BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik...

16
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan atau applied sciences dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusan-rumusannya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Sebagai langkah awal untuk mempelajari dan memenuhi segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek-aspek kepemimpinan dan permasalahannya, perlu dipahami terlebih dahulu makna atau pengertian dari kepemimpinan melalui berbagai macam perspektif. Menurut Rosmita, (2015) menyatakan bahwa: “kepemimpinan adalah seni untuk membuat orang lain mengikuti kehendak kita. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi. Proses mempengaruhi kehendaknya dimulai dari diri sendiri, agar bisa memimpin orang lain.” Menurut Northouse (2017) menyatakan bahwa: kepemimpinan adalah proses dimana individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama, penetapan kepemimpinan sebagai proses berarti, bukan sifat yang ada dalam diri pemimpin tetapi suatu “transaksi” yang terjadi antara pemimpin dan pengikut (folloers). Menurut Hidayat, (2018) “Kepemimpinan adalah apa yang para pemimpin lakukan, yaitu proses memimpin kelompok dan mempengaruhi kelompok untuk mencapai suatu tujuan”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses memimpin untuk mempengaruhi dan memotivasi sekelompok individu untuk pencapaian tujuan bersama. 6

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kepemimpinan

2.1.1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan atau applied

sciences dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusan-rumusannya

bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Sebagai langkah awal untuk

mempelajari dan memenuhi segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek-aspek

kepemimpinan dan permasalahannya, perlu dipahami terlebih dahulu makna atau

pengertian dari kepemimpinan melalui berbagai macam perspektif.

Menurut Rosmita, (2015) menyatakan bahwa: “kepemimpinan adalah seni untuk

membuat orang lain mengikuti kehendak kita. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah

proses untuk mempengaruhi. Proses mempengaruhi kehendaknya dimulai dari diri

sendiri, agar bisa memimpin orang lain.”

Menurut Northouse (2017) menyatakan bahwa: kepemimpinan adalah proses

dimana individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan

bersama, penetapan kepemimpinan sebagai proses berarti, bukan sifat yang ada

dalam diri pemimpin tetapi suatu “transaksi” yang terjadi antara pemimpin dan

pengikut (folloers).

Menurut Hidayat, (2018) “Kepemimpinan adalah apa yang para pemimpin

lakukan, yaitu proses memimpin kelompok dan mempengaruhi kelompok untuk

mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah proses memimpin untuk mempengaruhi dan memotivasi sekelompok individu

untuk pencapaian tujuan bersama.

6

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

2

2.1.2. Fungsi dan Metode Kepemimpinan

1. Fungsi kepemimpinan

Menurut Adair dalam Suwanto dan Priansa (2016), fungsi kepemimpinan yaitu:

a. Perencanaan

1) mencari semua informasi yang tersedia

2) mendefinisikan tugas

3) membuat rencana yang dapat terlaksana dalam rangka membuat keputusan

yang tepat.

b. Pemrakarsaan

1) memberikan pengarahan pada kelompok mengenai sasaran dan rencana.

2) menjelaskan mengapa menetapkan sasaran atau rencana merupakan hal yang

penting.

c. Pengendalian

1) memelihara antara kelompok

2) mempengaruhi tempo

3) memastikan semua tindakan diambil dalam upaya meraih tujuan

4) mendorong kelompok mengambil tindakan/keputusan.

d. Pendukung

1) mengungkapkan pengakuan terhadap orang dan konstribusi mereka

2) memberi semangat pada kelompok/individu

3) mencapai semangat tim.

e. Penginformasian

1) memperjelas tugas dan rencana

2) memberi informasi baru pada kelompok.

f. Pengevaluasian

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

3

1) pengevaluasian kelayakan gagasan

2) menguji konsekuensi solusi yang diusulkan

3) mengevaluasi presentasi kelompok.

2. Metode Kepemimpinan

Menurut Ordweay Tead dalam Suanto dan Priansa (2016) mengemukakan 7 metode

kepemimpinan yang telah mempengaruhi tindakan-tindakan setiap yang sukses, yaitu:

a. Metode yang pertama adalah memberi perintah, perintah itu timbul dari situasi

formal dan informal, karena itu perintah adalah fakta fungsional pada organisasi,

kedinasan atau jawaban pemerintah dan swasta, berbentuk instruksi, komando,

peraturan tata tertib, standar praktek atau perilaku yang harus dipatuhi.

b. Metode yang kedua adalah memberikan celaan dan pujian. Celaan harus diberikan

secara objektif dan tidak bersifat subjektif, juga tidak disertai emosi-emosi yang

negatie (benci, dendam, curiga, dan lain-lain). Sebaliknya pujian supaya diberikan,

sebab pribadi yang benar, yaitu pemimpin harus bersifat objekti dan jujur.

c. Metode yang ketiga adalah menumpuk tingkah laku pribadi yang benar, yaitu

pemimpin harus bersifat objektif dan jujur.

d. Metode yang keempat adalah peka terhadap saran-saran. Sifat pemimpin itu harus

luwes dan terbuka, dan peka pada saran-saran ekternal yang positif sifatnya.

e. Metode yang kelima adalah memperkuat rasa kesatuan kelompok. Tim kerja

merupakan kunci untuk menuju operasi yang sukses, diawali mulai unit terkecil

hingga terbesar harus menjadi satu kesatuan hingga memiliki visi dan misi yang

pada akhirnya akan mempermudah pencapaian tujuan yang diinginkan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

4

f. Metode yang keenam adalah kembangkan rasa tanggung jawab dikalangan

masyarakat.

g. Metode yang ketujuh adalah buat keputusan yang bernilai dan tepat pada waktunya,

seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan dalam ramalan yang cepat dari

suatu situasi sampai pada keputusan yang bernilai.

2.1.3. Tipe Kepemimpinan

Menurut Hidayat, (2018) Tipe kepemimpinan yang luas dikenal dan diakui

keberadaannya adalah sebagai berikut:

1. Tipe Otokratik

Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya

(pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak

boleh ada orang lain yang ikut campur. Seorang pemimpin yang tergolong

otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai

karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang pemimpin

yang egois. Seotang pemimpin otokratik akan menunjukan sikap yang

menonjolkan kekuatannya, dan selalu mengabaikan peranan bawwahan dalam

proses pengambilan keputusan, tidak mau menerima saran dan pandangan

bawahannya.

2. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire)

Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratik.

Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukan perilaku yang

pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin

yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan

organisasi berjalan dengan temponya sendiri. Disini seorang

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

5

pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan kebebasan yang

seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil.

3. Tipe Paternalistik

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang perannya dalam kehidupan

organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan

bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak

yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untum

memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan

kesejahteraan bawahannya. Pemimpin yang paternalistik mengharapkan agar

legitimasi kepemimpinannya merupakan penerima atas peranannya yang

didominan dalam kehidupan organisasi.

4. Tipe Kharismatik

Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya

tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang

sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit

mengapa orang tersebut itu dikagumi. Hingga sekarang, para ahli belum berhasil

menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma. Yang

diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya penarik yang amat

besar.

5. Tipe Militeristik

Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.

Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam menggerakan

bawahannya lebih sering mempergunakan sistem pemerintah, senang bergantung

kepada pangkat dan jabatannya, dan senang kepada formalitas yang berlebih-

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

6

lebihan. Menurut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya dan sukar

menerima kritikan dari bawahannya.

6. Tipe Pseudo-demokratik

Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik. Tipe

kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang pemimpin yang berusaha

mengemukakan keinginan-keinginannya dan setelah itu membuat sebuah panitia,

dengan berpura-pura untuk berunding tetapi yang sebenarnya tiada lain untuk

mengesahkan saran-sarannya. Pemimpin seperti ini menjadikan demokrasi

sebagai selubung untuk memperoleh kemenangan tertentu. Pemimpin yang

bertipe pseudo-demokratik hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal

sebenarnya dia bersikap otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan

lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus,

samar-samar.

2.1.4 Nilai-Nilai Kepemimpinan

Kepemimpinan tidak terlepas dari nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin.

Seper ti diungkapkan oleh Guth dan Taguiri dalam Fahmi (2016) yaitu:

1. Teoritik, yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan

mencari pembenaran secara rasional.

2. Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh keindahan,

menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.

3. Sosial, menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati, tidak mementingkan diri

sendiri.

4. Politis, berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor yang

sangat vital dalam kehidupannya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

7

5. Religius, selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang Pencipta.

Nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin dari ke lima tersebut pada prinsipnya

bisa bertambah lebih banyak lagi dari pada itu, namun umum dapat disebut hanya lima

saja. Seperti kita dapat menambahkan beberapa lagi yang bisa kita jadikan bahan

renungan dalam melihat nilai-nilai pemimpin, yaitu:

1. Sikap bijaksana

Sikap bijaksana ini menyangkut dengan kemampuan dalam pengambilan keputusan

yang tidak berat sebelah, namun keputusan yang diambil adalah memikirkan

banyak segi dan seimbang (balance).

2. Kesetiakawanan yang tinggi

Nilai kesetiakawanan yang tinggi menunjukan pemimpin tersebut memiliki

loyalitas tinggi pada sesama rekan kerja bahkan pada karyawannya.

2.2. Kinerja

2.2.1. Pengertian Kinerja

Kinerja pegawai merupakan masalah yang sentral dalam kehidupan sebuah

organisasi atau perusahaan akan mampu mencapai tujuan atau tidak, sangat tergantung

pada sebaik apa kinerja yang ditunjukan pada pegawainya.

Menurut Susanti, (2017) menyatakan bahwa “kinerja adalah sesuatu hasil karya

yang dapat dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.”

Menurut Ulfa dan Shinta, (2018) “kinerja merupakan hasil yang dicapai

seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.”

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

8

Menurut Rivai dan Sagala dalam Priansa (2017) menyatakan bahwa “kinerja

adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang

dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam perusahaan.”

Berdsarkan pendapat para ahli diatas, maka disimpulkan bahwa kinerja

merupakan suatu fungsi dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam perusahaan.

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Susanti, (2017) menyatakan bahwa faktor-faktor kinerja juga

dipengaruhi oleh motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan,

sistem kompensasi, desain pekerjaan, komitmen terhadap organisasi dan aspek-aspek

ekonomis, teknis serta keperilakuan lainnya.

Menurut Susanti, (2017) menyatakan ada dua macam faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang yaitu:

1. Faktor Individual yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat

fisik, minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

serta faktor individual lainnya.

2. Faktor Situasional

a. Faktor fisik pekerjaan, meliputi: metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan

kerja, penentuan ruang, dan lingkungan fisik (penyinaran, temperatur dan

ventilasi).

b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi peraturan organisasi, jenis latihan dan

pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

9

2.2.3. Kriteria-Kriteria Kinerja Karyawan

Menurut Schuler dan Jackson dalam Priansa (2017) menyebutkan tiga kriteria

yang berhubungan dengan kinerja sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 2.1 berikut:

Tabel II.1

Kriteria-Kriteria Kinerja Karyawan

No Kriteria Penjelasan

1.

Sifat

Kriteria berdasarkan sifat memusatkan diri pada karakteristik

pribadi seseorang karyawan. Loyaitan, keandalan, kemampuan

berkomunikasi, dan keterampilan memimpin merupakan sifat-

sifat yang sering dinilai selama proses penilaian. Jenis kriteria

ini memusatkan diri pada cara kerja seseorang, bukan pada yang

dicapai atau tidak diacapai seseorang dalam pekerjaannya.

2.

Perilaku

Kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada cara pekerjaan di-

laksanakan. Kriteria ini penting sekali bagi pekerjaan yang

membutuhkan hubungan antar personal pegawai. Sebagai

contoh, apakah pegawainya ramah atau menyenangkan.

3. Hasil Kriteria berkenaan dengan hasil semakin popular dengan se-

makin ditekannya produktivitas dan daya saing internasional.

2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan

2.3.1 Kisi-Kisi Operasional Variabel

Kisi-kisi operasional variabel yang penulis gunakan untuk menyusun daftar

pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini digunakan dalam tabel indikator dan

dimensi berikut:

Tabel II.2

Kisi-kisi operasional variabel Kepemimpinan

No

Dimensi

Indikator

Nomor

butir

kuesioner

1 Perencanaan Membuat rencana yang dapat

terlaksana 1

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

10

2

Pemrakarsaan

Membagi tugas pada karyawan 2,3 Memberikan pengarahan pada

karyawan

3 Pengendalian Mendorongkaryawan

mengambil keputusan 4

4

Pendukung

Memberi semangat pada karyawan

5,6

Menciptakan semangat tim kerja

5

Penginformasian

Memperjelas tugas dan rencana

7,8

Memberi informasi baru pada

karyawan

6

Pengevaluasian

Mengevaluasi kelayakan

gagasan

9,10 Mengevaluasi Prestasi

karyawan

Sumber: Suwanto dan Priansa (2016)

Tabel II.3

Kisi-kisi operasional Variabel Kinerja

No

Dimensi

Indikator

Nomor

butir

kuesioner

1 Kuantitas Produktivitas kerja

yang dihasilkan 1

2

Kualitas

Ketelitian

2,3,4

Kerapian

Kelengkapan dalam menangani tugas-

tugas

3 Kemandirian Kemampuan pegawai 5

4 Inisiatif Tanggung jawab 6

5

Adaptabilitas

Kemampuan

beradaptasi

7,8

Kemampuan bereaksi

6

Kerjasama Kerjasama dengan orang lain untuk

bekerja

9

7 Ketepatan

Waktu

Tingkat kegiatan yang

diselesaikan 10

Sumber: Priansa (2017)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

11

2.3.2 Uji Instrumen Penelitian

1. Uji validitas

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan

skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2015) menyatakan “Teknik korelasi untuk

menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling

banyak digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interprestasi terhadap

koefisien korelasi, Masrun menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif

dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item

tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk

dianggap memenuhi syarat adalah r = 0,3. Jadi antara butir dengan skor total kurang

dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Rosmita (2015) Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan

yang sudah valid. Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah responden

reliabel atau tidak. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil. Uji reliabilitas dapat dilakukan

dengan cara belah dua yaitu dengan membelah butir-butir pertanyaan menjadi dua

bagian yaitu butir ganjil dan butir genap. Selanjutnya dihitung korelasi produk

moment antara total skor butir ganjil dan butir genap, kemudian dihitung nilai

reliabilitas instrumen dengan rumus Spearman-Brown. Software SPSS memberikan

fasilitas mengukur reliabilitas dengan uji statistik Croanbach alpha (α) . suatu

variabel dikatakan sangat reliabel jika nilai Croanbach alpha diantara 0,800 hingga

1,00. Berikut ini adalah tabel skala Alpha Croanbach’s:

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

12

Tabel II.4

Skala Alpha Croanbach’s

Hasil uji Alpha Croanbach Keterangan

≤ 0,5 Tidak dapat digunakan

0,5-0,6 Jelek (poor)

0,6-,07 Cukup/dapat digunakan

0,7-0,9 Bagus (good)

≥ 0,9 Luar biasa bagus (excellent)

Sumber: Silalahi (2015)

2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan

Konsep dasar perhitungan yang penulis gunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2015) Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek

itu.

Menurut Sugiyono (2015) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

13

Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan PT Bukopin Finance Depok

sebanyak 40 populasi. Teknik dalam pengambilan sampel ini menggunakan teknik

sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel (sugiyono 2015).

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, menggunakan bantuan aplikasi

SPSS versi 2.1. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner

pada 45 karyawan PT Bukopin Finance Depok. Kuesioner diberikan langsung

sehingga peneliti dapat memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian

dengan cara pengisian kuesioner kepada responden. Pertanyaan- pertanyaan

menggunakan Skala Likert.

Menurut Sugiyono (2015) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai dari

sangat positif sampai sangat negatif, yakni:

Tabel II.5

Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-Ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono (2015)

2. Uji Korelasi

a. Uji Koefisien Korelasi

perhitungan sebagai dasar dalam analisa data meliputi Uji Koefisien Korelasi.

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan memberi

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

14

KP = (r2) x 100%

interprestasi terhadap kuatnya dua variabel itu yaitu hubungan antara

kepemimpinan terhadap kinerja. Berikut ini adalah rumus yang dapat digunakan

untuk mencari koefisien korelasi (r):

r = n∑xy – (∑x)(∑y)

√{nx2 – (∑x)2 } {n∑y2 – (∑y)2}

Keterangan:

∑ = jumlah

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

x = variabel bebas (kepemimpinan)

y = variabel tetap (kinerja)

Untuk memberikan interprestasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka

dapat digunakan pedoman seperti tertera pada tabel:

Tabel II.6

Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber: (Sugiyono 2016:184)

b. Uji Koefisien Determinasi

koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Koefisien determinasi dihitung

dengan mengjuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan dan

selanjutnya dikalikan 100% dengan demikian rumusnya:

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

15

Keterangan:

KP = Besarnya koefisien penentu (determinan)

r = Koefisien korelasi

c. Uji Koefisien Regresi

analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jumlah perubahan

variabel Y jika variabel X dimanipulasi. Perhitungan persamaan regresi linear

sederhana:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Subjek atau nilai variabel dependen yang diprediksi

a = Nilai konstanta jika X = 0

b = Koefisien regresi

X = Variabel bebas

Dimana untuk melihat hubungan antar variabel dengan menggunakan persamaan

regresi tersebut, maka nila a dan b harus dicari terlebih dahulu dengan rumusan

sebagai berikut:

b = n(∑XY) – (∑X)( ∑Y)

n (∑X2) – (∑X)2

a = (∑Y) – b(∑X)

n

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI...Tipe Kharismatik Seseorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut

1

6