BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA...

23
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tindakan kelas saat ini berkembang begitu pesat, untuk materi bahasa Indonesia sendiri banyak penelitian yang mengangkat judul upaya peningkatan kemampuan menulis, karena kita tahu bahwa kemampuan menulis yang dimiliki setiap orang akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, penelitian ini masih menarik untuk diteliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang lain sangat penting dilakukan, sebab untuk mengetahui relevansi antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan datang. Penelitian yang menggunakan model memang dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Qudrotun Afiatul Muna (2004) dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Menulis Paragraf Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Sidareja Kabupaten Cilacap Tahun Ajaran 2006-2007 menunjukkan peningkatan hasil tes. Selain itu, penelitian juga dilakukan oleh Fitriani (2006) yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Wacana Narasi Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Patikraja Melalui Pembelajaran Cooperatife Learning Model Jigsaw Tahun Ajaran 2009-2010. menunjukkan hasil yang serupa yaitu peningkatan hasil tes. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan hasilnya mununjukan bahwa terjadi peningkatan pada hasil tes 9 Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian tindakan kelas saat ini berkembang begitu pesat, untuk materi

bahasa Indonesia sendiri banyak penelitian yang mengangkat judul upaya peningkatan

kemampuan menulis, karena kita tahu bahwa kemampuan menulis yang dimiliki

setiap orang akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, penelitian

ini masih menarik untuk diteliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih

dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain dapat

dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang

lain sangat penting dilakukan, sebab untuk mengetahui relevansi antara penelitian

sebelumnya dengan penelitian yang akan datang. Penelitian yang menggunakan model

memang dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Qudrotun Afiatul

Muna (2004) dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia

Pokok Bahasan Menulis Paragraf Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Sidareja Kabupaten

Cilacap Tahun Ajaran 2006-2007 menunjukkan peningkatan hasil tes. Selain itu,

penelitian juga dilakukan oleh Fitriani (2006) yang berjudul Upaya Meningkatkan

Kemampuan Menyimak Wacana Narasi Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Patikraja

Melalui Pembelajaran Cooperatife Learning Model Jigsaw Tahun Ajaran 2009-2010.

menunjukkan hasil yang serupa yaitu peningkatan hasil tes. Berdasarkan penelitian

yang sudah dilakukan hasilnya mununjukan bahwa terjadi peningkatan pada hasil tes

9

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

10

setelah diterapkan pembelajaran dengan model, namun penelitian terhadap

keterampilan menulis masih perlu untuk dilakukan. Penelitian ini mempunyai

kedudukan sebagai pelengkap terhadap penelitian sebelumnya. Peneliti akan mencoba

melengkapi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, sehingga yang

membedakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Jigsaw diterapkan pada

keterampilan menulis berita. Model pembelajaran yang akan diterapkan diyakini

mampu menumbuhkan semangat siswa dalam belajar menulis.

B. Pengertian Menulis

Menurut Tarigan (2008: 21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang–lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami

oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami lambang-lambang

atau grafik tersebut. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka

dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya melainkan harus banyak

dilakukan melalui latihan dan praktik yang secara teratur. Menulis merupakan suatu

representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresif bahasa. Sedangkan, menurut

Nurgiyantoro (2013: 425) menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui

media bahasa. Aktivitas pertama menekankan unsur bahasa, sedang yang kedua

gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah

hendaknya diberi penekanan yang sama.

Menulis menurut Cahyani, Isah & Iyos Ana.R (2006: 103) adalah kemampuan

menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan sesuatu baik berupa ide

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

11

ataupun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang dilakukan dengan

menggunakan bahasa tulisan. Tujuan menulis yaitu melaporkan, menyenangkan,

meyakinkan, menerangkan, memperkenalkan, menghibur, dan menjelaskan. Kegiatan

menulis memang merupakan kegiatan yang unik. Tidak setiap orang yang sudah

menguasai kaidah-kaidah bahasa dengan sendirinya secara linier akan terampil

menulis. Kegiatan menulis harus mempertimbangkan bahasa, sosial, dan logika.

Tanpa memperhatikan hal tersebut tulisan itu tidak komunikatif. Selain itu, ketika

menulis pun harus menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir yang dapat

memnbantu mencapai tujuan. Sedangkan menurut Suparno (2002: 1-3) menulis dapat

didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Komunikasi tulis paling tidak

terdapat empat unsur yang terlibat; penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan

atau isi sebagai saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima

pesan.

Berdasarkan pengertian menulis yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan

bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang–lambang

grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain

atau pembaca sebagai alat komunikasi tulis. Menulis dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Dalam komunikasi tulis, penulis sebagai penyampai pesan atau isi sebagai saluran

atau media berupa tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan. Menulis sebagai

salah satu keterampilan berbahasa tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek

keterampilan berbahasa lainnya. Pengalaman dan masukan yang diperoleh dari

menyimak, berbicara dan membaca akan member konstribusi berharga dalam menulis.

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

12

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

(keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pelajar, setelah kemampuan

mendengarkan atau menyimak, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan

berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli

bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis

menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu

sendiri yang akan menjadi isi karangan. Unsur bahasa maupun unsur isi haruslah

terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilakn karangan yang runtut dan terpadu.

Jika dalam kegiatan berbicara urang harus menguasai lambang-lambang bunyi,

kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang atau simbol-simbol

visual dan aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut tentang ejaan. Unsur situasi

dan para linguistik yang sangat aktif membantu komunikasi dalam berbicara, tak dapat

dimanfaatkan dalam menulis. Kelancaran komunikasi dalam menulis tergantung pada

bahasa yang digunakan. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat dipahami seperti

yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang

tepat, teratur, dan lengkap (Nurgiyantoro, 2001: 296).

Kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bahasa lainnya. Menulis

didorong oleh kegiatan berbicara, mendengar dan membaca. Seperti dalam berbicara,

menulis membawa ide-ide dari seseorang dengan tujuan dan makna yang berbeda.

Oleh sebab itu, siswa dapat mengembangkan perasaan audiens dan merasakan

kegiatan menulis sebagai tindakan yang relevan yang terjadi di antara diri sendiri,

orang lain, dan masyarakat. Seperti halnya area kecerdasan kebahasaan lainnya,

penting bagi guru dan orang tua untuk menjadi model kegiatan menulis secara efektif,

dengan menunjukan kegemaran dalam menulis dan usaha-usaha untuk mengasah

ketrampilan mereka (Campbell, 2006: 29).

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

13

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kemampuan menulis tidak datang

dengan sendirinya. Adanya motivasi seseorang berkemauan berbuat sesuatu, termasuk

di dalamnya menulis. Secara umum motivasi terbagi atas dua jenis, yaitu motivasi

internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal yaitu motivasi yang datang dari

dalam diri kita sendiri. Misalnya motivasi menulis, karena dengan menulis dapat

menuangkan gagasan, pikiran yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Dengan

menulis kita tetap ada dan tidak lekas lapuk termakan zaman. Menulis menuntut

latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogam. Progam-progam

dalam belajar menulis direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut.

a. Membantu siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani

mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas

memerlukan karya tulis dengan kegiatan menulis.

b. Mendorong siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan.

c. Mengajarkan siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi

tulis.

d. Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu

siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan

pada diri secara bebas.

Setiap tulisan memiliki maksud dan tujuan. Menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan,

2008: 25-26) tujuan menulis adalah sebagai berikut.

1) Assignment purpose (tujuan penugasan), penulisan ini sebenarnya tidak

mempunyai tujuan sama sekali. Penulis hanya menulis sesuatu karena ditugaskan

atau bukan atas kemauan sendiri. Misalnya siswa yang diberi tugas merangkum

buku, cerita, dan novel.

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

14

2) Altruistic purpose (tujuan altruistik), penulis menulis untuk menyenangkan para

pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, menolong pembaca dalam

memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para

pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan terhadap karyanya. Seseorang

tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar

maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah

“lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

3) Persuasive purpose (tujuan persuasif), tulisan dari penulis bertujuan untuk

meyakinkan pembacanya kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Information purpose (tujuan informasi dan penerangan), tulisan yang di dalamnya

member suatu informasi atau keterangan atau penerangan kepada pembaca.

5) Self ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri), tujuan dari tulisan ini yaitu

memperkenalkan atau menyatakan diri (pengarang) kepada pembaca.

6) Creative purpose (tujuan kreatif), tujuan dari tulisan ini erat dengan tujuan

pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan

melibatkan dirinya dengan sesuatu keinginan untuk mencapai norma artistik, atau

seni idaman. Tulisan yang di dalamnya bertujuan mencapai nilai-nilai artistik,

nilai-nilai kesenian.

7) Problem solving (tujuan pemecahan masalah), disini penulis ingin menjelaskan,

menjernihkan dan menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan

gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

Agar maksud dan tujuan menulis tercapai, maka penulis harus mengetahui cirri-ciri

tulisan yang baik. Menurut Adelstein dan Pival (dalam Tarigan, 2008: 6-7) antara lain:

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

15

a) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis mempergunakan nada

yang serasi.

b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menyusun

bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis dengan

jelas dan tidak samar-samar. Memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-

contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis.

Dengan demikian para pembaca tidak usah payah-payah bergumul memahami

makna yang tersurat dan tersirat.

d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis secara

meyakinkan. Menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta

mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat-teliti mengenai

hal itu. Dalam hal ini haruslah dihindari penggunaan kata-kata dan pengulangan

frase-frase yang tidak perlu. Setiap kata harislah menunjang pengertian yang

serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis.

e) Tulisan yang baik mencerminkan sang penulis untuk mengkritik naskah tulisannya

yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu merevisi naskah pertama

merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif.

f) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan sang penulis dalam naskah atau

manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan tanda baca secara seksama,

memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat

sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari

benar-benar bahwa hal-hal kecil seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik

terhadap karyanya.

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

16

C. Pengertian Berita

Menurut Husnun (2006: 11), berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan

mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja

terjadi disampaikan oleh wartawan dimedia masa. Sedangkan menurut Departemen

Pendidikan Nasional (2007: 140), berita adalah cerita atau karangan mengenai

kejadian atau peristiwa yang hangat. Menurut Sudarman (2008: 74-75), secara bahasa

berita berasal dari bahasa Sansekerta “vrit” yang berarti “ada” atau terjadi.

Dikembangkan dalam bahasa inggris menjadi “write” yang berarti menulis. Sebagian

orang menyebutkan “vritta” yang berarti kejadian atau “yang terjadi”. Lidah orang

Indonesia menyebutnya “berita”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita

diartikan sebagai, “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”.

Paul De Massenner (dalam Sudarman, 2008: 75), menyatakan bahwa berita adalah

sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, peneliti dapat simpulkan bahwa berita

adalah laporan tercepat tentang sesuatu peristiwa, fakta atau hal yang baru, menarik

dan perlu diketahui oleh masyarakat umum. Fakta merupakan peristiwa yang benar-

benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dengan kata lain, fakta adalah

keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Opini

bukanlah sebuah fakta karena opini adalah pendapat seseorang mengenai suatu hal

atau peristiwa yang kebenarannya belum pasti dan tidak didukung dengan data yang

akurat. Fakta kebenarannya bersifat objektif sedangkan opini kebenarannya bersifat

subjektif. Dalam menulis sebuah berita ada unsur-unsur yang perlu diperhatikan, yaitu

5W + 1H menurut Cahya (2012: 17-18). Unsur ini digunakan untuk mengetahui

dengan tepat apa yang akan disampaikan dalam bentuk berita. Unsur-unsurnya yaitu

sebagai berikut.

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

17

1) W1 = What berarti peristiwa apa yang terjadi dan dilaporkan kepada masyarakat.

Peristiwa bisa berarti peristiwa yang berkaitan dengan alam, binatang, masalah

manusia dan kehidupannya. Seperti masalah sosial, ekonomi, politik, budaya,

kecelakaan, kemiskinan, korupsi, penemuan, hasil penelitian, harta karun dan lain

sebagainya. What dipakai untuk menanyakan apa yang akan ditulis, tema apa

yang akan diangkat dalam berita, atau hal apa yang akan dibahasa dalam berita

tersebut.

2) W2 = Who adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama what. Unsur siapa selalu

menarik perhatian pembaca, apalagi manusia yang menjadi objek berita itu adalah

seorang yang aktif dibidangnya. Unsur siapa ini harus dijelaskan dengan

menunjukkan ciri-cirinya seperti nama, umur, pekerjaan, alamat serta atribut

lainnya berupa gelar (bangsawan, suku, pendidikan) pangkat/jabatan.

3) W3 = When adalah pertanyaan kapan peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan

waktu peristiwa itu terjadi. Detik, jam, hari, tanggal, tahun, dan seterusnya. Waktu

sangat terkait dengan keaktualitasan berita. Misalnya; Pada hari ini (Sabtu,

8/03/14) pesawat Malaysia Airlines hilang kontak di perairan Cina Selatan.

4) W4 = Where berarti dimana peristiwa itu terjadi. Hal itu menanyakan lokasi

kejadian peristiwa (dimana) atau tempat berlangsungnya peristiwa tersebut. Ada

tempat yang bersifat umum seperti; pasar, stasiun, bandara, bisa juga tempat

berarti ditempat khusus, seperti; rumah, kantor, sekolah, rumah sakit, dan lain

sebagainya. Ada juga tempat yang merujuk pada geografis. Misalnya di Jakarta, di

Bandung, di Surabaya, dan lain sebagainya.

5) W5 = Why menanyakan mengapa peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan alas an

atau mencari penyebabnya mengapa peritiwa itu terjadi. Disini penulis dituntut

untuk menguraikan penyebab terjadinya peristiwa. Contoh, “menurut saksi mata,

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

18

pelaku pencurian sepeda motor berjumlah 2 orang karena kelalaian pemilik sepeda

motor yang tidak mengunci anti maling”.

6) H = How, Pertanyaan how / bagaimana untuk menggambarkan suasana dan proses

peristiwa terjadi. Biasanya wartawan atau penulis berita menyampaikan tentang

bagaimana peristiwa itu terjadi. Bahkan juga disertai bagaimana cara

menanggulangi peristiwa itu. Misalnya berita tentang luapan lumpur panas di

Porong, Sidoarjo, karena kesalahan teknis dalam eksplorasi gas bumi. Dalam

menulis beritanya, kita harus menggambarkan jalannya peristiwa tersebut.

Keenam unsur 5W+1H itu dalam menulis berita mutlak diperlukan, sehingga

informasi yang disampaikan kepada masyarakat lengkap dan masyarakat tidak

mengalami kebingungan karena kekurangan informasi yang kita tulis. Kelengkapan

data yang disampaikan dapat membuktikan kebenaran suatu peristiwa. Berita bukan

sebuah pendapat seseorang mengenai sesuatu peristiwa yang tidak disertai data yang

akurat untuk membuktikan kebenarannya. Berita hanya akan menjadi sebuah isu atau

gosip apabila tidak disertai data yang lengkap dan akurat. Oleh sebab itu, berita

bukanlah opini atau pendapat seseorang mengenai sesuatu peristiwa yang terjadi.

D. Jenis-jenis Berita

Menurut Cahya (2012: 13-15) jenis berita secara umum dapat dikelompokan menjadi

lima jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Berita Langsung (Straight News)

Berita langsung merupakan berita liputan suatu peristiwa atau kejadian secara

langsung. Berita langsung dibuat untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa yang

secepatnya harus diketahui khalayak. Oleh karena itu, jenis berita ini hanya

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

19

melaporkan peristiwa yang terjadi secara singkat. Biasanya dikenal dengan istilah

breaking news. Teori jurnalistik terdapat tiga jenis berita langsung, yaitu sebagai

berikut.

a. Matter of fact news adalah berita yang menonjolkan fakta utama suatu peristiwa.

Contohnya, berita tentang bencana alam.

b. Action news adalah berita yang mengisahkan tentang perbuatan atau tindakan

yang terjadi dalam suatu peristiwa. Contohnya, berita tentang tawuran warga.

c. Quote news adalah berita yang penyajiannya disertai dengan kutipan

pembicaraan/wawancara dengan para pelaku peristiwa.

2. Berita Mendalam (Depth News Report)

Sesuai dengan namanya berita ini ditulis secara mendalam dan lengkap.

Dengan membaca berita ini, pembaca mengetahui dan memahami permasalahan yang

diberitakan dengan baik dari berbagai sudut pandang. Berita jenis ini melaporkan

peristiwa yang membutuhkan informasi secara intensif. Tujuannya, yaitu untuk

memperoleh keterangan dan mengungkap fakta-fakta yang masih tersembunyi. Jenis

berita pelaporan mendalam biasanya berbentuk kajian utama, laporan khusus, atau

laporan utama proses dalam media massa. Proses penulisannya melibatkan tim yang

terdiri atas beberapa orang yang memerlukan persiapan yang matang dan waktu yang

lebih lama.

3. Berita Menyeluruh (Comprehensive News Report)

Berita menyeluruh merupakan berita tentang fakta yang bersifat menyeluruh

ditinjau dari berbagai aspek. Berita jenis ini keberadaannya dianggap sebagai

penyempurna berita langsung. Jika berita langsung hanya berisi potongan fakta

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

20

sehingga menjadi berita yang utuh. Kelengkapan berita menyeluruh ini akan

memudahkan pembaca memahami isi berita. Keutuhan berita ini akan menguatkan

kebenaran dari peristiwa yang diberitakan.

4. Berita Pelaporan Interpretatif (Interpretative News Report)

Berita pelaporan interpretatif umumnya memfokuskan pada sebuah isu,

masalah, atau peristiwa yang bersifat controversial. Namun, laporan tetap terfokus

pada fakta bukan opini. Memberitakan informasi seperti ini, wartawan dituntut dapat

menganalisis dan menjelaskan persolan yang terjadi jelas. Berita interpretative sangat

bergantung pada pertimbangan nilai fakta yang ada. Berita jenis ini informasinya

diperoleh langsung dari narasumber.

5. Berita Pelaporan Cerita Khas (Feature Story Report)

Berita pelaporan ciri khas atau lebih akrab disebut feature merupakan bentuk

berita ringan yang mendalam menghibur, enak untuk disimak, dan biasanya

menggunakan teknik “penghiasan sebuah cerita”. Feature lebih sering dijumpai pada

surat kabar atau majalah. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta

yang dianggap mampu menghibur dan memunculkan empati pembaca. Ciri khas

sebuah feature yaitu mengandung unsur sastra. Walaupun feature ditulis dengan gaya

menulis fiksi, tetapi isinya tetap informatif dan aktual. Unsur-unsur tulisan feature,

yaitu kreativitas, informatif, menghibur, dan tidak dibatasi waktu.

E. Bagian-bagian Berita

Secara umum, sebuah berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya menurut

Sudarman (2008: 90-91), yaitu:

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

21

1. Judul berita (headline), merupakan identitas berita. Headline berguna untuk

menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan dan

menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.

2. Titi mangsa (date line), berkaitan dengan berita itu dibuat. Nama media massa,

tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukan

tempat kejadian dan inisial media.

3. Pembuka berita (lead), yaitu kalimat pembuka pada paragraf pertama yang

memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disampaikan.

Lead merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan perkembangan berita.

4. Perangkai (bridge), adalah kata-kata atau kalimat penghubung antara teras berita

atau pembuka berita dengan tubuh berita.

5. Tubuh (body), yaitu kalimat-kalimat, paragraf-paragraf yang merupakan

kelanjutan dari teras berita atau pembuka berita.

6. Kaki berita (leg), yaitu bagian akhir atau kalimat penutup dari penulisan berita.

F. Ciri-ciri Teks Berita yang Baik

Menurut Djuarid (2006: 161-162) pedoman bahasa jurnalistik antara lain:

1. Kesesuaian berita dengan tema berita yang telah ditentukan. Sebuah berita harus

ditulis dengan menceritakan keselurahan dari tema berita. Oleh sebab itu, berita

bukan merupakan opini penulis melainkan sebuah peristiwa yang benar terjadi.

Misalnya, tema berita tentang bencana alam namun isi berita tentang kecelakaan

lalu lintas artinya berita tersebut tidak sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

2. Ringkas atau singkat hemat kata dengan menghilangkan bagian tidak penting

yang tidak mendukung tema. Misalnya, tema berita tentang bencana alam terdapat

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

22

kalimat „Kecelakaan mengakibatkan lalu lintas menjadi macet total disepanjang

tol‟. Kalimat tersebut termasuk bagian tidak penting karena tidak mendukung

tema.

3. Jelas, mudah dimengerti dan tidak mengundang pembaca untuk bertanya-tanya.

Berita harus jelas terdapat unsur 5W+1H yaitu what (apa), who (siapa), when

(kapan), where (dimana), why (mengapa), how (bagaimana) yang merupakan

pokok dari sebuah berita. Suatu berita harus dapat dibuktikan kebenarannya yang

merupakan sebuah fakta. Waktu dan tempat dari peristiwa yang diberitakan jelas.

Misalnya, „Kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban tewas 14 orang dan 47

orang luka-luka terjadi jumat (10/2/2012) pukul 18.30 WIB saat bus Kurnia Bakti

meluncur pada jalan menurun menuju Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat. Tabrakan beruntun itu akibat dari rem bus Kurnia Bakti tidak berfungsi

saat meluncur pada jalan menurun di Pasar Cisarua‟. Berita tersebut mengandung

unsur 5W+1H yaitu, what; kecelakaan lalu lintas, who; Bus Kurnia Bakti, when;

Jumat, 10 Februari 2012, pukul 18.30 WIB, where; di jalan menurun menuju

Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor Jawa Barat, why; rem bus Kurnia Bakti tidak

berfungsi saat meluncur pada jalan menurun di Pasar Cisarua, how; kecelakaan

tersebut menyebabkan 14 orang tewas dan 47 orang luka-luka.

4. Tertib dan patuh pada aturan atau norma yang berlaku dalam menulis berita,

penangunaan bahasa, susunan kata, prioritas dan sebagainya. Bagian-bagian

berita dengan menggunakan headline (judul berita), date line (titi mangsa), lead

(pembuka berita), bridge (perangkai), body (tubuh), leg (kaki berita). Contoh

berita beserta bagian-bagian berita di bawah ini.

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

23

Kebakaran Pasar Senen (headline)

Pada hari Sabtu, 1 Mei 2010 (date line). Pasar senen yang terletak di Jakarta Pusat

kebakaran. Kebakaran terjadi pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB. Menurut

kesaksian warga, beberapa orang tak dikenal sengaja melakukan sabotase listrik

(lead). Kebakaran tersebut mengakibat puluhan kios terbakar habis (bridge).

Kerugian pemilik kios mencapai ratusan juta karena tidak ada barang dagangan

yang bisa diselamatkan dalam kebakaran itu. Kebakaran bermula pada satu kios

yang sengaja disabotase listriknya oleh beberapa orang. Namun titik api dengan

cepat membakar kios-kios disekitarnya. Pemadam kebakaran kesulitan

memadamkan api karena pada malam itu angin bertiup kencang sehingga api

semakin membesar (body). Setelah satu jam pemadam kebakaran baru bisa

memadamkan api (leg).

5. Bahasa yang digunakan dalam berita mudah dipahami agar isi berita dapat

dimengerti oleh pembaca. Kata atau kalimat yang ditulis dalam berita tidak

bermakna ganda sehingga tidak menimbulkan kebingungan si pembaca. Misalnya

pada judul berita berikut ini, „Nyawa Kedua Flu Burung‟ dapat memiliki banyak

makna. Makna pertama; Flu Burung memiliki banyak nyawa, makna kedua; Flu

Burung telah merenggut nyawa orang yang kedua atau telah ada korban kedua.

6. Menarik, menulis berita yang menarik sangat penting yang menjadi tugas

wartawan yang ditentukan oleh kemampuannya menulis. Berita yang menarik

terlihat dari judul berita yang mencakup keseluruhan isi berita. Judul berita ditulis

dengan bahasa yang menarik minat pembaca. Pelajar yang mengikuti pelajaran di

sekolahnya dengan tertib, tidak menarik dijadikan judul berita karena peristiwa

seperti ini terjadi pada kehidupan sehari-hari. Kecelakaan lalulintas dan terdapat

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

24

beberapa korban terluka, dapat dijadikan judul berita karena peristiwa ini jarang

terjadi dan menarik minat pembaca. Teori ini tidak digunakan untuk pedoman

penskoran karena kemenarikan itu sangat subyektif.

G. Teknik Menulis Berita

Menulis berita hampir sama dengan menulis laporan observasi dan peristiwa.

Namun, ada perbedaan mencolok antara menulis laporan dan menulis berita. Laporan

ditulis dengan uraian yang panjang lebar dan bahasa yang bersifat ilmiah, berita

sebaliknya ditulis secara singkat, tetapi padat isi, mematuhi kode etik media pers, dan

disajikan menggunakan bahasa jurnalistik. Sebelum menulis berita, penulis perlu

memperhatikan beberapa hal penting sebagai pegangan dalam menulis. Hal penting

tersebut, yaitu teknik menulis berita menurut Cahya (2012: 38-40) sebagai berikut.

1. Informasi, merupakan unsur penyusun berita yang utama. Tanpa informasi,

wartawan tidak dapat menulis berita. Bahkan, informasi yang tidak lengkap akan

membuat wartawan kesulitan dalam menyusun berita.

2. Signifikan, berita harus signifikan artinya berisi informasi penting atau memiliki

dampak bagi pembaca. Sebagai contoh, penulis melaporkan berita tentang wabah

flu burung. Pelaporan berita tersebut secara tidak langsung diharapkan dapat

member informasi yang bermanfaat bagi pembaca atau masyarakat.

3. Fokus, kegagalan seorang penulis yaitu ketika ia menyampaikan berita dengan

tidak fokus. Berita yang baik biasanya singkat dan terfokus pada tema. Oleh sebab

itu, penulis berita harus memfokuskan isi berita dengan tema atau peristiwa yang

ada di lapangan.

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

25

4. Efektif, tulisan yang efektif adalah tulisan yang mampu meletakan informasi pada

perspektif secara tepat. Tujuannya agar pembaca mengetahui dari mana kisah

berawal dan kemana mengalir dan seberapa jauh dampaknya.

5. Karakteristik, dunia jurnalistik mempunyai karakteristik yang berbeda dengan

dunia sastra ataupun dunia ilmiah. Jurnalistik menyajikan berbagai berita, tren

sosial, opini hokum, perkembangan ekonomi, tragedi kemanusiaan, dinamika

agama, dan lain-lain. Tulisan yang disajikan berupaya mengenalkan pembaca

kepada orang-orang yang menggerakan peristiwa atau menghadirkan orang-orang

yang terpengaruh oleh gagasan peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, penyajian

tulisan jurnalistik harus berbeda dengan tulisan sastra maupun ilmiah lainnya.

6. Lokasi dan tempat, penulis berita dapat menyusupkan “sense of place” agar tulisan

menjadi lebih hidup. Contohnya dengan mendeskripsikan lokasi terjadinya

pembunuhan atau suasana jalannya pertandingan sepak bola. Sering kali deskripsi

yang detail menimbulkan kesan dramatis tentang lokasi suatu peristiwa.

7. Suara, pada dasarnya tulisan akan mudah diingat jika dapat menciptakan ilusi

bahwa penulis sedang bertutur kepada pembacanya. Penulisan berita perlu

menggunakan kalimat aktif dan menyertakan kutipan-kutipan percakapan dari

orang-orang yang terlibat dengan peristiwa tersebut. Penulis yang baik harus

mampu menghadirkan warna suara yang konsisten ke seluruh isi tulisan. Warna

sebuah tulisan dapar diciptakan dengan memberi penekanan pada suatu kata atau

kalimat yang ingin ditonjolkan. Contohnya dengan memberikan variasi pada

panjang pendek kalimat.

8. Anekdot dan kutipan, penulis dapat menyisipkan anekdot, dialog pendek, dan

deskripsi untuk mengubah irama isi berita dan membuat tulisan lebih hidup.

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

26

Anekdot berisi cerita singkat yang menarik dan mengesankan tentang orang-orang

penting atau terkenal. Namun, anekdot yang ditulis harus tetap berhubungan

dengan kejadian yang sedang diberitakan.

H. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Ahli (Jigsaw)

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran yang beranekaragam merupakan upaya pendidik untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar. Pemebelajaran kooperatif

adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang dilakukan pendidik, dimana dalam

pembelajaran ini peserta didik dibagi dalam kelompok, seperti yang dikemukakan

Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2010: 58) bahwa pemebelajaran kooperatif

merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan peserta didik

bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan pembelajaran

kooperatif pada dasarnya agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok

sehingga dalam belajar peserta didik dapat saling menghargai teman satu sama

lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran secara berkelompok yang diupayakan pendidik guna

mencetak suasana belajar yang menarik sehingga pembelajaran akan tercapai dengan

baik. Dari pembelajaran berkelompok akan meningkatkan keaktifan siswa saat belajar.

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Menurut Rusman (2011: 136) ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai

contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbern Thelen dan berdasarkan

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

27

teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok

secara demokratis.

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif

dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas,

misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran

mengarang.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan; 1) urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax); 2) adanya prinsip-prinsip reaksi; 3) sistem sosial; dan 4)

sistem pendukung keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru

akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut

meliputi; 1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; 2)

dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.

3. Kooperatif Tipe Tim Ahli (Jigsaw)

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, merupakan model diskusi (tim

ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugakan

kepada siswa. Pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw terdiri dari beberapa anggota

dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penugasan bagian materi belajar

dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompok ahli.

Model pembelajaran Jigsaw menggabungkan konsep pengajaran pada teman

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

28

sekelompok dalam usaha membantu belajar. Pada hakekatnya model

pembelajaran Jigsaw berpusat pada siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan

motifator. Prinsip-prinsip dasar model pembelajaran Jigsaw adalah kooperatif, bekerja

sama, kelompok asal dan kelompok ahli.

a. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw

1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang).

2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi

menjadi beberapa sub bab.

3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggungjawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaikan

mengenai sistem ekskresi. Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari

tentang ginjal, siswa yang lain dari kelompok satunya mempelajari tentang paru-

paru, begitu pun siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari

hati.

4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu

dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar

teman-temannya.

6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa

kuis individu.

Persyaratan lain yang perlu disiapkan guru, antara lain; (1) Bahan Kuis; (2) Lembar

Kerja Siswa (LKS); (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sistem evaluasi

pada Jigsaw sama dengan sistem evaluasi pada tipe STAD, yaitu pemberian skor nilai

baik secara individu maupun kelompok (Trianto, 2010: 73-74).

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

29

Gambar 1. Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw

Menurut Ibrahim (2000: 24), ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw dapat

digambarkan sebagai berikut:

Model pembelajaran Jigsaw, setiap anggota tim bertanggungjawab untuk

menentukan materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengerjakan

materi tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain. Berdasarkan uraian di atas

diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah pembelajaran menggunakan model

Jigsaw adalah sebagai berikut. Pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw guru

membagi siswa menjadi beberapa delapan kelompok, jumlah anggota dalam

kelompok lima siswa. Selanjutnya guru memberikan materi dalam bentuk teks yang

Kelompok Asal

5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan

Kelompok Ahli

(tiap kelompok ahli memiliki satu enggota dari tim-tim asli)

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

30

telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab dan masing-masing kelompok

mendapatkan sub bab yang berbeda. Guru meminta siswa untuk menyusun data pokok

berita, merangkai data pokok berita menjadi sebuah teks berita, menyunting teks

berita secara singkat, padat dan jelas berdasarkan materi yang telah dibagikan dalam

bentuk teks kepada masing-masing kelompok. Guru meminta perwakilan satu siswa

dari masing-masing kelompok untuk membentuk kelompok ahli berdiskusi tentang

materi menulis berita. Diskusi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan

jawaban atau menyatukan gagasan. Guru memberi waktu tidak lebih dari 10 menit

untuk berdiskusi. Pada langkah akhir guru meminta setiap anggota kelompok ahli

kembali ke kelompok asal bertugas mengajarkan hasil diskusi menulis berita kepada

teman-temannya. Guru berkeliling ruangan dari kelompok ke kelompok lainnya dan

melanjutkan sampai sekitar sebagian kelompok mendapat kesempatan untuk

mempresentasikan.

Dalam pembelajaran Jigsaw guru lebih banyak sebagai fasilitator, agar

pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan dalam

kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal. Siswa berperan aktif dalam

pembelajaran ini dituntut untuk berpikir kritis serta bekerjasama. Setelah itu guru

memberikan soal pada seluruh siswa dan harus dikerjakan secara individu. Siswa

mengerjakan soal secara individu tidak ada kegiatan diskusi. Ada beberapa kelebihan

dan kekurangan model pembelajaran Jigsaw sebagai berikut.

Kelebihan model pembelajaran Jigsaw:

a) Meningkatkan kemajuan belajar (pencapaian akademis)

b) Menambah motivasi dan percaya diri

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/5843/3/BAB II_MERSILIA WILDA...merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif. f) Tulisan

31

c) Mudah diterapkan dan tidak mahal

d) Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kerjasama

kelompok

e) Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa yang berasal

dari latar belakang yang berbeda

f) Menerapakan bimbingan oleh teman

g) Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah

h) Melatih siswa supaya dapat bekerjasama dalam rangka untuk menyatukan konsep

dari hasil kelompok

Kekurangan model pembelajaran Jigsaw:

a) Adanya pembentukan kelompok maka tingkat kemampuan penguasaan materi

pembelajaran hanya dapat ditinjau dalam lingkup kelompok

b) Sejumlah siswa bingung

c) Memerlukan persiapan yang lama

Meningkatkan Kemampuan Menulis…, Mersilia Wilda Septiani, FKIP UMP, 2014