 9,79% danusia diatas 31 tahun 6,19% pengunjung. Menurut

B. Karakteristik Pengunjung

Fandeli (2000c) wisatawan yang berkunjung keODTW alam telah tersegmentasi. Pada umumnyamereka terdiri atas wisatawan remaja, sukaberpetualang, tantangan, memiliki motivasi fisik,kesehatan, pendidikan dan penelitian, sehinggaukuran yang diperoleh wisatawan yang melakukanperjalanan wisata alam berbeda dengan wisata lain.Kepuasan akan diperoleh justru apabila wisatawandalam berwisata ke alam memperoleh tantangandan beresiko tinggi.

Dilihat dari tingkat pendidikan pengunjung81,96% SMU/SMK dan 15,98% diploma/sarjanaserta 2,06% SMP, sedangkan status pekerjaanpengunjung pelajar/mahasiswa 57,73%,selanjutnya karyawan swasta 38,14% dan PNS4,12%. Pengunjung kawasan CAPS didominasioleh pengunjung domestik, 22,16% berasal dariMalang, 35,57% berasal dari kota dan Kabupatendi Jawa Timur dan 42,26% berasal dari luar ProvinsiJawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa potensiobyek daya tarik wisata alam di Pulau Sempu sudahdikenal dan diminati bukan hanya oleh masyarakatdi Jawa Timur, meskipun pengelola kawasantidak pernah melakukan kegiatan promosi wisatadi kawasan CAPS. Kondisi ini bisa menjadipeluang untuk pengembangan ekowisata dikawasan CAPS.

Pengelolaan kawasan konservasi tergantungpada informasi, semakin baik kualitas dan kuantitasinformasi yang digunakan maka akan semakinbesar terbuka peluang untuk dapat mengefektifkanpengelolaan kawasan (Rosalino dan Grilo, 2011).Informasi keberadaan Pulau Sempu yang diterimapengunjung dan tujuan kedatangan pengunjungdisajikan pada Gambar 4.

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Desember 2013, Hal. 235 - 246

Gambar 3. Jumlah pengunjung Cagar Alam Pulau Sempu periode 2008-2012Figure 3. Sempu Island Nature Reserve visitors number in period 2008-2012

Page 9: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

255

Informasi keberadaan Pulau Sempu yang berasalda r i t eman/ke lua rg a 69 ,04% te r sebu tmempengaruhi pengunjung sehingga merekatertarik datang ke Pulau Sempu untuk pertama kali77,1% dan 22,16% datang untuk kedua kali ataulebih. Pengunjung datang ke Pulau Sempu dengantujuan rekreasi untuk menikmati pemandangan,keindahan dan keunikan alam adalah 56,70%,pengunjung yang bertujuan untuk berkemah adalah27,84 sedangkan untuk pendidikan hanya 14,95%.Menurut Fandeli (2000c) kawasan konservasi/lindung biasanya kaya akan atraksi alam, sepertipotensi flora/fauna, sungai, telaga, air terjun, goaserta keunikan alam. Motivasi pengunjung datangke Pulau Sempu karena mereka menginginkansesuatu yang baru, menarik dan tidak ada di lokasiyang lain, 78,87% pengunjung termotivasi inginmelihat pemandangan alam berupa Segara Anakan,keindahan pantai 20,62% dan keindahan alam0,52%. Harapan pengunjung terhadap bentukwisata alam yang diinginkan 38,66% berupa wisataalam untuk rekreasi, 35,57% pengunjungmenginginkan wisata alam untuk pendidikan dan24,23% responden pengunjung menginginkanwisata alam minat khusus ( ,

).

Teori keseimbangan ( )memandang bahwa ekosistem dijaga dalam sebuahkeseimbangan diatas fondasi spesies-spesiespenyusunnya. Dalam keseimbangan tersebut,spesies-spesies ada dan berinteraksi satu sama laindalam hubungan predator dan mangsanya, sertadalam hubungan-hubungan kompetisi yang ada.Pendekatan ini menciptakan sebuah ide tentang

animal watchingbirdwatching

Equilibrium theor y

C. Evaluasi Dampak Wisata Alam terhadapKawasan CAPS

keseimbangan alam “ ”. Namun,keseimbangan ini bisa terganggu oleh sebab-sebabalamiah dan manusia (Hakim, 2004).

Adanya akt iv i tas wisata a lam dapatmenyumbang peran yang signifikan dalampembiayaan program-program konservasil ingkungan hidup. Namun, yang harusdiperhatikan bahwa aktivitas wisata jugamempunyai potensi untuk ikut serta mengarahkanpada kerusakan lingkungan apabila tidak adapengelolaan yang intensif. Aktivitas pembangunanwisata alam yang dilakukan juga merupakanancaman yang nyata terhadap keanekaragamanhayati yang ada di dalam kawasan yang akand i k e m b a n g k a n . K e k h a w a t i r a n b a h w apengembangan wisata alam sering menyebabkanhilangnya bentuk-bentuk keanekaragaman hayatidi sekitarnya padahal, fungsinya disadari sangatpenting bagi ekosistem kawasan. Oleh karena iturencana pengembangan wisata alam juga harusdilihat daya dukung dari kawasan yang akandikembangkan untuk meminimalisir dampak yangditimbulkan adanya kegiatan wisata alam.

Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwadampak wisata alam terhadap respon satwaliar dilokasi penelitian dengan adanya aktifitaspengunjung berbeda-beda. Seperti yang mudahdiamati di lokasi penelitian kelompok primata jenisMonyet ekor panjang ( ) seringdijumpai dengan mudah di sekitar obyek daya tarikwisata alam, namun adanya pengunjung membuatsatwaliar ini menjadi agresif serta terjadinyapenyimpangan pola makan dari satwaliar tersebut.Sementara sebagian satwa lain seperti Lutung jawa( ), Kijang ( ),Babi hutan ( ) dan lainya cenderungmenghindar dari lokasi obyek daya tarik wisata

the balance of nature

Macaca fascicularis

Trachypithecus auratus Muntiacus muntjakSus scrofa

Gambar 4. Informasi keberadaan Pulau Sempu dan tujuan pengunjung ke Pulau SempuFigure 4. Presence information Sempu Island and visitor destination

Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )

Page 10: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

256

alam. Aktifitas wisata alam yang dekat denganhabitat satwaliar, dapat mempengaruhi hidupan liar.Pengaruh-pengaruh negatif tersebut antara lain: 1)Dimungkinkan pengambilan secara ilegal terhadapsatwaliar; 2) Kerusakan habitat satwaliar; 3)Perubahan komposisi tumbuhan menurunnyaproduktifitas tumbuhan bawah karena terinjak-injak pengunjung; 4) Mengurangi daya reproduksisatwaliar; 5) Penyimpangan pola makan satwa(monyet ekor panjang); 6) Modifikasi pola-polaaktifitas satwa; 7) Polusi dan limbah yangditinggalkan pengunjung.

Satwa-satwa kecil seperti burung dan kelompokinsekta (kupu-kupu, belalang, dll) sering kalimenjadi sasaran diambil secara ilegal. Gangguanlain terhadap satwa dapat terjadi karena tumbuhansumber makanan juga tergangggu. Tumbuhandapat terganggu karena perubahan komposisi danstruktur komunitasnya serta produktifitasnya.Dengan adanya pengunjung di kawasan dapatmengurangi produktifitas tumbuhan sepertitumbuhan bawah, rumput dan herba karenaterinjak-injak dan mati.

Dampak adanya kegiatan wisata alam dikawasanCAPS yang dimungkinkan terjadi pada kawasanadalah bibit-bibit tumbuhan eksotik mempunyaipeluang masuk kawasan, karena terbawa olehmanusia/pengunjung baik secara sengaja maupuntidak sengaja. Dengan berkembangnya jumlahspesies eksotik semakin banyak, maka akanmenyebabkan terjadinya gangguan terhadapkeseimbangan lingkungan.

Dampak lain adanya wisata alam terhadaplingkungan yang dapat diamati langsung di lokasipenelitian adalah masalah limbah/sampah. Adanyapengunjung yang masuk kawasan akan membawalimbah dan kebanyakan meninggalkan sampahsetelah berkunjung. Sampah yang dihasilkanpengunjung akan menjadi masalah lingkungan yangdapat mempengaruhi kualitas daerah tujuan wisata.Hal seperti ini mudah terjadi, dimana kawasantujuan wisata alam dengan kepadatan pengunjungyang tinggi, berdampak nyata dengan bebanlingkungan yang harus ditanggung kawasan yaitukawasan menjadi kotor oleh aktifitas wisata, dengansampah plastik, botol dan kaleng minuman yangtidak bisa terurai oleh lingkungan.

Adanya dampak-dampak tersebut harus menjadiperhatian serius bagi pengelola kawasan. Apalagikondisi saat ini, kawasan CAPS belum ada

pengelolaan terhadap adanya wisata alam di dalamkawasan. Salah satu langkah untuk meminimalisirdan mencegah kerusakan kawasan obyekwisata/kawasan konservasi yang disebabkan olehkunjungan wisatawan yang berlebihan adalahdengan mengetahui daya dukung kawasan yangdapat digunakan untuk menyusun perencanaanpengelolaan dengan adanya ekowisata .Perhitungan daya dukung dapat memberikanbatasan maksimal jumlah pengunjung yang dapatditampung pada kawasan, sehingga dapatdigunakan untuk meminimalkan dampak yangditimbulkan akibat jumlah pengunjung yangmelebihi kapasitasnya, dengan harapan obyek dandaya tarik wisata dapat terjaga kelestariannya.

Pengembangan suatu kawasan menjadi sebuahdestinasi ekowisata maka memerlukan suatuanalisis untuk mengetahui faktor-faktor yangberpengaruh terhadap kawasan tersebut, sehinggaperencanaan dan pengembangan kawasan dapatdilaksanakan dengan memperhatikan faktor-faktortersebut. Berdasarkan hasil analisis potensi obyekdaya tarik wisata alam, karakteristik pengunjungdan dampak adanya pengunjung Selanjutnyadiidentifikasi faktor internal (kekuatan dankelemahan) dan faktor eksternal (peluang danancaman) untuk mendapatkan strategi pengelolaandi kawasan CAPS dengan adanya permasalahanekowisata.

Hasil analisis IFA ( )kawasan CAPS menunjukkan bahwa faktorinternal yang menjadi kekuatan ( ) adalah:a. Potensi daya tarik (wisata alam bentuk darat dan

pantai) dengan keanekaragaman hayati danfenomena alam;

b. Kawasan yang masih alami, bebas polusi,nyaman, kondusif dan aman;

c. Status kawasan konservasi;d. Kelembagaan pengelola kawasan CAPS sudah

ada;e. Kawasan CAPS sudah ada dokumen

perencanaan;f. Daya dukung kawasan yang tinggi.

Hasil analisis IFA ( )kawasan CAPS menunjukkan bahwa faktorinternal yang menjadi kelemahan ( )adalah:

D. Strategi Kebijakan Pengelolaan KawasanCAPS

.

Internal Factor Analysis

strength

Internal Factor Analysis

Weaknesses

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Desember 2013, Hal. 235 - 246

Page 11: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

257

a. Belum tersedianya potensi daya tarik wisata alamsecara lengkap;

b. Fasilitas dan pelayanan masih terbatas;c. Kualitas dan kuantitas SDM masih belum

memadai;d. Sumber dana dan anggaran pengelolaan dan

pengembangan terbatas;e. Belum terjalin kemitraan pengelolaan CAPS;f. Sarana dan prasarana pengelolaan terbatas

(fasilitas air bersih belum tersedia).Hasil analisis EFA ( )

kawasan CAPS menunjukkan bahwa faktor-faktorinternal yang menjadi Peluang ( )pengembangan ekowisata adalah:a. Posisi strategis berada di jalur obyek wisata lain;b. Adanya dukungan masyarakat terhadap

pengembangan ekowisata;c. Terbukanya peluang untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan peningkatanPAD;

Eksternal Factor Analysis

Opportunities

d. Potensi pasar yang tinggi;e. Pangsa pasar yang tinggi.

Hasil analisis EFA ( )kawasan CAPS menunjukkan bahwa faktorinternal yang menjadi Ancaman ( ) adalah:a. Intensitas pengunjung yang besar menimbulkan

permasalahan lingkungan dan dampak padakualitas dan kuantitas keanekaragaman hayati;

b. Pelanggaran terhadap fungsi kawasan (lokasiuntuk sandar kapal nelayan);

c. Kualitas SDM masyarakat yang rendah;d. Kurangnya dukungan para pihak;e. Minimnya sarana dan prasarana pengelolaan

kawasana;f. Berpotensi konflik kepentingan pemanfaatan

ruang.Hasil penilaian terhadap masing-masing faktor

Internal (kekuatan, kelemaahan) dan faktorEksternal (peluang, ancaman) disajikan dalamTabel 2.

Eksternal Factor Analysis

Threats

Tabel 2. IFA ( ) dan EFA ( )Internal Factor Analysis Eksternal Factor AnalysisTable 2. IFA (Internal Factor Analysis) and EFA (Eksternal Factor Analysis)

No. Faktor Internal dan Eksternal

(Internal and Eksternal Factors)

Jumlah (bobot × nilai)

(Total (weight × value))

1. Kekuatan 3.1808

2. Kelemahan 0.5918

3. Peluang 3.0241

4. Ancaman 0.7121

Gambar 5. Matrik pengelolaan ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau SempuSpaceFigure 5. Space Matrix management of ecotourism in the Sempu Island Nature Reserve

Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )

Page 12: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

258

Berdasarkan Tabel IFA dan EFA diketahuinilai perhitungan antara faktor internal daneksternal yang selanjutnya digunakan untukmengetahui strategi yang harus dilakukan dalammenghadapi kondisi tersebut. Strategi pengelolaankawasan CAPS dengan adanya ekowisata di-ketahui dengan menggunakan matrik padaGambar 4.

space

Nilai faktor internal sebesar 2,589 dan eksternal2,312, apabila nilai tersebut dipetakan pada matrik

(Gambar 4) berada pada posisi quadran satuyaitu mendukung kebijakan pertumbuhan yangagresif ( ) denganmenggunakan kekuatan yang dimiliki untukmemanfaatkan peluang yang ada. Selanjutnyadisusun matrik SWOT sebagaimana Tabel 3.

space

gr owth oriented strateg y

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Desember 2013, Hal. 235 - 246

Tabel 3. Matrik SWOT pengelolaan ekowisata di kawasan Cagar Alam Pulau SempuTable 3. SWOT matrix management of ecotourism in the Sempu Island Nature Reserve

Berdasarkan Matrik SWOT, maka strategi yangharus dilakukan untuk menghadapi kondisi tersebutadalah dengan menggunakan kekuatan yangdimiliki untuk memanfaatkan peluang yang adayaitu:

Penunjukan dan penetapan Cagar Alam olehpemerintah pada dasarnya ditujukan untuk

1. Pemantapan Kawasan dan MenetapkanBlok Pengelolaan Kawasan

menghindari pemanfaatan sumberdaya alam secaratidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakanlingkungan. Oleh karena itu pengelolaan kawasanCAPS harus didasarkan pada upaya pemenuhanprinsip keseimbangan khususnya antara aktivitasmelindungi keseimbangan ekologi dan upayapeningkatan kesejahteraan masyarakat melaluikegiatan pemanfaatan sumberdaya alam secara ber-kelanjutan. Diharapkan keberadaan kawasan CAPSbisa tetap terjaga kelestariannya dan masyarakat

Page 13: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

memperoleh peningkatan kesejahteraan.Tanpa mengabaikan prinsip perlindungan,

upaya konservasi juga harus memperhatikanprinsip pemanfaatan untuk lebih mensejahterakanmasyarakat. Berdasarkan hal tersebut, makapengelolaan kawasan Cagar Alam, harus melibatkanmasyarakat agar kelestarian kawasan tetap terjagadan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraanmasyarakat. Adanya dampak negatif dari wisataalam di kawasan konservasi, tidak berarti bahwaareal alami tidak dapat dipakai untuk kegiatan wisataalam. Bagaimanapun hal tersebut menandakanbahwa jika wisata dan konservasi dipadukan secaraefektif, wisata di areal alami haruslah dikelola dandirencanakan dengan baik. Dengan adanyaperencanaan dan pengelolaan yang sesuai, dampaknegatif yang ditimbulkan dapat diminimalisir(Tisdell, 1996). Berkaitan dengan pengelolaanekowisata dikawasan konservasi, tidak bolehmenyimpang dari kaidah-kaidah konservasi. Olehkarena itu perlu penyusunan rencana pengelolaandengan memperhatikan aspek pembagian kawasan

ke dalam blok-blok pengelolaan. Adapun tujuanpembagian blok pengelolaan adalah agarpengelolaan kawasan konservasi lebih efektif danefisien untuk dapat menjaga kelestarian kawasan(MacKinnon 1993).

Penilaian potensi kawasan, potensi pengunjungdan strategi pengelolaan kawasan denganmenggunakan analisis SWOT: menghasilkanalternatif pengelolaan kawasan dengan pembagianblok yaitu blok pengelolaan rimba dan blokpengelolaan inti. Strategi ini untuk menyelamatkanekosistem dan keanekaragaman hayati serta dapatmembantu sektor pariwisata Kabupaten Malang.Pembagian blok pengelolaan sejalan dengan PPNomor 28 Tahun 2011, dimaksudkan selain untukmelindungi ekosistem juga memberi kesempatanbagi masyarakat dalam melakukan aktivitassehingga tidak merambah dan merusak kawasanyang dilindungi. Gambar 6 menunjukkan petarencana blok pengelolaan dengan potensi obyekwisata alam yang bisa dikembangkan untukekowisata di kawasan CAPS.

et al.

Gambar 6. Peta rencana blok pengelolaan kawasan Cagar Alam Pulau SempuFigure 6. Blocks of management plan Sempu Island Nature Reserve's map

2. Melakukan Evaluasi Fungsi KawasanKondisi kawasan CAPS pada saat ini sudah

mengalami pergeseran pemanfaatan dan fungsikawasan dari tujuan awal penetapannya sebagaikawasan Cagar Alam, sehingga perlu dilakukanpengkajian atau evaluasi kesesuaian fungsi yangdiatur berdasarkan PP Nomor 28 Tahun 2011.Hasil evaluasi kesesuaian fungsi menjadi dasar

pertimbangan dalam menentukan tindak lanjutpenyelenggaraan kawasan Cagar Alam. Tindaklanjut evaluasi fungsi berupa pemulihan ekosistematau perubahan fungsi. Apabila hasil evaluasikesesuaian fungsi, kawasan tidak mungkin diper-tahankan lagi maka sebagian kawasan CAPS dapatdirubah ke dalam status lain yang lebih sesuai, akantetapi masih merupakan kawasan konservasi yaitu:

259Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )

Page 14: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

sebagian kawasan di rubah statusnya menjadiTaman Wisata Alam.

Hasil wawancara , bahwa tugas dankewenangan pengelolaan CAPS bersifat ekslusifberada pada BBKSDA Jatim, namun PemerintahKabupaten Malang memiliki otoritas dalampembangunan wilayahnya, yang secara langsungmaupun tidak langsung akan berimbas secara fisikwilayah, termasuk kawasan CAPS. Secara yuridismelalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Malang tahun 2010-2030 disebutkanbahwa Pemerintah Kabupaten Malang mendukungdan mengakui keberadaan kawasan CAPS danmengalokasikan kawasan CAPS sebagai kawasanlindung (Paragraf 5 Pasal 17) dimana strategi: 1)Mempertahankan dan menjaga kelestariannyakawasan ; 2) Membatas i keg ia tan yangmengakibatkan terganggunya ekosistem sertamengembalikan berbagai kehidupan terutamasatwa yang nyaris punah di Pulau Sempu.

Kondisi kawasan CAPS saat ini mengalamipermasalahan terkait adanya pemanfaatan kawasanuntuk wisata alam maka diperlukan alternatifkebijakan pengelolaan untuk mengendalikandampak yang ditimbulkan adanya kegiatanekowisata di dalam kawasan. Alternatif pertamaadalah penyelarasan RTRW Kabupaten Malangdengan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang(RPJP) CAPS. Strategi penyelarasan antara RTRWKabupaten Malang dengan RPJP CAPS,merupakan langkah awal yang sangat menentukandalam upaya pengelolaan kawasan CAPS untukperubahan status sebagian kawasan menjadi tamanwisata alam. Hal ini disebabkan kedua dokumentersebut merupakan implementasi kebijakan yangberdampak luas pada masyarakat dan pengelolaankewilayahan. Untuk itu, evaluasi terhadap keduadokumen tersebut kiranya dapat dilakukan secarasimultan dalam kerangka koordinasi. Manfaat yangdiharapkan dari penyelarasan kebijakan ini adalah 1)Merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaanyang dapat menjamin kelestarian denganmeminimalkan dampak yang ditimbulkan; 2)Merumuskan kebijakan rencana perubahan fungsidalam fungsi pokok kawasan konservasi CAPS (PPNomor 10 Tahun 2010, Pasal 41 ayat 1 huruf a); 3)Mendorong pembangunan Kabupaten Malang diwilayah Malang Selatan yang mendukung upaya

3. Meningkatkan Koordinasi dengan IntansiTerkait

stakeholders

konservasi; 4) Meminimalisir konflik penataanruang.

Alternatif kedua adalah strategi pembentukankelembagaan kolaboratif . Denganadanya hubungan baik antara pengelola kawasanCAPS yaitu BBKSDA Jatim dengan PemerintahKabupaten Malang selaku pemangku wilayahadministratif, maka kolaborasi diantara keduanyadapat menstimulasi dan membuka peluang bagipihak lain untuk ikut serta dalam aksi perdulikelestarian kawasan CAPS.

Data potensi obyek daya tarik wisata alammerupakan prasyarat untuk pengembanganproduk ekowisata yang khas dan unik sesuaidengan kondisi kawasan CAPS. Berdasarkanpertimbangan tersebut, pengelolaan kawasan yangbertujuan untuk pengembangan produk ekowisatadi kawasan CAPS, diperlukan beberapa kegiatanantara lain:a. Meningkatkan penelitian terkait potensi

keanekaragaman hayati kawasan CAPS denganfenomena alam yang ada untuk mendukungpengembangan ekowisata;

b. Meningkatkan konservasi keanekaragamantumbuhan dan satwa liar, pemandangan alamserta budaya masyarakat sekitar sebagai sumberdaya tarik ekowisata;

c. Melakukan inventarisasi dan penyusunanarahan pengembangan produk wisata alam(jalur interprestasi) berbasis potensi obyek dandaya tarik yang dimiliki;

d. Mengembangkan produk ekowisata yang khasdan unik berdasarkan data potensi obyek dandaya tarik wisata alam.

Kolaborasi pengelolaan merupakan salah satustrategi yang harus dilakukan dan dikembangkandalam pengelolaan kawasan CAPS. Dalampengembangan ekowisata kolaborasi denganmasyarakat sekitar akan meningkatkankesejahteraan masyarakat dan meningkatkan peranserta masyarakat dalam ikut menjaga kelestariankawasan. Menurut Borrini (1996) pendekatankolaboratif didasarkan pada keyakinan bahwadukungan masyarakat merupakan hal penting agarusaha konservasi dapat berkelanjutan dengan caramemfasilitasi perbedaan kepentingan diantara

multistakeholders

4. Mengembangkan Ekowisata dengan BasisPotensi ODTWA

5. Melakukan Kolaborasi Pengelolaandengan Masyarakat

260JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Desember 2013, Hal. 235 - 246

Page 15: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

pihak pengelola dan masyarakat melalui pembagianwewenangan dan tanggung jawab diantara

1. Kawasan CAPS sangat potensial untukdikembangkan sebagai obyek ekowisata, dengandaya tarik utamanya adalah panorama ekosistemhutan tropis dataran rendah, ekosistem hutanpantai, ekosistem hutan mangrove, ekosistemdanau, keanekaragaman flora dan fauna sertakeunikan/kekhasan fenomena alam berupadanau Segara Anakan.

2. Adanya dampak negatif dari wisata alam dikawasan CAPS, diperlukan keterpaduan antarapengelolaan kawasan dengan pengelolaanekowisata melalui perubahan sebagian kawasanmenjadi Taman Wisata Alam. Dengan adanyaperencanaan dan pengelolaan yang sesuai,dampak negatif yang ditimbulkan dapatdiminimalisir.

3. Alternatif kebijakan pengelolaan kawasan CAPSdengan adanya kegiatan ekowisata :a. Kebijakan pengelolaan kawasan CAPS

dengan pembagian blok pengelolaan rimbadan blok pengelolaan inti. Sebagai langkahmenyelamatkan ekosistem dan keaneka-ragaman hayati;

b. Melakukan evaluasi fungsi kawasan CAPSsebagai dasar pengusulan perubahan fungsidalam fungsi sebagian kawasan Cagar Alammenjadi Taman Wisata Alam;

c. Men ingka tkan koord ina s i deng anPemerintah Daerah Kabupaten Malangdalam pengelolaan dan pengusulanperubahan fungsi sebagian kawasan CagarAlam (blok rimba) menjadi Taman WisataAlam;

d. Mengembangkan ekowisata dengan basispotensi obyek daya tarik wisata alam;

e. Mengembangkan kolaborasi pengelolaankawasan dengan masyarakat sekitar.

1. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi danpenyelarasan/keterpaduan perencanaan

stakeholders.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

pengelolaan kawasan CAPS dengan PemerintahDaerah Kabupaten Malang.

2. Diperlukan langkah kongkrit pengelolaankawasan CAPS untuk meminimalkan dampakpengunjung terhadap kawasan terutamapermasalahan sampah yang ditinggalkanpengunjung dan jalan trek menuju obyek danauSegara Anakan.

[BKSDA] Balai Konservasi Sumber Daya AlamJawa Timur II. 1999. Laporan InventarisasiPotensi Satwa di Cagar Alam Pulau Sempu.Jember. Balai KSDA Jawa Timur II.

[BBKSDA] Balai Besar Konservasi Sumber DayaAlam Jawa Timur. 2011. RencanaPengelolaan Jangka Panjang Cagar AlamPulau Sempu Periode tahun 2011-2030Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur.Surabaya. BBKSDA Jawa Timur.

Borrini, F.G. 1996.

. Switzerland.IUCN.

[DITJEN PHKA] Direktora t Jendera lPerlindungan Hutan dan Konservasi Alam.2003. Pedoman Analisis Daerah OperasiObyek dan Daya Tarik Wisata Alam. Bogor.Direktorat Wisata Alam dan PemanfaatanJasa Lingkungan.

Fandeli, C. 2000a. Konsep dan PengertianEkowisata Fandeli C dan Mukhlison[ed i tor ] . Pengusahaan Ekowisa ta .Yogyakarta. Fakultas Kehutanan UGM.UKSDA Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Fandeli, C. 2000c. Perencanaan kepariwisataanalam Fandeli C dan Mukhlison [editor].Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta.Fakultas Kehutanan UGM. UKSDAYogyakarta. Pustaka Pelajar.

Hakim, L. 2004. Dasar-dasar Ekowisata. Malang.Bayumedia Publishing.

Indrawan, M., Supriatna J dan Primack RB. 2007.Biologi Konservasi. Jakarta. Yayasan OborIndonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Collaborative Management ofProtected Areas: Tailoring the Approach to theContext. Issues in Social Policy

dalam

dalam

261Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )

Page 16: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

[KEMENHUT] Kementerian Kehutanan. 2012.Statistik Kehutanan Indonesia 2011. Jakarta.Kementerian Kehutanan.

Kramadibrata, K., Suhardjono, Polosakan R,Windadri IF, Sadili A, Sujadi A, Rosalina Ddan Sumanta I. 2010. Kajian EkosistemHutan Dataran Rendah Cagar Alam PulauSempu. Bogor. Pusat Penelitian Biologi LIPI.

MacKinnon, J., MacKinnon, K. Child, G danThorsell J. 1993. Pengelolaan Kawasan yangDilindungi di Daerah Tropika. Amir HH.Penerjemah. Ed ke-2 Yogyakarta. GajahMada University Press. Terjemahan,Managing Protected Areas in the Tropics.

Raharjo, B. 2005. Ekoturisme Berbasis Masyarakatdan Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor.Penerbit Pustaka Latin.

Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT TeknikMembedah Kasus Bisnis. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.

Rosalino, L.M dan Grilo C. 2011.

1: 3-11.

Ross, G.F. 1998. Psikologi Par iwisata .Penerjemahan Marianto Samosir. Edisi I.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

What drives visitorsto protected areal in Portugal: accessibilities, humanpressure or natural resources? Journal of tourism andsustainabillty

Siregar, S. 2011. Statistik Deskriptif UntukPenelitian. Jakarta. Rajawali Pers.

Supyan. 2011. Pengembangan Daerah KonservasiSebagai Tujuan Wisata. 5:53-69.

Tisdell, C. 1996..

34 (4): 11-19.

Wearing, S. dan Neil J. 2009.

University of Technology School of Leisure,Sport and Toursm Sydney, New SouthWales, Australia.

Wiratno, Indriono D. Syarifuddin A. danKartikasari, A. 2004. Berkaca di CerminRetak; Refleksi Konservasi dan ImplikasiBagi Pengelolaan Taman Nasional. Jakarta.The Gibbon Faoundation Indonesia.

Yoeti, O.A. 1999. Ecotourism, PariwisataBerwawasan Lingkungan. Makalah padapenataran dosen dan tenaga pengajar bidangpariwisata Lembaga Tinggi PariwisataSwasta se-Indonesia. 23-27 08 1999, Cisarua.Bogor.

Zuhri, M dan Sulistyawati E. 2007. PengelolaanPerlindungan Cagar Alam GunungPapandayan. 28: 579-588.

Jurnal Mitra Bahari

Ecotourism, Economics, and theEnvironment: Observations from China Journal ofTravel Research

Ecotourism: Impacts,Potentials and Possibilities. Second Edition.

Jurnal Lingkungan Tropis

262JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Desember 2013, Hal. 235 - 246

Page 17: PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM …_dkk.pdf · PELUANG USAHA EKOWISATA DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR () ... keanekaragaman flora, fauna dan ekosistemnya.

Lampiran 1. Penilaian daya tarik obyek wisata alam berbentuk pantaiAppendix 1. Assessment appeal of natural attractions shaped beach

Bobot : 6

No Unsur/Sub unsur

(Elements / sub-elements)Nilai

(Value)

1. Keindahan Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1a. Variasi pandangan pulau/gunung di lautb. Keindahan pantai 30 25 20 15 10c. Keserasian pandangan pantai dan

sekitarnyad. Ada keunikan

2. Keselamatan dan keamanan pantai Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1a. Tidak ada arus balik berbahayab. Tidak ada tubirc. Bebas racun 30 25 20 15 10d. Tidak ada kepercayaan yang mengganggue. Tidak ada gangguan manusia

3. Jenis dan warna pasir PasirMerah

Pasirputih

Pasirhitam/coklat

Pasirbergeluh

sedikitberpasir

30 25 20 15 104. Variasi kegiatan Lebih 6 Ada 5-6 Ada 3-4 Ada 1-2 Ada 1

a. Berjemurb. Selancarc. Berenang 30 25 20 15 10d. Menikmati pemandangane. Olah ragaf. Bersampan

5. Kebersihan /kenyamanan Lebih 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1-2a. Tidak ada pengaruh pelabuhanb. Tidak ada pengaruh pemukimanc. Tidak ada pengaruh sungai 30 25 20 15 10d. Tidak ada pengaruh pelelangan

ikan/pabrik/pasare. Tidak ada sumber pencemarf. Tidak ada pengaruh musim

6. Lebar Pantai (diukur waktu surut terendah) >150 126-150 76-125 50-75 <5030 25 20 15 10

7. Kenyamanan Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1a. Tidak ada sampah (bebas bau)b. Tidak ada corat coret (vandal)c. Bebas kebisingan 30 25 20 15 10d. Tidak ada ganguan binatange. Tidak ada gangguan manusia

Jumlah: 1.050

263Peluang Usaha Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur Hari Purnomo, Bambang Sulistyantara & Andi Gunawan( )