LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf ·...

31
BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Secara Umum a. Pengertian Koperasi Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperation. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja, sehingga Cooperation berarti bekerja atau berusaha bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya yang berjudul “Koperasi Indonesia” menjelaskan bahwa secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis. Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 menyebutkan bahwa: “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.” Menurut ILO (International Labour Organization) (dalam Revrisond Baswir, 2015:22) menjelaskan bahwa: “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis,

Transcript of LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Koperasi Secara Umum

a. Pengertian Koperasi

Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang

dalam bahasa Inggris Cooperation. Co artinya bersama dan operation

artinya bekerja, sehingga Cooperation berarti bekerja atau berusaha

bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

yang berjudul “Koperasi Indonesia” menjelaskan bahwa secara umum

koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela

mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan

kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah

perusahaan yang dikelola secara demokratis.

Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 menyebutkan

bahwa:

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.”

Menurut ILO (International Labour Organization) (dalam

Revrisond Baswir, 2015:22) menjelaskan bahwa:

“Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis,

Page 2: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan”

Menurut Hendrojogi (dalama Alfi Rohmaning Tyas, 2014:9)

menyebutkan bahwa:

“Koperasi itu merupakan suatu wadah bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah yang dalam rangka usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berusaha meningkatkan tingkat hidup mereka.”

Sedangkan ICA (International Cooperative Alliance) (dalam

Hendar, 2005: 17-18) mendefinisikan koperasi sebagai:

“...kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi”.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

koperasi berbeda dengan badan usaha yang lainnya karena dalam

koperasi memfokuskan untuk menyejahterakan seluruh anggotanya

melalui usaha yang dijalankan bersama. Seluruh anggota koperasi

akan mendapatkan imbalan secara proporsional sesuai dengan

kontribusi mereka terhadap koperasi. Menurut Hendar Kusnadi

(2005:22-23), perbedaan koperasi dengan perusahaan konvensional

lain adalah:

Tabel II.1. Perbedaan Koperasi dengan Perusahaan Konvensional

Komponen Koperasi Perusahaan

Konvensional Anggota Keanggotaan terbuka

untuk semua pemakai. Keanggotaan terbuka untuk para penanam modal

Page 3: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

Modal awal yang dimasukkan minimal dan karenanya tidak merupakan rintangan bagi keanggotaan. Para anggota dapat dimasukkan dana tambahan sesuai dengan pemanfaatannya terhadap pelayanan koperasi.

tertentu. Pemilik yang ada biasanya hanya menambah jumlah anggotanya sebanyak penanam modal baru yang dipandang perlu. Penanam modal baru diperoleh melalui penjualan saham yang ditawarkan dengan harga pasar.

Pemilik Pemakai adalah pemilik Penanam modal adalah pemilik

Pengawasan Pengawasan berada pada anggota atas dasar hal yang sama.

Terikat pada penanam modal sebanding dengan modal yang ditanamkan dalam perusahaan itu.

Kemanfaatan Anggota/pemakai memperoleh kemanfaatannya sebanding dengan pemanfaatannya atas jasa yang disediakan oleh koperasi. Tingkat bunga yang dibayarkan untuk modalnya terbatas.

Penanam modal memperoleh bagian laba sebagai hasil dari modal yang ditanamkannya, sebanding dengan modal yang ditanamkan oleh tiap-tiap penanam modal.

Sumber: Buku Ekonomi Koperasi Edisi Kedua (Hendar Kusnadi) tahun 2005

b. Landasan dan Asas Koperasi

Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah,

tujuan, peran, serta kedudukan Koperasi terhadap pelaku-pelaku

ekonomi lainnya. Landasan Koperasi di Indonesia terdiri dari 2 (dua)

landasan yaitu landasan idiil dan landasan strukturil. Landasan idiil

adalah Pancasila, sedangkan landasan strukturil adalah Undang-

Undang Dasar 1945.

Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam UU No.25 Tahun 1992

tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Dalam UU No 25 tahun 1992

Page 4: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

Pasal 2, dinyatakan bahwa “Koperasi berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”.

Hal tersebut sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi

“...perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas

kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah

Koperasi”.

c. Tujuan Koperasi

Dalam Pasal 4 UU No 25 Tahun 1992 dijelaskan bahwa:

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.”

d. Prinsip Koperasi

Revrisond Baswir (2015:33) menjelaskan prinsip-prinsip

koperasi sebagai berikut:

“Prinsip-prinsip pengelolaan koperasi merupakan penjabaran lebih lanjut dari asas kekeluargaan yang dianut oleh Koperasi. Prinsip-prinsip koperasi ini biasanya mengatur baik mengenai hubungan antara Koperasi dengan para anggotanya, hubungan antar sesama anggota Koperasi, pola kepengurusan organisasi Koperasi, serta mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh Koperasi sebagai lembaga ekonomi yang berasas kekeluargaan”.

Prinsip-prinsip koperasi dikembangkan oleh para pelopor

koperasi di Rochdale, yang kemudian dikenal sebagai “Prinsip-prinsip

Rochdale” atau “The Principles of Rochdale”. Prinsip Rochdale

dipelopori oleh 28 koperasi konsumsi di Rochdale, Inggris pada tahun

1944 yang kemudian terjadi penyesuaian oleh berbagai negara sesuai

Page 5: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

dengan keadaan koperasi, sosial budaya, dan perekonomian

masyarakat setempat.

Menurut Revrisond Baswir (2015: 35-36), prinsip-prinsip

Rochdale tersebut adalah sebagai berikut:

1. Barang-barang dijual bukan barang palsu dan dengan timbangan

yang benar;

2. Penjualan barang dengan tunai;

3. Harga penjualan menurut harga pasar;

4. Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota

menurut perimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota ke

Koperasi;

5. Masing-masing anggota mempunyai satu suara;

6. Netral dalam politik dan kegamaan.

Keenam prinsip tersebut sampai sekarang banyak digunakan oleh

Koperasi di banyak negara sebagai prinsip-prinsip pendiriannya.

Namun di dalam perkembangannya kemudian, ditambahkan

beberapa prinsip lain seperti:

7. Adanya pembatasan bunga atas modal;

8. Keanggotaan bersifat sukarela;

9. Semua anggota menyumbang dalam permodalan (saling tolong

untuk mencapai penyelamatan secara mandiri).

Page 6: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

Koperasi di Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip Koperasi

yang tercantum dalam pasal 5 UU No 25 Tahun 1992. Prinsip-prinsip

tersebut meliputi:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

2. Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis;

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota;

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;

5. Kemandirian

Dalam pengembangan koperasim koperasi juga melaksanakan

prinsip Koperasi sebagai berikut:

6. Pendidikan perkoperasian;

7. Kerja sama antar Koperasi.

e. Fungsi dan Peran Koperasi

Menurut UU No 25 Tahun 1992 Pasal 4 tentang perkoperasian,

fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada

umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan

sosialnya;

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat;

Page 7: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya;

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Menurut Revrisond Baswir (2000:68), dua peran penting

koperasi adalah sebagai berikut:

1. Peran koperasi dalam Bidang Ekonomi

Peran koperasi dalam bidang ekonomi secara khusus antara lain

sebagai berikut:

a) Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan

b) Mengembangkan metode pembagian SHU secara adil

c) Memerangi monopoli

d) Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah

e) Meningkatkan penghasilan anggota koperasi

f) Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan

perusahaan

2. Peran koperasi dalam Bidang Sosial

Peran koperasi dalam bidang sosial secara khusus antara lain

sebagai berikut:

a) Mendidik anggotanya untuk memiliki semangat bekerjasama

Page 8: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

b) Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang manusiawi

atas rasa persaudaraan dan kekeluargaan

c) Mendorong terwujudnya tatanan nasional yang bersifat

demokratis

d) Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat yang tenteram

f. Jenis-jenis Koperasi

Subandi (dalam Yuni Astuti Dwi Suryani, 2015:14)

mengelompokkan koperasi berdasarkan bidang usahanya sebagai

berikut:

1. Koperasi konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang

penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para

anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu koperasi

sangat tergantung pada ragam anggota dan daerah kerja tempat

koperasi didirikan.

2. Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan usahanya

memproses bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi.

Tujuannya adalah untuk menyatukan kemampuan dan modal para

anggotanya guna meningkatkan barang-barang tertentu melalui

proses yang meratakan pengelolaan dan memiliki sendiri.

3. Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk

membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang

yang dihasilkannya. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan

Page 9: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

mata rantai niaga, dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan

perantara dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan.

4. Koperasi kredit atau Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak

dalam pemupukan simpanan dari para anggotanya untuk

dipinjamkan kembali kepada para anggotanya yang membutuhkan

bantuan modal untuk usahanya. Selain itu koperasi simpan pinjam

juga bertujuan untuk mendidik anggotanya untuk bersifat hemat

dan gemar menabung serta menghindarkan anggotanya dari jeratan

para rentenir.

2. Unit Simpan Pinjam Koperasi

a. Pengertian Unit Simpan Pinjam Koperasi (USP Koperasi)

Berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian

KUKM No. 06/Per/Dep.6/IV/2016, dijelaskan bahwa Unit Simpan

Pinjam Koperasi yang selanjutnya disebut USP Koperasi adalah unit

koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam sebagai bagian

dari kegiatan usaha Koperasi yang bersangkutan.

b. Syarat Pembentukan USP Koperasi

Di dalam Peraturan Menteri KUKM No 15/Per/M.KUKM/IX/2015,

disebutkan bahwa syarat pembentukan USP Koperasi adalah:

1) Pembukaan USP Koperasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dengan memperhatikan kelayakan usaha

serta manfaat bagi anggotanya.

Page 10: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

2) Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam wajib mengajukan

permohonan ijin usaha simpan pinjam.

3) USP Koperasi yang memiliki modal tetap lebih kecil dari

Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) didaftar pada buku

registrasi koperasi dan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sudah

mengajukan permohonan ijin usaha.

4) USP Koeprasi wajib dikelola secara terpisah dengan unit usaha

lainnya.

5) USP Koperasi yang telah mencapai aset sebesar sekurang-

kurangnya Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dapat

memisahkan menjadi KSP.

(Permen KUKM No 15/Per/M.KUKM/IX/2015)

c. Kegiatan Unit Simpan Pinjam Koperasi

Menurut Peraturan Menteri KUKM No

15/Per/M.KUKM/IX/2015 dijelaskan bahwa kegiatan Usaha Simpan

Pinjam meliputi:

1. Menghimpun simpanan dari anggota;

2. Memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota koperasi

yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya; dan

3. Mengelola keseimbangan sumber dana dan penyaluran pinjaman.

(Permen KUKM No 15/Per/M.KUKM/IX/2015)

Page 11: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

d. Pengawasan Unit Simpan Pinjam Koperasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

Nomor 08/Per/Dep.6/IV/2016 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan

Usaha Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi,

dijelaskan pengertian bahwa:

“Pengawasan Usaha KSP dan USP Koperasi adalah upaya

yang dilakukan oleh pengawas koperasi, pemerintah, gerakan

koperasi, dan masyarakat, agar usaha KSP dan USP Koperasi

diselenggarakan dengan baik sesuai dengan perundang-undangan.”

Sedangkan pemeriksaan Usaha KSP dan USP Koperasi adalah

“proses dan serangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan, dan

mengolah data dan atau keterangan lain yang dilakukan oleh

Pengawas KSP dan USP Koperasi untuk membuktikan ada atau tidak

adanya pelanggaran atas peraturan perundang-undangan”.

Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Negara koperasi dan UKM

Nomor 21/Per/M.KUKM/XI/2008 disebutkan bahwa, tujuan

pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi adalah sebagai berikut:

1. Mengendalikan KSP dan USP Koperasi dalam menjalankan

kegiatan usahanya sesuai dengan ketentuan dengan ketentuan

hukum yang berlaku.

2. Meningkatkan citra dan kredibilitas KSP dan USP Koperasi

sebagai lembaga keuangan yang mampu mengelola dana dari

Page 12: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya

berdasarkan prinsip koperasi.

3. Menjaga dan melindungi asset KSP dan USP Koperasi dari

tindakan penyelewengan oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggungjawab.

4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan KSP dan

USP Koperasi terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

5. Mendorong pengelolaan KSP dan USP Koperasi mencapai

tujuannya secara efektif dan efisien yaitu meningkatkan

pemberdayaan ekonomi anggota.

Dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 4 Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM Nomor 21/Per/M.KUKM/XI/2008, bahwa

ruang lingkup pengawasan KSP dan USP Koperasi meliputi:

1. Pembinaan pelaksanaan pengendalian internal KSP dan USP

Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Pemantauan perkembangan KSP dan USP Koperasi secara berkala

melalui laporan keuangan KSP dan USP Koperasi yang

bersangkutan

3. Pemeriksaan terhadap KSP dan USP Koperasi yang menyangkut

organisasi dan usahanya, termasuk program pembinaan anggota

sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) KSP dan USP Koperasi

Page 13: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

4. Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi sesuai standar

kesehatan KSP dan USP Koperasi yang diatur dalam ketentuan

yang berlaku.

3. Penilaian Kesehatan Koperasi

Berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian

Koperasi dan UKM Nomor 06/Per/Dep.6/IV/2016, bahwa “Penilaian

Kesehatan Usaha Simpan Pinjam merupakan penilaian untuk mengukur

tingkat kesehatan KSP dan USP Koperasi”.

Penilaian kesehatan koperasi sangat diperlukan untuk mengetahui

kondisi tingkat kesehatan sehingga koperasi dapat mengambil keputusan

yang hendak diambil untuk kemajuan koperasi selanjutnya. Ruang

lingkup Penilaian Kesehatan KSP meliputi penilaian terhadap beberapa

aspek sebagai berikut:

a. Aspek Permodalan

Menurut Hendrojogi (dalam Alfi Rohmaning Tyas, 2014:23),

permodalan merupakan dana yang akan digunakan untuk

melaksanakan usaha-usaha koperasi. Arti modal lebih ditekankan

kepada nilai, daya beli, atau kekuasaan untuk menggunakan apa

yang terkandung dalam barang modal.

Hendar (dalam Alfi Rohmaning Tyas, 2014:23) menyatakan

bahwa sumber-sumber permodalan koperasi dapat berasal dari

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, hibah, modal

Page 14: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

penyertaan, cadangan koperasi, utang jangka pendek maupun utang

jangka panjang.

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan

UKM RI No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa modal

sendiri KSP adalah jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan

simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan

wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari Sisa Hasil Usaha dan

dapat ditambah dengan maksimal 50% modal penyertaan, sedangkan

“pinjaman diberikan yang berisiko adalah dana yang dipinjamkan

oleh KSP kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang

memadai”.

Analisis untuk aspek permodalan menyangkut kemampuan

Koperasi dalam memanfaatkan apa yang terkandung dalam barang

modal. Aspek permodalan dinilai melalui 3 (tiga) rasio, yaitu:

1) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset digunakan untuk

mengetahui perbandingan jumlah modal sendiri dengan total

aset yang dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau

Unit Simpan Pinjam (USP). Jadi, dari rasio tersebut bisa

diketahui sejauh mana aset yang dimiliki didanai oleh modal

sendiri.

2) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang

Berisiko

Page 15: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang

Berisiko digunakan untuk mengetahui perbandingan modal

sendiri dengan pinjaman diberikan yang berisiko yaitu pinjaman

yang memiliki agunan tidak memadai. Dari rasio ini dapat

diketahui kemampuan modal sendiri untuk menutup kerugian

apabila pinjaman yang berisiko ini tidak tertagih.

3) Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.

20/Per/M.KUKM/XI/2008, Rasio Kecukupan Modal Sendiri

digunakan untuk mengetahui perbandingan antara Modal

Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

(ATMR).

b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva

yang menghasilkan, karena penempatan dana tersebut untuk

mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Aktiva produktif

adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi

koperasi bersangkutan.

Kualitas aktiva produktif dinilai melalui 4 rasio yaitu:

1) Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume

pinjaman diberikan

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI

No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa “Volume

Page 16: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

pinjaman pada anggota adalah pinjaman koperasi yang berasal

dari pinjaman anggota”, sedangkan “volume pinjaman adalah

semua pinjaman koperasi yang berasal dari anggota, koperasi

lainnya, bank dan lembaga keuangan lain, penerbitan obligasi dan

surat hutang lainnya serta sumber lain yang sah”.

2) Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang

diberikan

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.

20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa “pinjaman yang

diberikan adalah dana yang dipinjamkan dan dana tersebut masih

di tangan peminjam atau sisa dari pinjaman pokok tersebut yang

masih belum dikembalikan oleh peminjam”, sedangkan “risiko

pinjaman bermasalah adalah perkiraan risiko atas pinjaman yang

kemungkinan macet atau tidak tertagih”.

Pinjaman bermasalah terdiri dari pinjaman kurang lancar,

pinjaman yang diragukan dan pinjaman macet. Kriteria pinjaman

bermasalah dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel II.2 Kriteria Pinjaman Bermasalah

Kriteria Pinjaman Bermasalah

No Pinjaman Kurang Lancar

(PKL) Pinjaman yang

Diragukan (PDR) Pinjaman Macet

(PM) 1. Pengembalian pinjaman

dilakukan dengan angsuran a. Terdapat tunggakan

angsuran pokok: 1<x<2 bulan bagi

pinjaman dengan

Pinjaman masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang-kurangnya 75% dari hutang peminjam termasuk bunganya;

Tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan, atau;

Page 17: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

angsuran harian dan/atau mingguan;

3<x<6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan bulanan;

6<x<12 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan 6 bulan/lebih; atau

b. Terdapat tunggakan bunga:

1<x<3 bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan; atau

3<x<6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya lebih dari 1 bulan.

atau

2. Pengembalian pinjaman tanpa angsuran a. Pinjaman belum jatuh

tempo Terdapat tunggakan

bunga yang melampaui 3 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan.

b. Pinjaman telah jatuh tempo

Pinjaman telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum melampaui 3 bulan.

Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang peminjam termasuk bunganya.

Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 12 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan.

3. - - Pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian kepada perusahaan asuransi pinjaman.

Sumber: Permen KUKM No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

Page 18: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

3) Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah

Cadangan risiko adalah cadangan tujuan risiko yang dimaksudkan

untuk menutup risiko apabila terjadi pinjaman macet/tidak

tertagih.

4) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.

20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa “pinjaman diberikan

yang berisiko adalah dana yang dipinjamkan oleh KSP kepada

peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai”,

sedangkan “pinjaman yang diberikan adalah dana yang

dipinjamkan dan dana tersebut masih di tangan peminjam atau

sisa dari pinjaman pokok tersebut yang masih belum

dikembalikan oleh peminjam”.

c. Penilaian Manajemen

Pengertian manajemen dapat menunjuk kepada

orang/sekelompok orang, atau bisa juga merupakan proses.

Manajemen dalam koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan

manajer. Ada hubungan timbal balik antara ketiga unsur tersebut,

dalam arti bahwa tidak satu unsur pun bisa bekerja secara efektif

tanpa dibantu atau didukung oleh unsur-unsur lainnya (Hendrojogi,

2002:135).

Manajemen koperasi adalah suatu proses untuk mencapai

tujuan melalui usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Untuk

Page 19: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

mencapai tujuan koperasi, perlu diperhatikan adanya sistem

manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan

diterapkannya fungsi-fungsi manajemen.

Penilaian aspek manajemen KSP/USP Koperasi meliputi lima

komponen yaitu:

1) Manajemen umum;

2) Kelembagaan;

3) Manajemen Permodalan;

4) Manajemen aktiva; dan

5) Manajemen likuiditas

d. Penilaian Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai

dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan

yang dijalankan. Penilaian aspek efisiensi koperasi menyangkut

kemampuan koperasi dalam melayani anggotanya dengan

penggunaan asset dan biaya seefisien mungkin.

Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga)

rasio yang menggambarkan sampai seberapa besar KSP/USP

koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada

anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya. Tiga rasio

tersebut adalah:

Page 20: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

1) Rasio beban operasi terhadap partisipasi bruto

Beban operasi anggota terdiri dari beban pokok, beban usaha dan

beban perkoperasian adalah biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan aktivitas usaha Koperasi Simpan Pinjam, sedangkan

partisipasi bruto adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dari

partisipasi anggota terhadap usaha jasa keuangan koperasi dalam

periode waktu tertentu sebelum dikurangi beban pokok.

2) Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor

Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor digunakan untuk

mengetahui perbandingan beban usaha yang dikeluarkan dengan

SHU Kotor yang dihasilkan. Beban usaha adalah beban-beban

yang dikeluarkan oleh KSP/USP yang berkaitan dengan

operasional simpan pinjam.

3) Rasio efisiensi pelayanan

Rasio efisiensi pelayanan digunakan untuk mengetahui tingkat

efisiensi atas biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pelayanan

simpan pinjam dengan volume pinjaman yang diberikan pada

anggota. Biaya untuk pelayanan tersebut salah satunya adalah

biaya untuk menggaji karyawan bagian pelayanan. Semakin

rendah rasionya berarti semakin baik.

e. Likuiditas

Perhitungan aspek likuiditas menyangkut kemampuan

Koperasi Simpan Pinjam dalam memenuhi kewajiban jangka

Page 21: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

pendeknya. Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP

Koperasi dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu:

1) Pengukuran Rasio Kas Bank terhadap Kewajiban Lancar

Tatik Suryani, dkk (2008: 82) menjelaskan bahwa “Kas adalah

alat pembayaran milik KSP atau USP yang siap dan bebas

digunakan untuk membiayai kegiatan umum KSP atau USP”,

sedangkan “Bank adalah sisa rekening milik KSP atau USP yang

siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum KSP

atau USP”. Kewajiban lancar adalah kewajiban atau hutang

koperasi jangka pendek, salah satunya adalah simpanan sukarela.

2) Pengukuran rasio pinjaman diberikan terhadap dana yang

diterima

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI

No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa “Pinjaman yang

diberikan adalah dana yang dipinjamkan dan dana tersebut masih

ada di tangan peminjam atau sisa dari pinjaman pokok tersebut

yang masih belum dikembalikan oleh peminjam”. Sedangkan

“dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan

SHU belum dibagi”.

f. Kemandirian dan Pertumbuhan

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI

No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa “kemandirian dan

pertumbuhan koperasi merujuk pada bagaimana kemampuan

Page 22: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

koperasi dalam melayani masyarakat secara mandiri dan seberapa

besar pertumbuhan koperasi di tahun yang bersangkutan jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya”.

Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan

pada 3 (tiga) rasio, yaitu:

1) Rasio Rentabilitas Aset

Rasio Rentabilitas aset adalah SHU sebelum pajak dibandingkan

dengan total aset. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan aset

yang dimiliki dalam menghasilkan SHU sebelum pajak.

2) Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

Rasio Rentabilitas Modal Sendiri yaitu SHU bagian anggota

dibandingkan total modal sendiri.

SHU bagian anggota adalah SHU yang diperoleh anggota atas

partisipasi simpanan pokok, dan simpanan wajib dan transaksi

pemanfaatan pelayanan KSP. Berdasarkan Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM RI No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008,

dijelaskan bahwa “total modal sendiri adalah jumlah dari

simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang

memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah,

cadangan yang disisihkan dari Sisa Hasil Usaha dan dalam

kaitannya dengan penilaian kesehatan dapat ditambah dengan

maksimal 50% modal penyertaan”.

Page 23: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

3) Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan

Rasio Kemandirian Operasional yaitu partisipasi netto

dibandingkan beban usaha ditambah beban perkoperasian.

Partisipasi Netto adalah partisipasi bruto dikurangi beban pokok.

Sedangkan Beban Pokok adalah jumlah biaya atas dana yang

dihimpun dari anggota.

g. Jati Diri Koperasi

Penilaian aspek jatidiri koperasi bertujuan untuk mengukur

keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu

mempromosikan ekonomi anggota.

Aspek penilaian jatidiri koperasi menggunakan 2 (dua) rasio,

yaitu:

1) Rasio Partisipasi Bruto

Rasio Partisipasi Bruto adalah tingkat kemampuan koperasi

dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya

semakin baik. Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota

kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota

yang mencakup beban pokok dan partisipasi netto.

Pengukuran rasio partisipasi bruto dihitung dengan

membandingkan partisipasi bruto terhadap partisipasi bruto

ditambah pendapatan.

Page 24: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)

Rasio ini untuk mengukur kemampuan koperasi memberikan

manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi

dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi

persentasenya semakin baik.

Rasio Promosi Ekonomi Anggota dihitung dengan

membandingkan promosi ekonomi anggota terhadap simpanan

pokok ditambah simpanan wajib.

Promosi Ekonomi Anggota (PEA): Manfaat MEPP + Manfaat

SHU. MEPP (Manfaat Ekonomi Partisipasi Pemanfaatan

Pelayanan) adalah manfaat yang bersifat ekonomi yang

diperoleh anggota dan calon anggota pada saat bertransaksi

dengan KSP, sedangkan manfaat SHU adalah SHU bagian

anggota yang diperoleh satu tahun sekali berdasarkan

perhitungan partisipasi anggota dalam pemanfaatan pelayanan

KSP. (Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI No.

20/Per/M.KUKM/XI/2008).

Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang diwajibkan kepada

anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu

seseorang masuk menjadi anggota koperasi tersebut dan

besarnya sama dengan semua anggota, sedangkan Simpanan

Wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada

Page 25: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu-waktu

tertentu.

B. Tinjauan Pustaka

Sebagai acuan dari penelitian ini, dikemukakan hasil-hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya:

1. Alfi Rohmaning Tyas (2014) meneliti tentang analisis tingkat kesehatan

Koperasi Simpan Pinjam Mukti Bina Usaha Kelurahan Muktisari Kota

Banjar, Jawa Barat Tahun 2011-2013. Penelitian ini menganalisis tingkat

kesehatan koperasi ditinjau dari tujuh aspek, yaitu: aspek permodalan,

aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek

likuiditas, aspek kemandirian dan pertumbuhan, dan aspek jatidiri. Dari

penelitian tersebut diperoleh hasil penilaian dengan total skor sebesar

68,02 dan dapat dikategorikan dengan predikat “cukup sehat”.

2. Yuni Astuti Dwi Suryani (2015) meneliti tentang penilaian tingkat

kesehatan unit simpan pinjam Koperasi Pegawai Republik Indonesia

“PGP” Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Tahun 2011-2012.

Penelitian ini menganalisis tingkat kesehatan koperasi ditinjau dari

beberapa aspek, yaitu: aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif,

aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan

pertumbuhan, dan aspek jatidiri. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil

bahwa pada tahun 2011 tingkat kesehatan USP “PGP” berada pada

kategori “kurang sehat” dengan total skor sebesar 58,30, sedangkan pada

tahun 2012 berada pada kategori “cukup sehat” dengan total skor sebesar

Page 26: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

61,35. Berdasarkan rata-rata skor yang didapat pada tahun 2011-2012,

USP “PGP” berada pada kategori “cukup sehat”.

3. Albert Budiyanto Soleh (2013) meneliti tentang analisis tingkat kesehatan

Koperasi Kartika Kuwera Jaya dengan menggunakan Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Nomor: 14/PER/M.KUKM/XII/2009. Aspek yang diteliti masih

menggunakan tujuh aspek penilaian yang lazim digunakan yaitu aspek

permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek

efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan pertumbuhan, dan aspek

jatidiri. Dari ke tujuh aspek penilaian tersebut, nilai skor tingkat kesehatan

Koperasi Kartika Kuwera Jaya adalah sebesar 76,40 yang artinya Koperasi

Kartika Kuwera Jaya tergolong koperasi yang “cukup sehat”.

4. Karmani Kamar (2014) meneliti tentang Analisis Kinerja Keuangan dan

Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (Studi Kasus pada KSP Al-

Ikhlas di Kota Makassar). Acuan yang digunakan dalam penelitian adalah

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor: 14/PER/M.KUKM/XII/2009. Dalam

penelitian ini, tahun 2011 diperoleh skor sebesar 73,9 dan pada tahun 2012

diperoleh skor sebesar 79,15. Dari hasil tersebut, maka koperasi simpan

pinjam Al-Ikhlas Makassar tergolong dalam kategori Cukup Sehat.

5. Munarsah (2007) meneliti tentang analisis tingkat kesehatan Unit Simpan

Pinjam (USP) pada Primkopti Semarang Barat Tahun 2000-2005. Aspek

penilaian yang diteliti berupa aspek kualitas aktiva produktif, aspek

Page 27: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

likuiditas, aspek rentabilitas, dan aspek permodalan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada tahun 2000, tingkat kesehatannya mencapai

58,73 yang berada dalam kategori “kurang sehat”, pada tahun 2001

sebesar 70,93 berada dalam kategori “cukup sehat”, tahun 2002 sebesar

69,66 dalam kategori “cukup sehat”, tahun 2003 sebesar 34,00 dalam

kategori “tidak sehat”, pada tahun 2004 sebesar 51,48 dalam kategori

“kurang sehat”, dan pada tahun 2005 mencapai 69,36 dalam kategori

“cukup sehat”. Dari keempat aspek yang diteliti, aspek yang paling

menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan adalah kualitas aktiva

produktif dan likuiditas, selanjutnya aspek rentabilitas, dan yang paling

sehat adalah aspek permodalan.

6. Nurwahidjah, Sri Kartikowati, Gani Haryana (2015) meneliti tentang

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam pada Koperasi Serba

Usaha Rejosari Pekanbaru. Pedoman dalam melakukan penilaian

kesehatan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil

dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008

meliputi permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi,

likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi. Data

diperoleh dari laporan keuangan selama 5 tahun dari tahun 2010-2014.

Hasil penelitian yang ditemukan pada Unit Simpan Pinjam memperoleh

predikat cukup sehat. Tahun 2010 memperoleh skor sebesar 63,65, tahun

2011 memperoleh skor sebesar 63,65, tahun 2012 memperoleh skor

Page 28: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

sebesar 63,65, tahun 2013 memperoleh skor sebesar 64,90, dan tahun 2014

memperoleh skor sebesar 66,15.

7. I Nyoman Karyawan (2015) meneliti tentang Penilaian Kesehatan dan

Rasio Keuangan Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Lestari Mataram”.

Pedoman penelitian menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi

Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

20/Per/M.KUKM/XI/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi

Simpan Pinjam “Mitra Lestari Mataram” termasuk dalam kategori Sehat

dengan perolehan skor sebesar 84,19.

C. Kerangka Berpikir

Koperasi Karyawan “Mitra Starlight” merupakan koperasi yang

bergerak pada 2 (dua) bidang usaha yaitu Unit Toko dan Unit Simpan Pinjam.

Penelitian ini memfokuskan pada satu bidang usaha yaitu Unit Simpan

Pinjam (USP). Salah satu permasalahan yang dihadapi Unit Simpan Pinjam

adalah belum tercapainya Unit Simpan Pinjam secara kualitas.

Penilaian Kesehatan Unit Simpan Pinjam Koperasi Karyawan “Mitra

Starlight” berpedoman pada Peraturan Deputi Bidang Pengawasan

Kementrian KUKM No. 06/Per/Dep.6/IV/2016 tentang Pedoman Penilaian

Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.

Tingkat kesehatan USP dianalisis berdasarkan 7 (tujuh) aspek yang

mencakup aspek keuangan dan manajemen yaitu aspek permodalan, kualitas

aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, dan

jatidiri koperasi. Aspek Manajemen meliputi manajemen umum,

Page 29: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva dan manajemen

likuiditas. Dari skor masing-masing aspek kemudian diakumulasikan untuk

menentukan kriteria kesehatan Unit Simpan Pinjam.

Hasil dari penilaian akan menunjukkan kondisi tingkat kesehatan

koperasi yang berada pada kondisi sehat, cukup sehat, dalam pengawasan,

dan dalam pengawasan khusus. Adapun kerangka berpikir dari penelitian ini

digambarkan sebagai berikut:

Page 30: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

Gambar II.1

Skema Penilaian Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam Koperasi Karyawan

“Mitra Starlight”

UNIT SIMPAN PINJAM

KOPERASI KARYAWAN

“MITRA STARLIGHT

Laporan Keuangan

Tahun 2013-2015

Analisis Tingkat Kesehatan Berdasarkan

Per. Dep. Pengawasan Menteri KUKM No.

06/Per/Dep.6/IV/2016

Aspek

Permodalan

Aspek

Kualitas

Aktiva

Produktif

Aspek

Manajemen

Aspek

Efisiensi

Aspek

Likuiditas

Aspek

Kemandiri

an dan

Pertumbu

han

Aspek

Jatidiri

Koperasi

Tingkat Kesehatan

KSP/USP

SEHAT

CUKUP SEHAT

DALAM

PENGAWASAN

DALAM

PENGAWASAN

KHUSUS

Page 31: LANDASAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/780/3/BAB II.pdf · Landasan merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan

Aspek-aspek yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan Unit

Simpan Pinjam Koperasi Karyawan “Mitra Starlight” dihitung dengan

menggunakan tolok ukur yang telah ditentukan. Rata-rata total skor masing-

masing aspek selama tahun 2013-2015 akan digunakan sebagai dasar dalam

menentukan kriteria kesehatan unit simpan pinjam yaitu sehat, cukup sehat,

dalam pengawasan, dan dalam pengawasan khusus.