BAB II NICU
Transcript of BAB II NICU
BAB II
20
MAKALAHASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY NDENGAN BBLRDI RUANG NICU RSUD PROPINSI NTBTANGGAL 26-28 JULI 2010
Di susun oleh :Baiq WinartiKuratun aini Nadratul uyun Nurjannah Rabiatul adawiyah
DIPLOMA KESEHATAN JURUSAN KEBIDANANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM2010
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan kasus kelompok Asuhan kebidanan patologi tepat pada waktunya.
Melalui kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami berharap setelah membaca dan mempelajari makalah ini rekan-rekan kelompok dapat menjadikan referensi untuk menyelesaikan tugas selanjutnya. Selain itu, semoga para pembaca bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik. Mengingat proses penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami berikutnya.
Mataram, Juli 2010
PenyusunKelompok VIII
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..iKATA PENGANTARiiDAFTARISI...iiBAB I PENDAHULUAN.1Latar Belakang..1Tujuan1BABIILANDASAN TEORIBAB III KASUS......................................................................................BABIVPEMBAHASANBAB V PENUTUPDAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan bayi pada masa pranatal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan di saat bayi dalam masa postnatal dan kehidupan selanjutnya.Pentingnya asupan nutrisi bagi tumbuhkembang janin serta pengaruh lingkungan dapat membawa dampak yang sangat besar.Bayi yang kurang mendapat asupan nutrisi serta perawatan yang kurang pada saat pranatal maka akan tumbuh menjadi bayi yang tidak optimal,dalam artian bayi tersebut akan mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.Serta kelainan bawaan yang dibawa oleh bayi dari dalam kandungan.
Tujuan dan Manfaat
Kita sebagai calon tenaga kesehatan hendaknya mengetahui asupan nutrisi yang penting bagi seorang bayi,baik pada saat bayi tersebut dalam masa pranatal,natal maupun postnatal agar kelak bayi bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal layaknya harapan kita semua agar nantinya menjadi generasi penerus bangsa dan negara yang sehat dan berkualitas.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian
awalan yang menunjukkan hubungan dengan pusar/umbilicus.burut pusar. (Kamus Kedokteran,Dr.Med.Ahmad Ramali, Penerbit Djambatan) protrusi pada waktu lahir. Bagian usus melalui defek pada dinding abdomen di umbilicus. (Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 25. Penerbit buku kedokteran EGC)protusi (sembulan) dari kantong yang berisi usus dan visera abdoman melalui defek dinding abdomen pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar).
(perawatan Anak sakit ,Ngastiya,penerbit buku kedokteran EGC) Etiologi
Penyebab kelainan ini adalah kegagalan alat dalam kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu ingga menyebabkan timbulnya omfalokel (Perawatan anak sakit, Ngastiyah, Penerbit Buku kedokteran , EGC)
Gambaran Klinik
Kelainan dapat terliat dengan adanya protus (sembulan) dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar). (Perawatan anak sakit, Ngastiyah, Penerbit Buku kedokteran , EGC)
Penatalaksanaan
MedikOperasi. Seyogyanya operasi dilakukan segera setelah lahir , tetapi mengingat bahwa memasukkan bahwa memasukkan semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru hingga timbul gangguan pernafasan. Maka operasi biasanya ditunda beberapa bulan.KeperawatanMasalah perawat yang dapat terjadi adalah resiko infaksi. Sebelum dilakukan operasi bila kantung belum pecah, dioleskan merkurokrum setiap hari untuk mencega infeksi. Operasi ditunda beberapa bulan menuggu terjadinya penebalan selaput yang menutupi kantung tersebut.Setelah diolesi merkurokrum, ditutup dengan kasa steril, diatasnya ditutup lagi dengan kapas agak tebal bari dipasang gurita.Bila bayi dipulangkan, pesankan kepada ibunya untuk mencegah infeksi dan ajarkan cara merawatnya seperti yang dilakukan dirumah sakit serta kapan harus datang konsultasi.(perwatan anak sakit, Negastia, penerbit buku kedokteran, EGC)
Prognosis
Angka kelainan ini tinggi bila ompalokel besar karena kantung dapat peca dan dapat terjadi infeksi.(perwatan anak sakit, Negastia, penerbit buku kedokteran, EGC).
BAB IIITINJAUAN KASUSASUHAN KEBIDANAN PADA NY RDENGAN ATRESIA ANIDI RUANG NICU RSU MATARAMTANGGAL 26-28 JULI 2010
PENGUMPULAN DATAA. Data SubyektifIdentitas
Nama bayi : Bayi RUmur: 7 hariLahir: 19 Juli 2010 pukul 22.30 WITAAnak ke: II (dua)JK: Laki-laki
Nama ibu: Ny RNama ayah: Tn AUmur: 27 tahunUmur: 30 tahunAgama: IslamAgama: IslamSuku: SasakSuku: SasakPendidikan: SMAPendidikan: SMAPekerjaan: IRTPekerjaan: TaniAlamat: Bagek Longgek Mamben Daya, Lombok Timur
Hari/tanggal masuk Rumah Sakit Ruang NICU : Jumat, 23 Juli 2010Alasan masuk ruang NICU : k/u lemah, tidak bisa BAB, perut kembung, tidak memiliki lubang anus (rujukan RSUD Selong dengan Atresia Ani letak tinggi)Hari/tanggal pengkajian : Senin 26 Juli 2008, jam 07.30 WITA.Keluhan utama saat dikaji : K/U bayi lesu, tangis (+), sianosis (-), muntah (-), sesak (-), kembung (-), hipotermi (-), BAK (+), BAB (+) lewat colostomy, bayi minum ASI langsung dari ibu
Riwayat kehamilan dan kelahiran :
PrenatalIbu mengatakan hamil yang kedua dengan usia kehamilan 9 bulan. Ibu mengatakan sering memeriksakan kehamilannya di posyandu dan PKM, dan pernah mendapatkan imunisasi TT 2 kali.Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dan tidak ada masalah selama kehamilan.NatalBayi lahir spontan di Puskesmas Wanasaba tanggal 19 juli 2010 pukul 22.30 WITA, dengan BB; 3000 gr, PB; 50 cm, LILA; 11 cm, jenis kelamin; laki-laki, A-S: 7-9PostnatalK/U bayi lemah, tangis (+), sianosis (-), muntah (-), sesak (-), kembung (+), hipotermi (-) BAK (+), BAB (-), bayi minum ASI langsung dari ibu
Riwayat Psikososial
Kontak dini : ibu sering melakukannya dengan sering menjenguk bayinya di ruang NICUPemberian ASI: diberikan langsung dari ibuKontak mata : langsung dilakukan saat lahirRespon orangtua :Ibu, ayah, dan keluarga merasa bahagia dengan kelahiran bayi namun cemas dengan kondisi bayinya.
Data Obyektif
Keadaan umum
K/U lemah, tangis keras, tidak sianosis, tidak sesak, tidak muntah, perut tidak kembung, BAK lancar, BAB lewat colostomy, kuat minum ASI langsung dari ibu.BB : 3000 gr PB : 50 cm LILA : 11 cmLIKA : 34 cmLIDA : 31 cmTTV : Suhu : 36,90C Respirasi: 42x/mnt DJ : 135x/mnt
Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak teraba molase, tidak terdapat kaput, tidak ada edema, tidak ada trauma lahir, UUB berbentuk berlian, UUK berbentuk segitiga, dan sedikit cekung, tidak ada pembengkakan atau benjolan.Telinga : Lunak, daya pegas bagus, tidak ada pengeluaran secret, tidak ada kelainan, puncak daun telinga di atas garis hayal yang ditarik dari quantus mata bagian luar.Hidung dan mata : Hidung simetris, tidak ada pengeluaran secret atau cairan, neonatus bernapas melalui hidung, bibir tidak cyanosis, tidak ada pengeluaran saliva yang berlebihan, tidak ada sumbing, reflex hisap masih lemah.Leher : tidak ada pembengkakan, pergerakan lemasDada : simetris, putting susu +/+, tidak terdapat pengeluaran secret atau carain, respirasi normal 42x/mnt, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung normal.Bahu, lengan dan tangan : gerakan normal, jumlah jari lengkap, sistem syaraf reflex morro (+), terpasang infuse IV dextrose 10% 13 tetesPerut : lebih menonjol atau cembung daripada dada, perut tidak kembung, tali pusat sudah kering, tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat, tidak ada benjolan, terdapat usus yang telah di colostomi, terdapat pengeluaran BAB lewat colostomy.Genitalia : jenis kelamin laki-laki, lubang urethtra di ujung penis, testis sudah turun ke dalam skrotum.Tungkai dan kaki : simetris, pergerakan lemah, jumlah jari lengkap.Punggung dan anus : tidak ada benjolan atau cekungan pada punggung, tidak terdapat lubang anus.Kulit : tidak sianosis, tidak terdapat tanda lahir, tidak ada lanugo, verniks, terdapat milia pada hidung, tidak ada bercak mongol pada bokong.
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 28 Juni 2008Photo Rontgen
Hasil RontgenIleus obstruksi oleh karena fetal material pada colonDilatasi sebagian usus besarDilatasi sebagian usus halusTidak tampak udara bebasTampak fetal material cukup banyak pada abdomen kiri bawah
INTERPRESTASI DATA DASAR Diagnosa
Bayi umur 4 hari, lahir aterm, dengan Atresia Ani Letak TinggiDasar :K/U lemah, tangis keras, tidak sianosis, tidak sesak, tidak muntah, perut tidak kembung, BAK lancar, BAB lewat colostomy, kuat minum ASI langsung dari ibu.BB : 3200 gr PB : 50 cm LILA : 11 cmLIKA : 34 cmLIDA : 31 cmTTV : suhu : 36,90C Respirasi: 42x/mnt DJ : 135x/mnt
Masalah
Anus tidak ada, BAB melalui colostomiKebutuhan :
Ajarkan ibu untuk membersihkan BAB lewat colostomiAjarkan ibu untuk membungkus colostomi Ajarkan ibu untuk perawaatan colostomi
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIALHisprung Deases
TINDAKAN SEGERAMandiri: Perawaatan colostomy
Kolaborasi: Dengan dokter bedahRujukan : Bila perlu
RENACAN TINDAKANObservasi k/u bayiObservasi tanda-tanda vitalAjarkan ibu perawatan colostomiJaga kehangatan tubuh bayiPemenuhan nutrisi dan cairan
Berikan antibiotik
PELAKSANAANTanggal: 26 Juli 2008 28 Juli 2008
Tempat: Ruang NICU RSU MataramPagi : k/u lemah, lesu, tidak ikterus, minum ASI langsung ibu, muntah (-), BAK (+), BAB (+) lewat colostomi07.30: Menyeka bayi, mengganti selimut, menimbang berat badanMerawat luka operasi, perdarahan (-)Mengganti kantong colostomy Mengajari ibu merawat dan mengganti kntong colostomy
08.00: Mengobservasi TTV; S: 36,90C, R : 42x/mnt, DJ : 135x/mnt.Memberikan ASI dan memotivasi ibu untuk tetap menyusui Mengganti lokasi infus
11.00: Memberikan injeksi Ampicillin 150 mg Gentamisin 10 mgMemberi ASI.
12.00: Mengukur TTV, S : 36,70C, R : 45x/mnt, DJ : 140x/mntMemberikan ASI langsung dari ibu, mengganti selimut
Sore: k/u lesu, tangis (+), hipotermi (-), cianosis (-), minum langsung ASI dari ibu, muntah (-), BAK (+), BAB (+) lewat colostomy, infuse dan AB lanjut14.00: Observasi k/u bayi : bayi lesu, tangis keras, tidak cyanosis.Mengganti selimut bayi
15.00: Memotivasi ibu untuk memberikan ASIObservasi muntah (-)Observasi sinosis (-)Merawat colostomy Ibu sudah mampu mengganti kantung colostomy sendiri
17.00: Memberikan ASI langsung dari ibuMengganti selimutMengukur TTV, S : 36,70C, R : 45x/mnt, DJ : 136x/mnt
19.00: Mengganti selimutMemberikan ASI
Malam: k/u lemah, tangis (+), cianosis (-), kejang (-), minum langsung ASI dari ibu, muntah (-), BAK (+), BAB (+) lewat colostomy, infuse D 10 % 13 tetes/mnt, AB lanjut20.00: Mengobservasi k/u bayiMengganti selimut dan mengatur posisiMemberikan ASI
21.00: Mengobservasi daerah tempat infusMemberikan ASI langsung dari ibu
23.00: Observasi tetesan infuseMemberikan ASIInjeksi Ampicillin 50 mg/IV
01.00:Mengobservasi k/u bayiMengobservasi TTV, S: 37 C, N: 52x/mnt, DJ: 150x/mnt
05.00Mengobservasi k/u bayiMemberikan ASI
VII. EVALUASI Tanggal 26 Juli 2010Pukul 23.00 WitaK/U lesu, tangsi keras, tidak muntah, tidak cianosis, tidak kejang, BAK lancar, BAB dari coloctomy, ASi langsung ibu, masih terpasang infuse dextrose 10% (13 tetes/mnt) TTV : S: 37 C, N: 52x/mnt, DJ: 150x/mntColostomi baikIbu mempu merawat colostomy sendiri
Tanggal 27 Juli 2010Pagi : k/u lemah, tidak ikterus, tidak cinosis, tidak kejang, minum ASI langsung ibu, muntah (-), kembung (-), BAK (+), BAB (+) lewat colostomi07.00Observasi k/u bayiMenyeka bayiMengganti selimutMenimbang berat badan
Merawat luka operasi, perdarahan (-)Mengganti kantong colostomy
08.00: Mengganti selimutMengobservasi TTV; S: 36,60C, R : 52x/mnt, DJ : 144x/mnt.Memberikan ASI dan memotivasi ibu untuk tetap menyusui
09.00:Observasi k/u bayiMengganti selimut
11.00: Memberikan injeksi Ampicillin 50 mg Gentamisin 12 mgMemberi ASI.
12.00: Mengukur TTV, S : 370C, R : 45x/mnt, DJ : 140x/mntMemberikan ASI langsung dari ibuMengganti selimutAff infuse
13. 00Observasi k/u bayiMinum ASI langsung ibu
Sore: k/u lesu, tangis (+), hipotermi (-), cianosis (-), minum langsung ASI dari ibu, muntah (-), BAK (+), BAB (+) lewat colostomy, kembung (-)14.00: Observasi k/u bayi : bayi lesu, tangis keras, tidak cyanosis.Mengganti selimut bayi
15.00: Memotivasi ibu untuk memberikan ASIObservasi muntah (-)Observasi sinosis (-)
18.00: Observasi k/u bayiMengganti selimutMengukur TTV, S : 37,10C, R : 50x/mnt, DJ : 128x/mnt
19.00: Mengganti selimutMemberikan ASIMengganti kantong colostomy
Malam: k/u lemah, tangis (+), cianosis (-), kejang (-), minum langsung ASI dari ibu, kembung (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+) lewat colostomy20.00: Mengobservasi k/u bayiMengganti selimut dan mengatur posisi
21.00: Mengobservasi k/u bayiMemberikan ASI langsung dari ibuMengganti kantong colostomy
23.00: Observasi muntah (-)Observasi sianosis (-)Memberikan ASI
01.00:Mengobservasi k/u bayiMengobservasi TTV, S: 37 C, N: 52x/mnt, DJ: 150x/mnt
05.00Mengobservasi k/u bayiMemberikan ASI
Tanggal 3 Juli 200807.00: Menyeka bayiMenimbang BB Mengganti selimutMengganti kantong colostomy, merawat colostomy
08.00: Mengobservasi TTV, S : 36,50C, R : 58x/mnt, DJ : 140x/mnt.Mengikuti visit dokter : Minum bagus, tidak muntah
:
Mengajarkan perawatan colostomy di rumah
BAB IVPEMBAHASAN
Pada pukul 22.30 WITA, tanggal 19 Juli 2010, lahir bayi laki-laki spontan, di Puskesmas Wanasaba, A-S 7-9, BB 3000 gram, PB 50 cm, LILA 11 cm, LIKA 34 cm, LIDA 31 cm, K/u lemah, tangis keras, tidak ada retraksi dinding dada saat bernafas, kulit tidak cyanosis, tidak sesak, perut kebung dan anus tidak ada.Tiba diruang NICU tanggal 23 Juli 2010 pukul 09.30 bayi diletakkan di Radian Warmer, kemudian bayi dipasangkan infuse dextrose 10% dengan 6 tetes/mnt. Bayi dipuasakan selama 1 hari, mengukur suhu 36,50C. Untuk mencegah terjadinya infeksi maka dilakukan perawatan tali pusat, memberikan antibiotik Ampicillin dan GentamisinSetelah dilakukan tindakan di atas dilakukan observasi keadaan bayi didapatkan keadaan umumnya masih lemah, tidak cyanosis, tidak hipotermia (36,70C), tidak ada pengeluaran mekonium, bayi belum BAB.Dilakukan rontgen pada tanggal 28 Juni 2008 dengan hasil Ileus obstruksi oleh karena fetal material pada colon, terdapat dilatasi sebagian usus besar, dilatasi sebagian usus halus, tidak tampak udara bebas, tampak fetal material cukup banyak pada abdomen kiri bawah kemudian dilakukan operasi colostomy pada tnggl 29 Juni 2008.Pada hari ke 3, pemberian ASI masih tetap dilanjutkan dengan jumlah yang sama. Bayi tidak hipotermi, perut tidak kembung, tidak sianosis, BAK lancer, BABA lewatcoloctomi, terapi cairan masih diberikan dextrose 10% dengan 13 tetes/menit.Pada hari ke 4 dan 5 bayi tetap diberikan ASI, ibu diajakan untuk melakukan perawatan colostomy dan mengganti kantung colostomy, ibu sudah mampu melakukannnya sendiri. k/u bayi baik, tidak ikterus, tidak sianosis.Pada hari ke 6, bayi diperbolehkan pulang dan ibu dijarkan melakukan perawatan colostomy di rumah.
BAB VPENUTUP
KESIMPULANBayi Ny R dengan diagnosa, bayi umur 7 hari, lahir aterm dengan Atresia Ani Letak Tinggi, dirawat diruang NICU selama 6 hari, dengan keadaan umum mulai membaik, menangis keras, tidak cyanosis, minum ASI dengan daya hisap yang baik langsung dari ibu, tidak muntah, suhu tubuh stabil, BAK lancar, BAB lancar lewat colostomi. Ibu sudah bisa merawat colostomi sendiri.
SARANKepada mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek di Ruang NICU agar lebih memperhatikan bayi-bayi disana terutama pada bayi-bayi yang membutuhkan perawatan yang intensif, pada bayi yang mengalami atresia ani yang telah dilakukan colostomy perlu diperhatikan untuk selalu mengganti kantong kolostomi jika telah dipenuhi dengan mekonium dan memperhatikan cara perawatan colostomy itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Staf pengajar ilmu kesehatan anak. FKUI.2002. Ilmu Kesehatan Anak. Percetakan INFOMEDIKA .JakartaNelson,Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC.JakartaWinknjosastro, H. 199. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, addressStreetJakarta.Saefuddin, B.A. 2001. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, StreetaddressCityplaceJakarta.Depkes, 2001. Pelatihan Asuhan Persalinan addressNormal, Buku Acuan, addressStreetJakarta.Cecily L.Betz & Linda A. Sowden, 2001, Busaku ku Keperawatan Pediatri, EGC, Jakarta.
Carpenito,LJ, 1999, Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, EGC, Jakarta.