Bab II Makp Sddd

19
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis. Perawat profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan meraka tanpa pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau orang dari disiplin lain. Ini adalah tindakan terbaik dari manajer perawat dengan mempraktikan perawat profesional. Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyelia-pekerja. Manajer perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya. Manajer perawat mempercayai perawat profesional untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dengan benar dalam merawat kelompok pasien. Pada gilirannya, perawat klinis mempercayai manajer perawat untuk mengkoordinasikan suplai, peralatan, dan sistem pendukung dengan personel dari departemen lain. B. Rumusan Masalah

description

ghbjnkml

Transcript of Bab II Makp Sddd

Page 1: Bab II Makp Sddd

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif

menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat

akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk

hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis. Perawat profesional

menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka ingin

menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan meraka tanpa

pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau orang dari disiplin lain. Ini adalah

tindakan terbaik dari manajer perawat dengan mempraktikan perawat

profesional. Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyelia-pekerja.

Manajer perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya.

Manajer perawat mempercayai perawat profesional untuk menerapkan

pengetahuan dan keterampilan dengan benar dalam merawat kelompok

pasien. Pada gilirannya, perawat klinis mempercayai manajer perawat untuk

mengkoordinasikan suplai, peralatan, dan sistem pendukung dengan personel

dari departemen lain.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Primer ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Primer

Page 2: Bab II Makp Sddd

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Model Asuhan Keperawatan Profesianal (MAKP)

Model asuhan keperawatan profesianal (MAKP) adalah salah satu

metode pelayanan keperawatan yang merupakan suatu system, struktur,

proses dan nilai-nilai yang memungkinkan perawat profesional mengatur

pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang

pemberian asuhan tersebut. MAKP telah dilaksanakan dibeberapa negara,

termasuk rumah sakit di Indonesia sebagai suatu upaya manajemen rumah

sakit untuk meningkatkan asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan

yang menunjang kegiatan keperawatan profesional yang sistematik.

Penerapan MAKP menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas.

Metode ini sangat menekankan kualitas kinerja tenaga keperawatan yang

berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penerapan

standar asuhan keperawatan. (Efpan, 2012)

Ada beberapa jenis MAKP, jenis MAKP menurut Grant dan Massey

(1997) dan Marquis dan Huston (1998) yaitu : MAKP Fungsional, MAKP

Kasus, MAKP Tim, dan MAKP Primer. Tetapi pada makalah ini hanya akan

membahas tentang MAKP Primer saja.

Keperawatan primer (primary nursing) merupakan pendekatan yang

memungkinkan perawat untuk bertangung jawab dan bertanggung gugat

terhadap klien mulai dari masuk hingga ke luar dari rumah sakit. Perawat

primer melakukan proses keperawatan secara menyeluruh selama klien

dirawat dirumah sakit dan bertanggung jawab selama 24 jam yang

memungkinkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap klien.

Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998),

terdapat lima model asuhan keperawatan professional (MAKP) yang sudah

ada dan akan terus dikembangkan di masa depan, dalam menghadapi tren

pelayanan keperawatan. Salah satunya adalah keperawatan primer.

Keperawatan primer ialah metode penugasan di mana satu orang perawat

bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien.

Page 3: Bab II Makp Sddd

3

Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada

kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini

ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan

perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan

mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

MAKP Primer ini dikembangkan oleh Manthey (1980), keperawatan

primer dirancang untuk mempromosikan konsep pengidentifikasian perawat

untuk setiap pasien selama dirawat pada unit tertentu. Metode ini

dikembangkan berdasarkan pada falsafah yang berorientasi pada pasien

bukan pada tugas. Disini terjadi suatu desentralisasi dalam pengambilan

keputusan antara perawat primer dan pasien.

Menurut Hegyvary (1982), pemberian asuhan keperawatan dengan

metode keperawatan primer memberikan setiap perawat primer

tanggungjawab menyeluruh (total care) dalam 24 jam/hari secara terus-

menerus untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada sekelompok

kecil pasien (4-6 pasien). Hal ini dimulai sejak pasien masuk hingga

pulang/keluar (Gullies,1994). Pada saat perawat primer tidak masuk, tindakan

keperawatan dapat dilakukan oleh perawat penggantinya (perawat asisten).

Perawat primer memiliki tanggung jawab atas pasien yang ditugaskan, maka

ia tidak hanya mengawasi pasien saat bertugas, tetapi juga harus menyiapkan

penggantinya bila tidak masuk. Perawat primer harus memberikan petunjuk

bagaimana cara merawat pasien selama ia tidak di tempat kepada perawat

pengganti (perawat asisten).

B. Pengertian Sistem Keperawatan Primer

Sistem keperawatan primer Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan

keperawatan yang dilakukan oleh satu orang registered nurse sebagai perawat

primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam

terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai

pulang dari rumah sakit. Apabila perawat primer/utama libur atau cuti

tanggung jawab dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman

Page 4: Bab II Makp Sddd

4

kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya

(associate nurse). (Efpan, 2012)

Metoda penugasan yang paling dipuji dan dipraktikkan saat ini adalah

keperawatan primer. Ini adalah perluasan dari prinsip desentralisasi autoritas,

autoritas primer untuk semua keputusan tentang proses keperawatan dipusatkan

pada individu perawat profesional. Perawat primer ditugaskan untuk merawat

kebutuhan total pasien selama waktu tinggal di rumah sakit.

Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega

yang memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang

diberikan direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer.

Dalam aplikasi metode keperawatan primer, perawat primer

bertanggung jawab pada setiap pasien untuk mengkaji kondisi kesehatan

keadaan kehidupannya, dan kebutuhan perawatan. Selain itu, perawat primer

memberikan perawatan sesuai rencana yang dibuat dan mengoordinasi

perawatan yang diberikan oleh anggota tim kesehtan lain, misalnya

melakukan rujukan untuk konsultasi dengan dokter atau lainnya untuk

membeerikan asuhan keperawatan individual, mengevaluasi keberhasilan

asuhan keperawatan yang dicapai, serta menyiapkan pasien pulang (discharge

planning). (Agus, 2010)

C. Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer adalah:

1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan

pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan.

2. Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan pasien dan

profesional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan, semua ini

ada ditangan perawat primer.

3. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat

primer kepada perawat sekunder selama shift lain.

4. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.

5. Autoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada perawat primer.

Keperawatan primer mensejajarkan desentralisasi pendidikan pasien

karena perawat menjadi pemberi asuhan primer. Pada perawatan pasien

Page 5: Bab II Makp Sddd

5

komprehensif, perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat

untuk pendidikan pasien.

Desentralisasi sistem pendukung seperti suplai, linen, dan obat-obatan

untuk ruangan pasien, lebih efisien dan memperbaiki keuntungan

keperawatan primer pada keperawatan tim. Bila perawat primer harus pergi

ke pusat untuk suatu hal mereka akan terhambat dalam memberikan

perawatan langsung. Juga, keperawatan modular atau keperawatan primer

dimodifikasi mengubah kinerja yang dibutuhkan dari keperawatanyang

lebih tidak langsung dan rutin serta tugas-tugas bukan keperawatan. Pasiean

memerlukan keuntungan perawatan yang lebih luas dari keperawatan primer

daripada kemampuan perawatan diri. Keperawatan primer paling baik untuk

perawatan intensif. (Efpan, 2012)

Sejak 1974 keperawatan primer telah diimplementasikan di beberapa

rumah sakit dan telah dijalani berbagai modifikasi. Perawat primer

seringkali melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien. Kadang-

kadang mengarahkan pemberi asuhan lain saat menjalankan fungsi pembuat

keputusan.

D. Keuntungan keperawatan primer adalah sebagai berikut:

1. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan

motivasi, tanggung jawab, dan tanggung gugat.

2. Menjamin kontinuitas perawatan sesuai perawat primer memberikan atau

mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.

3. Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial pasien dan

kebutuhan fisik, karena perawat primer melakukan pengkajian riwayat dan

fisik, mengembangkan rencana perawatan, dan melaksanakannya sebagai

kesatuan antara pasien dan pekerja kesehatan lain.

4. Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang

akan memungkinkan pembentukan hubungan terapeutik.

5. Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.

6. Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawatan pasien

langsung.

Page 6: Bab II Makp Sddd

6

7. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer

operasional: untuk menghadapi masalah staf dan penugasan dan

memotivasi serta mendukung staf.

E. Kerugian Utama Dari Keperawatan Primer

Keperawatan primer dikatakan memerlukan seluruh staf menjadi

Registered Nurse, yang meningkatkan pengaturan staf dan biaya. Sebagai

contoh, uang dihemat bila tugas bukan keperawatan dilakukan oleh kategori

personel lain dan tidak diambil alih oleh Registered Nurse.

Kerugian lainnya yaitu membutuhkan biaya yang lebih banyak karena

dibutuhkan lebih banyak perawat profesional, perawat mngkin kurang

menguasai kasus sehingga tidak dapat melakukan pengkajian dengan baik dan

menyusun rencana perawatan yang tepat, perawat anggota/asisten mungkin

akan merasa tidak memiliki kewenangan, dan kadang dapat terjadi

kesalahpahaman dalam komunikasi. (Agus, 2010)

F. Kelebihan Dan Kekurangan MAKP Primer

Secara garis besar, sistem keperawatan primer memiliki kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan:

1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif

2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil akan

memungkinkan pengembangan diri

3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit

4. Pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara

individu. Selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapainya

pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, infromasi

dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer

karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang

selalu diperbarui dan komprehensif.

Page 7: Bab II Makp Sddd

7

Kelemahan:

1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang memadai dengan kriteria asertif, self direction

kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan

klinik, akuntable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.

2. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat.

3. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.

4. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

G. Konsep dasar metode primer:

1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat

2. Ada otonomi

3. Ketertiban pasien dan keluarga

H. Tugas perawat primer

1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif

2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan

3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas

4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan

oleh disiplin lain maupun perawat lain

5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai

6. Menerima dan menyesuaikan rencana

7. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang

8. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di

masyarakat

9. Membuat jadwal perjanjian klinik

10. Mengadakan kunjungan rumah

I. Peran kepala ruang/ bangsal dalam metode primer

1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer

2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru

3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten

4. Evaluasi kerja

Page 8: Bab II Makp Sddd

8

5. Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf

6. Membuat 1- 2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang

terjadi

Nursalam “Manajemen keperawatan” (2007), menyebutkan peran masing-

masing komponen; Kepala ruangan, Perawat primer dan Perawat Assotiate

Kepala ruangan

(KARU)

Perawat primer (PP) Perawat Associate (PA)

1. Memimpin rapat

2. Mengevaluasi

kinerja perawat

3. Membuat daftar

dinas

4. Menyediakan

material

5. Perencanaan,

pengawasan dan

pengarahan.

1. Menerima pasien baru

2. Membuat perencanaan

ASKEP

3. Mengadakan tindakan

kolaborasi

4. Memimpin timbang terima

5. Mendelegasikan tugas

6. Memimpin ronde

keperawatan

7. Mengevaluasi pemberian

ASKEP

8. Bertanggungjawab

terhadap pasien

9. Memberi petunjuk jika

pasien akan pulang

10. Mengisi resume

keperawatan

1.Memberikan ASKEP

2.Mengikuti timbang

terima

3.Melaksanakan tugas

yang didelegasikan

4.Mendokumentasikan

tindakan keperawatan

J. Ketenagaan metode primer

1. Setiap perawat primer adalah perawat “bed side”

2. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat

3. Penugasan ditentukan oleh kepala ruang

4. PP dibantu oleh perawat profesional lain maupun non profesional sebagai

perawat asisten.

Page 9: Bab II Makp Sddd

9

K. Pelaksanaan Askep Primer

Dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan dan berbagai ilmu dalam

bidang kesehatan, serta meningkatknya tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi, dengan didasarkan bahwa

pemberian asuhan keperawatan model tim masih mempunyai beberapa

kekurangan, maka berdasarkan studi,  para pakar keperawatan

mengembangkan model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru yaitu

Model Primer (Primary Nursing). Dan perawat yang melaksanakan asuhan

keperawatan disebut sebagai “Primary Nurse”. Tujuan dari Model Primer

adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang dilakukan secara

komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan.  Penugasan yang diberikan

kepada Primary Nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak pasien masuk ke

rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan pasien atau masalah

keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan Primary Nurse.  Setiap

primary nurse mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam

selama pasien dirawat.  Primary Nurse akan melakukan pengkajian secara

komprehensif dan merencanakan asuhan keperawatan.

Selama bertugas ia akan melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan

masalah dan kebutuhan pasien. Demikian pula pasien, keluarga, staff medik

dan staf keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu merupakan

tanggung jawab primary nurse tertentu.  Dia bertanggung jawab untuk

mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan

keperawatan dan dia juga akan merencanakan pemulangan pasien atau rujukan

bila diperlukan.

Jika primary nurse tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan

didelegasikan kepada perawat lain yang disebut “associate nurse”. Primary

nurse bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diterima pasien

dan menginformasikan tentang keadaan pasien kepada Kepala Ruangan, dokter

dan staf keperawatan lainnya.  Kepala Ruangan tidak perlu mengecek satu

persatu pasien, tetapi dapat mengevaluasi secara menyeluruh tentang aktivitas

pelayanan yang diberikan kepada semua pasien. seorang primary nurse bukan

hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan tetapi

Page 10: Bab II Makp Sddd

10

juga mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan kepada pekerja

sosial,kontak dengan lembaga sosial masyarakat, membuat jadwal perjanjian

klinik, mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya.  Dengan diberikannya

kewenangan tersebut, maka dituntut akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil

pelayanan yang diberikan.  Primary Nurse berperan sebagai advokat pasien 

terhadap birokrasi rumah sakit.

Kepuasan yang dirasakan oleh Primary Nurse adalah tercapainya hasil

berupa kemampuan yang tinggi terletak pada kemampuan supervisi.  Staf

medis juga merasakan kepuasannya dengan model primer ini, karena

senantiasa informasi tentang kondisi pasien selalu mutakhir dan laporan pasien

komprehensif, sedangkan pada model Fungsional dan Tim informasi diperoleh

dari beberapa perawat. Untuk pihak rumah sakit keuntungan yang dapat

diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu mempekerjakan terlalu banyak tenaga

keperawatan, tetapi tenaga yang ada harus berkualitas tinggi.

Dalam menetapkan seorang menjadi Primary Nurse perlu berhati-hati

karena memerlukan beberapa kriteria, diantaranya dalam menetapkan

kemampuan asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang

tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi

dengan baik antar berbagai disiplin ilmu.  Di negara maju pada umumnya

perawat yang ditunjuk sebagai primary nurse adalah seorang Clinical

Specialist yang mempunyai kualifikasi Master.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa Model Primer dapat

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan bila dibandingkan dengan Model

Tim, karena :

1. Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam

perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.

2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila dibandingkan

dengan 10-20 orang pada setiap tim.

3. Perawat Primer bertanggung jawab selama 24 jam.

4. Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.

5. Rencana keperawatan dan rencana medic dapat berjalan parallel

Page 11: Bab II Makp Sddd

11

L. Contoh Penerapan Keperawatan Primer

dokter Kepala Ruang Sarana RS

Perawat Primer

Pasien/klien

Kepala Ruang Kepala RuangKepala Ruang

Page 12: Bab II Makp Sddd

12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan primer ialah metode penugasan di mana satu orang

perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan

pasien. Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

Dalam aplikasi metode keperawatan primer, perawat primer

bertanggung jawab pada setiap pasien untuk mengkaji kondisi kesehatan

keadaan kehidupannya, dan kebutuhan perawatan.

B. Saran

Makalah ini masih belum cukup sempurna dan masih ada banyak

kesalahan sehingga penulis mohon kritik dan saran yang membangun guna

untuk menyempurnakan makalah penulis yang selanjutnya

Page 13: Bab II Makp Sddd

13

DAFTAR PUSTAKA

Jayadi, Efpan. “Asuhan Keperawatan Dengan Menggunakan Metode Primer”. 28

Juni 2012. http://efpanjayadi.blogspot.co.id/2012/06/asuhan-keperawatan-

dengan-mengunahkan.html

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan  Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.