BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0008...

38
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005), sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling terhubung untuk bekerja mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan output informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas bisnis. Menurut Turban (Rainer, Kelly, Turban, & Potter, 2007), sistem informasi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Komponen dasar suatu sistem informasi menurut Turban (Rainer, Kelly, Turban, & Potter, 2007) meliputi: Hardware merupakan kumpulan perangkat keras komputer seperti processor, monitor, keyboard dan printer. Peralatan tersebut bertugas menerima data, memproses dan menampilkan informasi sebagai hasilnya. Software adalah sebuah atau sekumpulan program yang berjalan dan mendukung hardware dalam memproses data mejadi suatu informasi.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0008...

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (Satzinger, Jackson, & Burd,

2005), sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling

terhubung untuk bekerja mengumpulkan, memproses, menyimpan dan

menyediakan output informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

tugas bisnis.

Menurut Turban (Rainer, Kelly, Turban, & Potter, 2007), sistem

informasi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, memproses,

menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan

tertentu. Komponen dasar suatu sistem informasi menurut Turban (Rainer,

Kelly, Turban, & Potter, 2007) meliputi:

Hardware merupakan kumpulan perangkat keras komputer seperti

processor, monitor, keyboard dan printer. Peralatan tersebut bertugas

menerima data, memproses dan menampilkan informasi sebagai

hasilnya.

Software adalah sebuah atau sekumpulan program yang berjalan dan

mendukung hardware dalam memproses data mejadi suatu informasi.

8

Database adalah kumpulan dari file atau tabel yang memiliki

keterkaitan dan mengandung data di dalamnya.

Network adalah sistem koneksi kabel maupun nirkabel yang

memungkinkan beberapa komputer yang berbeda dapat berbagi

resources.

Procedures adalah kumpulan instruksi tentang bagaimana

mengkombinasikan berbagai komponen sistem agar dapat memproses

informasi dan menghasilkan output yang diinginkan.

People adalah individu yang mengoperasikan hardware dan software,

berinteraksi dengan sistem dan menggunakan output informasi yang

dihasilkan.

Menurut Stair dan Reynolds (Stair & Reynolds, 2010), sistem

informasi suatu rangkaian berbagai elemen atau komponen yang saling

terhubung dalam mengumpulkan (input), memanipulasi (proses),

menyebarluaskan (output) data dan informasi, dan menyediakan

mekanisme feedback dalam mencapai tujuan tertentu.

Menurut Whitten (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004), sistem

informasi adalah suatu susunan yang terdiri dari manusia, data, proses dan

teknologi informasi yang saling berinteraksi dalam mengumpulkan,

memproses, menyimpan, dan menghasilkan output informasi yang

dibutuhkan oleh organisasi.

9

Dari definisi di atas, sistem informasi merupakan kumpulan

kompoenen yang saling terhubung dan bekerja mencatat, memproses, dan

menyebarkan data maupun informasi kepada pengguna dengan tujuan

membantu dan mendukung pengguna dalam menyelesaikan tugas bisnis

tertentu.

2.2 COBIT

Menurut Karkoskova dan Feurelicht, COBIT merupakan suatu

kerangka kerja bagi tata kelola dan management IT yang berdasar pada

best practice yang ada. (Karkoskova & Feuerlicht, 2015).

Menurut Latif dan Hanifi, COBIT merupakan suatu panduan yang

digunakan untuk menilai seluruh proses fungsi IT dan untuk

mengidentifikasi struktur dari kerangka kerja tata kelola dalam perusahaan

(Latif & Hanifi, 2013).

Menurut Nugroho, COBIT menyediakan kerangka kerja yang

membantu perusahaan dalam menyeimbangkan manfaat, resiko, dan

penggunaan sumber daya dengan tujuan meraih tujuan dalam tata kelola

dan manajemen IT (Nugroho, 2014).

Menurut Khther dan Othman, COBIT merupakan suatu kerangka

kerja yang berfokus dalam memberikan arahan kepada perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan informasi organisasi, melakukan kontrol terhadap

sumber daya IT melalui proses yang terstruktur dengan tujuan

menciptakan proses IT yang dibutuhkan oleh perusahaan (Khther &

Othman, 2013).

10

Berdasarkan definisi di atas, COBIT merupakan kerangka kerja tata

kelola IT yang bertujuan memberikan perusahaan dan organisasi

kemampuan dalam menciptakan proses IT yang optimal dengan cara

menyeimbangkan antara resiko, manfaat, penggunaan sumber daya, dan

memastikan proses IT memenuhi standar yang ditetapkan dalam mencapai

keselarasan antara strategi IT dengan tujuan bisnis.

2.2.1 COBIT 5

Versi terbaru dari COBIT adalah COBIT 5 yang

mengintegrasikan framework Val IT 2.0, Risk IT, IT Assurance

Framework dan Business Model for Information Security dengan

COBIT 4.1. COBIT 5 dirancang untuk menyediakan kerangka

kerja yang komperhensif dalam membantu perusahaan dalam

mencapai tujuan tata kelola dan manajemen dari IT perusahaan.

COBIT 5 tersusun dari lima prinsip utama yaitu (Isaca,

2013):

1. Meeting Stakeholder Needs

COBIT 5 dirancang dengan tujuan membantu

perusahaan untuk menciptakan nilai bagi stakeholder melalui

tata kelola IT. Seringkali, definisi menciptakan nilai berbeda-

beda antara stakeholder perusahaan. Oleh karena itu tata kelola

IT perlu mempertimbangkan seluruh stakeholder dalam

menciptakan keputusan. COBIT 5 menyediakan seluruh proses

11

yang dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suatu nilai

melalui keputusan penggunaan IT dalam perusahaan.

Berasal dari kebutuhan stakeholder tersebut, kerangka

kerja COBIT memiliki mekanisme tujuan yang diturunkan

untuk menerjemahkan kebutuhan stakeholder menjadi tujuan

perusahaan (Enterprise Goal), tujuan IT (IT-Related Goal),

dan tujuan dari enabler (Enabler Goal) .

a. Pemetaan tujuan perusahaan dengan tujuan IT

Pencapaian dari tujuan perusahaan memerlukan dukungan

dari hasil yang diperoleh dari proses IT. Oleh karena itu

tujuan dari IT harus dapat selaras tujuan dari perusahaan

tersebut. COBIT 5 menyediakan pemetaan antara tujuan

perusahaan dengan tujuan IT. Pemetaan tersebut adalah

sebagai berikut:

12

Gambar 2.1 Mapping Enterprise Goal to IT-Related Goal (Isaca, 2013)

b. Pemetaan tujuan IT dengan enabler

Pencapaian dari tujuan IT tidak terlepas dari terpenuhinya

berbagai enabler. COBIT 5 menggolongkan enabler

menjadi tujuh jenis. Pemetaan yang dilakukan antara

tujuan IT dengan kategori enabler proses yaitu:

13

Gambar 2.2 Mapping IT- Related Goals to Process 1(Isaca, 2013)

14

Gambar 2.3 Mapping IT-Related Goals to Process 2 (Isaca, 2013)

2. Covering the Enterprise End-to-end

COBIT 5 mencakup keseluruhan fungsi dan proses

internal dan eksternal yang ada dalam suatu perusahaan.

COBIT 5 menyediakan pandangan dari tatakelola dan

15

manajemen dari IT perusahaan berdasar pada enablers. Dalam

suatu perusahaan, enablers terdapat pada seluruh bagian

perusahaan termasuk seluruh proses dan stakeholder yang

terlibat.

3. Applying a Single, Integrated Framework

COBIT 5 merupakan kerangka kerja yang dirancang

untuk selaras dengan standard dan kerangka kerja lainnya.

COBIT 5 didasarkan pada cakupan perusahaan dengan tujuan

menyediakan dasar bagi perusahaan dapat mengintegrasikan

framework dan standar lainnya. Selain itu, COBIT 5 juga

mengintegrasikan kerangka kerja yang telah dikembangkan

oleh ISACA seeprti COBIT, Val IT, Risk IT, BMIS, Board

Briefing on IT Governance, dan ITAF.

4. Enabling a Holistic Approach

COBIT 5 mendefinisikan enabler yang dibutuhkan

dalam mendukung implementasi dari sistem tata kelola dan

manajemen IT pada perusahaan. enabler merupakan segala

sesuatu yang dinilai dapat membantu perusahaan mencapai

tujuan perusahaan. pada setiap Enabler yang didefinisikan di

dalam COBIT 5, terdapat tujuan spesifik dari enabler tersebut.

Dalam COBIT 5 terdapat tujuh kategori enabler yaitu:

Principles, policies and frameworks

Processes

Organizational structures

16

Culture, ethic, and behavior

Information

Service, infrastructure and application

People skill and competencies

5. Separating Governance From Management

COBIT 5 memiliki process reference model yang

membagi dan mendefinisikan proses umum pada perusahaan

menjadi dua area yaitu governance dan management.

Gambar 2.4 COBIT Area (Isaca, 2013)

Hal ini berdasarkan bahwa kedua area tersebut

memiliki prinsip dan aktivitas yang berbeda. Perbedaan dari

prinsip governance dan management adalah: Governance

memastikan kebutuhan, kondisi, dan opini stakeholder

terevaluasi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai melalui

proses pembuatan keputusan (direct), monitoring (monitor),

dan pemenuhan tujuan bisnis (evaluasi). Sedangkan

management melakukan proses merencanakan (plan),

17

membangun (build), menjalankan (Run) dan

memonitor(Monitor) aktivitas perusahaan agar tetap selaras

dengan tujuan yang telah ditentukan oleh tata kelola. Kedua

area COBIT 5 memiliki 5 domain dan 37 proses yaitu:

1. Governance

a. Align, Plan, and Organise

2. Management

a. Align, Plan, and Organize

b. Build, Acquire and Implement

c. Deliver, Service and Support

d. Monitor, Evaluate and Assess

Gambar 2.5 COBIT 5 Process Reference Model (ISACA, 2013)

2.2.2 COBIT Process Assessment Model

18

COBIT Process Assessment Model adalah pendekatan dalam

COBIT yang berperan sebagai dasar untuk menentukan tingkat

kematangan dari proses IT pada suatu perusahaan (Menevse &

Case, 2012). COBIT Process Assessment Model terdiri dari dua

dimensi yaitu dimensi proses dan dimensi capability. Dimensi

proses adalah berbagai proses IT pada perusahaan didefinisikan dan

digolongkan ke dalam kategori proses COBIT. Dimensi capability

adalah definisi dari sekumpulan atribut proses yang dikelompokan

kedalam tingkat capability.

2.2.2.1 Dimensi Proses

Dimensi proses menggunakan COBIT 5 sebagai

process reference model. Process reference model

merupakan daur hidup proses yang terdefinisi pada COBIT

5. COBIT 5 menyediakan definisi dan arsitektur yang

menggambarkan hubungan dari setiap proses. Process

reference model dari COBIT 5 membagi proses dari IT

perusahaan menjadi dua area aktivitas yaitu (ISACA, 2013):

1. Governance

Pada area ini terdapat 1 domain dengan 5 proses tata

kelola dan pada setiap prosesnya memiliki definisi

praktik dari evaluate, direct dan monitor. 1 domain

pada area Governance adalah:

a. Evaluate, Direct, and Monitor

19

Domain ini berisi proses tata kelola yang dirancang

untuk memenuhi tujuan dari tata kelola stakeholder.

2. Management

Pada area ini terdapat 4 domain dengan 32 proses yang

selaras dengan area plan, build, run, dan monitor

(PBRM) dari COBIT. 4 domain pada area management

adalah:

a. Align, Plan, and Organise (APO)

Domain APO mencakup strategi IT dan taktik

dalam mengidentifikasi bagaimana suatu IT dapat

berkontribusi dalam mencapai tujuan bisnis.

b. Build, Acquire, and Implement (BAI)

Domain BAI menyediakan solusi untuk dapat

diubah menjadi services. Untuk menentukan

strategi IT maka solusi IT harus teridentifikasi,

dikembangkan dan diimplementasi kedalam proses

bisnis. Selain itu, BAI juga mencakup perubahan

dan maintenance sistem untuk memastikan solusi

yang ada dapat mencapai tujuan bisnis.

c. Deliver, Service and Support (DSS)

Domain DSS mengubah solusi yang ada agar dapat

digunakan oleh user. domain ini berfokus pada

kegiatan delivery dan support dari service.

d. Monitor Evaluate and Assess (MEA)

20

Domain MEA melakukan monitor terhadap segala

proses untuk memastikan arahan yang telah

terdefinisi diikuti. Konsep dari MEA adalah segala

proses IT perlu dinilai secara berkala untuk

menjaga kualitas dan kelengkapan dari kebutuhan

control yang ditentukan dari awal.

2.2.2.2 Dimensi Capability

Dimensi Capability menyediakan process capability

level yang digunakan dalam mengukur kemampuan dari

suatu proses dalam mencapai tujuan bisnis. Process

capability level terdiri dari 6 tingkatan yaitu:

1. Level 0 Incomplete Process

Pada level ini tidak terdapat bukti jika proses mencapai

target kegunaan dari proses tersebut. hal ini

menunjukan proses tidak diimpelementasi atau gagal

dalam mencapai kegunaan dari proses tersebut.

2. Level 1 Performed Process

Pada level ini, proses yang terimplementasi berhasil

mencapai target kegunaan dari proses tersebut.

Terdapat 1 atribut pada proses ini yaitu Process

Performance. Process Performance adalah pengukuran

tentang seberapa jauh tujuan dari suatu proses berhasil

21

diraih. Hasil dari pencapaian penuh dari atribut proses

ini adalah proses telah berhasil meraih tujuan yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Atribut Process Performance

PA 1.1 Process Performance

No

Hasil pencapaian penuh

atribut Praktik Dasar Hasil Kerja

1 Proses mencapai tujuan

yang ditentukan

BP

1.1.1

Mencapai hasil

proses. Terdapat

bukti jika praktik

dasar telah

dilakukan

Proses memiliki

hasil kerja

sehingga terdapat

bukti praktik

dasar telah

dilakukan

3. Level 2 Managed Process

Pada level ini, proses yang telah mencapai performed

process diimplementasikan dan dikelola dengan

perencanaan, monitor, dan penyesuaian. Selain itu,

work product dari proses telah dijalankan, terkontrol

dan dikelola dengan baik. Terdapat 2 Atribut dari

proses ini yaitu:

a. Performance Management

Performance Management adalah pengukuran

terhadap sejauh mana suatu proses terkelola

dengan baik. Ketentuan dari pencapaian atribut ini

dapat dilihat pada tabel berikut:

22

Tabel 2.2 Performance Management

PA 1.1 Performance Management

No

Hasil

pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum Hasil Kerja Umum

1

Tujuan

performa

proses

teridentifikasi

GP

2.1.1

Mengidentifikasi

tujuan performa dari

suatu proses. Tujuan

performa yang

digabungkan dengan

asumsi dan batasan

telah terdefinisi dan

dikomunikasikan

GWP

1.0

Dokumentasi

proses harus

memiliki

batasan proses

GWP

2.0

Rencana proses

harus

menyediakan

detil dari tujuan

performa proses

2

Performa dari

proses

terencana dan

termonitor

GP

2.1.2

Merencanakan dan

memonitor performa

dari proses untuk

memenuhi tujuan

yang teridentifikasi.

Dasar pengukuran

performa proses

memiliki hubungan

dengan tujuan bisnis

yang telah

dijalankan dan

dimonitor

GWP

2.0

Rencana proses

harus

menyediakan

detil dari tujuan

performa proses

GWP

9.0

Record dari

performa

process harus

menyediakan

detail dari hasil

3

performa dari

proses

disesuaikan

untuk

mencapai

rencana

GP

2.1.3

Menyesuaikan

performa dari proses.

Tindakan dilakukan

ketika performa

yang diharapkan

tidak tercapai.

Tindakan tersebut

termasuk identifikasi

dari permasalahan

performa yang ada

dan penyesuaian

rencana dan jadwal

yang telah

ditentukan

GWP

4.0

Record kualitas

harus

menyediakan

detail dari

tindakan ketika

performa tidak

tercapai

4

Tanggung

jawab dan

otoritas dalam

menjalankan

proses

terdefinisi,

ditugaskan

dan

GP

2.1.4

Mendefinisikan

tanggung jawab dan

otoritas dalam

menjalankan proses.

Tanggung jawab dan

otoritas dalam

menjalankan

aktivitas dari proses

GWP

1.0

Dokumentasi

proses harus

dapat

menunjukan

detail dari

pemilik proses,

siapa yang

bertanggung

23

dikomunikasi

kan

terdefinisi,

teralokasi, dan

dikomunikasikan.

Kebutuhan akan

pengalaman,

pengetahuan, dan

keahlian telah

terdefinisi

jawab, dapat

dipertanggung

jawabkan,

dikonsultasikan,

dan

diinformasikan

GWP

2.0

Rencana dari

proses harus

menyediakan

detail dari

rencana

komunikasi

beserta

pengalaman

performa proses

dan kebutuhan

keahlian.

5

Sumber daya

dan informasi

yang

dibutuhkan

untuk

menjalankan

proses telah

teridentifkasi,

tersedia,

teralokasi, dan

digunakan

GP

2.1.5

Mengidentifkasi dan

membuat sumber

daya tersedia dalam

menjalankan proses

sesuai dengan

rencana. Sumber

daya dan informasi

dibutuhkan untuk

menjalankan

aktivitas dari proses

telah terdefinisi,

tersedia,

teralokasikan, dan

digunakan

GWP

2.0 Rencana proses

harus

menyediakan

detail mengenai

rencana

pelatihan dan

sumber daya

6

Antarmuka

antar

kelompok

yang terlibat

terkelola

untuk

memastikan

komunikasi

yang efektif

beserta tugas

dan tanggung

jawab yang

jelas

GP

2.1.6

Mengelola

antarmuka antara

kelompok. Individu

dan kelompok yang

terlibat dalam proses

teridentifikasi.

Tanggung jawab

terdefinisi dan

terdapat mekanisme

komunikasi yang

efektif.

GWP

1.0

Dokumentasi

proses harus

menyediakan

detail mengenai

individu dan

kelompok yang

terilbat

GWP

2.0

Rencana proses

harus

menyediakan

detail dari

rencana

komunikasi

24

b. Work Product Management

Work Product management adalah pengukuran

tentang sejauh mana hasil yang diproduksi dari

suatu proses terkelola dengan baik. Ketentuan dari

pencapaian atribut ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.3 Work Product Management

PA 2.2 Work Product Management

No

Hasil

pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum Hasil Kerja Umum

1

Kebutuhan

hasil kerja

dari proses

terdefinisi

GP

2.2.1

Mendefinisikan

kebutuhan untuk hasil

kerja beserta struktur

konten dan kriteria

kualitas

GWP

3.0

Rencana

kualitas harus

menyediakan

detail dari

kriteria kualitas,

struktur dan isi

dari hasil kerja

2

Kebutuhan

akan

dokumentasi

dan kontrol

dari hasil

kerja

terdefinisi

GP

2.2.2

Mendefinisikan

kebutuhan untuk

dokumentasi dan

kontrol dari hasil

kerja. Dokumentasi

tersebut harus berikut

identifikasi

ketergantungan,

persetujuan, dan

kebutuhan yang dapat

dilacak

GWP

1.0

Dokumentasi

proses harus

menyediakan

detail dari

kontrol

GWP

3.0

Rencana

kualitas harus

menyediakan

detail dari hasil

kerja, kriteria

kualitas,

dokumentasi

kebutuhan, dan

kontrol

perubahan

3

Hasil kerja

teridentifikasi

dengan baik,

terdokumenta

si dan

terkontrol

GP

2.2.3

Mengidentifikasi,

mendokumentasikan,

mengontrol hasil

kerja. Hasil kerja

harus memiliki

kontrol perubahan,

penentuan versi, dan

GWP

3.0

Rencana

kualitas harus

menyediakan

detail dari hasil

kerja, kriteria

kualitas,

dokumentasi

25

manajemen

konfigurasi yang

sesuai

kebutuhan, dan

kontrol

perubahan

4

Hasil kerja

ter-review

sesuai dengan

susunan yang

telah

direncakan

dan

disesuaikan

untuk

mencapai

kebutuhan

GP

2.2.4

Melakukan review

dan menyesuaikan

hasil kerja untuk

memenuhi kebutuhan

yang telah terdefinisi.

Hasil kerja harus

sesuai dengan apa

yang direncanakan.

GWP

4.0

Record dari

kualitas harus

menyediakan

jejak audit dari

review yang

dilakukan

4. Level 3 Established Process

Pada level ini, proses yang telah mencapai managed

process diimplementasikan menggunakan proses

terdefinisi dan mampu mencapai hasil dari proses

tersebut. Terdapat 2 atribut dari proses ini yaitu:

a. Process Definition

Process Definition merupakan pengukuran sejauh

mana suatu standar dari proses terkelola untuk

mendukung jalannya proses yang didefinisikan.

Ketentuan pencapaian penuh dari atribut ini adalah:

26

Tabel 2.4 Process Definition

PA 3.1 Process Definition

No

Hasil

pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum Hasil Kerja Umum

1

Proses

standar

beserta

panduan

dasar

terdifinisi

sehingga

mendeskripsi

kan elemen

dasar yang

harus dimiliki

dalam proses

yang

didefinisi

GP

3.1.1

Mendefinisikan proses

standar yang

digunakan dalam

mendukung proses

yang didefinisi. Proses

standar didefinisikan

dengan

mengidentifikasi

elemen dasar dari

proses dan

menyediakan panduan

dan prosedur untuk

mendukung

implementasi proses

tersebut

GWP

5.0

Aturan dan

standar harus

menyediakan

detail tujuan

organisasi dari

proses, standar

minimum dari

performa,

prosedur

standar,

kebutuhan

pelaporan dan

monitoring.

2

Tahapan dan

interaksi dari

proses

standar

dengan

proses

lainnya telah

terdefinisi

GP

3.1.2

Menentukan tahapan

dan interaksi antar

proses sehingga

proses tersebut dapat

bekerja sebagai proses

yang terintergrasi.

Standar dari tahap

maupun interkasi

proses dengan proses

lainnya ditentukan dan

dikelola ketika proses

diimplementasi pada

bagian lain dari

organisasi

GPW

5.0

Aturan dan

standar harus

menyediakan

pemetaan

dengan detail

dari proses

standar dan

tahapan maupun

interkasi yang

diharapkan.

3

Kebutuhan

kompetensi

dan peran

untuk

menjalankan

suatu proses

teridentifikasi

mejadi

bagian dari

dari proses

standar

GP

3.1.3

Mengidentifikasi

peran dan kompetensi

dalam menjalankan

proses standar

GPW

5.0

Aturan dan

standar harus

menyediakan

detil dari peran

dan kompetensi

yang dibutuhkan

dalam

menjalankan

proses.

27

4

Kebutuhan

infrastruktur

dan

lingkungan

kerja untuk

menjalankan

proses

teridentifikasi

menjadi

bagian dari

proses

standar

GP

3.1.4

Mengidentifikasi

infrastruktur dan

lingkungan kerja yang

dibutuhkan dalam

menjalankan proses

standar.

GWP

5.0

Aturan dan

standar harus

mengidentifikasi

level minimum

dari

infrastruktur dan

lingkungan kerja

dalam

menjalankan

suatu proses.

5

Ditentukanny

a metode

yang cocok

digunakan

dalam

memonitor

efektivitas

dan

kesesuaian

proses.

GP

3.1.5

Menentukan metode

yang sesuai untuk

memonitor efektivias

dan kesesuaian dari

proses standar,

termasuk memastikan

kriteria dan data yang

dibutuhkan untuk

memonitor efektivitas

terdefinisi

GWP

5.0

Aturan dan

standar harus

menyediakan

detail dari

tujuan

organisasi untuk

proses, standar

minimum dari

performa,

prosedur

standar,

kebutuhan

pelaporan dan

monitoring.

b. Process Deployment

Process Deployment adalah pengukuran sejauh

mana proses standar secara efektif dijalankan

sebagai proses yang didefinisi dalam mencapai

hasil dari proses tersebut. Ketentuan pencapaian

penuh dari atribut ini adalah:

28

Tabel 2.5 Process Deployment

PA 3.2 Process Deployment

No

Hasil

pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum Hasil Kerja Umum

1

Proses yang

terdefinisi

dijalankan

berdasar pada

proses

standar yang

telah dibuat

GP

3.2.1

Menjalankan proses

yang didefinisikan

yang memenuhi

konkeks. Ketika

proses yang sama

digunakan pada area

berbeda dalam

organisasi, proses

tersebut berdasar pada

proses standar,

dirancang untuk sesuai

dengan kebutuhan dari

proses terdefinisi

GWP

5.0

Aturan dan

satandar harus

mendefinisikan

standar yang

harus diikuti

dalam seluruh

tahap

implementasi

proses.

2

Peran,

tanggung

jawab dan

otoritas dari

proses yang

terdefinisi

digunakan

dan

dikomunikasi

kan

GP

3.2.2

Menggunakan dan

mengkomunikasikan

peran, tanggung jawab

dan otoritas dalam

menjalankan proses

yang didefinisikan.

Ketika proses tersebut

digunakan pada area

berbeda dalam

organisasi, otoritas

dan peran dalam

menjalankan aktivitas

proses digunakan dan

dikomunikasikan.

GWP

5.0

Aturan dan

standar harus

menyediakan

detil, tanggung

jawab dan

otoritas yang

digunakan

dalam

menjalankan

aktivitas dari

proses

3

Personel

berkompeten,

pelatihan dan

pengalaman

dalam

menjalankan

proses yang

terdefinisi

GP

3.2.3

Memastikan

kompetensi yang

diperlukan dalam

menjalankan proses

yang didefinisikan.

Ketika proses yang

sama digunakan dalam

area berbeda dalam

organisasi, kompetensi

dari personel yang

ditugaskan

teridentifikasi dan

pelatihan tersedia bagi

personel yang

menjalankan proses

GWP

1.0

Dokumentasi

proses harus

menyediakan

detil kebutuhan

kompetensi dan

pelatihan

GWP

2.0

Rencana proses

harus terdiri dari

detil rencana

komunikasi,

rencana

pelatihan dan

rencana sumber

daya bagi setiap

proses

29

4

Sumber daya

dan informasi

yang

dibutuhkan

dalam

menjalankan

proses

tersedia,

teralokasi dan

digunakan

GP

3.2.4

Menyediakan sumber

daya dan informasi

untuk mendukung

performa dari proses.

Ketika proses yang

sama digunakan pada

area berbeda dalam

organisasi, sumber

daya manusia dan

informasi yang

dibutuhkan dalam

menjalankan proses

tersedia, teralokasi,

dan digunakan

GWP

2.0

Rencana proses

harus terdiri dari

detil rencana

sumber daya

bagi setiap

bagian proses

5

Infrastruktur

dan

lingkungan

kerja yang

dibutuhkan

dalam

menjalankan

proses

tersedia,

terkelola dan

terpelihara

GP

3.2.5

Menyediakan

infrastruktur proses

yang cukup dalam

mendukung performa

dari proses yang

didefinisikan. Ketika

proses yang sama

digunakan pada area

berbeda dalam

organisasi, dukungan

organisasi,

infrastruktur dan

lingkungan kerja

tersedia, teralokasi,

dan digunakan

GWP

2.0

Rencana proses

harus terdiri dari

detil

infrastruktur

proses dan

lingkungan kerja

bagi setiap

bagian proses

6

Data yang

sesuai

dikumpulkan

dan dianalisis

sebagai dasar

pengertian

akan proses

dengan

tujuan

menunjukan

kesesuaian,

efektivitas,

dan

peningkatan

berkelanjutan

yang dapat

dilakukan

GP

3.2.6

Mengumpulkan dan

menganalisis data

tentang performa dari

proses untuk

menunjukan

kesesuaian dan

efektivitasnya. Data

yang dibutuhkan

didefinisikan,

dikumpulkan, dan

dianalisis sebagai

dasar dari peningkatan

berkelanjutan

GWP

4.0

Record kualitas

dan record

performa proses

harus dapat

menyediakan

bukti dari

review untuk

setiap bagian

dari proses

30

5. Level 4 Predictable Process

Pada level ini, Proses terimplementasi dapat beroperasi

dalam batasan yang ditentukan agar dapat mencapai

hasil yang diharapkan dari proses tersebut. Terdapat 2

atribut dari proses ini yaitu:

a. Process Measurement

Process Measurement adalah pengukuran sejauh

mana hasil pengukuran digunakan untuk

memastikan peforma dari proses mendukung

pencapaian dari tujuan peforma proses dalam

mendukung tujuan bisnis. Ketentuan pencapaian

penuh dari atribut ini adalah:

Tabel 2.6 Process Measurement

PA 4.1 Process Measurement

No

Hasil

pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum Hasil Kerja Umum

1

Ditetapkanny

a kebutuhan

informasi

yang

dibutuhkan

proses dalam

mendukung

tujuan bisnis

GP

4.1.1

Mengidentifikasi

informasi yang

dibutuhkan proses

yang berhubungan

dengan tujuan bisnis.

Tujuan bisnis dan

kebutuhan informasi

stakeholder telah

ditetapkan sebagai

dasar untuk

menentukan tujuan

pengukuran performa

proses

GWP

6.0

Rencana

peningkatan

proses harus

menyediakan

tujuan dari

peningkatan

proses dan

mengajukan

aktivitas/tindaka

n yang dapat

meningkatkan

proses

31

2

Tujuan

pengukuran

proses yang

ditentukan

berasal dari

kebutuhan

informasi

proses

GP

4.1.2

Mendapatkan tujuan

dari pengukuran

proses dari kebutuhan

informasi proses.

Tujuan pengukuran

berdasar pada tujuan

pengukuran proses

yang didefinisi.

GWP

7.0

Rencana

pengukuran

proses harus

menyediakan

detil dari

rencana

pengukuran

yang diajukan

3

Ditetapkanny

a tujuan

kuantitatif

untuk

performa

proses dalam

mendukung

tujuan bisnis

GP

4.1.3

Menetapkan tujuan

kuantitatif untuk

performa proses yang

didefinisikan, berdasar

pada penyelarasan

antara proses dengan

tujuan bisnis. tujuan

pengukuran kualitatif

dapat merefleksikan

tujuan bisnis, telah

diverifikasi dan

berguna bagi

manajemen organisasi

maupun pemilik

proses

GWP

7.0

Rencana

pengukuran

proses harus

menyediakan

detil ukuran dan

indikator dari

pengukuran

yang diajukan

4

Pengukuran

dan frekuensi

pengukuran

diidentifikasi

dan

didefinisikan

agar selaras

dengan tujuan

pengukuran

proses dan

tujuan

kualitatif dari

performa

proses

GP

4.1.4

Mengidentifikasi

ukuran dari produk

dan proses yang

mendukung

pencapaian tujuan

kualitatif dari

performa proses. Detil

ukuran dari produk

dan proses

diidentifikasi bersama

dengan frekuensi

pengumpulan data,

pengukuran dan

mekanisme validasi

GWP

7.0

Rencana

pengukuran

proses harus

menyediakan

detil dari

ukuran,

indikator,

prosedur

pengumpulan

data dan

prosesdur

analisis yang

diajukan

5

Hasil dari

pengukuran

dikumpulkan,

dianalisis,

dan

dilaporkan

dengan tujuan

memonitor

pencapaian

tujuan

kualitatif

GP

4.1.5

Mengumpulkan hasil

pengukuran produk

dan proses dengan

menjalankan proses

yang didefinisi.

Pengukuran produk

dan proses

dikumpulkan,

dianalisis dan

dilaporkan sesuai

dengan rencana yang

GWP

7.0

Rencana

pengukuran

proses harus

menyediakan

detil dari

prosedur analisis

yang diajukan

GWP

9.0

Record

performa proses

harus

menyediakan

32

proses didefinisikan detil dari

pengukuran

yang

dikumpulkan

dan dianalisis

6

Hasil

pengukuran

digunakan

untuk

mengkarakter

istikan

performa

proses

GP

4.1.6

Menggunakan hasil

dari ukuran yang

didefinisi untuk

memonitor dan

memverifikasi

pencapaian dari tujuan

performa proses.

Teknik yang sesuai

digunakan untuk

memberikan

pengertian tentang

performa proses dan

kemampuannya dalam

batasan kontrol yang

didefinisi

GWP

9.0

Record

performa proses

harus

menyediakan

detil dari

pengukuran

yang

dikumpulkan

dan dianalisis

b. Process Control

Process Control merupakan ukuran dari sejauh

mana proses dikelola secara kuantitatif untuk

menciptakan proses yang dapat bekerja dalam

batasan yang ditentukan dengan stabil, mampu

mencapai target, dan dapat diprediksi .

Tabel 2.7 Process Control

PA 4.2 Process Control

Hasil

pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum Hasil Kerja Umum

1

Teknik

analisis dan

kontrol

ditentukan

GP

4.2.1

Menentukan teknik

analisis dan kontrol

yang sesuai untuk

mengawasi performa

GWP

1.0

Dokumentasi

Proses harus

menyediakan

detil dari kontrol

33

dan

diaplikasikan

proses. Metode yang

digunakan untuk

mengukur efektifitas

didefinisikan dan

divalidasikan

GWP

8.0

Rencana kontrol

proses harus

menspesifikasik

an pendekatan

pengukuran bagi

setiap proses

2

Batasan

kontrol dari

variasi

ditetapkan

untuk

performa

proses yang

normal

GP

4.2.2

Mendefinisikan

parameter yang sesuai

dalam mengontrol

performa proses.

Definisi standar dari

proses dimodifikasi

untuk

mengikutsertakan

metode kontrol proses

dan batasan kontrol

GWP

8.0

Rencana kontrol

proses harus ada

dan

menspesifikasi

batasan kontrol

pada performa

normal

3

Data hasil

pengukuran

dianalisis

untuk

mengetahui

penyebab

khusus dari

suatu variasi

GP

4.2.3

Hasil analisis proses

dan pengukuran

produk digunakan

untuk

mengidentifikasi

variasi di dalam

performa proses. Hasil

dari pengukuran

proses kontrol

dianalisis digunakan

untuk menentukan

permasalahan yang

permasalahan yang

perlu diperhatikan dan

membutuhkan

tindakan

penanggulangan

GWP

9.0

Record dari

performa proses

harus

menyediakan

detil dari

pengukuran

yang

dikumpulkan

dan dianalisis

4

Tindakan

koreksi

dilakukan

untuk

mengatasi

penyebab

khusus dari

suatu variasi

GP

4.2.4

Mengidentifikasikan

dan

mengimplementasikan

tindakan korektif

untuk mengatasi

sumber masalah.

Tindakan korektif

diambil untuk

mengatasi masalah

pengontrolan proses

dan hasilnya

dimonitor dan

dievaluasi.

GWP

9.0

Record dari

performa proses

harus

menyediakan

detil dari

pengukuran

yang

dikumpulkan

dan tindakan

korektif yang

dilakukan

34

5

Batasan

kontrol

ditetapkan

kembali

sesuai dengan

kebutuhan

setelah

tindakan

koreksi

diambil

GP

4.2.5

Penetapan kembali

batasan kontrol

setelah tindakan

koreksi. Batasan

kontrol proses

dimodifikasi setelah

tindakan koreksi

diambil.

GWP

8.0

Rencana kontrol

proses harus ada

dan

menspesifikasik

an batasan

kontrol dari

performa normal

6. Level 5 Optimizing Process

Pada level ini, proses yang telah mencapai predictable

process terimplementasi secara ditingkatkan terus

untuk dapat memenuhi tujuan bisnis yang relevan pada

masa sekarang. Terdapat 2 atribut dari proses yaitu:

a. Process Innovation

Process Innovation adalah ukuran sejauh mana

perubahan pada proses dapat teridentifikasi dari

analisis penyebab umum variasi dalam performa,

dan dari investigasi tentang pendekatan inovatif

terhadap definisi dan jalannya suatu proses.

35

Tabel 2.8 Process Innovation

PA 5.1 Process Innovation

Hasil

pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum Hasil Kerja Umum

1

Tujuan dari

peningkatan

proses

terdefinisi

untuk

mendukung

tujuan bisnis

yang relevan

GP

5.1.1

Mendefinisikan tujuan

peningkatan proses

bagi proses yang

mendukung tujuan

bisnis. Arahan untuk

inovasi proses telah

ditentukan. Tujuan

kualitatif dan

kuantitatif dari

peningkatan proses

telah terdefinisi dan

terdokumentasi

GWP

7.0

Rencana

peningkatan

proses harus

menyediakan

peningkatan

tujuan

peningkatan

proses dan

tindakan yang

diajukan

2

Data yang

sesuai

dianalisis

untuk

mengidentifika

si penyebab

umum dari

variasi dalam

performa

proses

GP

5.1.2

Menganalisis ukuran

dari data yang

dihasilkan proses

untuk

mengidentifikasi

variasi dalam

performa proses. Data

performa proses

dianalisis untuk

mengidentifikasi

variasi berserta akar

dari penyebab

permasalahan umum

dalam performa

proses

GWP

9.0

Record dari

performa proses

harus

menyediakan

detil dari

pengukuran

yang

dikumpulkan

dan dianalisis

3

Data yang

sesuai

dianalisis

untuk

mengidentifika

si kesempatan

dalam

menciptakan

best practice

dan inovasi

GP

5.1.3

Mengidentifikasi

kesempatan dalam

meningkatkan proses

berdasar pada inovasi

dan best practice.

Kesempatan dalam

meningkatan proses

diidentifikasi berdasar

pada perbandingan

dengan best practice

pada industri

GWP

6.0

Rencana

Peningkatan

proses harus

menyediakan

detil dari

analisis

36

4

Kesempatan

dalam

melakukan

peningkatan

bersumbar dari

teknologi dan

konsep proses

baru yang

teridentifikasi

GP

5.1.4

Sumber kesempatan

peningkatan proses

melalui teknologi dan

konsep proses baru.

Kesempatan

peningkatan proses

diidentifikasi berdasar

pada review dan

analisis dari teknologi

dan konsep inovasi

yang timbul.

GWP

6.0

Rencana

peningkatan

proses harus

menyediakan

detil dari

analisis

kesempatan

peningkatan

teknologi

5

Strategi

implementasi

ditetapkan

untuk

mencapai

tujuan dari

peningkatan

proses

GP

5.1.5

Mendefinisikan

strategi implementasi

berdasar pada visi

peningkatan jangka

panjang dan

tujuannya. Strategi

peningkatan proses

didefinisikan dan

divalidasikan berdasar

pada tujuan dari

peningkatan jangka

panjang. Komitmen

dari peningkatan

didemonstrasikan oleh

manajemen dan

pemilik proses

GWP

6.0

Rencana

peningkatan

proses harus

menyediakan

detil dari

strategi

implementasi

dari peningkatan

proses

b. Process Optimisation

Process Optimisation adalah ukuran sejauh mana

perubahan pada definisi, manajemen, dan peforma

dari proses dapat menimbulkan dampak yang

efektif dalam mencapai tujuan dari peningkatan

proses. Ketentuan pencapaian penuh dari atribut ini

adalah:

37

Tabel 2.9 Process Optimisation

PA 5.2 Process Optimisation

Hasil

pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum Hasil Kerja Umum

1

Dampak dari

perubahan

yang diajukan

dinilai

kesesuaiannya

berdasar pada

tujuan dari

proses yang

didefinisi dan

proses standar

GP

5.2.1

Menilai dampak dari

setiap perubahan yang

diajukan berdasar

pada tujuan dari

proses yang

didefinisikan dan

proses standar.

Dampak dari

perubahan yang

diajukan dinilai untuk

melihat dapaknya

terhadap kualitas

produk dan performa

proses

GWP

6.0

Rencana

peningkatan

proses harus

menyediakan

detil dari

peningkatan

proses berdasar

pada pendekatan

kualitas proyek

2

Implementasi

dari segala

perubahan

yang disetujui

terkelola

untuk

memastikan

segala

gangguan

yang timbul

terhadap

performa

proses

dimengerti

dan dapat

ditindak

GP

5.2.2

Mengelola

implementasi dari

perubahan yang

disetujui pada area

dalam proses yang

didefinisikan dan

proses standar sesuai

dengan strategi

implementasi.

Implementasi dari

perubahan yang

disetujui dikelola

sesuai dengan

manajemen

perubahan dan proses

perubahan.

GWP

6.0

Rencana

peningkatan

proses harus

menyediakan

detil dari

strategi

implementasi

dalam

meningkatkan

proses

3

Berdasar pada

performa saat

ini, efektivitas

dari

perubahan

proses

dievelauasi

berdasar pada

kebutuhan

produk yang

didefinisikan

dan tujuan

proses untuk

GP

5.2.3

Berdasar pada

performa pada masa

kini, efektivitas dari

perubahan proses

dievaluasi berdasar

pada performa prose

dan tujuan

bisnis.efektivitas

diukur, dievaluasi,

dan dilaporkan setelah

implementasi

GWP

6.0

Recana

peningkatan

proses harus

menyediakan

detil dari

peningkatan

proses berdasar

pada pendekatan

kualitas proyek.

38

memutuskan

apakah hasil

dapat menjadi

solusi dari

penyebab

umum dan

spesial

Pada setiap process capability level COBIT 5 terdapat

rating penilaian berdasar pada persentase persyaratan yang

terpenuhi yang dapat dilihat pada tabel 2.10

Tabel 2.10 Rating Level COBIT

Rating Deskripsi Persentase

N Not Achieved 0-15%

P Partially Achieved >15-50%

L Largely Achieved >50-85%

F Fully Achieved >85-100%

Agar proses dikategorikan mencapai process capability

level, process tersebut harus dapat meraih Rating L dimana

51-85% pemenuhan syarat tercapai. Sedangkan agar suatu

proses dapat melanjutakan ke level selanjutnya maka proses

tersebut harus dapat meraih Rating F dimana 86-100%

syarat tercapai.

2.3 ITIL (Information Technology Infrastructure Library)

Menurut Karkoskova dan Feuerlicht, ITIL merupakan metodologi terstandar

yang berdasar pada praktik terbaik dari manajemen pelayanan IT. ITIL sendiri

terdiri dari rekomendasi yang dapat dipilih dan diimplementasi oleh perusahaan

(Karkoskova & Feuerlicht, 2015).

39

Menurut Himi, Bahsani dan Semma , ITIL merupakan sekumpulan praktik

terbaik yang terstruktur menjadi beberapa proses yang saling berkomunikasi

dimana setiap proses ini berperan dalam memenuhi kriteria dari peningkatan yang

terus menerus dan kepuasan customer (Himi, Bahsani, & Semma, 2011).

Menurut Shang dan Lin, ITIL merupakan kerangka kerja yang membahas

struktur organisasi dan kebutuhan akan keahlian dari organisasi IT. ITIL

digunakan untuk membantu organisasi dalam mengimplementasikan kerangka

kerja manajemen pelayanan IT sehingga sumber daya perusahaan

termaksimalkan dan kualitas pelayanan informasi dan customer meningkat

(Shang & Lin, 2010).

Menurut Rasa, Kumar, dan Banu, ITIL merupakan suatu kerangka kerja

yang terdiri dari best practice yang telah digunakan oleh banyak industri untuk

mengidentifikasi, merencanakan, menyerahkan dan mendukung pelayanan IT

terhadap bisnis. Manfaat dari penggunaan ITIL dalam mengelola pelayanan IT

pada suatu organisasi adalah (Rasa, Kumar, & Banu, 2010):

1. Meningkatkan pelayanan IT

2. Mengurangi biaya yang dikeluarkan

3. Meningkatkan kepuasan customer melalui pendekatan pelayanan yang lebih

professional

4. Meningkatkan produktivitas

5. Meningkatkan manfaat dari pengalaman dan keahlian

6. Meningkatkan peforma delivery dari pelayanan IT

Berdasarkan dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ITIL merupakan

kerangka kerja yang berfokus pada manajemen pelayanan IT dan berfungsi dalam

40

meningkatkan kualitas pelayanan IT dan customer suatu organisasi melalui proses

best practice yang terdefinisi dan saling berhubungan.

2.3.1 ITIL v3

ITIL v3 merupakan versi ITIL yang dipublikasi pada tahun

2011. Versi dari ITIL tersebut merupakan perkembangan dari ITIL

v1 yang dipublikasi pada tahun 1989-1996 dan ITIL v2 yang

dipublikasikan pada tahun 2000-2001. ITIL v3 menyediakan

perspektif tentang daur hidup pelayanan yang tersebar pada

seluruh teknologi informasi yang digunakan oleh organisasi. ITIL

terdiri dari 5 tahap daur hidup pelayanan yaitu (Mourad & Hussain,

2014):

1. Service Strategy

Service strategy menyediakan panduan klarifikasi dan

prioritisasi investasi dari suatu pelayanan yang disediakan oleh

penyedia layanan. Tujuan dari service strategy membantu

organisasi IT dalam melakukan pengembangan dan

peningkatan layanan secara jangka panjang. Proses yang pada

service strategy adalah:

a. Financial Management

b. Demand Management

c. Service Portfolio Management

2. Service Design

41

Service design ITIL menyediakan panduan yang dapat

digunkaan dalam merancang pelayanan IT, proses dan aspek

lain dari manajemen pelayanan. Service design menjelaskan

bagaimana solusi pelayanan dapat berinteraksi dengan

lingkungan teknis dan bisnis yang lebih besar. Proses yang

terangkum dalam service design adalah:

a. Service catalogue management

b. Service level management

c. Risk management

d. Capacity management

e. Availability management

f. IT Service Continuity Management

g. Information Security Management

h. Compliance Management

i. IT Architecture Management

j. Supplier Management

3. Service Transition

Service transition berhubungan dengan implementasi

pelayanan yang dibutuhkan oleh bisnis menjadi suatu

pelayanan yang operasional and siap digunakan. Proses dari

service transition adalah:

a. Service asset and configuration management

b. Service validation and testing

c. Evaluation

42

d. Release management

e. Change management

f. Knowledge management ITIL Service Operation

4. Service Operation

Service operation berhubungan dengan pengelolaan operasi

untuk memastikan layanan dapat menghasilkan nilai yang

diharapkan. Proses dari service operation adalah:

a. Event Management

b. Incident Management

c. Problem Management

d. Request Fulfillment

e. Access Management

5. Continual Service Improvement

Berhubungan dengan bagaimana pengelolaan operasi dari

layanan agar dapat terus mengalami peningkatan.

2.4 Pemetaan ITIL v3 Dengan COBIT 5

Mapping ITIL v3 dengan COBIT 5 berdasar pada jurnal yang

ditulis oleh Karkoskova dan Feuerlicht (Karkoskova & Feuerlicht, 2015).

Jurnal tersebut memperkenalkan metode analisis yang bertujuan untuk

menilai kematangan dari proses dalam suatu organisasi. Metode analisis

ini menggunakan dua sudut pandang tentang proses yaitu sudut pandang

ITIL v3 dan COBIT 5. ITIL v3 berfokus pada proses, prosedur

perancangan dan implementasi manajemen pelayanan IT yang efisien.

Sedangkan COBIT befokus pada isi proses dan prosedur manajemen IT.

43

Penggambaran proses yang ada pada ITIL dan COBIT menunjukan

COBIT memiliki semua proses pada ITIL tetapi tidak semua proses

COBIT didefinisikan oleh ITIL terutama proses tata kelola COBIT yaitu

Evaluate, Direct, and Monitor (EDM). Hal tersebut disebabkan oleh

proses tata kelola pada ITIL merupakan bagian yang menyatu dengan

proses ITIL.

Gambar 2.6 Mapping ITIL v3 with COBIT 5 (Karkoskova & Feuerlicht, 2015)

44