LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MEGA ... -...

93
1 LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MEGA ANDALAN KOMPONEN PLASTIK (MAKP) Disusun oleh: Theresia Yuniar Anggraeni NPM: 14 06 07645 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017

Transcript of LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MEGA ... -...

1

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT. MEGA ANDALAN KOMPONEN PLASTIK (MAKP)

Disusun oleh:

Theresia Yuniar Anggraeni

NPM: 14 06 07645

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

2

3

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,

rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek selama 1

bulan di PT. Mega Andalan Kalasan dengan baik dan lancar, sehingga penulis

dapat menyusun laporan kerja praktek ini. Laporan kerja praktek ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata I Jurusan Teknik

Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan teori yang diperoleh pada saat

perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan kegiatan di Unit MAKP yang

dikunjungi selama kegiatan kerja praktek. Pada laporan ini juga akan membahas

tinjauan umum perusahaan, tinjauan sistem perusahaan, serta tinjuan pekerjaan

penulis.

Terselesaikannya penyusunan laporan kerja praktek ini tidak luput dari bantuan

dan motivasi serta partisipasi dari semua pihak, untuk itu dengan segala

kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih

kepada :

1. Tuhan YME atas berkat dan rahmat yang diberikan selama kerja praktek dan

penyusunan laporan kerja praktek

2. Bapak M. Taufik selaku Kepala Unit MAKP PT. Mega Andalan Kalasan yang

telah banyak mengizinkan dan membantu selama pelaksanaan kerja praktek.

3. Bapak Gunawan selaku koordinator Training Center yang menerima penulis

sehingga dapat melaksanakan kerja praktek di PT. Mega Andalan Kalasan.

4. Ibu Ririn Diar Astanti, D.Eng. selaku dosen pembimbing kerja praktek atas

bimbingannya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja praktek.

4. Kedua orang tua yang telah mendukung dan memotivasi penulis.

5. Segenap keluarga besar yang telah memberi motivasi dan semangat kepada

penulis.

6. Semua karyawan PT. Mega Andalan Kalasan yang telah membantu dan

membimbing selama pelaksanaan kerja praktek, terutama untuk Pak Kirno, Pak

Dedik, Pak Ilham, Pak Reza, dan Mbak Dwi.

7. Saudara Vitus Dimas Adi P yang telah memberi semangat, cinta kasih, dan

selalu ada untuk penulis dalam suka dan duka.

5

6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK Iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL x

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 2

BAB 2. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3

2.2. Struktur Organisasi 12

2.3. Manajemen Perusahaan 14

BAB 3. TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan 22

3.2. Produk yang Dihasilkan 24

3.3. Proses Produksi 34

3.4. Fasilitas Produksi 38

BAB 4. TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan 55

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 56

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 57

4.4. Hasil Pekerjaan 62

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan 79

7

5.2. Saran 79

DAFTAR PUSTAKA xi

LAMPIRAN xii

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Unit MAKP 13

Gambar 3.1. Proses Bisnis Unit MAKP 22

Gambar 3.2. Proses Produksi MAKP 36

Gambar 3.3. Layout Zona Bumi 39

Gambar 3.4. Layout Zona Udara 39

Gambar 3.5. Pallet 40

Gambar 3.6. Box Container 40

Gambar 3.7. Rak 41

Gambar 3.8. Handtruck 41

Gambar 3.9. Trolley 42

Gambar 3.10. Mesin 1000 T 42

Gambar 3.11. Mesin 700 T 43

Gambar 3.12. Mesin 450 T 43

Gambar 3.13. Mesin 530 T 43

Gambar 3.14. Mesin 360 T 44

Gambar 3.15. Mesin 250 T 44

Gambar 3.16. Mesin 150 T 44

Gambar 3.17. Mesin 650 T 45

Gambar 3.18. Mesin 80 T 45

Gambar 3.19 Mesin 600 T 45

Gambar 3.20. Bijih Plastik Bahan Baku Celcon M90 46

Gambar 3.21. Bahan Baku Celcon M90 46

Gambar 3.22. Bijih Plastik Bahan Baku PP Cosmoplene 46

Gambar 3.23. Bahan Baku PP Cosmoplene 47

Gambar 3.24. Bijh Plastik Bahan Baku ABS Toyolac 47

Gambar 3.25. Bahan Baku ABS Toyolac 47

Gambar 3.26. Bijih Plastik Bahan Baku Nylon Akulon 48

Gambar 3.27. Bahan Baku Cosmplene 48

Gambar 3.28. Tumpukan Bahan Baku 48

Gambar 3.29. Bahan Pewarna Plastik A 49

Gambar 3.30. Bahan Pewarna Plastik B 49

Gambar 3.31. Bahan Pewarna Plastik C 49

Gambar 3.32. Lift Barang 50

9

Gambar 3.33. Mesin Pelebur Bijih Plastik 51

Gambar 3.34. Mixer Bahan 51

Gambar 3.35. Mesin Painting 52

Gambar 3.36. Timbangan Bahan 52

Gambar 3.37. Tumpukan Mold Tampak Samping 53

Gambar 3.38. Tumpukan Mold Tampak Depan 53

Gambar 3.39. Alat Pengangkut Hoist 54

Gambar 4.1. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 58

Gambar 4.2. Diagram Persentase Jumlah Produk Reject 69

Gambar 4.3. Paretto Keseluruhan Produk 73

Gambar 4.4. Paretto Produk Cacat Bumper Supramak 74

10

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pembagian Saham PT. Mega Andalan Kalasan 6

Tabel 2.2. Pembagian Jam Kerja 16

Tabel 2.3. Pembagian Jam Kerja Lembur pada Hari Libur 17

Tabel 3.1. Komponen Hasil Produk Unit MAKP 25

Tabel 4.1. Hasil Pengolahan Data Penggunaan Bahan 66

Tabel 4.2. Jumlah Produk Reject tiap Komponen 70

Tabel 4.3. Umur Persiapan Komponen 74

11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya

Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan

kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang

kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali

suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan

etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik

Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek

mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini

mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan

pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah:

a. Mengenali ruang lingkup perusahaan

b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor

atau pembimbing lapangan

d. Mengamati perilaku sistem

e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

f. Melaksanakan ujian kerja praktek

Kerja praktek ini harus dilakukan selama minimal 1 (satu) bulan atau 30 hari kerja

di perusahaan yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang

perusahaan itu memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang

ditetapkan oleh PSTI UAJY.

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

a. Melatih kedisiplinan.

b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

12

d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnis.

e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di

perusahaan.

Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Tempat pelaksanaan kerja praktek terletak di PT. Mega Andalan Kalasan (MAK),

Jalan Tanjung Tirto 34, Tirtomartani KM 13, Yogyakarta. Pelaksanaan kerja

praktek berlangsung selama kurang lebih satu bulan sejak tanggal 10 Agustus

2017 hingga 18 September 2017.

13

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada sub bab sejarah singkat perusahaan ini akan membahas mengenai sejarah

didirikannya PT. Mega Andalan Kalasan, profil perusahaan PT. Mega Andalan

Kalasan, hasil produksi dan fasilitas, lokasi produksi, prestasi perusahaan, dan

kekhasan perusahaan di PT. Mega Andalan Kalasan.

2.1.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan ini pada awalnya bernama Mega Steel, dimulai dengan usaha

membuat kursi lipat dari bahan besi yang di las dengan menggunakan las karbit

dan las listrik. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1975 dan berlokasi di daerah

bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Yogyakarta. Mega Steel hanya mempunyai 7

orang pekerja. Dengan keberhasilan dalam pembuatan kursi lipat, pada tahun

1978 Mega Steel mulai memproduksi bumper yang merupakan komponen mobil

karoseri. Perusahaan juga mendapatkan kontrak kerja dari karoseri New Armada

dan Gadjah Mada di jalan Magelang, Yogyakarta.

Pada tahun 1987, produksi bumper mengalami penurunan yang drastis. Hal itu

disebabkan karena pada saat itu Agen Tunggal Pemengang Merk (ATPM), seperti

Astra Internasional dan Indomobil mengaplikasikan teknologi full pressed body dan

konstruksi mobil yang terbangun lengkap, termasuk bumper yang melekat

langsung. Karena penurunan ini, timbul pemikiran baru untuk memproduksi

reclining seat. Reclining seat adalah kursi untuk interior mobil. Pada saat itu juga,

Ir. Budi Atmoko dan Ir. Rianto mengajak 3 teman mereka, yaitu Ir. Hendy Rianto,

Ir. Panggih Suwito, dan Haryono untuk memasukan saham dan bekerjasama

memproduksi reclining seat. Tetapi, produksi reclining seat juga tidak berhasil

sesuai yang diperkirakan mereka berlima.

Pada tahun 1984, karena perusahaan Mega Steel sudah tidak mampu bertahan,

saham Ir. Budi Atmoko, Ir. Hendy Rianto, Ir. Panggih Suwito, dan Haryono dibeli

oleh Ir. Buntoro. Tahun1988 Ir. Buntoro dan Ir. Hendy Rianto mengalihkan

usahanya di bidang peralatan rumah sakit (Hospital Equipment) dan akhirnya bisa

berkembang pesat. Pada saat itu juga perusahaan berganti nama menjadi PT.

Mega Adhi Karsa. Usaha ini terus mengalami perkembangan yang pesat sehingga

perusahaan perlu meningkatkan jaringan pemasaran dengan membuka kantor

14

pemasaran dijalan Gunung Sahari Raya 51/55, Jakarta 10610. Untuk memenuhi

permintaan konsumen yang terus mengalami peningkatan, perusahaan juga terus

menambah jumlah karyawan dan peralatan dalam rangka menambah kapasitas

produksi.

Pada Tahun 1994, produk-produk dari perusahaan telah meraih sertifikat SNI

(Standar Nasional Indonesia). Pada tahun 1997, untuk meningkatkan produksinya,

perusahaan melakukan pengembangan usaha dengan mendirikan dua pabrik

baru yang lokasinya berdekatan (sekitar 400 meter) sebelah selatan pabrik

pertama. Pabrik baru tersebut berfungsi sebagai tempat perakitan dan pembuatan

komponen plastik dengan mesin injeksi.

Pada pertengahan tahun 1999, pihak manajemen PT. Mega Adhi Karsa mengganti

nama perusahaan menjadi PT. Mega Andalan Kalasan yang disingkat PT. MAK.

Pergantian nama itu dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kredibilitas

perusahaan dengan alasan utamanya adalah untuk lebih mengangkat nama

kecamatan Kalasan dikarenakan perusahaan ini berada di daerah Kecamatan

Kalasan. PT. MAK juga menambah variasi jenis produknya yaitu roda castor

(castor wheels), timbangan (weighing scale), komponen plastik (plastic wares),

permesinan (machinery), dan peralatan berat (heavy equipment).

Strategi untuk meningkatkan kualitas produk dan dalam rangka usaha untuk

menembus pasar ekspor maka pada tahun 2001 perusahaan berhasil memperoleh

sertifikasi sistem mutu ISO 9001: 1994 dan EN 46001: 1996. Pada tahun 2002 PT.

MAK berhasil lagi mendapatkan sertifikasi sistem mutu ISO 9001: 2000 dan EN:

2000.

Pada Tahun 2005, PT MAK mengembangkan perusahaan menjadi sebuah holding

company dalam sebuah grup MAK Indonesia dengan dibangunnya KIMAK

(Kawasan Industri Mega Andalan Kalasan) di jl. Prambanan-Piyungan km 5

dengan luas lahan mencapai 8 hektar sebagai kawasan industri. Di KIMAK ada

beberapa unit produksi, yaitu unit Trendgate, unit TC (Training Center), PT. MAMI

(Mega Andalan Motor Indonesia), PT. MAMI adalah anak perusahaan dari PT.

MAK.

Pada Tahun 2010, PT. MAK memperluas perusahaan dengan menambah pabrik

pembuatan tabung gas LPG 3 Kg. Perusahaan mendapat konrak order dari PT.

Pertamina. Pabrik tersebut dinamakan unit SIKMA (Sentra Industri Kecil Mega

Andalan). Unit SPIKMA berada di Jl. Prambanan-Piyungan Km 1. Tahun 2012 PT.

15

MAK juga menambah 1 pabrik lagi yaitu unit MAEP (Mega Andalan Electro

Plating), yang juga berada di daerah Prambanan-Piyungan.

PT. MAK saat ini telah berhasil mengembangkan beberapa unit produksi, yaitu unit

produksi HE (Hospital Equipment), unit produksi KL (Komponen Logam), unit

produksi machinery, Unit MAO (Mega Andalan Otoparts), unit Trendgate, Unit

MAEP, dan Unit TC (Training Center) yang berfungsi sebagai tempat

pembelajaran karyawan dan calon karyawan PT. MAK.

Pada awal pertengahan Januari 2017 unit MAPP dan Unit Roda Castor berganti

menjadi PT. MAKP (Mega Andalan Komponen Plastik) dan PT. MARK (Mega

Andalan Roda Castor). Dan PT. MAMI (Mega Andalan Motor Industri) pada awal

Januari 2017 resmi ditutup karena target penjualan yang tidak tercapai.

2.1.2. Profil Perusahaan

Berikut merupakan profil perusahaan dari PT. Mega Andalan Kalasan (MAK):

a. Perusahaan

i. Nama Perusahaan : PT. Mega Andalan Kalasan

ii. Alamat Perusahaan :

a) Jl. Tanjung Tirto No. 34, Tirtimartani Km.13, Kalasan, Yogyakarta

b) Jl. Prambanan - Piyungan Km.7 Sumberharjo, Prambanan, Sleman

c) Jl. Prambanan Piyungan Km.1 Sumberharjo, Prambanan, Sleman

iii. Telepon : 0274-497068

iv. Fax : +62274496226

v. Penanggung jawab : Ir. Hendy Rianto dan Ir. Buntoro (pimpinan

perusahaan)

vi. Email : [email protected]

vii. Website : http://www.mak-techno.com

b. Marketing Office

i. Alamat :

a) Grand Rubina Business Park Lt. 22, Komplek Rasuna Epicentrum

b) Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960

ii. Telepon : 021-837 00 55

iii. Fax : 021-837 00 335

iv. Email : [email protected] atau www.mak-techno.com

16

c. Representative Office :

i. Alamat :

a) Wisma Lippo Suite 506 Jl. Gatot Subroto – Bandung

b) Wisma BII, Lt.7 Suite 7123, Jl. Pemuda 60, Surabaya, Jatim

ii. Telepon : +62 22 7305674 / +62 31 5459159

iii. Fax : +62 22 7306620 / +62 31 5459267

Unit MAKP terletak di Jalan Piyungan-Wonosari, Kalasan, DIY. Profil perusahaan

unit MAKP mengikuti profil perusahaan dari PT. MAK karena PT. MAKP

merupakan anak perusahaan dari PT. MAK.

2.1.3. Pembagian Saham

PT. Mega Andalan Kalasan merupakan sebuah perusahaan perseroan terbatas

tertutup. Dikatakan tertutup karena perusahaan ini tidak menjual sahamnya secara

terbuka pada pihak lain. Pembagian saham PT. Mega Andalan Kalasan dapat

dilihat pada Tabel 2.1 dengan nilai investasi yang sudah diubah dalam bentuk

presentase.

Tabel 2.1. Pembagian Saham PT. Mega Andalan Kalasan

No. Nama Pemegang Saham Presentase Saham

1. Ir. Hendy Rianto 30%

2. Ir. Buntoro 70%

Para pemegang saham dalam suatu perusahaan disebut sebagai komisaris.

Komisaris terdiri dari dua macam, yaitu komisaris aktif dan komisaris pasif.

Komisaris aktif merupakan komisaris yang sekaligus mejadi pejabat dalam

kegiatan operasi perusahaan. Sedangkan, komisaris pasif hanya sebagai

pemegang saham dengan menanamkan modal di perusahaan tersebut. Pada

Tabel 2.1. dapat dilihat bahwa pemegang saham di PT. MAK adalah Ir. Buntoro

dan Ir. Hendy Rianto yang merupakan komisaris aktif di perusahaan.

2.1.4 Hasil Produksi

Produk yang dihasilkan oleh PT. MAK merupakan produk-produk untuk alat dan

fasilitas rumah sakit. Hasil produksi pada perusahaan ini terbagi menjadi 6

kategori, yaitu:

17

a. Bed Series

Bed series merupakan produk berupa tempat tidur yang digunakan di rumah sakit.

Terdapat beberapa macam bed series yang diproduksi oleh PT. MAK, yaitu:

i. Manual ICU-ICCU bed

ii. Electric ICU-ICCU bed

iii. Baby bed

iv. Children bed

v. Homecare bed

vi. Comfort bed

vii. Classic bed

viii. Economic bed

ix. Supramak bed

b. Room Accessories

Room accessories adalah produk beruoa perabotan yang digunakan sebagai

fasilitas dalam kamar rawat inap di rumah sakit. Berikut merupakan beberapa

produk yang termasuk ke dalam kategori room accessories:

i. Bed cabinet

ii. Overbed table

iii. Tv/refrigerator shelves

iv. Room divider

v. Flatwall cabinet

vi. I.V.Stand

vii. Mattress Series

viii. Infuse stand

ix. Overbed lamp

c. Examination dan Operating

Examination dan operating merupakan kategori produk berupa fasilitas penunjang

proses operasi dan pemeriksaan di rumah sakit. Berikut merupakan produk-produk

yang termasuk ke dalam kategori ini:

i. Manual Examination Table

ii. Manual Gyn-Examination Table

iii. Electric Examination

iv. Electric Gynaecolog Chair

v. Electric Gyn-Examination Table

vi. Manual Operating Table

18

vii. Electric Operating Table

viii. Instrument Trolley

ix. Dressing Trolley

x. Mayo Stand

xi. Examination Stool

xii. Foot Step

xiii. Bowl Stands

xiv. Emergency Trolley

d. Patient transportation

Patient transportation adalah peralatan yang digunakan di rumah sakit dan

berfungsi sebagai alat untuk memindahkan pasien. Produ-produk yang merupakan

kategori ini adalah sebagai berikut:

i. Folding Stretcher

ii. Mobile Stretcher

iii. Emergency Stretcher

iv. Multipurpose Stretcher

v. Transporting Patient

vi. Transfering Patient

vii. Mortuary Carriage

viii. Commode Chair

ix. Wheel ChairsBlood Donor Chair

e. Trolley

i. Food Trolley

ii. Laundry Trolley

iii. Medicine Trolley

iv. Clener Trolley

v. Hamper Trolley

vi. Urinal & Bedpan Carriage

vii. Anaesthesia Trolley

viii. Medical Report Trolley

f. Miscellaneous

i. Cabinet

ii. Waiting Chairs

iii. Modern Chairs

19

iv. Modern Tables

Hasil produksi PT. MAK selain dipasarkan didalam negeri, hasil produksinya juga

diekspor ke luar negeri seperti trendgate yang diekspor ke jepang. Disamping itu

juga menghasilkan produk tabung gas LPG dan juga motor Vipros.

Selain itu juga membuat beberapa komponen untuk mesin sebagai komponen

pendukung dalam pembuatan produk, komponen tersebut ditempatkan pada:

a. Milling Machine

b. Punch Machine

c. Plastic Injection Machine

d. Cutting Machine

e. Bending Machine

Fasilitas-fasilitas lain yang terdapat di PT. Mega Andalan Kalasan adalah sebagai

berikut:

a. Training Center

b. Motorcycles assembly line

c. Engineering and prototyping workshop

d. Small Scale Industrial Incubator

Khusus unit MAKP yang merupakan anak perusahaan dari PT. MAK memproduksi

komponen-komponen penyusun produk yang ditawarkan PT. MAK. Jenis-jenis

komponen tersebut akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

2.1.5. Lokasi Produksi

Lokasi produksi PT. MAK terletak di dua tempat yaitu yang pertama dan kedua

dari lantai produksi PT. MAK berada di Desa Gendingan Tirtomartani Kalasan

(MAKL, dan MAHE), yang kedua lantai produksi PT.KIMAK yang berada di jalan

Prambanan-Piyungan Km.7, Sumberharjo, Prambanan, Sleman

a. Lokasi Produksi PT. MAK

Lokasi Produksi PT. MAK yang berada di Kalasan terdiri dari tiga lantai produksi

yaitu, MAKL, MAHE, dan KIMAK.

a. MAKL (Mega Andalan Komponen Logam)

MAKL terdiri dari:

a) Unit Sheet Metal

b) Unit Pipe

c) Unit Mekanik

20

ii. MAHE (Mega Andalan Hospital Equipment)

MAHE terdiri dari:

a) Divisi Pengelasan (welding)

b) Divisi Poles (polishing)

c) Divisi Pengecatan (painting)

d) Divisi Perakitan (assembly)

e) Divisi Quality Control

f) Departemen Engineering dan Unit Teknologi Informasi

iii. KIMAK

Sebelum berdirinya PT. KIMAK Plan C terdiri dari departemen castor, departemen

wheel chair stretcher, dan departemen plastik. Namun setelah adanya PT. KIMAK

departemen-departemen tersebut dipindahkan. KIMAK terdiri dari:

a) MAKP (Mega Andalan Komponen Plastik)

b) MARK (Mega Andalan Roda dan Kastor)

c) Tool Maker

d) EOP

e) Gudang (Warehouse)

f) TC

b. Lokasi Produksi PT. KIMAK

PT. KIMAK merupakan perluasan usaha dari PT. MAK memperluas lokasi

produksinya yakni PT. KIMAK yang terletak di jalan Prambanan-Piyungan Km.7.

Dengan beroperasinya PT. KIMAK diharapkan dapat menampung proses produksi

yang semakin tinggi akibat meningkatnya penjualan dan permintaan pasar. PT.

KIMAK terdiri dari 6, yaitu:

i. EOP

EOP terdiri dari lima stasiun kerja, yaitu:

a) Stasiun kerja pengelasan (welding)

b) Stasiun kerja gerinda (deburring)

c) Stasiun kerja pengecatan (painting)

d) Stasiun kerja assembly dan quality control

e) Stasiun kerja pengepakan (packing)

ii. Tool Maker

Unit plastik dan unit machinery merupakan bagian dari Plan 2. Unit plastik terdiri

dari tiga, yaitu:

21

a) Machinery and Toll Machining

b) Assy Tool Making

c) Lab. Produk Testing

iii. Gudang

Produk yang diproduksi oleh PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) sebelum dikirim

ke konsumen disimpan terlebih dahulu di gudang. Bagian gudang merupakan

bagian yang bertanggung jawab terhadap keseluruha barang yang disimpan serta

pemeliharaan barang tersebut hingga dikirim ke konsumen.

iv. Training Center

Training center merupakan tempat yang disediakan oleh PT. MAK (Mega Andalan

Kalasan) untuk melakukan pelatihan bagi karyawan dan calon karyawan yang

mendaftar pada perusahaan ini. Peresmian gedung Training Center ini diresmikan

oleh Gubernur DIY, yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono X. Selain untuk tempat

pelatihan, Training Center ini juga berfungsi sebagai Techno Incubator Park dan

show room untuk menampilkan produk-produk yang dihasilkan oleh PT. MAK.

v. MARK (Mega Andalan Roda dan Kastor)

Castor merupakan unit yang memproduksi komponen berupa roda dan castor. Unit

ini terdiri beberapa bagian, yaitu:

a) Mekanik

b) Assembly

c) Quality Control

vi. MAKP (Mega Andalan Komponen Plastik)

MAKP merupakan unit yang memproduksi komponen-komponen berbahan

plastik. MAKP terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

a) Bagian Injection Plastik

b) Bagian Material Plastik

c) Bagian Gudang

d) Quality Control

2.1.6. Sertifikasi atau Prestasi Perusahaan

Unit Mega Andalan Komponen Plastik (MAKP) merupakan bagian dari PT. MAK.

Sehingga, sertifikasi dan prestasi perusahaan yang dimiliki mengikuti sertifikasi

dan prestasi yang telah diperoleh PT. MAK.

22

Sertifikasi pada perusahaan berfungsi untuk menjamin standar mutu produksi

perusahaan. PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) telah melakukan sertifikasi

mengenai standarisasi penjaminan mutu yang dilakukan oleh lembaga Tuv-

Rheinland. Penghargaan yang diperoleh PT. Mega Andalan Kalasan (MAK)

adalah sebagai berikut:

a. Tahun 2001: Sertifikasi untuk kualitas manajemen ISO 9001/EN 46001:2000.

b. Tahun 2003: ISO 13485:2003 tentang standarisasi kualitas produk peralatan

rumah sakit sesuai standar baku internasional.

c. Tahun 2004: ISO 14001:2004 yaitu standarisasi internasional untuk sistem

manajemen lingkungan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

d. Tahun 2005: PenghargaanE-50 (Enterprise fifty) yang merupakan

penghargaan terhadap perusahaan skala menengah dengan omset 10 miliar

per tahun

e. Tahun 2007: Penghargaan standard baku mutu Safety & Health di bidang pre-

treatment dan proses pengecatan dengan diperolehnya OSHAS 18001:2007.

f. Tahun 2008: Sertifikasi untuk sistem manajemen mutu SM-QESH (Quality,

Environment, Safety, Health).

g. Tahun 2009: Penghargaan MDSS (Medical Devices Safety Services)

h. Sejak 2008 selama 3 tahun berturut-turut PT. MAK berhasil memenangkan

tender peralatan yang diselenggarakan Pemerintah Arab Saudi untuk mengisi

kebutuhan rumah sakit baru di kota Jeddah. Tercatat setiap tahunnya, 10

kontainer ukuran 40 kaki berisi HE (Hospital Equipment) senilai US$ 265 ribu

berangkat dari Kalasan menuju ke Jeddah Arab Saudi.

2.1.7. Ciri Khas Perusahaan

Ciri khas yang digunakan oleh unit MAKP untuk memperkenalkan diri ke dunia luar

adalah ciri khas yang dimiliki oleh PT. Mega Andalan Kalasan (MAK), yaitu:

a. PT. MAK dapat memproduksi komponen-komponen hampir 100% sehingga

tidak bergantung dengan pihak luar.

b. PT. MAK berhasil memperluas area pasar di berbagai daerah di Indonesia

bahkan hingga 25 negara di dunia.

2.2. Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu wadah untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama

agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Peran organisasi

sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk

23

mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kerja sama antar anggota organisasi dan

sumber daya manusia yang memadai. Dalam hal ini, perusahaan membutuhkan

suatu organisasi yang baik didalam perusahaan tersebut.

Suatu organisasi untuk mencapai tujuannya membutuhkan struktur organisasi

yang baik. Struktur organisasi merupakan susunan yang menunjukkan suatu

hubungan antar setiap bagian dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam

kegiatan yang dijalankan. Struktur organisasi menunjukkan perbedaan kegiatan,

pekerjaan, tanggung jawab, kedudukan, dan sebagainya antara yang satu dengan

yang lain. Struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara

wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat

suatu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan. Susunan struktur

organisasi pada setiap perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan

tersebut. Selain itu, dapat disesuaikan dengan skala perusahaan tersebut.

Struktur organisasi dari unit MAKP ditunjukkan pada Gambar 2.1.:

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Unit MAKP

24

2.3. Manajemen Perusahaan

Dalam bab ini akan dibahas ideologi, visi, misi, dan kredo perusahaan;

ketenagakerjaan; upaya pengelolaan lingkungan pabrik dan karyawan; program

pengelolaan lingkingan hidup; penggnaan air dan energi; upaya pengelolaan

limbah; dan strategi perusahaan.

2.3.1. Ideologi Dasar, Visi, Misi, dan Kredo Perusahaan

a. Ideologi Dasar

Menjadi Kebangaan Bagi Bangsa Indonesia

b. Visi

Menjadi penggerak utama dalam rangkaian proses menuju Indonesia negara

industri

c. Misi

1. Menjadi Center of Excellent di bidang Teknologi Mekanik.

2. Membangun Sentra Industri berbasis kompetensi di bidang Teknologi

Mekanik.

3. Menghimpun dan mendayagunakan berbagai kemamuan Teknologi yang

terserak di berbagai penjuru tanah air.

4. Membangun citra Industri yang memakmurkan masyarakat.

5. Getting falling love with MAK.

d. Kredo MAK

Kami percaya bahwa:

1. Tanggung jawab kami yang pertama adalah kepada konsumen yang telah

bersedia membeli dan menggunakan produk MAK.

2. Tanggung jawab kami yang kedua adalah kepada orang-orang yang bekerja

kepada kami, pria maupun wanita yang bekerja di pabrik maupun di kantor

kami.

3. Tanggung jawab kami yang ketiga adalah kepada komunitas dimana kami

tinggal.

4. Tanggung jawab kami yang keempat dan yang terakhir adalah kepada

pemegang saham.

5. Nasib kami ditentukan oleh bantuan rahmat Tuhan untuk bisa memenuhi

semua kewajiban daengan kemampuan yang terbaik.

25

2.3.2. Sistem Manajemen Perusahaan

PT. MAK menerapkan sistem manajemen terintegrasi mutu-lingkungan-

keselamatan dan kesehatan kerja (QESH) antara lain:

a. Menjadi andalan konsumen dengan selalu berusaha satu langkah di depan

pemenuhan kehendak mereka dalam bidang kualitas, pembiayaan, dan waktu

tempuh melalui peningkatan produktivitas dan inovasi.

b. Menciptakan suasana kerja nyaman, aman menuju hidup sehat, selamat, dan

sejahtera.

c. Memastikan terciptanya dan terjaganya kelestarian lingkungan.

d. Pemenuhan terhadap mutu produk sesuai dengan persyaratan konsumen dan

peraturan terkait lingkungan dan K3.

Sasaran QESH PT. MAK selama tahun 2012

a. Sistem manajemen mutu

i. Keluhan pelanggan terhadap produk tidak lebih dari 1,7% setiap bulan.

ii. Meningkatkan ketetapan waktu pengiriman produk sebesar 90% dari

ketepatan waktu pengiriman yang dipersyaratkan.

iii. Produktifitas total tahun 2012 ditetapkan 10 STB setiap orang per bulan

dengan efisiensi 75% per tahun.

b. Sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja

i. Tingkat pemenuhan peraturan terkait environment, safety, and health sebesar

85% dalam jangka waktu 3 tahun setelah ditetapkan.

ii. Eksposur pencemaran tidak boleh lebih dari 2 hari setelah pencemaran

teridentiikasi.

iii. Tingkat rata-rata K3 karyawan > 70% per tahun dari hasil pemeriksaan tes

audiometri, spirometri, dan hasil diagnosa kesehatan umum.

c. 5R

Tingkat pemenuhan daftar periksa 5R (3R pertama: ringkas, rapi, resik) pada akhir

tahun 2012 untuk masing-masing unit produksi.

d. Corporate Social Responsibility (CSR)

i. Sosial dan lingkungan

Penghijauan lingkungan dengan gerakan penanaman 1000 pohon di wlayah

setempat dsetelah 3 tahun ditetapkan.

ii. Pendidikan

26

Pemberian beasiswa setiap tahun kepada putra putri karyawan yang berprestasi

tingkat SD, SMP, SMA masing-masing untuk 3 peringkat terbaik.

iii. Kesehatan

Mengadakan aktivitas donor darah 2 kali setahun. Meningkatkan mutu sanitasi

MCK karyawan sebesar 10% dari kondisi saat ini dalam waktu 1 tahun setelah

ditetapkan.

2.3.3. Ketenagakerjaan

a. Jumlah Pekerja

PT. MAK mempekerjakan karyawan tetap dan karyawan tidak tetap yang tidak

dapat ditentukan jumlahnya. Jumlah tenaga kerja yang ada di unit MAKP sebanyak

89 orang dengan karyawan tetap sebanyak 26 orang dan 63 orang sisanya

merupakan karyawan tidak tetap.

b. Pembagian Jam Kerja

PT. MAK menerapkan 5 hari kerja dengan 9 jam kerja per hari (8 jam 15 menit

kerja dan 45 menit istirahat). Pembagian jam kerja di PT. MAK akan dijelaskan

pada Tabel 2.2. dan 2.3.

Tabel 2.2. Pembagian Jam Kerja

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Shift 1

Jam Kerja 07.00 – 16.00 WIB 07.00 – 15.00

WIB

Jam

Istirahat 12.00 – 12.45 WIB

11.45 – 12.45

WIB

Shift 2

Jam Kerja 15.30 – 23.15 WIB 14.30 – 22.15

WIB

Jam

Istirahat 18.00 – 18.45 WIB

18.00 – 18.45

WIB

Lembur Jam Kerja 16.15 WIB - selesai

15.15 WIB –

selesai

27

Tabel 2.3. Pembagian Jam Kerja Lembur pada Hari Libur

Lembur hari Sabtu,

Minggu, dan libur

Nasional

Jam Kerja 07.30 – 15.00 WIB

Jam Istirahat 12.0 – 12.45 WIB

c. Sistem Penggajian Karyawan

Sistem penggajian karyawan di PT. Mega Andalan Kalasanberdasarkan oleh

beberapa faktor, yaitu:

i. Gaji pokok golongan

ii. Gaji tunjangan jabatan

iii. Gaji tunjangan senioritas atau loyalitas

iv. Gaji tunjangan kehadiran

Untuk golongan kerja didasarkan pada lama masa kerja karyawan, yaitu:

i. Kriteria pengetahuan tugas

ii. Kriteria penampilan tanggung jawab kerja

iii. Kriteria ketrampilan perbaikan kerja

iv. Kriteria ketrampilan hubungan kerja

v. Kriteria instruksi kerja

Selain penggajian perusahaan juga memberikan fasilitas-fasilitas, yaitu:

i. Tunjangan makan dan transportasi

Uang transport dan uang makan diberikan untuk karyawan yang hadir. Jika lembur

malam hari minimal 3,5 jam/lembur pagi minimal 4 jam karyawan mendapatkan

uang makan.

ii. Tunjangan hari raya

Tunjangan diberikan pada hari raya keagamaan menjelang Idul Fitri, dan diberikan

selambat-lambatnya 7 hari sebelum hari raya.

iii. Tunjangan kesehatan

Tunjangan kesehatan ditangani oleh PT. Jamsostek dan diberikan kepada seluruh

karyawan serta ada fasilitas pemeriksaan secara periodik per tahun.

iv. Tunjangan kecelakaan kerja

Tunjangan diberikan jika terjadi kecelakaan selama melakukan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan.

v. Upah selama sakit

28

Upah dibayarkan selama ada surat keterangan dokter.

vi. Tunjangan untuk keluarga karyawan yang ditahan

Tunjangan diberikan kepada keluarga karyawan maksimal 6 bulan.

vii. Tunjangan pernikahan / kematian / kelahairan

Tunjangan diberikan maksimal satu bulan setelah pengajuan sebesar minimal 1x

gaji tetap.

viii. Lain-lain

a) Seragam 2 pasang / tahun

b) Karyawan yang telah bekerja 8, 16, 24, dan 32 tahun diberikan uang tunai yang

besarnya ditentukan perusahaan.

c) Beasiswa bagi karyawan yang anaknya berprestasi di sekolahnya dengan

predikat minimal peringkat 3

d. Keselamatan Kerja

Hal-hal yang disepakati perusahaan mengenai keselamatan kerja adalah sebagai

berikut:

i. Perusahaan mengikutkan seluruh karyawan dalam program Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS)

ii. Apabila karyawan mengalami kecelakaan kerja, maka perusahaan

memberikan tunjangan sesuai dengan Undang-Undang No.03 Tahun 1992,

PP No. 14 Tahun 1993.

iii. Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari di tempat kerja, karyawan wajib

menggunakan perlengkapan kerja yang telah disediakan oleh perusahaan

sehingga kecelakaan kerja dapat dihindari.

iv. Perusahaan wajib menyediakan alat-alat keselamatan dan perlindungan bagi

karyawan untuk dipakai oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

v. Perusahaan menyediakan alat-alat pencegah ledakan, kebakaran, keracunan,

polusi udara serta pencegahan bahaya-bahaya lainnya.

vi. Adanya Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di

perusahaan.

vii. Karyawan yang tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja akan diberikan

Surat Peringatan (SP).

viii. Perusahaan melakukan pemeriksaan badan dan mental karyawan terhadap

karyawan baru untuk ditempatkan pada bagian yang sesuai dengan sifat

pekerjaan yang diberikan.

ix. Bagi karyawan baru akan dijelaskan mengenai:

29

a) Kondisi dan bahaya yang dapat ditimbulkan di tempat kerja.

b) Alat-alat pengaman dan perlindungan yang ada di tempat kerja.

c) Cara-cara dan sikap yang aman di dalam melaksanakan pekerjaan di tempat

kerja.

e. Ketenagakerjaan

i. Sistem perekrutan meliputi 4 faktor, yaitu kemampuan atau kompetensi;

karakter, sifat, atau watak; sikap atau tingkah laku; dan bidang keterarikan.

Rekrutmen karyawan terbagi menjadi 2 jenis yaitu, rekrutmen karyawan tetap

dan karyawan magang / kontrak.

ii. Sistem pelatihan meliputi kegiatan :

a) On the job training atau vestibule training, biasanya kegiatan ini dilakukan

untuk karyawan baru.

b) Retraining atau pelatihan ulang, yaitu peltihan untuk karyawan lama apabila

karyawan tersebut akan ditempatkan di posisi baru atau menjaga kualitas

karyawan tersebut sehingga kompetensi yang dimiliki sesuai dengan

fungsinya.

iii. Sistem penelitian karyawan meiputi :

a) Kebutuhan karyawan sesuai perkembangan perusahaan

b) Keluar-masuknya karyawan

c) Presensi, absensi, dan keterlambatan

d) Optimialisasi jam kerja termasuk jam lembur

e) Adanya kemungkinan dampak psikologi dan sosiologi karyawan

f) Insentif keuangan dan non keuangan

g) Evaluasi kinerja karyawan dilakukan secara periodik

iv. Sistem rekaman data karyawan meliputi :

a) Data pribadi, dokumen selama proses rekruitmen

b) Perubahan status (karyawan baru menjadi tetap, mutasi, demosi atau promosi

berbentuk surat keputusan

c) Data pelanggaran berupa surat peringatan

d) Evaluasi karyawan, sertifikat pelatihan

e) Data rekaman kesehatan

v. Sistem hubungan sesama karyawan :

a) Konseling

b) Survey moral atau sikap karyawan

30

c) Aktivitas rekreasi

2.3.4. Strategi Perusahaan

a. Peningkatan kualitas (Quality)

b. Penurunan biaya (Cost)

c. Pengiriman tepat waktu (Delivery)

d. Memperhatikan dan menjaga aspek keselamatan, kesehatan, dan keamanan

kerja (Safety)

e. Menunjang tinggi nilai kejujuran, keterbukaan, keadilan, kebersamaan dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawab (Mentality)

f. Peningkatan produktivitas (Productivity)

g. Peningkatan inovasi produk (Inovation)

2.3.5. Pemasaran Produk

PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) memiliki area pasar yang sangat luas baik

tingkat nasional maupun internasional. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT.

MAK digunakan oleh hampir seluruh rumah sakit di Indonesia baik rumah sakit

negeri maupun swasta.

Kebijakan pemasaran PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) menggunakan marketing

mix. Kebijakan-kebijakan tersebut, yaitu:

a. Strategi Produk

Dalam setiap produknya PT. MAK menggunakan merk, kemasan, dan label yang

spesifik serta mudah dibedakan dengan produk lainnya. Tetapi untuk barang yang

diekspor ke jepang tidak menggunakan label merk yang tertera di trendgate.

Produk yang dihasilkan oleh unit MAKP berupa komponen-komponen penyusun

berbahan plastik. Produk yang dihasilkan hanya dikemas menggunakan box

container dan tidak diberi label karena produk tersebut hanya ditawarkan pada

pihak internal perusahaan, yaitu unit Hospital Equipment (HE).

b. Strategi Harga

PT. MAK menggunakan sistem potongan harga (discount) bagi pelanggan. Ini

dilakukan sebagai salah satu langkah dalam menjawab tingkat persaingan yang

tinggi. Keputusan harga yang ditetapkan disesuaikan sepenuhnya dengan

sasaran pemasaran.

31

c. Strategi Distribusi

Dalam rangka mempermudah pemasaran produk-produknya, PT. MAK memiliki

Kantor pemasaran khususnya yang berlokasi di Rasuna Office Park SO-02, Komp.

Rasuna Episentrum, Jl. HR. Rasuna Said, Jakarta 12960. Selain itu PT. MAK juga

memiliki Representative Office yaitu Wisma BII Lt.7 Suite 7123 di Jl. Pemuda 60

Surabaya dan Wisma Lippo Suite 506 di Jl. Gatot Subroto Bandung. Dengan

adanya kantor pemasaran tersebut diharapkan agar proses dapat berlangsung

secara tepat, cepat, dan berkesinambungan. Sedangkan, distribusi unit MAKP

hanya dilakukan dari plant MAKP yang terletak di Jalan Piyungan-Wonosari

menuju plant unit Hospital Equipment (HE) yang terletak di Kalasan.

d. Strategi Promosi

PT. MAK cukup agresif dalam melakukan usaha untuk mempromosikan produk-

produknya PT. MAK menggunakan sarana media (website), pameran didalam dan

luar negeri maupun promise penjualan berupa leaflet, katalog, expo, kunjungan ke

rumah sakit, dan promosi lainnya.

Media pemasaran yang ada di PT. Mega Andalan Kalasan:

i. Website

ii. Yellowpage

iii. Catalogue

iv. Expo

v. Sponsorship

vi. Kunjungan ke rumah sakit

Khusus unit MAKP tidak melakukan proses promosi karena konsumen yang dituju

hanya pihak internal perusahaan, yaitu unit Hospital Equipment (HE).

32

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan

Peta proses bisnis dari PT. Mega Andalan Komponen Plastik (MAKP) dapat dilihat

pada Gambar 3.1.:

Gambar 3.1. Proses Bisnis Unit MAKP

Berikut merupakan penjelasan dari alur proses bisnis pada unit MAKP:

i. Pemesanan komponen

Customer melakukan pemesanan. Pemesanan tersebut berupa dokumen Planned

Order (PO). Customer melakukan order dengan bagian penjualan pada unit

MAKP.

ii. Rencana pengiriman

Bagian penjualan akan menerima order dan melakukan rekap order tersebut.

Berdasarkan data Planned Order (PO) yang diperoleh dari konsumen akan

ditentukan rencana pengiriman order oleh perusahaan. Sebelum ditentukan

33

rencana pengiriman, bagian penjualan akan menghubungi bagian gudang

komponen untuk memeriksa persediaan komponen. Jika komponen tersedia maka

akan dilakukan pengeluaran komponen dari gudang komponen lalu dilakukan

pengiriman komponen oleh bagian penjualan. Ketika dilakukan pengiriman ini

akan dikeluarkan Surat Jalan / Tanda Terima (SJ/TT) lalu dilakukan penyerahan

komponen pada customer. Tetapi, jika komponen tidak tersedia, bagian penjualan

akan memberikan instruksi kepada bagian gudang bahan baku untuk

mempersiapkan bahan baku sesuai jumlah order dan bagian perencana produksi

untuk melakukan perencanaan produksi sesuai order. Instruksi tersebut berupa

dokumen, yaitu Delivery Order (DO).

iii. Convert planned order

Bagian perencana produksi akan menerima dokumen dari bagian penjualan dan

bagian gudang bahan baku. Setelah itu, akan dilakukan perencanaan produksi

berdasarkan due date order dari customer. Bagian perencana produksi akan

mengeluarkan instruksi kepada bagian gudang bahan baku untuk menyediakan

bahan baku sesuai kebutuhan dan bagian produksi untuk melakukan proses

produksi. Instruksi tersebut berupa dokumen yang disebut Kertas Kerja Produksi

(KKP). KKP berisikan mengenai jenis komponen yang harus diproduksi,

spesifikasi, jenis dan berat bahan yang digunakan, gambar produk, jumlah

produksi, serta tanggal terima dan tanggal diambil.

iv. Pengeluaran material

Bagian gudang bahan baku akan menerima dokumen DO dari bagian penjualan.

Berdasarkan dokumen tersebut, bagian ini akan menyiapkan material atau bahan

baku sesuai jumlah order konsumen. Sebelum melakukan pengeluaran material,

bagian gudang material akan melakukan pemeriksaan stok material atau bahan

baku. Jika, stok bahan baku tidak tersedia bagian gudang akan memberikan

informasi ke bagian pengadaan bahan untuk melakukan pembelian bahan. Bagian

pengadaan akan melakukan rencana pengadaan setelah itu melakukan proses

pembelian. Setelah bahan baku diterima oleh bagian pengadaan, maka bagian

pengadaan akan memberikan bahan baku kepada bagian gudang material beserta

dokumen Laporan Penerimaan Barang (LPB). Setelah bahan baku tersedia,

bagian gudang bahan baku akan mengeluarkan bahan baku untuk diberikan pada

bagian produksi. Pengeluaran bahan baku ini direkap ke dalam sebuah dokumen,

yaitu Bukti Pengeluaran Barang Produksi (BTBP).

34

v. Proses produksi

Bagian produksi menerima dua instruksi, yaitu KKP dari bagian perencana

produksi dan BPBP dari bagian gudang bahan baku. Bagian produksi akan

memulai produksi jika telah menerima KKP yang digunakan sebagai panduan

untuk memproduksi komponen. Selain itu, proses produksi akan dimulai jika

bagian produksi menerima BPBP dari bagian gudang bahan baku. BPBP berfungsi

sebagai bukti bahwa bagian produksi telah menerima bahan baku sejumlah yang

dibutuhkan, sehingga proses produksi dapat dilakukan. Jika, komponen hasil

produksi tidak mengalami kecacatan maka komponen akan dibawa ke gudang

komponen atau warehouse. Tetapi, jika terdapat komponen yang cacat maka akan

dilakukan rework.

vi. Penerimaan komponen

Komponen hasil produksi dari bagian produksi akan dibawa ke gudang komponen.

Sebagai bukti penerimaan komponen, bagian gudang komponen akan menerima

dokumen dari bagian produksi berupa Bukti Terima Barang Produksi (BTBP).

vii. Pengeluaran komponen

Komponen dari gudang produk jadi akan dikeluarkan sejumlah order customer.

viii. Pengiriman komponen

Setelah komponen dikeluarkan dari gudang, akan dilakukan pengiriman kepada

customer. Pengiriman ini dilakukan oleh bagian penjualan dengan mengeluarkan

Surat Jalan / Tanda Terima (SJ/TT).

ix. Penyerahan pesanan

3.2. Produk yang Dihasilkan

PT. Mega Andalan Komponen Plastik (MAKP) memproduksi komponen-

komponen penyusun berbahan plastik yang akan dirakit oleh PT. Hospital

Equipment (HE) yang masih merupakan anak perusahaan dari PT. Mega Andalan

Kalasan (MAK). Jenis-jenis komponen yang diproduksi oleh PT. Mega Andalan

Komponen Plastik (MAKP) dapat dilihat pada Tabel 3.1.:

35

Tabel 3.1. Komponen Hasil Produksi Unit MAKP

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Kursi Roda

1 A01 Arm Kanan M-025

A02 Arm Kiri M-025

2 A03 Hand Pad M-005

3 A04 Hand Rem M-026

4 A05 Pijakan M-057

5 A06 Rail Kaki Silang Ø22 mm M-011

6 A07 Ring baud JF M5 M-018

7 A08 Wheel-in 24 Inch M-025

8 A09 Rumah Lager As Porok 8 Inch

M-028

9 A10 Side Cover M-016

10 A11 Spacer Pengayuh M-006

11 A12 Tutup As Roda 8 inch M-027

12 A13 Tutup Pipa Dudukan Pijakan M-010

13 A14 Tutup Pipa Panjang M-030

14 A15 Tutup Samping Roda 24 Inch M-042

15 A16 Wheel-in 8 Inch M-036

16 A17 Wheel-out 8 Inch M-019

17 A18 Tutup Engsel Pijakan M-010

18

A19 Wheel-out 24 Inch M-024

A20 Per Pijakan

A21 Rumah Lager As Porok 24 Inch

Folding Bed

19 B01 Cover Rangka P-015

20 B02 Distance Ring Kepala P-036

21 B03 Ring Pipa Kepala B-033

22 B04 Ring Pipa Sideguard B-033

23 B05 Stopper Atas P-036

24 B06 Stopper Bawah P-035

25 B07 Sepatu Folding Bed P-030

Children Bed

26 C01 Anting-anting P-031

27 C02 Bush Sambungan Pipa Besar P-043

28 C03 Bush Sambungan Pipa Kecil P-043

36

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Overbed Table

29 D01 Bumper Overbed Table (K1) P-019

29 D01 Bumper Overbed Table (K9) P-019

30 D02 Dudukan Luar Overbed Table (K1)

P-032

30 D02 Dudukan Luar Overbed Table (K9)

P-032

31 D03 Guider Dalam Overbed Table P-033

32 D04 Guider Dalam Overbed Table New

P-046

33 D05 Penekan Overbed Table

34 D06 Rail Guard

35 D07 List Cover Overbed Table B-060

36 D08 Roda Atas Overbed Table Panjang

B-013

37 D09 Roda Atas Overbed Table Pendek

B-013

38 D10 Papan Overbed Tilting P-006

39 D017 Gantungan Dining Table B-064

40 D12 Meja Dining Table P-003

41 D13 Pegangan Dining Table P-004

42 D14 Bantalan Dining Table P-016

Bedside Cabinet

43 E01 Handle Bedside (WCA 20) P-057

43 E02 Handle Bedside (WCH 05) P-057

43 E03 Handle Bedside (WCH 10) P-057

43 E04 Handle Bedside (WCM 20) P-057

43 E05 Handle Bedside (WCM 05) P-057

43 E06 Handle Bedside (WCC 50) P-057

43 E07 Handle Bedside (WCC 10) P-057

44 E08 Top Table 31824 (WCA 20) P-059

44 E09 Top Table 31824 (WCH 05) P-059

44 E10 Top Table 31824 (WCH 10) P-059

44 E11 Top Table 31824 (WCM 20) P-059

44 E12 Top Table 31824 (WCM 05) P-059

44 E13 Top Table 31824 (WCC 50) P-059

44 E14 Top Table 31824 (WCB 10) P-059

37

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Bedside Cabinet

45 E15 Laci Bedside 31824 (WCA 20)

P-002

45 E16 Laci Bedside 31824 (WCH 05)

P-002

45 E17 Laci Bedside 31824 (WCH 10)

P-002

45 E18 Laci Bedside 31824 (WCM 20)

P-002

45 E19 Laci Bedside 31824 (WCM 05)

P-002

45 E20 Laci Bedside 31824 (WCC 50)

P-002

45 E21 Laci Bedside 31824 (WCB 10)

P-002

46 E22 Rail Bedside 31824

Castor

47 F01 Breaker Atas

48 F02 Breaker Plastik 5 Inch M-034

49 F03 Breaker Plastik 6 Inch M-035

50 F04 Cover Roda (K1) M-004

50 F05 Cover Roda (K9) M-004

51 F06 Cover Roda DW 2 Inch M-032

52 F07 Cover Atas DW 5 Inch M-008

53 F08 Cover Atas DW 6 Inch M-017

54 F09 Cover Bearing (K1) M-024

54 F10 Cover Bearing (K9) M-024

55 F11 Cover Case DW 5 Inch M-015

56 F12 Cover Case DW 6 Inch M-059

57 F13 Cover DW 50 mm

58 F14 Cover Wheel M-012

59 F15 Wheel DW 40 mm M-031

60 F16 Wheel DW 50 mm M-020

61 F17 Fork DW 40 mm

62 F18 Fork DW 50 mm M-046

63 F19 Pedal M-041

64 F20 Pin Cover (K1) M-033

64 F21 Pin Cover (K9) M-033

65 F22 Tutup Central Lock M-037

66 F23 Wheel-in SW 2 Inch M-045

67 F24 Wheel-out SW 2 Inch M-007

68 F25 Wheel-in SW 3 Inch M-040

38

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Castor

69 F26 Wheel-out SW 3 Inch M-040

70 F27 Wheel-in SW 5 Inch (K1) M-003

70 F28 Wheel-in SW 5 Inch (K9) M-003

71 F29 Wheel-in DW 5 Inch M-014

72 F30 Wheel-in DW 6 Inch M-002

73 F31 Wheel-out SW 5 Inch (K1) M-023

73 F32 Wheel-out SW 5 Inch (K9) M-023

74 F33 Wheel-out DW 5 Inch M-079

75 F34 Wheel-out DW 6 Inch M-013

Panel Supramak

76 G01 Bumper Kanan Kiri B-067

77 G02 Center Panel Front B-054

78 G03 Center Panel Side B-055

79 G04 Cover Baud Panel B-018

80 G05 Cover Bumfer B-027

81 G06 Pengunci Head & Foot End Kanan

B-005

82 G07 Side Panel Front Kanan Kanan

B-051

83 G08 Side Panel Side Kanan Kiri B-052

84 G09 Nock Panel Economic B-022

85 G10 Panel Economic B-053

Sideguard Supramak

86 H01 Dudukan Stopper Jeruji B-009

87 H02 Stoper Jeruji B-017

88 H03 Engsel Atas B-048

89 H04 Engsel Bawah B-047

90 H05 Handle Pengunci B-070

91 H06 Pengunci B-019

92 H07 Rumah Pengunci B-049

93 H08 Tutup Keling B-007

94 H09 Tutup Pipa Atas B-014

95 X01 Bush Dudukan Tiang Infus B-069

96 X02 Hand Grip B-024

97 X03 List Supramak Pinggir B-059

97 X04 List Supramak Tengah B-059

98 X05 Roda Kneerest B-012

99 X06 Tutup Chasis B-008

39

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Sideguard Supramak

100 X07 Tutup Dudukan Sideguard B-006

101 X08 Tutup Pipa Pendorong B-012

102 X09 Tutup Pipa 30 x 30 mm B-001

Handle Lipat

103 I01 Engkol Pendorong B-044

104 I02 Engsel Pendorong B-004

105 I03 Handle Pendorong B-015

106 I04 Rumah Pendorong B-025

107 I05 Stopper Handle Lipat B-021

108 X10 Acrilic Lamp Pendek B-035

108 X11 Acrilic Lamp Panjang B-035

Baud

109 J01 Baud Pengunci 13 mm (K1) P-044

109 J02 Baud Pengunci 13 mm (K9) P-044

110 J03 Baud Pengunci 17 mm (K1) P-044

110 J04 Baud Pengunci 17 mm (K9) P-044

111 J05 Baud Pengunci 20 mm (K1) P-044

111 J06 Baud Pengunci 20 mm (K9) P-044

112 J07 Baud Pengunci 25 mm (K1) P-044

112 J08 Baud Pengunci 25 mm (K9) P-044

113 J09 Baud Pengunci 8 mm (K1) P-044

113 J10 Baud Pengunci 8 mm (K9) P-044

114 J11 Baud Flatwall P-044

115 J12 Baud Hexagon (K1) B-068

115 J13 Baud Hexagon (K9) B-068

116 J14 Baud Matras (K1) P-034

116 J15 Baud Matras (K9) P-034

117 J16 Baud Sideguard (K1) B-068

117 J17 Baud Sideguard (K9) B-068

Bumper

118 K01 Bumper Bed In P-021

119 K02 Bumper Bed Out (K1) P-028

119 K03 Bumper Bed Out (K9) P-028

120 K04 Bumper C P-008

121 K05 Bumper Trolley In P-040

122 K06 Bumper Trolley Out (K1) P-022

122 K07 Bumper Trolley Out (K9) P-022

123 X12 Bush Pendorong B-003

40

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Bumper

124 X13 Engsel Divider Room (Baud) P-025

125 X14 Gantungan Infuse B-046

126 X15 Mangkok (K1) P-041

126 X16 Mangkok (K9) P-041

127 X17 Nilon Dudukan As Hexagon P-048

128 X18 Nilon Roda Pendorong B-023

129 X19 Nilon Washer

130 X20 Pendorong (K1) P-009

130 X21 Pendorong (K9) P-009

131 X22 Penjepit Sapu P-056

132 X23 Rachet Mekanis M-049

Ring

133 L01 Ring Ferno P-054

134 L02 Ring Hi - Lo B-003

135 L03 Ring Gyneacolog Tebal P-054

136 L04 Ring Gyneacolog Tipis P-054

137 L05 Ring ICCU P-052

138 L06 Ring Nilon P-027

139 L07 Ring Nilon M8

140 X24 Roda Fowler M-007

141 X25 Sambungan Handle (K1) P-024

141 X26 Sambungan Handle (K9) P-024

Sepatu

142 M01 Sepatu Ordinary Bed Ø40 mm

P-042

143 M02 Sepatu Chasis

144 M03 Sepatu Handle Besar P-029

145 M04 Sepatu Handle Kecil P-029

146 M05 Sepatu Kursi Tunggu P-014

147 M06 Sepatu Locker P-012

148 M07 Sepatu Matras P-016

149 M08 Sepatu Matras Tebal

150 M09 Sepatu Matras Tipis

151 M10 Sepatu Meja Kafe

152 M11 Sepatu Meja Periksa Elektrik P-037

153 M12 Sepatu Modern Chair B-034

154 M13 Sepatu Nilon Bed P-023

41

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Sepatu

155 M14 Sepatu Nilon Cabinet P-023

156 M15 Sepatu Pagar Trolley Besar B-040

157 M16 Sepatu Pagar Trolley Kecil B-040

158 M17 Sepatu Penyangga Matras P-014

159 X27 Stopper Meja Kafe B-039

160 X28 Stopper Modern Chair B-038

161 X29 Stopper Sideguard B-066

162 X30 Stopper Sideguard Stst B-057

163 X31 Tutup Oli B-041

164 X32 Tutup Pendorong

165 X33 Tutup Pipa P-020

166 X34 Tutup Pipa 40 x 40 mm P-038

167 X35 Tutup Pipa ½ Inch

168 X36 Tutup Pipa 25 x 25 mm B-028

169 X37 Tutup Pipa 25 x 50 mm B-028

170 E23 Top Table 73032 B-056

171 X38 Tutup Matras B-010

Sota Bed

172 N01 Panel SOTA H-010

173 N02 Bumper SOTA Kanan H-007

173 N03 Bumper SOTA Kiri H-007

174 N04 Tutup Bumper SOTA Kanan H-009

174 N05 Tutup Bumper SOTA Kiri H-009

175 N06 Rumah Engsel Sideguard SOTA Kanan

H-005

175 N07 Rumah Engsel Sideguard SOTA Kiri

H-005

176 N08 Tutup Rumah Engsel Sideguard SOTA

H-006

177 N09 Pengungkit Engsel SOTA H-008

178 N10 Bush Lengan Ayun Engsel SOTA

H-011

179 N11 Sideguard SOTA Head Inside H-001

180 N12 Sideguard SOTA Head Outside

H-002

181 N13 Sideguard SOTA Foot Inside H-003

182 N14 Sideguard SOTA Foot Outside

H-004

183 O1 Sideguard Transferring Patient A

42

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Sota Bed

183 O2 Sideguard Transferring Patient B

184 X39 Tutup Pipa 30 x 60 mm

185 X40 Tutup Fixed

186 X41 Bush Dudukan Hexagon

187 X42 Tutup Baud Hexagon M8

532 P042 Penopang Paha

533 O003 Pijakan Hidrolik

534 P085 Tutup Baud M6

535 P086 Tutup Baud M8

536 P087 Tutup Baud M10 x 1,25

537 P088 Tutup Baud M10 x 1,50

538 P089 Tutup Baud M12

539 P066 Tutup Pipa Kotak 50 x 30 mm Trandgate Bed

540 P067 Bush Nilon Panel Trandgate Bed

541 P068 Roda Trandgate Bed

542 P069 Stoper Matras Trandgate Bed

543 P070 Bush Pengangkat Trandgate Bed

544 P060 Tutup Pipa 15 x 30 New

545 P084 Baud Pengunci M8x60 TRG 21

546 P090 Bush Stoper TRG 21

547 P091 Bush Engsel TRG 21

548 P092 Roda Roller TRG 21

549 P073 Bearing Nylon (MAK EROPA)

550 P083 Handle Gasspring (MAK EROPA) WCM 10

551 P094 Adjuster Leg (MAK EROPA)

552 P047 Triangle Self Help Pull

553 N157 Indikator Sudut Kanan Sota

554 N158 Indikator Sudut Kiri Sota

555 D017 Gantungan Dining Table

556 P049 Kaki Lima

557 P050 Ring Cover Kaki Lima

558 P051 Cover Kaki Lima

559 P056 Bowl Medical

43

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Sota Bed

560 P112 Penahan Luar (MAK EROPA) WCA 20 (1 : 1)

561 P113 Penahan Dalam (MAK EROPA) WCA 20 (1 : 1)

562 Z104 Link Stopper (851380-2155)

563 Z105 High Low Joint Bracket (851380-2154)

564 Z107 Code Clump (851380-2171)

565 Z108 Flange Bush (851380-2231)

566 Z109 High Low Link Stopper (851380-2153)

567 Z114 Bottom Arm Bush (851380-4141)

568 Z115 High Low Link Bush (851380-2241)

569 Z119 Injection Bottom A (851380-5611)

570 Z120 Injection Bottom B (851380-5621)

571 Z121 Injection Bottom C (851380-5631)

572 Z122 Side Frame Cap (851380-6121)

573 Z124 Leg 581380-2191 A

574 Z126 Caster Pipe Cap (851380-2182)

575 Z127 Side Frame-Cover 851380-6821

576 Z128 Leg 851380-2191

577 Z129 Mattress Stopper (851380-5711)

578 E065 Container Box

579 P095 Bumper 34106 E Kanan

580 P096 Bumper 34106 E Kiri

581 P097 Tutup Samping 34106 E Kanan

582 P098 Tutup Samping 34106 E Kiri

583 P118 Sepatu Alas Kaki (Mak Eropa)

584 L009 Plastik Mekanik

585 L010 Slider

586 L011 Bush Spacer dia 9 mm

587 Z131 Mattress Stopper (851380-5711) Small TRG 26 i

44

Tabel 3.1. Lanjutan

Kategori Produk

No. No.

Komponen Nama Komponen

Kode Mold

Sota Bed

588 Z132 Mattress Stopper (851380-5711) Big TRG 26 i

589 P064 Engsel Divider Room (Mur)

590 F047 Rumah Cover Plastik

591 F048 Bush Octagon

592 G208 Kopel Luar Bawah Supramak Elektrik Bed

593 G209 Kopel Luar Atas Supramak Elektrik Bed

594 G210 Kopel Dalam Atas Supramak Elektrik Bed

595 G211 Rumah Lager Pendorong Supramak Baru

596 M022 Handle Laci

597 P128 Baud Bunga M10 x 20

598 P129 Baud Bunga M12 x 30

599 P110 Cover Remote TRG 21

600 Z134 Side Rail Cap

601 F050 Top Breaker

602 L009 Plastik Mekanik

603 L010 Stoper Slider

604 P141 Tutup Pin CB 6

605 P053 Meja Overbed Table

3.3. Proses Produksi

Proses merupakan suatu cara, metode, atau teknik bagimana sumber daya seperti

tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan uang diubah untuk mendapatkan suatu

hasil. Sedangkan, produksi merupakan suatu aktivitas untuk menambahkan

kegunaan dari suatu produk maupun jasa (Assauri, 1995).

Proses produksi terdiri dari berbagai macam jenis disesuaikan dengan berbagai

macam segi. Menurut Ahyari (2002), proses produksi berdasarkan wujudnya

dibagi menjadi lima jenis, yaitu proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses

assembling, proses transportasi, dan proses penciptaan jasa-jasa administrasi.

Sedangkan, untuk jenis proses produksi yang dilihat berdasarkan arus bahan baku

yang masih mentah hingga produk jadi dibagi menjadi dua jenis, yaitu proses

produksi terus menerus dan proses produksi terputus-putus. Proses produksi terus

menerus dilakukan apabila aliran produksi pada suatu lantai produksi memiliki alur

45

yang pasti mulai dari bahan baku hingga barang jadi. Sedangkan, proses produksi

terputus-putus memiliki aliran produksi yang tidak pasti, sehingga proses produksi

yang dilakukan alirannya berubah-ubah dan terputus-putus.

Menurut Yamit (2002) proses produksi ditetentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Jumlah produk yang dihasilkan

b. Kualitas suatu produk yang ditetapkan

c. Peralatan yang tersedia untuk melakukan proses produksi

Berdasarkan ketiga faktor tersebut ditentukan tiga jenis proses produksi yang

paling tepat untuk setiap situasi produksi, yaitu:

a. Proses produksi terus menerus

Proses produksi terus menerus merupakan proses produksi suatu produk

berdasarkan aliran produksi dari suatu operasi ke operasi berikutnya tanpa adanya

penumpukan. Industri yang cocok menggunakan proses produksi jenis ini adalah

industri yang merencanakan untuk memproduksi suatu produk dalam jumlah yang

besar tetapi variasi produknya rendah dan bersifat standar.

b. Proses produksi terputus-putus

Proses produksi terputus-putus merupakan proses produksi yang dilakukan bukan

berdasarkan aliran produk. Industri yang menggunakan proses produksi jenis ini

adalah industri dengan sekumpulan komponen yang menunggu untuk diproses,

sehingga pada proses produksi ini membutuhkan persediaan yang jumlahnya lebih

dalam setiap proses.

c. Proses produksi campuran

Proses produksi campuran merupakan proses produksi yang dilakukan

berdasarkan proses produksi terus menerus dan proses produksi terputus-putus.

Penggunaan proses produksi jenis ini bertujuan untuk memanfaatkan kapasitas

produksi semaksimal mungkin.

3.3.1. Unit MAKP (Mega Andalan Komponen Plastik)

Aliran proses yang menunjukkan urutan proses produksi yang dilakukan oleh PT.

Mega Andalan Kalasan (MAK) khususnya di unit Mega Andalan Komponen Plastik

(MAKP) yang dimulai dari perencanaan produksi hingga penyimpanan barang jadi

ditunjukkan pada Gambar 3.2.:

46

Gambar 3.2. Proses Produksi MAKP

Berikut keterangan dari proses produksi MAKP:

a. Mulai

b. Persiapan Bahan Baku

i. Pengecekan material

Sebelum material diproduksi maka dilakukan pengecekan material terlebih dahulu

di bagian production planning dengan membawa kertas keterangan produksi

(KKP) untuk mengetahui apakah material tersedia atau tidak dan permintaan ada

atau tidak, jika ada berapa pesanan produk yang harus di produksi.

47

ii. Penimbangan bahan baku

Setelah dilakukan pengecekan material dan material dan material sudah tersedia,

maka material di timbang terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan yang akan di

produksi.

iii. Pemanasan bahan baku utama

Sebelum diproduksi bahan utama di panaskan terlebih dahulu sampai bahan

mengering dengan mesin drying, agar bahan bebas dari kelembaban.

iv. Pencampuran bahan utama dengan pewarna

Pada tahap ini melakukan proses pencampuran bahan utama yang sudah

panaskan dengan pewarna yang sudah ditimbangsesuai kebutuhan dengan

menggunakan mesin mixer. Agar bahan utama dengan pewarna tercampur

dengan sempurna.

v. Proses injeksi

Proses injeksi yaitu proses pembuatan produk dengan mesin injeksi yang diproses

berdasarkan data pada kertas kerja produksi (KKP) yang outputnya sesuai dengan

permintaan konsumen.

vi. Finishing

Setelah proses injeksi produk di finishing dengan membersihkan dan memotong

runner pada produk yang baru di injeksi.

vii. Quality Control

Setelah produk di finishing, dilakukan proses pengecekan produk untuk

mengetahui apakah produk tersebut sudah layak atau sudah bebas dari

kecacatan atau tidak. Apabila ada produk memiliki cacat/reject maka produk

tersebut akan didaur ulang kembali menjadi bahan baku dengan menggunakan

mesin crusher.

viii. Penyimpanan

Produk yang sudah dilakukan pengecekan kualitasnya maka produk tersebut

dibawa ke tempat penyimpanan yaitu ke gudang barang jadi (warehouse)

ix. Selesai

Proses produksi di unit MAKP sudah selesai.

48

3.4. Fasilitas Produksi

Tata letak pabrik merupakan salah satu landasan utama dalam sebuah industri.

Tata letak pabrik yang dirancang dengan baik akan mempengaruhi efisiensi dan

efektivitas dari proses produksi suatu pabrik. Tata letak pabrik tersebut juga sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perusahaan.

Menurut Purnomo (2004) terdapat beberapa tujuan dalam perancangan tata letak

fasilitas, yaitu:

i. Memanfaatkan lahan yang ada

ii. Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lebih

besar

iii. Meminimumkan jarak serta ongkos material handling

iv. Mengurangi waktu tunggu serta kemacetan di lantai produksi

v. Memberikan jaminan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bagi tenaga

kerja di sekitar lantai produksi

vi. Mempersingkat proses manufaktur

vii. Mengurangi persediaan setengah jadi

viii. Mengurangi aktivitas supervise

3.4.1. Tata Letak Fasilitas

Pengaturan tata letak fasilitas pada unit Mega Andalan Plastic-part and Painting

(MAKP) terdiri dari tiga zona, yaitu zona bumi dan zona udara.

Zona bumi merupakan zona yang digunakan untuk menyimpan bahan baku,

gudang barang jadi, gudang produk reject dan recycle, serta pekerja yang

bertugas, seperti operator injeksi, operator mold setter, dan operator finishing.

Zona udara merupakan zona yang digunakan untuk pelaksanaan proses

pengecatan atau painting komponen-komponen plastik dan proses persiapan

bahan baku.

Layout lantai produksi di unit Mega Andalan Plastic-part and Painting (MAKP)

ditunjukkan pada Gambar 3.3. dan Gambar 3.4.:

49

Gambar 3.3. Layout Zona Bumi

Gambar 3.4. Layout Zona Udara

3.4.2. Peralatan Proses Produksi

Peralatan proses produksi di unit Mega Andalan Plastic-part and Painting (MAKP)

terdiri dari beberapa fasilitas, yaitu:

50

a. Pallet

Pallet digunakan untuk meletakkan material yang akan diproses. Setelah material

tersebut diproses, material akan diangkut dengan menggunakan hand truck.

Gambar pallet yang digunakan pada unit MAKP ditunjukkan pada Gambar 3.5.:

Gambar 3.5. Pallet

b. Box Container

Box container ini berfungsi untuk menyimpan komponen-komponen yang

berukuran kecil. Kapasitas beban maksimum yang dapat diangkut menggunakan

box ini seberat 15 kg. Box container yang digunakan ditunjukkan pada Gambar

3.6.:

Gambar 3.6. Box Container

c. Rak

Rak berfungsi untuk tempat penyimpanan komponen-komponen yang akan

diproses. Dalam penggunaannya, pada sisi depan rak diberi penamaan terhadap

masing-masing komponen. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pencarian

komponen. Contoh jenis rak yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.7.:

51

Gambar 3.7. Rak

d. Hand Truck

Hand truck merupakan alat material handling yang berfungsi untuk memindahkan

suatu barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Barang yang diangkut oleh hand

truck ini biasanya barang yang diletakkan diatas pallet. Hand truck yang digunakan

pada unit MAKP sudah dilengkapi dengan mekanisme hidrolik. Contoh dari hand

truck yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.8.:

Gambar 3.8. Hand Truck

e. Trolley

Trolley memiliki kegunaan dan fungsi yang sama dengan Hand Truck, tetapi pada

trolley tidak dilengkapi dengan mekanisme hidrolik seperti halnya pada Hand

Truck. Contoh dari trolley yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.9.:

52

Gambar 3.9. Trolley

f. Mesin-mesin Injeksi

Unit MAKP memiliki beberapa jenis mesin injeksi yang digunakan dalam proses

produksi. Masing-masing jenis mesin terdiri dari beberapa jumlah mesin. Jumlah

mesin tersebut tergantung dari frekuensi penggunaan mesin. Mesin yang

digunakan terdiri dari 11 jenis mesin yang dibedakan berdasarkan kapasitas beban

maksimum yang dapat diangkut oleh mesin tersebut. Jenis-jenis mesin tersebut

adalah 80 T, 150 T, 200 T, 250 T, 350 T, 360 T, 450 T, 530 T, 650 T, 700 T, dan

1000 T. Nama mesin tersebut sesuai dengan kapasitas beban maksimum yang

dapat diangkut. Misalnya, mesin 80 T yang berarti mesin tersebut dapat

mengangkut beban hingga seberat 80 ton. Lalu, untuk mesin 150 T berarti mesin

tersebut dapat mengangkut beban hingga seberat 150 ton, begitu juga dengan

mesin yang lainnya. Masing-masing jenis mesin ini berjumlah satu unit, kecuali

untuk mesin 150 T dan 700 T. Mesin 150 T berjumlah 6 unit dan mesin 700 T

berjumlah 2 unit. Mesin 150 T berjumlah paling banyak dibandingkan dengan

mesin yang lain karena mesin tersebut paling sering digunakan.

Mesin-mesin yang digunakan dalam unit MAKP ditunjukkan pada Gambar 3.10.

hingga Gambar 3.19.:

Gambar 3.10. Mesin 1000 T

53

Gambar 3.11. Mesin 700 T

Gambar 3.12. 450 T

Gambar 3.13. Mesin 530 T

54

Gambar 3.14. Mesin 360 T

Gambar 3.15. Mesin 250 T

Gambar 3.16. Mesin 150 T

55

Gambar 3.17. Mesin 650 T

Gambar 3.18. Mesin 80 T

Gambar 3.19. Mesin 600 T

56

g. Bahan baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di unit MAKP berupa bijih

plastik yang terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan jenis komponen yang akan

diproduksi. Contoh dari beberapa jenis bahan baku yang digunakan ditunjukkan

pada Gambar 3.20. hingga Gambar 3.28.:

Gambar 3.20. Bijih Plastik Bahan Baku Celcon M90

Gambar 3.21. Bahan Baku Celcon M90

Gambar 3.22. Bijih Plastik Bahan Baku PP Cosmoplene

57

Gambar 3.23. Bahan Baku PP Cosmoplene

Gambar 3.24. Bijih Plastik Bahan Baku ABS Toyolac

Gambar 3.25. Bahan Baku ABS Toyolac

58

Gambar 3.26. Bijih Plastik Bahan Baku Nylon Akulon

Gambar 3.27. Bahan Baku Cosmoplene

Gambar 3.28. Tumpukan Bahan Baku

h. Bahan pewarna

Bijih plastik yang diolah di unit MAKP masih berupa bahan baku mentah yang

belum diberi warna. Bahan baku tersebut akan diolah bersama pewarna bijih

59

plastik untuk memberikan warna pada komponen sesuai order. Bahan pewarna

plastik yang digunakan pada unit MAKP ditunjukkan pada Gambar 3.29. hingga

Gambar 3.31.:

Gambar 3.29. Bahan Pewarna Plastik A

Gambar 3.30. Bahan Pewarna Plastik B

Gambar 3.31. Bahan Pewarna Plastik C

60

i. Lift barang

Unit MAKP terdiri dari dua lantai. Lantai bawah merupakan area injeksi untuk

melakukan proses produksi komponen dan warehouse untuk penyimpanan barang

jadi. Sedangkan, lantai atas merupakan area penyimpanan bahan serta

prefabrikasi bahan, yaitu melelehkan bijih plastik. Selain itu, pada lantai atas juga

dilakukan proses painting komponen. Lift barang ini berfungsi untuk membawa

bahan baku dari area receiving yang terletak di lantai bawah menuju area

penyimpanan bahan baku di lantai atas. Lift barang ini terletak persis disebelah

area receiving atau dropping barang. Lift barang yang digunakan di unit MAKP

ditunjukkan pada Gambar 3.32:

Gambar 3.32. Lift Barang

j. Mesin pengolah bijih plastik

Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi komponen berupa bijih plastik.

Sebelum dilakukan proses produksi, bijih plastik tersebut harus melalui proses

peleburan terlebih dahulu. Mesin pengolah bijih plastik yang digunakan pada unit

MAKP ditunjukkan pada Gambar 3.3.:

61

Gambar 3.33. Mesin Pelebur Bijih Plastik

k. Mixer bahan

Mixer bahan yang digunakan dalam proses produksi pada unit MAKP ditunjukkan

pada Gambar 3.34.:

Gambar 3.34. Mixer Bahan

l. Mesin painting

Mesin painting digunakan untuk proses pewarnaan komponen setelah melalui

porses produksi. Mesin painting yang digunakan dalam unit MAKP ditunjukkan

pada Gambar 3.35.:

62

Gambar 3.35. Mesin Painting

m. Timbangan bahan

Timbangan bahan digunakan dalam proses prefabrikasi bahan untuk mengetahui

berat bahan yang akan digunakan dalam proses produksi. Alat timbangan bahan

yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.36.

Gambar 3.36. Timbangan Bahan

n. Mold

Unit MAKP memproduksi berbagai macam komponen. Hal tersebut menyebabkan

unit MAKP harus memilki berbagai macam mold dengan jenis, desain, dan ukuran

yang berbeda. Contoh dari beberapa mold yang digunakan oleh unit MAKP

ditunjukkan pada Gambar 3.37. dan Gambar 3.38.:

63

Gambar 3.37. Tumpukan Mold Tampak Samping

Gambar 3.38. Tumpukan Mold Tampak Depan

o. Alat pengangkut hoist

Pada proses injeksi dibutuhkan penggunaan mold. Tetapi, mold tersebut hanya

terletak pada satu area sedangkan mesin injeksi terletak di sepanjang lantai

produksi. Proses pemindahan mold ketika akan dilakukan proses produksi dari

area penyimpanan mold menuju mesin injeksi menggunakan peralatan material

handling berupa alat pengangkut hoist. Alat ini berfungsi untuk mengangkat mold

lalu memindahkan pada mesin yang dituju. Alat pengangkut ini mampu

mengangkut beban hingga berat 10 ton.

Alat pengangkut hoist ditunjukkan pada Gambar 3.39.:

64

Gambar 3.39. Alat Pengangkut Hoist

65

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan

Mahasiswa dalam pelaksanaan kerja praktek ditempatkan di area produksi unit

Mega Andalan Komponen Plastik (MAKP). Unit ini dipimpin oleh seorang direktur

bernama Andreas Adi Kurniawan dan kepala unit bernama M. Taufiq yang juga

merupakan pembimbing lapangan mahasiswa.

Lingkup pekerjaan yang diberikan berhubungan dengan area penyimpanan

bahan, area produksi, dan gudang produk akhir. Berdasarkan ketiga area tersebut,

terdapat beberapa permasalahan yang dijadikan sebagai tugas kerja praktek dan

harus diselesaikan oleh mahasiswa.

Aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa sehari-hari adalah dimulai dengan

mengelilingi lantai produksi di unit MAKP pada pagi hari setelah melaksanakan

briefing bersama karyawan lainnya. Pada saat mengelilingi lantai produksi,

mahasiswa bertugas untuk mengambil lembar Kertas Kerja Produksi (KKP)

disetiap mesin. Kertas Kerja Produksi (KKP) merupakan lembar yang memberikan

informasi mengenai komponen yang diproduksi pada sebuah mesin beserta

jumlah komponen tersebut. Pada KKP juga tertera waktu mulai proses produksi,

waktu selesai proses produksi, dan jumlah komponen yang cacat atau reject.

Selain mengelilingi lantai produksi, mahasiswa juga melakukan pemeriksaan ke

gudang barang jadi atau pada unit MAKP biasanya disebut dengan gudang WIP.

Pada gudang WIP tersebut dilakukan proses perhitungan komponen yang cacat

beserta penyebab kecacatannya. Setelah itu, mahasiswa melakukan rekap data

mengenai bahan yang digunakan, lama berlangsungnya proses produksi, beserta

data produk yang cacat berdasarkan Kertas Kerja Produksi (KKP). Selain

maelakukan rekap data dari Kertas Kerja Produksi (KKP), mahasiswa juga

melakukan rekap data dari lembar persiapan barang dan delivered order. Lembar

persiapan barang merupakan lembar yang memberikan informasi mengenai jenis

komponen beserta jumlahnya yang akan diproduksi untuk memenuhi order dari

konsumen. Data yang dibutuhkan dari lembar ini adalah jenis komponen yang

dipesan beserta jumlah ordernya dan waktu mulai persiapan hingga selesai

persiapan. Sedangkan, lembar delivered order merupakan lembar yang

memberikan informasi mengenai data pengiriman komponen ke konsumen. Data-

66

data tersebut meliputi jenis komponen, jumlah komponen, penerima atau vendor,

nomor pengiriman, tanggal pemesanan atau tanggal PO (Planned Order), dan

tanggal komponen sampai ke konsumen beserta penyerahan invoice.

Berdasarkan kedua lembar ini, dilakukan perhitungan durasi waktu yang

dibutuhkan untuk proses persiapan komponen dan pengiriman komponen pada

vendor. Hasil perhitungan durasi tersebut akan dianalisis apakah terlalu lama atau

tidak sehingga dapat mengurangi dan mencegah terjadinya keterlambatan

pengiriman kepada konsumen.

Selama pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa bukan hanya dibimbing oleh bapak

Taufik selaku kepala unit MAKP, tetapi mahasiswa juga dibantu oleh staff-staff

dibagian produksi, seperti staff pemasaran, kepala gudang, biro teknik, dan staff

administrasi.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

Tanggung jawab dan wewenang yang diberikan oleh pembimbing lapangan

berhubungan dengan permasalahan yang terdapat pada unit MAKP, seperti

penggunaan bahan, proses produksi, dan gudang.

Pada unit MAKP terdapat permasalahan, yaitu pemakaian bahan baku terkadang

dalam jumlah yang berlebih. Hal itu disebabkan karena sering kali terdapat produk

reject dalam jumlah yang cukup banyak. Kelebihan penggunaan bahan untuk

proses rework terhadap produk reject tersebut menyebabkan terjadinya

kekurangan bahan untuk produk-produk lain yang akan diproduksi setelah proses

rework tersebut. Pada permasalahan ini mahasiswa diberikan tugas dan tanggung

jawab untuk menghitung efisiensi bahan baku yang digunakan serta persentase

bahan baku yang berlebih. Berdasarkan hasil nilai efisiensi penggunaan bahan

baku dan persentase bahan baku berlebih tersebut mahasiswa diberi tanggung

jawab untuk melakukan analisis terhadap efisiensi penggunaan bahan baku dalam

proses produksi di unit Mega Andalan Komponen Plastik (MAKP) dan perbaikan

yang perlu dilakukan agar penggunaan bahan menjadi lebih efisien.

Pada area gudang penyimpanan barang jadi, permasalahan yang terjadi adalah

masih banyak terdapat barang reject yang lolos inspeksi. Berdasarkan

permasalahan tersebut, mahasiswa diberikan tugas untuk melakukan rekap data

mengenai jumlah produk reject yang masuk ke gudang produk akhir. Produk-

produk reject tersebut dipilah-pilah berdasarkan penyebab reject dan dihitung

67

jumlahnya. Jumlah produk tersebut akan disajikan dalam bentuk grafik atau

diagram. Pada diagram akan nampak jumlah penyebab reject yang paling banyak

dan akan dilakukan analisis serta usulan perbaikan.

Mahasiswa juga diberi tugas dan tanggung jawab untuk menghitung waktu proses

persiapan barang dari awal pengadaan bahan hingga barang jadi, serta waktu

proses pemesanan dimulai dari tanggal PO (planned order) awal hingga barang

sampai ditangan konsumen dan dikeluarkan invoice.

Mahasiswa memiliki beberapa hak dan wewenang untuk menyelesaikan tugas-

tugas dan permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Wewenang mahasiswa dalam pekerjaan, yaitu:

a. Mengelilingi penyimpanan bahah, lantai produksi, dan gudang barang jadi

b. Mengambil Kertas Kerja Produksi (KKP) setiap hari pada setiap mesin

c. Merekap data berdasarkan Kertas Kerja Produksi (KKP)

d. Melakukan inspeksi produk

e. Merekap data berdasarkan lembar persiapan bahan dan delivered order

Selain itu terdapat beberapa data pendukung yang diberikan dari staff, yaitu

database komponen plastik, Bill of Material (BOM), data order konsumen, serta

master Kertas Kerja Produksi (KKP).

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa selama

melaksanakan kerja praktek di unit Mega Andalan Komponen Plastik dapat dilihat

pada Gambar 4.1.:

68

Mulai

Pembimbing lapangan memberikan tugas

Mempelajari proses produksi di unit Mega Andalan Komponen

Plastik (MAKP)

Konsultasi dengan pembimbing lapangan

Pengambilan data

1. Kertas Kerja Produksi (KKP)

2. Data barang reject3. Lama persiapan barang

4. Lama delivered order 5. Database komponen

plastik

A

Gambar 4.1. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

69

Pengolahan data

Analisis data

Memberikan usulan

perbaikan

Konsultasi dengan

pembing lapangan

Presentasi laporan kerja

praktek ke unit

Selesai

A

Gambar 4.1. Lanjutan

70

Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing proses yang ditunjukkan pada

diagram alir metodologi pelaksanaan pekerjaan:

a. Mulai

b. Pembimbing lapangan memberikan tugas

Pembimbing lapangan memberikan tugas kepada mahasisiwa pada hari pertama

pelaksanaan kerja praktek. Tugas-tugas tersebut seperti yang telah dijelaskan

pada sub bab sebelumnya yang sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang

terdapat di unit Mega Andalan Komponen Plastik (MAKP).

c. Mempelajari proses produksi di unit Mega Andalan Komponen Plastik (MAKP)

Sebelum mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing lapangan,

mahasiswa mempelajari terlebih dahulu proses produksi yang diterapkan di unit

MAKP untuk mencari gambaran cara pengerjaan tugas yang akan dilakukan.

Mahasiswa mengelilingi lantai produksi dan melihat bagaimana proses produksi

dilakukan. Selain itu, mahasiswa juga mencari informasi mengenai alur proses

produksi di unit MAKP dengan melakukan wawancara terhadap pekerja dibagian

operator maupun staff.

d. Konsultasi dengan pembimbing lapangan

Mahasiswa mengonsultasikan rencana pengerjaan tugas kepada pembimbing

lapangan, apakah cara tersebut sudah benar atau tidak. Setelah pembimbing

lapangan menyetujui rencana pengerjaan tersebut, mahasiswa akan melakukan

pengerjaan tugas.

e. Pengambilan data

Data-data yang dibutuhkan diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa

Kertas Kerja Produksi (KKP), data barang reject, lama persiapan komponen, lama

pengiriman barang, dan data base komponen plastik. Pengambilan data dilakukan

dengan pengambilan secara langsung ke area produksi maupun gudang. Data

yang diperoleh dari Kertas Kerja Produksi (KKP) berupa jenis komponen yang

diproduksi beserta jumlahnya, jenis bahan yang digunakan, jumlah produk reject,

lama pengerjaan atau tanggal mulai pengerjaan hingga selesai pengerjaan, dan

komposisi bahan yang digunakan. Lama persiapan komponen didapatkan dari

lembar persiapan bahan dan lama proses pengiriman barang didapatkan dari

lembar delivered order. Lembar persiapan barang dan delivered order didapatkan

dari staff administrasi gudang.

71

f. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan merekap data menggunakan Microsoft Excel.

Data dipisahkan menjadi beberapa file berdasarkan kegunaannya. Pengolahan

data dibedakan menjadi empat, yaitu evaluasi penggunaan bahan baku, evaluasi

penyebab produk reject, evaluasi lama waktu persiapan bahan, dan evaluasi lama

pengiriman order. Pengolahan data dilakukan setiap hari selama pelaksanaan

kerja praktek dalam satu bulan. Setelah diperoleh data selama satu bulan, maka

didapatkan rata-rata lalu dilakukan analisis.

g. Analisis data

Analisis data dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh. Hasil

pengolahan data dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada. Pada evaluasi

penggunaan bahan dilakukan analisis apakah persentase kelebihan bahan yang

digunakan besar atau tidak. Untuk jumlah produk reject dilakukan analisis

mengenai jumlah produk reject dan penyebabnya sehingga dapat dilakukan

perbaikan terhadap penyebab reject tersebut. Sedangkan, untuk lama persiapan

bahan dan lama pengiriman barang dilakukan analisis mengenai rata-rata lama

persiapan bahan dan pengiriman barang sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi agar proses persiapan dan pengiriman tidak terlalu lama.

h. Memberikan usulan perbaikan

Usulan perbaikan yang disarankan terhadap perusahaann berdasarkan hasil

analisis dari pengolahan data sebelumnya. Jika analisis data menunjukkan bahwa

evaluasi yang dilakukan tidak sesuai teori atau memberikan hasil yang buruk maka

perlu diberikan usulan perbaikan agar efisiensi penggunaan bahan baku, jumlah

barang reject, lama persiapan barang, hingga lama pengiriman barang dapat

menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas dari perusahaan dan

kepuasan pelanggan terhadap perusahaan.

i. Konsultasi dengan pembimbing lapangan

Setelah dilakukan pengolahan data, analisis data, serta pemberian usulan

perbaikan didapatka hasil dari evaluasi yang dilakukan. Hasil dari evaluasi tersebut

dikonsultasikan dengan pembimbing lapangan.

72

j. Presentasi laporan kerja praktek ke unit

Setelah hasil evaluasi tersebut disetujui oleh pembimbing lapangan, mahasiswa

akan mempresentasikan hasil pekerjaan yang dikerjakan selama pelaksanaan

kerja praktek kepada unit Mega Andalan Komponen Plastik (MAKP).

4.4. Hasil Pekerjaan

4.4.1. Latar Belakang Penelitian

PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) merupakan industri manufaktur yang bergerak

di bidang penghasil peralatan rumah sakit. Perusahaan ini terbagi menjadi

beberapa unit, yaitu Unit Training Centre (UTC), Unit Tool Maker (UTM), Export

Oriented Product (EOP), Mega Andalan Roda dan Kastor (MARK), Mega Andalan

Komponen Plastik (MAKP), Mega Andalan Komponen Logam (MAKL), Hospital

Equipment (HE), Sentra Pengembangan Industri Kecil Mega Andalan (SPIKMA),

Mega Andalan Electro Platting (MAEP), dan Mega Andalan Plastik Industri (MAPI).

Pada pelaksanaan kerja praktek ini mahasiswa ditempatkan di unit Mega Andalan

Komponen Plastik (MAKP) lebih tepatnya bagian produksi dan gudang.

Pada unit MAKP terdapat beberapa permasalahan dibagian produksi dan gudang.

Pada bagian produksi terdapat permasalahan berupa kekurangan bahan ketika

proses produksi berlangsung, terdapat produk reject dalam jumlah yang cukup

banyak, hingga waktu persiapan komponen dan pengiriman komponen yang

terkadang terlalu lama. Berdasarkan permasalahan tersebut kepala unit dan

kepala bagian produksi unit MAKP memiliki rencana untuk melakukan evaluasi

pada bagian produksi maupun gudang. Evaluasi tersebut bertujuan untuk meneliti

permasalahan yang ada serta menganalisis sehingga dapat dilakukan perbaikan

pada permasalahan tersebut.

4.4.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana efisiensi penggunaan bahan pada proses produksi di unit MAKP?

b. Apakah penyebab utama terjadinya kecacatan pada suatu poduk?

c. Berapa rata-rata umur persiapan komponen?

d. Berapa rata-rata umur pengiriman produk kepada konsumen?

73

4.4.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Menganalisis efisiensi penggunaan bahan dan jam mesin pada setiap proses

produksi agar penggunaanya tidak berlebih

b. Mengidentifikasi penyebab utama kecacatan pada suatu produk untuk

mengurangi jumlah produk reject

c. Menganalisis dan memperbaiki proses persiapan dan pengiriman komponen

sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama

4.4.4. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah penyelesaian masalah hanya

berdasarkan data-data yang bersumber dari Kertas Kerja Produksi (KKP), lembar

persiapan barang dan delivered order, serta beberapa data lainnya berupa biaya

mesin/jam dan database komponen plastik. Selain itu, penyelesaian masalah ini

hanya berdasarkan metode yang dijelaskan oleh pembimbing lapangan karena

metode tersebut sebelumnya telah digunakan sehingga mahasiswa dapat

langsung melanjutkan evaluasi tersebut berdasarkan metode yang selama ini telah

digunakan.

4.4.5. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan alur atau urutan pelaksanaan penelitian yang

ditunjukkan melalui gambar. Metodologi penelitian yang digunakan dalam

pelaksanaan kerja praktek ini dapat dilihat pada Gambar 4.1. yang tertera pada

sub bab sebelumnya.

4.4.6. Dasar Teori

a. Pengertian efisiensi

Mulyamah (1987) mengatakan bahwa efisiensi merupakan suatu ukuran dalam

membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang

direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya.

Sedangkan, Hasibuan (1984) mengatakan efisiensi adalah perbandingan terbaik

antara input dan output, seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan

penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang

telah diselesaikan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat efisiensi ditunjukkan pada

Persamaan 4.1.:

74

(4.1.) 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 =𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

Keputusan yang dapat diambil dari hasil perhitungan tingkat efesiensi tersebut

adalah:

i. Jika, tingkat efisiensi bernilai lebih dari sama dengan 1 maka efisiensi

tercapai

ii. Jika, tingkat efisiensi bernilai kurang dari 1 maka efisiensi tidak tercapai

b. Pengertian utilitas

Utilitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses produksi agar

proses produksi dapat berjalan dengan lancar serta sesuai dengan standar

pencapaian yang telah ditentukan oleh perusahaan. Utilitas dapat diartikan

sebagai pengoptimalan waktu opeasi mesin dibandingkan dengan waktu yang

tersedia. Pada umumnya perusahaan melakukan pembelian atau pembaharuan

mesin lagi ketika utilitas suatu mesin tersebut bernilai 70% keatas. Dimana sisa

utilitas yang tersedia, yaitu maksimal 30% biasanya hanya dapat digunakan

sebagai 10% persiapan ata set up mesin dan 20% untuk maintenance.

c. Bahan baku

Bahan baku merupakan unsur-unsur yang termasuk dalam suatu proses produksi.

Penggunaan bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan atau komposisi dari

produk yang akan dibuat. Pada setiap perusahaan biasanya telah menyusun

bahan bakunya sesuai ukuran yang dibutuhkan atau dapat disebut proses

prefabrikasi bahan. Jumlah persediaan bahan baku tergantung dengan kebijakan

perusahaan, dimana terdapat beberapa perusahaan menyiapkan bahan baku

dalam jumlah yang melebihi kebutuhan. Tetapi, terdapat juga perusahaan yang

menyediakan bahan baku hanya sesuai dengan kebutuhannya. Kedua kebijakan

tersebut sama-sama memiliki kekurangan, yaitu jika menyediakan barang dengan

jumlah yang lebih dibandingkan kebutuhannya maka memperbesar biaya simpan

yang dikeluarkan tetapi hal ini dapat digunakan untuk antisipasi jika terjadi

kekurangan jumlah bahan baku dalam proses produksi. Sedangkan, kebijakan

lainnya berkebalikan dengan kebijakan tersebut.

4.4.7. Data dan Pengolahan Data

Pada penelitian ini dibutuhkan beberapa data dari setiap permasalahan. Berikut

merupakan penjelasan mengenai data-data yang diperlukan pada masing-masing

permasalahan:

75

a. Efisiensi penggunaan bahan

Data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan efisiensi bahan berupa, jenis

komponen yang diproduksi, no. KKP, jenis bahan yang digunakan, jumlah

komponen yang diproduksi, jenis mesin yang digunakan, estimasi berat bahan

yang digunakan untuk satu produk, dan jumlah produk reject. No. KKP digunakan

agar dapat mencari data lebih mudah ketika data-data tersebut dibutuhkan. Jenis

komponen dan jenis bahan yang digunakan untuk mengetahui berat bahan yang

dibutuhkan dalam pembuatan satu komponen. Jenis mesin yang digunakan untuk

menganalisis efisiensi bahan yang digunakan apakah dipengrahi oleh faktor mesin

atau tidak. Jumlah produk reject dibutuhkan untuk menghitungan efisiensi bahan

dengan mengetahui estimasi penggunaan bahan dengan penggunaan bahan

yang aktual. Data-data dan pengolahan data tersebut ditunjukkan pada Lampiran

dari laporan ini.

b. Penyebab utama produk reject

Data-data yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi penyebab produk reject adalah

jenis komponen beserta jumlah produk reject setiap harinya, jenis mesin yang

digunakan, serta jumlah produk reject berdasarkan penyebabnya. Berdasarkan

data tersebut dapat dilakukan analisis terhadap penyebab produk reject. Produk

reject tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor mesin,

jumlah produksi, operator, maupun faktor lainnya. Data-data dan pengolahan data

tersebut ditunjukkan pada Lampiran.

c. Umur persiapan komponen

Data-data yang dibutuhkan untuk menghitung umur persiapan komponen dapat

dilihat pada lembar persiapan komponen, dimana data yang dibutuhkan adalah

jenis komponen, jumlah komponen yang diproduksi, serta tanggal awal persiapan

hingga akhir persiapan. Data-data dan pengolahan data tersebut ditunjukkan pada

Lampiran.

d. Umur pengiriman barang

Data-data yang dibutuhkan untuk menghitung umur pengiriman barang dapat

dilihat pada lembar persiapan komponen, dimana data yang dibutuhkan adalah

jenis komponen, jumlah komponen yang diproduksi, serta tanggal mulai

pengiriman hingga pengiriman sampai pada konsumen. Data-data dan

pengolahan data tersebut ditunjukkan pada Lampiran.

76

4.4.8. Analisis dan Pembahasan

a. Efisiensi penggunaan bahan

Proses produksi yang dilakukan di unit MAKP untuk memproduksi komponen

plastik terdiri dari beberapa macam bahan, yaitu PP Copolymer Cosmoplene AV

161, UBE Nylon Polyamide 6, ABS Toyolac 700-314 Natural, TPU Desmopan,

ABS Crusher, Celcon M90, Tecgnyl A 205 F NAT, PA 6+ GF, dan Nylon Akulon.

Perhitungan efisiensi penggunaan bahan dilakukan terhadap masing-masing jenis

bahan. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Microsoft Excel

didapatkan rata-rata berat bahan berlebih dan nilai efisiensi penggunaan pada

masing-masing bahan pada periode Agustus-September pada Tabel 4.1.:

Tabel 4.1. Hasil Pengolahan Data Penggunaan Bahan

No. Jenis Bahan

Berat Bahan Masuk

(kg)

Berat Bahan

Terbuang (kg)

Berat Bahan Keluar

(kg)

Nilai Efisiensi

(%)

1 PP Copolymer-cosmoplene

AV 161 23996 702 24698 97.1577

2 UBE Nylon Polyamide 6 8460 43 8503 99.4943

3 Tecgnyl A 205 F NAT 2365 39 2404 98.3777

4 ABS Toyolac 700-314

Natural 8530 490 9020 94.5676

5 TPU Desmopan 2922 85 3007 97.1733

6 ABS Crusher 9215 538 9753 94.4837

7 Celcon M90 3670 2 3672 99.9455

8 PA 6+ GF 15283 33 15316 99.7845

9 Nylon Akulon 31975 0 31975 100

Nilai efisiensi penggunaan bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah

produk yang cacat, berat bahan baku yang berlebih, jumlah produksi, frekuensi

produksi, standar berat bahan baku yang ditetapkan, dsb. Pada proses produksi

di unit MAKP faktor yang paling berpengaruh terhadap nilai efisiensi bahan adalah

jumlah produk cacat, berat bahan baku yang berlebih, dan frekuensi produksi.

Bahan baku yang memiliki nilai efisiensi paling besar adalah Nylon Akulon, yaitu

sebesar 100%. Sedangkan, nilai efisiensi terkecil adalah nilai efisiensi dari bahan

ABS Crusher sebesar 94.4837%. Bahan baku dengan berat bahan baku terbuang

paling berat adalah bahan PP Copolymer Cosmoplene AV 161 sebesar 702 kg.

77

Sedangkan, untuk bahan baku berlebih paling sedikit adalah bahan Nylon Akulon

sebesar 0 kg atau penggunaan bahan tidak mengalami kelebihan.

Pada hasil perhitungan efisiensi penggunaan bahan dapat dilihat bahwa nilai

efisiensi bahan terbesar dapat diakibatkan karena frekuensi penggunaan bahan

baku yang tidak sebanyak bahan baku lainnya sehingga jumlah atau berat bahan

baku yang digunakan lebih sedikit dan mengakibatkan nilai efisiensi yang penuh

sebesar 100% sedangkan untuk bahan ABS Crusher yang memiliki nilai efisiensi

paling kecil dibandingkan bahan baku lainnya dapat disebabkan oleh jumlah

produk cacat dalam proses produksi suatu produk yang berbahan baku ABS

Crusher. Sehingga, penggunaan bahan baku ABS Crusher melebihi standar

penggunaan bahan yang telah ditetapkan. Bahan baku PP Copolymer

Cosmoplene memiliki kelebihan penggunaan bahan baku paling berat

dibandingkan bahan baku lainnya, tetapi nilai efisiensi dari penggunaan bahan

baku tersebut tidak berada pada posisi paling kecil tetapi pada posisi tengah-

tengah. Hal tersebut diakibatkan karena frekuensi penggunaan bahan baku PP

Copolymer Cosmoplene yang berjumlah cukup banyak sehingga berat bahan baku

berlebih yang digunakan juga dalam jumlah yang besar. Bahan baku dengan berat

berlebih paling kecil atau bahkan tidak ada adalah bahan baku Nylon Aukson. Hal

tersebut diakibatkan karena frekuensi penggunaan bahan baku tersebut dalam

jumlah sedikit dan pada proses produksi tidak terdapat produk cacat sehingga

tidak terdapat bahan baku berlebih.

Efisiensi penggunaan bahan baku dari masing-masing bahan baku memiliki nilai

diatas 90%. Hal tersebut dapat dikatakan penggunaan bahan baku ini masih

efisien karena memiliki nilai efisiensi yang masih dalam ketegori tinggi. Strategi

untuk meningkatkan nilai efisiensi tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi

jumlah produk reject karena adanya produk reject merupakan faktor yang paling

berpengaruh dalam penggunaan bahan baku. Semakin banyak jumlah produk

reject, maka semakin banyak kelebihan bahan baku yang digunakan. Tindakan

untuk mengurangi jumlah produk reject tersebut dilakukan dengan cara evaluasi

mengenai penyebab terjadinya reject. Selain itu, perusahaan dapat mengantisipasi

kekurangan bahan ataupun kelebihan penggunaan bahan dengan melihat data

masa lalu. Berdasarkan data masa lalu tersebut dapat dilakukan perencanaan dan

pengendalian bahan baku, sehingga bahan baku yang disediakan tidak kurang

maupun tidak lebih. Hal tersebut juga dapat dilakukan untuk mengantisipasi jika

terdapat produk yang reject dan harus melakukan rework. Jika harus dilakukan

78

rework, maka rework dapat dilakukan dengan menggunakan sisa bahan yang ada.

Sedangkan, jika bahan yang digunakan tersisa maka dapat digunakan untuk

produksi berikutnya.

b. Penyebab utama produk reject

Pada unit MAKP dalam setiap proses produksi seringkali terdapat produk reject.

Reject terhadap produk disebabkan oleh berbagai faktor, seperti temperatur mesin

pada saat proses produksi dilakukan terlalu panas ataupun terlalu dingin, bahan

yang digunakan berkualitas kurang baik sehingga ketika dipanaskan bahan

meleleh dan tidak bisa dicetak,serta molding yang terlalu panas ataupun dingin.

Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan produk mengalami kecacatan berupa

produk lembab, volume produk tidak penuh, warna tidak sesuai dengan yang

diharapkan seperti warna belang atau pudar pada sebagian sisi produk, terdapat

bagian produk yang pecah, serta permukaan produk yang kurang halus.

Pelaksanaan evaluasi penyebab utama produk reject ini dilakukan dengan

menghitung jumlah produk cacat pada setiap produksi dan menganalisis jenis

kecacatan yang terjadi. Data yang digunakan dalam evaluasi ini merupakan data

produksi periode Agustus-September. Data tersebut sama dengan data yang

digunakan dalam melakukan perhitungan efisiensi penggunaan bahan baku yang

diperoleh dari Kertas Kerja Produksi (KKP).

Berdasarkan hasil pemeriksaan produk reject disetiap mesin injeksi maupun

bagian gudang terdapat 3 jenis kecacatan produk, yaitu kempot, warna belang

atau pudar, Diagram yang menunjukkan persentase jumlah produk dari masing-

masing jenis reject ditunjukkan pada Gambar 4.2.:

79

Gambar 4.2. Diagram Persentase Jumlah Produk Reject

Pada Gambar 4.2. dapat dilihat persentase jumlah produk reject berupa kempot

sebesar 10%, belang sebesar 30%, dan tidak penuh sebesar 60%. Jenis reject

yang paling banyak adalah hasil produksi yang tidak penuh. Hasil produksi yang

tidak penuh tersebut menyebabkan bentuk produk tidak sesuai dengan desain

yang telah ditentukan. Terdapat beberapa bagian produk yang tidak utuh.

Misalnya, bagian ujung produk tidak terbentuk sehingga produk yang seharusnya

memiliki sudut tetapi ini bagian ujung produk berlubang. Hal ini disebabkan oleh

temperatur mesin yang terlalu panas pada saat proses injeksi. Berdasarkan hasil

wawancara dengan operator diketahui bahwa kecacatan tersebut paling sering

terjadi di awal proses produksi karena pengaturan suhu pada mesin injeksi yang

kurang tepat sehingga suhu terlalu panas dan menyebabkan bagian produk

meleleh sehingga produk tidak utuh.

Pengaturan suhu yang tidak tepat tersebut dapat dipengaruhi oleh keahlian

operator dalam mengatur dan menggunakan mesin terlebih beberapa operator

yang merupakan pekerja baru. Melihat hal tersebut, maka dimungkinkan adanya

pelatihan atau training yang ditujukan kepada para operator terutama operator

baru dalam menggunakan mesin. Selain itu, pada setiap mesin injeksi dapat

diberikan lembar Standard Operating Procedure (SOP) dari penggunaan mesin

injeksi tersebut sehingga sebelum melakukan proses produksi, operator terlebih

dahulu dapat melihat prosedur dan cara penggunaan mesin dengan tepat.

10%

30%60%

Penyebab Utama Reject

Kempot Belang Tidak Penuh

80

Jenis kecacatan dengan nilai persentase jumlah produk terbesar kedua adalah

jenis kecacatan berupa warna produk yang belang maupun pudar. Hal ini

disebabkan karena suhu yang kurang panas, penggunaan komposisi bahan dan

warna yang kurang, bahan lembab, serta posisi produk pada saat proses injeksi

miring. Suhu yang kurang panas dapat diatasi dengan usulan perbaikan pada

permasalahan sebelumnya, yaitu training operator dalam penggunaan mesin.

Penggunaan komposisi bahan dan warna sebaiknya disesuaikan dengan

ketentuan pada Kertas Kerja Produksi (KKP) dan jika bahan yang tersedia tidak

mencukupi sebaiknya jumlah produksi dilakukan sesuai dengan jumlah persediaan

bahan sehingga tidak menyebabkan reject pada produk. Selain itu, sebelum

melakukan proses produksi sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan kualitas

bahan yang akan digunakan. Jika bahan terdapat reject seperti bahan yang

lembab, maka sebaiknya digunakan bahan yang lain untuk mencegah maupun

mengurangi terjadinya reject pada produk. Posisi produk yang miring saat injeksi

dapat dipengaruhi oleh cara operator ketika meletakkan bahan pada mesin. Hal

tersebut merupakan human error. Sebaiknya, operator lebih teliti dalam

meletakkan komponen pada mesin. Untuk mengatasi hal ini dapat juga dilakukan

dengan mengadakan training serta pemberian SOP pada setiap mesin injeksi.

Jenis kecacatan yang paling jarang terjadi adalah produk yang kempot. Hal ini

sangat dipengaruhi oleh penggunaan suhu pada proses injeksi. Suhu yang terlau

tinggi menyebabkan produk menjadi kempot dan jika suhu semakin panas maka

produk akan meleleh. Usulan perbaikan yang diberikan sama seperti usulan

perbaikan pada permasalahan-permasalahan sebelumnya, yaitu diadakannya

training dan penerapan SOP beserta sanksinya jika tidak mengikuti SOP yang

berlaku.

Hasil pemeriksaan jumlah produk reject dari masing-masing komponen selama

bulan Agustus hingga September ditunjukkan pada Tabel 4.2.:

Tabel 4.2. Jumlah Produk Reject Tiap Komponen

No. Nama Komponen Jumlah Reject berdasarkan Jenis Reject Total Jumlah

Reject Kempot Belang Tidak Penuh

1 Injection Bottom B 6 59 115 180

2 Side Frame-Cover 4 8 12 24

3 Injection Bottom A 17 94 165 276

4 Pin Stopper 9 25 61 95

81

Tabel 4.2. Lanjutan

No. Nama Komponen Jumlah Reject berdasarkan Jenis Reject Total Jumlah

Reject Kempot Belang Tidak Penuh

5 Wheel-in 24 Inch 3 11 5 19

6 Bumper Trolley 0 0 0 0

7 High Low Link Stopper 1 6 12 19

8 Tutup Pipa Kotak 0 0 0 0

9 Tutup Pipa 25 x 25 m 3 1 4 8

10 Caster Pipe Cap 6 8 26 40

11 Wheel-out SW 2 Inch 1 1 5 7

12 Tutup Baud Hexagon 11 19 32 62

13 Mattress Stopper 6 38 68 112

14 High Low Link Protector 3 7 8 18

15 Tutup Samping Roda 1 1 0 2

16 Hand Pad 0 0 0 0

17 Hand Rem 1 9 2 12

18 Bottom Arm Head 7 19 35 61

19 Cover Bumper Supramak 0 11 12 23

20 Pijakan 14 34 77 125

21 Cover Case DW 5 Inch 9 25 76 110

22 Engsel Pendorong 16 26 96 138

23 Tutup Rumah Engsel

Sideguard SOTA 0 3 5 8

24 Engsel Divider Room 1 4 10 15

25 Rail Kaki Silang 1 3 2 6

26 Engkol Pendorong 5 19 30 54

27 Frame Joint Adjuster 3 0 12 15

28 Wheel-in 8 inch 1 2 6 9

29 Stopper Atas 6 16 55 77

30 Gantungan Infuse 2 5 1 8

31 Wheel-in DW 5 inch 4 9 30 43

32 Rumah Engsel Sideguard

SOTA 1 3 16 20

33 Handle Pendorong 3 6 10 19

34 Ring Nilon Baru 0 0 0 0

35 Bumper Supramak 63 128 250 441

36 Baud Pengunci 12 18 21 51

37 Panel SOTA 14 60 67 141

38 Side Cover 11 29 41 81

39 Sideguard SOTA Foot

Outside 12 23 32 67

40 Baud Matras 9 8 20 37

41 Panel Economic 1 11 17 29

42 Center Panel Side 15 13 44 72

43 Wheel-out SW 5 Inch 0 1 2 3

44 Wheel-out DW 5 Inch 2 6 19 27

45 Wheel-out 24 Inch 1 7 8 16

82

Tabel 4.2. Lanjutan

No. Nama Komponen Jumlah Reject berdasarkan Jenis Reject Total Jumlah

Reject Kempot Belang Tidak Penuh

46 Wheel-out 8 Inch 7 24 59 90

47 Sideguard Transferring

Patient 9 5 15 29

48 Top Table 1 2 5 8

49 Bottom Arm Bush 2 5 7 14

50 Code Clump 8 15 20 43

51 High Low Joint 4 7 15 26

52 Link Stopper 3 25 42 70

53 Engsel Bawah New 8 26 40 74

54 Stoper Jeruji 13 52 65 130

55 Rumah Pengunci New 0 1 5 6

56 Bush Dudukan Tiang Infus

New 2 2 9 13

Data jenis dan jumlah produk cacat akan ditunjukkan dengan menggunakan

diagram parretto. Hal ini bertujuan agar dapat melihat lebih jelas produk dengan

jumlah cacat paling banyak selama satu bulan dan penyebab kecacatan produk

tersebut yang paling sering terjadi. Pareto jumlah produk cacat dari masing-maisng

produk dapat dilihat pada Gambar 4.3.

83

Gambar 4.3. Pareto Keseluruhan Produk

Berdasarkan Gambar 4.3. dapat dilihat bahwa komponen dengan jumlah reject

paling banyak adalah komponen Bumper Supramak dengan jumlah sebanyak 441

unit selama satu bulan. Pada proses produksi komponen Bumper Supramak harus

lebih diperhatikan. Produk Bumper Supramak mengalami kecatatan dengan jenis

produk cacat yang berbeda. Perbedaan jenis produk cacat tersebut dibedakan

berdasarkan penyebab kecacatan serta solusi untuk mengatasinya. Jumlah

produk cacat dari masing-masing jenis kecacatan produk Bumper Supramak

ditunjukkan dalam bentuk Pareto agar dapat dilihat lebih mudah jumlah produk

cacat terbanyak dari beberapa jenis kecacatan. Pareto jumlah produk cacat dari

masing-masing jenis kecacatan produk Bumper Supramak dapat dilihat pada

Gambar 4.4.

84

Gambar 4.4. Pareto Produk Cacat Bumper Supramak

c. Umur persiapan komponen

Umur persiapan komponen merupakan durasi waktu atau lama komponen

tersebut disiapkan mulai dari tanggal order komponen hingga komponen tersebut

siap dikirmkan pada konsumen. Pada pengolahan data ini dilakukan perhitungan

umur persiapan komponen secara keseluruhan maupun masing-masing

komponen. Dalam periode Agustus-September data yang dibutuhkan untuk

menghitung umur persiapan komponen berasal dari persiapan 39 jenis komponen

dengan jumlah masing-masing komponen yang berbeda-beda.

Hasil pengolahan data dari umur persiapan komponen pada masing-masing

komponen ditunjukkan pada Tabel 4.3.:

Tabel 4.3. Umur Persiapan Komponen

No. Komponen Rata-rata Umur

Persiapan Komponen (hari)

1 Castor DW 5" 2

2 Wheel Chair 31303 3

3 Trendgate Bed 29 2

4 Panel Bed 1

5 Transfering Patient 3

6 Changing Table 10

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

-9

41

91

141

191

241

291

341

391

441

Tidak Penuh Belang Kempot

Pareto Produk Cacat Bumper Supramak

Jumlah Akumulasi (%)

85

Tabel 4.3. Lanjutan

No. Komponen Rata-rata Umur

Persiapan Komponen (hari)

7 Sideguard Supramak 5

8 Panel SOTA 5

9 Medicine Cabinet 1

10 Locker 6D 1

11 Classic Bed with Back

Raise 4

12 Overbed Table 1

13 Foot Step K 2

14 Part 2

15 Elc. Gyn Exam Table 1

16 Castor 5" 2

17 Cover Wheel 1

18 Castor DW 2" 4

19 Dressing Trolley 2

20 Sotamak Homecare Bed 7

21 Waiting Chair 6

22 Infuse Stand 5

23 Manual Crank

SOTAMAK 11

24 Electric Sotamak Bed 2

25 Bedside Cabinet 8

26 Instrument Trolley 4

27 Operating Table 3

28 Medicine Trolley 1

29 Em. Mobile Stretcher 1

30 Sofa Bed 9

31 Folding Bed 8

32 Locker 12D 2

33 Infinite Bed 1

34 Bunk Bed 1

35 Hydraulic Sotamak Bed 1

36 Castor DW 6" 1

37 Emergency Trolley 1

38 Food Trolley 1

39 Donor Chair 1

Rata-rata umur persiapan komponen secara keseluruhan berdasarkan data diatas

adalah 4 hari. Berdasarkan hasil evaluasi selama satu bulan periode bulan

86

Agustus hingga September, komponen dengan rata-rata umur persiapan yang

paling lama adalah komponen Manual Crank SOTAMAK, yaitu selama 11 hari.

Sedangkan, untuk komponen lainnya lebih banyak memiliki rata-rata umur

persiapan 1-2 hari dan dibawah 4 hari. Komponen tersebut memiliki rata-rata umur

persiapan yang lebih lama karena ketersediaan komponen yang sering mengalami

kehabisan stok. Komponen yang mengalami out of stock dapat disebabka oleh

sistem pengadaan yang kurang baik. Seperti yang telah dibahas sebelumnya dari

rata-rata umur persiapan secara keseluruhan, bahwa perlu diadakan perencanaan

produksi berdasarkan data masa lalu, berupa jumlah permintaan beserta periode

permintaan, jumlah persediaan yang tersedia setiap periode, serta jumlah safety

stock yang tersedia pada gudang. Pada unit MAKP telah menerapkan jumlah

safety stock untuk setiap komponen. Komponen penyusun Manual Crank

SOTAMAK ini memiliki safety stock sejumlah 500 unit. Dengan jumlah safety stock

saat ini, terkadang komponen masih mengalami out of stock. Hal tersebut dapat

diatasi dengan menambahkan jumlah safety stock hingga dua kali lipat, sehingga

umur persiapan komponen dapat berkurang hingga 5 hari.

Persiapan komponen pada jenis komponen yang sama dalam waktu order yang

berbeda terkadang memiliki lama umur persiapan yang berbeda. Hal itu dapat

disebabkan karena ketersediaan komponen yang dibutuhkan. Terkadang terdapat

order komponen dengan umur persiapan yang jauh lebih lama dibandingkan

dengan umur persiapan order komponen lainnya karena komponen yang

dibutuhkan tidak tersedia dan pengadaan komponen tersebut berlangsung dalam

waktu yang lama. Selain itu, umur persiapan komponen juga dipengaruhi oleh

tanggal order komponen. Misalnya, komponen melakukan order pada periode ini

dan due date order tersebut adalah 3 periode ke depan. Lalu, ketika dilakukan

proses persiapan komponen oleh perusahaan terdapat order baru yang memiliki

due date lebih cepat dari due date order sebelumnya. Sehingga, perusahaan

menghentikan dahulu persiapan komponen dari order pertama dan melakukan

persiapan untuk order baru karena due date yang lebih dekat. Hal itu

menyebabkan umur persiapan komponen dari order pertama menjadi lama.

Persiapan komponen yang memakan waktu terlalu lama sebaiknya perlu

dikurangi. Hal tersebut jika dibiarkan maka dapat menyebabkan waktu persiapan

komponen akan semakin lama dan terulur-ulur sehingga terjadi keterlambatan.

Persiapan komponen terkadang mengalami penundaan karena komponen tidak

tersedia. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur jumlah persediaan di

87

inventory. Persediaan di inventory dapat dilakukan dengan membuat perencanaan

produksi berdasarkan data order masa lalu. Sehingga, ketika terdapat order tidak

mengalami out of stock.

d. Umur Planned Order (PO)

Umur Planned Order (PO) merupakan durasi waktu dari tanggal PO Masuk yang

merupakan tanggal pemesanan order hingga waktu order tersebut diambil oleh

vendor.

Pada tugas ini, data yang diperoleh adalah data Planned Order (PO) pada periode

Juli 2017. Periode yang digunakan hanya periode tersebut karena untuk periode

Agustus dan selanjutnya belum memiliki data Planned Order (PO) sehingga yang

digunakan adalah data PO pada periode terakhir.

Berdasarkan perhitungan umur PO didapatkan rata-rata umur PO pada bulan Juli

selama 89 hari. Umur PO pada masing-masing order komponen dari periode Juli

dapat dilihat secara lengkap pada lampiran. Umur PO yang paling lama terdapat

pada order komponen Baud Matras (K9) selama 157 hari dengan order dilakukan

pada bulan April dan order diterima pada bulan Agustus. Sedangkan, umur PO

yang paling cepat adalah order komponen Handle Bedside selama 3 hari.

Berdasarkan data-data yang diperoleh, meskipun terdapat beberapa komponen

yang memiliki umur PO dalam durasi waktu yang cukup lama tetapi hal yang

terpenting adalah barang tiba dipihak vendor tidak melebihi due date yang telah

ditentukan. Sehingga, tidak terjadi keterlambatan dan tidak menurunkan tingkat

keupasan konsumen.

Komponen yang terkadang memiliki umur PO cukup lama hingga berbulan-bulan

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu proses antara unit Mega Andalan

Komponen Logam (MAKL) dengan unit Hospital Equipment (HE) dalam waktu

yang lama, revisi rencana produksi dari bagian PPIC pada unit HE, dan

keterbatasan box untuk pengiriman dari unit MAKP. Berdasarkan hasil wawancara

dengan bagian sales administration pada unit MAKP didapatkan bahwa faktor

yang paling sering menyebabkan umur persiapan planned order (PO) menjadi

lebih lama adalah adanya revisi rencana produksi dari unit HE. Revisi rencana

produksi tersebut menyebabkan adanya perubahan jadwal produksi sehingga lead

time menjadi lebih lama karena jadwal produksi diundur sedangkan tanggal

planned order (PO) sudah masuk atau terdata pada unit MAKP sesuai rencana

produksi sebelum ada perubahan. Keterbatasan box dari unit MAKP dalam hal

88

pengiriman komponen ke unit HE atau vendor lainnya tidak begitu mempengaruhi

umur planned order (PO) menjadi jauh lebih lama, tetapi hanya mempengaruhi

teknis pengiriman yang kurang efisien. Sebaiknya, perlu ditambahkan beberapa

box pengiriman sesuai dengan jumlah kekurangan yang biasanya terja

89

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarka tugas dan hasil pengerjaan tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa

dalam pelaksanaan kerja praktek ini kesimpulan yang dapat diambil adaladh:

a. Efisiensi penggunaan bahan baku di unit MAKP masih cukup baik tetapi perlu

ditingkatkan lagi.

b. Peningkatan nilai efisiensi penggunaan bahan baku tersebut dapat dilakukan

dengan mengurangi produk reject dan menyediakan bahan baku sesuai data

jumlah produksi masa lalu.

c. Jumlah produk reject paling banyak berupa volume yang tidak penuh yang

disebabkan oleh model komponen yang tidak sesuai dengan mold, bahan baku

yang kualitasnya kurang baik, serta temperatur mesin pada proses produksi

terlalu panas ataupun kurang panas.

d. Perlu dilakukan training operator mengenai proses produksi dengan

menggunakan mesin serta pemilihan bahan baku dengan kualitas yang baik.

e. Rata-rata umur persiapan komponen dari unit MAKP bernilai kecil, sehingga

tidak menghambat pengiriman komponen.

f. Perusahaan perlu melakukan perencanaan produksi dalam pengadaan

komponen agar tidak mengalami out of stock ketika proses persiapan order

komponen untuk mempersingkat umur persiapan komponen.

g. Umur Planner Order (PO) sebagian besar berlangsung lama, tetapi hal itu tidak

menyebabkan keterlambatan pengiriman pada vendor.

5.2. Saran

a. Pada unit MAKP sebaiknya dilakukan evaluasi dari awal persiapan produksi

hingga pengiriman komponen secara kontinyu

b. Pada unit MAKP perlu ditetapkan Standard Operating Procedure (SOP) dalam

segala aktivitas, terlebih pada operator mesin injeksi.

c. Pada unit MAKP perlu memperhatikan pentingnya Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) dalam melakukan aktivitas di lantai produksi.

90

d. DAFTAR PUSTAKA

e. Dani, D. (2012). Usulan Perbaikan untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi

Mesin Fin Forming dengan Menggunakan Metode Efektifitas Seluruh

Peralatan (OEE) di PT. XYZ. Jurnal Teknik Industri, 51-65.

f. Dewi, S. K. (2012). Minimasi Defect Produk dengan Konsep Six Sigma . Jurnal

Teknik Industri , 43-50.

g. Hidayatno, A., & Afriansyah, B. (2004). Peningkatan Kualitas Potong Mesin

Eye Tracer di PT. United Tractors Pandu Engineering dengan Metode Six

Sigma. Jurnal Teknologi , 1-11.

h. Rinawati, D. I., & Dewi, N. C. (2014). Analisis Penerapan Total Productive

Maintenance (TPM) menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

dan Six Big Losses pada Mesin Cavitec di PT. Essentra Surabaya . Jurnal

SNATIF , 21-26.

i. Subiyanto. (2014). Analisis Efektifitas Mesin/Alat Pabrik Gula Menggunakan

Metode Overall Equipment Effectiveness. Jurnal Teknik Industri , 41-50.

j. Wahyuningtias , K. A. (2013). Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk Rusak

pada CV. Ake Abadi . Jurnal EMBA , 321-330.

k.

91

LAMPIRAN

92

93