BAB II Plant Survey

10
BAB II HASIL KUNJUNGAN II.1. Profil Perusahaan Perusahaan textile pembuatan kaos pesanan merupakan , yang diprakasai oleh Dra.Hj.Endang Hening Wahyuni, M.Si. Bertempat di Jl. Raya bogor, Gg. Veteran, Susukan, Jakarta Timur, merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi pakaian. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakaian baik kaos, jacket, sweter, celana, dll. Perusahaan ini terletak di atas tanah pekarangan kurang lebih 400m² dengan jumlah karyawan 25 orang. Perusahaan ini merupakan perusahaan rumahan (home industry) yang sedang berkembang, semua proses produksi pada saat ini dilakukan secara manual dan hanya beberapa yang dilakukan dengan mesin. Perusahaan ini hanya aktif memproduksi pakaian berdasarkan permintaan konsumen. Rata-rata produksi mencapai +/- 100 pakaian per hari, apabila permintaan pasar meningkat, target produksi juga akan ditingkatkan. Kegiatan produksi dilaksanakan oleh 25 orang karyawan dengan waktu bekerja dimulai pukul 08.00-17.00 WIB yang berlangsung selama 7 hari dan kadang disesuaikan dengan target produksi. Perusahaan ini belum mempunyai tunjangan kesehatan bagi karyawan. Namun perusahan ini memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan rutin setiap bulannya. II.2. Alur produksi

Transcript of BAB II Plant Survey

BAB IIHASIL KUNJUNGANII.1. Profil PerusahaanPerusahaan textile pembuatan kaos pesanan merupakan , yang diprakasai oleh Dra.Hj.Endang Hening Wahyuni, M.Si. Bertempat di Jl. Raya bogor, Gg. Veteran, Susukan, Jakarta Timur, merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi pakaian.Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakaian baik kaos, jacket, sweter, celana, dll. Perusahaan ini terletak di atas tanah pekarangan kurang lebih 400m dengan jumlah karyawan 25 orang. Perusahaan ini merupakan perusahaan rumahan (home industry) yang sedang berkembang, semua proses produksi pada saat ini dilakukan secara manual dan hanya beberapa yang dilakukan dengan mesin. Perusahaan ini hanya aktif memproduksi pakaian berdasarkan permintaan konsumen. Rata-rata produksi mencapai +/- 100 pakaian per hari, apabila permintaan pasar meningkat, target produksi juga akan ditingkatkan.Kegiatan produksi dilaksanakan oleh 25 orang karyawan dengan waktu bekerja dimulai pukul 08.00-17.00 WIB yang berlangsung selama 7 hari dan kadang disesuaikan dengan target produksi.Perusahaan ini belum mempunyai tunjangan kesehatan bagi karyawan. Namun perusahan ini memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan rutin setiap bulannya.

II.2. Alur produksiAdapun alur produksi dari Perusahaan textile pembuatan kaos pesanan adalah sebagai berikut :1. Pembuatan SampelAlur produksi dimulai dengan pembuatan sampel. Sampel berupa model pakaian yang diajukan oleh konsumen yang akan dibuatkan pola dan modelnya.2. Pemesanan BahanAlur kedua adalah pemesan bahan dalam jumlah yang telah ditentukan ke host yang selanjutnya bahan yang telah datang disimpan di gudang penyimpanan. Di dalam gudang terasa panas dengan ventilasi yang kurang.3. Inspeksi BahanInspeksi dilakukan di gudang penyimpanan. Bahan harus memenuhi 28 persyaratan untuk memenuhi standar. Jika ditemukan cacat pada bahan maka akan ditandai dengan stiker tanda panah merah. Petugas pada tahap ini berjumlah tiga orang. Sarana yang digunakan adalah meja dengan tinggi kurang lebih 1 meter dengan kemiringan 45. Bahan yang akan diperiksa ditaruh diatas meja yang secara otomatis bahan akan melewati meja dan tergulung kembali. Pekerja menginspeksi bahan secara seksama untuk melihat adanya cacat. Hal ini dilakukan dalam waktu yang singkat dan berulang-ulang sehingga akan terdapat gerakan bola mata yang repetitif. Pekerja melakukan inspeksi dalam posisi berdiri tegak dengan pencahayaan bersumber dari lampu neon 40 watt yang ada dibalik meja dan ruangan. Setelah bahan melewati proses inspeksi, kemudian bahan yang memenuhi syarat akan masuk ke dalam proses produksi.4. Proses Pembuatan PolaProses pembuatan pola dilakukan oleh 1 orang pekerja. pembuatan pola bahan dikerjakan dengan pensil dan penggaris secara manual sesuai model pakaian yang akan diproduksi. Kegiatan ini dilakukan dengan posisi duduk dan berdiri. 5. CuttingProses selanjutnya adalah cutting dan marker. Proses cutting dilakukan secara manual menggunakan gunting dan sebagian menggunakan mesin cutting, dimana alat cukup tajam dan pekerja melakukan proses ini dengan cepat dan repetitif. Pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti masker ataupun sarung tangan.6. Proses Pembuatan Manset dan InterliningPada proses ini, dilakukan pemotongan dengan mesin berat. Kemudian dilakukan pressing dengan menggunakan mesin yang mengeluarkan panas. Mesin yang berat tersebut dijalankan oleh pekerja laki-laki dengan posisi berdiri terus menerus, kepala dan badan menunduk sekitar 20 dengan alat pelindung diri berupa sarung tangan stainless.Proses interlining adalah proses pembuatan kerah dimana kain yang telah dipotong ditempelkan dengan bahan yang keras untuk membentuk kerah. Proses selanjutnya adalah merekatkan kedua bahan tersebut. Proses perekatan pertama dilakukan dengan solder di beberapa titik kemudian disetrika dan terakhir direkatkan secara permanen dengan pressing machine yang menggunakan panas yang tinggi. 7. Proses SewingProses sewing dilakukan dengan menggunakan mesin jahit biasa. Pada proses penjahitan terdapat dua macam proses, yaitu front back dan assembling. Pada proses front back dilakukan penjahitan untuk keperluan aksesoris seperti pembuatan kantong kemeja. Kemudian pada proses assembling dilakukan penjahitan untuk menyatukan pakaian dengan komponen lainnya. Penjahit bekerja dengan posisi duduk membungkuk dengan kursi tanpa sandaran. Untuk mengatur kesesuaian antara tinggi meja dan kursi agar menghasilkan posisi yang ergonomis, terdapat alat pengatur ketinggian pada meja jahit dan kursi yang terlalu pendek disambung dibagian terbawah kaki kursi. Pekerja menggunakan seragam berupa kain berbahan katun yang cukup menyerap keringat, ditambah penutup kepala, apron dan masker, mesin jahit juga dilengkapi dengan needle gate untuk melindungi tangan dari tusukan jarum. Pada proses ini juga dilakukan pembersihan bahan yang terdapat noda dengan menggunakan etanol dan benzen yang disemprotkan, alat semprot menghasilkan bising, sehingga pekerja dilengkapi dengan alat penutup telinga. 8. Proses IroningProses ironing dilakukan dengan setrika listrik. Sarana yang digunakan adalah meja setrika ukuran 60 x 100 cm dengan jarak antar pekerja kurang lebih 1 meter.9. Proses PackingPakaian yang telah disetrika kemudian dilipat dan dimasukkan kedalam polybag, kemudia pakaian yang telah dibungkus dimasukkan kedalam kardus besar.

Diagram 1Alur Produksi

II.3. Identifikasi bahaya potensial (hazard)NoRuanganJumlah pekerjaPenyakit akibat kerja atau penyakit akibah hubungan kerja yang mungkin timbulRisiko yang mungkin timbulUpaya yang sudah dilakukan perusahaan

FisikaKimia ErgonomiPsikisModifikasi Alat/ Lingkungan KerjaPeraturan yang sudah diterapkanAlat pelindung diri

1.Pembuatan sampel1--------

2.Pemesanan bahan1------=-

3.Inspeksi bahan3Gerakan bola mata repetitif-

4.Proses pembuatan pola1

5.Cutting1Gerakan tanganRepetitifTidak diterapkanSarung tangan

6.Proses Pembuatan Manset dan Interlining

Sarung tangan stainless

7.Proses Sewing

Tertusuk jarum, bising dapat menyebabkan tuli

Needle gate, penutup telinga

8.Proses Ironing

9.Proses Packing

1. Pembuatan Sampelo Faktor Fisik : -o Faktor Kimia : -o Faktor Ergonomis : o Faktor Biologis : -

2. Pemesanan Bahano Faktor Fisik : -o Faktor Kimia : -o Faktor Ergonomis : -o Faktor Biologis :Di dalam gudang terasa panas dengan ventilasi yang kurang, pertukaran udaranya kurang baik dapat menyebabkan penyakit ISPA. Dan udara yang terasa panas dapat menyebabkan pekerja berkeringat, jika berkeringat terus menerus dapat menyebabkan tinea.3. Inspeksi Bahan

o Faktor Fisik : Karena pekerja berulang-ulang menginspeksi bahan berulang-ulang sehingga akan terdapat gerakan bola mata yang repetitive. Selain itu pencahayaan yang kurang yaitu dari lampu neon 40 watt sehingga mata pekerja bisa terasa sakit.o Faktor Kimia : -o Faktor Ergonomis : Posisi tubuh pekerja saat menimbang adalah berdiri dari jam mulai produksi sampai istirahat kemudian berdiri lagi sampai waktu operasional selesai.o Faktor Biologis :-

4. Proses Pembuatan Polao Faktor Fisik : -o Faktor Kimia : -o Faktor Ergonomis : o Faktor Biologis : -

5. CuttingFaktor Fisik : pada tahap ini pegawai dapat teriris oleh alat yaitu mesin cutting atau guntingsehingga dapat terjadi vulnus laseratum (faktor resiko kecelakaan kerja)o Faktor Kimia : -o Faktor Ergonomis : o Faktor Biologis : -

6. Proses Pembuatan Manset dan Interliningo Faktor Fisik : Pada Proses perekatan ini pertama dilakukan dengan solder di beberapa titik kemudian disetrika dan terakhir direkatkan secara permanen dengan pressing machine yang menggunakan panas yang tinggi. Tangan dapat terkena pajanan panas dan dapat terkena luka bakar jika terkena tubuh.o Faktor Kimia : -o Faktor Ergonomis : Posisi tubuh pekerja saat menimbang adalah berdiri dari jam mulai produksi sampai istirahat kemudian berdiri lagi sampai waktu operasional selesai.o Faktor Biologis : -

7. Proses SewingFaktor Fisik : Dapat tertusuk jarum, dan alat semprot yang digunakan dapat menyebabkan bising sehingga dapat menyebabkan tuli jika tidak menggunakan alat penutup telingao Faktor Kimia : o Faktor Ergonomis : Posisi duduk yang membungkuk tanpa sandaran mulai produksi sampai istirahat duduk membungkuk lagi sampai jam operasional selesai.o Faktor Biologis : -

8. Proses IroningFaktor Fisik : Dapat terkena pajanan listrik karna menggunakan setrika listriko Faktor Kimia : -o Faktor Ergonomis : -o Faktor Biologis : -

9. Proses PackingFaktor Fisik : -o Faktor Kimia : -o Faktor Ergonomis : -o Faktor Biologis : -