TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

26

Click here to load reader

Transcript of TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

Page 1: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan

dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon

yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep

pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaanya.

Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem model asuhan

keperawatan professional (MAKP) mulia dari ketenagaan atau pasien,

penetapan sistem MAKP, dan perbaikan dokumentasi keperawatan dengan

menerapkan prinsip SME (sesuai standar, mudah dilaksanakan, efisien, dan

efektif).

Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan

keempat unsur : standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan

sistem MAKP. Unsur-unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan

menjadi 4, yaitu: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan

sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu model maka keempat hal tersebut

harus menjadi bahan pertimbangan, karena merupakan sebagai suatu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai seorang perawat professional kita harus

bisa menetukan model mana yang harus dipilih dalam menyelesaikan suatu

masalah keperawatan agar meningkatkan kepuasan pasien dan meningkatkan

kinerja perawat.

Berdasarkan uraian diatas kelompok tertarik untuk membuat makalah

dengan judul “ Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan Metode Kasus

dan Metode Fungsional”.

1

Page 2: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami

gambaran umum tentang sistem model asuhan keperawatan profesional

dengan metode fungsional dan metode kasus

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan model

asuhan keperawatan profesional dengan metode fungsional.

b. Mahasiswa mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan model

asuhan keperawatan profesional dengan metode kasus.

c. Mahasiswa mampu menerapkan motode fungsional dalam memecahkan

kasus keperawatan.

d. Mahasiswa mampu menerapkan motode kasus dalam memecahkan

kasus keperawatan.

2

Page 3: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Sistem MAKP

Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan

keempat unsur : standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan

sistem MAKP. Definisi tersebut berdasrkan prinsip-prinsip nilai yang

diyakini dan akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanan

keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai

sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan

kesehatan atau keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien tidak akan

dapat terwujud (Nursalam, 2002).

B. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP

1. Kualitas pelayanan keperawatan

Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawtan, kita selalu

berbicara mengenai kualitas. Kualitas diperlukan untuk :

a. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien atau konsumen

b. Menghasilkan keuntungan (pendapatan institusi)

c. Memepertahankan eksistensi institusi

d. Meningkatkan kepuasan kerja

e. Meningkatkan kepercayaan konsumen atau pelanggan

f. Menjalankan kegiatan sesuai aturan atau standar

2. Standar praktik keperawatan

Standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes

RI (1995) yang terdiri dari beberapa standar.

Menurut JCHO: Joint Commmission on Accreditationof Health

care Organisation (1999:1 ; 4: 249-54) terdapat 8 standar tentang

asuhan keperawatan yang meliputi (Novuluri, 1999; 1; 4: 249-54):

a. Menghargai hak-hak pasien

3

Page 4: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

b. Penerimaan pasien sewaktu pasien MRS

c. Observasi keadaan pasien

d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi

e. Asuhan pada tindakan non-operative dan administrative

f. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive

g. Pendidikan pada pasien dan keluarga

h. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan

Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup

tindakan keperawatan dalam pemenuhan dalam upaya pemenuhan

kebutuhan dasara manusia (14 KDM dari Henderson)

a. Oksigen

b. Cairan dan elektrolit

c. Eliminasi

d. Keamanan

e. Kebersihan dan kenyamanan fisik

f. Istirahat dan tidur

g. Gerak dan jasmani\

h. Spiritual

i. Emosional

j. Komunikasi

k. Mencegah dan mengatasi risiko psikologis

l. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan

m. Penyuluhan

n. Rehabilitasi

3. Model praktik

a. Praktik Keperawatan Rumah Sakit

Perawat professional (ners) mempunyai wewenang dan tanggung

jawab melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan

sikap dan kemampuannya. Untuk itu perlu dikembangkan

pengertian praktek keperawatan rumah sakit dan dan lingkup

4

Page 5: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

cakupannya sebagai bentuk keperawatn professional serta proses

dan prosedur registrasi dan legislasi keperawatan.

b. Praktik Keperawatan Rumah

Bentuk praktik keperawatan di rumah diletakkan pada pelaksanaan

pelayanan/asuhan keperawatansebagai kelanjutan dari pelayanan

rumah sakit. Dilakukan oleh perawat professional rumah sakit, atau

melalui pengikutsertaan perawat professional yang melakukan

praktik keperawatan berkelompok.

c. Praktik Keperawatan Berkelompok

Dengan pola yang diuraikan dalam pendekatan dan pelaksanaan

praktik keperawatn rumah sakit dan rumah, beberapa perawat

professional membuka praktik keperawatan selama 24 jam kepada

masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan untuk

mengatasi berbagai bentuk masalah keperawatan yang dihadapi

oleh masyarakat. Bentuk praktik keperawatan ini dipandang perlu

dimasa depan, karena adanya pendapat rawat rumah sakit perlu

dipersingkat mengingat biaya perawatan di rumah sakit

diperkirakan akan terus meningkat.

d. Praktik Keperawatan Individual

Dengan pola dan pendekatan yang sama seperti yang diuraikan

untuk keperawatan ruamah sakit. Perawat profesional senior dan

berpengalaman secara sendiri/perorangan membuka praktik

keperawatan dalam jam praktik tertentu untuk member asuhan

keperawatan khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi

masyarakat yang memerlukan. Banyak praktik keperawatan ini

sangat diperlukan oleh kelompok/golongan masyarakat yang

tinggal jauh terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya

yang dikembangkan pemerintah.

5

Page 6: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

4. Managerial grid

Fokus metode manajemen ini menekankan pada perilaku manajer yang

menekankan pada produksi dan manusia. Anggota kelompok adanya

komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan organisasi; kompetisi

antar anggota kelompok dapat dikurangi; dan komunikasi dan adanya

kebersamaan dapat ditingkatkan, sehingga akan dapat dicapai tujuan

organisasi yang optimal yang optimal Blake & Mouton, 1964 Dikutip

Oleh Grant, A.B. & Massey, V.H. (1999).

C. Metode Pengelolaan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan

Profesional

Ada beberapa metode sistim pemberian asuhan keperawatan kepada

pasien. Dari beberapa metode yang ada, maka institusi pelayanan perlu

mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan.

Sehingga perlu diantisipasi “ jangan merubah suatu system justru merubah

permasahannya” (Kurt Lewin, 1951 dikutip oleh Marquis & Huston,

1998). Dasar pertimbangan penerapan metode system pemberian asuhan

keperawatan adalah:

1. Filosofi Institusi (Visi dan Misi Institusi).

2. Ekononis (cost effective).

3. Menambah kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat.

4. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat melaksanakan

perannya dengan baik.

5. Dapat diterapkannya proses keprawatan.

6. Terlaksannya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim

kesehatan lainnya.

D. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan

oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan

6

Page 7: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode sistem

pemeberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.

1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Asuhan Keperawatan (Makp)

Mclaughin, Thomas, dan Barterm (1995), mengidentifikasi 8 model

pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di

Rumah Sakit adalah: Asuhan Keperawatan Total; Keperawatan Tim;

Keperawatan Primer. Tetapi setiap unit keperawatan mempunyai

riwayat dlam menseleksi model dalam pengelolaan asuhan

keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ktenagaan, sarana dan

prasarana, dan policy rumah sakit. Karena setiap perubahan akan

berdampak terhadap suatu stress, maka perlu dipertimbangkan 6 unsur

utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuahan

keperawatan (Marquis & Huston, 1998: 143).

a. Sesuai Visi dan Misi Institusi

Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan

harus didasarkan pada visi dan misi rumah sakit.

b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan

keperawatan

Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap

kesinambungan asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan

dalam asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan

proses keperawatan.

c. Efisien dan efektif penggunaan biaya

Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan

efektifitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimanapun

baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka

tidak akan didapatkan hasil yang sempurna.

d. Terpenuhinya kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat

Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau

pasien terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena

7

Page 8: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

itu, model yang baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat

menunjang terhadap kepuasan pelanggan.

e. Kepuasan kinerja perawat

Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditenyukan oleh

motivasi dan motivasi perawat. Oleh karena itu model yang dipilih

harus dapat meningkatkan kepuasan perawat bukan justru

menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaannya.

f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim

kesehatan lainnya.

Komunikasi secara professional sesuai lingkup tanggung jawab

merupakan dasar pertimbangna menentukan model. Model asuhan

keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan

interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan

lainnya.

2. Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998), jenis

model pemberian asuhan keperawatan dapat dibedakan menjadi 5

metode, yaitu keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan

primer, manajemen kasus, dan modifikasi tim primer.

a. Metode Fungsional

Metode ini diterapkan berdasarkan orientasi tugas dari filosofi

keperawatan. Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu

berdasarkan jadwal kegiatan yang ada. Metode fungsional

dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan

sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu

karena masih terbatas jumlah dan kemampuan perawat maka

perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya, merawat

luka) keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Penanggung

jawab dalam model asuhan keperawatan ini adalah perawat yang

bertugas pada tindakan tertentu.

8

Page 9: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

Kelebihan :

Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian

tugas yang jelas dan pengawasan yang baik.

Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.

Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,

sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat yunior

dan atau belum berpengalaman.

Kelemahan :

Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.

Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan

proses keperawatan.

Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan

dengan keterampilan kerja.

Bagan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

b. Manajemen Kasus

Metode ini diterapkan berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi

keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan

keperawatan dan observasi pada pasien tertentu. Setiap perawat

ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.

Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shif

9

Kepala ruang

Perawat:pengobatan

Perawat:merawat luka

Perawat:merawat luka

Perawat:merawat luka

Pasien/klien

Page 10: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang

sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa

diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya

dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus

seperti: isolasi, intensive care. Penanggung jawab dalam metode

ini adalah manajer keperawatan.

Kelebihan:

Perawat lebih memahami kasus per kasus.

Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.

Kekurangan:

Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab.

Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan

dasar yang sama.

Bagan Sistem Asuhan Keperawatan Manajemen Kasus

10

Kepala ruang

Staf perawat Staf perawat Staf perawat Staf perawat

Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien

Page 11: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kasus

1. Ruang perinatologi, di salah satu rumah sakit, memiliki jumlah tempat

tidur bayi sebanyak : 24 TT, yang terdiri dari :

Ruangan untuk bayi dengan tindakan : 11 TT

Ruangan untuk bayi berat badan lahir rendah sebanyak : 8 TT

Ruang untuk bayi-bayi infeksi : 5 TT

Rata-rata jumlah pasien tiap harinya ada sekitar 80% atau 20 bayi :

Bayi lahir denga tindakan : 9 bayi

Bayi berat badan lahir rendah : 7 bayi

Bayi infeksi : 4 bayi

Jumlah tenaga yang ada :

Ners : 1 orang

Perawat dengan dasar pendidikan D III : 8 orang

Perawat dengan dasar pendidikan SPK : 6 orang

Pembantu perawat : 4 orang

Jumlah : 19 orang

Terapkan metode kasus untuk ruangan tersebut !

2. Sebuah RS memiliki ruang perawatan bedah kelas III, dengan

kapasitas 30 TT. Jumlah pasien rata-rata perhari sekitar 75% atau 27

orang. Jumlah tenaga yang ada :

Perawat dengan dasar pendidikan D III : 4 orang

Perawat dengan dasar pendidikan SPK : 8 orang

Pembantu perawat : 4 orang

Jumlah : 16 orang

Untuk pelaksanaan asuhan keperawatan tersebut, terapkan metode

fungsional !

11

Page 12: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

B. Analisa Kasus

1. Metode Kasus

a. Menentukan kepala ruang

Perawat Ners sebagai kepala ruang

1) Dibandingkan perawat lain, jenjang pendidikan perawat Ners

lebih tinggi serta memenuhi syarat sebagai perawat profesional.

b. Jumlah tenaga perawat yang aktif melakukan asuhan keperawatan

berjumlah 14 orang (6 perawat D III dan 8 perawat SPK).

1) Kepala ruang tidak secara langsung memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien, tetapi bertugas mengarahkan

perawat lain.

2) Pembantu perawat juga tidak secara langsung memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien, tetapi hanya membantu

perawat di ruangan.

c. Pembagian shif

1) Pagi

14 X 47% = 6,58 = 6

Rincian : 3 perawat D III, 3 perawat SPK

Pembantu perawat : 2 orang

2) Sore

14 X 35% = 4,90 = 5

Rincian : 3 perawat D III, 2 perawat SPK

Pembantu perawat : 2 orang

3) Malam

14 X 18% = 2,52 = 3

Rincian : 2 perawat D III, 1 perawat SPK

Tabel pembagian tenaga perawat tiap shif

12

Page 13: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

Shif Kasus bayi

dg tindakan

Kasus bayi

dg BBLR

Kasus bayi

dg infeksi

Jumlah

Pagi 1 DIII

1 SPK

1 DIII

1 SPK

1 DIII

1 SPK

6

Sore 1 DIII 1 DIII

1 SPK

1 DIII

1 SPK

5

Malam 1 SPK 1 DIII 1 DIII 3

d. Pembagian jumlah tenaga perawat berdasarkan kebutuhan kasus di

ruangan.

Di dalam ruang perinatologi terdapat 3 macam kasus yang

dikelompokkan menjadi 3 ruang, yaitu bayi dengan tindakan, bayi

berat badan lahir rendah, dan bayi-bayi infeksi. Oleh karena itu

pembagian setiap shif diusahakan untuk selalu menyediakan 1

orang perawat D III yang bertanggung jawab pada masing-msing

ruang. Sedangkan pembagian tenaga pembantu perawat

berdasarkan rutinitas di ruangan yang biasanya akan banyak

membutuhkan tenaga pada pagi dan sore hari.

e. Bagan sistem asuhan keperawatan manajemen model kasus

2. Metode Fungsional

13

Kepala ruang

Kasus bayi infeksi

Kasus bayi dengan tindakan

Kasus bayi berat badan lahir rendah

Pasien Pasien Pasien

Page 14: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

a. Menentukan kepala ruang

Salah satu perawat D III sebagai kepala ruang

1) Jenjang pendidikan perawat D III lebih tinggi dibandingkan

pendidikan SPK. Perawat yang menjadi kepala ruang harus

memenuhi beberapa kriteria, yang diantaranya adalah :

Memiliki pengalaman kerja yang lebih lama

Keterampilan klinik yang baik

Disiplin

Mengetahui tentang manajemen keperawatan

Bertanggung jawab, dll.

b. Jumlah tenaga perawat yang aktif melakukan asuhan keperawatan

berjumlah 11 orang (3 perawat D III dan 8 perawat SPK)

1) Kepala ruang tidak secara langsung memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien, tetapi bertugas mengarahkan

perawat lain dan mengatur jadwal kegiatan.

2) Pembantu perawat juga tidak secara langsung memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien, tetapi hanya membantu

perawat di ruangan.

c. Pembagian shif

1) Pagi

11 X 47% = 5,17 = 5

Rincian : 2 perawat D III, 3 perawat SPK

Pembantu perawat : 2 orang

2) Sore

11 X 35% = 3,85 = 4

Rincian : 1 perawat D III, 3 perawat SPK

Pembantu perawat : 2 orang

3) Malam

14

Page 15: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

11 X 18% = 1,98 = 2

Rincian : 2 perawat SPK

d. Pembagian jumlah tenaga perawat berdasarkan pembagian

kegiatan di ruangan sesuai dengan wewenang masing-masing.

Pembagian tugas :

1) Perawat D III

Melakukan tindakan invasive (misalnya : memasang infus,

memasang kateter, NGT, mengambil spesimen darah)

Melakukan perawatan luka

Menyusun rencana asuhan keperawatan

Pemberian obat tertentu, misalnya obat yang diberikan

lewat IV

2) Perawat SPK

Mengukur TTV

Memberi obat

Memandikan pasien

Membantu perawatan luka

Melakukan perawatan infus

3) Pembantu perawat

Mengganti linen

Membersihkan ruangan

Mengantar jemput pasien

Mengantar spesimen untuk pemeriksaan lab

Mengantar makanan

Mengambil obat

e. Bagan sistem asuhan keperawatan manajemen model fungsional

15

Page 16: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

16

Kepala ruang

Perawat SPK

Pasien

Pembantu perawat Perawat D III

Page 17: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa kasus diatas diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Metode Kasus

Jumlah tenaga keperawatan pada shif pagi sebanyak 6 orang perawat

(3 perawat D III, 3 perawat SPK) dibantu 2 orang pembantu perawat,

shif sore 5 orang perawat (3 perawat D III, 2 perawat SPK) dibantu 2

orang pembantu perawat, dan shif malam 3 perawat D III.

b. Metode Fungsional

Jumlah tenaga keperawatan pada shif pagi sebanyak 5 orang perawat

(2 perawat D III, 3 perawat SPK) dibantu 2 orang pembantu perawat,

shif sore 4 orang perawat (1 perawat D III, 3 perawat SPK) dibantu 2

orang pembantu perawat, dan shif malam 2 perawat SPK.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan

dari berbagai referensi tentang teori model asuhan keperawatan

profesional dalam penerapannya di manajemen keperawatan.

2. Bagi perawat diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan, khususnya dengan cara meningkatkan pengetahuan

tentang model asuhan keperawatan professional yang nantinya dapat

dipraktikkan di klinik.

3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan

kualitas perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi

perawat untuk memperoleh ilmu pengetauan yang sesuai dengan

perkembangan.

17

Page 18: TUGAS MANAJEMEN MAKP 2007

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Penerbit Salemba Medika: Jakarta.

18