BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II ....

26
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus standar dijelaskan sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-mata menggunakan pengamatan penginderaan (Saleh, 2009: 108). Senada dengan Walgito (2010: 99) yang mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Dengan demikian berdasarkan kedua pendapat maka persepsi merupakan suatu proses penginderaan, adapun tujuan akhir dari proses persepsi tersebut guna memberikan arti terhadap objek yang dipersepsi. Manusia dengan alat inderanya mampu melihat, mendengar dan mengetahui, namun persepsi tidak sebatas itu ia memaknai dari apa yang dilihat, didengar dan diketahui. Kedudukan indera manusia dalam proses persepsi yaitu sebagai alat untuk menginterpretasikan maka dari itu mata, telinga termasuk otak manusia adalah bagian dari koordinasi sistem kerja yang saling mendukung agar seseorang dapat mepersepsikan suatu hal. Dengan demikian proses penginderaan melibatkan sistem indera dan sistem otak (proses berfikir/ interpretasi) yang dilandasi atas kesadaran manusia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Saleh (2009: 108) bahwa persepsi merupakan proses menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar diri kita sendiri. Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II ....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

8

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Persepsi Guru

Definisi persepsi dalam kamus standar dijelaskan sebagai sebuah

pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-mata

menggunakan pengamatan penginderaan (Saleh, 2009: 108). Senada

dengan Walgito (2010: 99) yang mengungkapkan bahwa yang dimaksud

dengan persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses

penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui

alat indera. Dengan demikian berdasarkan kedua pendapat maka persepsi

merupakan suatu proses penginderaan, adapun tujuan akhir dari proses

persepsi tersebut guna memberikan arti terhadap objek yang dipersepsi.

Manusia dengan alat inderanya mampu melihat, mendengar dan

mengetahui, namun persepsi tidak sebatas itu ia memaknai dari apa yang

dilihat, didengar dan diketahui.

Kedudukan indera manusia dalam proses persepsi yaitu sebagai

alat untuk menginterpretasikan maka dari itu mata, telinga termasuk otak

manusia adalah bagian dari koordinasi sistem kerja yang saling

mendukung agar seseorang dapat mepersepsikan suatu hal. Dengan

demikian proses penginderaan melibatkan sistem indera dan sistem otak

(proses berfikir/ interpretasi) yang dilandasi atas kesadaran manusia. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Saleh (2009: 108) bahwa persepsi

merupakan proses menggabungkan dan mengorganisir data-data indera

kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita

dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar diri kita sendiri.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

9

Persepsi guru merupakan hasil pemikiran berdasarkan kemampuan

berpikirnya yang dilatarbelakangi atas bebagai faktor pembentuk

persepsi. Peneliti dalam hal ini menggunakan persepsi guru sebagai

sumber data utama untuk menjawab rumusan masalah.

a. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Mulyana (2008: 4) menuturkan bahwa Agama (Islam, Hindu,

Kristen, dan sebagainya), jenis profesi (dosen, pejabat, politikus,

dokter, dan sebagainya), peran dalam keluarga (ayah, ibu, anak,

cucu, kakek, nenek, dan sebagainya) adalah berbagai jenis faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Terdapat

atribut-atribut tertentu yang dimiliki oleh seseorang dan hal tersebut

dapat mempengaruhi persepsi manusia seperti telah disebutkan,

seorang agamis yang satu dengan yang lainnya, antar penyandang

profesi yang berbeda, predikat peran yang dimiliki masing-masing

mempengaruhi individu dalam menciptakan pandangan,

pengalaman, kearifan yang beragam dalam memandang suatu obyek

atau fenomena.

Walgito (2010: 100), menjelaskan adanya faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor internal

adalah faktor yang ada dalam individu itu sendiri, seperti perasaan,

pengalaman, kemampuan, dan kerangka acuan. Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor stimulus itu sendiri dan lingkungan di mana

persepsi itu berlangsung.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

10

b. Proses dan Langkah Terjadinya Persepsi

Langkah atau proses terjadinya persepsi seperti yang

dikemukakan oleh Walgito (2010: 102) dijelaskan dengan uraian:

“Proses terjadinya persepsi diawali dari proses kealaman

(proses fisik) yaitu manakala objek menimbulkan stimulus, dan

stimulus mengenai alat indera. Stimulus yang diterima alat

indera kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris menuju otak

selanjutnya proses ini disebut sebagai proses fisiologis.

Stimulus yang telah diterima otak sebagai pusat kesadaran

membuat indiviu menyadari apa yang dilihat, didengar atau

diraba. Kondisi individu menyadari objek yang diterima

disebut sebagai proses psikologis. Proses psikologis

merupakan taraf akhir dari proses persepsi. Dari persepsi yang

tercipta individu dapat memberikan respon dalam berbagai

macam bentuk.”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa proses

terjadinya persepsi terjadi melalui tiga tahapan yaitu proses

kealaman, proses fisiologis dan proses psikologis. Pada proses

kealaman, suatu objek akan mengirimkan stimulus-stimulus berupa

informasi-informasi yang ditangkap oleh indera dan reseptor

manusia. Kemudian pada proses selanjutnya yaitu proses fisiologis,

informasi yang masuk tidak semua dicatat namun terdapat upaya

menyeleksi mana yang menjadi perhatian utama. Informasi yang

diperoleh ditambah atau dikurangi dengan apa yang diketahui dan

diyakini dari yang semula belum lengkap menjadi lengkap sehingga

proses lebih aktif dan kreatif. Hasil penambahan dan pengurangan

menghasilkan makna/arti yang lebih teratur sehingga tercapailah

tahap interpretasi dari seorang individu.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

11

Saat interpretasi terjadi maka diperoleh pemahaman

pengertian dari informasi yang disampaikan. Meski apa yang sampai

belum tentu sama dengan apa yang diterima namun begitulah hasil

persepsi, bersifat personal antara individu yang satu dengan yang

lain seperti telah disebutkan dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal dan terbatas pada kemampuan individu yang bersangkutan.

Persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berfikir,

pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam

mepersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda

antara individu satu dengan individu lain, Davidoff (Walgito, 2010:

100).

2. Kebijakan Pendidikan Publik

Secara etimologi (asal kata) kebijakan (policy) diturunkan dari

Bahasa Yunani, yaitu kata “Polis” yang berarti kota (city). Abidin

(Syafaruddin, 2008: 75) menjelaskan kebijakan adalah keputusan

pemerintah yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh anggota

masyarakat. Keputusan pemerintah dikeluarkan dan ditandai dengan

adanya sumber hukum yang mengaturnya. Rakhmat (2014: 74)

menjelaskan bahwa sumber hukum formal di Indonesia diatur dalam

MPRS No.XX/MPR/1966 yang terdiri dari:

1. UUD 1945, Tap MPR,

2. UU dan PP sebagai pengganti UU (Perpu, PP

3. Keppres, Inpres, Permen, beserta instruksi menteri dan

Surat Menteri

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

12

Kebijakan merupakan perintah negara tentang apa yang harus

dilakukan atau tidak dilakukan. Sesuai dengan pernyataan yang

diungkapkan Pal (Irianto, 2012: 34), public policy is what the

government say to do or not to do. Kebijakan dalam bidang pendidikan

ditetapkan oleh pemerintah yang mengatur pengelolaan sekolah

pemerintah yang diatur tidak hanya kurikulum, pedagogi dan

penilainnya, tetapi juga kondisi guru dan pemeliharaan sarana fisik

(Fattah, 2013: 132).

a. Tahapan Kebijakan Pendidikan

Putt dan Sppringer (Syafaruddin, 2008: 81) membagi tahapan

kebijakan ke dalam tiga fase meliputi: formulasi, implementasi dan

evaluasi. Tahap formulasi kebijakan berisi serangkaian tahap yang

saling bergantung dan diatur menurut urutan waktu, penyusunan

agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi

kebijakan dan penilaian. Formulasi kebijakan merupakan kerangka

berpikir holistis yang menggambarkan bagaimana suatu kebijakan

akan dilaksanakan.

Kedua, tahap implementasi yaitu serangkaian aktivitas dan

keputusan yang memudahkan pernyataan kebijakan dalam formulasi

terwujud ke dalam praktik organisasi. Tahap ketiga yaitu evaluasi

kebijakan yaitu suatu langkah untuk mengetahui sejauh mana

keefektivan kebijakan pulik telah dilaksanakan guna

dipertanggungjawabkan kepada semua pihak terkait.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

13

b. Rencana Kebijakan Pendidikan

Pentingnya sebuah perencanaan adalah untuk membantu

pihak pembuat kebijakan merancang dengan baik ide/ gagasan/

konsep sebuah kebijakan yang dibuat. Dalam Perencanaan kebijakan

meliputi proses yang beragam dari mulai analisis situsasi saat ini,

keberlanjutan dan penilaian terhadap program, persiapan dan

monitoring dari pelaksanaan program hingga akhirnya mengantarkan

pada perumusan kembali sebuah kebijakan yang baru (Haddad,

1995: 6-7).

Lebih lanjut, Haddad (1995: 17) menjelaskan pentingnya

suatu rencana kebijakan pendidikan adalah untuk memperjelas isu-

isu yang bersifat ambigu di lapangan, dapat mendefinisikan

kebijakan secara objektif, memunculkan berbagai alternatif pilihan

bagi kebijakan, sebab-akibat dari suatu langkah kebijakan dapat

diketahui dengan jelas, dapat memprediksi secara rasional dan

memungkinkan diperolehnya pengambilan keputusan secara

rasional.

Haddad (1995: 24) menyebutkan ketujuh proses dalam

merencanakan kebijakan pendidikan, meliputi:

1) Menganalisis situasi

2) Membuat generasi dari pilihan-pilihan kebijakan yang ada

3) Mengevaluasi masing-masing pilihan kebijakan yang ada

4) Menentukan pilihan kebijakan

5) Menilai dampak pelaksanaan kebijakan

6) Keberlanjutan program

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

14

c. Analisis Situasi & Progresivisme Kebijakan Pendidikan

Haddad (1995: 24) menyatakan,

“In addition to the analysis of the sector itself, policy analysis

should consider a number of aspects of the social context, including

political, economic, demographic, cultural and social issues which

are likely to affect the decision making and even implementation

processess of the education sector”

Berdasarkan pendapat di atas terdapat enam aspek yang perlu

dianalisis dalam suatu perencanaan kebijakan sebelum diterapkan

diantaranya yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, kependudukan,

budaya dan isu-isu sosial. Selain analisis situasi, progresivisme

masyarakat penting untuk ditumbuhkan sebelum

mengimplementasikan suatu kebijakan baru sebagai langkah inovasi

dalam dunia pendidikan. Gerakan progresivisme merupakan paham

yang menghendaki adanya perubahan-perubahan yang sifatnya

membangun dalam dunia pendidikan.

Gerakan progresif di dalam dunia pendidikan yang

disebutkan oleh Tilaar (2006: 113) mempunyai tiga agenda besar

yaitu: 1) Menolak segala bentuk formalisme, rutinitas dan birokrasi

yang menghilangkan gairah belajar di dalam sekolah; 2) Menemukan

dan mengimplementasikan metode-metode inovatif dalam proses

belajar dan mengajar yang difokuskan kepada minat dan kebutuhan

peserta didik; 3) Memprofesionalisasikan proses mengajar serta

pengolahan pendidikan.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

15

Guna menempuh gerakan progresif, langkah-langkah

pengambilan tindakan perlu berpedoman pada lima prinsip gerakan

progresif menurut Tilaar (2008: 116), yaitu: 1) mengindentifikasi

masalah-masalah dan menelitinya secara scientific serta terbuka; 2)

Memberikan informasi serta pendidikan terhadap publik terlebih

melalui mass media (investigate journalism); 3) Mendiskusikan dan

mengstrukturalisasikan masalah-masalah yang dihadapi; 4)

Mengusulkan dan membuat undang-undang dalam memperbaharui

situasi; 5) Menetapkan peraturan-peraturan untuk implementasi serta

follow up dari kebijakan publik tersebut.

d. Feasibilitas Program Kebijakan

Feasibiltas program oleh Haddad (1995: 33-34) dapat

diketahui atau dinilai berdasarkan tinjauan beberapa topik bahasan,

seperti pada penjelasan sebagai berikut:

Another and very different kind of implication is the

availability of human recourcerces for implementing the change.

Fiscal recources are easy to compute. More difficult is the estimate

of what level of training is required of teachers (the more

sophisticated the programme and/ or technology involved, the more

highly trained the personel need to be) and whether there are

enough personnel to implement the policy option. In many

developing countries, highly trained personnel may be in short

supply. This then raises the question of whether they can be imported

or trained and what cost. Equally important is the presence of the

institutional culture(norms, procedures, environment) necessary to

attract, retain, and effectively utilize trained personnel in

transforming policies into plans and implemented programmes.

Another element in the calculus of feasibility is time.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

16

Berdasarkan penjelasan di atas untuk menilai feasibilatas

suatu program dapat dilihat dari human recources (sumber daya

manusia), fiscal recources (finansial/ pendanaan) trainning

programme (pelatihan program), institutional culture (kultur sekolah

yang meliputi: norma, cara dan lingkungan), dan waktu.

Kebijakan full day school dalam topik bahasan penelitian ini,

merupakan sebuah program baru yang yang berlaku berdasarkan aturan

Permendiknas Nomor 23 tahun 2017 tentang hari sekolah. Berdasarkan

tinjauan teori, kedudukan program full day school berada pada tahap

kebijakan yaitu tahap implementasi. Dalam tahap implementasi awal,

program full day school secara bertahap dijalankan sebagai langkah

analisis untuk mengetahui respon maupun penilaian dari berbagai pihak

terkait yang melaksanakan. Tahapan implementasi merupakan bagian

yang tidak bisa terlepas evaluasi nantinya. Saat ini full day school belum

secara serempak dilaksanakan hanya pada sekolah tertentu yang menjadi

piloting/ percontohan (Manggala: 2016), oleh karenanya peneliti

mengambil langkah investigasi guna mengumpulkan persepsi guru

berkaitan dengan program full day school sebelum diimplementasikan.

3. Full Day School dan Kaitannya dengan Program 5 Hari Sekolah

Sejarah sekolah full day school berasal dari Amerika Serikat

berkembang dari taman kanak-kanak hingga pendidikan dasar (Dalvi:

2013). Kemunculan sistem full day school di Indonesia sendiri diawali

dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an

yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-

sekolah berlabel islam (Kuswandi: 2012). Konsep sekolah unggulan

adalah mereka yang mengedepankan kualitas pada proses dan sistem

pembelajaran.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

17

Peter Salim (Utomo, 2016: 62) sistem full day school adalah

sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan sehari penuh dengan memadukan sistem

pembelajaran secara intensif dengan memberikan tambahan waktu

khusus untuk pendalaman selama lima hari dan sabtu diisi dengan

relaksasi atau kreativitas. Basuki (Iftiani & Nurhidayati, 2016: 54)

menyebutkan bahwa full day school atau sering disebut sekolah terpadu

adalah sekolah yang menggunakan waktu belajar dan bermain anak

dalam 5 hari kerja namun dengan jam berada di sekolah lebih lama dari

sekolah biasanya. Lawan dari full day school adalah half day school atau

sekolah seperti yang disebut sebelumnya merupakan sekolah

konvensional atau sekolah relatif singkat (reguler), memiliki waktu

belajar dari pukul 07.00 – 10.00 (Iftiani & Nurhidayati, 2016: 56).

Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat diketahui bahwa full day school

adalah merupakan sistem pembelajaran yang berlangsung selama lima

hari dengan durasi waktu belajar lebih lama dari sekolah reguler yakni

berlangsung hingga sore hari.

Utomo (2016) mengutip pendapat Peter Salim, mengungkapkan

pendidikan dengan sistem full day school adalah sebuah sistem

pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan sehari penuh dengan memadukan sistem pembelajaran secara

intensif dengan memberikan tambahan waktu khusus untuk pendalaman

selama lima hari dan sabtu libur diisi dengan relaksasi atau kreativitas.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

18

Permendiknas Nomor 23 tahun 2017 mengeluarkan aturan

tentang hari sekolah, pada pasal 2 mengenai hari sekolah dijelaskan

waktu 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam

selama 5 (lima) hari dalam satu minggu ditambah dengan waktu istirahat

selama 0,5 (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma

lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu. Berdasarkan

Permendiknas Nomor 23 tahun 2017 sebagaimana telah disebutkan, jika

dikaitkaan dengan istilah full day school maka keduanya memliki

hubungan yang erat bahwasanya full day school merupakan sistem

sekolah yang berlangsung selama 5 hari. Hal tersebut pula yang menjadi

alasan logis bahwa penyebutan Permendiknas Nomor 23 tahun 20017

tersebut tentang 5 hari sekolah disamakan istilahnya dengan full day

school di kalangan masyarakat. Sejalan dengan pendapat Baharuddin

(Khusnaya: 2016) menyatakan bahwa proses belajar mengajar full day

school dilakukan mulai pukul 06.45-15.00 dengan durasi istirahat setiap

dua jam sekali. full day school adalah sistem belajar yang berlangsung

kurang lebih 8 jam sehari (Hawi, 2015: 76)

Implementasi program full day school sebagaimana yang

dijelaskan oleh Astuti (2013) yaitu: 1) Pembelajaran hingga sore hari; 2)

Menggunakan lima hari efektif; 3) Pembelajaran menggunakan

pendekatan joyfull learning. Lebih lanjut Astuti (2017: 134)

menyebutkan alasan didirikannya sekolah full day school dikarenakan: 1)

Minimnya waktu orang tua di rumah karena tuntutan kerja; 2) Perlunya

pengawasan terhadap kebutuhan dan keselamatan anak terutama bagi

anak usia dini selama orang tuanya bekerja; 3) Perlunya formalisasi jam-

jam tambahan keagamaan yang minim; 4) Perlunya peningkatan kualitas

pendidikan sebagai solusi berbagai permasalahan bangsa saat ini.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

19

a. Tujuan dan Manfaat Full Day School

Menurut Hawi (2015: 80) tujuan dari sistem full day school ini,

antara lain:

1) Membangun sikap disiplin dalam belajar

2) Menghasilkan pribadi yang unggul secara intelektual dan moral

3) Anak mendapatkan pendidikan umum yang antisipatif terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan.

4) Anak memperoleh pendidikan keislaman secara layak dan

proporsional

5) Menginginkan anak-anak memiliki sains, teknologi dan agama

agar hidupnya seimbang.

Sementara dari sumber lain, Utomo (2016: 64) menjelaskan

beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui program full day school,

sebagai berikut:

1) Mengurangi pengaruh negatif dari luar pada anak usai sekolah

2) Membuat belajar siswa menjadi efektif dan efisien dengan

mengajarkan lebih banyak IPTEK dan IMTAQ

3) Membantu orang tua siswa yang bekerja sehari penuh sehingga

dapat membantu memantau terhadap anak-anak dan menjamin

mereka mendapatkan pendidikan di rumah secara ekslusif.

Sedangkan manfaat dari sistem full day school (Hawi, 2015:

80), antara lain:

1) Pengaruh negatif dari luar sekolah dapat diminimalisir

2) Anak-anak jelas akan mendapatkan metode pembelajaran yang

bervariasi dan lain daripada sekolah dengan program reguler.

3) Orang tua tidak merasa khawatir, karena anak-anak mereka berada

seharian di sekolah yang berarti ada mengawasi mereka para guru

dan sebagian waktu anak untuk belajar.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

20

Kauerz (2005: 2) Sistem full day school yang dilakukan oleh

sekolah di Amerika telah memberikan dampak positif sebagai

berikut:

1) For children, full-day kindergarten is important, provides

continuity for children who are accustomed to full-day

experiences outside

2) For families, full-day kindergarten is important. An

overwhelming number of American families need someone to

carefor their children while parents and other caregivers work.

3) For teacher, full-day kindergarten is important. Full-day

program allow teachers more time for both formal an informal

instruction that provides meaningfull learning opportunities and

encourage not only cognitive development but also physical and

socio-emotional development.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa sistem

full day school dapat bermanfaat bagi anak/ siswa yaitu dapat

memberikan pengalaman yang berkesinambungan; bagi keluarga

program full day school dapat membantu orang tua dalam menjaga

anak-anak mereka selama bekerja; dan bagi guru, program full day

school dapat memberikan kesempatan untuk menciptakan sebuah

pembelajaran yang bermakna guna mengembangkan aspek fisik,

sosial dan perkembangan emosi siswa.

b. Kurikulum Full Day School

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

Pasal 36:

Ayat (1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu

pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional”, dan ayat (2) menyebutkan bahwa

“kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan

satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

21

Pasal 38:

Ayat (2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah

dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap

kelompok satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di

bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor

Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar

dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Undang-undang tersebut merupakan dasar bagi penyelenggaraan

pendidikan di Indonesia melatarbelakangi inovasi berdirinya

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Fattah (Syafaruddin, 2008: 155)

menjelaskan manajemen berbasis sekolah diartikan sebagai

pengalihan dalam pengambilan keputusan dari tingkat pusat sampai

tingkat sekolah. Pemberian kewenangan dalam pengambilan

keputusan dipandang sebagai otonomi di tingkat sekolah dalam

pemanfaatan sumber daya sehingga sekolah mampu secara mandiri

menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, memanfaatkan,

mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan (accountability)

kepada setiap orang yang berkepentingan (stakeholders).

Atas dasar kebijakan pemerintah tersebut, banyak diantara

sekolah-sekolah yang memaksimalkan potensi sekolahnya dengan

mengonsep bentuk aktivitas dan program belajar sebagai bentuk

mengembangkan kurikulum. Sekolah full day school merupakan salah

satu produk dari pengembangan kurikulum sekolah yang dirumuskan.

Sekolah full day school lahir dari konsep integrated curriculum

berbentuk integrated day atau keterpaduan hari.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

22

Banyaknya waktu di sekolah bersistem full day school

memungkinkan para staf guru untuk merancang kurikulum yang

dikembangkan. Hal ini dimaksudkan selain materi yang menjadi

kewajiban untuk diajarkan sesuai peraturan pemerintah, terbuka juga

kesempatan utnuk menambahkan materi lain yang dipandang sesuai

dan relevan dengan visi-misi lembaga penelitian tersebut. Full day

school merupakan program pendidikan dimana seluruh aktivitasnya

berada di sekolah dengan memiliki ciri-ciri integrated activity dan

integrated curriculum (Utomo, 2016: 63).

Konsep integrated-curriculum intergrated-day tergambar

dengan berbagai program belajar dan aktivitas sekolah dimulai dari

kegiatan bermain, belajar, makan, muatan kegiatan keagamaan,

ekstrakurikuler dan lain-lain yang berlangsung dalam suatu sistem

pendidikan (Sulistyaningsih, 2008: 61). Fogart (Widyowati: 74)

mengemukakan bahwa kurikulum terpadu (integrated curriculum)

sebagai model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skills, themes,

conceptand topics secara inter dan antar disiplin atau penggabungan

keduanya. Konsep 5 hari sekolah sebagaimana dimuat dalam

Permendiknas Nomor 23 tahun 2017 memiliki kesamaan kurikulum

sebagaimana telah dijelaskan pada kurikulum full day school yaitu

meliputi kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

23

Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan

untuk pemenuhan kurikulum sesuai aturan undang-undang, kegiatan

kokurikuler dalam bentuk kegiatan penguatan atau pendalaman

kompetensi dasar atau indikator pada mata pelajaran/ bidang sesuai

dengan kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler yaitu berupa kegiatan

pengembangan bakat, minat, kemapuan, kerjasama dan kemandirian

peserta didik secara optimal. Ketiga komponen tersebut secara terpadu

termuat dalam konsep full day school. Full day school merupakan

sistem pembelajaran yang intensif yakni dengan menambah jam

pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran untuk pendalaman

materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreativitas (Dalvi, 2013:

80).

Annisa (Khusnya: 2016) menjelaskan bahwa melalui full day

school anak akan memperoleh pendidikan kepribadian yang antisipatif

terhadap perkembangan sosial budaya, dan pengetahuan umum.

Potensi, bakat serta minat anak full day school juga dapat tersalurkan

melalui kegiatan ekstrakurikuler dan program bimbingan dan

konseling di sekolah. Sistem full day school dapat pula membentuk

akidah dan akhlak mulia untuk menanamkan nilai-nilai positif.

Permendikas Nomor 23 tahun 2017 telah menjabarkan diantara bentuk

kegiatan kokurikuler ialah kegiatan ilmiah, pembimbingan seni dan

budaya serta untuk penguatan karakter. Pada bentuk kegiatan

ekstrakurikuler termasuk diantaranya kegiatan krida, karya ilmiah,

latihan olah bakat/minat dan keagamaan seperti diniyyah, pesantren

kilat, ceramah keagamaan dan baca tulis Al Qur‟an dan kitab lainnya.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

24

Terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat pelaksanaan

full day school sebagaimana yang dipaparkan oleh Astuti (2013)

dalam penelitiannya berjudul “Implementasi Program Fullday School

Sebagai Usaha Mendorong Perkembangan Sosial Peserta Didik TK

Unggulan Al-Ya‟lu Kota Malang”, diantaranya: 1) Kurangnya

kepercayaan dari pihak orang tua; 2) Minimnya keberadaan sarana

dan prasarana; 3) Heterogenitas peserta didik. Sementara faktor yang

dapat mendorong pelaksanaan program full day school, yaitu: 1)

Pendanaan yang cukup; 2) Aktivitas belajar yang disukai anak-anak;

3) partisipasi penuh dari orang tua.

4. Psikologi Perkembangan dan Psikologi Belajar Anak Sekolah Dasar

Anak-anak usia sekolah dasar dengan rentang usia 6-12 tahun

memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya

lebih muda yaitu senang bermain, senang bekerja, senang bekerja dalam

kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung (Desmita,

2009: 35). Lebih lanjut Desmita (2009: 4) mengemukakan, psikologi

perkembangan merupakan salah satu cabang psikologi khusus yang

mengkaji perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental manusia

sepanjang rentetan kehidupannya, mulai dari masa konsepsi hingga

meninggal dunia. Dalam konteks pendidikan, pembahasan psikologi

perkembangan menjadi topik bahasan yang erat dikaitkan dengan

psikologi belajar. Djamarah (2008: 3) mendefinisikan, bahwa yang

dimaksud dengan psikologi belajar adalah sebuah displin psikologi yang

berisi teori-teori psikologi mengenai belajar, terutama mengupas

bagaimana cara individu belajar atau melakukan pembelajaran.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

25

a. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Havighurst (Desmita, 2009: 35) mengaitkan antara

karakteristik anak usia SD dengan tugas perkembangannya ialah

sebagai berikut:

1) Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan

dan aktivitas fisik

2) Membina hidup sehat

3) Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok

4) Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin

5) Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar dapat

berpartisipasi dalam masyarakat

6) Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir

efektif

7) Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai

8) Mencapai kemandirian.

b. Kebutuhan peserta didik dan implikasinya dalam pendidikan

Desmita (2009: 68-71) menyebutkan jenis-jenis kebutuhan

siswa implikasinya dengan pendidikan, yaitu:

1) Kebutuhan jasmaniah diantaranya seperti makan, minum,

pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak

jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman.

2) Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan akan suasana

sekolah yang aman, nyaman, dan teratur, serta terhindar dari

kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam.

3) Kebutuhan akan rasa kasih sayang

4) Kebutuhan akan penghargaan menimbang dari kecenderungan

peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang

berharga diri.

5) Kebutuhan akan rasa bebas ialah menjamin bahwa peserta didik

terhindar dari perasaan frustasi, tertekan, konflik, dan sebagainya.

6) Kebutuhan akan rasa suskes.

c. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

Menurut Djamarah (2008: 176-205), Faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua aspek yaitu faktor

lingkungan, instrumental, kondisi fisiologis, kondisi psikologis dan

kemampuan kognitif.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

26

1) Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan alami dan lingkungan

buatan

2) Faktor instrumental merupakan seperangkat alat kelengkapan

dalam berbagai bentuk dan jenisnya yag mendukung tujuan

sekolah. Faktor isntrumental terdiri dari:

a) Kurikulum, merupakan a plan for learning, dengan adanya

kurikulum arah/ tujuan pembelajaran menjadi jelas, alokasi

waktu tertata sehingga siswa memiliki kegiatan belajar yang

jelas.

b) Program adalah suatu rancangan yang dibuat oleh masing-

masing sekolah dijalankan untuk memajukan pendidikan. Satu

sekolah dengan sekolah lainnya akan berlainan jenis.

c) Sarana dan fasilitas adalah segala hal yang dapat mendukung

pembelajaran seperti gedung, ruang kelas, buku pelajaran, alat

peraga, dan lain lain. Sarana dan prasarana sangat

berpengaruh terhadap kegiatan belajar terutama untuk

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan

bervariasi bagi anak.

d) Guru

3) Kondisi fisiologis seperti disebutkan oleh Noehi Nasution

(Djamarah, 2008: 189) amat mempengaruhi kemampuan belajar

seseorang. Seseorang dalam keadaan segar jasmaninya akan

berlainan belajarnya dari orang yang kelelahan.

4) Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses belajar seperti:

a) Minat menurut Slameto (Djamarah, 2008: 191) adalah suatu

rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

b) Kecerdasan

c) Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi

yang masih perlu dikembangkan atau latihan (Djamarah,

2008: 196)

d) Motivasi menurut Noehi Nasution (Djamarah, 2008: 200)

adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu

e) Kemampuan kognitif

d. Stress Sekolah dalam Perkembangan Peserta Didik

Desmita (2009: 291) mendefinisikan, stress sekolah (school

stress) adalah ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-

peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya

keselamatan atau harga diri siswa.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

27

Diantara bentuk-bentuk ketegangan akibat aktivitas di

sekolah yang terjadi pada akhirnya dapat memunculkan reaksi-reaksi

fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada

penyesuaian psikologis dan prestasi akademis. Penyebab stres siswa

adalah akibat tuntutan sekolah. Desmita (2009: 293-298),

menyebutkan beberapa macam tuntutan sekolah yang menjadi

pemicu stres siswa sebagai berikut:

1) Phisical demands adalah stres siswa yang bersumber dari

lingkungan fisik.

2) Task demands adalah tugas-tugas pelajaran yang harus

dikerjakan atau dihadapi yang dapat menimbulkan perasaan

tertekan atau stres.

3) Role demands adalah peran yang dipikul siswa di sekolah.

4) Interpersonal demands adalah kemampuan berinteraksi sosial

atau menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.

e. Kesehatan Anak

Rosso (2010: 8) menyatakan bahwa anak-anak usia sekolah

(5-18) mewakili sebuah kelompok target yang penting dan beragam

untuk intervensi kesehatan dan gizi. Anak yang telah merayakan

ulang tahun kelimanya telah melewati periode resiko tinggi kematian

anak. Selain itu masalah kesehatan dan gizi yang pernah diderita

sebelum ulang tahun kelimanya, khususnya dalam dua tahun pertama

hidupnya, dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat

diperbaiki. Kerusakan tersebut dapat mempengaruhi kapasitas anak

tadi dalam mencapai potensi sepenuhnya dalam hal pertumbuhan

dan perkembangan fisik serta mentalnya.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

28

Usia 5-18 merupakan usia yang tergolong ke dalam masa

kanak-kanak tengah hingga akhir dan merupakan usia anak dapat

terhindar dari resiko penyakit bawaan pada usia sebelumnya.

Demikian memperkuat apa yang disampaikan oleh Rosso, Santrock

(2007: 182) menyatakan, masa kanak-kanak tengah dan akhir

merupakan masa kesehatan yang prima. Namun demikian, setelah

mencapai usia yang prima perhatian terhadap kesehatan sebaiknya

tidak luput dari perhatian, masalah gizi dan kesehatan penting untuk

dijaga guna mendukung masa pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah

mencakup fisik maupun kognitif sangat dipengaruhi oleh status

kesehatan dan gizi anak. Hal ini dijelaskan oleh Rosso (2010: 11)

bahwa status kesehatan dan gizi adalah faktor penentu yang kuat

akan kapasitas belajar dan seberapa baik seorang anak berfungsi di

sekolah. Guna mencapai status kesehatan dan gizi yang baik,

diantaranya hal yang dapat dilakukan ialah dengan membiasakan

anak berperilaku sehat. Hal tersebut dijelaskan oleh Santrock (2007:

181) diantara pembentukan kebiasaan yang sehat sejak masa kana-

kanak dapat dilaukan dengan cara seperti memakan makanan yang

rendah kolestrol dan melakukan olahraga secara teratur. Lebih lanjut

Rosso (2010: 10) menyatakan keterkaitan antara kesehatan anak dan

gizi sekolah, hal tersebut disajikan pada tabel 2. 1 berikut:

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

29

Tabel 2. 1 Kesehatan dan Gizi Sekolah

Sehat untuk Belajar Belajar untuk Sehat

Bergizi baik Tingkah laku yang baik yang

berhubungan dengan kesehatan,

gizi, sanitasi, dll untuk

mempertahankan kesehatan yang

ada pada saat ini dan di masa

depan.

Tidak lapar

Bebas dari penyakit

Lingkungan sekolah yang aman Tingkah laku yang baik untuk

menghindari tingkah laku yang

beresiko (rokok, HIV/AIDS,

lainnya)

Tidak adanya gangguan

pancaindera yang tidak teratasi

Dukungan untuk kebutuhan

khusus

Berdasarkan tabel di atas diantara perilaku sehat untuk

belajar adalah terpenuhinya kebutuhan makan anak. Asupan

makanan merupakan bekal bagi anak untuk menyuplai energi agar

dapat beraktivitas, tumbuh dan sebagai anti kekebalan. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Brom (Santrock, 2007: 189) menyatakan

apa yang dimakan anak mempengaruhi pertumbuhan kerangka

tubuh, bentuk tubuh, dan kerentanan mereka terhadap penyakit.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu diperhatikan kebutuhan asupan

makan anak agar tidak mengalami kelaparan.

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

30

Rosso (2010: 16) menyatkan bahayanya kelaparan jangka

pendek telah dipelajari secara luas di negara maju dan berkembang

dengan melihat efek dari tidak makan pagi terhadap kognisi dan

kinerja. Mengurangi kelaparan jangka pendek di sekolah dapat

menolong anak-anak untuk menjadi lebih memperhatikan pelajaran

dan untuk meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Memperbaiki

kognisi anak dapat membantu meningkatkan hasil pendidikan

lainnya termasuk prestasi sekolah (hasil tes) dan kemajuan sekolah

(kemajuan secara teratur), kenaikan dari satu kelas ke kelas lainnya

sampai penyelesaian pendidikan dasar.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang mengkaji tentang full day school telah

dilaksanakan. Baik di dalam negeri maupun luar negeri pembahasan megenai

topik tersebut beragam fokus pembahasannya. Namun secara keseluruhan

adanya penelitian yang membahas full day school tersebut bertujuan guna

menggali kelebihan dan kelemahan, efektivitas, hingga pengaruh program

tersebut terhadap aspek yang lain seperti perkembangan bahasa,

perkembangan siswa, kecakapan bahasa ataupun matematika dan sebagainya.

Demikian halnya akhir-akhir ini isu tentang wacana kebijakan

penerapan full day school secara nasional berkembang meluas di Indonesia.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

31

1. Penelitian oleh Junanah (2002) tentang “Persepsi Orangtua terhadap

Penerapan Sistem Terpadu Sekolah Dasar Islam (SDIT) Luqman Al

Hakim”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana

persepsi orang tua terhadap SDIT Luqman Al Hakim dan penerapan

sistem terpadi di SDIT Luqman Al Hakim. Penelitian ini menggunakan

metode survey deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui angket

tertutup, hasil dari analisis angket tersebut kemudian diinterpretasikan dan

dipaparkan dalam bentuk kata-kata atau kualitatif. Penelitian tersebut

terdiri dari 75 responden. Hasil penelitian tersebut memaparkan tentang 3

(tiga) poin pokok yang menjadi perhatian orang tua yaitu: (1) Persepsi

positif maupun negatif terhadap sistem full day school; (2) Harapan orang

tua terhadap terhadap sistem full day dipandang dari ketiga aspek yaitu

secara akademik, psikologis dan sosiologis; (3) Penilaian Orang tua

secara positif maupun negatif terhadap SDIT.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Koran “Sinar Indonesia” terdiri atas 400

orang responden. Hasil jajak pendapat tersebut memberikan hasil yaitu

empat poin alasan penolakan terhadap program full day school

diantaranya 88% responden menyatakan full day school dapat membebani

anak secara fisik dan psikologis, 7% responden menilai full day school

belum diperlukan, 3% responden menyatakan sarana dan prasarana antar-

daerah tidak sama dan 2% responden sisanya memandang adanya

perbedaan latar belakang ekonomi yang dapat menghambat pelaksanan

program full day school diterapkan. (sumber: Puslitbang Sindo)

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

32

Kedua penelitian tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk

mengadakan peneltian sejenis yaitu menggali persepsi partisipan terhadap

suatu topik permasalahan. Penelitian oleh Junanah (2002) berupaya menggali

persepsi orang tua terhadap implementasi SDIT Luqman Al Hakim yang di

dalamnya menerapkan sistem full day school. Peneliti memandang belum

banyaknya penelitian yang dilakukan untuk menggali persepsi guru mengenai

kebijakan full day school.

Penelitian oleh Puslitbang Sindo menjadi acuan yang mendasar bagi

peneliti untuk mengadakan investigasi lebih lanjut dan mendalam mengenai

kebijakan full day school melalui penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian

oleh Puslitbang Sindo belum berupaya menggali persepsi dari partisipan yang

erat berkaitan dengan sasaran kebijakan full day school. Oleh karenanya

peneliti memilih guru untuk dijadikan sebagai partisipan penelitian agar

diperoleh data mengenai gambaran persepsi seputar kebijakan full day school

kepada khalayak sehingga dapat diketahui terkait kesiapan dan faktor

penghambat yang mungkin dihadapi ketika program tersebut dilaksanakan.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi guru terhadap

kebijakan full day school terkait bagaiamana cara pandang, pikiran dan

perasaan guru dalam menanggapinya. Kerangka berpikir tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/4371/3/BAB II.pdf · 8 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Landasan Teori . 1. Persepsi Guru Definisi persepsi dalam kamus

33

Wacana kebijakan full day school telah disiarkan oleh pemerintah dan

menjadi topik umum dalam dunia pendidikan. Kebijakan tersebut dirumuskan

dan digagas agar dapat berlaku secara nasional di seluruh unit pendidikan

dasar dan menengah. Peneliti mengadakan penelitian ini berdasar atas wacana

yang beredar kemudian berupaya untuk mengumpulkan persepsi dari guru/

partisipan. Persepsi guru didasarkan atas banyaknya faktor pembentuk

persepsi dari individu itu sendiri sehingga dapat dihasilkan pengetahuan

seputar full day school. Selanjutnya kerangka pikir yang telah dipaparkan

dapat disajikan pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2. 1: Kerangka Berpikir Penelitian

Persepsi Guru Mengenai…, Eni Nurhidayati, FKIP, UMP, 2017