BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA...
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
Penelitian tindakan kelas saat ini berkembang begitu pesat, untuk materi
bahasa Indonesia sendiri banyak penelitian yang mengangkat judul upaya peningkatan
kemampuan menulis, karena kita tahu bahwa kemampuan menulis yang dimiliki
setiap orang akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, penelitian
ini masih menarik untuk diteliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih
dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain dapat
dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang
lain sangat penting dilakukan, sebab untuk mengetahui relevansi antara penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang akan datang. Penelitian yang menggunakan model
memang dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Qudrotun Afiatul
Muna (2004) dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan Menulis Paragraf Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Sidareja Kabupaten
Cilacap Tahun Ajaran 2006-2007 menunjukkan peningkatan hasil tes. Selain itu,
penelitian juga dilakukan oleh Fitriani (2006) yang berjudul Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menyimak Wacana Narasi Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Patikraja
Melalui Pembelajaran Cooperatife Learning Model Jigsaw Tahun Ajaran 2009-2010.
menunjukkan hasil yang serupa yaitu peningkatan hasil tes. Berdasarkan penelitian
yang sudah dilakukan hasilnya mununjukan bahwa terjadi peningkatan pada hasil tes
9
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
10
setelah diterapkan pembelajaran dengan model, namun penelitian terhadap
keterampilan menulis masih perlu untuk dilakukan. Penelitian ini mempunyai
kedudukan sebagai pelengkap terhadap penelitian sebelumnya. Peneliti akan mencoba
melengkapi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, sehingga yang
membedakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Jigsaw diterapkan pada
keterampilan menulis berita. Model pembelajaran yang akan diterapkan diyakini
mampu menumbuhkan semangat siswa dalam belajar menulis.
B. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (2008: 21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang–lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami
oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami lambang-lambang
atau grafik tersebut. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya melainkan harus banyak
dilakukan melalui latihan dan praktik yang secara teratur. Menulis merupakan suatu
representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresif bahasa. Sedangkan, menurut
Nurgiyantoro (2013: 425) menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui
media bahasa. Aktivitas pertama menekankan unsur bahasa, sedang yang kedua
gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah
hendaknya diberi penekanan yang sama.
Menulis menurut Cahyani, Isah & Iyos Ana.R (2006: 103) adalah kemampuan
menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan sesuatu baik berupa ide
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
11
ataupun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang dilakukan dengan
menggunakan bahasa tulisan. Tujuan menulis yaitu melaporkan, menyenangkan,
meyakinkan, menerangkan, memperkenalkan, menghibur, dan menjelaskan. Kegiatan
menulis memang merupakan kegiatan yang unik. Tidak setiap orang yang sudah
menguasai kaidah-kaidah bahasa dengan sendirinya secara linier akan terampil
menulis. Kegiatan menulis harus mempertimbangkan bahasa, sosial, dan logika.
Tanpa memperhatikan hal tersebut tulisan itu tidak komunikatif. Selain itu, ketika
menulis pun harus menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir yang dapat
memnbantu mencapai tujuan. Sedangkan menurut Suparno (2002: 1-3) menulis dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Komunikasi tulis paling tidak
terdapat empat unsur yang terlibat; penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan
atau isi sebagai saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima
pesan.
Berdasarkan pengertian menulis yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang–lambang
grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain
atau pembaca sebagai alat komunikasi tulis. Menulis dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Dalam komunikasi tulis, penulis sebagai penyampai pesan atau isi sebagai saluran
atau media berupa tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan. Menulis sebagai
salah satu keterampilan berbahasa tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek
keterampilan berbahasa lainnya. Pengalaman dan masukan yang diperoleh dari
menyimak, berbicara dan membaca akan member konstribusi berharga dalam menulis.
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
12
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan
(keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pelajar, setelah kemampuan
mendengarkan atau menyimak, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan
berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli
bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu
sendiri yang akan menjadi isi karangan. Unsur bahasa maupun unsur isi haruslah
terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilakn karangan yang runtut dan terpadu.
Jika dalam kegiatan berbicara urang harus menguasai lambang-lambang bunyi,
kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang atau simbol-simbol
visual dan aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut tentang ejaan. Unsur situasi
dan para linguistik yang sangat aktif membantu komunikasi dalam berbicara, tak dapat
dimanfaatkan dalam menulis. Kelancaran komunikasi dalam menulis tergantung pada
bahasa yang digunakan. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat dipahami seperti
yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang
tepat, teratur, dan lengkap (Nurgiyantoro, 2001: 296).
Kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bahasa lainnya. Menulis
didorong oleh kegiatan berbicara, mendengar dan membaca. Seperti dalam berbicara,
menulis membawa ide-ide dari seseorang dengan tujuan dan makna yang berbeda.
Oleh sebab itu, siswa dapat mengembangkan perasaan audiens dan merasakan
kegiatan menulis sebagai tindakan yang relevan yang terjadi di antara diri sendiri,
orang lain, dan masyarakat. Seperti halnya area kecerdasan kebahasaan lainnya,
penting bagi guru dan orang tua untuk menjadi model kegiatan menulis secara efektif,
dengan menunjukan kegemaran dalam menulis dan usaha-usaha untuk mengasah
ketrampilan mereka (Campbell, 2006: 29).
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
13
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kemampuan menulis tidak datang
dengan sendirinya. Adanya motivasi seseorang berkemauan berbuat sesuatu, termasuk
di dalamnya menulis. Secara umum motivasi terbagi atas dua jenis, yaitu motivasi
internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal yaitu motivasi yang datang dari
dalam diri kita sendiri. Misalnya motivasi menulis, karena dengan menulis dapat
menuangkan gagasan, pikiran yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Dengan
menulis kita tetap ada dan tidak lekas lapuk termakan zaman. Menulis menuntut
latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogam. Progam-progam
dalam belajar menulis direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut.
a. Membantu siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani
mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas
memerlukan karya tulis dengan kegiatan menulis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan.
c. Mengajarkan siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi
tulis.
d. Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu
siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan
pada diri secara bebas.
Setiap tulisan memiliki maksud dan tujuan. Menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan,
2008: 25-26) tujuan menulis adalah sebagai berikut.
1) Assignment purpose (tujuan penugasan), penulisan ini sebenarnya tidak
mempunyai tujuan sama sekali. Penulis hanya menulis sesuatu karena ditugaskan
atau bukan atas kemauan sendiri. Misalnya siswa yang diberi tugas merangkum
buku, cerita, dan novel.
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
14
2) Altruistic purpose (tujuan altruistik), penulis menulis untuk menyenangkan para
pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, menolong pembaca dalam
memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan terhadap karyanya. Seseorang
tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar
maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah
“lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif), tulisan dari penulis bertujuan untuk
meyakinkan pembacanya kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Information purpose (tujuan informasi dan penerangan), tulisan yang di dalamnya
member suatu informasi atau keterangan atau penerangan kepada pembaca.
5) Self ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri), tujuan dari tulisan ini yaitu
memperkenalkan atau menyatakan diri (pengarang) kepada pembaca.
6) Creative purpose (tujuan kreatif), tujuan dari tulisan ini erat dengan tujuan
pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan
melibatkan dirinya dengan sesuatu keinginan untuk mencapai norma artistik, atau
seni idaman. Tulisan yang di dalamnya bertujuan mencapai nilai-nilai artistik,
nilai-nilai kesenian.
7) Problem solving (tujuan pemecahan masalah), disini penulis ingin menjelaskan,
menjernihkan dan menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan
gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Agar maksud dan tujuan menulis tercapai, maka penulis harus mengetahui cirri-ciri
tulisan yang baik. Menurut Adelstein dan Pival (dalam Tarigan, 2008: 6-7) antara lain:
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
15
a) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis mempergunakan nada
yang serasi.
b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menyusun
bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis dengan
jelas dan tidak samar-samar. Memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-
contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis.
Dengan demikian para pembaca tidak usah payah-payah bergumul memahami
makna yang tersurat dan tersirat.
d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis secara
meyakinkan. Menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta
mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat-teliti mengenai
hal itu. Dalam hal ini haruslah dihindari penggunaan kata-kata dan pengulangan
frase-frase yang tidak perlu. Setiap kata harislah menunjang pengertian yang
serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis.
e) Tulisan yang baik mencerminkan sang penulis untuk mengkritik naskah tulisannya
yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu merevisi naskah pertama
merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif.
f) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan sang penulis dalam naskah atau
manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan tanda baca secara seksama,
memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat
sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari
benar-benar bahwa hal-hal kecil seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik
terhadap karyanya.
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
16
C. Pengertian Berita
Menurut Husnun (2006: 11), berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan
mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja
terjadi disampaikan oleh wartawan dimedia masa. Sedangkan menurut Departemen
Pendidikan Nasional (2007: 140), berita adalah cerita atau karangan mengenai
kejadian atau peristiwa yang hangat. Menurut Sudarman (2008: 74-75), secara bahasa
berita berasal dari bahasa Sansekerta “vrit” yang berarti “ada” atau terjadi.
Dikembangkan dalam bahasa inggris menjadi “write” yang berarti menulis. Sebagian
orang menyebutkan “vritta” yang berarti kejadian atau “yang terjadi”. Lidah orang
Indonesia menyebutnya “berita”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita
diartikan sebagai, “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”.
Paul De Massenner (dalam Sudarman, 2008: 75), menyatakan bahwa berita adalah
sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak.
Dari beberapa definisi tersebut di atas, peneliti dapat simpulkan bahwa berita
adalah laporan tercepat tentang sesuatu peristiwa, fakta atau hal yang baru, menarik
dan perlu diketahui oleh masyarakat umum. Fakta merupakan peristiwa yang benar-
benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dengan kata lain, fakta adalah
keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Opini
bukanlah sebuah fakta karena opini adalah pendapat seseorang mengenai suatu hal
atau peristiwa yang kebenarannya belum pasti dan tidak didukung dengan data yang
akurat. Fakta kebenarannya bersifat objektif sedangkan opini kebenarannya bersifat
subjektif. Dalam menulis sebuah berita ada unsur-unsur yang perlu diperhatikan, yaitu
5W + 1H menurut Cahya (2012: 17-18). Unsur ini digunakan untuk mengetahui
dengan tepat apa yang akan disampaikan dalam bentuk berita. Unsur-unsurnya yaitu
sebagai berikut.
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
17
1) W1 = What berarti peristiwa apa yang terjadi dan dilaporkan kepada masyarakat.
Peristiwa bisa berarti peristiwa yang berkaitan dengan alam, binatang, masalah
manusia dan kehidupannya. Seperti masalah sosial, ekonomi, politik, budaya,
kecelakaan, kemiskinan, korupsi, penemuan, hasil penelitian, harta karun dan lain
sebagainya. What dipakai untuk menanyakan apa yang akan ditulis, tema apa
yang akan diangkat dalam berita, atau hal apa yang akan dibahasa dalam berita
tersebut.
2) W2 = Who adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama what. Unsur siapa selalu
menarik perhatian pembaca, apalagi manusia yang menjadi objek berita itu adalah
seorang yang aktif dibidangnya. Unsur siapa ini harus dijelaskan dengan
menunjukkan ciri-cirinya seperti nama, umur, pekerjaan, alamat serta atribut
lainnya berupa gelar (bangsawan, suku, pendidikan) pangkat/jabatan.
3) W3 = When adalah pertanyaan kapan peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan
waktu peristiwa itu terjadi. Detik, jam, hari, tanggal, tahun, dan seterusnya. Waktu
sangat terkait dengan keaktualitasan berita. Misalnya; Pada hari ini (Sabtu,
8/03/14) pesawat Malaysia Airlines hilang kontak di perairan Cina Selatan.
4) W4 = Where berarti dimana peristiwa itu terjadi. Hal itu menanyakan lokasi
kejadian peristiwa (dimana) atau tempat berlangsungnya peristiwa tersebut. Ada
tempat yang bersifat umum seperti; pasar, stasiun, bandara, bisa juga tempat
berarti ditempat khusus, seperti; rumah, kantor, sekolah, rumah sakit, dan lain
sebagainya. Ada juga tempat yang merujuk pada geografis. Misalnya di Jakarta, di
Bandung, di Surabaya, dan lain sebagainya.
5) W5 = Why menanyakan mengapa peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan alas an
atau mencari penyebabnya mengapa peritiwa itu terjadi. Disini penulis dituntut
untuk menguraikan penyebab terjadinya peristiwa. Contoh, “menurut saksi mata,
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
18
pelaku pencurian sepeda motor berjumlah 2 orang karena kelalaian pemilik sepeda
motor yang tidak mengunci anti maling”.
6) H = How, Pertanyaan how / bagaimana untuk menggambarkan suasana dan proses
peristiwa terjadi. Biasanya wartawan atau penulis berita menyampaikan tentang
bagaimana peristiwa itu terjadi. Bahkan juga disertai bagaimana cara
menanggulangi peristiwa itu. Misalnya berita tentang luapan lumpur panas di
Porong, Sidoarjo, karena kesalahan teknis dalam eksplorasi gas bumi. Dalam
menulis beritanya, kita harus menggambarkan jalannya peristiwa tersebut.
Keenam unsur 5W+1H itu dalam menulis berita mutlak diperlukan, sehingga
informasi yang disampaikan kepada masyarakat lengkap dan masyarakat tidak
mengalami kebingungan karena kekurangan informasi yang kita tulis. Kelengkapan
data yang disampaikan dapat membuktikan kebenaran suatu peristiwa. Berita bukan
sebuah pendapat seseorang mengenai sesuatu peristiwa yang tidak disertai data yang
akurat untuk membuktikan kebenarannya. Berita hanya akan menjadi sebuah isu atau
gosip apabila tidak disertai data yang lengkap dan akurat. Oleh sebab itu, berita
bukanlah opini atau pendapat seseorang mengenai sesuatu peristiwa yang terjadi.
D. Jenis-jenis Berita
Menurut Cahya (2012: 13-15) jenis berita secara umum dapat dikelompokan menjadi
lima jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Berita Langsung (Straight News)
Berita langsung merupakan berita liputan suatu peristiwa atau kejadian secara
langsung. Berita langsung dibuat untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa yang
secepatnya harus diketahui khalayak. Oleh karena itu, jenis berita ini hanya
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
19
melaporkan peristiwa yang terjadi secara singkat. Biasanya dikenal dengan istilah
breaking news. Teori jurnalistik terdapat tiga jenis berita langsung, yaitu sebagai
berikut.
a. Matter of fact news adalah berita yang menonjolkan fakta utama suatu peristiwa.
Contohnya, berita tentang bencana alam.
b. Action news adalah berita yang mengisahkan tentang perbuatan atau tindakan
yang terjadi dalam suatu peristiwa. Contohnya, berita tentang tawuran warga.
c. Quote news adalah berita yang penyajiannya disertai dengan kutipan
pembicaraan/wawancara dengan para pelaku peristiwa.
2. Berita Mendalam (Depth News Report)
Sesuai dengan namanya berita ini ditulis secara mendalam dan lengkap.
Dengan membaca berita ini, pembaca mengetahui dan memahami permasalahan yang
diberitakan dengan baik dari berbagai sudut pandang. Berita jenis ini melaporkan
peristiwa yang membutuhkan informasi secara intensif. Tujuannya, yaitu untuk
memperoleh keterangan dan mengungkap fakta-fakta yang masih tersembunyi. Jenis
berita pelaporan mendalam biasanya berbentuk kajian utama, laporan khusus, atau
laporan utama proses dalam media massa. Proses penulisannya melibatkan tim yang
terdiri atas beberapa orang yang memerlukan persiapan yang matang dan waktu yang
lebih lama.
3. Berita Menyeluruh (Comprehensive News Report)
Berita menyeluruh merupakan berita tentang fakta yang bersifat menyeluruh
ditinjau dari berbagai aspek. Berita jenis ini keberadaannya dianggap sebagai
penyempurna berita langsung. Jika berita langsung hanya berisi potongan fakta
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
20
sehingga menjadi berita yang utuh. Kelengkapan berita menyeluruh ini akan
memudahkan pembaca memahami isi berita. Keutuhan berita ini akan menguatkan
kebenaran dari peristiwa yang diberitakan.
4. Berita Pelaporan Interpretatif (Interpretative News Report)
Berita pelaporan interpretatif umumnya memfokuskan pada sebuah isu,
masalah, atau peristiwa yang bersifat controversial. Namun, laporan tetap terfokus
pada fakta bukan opini. Memberitakan informasi seperti ini, wartawan dituntut dapat
menganalisis dan menjelaskan persolan yang terjadi jelas. Berita interpretative sangat
bergantung pada pertimbangan nilai fakta yang ada. Berita jenis ini informasinya
diperoleh langsung dari narasumber.
5. Berita Pelaporan Cerita Khas (Feature Story Report)
Berita pelaporan ciri khas atau lebih akrab disebut feature merupakan bentuk
berita ringan yang mendalam menghibur, enak untuk disimak, dan biasanya
menggunakan teknik “penghiasan sebuah cerita”. Feature lebih sering dijumpai pada
surat kabar atau majalah. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta
yang dianggap mampu menghibur dan memunculkan empati pembaca. Ciri khas
sebuah feature yaitu mengandung unsur sastra. Walaupun feature ditulis dengan gaya
menulis fiksi, tetapi isinya tetap informatif dan aktual. Unsur-unsur tulisan feature,
yaitu kreativitas, informatif, menghibur, dan tidak dibatasi waktu.
E. Bagian-bagian Berita
Secara umum, sebuah berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya menurut
Sudarman (2008: 90-91), yaitu:
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
21
1. Judul berita (headline), merupakan identitas berita. Headline berguna untuk
menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan dan
menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
2. Titi mangsa (date line), berkaitan dengan berita itu dibuat. Nama media massa,
tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukan
tempat kejadian dan inisial media.
3. Pembuka berita (lead), yaitu kalimat pembuka pada paragraf pertama yang
memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disampaikan.
Lead merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan perkembangan berita.
4. Perangkai (bridge), adalah kata-kata atau kalimat penghubung antara teras berita
atau pembuka berita dengan tubuh berita.
5. Tubuh (body), yaitu kalimat-kalimat, paragraf-paragraf yang merupakan
kelanjutan dari teras berita atau pembuka berita.
6. Kaki berita (leg), yaitu bagian akhir atau kalimat penutup dari penulisan berita.
F. Ciri-ciri Teks Berita yang Baik
Menurut Djuarid (2006: 161-162) pedoman bahasa jurnalistik antara lain:
1. Kesesuaian berita dengan tema berita yang telah ditentukan. Sebuah berita harus
ditulis dengan menceritakan keselurahan dari tema berita. Oleh sebab itu, berita
bukan merupakan opini penulis melainkan sebuah peristiwa yang benar terjadi.
Misalnya, tema berita tentang bencana alam namun isi berita tentang kecelakaan
lalu lintas artinya berita tersebut tidak sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
2. Ringkas atau singkat hemat kata dengan menghilangkan bagian tidak penting
yang tidak mendukung tema. Misalnya, tema berita tentang bencana alam terdapat
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
22
kalimat „Kecelakaan mengakibatkan lalu lintas menjadi macet total disepanjang
tol‟. Kalimat tersebut termasuk bagian tidak penting karena tidak mendukung
tema.
3. Jelas, mudah dimengerti dan tidak mengundang pembaca untuk bertanya-tanya.
Berita harus jelas terdapat unsur 5W+1H yaitu what (apa), who (siapa), when
(kapan), where (dimana), why (mengapa), how (bagaimana) yang merupakan
pokok dari sebuah berita. Suatu berita harus dapat dibuktikan kebenarannya yang
merupakan sebuah fakta. Waktu dan tempat dari peristiwa yang diberitakan jelas.
Misalnya, „Kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban tewas 14 orang dan 47
orang luka-luka terjadi jumat (10/2/2012) pukul 18.30 WIB saat bus Kurnia Bakti
meluncur pada jalan menurun menuju Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Tabrakan beruntun itu akibat dari rem bus Kurnia Bakti tidak berfungsi
saat meluncur pada jalan menurun di Pasar Cisarua‟. Berita tersebut mengandung
unsur 5W+1H yaitu, what; kecelakaan lalu lintas, who; Bus Kurnia Bakti, when;
Jumat, 10 Februari 2012, pukul 18.30 WIB, where; di jalan menurun menuju
Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor Jawa Barat, why; rem bus Kurnia Bakti tidak
berfungsi saat meluncur pada jalan menurun di Pasar Cisarua, how; kecelakaan
tersebut menyebabkan 14 orang tewas dan 47 orang luka-luka.
4. Tertib dan patuh pada aturan atau norma yang berlaku dalam menulis berita,
penangunaan bahasa, susunan kata, prioritas dan sebagainya. Bagian-bagian
berita dengan menggunakan headline (judul berita), date line (titi mangsa), lead
(pembuka berita), bridge (perangkai), body (tubuh), leg (kaki berita). Contoh
berita beserta bagian-bagian berita di bawah ini.
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
23
Kebakaran Pasar Senen (headline)
Pada hari Sabtu, 1 Mei 2010 (date line). Pasar senen yang terletak di Jakarta Pusat
kebakaran. Kebakaran terjadi pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB. Menurut
kesaksian warga, beberapa orang tak dikenal sengaja melakukan sabotase listrik
(lead). Kebakaran tersebut mengakibat puluhan kios terbakar habis (bridge).
Kerugian pemilik kios mencapai ratusan juta karena tidak ada barang dagangan
yang bisa diselamatkan dalam kebakaran itu. Kebakaran bermula pada satu kios
yang sengaja disabotase listriknya oleh beberapa orang. Namun titik api dengan
cepat membakar kios-kios disekitarnya. Pemadam kebakaran kesulitan
memadamkan api karena pada malam itu angin bertiup kencang sehingga api
semakin membesar (body). Setelah satu jam pemadam kebakaran baru bisa
memadamkan api (leg).
5. Bahasa yang digunakan dalam berita mudah dipahami agar isi berita dapat
dimengerti oleh pembaca. Kata atau kalimat yang ditulis dalam berita tidak
bermakna ganda sehingga tidak menimbulkan kebingungan si pembaca. Misalnya
pada judul berita berikut ini, „Nyawa Kedua Flu Burung‟ dapat memiliki banyak
makna. Makna pertama; Flu Burung memiliki banyak nyawa, makna kedua; Flu
Burung telah merenggut nyawa orang yang kedua atau telah ada korban kedua.
6. Menarik, menulis berita yang menarik sangat penting yang menjadi tugas
wartawan yang ditentukan oleh kemampuannya menulis. Berita yang menarik
terlihat dari judul berita yang mencakup keseluruhan isi berita. Judul berita ditulis
dengan bahasa yang menarik minat pembaca. Pelajar yang mengikuti pelajaran di
sekolahnya dengan tertib, tidak menarik dijadikan judul berita karena peristiwa
seperti ini terjadi pada kehidupan sehari-hari. Kecelakaan lalulintas dan terdapat
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
24
beberapa korban terluka, dapat dijadikan judul berita karena peristiwa ini jarang
terjadi dan menarik minat pembaca. Teori ini tidak digunakan untuk pedoman
penskoran karena kemenarikan itu sangat subyektif.
G. Teknik Menulis Berita
Menulis berita hampir sama dengan menulis laporan observasi dan peristiwa.
Namun, ada perbedaan mencolok antara menulis laporan dan menulis berita. Laporan
ditulis dengan uraian yang panjang lebar dan bahasa yang bersifat ilmiah, berita
sebaliknya ditulis secara singkat, tetapi padat isi, mematuhi kode etik media pers, dan
disajikan menggunakan bahasa jurnalistik. Sebelum menulis berita, penulis perlu
memperhatikan beberapa hal penting sebagai pegangan dalam menulis. Hal penting
tersebut, yaitu teknik menulis berita menurut Cahya (2012: 38-40) sebagai berikut.
1. Informasi, merupakan unsur penyusun berita yang utama. Tanpa informasi,
wartawan tidak dapat menulis berita. Bahkan, informasi yang tidak lengkap akan
membuat wartawan kesulitan dalam menyusun berita.
2. Signifikan, berita harus signifikan artinya berisi informasi penting atau memiliki
dampak bagi pembaca. Sebagai contoh, penulis melaporkan berita tentang wabah
flu burung. Pelaporan berita tersebut secara tidak langsung diharapkan dapat
member informasi yang bermanfaat bagi pembaca atau masyarakat.
3. Fokus, kegagalan seorang penulis yaitu ketika ia menyampaikan berita dengan
tidak fokus. Berita yang baik biasanya singkat dan terfokus pada tema. Oleh sebab
itu, penulis berita harus memfokuskan isi berita dengan tema atau peristiwa yang
ada di lapangan.
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
25
4. Efektif, tulisan yang efektif adalah tulisan yang mampu meletakan informasi pada
perspektif secara tepat. Tujuannya agar pembaca mengetahui dari mana kisah
berawal dan kemana mengalir dan seberapa jauh dampaknya.
5. Karakteristik, dunia jurnalistik mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
dunia sastra ataupun dunia ilmiah. Jurnalistik menyajikan berbagai berita, tren
sosial, opini hokum, perkembangan ekonomi, tragedi kemanusiaan, dinamika
agama, dan lain-lain. Tulisan yang disajikan berupaya mengenalkan pembaca
kepada orang-orang yang menggerakan peristiwa atau menghadirkan orang-orang
yang terpengaruh oleh gagasan peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, penyajian
tulisan jurnalistik harus berbeda dengan tulisan sastra maupun ilmiah lainnya.
6. Lokasi dan tempat, penulis berita dapat menyusupkan “sense of place” agar tulisan
menjadi lebih hidup. Contohnya dengan mendeskripsikan lokasi terjadinya
pembunuhan atau suasana jalannya pertandingan sepak bola. Sering kali deskripsi
yang detail menimbulkan kesan dramatis tentang lokasi suatu peristiwa.
7. Suara, pada dasarnya tulisan akan mudah diingat jika dapat menciptakan ilusi
bahwa penulis sedang bertutur kepada pembacanya. Penulisan berita perlu
menggunakan kalimat aktif dan menyertakan kutipan-kutipan percakapan dari
orang-orang yang terlibat dengan peristiwa tersebut. Penulis yang baik harus
mampu menghadirkan warna suara yang konsisten ke seluruh isi tulisan. Warna
sebuah tulisan dapar diciptakan dengan memberi penekanan pada suatu kata atau
kalimat yang ingin ditonjolkan. Contohnya dengan memberikan variasi pada
panjang pendek kalimat.
8. Anekdot dan kutipan, penulis dapat menyisipkan anekdot, dialog pendek, dan
deskripsi untuk mengubah irama isi berita dan membuat tulisan lebih hidup.
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
26
Anekdot berisi cerita singkat yang menarik dan mengesankan tentang orang-orang
penting atau terkenal. Namun, anekdot yang ditulis harus tetap berhubungan
dengan kejadian yang sedang diberitakan.
H. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Ahli (Jigsaw)
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran yang beranekaragam merupakan upaya pendidik untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar. Pemebelajaran kooperatif
adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang dilakukan pendidik, dimana dalam
pembelajaran ini peserta didik dibagi dalam kelompok, seperti yang dikemukakan
Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2010: 58) bahwa pemebelajaran kooperatif
merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan peserta didik
bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan pembelajaran
kooperatif pada dasarnya agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok
sehingga dalam belajar peserta didik dapat saling menghargai teman satu sama
lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran secara berkelompok yang diupayakan pendidik guna
mencetak suasana belajar yang menarik sehingga pembelajaran akan tercapai dengan
baik. Dari pembelajaran berkelompok akan meningkatkan keaktifan siswa saat belajar.
2. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Menurut Rusman (2011: 136) ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai
contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbern Thelen dan berdasarkan
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
27
teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok
secara demokratis.
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas,
misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran
mengarang.
d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan; 1) urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax); 2) adanya prinsip-prinsip reaksi; 3) sistem sosial; dan 4)
sistem pendukung keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru
akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi; 1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; 2)
dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
3. Kooperatif Tipe Tim Ahli (Jigsaw)
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, merupakan model diskusi (tim
ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugakan
kepada siswa. Pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw terdiri dari beberapa anggota
dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penugasan bagian materi belajar
dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompok ahli.
Model pembelajaran Jigsaw menggabungkan konsep pengajaran pada teman
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
28
sekelompok dalam usaha membantu belajar. Pada hakekatnya model
pembelajaran Jigsaw berpusat pada siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan
motifator. Prinsip-prinsip dasar model pembelajaran Jigsaw adalah kooperatif, bekerja
sama, kelompok asal dan kelompok ahli.
a. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang).
2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi
menjadi beberapa sub bab.
3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggungjawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaikan
mengenai sistem ekskresi. Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari
tentang ginjal, siswa yang lain dari kelompok satunya mempelajari tentang paru-
paru, begitu pun siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari
hati.
4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar
teman-temannya.
6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa
kuis individu.
Persyaratan lain yang perlu disiapkan guru, antara lain; (1) Bahan Kuis; (2) Lembar
Kerja Siswa (LKS); (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sistem evaluasi
pada Jigsaw sama dengan sistem evaluasi pada tipe STAD, yaitu pemberian skor nilai
baik secara individu maupun kelompok (Trianto, 2010: 73-74).
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
29
Gambar 1. Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw
Menurut Ibrahim (2000: 24), ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw dapat
digambarkan sebagai berikut:
Model pembelajaran Jigsaw, setiap anggota tim bertanggungjawab untuk
menentukan materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengerjakan
materi tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain. Berdasarkan uraian di atas
diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah pembelajaran menggunakan model
Jigsaw adalah sebagai berikut. Pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw guru
membagi siswa menjadi beberapa delapan kelompok, jumlah anggota dalam
kelompok lima siswa. Selanjutnya guru memberikan materi dalam bentuk teks yang
Kelompok Asal
5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan
Kelompok Ahli
(tiap kelompok ahli memiliki satu enggota dari tim-tim asli)
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
30
telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab dan masing-masing kelompok
mendapatkan sub bab yang berbeda. Guru meminta siswa untuk menyusun data pokok
berita, merangkai data pokok berita menjadi sebuah teks berita, menyunting teks
berita secara singkat, padat dan jelas berdasarkan materi yang telah dibagikan dalam
bentuk teks kepada masing-masing kelompok. Guru meminta perwakilan satu siswa
dari masing-masing kelompok untuk membentuk kelompok ahli berdiskusi tentang
materi menulis berita. Diskusi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan
jawaban atau menyatukan gagasan. Guru memberi waktu tidak lebih dari 10 menit
untuk berdiskusi. Pada langkah akhir guru meminta setiap anggota kelompok ahli
kembali ke kelompok asal bertugas mengajarkan hasil diskusi menulis berita kepada
teman-temannya. Guru berkeliling ruangan dari kelompok ke kelompok lainnya dan
melanjutkan sampai sekitar sebagian kelompok mendapat kesempatan untuk
mempresentasikan.
Dalam pembelajaran Jigsaw guru lebih banyak sebagai fasilitator, agar
pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan dalam
kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal. Siswa berperan aktif dalam
pembelajaran ini dituntut untuk berpikir kritis serta bekerjasama. Setelah itu guru
memberikan soal pada seluruh siswa dan harus dikerjakan secara individu. Siswa
mengerjakan soal secara individu tidak ada kegiatan diskusi. Ada beberapa kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran Jigsaw sebagai berikut.
Kelebihan model pembelajaran Jigsaw:
a) Meningkatkan kemajuan belajar (pencapaian akademis)
b) Menambah motivasi dan percaya diri
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014
31
c) Mudah diterapkan dan tidak mahal
d) Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kerjasama
kelompok
e) Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa yang berasal
dari latar belakang yang berbeda
f) Menerapakan bimbingan oleh teman
g) Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah
h) Melatih siswa supaya dapat bekerjasama dalam rangka untuk menyatukan konsep
dari hasil kelompok
Kekurangan model pembelajaran Jigsaw:
a) Adanya pembentukan kelompok maka tingkat kemampuan penguasaan materi
pembelajaran hanya dapat ditinjau dalam lingkup kelompok
b) Sejumlah siswa bingung
c) Memerlukan persiapan yang lama
Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014