BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB...

26
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaran a. Pengertian Anggaran Anggaran adalah rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasikan tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai (Hansen /Mowen : 2013). Anthony dan Govindarajan (2007) mendefinisikan anggaran adalah sebagai sebuah rencana keuangan (biasanya mencakup periode satu tahun) dan merupakan alat-alat untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian dalam organisasi. Sedangkan Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programing). Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis. Sedangkan menurut Mardiasmo (2009) anggaran merupakan stimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Anggaran

a. Pengertian Anggaran

Anggaran adalah rencana keuangan untuk masa depan,

rencana tersebut mengidentifikasikan tujuan dan tindakan yang

diperlukan untuk mencapai (Hansen /Mowen : 2013). Anthony dan

Govindarajan (2007) mendefinisikan anggaran adalah sebagai

sebuah rencana keuangan (biasanya mencakup periode satu tahun)

dan merupakan alat-alat untuk perencanaan jangka pendek dan

pengendalian dalam organisasi. Sedangkan Mulyadi (2001)

menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka

pendek yang disusun berdasarkan rencana jangka panjang yang

ditetapkan dalam proses penyusunan program (programing).

Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi

di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif,

formal dan sistematis. Sedangkan menurut Mardiasmo (2009)

anggaran merupakan stimasi kinerja yang hendak dicapai selama

periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

Dari beberapa definisi tentang anggaran diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja yang

meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka watu tertentu

dimasa yang akan datang yang digunakan untuk pengendalian

organisasi yang dituangkan dalam istilah angka atau keuangan.

b. Ciri-ciri Anggaran

Menurut Rudianto (2009) anggaran memiliki ciri khusus yang

membedakan dengan hanya sekedar rencana. Yaitu :

1.) Dinyatakan dalam satuan moneter

Penulisan dalam satuan moneter bertujuan untuk membaca dan

usaha untuk mengerti rencana tersebut. Sebaiknya anggaran

disusun dalam bentuk kuantitatif moneter yang ringkas.

2.) Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun

hal diatas bermakna, bukan berarti anggaran tidak dapat disusun

untuk kurun waktu yang lebih pendek atau kurun waktu yang

lebih panjang. Melainkan batasan waktu didalam penyusunan

anggaran akan berfungsi untuk memberikan batasan rencana

kerja tersebut.

3.) Mengandung komitmen manajmen

Dalam menyusun anggaran, organisasi harus

mempertimbangkan dengan teliliti sumber daya yang dimiliki

perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

adalah realistis dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan,

disertai upaya dalam mencapainya

4.) Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari

pelaksana anggaran.

Anggaran tidak dapat disusun sendiri oleh setiap bagian

organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.

5.) Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan

khusus.

Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal

organisasi memaksa untuk mengubah anggaran tersebut, karena

jika dipertahankan justru akan membuat anggaran tidak relevan

lagi dengan situasi yang ada.

6.) Jika terjadi penyimpangan/varians didalam pelaksanaannya,

harus dianalisis sebab terjadinya penyimpangan tersebut.

Analisis penyimpangan bertujuan untuk mencari penyebab

penyimpangan, supaya tidak terulang kembali di masa

mendatang dan penyusunan anggaran di kemudian hari menjadi

lebih relevan dengan situasi yang ada.

c. Manfaat Anggaran

Manfaat anggaran menurut Hansen & Mowen (2013), adalah

sebagai berikut :

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

1.) Memaksa manajer melakukan perencanaan

Anggaran memaksa manajemen untuk merencanakan masa

depan. Anggaran mendorong para manajer untuk

mengembangkan arah organisasi secara menyeluruh,

mengantisipasi masalah, dan mengembangkan kebijakan untuk

masa depan. Dalam rangka penyusunan anggaran, maka manajer

bawah harus melakukan perencanaan mengenai kegiatan apa

saja yang akan dilakukan perusahaan di masa depan.

2.) Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk

memperbaiki pengambilan keputusan

Anggaran digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan

berdasarkan hasil realisasi anggaran. Jika realisasi anggaran

kurang memuaskan maka akan dilakukan perbaikan mengenai

keputusan yang akan diambil selanjutnya.

3.) Menyediakan standar evaluasi kinerja

Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan

penggunaan berbagai sumber daya perusahaan dan memotivasi

karyawan. Anggaran digunakan untuk mengevaluasi kinerja

dengan membandingkan realisasi anggaran dengan anggaran.

Jika terdapat perbedaan yang menyimpang maka akan ditindak

lanjuti.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

4.) Memperbaiki komunikasi dan koordinasi

Anggaran juga membantu komunikasi dan koordinasi. Secara

formal, anggaran mengkomunikasikan rencana organisasi pada

tiap karyawan. Penyusunan anggaran mengharuskan kerja sama

antara berbagai area dan aktivitas dalam organisasi sehingga

koordinasi sangat dianjurkan agar anggaran sesuai dengan

tujuan organisasi. Anggaran mencakup semua unit fungsional

diperusahaan, sehingga dibutuhkan komunikasi dan koordinasi

dalam menyusun anggaran sehingga selaras dengan tujuan

perusahaan.

d. Tujuan Anggaran

Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran. Menurut Nafarin

(2013), tujuan disusunnya anggaran adalah sebagai berikut :

1.) Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih

sumber dan penggunaan dana.

2.) Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan

digunakan.

3.) Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan

dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4.) Merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat

mencapai hasil yang maksimal

5.) Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan

anggaran lebih jelas nyata dan terlihat

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

6.) Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan

yang berkaitan dengan keuangan.

e. Kelemahan Anggaran

Disamping memiliki banyak manfaat, anggaran juga

mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan anggaran menurut

Nafarin (2013) adalah :

1.) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga

mengandung unsur ketidakpastian.

2.) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan

tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak smeua perusahaan

mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan

akurat.

3.) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran

dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang,

sehingga anggaran tidak efektif.

f. Metode Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa metode, menurut Harahap (2008) metode yang dapat

dipergunakan untuk menyusun anggaran adalah sebagai berikut :

1.) Otoriter atau Top Down

Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh

pimpinan dan anggaran ini dilaksanakan oleh bawahan tanpa

adanya keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

2.) Demokrasi atau Bottom Up

Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil

keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan

sampai atasan. Dimana diserahkan sepenuhya menyusun

anggaran yang ditargetkan pada masa yang akan datang.

3.) Campuran atau Top Down dan Bottom Up

Metode ini nerupakan campuran dari kedua metode diatas,

dilengkapai dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi

pedoman dari pimpinan dan kemudian dijabarkan oleh bawahan

sesuai dengan arahan dari pimpinan.

g. Langkah-langkah Penyunan Anggaran

Menurut Nafarin (2013), proses penyusunan anggaran dibagi

dalam beberapa tahap sebagai berikut :

1.) Penentuan pedoman anggaran

Anggaran yang dibuat pada tahun yang akan datang sebaiknya

disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya

dimulai.

2.) Persiapan anggaran

Dalam tahap ini biasanya diadakan rapat dalam rangka

penyusunan anggaran.

3.) Tahap penentuan anggaran

Pada tahap ini, semua manajer dan direksi mengadakan rapat

meliputi kegiatan, perundingan untuk menyesuaikan rencana

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

akhir setiap komponen anggaran, mengkoordinasi dan menelaah

komponen anggaran, serta pengesahan dan pendistribusian

anggaran.

2. Partisipasi Anggaran

a. Pengertian Partisipasi Anggaran

Menurut Milani (1975) partisipasi anggaran merupakan

cerminan perspektif manajer bawahan mengenai tingkat keterlibatan

yang dialami bawahan dalam penyusunan anggaran, jenis

pengambilan keputusan yang logis yang disediakannya oleh seorang

atasan ketika anggaran diperbaiki, frekuensi yang berkaitan dengan

anggaran yang didiskusikan dan disetujui dengan atasannya, banyak

pengaruh bawahan pada anggaran final dan kontribusi/ sumbangan

pemikirannya untuk anggaran. Sedangkan menurut Hansen dan

Mowen (2013) partisipasi anggaran adalah pendekatan

penganggaran yang memungkinkan para manajer yang akan

bertanggungjawab atas kinerja anggaran, untuk berpartisipasi dalam

pengembangan anggaran, partisipasi anggaran mengkomunikasikan

rasa tanggung jawab kepada para manajer tingkat bawah dan

mendorong kreativitasnya. Dan menurut pendapat dari Nurrasyid

(2015) partisipasi anggaran merupakan seberapa jauh keterlibatan

dan pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran dengan

adanya partisipasi anggaran maka dapat terjadi keselarasan tujuan

organisasi.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

Dari pengetian diatas, dapat disimpulakan bahwa partisipasi

penyusunan anggran adalah keterlibatan seluruh manajer baik

tingkat atas dan bawah, baik pimpinan atau bawahan dalam

menyusun anggaran untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan

melibatkan semua anggota maka dapat mencegah terjadinya

perbedaan informasin

b. Manfaat Partisipasi Anggaran

Menurut Siegel dan Marconi (1989) partisipasi anggaran

memberikan banyak manfaat antara lain :

1.) Partisipan (orang yang terlibat dalam proses penyusunan

anggaran) menjadi ego-involved tidak hanya task-involved

dalam kerja mereka.

2.) Partisipasi akan menaikkan kebersamaan dalam kelompok, yang

akibatnya akan menaikkan kerja sama anggota kelompok dalam

penerapan sasaran.

3.) Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan akibat adanya

anggaran.

4.) Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidaksamaan di dalam

alokasi sumber daya di antara bagian-abgian organisasi.

c. Karakteristik Partisipasi Anggaran

Menurut Milani (1975), karakteristik partisipasi anggaran

meliputi :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

1.) Sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para

manjer.

2.) Alasan-alasan pihak manjer saat merevisi anggaran.

3.) Keinginan memberikan pendapat atau usulan kepada pihak

manajer tanpa diminta.

4.) Sejauh mana manajer mempunyai pengaruh dalam anggaran

akhir.

5.) Pentingnya bawahan berkontribusi terhadap anggaran.

6.) Seringnya atasan meminta pendapat saat anggaran sedang

disusun.

d. Masalah dalam Partisipasi Anggaran

Menurut Hansen dan Mowen (2013), partisipasi anggaran

memiliki beberapa masalah yaitu :

1.) Menetapkan standar terlalu tinggi atau rendah.

Standar anggaran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan frustasi

bagi para manajer, sedangkan standar anggaran yang terlalu

mudah dicapai dapat menyebabkan kinerja para manajer

menurun.

2.) Membuat kesenjangan anggaran.

Senjangan anggaran terjadi ketika seorang manajer dengan

sengaja merendahkan pendapatan dan melebihkan biaya dalam

mengajukan anggaran. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

para manajer dalam mencapai target anggaran.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

3.) Partisipasi semu (pseudoparticipation)

Pseudoparticipation adalah perilaku disfungsional dari manajer

(atasan) yang tidak menggunakan partisipasi anggaran dalam

praktiknya. Pseudoparticipation juga diartikan sebagai

partisipasi semu atau palsu.

e. Keunggulan Partisipasi Anggaran

Menurut Anthony dan Govindarajan (2007) partisipasi

anggaran memeiliki keunggulan yaitu :

1.) Tujuan anggaran akan dapat lebih mudah diterima apabila

anggaran tersebut berada di bawah pengawasan manajer.

2.) Penganggaran partisipasi menghasilkan pertukaran informasi

yang efektif antara pembuat anggaran dan pelaksana anggaran

yang dekat dengan produk dan pasar

f. Kelemahan Partisipasi Anggaran

Disamping memiliki keunggulan partisipasi anggaran juga

memiliki kelemahan. Menurut Hansen dan Mowen (2013)

kelemahan anggaran adalah :

1.) Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Target yang dicapai pada anggaran cenderung menjadi tujuan

manajer saat ikut berpartisipasi dalam pembuatan anggaran.

Penetapan tujuan yang terlalu rendah bisa mengakibatkan

penurunan tingkat kinerja manajerial, namun penetapan tujuan

anggaran yang terllu tinggi bisa menyebabkan kegagalan untuk

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

mencapai standard dan membuat frustasi manajer yang bisa

mengarah pada penurunan tingkat manajer.

2.) Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai

menutupi anggaran).

Partisipasi anggaran dapat menciptakan kesempatan bagi para

manajer untuk membuat kelonggaran dalam anggaran atau

senjangan anggaran. Senjangan anggaran dalam jumlah yang

cukup besar dapat merugikan perusahaan, karena sumber daya

yang seharusnya bisa dimanfaatkan secara produktif tidak dapat

dilakukan karena telah terikat pada bagian lain yang sebenarnya

tidak membutuhkan sumber daya tersebut.

3.) Partisipasi semu

Partisipasi semu akan terjadi apabila manajemen puncak

menerapkan pengendalian total atas proses penganggaran,

sehingga hanya mencari partisipasi semu dari manajer tingkat

bawah. Partisipasi semacam ini tidak akan mendatangkan

manfaat dari anggaran partisipasif sesungguhnya karena

manajemen puncak hanya mendapatkan persetujuan formal dari

manajer tingkat bawah, bukan untuk mencari input yang

sebenarnya.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

3. Budgetary Slack (Kesenjangan Anggaran)

a. Pengertian Kesenjangan Anggaran

Kesenjangan anggaran (budgetary slack) merupakan

kendala yang paling sering muncul dalam penyusunan anggaran

yang merupakan perilaku disfungsional. Menurut Suartana (2010)

kesenjangan anggaran merupakan proses penganggaran yang

ditemukan adanya distorsi secara sengaja dengan menurunkan

pendapatan yang dianggarkan dan meningkatkan biaya yang

dianggarkan sehingga target mudah dicapai. Sedangkan Darlis

(2002) berpendapat bahwa budgetary slack merupakan tindakan

bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia

diberi kesempatan untuk menentukan standar kinerjanya. Dan men

urut Arfan Ikhsan Lubis (2011) mendefinisikan budgetary slack

sebagai selisih antara sumber daya yang sebenarnya diperlukan

secara efisien dan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk

menyelesaikan suatu tugas tersebut. Dari definisi diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa budgetary slack merupakan proses

penyusunan anggaran dimana pendapatan diturunkan dan biaya

dinaikan sehingga jauh berbeda dengan realisasi guna memudahkan

dalam pencapaian target.

b. Indikator Budgetary Slack

Menurut Dewi (2008) menyatakan ada tiga indikator dalam

senjangan anggaran yaitu :

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

1.) Perbedaan jumlah anggaran dengan estimasi terbaik

Estimasi yang dimaksud adalah anggaran yang sesungguhnya

terjadi dan sesuai dengan kemampuan terbaik perusahaan dalam

keadaan terjadinya senjangan anggaran, bawahan cenderung

mengajukan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan

meninggikan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik yang

diajukan, sehingga target mudah dicapai.

2.) Target anggaran

Bawahan menciptakan senjangan anggaran karena dipengaruhi

oleh keinginan dan kepentingan pribadi sehingga akan

memudahkan pencapaian target anggaran, terutama jika

penilaian prestasi manajer ditentukan berdasarkan pencapaian

anggaran, dengan target anggaran yang rendah dan biaya yang

dianggarkan tinggi menyebabkan seorang manajer dengan

mudah mencapai anggaran yang telah disetujui sebelumnya.

3.) Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi budgetary slack

diantaranya dengan sengaja melakukan perbuatan tersebut

dapat suatu timbal balik seperti gaji, promosi, dan bonus dari

organisasi karena anggaran yang dibuat dapat dicapai.

Budgetary slack dapat dilakukan manajer karena dianggap perlu

untuk menyelamatkan anggaran dengan melakukan

penyesuaian dengan bawahan. Oleh karena karakter dan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

perilaku manusia yang berbeda-beda, partisipasi penganggaran

dapat berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap senjangan

anggaran.

c. Sebab Terjadinya Budgetary Slack

Kesenjangan anggaran dapat terjadi karena beberapa alasan,

menurut Samad (2009) berpendapat ada tiga alasan manajer

melakukan senjangan anggaran yaitu :

1.) Senjangan anggaran akan membuat kinerja seolah terlihat lebih

baik di mata pimpinan jika mereka dapat mencapai target

anggaran.

2.) Senjangan anggaran sering digunakan untuk mengatasi

ketidakpastian memprediksi masa yang akan datang.

3.) Pengalokasian sumberdaya akan dilakukan berdasarkan

proyeksi anggaran biaya, sehingga senjangan membuatnya

fleksibel.

d. Dampak Budgetary Slack

Abdullah (2012) menjelaskan bahwa budgetary slack dapat

mengakibatkan pengalokasian sumber-sumber daya yang tidak

efisien, anggaran yang ditetapkan menjadi tidak efektif, dan fungsi

anggaran sebagai alat menilai kinerja manajer bawah menjadi tidak

berfungsi dengan baik karena anggaran yang ditetapkan tidak

mencerminkan kemampuan sebenarnya dari manajer bawah.

Budgetary slack dapat terjadi secara berkelanjutan dan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

mempengaruhi penyusunan anggaran periode selanjutnya.

Budgetary slack akan meningkat seiring dengan tahun periode

anggaran (stevens, 2002).

4. Job Relevant Information

a. Pengertian Informasi

Menurut Jogiyanto (1999: 692) mendefinisikan informasi

sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan

suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan

untuk pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Sutabri (2005)

informasi adalah data yang diklasifikasikan atau diolah atau

diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan

keputusan.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat diambil keputusan

bahwa informasi adalah data yang telah diolah dan memiliki makna

yang bisa membantu dalam pengambilan keputusan.

b. Karakteristik Informasi

Informasi disebut berkualitas tinggi apabila informasi

tersebut memiliki karakteristik-karakteristik yang menjadikannya

bermanfaat, menurut Daft (2006) karakteristik-karakteristik

informasi yang bermanfaat dapat dibagi mnejadi tiga kategori yaitu:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

1.) Waktu

Informasi harus ada dan tersedia ketika dibutuhkan, up to date,

dan berkaitan dengan periode waktu yang tepat (masa lalu,

sekarang atau masa depan).

2.) Isi

Informasi yang bermanfaat bebas dari kesalahan, sesuai dengan

kebutuhan pengguna, lengkap, ringkas, relevan (yaitu informasi

tersebut meniadakan data yang dibutuhkan), dan merupakan

ukuran kinerja yang akurat.

3.) Bentuk

Informasi harus tersedia dalam bentuk yang mudah dipahami

pengguna dan dalam tingkat detail yang memenuhi kebutuhan

pengguna. Penyajiannya harus disusun dan menggunakan

kombinasi kata, angka, dan diagram yang sangat membantu

pengguna. Selain itu, informasi harus dijadikan dengan

menggunakan medium yang bermanfaat (dokumen tercetak,

pertunjukan video, dan suara)

c. Pengertian Job Relevant Information

Kren, (1992) mengidentifikasikan dua tipe utama dari

informasi dala organisasi, yaitu: (1) informasi perilaku manajer

dalam pengambilan keputusan untuk evaluasi kinerja, dan (2)

informasi untuk mengambil tindakan agar tercapai hasil lebih baik.

Sementara Baiman, (1982) menambahkan bahwa job relevant

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

information membantu bawahan dalam meningkatkan pilihan

tindakannya melalui informasi usaha yang berhasil dengan baik.

Kondisi ini memberikan pemahaman yang leboih baik pada

bawahan mengenai alternative keputusan dan tindakan yang perlu

dilakukan dalam mencapai tujuan. Bila bawahan atau pelaksana

anggaran diberi kesempatan untuk memberi masukan berupa

informasi yang dimiliknya kepada atasan atau pemegang kuasa

anggaran sehingga atasan atau pemegang kuasa anggaran akan

memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang

relevan dengan tugas ( Ompusunggu dan Rangga Bawono, 2014).

Dari paparan uraian diatas dapat ditari kesimpulan bahwa job

relevant information adalah informasi yang berkaitan dengan tugas

yang dapat membantu manajer dalam menyusun anggaran supaya

efektif dan efisien dan dapat membantu dalam pengambilan

keputusan.

d. Pengukuran Job Relevant Information

Menurut teori yang dikembangkan oleh Kren (1992), job

relevant information diukur dengan menggunakan indikator sebagai

berikut:

1.) Mendapat informasi yang jelas

Informasi harus dapat dibaca dan dipahami dengan baik agar

informasi tersebut berguna.

2.) Mempunyai informasi yang memadai.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

Informasi yang tersedia harus lengkap dan sesuai dengan

kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan pengguna informasi pada

waktu tertentu.

3.) Memperoleh informasi yang strategik.

Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk mengambil

keputusan jangka panjang dan memberikan kontribusi bagi

tujuan organisasi.

4.) Mencari informasi yang tepat.

Informasi haruslah sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan dapat

diperoleh pada saat yang tepat.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Pengaruh

Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Budgetary Slack dengan Job

Relavant Information sebagai Variabel Moderating adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO URAIAN KETERANGAN

1 Judul Pengaruh Partisipasi dalam Penganggaran terhadap

Budgetary Slack dengan Informasi Asimetri

sebagai Variabel Moderating dan Dampaknya

terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada Yayasan

Pendidikan dan Koperasi di Provinsi Banten,

Indonesia)

Penulis Karsam

Variabel variabel independent : partisipasi anggaran

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

variabel dependent : senjangan anggaran dan

kinerja manajerial

variabel moderasi : informasi asimetri

Hipotesis H1 :Partisipasi dalam proses penganggaran

memiliki dampak positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial

H2 : Partisipasi dalam penganggaran memiliki

dampak positif dan signifikan terhadap senjangan

anggaran

H3 : Senjangan anggaran memiliki pengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja manajerial

H4 : informasi asimetri secara signifikan

mempengaruhi korelasi antara partisipasi dalam

penganggaran dan senjangan anggaran

Hasil Analisis data menunjukkan bahwa tingkat

informasi asimetri dalam hubungan antara

penganggaran partisipasif terhadap budgetary

slack adalah 24%, sisanya 76% merupakan variabel

lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

2 judul PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN

ANGGARAN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT

INFORMATION SEBAGAI VARIABEL

MODERATING ( Studi Pada Dinas Pemerintah

Kota Yogyakarta )

Penulis Gita Pramudya Saraswati

Variabel Variabel independen : partisipasi penyusunan

anggaran

Variable dependent : kinerja manajerial

Variable moderating : job relevant informasi

Hipotesis H1 : Partsisipasi penyusunan anggaran

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

H2 : Job Relevant Information memperkuat

pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja

manajerial

Hasil partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial

terbukti dari hasil regresi yaitu nilai koefisien

regresi sebesar 2.037 dan nilai t hitung > t tabel

yaitu sebesar 7.321>1.975.

3 Judul PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN,

INFORMASI ASIMETRI, DAN KAPASITAS

INDIVIDU TERHADAP BUDGETARY SLACK

PADA SKPD PEMERINTAH KOTA

SAMARINDA

Penulis Akhmad Azmi Basyir

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

Variabel Variabel independen : partisipasi anggaran,

informasi asimetri, kapasitas individu

Variabel dependent :budgetary slack

Hipotesis H1 : Partisipasi anggaran mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap budgetary slack

H2 : Informasi asimetri mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap budgetary slack

H3 : Kapasitas individu mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap budgetary slack

Hasil partisipasi anggaran berpengaruh positif dan

signifikan terhadap budgetary slack dengan P-

values sebesar 0.034 (< 0.050) dan nilai original

sample sebesar 0.226 yang menunjukkan arah

hubungan antara partisipasi anggaran dengan

budgetary slack positif.

Sumber : Data diolah

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari tabel 2.1 diatas :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Karsam (2013) dalam Jurnal

Internasional Bisnis dan Keuangan.

Penelitian Karsam meneliti tentang “Pengaruh Partisipasi dalam

Penganggaran terhadap Budgetary Slack dengan Informasi Asimetri

sebagai Variabel Moderating dan Dampaknya terhadap Kinerja

Manajerial (Studi pada Yayasan Pendidikan dan Koperasi di Provinsi

Banten, Indonesia)”. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat

Budgetary Slack dalam anggaran Yayasan Pendidikan dan Kopersai di

Provinsi Banten. Kasus ini diduga karena adanya asimetri informasi

antara atasan dan bawahan dan juga karena moral buruk dari manajer

yang bertindak tanpa sepengetahuan pemegang saham dan pemilik

perusahaan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat informasi

asimetri dalam hubungan antara penganggaran partisipasif terhadap

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

budgetary slack adalah 24%, sisanya 76% merupakan variabel lain yang

tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Karsam (2013) adalah

menggunakan variabel partisipasi anggaran untuk mengetahui adanya

budgetary slack. Sedangkan perbedaan kedua penelitian ini terletak

pada :

a. Penelitian ini menambahkan variabel job relevan information

sebagai variabel moderating

b. Penelitian Karsam (2013) menggunakan Yayasan Pendidikan

dan Koperasi sebagai sampel penelitian, sedangkan penelitian

ini menggunakan Satuan Kerja Peangkat Daerah Kabupaten.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Gita Pramudya Saraswati (2015) dalam

Jurnal Nominal Volume IV Nomer 2.

Penelitian Gita Pramudya Saraswati (2015) yang meneliti tentang “

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja

Manajerial dengan Job Relevant Information sebagai Variabel

Moderating (Studi pada Dinas Pemerintahan Kota Yogyakarta). Dari

penelitian Gita Pramudya Saraswati (2015) dapat diketahui bahwa

partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja manajerial terbukti dari hasil regresi yaitu nilai

koefisien regresi sebesar 2.037 dan nilai t hitung > t tabel yaitu sebesar

7.321>1.975.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Gita Pramudya

Saraswati (2015) adalah menggunakan variabel independent partisipasi

anggaran dan job relevant information sebagai variabel moderating.

Sedangkan perbedaan dari kedua penelitian terletak pada :

a. Variabel dependent dalam penelitian Gita Pramudya Saraswati

(2015) menggunakan kinerja manajerial sedangkan dalam penelitian

ini menggunakan budgetary slack.

b. Penelitian Gita Pramudya Saraswati (2015) menggunankan Dinas

Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai sampel, sedangkan penelitian

ini menggunakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

sebagai sampel.

3. Penelitian Akhmad Azmi Basyir (2016) dalam Jurnal Ekonomi dan

Keuangan Volume 13 (2).

Penelitian Akhmad Azmi Basyir (2016) meneliti tentang “Pengaruh

Partisipasi Anggaran, Informasi Asietri, dan Kapasitas Individu

terhadap Budgetary Slack pada SKPD Pemerintah Kota Samarinda”.

Dari penelitian Akhmad Azmi Basyir (2016) dapat diketahui bahwa

partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

budgetary slack dengan P-values sebesar 0.034 (< 0.050) dan nilai

original sample sebesar 0.226 yang menunjukkan arah hubungan antara

partisipasi anggaran dengan budgetary slack positif.

Persamaan penelitian Akhmad Azmi Basyir (2016) adalah

menggunakan variabel partisipasi anggaran untuk mengetahui adanya

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

budgetary slack dan mengunakan SKPD sebagai sampel hanya beda

wilayah SKPD. Sedangkan perbedaan kedua penelitian ini adalah

penelitian ini menambahkan job relevant information sebagai variabel

moderating.

C. Pengembangan Hipotesis

Partisipasi penyusunan anggaran merujuk kepada tingkat pengaruh

keterlibatan setiap individu dalam proses perancangan anggaran. Partisipasi

tersebut dapat diartikan sebagai suatu bentuk kerjasama yang terjadi antara

atasan dan bawahan. Menurut Muray (1990) dalam Sujana (2010)

menyatakan bahwa partisipasi dari bawahan dalam penyusuan anggaran

mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi

yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja dari anggota organisasi

tersebut.

Proses penyusunan anggaran akan membuat adanya partisipasi

anggaran yang dilakukan oleh manajer, sehingga memungkinkan timbul

indikasi adanya senjangan anggaran. Senjangan anggaran dapat ditimbul

karena adanya selisih antara yang dianggarkan dengan realisasi. Penelitian

yang dilakukan oleh Akhmad Azmi Basyir (2016) menemukan bahwa

terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan

anggaran dan budgetary slack, sedangkan penelitian Rukmana (2013)

menyatakan partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap budgetary

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

slack. Berdasarkan uraian diatas dan ketidak konsistenan hasil penelitian-

penelitian terdahulu, maka dapat dihipotesiskan :

H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap

budgetary slack.

Job relevant information merupakan proses dimana partisipasi

dalam penyusunan anggaran, bawahan diberi kesempatan untuk

memberikan masukan kepada atasan berupa informasi yang dimilikinya

yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Job relevant

information mempengaruhi budgetary slack karena memberikan informasi

atau prediksi atas kondisi lingkungan dan memberikan informasi untuk

mencapai anggaran dengan mudah. Kren (1992) mengidentifikasi informasi

utama dalam organisasi adalah job relevant information, yaitu informasi

yang memfasilitasi pembuat keputusan yang berhubungan dengan tugas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yesi Mutia Basri (2010), Srimuliani

(2014), dan Tri Pradani dan Erawati (2016) menunjukkan bahwa job

relevant information tyang tinggi akan mengurangi senjangan anggaran.

Sedangkan penelitian Raden Roro Ayu Anisa (2018) menyatakan bahwa job

relevant information tidak berpengaruh terhadap hubungan partisipasi

anggaran dengan senjangan anggaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka

hipotesis yang dirumuskan adalah :

H2 : Job relevant information berpengaruh memperkuat hubungan

partisipasi penyusunan anggaran terhadap budgetary slack.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Anggaraneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

D. Kerangka Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka penelitian yang akan

digunakan pada penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Keterangan :

: Pengaruh variabel independent (partisipasi penyusunan

anggaran) terhadap variabel dependent (budgetary slack)

: Pengaruh variabel moderating ( job relevant information)

terhadap hubungan variabel independent dengan variabel

dependent

Partisipasi

Penyusunan Anggaran

(x)

Budgetary Slack

(y)

Job Relevant

Information

(Z)