BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II...

34
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Stakeholder Pengenalan terhadap konsep lingkungan organisasi perusahaan yang berkembang sejalan dengan berkembangnya pendekatan sistem dalam manajemen, telah mengubah cara pandang manajer dan para ahli teori manajemen terhadap organisasi, terutama mengenai bagaimana suatu organisasi perusahaan dapat mencapai tujuannya secara efektif. Terjadinya pergeseran orientasi di dalam dunia bisnis dari shareholders kepada stakeholder telah disebut sebagai penyebab munculnya isu tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam Danu Chandra (2011) Stakeholders merupakan orang atau kelompok orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan. Menurut Jones dalam Solihin (2009) menjelaskan bahwa stakeholder dibagi dalam dua kategori, yaitu: 1. Inside stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk dalam kategori inside stakeholder adalah pemegang saham (shareholders), manajer, dan karyawan. 2. Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan, dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk dalam kategori outside stakeholder adalah

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Stakeholder

Pengenalan terhadap konsep lingkungan organisasi perusahaan yang

berkembang sejalan dengan berkembangnya pendekatan sistem dalam

manajemen, telah mengubah cara pandang manajer dan para ahli teori manajemen

terhadap organisasi, terutama mengenai bagaimana suatu organisasi perusahaan

dapat mencapai tujuannya secara efektif. Terjadinya pergeseran orientasi di dalam

dunia bisnis dari shareholders kepada stakeholder telah disebut sebagai penyebab

munculnya isu tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam Danu Chandra (2011) Stakeholders merupakan orang atau kelompok

orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan,

kebijakan, maupun operasi perusahaan. Menurut Jones dalam Solihin (2009)

menjelaskan bahwa stakeholder dibagi dalam dua kategori, yaitu:

1. Inside stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki kepentingan dan

tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi

perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk dalam kategori inside stakeholder

adalah pemegang saham (shareholders), manajer, dan karyawan.

2. Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang

bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan, dan bukan pula

karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan

dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Pihak-pihak yang termasuk dalam kategori outside stakeholder adalah

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

pelanggan (customers), pemasok (supplier), pemerintah, masyarakat lokal, dan

masyarakat secara umum.

Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan

dukungan tersebut harus dicari sehingga salah satu aktivitas perusahaan adalah

untuk mencari dukungan tersebut. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian

dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya (Grey, et al. 1995).

Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri,

dan untuk mendapatkan dukungan dari stakeholder perusahaan harus memberikan

manfaat bagi para stakeholdernya.

Sebuah usaha dapat berjalan dengan adanya dukungan yang kuat, antara

perusahaan dengan lingkungan dalam perusahaan serta lingkungan sekitar

perusahaan, kerja sama yang baik dapat dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan

stakeholder, diharapkan dengan hal tersebut mampu meningkatkan kinerja

stakeholder, dan mampu menjaga hubungan perusahaan dengan stakeholder diluar

perusahaan, dengan bergitu dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik, dan

menghasilkan profit bagi perusahaan.

2.2 Teori Legimitasi (Legitimacy Theory)

Legitimasi dianggap sebagai asumsi bahwa tindakan yang dilakukan suatu

entitas merupakan tindakan yang diinginkan, pantas atau sesuai dengan sistem,

norma, nilai, kepercayaan definisi yang dikembangkan secara sosial

(Munandar:2010).

Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam

rangka mengembangkan perusahaan kedepan. Hal itu dapat dijadikan sebagai

wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

memposisikan diri ditengah lingkungan masyarakat yang semakin maju (Nor

Hadi. 2011:87). Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang

diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi

merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk bertahan

hidup (going concern) (O’Donovan, dalam Nor Hadi. 2011: 87, dalam Felyna

Priyanka. 2015:30). Melalui CSR perusahaan memperoleh cara yang sesuai untuk

melakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

perusahaan dapat mengetahui apa saja dampak-dampak yang mereka timbulkan

dari aktifitas perusahaan, dan dapat mencari solusi yang lebih terarah, sehingga

perusahaan dan masyarakat bersama memberikan manfaat bagi masing-masing

pihak.

Teori legitimasi merupakan suatu gagasan tentang kontrak sosial antara

perusahaan dengan masyarakat. Menurut teori ini, untuk diterima oleh

masyarakat, perusahaan harus mengungkapkan aktivitas sosial perusahaan

sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Reverte, 2009). Teori

legitimasi juga berpendapat bahwa perusahaan harus melaksanakan dan

mengungkapkan aktivitas CSR semaksimal mungkin agar aktivitas perusahaan

dapat diterima oleh masyarakat.

2.3 Profitabilitas Perusahaan

Menurut Harahap (2004:304), mengemukakan bahwa “Profitabilitas atau

disebut juga rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,

kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Astuti (2004:36) mengartikan “profitabilitas sebagai

kemampuan suatu perusahaan untuk mengahasilkan laba”. Salah satu ukuran

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor

sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan

menghasilkan laba saat ini maupun modal sendiri.

Profitabilitas dapat diterapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang

relevan. Salah satu tolak ukur adalah dengan menggunakan rasio keuangan

sebagai salah satu alat didalam menganalisis kondisi keuangan hasil opeasi dan

tingkat profitabilitas suatu perusahaan. (Multafia Almar: 2014).

2.4 Return On Equity(ROE)

Salah satu alat untuk mengukur rasio profitabilitas dari perusahaan adalah

dengan menggunakan Return on Equity (ROE), ROE adalah tingkat pengembalian

ekuitas dari aktivitas investasi dan penjualan yang dilakukan. ROE mengukur

pengembalian yang akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham.

Angka ROE yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang

mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan

mudah menarik dana baru. Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk

berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai dan nantinya akan

memberikan laba yang lebih besar. Semua hal tersebut dapat menciptakan nilai

yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan pemiliknya

(Walsh, Ciaran, 2003:56).

ROE setiap perusahaan harus dibandingkan dengan ROE perusahaan sejenis

lainnya atau dengan rata-rata industri. Tujuannya adalah untuk melihat kekuatan

perusahaan tersebut dalam menciptakan daya tarik investasi di masa yang akan

datang (Freddy Rangkuti, 2005: 155), dengan membandingkan laporan keuangan,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

perusahaan akan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan tersebut, dan dapat

mengevaluasi kekurangan perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

2.5 Corporate Social Responsibility (CSR)

Definisi Mengenai CSR sebenarnya telah banyak dikemukakan oleh banyak

ahli, diantaranya definisi yang dikemukakan oleh Putri (dalam Untung, 2008:1)

bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk

berkonstruksi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada

keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

Pengertian Corporate Social Responsibility Menurut (Wahyudi & Azheri

2008:36), “Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan

untuk melaksanakan kewajibannya didasarkan atas keputusan untuk mengambil

kebijakan dan tindakan dengan memperhatikan para stakeholder dan lingkungan

dimana perusahaan melakukan aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan

hukum yang berlaku”.

John Elkinston dalam Kurnianto (2010) mengembangkan konsep triple

bottom line atau 3P, Perusahaan yang ingin berkelanjutan harus memperhatikan

“3P”. Perusahaan harus mampu memenuhi mengenai kesejahteraan masyarakat

(people), turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet), serta

mengejar profit. triple-p bottom line (3P) dijelaskan sebagai berikut :

1. Profit (keuntungan)

Profit merupakan tambahan pendapatan yang dapat digunakan untuk

menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Aktifitas yang dapat digunakan untuk

meraih profit yaitu dengan meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat

memberikan nilai tambah semaksimal mungkin. Peningkatan produktivitas

dilakukan dengan memperbaiki manajemen kerja melalui penyederhanaan proses,

mengurangi aktivitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan.

Termasuk juga menggunakan material sehemat mungkin dan biaya serendah

mungkin

2. People (Manusia)

Masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena

dukungan mereka sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup dan

perkembangan perusahaan. Masyarakat tidak dapat dipungkiri menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dengan perusahaan. Perusahaan jika ingin tetap bertahan

dan diterima, maka perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat

sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar. Operasi perusahaan berpotensi

memberikan dampak kepada masyarakat.

3. Planet

Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan

manusia. Semua kegiatan yang manusia lakukan berhubungan dengan lingkungan.

Lingkungan dapat menjadi teman atau musuh manusia tergantung bagaimana

memperlakukannya. Hubungan manusia dengan lingkungan adalah hubungan

sebab akibat, dimana jika manusia merawat lingkungan, maka lingkungan pun

akan memberikan manfaat kepada manusia. Sebaliknya, jika lingkungan dirusak,

maka akan mendapat akibatnya.

Tujuan dari tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya untuk memenuhi

hukum dan aturan yang berlaku, tapi diharapkan dapat memberikan manfaat dan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

nilai guna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan atau

kepada stakeholders. Kegiatan CSR selain diharapkan mampu memberikan

manfaat kepada stakeholder juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

perusahaan itu sendiri. Manfaat yang diharapkan dengan adanya CSR yaitu

adanya pemberdayaan masyarakat dan dari sisi perusahaan agar operasional

perusahaan berjalan lancar tanpa gangguan. Kondisi seperti itulah yang pada

gilirannya dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

2.5.1 Prinsip Corporate Social Responsibility

Crowther David (2008) dalam Nor Hadi (2011: 59) mengurai prinsip-prinsip

tanggung jawab sosial perusahaan / CSR menjadi 3 yaitu:

1) Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan

aktivitas (action) tetap memperhitungakan keberlanjutan sumberdaya di masa

depan.

2) Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggung

jawab atas aktivitas yang telah dilakukan.

3) Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal.

Transparansi merupakan satu hal yang amat penting bagi pihak eksternal,

berperan untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman khususnya

informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan.

2.5.2 Manfaat Corporate Social Responsibility

Menurut Daniri (2008) terdapat dua hal yang dapat mendorong perusahaan

menerapkan CSR, yaitu bersifat dari luar perusahaan (external drivers) dan dari

dalam perusahaan (internal drivers). Termasuk kategori pendorong dari luar,

misalnya adanya regulasi, hukum, dan diwajibkannya analisis mengenai dampak

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

lingkungan (Amdal). Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

telah memberlakukan audit Proper (Program penilaian peningkatan kinerja

perusahaan). Pendorong dari dalam perusahaan terutama bersumber dari perilaku

manajemen dan pemilik perusahaan (stakeholders), termasuk tingkat kepedulian/

tanggung jawab perusahaan untuk membangun masyarakat sekitar (community

development responsibility).

Menurut marketing journal (dalam Agustin, 2012 dalam Eva Sriviana:2013)

menyatakan bahwa beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan CSR,

diantaranya adalah:

(1) Meningkatnya reputasi dan brand image; (2) Meningkatkan profit dan

loyalitas pelanggan; (3) Menciptakan kesempatan usaha baru; (4) Meningkatkan

kemampuan untuk menarik dan mempertahankan karyawan; (5) Meningkatkan

produktivitas dan moral; (6) Menarik investor dan rekan bisnis; (7) Me-manage

resiko; (8) Perlakuan istimewa dari pemerintah dan kebijakannya; (9)

Meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional; (10) Inovasi pasar

melalui kerja sama dengan komunitas lokal.

Ambadar (2008) mengemukakan beberapa motivasi dan manfaat yang

diharapkan perusahaan dengan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan

meliputi: 1) perusahaan terhindar dari reputasi negatif perusak lingkungan yang

hanya mengejar keuntungan jangka pendek tanpa mempedulikan akibat dari

perilaku buruk perusahaan, 2) kerangka kerja etis yang kokoh dapat membantu

para manajer dan karyawan menghadapi masalah seperti permintaan lapangan

kerja di lingkungan dimana perusahaan bekerja, 3) perusahaan mendapat rasa

hormat dari kelompok inti masyarakat yang membutuhkan keberadaan perusahaan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, 4) perilaku etis perusahaan

aman dari gangguan lingkungan sekitar sehingga dapat beroperasi secara lancar.

Pelaksanaan CSR secara efektif, akan memiliki dampak yang baik terhadap

kondisi operasi perusahaan, secara tidak langsung dengan melaksanakan CSR

citra perusahaan akan meningkat dimata konsumen, dengan menerapkan beberapa

indikator dalam CSR, perusahaan dapat menghindari pandangan buruk terhadap

perusahaan, apalagi perusahaan perkebunan kelapa sawit memang berkaitan

sangat dekat dengan daerah hutan.

Penerapan CSR tidak hanya memberikan manfaat bagi perusahaan saja,

tetapi manfaat tersebut juga dirasakan oleh pihak yang menjadi mitra oleh

perusahaan dalam menerapkan praktik CSR disekitar perusahaan. Selain

melaksanakan peraturan peraturan sesuai ketentuan hukum, perusahaan

mendapatkan banyak manfaat karena, mematuhi peraturan pemerintah, citra

perusahaan tidak hanya baik dimata negara, tetapi masyarakat juga akan

pandangan yang baik dan memberikan respon positif terhadap yang baik,

diharapkan kegiatan, perusahaan juga dapat berjalan dengan lancar tanpa

menemui banyak gangguan.

2.5.3 Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Laporan CSR atau tanggungjawab sosial merupakan laporan aktivitas

tanggungjawab sosial yang telah dilakukan perusahaan baik berkaitan dengan

perhatian masalah dampak sosial maupun lingkungan. Laporan tersebut menjadi

bagian tak terpisahkan dengan laporan tahunan (annual report) yang

dipertanggungjawabkan direksi di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS). Laporan ini berisi laporan program-program sosial dan lingkungan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

perseroan yang telah dilaksanakan selama tahun buku terakhir (Nor Hadi

2011:206 dalam Felyna: 2015:33).

Tanggungjawab sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang

disebut sustainability report. Sustainability reporting adalah pelaporan mengenai

kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan

produknya dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Laporan tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan laporan tahunan

(annual report) yang dipertanggungjawabkan direksi di depan sidang Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) (Nor Hadi, 2011: 206 dalam Felyna: 2015:35).

Sustainability reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan

dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi. Sustainability report harus

menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan

dan peluang sustainability development yang membawanya menuju kepada bisnis

utama (core business) dan sektor industrinya. Salah satu panduan pelaporan yang

banyak digunakan sebagai standar pelaporan saat ini oleh perusahaan untuk

mendukung pembangunan berkesinambungan.

Darwin (2004) dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa Corporate

Social Responsibility terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja

lingkungan dan kinerja sosial. penelitian ini mengidentifikasi hal-hal yang

berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan berdasarkan standar GRI (Global

Reporting Initiative). Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah jaringan

berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak

menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

menerus melakukan perbaikan dan penerapan diseluruh dunia

(www.globalreporting.org) .

2.5.4 Dimensi-dimensi dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate

Social Responsibility)

1. Dimensi ekonomi dalam CSR

Dimensi ekonomi menyatakan bahwa publik mengharapkan perusahaan

untuk menghasilkan barang/jasa yang menguntungkan atau bermanfaat, dan

menjualnya dengan harga yang pantas, sebagai pemenuhan akan kebutuhan

banyak pihak termasuk karyawan, suplier, distributor, dan pemegang saham yang

tergantung pada kelangsungan hidup ekonomi bisnis (Carol, 1992). Dimensi

ekonomi menyangkut keberlanjutan organisasi yang berdampak pada kondisi

ekonomi dari stakeholder dan sistem ekonomi pada tingkat lokal, nasional, dan

tingkat global.

2. Dimensi lingkungan dalam CSR

Lingkungan merupakan sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang

kehidupan perusahaan. Hubungan perusahaan dan lingkungan adalah hubungan

sebab akibat yaitu jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan

bermanfaat bagi perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan merusak lingkungan

maka lingkungan juga akan tidak memberikan manfaat kepada perusahaan.

Pfleiger et al (2005) mengatakan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh

perusahaan akan mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah

ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan perusahaan

akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab. Hasil lain

mengidentifikasikan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim masyarakat

dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya akan

dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Sebagian perusahaan dalam indusrti

modern menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan dan sosial juga merupakan

bagian penting dari perusahaan.

3. Dimensi tenaga kerja dalam CSR

Salah satu dimensi CSR yang diperhatikan adalah terkait hubungan dengan

tenaga kerja, karena terdapat perusahaan yang mengungkapkan hubungan dengan

pekerja dan fasilitas yang didapatkannya. Perusahaan juga dituntut untuk menjaga

keselamatan pekerjanya, memperlakukannya secara adil, menghargai pekerja dan

melakukan pembagian hasil keuntungan perusahaan.

4. Dimensi HAM dalam CSR

Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility dalam pengelolaan SDA menjadi sangat penting untuk menjamin

aktivitas perusahaan tidak merugikan HAM yang berada dekat wilayah operasi

perusahaan. Dimensi HAM dalam CSR sangat penting dilakukan, agar

pengelolaan SDA tidak keluar dari prinsip dasarnya, yaitu mewujudkan

kemakmuran bagi masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara

kegiatan usaha sebagai hak dan kewajiban untuk memenuhi hak ekonomi sosial

masyarakat lokal sebagai tanggung jawab.

5. Dimensi sosial dalam CSR

Dimensi sosial memiliki arti untuk bertanggung jawab terhadap dampak

sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Inti dari dimensi sosial sebenarnya adalah respect for people atau

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

menghargai orang lain. Menurut Kotler & Lee (2005), kegiatan-kegiatan sosial ini

dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a) Corporate philantrophy

Corporate Philanthropy adalah penerapan dari Corporate Social

Responsibility (CSR) dimana perusahaan melakukan kontribusi langsung kepada

lembaga sosial, pada umumnya dalam bentuk uang tunai, sumbangan barang, dan

hal lain yang serupa. Penerapan ini merupakan penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang paling tradisional dan umum dilakukan.

b) Community Volunteering

Merupakan inisiatif dari perusahan untuk mendukung dan mendorong para

pekerjanya, rekan bisnis, dan/atau anggotawaralaba untuk merelakan sedikit

waktunya untuk mendukung komunitas organisasi. Misalnya perusahaan

mengorganisir karyawannya untuk ikut berpartisipasi dalam program Corporate

Social Responsibility (CSR) yang sedang dijalankan oleh perusahaan, misalnya

sebagai staf pengajar.

c) Cause-Related Marketing

Merupakan tanggung jawab perusahaan untuk membuat kontribusi atau

donasi atas sebagian dari pendapatan lembaga sosial tertentu berdasarkan

penjualan.

6) Dimensi produk dalam CSR

Dimensi produk merupakan salah satu variabel CSR yang harus

diperhatikan karena informasi mengenai produk sangat dibutuhkan oleh

stakeholder, khususnya konsumen. Kegiatan perusahaan dalam mengembangkan

produknya ini bukan hanya menjadi perhatian manajemen tapi perhatian para

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

investor juga (Saleh, 2010). Produk menjadi faktor yang sangat mempengaruhi

sebuah perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangannya, sehingga

produk yang dihasilkan sebaiknya memiliki kualitas yang tinggi, aman, dan

inovatif.

2.5.4 Indikator dalam CSR

Variabel independennya adalah CSR. Disini variabel Independen yang

berupa CSR (Ekonomi, Lingkungan, Tenaga Kerja, Hak Asasi Manusia, Produk,

dan Sosial) diukur dengan menggunakan standar GRI.

1. Indikator Ekonomi dalam CSR

Indikator ekonomi menyangkut keberlanjutan organisasi yang berdampak

pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan sistem ekonomi pada tingkat lokal,

nasional, dan tingkat global. Indikator ekonomi menggambarkan:

- Arus modal di antara berbagai pemangku kepentingan; dan

- Dampak ekonomi utama dari organisasi seluruh masyarakat.

Dimensi ekonomi diukur menggunakan standar GRI dengan indikator kinerja

ekonomi.

2. Indikator Lingkungan

Indikator lingkungan menyangkut keberlanjutan organisasi berdampak

pada kehidupan di dalam sistem alam, termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air.

Dimensi lingkungan diukur menggunakan standar GRI dengan indikator kinerja

lingkungan, indikator lingkungan mengukur sejauh mana perusahaan berperan

dalam kepedulianya terhadap lingkungan seperti pemberdayaan hutan dengan

tidak membuka lahan pada daerah khusus yang dilindungi atau termasuk pada

area konservasi, hewan-hewan yang termasuk dalam kategori hewan langka

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

dilindungi, pengurangan emisi gas karbon. Perusahaan selalu mengutamakan

bagaimana agar lahan yang baru, tidak dibuka dengan cara pembakaran, agar tidak

mengganggu masyarakat sekitar. Pengunrangan emisi gas rumah kaca serta

pengurangan loimbah melalui daur ulang bahan-bahan sisa aktifitas prosuksi dapat

menjadi solusi serta memberikan manfaat bagi lingkungan dan perusahaan,

perusahaan dapat menghemat biaya dan perusahaan mampu mengurangi

pencemaran yang disebabkan oleh limbah.

3. Indikator Tenaga Kerja

Indikator tenaga kerja dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan

kepada tenaga kerja, memfasilitasi pelayanan kesehatan tenaga kerja, dan

memberi bantuan keuangan untuk pendidikan tenaga kerjanya. Tidak hanya

memberikan fasilitas perusahaan juga memberikan pelatihan bagi karyawan agar

mendapatkan tambahan kemampuan dalam bekerja, serta memberikan peluang

bagi semua karyawan untuk dapat naik jabatan, jadi semua karyawan memiliki

peluang yang sama dalam berkarir di perusahaan.

4. Indikator Hak Asasi Manusia

Dimensi HAM menyangkut kebebasan dan persamaan dalam menjamin

hak bekerja, tersedianya lapangan pekerjaan, kondisi kerja yang aman dan adil,

serta hak atas jaminan sosial, terdapat juga beberapa hak-hak yang diberikan oleh

perushaan seperti hak untuk berorganisasi, jadi setiap karyawan dapat membuat

organisasi untuk berkumpul, sehingga karyawan tidak jenuh dalam bekerja, dari

organisasi tersebut karyawan dapat memberikan masukan bagi perusahaan, dan

juga kebijakan pembatasan usia pekerja, karena dalam perusahaan kelapa sawit

terdapat banyak kasus penggunaan pekerja dibawah umur, maka dalam

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

pengungkapan indikator HAM perusahaan mencantumkan bahwa mereka juga

ikut berperan dalam membatasi pekerja, dengan usia minimal 18 tahun,

diharapkan dengan pengungkapan tersebut perusahaan dapat memperoleh

pandangan positif dari investor.

5. Indikator Masyarakat

Dimensi sosial menyangkut hubungan antara bisnis, masyarakat dan

kegiatan-kegiatan sosial yang sudah banyak dilakukan oleh perusahaan, seperti

melakukan penyuluhan dan memberikan pelatihan bersama tentang kesehatan, dan

pencegahan terhadap penyakit tertentu. Terkadang perusahaan juga memberikan

jam kerja khusus bagi karyawan untuk melakukan pekerjaan sosial berupa bekerja

kepada masyarakat sekitar, hal tersebut dapat membuat hubungan antara

perusahaan dengan masyarakat semakin dekat, sehingga perusahaan dapat

terhindar dari gangguan tertentu yang diberikan oleh masyarakat.

6. Indikator Produk

Dimensi produk menyangkut tanggung jawab perusahaan

terhadapinformasi produk dan keamanan produk yang di pasarkan, seperti

menjamin kualitas dari setiap produk yang keluar dari perusahaan, perusahaan

juga memberikan survey bagi pelanggan, agar pelanggan terus loyal terhadap

produk perusahaan, melalui peningkatan kualitas yang diberikan perusahaan

serta produk yang inovatif. Perushaaan juga membuat peraturan anti persaingan

sesuai indikator CSR sehingga persuahaan tidak aan melakukan tindak

kecurangan kepada persuahaan lain, seperti sabotase terhadap produk,

perusahaan hanya berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen dengan

hasil riset serta kerja keras perusahan sendiri.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

2.6 Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan adalah informasi yang menggambarkan

kondisi keuangan perusahaan, dan informasi tersebut dapat digunakan sebagai

gambaran kinerja keuangan dari perusahaan.

“laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai

oleh perusahaan yang bersangkutan,” dengan begitu laporan keuangan diharapkan

akan berguna bagi para penggunanya untuk membuat keputusan ekonomi secara

finansial.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), bahwa tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan, informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Irham

fahmi:2012) oleh karena itu kondisi dan situasi yang tergambarkan pada laporan

keuangan akan menjadi informasi keuangan, dan selanjutnya informasi tersebut

akan digunakan sebagai suatu rujukan dalam pengambilan keputusan. Dalam

konteks laporan dan pengambilan keputusan, ini harus disadari oleh pihak

manajemen khususnya akuntan, bahwa ada 4 karakteristik utama yang harus

dipenuhi:

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

1. Dapat Dipahami

Suatu informasi keuangan yang disajikan harus dapat dengan mudah

dipahami oleh para penggunanya. Para pengguna laporan keuangan adalah orang

dari berbagai pihak, kalangan, latar belakang, profesi, dan budaya yang berbeda-

beda. Laporan keuangan yang disajikan harus singkat, formal dan mudah

dipahami. Namun terkadang penyajian laporan yang mudah dipahami sulit

dilakukan, karena laporan keuangan diharuskan menggunakan istilah-istilah ilmu

keuangan yang sulit dipahami. Dan penyajian tersebut harus tetap dilakukan.

2. Relevan

Informasi dalam laporan keuangan harus relevan dengan pengambilan

keputusan, sebab jika tidak laporan keuangan tidak akan memberikan manfaat

bagi para penggunanya dalam melakukan evaluasi keuangan perushaan yang

menerbitkan. Agar relevan, penyajian laporan keuangan harus bersifat prediktif,

sehingga dapat digunakan dalam memprediksi laoran keuangan.

3. Dapat Diperbandingkan

Informasi yang ada, pada laporan keuangan akan sangat bermanfaat

apabila disajikan dengan andal, atau dapat dipercaya. Suatu laporan keuangan

dapat dipercaya apabila disajikan secara jujur, serta harus disajikan dengan prinsip

kehati-hatian dan lengkap.

4. Dapat Dipercaya

Informasi yang ada pada laporan keuangan, harus memiliki sifat daya

banding, untuk mencapai kualitas tersebut, laporan keuangan harus disajikan

secara komparatif, dengan tahun-tahun sebelumnya, laporan keuangan yang

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

disajikan secara komparatif, sangat bermanfaat karena dapat digunakan dalam

memprediksi keuangan.

Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa laporan keuangan akan memberikan

informasi keuangan sebagai salah satu sumber penguat, dalam pengambilan

keputusan, khususnya dari aspek keuangan.

2.6.4 Laporan Keuangan Tahunan

Laporan tahunan (annual report) adalah sebuah laporan yang diterbitkan

oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat laporan

keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat

mengenai prospek-prospek perusahaan di masa datang. Dua jenis informasi yang

diberikan dalam laporan tahunan. Pertama, yaitu bagian verbal seringkali

disajikan sebagai surat dari direktur utama yang menguraikan hasil operasi

perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan-perkembangan baru

yang akan mempengaruhi operasi di masa datang. Kedua, laporan tahunan

menyajikan empat laporan keuangan dasar yakni neraca, laporan laba rugi,

laporan laba ditahan dan laporan arus kas. Jika disajikan bersama, semua laporan

ini memberikan gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan perusahaan.

(Brigham & Houston 200: 45, dalam Felyna Pryanka 2015:37).

Kebanyakan perusahaan saat ini, mencantumkan pengungkapan laporan

tanggung jawab sosialnya pada bagian sustainability report, atau laporan

berkelanjutan, dan pengungkapanya disertai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh

perusahaan, dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungan yang ditimbulkan

oleh aktivitas perusahaan. Dalam pencantuman tersebut terdapat beberapa poin

yang diungkapkan oleh perusahaan. Pengungkapan tersebut dapat menjadi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

informasi yang berharga bagi pengguna laporan keuangan, karena selain sebagai

pertimbangan investasi, laporan pertanggungjawaban sosial menunjukan bahwa

aktivitas perusahaan tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga bertanggung

jawab kepada lingkungan karena kegiatan perusahaan yang mempengaruhi

lingkungan secara langsung dan tidak langsung.

2.7 Perusahaan Kelapa Sawit

Perusahaan yang bergerak dibidang produksi, yang menggunakan bahan

dasar kelapa sawit, yang kemudian diolah menjadi CPO, atau minyak mentah.

Pada industri perkebunan kelapa sawit, yang memiliki nilai ekonomis adalah buah

yang dihasilkan dari pohon kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu

komoditas ekspor yang dimiliki Indonesia, karena banyak negara yang

mengimpor minyak sawit dari Indonesia.

Prospek pasar minyak sawit diprediksikan sangat cerah, antara lain masih

tingginya permintaan dunia. Konsumsi minyak sawit didunia rata-rata tumbuh 8%

per tahun, namun ada yang membayangi ditengah pertumbuhan perusahaan sawit,

yaitu isu lingkungan, sudah tidak asing lagi bahwa perkebunan sawit sering

diterpa isu sebagai kegiatan yang mengonvensi hutan alam dan menyebabkan

pencemaran sungai baik dari limbah pabrik maupun penggunaan zat kimia dalam

perawatan perkebunan, akibatnya perkebunan sawit rentan menjadi sasaran

kampanye lembaga sosial dan lingkungan.

2.8 Penelitian Terdahulu

1. Wiwik Rahayu (2014)

Peneltian ini dilakukan pada persuahaan pertambangan yang terdaftar di

BEI, yang meneliti pengungkapan CSR sebagai strategi perusahaan dalam

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

memenuhi keinginan stakeholder, sehingga memberikan dukungan dalam bentuk

kinerja yang baik terhadap aktifitas perusahaan, dengan menerapkan CSR

diharapkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui hubungan kausal dengan menggunakan uji hipotesis. Sampel

yang digunakan 21 perusahaan, dan analisis data yang digunakan adalah analisis

regeresi linier, kemudian analisis hipotesis menggunakan uji-t dan koefisien

determinasi,

Variabel yang digunakan yaitu pengungkapan CSR dan profitabilitas

(ROA dan ROE). Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh yang

positif antara variabel pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan yaitu

ROE dan ROA. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

pada penelitian ini hanya menggunakan ROE.

2. Anggara Satria (2015)

Penelitian ini dilakukan dilakukan pada 37 perusahaan konsumsi yang

terdaftar pada bursa efek indonesia, penelitian dilakukan untuk mengetahui

pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROA, ROE dan NPM, yang menemukan

hasil bahwa pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROE adalah positif namun

tidak terlalu signifikan. Sedangkan pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROA

adalah positif dan signifikan, dan pengaruh CSR terhadap NPM adalah positif dan

signifikan.

3. Fitria Putri (2014)

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar pada indeks Sri-

Kehati, untuk menjelaslan pengaruh CSR terhadap profitabilitas yang diwakili

oleh ROA, ROE dan EPS. Dengan populasi penelitian adalah perusahaan yang

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

terdapat pada indeks Sri-Kehati pada tahun 2010-2012 dengan jumlah 33

perusahaan, dan pengolahan data menggunakan analisis regresi sederhana, yang

terlebih dahulu duiji dengan uji asumsi klasik yang menunjukan bahwa CSR

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dan ROE, namun tidak

berpengaruh signifikan pada EPS., dengan hasil CSR berpengaruh positif

terhadap ROA dan ROE. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah

sampel perusahaan yang digunakan berasal dari perusahaan yang terdaftar di

BEI.

4. Agustin dan Bunadi (2012)

Penelitian yang dilakukan agustin dilakukan pada perusahaan manufaktur

pada periode 2008-2011, dengan judul pengaruh corporate social responsibility

terhadap kinerja perusahaan, penelitian ini meneliti pengaruh pengungkapan CSR

terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan ROE dan ROA, hasil yang

diperoleh dari penelitian ini adalah CSR berpengaruh signifikan terhadap ROA

dan ROE. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada

penelitian ini hanya digunakan ROE, dan perusahaan yang diteliti adalah

perusahaan kelapa sawit.

5. Chusnul Chitam (2014)

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar

pada bbursa efek Indonesia, penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh

CSR terhadap profitabilitas yang diwakili oleh ROI, dan untuk mengetahui

indicator CSR yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap profitabilitas.

Hasil dari penelitian ini adalah CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ROI, dan dari tujuh indikator CSR, yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

profitabilitas adalah pengungkapan CSR terhadap aspek tenaga kerja, produk dan

aspek umum.

6. Grace Christy (2014)

Peneltian ini dilakukan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar

pada BEI, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profit perusahaan

yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) yang menggunakan variabel

independen adalah pengungkapan kinerja ekonomi, lingkungan, hak asasi

manusia, tenaga kerja, kemasyarakatan, dan tanggung jawab produk menurut

indeks pengungkapan yang diterbitkan oleh Global Reporting Initiative, yang

digunakan sebagai dasar penghitungan nilai CSR oleh perusahaan. Hasil dari

penelitian ini adalah variabel lingkungan dan kemasyarakatan berpengaruh

signifikan terhadap NPM secara parsial, dan secara bersama-sama seluruh

variabel CSR memiliki pengaruh yang signifikan.

2.8.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel

model

analisis hasil penelitian

Wiwik

Rahayu

(2014)

1.Corporate Social

Responsibility,

2.profitabilitas perusahaan

diukur dengan ROA dan

ROE

Regresi

linier

Variable pengungkapan

CSR terhadap variabel

profitabilitas (ROA)

berpengaruh signifikan dan

pada ROE juga berpengaruh

secara signifikan

Anggara

Satria

(2015)

Variabel Dependen :

ROA,ROE, dan NPM

Variabel Independen :

Pengungkapan CSR

Regresi

Linier

1. CSR memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap

ROA

2. CSR tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap ROE

3. CSR memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap

NPM,

Fitria

Putri

(2014)

Variabel Dependen :

ROA,ROE, dan EPS

Variabel Independen :

Regresi

Sederhana

1.CSR berpengaruh

signifikan terhadap ROE,

2.CSR berpengaruh

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

Pengungkapan CSR signifikan terhadap ROA,

CSR berpengaruh signifikan

terhadap EPS

Agustin

dan

Bunadi

(2012)

Pengungkapan CSR, kinerja

keuangan ROA dan ROE

Regresi

Linier

CSR berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

ROA,

CSR berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

ROE

Chusnul

Khitam

(2014)

Pengungkapan CSR, konerja

keuangan ROI

Regresi

Linier

Berganda

1. secara simultan CSR

berpengaruh signifikan

terhadap ROI

2. CSR Aspek Lingkungan

tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan

3. CSR Aspek Energi tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan

4. CSR Aspek Kesehatan

dan Keselamatan Kerja tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan

5. CSR Aspek Tenaga

Kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja

keuangan

6. CSR Aspek Produk

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

Negative

7. CSR Aspek Keterlibatan

Masyarakat tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan

8. CSR Aspek Umum

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan

Grace

Christy

(2014)

Pengungkapan CSR, Kinerja

Keuangan NPM

Regresi

Linier

Berganda

1. variabel ekonomi tidak

berpengaruh terhadap net

profit margin perusahaan

perusahaan

2. variabel lingkungan

berpengaruh positif terhadap

net profit margin perusahaan

3. variabel tenaga kerja

berpengaruh terhadap net

profit margin perusahaan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

4. variabel hak asasi

manusia tidak berpengaruh

terhadap net profit margin

perusahaan perusahaan

5. variabel kemasyarakatan

berpengaruh positif terhadap

profit net profit margin

perusahaan perusahaan

6. variabel tanggung jawab

produk tidak berpengaruh

terhadap net profit margin

perusahaan

7.variabel

ekonomi,lingkungan, tenaga

kerja, hak asasi manusia,

kemasyarakatan dan

tanggung jawab produk

secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap net

profit margin perusahaan

2.9 Kerangka Berpikir

Laporan tahunan akan menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor

dan calon investor dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam suatu

perusahaan atau tidak. Dengan demikian, tingkat pengungkapan (disclosure level)

yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada

pergerakan harga saham yang pada gilirannya juga akan berdampak pada return

perusahaan (Junaedi, 2005).

Pengungkapan CSR dapat diukur menggunakan Indeks CSR yang

diterbitkan oleh Global Reprting Initiative (GRI) yang terdiri dari beberapa

indikator yang terbagi dalam beberapa aspek. Penghitungan dapat dilakukan

dengan melihat pada deskripsi laporan keungan berkelanjutan yang terdapat pada

annual report yang diterbitkan oleh perusahaan yang tercatat di BEI selama tahun

2013 sampai tahun 2015, dengan memberikan checklist pada beberapa indikator

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

tersebut. Rasio perhitungan profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah ROE, karena dapat mengukur bagaimana perusahaan memperoleh laba

dengan ekuitas yang dimiliki, dengan melihat dari rasio ini investor dapat

mengetahui berapa besar keuntungan jika menanam modal pada perusahaan.

Pada penelitian ini akan diteliti seberapa besar pengaruh pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return On Equity (ROE)

perusahaan, serta seberapa besar pengaruh yang dimiliki oleh masing-masing

variabel pengungkpana CSR terhadap ROE .

2.10 Paradigma Penelitian

Pada penelitian ini akan diteliti berapa besar pengaruh yang dimiliki oleh

Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return On Equity (ROE) pada

perusahaan Kelapa Sawit yang terdaftar pada BEI tahun 2013-2015.

Profitabilitas

Perusahaan

ROE (Y)

CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (H1)

INDIKATOR CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (H2)

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

Gambar 1. Paradigma Penelitian

=

=

2.11 Hipotesis Penelitian

1. Hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan return on equity

Penelitian dilakukan oleh Anggara S (2015) menguji hubungan antara

ROE dan profitabilitas, Uji hipotesis digunakan untuk menjelaskan arah hubungan

antara ROE dengan Profitabilitas yang diuji secara simultan, hasil yang diperoleh

dari penelitian adalah CSR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ROE.

Penelitian yang mendukung pengaruh pengungkapan CSR terhadap

profitabilitas perusahaan salah satunya pada penelitian yang dilakukan oleh Fitria

(2014) menemukan hasil yang berbeda, penelitian ini membuktikan bahwa CSR

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan

dengan ROE. Dengan hipotesis yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh

signifikan terhadap ROE dapat diterima.

Penelitian lain dilakukan oleh Agustin dan Bunadi (2012) yang meneliti

antara pengaruh dari pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan, hasil

penelitianya menemukan bahwa CSR berpengaruh signifikan dan positif terhadap

ROE perusahaan.

Pengaruh Variabel Dimensi Ekonomi, Lingkungan, Tenaga

Kerja, HAM, Sosial, dan Produk dalam CSR secara simultan

terhadap variable dependen ROE pada perusahaan kelapa

sawit yang terdaftar pada BEI tahun 2013-2015

Indikator Ekonomi, Lingkungan, Tenaga Kerja, HAM,

Sosial, dan Produk dalam CSR yang paling berpengaruh

terhadap terhadap variable dependen ROE pada perusahaan

kelapa sawit yang terdaftar pada BEI tahun 2013-2015.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rosliana (2014) menemukan

bahwa Variabel CSR yang diukur dengan CSDI memiliki pengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap ROE. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, yang

memilki hasil penelitian masih belum konsisten dan berbeda-beda, maka

dilakukan penelitian ini.

H1 = Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh

signifikan terhadap return on equity(ROE) pada perusahaan Kelapa Sawit yang

terdaftar di BEI periode 2013-2015.

2. Indikator Corporate Social Responsibility manakah yang paling berpengaruh

terhadap Return On Equity

1. Hubungan Indikator ekonomi dengan profitabilitas

Indikator ekonomi keberlanjutan menyangkut dampak organisasi pada

kondisi ekonomi stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal,

nasional, dan global. Pengungkapan pendekatan manajemen dapat mencakup

tiga aspek ekonomi yaitu indikator ekonomi, keberadaan pasar, dan dampak

ekonomi tidak langsung. Perolehan dan distribusi ekonomi langsung meliputi

pendapatan, biaya operasi, donasi, investasi dari stakeholder dapat berpengaruh

pada profit perusahaan. Kebijakan pasar yang efektif, pemasok lokal operasi pasar

yang menumbuhkan ekonomi dapat berdampak pada profit perusahaan (Grace

Christy : 2014).

2. Hubungan antara indikator lingkungan dengan profitabilitas

Menurut penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), perusahaan yang

memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh para investor

melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk maka akan

muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut dan direspon

negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di pasar yang semakin menurun

dari tahun ke tahun.

Almilia dan Wijayanto (2007) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi. Hal ini memberikan

penjelasan bahwa kinerja lingkungan perusahaan memberikan akibat pada kinerja

finansial perusahaan yang tercermin pada tingkat return tahunan perusahaan yang

dibandingkan dengan return industri.

Judge (1996) dalam Fitri (2008) menyatakan bahwa jika suatu perusahaan

mengintegrasikan proses perencanaan strategisnya dengan masalah perlindungan

lingkungan hidup, maka dapat membangun brand image dimata konsumen dengan

demikian kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup berkaitan positif

dengan profitabilitas perusahaan.

Thilo (2005) dalam Grace (2014) mengemukakan bahwa usaha pelestarian

lingkungan akan mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah

ketertarikan pemegang saham dan stakeholders terhadap keuntungan perusahaan

akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggungjawab terhadap masyarakat.

Dalam penelitianya Suratno dkk. (2006) menemukan hubungan positif dan

signifikan secara statistik antara kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi.

3. Hubungan antara indikator tenaga kerja dengan profitabilitas

Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. Kualitas

sumber daya manusia atau tenaga kerja akan menentukan keberhasilan suatu

perusahaan. Jika kualitas suatu tenaga kerja semakin baik, maka akan dapat

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

meningkatkan produktivitas karyawan. Dengan meningkatnya produktivitas

tenaga kerja ini dan itu juga akan mendorong motivasi para pekerja untuk

meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi yang berujung akan meningkatkan

profit perusahaan (Grace Christy :2014).

Lautkenhorst (2004) dalam Fitri (2008) berpendapat bahwa CSR dapat

Meningkatkan loyalitas karyawan dengan cara menerapkan program-program

pengembangan sumber daya alam manusia yang baik sesuai dengan kaidah

penerapan tanggungjawab sosial perusahaan, dengan demikian CSR dilakukan

oleh perusahaan dapat meningkatkan loyalitas karyawan yang pada akhirnya dapat

membantu meningkatkan produktifitas perusahaan, yang akan diikuti dengan

meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Sulistyo (2008) juga menyatakan bahwa penerapan CSR untuk karyawan

dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja dan meningkatkan kualitas produk

yang dapat menyababkan arus kas positif.

4. Hubungan antara Indikator Hak Asasi Manusia dengan profitabilitas

Pentingnya implementasi pelaksanaan hak asasi manusia di tengah tengah

karyawan perusahaan berguna agar terciptanya hak hak sosial yang adil, jauh dari

diskriminasi, kebebasan untuk berserikat dan berunding pekerja demi

pertumbuhan kelangsungan hidup perusahaan. Penerapan hak asasi manusia

dalam praktek bisnis disinyalir dapat meningkatkan produktivitas perusahaan,

tercipta hubungan yang baik antara employer dan employee maupun antara

pemasok dan kontraktor serta membangun kepercayaan antara para pemegang

saham. Dari beberapa manfaat tersebut diharapkan akan menumbuhkan

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

keuntungan perusahaan, meningkatkan brand image dan meningkatkan

pertumbuhan perusahaan (Grace Christy : 2014)

Dimensi HAM dalam CSR menunjukan bahwa tanggung jawab sosial

perusahaan memiliki dampak yang positif bagi kinerja perusahaan. Perusahaan

yang mengutamakan hak asasi manusia, seperti hak atas kondisi kerja yang aman

dan hak atas jaminan sosial memiliki citra perusahaan yang baik di mata investor.

Dengan baiknya citra perusahaan dimata investor, maka akan dapat menaikkan

investasi terhadap perusahaan.(Nindri: 2016)

6.Hubungan antara indikator kemasyarakatan dengan profitabilitas

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap

masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis. Perusahaan dan masyarakat yang

bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi.

Aktivitas yang dilakukan perusahaan akan memiliki dampak terhadap masyarakat

di sekitarnya. Oleh karena itu perusahaan harus dapat memberikan kontribusi

yang positif terhadap masyarakat. Banyak perusahaan modern sekarang membuat

sebuah program tentang kemasyarakatan guna memperkenalkan produk tersebut

sebagai produk yang peduli terhadap masyarakat. Selain membentuk brand image,

perusahaan yang melakukan program masyarakat akan membuat reputasi

perusahaan semakin baik, yang nantinya dapat berdampak pada peningkatan

keuntungan persuahaan (Grace Christy: 2014).

William dan Barret (2000) dalam Fitri (2008) dalam studinya mengatakan

bahwa kepedulian perusahaan terhadap komunitas sosial berkorelasi positif

dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

Pada dasarnya perusahaan sebagai suatu sistem yang mengedepankan

keberpihakan kepada masyarakat, operasi perusahaan harus sesuai dengan harapan

masyarakat. CSR dipandang sebagai suatu kewajiban yang disetujui antara

perusahaan dengan masyarakat, dimana masyarakat memberikan ijin kepada

perusahaan untuk mengelola sumberdaya alam dan manusianya dalam

menjalankan operasinya. Perusahaan yang menerapkan CSR tetap akan

mendapatkan keuntungan positif yaitu mendapatkan legitimasi dari masyarakat

yang pada akhirnya akan berdampak meningkatnya keuntungan perusahaan

dimasa yang akan datang.(Fitria:2014).

Secara empiris, penelitian antara pengaruh pengungkapan CSR indikator

masyarakat dengan profitabilitas dilakukan oleh grace (2014), yang menghasilkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengungkapan indikator

kemasyarakatan terhadap ROE.

7. Hubungan antara indikator produk dengan profitabilitas

Produk menjadi sesuatu yang utama untuk mencapai kesuksesan

perusahaan. Tanggung jawab atas Produk berkaitan dengan yang upaya

perusahaan dalam menghasilkan produk yang unggul baik segi kemasan,

keamanan dan kualitas bahan. Jika produk dinilai tidak dapat memberikan

manfaat bagi pelanggan dan yang lebih buruknya dapat berdampak negatif pada

kesehatan pelanggan akan menjadi suatu masalah yang besar bagi perusahaan.

Sebuah survei yang dilakukan Booth-Harris Trust Monitor pada tahun 2001

menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang

mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif. Oleh karena itu faktor yang

menentukan keberhasilan suatu produk ialah kepuasan pelanggan akan produk

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

yang dihasilkan oleh perusahaan. Cronin dan Taylor (1994) membuktikan bahwa

kepuasan konsumen ditentukan oleh penilaian konsumen terhadap kualitas

pelayanan yang diberikan. Cronin dan Taylor (1994) menemukan adanya

hubungan yang kuat dan positif antara kualitas layanan keseluruhan dan kepuasan.

Jika perusahaan berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk yang

berkualitas maka produk tersebut akan semakin disukai oleh pelanggan yang pada

akhirnya meningkatkan penjualan dan profit perusahaan.

Semakin luas informasi yang disampaikan kepada stakeholder dan

shareholder maka akan semakin memperbanyak informasi yang diterima

mengenai perusahaan. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan stakeholder dan

shareholder kepada perusahaan. Kepercayaan ini ditunjukkan stakeholder dengan

diterimanya produk – produk perusahaan sehingga akan meningkatkan laba

(Ahmad Husnan : 2012:35 ).

Dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang

berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai

pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan

dan mempengaruhi penjualan.

Secara empiris, hubungan antara indikator produk dengan profitabilitas

pernah diteliti oleh grace (2014) hasil penelitianya menyatakan bahwa

pengungkapan indikator produk tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan, hasil tersebut tidak sejalan dengan penemuan yang

dilakukan oleh chusnul (2014) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh

signifikan antara pengungkapan indikator produk dengan profitabilitas

perusahaan.

Dari beberapa indikator CSR yang diungkapkan oleh perusahaan, tentu

setiap indikator akan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap return on

equity, karena setiap indikator memberikan manfaat kepada perusahaan dan

berdampak kepada masyarakat, dari beberapa indikator tersebut tentu terdapat

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/1906/2/BAB II LANDASAN TEORI.pdfmelakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar,

salah satu indikator yang mempunyai pengaruh yang paling besar diantara

indikator yang lainya.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Husni (2015) menyatakan bahwa

tanggung jawab di bidang ekonomi mempunyai pengaruh yang paling kuat dan

dominan.

H2 = Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Indikator Ekonomi

Berpengaruh Paling Signifikan Terhadap ROE.