karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu...

35
PENGELOLAAN PENDIDIKAN TUGAS KELOMPOK Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Mustadji, M.Pd. Disusun Oleh: 1. Titik Rohmatin (147855022) 2. Aldoko Listiaji Putra (147855154) E/2014 S2 – PENDIDIKAN DASAR

Transcript of karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu...

Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

TUGAS KELOMPOK

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Mustadji, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Titik Rohmatin (147855022)2. Aldoko Listiaji Putra (147855154)

E/2014

S2 – PENDIDIKAN DASARPASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA2014

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama

dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan

persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini

akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling

keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara

penanggulangannya.

Dalam mendefinisikan pengelolaan, terlebih mendefinisikan

pengelolaan pendidikan tidak akan lepas dengan pelayanan administrasi yang

sering kita sebut manajemen.    Kata pengelolaan sebenarnya berasal dari kata

manajemen. Sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi

(Oteng Sutisna :1983). Oleh sebab itu, pengelolaan pendidikan dapat

diartikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah administrasi dalam

bidang pendidikan. Namun untuk lebih mengetahui dan jelasnya kita akan

bahas perbedaan antara administrasi dan manjemen, pengertian manajemen,

manajemen pendidikan dan fungsi manajemen itu sendiri di dalam

pendidikan. Sehingga penulis perlu menyusun makalah ini sebagai rujukan

dan penambahan wawasan.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang penyusun angkat, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari pengelolaan pendidikan?

2. Apa fungsi pengelolaan pendidikan?

3. Apa saja ruang lingkup pengelolaan pendidikan?

4. Bagaimanakah Tujuan yang didapat dalam pengelolaan pendidikan.

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

5. Apa saja komponen pengelolaan pendidikan?

6. Siapa pengelola pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Selain untuk menambah pengetahuan dan referensi, disini penulis ingin

berbagi pengetahuan yang meliputi:

1. Pengertian pengelolaan Pendidikan;

2. Fungsi Pengelolaan Pendidikan;

3. Ruang Lingkup Pengelolaan Pendidikan;

4. Komponen-komponen pengelolaan pendidikan;

5. Tujuan pengelolaan pendidikan;

6. Pengelola Pendidikan.

D. Manfaat Penulisan

Penulis berharap, setelah penulisan makalah ini selesai dapat bermanfaat

bagi seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pengelolaan Pendidikan,

yang selanjutnya dapat di aplikasikan di dunia kerja yang akan datang.

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Pendidikan

Kegiatan dalam sistem pendidikan nasional secara umum meliputi dua

jenis yaitu pengelolaan pendidikan dan kegiatan pendidikan. Pengelolaan

pendidikan berasal dari kata manajemen, sedangkan istilah manajemen sama

artinya dengan administrasi (Oteng Sutisna:1983). Dapat diartikan

pengelolaan pendidikan sebagai supaya untuk menerapkan kaidah-kaidah

adiministrasi dalam bidang pendidikan. Pengelolaan pendidikan pada

hakikatnya adalah fungsi untuk melakukan penataan semua kegiatan dalam

pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai dalam batas-batas kebijakan yang

telah ditentukan. Sebagai penyelenggara pendidikan, manajemen pendidikan

tidak menentukan kebijakan-kebijakan yang bersifat kelembagaan. Tetapi

dalam hal ini manajemen tidak menentukan kebijakan sama sekali.

Pengelolaan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengembangan. Pengelolaan

pendidikan. Pengelolaan adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dimana keempat

proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu

tujuan organisasi. Menurut Griffin pengelolaan adalah sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber

daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Pengelolaan

pendidikan merupakan rangkaian kegiatan bersama atau keseluruhan

pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok orang dalam mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan secara berencana dan sistematis, yang

diselenggarakan pada suatu lingkungan tertentu.

Menurut Ki Hajar Dewantara pengelolaan pendidikan dengan konsep

pemikiran yang sederhana namun sangat filosofis, yaitu "Ing Ngarso sung

Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani", Ki Hajar

Dewantara ingin mendengungkan konsep manajemen yang utuh. Artinya,

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

dengan konsep yang filosofis tersebut sebuah organisasi dalam menjalankan

roda aktifitasnya harus dirancang secara komprehensif, mulai perencanaan,

pelaksanaan hingga evaluasi, dan dengan kepemimpinan yang baik. Konsep

tersebut juga banyak menginspirasi banyak kalangan dalam mengelola

organisasi.

Ing Ngarso sung Tulodho, diartikan di depan memberi teladan.

Konsep ini memberi pemahaman bahwa seorang pemimpin harus bisa

menjadi teladan baik anggota organisasi yang dia pimpin. Teladan ini tidak

hanya menyangkut urusan kinerja, akan tetapi juga bisa teladan dalam

konteks persoalan teladan moral. Konsep ini juga bisa dipahami bahwa

sebuah organisasi harus mempunyai panduan dalam beraktifitas. Panduan ini

bisa berupa perencanaan yang telah dihasilkan dengan matang dan bisa juga

sosok seorang pemimpin yang memahami tujuan dari organisasi.

Sementara, Ing Madya Mangun Karso, diartikan di tengah

memberikan motivasi (karsa). Motivasi menjadi sesuatu hal yang dibutuhkan

oleh setiap manusia dalam mencapai tujuan. Setiap tujuan pasti menyimpan

motivasi tersendiri, demikian pula setiap motivasi memiliki tujuan tersendiri.

Keduanya saling mengisi dan saling melengkapi. Sebuah organisasi yang

tidak diisi oleh anggota-anggota yang bermotivasi akan menjadi organisasi

yang lesu dan tidak dinamis. Roda organisai akan stagnan dan mandek karena

tidak adanya ruh yang bisa merangsang gairah organisasi.

Tut Wuri Handayani, diartikan di belakang mengawasi. Pengawasan

menjadi hal yang penting untuk memastikan bahwa agenda organisasi

berjalan dalam rel yang benar. Adanya pengawasan menjadikan organisasi

dalam mencapai tujuannya akan berjalan dalam koridor yang telah

direncanakan sejak awal. Kemencengan-kemencengan yang bisa terjadi setiap

saat dalam upaya pencapaian tujuan organisasi akan dapat diminimalkan

dengan adanya pengawasan. Konsep Tut Wuri Handayani pun kemudian

menjadi semboyan pendidikan di Indonesia.

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

B. Fungsi Pengelolaan Pendidikan

Suatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan,

seperti tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana

(keuangan), sarana dan prasarana kependidikan, tata laksana dan lingkungan

pendidikan. Komponen tersebut perlu dikelola dan ditatta sebaik-baiknya agar

tercipta keserasian hubungan antar faktor sehingga dapat mencapai hasil yang

maksimal. Untuk itu perlu keahlian tertentu yang biasa disebut fungsi-fungsi

pengelolaan pendidikan. Inti fungsi pengelolaan pendidikan adalah sebgai

berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk

mencapai suatu hasil yang diinginkan. Perencaanan merupakan salah satu

langkah yang amat penting dalam proses mempersiapkan seperangkat

keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan pada suatu kurun

waktu tertentu dan mengenai cara melakasanaknnya untuk mencapai

tujuan organisasi. Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari

organisasi apapun termasuk lembaga pendidikan adalah perubahan, dan

perencanaan penting untuk menjembatani masa kini dan masa depan

yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan

merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan

bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting

untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama

karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan

pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (Fred R. David,

2004).

Dalam dinamika masyarakat, organisasi beradaptasi kepada

tuntunan perubahan melalui perencanaan. Menurut Johnson (1973)

bahwa: “The planning process can be considered as the vehicle for

accomplishment of system change”. Tanpa perencanaan sistem tersebut

tak dapat berubah dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan kekuatan-

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

kekuatan lingkungan yang berbeda. Dalam sistem terbuka, perubahan

dalam sistem terjadi apabila kekuatan lingkungan menghendaki atau

menuntut bahwa suatu keseimbangan baru perlu diciptakan dalam

organisasi tergantung pada rasionalitas pembuat keputusan. Bagi sistem

sosial, satu-satunya wahana untuk perubahan inovasi dan kesanggupan

menyesuaikan diri ialah pengambilan keputusan manusia dan proses

perencanaan.

Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan

lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid,

pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan

hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya

melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan.

Menurut Rusyan (1992) ada beberapa hal yang penting

dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai

implementasi perencanaan, diantaranya:

a) Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil

lembaga pendidikan.

b) Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan.

c) Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan

pengelompokkan tugas terhadap masing-masing personil.

d) Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk

pelaksanaan lainnya.

e) Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/sekala

pengkajian.

f) Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan

pengawasan.

g) Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja),

pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.

h) Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan

tempat.

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

i) Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.

j) Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Oganisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam

cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran specific atau sejumlah

sasaran. Dalam sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin,

pekerjaan pemimpin meliputi beberapa kegiatan yaitu mengambil

keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara

atasan dan bawahan, memberi semangat, inspirasi dan dorongan kepada

bawahan agar supaya mereka melaksanakan apa yang diperintahkan.

Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi

dengan menerapkan tugas dan hubungan wewenang. Malayu S.P.

Hasbuan (1995) mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses

penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas

yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada

setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan

wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu

yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Pengorganisasian

fungsi manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga aktivitas berurutan:

membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi

pekerjaan), menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen

(departementalisasi), dan mendelegasikan wewenang (Fred R. David,

2004).

Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu

aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan

kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan

sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam

suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan,

personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang,

metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan

sosial budaya.

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

Sutisna (1985) mengemukakan bahwa organisasi yang baik

senantiasa mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan

pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi

yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan seakan-akan

menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru

dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya: 1)

Menyusun struktur kelembagaan, 2) Mengembangkan prosedur yang

berlaku, 3) Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang

diterima, 4) Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada

dalam pekerjaan.

3. Pengarahan (Directing )

Pengarahan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan

usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada

bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat

dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah

ditetapkan semula.

Dalam pembahasan fungsi pengarahan, aspek kepemimpinan

merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Sehingga definisi

fungsi pengarahan selalu dimulai dimulai dan dinilai cukup hanya dengan

mendifinisikan kepemimpinan itu sendiri.

Menurut Kadarman (1996) kepemimpinan dapat diartikan sebagai

seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar

mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh

kelompok. Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai suatu

kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan untuk mempengaruhi

dan mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka

mencapai tujuan tertentu.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin

bertugas untuk memotivasi, mendorong dan memberi keyakinan kepada

orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas atau kelompok, baik itu

individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas ataupun hingga skala

Page 10: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

negara, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan yang

dimiliki. Pemimpin juga harus dapat memfasilitasi anggotanya dalam

mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah berhasil membawa

organisasinya mencapai tujuannya, maka saat itu dapat dianalogikan

bahwa ia telah berhasil menggerakkan organisasinya dalam arah yang

sama tanpa paksaan.

Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada

gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau

lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai

dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan.

Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan

pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan

orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela.

Di dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan

harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian

wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan

bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan

pemimpinnya.

Ada tiga keterampilan pokok yang dikemukakan Hersey dan

Blanchard (1988) -sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin (2005) dalam

bukunya Manajemen Lembaga Pendidikan Islam- yang berlaku umum

bagi setiap pimpinan termasuk pimpinan lembaga pendidikan, yaitu:

a) Technical skill-ability to use knowledge, methods, techniques and

equipment necessary for the performance of specific tasks acquired

from experiences, education and training.

b) Human skill-ability and judgment in working with and through

people, including in understanding of motivation and an application

of effective leadership.

c) Conceptual skill-ability to understand the complexities of the overall

organization and where one’s own operation fits into the

organization. This knowledge permits one to act according to the

Page 11: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

objectives of the total organization rather than only on the basis of

the goals and needs of one’s own immediate group.

4. Pengawasan

Pengawasan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan

usaha pemantauan kinerja agar supaya kinerja tersebut terarah dan tidak

melenceng dari aturan yang sudah ditetapkan dan pemantauan berfungsi

sebagai media agar kinerja tersebut terarah dan tersampaikan secara

tepat.

Sebagaimana yang dikutif Muhammad Ismail Yusanto (2003),

Mockler (1994) mendifinisikan pengawasan sebagai suatu upaya

sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan

perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi; untuk

membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah

ditetapkan itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur

signifikansi penyimpangan tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan

yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan

telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan efisien guna

tercapainya tujuan perusahaan.

Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan

pengawasan sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran

atau supervisi yang harus diterapkan sebagai berikut:

a) Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan pada

usaha mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur atau staf

dan tidak semata-mata mencari kesalahan.

b) Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Para staf

diberikan dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan

pimpinan hanya membantu.

c) Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif

d) Pengawasan yang dilakukan secara periodik.

Page 12: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

5. Pengembangan

Pengembangan adalah fungsi pengelolaan yang harus dijadikan

tolak ukur keberhasilan suatu pengelolaan, dengan adanya pengembangan

pengelolaan akan berjalan sesuai dan melebihi target yang akan diperoleh.

Tanpa suatu program yang baik sulit kiranya tujuan pendidikan akan

tercapai. Oleh karena itu, pengelolaan harus disusun guna memenuhi

tuntutan, kebutuhan, harapan dan penentuan arah kebijakan sekolah dalam

mencapai tujuan pendidikan. Pengelolaan kerja SMP merupakan

penjabaran tugas dan pelaksanaan kebijakan Depdiknas yang di sesuaikan

dengan kondisi obyektif. Dalam pelaksanaannya setiap kegiatan mengacu

pada pengelolaan yang ada sehingga proses dan pelaksanaan aktifitas di

sekolah lebih terukur, terpantau dan terkendali.

Pengelolaan pendidikan berfungsi sebagai acuan bagi sekolah dalam

mengukur, mengevaluasi dan merevisi kegiatan-kegiatan yang di anggap

perlu. Selain itu pengelolaan pendidikan bertujuan sebagai upaya sekolah

dalam mendukung dan menjabarkan wajib belajar 9 tahun.

C. Ruang Lingkup Pengelolaan Pendidikan

Ruang lingkup manejemen biasa disebut dengan istilah:batasan, wilayah

pembahasan atau objek manajemen. Adapun ruang lingkup atau obyek dari

manejemen pendidikan itu membahas tentang:

1. Tata laksana sekolah

Hal ini meliputi:

a) Organisasi dan struktur pegawai tata usaha.

b) Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah.

c) Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah.

d) Masalah perlengkapan dan perbekalan.

e) Keuangan dan pembukuannya.

f) Korespodensi atau surat-menyurat.

g) Laporan-laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan).

Page 13: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

h) Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan dan pemberhentian

pegawai.

i) Pengisian buku pokok, klapper, rapor, dan sebagainya.

2. Personel guru dan pegawai sekolah

Hal ini meliputi antara lain:

a) Pengangkatan dan penempatan tenaga guru.

b) Organisasi personel guru-guru.

c) Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru.

d) Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru.

e) Konduite dan penilaian kemajuan guru-guru.

f) Inservice training dan up-gradding guru-guru.

3. Siswa

Hal ini meliputi antara lain:

a) Organisasi dan perkumpulan murid.

b) Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid.

c) Penilaian dan pengukuran kemajuan murid.

d) Bimbingan dan penyuluhan bagi murid-murid (guidance and

counseling)

4. Supervisi pengajaran

Hal ini meliputi antara lain:

a) Usaha membangkitkan dan mengembangkan semangat guru-guru dan

pegawai-pegawai tatausaha dalam menjalankan tugasnya masing-

masing sebaik-baiknya.

b) Usaha mengembangkan, mencari, dan mengggunakan metode-metode

baru dalam mengajar dan belajar yang lebih baik.

c) Mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang baik antara

guru, murid, dan pegawai tata usaha sekolah.

d) Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan

pengajaran.

e) Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru (inservice

training dan up-gradding)

Page 14: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

5. Pelaksanaan pembinaan kurikulum

a) Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum didalam

kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-

dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.

b) Menyusun dan melaksanakan organisaisi kurikulum beserta materi-

materi dan sumber-sumber, dan metode-metode pelaksanaanya

disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta

kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekolah.

c) Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus diturut begitu saja

dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun.

Kurikulum lebih merupakan pedoman bagi para guru dalam

menjalankan tugasnya. Dalam menggunakan kurikulum guru atau

pendidik, disamping menuruti dan mengikuti apa yang tercantum

didalamnya, berhak dan berkwajiban pula memilih dan menambah

materi-materi, sumber-sumber ataupun metode-metode pelakaksanaan

yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan lingkungan

masyarakat lingkungan sekolah, dan membuang serta mengurangi apa

yang dianggap sudah tidak sesuai lagi den gan kemajuan dan

kebutuhan masyarakat dan Negara pada umumnya. Itulah sebabnya

mengapa kurikulum perlu mendapat perhatian, dan pembinaan

kurikulum harus diusahakan dan dijalankan.

6. Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah

a) Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.

b) Mengusahakan, merencanakan, menggunakan biaya pendirian gedung

sekolah.

c) Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang,

asrama, lapangan olah raga, podium, kebun sekolah, dsb,. Serta

komposisinya satu sama lain.

d) Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang

efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinyu

Page 15: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

e) Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang

dibutuhkan.

D. Komponen-Komponen Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan, memberikan kewenangan penuh kepada pihak

sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,

mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen

pendidikan sekolah yang bersangkutan. Adapun komponen manajemen

pendidikan yaitu:

1. Manajemen Kesiswaan

Penerimaan siswa baru pada sekolah inklusi hendaknya memberi

kesempatan dan peluang kepada anak luar biasa untuk dapat diterima dan

mengikuti pendidikan di sekolah inklusi terdekat. Untuk tahap awal, agar

memudahkan pengelolaan kelas, seyogianya setiap kelas inklusi dibatasi

tidak lebih dari 2 (dua) jenis anak luar biasa, dan jumlah keduanya tidak

lebih dari 5 (lima) anak. Manajemen Kesiswaan bertujuan untuk

mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar-mengajar di

sekolah dapat berjalan lencar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan

yang diinginkan. Manajemen Kesiswaan meliputi antara lain: (1)

Penerimaan Siswa Baru; (2) Program Bimbingan dan Penyuluhan; (3)

Pengelompokan Belajar Siswa; (4) Kehadiran Siswa; (5) Mutasi Siswa;

(6) Papan Statistik Siswa; (7) Buku Induk Siswa.

2. Manajemen Kurikulum

Kurikulum mencakup kurikulum nasional dan kurikulum muatan

lokal. Kurikulum nasional merupakan standar nasional yang

dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan

kurikulum muatan lokal merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan

keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang disusun oleh Dinas Pendidikan

Propinsi dan/atau Kabupaten/Kota. Manajemen Kurikulum antara lain

meliputi: (1) Modifikasi kurikulum nasional sesuai dengan kemampuan

awal dan karakteristik siswa; (2) Menjabarkan kalender pendidikan; (3)

Page 16: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

Menyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas mengajar; (4)

Mengatur pelaksanaan penyusunan program pengajaran persemester dan

persiapan pelajaran; (5) Mengatur pelaksanaan penyusunan program

kurikuler dan ekstrakurikuler; (6) Mengatur pelaksanaan penilaian; (7)

Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas; (8) Membuat laporan kemajuan

belajar siswa; (9) Mengatur usaha perbaikan dan pengayaan pengajaran.

3. Manajemen Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan

mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau

memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

Tenaga kependidikan di sekolah meliputi Tenaga Pendidik (Guru),

Pengelola Satuan Pendidikan, Pustakawan, Laboran, dan Teknisi sumber

belajar. Guru yang terlibat di sekolah inklusi yaitu Guru Kelas, Guru

Mata Pelajaran (Pendidikan Agama serta Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan), dan Guru Pembimbing Khusus. Manajemen tenaga

kependidikan antara lain meliputi: (1) Inventarisasi pegawai; (2)

Pengusulan formasi pegawai; (3) Pengusulan pengangkatan, kenaikan

tingkat, kenaikan berkala, dan mutasi; (4) Mengatur usaha kesejahteraan;

(5) Mengatur pembagian tugas.

4. Manajemen Sarana-Prasarana

Di samping menggunakan sarana-prasarana seperti halnya anak

normal, anak luar biasa perlu pula menggunakan sarana-prasarana khusus

sesuai dengan jenis kelainan dan kebutuhan anak. Manajemen sarana-

prasarana sekolah bertugas merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi

kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan

sumbangan secara optimal pada kegiatan belajar-mengajar.

5. Manajemen Keuangan/Dana

Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang

menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama

komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang

Page 17: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

dilakukan sekolah memerlukan biaya. Dalam rangka penyelenggaraan

pendidikan, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk

keperluan: (1) Kegiatan identifikasi input siswa, (2) Modifikasi

kurikulum, (3) Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat, (4)

Pengadaan sarana-prasarana, (5) Pemberdayaan peranserta masyarakat,

dan (6) Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Pada tahap perintisan

sekolah , diperlukan dana bantuan sebagai stimulasi, baik dari pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah. Namun untuk penyelenggaraan

program selanjutnya, diusahakan agar sekolah bersama-sama orang tua

siswa dan masyarakat (Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah), serta

pemerintah daerah dapat menanggulanginya. Dalam pelaksanaannya,

manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi : (1)

Otorisator; (2) Ordonator; dan (3) Bendaharawan. Otorisator adalah

pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang

mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah

pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan

pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi

yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang

melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang serta

diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.

Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai Otorisator dan

dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun,

tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena

berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan

Bendaharawan, di samping mempunyai fungsi-fungsi Bendaharawan,

juga dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.

6. Manajemen Lingkungan (Hubungan Lembaga Pendidikan dengan

Masyarakat)

Sekolah sebagai suatu system social merupakan bagian integral

dari system social yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya

sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung

Page 18: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung

kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin

tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah,

akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut.

Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap

pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya

manusia pada daerah tersebut. Oleh karena itu, masyarakat hendaknya

selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat

hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut memiliki” sekolah di daerah

sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan

tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya

Kepala Sekolah dan Dewan Guru yang memikirkan maju mundurnya

sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya.

Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi

memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan

cara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik

program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun

yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang

jelas tentang sekolah yang bersangkutan.

E. Tujuan Pengelolaan Pendidikan

Perlunya pengelolaan dalam pendidikan adalah untuk mengantisipasi

perubahan global yang disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi

informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada

perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan

sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

informasi.

Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga

pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas pendidikan dalam

pengelolaannya. Sebab syarat untuk bisa bersaing adalah perbaikan yang

Page 19: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

berkelanjutan dalam organisasi, utamanya dalam peningkatkan pendidikan

sesuai konsep total kualitas terpadu (TQM) pada perguruan tinggi, seperti

diuraikan oleh Ralph G.Lewis dan Doughlas H.Smith, Total Quality in

Higher Education, 1994-p.63 bahwa setidaknya terdapat sembilan unsur yang

berkait yaitu: fokus pada kebutuhan pasar; punya performans yang tinggi

dalam semua bidang; punya sistem pencapaian kualitas; ada ukuran prestasi;

pengembangan nilai persaingan; anggota yang baik; perbaikan komunikasi

internal dan eksternal; pemberian reward; adanya proses review yang secara

berkelanjutan. Secara normatif penerapan kesembilan poin tersebut menjadi

ukuran dan titik tolak untuk membuat citra pendidikan yang lebih baik,

terutama pendidikan tinggi sebagai gudang ilmu pengetahuan dan teknologi

masa depan.

Dengan begitu maka tujuan dan manfaat manajemen perencanaan

pendidikan adalah:

1. Mengetahui permasalahan dalam rangka percepatan penuntasan Wajar 9

tahun.

2. Menyusun rencana dan merumuskan tujuan.

3. Mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dalam

perencanaan.

4. Sebagai acuan dalam penetapan anggaran pendidikan.

5. Sebagai alat pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan

khususnya dalam percepatan Wajar 9 tahun.

Selain itu, tujuan manajemen pendidikan; Pertama, terwujudnya

suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Inovative, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM); Kedua, terciptanya peserta didik

yang aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara; Ketiga,

terpenuhinya salah satu dari 4 kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan

(tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga

Page 20: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

kependidikan sebagai manajer); Keempat, tercapainya tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien; Kelima, terbekalinya tenaga kependidikan dengan

teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi

sebagai manajer pendidikan atau konsultan manajemen pendidikan);

Keenam, teratasinya masalah mutu pendidikan.

F. Pengelola Pendidikan

Dalam pelaksanaan pengelolaan, termasuk pengelolaan pendidikan/

sekolah, perlu seorang manajer/pemimpin/administrator yang berpandangan

luas dan berkemampuan, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun

sikap. Seorang manajer/ pemimpin/ administrator pendidikan/ sekolah

diharapkan:

a. Memiliki pengetahuan tentang administrasi pendidikan/sekolah yang

meliputi kegiatan mengatur: kesiswaan, kurikulum, ketenagaan, sarana-

prasarana, keuangan, hubungan dengan masyarakat dan kegiatan belajar-

mengajar.

b. Memiliki keterampilan dalam bidang: perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian pelaksanaan

kegiatan yang ada di bawah tanggungjawabnya.

c. Memiliki sikap:Memahami dan melaksanakan kebijakan yang telah

digariskan oleh pimpinan; Menghargai peraturan-peraturan serta

melaksanakannya; Menghargai cara berpikir yang rasional, demokratis,

dinamis, kreatif, dan terbuka terhadap pembaharuan pendidikan serta

bersedia menerima kritik yang membangun dan saling mempercayai

sebagai dasar dalam pembagian tugas.

Pelaksanaan format baru pengelolaan pendidikan dalam paradigma baru

pendidikan Nasional itu, maka Undang-undang Sisdiknas mengatur dengan

cermat tentang pengelolaan pendidikan dengan mengurangi peran dan

kewenangan pemerintah, yaitu peran yang lebih besar sebagai regulator,

fasilitator, evaluator, dan pengawas. Meskipun demikian masih ada beberapa

Page 21: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

sektor yang dapat dikelola oleh pemerintah )dan Pemerintah daerah) seperti

pengelolaan satuan pendidikan nonformal (pasal 52 ayat 1 Undang-undang

Sisdiknas: “Pengelolaan satuan Pendidikan nonformal dilakukan oleh Pemerintah

daerah dan atau mayarakat). Selain itu Pemerintah Kabupaten atau Kota

mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta satuan pendidikan

yang berbasis keunggulan lokal (pasal 50 ayat 5). Sedang pemerintah Propinsi

melakukan koordinasi atas penyelanggaraan pendidikan pengembangan tenaga

kependidikan lintas daerah kabupaten atau kota oleh tingkat pendidikan dasar dan

menengah (pasal 50 ayat 4). Khusus bagi perguruan tinggi diberi kewenangan

menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di

lembaganya (pasal 50 ayat 6). Meskipun sudah banyak kewenangan Pemerintah

(pusat) yang dilimpahkan kepada Pemerintah daerah dan kepada kesatuan

pendidikan, namun dalam pengelolaan sistem pendidikan Nasional tetap

meruapakan tanggung jawab Menteri, yaitu menteri yang bertangguang jawab

dalam bidang pendidikan Nasional. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Menteri

Pendidikan Nasional (Mendiknas). Dengan demikian Mendiknas bertanggung

jawab terhadap keseluruhan komponen pendidikan yang paling terkait secara

terpadu untuk mencapai tujuan nasional (pasal 1 butir 30 dan butir 3).

Selain dari fungsi dan peran sebagai penyelanggara satuan pendidikan bertaraf

internasional dan fungsi koordinator oleh pemerintah propinsi secara fungsi

pengelolaan pendidikan non formal dan pengelolaan pendidikan dasar dan

menengah oleh Pemerintah Kabupaten atau Kota, maka selebihnya Pemerintah

(dan pemerintah daerah) harus berkonsentrasi kepada fungsi sebagai regulator

(perumus kebijakan pendidikan nasional), fasilitator (menyediakan fasilits,

layanan dan kemudahan), evaluator ( mengevaluasi program studi dan atau satuan

pendidikan dan pengawas). Semuanya itu tanggung jawab Menteri.

Page 22: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelolaan pendidikan sebagai supaya untuk menerapkan kaidah-

kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan. Pengelolaan pendidikan pada

hakikatnya adalah fungsi untuk melakukan penataan semua kegiatan dalam

pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai dalam batas-batas kebijakan yang

telah ditentukan. Sebagai penyelenggara pendidikan, manajemen pendidikan

tidak menentukan kebijakan-kebijakan yang bersifat kelembagaan.

Tujuan dan manfaat pengelolaan pendidikan antara lain:

1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb).

2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

3. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan

(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai

manajer).

4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien

5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas

administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai pengelola atau

konsultan pengelolaan pendidikan)

6. Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu

disebabkan oleh pengelolaannya

7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan

akuntabel

8. Meningkatkan citra positif pendidikan

Page 23: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/01/makalah... · Web viewSuatu sistim pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,

B. SARAN

1. Seluruh stakeholder yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap sistem

dan proses pendidikan di Indonesia  seharusnya mengetahui dan

memahami seutuhnya tentang manajemen pendidikan mengingat

pentingnya manajemen pendidikan dalam keberhasilan pendidikan

2. Manajemen pendidikan di masa depan hendaknya dilakukan dengan

melakukan usaha bersama secara kolektif, efektif dan efisien serta

melakukan manajemen kurikulum dengan baik dan benar, sehingga tujuan

dan cita-cita pendidikan bisa terwujud.