BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf ·...

19
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:114-115) keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang mudah diamati diantara dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Keaktifan siswa merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar, dimana anak mengalami keterlibatan intelektual-emosional, disamping keterlibatan fisik di dalam proses belajar mengajar. Semua kegiatan tersebut harus dapat dipulangkan kepada suatu karakteristik yaitu keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan tersebut terjadi pada waktu kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan pengetahuan. Sedangkan Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “ law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan (Dimyati dan Mujiono,2002:45). Menurut Sudjana (2010:61) penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1) Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah. Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keaktifan Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:114-115) keaktifan siswa

dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari

keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati.

Kegiatan fisik yang mudah diamati diantara dalam bentuk kegiatan membaca,

mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Keaktifan siswa

merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar, dimana anak mengalami

keterlibatan intelektual-emosional, disamping keterlibatan fisik di dalam

proses belajar mengajar. Semua kegiatan tersebut harus dapat dipulangkan

kepada suatu karakteristik yaitu keterlibatan intelektual-emosional siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan tersebut terjadi pada waktu

kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan pengetahuan. Sedangkan

Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “law

of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya

latihan-latihan (Dimyati dan Mujiono,2002:45).

Menurut Sudjana (2010:61) penilaian proses belajar mengajar

terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:

1) Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

8

3) Siswa bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak

memahami persoalan yang dihadapinya.

4) Siswa aktif mencari informasi yang berhubungan dengan

pemecahan masalah.

5) Siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan petunjuk guru.

6) Siswa dapat menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang

diperolehnya.

7) Siswa melatih diri dalam mengerjakan soal.

8) Siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan

tugas atau persoalan yang dihadapi.

Menurut Suryabrata belajar adalah suatu proses yang menghasilkan

perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh

pengetahuan, kecakapan , dan pengalaman baru ke arah yang lebih baik

(Hamzah dan Mohamad 2011: 138). Menurut pengertian secara psikologi,

belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah

laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam

seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai

berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan” (Ahmadi dan Supriyono 1991:121).

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

9

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa keaktifan belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar

mengajar dimana anak mengalami keterlibatan intelektual-emosional yang

memerlukan latihan-latihan untuk memperoleh pengetahuan, dengan

indikator keaktifan siswa sebagaiberikut : 1) Siswa turut serta dalam

melaksanakan tugas belajarnya; 2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah;

3) Siswa bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya; 4) Siswa aktif mencari informasi yang

berhubungan dengan pemecahan masalah; 5) Siswa melaksanakan diskusi

kelompok dengan petunjuk guru; 6) Siswa dapat menilai kemampuan dirinya

dan hasil-hasil yang diperolehnya; 7) Siswa melatih diri dalam mengerjakan

soal; 8) Siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan

tugas atau persoalan yang dihadapi.

B. Pengertian Pemahaman

Kemampuan pemahaman pada umumnya mendapat penekanan pada

proses belajar mengajar , karena pemahaman merupakan hasil yang lebih

tinggi dari pada pengetahuan. Disini siswa dituntut untuk memahami atau

mengerti, bukan sekedar tau apa yang diajarkan, tetapi siswa tahu apa yang

dikomunikasikan oleh guru dan siswa diharapakan dapat memanfaatkan

isinya. Menurut Bloom (dalam Sagala, 2011, 33) pemahaman adalah

kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal. Dalam tingkat

pemahaman ini siswa diharapkan mampu menangkap suatu makna atau arti

dari suatu hal yang diajarkan.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

10

C. Pemahaman Konsep Matematika

Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu

tentang bilangan, hubungan bilangan dan prosedur operasional yang

digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan. Dijelaskan

pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004, bahwa

pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat (Shadiq, 2009:13).

Menurut Jihad dan Haris (2008:149), pemehaman konsep merupakan

kompetensi yang ditunjukan siswa dalam memahami konsep dan dalam

melakukan prosedur (Algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat.

Berarti pemahaman konsep ialah kompetensi yang harus dimiliki siswa dalam

memahami suatu konsep sehingga dapat menguraikan konsep tersebut dengan

kata-katanya sendiri. Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara

lain adalah:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep.

Contoh soal:

Apakah yang dimaksud dengan segitiga siku-siku?

Jawab:

Segitiga siku-siku adalah sebuah bangun datar yang mempunyai tiga

buah sisi, tiga titik sudut dan salah satu sudut besarnya 900

2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya).

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

11

Contoh soal:

Apakah 5, 12, 13 merupakan tripel phytagoras?

Jawab:

52 + 122 = 132

25 + 144 = 169

169 = 169

5,12,13 merupakan tripel phytagoras

3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep.

Contoh soal :

Berikan 2 contoh bilangan tripel phytagoras dan bukan tripel

phytagoras!

Jawab:

Tripel phytagoras :

6, 8, 10 : 62 + 82 = 102 36 + 64 = 100

7, 24, 25 : 72 + 242 = 252 49 + 576 = 625

Bukan tripel phytagoras:

3, 5, 6 : 32 + 52 ≠ 62 9 + 25 ≠ 36 34≠36

5, 12, 15 : 52 + 122 ≠ 152 25 + 144 ≠ 225 169≠225

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

Contoh soal :

Seorang anak menaikan layang-layang dengan benang yang

panjangnya 200 m. Jarak anak ditanah dengan titik yang tepat berada

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

12

dibawah layang-layang adalah 100 m. Gambarkan skema dari situasi

tersebut!

Jawab:

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

Contoh soal :

Pada segitiga ABC di atas diketahui AB = 6 cm, AC = 8 cm, maka

hitunglah panjang sisi BC !

Jawab:

Karena segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku, maka memenuhi

sifat tripel phytagoras

BC2 = AB2 + AC2

BC = AB2 + AC2

A

C

B

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

13

BC = 62 + 82

BC = √36 + 64

BC = √100

BC = 10

Jadi panjang sisi BC adalah 10 cm

6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi

tertentu

Sebuah segi tiga siku-siku ABC dengan siku-siku di A, mempunyai

panjang sisi AB = 5 cm, panjang sisi BC = 13 cm. maka hitunglah

panjang sisi AC!

Jawab:

BC2 = AB2 + AC2

AC2 = BC2 - AB2

AC = 132 − 52

AC = 169 − 25

AC = √144

AC = 12

Jadi, panjang sisi AC adalah 12 cm

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Contoh soal:

A

C

B 5 cm

13 cm

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

14

Seorang anak menaikan layang-layang dengan benang yang

panjangnya 100 m. Jarak anak ditanah dengan titik yang tepat berada

dibawah layang-layang adalah 60 m. Hitunglah tinggi layang-layang!

Jawab:

Tinggi layang-layang = y

y = 1002 − 602

= √10000− 3600

= √6400

y y = 80

jadi, tinggi layang-layang adalah 80 m.

Berdasarkan uraian di atas, kemampuan pemahaman konsep

matematika adalah kemampuan dalam menentukan konsep-konsep yang

tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal matematika, yang

berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerapakan konsep dalam

perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal, dengan indikator antara

lain : 1) Menyatakan ulang sebuah konsep; 2) Mengklasifikasi objek-objek

menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya); 3) Memberi contoh

dan non contoh dari konsep; 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi matematis; 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup

suatu konsep; 6) Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

15

operasi tertentu; 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan

masalah.

D. Pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Examples

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Eggen dan Kauchak mengemukakan pembelajaran kooperatif

merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa

bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama

(Trianto.2010:58). Belajar Kooperatif bukanlah sesuatu yang baru, sebagai

guru dan mungkin siswa kita pernah menggunakanya atau mengalaminya,

sebagai contoh saat bekerja dalam laboratorium. Dalam belajar kooperatif,

siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang

untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru, (Salvin

1995,dalam Trianto,2010:56). Sedangkan Artzt dan Newman

mengemukakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama

sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk

mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki

tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya

(Trianto.2010:56).

Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi

heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling

membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

16

memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara

aktif dalm proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam

kelopok, tugas anggota kelompok adalah mencapi ketuntasan materi yang

disajikan oleh guru,dan saling membantu teman sekelompoknya untuk

mencapai ketuntasan belajar (Trianto.20010:56).

Johnson dan Johnson mengemukakan bahwa tujuan dari

pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok (Trianto.20010:57). Karena siswa bekerja dalam

suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di

antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan,

mengembangkan keterampian-keterampilan proses kelompok dan

pemecahan masalah, (Louisell dan Decamps 1992, dalam Trianto,

2010:57).

Zamroni mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar

kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya

dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif

dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Dengan belajar

kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki

prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang

kuat (Trianto.2010:57).

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

17

Menurut Ibrahim terdapat enam langkah utama atau tahapan di

dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif (Trianto

2010:66).

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing

kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka.

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

18

Fase-6

Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.

2. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe Example Non Examples

Menurut Joyce pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu

pola yang digunakan sebagai pedoman yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam

tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran

termasuk didalamnya buku-buku, film , komputer, kurikulum, dan lain-

lain (Trianto.2010:22). Pembelajaran Example Non Examples atau juga

biasa di sebut example and non-examples merupakan pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media

gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar

tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada

didalam gambar sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep. Pembelajaran Example Non Examples menggunakan gambar dapat

melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster.

Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh,

sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Example Non Examples :

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

19

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat

OHP,Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster.

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisis gambar

4) Memulai diskusi kelompok 4 – 5 orang siswa, kemudian hasil diskusi

dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.

5) Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.

6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan.

(Hamzah dan Mohamad .2011:80)

4. Kelebihan dan kelemahan dari model Pembelejaran Kooperatif

Example Non Examples :

Dari langkah-langkah dan pembelajaran Example non Examples

yang berkarakteristik kooperatif, maka disimpulkan kelebihan dan

kekuranganya sebagai berikut :

a. Kelebihan :

1) Siswa berangkat dari suatu definisi yang selanjutnya digunakan

untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam

dan lebih komplek.

2) Siswa terlibat dalam suatu proses discovery (penemuan), yang

mendorong mereka untuk membangun konsep.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

20

b. Kelemahan:

1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar

2) Memakan waktu yang lama

5. Materi Bangun Ruang Sisi Datar Limas dan Prisma tegak

Bangun ruang sisi datar limas dan prisma tegak merupakan salah

satu materi matematika di SMP Negeri 2 Karanggayam. Materi ini

diajarkan pada kelas VIII A semester 2 dengan indikator sebagai berikut :

a. Menyebutkan unsur-unsur limas dan prisma tegak.

b. Melukis jaring-jaring limas dan prisma tegak.

c. Menemukan dan menggunakan rumus menghitung luas permukaan

limas dan prisma tegak.

d. Menemukan dan menggunakan rumus menghitung volume limas dan

prisma tegak.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

21

F. Kerangka Pikir

Indikator Keaktifan Belajar Siswa

1) Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah.

3) Siswa bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

4) Siswa aktif mencari informasi yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

5) Siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan petunjuk guru.

6) Siswa dapat menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

7) Siswa melatih diri dalam mengerjakan soal.

8) Siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi.

Berdasarkan observasi dikatakan indikator-indikator di atas dinyatakan rendah

Langkah-Langkah Pembelajaran Example Non Examples 1) Guru mempersiapakan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan lewat OHP,Proyektor,

ataupun yang paling sederhana adalah poster. 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisis gambar 4) Memulai diskusi kelompok 4- 5 orang siswa, kemudian hasil diskusi dari analisis

gambar tersebut dicatat pada kertas. 5) Tiap kelompok diberikesempatan membaca hasil diskusinya. 6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 7) Kesimpulan.

Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe Example Non Examples diharapkan keaktifan dan pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat.

Indikator Pemahaman Konsep

1) Menyatakan ulang sebuah konsep

2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya)

3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep.

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk repretasi matematis.

5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

6) Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

22

Siswa mengalami suatu proses belajar, dimana dalam proses tersebut

siswa megunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dalam

mempelajari bahan pelajaran. Pada saat proses pembelajaran siswa

memiliki keingintahuan tentang materi yang sedang dipelajari dan siswa

mulai menggunakan berbagai kemampuan dalam diri mereka untuk

meningkatkan kemampuan diri dari sekedar mengetahui menjadi

memahami, setelah itu guru mengarahkan hasil penggembangan para

siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran

matematika.

Keaktifan belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar dimana

anak mengalami keterlibatan intelektual-emosional yang memerlukan

latihan-latihan untuk memperoleh pengetahuan. Keaktifan siswa dalam

pembelajaran sangat diperlukan untuk menilai sejauh mana proses

pembelajaran berlangsung, disamping itu juga dapat membuat siswa turut

serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan

masalah, bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya, aktif mencari informasi yang berhubungan

dengan pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok dengan

petunjuk guru, dapat menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang

diperolehnya, melatih diri dalam mengerjakan soal, menerapkan apa yang

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi.

Dengan tercapainya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, maka

pemahaman konsep siswa akan meningkat, sehingga siswa tidak hanya

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

23

dapat mengetahui dan mengenal tetapi juga siswa dapat menyatakan ulang

sebuah konsep, mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu

(sesuai dengan konsepnya), memberi contoh dan non contoh dari konsep,

menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,

mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep,

menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu,

mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Untuk dapat

meningkatkan keaktifan dan kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa, maka diperlukan proses pembelajaran yang dapat meninngkatkan

keaktifan dan kemampuan pemahaman siswa tersebut.

Pada kenyataan yang terjadi di SMP N 2 Karanggayam adalah guru

masih menerapkan pembelajaran konvensional yaitu ceramah, tanya

jawab, pemberian tugas. Kegiatan lebih didominasi oleh guru dan sedikit

melibatkan siswa, akibatnya interaksi antara siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung sangat minim, sehingga keaktifan belajaran

siswa dirasa sangat kurang, hal ini berakibat kurangnya respon siswa

hanya sebatas ingin mengetahui tanpa memahami. Oleh karena itu

diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan

pemahaman konsep matematika siswa.

Alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif,

guru mengharuskan para siswa belajar dan bekerja dalam suatu kelompok

tersebut siswa dituntut untuk belajar dari teman sebayanya. Jadi ketika

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

24

diskusi berlangsung, siswa aktif berkomunikasi dalam menyelesaikan

permasalahan dari sebuah materi. Ketika berkelompok terdapat siswa yang

lebih dahulu tahu dan mengerti konsep dari materi yang sedang di

diskusikan, siswa tersebut harus menyampaikan kembali kepada teman

sekelompoknya yang belum tahu dan mengerti.

Salah satu pembelajaran kooperatif adalah tipe Example Non

Examples, dimana penggunaan pembelajaran ini lebih menekankan pada

konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas

tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan

aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :

kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan,

kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya dan kemampuan

pemahaman konsep

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif Example Non

Examples adalah sebagai berikut : langkah pertama guru mempersiapakan

gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, langkah kedua guru

menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan lewat OHP,Proyektor,

ataupun yang paling sederhana adalah poster. Langkah ketiga guru

memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisis gambar. Selanjutnya langkah keempat guru

menginstruksikan siswa untuk memulai diskusi kelompok 4- 5 orang

siswa, kemudian hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada

kertas, Selanjutnya tiap kelompok diberikesempatan membaca hasil

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Belajarrepository.ump.ac.id/6538/3/WAHYU PUJI BAB II.pdf · Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, ... lain

25

diskusinya. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai

menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Yang terakhir

guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Example Non Examples diharapkan dapat

meningkatkan keaftifan dan pemahaman konsep matematika siswa kelas

VIII A SMP N 2 Karanggayam.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan yang akan diajukan

adalah sebagai berikut: Melalui pembelajaran kooperatif tipe Example Non

Examples, keaktifan dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

kelas VIII A SMP Negeri 2 Karanggayam dapat ditingkatkan.

Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013