library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewSuatu sistem...
-
Upload
nguyenminh -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewSuatu sistem...
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Gelinas dan Dull (2008, p12), sistem informasi adalah sistem yang dibuat
oleh manusia yang secara umum terdiri dari sekumpulan komponen-komponen berbasis
komputer yang terintegrasi dan juga komponen-komponen manual yang dibentuk untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan mengatur data serta menyediakan output informasi
untuk para penggunanya.
Menurut Hall (2007, p9), sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana
data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna.
Menurut Rainer dan Cegielski (2010, p38), sistem informasi adalah mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasiuntuk tujuan tertentu.
Berdasarkan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
kombinasi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang saling berinteraksi dalam
mengumpulkan, memproses, mengubah, menyebarkan, dan menyimpan informasi yang
dibutuhkan bagi pengguna.
2.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Gelinas dan Dull (2008, p14), SIA merupakan subsistem dari SI yang
bertujuan mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi terkait dengan aspek
keuangan suatu kejadian bisnis. Artinya , SIA membantu pihak manajemen dalam
pengambilan keputusan berkaitan dengan keuangan perusahaan.
MenurutHall (2007, p10), sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem yang
memproses transaksi keuangan dan non-keuangan yang berpengaruh secara langsung
terhadap pemrosesan transaksi keuangan.
Menurut Jones dan Rama (2009, p6), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sub
sistem dari Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan
keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi
akuntansi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah
kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang mengumpulkan dan mengolah
data keuangan menjadi suatu informasi yang berguna bagi pembuat keputusan.
7
8
2.2.1 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6) dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi akuntansi terdiri dari enam komponen, yaitu:
1. Orang, yang mengoperasikan sistem dan menampilkan berbagai fungsi.
2. Prosedur dan Instruksi, baik manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan
pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi.
3. Data, tentang organisasi dan proses bisnis organisasi.
4. Perangkat Lunak, digunakan untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur Teknologi Informasi, termasuk komputer, peralatan peripheral,
dan peralatan jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan mentransformasikan data dan informasi.
6. Pengendalian Internal dan Pengukuran Keamanan, uang menjaga keamaan data
dalam sistem informasi akuntansi.
2.2.2 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p7), kerjasama dari keenam komponen
sistem informasi akuntansi sebagaimana yang telah disebutkan diatas
memungkinkan sistem informasi akuntansi untuk memenuhi 3 fungsi bisnis yang
penting yaitu :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas organisasi, sumber
daya dan personal.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna untuk mengambil keputusan
sehingga manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan
mengevaluasi aktivitas, sumber daya, dan personal.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk melindungi aset organisasi,
termasuk datanya, untuk menjamin bahwa aset dan data tersedia ketika
dibutuhkan dan datanya akurat serta dapat diandalkan.
Menurut Jones dan Rama (2009, p7-8) kegunaan sistem informasi akuntansi adalah:
1. Membuat Laporan Eksternal
Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan
laporan khusus untuk memuaskan informasi yang dibutuhkan oleh para
investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lain.
9
2. Mendukung Aktivitas Rutin
Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk menangani
aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan itu. Contohnya
antara lain menerima pesanan pelanggan, mengirimkan barang dan jasa,
membuat faktur penagihan pelanggan, dan menagih kas ke pelanggan. Sistem
komputer mahir menangani transaksi-transaksi yang berulang, dan banyak
paket peranti lunakakuntansi yang mendukung fungsi-fungsi yang rutin ini.
3. Mendukung Pengambilan Keputusan
Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak
rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya antara lain
mengetahui produk-produk yang penjualannya bagus dan pelanggan mana yang
paling banyak melakukan pembelian. Informasi ini sangat penting untuk
merencanakan produk baru, memutuskan produk-produk apa yang harus ada di
persediaan, dan memasarkan produk kepada para pelanggan.
4. Perancanaan dan Pengendalian
Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh
sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan angka anggaran
dengan jumlah yang aktual.
5. Menerapkan Pengendalian Internal
Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindung aset-
aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan
data keuangan. Dimungkinkan untuk membangun pengendalian kedalam suatu
sistem infromasi akuntansi yang terkomputerisasi untuk membantu mencapai
tujuan ini.
2.2.3 Siklus Sistem Informasi Akuntansi
Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2006, p30), siklus pemrosesan
transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga
penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi ke dalam
lima subsistem, yaitu :
1. Siklus Pendapatan, yang terjadi dari transaksi penjualan dan penerimaan kas.
10
2. Siklus Pengeluaran, yang terjadi dari peristiwa pembelian dan pengeluaran kas.
3. Siklus Sumber Daya Manusia, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan
dengan perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja.
4. Siklus Produksi, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan
pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang siap dipasarkan.
5. Siklus Keuangan Perusahaan, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan
dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.
Menurut Jones dan Rama (2009, p22), proses bisnis dapat disusun menjadi tiga
siklus utama:
1. Siklus Pemerolehan/Pembelian, yang mengacu pada proses pembelian barang
dan jasa.
2. Siklus Konversi, yang mengacu pada proses mengubah sumber daya yang
diperoleh menjadi barang-barang dan jasa.
3. Siklus Pendapatan, yang mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa
untuk pelanggan
2.3 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam laporan keuangan, karena
dalam melakukan suatu aktivitas usaha, manajemen perusahaan tentu ingin mengetahui
nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode akutansi yang diakui
sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007, p23) Pendapatan adalah arus masuk
bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periode yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto manfaat ekonomi yang diterima oleh
perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih untuk dan atau atas nama pihak
ketiga bukan merupakan pendapatan karena tidak menghasilkan manfaat ekonomi bagi
perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
11
2.4 Siklus Pendapatan
Menurut Jones dan Rama (2009, p4) siklus pendapatan (revenue cycle)adalah proses
menyediakan barang atau jasa untuk para pelanggan dan menagih uangnya. Siklus
pendapatan dari berbagai jenis organisasi yang berbeda adalah sama dan meliputi
beberapa atau semua operasi berikut ini :
1. Merespon pertanyaan pelanggan. Pertanyaan pelanggan bisa ditangani oleh tenaga
penjual. Di beberapa industri (misalnya, komputer dan peranti lunak), produk-
produknya bersifar kompleks. Tenaga penjuakan memainkan peran penting dalam
membantu para pelanggan untuk memahami suatu produk perusahaan dan memilih
produk yang sesuai untuknya.
2. Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menyediakan barang dan jasa di masa
yang akan datang. Contoh dari perjanjian tersebut meliputi pesanan pelanggan untuk
produk atau jasa serta kontrak antara perusahaan dengan pelanggan untuk penyerahan
barang atau jasa di masa depan. Karyawan penting di dalam fungsi ini adalah petugas
pencatat pesanan dan tenaga penjualan.
3. Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan. Fungsi ini sangat penting
dalam proses pendapatan. Untuk jasa, karyawan pentingnya adalah para penyedia
layanan. Untuk barang, petugas gudang dan pengiriman memainkan peran yang aktif.
4. Mengakui klaim atas barang atau jasa yang disediakan. Pada kejadian ini, perusahaan
mengakui klaimnya terhadap pelanggan dengan mencatat piutang dan menagih
pelanggan.
5. Menerima kas. Pada suatu waktu dalam siklus pendapatan, kas diperoleh dari
pelanggan
6. Menyetor kas ke bank. Agen yang terlibat disini adalah kasih dan bank.
7. Menyusun laporan. Berbagai macam laporan mungkin dibuat untuk siklus pendapatan.
Contohnya mencakup daftar pesanan, daftar pengiriman, dan daftar penerimaan kas.
Menurut Sampurno (2009, p115) Data flow diagram dari sebuah siklus pendapatan
logis yang selanjutnya akan diproses dengan sistem database dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan.
Pelanggan bisa menghubungi perusahaan melalui telepon, surat, atau datang langsung.
Departemen penjualan mencatat perincian penting dari peristiwa ini pada pesanan
penjualan. Informasi ini memicu beberapa aktivitas lainnya.
12
2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah mengesahkan transaksi dengan
meminta persetujuan kredit untuk pelanggan.
3. Saat kredit disetujui, informasi penjualan akan dilanjutkan ke proses penagihan,
gudang, dan pengiriman.
4. Langkah selanjutnya adalah mengirim barang, yang harus dilakukan segera setelah
persetujuan kredit diperoleh. Jika waktu tunggu terlalu lama, pelanggan kemungkinan
akan membatalkan pesanan dan pergi ke tempat lain. Proses pengiriman
merekonsiliasi barang yang diterima dari gudang dengan informasi penjualan yang
sudah diterima. Rekonsiliasi ini digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan
mengirimkan barang yang tepat ke pelanggan. Jika semua kondisi sudah sesuai dengan
pesanan, barang akan dikemas dan dikirim ke pelanggan melalui perusahaan
pengiriman barang. Kemudian informasi pengiriman akan diteruskan ke proses
penagihan.
5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen berhubungan dengan
transaksi tersebut seperti produk, harga, biaya pengurusan, angkutan, pajak, dan
ketentuan potongan harga dan menagih pelanggan. Proses penagihan kemudian
mengirim informasi ini ke proses piutang dagang dan proses pengendalian persediaan.
6. Bagian piutang dagang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam
pos transaksi pelanggan.
7. Sama halnya, bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian
penagihan untuk menyesuaikan record persediaan untuk mencerminkan penurunan
persediaan.
8. Secara berkala aktivitas seperti pada proses batch, harian, mingguan, bulanan,
proses penagihan, piutang dagang, dan pengendalian persediaan mengirim semua
informasi ke proses buku besar umum. Hal ini termasuk (1) total penjualan dari
penagihan, (2) total kenaikan piutang dagang, dan (3) total penurunan persediaan.
Berdasarkan informasi tersebut, buku besar umum memproses ke pos transaksi
pengendali yang dipengaruhi oleh transaksi penjualan selama periode berjalan. Proses
buku besar umum yang merupakan rekonsiliasi rangkuman dikompilasi secara
independen untuk mengidentifikasi kesalahan pencatatan.
13
2.4.1 Informasi yang Dibutuhkan dalam Siklus Pendapatan
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p382–383), dapat disimpulkan bahwa,
informasi yang dibutuhkan dalam siklus pendapatan yaitu :
1. Waktu respon ke pertanyaan pelanggan mengenai account balance dan status
order.
2. Memutuskan apakah akan memperpanjang kredit kepada pelanggan tertentu.
3. Menentukan ketersediaan persediaan.
4. Memilih metode untuk pengiriman produk atau jasa.
5. Waktu yang dibutuhkan untuk menginput dan mengirimkan order.
6. Persentasi penjualan yang dibutuhkan untuk order kembali.
7. Tingkat dan tren kepuasan pelanggan.
8. Analisis pasar saham dan tren penjualan.
9. Analisisprofitability melalui produk, pelanggan dan wilayah penjualan.
10. Volume penjualan baik dalam dolar dan jumlah pelanggan.
11. Efektifitas iklan dan promosi.
12. Kinerja staff penjualan.
13. Beban tak tertagih dan kebijakan kredit.
2.4.2 Metode Pengakuan Pendapatan dalam Kontrak Kontruksi
Ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak kontruksi jangka
panjang yang diakui oleh profesi akuntansi :
1. Metode Persentase Penyelesaian
Dalam metode ini pendapatan dan laba kotor diakui pada setiap periode,
didasarkan atas kemajuan dalam pembangunan, yaitu presentase dari
penyelesaian. Biaya pembangunan ditambah laba kotor yang diperoleh
diakumulasikan ke dalam perkiraan persediaan (Bangunan dalam pelaksanaan)
dan kemajuan penagihan diakumulasikan dalam perkiraan lawan persediaan
(Penagihan atas bangunan dalam pelaksanaan).
2. Metode Kontrak Selesai
Dalam metode ini pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada waktu
kontrak diselesaikan. Biaya-biaya pembangunan diakumulasikan ke dalam
perkiraan persediaan (Bangunan dalam pelaksanaan) dan kemajuan penagihan
14
diakumulasikan dalam perkiraan lawan persediaan (Penagihan atas bangunan
dalam pelaksanaan).
2.5 Pengertian Penjualan Kredit
Menurut Boynton et.al yang diterjemahkan oleh Rajoe, A.P., Gania, G. dan Budi, I.S.
(2004, p20), Penjualan kredit dapat dilakukan secara over-the-counter, atau melalui
telepon, surat, representatif penjualan traveling, fax, atau pertukaran data elektronik.
Barang-barang dapat diambil sendiri oleh pelanggan atau dikirimkan oleh penjual.
2.5.1 Dokumen dan Catatan yang Digunakan
Menurut Boynton et.al yang diterjemahkan oleh Paul A.Rajoe, Gina Gania dan
Ichasan Setio Budi (2004, p21), sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh
perusahaan besar dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit seringkali mencakup
hal–hal berikut:
a. Pesanan pelanggan. Permintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima
langsung dari pelanggan atau wiraniaga. Pesanan ini dapat berupa formulir yang
disiapkan oleh penjual atau formulir pesanan pembelian dari pembeli.
b. Pesanan Penjualan. Formulir yang menunjukkan deskripsi, kuantitas, dan data
lainnya yang berkaitan dengan pesanan pelanggan. Pesanan ini berfungsi sebagai
dasar dimulainya transaksi dan pemrosesan internal atas pesanan pelanggan oleh
penjual.
c. Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukkan rincian dan
tanggal setiap pengiriman. Dokumen ini dapat berupa bill of lading, yang
berfungsi sebagai pemberitahuan formal atas penerimaan barang yang
dikirimkan oleh kurir. Dokumen pengiriman lainnya termasuk slip pengepakan
yang merinci item-item yang dikirimkan.
d. Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk
jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan. Formulir ini digunakan
untuk menagih pelanggan dan memberikan dasar untuk mencatat penjualan.
e. Daftar harga yang diotorisasi.Daftar atau file induk komputer yang berisi harga
barang-barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual.
f. File transaksi penjualan. File komputer yang berisi transaksi penjualan yang
telah diselesaikan. File ini digunakan untuk mencetak faktur penjualan, jurnal
penjualan, dan memperbarui file induk piutang usaha, persediaan, buku besar.
g. Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan
15
h. File induk pelanggan. File yang berisi informasi tentang pengiriman dan
penagihan pelanggan serta batas kredit pelanggan.
i. File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo
dari setiap pelanggan. File ini berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku
pembantu piutang.
j. Laporan bulanan pelanggan. Laporan yang dikirimkan ke setiap pelanggan yang
menunjukkan saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, saldo akhir.
2.6 Pengendalian Internal
2.6.1 Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Jones dan Rama (2009, p132), pengendalian internal (internal control)
adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan
personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan
terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut : efektivitas dan
efisiensi operasi; keandalan pelaporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
Menurut Hall (2007, p180), pengendalian internal adalah berbagai teknik dan
metode pemrosesan data yang dibangun dan dikembangkan sebagai tanggung
jawab dari manajemen, untuk memberikan jaminan yang masukakal bahwa tujuan
perusahaan dapat tercapai.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p229), pengendalian internal adalah
rencana organisasi dan metode bisnis yang akurat dan andal, mendorong dan
memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan
kebijakan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal
adalah suatu proses berupa kebijakan dan prosedur yang dibuat dan dijalankan oleh
seluruh dengan tujuan agar dapat menjaga aset perusahaan guna meningkatkan
kepercayaan dan akurasi data, sehingga dapat menjalankan kegiatan operasional
secara efisien.
16
2.6.2 Komponen Pengendalian Internal
Menurut Hall (2007, p186), Pengendalian intenal yang dijelaskan dalam SAS
78 terdiri atas lima komponen : lingkungan pengendalian, penilaian resiko,
informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian (control environment) adalah dasar dari empat
komponen pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian menentukan arah
perusahaan dan mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan
karyawan. Berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah :
a. Integritas dan nilai etika manajemen.
b. Struktur organisasi.
c. Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada.
d. Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya.
e. Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas.
f. Metode manajemen untuk menilai kinerja.
g. Pengaruh ekternal, seperti pemeriksaan oleh badan pemerintah.
h. Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya
manusianya.
2. Penilaian resiko
Perusahaan harus melakukan penilaian resiko (risk assessment) untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan
dengan laporan keuangan. Resiko dapat muncul atau berubah berdasarkan
berbagai kondisi, seperti :
a. Perubahan dalam lingkungan operasional yang membebankan tekanan baru
atau perubahan tekanan atas perusahaan.
b. Personel baru yang memiliki pemahaman yang berbeda atau tidak memadai
atas pengendalian internal.
c. Sistem informasi baru atau yang baru direkayasa ulang, yang
mempengaruhi pemrosesan transaksi.
d. Pertumbuhan signifikan dan cepat yang menghambat pengendalian internal
yang ada.
e. Implementasi teknologi baru ke dalam proses produksi atau sistem
informasi yang berdampak pada pemrosesan transaksi.
17
f. Pengenalan lini produk atau aktivitas baru hingga pihak manajemen hanya
memiliki sedikit pengalaman tentangnya.
g. Restrukturisasi organisasional yang menghasilkan pengurangan dana/atau
realokasi personel sedemikian rupa hingga operasi bisnis dan pemrosesan
transaksi terpengaruhi.
h. Memasuki pasar asing yang berdampak pada operasional (contohnya,
resiko yang berhubungan dengan transaksi dengan mata uang asing).
i. Adopsi suatu prinsip akuntansi baru yang berdampak pada pembuatan
laporan keuangan.
3. Informasi dan komunikasi
Kualitas suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntasi
berdampak pada kemampuan pihak manajemen untuk mengambil tindakan serta
membuat keputusan dalam hubungannya dengan operasional perusahaan, serta
membuat laporan keuangan yang andal. Sistem informasi yang efektif akan :
a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid.
b. Memberikan informasi secara tepat waktu mengenai berbagai transaksi dalam
perincian yang memadai untuk memungkinkan klasifikasi serta laporan keuangan.
c. Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar pengaruhnya dapat
dicatat dalam laporan keuangan.
d. Secara akurat mencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya.
4. Pengawasan
Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain
pengendalian internal serta operasinya berjalan. Hal ini dapat diwujudkan melalui
beberapa prosedur terpisah atau melalui aktivitas yang berjalan.
5. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakan dan prosedur
yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk
mengatasi resiko perusahaan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori yang berbeda :
a. Pengendalian Komputer. Pengendalian komputer adalah hal yang penting.
Pengendalian ini, yang secara khusus berhubungan dengan lingkungan IT dan
18
audit aplikasi. Pengendalian umum (general control) berkaitan dengan perhatian
pada keseluruhan perusahaan, seperti pengendalian atas pusat data, basis data
perusahaan, pengembangan sistem, dan pemeliharaan program. Pengendalian
aplikasi (application control) memastikan integritas sistem tertentu seperti aplikasi
pemrosesan pesanan penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggajian.
b. Pengendalian Fisik. Jenis pengendalian ini terutama berhubungan dengan aktivitas
manusia yang digunakan dalam sistem akuntansi. Aktivitas ini dapat benar-benar
manual, seperti penjagaan aktiva secara fisik, atau dapat melibatkan penggunaan
komputer untuk mencatat berbagai transaksi atau pembaruan akun. Pengendalian
fisik berkaitan dengan logika komputer yang sesungguhnya melakukan pekerjaan
akuntansi ini. Enam kategori aktivitas pengendalian fisik, yaitu : otorisasi
transaksi, pemisahan fungsi, supervisi, pencatatan akuntansi, pengendalian akses,
dan verifikasi independen.
2.7 Anggaran
2.7.1 Pengertian Anggaran
Menurut Rudianto (2009, p3), Anggaran adalah rencana kerja organisasi di
masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2008, p6), Anggaran adalah
suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab
manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
MenurutGarrison,Norren,danBrewer(2006, p4), Anggara (budget) adalah
rencanaterperinci tentang pemrolehandan penggunaan sumber daya keuangan dan
sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana
yang terinci dan sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam suatu
periode tertentu.
2.7.2 Manfaat Anggaran
Menurut Gorrison, Noreen, Brewer (2006, p5) manfaat anggaran adalah sebagai
berikut :
a. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen kepada seluruh
organisasi.
b. Anggaran memaksa manajemen untuk memikirkan dan merencanakan masa
depan.
19
c. Proses penganggaran dapat mengungkap adanya potensi masalah sebelum
masalah itu terjadi.
d. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian
dari organisasi agar dapat digunakan lebih efektif.
e. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara
mengintegrasikan rencana ke berbagai bagian.
2.8 System Analysis and Design
2.8.1 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Satzinger et al. (2010, p4), “Systems analysis mean the process of
understanding and specifying in detail what the information system should
accomplish”. Artinya analisis sistem adalah suatu proses untuk memahami dan
mengerti sistem informasi secara rinci untuk merekomendasikan sistem informasi
bagaimana selanjutnya. Sedangkan Menurut Romney dan Steinbart (2006, p792),
“System analysis is a rigorous and systematic approach to decision making,
characterized by acomprehensive definition of available alternatives and exhaustive
analysts of marits of each alternatives as a basis for choosing the best alternatives”.
Artinya, analisis sistem adalah sebuah pendekatan yang teliti dan sistematis untuk
pengambilan keputusan, merupakan definisi dari alternatif yang ada dan analisis
yang mendalam mengenai alternatif yang pantas sebagai sebuah dasar memilih
alternatif yang terbaik.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah sebuah
proses untuk memahami dan mengerti sistem informasi yang mendukung dalam
pengambilan keputusan untuk merekomendasikan sistem baru yang selanjutnya
akan berguna bagi perancang sistem.
2.8.2 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Satzinger ed al (2010, p4), “Systems design mean the process of
specifying in detail how the many components of the information system should be
physically implemented”. Artinya, perancangan sistem adalah proses menentukan
secara rinci bagaimana komponen-komponen dari sistem informasi harus
diimplementasikan secara fisik. Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2006,
p792), “System design is the process of preparing detailed specification for the
development of the new information systems”. Artinya, perancangan sistem adalah
20
proses menyiapkan spesifikasi secara rinci untuk pengembangan sistem informasi
yang baru.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah suatu
proses penyiapan secara rinci terhadap komponen-komponen sistem informasi
untuk pengembangan sistem informasi yang baru.
2.9 Object-Oriented Analysis and Design
Menurut Satzinger (2010, p60), “Object-Oriented Analysis (OOA) is defining all of the
type of objects that do the work in the system and showing what use cases are required to
completed tasks”. Artinya, analisis berorientasi pada objek adalah semua jenis objek yang
melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukan interaksi pengguna apa yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Sedangkan “Object-Oriented Design (OOD) is defining all of the type of objects
necessary to communicate with people and devices in system, showing how object interact
to complete tasks, and refining the definition of each type of object so it can be
implemented with a specific language or environment”. Artinya, Perancangan berorientasi
pada objek adalah semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang
dan perangkat dalam sistem, menunjukan bagaimana objek berinteraksi untuk
menyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi dari masing-masing jenis objek
sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa tertentu atau lingkungan. Dan “Object-
Oriented Programming (OOP) mean writing statement in programming language to
define what each type of object does, including the messages that objects send to each
other”.Artinya, OOP adalah menuliskan laporan dalam bahasa pemrograman untuk
mendefinisikan apa yang setiap jenis objek ini termasuk pesan bahwa pengirim satu sama
lain.
2.10 Unified Model Language (UML)
Menurut Rama & Jones (2009, p78), Unified Modeling Language (UML) adalah
bahasa yang digunakan untuk menspesifikasikan, memvisualisasikan, membangun, dan
mendokumentasikan sebuah sistem informasi.
Menurut Satzinger (2005, p48) Unified Modeling Language (UML) merupakan
suatu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk
pengembangan berorientasi objek. Yang artinya bahwa Unified Modeling Language
(UML) adalah sebuah bahasa yang menjadi standar untuk merancang model sebuah
sistem.
21
2.11Unified Process (UP)
Menurut Satzinger (2010, p61), Unified Process (UP) merupakan
metodologipengembangan sistemberorientasi obyekyang ditawarkan oleh IBM’s
Rational Software.
Gambar 2.1 UP life cycle with phases, iterations, and disciplines
Sumber : (Satzinger , 2010, p62)
Systems Development Methodology adalah pedoman untuk mengikuti penyelesaian
setiap kegiatan dalam pengembangan sistem, termasuk spesific models, tools, dan
techniques. Models merupakan suatu representasi dari sebuah aspek penting dari dunia
nyata. Tools adalah software pendukung yang membantu membuat model atau
komponen lain yang diperlukan dalam proyek. Techniques adalah suatu pedoman
koleksi yang membantu seorang analis menyelesaikan kegiatan pengembangan sistem
atau tugas.
2.12 The Systems Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Satzinger(2010, p38) Systems Development Life Cycle (SDLC) adalah
seluruh proses yang membangun, menyebarkan, menggunakan, dan memperbarui sistem
informasi.
Gambar 2.2 Information systems development phases
Sumber : ( Satzinger, 2010, p40)
22
Tabel 2.1 SDLC phases and objectives
Sumber : (Satzinger, 2010, p40)
2.13 Activity Diagram
Menurut Satzinger (2010, p141), activity diagram hanyalah sebuah diagram alur
kerja yang menggambarkan akitivitas-aktivitas pengguna dan aliran sekuensialnya.
Terdapat beberapa simbol dalam menggambarkan activity diagram, yaitu :
a. Synchronization bar : merupakan notasi yang digunakan untuk mengontrol
pemisahan atau penyatuan dari jalur yang berurutan.
b. Swimlane : merupakan suatu daerah persegi dalam activity
diagram yang mewakili aktivitas-aktivitas yang
diselesaikan agen tunggal.
c. Starting avtivity (Pseudo) : merupakan notasi yang menandakan dimulainya
sebuah aktivitas.
d. Transition arrow : merupakan garis penunjuk panah yang
menggambarkan transisi dari suatu aktivitas dan arah
dari suatu aktivitas.
23
e. Activity : merupakan notasi yang menggambarkan suatu
aktivitas.
f. Ending avtivity (Pseudo) : merupakan notasi yang menandakan berakhirnya
sebuah aktivitas.
Gambar 2.3 Activity diagram symbols
Sumber : (Satzinger, 2010, p142)
2.14 Event Table
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p168), event table adalah sebuah
pedoman use case daftar peristiwa dalam baris dan potongan kunci informasi setiap
peristiwa dalam kolom.
Gambar 2.4 Information about each event and the resulting use case in an event table
Sumber : (Satzinger, 2010, p169)
24
Penjelasan bagian dari event table adalah sebagai berikut :
a. Event : kejadian pada waktu dan tempat tertentu, dapat digambarkan, dan
harus diingat oleh sistem.
b. Trigger : tanda yang memberitahukan sistem bahwa telah terjadi peristiwa.
Untuk peristiwa eksternal, trigger merupakan datangnya data yang
harus diproses oleh sistem. Contohnya, ketika pelanggan melakukan
pesanan, maka rincian pesanan baru sebagai input. Untuk peristiwa
sementara, trigger merupakan titik waktu. Contohnya, pada akhir
setiap hari kerja, sistem telah mengetahui waktu untuk menghasilkan
laporan ringkasan transaksi.
c. Source : agen eksternal yang memberikan data ke sistem.
d. Response : output dari sistem. Ketika sistem menghasilkan laporan ringkasan
transaksi, laporan tersebut merupakan outputs. Satu use case dapat
menghasilkan beberapa responses. Contoh, ketika sistem membuat
pesanan baru, maka konfirmasi pesanan diberikan kepada pelanggan,
rincian pesanan diberikan kepada bagian pengiriman, dan catatan
transaksi diberikan kepada bank.
e. Destination : tempat di mana beberapa response telah dikirim. Kadang-kadang use
case tidak menghasilkan response sama sekali. Contoh, jika pelanggan
ingin melakukan update informasi akun, informasi tersebut tersimpan
dalam database, tapi tidak dibutuhkan output untuk dihasilkan.
Mencatat informasi dalam database merupakan bagian dari use case.
25
2.15 Class Diagram
Menurut Satzinger (2010, p60), class diagram adalah model grafis yang digunakan
dalam berorientasi objek pendekatan untuk menunjukkan kelas benda dalam sistem.
Notasi untuk class diagram yaitu :
1. Class yang berisi atribut dan method.
Gambar 2.5 The UML domain class symbol with name and attributes
Sumber : (Satzinger, 2010, p187)
2. Struktur relasi pada class diagram, yaitu:
a. Asosiasi adalah hubungan umum antar class.
Gambar 2.6 A simple domain model class diagram.
Sumber : (Satzinger, 2010, p188)
b. Agregasi adalah relasi yang menggambarkan class bagian dari class lain.
c. Multiplicity atau hubungan antara objek dengan objek yang lain pada class
diagram.
Gambar 2.7 Multiplicity of accociations.
26
Sumber : (Satzinger, 2010, p188)
d. Generalisasi adalah pengelompokkan beberapa class secara umum.
Gambar 2.8A generalization / specialization hierarchy for motor vehicles
Sumber : (Satzinger, 2010, p190)
2.16 Statechart Diagram
Menurut Satzinger (2005, p214), statechart diagram adalah Diagram yang
menunjukkan life dari sebuah objek pada states dan transisi. Statechart menggambarkan
sekumpulan state dari setiap objek. Statechart juga digunakan dalam perancangan untuk
mengidentifikasi berbagai macam state dari sistem itu sendiri dan event yang dapat
diproses.
Gambar 2.9 Final statechart for OrderItem
Sumber : (Satzinger, 2005, p244)
27
2.17 Use Case Diagram
Menurut Satzinger (2010, p242), use case diagram adalah sebuah diagram yang
menunjukkan berbagai peran pengguna dan bagaimana peran mereka menggunakan
sistem. Kasus penggunaan sendiri dilambangkan oleh oval dengan nama use case
didalamnya. Garis yang menghubungkan aktor dengan use case menunjukan bahwa
aktor memanfaatkan penggunaan sistemnya. Pelaku juga dapat menggunakan sistem lain
yang langsung menunjukan antar muka dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Gambar 2.10 A simple use case with an actor.
Sumber : (Satzinger, 2010, p243)
Otomatisasi batasan dan organisasi yang ditunjukan di dalam use case diagram
memperluas penggunaan diagram sama halnya dengan aktor-aktor lain dan
menggunakan kasus.
Gambar 2.11 A simple use case diagram of the Order-entry subsytem for RMO
show a system boundary.
28
Sumber : (Satzinger, 2010, p243)
2.18 Use Case Description
Menurut Satzinger (2010, p171), use case description adalah deskripsi yang berisi
daftar rincian proses untuk use case.
Gambar 2.12 Intermediate description of the telephone order scenario for Create
new order.
Sumber : (Satzinger, 2010, p172)
29
2.19 System Sequence Diagram
Menurut Satzinger (2010, p242), system sequence diagram adalah diagram yang
menunjukkan urutan pesan antara aktor eksternal dan sistem selama usecase atau
skenario.
Gambar 2.13 Samplesystem sequence diagram
Sumber : (Satzinger, 2010, p253)
Gambar 2.14 SSD for the Create new customer use case.
30
Sumber : (Satzinger, 2010, p434)
2.20 User Interface
User Interface menurut Satzinger, JacksonMenurut Satzinger, dan Burd (2005,
p442) adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk
membuat input dan output. menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi baru
mempengaruhi banyak sistem informasi yang ada lainnya, dan analisis harus
memastikan bahwa mereka semua bekerja bersama-sama. Beberapa interface sistem link
sistem organisasi internal, merupakan sistem lain antarmuka dengan sistem eksternal,
seperti pemasok atau rumah pelanggan. Dalam kasus lain, sistem baru perlu
berkomunikasi dengan aplikasi bahwa organisasi telah dibeli dan di-install. Dalam
setiap kasus hanya terdaftar, analisis harus memiliki informasi tentang setiap sistem
yang akan menyentuh sistem baru.
Sistem juga harus berinteraksi dengan pengguna baik didalam maupun diluar
organisasi. User interface yang lebih dari sekedar layar, itu adalah merupakan pengguna
yang datang ke dalam kontrak dengan saat menggunakan sistem, konseptual, dan fisik.