BAB II OK

29
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Anatomi dan Fi si ol ogi A pe ndiks 2.1.1 Ana tomi apendiks  Salur an pencer naan (trakt us digest ivus) pada dasarny a adalah suatu saluran (tabung) dengan panjang sekitar 30 kaki (m)! yang berjalan melalui  bagian tengah tubuh dari mulut sampai ke anus (Sembilan meter adalah  panjang saluran pencernaan pada mayat! sedangkan panjangnya pada manusia hidup sekitar separuhnya karena kontraksi terus menerus dinding oto t sal ura n pen cern aan). Sal ura n pen cernaan men cakup organ"organ  berikut # mulut! $aring! esophagus! lambung! usus halus% (terdiri dari duodenum! jejunum! dan ileum)! usus besar (terdiri dari sekum! apendiks! kolon dan rectum)! dan anus. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung! panjangnya kira"kira 10 cm (ki saran 3"1 & cm) ! dan ber pan gka l di sekum. 'umennya sempit di  bagian proksimal dan melebar di bagian distal. amun demikian! pada bayi! apendiks berbentuk kerucut! lebar pada pangkalnya dan menyempit pada uj un gnya. eadaa n ini mu ng ki n me nj ad i seba b rendah ny a insiden apendisitis pada usia itu. *ada +& , kasus! apendiks terletak intraperitoneal. edudu kan itu memung kin kan ape ndi ks ber ger ak dan rua ng ger aknya  bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungny a. *ada kasus selebihnya! apendiks terletak di tepi lateral kolon asendens. -ejala klinis apendisitis ditentukan oleh letak apendiks. *ersara$an parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a. esenterika superior dan a. Apendikularis! sedangkan persara$an simpatis  berasal bermula dari n. torakalis /. oleh karena itu! nyeri visceral pada apendistis bermula disekitar umbilicus. *endarahan apendiks berasal dari a. Apendi kularis yang me rupaka n ar teri tanpa kolateral. ika art er i ini tersu mb at ! mi sal nya ka ren a thromb osis pada in$ek si! apendi ks akan mengalami gangren.

description

bab 2 refrat

Transcript of BAB II OK

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 1/29

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

2.1.1 Anatomi apendiks

  Saluran pencernaan (traktus digestivus) pada dasarnya adalah suatu

saluran (tabung) dengan panjang sekitar 30 kaki (m)! yang berjalan melalui

 bagian tengah tubuh dari mulut sampai ke anus (Sembilan meter adalah

 panjang saluran pencernaan pada mayat! sedangkan panjangnya pada

manusia hidup sekitar separuhnya karena kontraksi terus menerus dinding

otot saluran pencernaan). Saluran pencernaan mencakup organ"organ

 berikut # mulut! $aring! esophagus! lambung! usus halus% (terdiri dari

duodenum! jejunum! dan ileum)! usus besar (terdiri dari sekum! apendiks!

kolon dan rectum)! dan anus.

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung! panjangnya kira"kira 10

cm (kisaran 3"1& cm)! dan berpangkal di sekum. 'umennya sempit di

 bagian proksimal dan melebar di bagian distal. amun demikian! pada bayi!

apendiks berbentuk kerucut! lebar pada pangkalnya dan menyempit pada

ujungnya. eadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insiden

apendisitis pada usia itu. *ada +& , kasus! apendiks terletak intraperitoneal.

edudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya

 bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungnya. *ada kasus

selebihnya! apendiks terletak di tepi lateral kolon asendens. -ejala klinis

apendisitis ditentukan oleh letak apendiks.

*ersara$an parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.

esenterika superior dan a. Apendikularis! sedangkan persara$an simpatis

 berasal bermula dari n. torakalis /. oleh karena itu! nyeri visceral pada

apendistis bermula disekitar umbilicus. *endarahan apendiks berasal dari a.

Apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. ika arteri ini

tersumbat! misalnya karena thrombosis pada in$eksi! apendiks akan

mengalami gangren.

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 2/29

6

  Gambar 2.1 Antomi Apendiks

2.1.2 isiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lender 1"2 ml per hari! lender itu normalnya

dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. ambatan

aliran lender di uara Apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis

apendisitis.

mmunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh -A'4 (gut 

associated lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna

termasuk apendiks ialah lgA. munoglobulin itu sangat e$ekti$ sebagai

 pelindung terhadap in$eksi. amun demikian! pengangkatan apendik tidak 

mempengaruhi system imun tubuh karena jumlah jaringan lim$ disini kecilsekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan diseluruh

tubuh.

2.2 e!inisi Apendisitis

Apendisitis adalah *eradagan pada apendiks vermi$ormis yang terjadi

secara akut atau mendadak akibat in$eksi terjadi pada apendiks atau umbai

cacing (apendiks). Apendistis akut berasal dari kata 5Apendiks6 yaitu

orangnya sendiri! 5itis7 menerangkan suatu keadaan in$eksi dan 5akut6

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 3/29

7

menyatakan si$atnya berlangsung secara tiba"tiba dan dalam 8aktu yang

sangat singkat. Appendicitis akut adalah in$eksi pada organ apendiks yang

disangat singkat. Appendisitis akut adalah in$eksi pada organ apendiks yang

dia8ali dengan penyumbatan dari lumen apendiks oleh mucus! $ekalit atau

 benda asing yang diikuti oleh in$eksi bakteri dari proses peradangan.

n$eksi ini bisa mengakibatkan penanahan! bila in$eksi bertambah

 parah apendiks itu bisa pecah. Apendiks merupakan saluran usus yang

ujungnya buntu dan menonjol dari bagian a8al usus besar atau sekum

(caecum).

Apendiks besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut

kanan ba8ah! strukturnya seperti bagian usus lainnya. amun! lendirnya

 banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir.

Apendisitis adalah kondisi di mana in$eksi terjadi di umbai cacing.

9alam kasus ringan dapat sembuh tanpa pera8atan! tetapi banyak kasus

memerlukan laporotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terin$eksi.

:ila tidak tera8at! angka kematian cukup tinggi dikarenakan oleh

 peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terin$eksi hancur.

Apendisitis akut adalah penyebab paling umum in$lamasi akut pada

kuadran ba8ah kanan rongga abdomen! penyebab paling umum untuk 

 bedah abdomen darurat.

2." Klasi!ikasi

Adapun klasi$ikasi dari apendisitis terbagi atas #

2.3.1 Apendisitis akut dibagi atas #

Apendisitis akut $okalis atau segmentalis! yaitu setelah sembuh akan

timbul striktur lokal.

Appendisitis purulenta di$usi! yaitu sudah bertumpuk nanah.

2.3.2 Apendisitis kronis dibagi atas#

Apendisitis kronis $okalis atau parsial! setelah sembuh akan timbul

striktur lokal.

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 4/29

8

Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring! biasanya

ditemukan pada usia tua.

2.3.3 Appendisitis n$iltrate

Appendisitis in$iltrate adalah proses radang apendiks yang

 penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus"usus dan peritoneum

disekitarnya sehingga membentuk massa (appendiccal mass). ;mumnya

massa appendiks terbentuk pada hari ke"< sejak peradangan mulai apabila

tidak terjadi peritonitis umum. assa apendiks lebih sering dijumpai pada

 pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah

 berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk 

membungkus proses radang.

2.3.< ukokel Appendiks

ukokel appendiks adalah dilatasi kistik dari appendiks yang berisi

mucin akibat adanya obstruksi kronik pangkal appendiks! yang biasanya

 berupa jaringan $ibrosa. ika isi lumen steril! mucin akan tertimbun tanpa

in$eksi. =alaupun jarang! mukokel dapat disebabkan oleh suatu kista

adenoma yang dicurigai bisa berubah ganas.

*enderita sering datang dengan keluhan ringan berupa rasa tidak enak 

di perut kanan ba8ah. adang teraba masa memanjang di region iliaka

kanan. Suatu saat bila terjadi in$eksi akan timbul tanda apendisitis akut.

2.3.& Appendisitis >ekurens

9iagnosis appendicitis rekurens baru dapat dipikirkan juka ada

ri8ayat serangan nyeri berulang di perut kanan ba8ah yang mendorong

dilakukannya appendektomi dan hasil patologi menunjukkan peradangan

akut. elainan ini terjadi bila serangan appendicitis akut pertama kali

sembuh spontan. amun apendiks tidak pernah kembali kebentuk aslinya

karena terjadinya $ibrosis dan jaringan parut. ;ntuk terjadinya serangan lagi

sekitar &0,. nsiden appendektomi yang diperiksa secara patologik.

2.# $tioologi dan Pato!isiologi

2.<.1 ?tiologi

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 5/29

9

Apendisitis akut merupakan in$eksi bakteria. :erbagai hal berperan

sebagai aktor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan $aktor 

yang diajukan sebagai $aktor pencetus disamping hyperplasia jaringan lim$!

$akalit! tumor apendiks! dan cacing askaris dapat pula menyebabkan

sumbatan. *enyebab yang lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis

ialah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti  E.histolytica.  amun

menurut ?. @s8ari! kuman yang sering ditemukan dalam apendiks yang

meradang adalah Eschia coli dan Streptococcus.

*ara ahli menduga timbulnya apendisitis ada hubungannya dengan

gaya hidup seseorang! kebisaan makan dan pola hidup yang tidak teratur 

dengan badaniah yang bekerja keras. *enelitian epidemiologi menunjukkan

 peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi

terhadap timbulnya apendisitis. onstipasi akan menaikkan tekanan

intrasekal! yang berakibat timbulnya sumbatan $ungsional apendiks dan

meningkatkan pertumbuhan kuman $lora kolon biasa. Semuanya ini akan

mempermudah apendisitis akut.

2.<.2 *ato$isiologi

Apendisitis akut pada dasarnya adalah suatu proses obstuksi

(hyperplasia 'nn.submucosa! $ecolith! benda asing! strieture! tumor).

emudian disusul dengan proses in$eksi sehingga gejalanya adalah mula"

mula suatu obstruksi ileus ringan yakni # olik! mual! muntah! anoreksia

dan sebagainya yang kemudian mereda karena sudah jadi paralatik ileus.

emudian disusul oleh gejala keradangan yakni # nyeri tekan! de$ans

muscular! sub$ebril dan sebagainya.

a. yeri epigastrium atau c:urney

>asa sakit didaerah epigastrium atau diuluh hati! daerah

 periumbilikus! kemudian berpindah ke kuadran kanan ba8ah ke titik 

c:urney. ni merupakan gejala"gejala pertama. yeri bisa secara

mendadak dimulai diperut sebelah atas atau di sekitar pusar. >asa sakit

ini samara"samar! ringan sampai moderat! dan kadang"kadang berupa

kejang. Sesudah < jam biasanya rasa nyeri itu sedikit demi sedikit

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 6/29

10

menghilang kemudian beralih ke kuadran ba8ah kanan dan disini rasa

nyeri itu menetap dan secara progresi$ bertambah hebat! dan semakin

hebat apabila pasien bergerak. yeri perut ini akan bertambah sakit

apabila terjadi pergerakan seperti batuk! bernapas dalam! bersin dan

disentuh daerah yang sakit. yeri yang bertambah saat terjadi pergerakan

disebabkan karena adanya gesekan antara visera yang meradang sehingga

menimbulkan rangasangan peritonium.

 b. Anoreksia

eadaan tidak mau makan atau kehilangan selera makan pada

 penderita apendisitis akut dapat menyebabkan ringan sampai berat.

Anoreksia terjadi akibat rangsangan terhadap nervus vagus! anoreksia!

mual dan muntah biasanya muncul beberapa jam setelah nyeri abdomen!

anoreksia hampir selalu dijumpai pada pasien appendisitis akut sehingga

sangat penting ditanyakan pada anamnesis! meskipun demikian ketiadaan

anoreksia tidak menyingkirkan diagnosis appendisitis akut.

c. ual dan muntah

ual yaitu merasakan ingin mengeluarkan sesuatu dari isi

lambung! sedangkan muntah yaitu mengeluarkan sesuatu dari isi

lambung dari mulut. ual dan muntah ini biasanya timbul selang

 beberapa jam sesudahnya merupakan kelanjutan dari rasa sakit yang

timbul permulaan. Setelah beberpa jam! rasa mual hilang. Secara umum

setiap radang yang terjadi pada sistem saluran cerna akan menyebabkan

 perasaan mual sampai muntah. eskipun pada kasus apendisitis ini!

tidak ditemukan mekanisme pasti mengapa dapat merangsang timbulnya

muntah.

ual dan muntah terjadi akibat rangsangan terhadap nervus vigus!

mual dan muntah biasanya muncul beberapa jam setelah nyeri abdomen!

hampir &, penderita appendisitis akut disertai dengan muntah! namun

 jarang berlanjut menjadi berat. untah yang berat mungkin menandakan

onset a8al peritonitis generalisata akibat perporasi apendiks! sebaliknya

muntah jarang dijumpai pada apendiks non perporasi.

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 7/29

11

d. 9emam

*eningkatan suhu tubuh bisa mencapai 3!B"3B!B°  Celsius. :ila

suhu tinggi mungkin sudah terjadi per$orasi. 9emam mungkin tidak 

terjadi pada a8alnya! namn dapat berkembang dalam 2< jam. *roses

 peradangan yang terjadi akan menyebabkan timbulnya demam! terutama

 jika kausanya adalah bakteri. n$lamasi yang terjadi mengenai seluruh

lapisan dinding apendiks. 9emam ini muncul jika radang tidak segera

mendapat pengobatan yang tepat. :isa terdapat perbedaan suhu aksilar 

dan rectal sampai 1°C.

e. onstipasi

Susah buang air besar atau buang air besar terasa keras. onstipasi

 pada apendiks dapat merangsang peningkatan peristalitik dari usus

sehingga dapat menyebabkan diare dan in$eksi dari bakteri akan

dianggap sebagai benda asing oleh mukosa usus sehingga secara

otomatis usus akan berusaha mengeluarkan bakteri tersebut melalui

 peningkatan peristaltik! pada keadaan ini justru dapat bakteri tersebut

melalui peningkatan perisltaltik! pada keadaan ini justru dapat terjadi

konstipasi.

*enelitian epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan makanan

rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.

ontisipasi akan menaikkan tekanan intrasekal yang mengakibatkan

yang masih baik serta peningkatan intra luminal berakibat per$orasi

melalui gangrenous in$ark! maka timbul per$orated apendistis.

ika apendisitis tidak terjadi secara progressive! terbentuk 

 perlekatan pada lubang usus! peritoneum dan omentum yang

mengelilingi apendiks. ecepatan rentetan peristi8a tersebut tentunya

tergantung pada # virlensi mikroorganisme! daya tahan tubuh! $ibrosis

 pada dinding apendiks! omentum! usus yang lain! peritoneum parietale

 bahkan organ lain seperti buli"buli! uterus! tuba! mencoba membatasi

dan melokalisir proses keradangan ini. :ila proses melokalisir ini belum

dan sudah terjadi per$orasi maka timbul peritonitis. =alaupun proses

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 8/29

12

melokalisir sudah selesai tetapi belum cukup kuat menahan

tarikanDtegangan dalam cavum abdominalis! karena itu pasien harus

 benar"benar bedrest.

adang"kadang apendistis akut terjadi tanpa adanya obstruksi! ia

terjadi karena adanya penyebaran in$eksi dari organ lain secara

hermatogen ke apendiks. 4erjadi abses multiple kecil pada apendiks dan

 pembesaran lnn. esentrica regional. arena terjadi tanpa obstruksi

maka gambaran klinis tentunya berbeda dengan gejala obstruksi tersebut

diatas.

2.% iagnosis Apendistis

9iagonisis apendisitis akut dapat ditegakan dengan system scoring

yang disebut dengan  Alvarado score. Skor Alvarado dikenal juga sebagai

skor A4>?' yang merupakan singkatan huru$ depan dari komponen"

komponen pemeriksaannya. (A4>?'S E igration to the right iliac

$ossa! anoreFia! auseaDGomiting! 4enderness in the right iliac $ossa!

rebound pain! ?levated temperature ($ever)! 'eukocytosis! and Shi$t o$ 

leukocytes to the le$t).1B

:anyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengukur sensitivitas

dan spesi$itas dari Skor Alvarado pada appendistis akut. *enelitian yang

dilakukan oleh Amri dan :ermansyah (1) mengenai skor Alvarado pada

diagnosis apendisitis akut dengan skor pembatas (cut o$$ point) +!

didapatkan sensitivitas # 0!0, dan spesi$itas # &!&,. 4ranggono (2000)

melaporkan dengan memakai skor pembatas (cut o$$ point) didapatkan

sensivitas# 1!<3, dan spesi$itas # +!0,. Giriya! dkk pada tahun 200<

dalam penelitiannya mengemukakan sensitivitas dan spesi$isitas Skor 

Alvarado dengan poin H untuk mendiagnosa appendisitas akut adalah

sebesar B&, dan B,. irajhad :aidiya S! dkk pada tahun 200

mengukur angka tersebut sebesar BB!B , dan & ,. ailash Singh! dkk pada

tahun 200B melaporkan penelitiannya yang menghasilkan sensivitas sebesar 

B3! ,. :ahkan aIir Ahmad! dkk pada tahun 200+ dalam laporannya

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 9/29

13

mengukur sensitivitas skor Alvarado dengan poin H untuk laki"laki sebesar 

< , dan untuk 8anita sebesar B1 ,. AyaI Ahmed emon! dkk pada tahun

200 dalam penelitiannya melaporkan angka sensitivitas skor Alvarado

dengan poin H sebesar B!1 ,.

Tabel 2.1 & Al'arado s(oring

S)stem S)mptomens S(ore

igratory right iliac $ossa pain 1

 ausea D Gomiting 1

AnoreFia 1

Signs

4enderness in right iliac $ossa 2

>ebound tenderness in right iliac $ossa 1

?levated temperature 1

*aborator) !indings

'eucocytosis 2

Shi$t to the le$t neutrophils 1

Total 1+

nterpretasi Alvarado score

Skor "10 J Apendisitis akut

Skor &"+ J Curiga apendisitis akut

Skor 1"< J :ukan apendisitis akut

2.&.1 -ejala klinis

a. yeri epigastrium atau c:urney

>asa sakit di daerah epigastrium atau diuluh hati! daerah

 periumbilikus! kemudian ke kuadran kanan ba8ah ke titik c:urney. ni

merupakan gejala"gejala pertama. yeri bisa secara mendadak dimulaidiperut sebelah atas atau disekitar pusar. >asa sakit ini samara"samar!

ringan sampai moderat! dan kadang"kadang berupa kejang. Sesudah <

 jam biasanya nyeri itu sedikit demi sedikit menghilang kemudian beralih

ke kuadran ba8ah kanan dan disini rasa nyeri itu menetap dan secara

 progresi$ bertambah hebat! dan semakin hebat apabila terjadi pergerakan

seperti batuk! bernapas dalam! bersin dan disentuh daerah yang sakit.

 yeri yang bertambah saat terjadi pergerakan disebabkan karena adanya

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 10/29

14

gesekan antara visera yagn meradang sehingga menimbulkan rangsangan

 peritoneum.

 b. Anoreksia

eadaan tidak mau makan atau kehilangan selera makan pada

 penderita apendisitis akut dapat menyebabkan dehidrasi ringan sampai

 berat. Anoreksia terjadi akibat rangsangan terhadap nervus vagus!

anoreksia! mual dan muntah biasanya muncul beberapa jam setelah nyeri

abdomen! anoreksia hampir selalu dijumpai pada pasien appendicitis akut

sehingga sangat penting ditanyakan pada anmnesis! meskipun demikian

ketiadaan anoerksia tidak menyingkirkan diagonis appendicitis akut.

c. ual dan muntah

ual yaitu merasakan ingin mengeluarkan sesuatu dari isi

lambung! sedangkan muntah yaitu mengeluarkan sesuai dari isi lambung

dari mulut. ual dan muntah ini biasanya timbul selang beberapa jam

sesudahnya merupakan kelanjutan dari rasa sakit yang timbul permulaan.

Setelah beberapa jam! rasa mual hilang. Secara umum setiap radang yang

terjadi pada sistem saluran cerna akan menyebabkan perasaan mual

sampai muntah. eskipun pada kasus apendisitis ini! tidak ditemukan

mekanisme pasti mengapa dapat merangsang timbulnya muntah.

ual dan muntah terjadi akibat rangsangan terhadap nervus vagus!

mual dan muntah biasanya muncul beberapa jam setelah nyeri abdomen!

hampir &, penderita appendicitis akut disertai dengan muntah! namun

 jarang berlanjut menjadi berat. untah yang berat mungkin menandakan

apendiks! sebaliknya muntah jarang dijumpai pada apendiks non

 perporasi.

d. 9emam

*eningkatan suhu tubuh mencapai 3!B"3B!B° Celsius. :ila suhu

tinggi mungkin sudah terjadi per$orasi. 9emam mungkin tidak terjadi

 pada a8alnya! namun dapat berkembang dalam 2< jam. *roses

 peradangan yang terjadi akan menyebabkan timbulnya demam! terutama

 jika kausanya adalah bakteri. n$lamasi yang terjadi mengenai seluruh

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 11/29

15

lapisan dinding apendiks. 9emam ini muncul jika radang tidak segera

mendapat pengobatan yang tepat. :isa terdapat perbedaan suhu aksilar 

dan rectal sampai 1°C.

e. onstipasi

Kaitu susah buang air besar atau buang air besar terasa keras.

ontipasi pada apendiks dapat merangsang peningkatan peristaltic dari

usus sehingga dapat menyebabkan diare dan in$eksi dari bakteri akan

dianggap sebagai benda asing oleh mukosa usus sehingga secara

otomatis usus akan berusaha mengeluarkan bakteri tersebut melalui

 peningkatan peristaltik! pada keadaan ini justru dapat terjadi konstipasi.

*enelitian epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan makanan

rendah serta dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.

onstipasi akan menaikkan tekanan intrasekal yang mengakibatkan

sumbatan $ungsional apendiks dan meningkatkan pertumbuhan $lora

normal kolon. Semuanya ini memudahkan timbulnya apendisitis akut.

9iet memainkan peranan utama pada pembentukan si$at $eses! yang

mana penting pada pembentukan $ekalit. ejadian apendisitis jarang di

 egara yang sedang berkembang! dimana diet tinggi serat menghasilkan

konsistensi $eses leih lembek. olitis! divertikulitis dan karsinoma kolon

adalah penyakit yang sering terjadi di daerah dengan diet rendah serat

dan menghasilkan $eses dengan konsistensi keras.

$. :ayi yang mengalami apendisitis gelisah! mengantuk dan aneroksia. 9an

B0"0, apendisitis baru diketahui setelah per$orasi.

g. *ada anak tidak spesi$ik! gejala a8alnya kadang hanya re8el dan tidak 

mau makan. Anak sering tidak bisa menggambarkan rasa nyerinya.

9alam beberapa kemudian anak akan muntah"muntah dan menjadi

letargik. arena gejala yang tidak khas tadi sering apendisitis diketahui

setelah per$orasi

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 12/29

16

h. ereka yang sudah lanjut usai gejala"gejalanya tidak senyata mereka

yang lebih muda.

i. *ada kehamilan! keluhan utama apendisitis akut adalah nyeri perut! mual

dan muntah. Kang perlu diperhatikan adalah pada kehamilan trimester 

 pertama sering juga terjadi mual dan muntah. *ada kehamilan lanjut

sekum dan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak 

dirasakan di perut kanan ba8ah tapi lebih ke region lumbal kanan.

Tabel 2.2 Pre'alensi Ge,ala Um-m dan Tanda Appendistis

Gejala atau tanda Frekuensi (%)

 yeri perut E 100

 yeri perut +

'emah 2< E

ual +2 E 0

9emam + E +

untah 32 E &

*erpindahan nyeri dari periumblikal ke

kuadran kanan ba8ah

&0

 yeri tekan lepas 2+

2.&.2 *emeriksaan penunjang

a. 4es laboratorium (hematology peningkatan leukosit)

'eukosit adalah sel darah yang mengandung inti! disebut juga sel

darah putih. >ata"rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal

adalah &000"000Dmm3! keadaan ini disebut leukositosis! bila kurang dari

&000Dmm3 leukopenia.

umlah leukosit berkisar antara 10.000 sampai 1+.000Dmm3 dengan

 pergeseran ke kiri (lebih dari & persen neutro$il) pada & persen kasus

yang ada! + persen diantaranya leukositosis atau hitung jenis sel darah

 putih yang abnormal. 4etapi beberapa pasien dengan apendisitis memiliki

 jumlah leukosit yang normal. *ada urinalisis tampak sejumlah kecil

eritrosit atau leukosit.

'eukosit terdiri dari dua golongan utama! yaitu agranular dan

granular. 'eukosit agranular mempunyai sitoplasma yang tampak 

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 13/29

17

homogen! dan intinya berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. 'eukosit

granular mengandung granula spesi$ik (yang dalam keadaan hidup

 berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti

yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya. 4erdapat 2 jenis

leekosit agranular yaitu # lim$osit yang terdiri dari sel"sel kecil dengan

sitoplasma sedikit! dan monosit yang terdiri dari sel"sel yang agak besar 

dan mengandung sitoplasma lebih banyak. 4erdapat 3 jenis leukosit

granular yaitu neutro$il! baso$il! dan asido$il (eosino$il).

'eukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan

humoral organisme terhadap Iat"Iat asingan. 'eukosit dapat melakukan

gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis leukosit dapat

meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel"sel endotel dan

menembus kedalam jaringan penyambung.

umlah leukosit per mikroliter darah! pada orang de8asa normal

adalah &000"000Dmm3! 8aktu lahir 1&000"2&000Dmm3! dan menjelang

hari keempat turun sampai 12000! pada usia < tahun sesuai jumlah

normal.

*emeriksaan sediment! urin # sediment dapat normal atau terdapat

leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang

menempel pada ureter atau vesika.   kebanyakan dari pasien apendisitis

akut mempunyai 30 sel (leukosit dan eritrosit) perlangan pandang besar.

umlah sel yang lebih besar menggambarkan urologi primer.

 b. oto sinar /

4ak tampak kelainan spesi$ik pada $oto polos abdomen. :arium

enema mungkin dapat untuk diagnosis tetapi tindakan ini dicadangkan

untuk kasus yang meragukan. oto polos dilakukan bila hasil

 pemeriksaan ri8ayat sakit dan pemeriksaan $isik meragukan. -ambaran

$otonya seperti peritonitis pada umumnya! artinya dapat disebabkan oleh

 berbagai macam kausa.

Saat ini $oto polos abdomen dianggap tidak spesi$ik dan tidak 

direkomendasikan kecuali ada kalainan yang membutuhkan pemeriksaan

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 14/29

18

$oto polos abdomen (seperti per$orasi! obstruksi usus atau batu utereter).

urang dari &0, pasien dengan apendisitis akan menampakkan tanda

spesipik apensisitis pada $oto polos abdomen! 4emuan spesi$ik pada $oto

 polos abdomen adalah adanya apendikolith. Apendikolith terkalsi$ikasi

tercatat pada L 1D& sampai 1D3 pada anak"anak dan kurang lebih 10,

 pada de8asa. Apendikolith tampak soliter! oval! densitas kalsi$ikasi pada

kuadran ba8ah kanan! ukurannya dapat mencapai 2 cm! terkadang dapat

 berbentuk shell like atau laminated.

4emuan $oto sinar"/ pada apendisitis akut #

1. alsi$ikasi apendiks (0!&"+ cm)

2. Sentinel loop"pelebaran ileum atonik berisi air fluid level 

3. 9ilatasi sekum

<.  Preperitoneal fat line yang melebar dan D kabur 

&. aburnya region kanan ba8ah! mengacu pada cairan dan edema

+. Skolisis konka$ ke kanan

. assa kuadran ba8ah kanan yang mendesak sekum

B. aburnya batas muskulus psoas kanan (tidak khas)

. ;dara pada apendiks (tidak khas)

Gambar 2.2 Foto polos abdomen tampak apendikolit /pana0

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 15/29

19

c. Apendikogram

Apendikogram di indikasikan pada appendicitis kronis dan dicurigai

appendisitis. Apendikogram dilakukan dengan cara pemberian kontras

:aS@< serbuk halus yang diencerkan dengan perbandingan 1#3 secara

 peroral dan diminum sebelum pemeriksaan kurang lebih B1"0 jam untuk 

anak"anak atau 10"12 jam untuk de8asa! hasil apendikogram dibaca atau

di expertise oleh dokter spesialis radiologi. *emeriksaan apendikogra$i

tidak mempunyai peran diagnosis dalam kasus apendisitis. ontra

indikasi dari pemeriksaan ini pada pasien dengan peritonitis dan curiga

 per$orasi.  Nonfililling apendiks merupakan tanda nonspesi$ik karena

appendiks yang tidak terisi kontras dapat terjadi pada L 10"20, pada

normal. euntungan dari pemeriksaan ini dapat untuk menegakkan

diagnosis penyakit lain yang menyerupai apendisitis. erugian

 pemeriksaan ini adalah tingginya hasil nondiagnostik! eksposi radiasi!

sentivitas yang tidak tinggi! pemeriksaan ini tidak cocok untuk pasien

ga8at darurat. *emerikasan apendikogra$i sekarang jarang dilakukan

dalam kasus apendisitis pada era sonogra$i dan C4 scan.

4emuan appendikogra$i pada appendicitis akut #

1. on $iling apppendiks

2. rregularitas nodularitas dari appendiks yang memberikan gambaran

edema mukosa yang disebabkan oleh karena in$lamasi akut.

3. ?$ek massa pada sekum sertap usus halus yang berdekatan.

Gambar 2." Pengisian pen- dengan kontras pada apendiks

apendiks normal

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 16/29

20

9ari pemeriksaan menggunakan barium! criteria diagnosis

apendisitis # (1) non filling apendiks dengan desakan local sekum% (2)

 pengisian dari apendiks dengan penakanan local pada sekum % (3)

nonfilling apendiks dengan adanya massa pelvis (kabur pada kuadran

 ba8ah kanan dengan perubahan letak usus halus akibat desakan) # (<)

 pola mukosa apendiks irregular dengan terhentinya pengisian

Gambar.2.# Foto bli3-e s-perior kanan abdomen dengan bari-m

enema single kontras

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 17/29

21

4ampak sekum (C) dan appendiF yang mengalami o$asi$ikasi dan

kontur yang ireguler (tanda panah).

d. ;ltra Sonogra$i (;S-)

4eknik kompresi bertahap pada pemeriksaan sonogra$i dari

apendiks dijelaskan oleh ulien *uylaert pada 1B+. enggunakan probe

minimal I pada titik nyeri maksimum pada region iliaka kanan!

tekanan ditingkatkan secara bertahap mencapai diatas muskulus psoas.

4anda khasnya berupa apendiks non"kompresibel dengan diameter + mm

atau lebih. Apendikolith merupakan lumen terobstruksi mencapai lebih

dari u 30, kasus. Apendisitis dapat terlihat bersamaan dengan ileus dan

atau cairan bebas intraperitoneal. Sensitivitas sonogra$i sekitar 0,. ika

terjadi per$orasi! maka apendiks menjadi kompresibel! dan dapat menjadi

 peritonitis generalisata! sehingga sulit menampakkan kelainan dengan

teknik tersebut.

9ari +2 penelitian retrospekti$ dengan curiga apendisitis yang

mendapatkan apendiktomi. :endeek dkk menemukan bah8a

menguntungkan melakukan pencintraan sebelum operasi terutama pada

8anita. al ini dibuktikan dengan didapatkannya hasil yang signi$ikan

secara statistic untuk menghindari appendiktomi negati$ pada kasus

apendisitis untuk pasien kurus! dan C4 scan untuk pasien yang gemuk.20

Apendiks normal kompresibel dengan tebal dinding sama atau

kurang dari 3 mm. je$rry dkk menyimpulkan bah8a ukuran apendiks

dapat membedakan apendiks normal dari apendiks dengan in$lamasi

akut. *emeriksaan color 9oppler juga memberikan peranan!

memperlihatkan hyperemia pada dinding pada apendisistis akut

terin$lamasi.

:eberapa penelitian mendokumentasikan bah8a sonogra$i

mempunyai sensitivitas B&"0 dan spesi$itas 2"+,. Sedangkan pada

anak"anak sensitivitas B&,"&, dan spes$iitas <"+,. *ada kasus

dengan per$orasi sensitivitas 3&, dan spesi$itas B,.

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 18/29

22

eskipun sensitivitas dari sonogra$i untuk diagnosis apendisitis

menurun dengan adanya per$orasi! namun secara statistic gambarannya

 berikaitan dengan adanya cairan terokalisasi pada perisekal!  phlegmon

atau abses! lemak perisekal atau periapendiks yang prominem! dan

hilangnya gambaran melingkar dari lapisan submukosa dari apendiks.3

4anda apendisitis akut pada sonogra$i #

1 ndenti$ikasi apendiks

2 Struktur tabuler dengan ujung :antu pada titik nyeri

3 on"kompresibel

< 9iameter + mm atau lebih

& 4idak adanya peristaltic

+ Apendikolith dengan bayangan akustik 

?kogenesitas tinggi non"kompersibel disekitar lemak 

B Cairan disekitar lesi atau abses

?dema dan ujung sekun

10 -ambaran sonogra$i dari per$orasi apendiks

11 Cairan perisekal terlokalisir 

1 Phelgmen

1! A"ses

1< 'emak perisekal yang prominen

1& ilangnya gambaran melingkar dari lapisan submukosa

Gambar 2.% Gambaran appendi(itis tampak penebalan dari dinding

apendiks.

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 19/29

23

Gambar 2.4 Apendisitis dengan gambaran apendikolit

-ambaran apendisitis dengan gambaran apendikolith (jarang

terlihat dengan ;S-) (panah).

Sonogra!i 5olor oppler

Sonogra$i Color 9oppler berman$aat sebagai evaluasi in$lamasi

dari saluran cerna.

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 20/29

24

1 Apendiks normal sering terlihat hyperemia ringan pada sonogra$i

9oppler. *ada apendiks terin$lamasi tampak peningkatan aliran

dibandingkan dengan normal! dan pe8arnaan melingkar dari dinding

apendiks merupakan apendistis akut.

2 *enelitian *atriMuin dkk! nilai resistive index (>) diukur pada aliran

diastolic akhir dan signal (> J .B&"1.00). *ada apendisitis akut tak 

terkomplikasi alirannya tinggi (>J0.<0"0.) % maen 0!&<.

Gambar 2.6 Apendisitis s-p-rati!.

Apendiks terin$lamasi (panah) dengan pe8arnaan melingkar! indikasi

kuat apendisitis.

c. C4"Scan

C4 Sekarang dipertimbangkan sebagai pemeriksaan diagnostik 

 paling akurat untuk menyingkirkan apendisitis. 4elah dilaporkan

keakuratan diagnostis C4 scan rata"rata antara 3, dan B, dengan

sensiti$itas 0"B, dan spesi$itas B3"B, diagnosis alternati$ <B,"B0,.

9engan C4 scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks. 9itemukan

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 21/29

25

 bagian yang menyilang dengan apendicalith serta perluasan dari apendiks

yang mengalami in$lamasi serta adanya peleabaran dari saekum.

Gariasi dari tehnik C4 pada pasien dengan kecurigaan apendisitis

dapat dievaluasi dengan beberapa tehnik! termasuk skan C4 perut dan

 pelvis dengan atau tanpa kontras! skan C4 konsevensional dan helical!

skenn penuh dan terbatas pada abdominoplevik! dan kombinasi

 bervariasi materi kontras. 9iantara tehnik yang bervariasi! penggunaan

C4 scan tanpa kontras dan helical C4 tampak menyerupai banyak 

keuntungan. euntungan dari C4 tanpa kontras bah8a penggunaannya

dapat mengurangi resiko reaksi kontras intravena dan biaya lebih murah.

C4 helical dapat mengurangi resiko terle8atnya apendiks pada

 pemeriksaan%juga gambaran dengan irisan tipis dapat dengan mudah

didapatkan. *entingnya opasi$ikasi caecal dan distensi dengan pemberian

kontras patut ditekankan. :ahan kontras dapat dimasukkan baik melalui

kolon ataupun ditambahkan dengan melalui mulut sampai mencapai

kolon% bagaimanapun setiap teknik mempunyai perbedaan hasil secara

statistic dalam keakuratan diagnosis.

4anda C4 scan dari apendiks termasuk ukuran diameter apendiks

lebih dari + mm! kegagalan apendiks terisi dengan kontra oral atau udara

untuk mencapai ujungnya! apendikolith dan penyangatan dari dinding

dengan kontras intravena. 9isekelilingnya dapat ditemukan perubahan

in$lamasi! termasuk peningkatan atenuasi lemak! cairan! in$lamasi

 phelegmon#  penebalan sekum! abses! gas intraluminal dan pembesaran

lim$e. 4erkadang lumen dari sekum dapat dilihat sebagai tunjuk bagian

apendiks terbuka yang terobstruksi. *enelitian prospekti$ telah

memperlihatkan bah8a C4 merupakan pemeriksaan apendisitis!

 bagaimanapun tidak ada kesapakatan mengarah pada tehnik sken

terbaik. Skenning spiral lebih akurat daripada konvensional! dan sken

dengan kontras. ontras dan D kontras kolon lebih akurat disbanding

tanpa kontras. ontras intravena dipertimbangkan tidak penting. 4eknik 

 pemeriksaan ter$okus pada hubungan abdominopelvik menjadikan dosis

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 22/29

26

eksposi pada pasien sepertiga daripada seluruh abdomen dan pelvis

(03mSv dengan 10mSv). :eberapa pemeriksaan mengindikasikan bah8a

apendiks normal dapat terindenti$ikasi pada banyak kasus dan uraiannya

tidak! tetapi ada keraguan bah8a apendiks normal lebih sering terlihat

 pada C4 daripada sonogra$i. al ini merupakan keuntungan mayor 

daripada C4 pada situasi ini

Sensiitas dan spesi$itas dari C4 spiral apendisitis mencapai 100,.

 amun demikian! pemeriksaan radiologist seharusnya tidak 

menggantikan tanda gejala klinis! dan hal ini berdasarkan bah8a

 pemeriksaan radiologist seharusnya hanya diminta dimana klinis

meragukan.

$. agnetic >esonance maging (>)

> juga dipergunakan untuk mendiagnosis apendisitis! namun

demikian > mempunyai keterbatasan dalam mendeteksi apendikolith.

*ada pemberian kontras tampak penayangan dari dinding apendiks yang

terin$lamasi mengindikasikan ependisitis.

nccesu dkk mendiskripsikan penyangatan yang signi$ikan dari

apendiks yang terin$lamasi dan lemak disekitarnya pada $at"suppressed

4"8eigtheed. *enyangatan ringan tampak pada normal apendiks.

9engan teknik saturasi lemak! dapat dilihat perbedaan kontraks antara

apendiks terin$lamasi dengan lemak sekitarnya. at"suppressed! 42"

8eighteed. *otongan aksial dan koronal juga mendeteksi apendisitis dan

komplikasinya.

*enelitian lain! ormann dkk pada $%&'eigtheed# tur"o spin&echo

 seuences $&'eighteed# tur"o spin&echo seuences pada potongan

aksial dan koronal% dan  fat&suppressed short inversion&time# inversion

recovery# tur"o spin&echo pada potongan aksial. *ada 42"'eighteed 

ultra tur"o spin&echo  pada potongan aksial. *ada $&'eihteed ultra

tur"o spin&echo. Apendisitis akut tampak sebagai hiperintensitas sentral

dan jaringan periapendiks hipertenterns nyata dengan penebalan dinding

hipertenterns ringan. *eneliti menduga bah8a $&'eihted spin&echo

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 23/29

27

aksial tanpa kontras merupakan potongan paling sensitive dalam

menedeteksi apendisitis akut.

Tabel 2." Perbandingan Sonogra!i dan 5T dalam mendiagnosis apendisitis

Sonogra$i C4 scan

Sensitivitas B&, 0 E 100,

Spesi$isitas 2, & E 100,

 Penggunaan ?valuasi pasien dengan

kecurigaan diagnosis

appendicitis

?valuasi pasien dengan

kecurigaan diagnosis

appendicitis

 *euntungan Aman

>elative lebih murah dapat

menyingkirkan penyakit pelvis pada 8anita lebih

 baik penggunaannya pada

anak"anak 

'ebih akurat

'ebih baik mengidenti$ikasi

 phlegmon dan abses'ebih baik mengindeti$ikasi

apendiks normal

 *erugian etergantungan operator 

Secara teknik pemeriksaan

tidak ada kuat terhadap gas

 yeri

arga lebih mahal

?$ek radiasi pengion

*enggunaan kontras

alone melakukan pemeriksaan C4 scan tanpa kontras pada 21

 pasien dengan sensitivitas B, dan spesi$itas ,. 9engan menjadi +"

B,. 'ane dkk (1)! melakukan C4 helical dengan klinis dicurigai

apendisitis sensitivitas 0, dan spesivitas ,. aise dkk (200<) pada

 pasien anak"anak dengan C4 scan tanpa kontras sensitivitas ++, dan

meningkat menjadi 0, dengan penggunaan kontras intravena. >ao dkk 

dengan metode C4 helical C4 scan ter$okus pada abdomen ba8ah dan

 pelvis atas C4 helical juga C4 scan ter$okus pada abdomen ba8ah dan

 pelvis atas C4 helical juga pemberian gastrogra$in 3 , dimasukkan ke

dalam kolon (tanpa kontras intravena) mempunyai sensitivitas B, dan

spesea$itas B,. System ini menurunkan resiko ana$ilaksis akibat

kontras! mengurangi biaya! 8aktu sken dan eksposi radiasi.

2.4 iagnosi Banding

*ada keadaan tertentu! beberapa penyakit perlu dipertimbangkan

sebagai diagnosis banding. 

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 24/29

28

2.+.1 -astroensteritis

*ada gastroensteritis! mual muntah dan diare mendahului rasa sakit.

Sakit perut lebih ringan dan tidak terbatas tegas. iperperistatltik sering

ditemukan. *anas dan leukositosis kurang menonjol disbanding apendisitis

akut.

2.+.2 9emam dengue

9emam dengue dapat dimulai dengan sakit perut mirip perintonitis.

9isini didapatkan hasil tes positi$ untuk rumple leede! trombositopenia dan

hematokrit yang meningkat.

2.+.3 'im$adenitas mesenterika

:iasanya didahului oleh enteritis atau gastroenteritis ditandai dengan

nyeri perut! terutama kanan disertai dengan perasaan mual! nyeri tekan

 perut samar! terutama kanan.

2.+.< alainan @vulasi

olikel ovarium yang pecah (@vulasi) mungkin memberikan nyeri

 perut kanan ba8ah pada pertengahan siklus menstruasi. *ada anamnesis!

nyeri yang sama pernah timbul dahulu. 4idak ada tanda radang! dan nyeri

 bisa hilang dalam 8aktu 2< jam! tetapi mungkin dapat mengganggu selama

2 hari.

2.+.& n$eksi panggul

Sal$ingitis akut kanan sering dikacaukan dengan apendisitis akut.

Suhu biasanya lebih tinggi dari pada apendisitis dan nyeri perut bagian

 ba8ah lebih di$us. n$eksi panggul pada 8anita biasana disertai keputihan

dan in$eksi urin. *ada colok vagina! akan timbul nyeri hebat dipanggul jika

uterus diayunkan. *ada gadis dapat dilakukan colok dubur jika perlu untuk 

diagnosis banding.

2.+.+ ehamilan diluar kandungan.

ampir selalu ada ri8ayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak 

menentu. ika ada ru$tur tuba atau abortus kehamilan diluar rahim dengan

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 25/29

29

 pendarahan! akan timbul nyeri dan yang mendadak di$us didaerah pelvis

dan mungkin terjadi shock hipovolemik. *ada pemeriksaan vaginal

didapatkan nyeri dan penonjolan rongga daughlas dan pada kuldosentesis

didapatkan darah.

2.+. ista ovarium terkuntir 

4imbul nyeri mendadak dengan intensitas yang tinggi dan teraba

massa dalam rongga pelvis pada pemeriksaan perut! colok vaginal! atau

colok rectal. 4idak terdapat demam. *emeriksaan ;S- dapat menentukan

diagnosis.

2.+.B ?ndomentiosis eksternal

?ndometrium diluar rahim akan memberikan keluhan nyeri ditempat

endometriosis berada! dan darah menstruasi terkumpul ditempat itu karena

tidak ada jalan keluar.

2.+. ;roli$iasis $ielumDureter kanan

:atu ureter atau batu ginjal kanan. Adanya ri8ayat kolik dari

 pinggang ke perut menjalar ke inguinal kanan merupakan gambaran yang

khas. ?ritrosituria sering ditemukan. oto polos perut atau urogra$i

intravena dapat memastikan penyakit tersebut. *ielone$ritis sering disertai

dengan demam tinggi! mengigil! nyeri kostovertebral disebelah kanan dan

 piuria.

2.+.10 *enyakit Saluran cerna lainnya.

*enyakit lain yang perlu dipikirkan adalah peradangan di perut! seperti

divertikulisti meckel! per$orasi tukak! duodenum atau lambung! kolesistitis

akut! pankreatitis! divertikulitis kolon! obstruksi usus a8al! per$orasi kolon!

demam thypoid! abdominalis! karsinoid! dan mukokel apendiks.

2.6 Karakteristik Penderita Apendisitis

nsiden tertinggi pada kelompok umur 20"30 tahun! setelah itu

menurun. nsiden pada laki"laki dan perempuan umumnya sebanding!

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 26/29

30

kecuali pada umur 20"30 tahun! insidens lelaki lebih tinggi disbanding

 perempuan.

2.7 Komplikasi

omplikasi yang paling sering adalah per$orasi apendisitis. *er$orasi

usus buntu dapat mengakibatkan periappendiceal abses (pengumpulan

nanah yang terin$eksi) atau peritonitis di$us (in$eksi selaput perut dan

 panggul). Alasan utama untuk per$orasi appendiceal adalah keterlambatan

dalam diagnosis dan operasi! semakin besar kemungkinan per$orasi. >esiko

 per$orasi 3+ jam setelah onset gejala setidaknya 1&,. @leh karena itu!

setelah didiagnosa radang usus buntu! operasi harus dilakukan tanpa

menunda"nunda.

omplikasi jarang terjadi pada apendisitis adalah penyumbatan usus.

*enyumbatan terjadi ketika peradangan usus buntu sekitarnya menyebabkan

otot usus untuk berhenti bekerja! dan ini mencegah isi usus yang le8at. ika

 penyumbatan usus diatas mulai mengisi dengan cairan dan gas! distensi

 perut! mual dan muntah dapat terjadi. emudian mungkin perlu untuk 

mengeluarkan isi usus melalui pipa mele8ati hidung dan kerongkongan dan

ke dalam perut dan usus.

Sebuah komplikasi apendisitis adalah sepsis! suatu kondisi dimana

 bakteri mengin$eksi masuk ke darah dan perjalanan ke bagian tubuh

lainnya.

2.8 Pengobatan Apendisitis

:ila diagnosis klinis sudah jelas! tindakan paling tepat dan merupakan

satu"satunya pilihan yang baik adalah apendektomi. *ada apendisitis tanpa

komplikasi biasanya tidak diperlukan pemberian antibiotic! kecuali pada

apendisitis gangrenosa atau apendisitis per$orate. *enundaan tindak bedah

sambil memberi antiboiotik dapat mengakibatkan abses atau per$orasi.

Apendektomi bisa dilakukan secara terbuka ataupun dengan cara

laparskopi. :ila apendektomi terbuka! insisi c:urney paling banyak 

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 27/29

31

dipilih oleh ahli bedah. *ada penderita yang diagnosisnya tidak jelas

sebaiknya dilakukan observasi terlebih dahulu. *emeriksaan laboratorium

dan ultrasonogra$i bisa dilakukan bila dalam observasi masih terdapat

keraguan. :ila tersedia laparoskop! tindakan laparoskopi diagnostic pada

kasus meragukan dapat segera menentukan akan dilakukan operasi atau

tidak.

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 28/29

32

2.1+ Kerangka Teori

n$eksi pada apendiks

vermi$ormis

ermatologi

'eukosit

oto Sinar /

Apendikogram

Apendisitis

Akut

riteria klinis

 yeri ?pigastrium atauc:urney

Anoreskia

ual

untah

9emam

onstipasi

7/21/2019 BAB II OK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-ok-56dc18621bf2a 29/29

33

2.11 Kerangka Konsep

riteria klinis

1. yeri ?pigastrium atau

c:urney

2. Anoreksia

3. ual

<. untah

&. 9emam

+. onstipasi

'eukosit

Apendisitis Akut