BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar...

91
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Produktivitas Istilah produktivitas mulai populer setelah Perang Dunia II sebagai perbaikan perekonomian yang sedang suram di Eropa. Pada tahun 1810, David Ricardo & Adam Smith (sebagai tokoh ekonomi klasik), mencetuskan konsep produktivitas yang isinya : “Bagaimana output akan berubah apabila besaran inputnya berubah”. Secara umum, konsep produktivitas menggambarkan kaitan antara hasil atau keluaran yang dicapai dengan sumber atau masukan yang dipakai. Sumanth (1990 : 3) dalam bukunya yang berjudul Productivity Engineering and Management mengemukakan bahwa : Istilah produktivitas pertama kali disebutkan dalam artikel yang berjudul The School of Physiocrat oleh Francois Quesnay dari Perancis pada tahun 1766. Dan pada tahun 1810, Littre mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan untuk berproduksi. Barulah pada awal abad II - 1

Transcript of BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar...

Page 1: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Produktivitas Istilah produktivitas mulai populer setelah Perang Dunia II

sebagai perbaikan perekonomian yang sedang suram di Eropa. Pada

tahun 1810, David Ricardo & Adam Smith (sebagai tokoh ekonomi

klasik), mencetuskan konsep produktivitas yang isinya : “Bagaimana

output akan berubah apabila besaran inputnya berubah”.

Secara umum, konsep produktivitas menggambarkan kaitan

antara hasil atau keluaran yang dicapai dengan sumber atau masukan

yang dipakai.

Sumanth (1990 : 3) dalam bukunya yang berjudul Productivity

Engineering and Management mengemukakan bahwa :

Istilah produktivitas pertama kali disebutkan dalam artikel yang berjudul The School of Physiocrat oleh Francois Quesnay dari Perancis pada tahun 1766. Dan pada tahun 1810, Littre mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan untuk berproduksi. Barulah pada awal abad ke-20 dikaitkan dalam pengertian yang lebih tepat yaitu sebagai hubungan antara output dengan usaha untuk menghasilkan output tersebut.

Menurut Walter Aigner dalam Motivation and Awarness,

sebenarnya filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah sejak awal

peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (Will)

dan upaya (Effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas

kehidupan disegala bidang.

II - 1

Page 2: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 2

Produktivitas dan produksi merupakan dua pengertian yang

berbeda, dimana peningkatan ‘produktivitas’ berarti penggunaan yang

efisiensi dari sumber-sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa.

Atau dengan kata lain merupakan kombinasi dari efektivitas yang

berkaitan dengan hasil yang diinginkan dan efisiensi yang merupakan

tingkat pemenfaatan sumber-sumber daya secara minimal. Sedangkan

‘produksi’ berhubungan dengan aktivitas untuk menghasilkan barang

atau jasa. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh

peningkatan produktivitas karena produksi dapat meningkat walaupun

produktivitas tetap atau menurun.

Pada tahun 1950, OEEC (The Organization for European

Economic Coorperation) memberikan definisi yang lebih formal

mengenai produktivitas sebagai berikut :

Produktivitas adalah nilai yang diperoleh membagi output dengan salah satu faktor produksi.

Definisi produktivitas telah banyak dibuat oleh para pakar dan

badan-badan internasional, antara lain terdapat dibawah ini :

1. Productivity Improvement Handbook (George J. Washnis, John

Wiley and Son, 1981) yang dikutip oleh Rusli Syarif (1991:1)

Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna (efisiensi) dan hasil guna (efektifitas), dimana daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.

Page 3: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 3

2. Doktrin Konferensi Oslo yang dikutip oleh Muchdarsyah

Sinungan (1992 : 17)

Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang masih sedikit.

3. L. Greenberg yang dikutip oleh Muchdarsyah Sinungan (1992 :

12), mengemukakan :

Produktivitas adalah sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukkan selama periode tertentu.

4. John Kendrick, yang dikutif oleh Prof. DR. IR. Adang

Kadarusman, M.Sc (2002 : 1)

Produktivitas adalah hubungan antara keluaran dari barang-barang dan Jasa dengan masukan dari sumber daya manusia dan bukan manusia, yang digunakan dalam proses produksi.

5. Dewan Produktivitas nasional, yang dikutip oleh Prof. DR. IR.

Adang Kadarusman, M.Sc (2002 : 2)

Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

6. Davis, pada tahun 1955

Produktivitas adalah perubahan produk yang dihasilkan oleh sumber-sumber yang digunakan.

7. Fabricant, tahun 1962

Produktivitas adalah perbandingan antara output dengan input.

Page 4: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 4

8. Kendrick dan Creamer, 1965

Produktivitas adalah definisi fungsional untuk produktivitas parsial, produktivitas faktor total, dan produktivitas total.

9. Siegel, tahun 1976

Produktivitas berkenaan dengan sekumpulan perbandingan antara output dengan input.

10. Sumanth, tahun 1979

Total produktivitas adalah perbandingan output tangible dengan input tangible.

11. Venay Goel dalam “Toward Higher Productivity”

Produktivitas adalah hubungan antara keluaran yang dihasilkan dengan masukan yang dipakai pada waktu tertentu.

12. OECD (Organization for Econimic Coorperation and

Development), tahun 1950

Produktivitas adalah output dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkan.

13. ILO (International Labour Organization)

Perbandingan antara elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas. Elemen-elemen tersebut berupa tanah, kapital, buruh dan organisasi.

14. EPA (European Productivity Agency)

Produktivitas adalah tingkat efektivitas pemanfaatan setiap elemen produktivitas.

Dari baerbagai definisi yang dikemukakan diatas dapat kita

tarik kesimpulan bahwa produktifitas merupakan pendekatan suatu

interdisiplin untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana,

Page 5: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 5

aplikasi penggunaan untuk sumber-sumber efisien dan tetap menjaga

adanya kualitas yang tinggi.

Atau dapat dikatakan pula bahwa produktivitas adalah

perbandingan dari beberapa keluaran dengan beberapa masukan. Yang

dimaksud dengan Keluaran adalah hasil yang dimanfaatkan bagi

menusia yang diperoleh melalui suatu kegiatan, yang bentuknya dapat

berupa barang atau jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan Masukan

adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh hasil

tersebut.

Dengan demikian, meningkatkan produktivitas dengan

memperbesar rasio produktivitas dapat dicapai dengan :

1. Pengurangan penggunaan sumber daya untuk memperoleh

jumlah produksi yang sama. Dalam hal ini perusahaan menambah

keluaran produksinya, tetapi sumber-sumber yang digunakan lebih

irit dengan menghilangkan segala macam pemborosan.

2. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh

jumlah produksi yang lebih besar. Dalam hal ini peningkatan

produktivitas dicapai dengan bekerja lebih cerdik dengan

memanfaatkan faktor-faktor produksi semaksimal mungkin.

3. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk

memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih bear lagi. Dalam hal

ini perusahaan tumbuh dan berkembang yang dicirikan melalui hasil

penjualan dan produksi yang terus membesar dibandingkan dengan

penambahan investasi dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan.

4. Pengurangan jumlah produksi dengan pengurangan jumlah

sumber daya yang jauh lebih besar. Dalam hal ini perusahaan

Page 6: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 6

mengalami penggunaan sumber-sumber dan biaya harus lebih

diperketat lagi.

5. Pengurangan sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi

yang lebih besar. Dalam hal ini peningkatan produktivitas dicapai

apabila perusahaan mengerahkan seluruh kemampuan dengan

bekerja lebih efektif dalam menghasilkan keluaran sementara biaya-

biaya yang dikeluarkan ditekan serendah mungkin.

2.1.1 Definisi Dasar Produktivitas

Ada tiga tipe dasar produktivitas (David J. Sumanth, 1984.

Productivity Engineering and Management), yaitu :

1. Produktivitas Parsial

Produktivitas parsial adalah rasio keluaran terhadap salah satu

faktor masukan. Sebagai contoh : produktivitas tenaga kerja (rasio

keluaran terhadap masukan tenaga kerja), produktivitas modal

(rasio keluaran terhadap masukan modal), dan produktivitas bahan

(rasio keluaran terhadap masukan bahan).

2. Produktivitas Total Faktor

Produktivitas total faktor adalah rasio keluaran bersih terhadap

jumlah masukan faktor tenaga kerja dan faktor modal. Yang

dimaksud dengan keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi

jumlah barang dan jasa yang dibeli.

3. Produktivitas Total

Produktivitas total adalah rasio keluaran total terhadap semua faktor

masukan. Dengan demikian, pengukuran produktivitas total

Page 7: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 7

mencerminkan pengaruh bersama dari semua masukan dalam

menghasilkan keluaran.

Dari semua tipe produktivitas tersebut, baik output maupun

input diperlihatkan dalam bentuk ukuran nyata atau fisik dengan

mereduksinya terlebih dahulu dengan nilai uang konstan pada suatu

periode dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh

perubahan harga, sehingga jumlah dari output dan input saja yang

dipertimbangkan dalam pengukuran rasio produktivitas

2.1.2 Siklus Produktivitas

David J. Sumanth dalam bukunya yang berjudul Productivity

Engineering and Management (hal. 48), menyatakan bahwa pada tahun

1985 David J. Sumanth telah memperkenalkan suatu konsep formal

yang disebut sebagai siklus produktivitas (productivity cycle) untuk

dipergunakan dalam peningkatan produktivitas secara terus menerus,

adapun program yang merupakan suatu siklus produktivitas terdiri dari

empat tahapan, yaitu :

1. Pengukuran Produktivitas (Productivity Measurement)

2. Evaluasi Produktivitas (Productivity Evaluation)

3. Perencanaan Produktivitas (Productivity Planning)

4. Peningkatan Produktivitas (Productivity Improvement)

Page 8: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 8

Sumber : The Productivity Cycle : Productivity Measurement, Evaluatian, Planning, and Improvement. which form a Continous Process; abbreviated MEPI. (Sumanth, 1979)

Gambar 2.1 Siklus Produktivitas

Keempat unsur tersebut merupakan suatu siklus yang harus

dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan guna mendapatkan

manfaat yang optimal. Konsep tersebut menunjukkan bahwa dalam

program peningkatan produktivitas harus didahului dengan pengukuran

produktivitas. Setelah tingkat produktivitas diketahui, maka langkah

selanjutnya yaitu mengevaluasi atau membandingkan hasil yang ada

sekarang dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan hasil evaluasi ini direncanakan sasaran tingkat

produktivitas baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk

Tahap 1 :Pengukuran

Produktivitas

Tahap 1 :Pengukuran

Produktivitas

Tahap 1 :Pengukuran

Produktivitas

Tahap 1 :Pengukuran

Produktivitas

Page 9: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 9

mencapai target tersebut, peningkatan produktivitas haruslah dilakukan

secara formal.

Untuk mengetahui seberapa jauh perbaikan tersebut membawa

hasil, makapengukuran produktivitas harus dilakukan kembali.

Kegiatan-kegiatan ini merupakan siklus berlanjut sepanjang program

produktivitas masih berjalan.

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas, jika faktor-

faktor ini dikombinasikan secara sinergi akan meningkatkan

produktivitas. Sinergi adalah kombinasi dari beberapa faktor dalam

suatu proses sedemikian rupa sehingga mengoperasikan hasil kombinasi

tersebut akan terdapat perbandingan jika mengoperasikan sendiri.

2.2 Ruang Lingkup ProduktivitasPandangan mengenai produktivitas untuk keperluan definisi

pemakaian tidaklah sama dan konsisten. Produktivitas dapat dipandang

secara berbeda-beda berdasarkan ruang lingkupnya. Menurut Paul Mali

dalam bukunya “Improving Total Productivity” menyatakan tentang

empat ruang lingkup produktivitas, yaitu :

1. Ruang Lingkup Nasional

Memandang negara secara keseluruhan, disini diperhitungkan

faktor-faktor sederhana seperti : buruh, manajemen, bahan mentah,

dan sumber-sumber yang lainnya sebagai keluaran yang

mempengaruhi barang-barang ekonomi dan jasa.

Pada lingkup nasional ini, estimasi produktivitas digunakan

untuk memanfaatkan pendapatan nasional dan keluaran pada auatu

waktu produktivitas digunakan untuk membandingkan kekuatan

Page 10: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 10

persaingan dari beberapa industri pada situasi ekonomi nasional

yang berbeda. Produktivitas pada lingkup nasional digunakan

sebagai indeks pertumbuhan, terutama produktivitas nasional tenaga

kerja menggambarkan jumlah barang dan jasa yang tinggi per

pekerja dibanding sebelumnya, sehingga merupakan potensi atas

pendapatannya nyata per pekerja.

2. Ruang Lingkup Industri

Faktor-faktor yang mempengaruhi dan berhubungan

dikelompokkan dalam kelompok industri yang sama, misalnya :

industri penerbangan, minyak, kesehatan, transportasi, listrik, dan

lain sebagainya.

Pengukuran produktivitas pada lingkup industri mempunyai

keuntungan yaitu :

a. Sebagai indikator ekonomi

b. Sebagai analisis tenaga kerja yang meliputi perubahan

tenaga kerja, proyeksi tenaga kerja masa yang akan datang,

kecenderungan ongkos tenaga kerja dan pengaruh teknologi

maju.

c. Sebagai analisis untuk kerja perusahaan dengan

membandingkan industri yang sejenis.

d. Sebagai peramalan pola pertumbuhan industri, dan

kondisi masa yang akan datang.

Page 11: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 11

2.3 Unsur-unsur ProduktivitasAda tiga unsur dari produktivitas yang harus dipahami dalam

upaya peningkatan produktivitas suatu perusahaan, yaitu :

2.3.1 Efisiensi

Produktivitas sebagai rasio input / output yang merupakan

ukuran efisiensi pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan

suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang

direncanakan dengan menggunakan masukan yang sebenarnya

terlaksana, pengertian efisiensi berorientasi kepada masukan.

2.3.2 Efektivitas

Evektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target dapat dicapai baik secara kuantitas

maupun secara waktu. Makin besar persentase target tercapai, makin

tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi keluaran,

peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan

efisiensi, dan begitu pula sebaliknya.

Gabungan kedua hal tersebut (efisiensi dan efektivitas) membentuk

pengertian produktivitas dengan cara sebagai berikut :

Page 12: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 12

Produktivitas yang tinggi berarti hasil produksi dapat dicapai dengan

ongkos yang rendah. Ini dikenal sebagai prinsip ekonomi yang berbunyi

“memperoleh hasil yang setinggi-tingginya dengan pengorbanan

sekecil-kecilnya” yang dijabarkan ke dalam bahasa operasional. Ini juga

berarti jika harus bekerja secara ekonomis sama dengan kita harus

bekerja secara produktif.

2.3.3 Kualitas

Produktivitas merupakan ukuran kualitas, meskipun kualitas

sulit diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas

bahwa kualitas input dan kualitas proses akan meningkatkan output.

Kualitas masukan dan kualitas proses akan menentukan kualitas

keluaran. Keluaran yang berkualitas baik akan meningkatkan rasio

output/input dalam nilai atau nilai tambah, berarti meningkatkan daya

saing dan produktivitas.

Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan

seberapa jauh pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan

konsumen.

Page 13: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 13

Sumber : Irawaty, “Pengukuran dan Analisis Produktivitas dengan Metode Nilai Tambah Studi Kasus di PT. PINDAD (Persero)” Teknik Industri ITB, Bandung 1994, (Hal. 5)

Gambar 2.2

Hubungan Produktivitas dengan Kualitas, Efisiensi, Efektivitas

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Produktivitas

adalah gabungan dari efisiensi, efektivitas dan kualitas.

2.4 Produktivitas Fisik dan Nilai

Produktivitas dikategorikan menjadi produktivitas fisik dan

produktivitas nilai. Nilai dibagi menjadi nilai output bruto dan nilai

tambah.

Kualitas & Kualitas Kualitas & Efisiensi Efektivitas

Hasil Utama

Hasil Sampingan

Input Proses Produksi

Produktivitas

Page 14: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 14

Output dalam bentuk fisik Output dalam rupiah

Mis : ton, liter

Input dalam bentuk Fisik Input dalam rupiah

Mis : jumlah jam orang

Sumber : Irawaty, “Pengukuran dan Analisis Produktivitas dengan Metode Nilai Tambah Studi Kasus di PT. PINDAD (Persero)” Teknik Industri ITB, Bandung 1994, (Hal. 6)

Gambar 2.3 Diagram Produktivitas Fisik dan Nilai

1. Produktivitas Fisik

Rasio Output/Input dalam bentuk fisik, misalnya ukuran berat,

panjang, unit, waktu dan sebagainya. Produktifitas fisik banyak

digunakan untuk menilai unjuk kerja secara fisik.

2. Produktivitas Nilai

Rasio Output/Input dalam satuan uang (rupiah, produktivitas nilai

banyak digunakan untuk menilai unjuk kerja perusahaan apakah

Produktivitas

Fisik Nilai

Nilai Output Bruto

Nilai Tambah

Page 15: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 15

sehat atau tidak. Peningkatan rasio fisik belum tentu dibarengi

peningkatan rasio nilai.

2.5 Jenis Pengukuran ProduktivitasPengukuran merupakan bagian penting dari kebijaksanaan

produktivitas. Kalau sesuatu tidak dapat dirumuskan dengan jelas, maka

tidak mungkin dapat dilakukan pengukuran. Kalau tidak ada pengukuran

maka tidak dapat dilakukan perbaikan manajemen.

Jenis pengukuran produktivitas dapat dibedakan berdasarkan

strata (tingkat) dan faktoral.

2.5.1 Produktivitas Berdasarkan Strata

Produktivitas berdasarkan tingkat besarnya unit yang dibahas

produktivitas menjadi :

1. Produktivitas Makro (Nasional)

Pengukuran produktivitas tingkat nasional antara lain :

a. Produktivitas Unsur Manusia

b. Produktivitas Total (Model Cobb Douglas)

Dinyatakan dengan rumus :

Dimana : P = Produksi (GDP atau GNP)

M = Faktor Modal

a,b = Pangkat faktor-faktor

Page 16: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 16

K = Nilai Konstan

TK = Faktor tenaga kerja

2. Produktivitas Sektoral (Meso)

Produktivitas ini merupakan tingkat industri. Yang setingkat dengan

ini adalah pengukuran produktivitas regional, misalnya tingkat

propinsi. Produktivitas sektoral ini masih bersifat makro.

3. Produktivitas Mikro (Perusahaan)

Terdapat berbagai macam model pengukuran produktivitas yang

dikembangkan diantaranya adalah :

a. Model Engineering

Model ini dikembangkan oleh Marvin E. Mundell berdasarkan

konsep-konsep dalam ilmu Teknik Industri dan bersama definisi-

definisi ongkos dalam akunting biaya. Model ini mensyaratkan

bahwa perusahaan yang akan diukur produktivitasnya mempunyai

waktu standar untuk bekerja (operation time standars), yang untuk

kebanyakan perusahaan di Indonesia sulit untuk bisa dipenuhi.

Penerapan di Indonesia bisa dilakukan dengan jalan melakukan

modifikasi sesuai dengan ketersediaan data di perusahaan. Definisi

aslinya adalah :

Produktivitas adalah nisbah (ratio) dari keluaran yang

dihasilkan untuk penggunaan diluar organisasi yang

diperlukan untuk berbagai macam produk, dibagi oleh sumber-

Page 17: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 17

sumber yang digunakan, kesemuanya dibagi oleh suatu nisbah

yang sama dari perioda dasar.

b. Model Akunting

Model Pospac dari Norway dengan Habberstad Productivity

Wheel-nya memberikan cara pengukuran produktivitas dengan

menggunakan data akunting perusahaan. Terdapat tujuh bidang

produktivitas parsial yaitu : produktivitas tenaga kerja, produktivitas

organisasi, produktivitas modal, produktivitas pemasaran,

produktivitas produksi, produktivitas keuangan, dan produktivitas

produk.

Kemajuan dalam produktivitas parsial memberikan kontribusi

pada jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sekurang-

kurangnya maka kemajuan perusahaan untuk memperoleh

keuntungan. Model Pospac itu juga memperinci tindakan apa saja

yang harus dilakukan untuk perbaikan berbagai jenis produktivitas

tersebut, dan daftar tindakan itu memperlihatkan bahwa disini

diperlukan pendekatan multi disipliner. Disiplin-disiplin yang

diperlukan mulai dari ilmu teknik industri, dan berbagai ilmu teknik

lainnya, ilmu ekonomi dan akunting, ilmu manajemen dan perilaku

organisasi, dan ilmu-ilmu sosial antropologi.

Masih banyak lagi model pengukuran lain untuk pengukuran

produktivitas ditingkat perusahaan yang telah dibuat orang, baik

bersifat pengukuran produktivitas faktor parsial. Fungsi produksi

dari Cobb-Douglas yang telah dikemukakan di pengukuran untuk

tingkatan makro pun bila sedikit dimodifikasi akan dapat

dipergunakan pada pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan.

Page 18: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 18

Masing-masing model pengukuran mempunyai segi kekuatan

maupun kelemahannya itu haruslah dinilai lebih dahulu.

4. Produktivitas Individu

2.5.2 Produktifitas Berdasarkan Faktoral

David J. Sumanth dalam bukunya yang berjudul “Productivity

Engineering and Management” (hal. 7) mengemukakan 3 (tiga) bentuk

dasar produktivitas dengan memperlihatkan jenis input dan output yang

dilibatkan, yaitu :

1. Produktivitas Total (Total Productivity)

Masukan terdiri dari : tenaga kerja, bahan mentah, peralatan

produksi, energi, dan lain-lain.

2. Produktivitas Multifaktor (Miltifactor Productivity)

Page 19: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 19

3. Produktivitas Parsial (Partial Productivity)

Produktivitas ini menunjukkan produktivitas dari faktor tertentu

yang digunakan untuk menghasilkan keluaran, misalnya :

2.6 Kriteria Pengukuran ProduktivitasLangkah penting untuk meningkatkan produktivitas adalah

merancang, dan menerapkan pengukuran yang membawa manfaat,

sebagai dasar untuk mengetahui apakah rancangan pengukuran sudah

baik dan membawa manfaat, ada beberapa kriteria yang perlu

diperhatikan dalam pengukuran produktivitas seperti yang dikemukakan

oleh David Bain dalam bukunya “Productivity Perceptions”, yaitu :

1. Keabsahan (Validitas)

Validitas yang tinggi dapat diperoleh bila pengukuran produktivitas

mampu memperlihatkan perubahan produktivitas yang sebenarnya.

Ini adalah syarat utama, sebab bila dasar pengukuran salah maka

hasilnya jelas akan menyimpang atau tidak akurat. Sebagai contoh,

sebuah perusahaan menerima pesanan dengan jumlah yang berbeda-

beda. Bila pengukuran produktivitas dilakukan dengan jumlah

pesanan yang terpenuhi dalam satu jam, maka pengukuran

produktivitas ini tidak valid (tidak sah). Hasil yang tepat diperoleh

bila pengukuran didasarkan pada jumlah unit produksi dalam

pekerja dan waktu pengerjaan yang berbeda-beda, maka jumlah

pesanan tidak bisa dijadikan dasar pengukuran. Pengukuran yang

Page 20: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 20

tidak valid akan membawa hasil yang menyesatkan penafsiran yang

lebih lanjut.

2. Kelengkapan (Completeness)

Dalam pengukuran produktivitas endaknya mencakup keseluruhan

output atau hasil dan input atau sumber yang terpakai pada rasio

produktivitas. Data input yang lengkap disini sukar diperoleh bila

output dipersempit. Misalnya untuk mengetahui produktivitas netto

penjualan dari output per hari atau per jam, maka data input yang

berasal dari aliran kas untuk pengukuran ini sukar sekali, bahkan

bukan mustahil diperoleh, sebab biasanya data dikumpulkan per

bulan. Walaupun disatu pihak sukar untuk merangkum semua jenis

input, apalagi dengan selang waktu kurang dari sebulan. Namun

kelengkapan diperlukan dalam pengukuran. Hal ini dipecahkan

dengan cara memperhatikan apa yang sebenarnya perlu diukur dan

bukannya mengukur semua segi secara lengkap. Misalnya dalam

perhitungan produktivitas suatu benda, masukan buruh tak langsung

lupa untuk diperhitungkan. Akibatnya penurunan produktivitas

dapat terlihat sebagai suatu kenaikan atau sebaliknya.

3. Dapat Dibandingkan (Comparability)

Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada kemampuannya

untuk dapat dibandingkan antara periode dengan periode, dengan

tujuan atau dengan standar, sehingga dapat dilihat apabila

penggunaan sumber lebih efisien atau tidak dalam mencapai hasil.

4. Ketermasukan (Inclusiveness)

Page 21: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 21

Pengukuran produktivitas menyatukan banyak kegiatan dalam

fungsi-fungsi organisasi. Kalau selama ini pengukuran produktivitas

terpusat pada kegiatan-kegiatan produksi dan juga beberapa unsur

didalam kegiatan produksi secara keseluruhan, maka diperlukan

pengukuran aspek-aspek lain, misalnya terhadap kualitas, peralatan,

dan fasilitasnya.

5. Tepat Waktu (Timeliness)

Pengukuran produktivitas dimasukkan sebagai alat yang efektif bagi

manajemen, sehingga harus dikomunikasikan pada setiap manajer

yang bertanggung jawab pada bidangnya dalam waktu yang

secepat-cepatnya, tetapi masih dalam batas-batas yang masih praktis

untuk dilakukan.

6. Keefektivan Ongkos (Cost Effectiveness)

Pengukuran produktivitas haruslah dilakukan dengan

memperhatikan semua ongkos-ongkos yang berhubungan, baik

langsung maupun tidak langsung. Sumber-sumber yang digunakan

untuk melakukan pengukuran, haruslah dipandang sebagai suatu

sumber lainnya dan harus digunakan seefisien mungkin dalam

mendapatkan pengukuran yang diperlukan.

2.7 Manfaat Pengukuran ProduktivitasManfaat pengukuran produktivitas yang dapat diambil untuk

tingkat perusahaan atau organisasi, yaitu :

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumber daya

dalam menghasilkan barang dan jasa.

Page 22: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 22

2. Pengukuran produktivitas berguna untuk perencanaan sumber

daya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Usaha pengukuran produktivitas dapat dipakai untuk menyusun

kembali tujuan ekonomi dan non ekonomi perusahaan.

4. Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas dapat

direncanakan tingkat produktivitas di masa mendatang.

5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat ditentukan

berdasarkan perbedaan antara tingkat produktivitas yang diukur.

6. Pengukuran produktivitas dapat dipakai untuk membandingkan

unjuk kerja manajemen dalam perusahaan dengan perusahaan

sejenisnya maupun dalam lingkup nasional.

7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari pengukuran

produktivitas dapat digunakan dalam perencanaan tingkat

keuntungan perusahaan.

8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan

persaingan.

9. Penawaran kolektif dapat dicapai lebih rasional saat diperoleh

perkiraan produktivitas.

2.7.1 Manfaat dari Sudut Makro

Manfaat dari peningkatan produktivitas dilihat dari sudut secara

makro, yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan bersaing secara internasional

sehingga menambah pendapatan negara, mendorong pemerintah

untuk mengadakan investasi baru, dan dapat memperluas

kesempatan kerja.

Page 23: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 23

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang menunjang

terwujudnya kemakmuran sehingga di dapat :

a. Meningkatkan standar hidup dan martabat bangsa.

b. Memperkokoh eksistensi dan potensi bangsa yang

berarti memantapkan ketahanan nasional.

3. Alat untuk membantu merumuskan kebijaksanaan dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

2.7.2 Manfaat dari Sudut Meso

Yang diperhitungkan disini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi dan berhubungan dengan suatu jenis industri yang sama.

Keuntungan pengukuran produktivitas dalam ruang lingkup industri

adalah :

1. Alat untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara, dimana

pengukuran produktivitas dapat mendefinisikan industri-industri

yang berkembang dan yang ketinggalan, sehingga sektor-sektor

yang memerlukan perhatian khusus dapat diketahui.

2. Dapat digunakan untuk menganalisis tenaga kerja yang

meliputi perubahan tenaga kerja, cerminan tenaga kerja masa yang

akan datang, kecenderungan ongkos tenaga kerja dan pengaruh

teknologi terhadap lapangan kerja.

3. Dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi kinerja perusahaan

dengan membandingkan kinerja masing-masing perusahaan dengan

kinerja industri yang bersangkutan dalam suatu negara.

4. Sebagai akar peramalan pola perkembangan industri masa yang

akan datang.

Page 24: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 24

2.7.3 Manfaat dari Sudut Mikro

Produktivitas mikro yang dimaksud disini berarti produktivitas

tingkat perusahaan. Manfaat peningkatan secara mikro adalah :

1. Memperkuat daya saing perusahaan karena dapat memproduksi

dengan biaya yang rendah dan mutu yang baik.

2. Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan karena

peningkatan produktivitas mernungkinkan perusahaan memperoleh

keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk investasi baru.

3. Menunjang terwujudnya hubungan industrial yang lebih baik

apabila nilai tambah dinikmati bersama oleh karyawan, perusahaan,

atau pemegang saham.

4. Mendorong perluasan lapangan pekerjaan.

2.7.4 Manfaat dari Sudut Individu

Dilihat dari sudut ini pula terdapat beberapa manfaat dari

peningkatan produktivitas yaitu :

1. Meningkatkan pendapatan (Income) dan jaminan sosial lainnya.

Hal tersebut akan memperbesar kemampuan (daya) untuk membeli

barang dan jasa, yang berarti peningkatan kesejahteraan. Dari segi

lain, meningkatnya pendapatan tersebut dapat disimpan (saving)

yang nantinya berguna untuk investasi.

2. Meningkatkan harkat dan martabat serta pengakuan terhadap

potensi individu.

3. Meningkatnya motivasi kerja dan keinginan berprestasi. Kalau

ditelaah sebenarnya terdapat korelasi antara peningkatan

Page 25: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 25

produktivitas dengan perluasan lapangan kerja, walaupun perluasan

tersebut mungkin terjadi pada jangka waktu yang panjang.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ProduktivitasSecara garis besar terdapat 12 faktor yang mempengaruhi

produktivitas, yaitu :

1. Jumlah Investasi

Ada hubungan yang kuat antara jumlah uang yang diinvestasikan

dalam suatu perusahaan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di

perusahaan tersebut. Hal ini dijelaskan sebagai berikut : dalam

negara yang investasinya besar, maka jenis investasi yang dilakukan

adalah investasi padat modal, berarti investasi tersebut mangarah ke

investasi barang dan modal yang mengakibatkan naiknya tingkat

produktivitas tenaga kerjanya.

2. Perbandingan antara Modal Investasi dan Jumlah Tenaga

Kerja

Jika besarnya perbandingan antara modal investasi dengan jumlah

tenaga kerja menurun, maka artinya adalah penambahan jumlah

modal investasi yang ditanamkan lebih kecil bila dibandingkan

dengan jumlah tenaga kerja. Akibatnya tenaga kerja tidak bisa

terserap disektor-sektor produksi, sehingga secara nasional

produktivitas negara tersebut menurun.

3. Penelitian dan Pengembangan

Pada umumnya penelitian dan pengembangan lebih berfokus pada

pengembangan produk, bahkan untuk perbaikan produktivitas.

Page 26: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 26

Tetapi secara tidak langsung faktor ini juga mempengaruhi tingkat

produktivitas.

4. Peraturan Pemerintah

Berguna untuk mengatur keseimbangan pencapaian sasaran industri

dan sosial.

5. Kapasitas Terpakai

Kapasitas terpakai adalah kapasitas saat ini dimana suatu pabrik

beroperasi. Bila kapasitas terpakai di bawah kapasitas terpasang

berarti penggunaan sumber daya tidak penuh.

6. Umur Pabrik beserta Peralatannya

Pabrik dan peralatan yang sudah tua tidak bisa memberikan output

sebesar output pada saat pabrik dan peralatannya masih baru.

7. Harga Energi

Tingkat biaya industri sangat dipengaruhi oleh besar komponen

energi (listrik, bahan bakar, dan lain-lain). Kenaikan biaya energi

mengakibatkan kenaikan biaya produksi, bahkan mempengaruhi

keuntungan sehingga berpengaruh terhadap produktivitas.

8. Komposisi Tenaga Kerja

Dengan adanya pergeseran strutur pekerja, dari pekerja pabrik

menjadi pekerja yang mengandalkan pengetahuan maka diperlukan

adanya kerja sama, keterampilan dan keahlian yang diperoleh

melalui pelatihan yang memadai.

9. Ketakutan Pekerja akan Kehilangan Pekerjaannya

Anjuran peningkatan produktivitas sering diikuti dengan ketakutan

tenaga kerja akan kehilangan lapangan pekerjaan yang telah

dimiliki, karena mereka beranggapan bahwa peningkatan itu diikuti

Page 27: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 27

dengan pengurangan tenaga kerja untuk menghasilkan jumlah

produksi yang sama. Hal ini tidak akan terjadi kalau ada

komunikasi yang baik antara tenaga kerja dengan pihak manajemen

perusahaan.

10. Pengaruh Serikat Buruh

Pengaruh serikat sangat kuat sehingga memerlukan adanya

pengertian terutama dalam tuntutan kenaikan gaji.

11. Etika Kerja

Dengan meningkatnya penghargaan terhadap waktu, pemanfaatan

waktu kerja menjadi lebih produktif.

12. Peranan Manajemen

Merupakan faktor dominan, terutama dalam proses perencanaan dan

penjadwalan, kejelasan instruksi pada tenaga kerja dan pengaturan

beban yang tepat.

Produktivitas akan meningkat bila faktor-faktor diatas

dikombinasikan secara sinergi, sehingga akan melipat gandakan

hasilnya bila dipisah pengerjaannya.

2.9 Hal-hal yang Mengakibatkan Penurunan ProduktivitasDalam bukunya “Improving Total Productivity:, Paul Mali

menjelaskan sebab-sebab yang mengakibatkan turunnya produktivitas,

yaitu :

1. Penghamburan pemakaian sumber-sumber yang disebabkan

karena ketidak mampuan dalam mengukur, mengevaluasi, dan

mengatur produktivitas para pekerja perkantoran yang semakin

berkembang.

Page 28: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 28

2. Meningkatnya inflasi yang disebabkan oleh pemberian imbalan

dan pembagian keuntungan tanpa diimbangi dengan peningkatan

produktivitas.

3. Melonjaknya biaya karena keinginan organisasi untuk

berekspansi, sehingga mengurangi pertumbuhan.

4. terjadinya penundaan dan keterlambatan dalam pengambilan

keputusan karena ketidakjelasan wewenang serta ketidakefisienan

dalam suatu organisasi yang sangat besar.

5. Motivasi yang rendah karena bertambahnya para pekerja baru

yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berkecukupan

dengan segala sikap yang baru.

6. Penerimaan peralatan yang terlambat karena terganggunya

jadwal yang diakibatkan kurangnya persediaan.

7. Adanya pertentangan dan kesulitan bagi orang dalam bekerja

sama yang tidak dapat dipecahkan, yang mengakibatkan organisasi

kurang bekerja dengan efektif.

8. Keinginan dan hak manajemen untuk meningkatkan

produktivitas dibatasi dengan munculnya peraturan-peraturan yang

tidak sesuai lagi dengan kondisi saat sekarang ini.

9. Ketidakpuasan dan kebosanan dalam bekerja yang diakibatkan

oleh semakin terspesialisasi dan terbatasnya proses pekerjaan.

10. Kesempatan dan penemuan baru mengalami penurunan karena

pengaruh perubahan teknologi yang cepat dan membesarkan biaya.

11. Kemampuan para pelaksana menjadi tidak terpakai atau usang,

karena ketidakmampuan untuk mengikuti kecepatan perkembangan

informasi dan ilmu pengetahuan.

Page 29: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 29

12. Disiplin tentang waktu dikacaukan oleh adanya keinginan

untuk mempunyai waktu luang yang lebih banyak.

2.10 Model Pengukuran Produktivitas

Beberapa model atau metode pengukuran produktivitas yang

telah berkembang, diantaranya adalah :

1. Model APC (The American Productivity Center)

2. Model Haberstaad Productivity Wheel Oslo

3. Model Craig-Harris

4. Model Kendrik-Creamer

5. Model Marvin E. Mundell

6. Model David J. Sumanth

7. Model Parsial Pospac

8. Model Nilai Tambah

1. Model APC (The American Productivity Center)

Model ini menggunakan ukuran produktivitas sebagai berikut :

...................................................

.. (2.12)

..................... (2.13)

................. (2.14)

Page 30: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 30

.....................

...... (2.15)

2. Model Haberstaad Productivity Wheel Oslo

Terdapat 6 (enam) ukuran produktivitas parsial, yaitu :

1. ..............

.......... (2.16)

2. .........

............ (2.17)

3. ...............

......... (2.18)

4.

..

.. (2.19)

5. ...........

............ (2.20)

Page 31: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 31

6. .............

........... (2.21)

3. Model Craig-Harris

Model ini merumuskan produktivitas total sebagai berikut :

............................................................

(2.22)

dimana : Pt = Produktivitas Total

L = Faktor Masukan Tenaga Kerja

C = Faktor Masukan Modal

R = Faktor Masukan Bahan Mentah dan Alat

Ot = Keluaran / Output Total

Q = Faktor Masukan lan pada Barang dan Jasa

4. Model Kendrik-Creamer

Terdapat Dua jenis angka indeks produktivitas, yaitu :

Indeks Produktivitas Total

Peningkatan Produktivitas Faktor Total

................

............ (2.24)

Page 32: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 32

Peningkatan Produktivitas = Perbedaan antara output bersih

dan input faktor total

Indeks Produktivitas Parsial

Indeks Produktivitas Parsial ditentukan sebagai berikut :

.........

(2.25)

..........

(2.26)

......

(2.27)

5. Model Marvin E. Mundell

Model ini berintikan pada produktivitas seluruh faktor atau

produktivitas total, tetapi pada pengukuran ini faktor kualitas tidak

diperhitungkan dan diasumsikan seluruh produk atau output merupakan

produk yang dapat diterima.

Model ini dikembangkan di perusahaan-perusahaan di Asia

dengan berdasarkan konsep-konsep dalam teknik industri dengan

definisi-definisi ongkos dalam akunting.

Model ini merumuskan dua bentuk indeks produktivitas, yaitu :

..........................................................

(2.28)

Page 33: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 33

.........................................................

(2.29)

dimana :

IP = Indeks produktivitas

AOMP = Output Agregat untuk periode yang diukur

AOBP = Output Agregat untuk periode dasar

RIMP = Input-input untuk periode yang diukur

RIBP = Input-input untuk periode dasar

6. Model David J. Sumanth

Model pengukuran produktivitas ini dikembangkan pada tahun

1979 dengan ruang lingkup perusahaan, yang disebut Model

Produktivitas Total (Total Productivity Model). Model ini

memperhitungkan seluruh faktor masukan dan keluaran pada ruang

linkup perusahaan yang meliputisuatu pengukuran produktivitas total

dan seperangkat pengukuran produktivitas parsial, yang terdiri dari lima

macam input. Model ini dapat digunakan pada perusahaan jasa dan

manufaktur, dan dirumuskan sebagai berikut :

Page 34: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 34

.......

(2.30)

dimana :

Total Keluaran meliputi :

Nilai unit produk jadi

Nilai unit produk setengah jadi

Dividen

Bunga

Pendapatan lainnya

Total Masukan meliputi :

Nilai tenaga kerja

Nilai bahan

Nilai kapital

Nilai energi

Biaya lainnya

Yang dimaksud dengan tangible disini adalah besaran yang

dapat diukur, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya

jumlah mobil yang diproduksi. Yang dimaksud dengan output disini

adalah semua jumlah produk yang dihasilkan, dan input meliputi sumber

daya yang digunakan untuk menghasilkan output ini. Input dan output

dinyatakan dalam satuan yang sama, misalnya nilai uang yang

dinyatakan dalam harga konstan pada periode dasar pengukuran.

Page 35: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 35

Model pengukuran produktivitas total David J. Sumanth ini

dapat digunakan untuk mengukur :

1. Produktivitas Total Perusahaan

2. Produktivitas Total Faktor

3. Produktivitas Parsial

7. Model Omax (Objective Matrix)

Model pengukuran produktivitas OMAX adalah model

pengukuran produktivitas dengan menggunakan manajemen berdasarkan

sasaran yang dikembangkan oleh James L. Riggs. Model ini mempunyai

ciri yang unik yakni beberapa kriteria performansi kelompok kerja

digabungkan kedalam sebuah matriks. Setiap kriteria memiliki sasaran

serupa jalur khusus menuju perbaikan serta memiliki bobot sesuai

dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan produktivitas. Hasil

akhir dari pengukuran produktivitas OMAX adalah nilai tunggal untuk

suatu kelompok kerja yang menunjukkan dimana tujuan manajemen

tersebut tercapai.

Dalam pengukuran dengan menggunakan model ini

terdapattujuh buah rasio yang harus dihitung, yaitu :

1. Jumlah produk cacat dibanding jumlah produk yang dihasilkan

2. Jumlah produk yang dihasilkan dibanding jam kerja yang

tersedia

3. Jumlah produk yang dihasilkan dibanding pemakaian sumber

daya

4. Jumlah produk yang dihasilkan dibanding target produksi

5. Jumlah produk yang cacat dibanding produk yang baik

Page 36: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 36

6. Jumlah pekerja absen dibanding jumlah pekerja

7. jumlah down time mesin dibanding jam mesin yang tersedia.

Dalam pengukuran dengan metode OMAX ini mempunyai

kesulitan yaitu harus menghitung jumlah produk yang cacat dan terlalu

banyak rasio yang harus dihitung sehingga menjadikan pengukuran

lebih rumit.

8. Model Pengukuran Produktivitas Parsial Pospac

Model pengukuran ini adalah model pengukuran produktivitas

skandinavia, yang sering disebut model pengukuran produktivitas

Habberstad. Model ini pertama kali dicetuskan pada bulan Mei 1984,

pada saat berlangsung kongres produktivitas sedunia (WPC) IV di

Norwegia.

Model Pospac ini merupakan gabungan dari beberapa

pengukuran produktivitas parsial yang masing-masingmenggambarkan

berbagai kegiatan dilingkungan sebuah perusahaan. Bila dirinci lebih

lanjut, model ini terdiri dari enam ukuran produktivitas parsial, yaitu :

1. P = Production Productivity

2. O = Organization Productivity

3. S = Sales Productivity

4. P = Product Productivity

5. A = Arbeiter(Work Force) Productivity

6. C = Capital Productivity

2.11 Pengukuran Produktivitas Metode Nilai Tambah1. Konsep dan Pengertian Nilai tambah

Page 37: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 37

Konsep nilai tambah diperkenalkan oleh seorang bendaharawan

Amerika Tenche Cox pada tahun 1790 yang menyatakan bahwa

pertambahan nilai merupakan dasar terciptanya kemakmuran dan

aktivitas. Dan menurut Kiyoshi Wainai “Konsep produktivitas telah

dikenal sejak 200 tahun yang lalu, tetapi baru tahun 1920-an

berkembang pesat”.

Banyak para ahli yang mengemukakan definisi nilai tambah

diantaranya adalah :

1. Peter Drucker

Nilai tambah adalah perbedaan antara pendapatan kasar yang

diterima perusahaan dari penjualan produknya berupa barang atau

jasa dengan jumlah yang dibelanjakan untuk pembelian bahan baku

dan jasa yang diberikan oleh pensuplai dari luar.

2. Bank Of Japan

Value added = ordinary income + personel cost + financing cost +

rent + tax + depreciation cost ........................ (2.31)

3. British Institute of Management

Nilai tambah = Keluaran – Masukan ...................................... ( 2.32)

Atau (pendapatan dari penjualan atau jasa yang ditawarkan

dikurangi pengeluaran untuk bahan baku dan jasa yang dibeli).

Secara singkat, nilai tambah adalah nilai keluaran bersih.

1. Nilai tambah dengan menggunakan

metode pengurangan, yaitu :

Nilai tambah = penjualan produk dan jasa – pembelian barang dan

jasa .................................................................. (2.33)

Page 38: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 38

2. Nilai tambah dengan meggunakan

metode penjumlahan, yaitu :

Nilai tambah = Upah + Gaji + Pensiun + Bunga Utang – Pajak +

Dividen + Cadangan + Penyusutan ................. (2.34)

Pengertian ini dapat dilihat secara grafis pada gambar 2.4

berikut :

Kolom 1: Memperlihatkan penerimaan lain-lain dari luar perhitungan

nilai tambah

Kolom 2: Memperlihatkan bahan dan jasa yang dibeli oleh perusahaan

yang masuk dalam perhitungan nilai tambah. Penjualan

dikurangi dengan jumlah kolom 2 ini akan menghasilkan nilai

tambah kotor.

Page 39: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

Sumber : Irawaty, “ Pengukuran dan Analisis Produktivitas dengan Metode Nilai Tambah Studi Kasus di PT.PINDAD (Persero)” Teknik Industri ITB, Bandung 1994

Gambar 2.4 Pengertian Nilai Tambah

II - 39

1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan : Kolom = Bagian untuk mengurangi

Baris = Bagian yang dikurangkan

Pendapatan dari investasi

atau dari jenis yang istimewa, perolehan

dan pertukaran kurs dan lain-lain

Penjualan (atau pendapatan dari operasi lainnya)

Bahan baku energi biaya sewa peralatan kantor biaya perjalanan sub kontrak biaya tenaga ahli perbaikan bangunan dan lain-lain

Penyusutan

Nilai Tambah Kotor

Nilai Tambah Bersih

Laba sebelum bunga

Laba sebelum pajak

Laba sesudah pajak

Biaya Tenaga Kerja

Laba ditahanDividen

Pajak

Bunga Pinjam

Page 40: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

Produktivitas dapat berarti ukuran tingkat efisiensi, efektivitas,

dan kualitas dari setiap sumberyang digunakan selama produksi

berlangsun, diformulasikan sebagai :

..................................................................

(2.35)

Hasil bagi antara output dan input dapat memperhatikan :

1. Apakah produktivitas

meningkat dari suatu periode ke periode lain

2. Apakah produktivitas lebih

baikdari perusahaan lain yang sejenis

Informasi dari pengukuran ini merupakan bagian yang sangat

penting untuk merumuskan kebijaksanaan dalam upaya peningkatan

produktivitas.

Dengan menggunakan nilai tambah sebagai keluaran dikenal

metode pengukuran berdasarkan nilai tambah :

.......................................................

(2.36)

1. Mengukur

masukan

Ada dua faktor utama yang selalu dipergunakan dalam setiap proses

yaitu asset dan tenaga kerja

2. Masukan

Tenaga Kerja

II - 40

Page 41: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 41

Terdiri dari :

Jumlah

Tenaga Kerja

Jumlah

Jam Orang

Jumlah

Orang

Jumlah

Tahun Orang

Jumlah

biaya tenaga Kerja

Diasumsikan tenaga kerja mempunyai keahlian, pengalaman,

pendidikan, inisiatif dan kemampuan lain yang relatif sama.

3. Masukan Aset

Terdiri dari :

Total

Aktiva Lancar

Total

Aktiva Tetap

Untuk menilai aset sebagai masukan harus diperkirakan perubahan

harga pada setiap periode. Jika pengukuran dilakukan pada suatu

seri, ukuran nilai didefinisikan untuk menghilangkan pengaruh

inflasi. Angka deflator digunakan berdasarkan indeks harga.

Produktivitas aset tetap diukur berdasarkan ukuran fisiknya. Namun

untuk memudahkan perhitungan, keluaran atau masukkan yang

heterogen dibuat berdasarkan nilai.

Page 42: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 42

4. Mengukur

Keluaran

Ukuran agregasi keluaran yang heterogen digunakan unit harga

sebagai ukuran.

2. Distribusi Nilai Tambah

Nilai tambah merupakan kekayaan yang dikumpulkan oleh

usaha bersama dari pekerja perusahaan dan penyedia modal. Maka yang

ikut menciptakan nilai tambah harus mendapat bagian dari pertambahan

nilai kekayaan berupa gaji, upah, pensiun, bunga, pinjaman, atau

investasi dan penyuluhan. Suatu bagian besar nilai tambah perusahaan

umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah, bonus,

dana pensiun dan bentuk lain dari biaya tenaga kerja.

Sumber : Irawaty, “Pengukuran dan Analisis Produktivitas Dengan Metode Nilai Tambah Studi Kasus di PT>PINDAD (Persero)” Teknik Industri ITB, Bandung 1994, (Hal. 18)

Distribusi Nilai Tambah

Laba (Deviden Tenaga KerjaDan Cadangan) (Gaji,Upah)

Pajak

BungaPenyusutan Pinjaman

Page 43: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 43

Gambar 2.5 Pengertian Nilai Tambah

Sebagian lain dari nilai tambahan dibagikan kepada penyedia

modal dalam bentuk bunga dividen, yang sebelumnya sebagian dari nilai

tanbah tersebut diberikan kepada pemerintah berupa pajak atas laba.

Bagian terakhir dari nilai tambah yang tinggal dalam perusahaan

merupakan dana penyusutan dan laba ditahan. Penyusutan yang

disisihkan sebelum laba (termasuk turnover) dianggap sebagai ongkos

pemilikan dan penggunaan aktiva.

Nilai tambah juga mengukur kepuasan konsumen dilihat dari sisi harga

yang dibayar.

3. Manfaat Metode Nilai Tambah

Terdapat beberapa manfaat dan tujuan dari analisis dengan

metode nilai tambah, yaitu diantaranya :

1. M

enunjukkan bagaimana kekayaan perusahaan diciptakan melalui

proses produksi

2. U

ntuk merencanakan peningkatan produktivitas melalui

pengalokasian sumber daya, perbaikan metode kerja,

mengefisienkan masukan.

3. U

ntuk melihat hubungan antara produktivitas tenaga kerja, aset, dan

profitabilitas perusahaan.

Page 44: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 44

4. Cara menghitung Nilai Tambah

Ada dua cara menghitung nilai tambah, yaitu metode

pengurangan dan metode penambahan. Yang akan dipakai pada

penelitian ini adalah metode pengurangan, yaitu :

Nilai Tambah = Jumlah Penjualan – Pembelian barang dan

jasa dari Pihak Ketiga ....................... (2.37)

Batasan atau istilah – istilah yang digunakan dalam menghitung

nilai tambah dengan metode pengurangan, yaitu :

1. Total Penjualan.

Semua penerimaan dari oprasi normal perusahaan, bersih dari

potongan dagang seperti rabat, komisi, dan diskon. Pajak penjualan

potongan dipisahkan karena bukan hasil usaha produktif

perusahan.Dividen anak perusahaan, royalty, pendapatan dari

investasi, gedung yang disewakan, dan keuntungan nilai tukar mata

uang asing tidak diikutsertakan dalam penjualan

2. Bahan yang dibeli.

Terdiri bahan baku, bahan penolong, bahan bakar, biaya bahan

untuk pemeliharaan, perkakas lepas, barang yang sudah dipakai,

dan peralatan kantor.

3. Jasa yang dibeli.

Terdiri dari semua jasa dari luar perusahaan untuk keperluan

operasional. Contoh ; transportasi dari luar perusahan, advertasi,

Page 45: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 45

dari luar perusahaan, jasa bantuan hukum, komisi untuk agen, biaya

bank (bukan bunga ), biaya pos.

4. Pekerjaan yang disubkontrakkan.

Diperlukan sebagai barang yang dibeli dari luar.

5. Biaya Sewa.

Diperlukan sebagai jasa atau barang yang dibeli.

6. Pajak- Pajak.

Pajak kekayaan dan pajak upah dialokasikan sebagai nilai tambahan

kepada pemerintah.

7. Bunga.

Diperlihatkan sebagai distribusi nilai tambah.

8. Piutang ragu-ragu.

Tidak boleh dianggap mengurangi nilai tambah, karena bukan

diluar usaha produktif, jadi harus dipertlihatkan tidak sebagai biaya

produksi.

9. Aktiva tetap pabrik sendiri.

Dianggap sebagai aset dalam neraca, tidak dianggap sebagai barang

yang dibeli.

10. Perbedaan Konversi mata uang.

Tidak dianggap sebagai usaha produktif perusahaan.

11. Hal – Hal luar biasa.

Tidak termasuk nilai tambah, melainkan sebagai biaya non

produksi.

12. Perusahaan patungan.

Page 46: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 46

Nilai tambah perusahaan tidak boleh digabungkan, maksudnya

penghasilan dari perusahaan patungan modalnya adalah milik

bersama / patungan, jadi tidak boleh dimasukan kedalam

perhitungan nilai tambah.

13. Biaya riset.

Harus dihitung dengan dasar yang sama dengan rekening keuangan

lain.

Page 47: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 47

PENJUALAN eBARANG DAN JASA YANG DIBELI

A BAHAN YANG DIGUNAKANBahan BakuBahan PengemasTotal (Bahan yang digunakan) a

B BIAYA PABRIKASIPekerjaan Sub KontrakSewaAir dan ListrikSasuransi PerusahaanBiaya TransportasiPemeliharaan MesinSewa MesinBiaya Suplies dan GudangBiaya Lain-lainTotal (Overhead Pabrik) b

C BIAYA ADMINISTRASIListrikTelepon, Fax, dan PosBiaya Umum dan AdministrasiPemeliharaan KantorPajak-pajakSub Total c

D BIAYA PENJUALANBiaya Umum dan AdministrasiBiaya PemeliharaanIklan dan PromosiSub Total d

Barang dan Jasa yang dibeli f = a + b + c + d

NILAI TAMBAH g = e - f

METODE PENGURANGAN NILAI TAMBAH

Sumber : Irawaty, “Pengukuran dan Analisis Produktivitas Dengan Metode Nilai Tambah Studi Kasus di PT>PINDAD (Persero)” Teknik Industri ITB, Bandung 1994.

Gambar 2.6 Metode Pengurangan Nilai Tambah

Page 48: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 48

2.12 Indeks ProduktivitasIndeks Produktivitas adalah rasio antara produktivitas dengan

angka tahun dasar untuk mengetahui turun naiknya produktivitas.

Indeks produktivitas semua rasio dihitung dengan

menggunakan tahun dasar sebagai periode dasar (indeks = 1) adapun

rumus yang digunakan adalah :

...........

......... (2.38)

hasil perhitungan indeks produktivitas tiap rasio digambarkan

kedalam bentuk grafik.

Langkah-langkah dalam perhitungan indeks produktivitas

dengan menggunakan nilai tambah adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai aset konstan dan amortisasi atau penyusutan

berdasarkan indeks yang disesuaikan

.................................................... (2.39)

....

(2.40)

2. Menghitung nilai tambah konstan

Menghitung nilai konstan masing-masing elemen tiap kelompok

penjualan, persediaan dan biaya pembelian dari pihak ketiga.

3. Menghitung biaya tenaga kerja konstan tiap tahun

...... (2.41)

Page 49: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 49

4. Menghitung nilai tambah konstan perusahaan setiap tahun

Nilai Tambah = Penjualan – (biaya bahan + biaya tenaga

kerja dan supplies + biaya pemeliharaan

dan perbaikan + biaya umum + biaya

penjualan) .......................................... (2.42)

5. Menghitung laba perusahaan tiap tahun

Laba = Penjualan – (Biaya tenaga kerja + Nilai Tambah +

Penyusutan) ..................................................... (2.43)

2.13 Penentuan Perioda Dasar dan DeflatorUntuk memperoleh harga konstan dari nilai rupiah yang

dipergunakan, diperlukan deflator untuk menghilangkan pengaruh

inflasi. Tahun dasar ditentukan untuk menyusun angka indeks

produktivitas. Setelah itu barulah tingkat produktivitas dari tahun

ketahun dapat dihitung.

1. Tahun Dasar

Definisi perioda dasar menurut Marvin E. Mundel dalam

bukunya “Improving Productivity and Effectiveness” adalah perioda

yang mendahului tahun ini ( current year ), yang secara khusus biasanya

ditentukan oleh pihak berwenang ( higher authority ).

Sebelum melakukan perhitungan nilai tambah perlu ditentukan

tahun dasar untuk menghitung nilai konstan, sehingga setiap perhitungan

mengacu pada nilai – nilai tahun tersebut. Disamping itu tahun dasar

ditentukan untuk menyusun indeks produktivitas sehingga perubahan

dari satu tahun dasar ke tahun yang lainnya dapat dengan mudah terlihat.

Tahun dasar yang dipilih dalam perhitungan ini adalah tahun 1999.

Page 50: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 50

David J. Sumant mengemukakan beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan perioda dasar :

1) Dimulainya program produtivitas pertama kali.

2) Status produk yang dihasilkan, apakah produk baru atau lama.

3) Frekuensi terjadinya pengenalan produk baru.

4) Adanya kejadian yang luar biasa dalam perusahaan, misalnya

pemogokan karyawan.

5) Ketersediaan system pengumpulan data dan “up dating” data

yang memadai.

6) Lamanya suatu perioda pengukuran, apakah dalam bulan,

kuartal semester, atau tahun.

2. Deflator

Informasi tentang deflator diperlukan untuk menghilangkan

pengaruh perubahan harga dan inflasi antar periode pengukuran,

sehingga diperoleh nilai pada periode pengukuran dengan harga konstan.

Beberapa besaran yang dapat digunakan sebagai deflator antara lain

adalah laju inflasi, indeks harga konsumen atau indeks harga produsen.

Cara penggunaan informasi deflator untuk memperoleh harga

konstan adalah sebagai berikut :

HK = ...........................................................

(2.44)

Dimana : HK = Nilai harga konstan pada periode pengukuran

Page 51: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 51

HB = Nilai harga konstan berlaku pada periode pengu

kuran

I = Tingkat Inflasi

Pengukuran produktivitas yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah pengukuran dengan menggunakan model nilai tambah sebagai

ukuran keluaran. Angka – angka yang diperoleh berasal dari dat

keuangan buku akuntansi perusahaan dimana nilainya berdasarkan harga

yang berlaku, juga produktivitas diukur berdasarkan nilai, maka perlu

dihilangkan aspek inflasi atau perubahan harga atau dengan kata lain,

untuk membandingkan produktivitas dari satu perioda lain perlu

disesuaikan dengan nilai konstan.

Untuk memperoleh nilai konstan dari keluaran atau masukan

diperlukan deflator atau indeks harga yang tepat dan perlu dibuat indeks

harga secara terpisah baik untuk nilai keluaran maupun bahan – bahan

yang digunakan sebagai masukan, sesuai dengan perubahan –

perubahan harga tercatat. Hal ini perlu karena nilai tambah merupakan

hasil pengukuran penjualan dengan masukan, dimana variabel – variabel

inidipengaruhi oleh perubahan harga, indeks harga dan biaya yang

digunakan sesuai dengan indeks berdasarkan komoditi yang dibuat

pemerintah, dapat diperoleh dari Biro Pusat Statistik dan dari data

keuangan perusahaan.

2.14 Hubungan antar Rasio Mulyadi Kurdi dalam bukunya yang berjudul Pengukuran

Produktivitas dengan Metode Nilai Tambah, Mengemukakan beberapa

alternatif rasio nilai tambah, yaitu :

Page 52: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 52

1. Nilai Tambah per Tenaga Kerja

Rasio utama yang digunakan adalah analisis nilai tambah

pertenaga kerja. Rasio ini merupakan kunci pengukuran

produktivitas, yang dapat dihitung dari laporan neraca keuangan

perusahaan.

Nilai tambah per Karyawan = ............

(2.45)

Untuk lebih memahami faktor – faktor yang mempengaruhi nilai

tambah per tenaga kerja, maka rasio ini dapat diuraikan kedalam

unsur – unsurnya, sebagai berikut :

Nilai Tambah per Tenaga Kerja

Nilai Tambah

Tenaga Kerja

Penjualan

JumlahTenaga Kerja

Nilai Tambah

Penjualan

Penjualan

Modal

Modal

Jumlah Tenaga Kerja

Page 53: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 53

Sumber : Mulyadi Kurdi, “Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Nilai Tambah” Direktorat Bina Produktivitas Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja RI, 1997.

Gambar 2.7 Rasio 1

Alternatif rasio nilai tambah per tenaga kerja dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Sumber : Mulyadi Kurdi, “Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Nilai Tambah” Direktorat Bina Produktivitas Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja RI, 1997.

Gambar 2.8 Rasio 2

Nilai Tambah

Modal

Nilai Tambah per Tenaga Kerja

Nilai Tambah

JumlahTenaga Kerja

Nilai Tambah

Jumlah Tenaga Kerja

Penjualan

Modal

Nilai Tambah

Penjualan

Nilai Tambah

Modal

Page 54: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 54

Dengan menguraikan suatu rangkaian rasio, maka hubungan

antar berbagai rasio menjadi lebih jelas. Dalam rangkaian pertama

dari rasio – rasio tersebut diatas, rasio nilai tambah terhadap

penjualan pertanega kerja bersama – sama, menentukan nilai

tambah per tanaga kerja.

2. Daya Saing Biaya Tenaga Kerja

Nilai tambah per biaya tenaga kerja merupakan indikator untuk

menunjukan performance, perusahaan dalam hal daya saing biaya

tenaga kerja.

Daya saing = .........................................

(2.46)

Hubungan antara daya saing tenaga kerja, nilai tambah pertenaga

kerja, dan biaya tenaga kerja per orang, digambarkan sebagai

berikut :

Daya Saing Tenaga Kerja

Nilai Tambah

Biaya Tenaga Kerja

Nilai Tambah

Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja

Biaya Tenaga Kerja

Page 55: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

Profitabilitas

II - 55

Sumber : Mulyadi Kurdi, “Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Nilai Tambah” Direktorat Bina Produktivitas Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja RI, 1997.

Gambar 2.9 Rasio 3

Daya saing biaya kerja dapat dipertahankan dengan menjaga

peningkatan biaya tenaga kerja perorang secara proporsional untuk

menilai kinerja suatu perusahaan adalah profitabilitas.

Profitabilitas =

............... (2.47)

Sumber : Mulyadi Kurdi, “Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Nilai Tambah” Direktorat Bina Produktivitas Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja RI, 1997.

Gambar 2.10 Rasio 4

Laba Operasi

Modal Operasi

Laba Operasi

Penjualan

Penjualan

Modal Operasi

Page 56: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

Profitabilitas

II - 56

Alternatif rasio profitabilitas dapat diuraikan sebagai berikut :

Sumber : Mulyadi Kurdi, “Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Nilai Tambah” Direktorat Bina Produktivitas Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja RI, 1997.

Gambar 2.11 Rasio 5

Uraian ini menunjukan bahwa profitabilitas ditentukan tidak

saja oleh bagian nilai tambah yang mengalir ke perusahaan dan

pemilik modal dalam bentuk laba, tetapi juga menunjukan

penggunaan yang baik dari modal untuk mendapatkan nilai tambah.

Laba Operasi

Modal Operasi

Nilai Tambah

Modal Operasi

Laba

Nilai TAmbah

Page 57: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 57

2.15 Evaluasi ProduktivitasTahapan dalam siklus produktivitas adalah melakukan evaluasi

hasil pengukuran, dalam melakukan evaluasi tentunya menggunakan

suatu cara yang digunakan untuk menemukan faktor-faktor yang

merupakan sebab terjadinya masalah yang akan dipecahkan adalah

menggunakan diagram sebab akibat (Fish Bone).

Diagram sebab akibat adalah diagram yang menunjukkan

hubungan sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses

statistical, diagram sebab akibat dipergunakan untuk faktor-faktor

penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan

oleh faktor-faktor penyebab itu. Diagram sebab akibat ini sering disebut

Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) karena bentuknya seperti

kerangka ikan, atau diagram Ishikawa (Ishikawa’s Diagram) karena

diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada

tahun 1943. (Metode Analitis Untuk Peningkatan Kualitas; Vincent

Gaspersz; Gramedia).

Diagram sebab akibat ini menggambarkan antara sebab dan

akibat yang ingin kita ketahui dalam bentuk nyata. Oleh karenanya,

akibat = karakteristik mutu dan sebab = faktor. Dalam praktek umum,

faktor harus ditulis lebih rinci untuk membuat diagram menjadi

bermanfaat.

Masalah

Manusia Lingkungan

Metode Material

Page 58: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 58

Sumber : Tjiptono Fandy, “Prinsip-prinsip Total Quality Service”, Andi Yogyakarta. 1997.

Gambar 2.12 Contoh Diagram Sebab Akibat

Diagram ini menggambarkan hubungan antara akibat (masalah)

dengan sebab-sebab terjadinya masalah tersebut. Faktor-faktor penyebab

dari masalah ini umumnya dapat digolongkan kedalam 5 macam faktor,

yaitu :

1. Faktor Manusia

2. Faktor Alat / Mesin

3. Faktor Bahan

4. Faktor Cara (Metode)

5. Faktor Lingkungan

2.16 Evaluasi ProduktivitasPerencanaan produktivitas merupakan tahap pemikiran

bagaimana cara meningkatkan produktivitas yang selanjutnya

diimplementasikan pada tahap berikutnya yaitu tahap peningkatan

produktivitas.

Perencanaan yang dilakukan dapat melihat kepada diagram

pareto. Dari diagram ini dapat diketahui tipe-tipe ketidaksesuaian yang

ada, mulai dari paling bayak frekuensinya, sehingga dari sini dapat

dibuat suatu perencanaan untuk mengatasi faktor-faktor yang menjadi

sumber timbulnya permasalahan dan dengan ini dapat dilakukan suatu

perbaikan-perbaikan bagi peningkatan produktivitas.

Page 59: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 59

2.17 Usulan Perbaikan ProduktivitasPada dasarnya perbaikan proses kerja terus menerus merupakan

tindakan-tindakan yang diambil dalam sistem bisnis global guna

meningkatkan produktivitas total melalui peningkatan efektivitas dan

efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi manajemen

yang ada.

Proses peningkatan produktivitas memerlukan komitmen untuk

perbaikan terus menerus yang melibatkan secara seimbang antara aspek

manusia (motivasi) dan aspek teknologi (teknik). Kaizen adalah suatu

istilah dalam bahasa Jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan

terus-menerus (continous improvement). Kaizen pada dasarnya

merupakan suatu kesatuan pandang yang komperhensif dan terintegrasi

yang bertujuan untuk melaksanakan perbaikan secara terus menerus.

Dalam melaksanakan Kaizen, kita dapat menggunakan panduan

bertanya yaitu 5W – 1H, sebagai berikut :

1. Who (Siapa) ?

Hubungan pertanyaan itu dengan kondisi yang akan diterapkan atau

akan dilaksanakan pada perusahaan adalah siapa sebagai pelaksana

perbaikan produktivitas pada perusahaan. Hal ini menyangkut

hubungan antara pimpinan perusahaan dengan karyawan yang

ditunjang dengan teknologi serta sistem yang mendukungnya.

Dengan kata lain bahwa sumber daya perusahaan yang dimiliki

merupakan modal untuk melaksanakan perbaikan produktivitas

perusahaan.

2. What ( Apa) ?

Page 60: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 60

Dengan mengetahui persoalan yang ada pada perusahaan maka pada

pelaksanaan perbaikan produktivitas perusahaan telah mempunyai

arah untuk mengupayakan penyelesaian masalah, hal ini berarti

menjawab pertanyaan apa yang harus dilaksanakan adalah dengan

melakukan perbaikan dalam efisiensi penggunaan biaya-biaya yang

dipergunakan dalam melakukan operasional pada perusahaan. Hal

ini juga termasuk dari segi pemakain listrik, pekerjaan, waktu kerja,

bahan pendukung dan sebagainya.

3. Where (Dimana) ?

Dalam melaksanakan perbaikan produktivitas pada perusahaan

maka perlu diketahui sasaran yang jelas dengan begitu akan

mewujudkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam melakukan

perbaikan tersebut. Adapun perbaikan ini dilakukan pada bidang

sumber daya manusia, meliputi peningkatan kemampuan pekerja

menguasai pekerjaannya, efisiensi penggunaan waktu penyelesaian

pekerjaan, lingkungan pekerjaan serta lingkungan diluar organisasi

perusahaan.

4. When (Kapan) ?

Perbaikan produktivitas perusahaan dapat dilakukan secara formal

dilakukan secara periodik, seperti setiap bulan, triwulan, semester,

atau setiap tahun. Perbaikan produktivitas secara formal dilakukan

secara terus-menerus dan setiap saat atau setiap hari kerja.

5. Why (Mengapa) ?

Mengapa perbaikan produktivitas itu harus dilakukan ? Hal ini

untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan, efisiensi penggunaan

Page 61: BAB II - repo unpasrepository.unpas.ac.id/28554/2/BAB II TA Lia.doc · Web viewSuatu bagian besar nilai tambah perusahaan umumnya dibagikan kepada karyawan dalam bentuk gaji, upah,

II - 61

biaya operasional, efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan,

serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan.

6. How (Bagaimana) ?

Bagaimana perbaikan produktivitas dilakukan, perbaikan

produktivitas yang dimaksud disini adalah perbaikan yang

dilakukan pada bagian-bagian unit dalam perusahaan. Hal ini dapat

digunakan sebagai petunjuk untuk melakukan usaha perbaikan

produktivitas perusahaan seperti tenaga kerja, teknik, metode,

waktu, fasilitas, peralatan, material. Volume produksi, inventory,

tempat serta cara berfikir.