STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co...

119
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co TERHADAP KATALIS Ni/SiAl PADA KONVERSI ASAM LEMAK MENJADI ALKANA SKRIPSI ALISSYA RAFIANI PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Transcript of STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co...

Page 1: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

i

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co

TERHADAP KATALIS Ni/SiAl PADA KONVERSI

ASAM LEMAK MENJADI ALKANA

SKRIPSI

ALISSYA RAFIANI

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 2: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

ii

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co

TERHADAP KATALIS Ni/SiAl PADA KONVERSI ASAM LEMAK

MENJADI ALKANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

ALISSYA RAFIANI

NIM. 11150960000069

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 3: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

iii

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co

TERHADAP KATALIS Ni/SiAl PADA KONVERSI ASAM LEMAK

MENJADI ALKANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

ALISSYA RAFIANI

NIM. 11150960000069

Menyetujui,

Pembimbing I

Nurhasni, M.Si

NIP. 19740618 200501 2 005

Pembimbing II

Adid Adep Dwiatmoko, Ph. D

NIP. 19840101 200801 1 009

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kimia

Page 4: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

iv

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Studi Pengaruh Logam Fe, Cu, dan Co terhadap katalis

Ni/SiAl pada Konversi Asam Lemak Menjadi Alkana” telah diuji dan dinyatakan

LULUS pada sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jumat, 28 Juni 2019. Skripsi ini telah

diterima untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia.

Menyetujui,

Penguji I

Nanda Saridewi, M.Si

NIP. 19841021 200912 2 004

Penguji II

Isalmi Aziz, M.T

NIP. 19751110 200604 2 001

Pembimbing I

Nurhasni, M.Si

NIP. 19740618 200501 2 005

Pembimbing II

Adid Adep Dwiatmoko, Ph. D

NIP. 19840101 200801 1 009

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud

NIP. 19690404 200501 2 005

Ketua Program Studi Kimia

Dr. La Ode Sumarlin, M.Si

NIP. 19750918 200801 1 007

Page 5: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH HASIL

KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2019

Alissya Rafiani

11150960000069

Page 6: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

vi

ABSTRAK

ALISSYA RAFIANI. Studi Pengaruh Penambahan Logam Fe, Cu, dan Co

Terhadap Katalis Ni/SiAl pada Konversi Asam Lemak Menjadi Alkana. Dibimbing

oleh NURHASNI dan ADID ADEP DWIATMOKO

Asam lemak yang terkandung di dalam minyak nabati dapat dikonversi

menjadi alkana maupun alkena, sebagai salah satu bahan bakar alternatif melalui

reaksi hidrodeoksigenasi dengan bantuan katalis. Reaksi hidrodeoksigenasi asam

lemak dilakukan menggunakan pelarut dekana, dan katalis Ni/SiAl dengan variasi

penambahan logam Fe, Cu, dan Co, serta perbandingan logam Ni dengan logam

Cu. Penambahan logam Fe, Cu, dan Co tersebut dilakukan bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penambahan logam Fe, Cu, dan Co pada peforma katalis

dalam reaksi hidrodeoksigenasi. Metode yang digunakan untuk sintesis katalis

adalah metode impregnasi, kalsinasi, dan reduksi. Katalis yang disintesis

dikarakterisasi menggunakan TGA, SAA, TEM, NH3-TPD, TPR, dan XRD. Hasil

karakterisasi SAA mengindikasikan bahwa penambahan logam mampu

meningkatkan luas permukaan katalis Ni/SiAl, serta mampu memberikan pengaruh

terhadap ukuran partikel katalis Ni/SiAl berdasarkan hasil karakterisasi

menggunakan TEM. Logam Fe, Cu, dan Co juga mampu mempengaruhi keasaman

katalis Ni/SiAl. Hasil karakterisasi TPR menghasilkan bahwa penambahan logam

Cu ke dalam katalis Ni/SiAl dapat menurunkan suhu reduksi katalis. Hasil

karakterisasi XRD menghasilkan bahwa katalis memiliki sistem kristal kubus, serta

menunjukkan bahwa logam Cu telah masuk ke dalam kisi kristal katalis Ni/SiAl.

Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan aktivitas yang

tinggi terhadap reaksi hidrodeoksigenasi asam lemak, dengan konversi sebesar

73,83% untuk asam laurat, dan 94,96% untuk asam oleat.

Kata kunci: asam lemak, hidrodeoksigenasi, logam Cu, Ni/SiAl.

Page 7: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

vii

ABSTRACT

ALISSYA RAFIANI. Study on Effect of Fe, Cu, and Co Metals Addition on

Ni/SiAl Catalysts on Fatty Acid Conversion into Alkenes. Supervised by

NURHASNI and ADID ADEP DWIATMOKO

The fatty acids that contained in vegetable oils can be converted into alkanes

or alkenes, as an alternative fuel by the hydrodeoxygenation reaction with the help

of catalysts. Hidrodeoxygenation of fatty acid was carried out using decane solvent,

and Ni/SiAl catalyst with variations of Fe, Cu, and Co metals and the comparison

ratio between Ni metal with Cu metals. The addition of Fe, Cu, and Co metals was

carried out to determine the effect of adding Fe, Cu, and Co metals on the catalyst

performance in hidrodeoxygenation reactions. The menthods that used for catalyst

synthesis are impregnation, calcination, and reduction. The sythesized catalysts

were characterized by TGA, SAA, TEM, NH3-TPD, TPR, and XRD. The results of

SAA characterization indicated that the addition of metals can increase the surface

area of Ni/SiAl catalyst, and able to influence the particle size of Ni/SiAl catalyst

based on the result of TEM characterization. Fe, Cu, and Co metals are also able to

influence the acidity of Ni/SiAl catalyst. The TPR characterization results that the

addition Cu metal onto Ni/SiAl catalyst can reduce the reduction temperature of

catalyst. The XRD characterization results that the catalysts have cube structure,

and showed that Cu has entered the crystal lattice of Ni/SiAl catalyst. NiCu/SiAl

catalyst is a bimetal catalyst which gives high activity on hidrodeoxygenation of

fatty acid, with percent conversion of 73,83% for lauric acid, and 94,96% for oleic

acid.

Keywords: Fatty acid, hidrodeoxygenation, cu metal, Ni/SiAl.

Page 8: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulilllah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Studi Pengaruh Penambahan Logam Fe, Cu, dan Co Terhadap Katalis

Ni/SiAl pada Konversi Asam Lemak Menjadi Alkana”. Ucapan terimakasih

penulis ucapkan atas bantuan dalam proses penyusunan skripsi ini kepada:

1. Nurhasni, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan

pengetahuan, pengarahan, waktu, serta bimbingannya yang sangat

membantu penulis terhadap penyelesaian dan penulisan skripsi ini.

2. Adid Adep Dwiatmoko, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan pengetahuan baru, pengarahan selama proses penelitian,

serta bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Nanda Saridewi, M.Si selaku Penguji I yang telah memberikan saran dan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Isalmi Aziz, M.T Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas

Saind dan Teknologi.

6. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

ix

7. Mamah dan kakak tersayang atas segala doa, motivasi, serta dukungan

moril maupun materil yang diberikan kepada penulis.

8. My partner Violita Shadillah, yang selalu menemani penulis dari awal

hingga akhir, dan juga Mercy dan Syifa yang selalu menghibur penulis

saat suka maupun duka.

9. Segenap dosen Program Studi Kimia atas ilmu pengetahuan dan

pengalaman yang diajarkan dan diberikan kepada penulis.

10. Teman-teman kimia Sesquiterpen Angkatan 2015 yang senantiasa

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

11. Pusat Penelitian Kimia Lembanga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

12. Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang telah

mengizinkan penulis dalam melakukan berberapa pengujian.

13. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun secara tidak

langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

14. And last but not least, partner spesial M. Baghyan Ridhollah yang tidak

henti memberikan semangat, dukungan, serta hiburan kepada penulis

selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu dan

teknologi.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Juni 2019

Penulis

Page 10: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

x

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Hipotesis ........................................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1 Asam Lemak .................................................................................................. 7

2.1.1 Asam Oleat ........................................................................................ 8

2.1.2 Asam Stearat ...................................................................................... 9

2.1.3 Asam Laurat ..................................................................................... 10

2.2 Katalis .......................................................................................................... 11

2.3 Katalis Bimetal ............................................................................................ 14

2.3.1 Besi (Fe) ........................................................................................... 14

2.3.2 Tembaga (Cu) .................................................................................. 15

2.3.3 Kobalt (Co) ...................................................................................... 16

2.3.4 Katalis Ni/SiAl ................................................................................. 16

2.3.5 Promotor .......................................................................................... 17

2.4 Hidrodeoksigenasi (HDO) ........................................................................... 18

2.5 Mekanisme Katalis Bimetal dalam proses HDO ......................................... 19

2.6 Instrumentasi ............................................................................................... 21

2.6.1 Thermal Gravimetry Analysis (TGA) .............................................. 21

2.6.2 Transmission Electron Microscope (TEM) ..................................... 23

2.6.3 Temperature-Programmed Reduction (TPR) .................................. 25

2.6.4 Temperature-Programmed Desorption (TPD) ................................ 26

Page 11: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

xi

2.6.5 Surface Area Analyzer (SAA) .......................................................... 27

2.6.6 X-Ray Diffraction (XRD) ................................................................ 28

2.6.7 Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) ...................... 29

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 31

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 31

3.2.1 Alat ..................................................................................................... 31

3.2.2 Bahan .................................................................................................. 31

3.3 Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 32

3.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 33

3.4.1 Preparasi Katalis ................................................................................. 33

3.4.1.1 Katalis Monometal Ni/SiAl (20% Ni) dan Katalis Cu/SiAl

(20% Cu) ................................................................................ 33

3.4.1.2 Katalis Bimetal Ni-M/SiAl (10% Ni dan 10% M: Fe, Cu, Co)

dan Katalis NiCu/SiAl 15:5% ................................................ 33

3.4.2 Karakterisasi Katalis ........................................................................... 34

3.4.2.1 Karakterisasi Katalis Menggunakan TGA (ASTM

E2402-11) ............................................................................... 34

3.4.2.2 Analisis Morfologi Katalis Menggunakan TEM (ASTM

D6480-05) .............................................................................. 35

3.4.2.3 Analisis Luas Permukaan Menggunakan SAA (ASTM

C1069-09) ............................................................................... 35

3.4.2.4 Analisis Keasaman Menggunakan NH3-TPD (ASTM

D4824-03) .............................................................................. 36

3.4.2.5 Analisis Suhu Reduksi Menggunakan H2-TPR (ASTM

E2438-05) ............................................................................... 36

3.4.2.6 Analisis Kristalinitas Menggunakan XRD (ASTM

D4926-15) .............................................................................. 36

3.4.3 Reaksi HDO Asam Lemak .............................................................. 37

3.4.4 Analisis Produk HDO menggunakan GC-MS (ASTM D1945-14) . 37

3.4.5 Analisis Data .................................................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 39

4.1 Karakteristik Katalis .................................................................................... 39

4.1.1 Hasil Analisis Stabilitas Termal dengan TGA ................................. 39

Page 12: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

xii

4.1.2 Hasil Analisis Morfologi dengan TEM ........................................... 40

4.1.3 Hasil Analisis Luas Permukaan dengan SAA .................................. 44

4.1.4 Hasil Analisis Keasaman dengan NH3-TPD .................................... 46

4.1.5 Hasil Analisis Suhu Reduksi dengan TPR ....................................... 47

4.1.6 Hasil Analisis Kristalinitas dengan XRD ........................................ 48

4.2 Reaksi Hidrodeoksigenasi ........................................................................... 51

4.2.1 Hasil Reaksi Hidrodeoksigenasi Asam Stearat ................................ 52

4.2.2 Hasil Reaksi Hidrodeoksigenasi Asam Laurat ................................ 55

4.2.3 Hasil Reaksi Hidrodeoksigenasi Asam Oleat .................................. 59

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 61

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 61

5.2 Saran ............................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62

LAMPIRAN ......................................................................................................... 69

Page 13: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur asam oleat .......................................................................... 9

Gambar 2. Struktur asam stearat ........................................................................ 10

Gambar 3. Struktur asam laurat ......................................................................... 11

Gambar 4. Rangkaian batch reactor proses hidrodeoksigenasi ........................ 19

Gambar 5. Skema kerja instrumen TGA ........................................................... 22

Gambar 6. Skema kerja instrumen TEM ........................................................... 24

Gambar 7. Skema kerja instrumen TPR ............................................................ 25

Gambar 8. Skema kerja instrumen TPD ............................................................ 26

Gambar 9. Skema kerja instrumen SAA ............................................................ 27

Gambar 10. Skema Dasar Instrumen XRD ......................................................... 29

Gambar 11. Skema kerja instrumen GC-MS ....................................................... 30

Gambar 12. Hasil analisis TGA katalis Ni/SiAl dan Ni-M/SiAl ......................... 39

Gambar 13. Distribusi ukuran partikel katalis (a) Ni/SiAl, (b) NiFe/SiAl, (c)

NiCu/SiAl, (d) NiCo/SiAl ................................................................ 42

Gambar 14. Mikrograf dari katalis (a) Ni/SiAl, (b) NiFe/SiAl, (c) NiCu/SiAl,

(d) NiCo/SiAl ................................................................................... 43

Gambar 15. Suhu reduksi katalis Ni/SiAl, Cu/SiAl, dan NiCu(15:5)/SiAl ......... 47

Gambar 16. Pola difraksi katalis Ni/SiAl dan NiCu(15:5)/SiAl ......................... 49

Gambar 17. Perbedaan pola difraksi katalis Ni/SiAl dan NiCu(15:5)/SiAl ........ 50

Gambar 18. Area produk heptadekana (C17) dan oktadekana (C18) hasil

reaksi HDO asam stearat .................................................................. 52

Gambar 19. Jalur reaksi HDO asam stearat menjadi senyawa alkana................. 54

Gambar 20. Jalur reaksi HDO asam laurat menjadi senyawa alkana dan alkena 55

Gambar 21. Konversi katalis reaksi HDO asam laurat ........................................ 56

Gambar 22. Jalur reaksi HDO asam oleat menjadi senyawa alkana ................... 60

Page 14: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nama-nama asam lemak .......................................................................... 8

Tabel 2. Ukuran rata-rata partikel logam katalis monometal dan bimetal ........... 43

Tabel 3. Luas permukaan, luas mikropori, volume pori dan rentang ukuran pori

katalis dan penyangga katalis ................................................................. 44

Tabel 4. Data keasaman (asam lemah dan asam kuat) katalis .............................. 46

Tabel 5. Area produk hasil reaksi HDO asam laurat ............................................ 58

Page 15: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan katalis .......................................................................... 70

Lampiran 2. Katalis sebelum dan sesudah reduksi ............................................. 73

Lampiran 3. Hasil analisis TGA .......................................................................... 74

Lampiran 4. Hasil analisis TEM menggunakan ImageJ ..................................... 77

Lampiran 5. Hasil analisis SAA .......................................................................... 82

Lampiran 6. Hasil analisis menggunakan NH3-TPD........................................... 83

Lampiran 7. Perhitungan hasil analisis NH3-TPD .............................................. 86

Lampiran 8. Perhitungan ukuran kristal XRD .................................................... 87

Lampiran 9. Hasil analisis GC-MS reaksi HDO asam stearat ............................ 88

Lampiran 10. Hasil analisis GC-MS reaksi HDO asam laurat ............................ 92

Lampiran 11. Perhitungan persen konversi dan selisih rasio area produk reaksi

HDO asam laurat ............................................................................ 96

Lampiran 12. Hasil analisis GC-MS reaksi HDO asam oleat ...........................101

Lampiran 13. Perhitungan persen konversi produk reaksi HDO asam oleat ....102

Page 16: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam lemak yang terkandung di dalam minyak nabati merupakan bahan baku

dalam memproduksi bahan bakar hidrokarbon, hal tersebut dikarenakan kecilnya

kandungan oksigen pada asam lemak jika dibandingkan dengan bahan bakar

biomassa yang dihasilkan dari selulosa. Biomassa yang diubah menjadi bio-oil

memiliki kandungan oksigen yang tinggi, sehingga tidak dapat secara langsung

digunakan menjadi bahan bakar (Yenumala & Maity, 2011). Asam lemak dapat

diubah menjadi bahan bakar hidrokarbon dengan yield yang tinggi menggunakan

proses hidrodeoksigenasi (HDO), proses HDO merupakan proses mengeliminasi

oksigen dari prekursor sehingga membentuk molekul air sebagai hasil samping

(Kumar et al., 2014).

Hidrodeoksigenasi merupakan rangkaian reaksi pengubahan struktur molekul

asam karboksilat dalam minyak menjadi hidrokarbon rantai lurus (alkana) dengan

menghilangkan oksigen menggunakan bantuan gas hidrogen, suhu tinggi, serta

katalis heterogen (Sotelo-Boyas et al., 2012). Kandungan oksigen pada sumber

daya nabati memiliki efek yang signifikan bagi bahan bakar yang dihasilkan.

Kandungan oksigen (lebih dari 50%) yang tinggi mengakibatkan ketidakstabilan

bahan bakar yang dihasilkan, serta mengakibatkan bahan bakar yang dihasilkan

tidak bercampur dengan bahan bakar fosil. Proses HDO dilakukan untuk

menghilangkan komponen oksigen pada asam lemak dan menghasilkan air

(Deneyer et al., 2015).

Page 17: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

2

Allah SWT telah menciptakan berbagai jenis tanaman di bumi, tanaman-

tanaman tersebut diciptakan oleh Allah SWT dengan maksud dan tujuan yang

berguna bagi manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az Zumar ayat

21:

أنزل من السماء ماء ف خرج به م ي سلكه ينابيع في الرض ث ألم تر أن للا

ا ثم يجعله حطاما إن زرعا مختلفا ألوانه ثم يهيج فتراه م لك ف صفر ي ذ

لذكرى لولي اللباب

Artinya:

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu

diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu

ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian

menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-

Nya hancur berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran

bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat (Q.S Az-Zumar : 21).

Ayat di atas menyiratkan bahwa Allah SWT memperingatkan bagi orang-

orang yang mempunyai akal untuk berfikir dan mengambil pelajaran dari

kekuasaan-Nya. Manusia diberikan akal pikiran oleh Allah SWT untuk berfikir

bagaimana menggunakan dan mengolah sumber daya yang ada di bumi. Tanaman

akan menjadi kering dan rontok jika tidak dimanfaatkan dengan baik, sebaliknya

tanaman akan sangat berguna jika kita memanfaatkannya menjadi sesuatu yang

memiliki nilai guna. Pemanfaatan tanaman salah satunya dengan menghasilkan

bahan bakar hidrokarbon yang menggunakan asam lemak dari minyak nabati

melalui proses hidrodeoksigenasi, untuk menghasilkan produk green diesel yang

lebih stabil dan ramah lingkungan dibandingkan produk biodiesel.

Page 18: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

3

Penelitian-penelitian sebelumnya telah melaporkan penggunaan berbagai

jenis asam lemak pada reaksi hidrodeoksigenasi, seperti asam dodekanoat (Bernas

et al., 2010), asam linoleat (Bernas et al., 2010), dan asam lemak dengan C17-C20

serta asam lemak dengan C22 (Rozmysłowicz et al., 2010). Penelitian ini

menggunakan tiga jenis asam lemak untuk reaksi HDO, yakni asam stearat, asam

laurat, dan asam oleat dengan alkana sebagai produk utama. Penelitian mengenai

ketiga jenis asam lemak tersebut telah dilakukan oleh Kumar et al (2014) yang

menggunakan asam stearat dan menghasilkan produk alkana berupa pentadekana,

heptadekana, heksadekana, dan okadekana. Penelitian Yang & Carreon (2017)

menggunakan asam laurat untuk reaksi deoksigenasi menghasilkan undekana

sebagai produk utama, serta penelitian Bhattacharjee & Tan (2017) yang

menghasilkan produk oktadekana dan heptadekana untuk reaksi HDO asam oleat.

Pemilihan ketiga jenis asam lemak tersebut dalam penelitian ini bertujuan untuk

melihat selektivitas katalis yang disintesis terhadap reaksi HDO asam stearat, asam

laurat, dan asam oleat.

Katalis Ni/SiAl telah banyak digunakan dalam berbagai reaksi. Diantaranya

yaitu dilakukan oleh Taylor et al (2009) menggunakan katalis Ni/SiAl untuk

menghasilkan hidrogen dari selulosa, oleh Rojas et al (2008) yang menggunakan

katalis Ni/SiAl untuk mengkonversi klorometana menjadi hidrokarbon, serta oleh

Damyanova et al (2012) mengenai reforming metana dengan CO2 yang

menggunakan katalis Ni/SiAl.

Katalis berbasis nikel merupakan katalis komersial yang memiliki performa

tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penggunaan katalis berbasis

nikel dalam reaksi HDO, seperti katalis Ni/ZrO2 (Foraita et al., 2014), katalis Ni-

Page 19: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

4

Cu/CeO2-ZrO2 (Novopashina et al., 2010), dan katalis NiMo Sulfide (Coumans &

Hensen, 2016). Studi yang dilakukan oleh Kumar et al (2014) mengkonversi asam

stearat menjadi alkana dengan menggunakan katalis Ni/HZSM dan memperoleh

senyawa heptadekana sebesar 85,2%. Penelitian lain terkait proses HDO juga

dilakukan oleh Heriyanto et al (2018) dengan menggunakan katalis logam NiMo/ɣ-

Al2O3 menghasilkan produk green-diesel dari minyak jelantah dengan yield sebesar

98,93% .

Silika-alumina (SiAl) umumnya diaplikasikan pada industri sebagai

penyangga katalis, dikarenakan silika memiliki stabilitas mekanis dan stabilitas

termal yang baik. Silika dengan kemurnian tinggi sangat baik digunakan sebagai

penyangga katalis karena dapat mendistribusikan ukuran pori yang sempit,

memiliki volume pori yang tinggi, serta kekuatan yang sangat baik (Busca, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Kordouli et al (2018) menghasilkan bahwa katalis

Mo-Ni/ASA (amorf silika-alumina) memberikan nilai yield produk bebas oksigen

yang besar pada proses HDO fenol.

Logam transisi Fe (Kandel et al., 2014), Cu (Guo et al., 2015), dan Co (Wu

et al., 2018) baik digunakan sebagai promotor dalam katalis, karena memiliki

aktivitas dan stabilitas yang baik, serta harganya yang relatif murah. Logam Ni

sebagai komponen aktif katalis memiliki suhu reduksi yang tinggi, sehingga logam

Fe, Cu, dan Co ditambahkan bertujuan sebagai promotor pada katalis Ni/SiAl.

Logam Fe, Cu, dan Co yang ditambahkan sebagai promotor agar dapat menurunkan

suhu reduksi dari katalis dan untuk meningkatkan peforma dari katalis Ni/SiAl

untuk reaksi HDO (Khromova et al., 2014). Katalis Co/H-ZSM-5-GR sangat aktif

pada reaksi HDO asam stearat menjadi alkana dengan menghasilkan tingkat

Page 20: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

5

konversi sebesar 45,9% (Wu et al., 2018). Studi yang dilakukan oleh Kandel et al

(2014) menyatakan bahwa katalis Fe-MSN (mesoporous silica nanomaterials)

merupakan katalis yang efisien dan bebas sulfur untuk digunakan dalam konversi

minyak mikroalga menjadi green diesel, dimana menghasilkan produk berupa

alkohol sebesar 16%, hidrokarbon tidak jenuh sebesar 33%, dan hidrokarbon jenuh

sebesar 18%. Guo et al (2015) dalam studi mengenai HDO bio-oil dari algae

Chlorella dan Nannochloropsis sp. menggunakan katalis bimetal Ni-Cu/ZrO2, yang

menghasilkan efisiensi HDO tertinggi pada katalis Ni-Cu/ZrO2 yaitu sebesar 90%

pada Nannochloropsis sp. dan 82% pada Chlorella.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan studi pengaruh penambahan logam

Fe, Cu, dan Co sebagai promotor dalam katalis bimetal Ni-M/SiAl (M: Fe, Cu, Co),

dengan katalis Ni/SiAl sebagai kontrol untuk proses HDO asam lemak, yang

selanjutnya diharapkan dapat diaplikasikan untuk produksi green diesel.

1.2 Rumusan Masalah

1. Logam manakah (Fe, Cu, atau Co) yang mampu memberikan pengaruh

sebagai promotor terhadap katalis Ni/SiAl?

2. Katalis bimetal manakah yang selektif untuk reaksi HDO asam stearat, asam

laurat, dan asam oleat?

1.3 Hipotesis

1. Penambahan logam Cu sebagai promotor pada katalis Ni/SiAl lebih

memberikan pengaruh dibandingkan logam Fe dan Co pada katalis Ni/SiAl.

Page 21: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

6

2. Katalis NiCu/SiAl merupakah katalis yang selektif untuk reaksi HDO asam

stearat, asam laurat, dan asam oleat.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menentukan logam manakah (Fe, Cu, atau Co) yang sangat memberikan

pengaruh sebagai promotor terhadap katalis Ni/SiAl.

2. Menentukan katalis bimetal yang selektif terhadap reaksi HDO asam stearat,

asam laurat, dan asam oleat.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan katalis bimetal berbasil nikel

berpenyangga asam yang mampu mengkonversi asam lemak menjadi alkana dalam

proses hidrodeoksigenasi secara optimal, yang selanjutnya dapat diaplikasikan

untuk menghasilkan green diesel.

Page 22: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Lemak

Asam lemak lemak merupakan asam karboksilat yang diperoleh dari

hidrolisis suatu lemak atau minyak (Fessenden & Fessenden, 1998). Asam-asam

lemak yang ditemukan di alam umumnya merupakan asam-asam monokarboksilat

dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam lemak dibagi menjadi dua

golongan berdasarkan rantai hidrokarbonnya, yaitu asam lemak jenuh dan asam

lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki

ikatan rangkap antar atom karbonnya, sedangkan asam lemak jenuh memiliki ikatan

tunggal antara atom karbonnya. Asam lemak tidak jenuh yang hanya memiliki satu

ikatan rangkap disebut monounsaturated fatty acid, sedangkan asam lemak yang

memiliki banyak ikatan rangkap disebut polyunsaturated fatty acid (Winarno,

2004).

Asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap, dari C2-C30 dalam

bentuk bebas atau dalam bentuk ester dengan gliserol. Asam lemak dapat

digolongkan berdasarkan berat molekul dan derajat ketidakjenuhan. Kedua

penggolongan tersebut akan mempengaruhi sifat-sifat kelarutan asam lemak dalam

air, kemampuan asam lemak untuk menguap, dan kelarutan garam-garamnya dalam

alkohol dan air. Asam lemak dengan atom karbon lebih dari dua belas tidak larut

dalam air dingin maupun air panas. Asam lemak C4, C6, C8, dan C10 dapat menguap,

sedangkan asam lemak C12 dan C14 sedikit menguap (Winarno, 2004).

Page 23: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

8

Asam-asam lemak mempunyai nama umum yang dapat dilihat pada Tabel 1

sebagai berikut (Winarno, 2004).

Tabel 1. Nama-nama asam lemak

Rumus Molekul Nama Senyawa

C4H8O2 Asam Butirat (asam butanoat)

C6H12O2 Asam kapoat (asam heksanoat)

C8H16O2 Asam kaprilat (asam oktanoat)

C10H20O2 Asam kaprat (asam dekanoat)

C12H24O2 Asam laurat (asam dodekanoat)

C14H28O2 Asam miristat (asam tetradekanoat)

C16H32O2 Asam palmitat (asam heksadekanoat)

C18H36O2 Asam stearat

C24H48O2 Asam lignoserat

C18H34O2 Asam oleat (asam-9-oktadekanoat)

C18H32O2 Asam linoleat (asam-9, 12-

oktadekadienoat)

C18H30O2 Asam linolenat (asam 9, 12, 15-

oktadekatrienoat)

C20H32O2 Asam arakidonat (asam 5, 8, 11, 14-

eiokosatetraenoat)

2.1.1 Asam Oleat

Asam oleat memiliki rumus molekul C17H33COOH merupakan asam lemak

tidak jenuh yang tersebar paling merata di alam, yang mengandung satu ikatan

rangkap (Fessenden & Fessenden, 1998). Asam oleat memiliki struktur cis dengan

bobot molekul 282,468 g/mol. Titik didih asam oleat sebesar 194-195 oC dengan

titik leleh sebesar 13-14 oC. Asam oleat terbentuk secara alami pada minyak dan

lemak hewani dan nabati. Asam oleat tidak berbau, dan tidak berwarna. Asam oleat

merupakan kandungan utama pada minyak nabati, seperti pada minyak zaitun

Page 24: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

9

(mengandung 80% asam oleat), dan minyak almond (mengandung 80% asam oleat)

(Pubchem, 2018).

Asam oleat biasa digunakan dalam industri sebagai surfaktan, sabun,

plastisizer, dalam bidang makanan dan farmasi biasa digunakan sebagai agen

emulsi, serta dalam bidang biologis sebagai insektisida, fungisida, dan herbisida.

Asam oleat secara komersil digunakan sebagai lotion dan pelarut dalam bidang

farmasi. Struktur asam oleat dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur asam oleat

2.1.2 Asam Stearat

Asam stearat memiliki rumus molekul C17H35COOH merupakan asam lemak

jenuh yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada lemak biji-bijian tanaman tropis,

dan dalam lemak cadangan beberapa hewan darat, yaitu 25% dari asam-asam lemak

yang ada (Winarno, 2004). Asam stearat memiliki berat molekul sebesar 284,484

g/mol, dengan titik leleh sebesar 67-72 oC dan titik didih sebesar 361 oC. Asam

stearat yang dapat juga disebut asam oktadekanoat merupakan asam lemak jenuh

yang berguna, yang didapat lemak dan minyak hewan dan tumbuhan. Asam stearat

merupakan komponen utama dalam pembuatan cocoa butter dan shea butter

(Pubchem, 2018).

Page 25: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

10

Asam strearat berbentuk padat keras mengkilat dan memiliki susunan hablur

berwarna putih atau kuning pucat. Asam stearat tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam beberapa pelarut organik seperti etil asetat, toluen, aseton, dan alkohol

dengan tingkat kelarutan yang berbeda-beda. Asam stearat umumnya ditemukan

pada minyak nabati, seperti pada minyak sawit sebesar 5% dan pada minyak

nyamplung sebesar 19,96%. (Ketaren, 1986). Struktur asam stearat dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur asam stearat

2.1.3 Asam Laurat

Asam laurat merupakan asam lemak jenuh dengan rumus molekul

C11H23COOH. Asam laurat yang biasa disebut asam dodekanoat memiliki bobot

molekul 200,322 g/mol dengan titik leleh sebesar 43,8 oC dan titik lebur sebesar

297,9 oC. Asam laurat berbentuk bubuk padat berwarna putih, memiliki bau seperti

minyak bay, serta larut dalam air, alkohol, fenil, haloalkana, dan asetat

(Thechemco, 2018). Asam laurat secara alami terdapat pada berbagai minyak dan

lemak tumbuhan dan hewan, serta merupakan komponen utama pada minyak

kelapa dan minyak biji palem sehingga memiliki aktivitas antimikroba. Asam

lemak memiliki toksisitas yang rendah, sehingga umum digunakan dalam produksi

sabun, sampo dan kosmetik (Pubchem, 2018).

Page 26: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

11

Asam laurat dapat dimanfaatkan dalam menentukan berat molar suatu

molekul yang belum diketahui, dalam bidang industri asam laurat digunakan

sebagai agen zat aktif, sedangkan dalam bidang kesehatan asam laurat dapat

digunakan untuk meningkatkan total serum kolesterol dibandingkan asam lemak

yang lain (Thechemco, 2018). Struktur asam laurat dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur asam laurat

2.2 Katalis

Katalis memegang peranan penting dalam produksi bahan bakar cair. Katalis

didefinisikan sebagai sebuah senyawa yang dapat meningkatkan kecepatan suatu

reaksi kimia hingga mendekati sistem kesetimbangannya tanpa mempengaruhi

produk akhirnya ataupun mengalami perubahan substansi kimianya selama proses

reaksi berlangsung (Leeuwen, 2014). Katalis berperan dalam suatu reaksi dengan

cara menurunkan energi aktivasi, dengan menurunnya energi aktivasi pada suatu

reaksi, maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat sehingga

tidak diperlukan energi yang lebih tinggi. Katalis juga berperan meningkatkan

selektivitas suatu reaktan agar menghasilkan produk sesuai dengan yang diinginkan

(Chen, 2012).

Hagen (2006) menyatakan bahwa dalam proses industri, katalis yang baik

harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

Page 27: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

12

a. Aktivitas, yaitu mengukur seberapa cepat suatu reaksi dapat berjalan jika

ditambahkan suatu katalis. Aktivitas dapat ditentukan menggunakan

persamaan kinetik; hasil konversi dibawah kondisi reaksi spontan; yield

jarak-waktu; jarak kecepatan yang dihasilkan pada konversi konstan; dan

suhu yang dibutuhkan dari konversi yang dihasilkan,

b. Selektivitas, yaitu fraksi suatu reaktan yang dikonversi menjadi suatu

produk yang diinginkan. Selektivitas mengekspresikan rasio jumlah

produk yang diinginkan dari jumlah yang direaksikan,

c. Stabilitas, stabilitas suatu katalis ditentukan dari umur suatu katalis dalam

reaktor industri. Stabilitas katalis dipengaruhi dengan berbagai faktor,

termasuk dekomposisi, coking, dan racun.

Selektivitas dalam proses katalisis terbagi menjadi 4 macam, yaitu (Leeuwen,

2014):

a. Kemoselektivitas, merupakan reaksi kimia ketika terdapat dua fungsi yang

berbeda secara kimiawi, seperti pada reaksi hidrogenasi atau

hidroformilasi,

b. Regioselektivitas, merupakan reaksi kimia spesifik yang menghasilkan

produk dalam bentuk isomer dengan salah satu produk lebih dominan,

seperti pada reaksi hidroformilasi,

c. Diastereoselektivitas, merupakan reaksi spesifik ketika substrat yang

mengandung pusat stereogenik bersama dengan katalis mengarahkan

kepada penambahan dihidrogen untuk membentuk dua diasteriomer,

Page 28: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

13

d. Enantioselektivitas, merupakan reaksi spesifik yang terjadi pada reaktan

yang tidak memiliki pusat stereogenik dan menghasilkan produk berupa

senyawa enantiomer.

Katalis dapat dibedakan menjadi katalis homogen, katalis heterogen, dan

biokatalis (Richardson, 1989). Katalis homogen adalah katalis yang memiliki fasa

yang sama dengan substrat dari suatu reaksi, yang umumnya berupa fasa cair

(Leeuwen, 2014). Katalis heterogen adalah katalis yang memiliki fasa yang berbeda

dengan reaktannya dan mudah dipisahkan dari campuran produknya, sehingga

katalis heterogen umum digunakan dalam skala industri, karena memiliki umur

yang lebih panjang dan dapat digunakan berulang kali. Biokatalis merupakan

katalis biologis pada makhluk hidup seperti enzim yang digunakan pada berbagai

reaksi biokimia. Biokatalis bersifat sangat selektif sehingga dapat menghasilkan

jumlah produk yang diinginkan dalam jumlah yang tinggi (Richardson, 1989).

Katalis memiliki komposisi yang terdiri dari tiga komponen, yaitu (Istady,

2011):

a. Komponen aktif, merupakan bagian dari katalis yang paling bertanggung

jawab terhadap reaksi kimia yang terjadi,

b. Penyangga, berfungsi untuk menjaga agar luas permukaan komponen

aktif tetap besar, yang harus memiliki titik cair yang tinggi.

c. Promotor, berfungsi untuk meningkatkat aktivitas, selektivitas dan

stabilitas suatu katalis.

Page 29: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

14

2.3 Katalis Bimetal

Katalis bimetal merupakan katalis yang menggunakan campuran dua logam

dalam katalis. Katalis bimetal saling bekerja sama dalam mempercepat reaksi yang

diinginkan, serta menekan reaksi yang tidak diinginkan. Katalis bimetal banyak

diaplikasinya dalam berbagai proses industri. Seperti pada proses hidrogenasi

aromatik dan olefin rantai panjang dalam pelarut industri, pada proses hidrogenasi

ester menjadi asam atau alkohol, pada proses dehidrogenasi dan pemotongan

alkana, serta pada proses dehidrogenasi dan cracking alkane (Hagen, 2006).

Proses HDO umumnya terjadi dengan bantuan katalis heterogen bimetal.

Katalis bimetal dengan sisi aktif logam transisi memiliki kemampuan dalam

mengadsorpsi unsur hidrogen yang digunakan sebagai sumber reaktan pada reaksi

hidrogenasi. Katalis logam yang umum digunakan adalah katalis komersil seperti

kobalt, molibdenum, nikel, dan lainnya. Penggunaan katalis logam sebagai katalis

disebabkan oleh harga produksinya yang murah serta memiliki aktivitas katalitik

yang baik (Busca, 2014).

2.3.1 Besi (Fe)

Besi merupakan logam yang paling banyak digunakan di dunia. Besi terletak

pada golongan VIII B periode 4, dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2 dan

nomor atom 26 (McDowell, 2008). Besi dapat digunakan sebagai komponen aktif,

penyangga, maupun promotor dalam suatu katalis. Penelitian yang dilakukan oleh

Chen et al., (2010) menyatakan bahwa besi oksida berperan dalam menambah

jumlah konversi produk, menambah daya tahan katalis dan menahan katalis

teracuni.

Page 30: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

15

Logam besi baik digunakan sebagai katalis karena memiliki selektifitas yang

tinggi, aktivikas metanasi yang rendah, ketersediaan tinggi, harga yang murah, dan

tidak mudah teracuni. Katalis logam besi banyak digunakan secara komersil karena

katalis logam besi memiliki harga yang relatif murah dan memiliki cadangan yang

melimpah (Cheng et al., 2015).

2.3.2 Tembaga (Cu)

Tembaga merupakan logam transisi golongan I B periode 4 yang memiliki

konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s1 dan nomor atom 29 (McDowell, 2008). Tembaga

umum digunakan sebagai promotor karena dapat meningkatkan peforma katalis,

dapat menahan reduksibilitas dan menekan aktivitas interaksi antar logam.

Tembaga pun dapat memudahkan reduksi katalis pada suhu rendah (Zhang et al.,

2006).

Logam tembaga umum digunakan sebagai promotor dalam proses industri.

Promotor Cu digunakan dalam katalis bimetal untuk meningkatkan aktivitas dan

selektifitas katalis tersebut. Promotor struktural seperti Cu dapat menahan

reduksibilitas dan mengurangi aktivitas interaksi antara logam dengan penyangga,

sehingga dengan adanya logam Cu reduksi dapat terjadi pada suhu rendah (Zhang

et al., 2006). Promotor Cu dalam katalis NiCu/ᵧAl2O3 dapat meningkatkan yield H2

karena memiliki aktivitas katalis yang tinggi. Penambahan logam Cu juga dapat

mencegah terjadinya sintering logam Ni (Li et al., 2011).

Page 31: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

16

2.3.3 Kobalt (Co)

Kobalt merupakan suatu komponen yang umumnya digunakan pada

campuran logam untuk meningkatkan kekuatan logam. Kobalt termasuk ke dalam

golongan VIII B periode 4 dengan nomor atom 27 (McDowell, 2008).

Logam Co sangat baik digunakan sebagai katalis karena memiliki aktivitas

katalitik yang cukup baik, stabilitas yang baik, dan memiliki harga yang terjangkau

(Wu et al., 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Wang et al., (2016) komposisi Co

dalam katalis memberikan pengaruh yang signifikan pada selektivitas produk yang

dihasilkan. Katalis Co/Cu dengan rasio 3/1 memberikan yield alkohol yang paling

besar pada proses sintesis Fischer-Tropsch.

2.3.4 Katalis Ni/SiAl

Nikel merupakan logam transisi yang terletak pada golongan VIII B periode

4, memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d8 4s2 dan nomor atom 28. Nikel merupakan

logam yang tahan terhadap korosi, sehingga umum digunakan sebagai campuran

dengan logam lain yang mudah teroksidasi (McDowell, 2008). Nikel baik

digunakan sebagai komponen aktif katalis karena partikel nikel mampu berinteraksi

dengan situs asam Lewis. Nikel pun sangat stabil menahan transformasi selama

impregnasi, kalsinasi, dan reduksi sehingga cocok digunakan sebagai katalis

(Foraita et al., 2015).

Berdasarkan proses HDO, hilangnya atom C lebih diinginkan dalam

meningkatkan trigliserida dan asam lemak jika dibandingkan pada proses

dekarboksilasi dan dekarbonilasi. Hilangnya gugus hidroksil pada proses HDO,

haruslah terjadi pada tahap terakhir dari keseluruhan tahap. Gugus hidroksil

Page 32: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

17

merupakan gugus yang mudah hilang pada situs aktif melalui dehidrasi, sehingga

penyangga asam lebih baik digunakan pada proses HDO (Wu et al., 2018).

Berbagai jenis penyangga yang digunakan pada katalis Ni dapat memberikan

pengaruh terhadap aktivitas katalitik dari katalis Ni, yang diketahui melalui

karakterisasi luas permukaan, struktur pori, kekuatan mekanis serta interaksi kimia

antara logam dengan katalis (Zhang et al., 2017). Penyangga alumina-silika (SiAl)

merupakan penyangga yang baik digunakan pada katalis Ni, karena dapat

memberikan interaksi yang rendah antara logam dengan penyangga (Kordouli et

al., 2018). Penelitian yang dilakukan Kordouli et al., (2018) menunjukkan bahwa

katalis Mo-Ni/ASA (amorf silika-alumina) merupakan katalis yang paling aktif dan

paling selektif dalam menghasilkan produk bebas oksigen, serta memberikan

aktivitas HDO yang tinggi.

2.3.5 Promotor

Promotor katalis merupakan suatu subtansi yang secara katalitis tidak aktif,

tetapi dapat meningkatkan aktivitas suatu katalis. Fungsi promotor yang

ditambahkan ke dalam suatu katalis hanya dalam jumlah beberapa persen, tidak

sepenuhnya teruraikan. Promotor memiliki 4 tipe, yaitu (Hagen et al., 2006):

a. Promotor struktur, meningkatkan selektivitas katalis dengan

mempengaruhi permukaan katalis,

b. Promotor elektronik, tersebar ke dalam situs aktif dan mempengaruhi

karakter elektroniknya sehingga terbentuk ikatan kimia pada adsorbat,

c. Promotor tekstural, menghambat pertumbuhan partikel katalis menjadi

lebih besar, dan mengurangi struktur aktif selama reaksi. Promotor

Page 33: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

18

tekstural mencegah hilangnya permukaan aktif karena sintering dan

meningkatkan stabilitas termal suatu reaksi,

d. Promotor katalis tahan racun, menjaga situs aktif melawan racun akibat

pengotor yang terdapat pada reaktan maupun yang terbentuk pada hasil

samping reaksi.

Katalis dapat mengandung satu komponen aktif dan satu atau lebih promotor.

Komponen aktif biasanya mengandung lebih dari 75% dari total jumlah katalis.

Ptomotor biasanya digunakan untuk menekan aktifitas material penyangga, seperti

pembentukan coke. Promotor yang menggunakan logam berperan sinergis dengan

komponen aktif yang juga menggunakan logam. Promotor yang ditambahkan ke

dalam katalis haruslah memenuhi syarat sebuah promotor, yaitu sebuah promotor

tidak boleh lebih aktif dari komponen aktif katalis (Hagen et al., 2006).

2.4 Hidrodeoksigenasi (HDO)

Hidrodeoksigenasi (HDO) merupakan rangkaian reaksi pengubahan struktur

molekul asam karboksilat dalam minyak menjadi hidrokarbon rantai lurus (alkana)

dengan menghilangkan oksigen, yang bertujuan agar menghasilkan produk bahan

bakar hidrokarbon yang lebih stabil dan ramah lingkungan. Reaksi HDO

menggunakan bantuan gas hidrogen, suhu tinggi, serta bantuan katalis heterogen

(Sotelo-Boyas et al., 2012). HDO juga dapat diartikan sebagai suatu proses

eliminasi oksigen hidrogenolisis suatu unsur dengan cara memotong ikatan karbon

dengan oksigen menggunakan gas hidrogen (Mohammad et al., 2013).

Jenis katalis dan kondisi operasi (tekanan dan temperatur) dapat

mempengaruhi jalur dari proses HDO. HDO dilangsungkan pada tekanan tinggi

Page 34: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

19

(sekitar 75-300 bar) karena pada tekanan tinggi, kelarutan gas H2 dalam minyak

nabati akan meningkat. Proses HDO memiliki kelebihan menghasilkan produk

samping berupa air yang ramah lingkungan. Proses HDO pun memiliki kekurangan

karena membutuhkan gas H2 bertekanan tinggi dalam jumlah yang besar, sekitar

600-1000 L/kg minyak nabati. Air yang dihasilkan sebagai produk samping jika

semakin tinggi akan menyebabkan penurunan umur katalis yang digunakan secara

reaktivitasnya. Penurunan umur katalis juga dipengaruhi oleh pembentukan coke

pada katalis selama proses HDO berlangsung, yang akan menutupi sisi aktif katalis

(Dickerson & Soria, 2013). Skema rangkaian batch reactor pada proses HDO dapat

dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Rangkaian batch reactor proses hidrodeoksigenasi (Faisal & Susanto,

2014)

2.5 Mekanisme Katalis Bimetal dalam proses HDO

Proses HDO umumnya terjadi dengan bantuan katalis heterogen bimetal

dengan penyangga asam (Hellinger et al., 2015). Katalis bimetal dengan sisi aktif

logam transisi memiliki kemampuan dalam mengadsorpsi unsur hidrogen yang

digunakan sebagai sumber reaktan pada reaksi hidrogenasi. Unsur hidrogen yang

teradsorpsi pada permukaan katalis logam disebabkan karena ketersediannya

Page 35: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

20

orbital kosong pada orbital “d”, sehingga hidrogen pada permukaan katalis dapat

memfasilitasi terjadinya reaksi adisi ikatan rangkap (π) senyawa hidrokarbon tidak

jenuh menjadi ikatan (σ) tunggal (Busca, 2014).

Reaktivitas katalis bergantung pada jumlah dan kekuatan dari situs asam

Lewis dan situs asam Brønsted pada sistem katalis penyangga (Dickerson & Soria,

2013). Katalis logam transisi pada proses HDO diperkirakan memiliki dua fungsi,

salah satu sisi katalis pada permukaan antara logam dan penyangga berfungsi untuk

mengaktivasi senyawa oksi dengan menerima pasangan elektron bebas dari

senyawa oksi, dan sisi lain pada logam berfungsi sebagai donor proton (Mortensen,

et al., 2011).

Gas H2 pada proses HDO diadsorpsi pada permukaan logam katalis,

kemudian ikatan tunggal H2 terputus dan terbentuk ikatan antara logam dengan

atom H. Ikatan rangkap C=O atau C=C pada senyawa tersebut akan menarik

elektrofil (E+) seperti H+. Situs asam Brønsted pada logam berperan sebagai donor

proton sehingga gugus OH terputus dan menghasilkan H2O (Fessenden &

Fessenden, 1998).

Penelitian yang dilakukan oleh He & Wang (2012) menunjukkan bahwa

logam molibdenum pada katalis bimetal bertindak sebagai sisi aktif, sedangkan

kobalt dan nikel berperan sebagai promotor katalis yang sinergis dalam mereduksi

keberadaan oksigen pada senyawa turunan fenolik. Kekosongan sisi sulfur pada

ikatan koordinasi antara molibdenum dengan sulfur (MoS2) berperan dalam proses

pemutusan ikatan rangkap, gugus oksigen, serta karbonil akibat kemampuannya

untuk mengadsorpsi elektron tidak berpasangan yaitu senyawa hidrogen, dan juga

bertindak sebagai asam Lewis. Katalis bimetal CoMo/Al2O3 dan NiMo/Al2O3

Page 36: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

21

tersulfidasi juga memiliki sisi asam Brønsted yang berperan dalam pemutusan

ikatan rangkap oleh H+ dan SH- yang tersedia pada permukaan katalis.

2.6 Instrumentasi

2.6.1 Thermal Gravimetry Analysis (TGA)

Analisis termal merupakan metode yang digunakan untuk melihat perubahan

sifat fisika dan kimia suatu material terhadap pengaruh suhu. Metode Thermal

gravimetry analysis atau TGA merupakan salah satu metode analisis termal yang

digunakan untuk menentukan stabilitas material organik maupun anorganik dengan

melihat perubahan massa yang disebabkan oleh suhu pembakaran. Metode TGA

selain dapat digunakan untuk menentukan stabilitas material, juga dapat digunakan

untuk menetapkan kesempurnaan kristal, polimorfisma, kemurnian sampel,

kandungan uap air, kandungan senyawa mudah menguap, serta penetapan suhu

pembakaran seperti suhu kalsinasi material. Penetapan suhu kalsinasi dilakukan

dengan cara membakar material menggunakan udara atmosfer sebagai udara

pembakarannya. Metode TGA juga dapat digunakan untuk memberikan informasi

mengenai sifat-sifat fisika seperti titik lebur, titik sublimasi, transisi kaca, suhu

dehidrasi, dan suhu penguapan (Brown, 2001).

TGA merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam analisis termal

suatu meterial, material organik seperti katalis dan polimer dapat ditentukan

stabilitasnya menggunakan metode TGA. Prinsip dasar TGA yaitu mengukur

perubahan berat sampel secara gravimetri akibat pengaruh suhu pemanasan sebagai

fungsi suhu. Pengukuran berat sampel pada TGA dilakukan dengan menggunakan

thermobalance yang berada di tanur, dengan ketelitian mencapai 0,0001 mg dan

Page 37: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

22

bersifat tahan panas hingga suhu 1000 oC. Penggunaan jenis gas yang ditentukan

sesuai dengan tujuan analisis, seperti gas atmosfer yang digunakan untuk

menetapkan suhu kalsinasi, gas oksigen yang digunakan untuk menentukan

stabilitas material terhadap proses oksidasi, serta gas inert yang digunakan untuk

menentukan suhu dekomposisi yang terjadi pada suatu material. Hasil analisis

menggunakan TGA disajikan dalam bentuk termogram dengan sumbu “x” berupa

suhu, dan sumbu “y” sebagai perubahan massa sampel (Brown, 2001). Skema

instrumen TGA dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Skema kerja instrumen TGA (Setiabudi et al., 2011)

Instrumen TGA menggunakan tungku yang dihubungkan dengan

pemograman temperatur yang didalamnya terdapat wadah sampel dan wardah

blanko. Kedua wardah terhubung dengan micro balance yang akan memantau

perubahan massa sampel dan massa blanko selama proses perubahan temperatur.

Selisih massa sampel dan massa blanko direkam dan hasilnya diplotkan dalam

grafik fungsi massa terhadap temperatur. Hasil rekaman tersebut dinamakan

termograf (Setiabudi et al., 2011).

Page 38: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

23

2.6.2 Transmission Electron Microscope (TEM)

Mikroskop elektron merupakan alat instrumentasi yang digunakan dalam

melihat permukaan padatan serta susunan atom pada katalis dengan ukuran kurang

dari 1 µm. Kemampuan yang dimiliki mikroskop elektron disebabkan oleh elektron

yang bertindak sebagai sumber cahaya dengan panjang gelombang yang lebih

rendah dibandingkan sinar tampak yang umum digunakan pada mikroskop cahaya

(Niemantsverdriet, 2007).

Transmission Electron Microscope atau TEM dikembangkan pertama kali

oleh dua peneliti dari Jerman yaitu Ernst Ruska dan Max Knoll pada tahun 1932

(Zuo & Spence, 1992). TEM merupakan mikroskop yang mampu melakukan

pembesaran objek hingga 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro

magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar, serta memiliki

kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dibandingkan

mikroskop cahaya (Istady, 2011). TEM bekerja dengan prinsip menembakkan

elektron ke lapisan tipis sampel, yang dapat memberikan informasi mengenai

komposisi struktur dalam sampel yang terdeteksi berdasarkan analisis sifat

tumbukan, pantulan, maupun fase sinar elektron yang menembus lapisan tipis

tersebut (Zuo & Spence, 1992). TEM memanfatkan transmisi sinar elektron yang

mengenai sampel, sehingga TEM digunakan untuk menentukan material sampel

serta sebaran partikel yang terdistribusi pada permukaan padatan yang

diinterpretasikan dalam bentuk dua dimensi (Niemantsverdriet, 2011).

Sifat pantulan sinar elektron juga dapat mengetahui struktur kristal maupun

arah dari struktur kristal tersebut, bahkan jika dilakukan analisa yang mendetail

dapat diketahui deretan struktur atom dan ada atau tidaknya cacat (defect) pada

Page 39: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

24

struktur tersebut. Sampel yang digunakan untuk analisis TEM perlu ditipiskan

hingga ketebalan kurang dari 100 nanometer (Istady, 2011). Skema instrumen TEM

dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Skema kerja instrumen TEM (Setiabudi et al., 2011)

Skema kerja instrument TEM yaitu mula-mula berkas elektron ditembakkan

pada permukaan sampel, kemudian diperoleh image dari hasil deteksi elektron yang

dihamburkan atau dari elektron sekunder. Elektron sekunder yang berasal dari

permukaan sampel memiliki energi yang rendah sekitar 5-50 eV. Sedangkan

elektron yang dihamburkan berasal dari bagian sampel yang lebih dalam dan

memberikan informasi tentang komposisi sampel, karena elektron yang lebih berat

lebih kuat menghamburkan dan tampak lebih terang pada image yang dihasilkan

(Setiabudi et al., 2011).

Page 40: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

25

2.6.3 Temperature-Programmed Reduction (TPR)

Temperature-Programmed Reduction (TPR) merupakan metode penentuan

interaksi antara permukaan material dengan gas reaktif berupa gas H2 pada suhu yang

terkontol. TPRjuga dapat diartikan sebagai penentuan kemampuan material katalis

untuk tereduksi atau untuk mengikat molekul H2. Karakterisasi TPR umumnya

dilakukan pada material katalis dengan penyangga logam oksida, dengan tujuan

untuk mengetahui suhu optimum dari material katalis dapat tereduksi optimal.

Karakterisasi TPR juga digunakan untuk menentukan kapasitas serta kemampuan

dari material katalis untuk mengadsorpsi gas H2, yang ditinjau dari luas area kurva

reduksi yang dihasilkan (Niemantsverdriet, 2007). Skema instrumen TPR dapat

dilihat pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Skema kerja instrumen TPR (Niemantsverdriet, 2007)

Reduksi merupakan tahap penting dalam preparasi katalis, hal tersebut

dikarenakan katalis dapat mengalami sintering atau tidak mencapai suhu reduksi

yang optimum, apabila reduksi katalis tidak berjalan sempurna. Data karakterisasi

TPR yang dihasilkan berupa data suhu yang dibutuhkan untuk katalis tereduksi

secara sempurna. Data karakterisasi TPR juga dapat digunakan sebagai data

kualitatif dalam penentuan interaksi antara material-material penyusunnya. Katalis

bimetal yang dianalisis menggunakan TPR dapat diketahui interaksi antara kedua

Page 41: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

26

logam penyusunnya, dengan melihat pergeseran serta perubahan luas area dari

kurva penyerapan gas H2 (Niemantsverdriet, 2007).

2.6.4 Temperature-Programmed Desorption (TPD)

Temperature-Programmed Desorption atau TPD merupakan suatu metode

yang berguna untuk menentukan parameter kinetik dan termodinamik dari proses

disorpsi atau reaksi dekomposisi. Sampel dipanaskan dengan program suhu β(t)

dT/dt (dengan suhu T umumnya merupakan fungsi linear dari waktu t) tekanan

parsial atom dan molekul dari sampel yang diukur berkembang (Schroeder &

Gottfried, 2002). Skema kerja TPD dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.

Gambar 8. Skema kerja instrumen TPD (Cvetanovi & Amenomiya, 1925)

Teknik TPD memiliki beberapa tahapan yaitu (Cvetanovi & Amenomiya,

1925):

a. Pretreatment katalis,

b. Preadsorption adsorbat,

c. Evakuasi setelah preadsoption untuk menghilangkan gas yang teradsorpsi

secara fisik,

d. Desorpsi residu gas kimia yang teradsorpsi dengan aliran gas pembawa,

e. Deteksi gas yang terdesorpsi pada gas pembawa,

f. Menangkap dan menganalisis gas yang terdesorpsi untuk menentukan

identitasnya.

Page 42: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

27

2.6.5 Surface Area Analyzer (SAA)

Surface Area Analyzer atau SAA merupakan suatu instrumen yang digunakan

untuk mengkarakterisasi pori material serta permukaan material. Metode yang

umum dipakai pada SAA adalah metode Brunauer-Emmett-Teller (BET). BET

merupakan salah satu metode yang umumnya banyak digunakan untuk mengukur

luas permukaan zat padat. Pengujian karakteristik BET prinsipnya adalah

mengukur luas permukaan padatan yang dilakukan dengan cara adsorpsi fisik gas,

yaitu menentukan jumlah molekul gas yang dibutuhkan untuk menutupi permukaan

padatan dengan satu lapisan zat (monolayer) yang diserap. Pengukuran isoterm

adsorpsi gas umum digunakan untuk menentukan luas permukaan dan distribusi

ukuran pori dari padatan. Gas nitrogen yang digunakan sebagai gas adsortif

dianjurkan jika area permukaan lebih tinggi dari 5m2/g. Luas permukaan yang

ditempati oleh satu molekul adsorbat bila diketahui, maka dapat menghitung luas

permukaan padatan dari jumlah molekul adsorbat. Penyerapan gas umumnya

dilakukan pada kondisi isotermis (Neimark et al., 2008). Skema kerja SAA

menggunakan metode BET Dapat dilihat pada Gambar 9 berikut.

Gambar 9. Skema kerja instrumen SAA (Verma, 2012)

Page 43: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

28

Permukaan aktif katalis merupakan parameter yang penting dalam melakukan

karakterisasi pori material serta permukaan katalis. Metode BET selain digunakan

dalam penentuan luas permukaan suatu material, juga dapat digunakan dalam

mendeteksi distribusi ukuran pori serta volume pori suatu material

(Niemantsverdriet, 2007).

2.6.6 X-Ray Diffraction (XRD)

Struktur material dari suatu padatan dapat dikarakterisasi menggunakan

instrumentasi X-ray diffraction atau XRD. XRD memanfaatkan pantulan elektron

yang dihasilkan dari tumbukan antara sinar-X dengan elektron yang ada pada

orbital molekul. XRD selain digunakan dalam penentuan struktur, juga digunakan

dalam identifikasi ukuran partikel (Niemantsverdriet, 2007).

Tumbukan sinar-X terhadap molekular orbital atom bersifat elastis serta

pantulan sinarnya bersifat monokromatis. Pantulan elastis yang dimiliki sinar-X

terhadap bidang kristal (lattice plane) mampu menghasilkan sebuah sudut θ

terhadap sinar pantulnya yang sesuai dengan hukum Bragg pada persamaan

(Niemantsverdriet, 2007):

nλ = 2d sin θ (1)

Notasi “d” menyatakan sebagai jarak antara bidang kristal, sedangkan notasi

“n” merupakan konstanta refleksi (1, 2, 3 . . .), serta notasi “λ” yang merupakan

panjang gelombang sinar-X (Niemantsverdriet, 2007). Skema dasar instrumen

XRD dapat dilihat pada gambar 10 berikut.

Page 44: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

29

Gambar 10. Skema Dasar Instrumen XRD (Smallman & Bishop, 2000)

Karakterisasi XRD dimaksudkan untuk mengidentifikasi suatu katalis dan

untuk menentukan sifat kristal atau kristalinitas dari suatu katalis, karena

kebanyakan dari katalis berbentuk padatan kristal seperti katalis oksida logam,

zeolit, dan logam yang berpenyangga. XRD cukup baik digunakan untuk

mengevaluasi sifat-sifat fasa kristal dan ukuran kristal, namun metode ini tidak

mampu menmpilkan sifat-sifat yang diperlukan untuk katalis-katalis yang bersifat

bukan kristal. Kristal memantulkan sinar-X yang dikirimkan dari sumber dan

diterima oleh detektor. Pola difraksi diplotkan berdasarkan intensitas puncak yang

menyatakan peta parameter kisi kristal atau indeks Miller (hkl) sebagai fungsi 2θ

(Waseda et al., 2011).

2.6.7 Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS)

Gas Chromatography-Mass Spectroscopy atau GC-MS merupakan gabungan

antara dua instrumentasi yaitu gas kromatografi (GC) dan spektrometri massa (MS).

GC digunakan dalam menganalisis komponen sampel berdasarkan perbedaan

waktu retensi komponen terhadap kolom, serta instrumentasi MS yang memberikan

informasi mengenai berat molekul suatu komponen yang dipisahkan oleh GC

Page 45: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

30

berdasarkan perbedaan interaksinya terhadap kolom yang digunakan (Sparkman et

al., 2011). Skema kerja instrumen GC-MS dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.

Gambar 11. Skema kerja instrumen GC-MS (Kawana & Miyagawa, 2010)

Pemisahan komponen senyawa dalam intrumen GC-MS terjadi di dalam

kolom (kapiler) GC dengan melibatkan dua fasa, yaitu pasa diam dan fasa gerak.

Fasa gerak dalam kromatografi gas adalah gas inert, seperti gas N2, H2, Ar, dan He.

Gas yang digunakan harus memenuhi syarat dan dasar pemilihan, diantaranya yaitu

sesuai dengan detektor, inert (tidak bereaksi dengan sampel maupun pelarut yang

digunakan), murni, serta murah. Fasa diam dalam kromatografi gas berupa partikel-

partikel padat adsorben (kromatografi gas-padat), dan berupa fasa diam-cair yang

terikat pada pendukung padat (kromatografi gas-cair) (Sastrohamidjojo, 2005).

Page 46: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2018 sampai dengan April

2019. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Material dan Katalisis, Pusat

Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Puspiptek Serpong-

Tangerang, Banten. Karakterisasi katalis dilaksanakan di Pusat Penelitian Fisika,

LIPI, dan di Laboratorium Riset UPP IPD Universitas Indonesia.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu alat-alat gelas, timbangan

analitik, oven, tanur (furnace), magnetic stirrer, hot plate, spatula, alu, lumpang,

quartz U-tube furnace, batch reactor, Thermal Gravimetry Analysis (TGA)

(Linseis, STA PT1600), Transmission Electron Microscope (TEM) (EI Tecnai G2

20 S-Twin) Surface Area Analyzer (SAA) (Micomeritics Tristar II 3020),

Themperature-Programmed Desorption (TPD) (Micomeritics Chemisorb 2720),

Temperature-Programed Reduction (HTPR) Micromeritics, X-Ray Diffraction

(XRD) (MAC Science MXP3 V), dan Gas Chromatography-Mass Analyzer (GC-

MS) (Agilent 5977A).

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu garam Ni(NO3)2.6H2O

(Merck), Fe(NO3)3.9H2O (Merck), Cu(NO3)2.3H2O (Merck), Co(NO3)2.6H2O

Page 47: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

32

(Merck), Penyangga Katalis SiAl (Sigma Aldrich), dekana 98% (Sigma Aldrich),

akuades, gas hidrogen, asam stearat (Merck), asam oleat (Merck), asam laurat

(Merck), dan eugenol (Sigma Aldrich).

3.3 Diagram Alir Penelitian

Garam Ni, Fe, Cu, Co

dan penyangga SiAl

Proses Impregnasi

Katalis Ni/SiAl

dan Ni-M/SiAl

Kalsinasi T= 500 oC

t= 2 jam

Reduksi T= 500 oC

t= 4 jam

Katalis Ni/SiAl

dan Ni-M/SiAl

Karakterisasi katalis

menggunakan TPD,

TPR, SAA,TEM, dan

XRD

Reaksi

Hidrodeoksigenasi

menggunakan

senyawa model asam

laurat, asam stearat,

dan asam oleat

Analisis produk

menggunakan

GCMS

Karakterisasi katalis

menggunakan TGA

Page 48: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

33

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Preparasi Katalis

3.4.1.1 Katalis Monometal Ni/SiAl (20% Ni) dan Katalis Cu/SiAl (20% Cu)

Sebanyak 1 gram Ni(NO3)2.6H2O dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL,

ditambahkan 0,8 gram penyangga katalis SiAl lalu dilarutkan dalam 20 mL

akuades. Sebanyak 0,76 gram Cu(NO3)2.3H2O dimasukkan ke dalam gelas kimia

100 mL lalu ditambahkan 0,8 gram penyangga katalis SiAl dan dilarutkan dalam

20 mL akuades (Lampiran 1). Diaduk dengan magnetic stirrer selama 12 jam

hingga homogen. Kedua larutan dikeringkan dalam oven dengan suhu 100 oC

selama 12 jam untuk menghilangkan kadar air. Proses kalsinasi selanjutnya

dilakukan pada suhu 500 oC selama 2 jam. Sampel katalis Ni/SiAl dan Cu/SiAl

kemudian direduksi pada suhu 500 oC dengan tekanan 2 bar selama 4 jam

menggunakan aliran gas H2 (Foraita et al., 2016).

3.4.1.2 Katalis Bimetal Ni-M/SiAl (10% Ni dan 10% M: Fe, Cu, Co) dan

Katalis NiCu/SiAl 15:5%

Sebanyak 0,5 gram Ni(NO3)2.6H2O dimasukkan ke dalam 3 gelas kimia 100

mL, lalu ke dalam gelas kimia 1 ditambahkan 0,38 gram Cu(NO3)2.3H2O, ke dalam

gelas kimia 2 ditambahkan 0,5 gram Co(NO3)2.6H2O, dan ke dalam gelas kimia 3

ditambahkan 0,72 gram Fe(NO3)3.9H2O. Sebanyak 0,8 gram penyangga katalis

SiAl ditambahkan ke dalam masing-masing gelas kimia lalu dilarutkan dalam 20

mL akuades (Lampiran 1). Diaduk dengan magnetic stirrer selama 12 jam hingga

homogen. Larutan dikeringkan dalam oven dengan suhu 100 oC selama 12 jam

untuk menghilangkan kadar air. Proses kalsinasi selanjutnya dilakukan pada suhu

500 oC selama 2 jam. Sampel katalis Ni-M/SiAl kemudian direduksi pada suhu 500

Page 49: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

34

oC dengan tekanan 2 bar selama 4 jam menggunakan aliran gas H2 (Kukushkin, et

al., 2015).

Katalis NiCu(15:5)/SiAl disintesis dengan menambahkan sebanyak 0,74

gram Ni(NO3)2.6H2O dan 0,19 gram Cu(NO3)2.3H2O ke dalam gelas kimia, lalu

ditambahkan 0,8 gram penyangga katalis SiAl dan dilarutkan dalam 20 mL akuades

(Lampiran 1). Diaduk dengan magnetic stirrer selama 12 jam hingga homogen.

Larutan dikeringkan dalam oven dengan suhu 100 oC selama 12 jam untuk

menghilangkan kadar air. Proses kalsinasi selanjutnya dilakukan pada suhu 500 oC

selama 2 jam. Sampel katalis NiCu(15:5)/SiAl kemudian direduksi pada suhu 500

oC dengan tekanan 2 bar selama 4 jam menggunakan aliran gas H2 (Khromova et

al., 2014).

3.4.2 Karakterisasi Katalis

3.4.2.1 Karakterisasi Katalis Menggunakan TGA (ASTM E2402-11)

Sebanyak 20 mg sampel katalis Ni/SiAl dan katalis bimetal Ni-M/SiAl (M:

Fe, Cu, Co) yang telah dihilangkan kadar airnya disiapkan dalam wadah sampel

berupa krusibel alumina, yang diletakkan pada bagian atas thermobalance di dalam

tungku TGA untuk dilakukan pembakaran. Proses pembakaran dimulai dengan

mengalirkan gas atmosfer atau gas O2 sebagai gas pembakar, dengan tujuan untuk

melihat stabilitas termal material terhadap proses dekomposisi dari masing-masing

prekursor hidrat. Pemanasan sampel dilakukan dengan laju pemanasan yang diatur

sebesar 10 oC/menit hingga suhu mencapai 600 oC.

Page 50: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

35

3.4.2.2 Analisis Morfologi Katalis Menggunakan TEM (ASTM D6480-05)

Sebanyak 5 mg sampel katalis Ni/SiAl dan katalis bimetal Ni-M/SiAl (M: Fe,

Cu, Co) yang telah melalui proses ultrasonic cutter diletakkan ke dalam sample

holder berupa grid berukuran 3 mm dengan ketebalan 100 µm. Sampel diteteskan

dengan metanol untuk melepaskan air yang terdapat pada permukaan sampel, yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya aglomerasi pada sampel selama proses

analisis. Sampel kemudian dialirkan gas argon untuk membuat lubang pada sampel

dan dianalisis dengan menembakkan sinar elektron yang berasal dari elektron gun

Cu pada permukaan sampel. Hasil dari tembusan elektron ditangkap dengan

detektor dan diolah menjadi gambar.

3.4.2.3 Analisis Luas Permukaan Menggunakan SAA (ASTM C1069-09)

Sebanyak 0,5 gram katalis Ni/SiAl dan katalis bimetal Ni-M/SiAl (M: Fe, Cu,

Co) yang telah direduksi dimasukkan ke dalam tabung sampel yang telah diketahui

bobot kosongnya. Tabung yang berisi sampel diletakkan ke dalam port degasser

untuk dilakukan proses degassing. Proses degassing dilakukan menggunakan gas

nitrogen pada suhu 200 oC selama 2 jam, dengan tujuan menghilangkan kandungan

air serta senyawa mudah menguap pada material sampel. Tabung yang telah melalui

proses digassing ditimbang kembali sebagai bobot setelah digassing. Tabung

kemudian dimasukkan ke dalam port micromeritics dalam kondisi suhu yang

serupa dengan nitrogen cair, lalu dialirkan dengan gas H2/N2 untuk dilakukan

pengukuran luas permukaan.

Page 51: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

36

3.4.2.4 Analisis Keasaman Menggunakan NH3-TPD (ASTM D4824-03)

Sampel katalis Ni/SiAl dan sampel katalis bimetal Ni-M/SiAl dialirkan gas

He pada suhu 200 oC untuk menghilangkan pengotor yang terdalam didalamnya.

Katalis yang telah dilakukan pretreatment, dilakukan pengadsorpsian

menggunakan 10% campuran larutan NH3-He selama 1 jam pada suhu 50 oC. NH3

yang telah teradsorpsi dihilangkan menggunakan aliran gas He selama 1 jam,

kemudian sampel dipanaskan pada suhu 1000 oC dengan laju pemanasan yaitu -263

oC (10 K)/menit.

3.4.2.5 Analisis Suhu Reduksi Menggunakan H2-TPR (ASTM E2438-05)

Sampel katalis Ni/SiAl dan sampel katalis bimetal NiCu(15:5)/SiAl hasil

kalsinasi diletakkan pada dawer flask yang berada di dalam tanur. Sampel

kemudian dialiri dengan gas inert Ar, untuk membersihkan udara pada dawer flask.

Sampel pada dawer flask kemudian direduksi oleh aliran gas H2 4% dengan gas

pembawa gas Ar, serta dipanaskan dengan laju 10 oC/menit hingga mencapai suhu

600 oC. Gas H2 yang telah melewati dawer flask kemudian dideteksi menggunakan

Thermal Conductivity Detector (TCD), yang menunjukkan data berupa selisih gas

yang dialirkan dan gas yang terdeteksi oleh TCD.

3.4.2.6 Analisis Kristalinitas Menggunakan XRD (ASTM D4926-15)

Katalis Ni/SiAl dan katalis bimetal Ni-M/SiAl (M: Fe, Cu, Co) yang telah

direduksi dihaluskan dan dihilangkan gas-gas yang terdapat didalamnya

menggunakan vakum, kemudian masing-masing sampel dimasukkan ke dalam plat

sampel hingga permukaan plat dengan sampel sama rata dan datar. Karakterisasi

dengan XRD dilakukan menggunakan radiasi Cu-K α dengan tegangan listrik

Page 52: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

37

sebesar 40 mV dan kuat arus sebesar 25 Ma, serta rentang sudut pengujian 2θ

sebesar 10-80o. Analisis menggunakan XRD dilakukan untuk mengetahui senyawa

dan kristalinitas dari sampel katalis.

3.4.3 Reaksi HDO Asam Lemak

Reaksi HDO asam lemak (stearat, oleat, atau laurat) berlangsung di dalam

batch reactor yang berukuran 100 mL. Metode pengujian dilakukan dengan

mencampurkan katalis sebesar 0,05 g dan asam lemak (stearat, oleat, laurat) sebesar

0,4 gram, kemudian reaksi dilakukan di dalam 10 mL pelarut dekana. Batch reactor

ditutup rapat kemudian dialirkan gas He sebanyak tiga kali (purging) untuk

mengeluarkan udara. Batch reactor yang telah dialirkan dengan gas He kemudian

diisi menggunakan gas H2 dengan tekanan 40 bar. Reaksi HDO dilakukan dengan

pengadukan pada suhu 300 oC selama 1 jam. Setelah reaksi selesai, batch reactor

didinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian produk reaksi dipisahkan dari

katalisnya melalui proses penyaringan menggunakan kertas Whatman 40 (Souza et

al,. 2018).

3.4.4 Analisis Produk HDO menggunakan GC-MS (ASTM D1945-14)

Produk hasil reaksi HDO berupa senyawa hidrokarbon dianalisis

menggunakan GC-MS. Sebanyak 50 µL produk diderivatisasi terlebih dahulu

menggunakan 400 µL asetonitril dan 50 µL reagen derivatisasi

bis(trimethylsilyl)trifluoroacetamide (TMS) ke dalam vial 1 mL. Larutan

dipanaskan dalam oven pada suhu 60 - 70 oC selama 30 menit. Sampel didinginkan

terlebih dahulu kemudian ditambahkan 500 µL dicloromethane (DCM). Sampel

Page 53: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

38

kemudian diinjeksikan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa yang terdapat di

dalam produk menggunakan GC-MS. Proses analisis GC-MS dilakukan dengan

menggunakan gas kromatografi auto sampler, Agilent 7890B menggunakan kolom

HP-5 (30 m × 250 µm × 0,25 µm) dengan Tripleaxis sebagai detektornya.

3.4.5 Analisis Data

Data yang dihasilkan GC-MS dari reaksi HDO asam lemak, kemudian di

hitung konversi produk menggunakan Persamaan 2 sebagai berikut (Di et al.,

2016):

Konversi=

(Rasio Luas area (

asam lemak

eugenol)

𝑎𝑤𝑎𝑙 − Rasio luas area (

asam lemak

eugenol)

𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)

Rasio luas area (asam lemak

eugenol)

𝑎𝑤𝑎𝑙

× 100% (2)

Page 54: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Katalis

4.1.1 Hasil Analisis Stabilitas Termal dengan TGA

Analisis menggunakan TGA bertujuan untuk mengukur perubahan berat

suatu senyawa pada suhu tertentu sehingga dapat diketahui kestabilan termal

senyawa tersebut. Perubahan berat suatu senyawa menandakan terjadinya

dekomposisi suatu komponen pada senyawa akibat suhu yang tinggi. Analisis TGA

menggunakan sampel katalis sebelum kalsinasi, sehingga berdasarkan hasil analisis

TGA dapat ditentukan suhu optimal untuk kalsinasi sampel katalis (Jon, 2001).

Katalis yang dikarakterisasi menggunakan TGA adalah katalis monometal Ni/SiAl

dan Cu/SiAl, katalis bimetal Ni-M/SiAl (M: Fe, Cu, Co) serta katalis NiCu

(15:5)/SiAl. Hasil analisis TGA dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini.

Gambar 12. Hasil analisis TGA katalis Ni/SiAl dan Ni-M/SiAl

Page 55: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

40

Hasil analisis TGA pada Gambar 12 memberikan data berupa persen

perubahan massa dan suhu, dimana menunjukkan bahwa terjadi perubahan massa

pada katalis Ni/SiAl sebesar 47,38%, katalis NiFe/SiAl sebesar 48,65%, katalis

NiCu/SiAl sebesar 51,48%, katalis NiCo/SiAl sebesar 50,33%, katalis

NiCu(15:5)/SiAl sebesar 50,64% dan katalis Cu/SiAl sebesar 54,31%.

Penurunan massa pada keenam katalis terjadi karena prekursor katalis yang

mengandung nitrat terdekomposisi. Dekomposisi terjadi jika adanya pemutusan

pada ikatan kimia, dimana komponen yang terputus membentuk gas (Li et al.,

2011). Perubahan massa pada suhu pemanasan <150 oC terjadi pelepasan molekul

air (dehidrasi) pada katalis menjadi uap air. Pemanasan pada suhu 150-300 oC

terjadi dekomposisi dari prekursor nitrat menjadi NO2 (Taylor et al., 2009).

Pemanasan katalis pada suhu 400–500 oC tidak menunjukkan adanya

dekomposisi material yang berarti, dan pada suhu 500 oC tidak ada lagi perubahan

massa dikarenakan semua pengotor dan prekursor nitrat telah terdekomposisi

sempurna. Sehingga pada kalsinasi katalis menggunakan suhu 500 oC. Katalis

monometal dan katalis bimetal yang dikarakterisasi menggunakan TGA memiliki

stabilitas termal yang baik, dikarenakan pada pemanasan yang tinggi hingga suhu

600 oC tidak ada perubahan pada katalis-katalis tersebut (Dwiatmoko et al., 2015).

4.1.2 Hasil Analisis Morfologi dengan TEM

Analisis menggunakan Transmission Electron Microscopy (TEM)

merupakan karakterisasi pada material katalis yang berukuran mikro atau nano

sehingga didapatkan gambar struktur katalis dengan resolusi yang tinggi.

Karakterisasi menggunakan TEM menunjukkan interaksi antara elektron dengan

sampel, yang kemudian ditransmisikan dan ditangkap oleh layar. Partikel-partikel

Page 56: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

41

logam yang terdistribusi pada permukaan penyangga katalis memiliki penampang

yang gelap, sedangkan penyangga katalis memiliki penampang yang lebih terang

dan pudar (Haber et al., 1995).

Perhitungan ukuran rata-rata partikel logam dilakukan dengan mengukur

diameter dari black spot mikrogram TEM sebagai partikel logam nikel yang

terdispersi pada katalis monometal, sedangkan untuk katalis bimetal ukuran rata-

rata partikel logamnya merupakan kombinasi dari logam nikel dan logam transisi

(Fe, Cu, Co) yang terdispersi pada permukaan penyangga SiAl. Perhitungan ukuran

rata-rata partikel logam pada katalis Ni/SiAl dilakukan dengan menghitung 50

black spot yang terdistribusi pada penyangga dengan intensitas yang lebih rendah,

sedangkan untuk daerah pudar yang luas diabaikan. Hal tersebut dilakukan

dikarenakan daerah pudar yang luas diasumsikan sebagai material penyangga SiAl

yang saling bertumpang tindih satu sama lain (Haber et al., 1995). Hasil

karakterisasi TEM distribusi ukuran partikel katalis Ni/SiAl dan katalis Ni-M/SiAl

dapat dilihat pada Gambar 13.

(a) (b)

Page 57: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

42

(c) (d)

Gambar. 13 Distribusi ukuran partikel katalis (a) Ni/SiAl, (b) NiFe/SiAl, (c)

NiCu/SiAl, (d) NiCo/SiAl

Analisis data TEM berupa ukuran dan jumlah partikel logam (diameter)

pada penyangga menggunakan software ImageJ. Hasil perhitungan ukuran dan

jumlah partikel logam menggunakan ImageJ kemudian diinterpretasikan ke dalam

chart yang dapat dilihat pada Gambar 13. Partikel logam pada katalis Ni/SiAl,

NiFe/SiAl, NiCu/SiAl dan NiCo/SiAl memiliki ukuran yang bervariasi, dengan

ukuran partikel logam paling banyak ditemukan pada rentang diameter 11-20 nm.

Mikrograf hasil karakterisasi TEM katalis monometal Ni/SiAl dan katalis bimetal

Ni-M/SiAl dapat dilihat pada Gambar 14.

Page 58: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

43

Gambar 14. Mikrograf dari katalis (a) Ni/SiAl, (b) NiFe/SiAl, (c) NiCu/SiAl, (d)

NiCo/SiAl

Gambar 14 merupakan mikrograf katalis pada pembesara 50.000x (skala

bar:50 nm). Gambar tersebut menunjukkan adanya black spot yang

mengindikasikan bahwa logam Ni, Fe, Cu, dan Co telah terbukti ada pada

penyangga SiAl (Li et al., 2011). Data ukuran partikel logam pada penyangga SiAl

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ukuran rata-rata partikel logam katalis monometal dan bimetal

(a) (b)

(c) (d)

Katalis Ukuran rata-rata partikel logam (nm)

Ni/SiAl 31,236

NiFe/SiAl 23,738

NiCu/SiAl 46,367

NiCo/SiAl 36,374

Page 59: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

44

Data ukuran rata-rata pertikel logam pada Tabel 2 menunjukkan bahwa

terjadi perubahan ukuran rata-rata partikel setelah diimpregnasi dengan logam Fe,

Cu, dan Co. Katalis bimetal NiFe/SiAl mengalami penurunan ukuran rata-rata

partikel yang menunjukkan bahwa dispersi logam pada katalis bimetal NiFe/SiAl

lebih baik dibandingkan dispersi katalis monometal Ni/SiAl. Ukuran rata-rata

partikel katalis bimetal NiCu/SiAl mengalami peningkatan, hal tersebut

menandakan bahwa katalis bimetal NiCu/SiAl merupakan katalis dispersi logam

yang tidak begitu baik dibandingkan katalis Ni/SiAl. Sedangkan ukuran rata-rata

partikel katalis NiCo/SiAl tidak mengalami perubahan yang signifikan

(Damyanova et al., 2012).

4.1.3 Hasil Analisis Luas Permukaan dengan SAA

Analisis menggunakan SAA juga dilakukan untuk mengetahui ukuran serta

volume dari masing-masing material. Luas permukaan, luas mikropori, ukuran pori,

dan volume pori katalis dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Luas permukaan, luas mikropori, volume pori dan rentang ukuran pori

katalis dan penyangga katalis

Katalis

Luas

Permukaan

(m2/g)

Luas

Mikropori

(m2/g)

Volume

Pori (cm3/g)

Rentang

Ukuran

Pori (nm)

Penyangga SiAl 415,56 4,40 0,70 2-22

Ni/SiAl 74,32 4,88 0,10 2-12

NiFe/SiAl 268,74 20,03 0,32 2-12

NiCo/SiAl 244,37 12,28 0,32 2-13

NiCu/SiAl 231,82 10,01 0,36 2-13

NiCu(15:5)/SiAl 189,36 1,93 0,25 2-12

Cu/SiAl 199,29 3,26 0,32 2-15

Page 60: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

45

Data penyangga SiAl pada Tabel 3 dijadikan kontrol pembanding bagi

katalis monometal dan katalis bimetal. Ukuran pori pada katalis monometal dan

katalis bimetal tergolong ke dalam ukuran mesopori, yaitu pori yang berada pada

rentang 2-50 nm (Thommes et al., 2015). Luas permukaan penyangga SiAl adalah

sebesar 415,56 m2/g. Setelah diimpregnasi dengan logam transisi, katalis

monometal dan katalis bimetal yang diperoleh memiliki luas permukaan yang lebih

rendah, yaitu pada kisaran 74-268 m2/g bergantung pada jenis logam yang

diimpregnasikan.

Penurunan luas permukaan penyangga SiAl setelah diimpregnasi dengan

logam transisi mengindikasikan bahwa terjadi blocking pada pori penyangga SiAl

oleh logam transisi, dimana logam Ni, Fe, Cu, dan Co menutupi sebagian pori

penyangga SiAl. Hal tersebut menandakan bahwa logam-logam transisi yang

ditambahkan ke dalam penyangga SiAl sudah terdistribusi pada penyangga SiAl

(Lu., et al 2017).

Hasil pengukuran luas area katalis bimetal mengalami peningkatan

dibandingkan luas area katalis monometal Ni/SiAl. Katalis NiFe/SiAl dan katalis

NiCo/SiAl merupakan katalis bimetal yang memiliki peningkatan luas permukaan

tertinggi dibandingkan dengan katalis bimetal lainnya. Katalis NiFe/SiAl dan

NiCo/SiAl juga memiliki luas mikropori yang paling tinggi dibandingkan katalis

bimetal lainnya, hal tersebut menandakan bahwa katalis NiFe/SiAl dan katalis

NiCo/SiAl memiliki pori berukuran mikro (<2 nm) lebih banyak. Nilai luas

mikropori berpengaruh terhadap ukuran pori katalis, yang dibuktikan dari data luas

mikropori pada Tabel 3. Sehingga besarnya nilai luas mikropori menandakan suatu

katalis memiliki luas mesopori yang kecil (Thommes et al., 2015).

Page 61: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

46

4.1.4 Hasil Analisis Keasaman dengan NH3-TPD

Analisis menggunakan NH3-TPD bertujuan untuk menentukan pengaruh

keasaman suatu katalis jika ditambahkan logam, berdasarkan adsorpsi gas NH3.

Situs asam Brønsted akan mengadsorpsi gas NH3 membentuk NH4+ yang akan

diserap oleh katalis dan kemudian mengalami desorpsi, desorpsi gas NH3 inilah

yang kemudian dideteksi oleh detektor (Setiabudi et al., 2012). Analisis data hasil

karakterisasi menggunakan aplikasi Origin, dimana keasaman katalis dihitung

berdasarkan area gas NH3. Data keasaman katalis hasil karakterisasi NH3-TPD

dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Data keasaman (asam lemah dan asam kuat) katalis

Sampel

Keasaman (mmol/g)

Asam

Lemah Asam Kuat Total

Ni/SiAl 0,06 0,17 0,23

NiFe/SiAl 0,04 0,04 0,08

NiCo/SiAl 0,03 0,007 0,037

NiCu/SiAl 0,05 0,02 0,07

NiCu(15:5)/SiAl 0,10 0,08 0,18

Cu/SiAl 0,07 0,01 0,08

Tabel 4 menunjukkan bahwa penambahan logam memberikan pengaruh

terhadap keasaman katalis Ni/SiAl. Penyangga SiAl utamanya memiliki situs asam

Brønsted, tetapi pada penelitian tersebut juga menunjukkan adanya situs asam

Lewis pada penyangga SiAl (Kordouli et al., 2018).

Keasaman katalis terbesar dimiliki oleh katalis Ni/SiAl dengan total

keasaman sebesar 0,23 mmol/g. katalis yang diimpregnasi dengan logam Fe, Cu,

Page 62: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

47

dan Co mengalami penurunan keasaman, penurunan tersebut mengindikasikan

bahwa logam-logam yang diimpregnasikan menutupi sisi asam katalis Ni/SiAl.

Katalis NiCu(15:5)/SiAl merupakan katalis bimetal dengan keasaman tertinggi

dibandingkan katalis bimetal lainnya, hal tersebut menandakan bahwa penambahan

logam Cu sebagai promotor dapat mempertahankan keasaman dari katalis Ni/SiAl

(Khromova et al., 2014).

4.1.5 Hasil Analisis Suhu Reduksi dengan TPR

Analisis TPR dilakukan untuk melihat kemampuan katalis dalam

mengkonsumsi atau mengadsorpsi hidrogen yang berasal dari aliran gas H2, serta

melihat kemampuan katalis tereduksi melalui aliran gas H2 (Niemantsverdriet,

2007). Analisis TPR menggunakan katalis Ni/SiAl, katalis Cu/SiAl, dan katalis

NiCu(15:5)/SiAl. Hasil analisis suhu reduksi katalis Ni/SiAl, Cu/SiAl, dan

NiCu(15:5)/SiAl dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Suhu reduksi katalis Ni/SiAl, Cu/SiAl, dan NiCu(15:5)/SiAl

Page 63: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

48

Kurva pada gambar 15 terlihat bahwa katalis Ni/SiAl, Cu/SiAl, dan

NiCu(15:5)/SiAl memiliki suhu reduksi yang berbeda-beda. Katalis Ni/SiAl

memiliki suhu reduksi pada 350 oC, katalis Cu/SiAl memiliki suhu reduksi pada

200 oC, dan katalis NiCu(15:5)/SiAl memiliki suhu reduksi pada 250 oC. Hasil

analisis TPR menunjukkan bahwa logam Cu mempengaruhi konsumsi hidrogen

katalis, dimana logam Cu dapat mengarahkan pada suhu reduksi yang lebih rendah.

Hal tersebut juga dibuktikan oleh penelitian Khromova et al (2014) yang

menghasilkan bahwa semakin besar kandungan logam Cu pada katalis NiCu-SiO2

dapat menurunkan suhu reduksi katalis. Penelitian tersebut juga menghasilkan

bahwa katalis yang memiliki suhu reduksi yang lebih rendah mampu menampung

lebih banyak hidrogen, sehingga lebih banyak produk reaksi yang terbentuk.

Katalis NiCu(15:5)/SiAl memiliki suhu reduksi yang lebih rendah

dibandingkan katalis Ni/SiAl. Hal tersebut menandakan bahwa logam Cu dapat

menurunkan suhu reduksi katalis Ni/SiAl, sehingga konsumsi hidrogen pada katalis

terjadi pada suhu yang lebih rendah. Penurunan suhu reduksi pada katalis

mempengaruhi disosiasi hidrogen, dimana semakin rendah suhu reduksi artinya

semakin banyak katalis yang aktif untuk mendisosiasi hidrogen. Sehingga katalis

bimetal NiCu(15:5)/SiAl merupakan katalis yang aktif dalam mendisosiasi

hidrogen (Khromova et al., 2014).

4.1.6 Hasil Analisis Kristalinitas dengan XRD

Analisis XRD dilakukan menggunakan katalis Ni/SiAl dan katalis

NiCu(15:5)/SiAl. Tujuan karakterisasi menggunakan XRD adalah untuk

mengetahui struktur serta fasa yang terbentuk pada material (Haber et al, 1995).

Page 64: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

49

Hasil analisis struktur kristal dari katalis Ni/SiAl dan NiCu(15:5)/SiAl dapat dilihat

pada Gambar 16.

Gambar 16. Pola difraksi katalis Ni/SiAl dan NiCu(15:5)/SiAl

Pola difraksi pada katalis Ni/SiAl memiliki intensitas puncak pada 2θ

sebesar 44,39o; 51,75o; dan 76,20o dengan indeks miller dari pola difraksi adalah

(111), (200), (220). Pola difraksi tersebut merupakan pola difraksi yang ciri khas

dari logam Ni berdasarkan dengan data literatur JCPDS (Joint Committee on Power

Diffraction Standars) No. 04-0850. Puncak-puncak pada Gambar 16

mengindikasikan bahwa katalis Ni/SiAl memiliki sistem kristal kubus (JCPDS No.

04-0850), yang dindentifikasikan bahwa logam Ni pada katalis Ni/SiAl telah

tersangga oleh penyangga SiAl (Kordouli et al., 2018).

Pola difraksi logam Cu muncul pada intensitas yang rendah, dan hampir

tidak terlihat pada difraktogram katalis NiCu(15:5)/SiAl. Hal tersebut dikarenakan

kecilnya komposisi Cu pada katalis NiCu(15:5)/SiAl sehingga terjadi tumpang

tindih pada puncak Ni dan Cu. Tidak munculnya pola difraksi logam Cu juga

Page 65: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

50

menandakan bahwa logam Cu telah berada pada fasa yang sama dengan katalis

Ni/SiAl (Lu et al., 2017). Katalis NiCu(15:5)/SiAl memiliki sistem kristal kubus

yang sesuai dengan data literatur JCPDS No. 04-0836.

Pola difraksi untuk logam Ni pada katalis NiCu(15:5)/SiAl memiliki

intensitas puncak yang lebih tinggi dibandingkan pola difraksi logam Cu. Intensitas

puncak pada sudut 2θ logam Ni sebesar 44,11o; 51,40o; dan 75,70o, dengan indeks

miller dari pola difraksi adalah (111), (200), (220) (Dundich et al., 2010).

Perbedaan pola difraksi katalis Ni/SiAl dan NiCu(15:5)/SiAl dapat dilihat pada

Gambar 17 berikut.

Gambar 17. Perbedaan pola difraksi katalis Ni/SiAl dan NiCu(15:5)/SiAl

Pola difraksi pada Gambar 17 menunjukkan bahwa terjadi penurunan serta

pergeseran intensitas pada katalis Ni/SiAl setelah ditambahkan logam Cu.

Penurunan intensitas tersebut mengindikasikan bahwa kristalinitas logam Ni pada

katalis NiCu(15:5)/SiAl juga menurun, hal tersebut disebabkan oleh logam Cu pada

katalis NiCu(15:5)/SiAl yang berfungsi sebagai penghalang untuk mencegah

Page 66: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

51

berkembangannya partikel Ni menjadi lebih besar selama proses kalsinasi dan

reduksi. Sedangkan pergeseran intensitas pada katalis NiCu(15:5)/SiAl disebabkan

oleh logam Cu yang telah masuk ke dalam kisi kristal dari katalis Ni/SiAl (Alonso

et al., 2009). Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan ukuran kristal. Katalis

Ni/SiAl memiliki ukuran kristal sebesar 14,63 nm, sedangkan katalis

NiCu(15:5)/SiAl memiliki ukuran kristal sebesar 9,78 nm (Lampiran 8).

Penyangga SiAl yang digunakan pada katalis memiliki bentuk amorf, hal

tersebut dibuktikan dengan adanya pola difraksi pada sudut <20o. Tidak munculnya

intensitas untuk penyangga SiAl disebabkan karena tidak terbentuknya kristal SiAl

dengan sempurna, sehingga tidak muncul puncak yang khas untuk penyangga SiAl

pada hasil analisis XRD (Kordouli et al., 2018).

4.2 Reaksi Hidrodeoksigenasi

Reaksi hidrodeoksigenasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan

3 jenis asam lemak sebagai bahan baku dalam reaksi HDO, yaitu asam stearat, asam

laurat, dan asam oleat. Reaksi HDO ketiga jenis asam lemak menggunakan pelarut

dekana, serta menggunakan katalis monometal Ni/SiAl dan katalis bimetal Ni-

M/SiAl (M: Fe, Cu, dan Co). Katalis bimetal terbaik hasil reaksi HDO

menggunakan asam stearat, kemudian divariasikan perbandingan logam Ni dengan

logam transisinya untuk dilarukan reaksi HDO menggunakan asam laurat. Katalis

terbaik dari reaksi HDO asam laurat kemudian digunakan untuk reaksi HDO asam

oleat. Produk hasil reaksi dianalisis menggunakan GC-MS untuk mengetahui

senyawa-senyawa yang terkandung di dalam produk reaksi.

Page 67: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

52

4.2.1 Hasil Reaksi Hidrodeoksigenasi Asam Stearat

Reaksi HDO dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan logam Fe,

Cu, dan Co pada aktivitas logam nikel. Reaksi HDO asam stearat menggunakan

katalis Ni/SiAl, NiFe/SiAl, NiCu/SiAl, dan NiCo/SiAl dengan pelarut dekana.

Analisis GC-MS produk reaksi HDO asam stearat menghasilkan bahwa produk

utama yang terbentuk adalah oktadekana (C18) dan heptadekana (C17). Katalis

Ni/SiAl merupakan katalis yang dapat membentuk produk heptadekana terbesar

dibandingkan katalis bimetal. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian Foraita et

al., (2016) mengenai HDO asam stearat menggunakan katalis Ni/ZrO2, dimana

menghasilkan produk heptadekana yang dominan dibandingkan dengan produk

oktadekana. Penambahan logam Fe, Cu, dan Co ke dalam katalis Ni/SiAl dapat

mendorong terbentuknya produk oktadekana, yang dibuktikan dengan

meningkatnya persentase area produk oktadekana pada katalis bimetal.

Katalis Ni/SiAl dan katalis bimetal Ni-M/SiAl (M: Fe, Cu, Co) yang

digunakan dalam reaksi HDO asam stearat menghasilkan produk heptadekana dan

oktadekana dengan nilai area yang berbeda-beda. Area produk heptadekana dan

oktadekana hasil reaksi HDO asam stearat dapat dilihat pada Gambar 18 berikut.

Gambar 18. Area produk heptadekana (C17) dan oktadekana (C18) hasil reaksi

HDO asam stearat

Page 68: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

53

Gambar 18 menunjukkan bahwa dari keempat katalis memiliki area produk

yang berbeda-beda. Katalis NiFe/SiAl merupakan katalis dengan area produk

terkecil dibandingkan katalis lainnya. Kecilnya nilai area produk pada katalis

NiFe/SiAl menandakan bahwa logam Fe bukanlah logam yang aktif sebagai

promotor untuk logam Ni, sehingga katalis NiFe/SiAl tidak selektif untuk reaksi

HDO asam stearat.

Katalis dengan area produk senyawa alkana paling tinggi adalah katalis

NiCu/SiAl. Logam Cu merupakan logam yang aktif sebagai promotor untuk katalis

Ni/SiAl. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian Li et al (2011) yang melaporkan

bahwa penambahan logam Cu pada katalis berbasis Ni merupakan katalis yang

memiliki selektivitas yang tinggi, dibandingkan penambahan logam Co dan Sn.

Area produk hasil analisis GC-MS berbanding lurus dengan konsentrasi produk,

sehingga katalis NiCu/SiAl yang memiliki area produk senyawa alkana paling

tinggi menandakan bahwa katalis tersebut memiliki nilai konsentrasi produk yang

besar (Dwiatmoko et al., 2015).

Heptadekana yang terbentuk dari reaksi HDO asam stearat dapat

dikonversi secara langsung oleh asam stearat melalui jalur dekarboksilasi atau jalur

dekarbonilasi. Asam stearat mengalami dekarboksilasi dengan cara mengeliminasi

satu molekul CO2, sehingga terbentuk heptadekana. Asam stearat juga dapat

mengalami dekarbonilasi dengan cara mengeliminasi satu molekul CO dan air,

sehingga terbentuk 1-heptadekena, kemudian 1-heptadekena terhidrogenasi

membentuk heptadekana (Kumar et al., 2014). Penelitian yang dilakukan oleh

Kumar et al., (2014) tersebut menghasilkan produk heptadekana sebesar 85,2%

menggunakan katalis Ni/HZSM.

Page 69: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

54

Reaksi HDO asam stearat membentuk senyawa intermediet berupa

oktadekanol, dimana senyawa oktadekanol mengalami transformasi dari dua jalur

yang berbeda. Oktadekanol terbentuk dari asam stearat yang mengalami reduksi

dengan melepaskan gugus H2O, dimana pada jalur pertama oktadekanol mengalami

dehidrogenasi membentuk gugus aldehid yaitu 1-oktadekanal. Gugus 1-

oktadekanal mengalami dekarbonilasi dengan mengeliminasi satu molekul CO

sehingga membentuk heptadekana. Transformasi oktadekanol pada jalur kedua

mengalami dehidrasi membentuk gugus alkena 1-oktadekena, yang kemudian 1-

oktadekena mengalami hidrogenasi membentuk oktadekana. Hasil reaksi HDO

asam stearat dan mekanisme reaksi HDO asam stearat menjadi senyawa alkana (C17

dan C18) dapat dilihat pada Gambar 19 berikut (Kumar et al., 2014).

Gambar 19. Jalur reaksi HDO asam stearat menjadi senyawa alkana

Data hasil analisis GC-MS tersebut menghasilkan bahwa katalis NiCu/SiAl

merupakan katalis yang paling selektif untuk reaksi HDO asam stearat, sehingga

Page 70: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

55

Hidrogenasi

CH3(CH2)10CHO

(Dodekanal)

C12H26

(Dodekana)

-H2O

Hidrogenasi Hidrogenasi

-CO

-CO2

Hidrogenasi

pada reaksi HDO menggunakan asam laurat digunakan katalis NiCu/SiAl dengan

variasi perbandingan logam Ni dan Cu.

4.2.2 Hasil Reaksi Hidrodeoksigenasi Asam Laurat

Setelah didapatkan katalis NiCu/SiAl yang memberikan hasil terbaik untuk

reaksi HDO asam stearat, langkah selanjutnya adalah memvariasikan rasio berat Ni

dan Cu pada penyangga SiAl, yang bertujuan untuk melihat pengaruh logam Cu

jika digunakan sebagai promotor ataupun komponen aktif pada katalis Ni/SiAl

untuk reaksi HDO asam laurat. Reaksi ini dilakukan menggunakan katalis Ni/SiAl,

katalis NiCu/SiAl, katalis NiCu(15:5)/SiAl, dan katalis Cu/SiAl. Produk reaksi

HDO asam laurat terdapat dua golongan produk yaitu alkana berupa undekana dan

dodekana, serta alkena berupa undekena. Jalur reaksi HDO asam laurat dapat dilihat

pada Gambar 20 berikut (Kon et al., 2014).

Dekarboksilasi

CH3(CH2)10COOH Dekarbonilasi

(Asam Laurat)

Gambar 20. Jalur reaksi HDO asam laurat menjadi senyawa alkana dan alkena

CH3(CH2)8CH=CH2 + CO + H2O

(Undekena)

H2

H2O

CH3(CH2)10CH2-OH

(Dodekanol)

C11H24 + CO2

(Undekana)

H2

Page 71: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

56

Senyawa undekana yang dihasilkan dari reaksi HDO asam laurat terbentuk

dari konversi asam laurat melalui jalur dekarboksilasi maupun dekarbonilasi. Asam

laurat mengalami reaksi dekarboksilasi dengan cara mengeliminasi satu gugus CO2,

sehingga terbentuk produk undekana. Asam laurat juga dapat mengalami reaksi

dekarbonilasi dengan cara menghilangkan gugus CO dan air yang mengarahkan

untuk terbentuknya alkena, yaitu undekena. Produk undekena yang terbentuk pada

hasil reaksi HDO asam laurat merupakan produk antara dari undekana, dimana

senyawa undekena yang mengalami hidrogenasi akan membentuk senyawa

undekana (Kon et al., 2014).

Pembentukan senyawa dodekana pada reaksi HDO asam laurat melalui jalur

reaksi hidrogenasi. Asam laurat mula-mula terhidrogenasi dengan cara melepaskan

gugus H2O sehingga membentuk gugus dodekanal, gugus dodekanal selanjutnya

terhidrogenasi membentuk dodekanol yang kemudian membentuk senyawa

dodekana sebagai produk utama dalam reaksi HDO asam laurat (Kon et al., 2014).

Katalis NiCu/SiAl, NiCu(15:5)/SiAl, Ni/SiAl, dan Cu/SiAl memberikan konversi

yang berbeda-beda. Konversi keempat katalis terhadap reaksi HDO asam laurat

dapat dilihat pada Gambar 21 berikut.

Gambar 21. Konversi katalis reaksi HDO asam laurat

Page 72: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

57

Gambar 21 menunjukkan bahwa penambahan logam transisi Cu ke dalam

katalis Ni/SiAl memberikan pengaruh terhadap konversi katalis. Konversi katalis

terbesar dimiliki oleh katalis NiCu(15:5)/SiAl yaitu 73,83%, lebih besar

dibandingkan dengan konversi katalis Ni/SiAl. Penambahan logam Cu sebanyak

5% ke dalam katalis Ni/SiAl memberikan pengaruh yang besar terhadap konversi,

tetapi pada penambahan logam Cu sebesar 10% mengalami penurunan konversi

menjadi 39,01%. Penurunan konversi juga terjadi pada katalis Cu/SiAl yaitu

36,89%.

Penurunan konversi tersebut menunjukkan bahwa logam transisi Cu lebih

baik jika digunakan sebagai promotor katalis Ni/SiAl dalam reaksi HDO asam

laurat. Hal tersebut dikarenakan semakin besar penambahan logam Cu pada katalis

Ni/SiAl, akan menurunkan performa katalis dikarenakan logam Cu tidak aktif jika

digunakan sebagai komponen aktif pada katalis NiCu. Hasil tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Khromova et al., 2014) mengenai pengaruh rasio

Ni-Cu, menghasilkan bahwa katalis NiCu-SiO2 dengan Ni sebagai komponen aktif

dan Cu sebagai promotor dapat meningkatkan konversi produk.

Area produk hasil reaksi HDO asam laurat dihitung berdasarkan area

puncak senyawa dibandingkan dengan internal standar. Area produk hasil reaksi

HDO asam laurat setelah dinormalisasi dengan area internal standar dapat dilihat

pada Tabel 5 berikut.

Page 73: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

58

Tabel 5. Area produk hasil reaksi HDO asam laurat

Produk

Area Produk

Ni/SiAl NiCu(15:5)/SiAl NiCu/SiAl Cu/SiAl

Undekana 0 0,12 0,14 0,05

Dodekana 0 0 0,22 0,07

Undekena 0,01 0,28 0 0

Total 0,01 0,40 0,36 0,12

Katalis Ni/SiAl memiliki total area produk terkecil dibandingkan dengan

katalis lainnya. Reaksi HDO asam laurat dengan menggunakan katalis Ni/SiAl

tidak mendorong terbentuknya produk alkana, dan hanya membentuk senyawa

antara undekena dengan area sebesar 0,01. Hal tersebut menandakan bahwa

pengunaan katalis Ni/SiAl kurang selektif untuk reaksi HDO asam laurat.

Penambahan logam Cu dengan jumlah yang besar pada katalis mendorong

terbentuknya senyawa dodekana, yang dapat dilihat pada katalis Cu/SiAl dan

NiCu/SiAl. Tetapi penambahan logam Cu dalam jumlah yang besar pada katalis

dapat menurunkan konversi (Gambar 20), hal tersebut menandakan bahwa logam

Cu tidak aktif pada reaksi HDO asam laurat jika digunakan sebagai komponen aktif.

Katalis NiCu(15:5)/SiAl dengan logam Cu sebagai promotor memiliki total

area produk terbesar diantara keempat katalis lainnya. Katalis NiCu(15:5)/SiAl

merupakan katalis dengan total area produk sebesar 0,40, yang menghasilkan

senyawa undekana sebagai produk utama. Hasil serupa juga didapat pada penelitian

Yang & Carreon (2017) menghasilkan undekana sebagai produk utama pada reaksi

deoksigenasi asam laurat. Besarnya total area produk dan konversi pada katalis

Page 74: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

59

NiCu(15:5)/SiAl mengindikasikan bahwa katalis NiCu(15:5)/SiAl adalah katalis

terbaik untuk reaksi HDO asam laurat.

4.2.3 Hasil Reaksi Hidrodeoksigenasi Asam Oleat

Penggunaan asam oleat sebagai bahan baku dalam reaksi HDO bertujuan

untuk melihat performa katalis dalam berbagai jenis asam lemak. Katalis terbaik

dari reaksi HDO asam laurat yakni NiCu(15:5)/SiAl kemudian digunakan untuk

reaksi HDO asam oleat. Produk reaksi HDO asam oleat menghasilkan heptadekana

sebagai produk utama dari reaksi HDO tersebut, dengan produk antara berupa

heptadekena. Penelitian yang dilakukan Bhattacharjee & Tan (2017) menyebutkan

bahwa reaksi HDO asam oleat menghasilkan dua produk utama, yaitu oktadekana

dan heptadekana yang dihasilkan melalui dekarboksilasi dan dekarbonilasi. Tetapi

pada penelitian yang dilakukan, reaksi HDO asam oleat menggunakan katalis

NiCu(15:5)/SiAl hanya mampu menghasilkan produk heptadekana sebagai produk

utama. Reaksi HDO asam oleat menggunakan katalis NiMoS/Al2O3 yang dilakukan

oleh Coumans & Hensen (2016) juga menghasilkan senyawa heptadekana sebagai

produk utamanya.

Jalur reaksi HDO asam oleat dapat dilihat pada Gambar 22 berikut

(Bhattacharjee & Tan, 2017).

Page 75: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

60

-CO

C17H33COOH

C17H35COOH

C18H35CHO C17H36 (heptadekana)

C18H37OH C16H33CH=CH2 C18H38

(oktadekana)

Gambar 22. Jalur reaksi HDO asam oleat menjadi senyawa alkana

Reaksi HDO asam oleat memiliki dua jalur utama, dimulai dengan

hidrogenasi ikatan rangkap C=C pada asam oleat sehingga membentuk asam

stearat, sehingga jalur reaksi dan pembentukan produk HDO asam oleat sama

dengan jalur reaksi dan pembentukan produk HDO asam stearat. Ikatan rangkap

C=C pada asam oleat yang telah terhidrogenasi, terhidrogenasi kembali membentuk

aldehid dan kemudian membentuk alkohol, yang selanjutnya terhidrodeoksigenasi

membentuk produk utama yaitu oktadekana (C18H38). Jalur reaksi HDO asam oleat

yang kedua dengan cara dekarboksilasi yaitu eliminasi gugus CO2, dan dengan

dekarbonilasi yaitu eliminasi gugus CO pada asam stearate yang kemudian

menghasilkan produk heptadekana (C17H36) (Bhattacharjee & Tan, 2017).

Hasil reaksi HDO asam oleat dengan katalis NiCu(15:5)/SiAl memberikan

konversi produk sebesar 94,96% (Lampiran 13). Besarnya konversi tersebut

menandakan bahwa katalis NiCu(15:5)/SiAl merupakan katalis yang memiliki

performa yang tinggi dalam reaksi HDO asam oleat.

H2

H2 -CO2

H2

-H2O H2

Page 76: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

61

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kesimpulan dari penelitian ini diantaranya:

1. Logam , Fe, Cu, dan Co memberikan pengaruh terhadap katalis Ni/SiAl.

Logam Fe, Cu, dan Co mampu meningkatkan luas area katalis Ni/SiAl,

dan mampu memberikan pengaruh terhadap ukuran partikel katalis

Ni/SiAl. Logam Fe, Cu, dan Co pun mampu memberikan pengaruh

terhadap keasaman katalis Ni/SiAl. Penambahan logam tidak

memberikan pengaruh terhadap kristalinitas logam Ni dan penyangga

SiAl. Berdasarkan hasil reaksi, katalis NiCu/SiAl memberikan pengaruh

terbaik terhadap peforma reaksi.

2. Katalis bimetal NiCu/SiAl merupakan katalis terbaik untuk reaksi HDO

asam stearat, asam laurat, dan asam oleat. Berdasarkan studi variasi

logam Cu, katalis bimetal NiCu(15:5)/SiAl memberikan hasil terbaik

dengan konversi sebesar 73,83% untuk asam laurat, dan 94,96% untuk

asam oleat.

5.2 Saran

Pemilihan pelarut perlu diperhatikan agar mampu melarutkan asam lemak

dengan sempurna, serta penentuan standar perhitungan konsentrasi hasil reaksi

HDO asam lemak agar dapat mengetahui persen yield produk yang dihasilkan.

Page 77: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

62

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, San-Jose, D., Jua-Juan J, Illan-Gomez. M.J., Roman-Martinez, M.C. 2009.

Ni, Co, and Bimetallic Ni-Co Catalysts For the Dry Reforming Methane.

Applied Catalysis A: General, 371(1-2), 54-9.

Bernas, A., Simakova, I. L., Eränen, K., Myllyoja, J., Salmi, T., dan Murzin, D. Y.

2010. Continuous mode linoleic acid hydrogenation on Pd/sibunit catalyst.

Catalysis in Industry, 2, 95-100.

Bhattacharjee, S dan Tan, Chung-Sung. 2017. Hydrodeoxygenation of Oleic Acid

in Hexane Containing Pressurizes CO2 Using Fe/SBA-15 as Catalysts. Journal

of Cleaner Production, 156, 203-213.

Brown, M. E. 2004. Introduction to Thermal Analysis Techniques and

Applicationa 2nd Edition. New York. Kluwer Academic Publishers.

Busca, G. 2014. Heterogeneous Catalytic Materials 1st Edition, Solid State

Chemistry, Surface Chemistry and Catalytic Behavior. New York. Elsivier.

Chen, L., Choong, C. K. S., Zhong, Z., Huang, L., Ang, T. P., Hong, L., dan Lin, J.

2010. Carbon monoxide-free hydrogen production via low-temperature steam

reforming of ethanol over iron-promoted Rh catalyst. Journal of Catalysis,

276(2), 197–200.

Chen, S. 2012. Green Oil Production by Hydroprocessing. International Journal of

Clean Coal and Energy, 1, 43-55.

Cheng, K., Virginie, M., Ordomsky, V. V, Cordier, C., Chernavskii, P. A., Ivantsov,

M. I., Paul., Wang, Sébastien., Khodakov, A. Y. 2015. Pore size effects in

high-temperature Fischer – Tropsch synthesis over supported iron catalysts.

Journal of Catalysis, 328, 139–150.

Coumans, A.E., dan Hensen, E. J. M. 2016. A Model Compound (Methyl Oleate,

Oleic Acid, Triolein) Study of Triglycerides Hydrodeoxygenation over

Alumina-Supported NiMo Sulfide. Applied Catalysis B: Environmental, 201,

290-301.

Cvetanovi, R. J., dan Amenomiya, Y. 1925. Application of a Temperature-

Programmed Desorption Technique to Catalyst Studies. Canada. National

Research Council.

Damyanova, S., Pawelec, B., Arishtirova, K., dan Fierro, J. L. G. 2012. Ni-based

catalysts for reforming of methane with CO2. International Journal of

Hydrogen Energy, 37(21), 15966–15975.

Page 78: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

63

Deneyer, A., Renders, T., Van Aelst, J., Van den Bosch, S., Gabriëls, D., dan Sels,

B. F. 2015. Alkane production from biomass: Chemo-, bio- and integrated

catalytic approaches. Current Opinion in Chemical Biology, 29, 40-48.

Di, L., Yao, S., Song, S., Wu, G., Dai, W., dan Guan, N. 2017. Robust Ruthenium

Catalysts for The Selective Conversion of Stearic Acid to Diesel-range

Alkanes. Applied Catalysis B : Environmental, 201, 137–149.

Dickerson, T., dan Soria, J. 2013. Catalytic fast pyrolysis: A review. Energies, 6(1),

514–538.

Dundich, V. O., Khromova, S. A., Ermakov, D. Y., Lebedev, M. Y., Novopashina,

V. M., Sister, V. G., Yakimchuk, A. I., dan Yakovlev, V. A. 2010. Nickel

Catalyts for The Hidrodeoxygenation of Biodiesel. Kinetic and Catalysis,

51(5), 704-709.

Dwiatmoko, Adid, A., Kim, Inho., Zhou, Lipeng. 2015. Hidrodeoxygenation of

Lignin-Derived Monomers and Lignocellulose Pyrolisis Oil on The Carbon-

Supported Ru Catalysts. Journal Catalisis Today, 256, 192-198.

Dykstra, M. J., Mann, P. C., Elwell, M. R., dan Ching, S. V. 2002. Suggested

Standard Operating Procedures (SOPs) for The Preparation of Electron

Microscopy Samples for Toxicology/Pathology Studies in a GLP

Environment. Toxicologic Pathology, 30, 743-745.

Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S. 1998. Kimia Organik. Jakarta. Erlangga.

Foraita, A. S., Liu, Y., Haller, G., Baráth, E., Lercher, J. A. 2006. Controlling

Hydrodeoxygenation of Stearic Acid to n-heptadecane and n-octadecane via

Chemical Properties of Ni/SiO2 -ZrO2. Heterogenous & Homogenous & Bio-

& Nano- ChemCatChem Catalysis, 9(1), 195-203.

Foraita, S., Fulton, J. L., Chase, Z. A., Vjunov, A., Xu, P., Baráth, E., Camaioni, D.

M., Zhao, C., Lercher, J. A. 2014. Impact of the oxygen defects and the

hydrogen concentration on the surface of tetragonal and monoclinic ZrO2 on

the reduction rates of stearic acid on Ni/ZrO2. Chemistry - A European

Journal, 21(6), 2423–2434.

Gelb, L. D., dan Gubbins, K. E. 1998. Characterization of Porous Glasses:

Simulation Models, Adsorption Isotherms, and The

Brunauer−Emmett−Teller Analysis Method. Langmuir, 14(8), 2097-2111.

Guo, Q., Wu, M., Wang, K., Zhang, L., dan Xu, X. 2015. Catalytic

hydrodeoxygenation of algae bio- oil over bimetallic Ni-Cu/ZrO2 catalysts.

Industrial & Engineering Chemistry Research, 54(3), 890-899.

Haber, J., Block, J. H., Delmon, B. 1995. Manual of Methods and Procedures for

Catalyst Caracterization. Pure & Appl. Chem, 67, 1257-1306.

Page 79: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

64

Hachemi, I., Kumar, N., Mäki-arvela, P., Roine, J., Peurla, M., Hemming, J.,

Salonen, J., Yu, D. 2017. Sulfur-free Ni catalyst for production of green diesel

by hydrodeoxygenation. Journal of Catalysis, 347, 205–221.

Hagen, J. 2006. Industrial Catalysis. A Practical Approach. Germany. Wiley-VCH.

He, Z., dan Wang, X. 2012. Hydrodeoxygenation of model compounds and

catalytic systems for pyrolysis bio-oils upgrading. Catalysis for Sustainable

Energy, 1, 28–52.

Hellinger, M., Carvalho, H. W. P., Baier, S., Wang, D., Kleist, W., dan Grunwaldt,

J. D. 2015. Catalytic hydrodeoxygenation of guaiacol over platinum supported

on metal oxides and zeolites. Applied Catalysis A: General, 490, 181-192.

Heriyanto, H., Sumbogo, S. D. M., Heriyanti, S. I., Sholehah, I., dan Rahmawati,

A. 2018. Synthesis of Green Diesel From Waste Cooking Oil Through

Hydrodeoxygenation Technology With NiMo/γ-Al2O3 Catalysts. MATEC

Web of Conferences, 156, 1-6.

Hubschmann, H. C. 2015. Handbook of GC-MS. Germany. Wiley CVH.

Hussain, S. Z., dan Maqbool, K. 2014. GC-MS : Principle, Technique and Its

Application in Food Science. International Journal of Curent Science, 13,

116–126.

Istadi. 2011. Fundamental dan Aplikasi: Teknologi Katalis untuk Konversi Energi.

Semarang. Badan Penerbit UNDIP.

Jon, H. 2001. Karakterisasi Zeolit Alami Termodifikasi Asam. Bogor. Institut

Pertanian Bogor.

Kandel, K., Anderegg, J. W., Nelson, N. C., Chaudhary, U., dan Slowing, I. I. 2014.

Supported iron nanoparticles for the hydrodeoxygenation of microalgal oil to

green diesel. Journal Of Catalysis, 314, 142–148.

Ketaren. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta. Balai Pustaka.

Khromova, S. A., Smirnov, A. A., Bulavchenko, O. A., Saraev, A. A., Kaichev, V.

V, Reshetnikov, S. I., dan Yakovlev, V. A. 2014. Anisole hydrodeoxygenation

over Ni–Cu bimetallic catalysts: The effect of Ni/Cu ratio on selectivity.

Applied Catalysis A: General, 470, 261–270.

Kon, K., Onodera, W., dan Shimizu, K. 2014. Hydrodeoxygenation of Fatty Acids

and Trigliserides by Pt-loaded Nb2O5 Catalysts. Catalysis Science &

Technology, 4, 3705–3712.

Kordouli, E., Pawelec, B., Kordulis, C., Lycourghiotis, A., dan Fierro, J. L. G. 2018.

Hydrodeoxygenation of Phenol on Bifunctional Ni-based Catalysts: Effect of

Page 80: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

65

Mo Promotion and Support. Applied Catalysis B: Environmental, 1, 1-40.

Krishna, S. H., Assary, R. S., Rashke, Q. A., Schmidt, Z. R., Curtiss, L. A.,

Dumesic, J. A., dan Huber, G. W. 2018. Mechanistic Insights into the

Hydrogenolysis of Levoglucosanol over Bifunctional Platinum Silica −

Alumina Catalysts. ACS Catalysis, 8, 3743–3753.

Kukushkin, R. G., Bulavchenko, O. A., Kaichev, V. V., dan Yakovlev, V. A. 2015.

Influence of Mo on catalytic activity of Ni-based catalysts in

hydrodeoxygenation of esters. Applied Catalysis B: Environmental, 163, 531–

538.

Kumar, P., Yenumala, S. R., Maity, S. K., dan Shee, D. 2014. Kinetics of

hydrodeoxygenation of stearic acid using supported nickel catalysts: Effects

of supports. Applied Catalysis A: General, 471, 28–38.

Leeuwen, P. W. N. M. van. 2014. Homogeneous Catalysis: Understandind the Art.

London. Kluwer Academic Publishers.

Lestari, S., Beltramini, J., Lu, M., Mäki-Arvela, P., Bernas, H., Simakova, O.,

Eränen, K., Murzin, D. 2009. Continuous deoxygenation of concentrated

stearic acid. In 8th World Congress of Chemical Engineering: Incorporating

the 59th Canadian Chemical Engineering Conference and the 24th

Interamerican Congress of Chemical Engineering.

Li, S., Lu, Y., Guo, L., dan Zhang, X. 2011. Hydrogen production by biomass

gasification in supercritical water with bimetallic Ni-M/γ-Al2O3 catalysts (M:

Cu, Co dan Sn). International Journal of Hydrogen Energy, 36, 14391-14400.

Lin, Y. C., dan Huber, G. W. 2009. The critical role of heterogeneous catalysis in

lignocellulosic biomass conversion. Energy and Environmental Science, 2(1),

68-80.

Lu, Mohong., Du, Hu., Zhue, Jie. 2017. Catalytic Hidrodeoxygenation of Guaiacol

Over Palladium Catalyst on Different Titania Supports. American Chemical

Society Publications. Energy Fuel Article, 31, 10858-10865.

McDowell, Julie. 2008. Essential Chemistry: Metals. New York. Infobase

Publishing.

Mohammad, M., Kandaramath Hari, T., Yaakob, Z., Chandra Sharma, Y., dan

Sopian, K. 2013. Overview on the production of paraffin based-biofuels via

catalytic hydrodeoxygenation. Renewable and Sustainable Energy Reviews,

22, 121-132.

Monnier, J., Sulimma, H., Dalai, A., dan Caravaggio, G. 2010.

Hydrodeoxygenation of oleic acid and canola oil over alumina-supported

metal nitrides. Applied Catalysis A: General, 382(2), 176-180.

Page 81: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

66

Mortensen, P. M., Grunwaldt, J. D., Jensen, P. A., Knudsen, K. G., dan Jensen, A.

D. 2011. A review of catalytic upgrading of bio-oil to engine fuels. Applied

Catalysis A: General, 407(1–2), 1–19.

Neimark, A. V., Sing, K. S. W., dan Thommes, M. 2008. Characterization of solid

catalysts. In Handbook of Heterogeneous Catalysis, 2, 721-738.

Niemantsverdriet, J. W. 2000. Spectroscopy in Catalysis An Introduction. 2nd

Edition. Germany. Wiley-VCH.

Novopashina, V. M., Sister, V. G., Yakimchuk, A. I., dan Yakovlev, V. A. 2010.

Nickel Catalysts for the Hydrodeoxygenation of Biodiesel. Kinetics and

Catalysis, 51(5), 704–709.

Piephoff, D. E., Immer, J. G., Kelly, M. J., dan Lamb, H. H. 2011. Low-pressure

Hydrogenolysis of Vapor-phase Glycerol Over Heterogeneous Catalysts. In

11AIChE - 2011 AIChE Annual Meeting, Conference Proceedings.

Pubchem. 2018. Lauric Acid. [diunduh pada 2 Oktober 2018]; Tersedia pada:

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov

Pubchem. 2018. Stearic Acid. [diunduh pada 2 Oktober 2018]; Tersedia pada:

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov

Pubchem. 2018. Oleic Acid. [diunduh pada 2 Oktober 2018]; Tersedia pada:

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov

Richardson, James Thomas. 1989. Principles of Catalyst Development.

Fundamental and A Applied Catalysis. New York. Plenum Press.

Rim, C., Sun, J., Suh, Y., Choi, J., dan Ha, J. 2012. Catalytic roles of metals and

supports on hydrodeoxygenation of lignin monomer guaiacol. CATCOM, 17,

54–58.

Rojas, L.O. A., Nascimento, J. C., Ruiz, J. A. C., Benachour, M., dan Sousa, J. F.

2015. Synthesis And Characterization Of Bifunctional Transition-

Metal/Silica-Alumina Catalysts For The Chloromethane Conversion to

Hydrocarbons. Brazilian Journal of Petroleum and Gas, 2(4), 154-166.

Rozmysłowicz, B., Mäki-Arvela, P., Lestari, S., Simakova, O. A., Eränen, K.,

Simakova, I. L., Yu, D., Salmi, T. O. 2010. Catalytic deoxygenation of tall oil

fatty acids over a palladium-mesoporous carbon catalyst: A new source of

biofuels. In Topics in Catalysis, 53,1274-1277.

Sastrohamidjojo, H. 2006. Produk Turunan Minyak Atsiri dan Potensi Pasar.

Konferensi Nasional Minyak Atsiri. Solo.

Page 82: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

67

Schroeder, S. L. M., dan Gottfried, M. 2002. Temperature-Programmed

Desorption (TPD) Thermal Desorption Spectroscopy (TDS). Berlin. Freie

Universität.

Setiabudi, Agus., Hardian, Rifan., Muzakir, Ahmad. 2012. Karakterisasi Material

Prinsip dan Aplikasinya dalam Penelitian Kimia. Bandung. UPI Press.

Shackley, M. S. 2011. X Ray Flourescence Spectrometry (XRF) in Geoarchaeology.

California. Springer.

Smallman, R. E. dan Bishop, R. J. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa

Material. Jakarta. Erlangga.

Sotelo-Boyas, R., Trejo-Zarraga, F., dan Jesus Hernandez-Loyo, F. 2012.

Hydrogenation: Hydroconversion of Triglycerides into Green Liquid Fuels.

London. InTech.

Souza, L., Oliveira, R. R., Haasterecht, T. Van, Teixeira, V., dan Bitter, H. 2019.

Applied Catalysis B : Environmental Influence of synthesis method on

molybdenum carbide crystal structure and catalytic performance in stearic acid

hydrodeoxygenation. Applied Catalysis B: Environmental, 241, 81–88.

Sparkman, O. D., Penton, Z. E., dan Kitson, F. G. 2011. Gas Chromatography and

Mass Spectrometry: A Practical Guide. USA. Academis Press.

Taylor, D., Dileo, G. J., dan Sun, K. 2009. Hydrogen production and performance

of nickel based catalysts synthesized using supercritical fluids for the

gasification of biomass. Applied Catalysis B : Environmental, 93, 126–133.

Thommes, M., Kaneko, K., Neimark, A. V, Olivier, J. P., Rodriguez-reinoso, F.,

Rouquerol, J., dan Sing, K. S. W. 2015. Physisorption of gases , with special

reference to the evaluation of surface area and pore size distribution (IUPAC

Technical Report).

Verma, Nishith. 2012. BET Surface Area & Pore Volume Analyzer. Kanpur. Indian

Institute of Technology.

Walton, K. S., dan Snurr, R. Q. 2007. Applicability of The BET Method for

Determining Surface Areas of Microporous Metal-Organic Frameworks.

Journal of the American Chemical Society, 129, 8552-8556.

Wang, Z., Kumar, N., dan Spivey, J. J. 2016. Preparation and characterization of

lanthanum-promoted cobalt – copper catalysts for the conversion of syngas to

higher oxygenates : Formation of cobalt carbide. Journal Of Catalysis, 339, 1–

8.

Page 83: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

68

Waseda, Y., Matsubara, E., dan Shinoda, K. 2011. X-Ray Diffraction

Crystallography; Introduction, examples and solved problems. Berlin.

Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Wu, G., Zhang, N., Dai, W., Guan, N., dan Li, L. 2018. Construction of Bifunctional

Co/H-ZSM-5 Catalysts for the Hydrodeoxygenation of Stearic Acid to Diesel-

Range Alkanes. ChemSusChem, 11(13), 2179–2188.

Yang, L., dan Carreon, M. A. 2017. Deoxygenation of Palmitic and Lauric Acids

over Pt/ZIF-67 Membrane/Zeolite 5A Bead Catalysts. ACS Applied Materials

& Interfaces, 9(37), 31933-32000.

Yenumala, S. R., dan Maity, S. K. 2011. Reforming of vegetable oil for production

of hydrogen: A thermodynamic analysis. International Journal of Hydrogen

Energy, 36(18), 11666-11675.

Zhang, C. H., Yang, Y., Teng, B. T., Li, T. Z., Zheng, H. Y., Xiang, H. W., dan Li,

Y. W. 2006. Study of an iron-manganese Fischer-Tropsch synthesis catalyst

promoted with copper. Journal of Catalysis, 237(2), 405–415.

Zhang, Y., Tao, Y., Huang, J., dan Williams, P. 2017. Influence of silica – alumina

support ratio on H2 production and catalyst carbon deposition from the Ni-

catalytic pyrolysis/reforming of waste tyres. Waste Management & Research,

1, 1-10.

Zhu, X., Cho, H., Pasupong, M., dan Regalbuto, J. R. 2013. Charge-Enhanced Dry

Impregnation: A Simple Way to Improve the Preparation of Supported Metal

Catalysts. ACS Catalysis, 3, 625-630.

Page 84: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

LAMPIRAN

Page 85: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

70

Lampiran 1. Perhitungan Katalis

1. Katalis Ni/SiAl (20% Ni) 1 gram

Bobot Ni(NO2)3.6H2O =Mr Ni(NO2)3.6H2O

Ar Ni× 20% × 1 g

=290,81

58,69× 0,2 × 1 gram

= 1 gram

Bobot Penyangga SiAl = 1 gram − 20% Ni

= 1 − 0,2 gram

= 0,8 gram

2. Katalis Ni-Fe/SiAl (10% Ni dan 10% Fe) 1 gram

Bobot Ni(NO2)3.6H2O =Mr Ni(NO2)3.6H2O

Ar Ni× 10% × 1 g

=290,81

58,69× 0,1 × 1 g

= 0,5 gram

Bobot Fe(NO3)3.9H2O =Mr Fe(NO3)3.9H2O

Ar Fe× 10% × 1 g

=403,95

55,80× 0,1 × 1 gram

= 0,72 gram

Bobot penyangga SiAl = 1 gram − (10% Ni + 10% Fe)

= 1 − 0,2 gram

= 0,8 gram

Page 86: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

71

3. Katalis Ni-Cu/SiAl (10% Ni dan 10% Cu) 1 gram

Bobot Ni(NO2)3.6H2O =Mr Ni(NO2)3.6H2O

Ar Ni× 10% × 1 g

=290,81

58,69× 0,1 × 1 g

= 0,5 gram

Bobot Cu(NO3)2.3H2O =Mr Cu(NO3)2.H2O

Ar Cu× 10% × 1 g

=241,60

63,54× 0,1 × 1 gram

= 0,38 gram

Bobot penyangga SiAl = 1 gram − (10% Ni + 10% Cu)

= 1 − 0,2 gram

= 0,8 gram

4. Katalis Ni-Co/SiAl (10% Ni dan 10% Co) 1 gram

Bobot Ni(NO2)3.6H2O =Mr Ni(NO2)3.6H2O

Ar Ni× 10% × 1 g

=290,81

58,69× 0,1 × 1 g

= 0,5 gram

Bobot Co(NO3)2.6H2O =Mr Co(NO3)2.6H2O

Ar Co× 10% × 1 g

=291,04

58,93× 0,1 × 1 gram

= 0,5 gram

Bobot penyangga SiAl = 1 gram − (10% Ni + 10% Fe)

= 1 − 0,2 gram

= 0,8 gram

Page 87: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

72

5. Katalis Ni-Cu/SiAl (15% Ni dan 5% Cu) basis 1 gram

Bobot Ni(NO2)3.6H2O =Mr Ni(NO2)3.6H2O

Ar Ni× 15% × 1 g

=290,81

58,69× 0,15 × 1 g

= 0,74 gram

Bobot Cu(NO3)2.3H2O =Mr Cu(NO3)2.H2O

Ar Cu× 5% × 1 g

=241,60

63,54× 0,05 × 1 gram

= 0,19 gram

Bobot penyangga SiAl = 1 gram − (15% Ni + 5% Cu)

= 1 − 0,2 gram

= 0,8 gram

6. Katalis Cu/SiAl (20% Cu) 1 gram

Bobot Cu(NO3)2.3H2O =Mr Cu(NO3)2.H2O

Ar Cu× 20% × 1 g

=241,60

63,54× 0,2 × 1 gram

= 0,76 gram

Bobot penyangga SiAl = 1 gram − (20% Cu)

= 1 − 0,2 gram

= 0,8 gram

Page 88: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

73

Lampiran 2. Katalis Sebelum dan Sesudah Reduksi

Sebelum reduksi

Setelah reduksi

Page 89: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

74

Lampiran 3. Hasil Analisis TGA

1. Ni/SiAl

2. Cu/SiAl

Page 90: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

75

3. NiFe/SiAl

4. NiCu/SiAl

Page 91: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

76

5. NiCo/SiAl

6. NiCu(15:5)/SiAl

Page 92: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

77

Lampiran 4. Hasil analisis TEM menggunakan ImageJ

1. Ni/SiAl

Area Mean Min Max Angle Length

1.767 37.669 15.146 90.327 -103.134 7.202

2.337 29.552 11.426 81.814 -81.254 9.503

3.022 85.514 52.487 163.574 -90 12.498

3.022 83.273 56.202 148.234 -90 12.498

3.079 72.344 50.12 94.14 -79.315 12.716

3.25 44.979 16.76 74.707 -85.84 13.303

3.592 75.967 45.977 118.837 -90 14.842

3.649 74.085 52.272 94.675 -84.472 14.924

3.82 89.188 57.656 142.511 -87.357 15.643

3.82 53.939 31.848 103.576 -83.946 15.701

3.877 81.397 48.006 169.703 -78.69 15.932

3.991 132.143 98.304 173.247 -90 16.404

3.991 49.713 16.216 98.567 -87.51 16.423

4.162 63.24 30.217 100.585 -90 17.185

4.219 58.966 33.351 137.899 -82.093 17.344

4.333 74.496 51.708 112.342 -90 17.967

4.732 51.883 11.608 145.504 -90 19.529

4.732 93.148 63.649 143.564 -85.764 19.591

4.903 47.196 4.379 121.032 -92.021 20.325

4.903 44.891 21.684 71.633 -92.694 20.325

4.903 37.112 10.23 97.329 -85.962 20.37

5.131 54.305 16.836 114.432 -85.503 21.149

5.302 58.464 24.043 163.998 -90 21.872

5.302 35.288 17.68 62.572 -90 21.872

5.302 77.06 52.056 114.15 -88.132 21.886

5.473 66.446 29.675 173.366 -88.191 22.667

5.872 42.961 13.673 74.908 -93.926 24.266

6.214 49.552 29.817 84.216 -88.409 25.79

6.442 48.568 23.341 120.617 -96.68 26.742

7.354 46.494 19.009 98.866 -91.353 30.475

7.354 82.329 47.401 155.431 -93.13 30.505

7.697 31.407 7.315 81.082 -88.29 32.037

7.697 16.022 0.041 88.423 -87.436 32.065

7.868 66.589 37.419 123.837 -91.245 32.818

8.039 29.667 0 113.465 -73.773 33.371

8.267 23.11 3.476 60.187 -90 34.371

8.495 104.011 69.597 148.086 -93.892 35.23

8.666 63.947 32.803 124.721 -88.862 35.942

8.837 92.647 59.117 167.08 -88.502 36.723

9.977 41.404 2.584 87.453 -88.014 41.431

Page 93: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

78

11.06 58.273 26.942 99.433 -88.219 46.115

11.06 59.89 16.701 151.152 -86.147 46.194

11.801 67.388 37.09 137.565 -88.332 49.238

12.2 48.359 24.044 104.466 -89.193 50.781

15.735 39.277 0 111.735 -90.833 65.622

17.389 111.672 57.815 171.99 -89.435 72.652

17.674 125.392 86.003 206.805 -95.379 73.764

18.643 64.221 35.496 153.428 -95.641 77.728

19.441 68.622 5.905 129.111 0 81.24

25.598 15.517 0 102.264 -90.384 107.021

2. NiFe/SiAl

Area Mean Min Max Angle Length

1.059 42.603 10.344 113.249 -10.008 4.046

1.412 46.175 15.431 92.016 -82.569 5.611

1.53 70.333 40.137 139.774 -114.444 6.044

1.706 78.767 7.481 134.613 111.038 6.78

2 76.755 33.286 134.84 -90 7.936

2.059 61.328 31.057 112.659 -73.142 8.285

2.177 53.596 5.637 102.179 -90 8.729

2.236 25.831 6.75 46.412 38.418 9.048

2.353 46.152 18.828 83.673 -90 9.523

2.353 46.976 17.162 90.431 -90 9.523

2.412 19.788 1.893 72.41 14.036 9.816

2.589 78.365 48.073 135.502 -113.552 10.316

2.589 60.826 19.146 115.154 -80.538 10.438

2.942 28.551 1.073 72.712 -93.504 11.93

3.001 35.074 0,115277778 107.825 11.535 12.139

3.412 25.753 0 101.722 -103.069 13.859

3.53 41.254 10.045 78.737 -90 14.284

3.53 49.958 16.991 107.43 -92.911 14.306

3.707 86.22 55.191 120.276 72.15 15.057

3.707 35.224 5.014 87.429 -90 15.077

3.883 27.662 0,100694444 98.744 -90 15.871

3.942 50.423 17.288 106.727 -84.726 15.95

4.118 111.843 88.937 134.813 -86.682 16.683

4.295 110.895 76.329 170.731 -90 17.458

4.295 47.221 5.706 132.264 -90 17.458

4.295 41.561 17.72 67.917 -92.386 17.476

4.354 126.471 80.525 207.626 -78.996 17.744

4.53 40.233 8.849 79.282 95.332 18.321

4.648 82.19 27.349 125.636 -75.069 18.862

4.707 77.136 30.15 130.161 -90 19.045

Page 94: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

79

4.942 50.748 18.021 95.313 11.174 20.232

5.236 42.991 8.111 86.251 -31.522 21.367

5.295 121.514 72.158 180.468 -3.857 21.485

5.413 74.819 26.397 129.759 -68.782 22.106

5.472 49.709 23.738 109.087 -90 22.219

5.825 87.517 27.333 178.788 -90 23.807

6.237 23.445 6.394 56.478 86.73 25.443

6.295 48.83 3.347 94.731 -16.543 25.616

6.413 61.1 15.483 114.101 2.121 26.199

6.472 40.291 9.639 83.558 -41.634 26.427

7.649 54.89 3.069 142.532 14.903 31.182

7.766 96.626 48.36 177.849 2.622 31.782

7.884 41.04 2.107 128.996 -80.042 32.224

8.002 40.109 0,602777778 113.176 95.541 32.69

9.767 8.843 0 46.99 -48.945 39.939

10.473 42.99 0,151388889 124.046 -27.578 42.947

12.002 86.867 14.856 167.928 0 49.2

12.002 58.382 1.708 157.845 -87.18 49.258

19.533 6.357 0 91.882 -114.47 80.255

44.891 44.094 8.158 169.908 -115.65 184.918

3. NiCu/SiAl

Area Mean Min Max Angle Length

1.396 75.899 49.98 113.727 -63.435 5.407

2.428 73.907 56.763 97.844 -85.601 9.706

2.489 83.198 59.647 122.962 -66.038 9.739

2.853 100.768 74.013 166.336 -82.569 11.399

3.035 91.895 67.004 119.73 -90 12.09

3.217 40.316 15.756 86.219 -90 12.897

4.006 75.575 51.304 111.269 -90 16.121

4.249 79.063 41.97 114.365 -87.474 16.946

4.431 67.778 47.786 115.774 -87.614 17.751

4.613 106.991 77.197 130.874 -61.02 18.398

4.674 78.518 56.935 163.886 -107.716 18.609

4.674 92.052 71.501 126.75 -96.843 18.696

4.856 80.627 51.032 127.609 -94.343 19.412

4.917 114.704 62.691 151.59 -80.655 19.612

4.977 96.238 25.063 147.796 -46.494 19.956

5.038 88.926 56.035 153.647 -73.571 20.151

5.038 35.755 13.252 98.265 -73.571 20.151

5.099 39.229 5.413 99.587 -99.009 20.407

5.16 100.328 67.608 140.831 -76.954 20.723

5.281 58.632 29.101 115.356 -96.71 21.096

Page 95: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

80

7.284 112.228 74.235 172.512 -61.928 29.207

8.741 66.679 38.685 130.91 -100.448 35.254

8.802 76.06 50.325 124.357 -72.693 35.438

8.802 83.762 42.006 162.423 -90 35.465

8.802 86.89 49.409 154.856 -76.737 35.584

9.834 87.277 17.054 152.393 26.565 39.652

9.834 97.445 65.737 202.096 -84.325 39.701

10.805 55.029 0 169.255 -11.755 43.63

11.169 47.616 22.515 133.487 -90 45.138

11.776 17.997 0 72.12 -105.046 47.508

12.019 60.194 5.209 157.427 -87.094 48.422

12.747 87.869 26.682 155.764 -60.998 51.592

13.051 60.905 29.981 146.487 -102.413 52.806

14.447 0,609027778 0 30.943 -24.404 58.436

14.447 18.239 0 61.055 -102.162 58.492

14.69 98.937 49.719 149.284 -83.082 59.286

14.993 37.219 0 174.028 -95.363 60.715

15.357 102.153 73.265 170.081 -102.653 61.986

15.661 86.643 0,189583333 202.214 -84.178 63.2

16.996 31.684 6.418 172.168 -93.294 68.631

16.996 47.443 25.549 91.081 -56.424 68.631

18.574 40.985 8.094 122.971 -102.305 75.1

19.181 59.116 1.15 128.482 -26.565 77.501

20.942 38.278 12.814 95.159 -89.001 84.649

23.248 60.547 14.032 217.592 -63.032 94.085

24.22 17.184 0 86.103 -128.682 98.061

28.529 71.715 21.528 130.297 -86.332 115.491

29.379 87.739 42.036 153.937 -62.534 118.968

33.203 82.2 47.5 140.583 -0.315 134.61

37.452 50.113 13.334 253.513 -93.721 151.842

4. NiCo/SiAl

Area Mean Min Max Angle Length

2.737 42.118 18.461 90.117 -77.735 11.184

2.851 156.012 125.288 229.55 3.504 11.743

3.022 118.526 94.055 145.465 -71.917 12.351

3.193 145.318 92.645 215.588 -72.897 13.095

3.25 72.357 47.274 115.843 -80.707 13.485

3.421 42.96 9.784 93.561 -70.346 14.082

3.535 60.566 33.783 115.767 -53.696 14.53

3.763 86.025 56.709 219.206 -36.347 15.623

3.991 47.662 8.093 156.052 -70.514 16.552

4.048 37.382 15.239 70.422 -68.499 16.827

Page 96: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

81

4.105 104.634 71.852 193.869 -75.964 16.863

4.162 111.092 78.978 164.485 -46.701 17.132

4.39 54.5 30.883 93.41 -85.426 18.034

4.561 46.103 16.309 100.914 -90 18.748

4.789 30.008 7.26 81.859 -71.565 19.762

4.96 124.234 89.073 215.055 -83.956 20.445

4.96 2.864 0 31.794 -81.304 20.549

5.131 51.178 22.786 137.61 -62.003 21.321

5.131 26.617 0.041 210.338 -8.403 21.321

5.188 89.691 55.325 152.218 -100.305 21.45

5.188 71.532 44.483 135.264 -71.162 21.492

5.644 21.061 1.273 87.746 -60.038 23.448

5.758 54.542 38.457 86.039 -101.535 23.899

6.1 64.923 45.168 91.475 -106.02 25.216

6.157 83.261 60.734 116.476 -52.172 25.624

6.271 79.224 44.407 129.438 -46.488 25.967

6.328 32.052 6.692 102.817 -72.395 26.189

6.328 9.222 0 45.638 -116.333 26.201

6.385 10.726 0,108333333 47.064 -55.597 26.433

6.499 66.978 44.028 97.39 -54.462 26.879

7.012 12.593 0,2125 33.543 -23.629 29.029

7.012 36.614 7.603 65.06 -82.467 29.165

7.012 56.676 22.326 108.589 -82.467 29.165

9.92 103.001 67.584 156.206 -79.015 41.364

10.034 66.275 9.975 177.555 -6.267 41.666

10.148 55.209 35.711 106.052 -86.766 42.247

10.49 64.774 35.19 128.452 -105.474 43.78

10.775 38.439 12.03 142.585 -48.671 44.826

10.889 54.022 20.043 173.592 -94.236 45.415

12.828 39.679 16.528 76.929 -84.111 53.399

13.911 81.034 54.226 116.505 123.429 58.063

13.911 34.852 6.613 112.138 53.835 58.121

14.424 51.314 13.175 113.989 -87.955 60.195

14.994 43.324 0 164.534 -90.659 62.497

15.906 21.622 1.273 139.797 -131.07 66.43

17.503 23.753 10.159 43.063 36.757 73.116

25.712 97.995 56.129 166.349 -75.315 107.431

26.396 3.616 0 40.448 -86.772 110.32

28.164 41.934 8.627 95.616 -102.655 117.688

28.335 18.034 5.893 37.87 35.134 118.326

Page 97: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

82

Lampiran 5. Hasil Analisis SAA

1. Rata-Rata Diameter

2. Isoterm Adsorpsi-Desorpsi

Page 98: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

83

Lampiran 6. Hasil analisis menggunakan NH3-TPD

1. Katalis Ni/SiAl

2. Katalis NiFe/SiAl

Page 99: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

84

3. Katalis NiCu/SiAl

4. Katalis NiCo/SiAl

Page 100: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

85

5. Katalis NiCu(15:5)/SiAl

6. Katalis Cu/SiAl

Page 101: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

83

Lampiran 7. Perhitungan Hasil Analisis NH3-TPD

Sampel Berat (g) Area Volume Mixed Gas (mL) Volume NH3 (mL) 5% n (mol) Acidity (mol/g)

Acidity (mmol/g)

Asam lemah Asam kuat

Ni/SiAl

I

0.0198

0.3639 0.024631109 0.001231555 5.49459E-08 2.77505E-06

0.002775046 0.033004666 II 4.328 0.292947069 0.014647353 6.53492E-07 3.30047E-05

NiFe/SiAl

I

0.0157

4.305 0.29139028 0.014569514 6.5002E-07 4.14025E-05

0.041402521 0.043652971 II 4.539 0.307228916 0.015361446 6.85352E-07 4.3653E-05

NiCu/SiAl

I

0.0193

7.005 0.474143766 0.023707188 1.0577E-06 5.4803E-05

0.054802972 0.019159526 II 2.449 0.16576418 0.008288209 3.69779E-07 1.91595E-05

NiCo/SiAl

I

0.0241

4.166 0.28198186 0.014099093 6.29032E-07 2.61009E-05

0.026100901 0.007518262 II 1.200 0.081223771 0.004061189 1.8119E-07 7.51826E-06

NiCu(15:5)/SiAl

I

0.0278

19.12 1.294165426 0.064708271 2.88696E-06 0.000103848

0.103847578 0.082773906 II 15.24 1.031541898 0.051577095 2.30111E-06 8.27739E-05

Cu/SiAl

I

0.0271

13.22 0.894815216 0.044740761 1.99611E-06 7.36572E-05

0.073657241 0.018670606 II 3.351 0.226817382 0.011340869 5.05973E-07 1.86706E-05

86

Page 102: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

87

Lampiran 8. Perhitungan ukuran kristal XRD

Ukuran Kristal katalis dihitung menggunakan persamaan Scherrer yaitu:

𝐷 = 𝐾 × 𝜆

𝛽 cos 𝜃

dengan:

D= ukuran kristal

K= konstanta (0,9)

λ= panjang gelombang radiasi (1,5496)

β= Full Width at Halt Maximum (radian)

θ= sudut Bragg (o)

1. Katalis Ni/SiAl

= 0,9 × 1,5496

0,0103 × cos 22,307

= 146,3546 Å

= 14,63 nm

2. Katalis NiCu(15;5)/SiAl

= 0,9 × 1,5496

0,0154 × cos 22,2067

= 97,82 Å

= 9,78 nm

Page 103: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

88

Lampiran 9. Hasil analisis GC-MS reaksi HDO asam stearat

1. Katalis Ni/SiAl

Page 104: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

89

2. Katalis NiFe/SiAl

Page 105: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

90

3. Katalis NiCu/SiAl

Page 106: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

91

4. Katalis NiCo/SiAl

Page 107: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

92

Lampiran 10. Hasil Analisis GC-MS Reaksi HDO Asam Laurat

1. Katalis Ni/SiAl

Page 108: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

93

2. Katalis NiCu(15:5)/SiAl

Page 109: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

94

3. Katalis NiCu/SiAl

Page 110: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

95

4. Katalis Cu/SiAl

Page 111: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

93

Lampiran 11. Perhitungan Reaksi HDO asam laurat

Pelarut

Decane

volume(mL) konsentrasi

decane(%)

konsentrasi

senyawa

(mL)

10 95 0.05

Area

Rasio

senyawa Volume Eugenol

Rasio

senyawa/eugenol

Konsentrasi

(mol/L)

Undecane

31,237,781

0.44633005

0.02231650

54,753,311 0.57 0.105650386

Dodecane

38,750,294

0.55366995

0.02768350 0.71 0.121896455

Total

69,988,075

Undecane densitas

(g/mL) 0.74 MW

(g/mol) 156.31 Konsentrasi

(mol/L) 0.105650386

96

Page 112: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

94

Dodecane densitas

(g/mL) 0.75 MW

(g/mol) 170.33 Konsentrasi

(mol/L) 0.121896455

Asam

Laurat massa (g) 0.4 MW

(g/mol) 200.3178 mol 0.001996827 mmol 1.996827042 konsentrasi

(mol/L) 0.199682704

97

Page 113: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

95

Katalis Area Asam

Laurat (B)

Area

Eugenol

[E]

Rasio

B/E

Konver

-si B

(%)

Area

Undecane

Area

Dodecane

Area

Unde-

cene

Selisih

Rasio

Unde-

cane

Selisih

Rasio

Dode-

cane

Rasio

Unde-

cene

Kontrol

157,784,359

14,882,896 10.60 Cu/SiAl

(20)

331,269,801

49,514,777 6.69 36.89

30,737,230

38,624,830 0.05 0.07 NiCu/SiA

l (10:10)

15,145,928

2,342,571 6.47 39.01

1,658,423

2,181,109 0.14 0.22

NiCu/SiA

l (5:15)

170,107,599

45,043,370 3.78 64.38

38,150,949

31,528,375

10,183,95

4 0.28 -0.01 0.23

NiCu/SiA

l (15:5)

193,482,703

69,726,558 2.77 73.83

48,070,548

35,558,756

19,333,68

6 0.12 -0.20 0.28

Ni/SiAl

(20)

1,708,154,80

6

269,257,18

6 6.34 40.16

111,923,29

2

139,105,36

8

2,335,796 -0.15 -0.19 0.01

98

Page 114: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

99

1. Katalis Ni/SiAl

Konversi=

(Rasio Luas area (asam lemak

eugenol)

𝑎𝑤𝑎𝑙 − Rasio luas area (

asam lemakeugenol

)𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

)

Rasio luas area (asam lemak

eugenol)

𝑎𝑤𝑎𝑙

× 100%

%Konversi =(10,60 − 6,34 )

10,60 × 100%

%Konversi = 40,16%

Selisih Rasio = (Area produk alkana

Area eugenol) − (

Rasio undekana di pelarut

Rasio eugenol di pelarut)

Selisih rasio undekana = 111923292

269257186 -

31237781

54753311 = 0

Selisih rasio dodekana = 139105368

269257186 -

38750294

54753311 = 0

2. Katalis NiCu(15:5)/SiAl

%Konversi =(10,60 − 2,77 )

10,60 × 100%

%Konversi = 73,83%

Selisih rasio undekana = 48070548

69726558 -

31237781

54753311 = 0,12

Selisih rasio dodekana = 35558756

69726558 -

38750294

54753311 = 0

3. NiCu/SiAl

%Konversi =(10,60 − 6,47 )

10,60 × 100%

%Konversi =39,01%

Selisih rasio undekana = 1658423

2342571 -

31237781

54753311 = 0,14

Page 115: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

100

Selisih rasio dodekana = 2181109

2342571 -

38750294

54753311 = 0,22

4. Cu/SiAl

%Konversi =(10,60 − 6,69 )

10,60 × 100%

%Konversi =36,89%

Selisih rasio undekana = 30737230

49514777 -

31237781

54753311 = 0,05

Selisih rasio dodekana = 38624830

49514777 -

38750294

54753311 = 0,07

Page 116: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

101

Lampiran 12. Hasil Analisis GC-MS Reaksi HDO Asam Oleat

1. Katalis NiCu(15:5)/SiAl

Page 117: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

99

Lampiran 13. Perhitungan Reaksi HDO Asam Oleat

Pelarut

Decane

volume(mL) konsentrasi

decane(%)

konsentrasi

senyawa

(mL) 10 95 0.05

Senyawa Area Rasio

senyawa

Volume Eugenol Rasio

senyawa/eugenol

Konsentrasi

(mol/L)

Undecane

31,237,781

0.44633005

0.02231650

54,753,311 0.57 0.105650386

Dodecane

38,750,294

0.55366995

0.02768350 0.71 0.121896455

Total

69,988,075

Undecane densitas

(g/mL) 0.74 MW

(g/mol) 156.31 Konsentrasi

(mol/L) 0.105650386

10

2

Page 118: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

100

Dodecane

densitas

(g/mL) 0.75 MW

(g/mol) 170.33 Konsentrasi

(mol/L) 0.121896455

Asam

Oleat massa (g) 0.4 MW

(g/mol) 282.468 mol 0.00141609 mmol 1.41608961 konsentrasi

(mol/L) 0.141608961

%Konversi =(3,14 − 0,16 )

3,14 × 100%

%Konversi = 94,96%

103

Page 119: STUDI PENGARUH PENAMBAHAN LOGAM Fe, Cu, DAN Co …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47419/1/ALISSY… · Katalis NiCu/SiAl merupakan katalis bimetal yang memberikan

104