BAB II Seminar jiwa

6
BAB II GAMBARAN KASUS A. Pengkajian Tn.H berusia 28 tahun, alamat : Jl. Tenaga listrik RT 014/016 kelurahan kebun melati, tanah abang. klien anak kedua dari 6 bersaudara, belum menikah. Klien tinggal dengan ibu klien dan adik perempuan klien yang paling kecil, ayah klien sudah meninggal sejak klien berusia 10 tahun. klien beragama Islam. Keluarga klien merupakan keluarga yang demokratis dimana semua anggota keluarga boleh mengeluarkan pendapatnya. Yang mengambil keputusan tertinggi dalam keluarga adalah ibu klien. Dirumah klien merupakan anak yang manja, semua keinginan klien harus dipenuhi saat itu juga. Jika keinginan klien tidak dipenuhi klien akan marah-marah. Klien diantar oleh ibu klien ke RSJ Dr. Soeharto Heerdjan dengan alasan : klien marah-marah, klien tampak gelisah, klien tidak bisa tidur dan klien terlihat mondar- mandir. Sebelumnya klien pernah dirawat satu kali di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, pada tahun 2010, dengan alasan klien memukul ibunya. Dan pada akhirnya klien dirawat 5

description

jiwa

Transcript of BAB II Seminar jiwa

6

BAB II

GAMBARAN KASUS

A. PengkajianTn.H berusia 28 tahun, alamat : Jl. Tenaga listrik RT 014/016 kelurahan kebun melati, tanah abang. klien anak kedua dari 6 bersaudara, belum menikah. Klien tinggal dengan ibu klien dan adik perempuan klien yang paling kecil, ayah klien sudah meninggal sejak klien berusia 10 tahun. klien beragama Islam. Keluarga klien merupakan keluarga yang demokratis dimana semua anggota keluarga boleh mengeluarkan pendapatnya. Yang mengambil keputusan tertinggi dalam keluarga adalah ibu klien. Dirumah klien merupakan anak yang manja, semua keinginan klien harus dipenuhi saat itu juga. Jika keinginan klien tidak dipenuhi klien akan marah-marah. Klien diantar oleh ibu klien ke RSJ Dr. Soeharto Heerdjan dengan alasan : klien marah-marah, klien tampak gelisah, klien tidak bisa tidur dan klien terlihat mondar-mandir.Sebelumnya klien pernah dirawat satu kali di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, pada tahun 2010, dengan alasan klien memukul ibunya. Dan pada akhirnya klien dirawat untuk yang kedua kalinya pada tanggal 29 April 2015 di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan.

Dari hasil wawancara dengan klien pada tanggal 05 Mei 2015, kelompok melakukan pengkajian dan mendapatkan data: klien mengatakan suara-suara banci, klien mengatakan suara-suara banci itu mengancam akan memukul klien, sehingga klien merasa takut. Suara-suara banci yang klien dengar terdengar selama 15 menit, klien merasa terganggu dan merasa takut mendengar suara banci. Klien mengatakan ketika mendengan suara-suara banci tersebut klien melakukan menghardik dan mengambil air wudhu kemudian suara-suara hilang. Klien terlihat berbicara sendiri, klien terlihat menutup telinga, klien tampak sulit memusatkan perhatian pada satu objek.Klien mengatakan tidak suka dengan keramaian, karena klien merasa pusing jika klien berada di keramaian, klien mengatakan tidak mengenal teman-temannya di ruang mawar. Klien mengatakan takut berkenalan dengan orang lain karena klien bingung harus memulai pembicaraan. Klien mengatakan jika klien mempunyai masalah klien lebih baik pergi dan menyendiri. Sebelum dilakukan intervensi keperawatan klien Tn. H selalu terlihat menyendiri, tidak pernah berinteraksi dengan teman-temannya, klien terkadang terlihat jongkok di ruang mawar sambil menunduk, pada saat berinteraksi klien lebih banyak diam, klien tidak dapat memulai pembicaraan, ketika berinteraksi klien hanya menjawab seperlunya saja dengan kepala menunduk, kontak mata klien kurang.

Klien mengatakan jika dirumah klien merasa kesal dengan ibu klien karena klien tidak diberi rokok, pada saat bercerita tentang ibunya mata klien terlihat merah,wajah klien tampak tegang, pandangan tajam.Klien mengatakan belum dikunjungi oleh keluarganya, klien mengatakan ingin pulang kerumah, selama klien dirawat klien tidak pernah mengunjungi klien. Klien terlihat gelisah dan duduk menyendiri.Klien mengatakan sudah dua kali dirawat di Rumah Sakit. Klien mengatakan klien sering mengurangi obat yang diminum karena klien tidak memiliki uang untuk membeli obat lagi. Dari catatan keperawatan klien sudah dirawat selama dua kali pada tahun 2010. Sekarang klien dirawat untuk yang kedua kalinya dari tanggal 29 April 2015 sampai 12 Mei 2015.

Klien mengatakan jika dirumah klien tidak diperbolehkan keluar oleh ibu klien, klien hanya diperbolehkan di didalam rumah, klien merasa dibeda-bedakan oleh kakak-kakak klien. Klien mengatakan teman-teman dirumah klien menjauhi klien. Pada saat bercerita klien tampak sedih.Hasil yang didapat dari keterangan keluarga pada saat kunjungan rumah didapatkan data, Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah tidak minum obat selama 2 bulan. Klien sering membuang obat klien ke atap rumah. Klien setiap malam tidak bisa tidur. Klien tampak gelisah. Klien mudah tersinggung, dan klien pernah memukul ibu klien saat klien tidak diberi uang untuk membeli rokok. Saat siang, klien berada dirumah sendiri sehingga tidak ada yang memantau obat siang klien. Klien tidak memiliki teman dirumah karena teman-teman klien takut dengan kondisi klien. Keseharian klien dihabiskan dengan kegiatan didalam rumah.Dari keterangan status klien, Diganosa medis adalah Skizofrenia Paranoid dan klien mendapat terapi medis Rizodal 2 mg dua kali sehari, Trihexylphenidyl 2 mg dua kali, Clozapine 100 mg satu kali sehari dan Ikalep 500 mg tiga kali sehari.Dari hasil pengkajian keperawatan masalah utama pada Tn.H adalah Isolasi social. Karena berdasarkan data subjektif dan objektif klien mengatakan tidak suka dengan keramaian, klien mengatakan tidak mengenal teman satu kamarnya, klien merasa takut untuk berkenalan dengan orang lain. Klien terlihat menyendiri, klien terlihat tidak pernah mengobrol dengan temannya. B. Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan sesuai Prioritas

C. Diagnosa Keperawatan

1. GSP Halusinasi Pendengaran2. Isolasi sosial3. Harga Diri Rendah kronik 4. Resiko Perilaku Kekerasan5. Koping Keluarga Inefektif

6. Regimen terapeutik

Regiment terapeutik Inefektif

Isolasi Sosial

Koping Keluarga Inefektif

Harga Diri Rendah

GSP : Halusinasi Pendengaran

Resiko Perilaku Kekerasan

Core Problem

5