Askeb Bbln Nicu Jd

download Askeb Bbln Nicu Jd

of 29

Transcript of Askeb Bbln Nicu Jd

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. N BAYI BARU LAHIR NORMAL USIA 0 HARI DI RUANG BAYI RSU AULIA LODOYO BLITAR

Oleh: AGUSTINA MAHARANI NIM. 08630193

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Kehidupan ekstra uterin merupakan tantangan untuk bayi yang baru lahir.didalam Kehidupan tersebut ,ia memerlukan bantuan untuk melewati fase ini dengan seaman mungkin.setelah lahir ,bayi akan mengalami perubahan dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri fisiologis, saat itu bayi tersebut harus mendapat O2 melalui pernafasannya sendiri lewat jalan sirkulasi baru,mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup,mengatur suhu tubuh dan melewan tiap penyakit atau infeksi yang menyerangnya,dimana semua fungsi ini sebelumnya merupakan tugas dari placenta. Periode adaptasi terhadap lingkungan kehidupan luar rahim, disebut Periode Transisi. Periode ini dapat terjadi sehingga 1 bulan atau lebih.Transisi yang paling nyata dan cepat adalah system pernafasan, sirkulasi darah, kemampuan mengatur suhu . Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada periode transisi ini, yang juga akan memerlukan banyak asuhan kebidanan yang akan diberikan, untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan pada bayi baru lahir, seperti hipotermi, perdarahan tali pusat,hipoglikemia,dan penyakit/ masalah .masalah kesehatan lainnya yang tidak diinginkan.hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya atau tidak diberikannya asuhan kebidanan oleh tenaga kesehatan, untuk itulah penting sekali dalam memaham pola adaptasi fisiologi BBL sebagai landasan dari asuhan kebidanan yang diberikan dengan memberikan asuhan pada BBL dapat dicegah atau ditangani dengan segera. Dari uraian diatas, penulis tertarik mengambil judul ASUHAN KEBIDANAN pada BAYI BARU LAHIR Normal,agar dapat mencagah atau menangani masalah kesehatan dengan tepat.

1.2

TUJUAN

1.2.1 Tujuan umum: Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayim lahir yang normal /fisiologis secara komprehensif 1.2.2 Tujuan khusus: 1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada BBL Normal dan melaksanakan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan lainya. 2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose dan mengidentifikasikan masalah yang ada. 3. 4. 5. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah di rencanakan.

1.3

TEKNIK PENGUMPULAN Menggunakan teknik : a) Anamnese, yaitu pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan dari pasien atau keluarga pasien b) Pemeriksaan fisik, yaitu pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan c) Studi dokementasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan dari status atau riwayat kesehatan pasien yang lalu. d) Studi pustaka, yaitu pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan berbagai referensi literature.

1.4.

SISTEMATIKA PENULISAN Asuhan kebidanan pada kasus Bayi baru lahir normal terdiri dari 5 bab yaitu: Bab 1. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan data ,dan system matika penulisan Bab 2. Tinjauan pustaka terdiri dari konsep bayi baru lahir Bab 3. Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian identifikasi diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Bab 4. Pembahasan terdiri dari langkah-langkah pengkajian, identifikasi diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Bab 5. Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

DEFINISI Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi kepala belakang

melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37-42

minggu, dengan berat badan 2500 gr - 4000 gr, nilai apgar >7, dan tanpa cacat bawaan (http: // www . foxitsoftware . com for evaluation only) Bayi baru lahir aterm adalah bayi lahir mulai dari usia kehamilan 37 minggu sampai kurang 42 minggu (Sarwono, 2006) Bayi baru lahir dengan usia dengan usia kehamilan aterm (37 42 minggu) dengan BB diatas 2500 gram dan mampu hidup diluar kandungan (Manuaba, 2005)

2.2

ETIOLOGI Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Hingga terbentuknya janin (Sarwono, 2006)

2.3

FISIOLOGI Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kehailan dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologis. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan dan proses vital neonates yaitu : maturasi, adaptasi, dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortilitas bayi. Empat aspek transisi pada BBL yang paling cepat berlangsung adalah system pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa (http : // www. foxisoftware . com / for evaluation only). CIRI CIRI BAYI NORMAL 1. 2. BB 2500-4000 gram PB 48-52

2.4

3. 4. 5.

LIDA 30-38 LIKA 33-35 Bunyi jantung dalam menit pertama kurang lebih 180x/ menit ,kemudian menurun kirakira 120x/menit

6.

Pernafasan pada menit pertama kurang lebih 80x/ menit ,kemudian menurun kira-kira 40x/menit

7.

Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan dilapisi Vernix kaseosa

8. 9.

Rambut lanugo tidak terlihat ,rambut kepala biasanya telah sempurna . Kuku agak panjang dan lemas. bayi perempuan labia mayora menutup labia

10. Genetalia

minora,sedangkan bayi laki-laki testis sudah turun 11. Reflek isap dan menelan terbentuk dengan baik. 12. Reflek : Rooting (mencari arah sentuhan) Tonic neck (mengangkat kepala) Morro (mengagetkan) Sucking (menghisap) Swallowing (menelan) Graff (menggenggam) Steping (menginjak) Babysky (jari-jari membuka) Blinking (berkedip) : baik : baik : baik : baik : baik : baik : baik : baik : baik

13. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi akan menggenggam 14. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama mekonium berwarna kecoklatan

2.5

MEKANISME KEHILANGAN PANAS Konveksi Konduksi : hilangnya panas melalui kontak udar dingin : hilangnya panas dengan kontak langsung benda

yang suhunya rendah Evaporasi : proses hilangnya panas tubuh bila bayi berada

dalam keadaan basah Radiasi : proses hilangnya panas bila diletakkan dekat

dengan benda yang rendah suhunya PERUBAHAN PERUBAHAN PADA BBL Perubahan dari kehidupan intrauterine menuju ekstrauterin , memerlukan perubahan fisiologis dan biokimia, perubahan ini meliputi : 1. Perubahan sistem Pernafasan - Masih berkembang denga masih tumbehnya alveoli, alveoli baru hingga usia 8 tahun - Bayi bernafasan dengan hidung dan tidak secar otomatis bernafas dengan mulut ketika terjadi gangguan pernafasan - Bayi normal memiliki 30-60 trikan nafas permenit, waktu bernafdas dada dan perut naik dan turun secar teratur - Dalam keadaan normal, tagis bayi terdengar keras dan bernada sedang, kecuali jika terdapat kerusakan neurologi, infeksi, hipotermi, maka tangisan akan bernada tinggi dan lemah. 2. Perubahan system kardiovaskuler 3. Denyut jantung cepat 120-160 x/menit Sirkulasi perifer berjalan lambat, mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki perbedaan warna kulit. Hb 15-20 gr/dl, eritrosit 5-7 x 105, leukosit 18 x 10 gr/dl Perubahan darah dapat berlangsung

2.6

Perubahan sistem ginjal Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, namun muatan kerjanya kecil sehingga setelah kelahiran.

-

Air seni encer, warna kekuning-kuningan, tidak berbau, mungkin urin tampak keruh termasuk merah muda akibat lender bebas membrane mukosa.

4. Perubahan sistem gastroistetinal Usus lambung bayi baru lahir secar structural sudah lengkap, tetapi secara fungsional belum matang. Jumlah asam lambung pada beberapa hari sama dengan orang dewasa, namun pada hari ke-10 bayi benar-benar tidak benar benar memilki HCL yang dapat meningkatkan resiko infeksi Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam Peryt mempunyai kapasitas rendah (15-30 ml) yang akan meningkat pesat pada minggu pertama kelahiran Pada waktu lahir, usus dalam keadaan steril hanya beberapa jam Meconium akan dikeluarkan dalam waktu 24 jam

5. Pengaturan suhu Ketidak matangan hipotalamus, maka aturan suhu tidak efisien dan bayi rentan terhadap hipotermi khususnya jika udara dingin atau panas Karena bayi yang kedinginan tidak dapat menggigil, ia akan berusaha mempertahankan panas tubuh dengan membentuk posisi seperti janin Suhu normal dubur bayi 36,5-37,50 C

6. Adaptasi imunologi BBL memperlihatkan kerentanan tinngi terhadap infeksi terutama yang masuk melalui mukosa pernafasan dan gastroistenal. Salah satu usaha yang bisa diterapkan untuk mencegah mikroba, yaitu : dengan praktek persalinan yang bersih dan aman , menyusui ASI sedini mungkin terutama kolostrum

2.7

PERUBAHAN MASA TRANSISI BBL Periode 1 Periode 2 Periode 3 : Reaktivitas 30 menit pertama bayi terjaga : Aktivitas 2-5 jam : Stabilisasi bayi lebih mudah tidur dan terbangun

APGAR SCORE Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir dalam Hubungannya dengan lima variable kemampuan bernafas, frekuansi jantung, warna, tonus otot, dan iritabilitor reflek. Penilaian dilakukan pada satu menit setelah kelahiran, untuk member kesempatan memulai perubahan. Penilaian berikutnya dilakukan pada menit ke-5 dan ke-10. Penilaian awal dapat dilakukan lebih sering bila ada nilai yang lebih rendah dan diperlukann resusitasi, agar memperoleh indikasi efektifitas resusitasi yang digunakan, misal pada menit ke-3 dan ke -5. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang nilai yang rendah berhubungan dengan kondisi neurologi. Sistem apgar score : lima klasifikasi yang digunakan dan criteria penilaian 0-2 Tanda Appearance (warna) Pulse (denyut) Grimace (rangsangan) Activity (tonus otot) Respiratory effort (pernapasan) Penilaian Nilai tertinggi adalah 10 : Nilai 0-3 : menunjukan bahwa bayi mengalami depresi seruis dan membutuhakan resusitasi segera Nilai 4-6 : menunjukan bahwa bayi mengalami depresi sedang dan mebutuhkan resusitasi segera Nilai 7-10 : menunjukan bahwa bayi dalm keadaan baik 0 Biru, pucat Tidak teraba Tidak ada Lemas 1 Badan pucat, tungkai biru 100 Menangis

Tidak ada

Fleksi tungkai Bergerak aktif, fleksi tungkai baik Lambat tidak Baik, teratur menangis kuat

2.8

KETENTUAN BAYI BARU LAHIR 1. Pernafasan BBL harus berusaha bernafas dalam waktu 1-2 menit setelah. Bayi yang sehat, bahkan akan menangis begitu lahir dan bayi dengan tangisan kuat menandakan ia bernafas dengan baik. o Cuping hidung bayi membesar ketika berusaha mengambil nafas o Kulit bayi atau dibawah iga bergerak ketika mengambil nafas o Bayi bernafas 60 x/menit dalam 2 jam pertama setelah kelahiran o Bayi mendengkur atau membuat suara saat mengeluarkan nafas 2. Menjaga bayi agar tetap hangat dan kering Keringkan bayi dengan kain atau handuk bersih lalu dekapkan bayi pada ibu dan segera susukan. Selimuti bayi dan pakaikan tutup kepala. Usahakan suhu kamar tidak terlalu panas, karena akan menyebabkan bayi dehidrasi atau terlalu dingin sehingga bayi kedinginan. 3. Kontak dini dengan ibu Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk : o o o Kehangatan Mempertahankan panas yang benar pada BBL Ikatan batin dan pemberian ASI dini pada BBL

Yang paling baik adalah mengusahakan pemberian ASI segera setelah lahir, bahkan sebelum placenta lahir. Ketika bayi menyusu ia akan mendapatkan kolostrum bayi perlu mendapatkan ASI

pertama ini karena dapat berfungsi untuk mencegah infeksi, selain itu kolostrum juga mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi. 4. Perawatan mata Ibu bias saja mempunyai infeksi pada jalan lahir yang tanpa diketahui oleh ibu sendiri. Dimana saat bayi lahir akan tertular yang dapat membuat bayi sakit, untuk mencegah kejadian itu dapat diberi salep mata erytromicyn 0,5% atau tetracylin 1 % tiap jam setelah lahir.

5. Memberi bayi injeksi Vit. K Injeksi Vit. K untuk membantu mencegah terjadinya perdarahan intracranial sebanyak 0,1-0,2mg secara IM. Terutama untuk yang mengalami persalinan lama. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dan lamanya masa transisi antara lain: o Bayi lahir kurang/lebih bulan o Bayi dengan kelainan intrinsic o Persalinan dengan menggunakan obat-obatan Masa transisi pada BBL pada umumnya berlangsung antara 6-72 jam

2.9

PENATALAKSANAAN 1. Periksa kesehatan bayi Waspadai bayi tiap menitnya, perhatikan apakah ada tanda-tanda bayi lebih buruk, lebih baik atau tetap sama. a) Pernafasan BBL mencoba bernafas dalam waktu 1-2 menit setelah lahir b) Detak Jantung Bayi Detak jantung bayi sejak lahir berkisar antara 120-160x/menit. Jika detak jantung bayi < 80x/menit, maka segera beri pertolongan hingga ada perbaikan, jika tetap lakukan rujukan. c) Tonus Otot Pada bayi sehat, tangan dan kakinya akan bergerak aktif dan jemari tangannya menggengam dengan erat. Siku lengan dan lututnya menekuk maka kita menamakan bayi memiliki tonus otot yang baik. d) Reflek Merupakan gerakan badan alamiah dan reaksi tanpa berfikir terhadap sesuatu rangsangan, BBL harus punya reflek sebagai berikut : Rooting (mencari arah sentuhan) Tonic neck (mengangkat kepala) Morro (mengagetkan) : baik : baik : baik

Sucking (menghisap) Swallowing (menelan) Graff (menggenggam) Steping (menginjak) Babysky (jari-jari membuka) Blinking (berkedip) 2. 3. Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering Membantu bayi mulai menyusui

: baik : baik : baik : baik : baik : baik

Pemberian ASI dini sangat baik bagi ibu dan bayi Menyusui membuat rahim berkontraksi sehingga dapat

membantu plasenta

lahir dengan cepat dan dapat mencegah

terjadinya perdarahan hebat. Menyusui merupakan cara yang paling baik bagi ibu dan bayi untuk menjalin ikatan batin yang kuat 4. Menyusui membuat bayi merasa nyaman dan aman Menyusui dapat mempercepat proses involusio

Memotong dan merawat tali pusat Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi, dengan cara, 3 cm diatas perut bayi di klem lalu 2 cm diatas klem pertama kemudian digunting dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Ada dua pola pemotongan tali pusat, yaitu : 1) Pola diatas perut ibu 2) Pola dekat perineum Pada pengikatan tali pusat menggunakan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnnya dengan simpul mati pada sisi lain

5.

Mempertahankan suhu tubuh bayi Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. BBL harus dibungkus hangat , suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan dan harus dicatat.

6. Memberi vitamin K Kejadian perdarahan karena defisiensi vit K pada BBL dilaporkan cukup tinggi , berkisar 0,25 % - 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua BBL perlu diberikan vitamin K dipaha kiri anterolateral 1 mg IM. 7. Memberi imunisasi hepatitis B Untuk mencegah bayi terserang hepatitis maka perlu diberikan imunisasi hepatitis B di paha kanan 0,5 ml IM, 1 jam setelah pemberian vitamin K 8. Memberi obat mata / salep mata Perawatan mata BBL secar hokum diharuskan untuk mencegah terjadinya oflamia neonatorum. Setiap BBL perlu diberikan salep mata erotromysin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurakan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (PMS)

KONSEP MANAJEMEN I. PENGKAJIAN Langkah pengkajian dilakukan dalam upaya untuk menegakkan masalah keperawatan yang terjadi pada pasien secepat mungkin sesuai dengan keadaan pasien. BBL normal lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan bukan lahir 2500 gr sampai dengan 4000 gr. Menurut APN, penatalaksanaan Bayi Baru Lahir, 2004:4.2 Untuk menilai keadaan bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik) dengan mempertimbangkan atau menanyakan 5 pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium? 2. Apakah bayi bernafas spontan? 3. Apakah bayi berwarna kemerahan? 4. Apakah tonus otot bayi cukup? 5. Apakah ini kehamilan cukup bulan?

Pengkajian dilakukan pada bayi baru lahir pada umur 1 hari pertama yaitu 2 menit pertama dan 5 menit kedua. Pemeriksaan fisik pada BBL meliputi : 1. Pernafasan dan peredaran darah a. Bayi normal mulai bernafas 30 detik setelah lahir. Untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan dan peredaran darah dengan dilihat dari frekuensi denyut jantung, pernafasan, wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh. b. Frekuensi denyut jantung dapat dihitung dengan cara meraba arteri temporalis/carotis, dapat secara langsung didengar di daerah jantung. c. Frekuensi pernafasan dihitung dengan melihat gerakan bernafas pada dada dan perut. d. Pernafasan bayi normal = 30-60/menit e. Warna ekstremitas, wajah, dan seluruh tubuh adalah kemerahan.

2. Suhu tubuh a. Berkisar antara 365 C - 37 C b. Pengukuran suhu tubuh bisa di daerah axila maupun rektal. c. Hasil pengukuran pada axila biasanya lebih rendah 1 C dari pada pengukuran pada rectal karena daerah rectal lebih tertutup sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. d. Suhu terhadap perifernya sangat mudah terpengaruhi oleh lingkungan karena pada neonatus, pusat pengatur suhu belum dapat berfungsi dengan baik. Hal-hal yang menyebabkan kehilangan suhu : Suhu tubuh sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan melalui : a. Konduksi adalah proses kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung dengan benda yang suhunya lebih rendah. Contoh : bayi ditimbang tanpa menggunakan alas dan dingin. b. Konveksi adalah proses hilangnya panas tubuh bila bayi berada dalam keadaan basah. Contoh : bayi tidak segera dikeringkan saat setelah proses persalinan atau setelah dimandikan

c. Radiasi adalah proses hilangnya panas tubuh bila bayi diletakkan di dekat benda yang suhunya lebih rendah. 3. Kulit Pada neonatus yang cukup bulan biasanya kuli8t halus, lembut, dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki, dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut vernik caseosa. 4. Keadaan dan kelengkapan ekstremitas Apakah ada cacat bawaaan, berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah, terutama jumlah jari. 5. Tali pusat Terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat harus kering tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitar. 6. Reflek Reflek menghisap (Sucking reflek) Merupakan reflek yang terpenting pada bayi, bila menyentuh daerah sekitar mulut, maka ia akan segera membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya ke arah yang menyentuh. Hal ini akan dilakukan bila menyentuhkan puting susu ke ujung mulutnya, gerakan ini kemudian diikuti oleh gerakan menghisap. Reflek menggenggam (Graps reflek) Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi,jari-jarinya akan langsung menggenggam dengan kuat. Reflek moro Merupakan reaksi emosional yang timbul diluar kesadaran bayi, reflek ini akan timbul bila direnggut dengan kasar dari gendongannya. Blink reflek Saat pipi/sudut mulut tersentuh (ditarik) bayi bersin. Swalow reflek Saat pipi/sudut mulut tersentuh puting susu ibu, bayi memalingkan kepala dan membuka mulut.

-

Babynsky reflek Saat telapak kaki dirangsang, ibu jari terangkat, 4 jari lain ke bawah.

-

Tonick neck reflek Bayi ditengkurapkan secara spontan akan memiringkan kepala ke satu arah.

7. Berat badan Pada hari ke-2 dan ke-3 bayi mengalami penurunan BB fisiologis namun harus waspada, jangan melampaui 10% berat lahir. Pada hari ke-10-14, biasanya akan tercapai kembali BB lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 gr-4000 gr.

8. Mekonium Pada saat bayi lahir diperiksa apakah air ketuban bercampur mekonium, karena apabila tertelan oleh bayi dapat menyebabkan asfiksia pada bayi. Pada saat bayi lahir, lalu keluar mekonium, berarti anus ada dan tidak tertutup. Mekonium akan keluar sampai hari ke-2 atau ke-3.

9. Antropometri Lingkar kepala Sirkumferentia fronto occipitalis Sirkumferentia mento accipitalis : 34 cm : 35 cm

Sirkumferentia suboccipito bregmatika : 32 cm Diameter suboccipito bregmatika Diameter suboccipito frontalis Diameter fronto occipitalis Diameter mento occipitalis Diameter submento bregmatika Diameter Biparietalis Diameter Bitemporalis : 9,5 cm : 11 cm : 12,00 cm : 13,5 cm : 9,5 cm : 9,0 cm : 8 cm

Lingkar lengan 10-11 cm (Jumiarni)

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH. Merupakan pengembangan mengenai masalah dari interprestasi data dasar ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai diagnosa, masalah ataupun kebutuhan yang ditunjang oleh data subyektif dan data obyektif

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL. Masalah potensial adalah. masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi dapat mengganggu keselamatan hidup klien, maka masalah potensial hares diantisipasi, dicegah, diawasi dan dipersiapkan tindakan untuk mengatasi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA. Merupakan langkah yang berkesinambungan dari proses penatalaksanaan asuhan kebidanan pada saat bidan bersama klien dimana terdapat indikasi situasi yang gawat sehingga bidan hares bertindak untuk menyelamatkan jiwa klien.

V. INTERVENSI (Diagnosa, tujuan dengan criteria, rasional). Suatu pengembangan rencana yang menyeluruh meliputi : apa yang diidentifikasi oleh kondisi setiap masalah yang berkaitan, gambaran tentang apa yang terjadi berikutnya, konseling dan rujukan. a. Merangsang pernafasan dan menghisap lendir. Tujuan : Bayi bisa bernafas bebas dari sumbatan semua kotoran sehingga bayi bisa bernafas normal. b. Memotong dan mengikat tali pusat. Tujuan : Memutus hubungan bayi dengan ibunya. Memudahkan perawatan selanjutnya. Mencegah perdarahan selanjutnya. c. Mengeringkan dan membungkus bayi. Tujuan : Suhu tubuh bayi stabil. Bayi bisa beradaptasi dengan lingkungan. d. Merawat tali pusat Tujuan : Agar tidak terjadi infeksi. e. Memberi identitas bayi. Tujuan : Agar bayi tidak tertukar. f. Memberi salep mata. Tujuan : Untuk mencegah terjadinya infeksi. g. Menimbang bayi Tujuan : Untuk mengetahui BBL. h. Antropometri Tujuan : Untuk mengetahui lingkar kepala dan lingkar lengan . i. Memberi pakaian bayi.

Tujuan : Agar bayi nyaman. j. Memberi minum bayi (bayi menetek pada ibunya) Tujuan : Asupan gizi pertama bayi segera terpenuhi, yang mencegah terjadinya hipoglikemia. k. Menjelaskan pada ibu Tujuan : Memberi ASI sendiri, Memberi penyuluhan tentang ASI eksklusif. Makanan bayi lebih dari 6 bulan. Makanan bergizi bagi ibu nifas dan menyusui. Imunisasi bagi bayi. Rencana KB .

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN. Sesuai dengan masalah dan kebutuhan ibu maka dilakukan implementasi dari rencana tindakan yang telah disusun, implementasi selalu diupayakan dalam waktu singkat, efektif, hemat dan berkualitas. (DepKes, 1995 : 11)

VII. EVALUASI. Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan suatu pengkajian ulang rencana kebidanan, sedangkan tujuan dari evaluasi adalah menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan. menilai efektifitas rencana kebidanan atau asuhan kebidanan. Jadi secara rinci catatan perkembangan berisi uraian yang berbentuk SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning) dari catatan perkembangan dapat mengetahui beberapa hal antara lain apakah tujuan sudah tercapai dan perlu adanya perubahan modifikasi dalam perencanaan dan tindakan. (DepKes RI, 2005)

BAB 3 TINJAUAN KASUSI. PENGKAJIAN Tanggal MRS Tanggal pengajian A. Data Subyektif 1. Identitas Bayi Nama Jenis kelamin Tanggal lahir/jam Apgar score Usia gestasi Usia saat pengkajian Alamat : By.Ny.N : Perempuan : 20 maret 2012/jam 12.35 WIB : 7-8 : 38 minggu 5 hari : 0 hari / 3 jam : blitar : 20 maret 2012 : 20 maret 2012/ jam 15.30 WIB

Identitas Penanggung Jawab Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat 1. Keluhan Utama - Saat MRS - Saat pengkajian 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kelamin - Usia gestasi - Kehamilan ke : 38 minggu 5 hari :1 : Bayi lahir normal. : Bayi menangis : TnD : 38 Tahun : Islam : SMA : Swasta : Blitar

- Keluhan selama hamil

Pada awal kehamilan ibu merasakan mual dan muntah tetapi hilang saat usia kehamilan 4 bulan. Setelah itu tidak ada keluhan. - Ibu periksa ke bidan mulai usia kehamilan 3 bulan dan rutin periksa setiap bulan. b. Riwayat persalinan - Cara persalinan : pervaginam - Lama persalinan : kala I : < 12 jam - Apgar score : 7-8 : tidak ada kala II : 5 menit

- Penyulit persalinan - Kebutuhan - BB : 3000 gram PB : 50 cm LK : 33 cm LD : 35 cm LAb : 33 cm 4. Kebutuhan Dasar

a. Aktivitas istirahat / poloa tidur - Status terjaga - status tudur b. Pola makan/cairan Bayi mendapat susu formula SGM 8x sehari karena belum rawat gabung. c. Eliminasi - Alvi : 2x/hari, warna hijau tua, konsistensi lembek, bau khas. - Urin : 5-8 x/hari, warna kuning, bau khas urin d. Hygiene - Bayi diganti baju, popok dan gedong setelah disibin dan/atau setiap selesai BAB/BAK. Bayi disibin 2x/ hari. : terlihat sadar, aktif : tidur dalam /nyeyak

B. Data Obyektif a. Keadaan umum TTV Respirasi : Baik : 140x/menit : 40x/menit

Suhu CRT

: 36,8 0C : < 2

b. Review of system (ROS) Kepala : Simestris, rambut hitam lebat, bersih, ubun-ubun belum menutup. Muka Mata : Simetris, tidak pucat, tidak ada kelainan. : Bersih, tidak ada secret, seklera putih (Ikterus ), konjungtiva merah muda( anemis ) Telinga Mulut faring : Simetris, bersih tidak ada kelainan, serumen : Bibir merah, tidak ada sumbing, reflek menghisap baik,tidak ada kelainan, bibir basah. Hidung Leher : Bersih tidak ada polip : Tidak ada pembengkakan vena jugularis dan kelenjar tiroid. Dada Abdomen Ekstremitas : Simetris, pernapasan normal : Perut tidak kembung, tali pusar terbungkus kasa stiril. : Gerakan normal, bentuk tulang simetris, jumlah jari normal Genetalia : Labia mayor menutupi labia minor, keluar lendir kecoklatan. Anus : Ada lubang.

a. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan d. Terapi Injeksi NeO K 1 mg Injeksi Cefotaxime 2x 200mg

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN

Berat bayi lahir cukup (usia gestasi 39 minggu) Diagnosa I : Potensial hipotermi Data : Bayi belum rawat gabung

Diagnosa II : Potensial infeksi

Data

: - Tali pusat belum kering dan lepas.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Hipotermi Infeksi Kebutuhan nutrisi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Bayi rawat gabung pantau kebutuhan nutrisi personal hygiene.

V. INTERVENSI Tanggal 20 maret 2012 Pukul : 15.45 WIB

Diagnosa I : Potensial hiportemi Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi hipotermi. Kriteria hasil : - KU bayi baik - TTV Norma : Nadi : 120 160x/menit. Respirasi : 40 60x/menit Suhu : 36,5 37,5 0C

- Kulit hangat, berwarna kemerahan, tidak pucat. Intervensi : a. Ganti pakaian bayi setiap selesai dimandikan dan setiap selesai BAB/BAK. R/ Menjaga personal hygiene. b. Bungkus / selimut bayi dengan kain bersih dan kering. R/ Mencegah hypotermi c. Observasi TTV R/ Mengetahui keadaan umum bayi. Diagnosa II : Potensial infeksi

Tujuan infeksi. Kriteria hasil

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharpkan tidak tejadi

: - KU bayi baik - Tidak ada tanda-tanda infeksi (panas,bengkok) TTV normal : nadi : 136x/menit. Respirasi Suhu : 56 x/menit : 37 0C

- Tali pusar kering. Perencanaan : a. Kaji adanya tanda-tanda infeksi R/ Deteksi dini adanya infeksi silang b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi. R/ Mencegah infeksi silang. c. Juga tubuh bayi tetap kering dan bersih R/ Menghindari kuman masuk ke tubuh bayi. d. Lakukan perawtan tali pusar R/ Mencegah infeksi VI. IMPLEMENTASI Tanggal 20 maret 2012 Pukul : 15.45 WIB

Diagnosa I : Potensial hiportemi Pelaksanaan : a. Mengganti pakaian bayi setiap selesai dimandikan dan setiap selesai BAB/BAK. b. Membungkus atau menyelimuti tubuh bayi denga kain bersih dan kering. c. Mengobservasi TTV TTV normal : nadi : 136x/menit. Respirasi Suhu : 56 x/menit : 37 0C

Diagnosa II : Potensial Infeksi Pelaksanaan : a. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi

b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah mearwat bayi. c. Menjaga tubuh bayi tetap kering dan bersih. d. Melakukan perawatan tali pusat

VII. EVALUASI Tanggal 20 maret 2012 jam 15.00 WIB Dx I S O : Potensial hipotermi :: - KU bayi baik - Suhu 37 0C - Kulit hangat, berwarna kemerahan, tidak pucat. A P Dx II S O : bayi Ny D usia 1 hari, suhu 37 0C : lanjtkan Planning a,b,c : Potensial infeksi : : - KU bayi baik - Suhu 37 0C - Tali pusat bersih, tidak ada tanda infeksi A P : Bayi Ny D usia 1 hari, tidak ada tanda infeksi : Lanjutkan Planning a,b,c,d

BAB IV PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal, maka pada bab ini penulis melakukan pembahasan yang merupakan bagian dari studi kasus yang berisi uraian secar mendalam tentang perbedaan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Pembahasan ini dikelompokan sesuai langkah-langkah manajemen kebidananmenurut profesi kebidanan yang meliputi pengkajian,

identifikasi diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

I.

PENGKAJIAN Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan kebidanan. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak ada kendala apapun karena adanyakerjasama yang baik denagn ibu klien sehingga komunikasi dapat terjalin dengan baik dan didapatkan data dan informasi yang diperlukan. Menurut tinjaun pustaka, data subjektif yang harus ada pada bayi baru lahir normal yaitu pernyataan ibu klien bahwa bayi baru lahir normal, langsung menangis, nafas spontan,dll. Pada tinjauan kasus , data subjektif yang diungkapkan ibu klien bahwa tanggal 20 Maret 2012 jam 09.00 lahir bayi permpuan, normal, langsung menagis. Jadi dalam pengkajian tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

II.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA Pada tinajuan pustaka didapat satu diagnose yaitu bayi baru lahir normal dan tidak ada masalah karena menurut asuhan persalinan normal. Jika penanganan bayi baru alhir normal sesuai standard maka tiadak ada masalah. Sedangkan pada tijauan kasus juga ditemukan satu diagnose , yaiitu bayi baru lahir normal, masalah juga tidak ditemukan

III.

INTERVENSI Menurut tinjauan pustaka, intervensi yang diberikan yaitu dari penilaian keadaan bayi sampai memantau tanda-tanda kegawatan pada bayi baru lahir. Setelah semua intervensi dilakukan dengan baik didapatkan criteria hasil.

Semua tinadakan pada intervensi dapat dilakukan dengan baik maka tidak ada kesenjangan antara tinjaun pustaka dengan tinjauan kasus

IV.

IMPLEMENTASI Pelaksanaan intervensi dilaksanakan secar sistematis dan prosedur yang ada. Pada pelaksanaanya, asuhan kebidanan pada bayi baru lahir penulis yidak menemukan kesulitan yang berarti karena didukung sarana, adanya ketrampilan dari bidan yang sudah terlatih sesuai dengan standart APN serta tidak terlepas dari kerjasama keluarga terutama ibu klien

V.

EVALUASI Evulasi yang dilakukan setelah menetapkan intervensi dilanjutkan dengan implementasi. Berdasrkan tujuan dan criteria hasil yang diinginakn dicapai pada intervensi, sehingga berhasil tidaknya tujuan dapat dilihat dalam evaluasi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa diagnose bayi baru lahir normal adalah bayi sehat tanpa komplikasi. Ini berarti antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus tujuannya sama dengan yang diharapkan yaitu Bayi Baru Lahir Normal .

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Pada asuhan kebidanan ini memiliki daignosa Bayi Baru Lahir Normal dimana tidak memilik masalah yang berarti.Yang mempunyai ciri kulit kemerahan, tonus otot yang baik, AS 7-8 serta lahir langsung menangis.

B. Saran bagi penulis Sebagai calon penulis hendaknya selalu berupaya meningkatkan ilmu ketrampilan dan memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir.

DAFTAR PUSTAKAAbdul Bari Saifuddin,Prof dr SPOG MPH, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, JNPKKR.POGI bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Depkes RI, 2005 manajemen Kebidanan, Depkes RI, Jakarta. Depkes RI, 2000, Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar, Depkes RI, Jakarta. Marylinm, E. Doengoes, 2001, Rencana Perawatan Maternal, Bayi, Pedoman Untuk Perencanaan dan Dokumntasi Perawatan Klien, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.