BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/2456/3/BAB...
-
Upload
truonglien -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/2456/3/BAB...
9
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Biaya Operasional
Kegiatan perusahaan merupakan rentetan proses yang terus menerus.
Perusahaan membeli bahan-bahan, membayar upah untuk mengolah bahan-bahan
tersebut dan mengeluarkan biaya-biaya lainnya yang diperlukan sehingga bahan-
bahan tersebut dapat diubah menjadi produk jadi. Proses ini akan berulang
kembali karena produk jadi tersebut selesai, sebagian dari yang hasil penjualan
produk jadi tersebut akan digunakan kembai untuk membeli bahan-bahan,
membayar upah, dan seterusnya.
Dalam menjalankan aktifitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan
berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya
overhead dimana ketiga biaya ini disebut biaya produksi. Biaya lainnya untuk
kelancaran penjualan atau pemasaran dan administrasi biaya operasional.
Biaya operasional menurut Nafarin (2000:76) “Biaya operasional adalah
biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri
dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.”
2.1.1 Pengertian Biaya
Kebutuhan akan data biaya berbeda-beda dan biaya-biaya mungkin
dihitung berdasarkan kondisi dan tujuan yang berbeda-beda serta untuk keperluan
11
pihak-pihak berbeda pula. Oleh sebab itu, kita jumpai keanekaragaman di dalam
pemakaian istilah dan konsep yang digunakan dalam perhitungan biaya. Yang
jelas, biaya haruslah didasarkan pada fakta yang bersangkutan, dan cukup
terukur sehingga memungkinkan perusahaan mengambil kepustusan yang tepat.
Menurut Erlina (2007:1) pengertian biaya adalah keseluruhan
pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan
barang atau jasa sedangkan ongkos (expense) merupakan keseluruhan
pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil diluar
menghasilkan barang dan jasa atau proses produksi. Beban ini dikaitkan dengan
revenue pada periode yang berjalan.
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005:45) “Ongkos (expense) adalah
jumlah aktiva yang terpakai atau jasa yang digunakan dalam proses
menghasilkan pendapatan sedangkan biaya adalah pengeluaran kas (komitmen
membayar kas dimana depan) dengan tujuan menghasilkanpendapatan”. Jumlah
yang terpakai itu maksudnya adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh penghasilan selain dari biaya untuk memperolehbarang dan jasa
(produksi), misalnya: biaya penjualan, biaya gaji dan penyusutan
2.1.2 Penggolongan Biaya
Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung
pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktvitas
bisnis. Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atau biaya
12
umumnya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap,
biaya variabel dan semi variabel.
Menurut Mulyadi (2005:13) terdapat lima cara penggolongan biaya yaitu
diantaranysebagai berikut:
1). Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran:
a. Biaya bahan baku.
b. Biaya tenaga kerja langsung.
c. Biaya overhead.
2). Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan:
a. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
b. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3). Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayainya:
a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayainya. Jika sesuatu yang
13
dibiayainya tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan
terjadi.
b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak
langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).
4). Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume aktivitas:
a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan
b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu.
5). Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya:
a. Pengeluaran modal (capital expenditure). Pengeluaran modal adalah
biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi
(biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).
14
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan
adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
terjadinya pengeluaran tersebut.
2.1.3 Unsur-unsur Biaya Operasional
Unsur-unsur biaya operasional terdapat pada perkiraan laporan laba rugi
dan disertai dengan laporan pendukung berikut :
1). Biaya Penjualan
Termasuk dalam kelompok biaya penjualan adalah:
a. Gaji karyawan penjualan,
b. Biaya pemeliharaan bagian penjualan,
c. Biaya perbaikan biaya penjualan,
d. Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan,
e. Biaya penyusutan gedung bagian penjualan,
f. Biaya listrik bagian penjualan,
g. Biaya telepon bagian penjualan,
h. Biaya asuransi bagian penjualan,
i. Biaya perlengkapan bagian penjualan,
k. Biaya lain-lain,
2). Biaya administrasi dan umum
Termasuk dalam kelompok biaya administrasi dan umum adalah:
a. Gaji karyawan kantor,
b. Biaya pemeliharaan kantor,
15
c. Biaya perbaikan kantor,
d. Biaya penyusutan peralatan kantor,
e. Biaya penyusutan gedung kantor,
f. Biaya listrik kantor,
g. Biaya telepon kantor,
h. Biaya asuransi kantor,
i. Biaya perlengkapan kantor,
j. Biaya lain-lain.
Supriono mengelompokkan biaya operasional ke dalam biaya pemasaran
dan biaya administrasi: (1) Biaya pemasaran adalah meliputi semua biaya dalam
rangka menyelenggarakan kegiatan pemasaran (2) Biaya administrasi dan umum
adalah semua biaya yang terjadi dan berhubungan dengan fungsi administrasi
dan umum.
Biaya pemasaran ini meliputi semua biaya yang terjadi untuk mencari
atau menimbulkan pesanan dari pembeli kepada perusahaan, terdiri atas:
a. Biaya promosi iklan,
b. Biaya penjualan meliputi: gaji penjual, komisi, bonus, biaya
perjalanandinas, gaji kantor penjualan, perlengkapan kantor
penjualan, biaya teleponpenjualan, dan lain-lain.
c. Biaya untuk memenuhi atau melayani pesanan yaitu semua biaya
yang terjadi dalam rangka memenuhi pesanan atau melayani pesanan
yangditerima dari pembeli.
16
d. Gaji dan upah, meliputi: gaji, insentif dan bonus, premi, lembur
pajakpendapatan, upah borongan dan lain-lain.
e. Kesejahteraan karyawan meliputi: perobatan karyawan, rekreasi
olahraga.
f. Biaya reperasi dan pemeliharaan meliputi dan pemeliharaan
untukkendaraan bermotor, taman dan halaman kantor, bangunan
kantor, danlain-lain.
g. Biaya penyusutan aktiva tetap meliputi biaya penyusutan untuk
kendaraankantor, bangunan kantor dan lain-lain.
h. Biaya administrasi dan umum lainnya seperti: biaya cetak, alat
tulis,perlengkapan kantor, biaya listrik dan air, biaya telepon dan fax
kantor danlain-lain.
2.2 Anggaran
2.2.1 Pengertian Anggaran
Pada dasarnya semua perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba,
maka pimpinan perusahaan tersebut perlu menyusun suatu anggaran sebagai
pedoman atau pegangan perusahaan. Anggaran merupakan bagian dari akuntansi
yang membahas mengenai keuntungan dan operasi perusahaan pada masa yang
akan datang, anggaran dipergunakan sebagai perencanaan, pengkoordinasian dan
pengawasan kegiatan operasi perusahaan.
Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan. Anggaran
adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang
17
telah disahkan. Anggaran memberikan proyeksi yang dapat dipercaya mengenai
hasil-hasil dari rencana sebelum rencana dilaksanakan karena pada
waktumempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan
menyelidikisemua faktor-faktor yang mempengaruhi rencana dan memaksa
membuat analisisyang teliti berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.
Menurut Munandar (2001:11) dalam penyusunan anggaran perlu
dipertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b. Data tahun-tahun sebelumnya.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinan adalanya perubahan kebijakan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yangmungkin
disusun meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Untuk
mendapatkan pengertian dari anggaran maka berikut dikemukakan beberapa
pendapat dari para ahli diantaranya Sukanto (2000:144) ”Anggaranmerupakan
rencana yang terorganisasi dan menyeluruh dinyatakan dalam unitmoneter untuk
operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentudimasa yang
akan datang”.Sedangkan pengertian anggaran menurut Munandar (2001:1)
sebagaiberikut: ”Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
18
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) yang akan
datang”.
Dari unsur para ahli tersebut dapat diketahui bahwa anggaran merupakan
suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan penggunaan sumber-sumber
daya perusahaan yang dinyatakan secara formal dan terperinci dalam bentuk
kuantitatif pada suatu periode tertentu. Dalam anggaran juga terdapat tindakan
antisipasi untuk menyesuaikan keadaan di masa yang akan datang dengan
rencana yang telah ditetapkan, karena itu anggaran juga dipakai sebagai alat
koordinasi dan implementasi rencana awal dengan aktivitas yang sedang
berlangsung.
Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu anggaran, yaitu :
a. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan yang
akan dilakukan di waktu yang akan datang.
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup kegiatan yang
dilakukan manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan dan
pengendalian.
c. Dinyatakan dalam unit (satuan) moneter atau satuan ukuran yang lain,
yaitu suatu unit yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan
di masa yang akan datang.
d. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu menunjukkan bahwa
berlakunya suatu anggaran adalah untuk masa yang akan datang.
2.2.2 Jenis-jenis Anggaran
19
Anggaran terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan pengelompokkannya.
Menurut Nafarin (2000:17) mengatakan anggaran dapat dikelompokkan dari
beberapa sudut pandang sebagai berikut:
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran variabel yaitu disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas
(aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan sutau seri anggaran
yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.
b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu.
2. Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari:
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu
periodetertentu dan umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir
periodeanggaran.
b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk
memperbaikianggaran yang telah dibuat misalnya tiap bulan diadakan
perbaikansehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami
perubahan.
3. Menurut jangka waktu. Anggaran terdiri dari :
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang
dibuatdengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran
untukkeperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran
yangdibuat untuk jangka waktu lebih dari setahun. Anggaran untuk
20
keperluaninvestasi barang modal merupak an anggaran jangka panjang
yang disebut tanggaran modal (capital budget) anggaran jangka
panjang tidak harusberupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang
diperlukan sebagaidasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk
(master budget) anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan
perusahaan untuk jangka pendek. Biasanya disusun atas dasar tahunan.
Anggaran tahunan dapat dipecah lagi menjadi anggaran triwulan,
caturwulan, semester kemudian dipecah menjadi anggaran bulanan.
a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran
laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain:
- Anggaran penjualan,
- Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik.
- Anggaran biaya usaha,
- Anggaran laporan laba.
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran
neraca.Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:
- Anggaran kas,
- Anggaran piutang,
- Anggaran persediaan,
- Anggaran neraca,
21
- Anggaran utang.
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam
anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran ini
merupakanperpaduan dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan secaralengkap.
b. Anggaran parsial merupakan anggaran yang disusun tidak
lengkap,anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:
a. Appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi
tujuantertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
b. Performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan
fungsiaktivitas yang dilakukan dalam perusahaaan untuk menilai
apakahbiaya yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak
melampauibatas.
2.2.3 Syarat-Syarat Anggaran
Menurut R.A Supriyono (2001;346) dalam penyusunan anggaran perlu
memperhatikan :
1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat, yaitu organisasi yang memberi
tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan
tanggung jawab yang tegas.
2. Adanya sistem akuntasi yang memadai,meliputi:
- Penggolongan rekening yag sama antar anggaran dan realisasi anggaran.
22
- Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi.
- Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.
3. Adanya penilaian dan analisa, diperlukan untuk menetapkan alat pengukur
prestasi, sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa prestasi.
4. Adanya dukungan para pelaksana, anggaran dapat dipakai sebagai aat yang
baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif para pelaksana.
2.2.4 Fungsi dan Manfaat Anggaran
Menurut Gunawan (2003;50-52), fungsi anggaran adalah sebagai berikut:
1. Dalam bidang perencanaan :
a. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi
dan penelitian-penelitian,
b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah
atau kegiatan yang paling menguntungkan,
c. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan
(Policies) perusahaan,
d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan,
e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia,
f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.
2. Dalam bidang koordinasi
a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan,
b. Menghubungi aktivitas perusahaan dengan trend dalam bidang dunia
usaha,
23
c. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang
menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program
perusahaan,
d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.
3. Dalam bidang pengawasan
a. Untuk menguasai kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran.
b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan.
Jadi dengan meilhat uraian di atas secara tegas dapat ditarik kesimpulan,
bahwa dengan menyusun anggaran secara cermat dan baik akan mendatangkan
manfaat-manfaat bagi perusahaan, yang pada pokoknya :
1. Mendorong setiap individu di dalam perusahaan untuk berfikir ke depan.
2. Mendorong terjadinya kerja sama antara masing-masing bagian, karena
setiap bagian menyadari bahwa tidak dapat berdiri sendiri.
3. Mendorong adanya pelaksana atas partisipasi, karena setiap bagian
terlibat untuk ikut serta memikirkan rencana kerjanya.
2.2.5 Prosedur Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berhubungan erat dengan peran
departemenanggaran dan komite anggaran. Departemen anggaran adalah
departemen yang bertugas mengadministrasikan aliran informasi sistem
pengendalian melalui anggaran.
Fungsi departemen menurut Supriyono (2000:50) adalah:
24
1. Menerbitkan prosedur dan formulir-formulir untuk penyusunan anggaran.
2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan setiap asumsi-asumsi dasar yang
dikeluarkan kantor pusat untuk digunakan dalam menyusun anggaran.
3. Menjamin bahwa informasi dikomunikasikan secara wajar diantara unit-
unit organisasi yang saling berhubungan.
4. Membantu pusat-pusat pertanggungjawaban di dalam menyusun.
5. Menganalisis usulan anggaran dan membantu rekomendasi, pertama
padapenyusunan anggaran dan selanjutnya kepada manajemen puncak.
6. Mengadministrasikan proses pengubahan atau penyesuaian anggaran
selama tahun yang bersangkutan.
7. Mengkoordinasikan dan secara fungsional mengendalikan pekerjaan
departemen anggaran di eselon bawah.
Jika dilihat dari pihak-pihak yang menyusun anggaran, maka penyusunan
anggaran menurut Harahap (2001:83) dapat dilakukan dengan cara:
1. Otoriter atau Top Down
Dalam penyusunan anggaran ini, manajemen senior menetapkan
anggaran
bagi tingkat yang lebih rendah. Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri
olehpimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa ada
keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini baik jika karyawan
tidakmampu menyusun anggaran atau membutuhkan waktu yang terlalu lama
untukmenyusun anggarannya.
2. Demokrasi atau Bottom Up
25
Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan
karyawan,manajer di tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan
besarnya anggaran. Anggaran disusun mulai bawahan sampai ke atasan.
Bawahandiserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya
dimasa yangakan datang. Metode ini tepat jika digunakan pada perusahaan yang
karyawannyamemiliki keahlian dalam penyusunan anggaran dan tidak
dikhawatirkanmembutuhkan proses yang lama dan berlarut.
3. Campuran atau Top Down dan Bottom Up
Metode ini adalah yang paling efektif dengan menggabungkan
keduapendekatan tersebut. Pembuat anggaran mempersiapkan draft pertama
anggaran untuk bidang tanggung jawab mereka yang merupakan pendekatan dari
bawah ke atas. Tetapi mereka melakukan tersebut berdasarkan pedoman yang
ditetapkantingkat yang lebih tinggi, yang merupakan pendekatan dari atas ke
bawah.Manajer senior meninjau dan memberikan kritik dan saran atas anggaran
yangdiusulkan. Proses peninjauan ini sebaiknya dipandang adil, jika atasan
mengubahjumlah anggaran, dia harus mencoba dan meyakinkan pembuat
anggaran bahwaperubahan itu wajar.
Anggaran disusun pihak manajemen untuk jangka waktu satu tahun dan
membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber
tertentu yang diharapkan. Proses penyusunan anggaran merupakan proses
rencanakerja jangka pendek. Adapun proses penyusunan anggaran menurut
Gudono(2000:190) adalah sebagai berikut:
26
1. Manajemen puncak mengirim prinsip-prinsip penyusunan
anggaran(termasuk tujuan umum perusahaan) ke masing-masing bagian
sertamembentuk komite anggaran, jika belum memiliki komite.
2. Masing-masing bagian menyusun anggaran operasional (rencana
laba)dimulai dengan membuat ramalan penjualan dan anggaran
penjualan.Masing-masing manajer terlibat menerima anggaran penjualan
untukdijadikan dasar penyusunan anggaran atau manajemen yang lebih
tinggisering dilakukan pada tahap ini.
3. Negosiasi antar bagian dan komunikasi dengan pihak atasan.
4. Koordinasi dan pembahasan kembali terhadap rancangan anggaran
yangdiajukan masing-masing departemen oleh komite anggaran.
Beberaparevisi mungkin dilakukan supaya terjadi keharmonisan antara
anggarandari departemen yang satu dengan anggaran dari departemen
yang lain.Konsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat dilakukan untuk
membahasrevisi itu.
5. Persetujuan akhir dari manajemen puncak. Anggaran induk
kemudiandibagi-bagikan ke setiap departemen.
Dasar-dasar penetapan anggaran menurut Nafarin (2000: 136) adalah:
1. Harus ada komitmen dari manajemen puncak terhadap
konsepperencanaan dan pengendalian anggaran dan perlunya pengertian
yangbaik dari manajemen puncak tentang akibat pelaksanaan
perencanaan danpelaksanaan perencanaan pengendalian anggaran.
27
2. Karakteristik atau ciri khas perusahaan dan lingkungan
dimanaperusahaan beroperasi, termasuk variabel yang dapat
dikendalikan danyang tidak dapat dikendalikan, harus diidentifikasi dan
di evaluasisehingga keputusan yang relevan yang berkaitan dengan
karakteristikprogram perencanaan dan pengendalian laba yang efektif
dan praktis yangdapat dibuat.
3. Harus ada evaluasi terhadap struktur organisasi dan pembagian
tanggung jawab manajerial dan penerapan perubahan adalah perlu
untukmenjamin terlaksananya perencanaan dan pengendalian yang
efektif.
4. Harus ada evaluasi dan pengorganisasian sistem akuntansi
untukmenjamin bahwa sistem tersebut sesuai dengan pertanggung
jawaban diperusahaan (akuntansi Pertanggungjawaban /responsibility
accounting).Sehingga sistem ini dapat memberikan data yang berguna
untukperencanaan dan
5. Kebijakan tentang dimensi waktu atau periode yang dipergunakandalam
perencanaan dan pengendalian anggaran harus dibuat.Program pelatihan
anggaran harus dikembangkan untuk memberikaninformasi kepada
manajemen di semua tingkatan tergantung oleh tujuanperusahaan.
2.2.6 Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran
Ellen, dkk (2001;2) mengemukaan kegunaan anggaran sebagai berikut :
1. Adanya perencanaan terpadu.
28
Adanya perencanaan terpadu dapat digunakan sebagai alat untuk
merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan
pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara
menyeluruh.
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik
manajemen puncak maupun manajemen menengah dalam
menjalankan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran
memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam
lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan
lebih baik.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan.
Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karenanya sistem anggaran memungkinkan para
manajer divisi untuk melihat antar bagian (divisi) secara keseluruhan.
4. Sebagai alat pengawasan kerja.
Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang
bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap
aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar
acuannya, diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang
seksaman terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh
29
pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada
manfaat.
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan
Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang
relevan akan memberikan pedoman bagi perusahaan dalam
menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan
bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan
sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling
menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi
dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi
masukkan berharga bagi penyusunan anggaran berikutnya.
Mesipun anggaran mempunyai beberapa kegunaan, tetapi terdapat pula
keterbatasan-keterbatasan, seperti yang dikemukakan oleh Ellen, dkk (2002;19)
yaitu:
1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu
dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Seringkali keadaan yang digunakans sebagai dasar penyusunan
anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang
direncanakan.
3. Karena menyusun anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara
potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja
(Human Relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan
anggaran.
30
4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuatan
kebijakan (Decision Maker) terutama pada saat data dan informasi
tidak lengkap dan tidak cukup.
2.3Perencanaan Anggaran Biaya Operasional
Setiap perusahaan ingin bertahan, tumbuh ataupun berkembangnya
perusahaan secara lancar memerlukan adanya perencanaan dan pengawasan.
Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai perencanaan yang
baik. Dengan kata lain perencanaan merupakan fungsi yang paling penting dari
fungsi manajemen lainnya yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
yang sebenarnya hanyalah melaksanakan kepentingan-kepentingan dari
perencanaan.
2.3.1 Cara Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Bagi pimpinan perusahaan, anggaran merupakan sarana keperluan
perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Dalam penyusunan anggaran,
perusahaan dapat menggunakan beberapa metode yang lazim, sesuai dengan
keinginan perusahaan yang bersangkutan.Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kegiatan perusahaan dengan jalan koordinasi, pengawasan biaya
dan peningkatan keuntungan.
Dalam menyusun anggaran, ada beberapa cara atau metode untuk
menyusun anggaran yang lazim, yaitu :
1. Apriori
31
Dalam metode ini, anggaran disusun dengan menetapkan angka laba
yang diinginkan perusahaan. Setelah laba ditetapkan, maka semua pos
yang berkaitan dengan upaya pencapaian laba dihitung dan direncanakan
kemudian. Keuntungan metode ini adalah penetapan laba terlebih dahulu
sehingga setiap bagian-bagian yang terkai dalam penciptaan laba dapat
termotivasi. Hal ini akan lebih baik jika laba yang ditetapkan itu realistis.
2. Posteori
Dalam metode ini, laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana
kegiatan seperti penjualan dan produksi. Metode ini didahului dengan
penetapan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya.
Dimana dari masing-masing bagian yang terakait diberi kesempatan
untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang diharapkan dan setelah
itu diperhitungkan dengan bahan-bahan yang perlu dalam penyusunan
anggaran tersebut.
3. Pragmatis
Dalam metode ini, anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman tahun
lalu berdasarkan standar. Metode ini lebihrealistis jika kita melihat
pengalaman yang lalu sebagai dasar penyusunan anggaran.
2.3.2 Waktu Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Sebagian besar anggaran disiapkan secara bulanan, namun kerangka
waktu untuk anggaran dapat digunakan selama masih berguna. Kerangka waktu
ini tergantung dari jenis pasar, periode konstruksi untuk fasilitas modal, siklus
hidup produk, tingkat perputaran, periode manufaktur, waktu untuk
32
mengembangkan produk, sifat industri, keakuratan informasi keuangan, waktu
dan sumber-sumber bahan baku, dan bagaimana data harus digunakan. Periode
anggaran yang lebih pendek lebih cocok untuk waktu dimana banyak terjadi
ketidakpastian dan kejadian-kejadian yang tidak labil.
2.3.3 Tujuan Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Anggaran merupakan salah satu alat perencanaan dalam meningkatkan
laba perusahaan. Menurut Nafarin (2004:15) ada beberapa tujuan disusunnya
anggaran antara lain:
1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
dana penggunaan dana.
2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan
dana sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4. Untuk merasionakan sumber dan penggunaan dana agar mencapai hasil
yang maksimal.
5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan
anggaran yang lebih jelas dan nyata terlihat.
6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan
yang berkaitan dengan keuangan.
2.3.4 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan tanggung jawab
manajemen puncak karena manajemen puncak yang bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan perusahaan. Namun dalam pelaksanaannya, tugas tersebut
33
dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan sesuai dengan struktur
organisasi masing-masing perusahaan.
Prosedur merupakan suatu urutan-urutan seri tugas yang saling
berhubungan dengan diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja. Dalam
membuat anggaran biaya, prosedur-prosedur adalah sebagai berikut :
1. Tahap penentuan pedoman perencanaan anggaran biaya.
Anggaran yang dibuat pada tahun yang akan datang hendaknya
disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya
dimulai. Sebelum penyusunan anggaran biaya, terlebih dahulu top
managemen (direktur/komisaris) melakukan penetapan rencana besar
perusahaan dana membentuk panitia penyusunan anggaran yang
terdiri dari direktur, manager keuangan dan manager lainnya.
2. Tahap persiapan anggaran
Pada tahap ini seluruh manager saling bekerja sama dalam
mempersiapkan anggaran biaya, seperti manager pemasaran,
sebelumnya menyusun anggaran biaya penjualan atau anggaran biaya
operasional lainnya, terlebih dahulu meramalkan biaya penjualan.
Setelah menyusun ramalan, kemudian manager pemasaran bekerja
sama dengan manager keuangan untuk menyusun anggaran biaya
penjualan dan anggaran piutang usaha. Kemudian anggaran yang
disiapkan ini disiapkan dan dirapatkan lagi oleh bagian-bagian yang
berkepentingan.
3. Tahap penentuan anggaran biaya
34
Pada tahap ini diadakan rapat dari semua manager beserta direksi
dalam kegiatan:
a. Perbandingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap
komponen anggaran biaya.
b. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen
anggaran biaya.
c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran biaya.
4. Tujuan pelaksaan anggaran biaya
Untuk kepentingan pengawasan, tiap manager membuat laporan
realisasi anggaran, setelah dianalisis kemudian laporan realisasi
anggaran bisa disampaikan kepada direkur.
Pada perusahaan besar, kegatan perusahaan sangat kompleks dan ruang
lingkupnya sangat luas. Hal ini tidak memungkinkan bagi bagian administrasi
untuk menyusun anggaran tanpa partisipasi aktif dalam bagian yang lain, maka
tugas untuk menyusun anggaran akan didelegasikan kepada suatu tim yang
melibatkan semua bagian perusahaan. Tim ini biasa disebut anggaran, yang
anggotanya bisa setingkat dengan wakil direktur, kepala divisi atau kepala
bagian yang merupakan perpaduan dari bagian-bagian perusahaan yang
memegang peranan penting.
Anggota-anggota komite anggaran ini akan membahas tentang rencana-
rencana kegiatan yang akan datang, sehingga anggaran yang disusun nantinya
merupakan hasil kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas dan
kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Dengan demikian
35
pelaksanaan anggaran benar-benar didukung oleh seluruh bagian dalam
perusahaan sehingga mempermudah terciptanya kerja sama dan dapat
terkoordinasi dengan baik.
Penyusunan anggaran oleh perusahaan dapat dilakukanoleh atasan,
bawahan atau oleh keduanya. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan bawahan
dan partisipasi dalam penyusunan anggaran, sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.3.5 Penentuan Biaya Standar
Setiap perusahaan harus menyadari perlunya mendorong para manager
operasional untuk mengendalikan biaya. Pengendalian biaya sering kali berarti
perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan, atau antara laba diatas rata-rata dan
laba yang sedikit. Anggaran menetapkan standar-standar yang digunakan untuk
mengendalikan dan mengevaluasi kinerja manajerial. Biaya standar unit ada
dalam rangka kerja anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang
memungkinkan suatu perusahaan untuk menghitung perkiraan biaya dalam suatu
tingkat aktivitas.
Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan dimuka yang nantinya
merupakan pedoman dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Karena
biaya standar dijadikan pedoman, berarti biaya standar digunakan oleh
managemen sebaga alat untuk mengevaluasi, mengukur dan menilai suatu
pelaksanaan kinerja. Tujuan tersebut akan tercapai dengan adanya pengawasan
36
terhadap biaya. Tanpa pengawasan biaya, kemungkinan akan terjadi penggunaan
dana yang tidak tepat sasaran. Jika biaya yang sesungguhnya lebih tinggi
daripada biaya standar maka manager perlu melakukan tindakan untuk
menekannya, tetapi bila biaya yang sesungguhnya lebih rendah dari biaya
standar maka manajemen akan lebih tertarik untuk melihat apakah penghematan
itu dapat diperhatankan.
Beberapa perusahaan menggunakan biaya standar untuk perencanaan dan
pengawasan. Memasukkan biaya standar dalam catatan akuntansi meningkatkan
efisiensi dan ketepatan dalam pekerjaan. Penggunaan biaya standar dapat juga
menstabilkan biaya operasional yang dilaporkan.
Biaya standar membantu perencaan dan pengawasan operasional. Biaya
standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin terjadi
dari keputusan atas biaya laba. Menurut Carter, Usry (2005:154), biaya standar
digunakan untuk :
1. Menetapkan anggaran,
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan
mengukur efisiensi operasi.
3. Menyerhanakan perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya.
4. Membebankan biaya ke persediaan bahan baku, barang dalam proses
dan barang jadi,
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
2.3.6 Pengawasan Anggaran Biaya Operasional
37
Pengawasan secara terus-menerus atas setiap kegiatan, pekerjaan atau
tugas perlu dilakukan agar kesemuanya itu dilaksanakan dalam batas-batas yang
telah ditentukan. Batas-batas tersebut dikenal dengan nama “budget” atau
“standar” haruslah ditentukan untuk kegiatan produksi, pemasaran, keuangan
dan kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya. Hasil-hasil yang sebenarnya dicapai
haruslah dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan, dan bilamana
ditemukan penyimpangan-penyimpangan, maka harus diambil tindakan-tindakan
perbaikan secepatnya.
Pengawasan anggaran merupakan aplikasi sederhana dan langsung dari
prinsip-prinsip proses pengawasan. Anggaran disusun kemudian laporan
penerima dan pengeluaran nyata dibuat. Setap jenis anggaran kemudian
dibandingkan dengan pelaksanaan nyata dan penyimpangan-penyimpangan
(Variances) dapat dicatat.
Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak akan terdapat
tanpa adanya perencanaan, pengorganisasian dan menggerakkan sebelumnya.
Perencanaan terutama berkaitan erat dengan pengawasan, perencanaan,
mengidentifikasi komitmen-komitmen terhadap tindakan-tindakan yang akan
ditunjukkan untuk hasil yang akan datang.
Kegagalan pengawasan berarti cepat atau lambat adanya kegagalan
perencaan dan suksesnya perencaan berarti suksesnya pengawasan. Pengawasan
yang efektif membantu usaha-usaha untuk mengatur pekerjaan yang
direncanakan, untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai
rencana.
38
2.3.6.1 Pengaturan Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Pengawasan anggaran merupakan aplikasi sederhana dan langsung dari
prinsip-prinsip proses pengawasan. Anggaran disusun kemudian laporan
penerimaan dan pengeluran nyata dibuat. Setiap jenis anggaran kemudian
dibandingkan dengan pelaksaan nyata dan penyimpangan-penyimpagan
(Variances) dapat dicatat. Hal ini memungkinkan manager mempunyai
informasi yang dibutuhkan untuk mengambl tindakan korektif seperti:
1. Menaikkan penerimaan,
2. Mengurangi pengeluaran,
3. Memperbaiki anggaran.
Setiap langkah-langkah penyusunan anggaran harus dilakukan
pengawasan dengan mengelompokkan biaya-biaya menurut fungsi atau
aktivitas dan prosedur penyusunan anggaran yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dijalankan dengan baik.
2.3.6.2 Pengawasan Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Agar dapat menggunakan anggaran sebagai alat pengawsan, perusahaan
harus menetapkan suatu prosedur pengawasan yang baik dan terencana.
Prosedur pengawasan yang diterapkan biasanya terdiri dari beberapa tahap.
Menurut Welsch, Hilton dan Gordon (2001:14) sebagai berikut:
1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan
dengan tujuan dan standar yang ditetapkan sebelumnya.
2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual, hasil yang
direncanakan, dan selisih dari kedua faktor angka tersebut.
39
3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang
direncanakan dan mencari sebab-sebab dari penyimpangan tersebut.
4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi
masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses
disuatu bidang tertentu.
5. Memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada dan
menerapkan tindakan tersebut.
6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektifitas dari
tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan maju
untuk membuat perencanaan periode berikutnya.
Anggaran memfasilitasi pengawasan kegiatan-kegiatan usaha karena
menyediakan suatu standar untuk mengevaluasi kinerja karyawan dan
manager. Perbedaan-perbedaan antara jumlah yang dianggarkan dan
jumlah sesungguhnya disebut selisih anggaran (budget variences), dan
laporan-laporan yang menunjukkan selisih anggaran ini disebut dengan
laporan kinerja. Apabila jumlah dianggarkan dan jumlah sesungguhnya
kurang lebih sama, maka managemen tidak perlu mengambil tindakan
koreksi karena hasil yang dicapai sudah sesuai degan harapan mereka.
Untuk itu, dalam proses pengawasan laba diperlukan adanya analisis
varians atau penyimpangan terhadap selisih yang terjadi pada periode
anggaran.
2.4 Pengendalian Biaya
40
2.4.1 Pengertian Pengendalian
Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang
ditetapkan oleh manajemen untuk mengelola perusahaan dalam usaha untuk
mencapai tujuan perusahaan secara aktif dan efisiensi, mencakup koreksi untuk
kekurangan, kelemahan dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi
agar selaras dengan patokan-patokan yang telah ditetapkan.
Menurut Supriyono (2001;18), Pengendalian merupakan proses
mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan nyata setiap komponen organisasi, dan
melaksanakan tindakan korekti jika diperlukan. Pengendalian digunaan untuk
menjamin pencapaian tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, kebijakan-kebijakan dan
standar-standar secara efisiensi seperti yang telah ditentukan dalam perecanaan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian
adalah usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan untuk
mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan-penyimpangann yang terjadi agar
tujuan perusahaan dapat tercapai.
2.4.2 Proses Pengendalian
Dengan adanya pengendalian biaya operasional yang efektif, maka akan
dapat dilakukan analisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga
kemudian akan dapat pula segera dilakukan koreksi untuk memperbaikinya.
Pengendalian penting bagi manajemen dan dilakukan bukan atas dasar
kecurigaan, akan tetapi merupakan suatu bagian yang terpadu dalam
melaksanakan pekerjaan yang terencana dan melangkah pada kemajuan aktivitas
suatu perusahaan.
41
Untuk mencapai tujuan perusahaan, proses pengendalian harus melalui
beberapa prosedur sebagai berikut:
1. Menetapkan standar dan patokannya.Langkah ini meliputi standar dan
ukuran untuk segala hal mulai target kerja yang harus dicapai,
penyelenggaraan kerja. Patokan ini dapat berupa peraturan, pembakuan,
instruksi, dan lain-lain. Agar langkah ini efektif standar ini perlu dirinci
dalam bentuk-bentuk operasional, dipahami dan diterima oleh setiap
individu pegawai.
2. Pengukuran hasil pelaksanaan (performance).Langkah ini merupakan
proses berkesinambungan, berulang-ulang (refetitif) dengan frekuensi
aktual sesuai dengan jenis aktivitas yang sedang diukur. Pada langkah ini
kita mengecek, mengukur, melihat hasil senyatanya atau juga dapat
mengecek pelaksanaanya.
3. Memperbandingkan antara pelaksanaan dan standarnya. Langkah ini
banyak hal merupakan paling mudah ditempuh dalam proses
pengendalian, sifat kompleksnya mungkin telah diatasi dalam langkah
sebelumnya. Sehingga dalam langkah ini tinggal membandingkan hasil
yang telah dicapai dan telah ditetapkan sebelumnya. Jika hasil sesuai
dengan standar, maka dapat dikatakan bahwa segala sesuatunya berjalan
secara terkendali. Tetapi mungkin juga terjadi suatu ketidaksamaan atau
penyimpangan, ini merupakan feed back yang perlu diperbaiki.
4. Mengambil tindakan perbaikan. Apabila hasil belum tercapai atau
menurun, dan analisis menunjukkan perlunya diambil tindakan. Tindakan
42
ini dapat berupa penggandaan perubahan terhadap satu atau lebih banyak
hasil.
2.4.3 Karakteristik Pengendalian Efektif
Secara umum pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
Akurat ( Accurate )
Informasi atas prestasi harus akurat. Ketidakakuratan data dari suatu
sistem pengendalian dapat mengakibatkan organisasi mengambil tindakan
yang akan menemui kegagalan untuk memperbaiki suatu masalah atau
menciptakan masalah yang tadinya tidak ada.
Tepat waktu ( Timely )
Informasi yang harus dihimpun, diarahkan, dan segera dievaluasi
jika akan diambil tindakan tepat pada waktunya guna menghasilkan
perbaikan.
Objektif dan komprehensif ( Objektive and Comprehensible )
Informasi dalam suatu sistem pengendalian harus mudah dipahami
dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya. Semakin
objektif sistem pengendalian, semakin besar kemungkinannya bahwa
individu dengan sadar dan efektif akan merespon informasi yang diterima,
demikian pula sebaliknya.
43
Dipusatkan pada tempat pengendalian strategik ( Focused on strategic
control points )
Sistem pengendalian strategik sebaliknya dipusatkan pada bidang-
bidang yang paling banyak kemungkinan akan terjadinya deviasi dari
standar, atau yang akan menimbulkan kerugian yang paling besar. Selain itu
sistem pengendalian strategik sebaiknya dipusatkan pada tempat di mana
tindakan perbaikan dapat dilaksanakan seefektif mungkin.
Secara ekonomi realistik ( Economically realistic)
Pengeluaran biaya untuk implementasi, pengendalian harus ditekan
seminimum mungkin, sehingga terhindar dari pemborosan yang tak berguna.
Secara organisasi realistik ( Organizationally realistic )
Sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas
organisasi. Misalkan individu harus dapat melihat hubungan antara tingkat
prestasi yang harus dicapainya dan imbalan yang akan menyusul kemudian.
Dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi
Informasi pengendalian harus di koordinasikan dengan arus
pekerjaan diseluruh organisasi karena dua alasan: pertama, setiap langkah
dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
44
seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian harus sampai pada semua
orang yang perlu untuk menerimanya.
Fleksibel ( Flexible )
Pada setiap organisasi pengendalian harus mengandung sifat fleksibel
yang sedemikian rupa, sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak
untuk mengatasi perubahan-perubahan yang merugikan atau memanfaatkan
peluang-peluang baru.
Preskriptif dan operasionalisasi ( Prescriptive and operational )
Pengendalian yang efektif dapat mengidentifikasi setelah terjadi
deviasi dari standar, tindakan perbaikan apa yang perlu diambil. Informasi
harus sampai dalam bentuk yang dapat digunakan ketika informasi itu tiba
pada pihak yang bertanggungjawab untuk mengambil tindakan perbaikan.
Diterima para anggota organisasi ( Accepted by organization members )
Agar sistem pengendalian dapat diterima oleh para anggota
organisasi, pengendalian tersebut harus berkaitan dengan tujuan yang berarti
dan diterima. Tujuan tersebut harus mencerminkan bahasa dan aktivitas
individu kepada situasi tujuan tersebut dipertautkan.
2.5 Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Menunjang Pengendalian
Biaya Operasional
45
Anggaran biaya operasional merupakan acuan yang digunakan oleh pusat
pertanggung jawaban yang bersangkutan dalam mengeluarkan biaya untuk
menjalankan kegiatan pokok perusahaan. Pusat pertanggungjawaban biaya
operasional yang menggunakannya sebagai alat pencapaian tujuan sesuai dengan
yang telah direncanakan sebelumnya.
Anggaran biaya operasional disusun dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dimiliki perusahaan, kemampunan pusat-pusat pertanggungjawaban
dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Ini merupakan hal yang penting
untuk mendukung fungsi anggaran sebagai alat perencanaan pedoman
pelaksanaan kegiatan, alat pengkoordinasian kegiatan dan pengawasan kegiatan.
Setiap akhir tahun, pusat-pusat pertanggungjawaban menyerahkan
laporan realisasi anggaran. Anggaran dapat dijadikan alat pembanding bagi
anggaran yang telah di programkan dengan realisasi tersebut. Keberhasilan dan
kelemahan anggaran dapat dianalisa dari perbandingan ini, dan dijadikan koreksi
untuk anggaran yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Jika biaya operasional yang dikeluarkan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan pada anggaran, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian yang baik
telah dilaksanakan dan apabila pengeluaran biaya operasional tersebut mencapai
tujuan yang ditetapkan, maka dapat dikatakan perusahaan telah melakukan
pengendalian biaya secara selektif.
Dengan menyusun dan menerapkan biaya operasional yang baik, akan
sangat membantu manajemen dalam melakukan pengendalian yang efektif
terhadap biaya operasional, mulai dari pengendalian awal, pengendalian
46
berjalanan dan pengendalian umpan balik sehingga sasaran-sasaran yang ingin
dicapai perusahaan pun sangat mungkin untuk dicapai.
2.6 Tinjauan Pustaka /Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Berikut beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan penelitian
dengan topik yang sama dengan penelitian ini, antara lain:
1. Nama Peneliti : Yulia Agustina
Judul Penelitian : Perencaan dan Pengawasan Biaya Operasional
Guna Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi paa
PT. Indosat Tbk Cabang Medan
Tahun Penelitian : 2010
Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah
melakukan penyusunan anggaran biaya
operasional dengan baik sehingga telah melakukan
penyusunan anggaran biaya operasional dengan
baik sehingga dapat dipakai sebagai alat efektifitas
dan efisiensi biaya operasional.
2. Nama Peneliti : Sri Utami Nova Yanthi
Judul Penelitian : Perencaan dan Pengawasan Biaya Operasional
Dalam Rangka Peningkatan Laba Perusahaan pada
47
PT. Adira Dinamika Multifinance Car Division
Cabang Medan
Tahun Penelitian : 2009
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perencanaan anggaran biaya operasional pada
perusahaan menggunakan metode top down dan
bottom up dengan melibatkan semua bagian yang
berhubungan dengan penyusunan anggaran.
3. Nama Peneliti : Ahmad Rozaki Hafid
Judul Penelitian : Peranan Anggaran Biaya Operasi Dalam
Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya
Operasi (Studi Kasus pada PT. Kereta Api
(Persero))
Tahun Penelitian : 2007
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang diperoleh, PT. Kereta Api (Persero) telah
melaksanakan anggaran biaya operasi dengan
memadai. Hal ini terlihat dengan adanya prosedur
dan proses penyusunan anggaran biaya operasi
yang efektif, adanya tahapan-tahapan untuk
mencapai efektivitas pengendalian biaya operasi
48
yang berarti anggaran biaya operasi berperan
dalam menunjang efektivitas biaya operasi.
4. Nama Peneliti : Mukhairana
Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
Pada PT. Sarana Agro Nusantara Belawan
Tahun Penelitian : 2005
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh
perusahaan dapat dikatan telah meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja perusahaan. Karena
hanya melakukan pekerjaansesuai dengan yang
telah dianggarkan.
5. Nama Peneliti : Nani Nurani
Judul Penelitian : Peranan Anggaran Biaya Operasional Sebagai
Alat Pengendali Manajemen Pada PT. Sariwangi
Area
Tahun Penelitian : 2009
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa selama
ini peranan anggaran biaya operasional sebagai
alat pengendalian manajemen pada PT. Sariwangi
AEA belum digunakan secara optimal, semua ini
dapat terlihat dari adanya peyimpangan biaya –
biaya operasional yang ada pada perusahaan