7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keaktifan Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:114-115) keaktifan siswa
dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari
keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati.
Kegiatan fisik yang mudah diamati diantara dalam bentuk kegiatan membaca,
mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Keaktifan siswa
merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar, dimana anak mengalami
keterlibatan intelektual-emosional, disamping keterlibatan fisik di dalam
proses belajar mengajar. Semua kegiatan tersebut harus dapat dipulangkan
kepada suatu karakteristik yaitu keterlibatan intelektual-emosional siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan tersebut terjadi pada waktu
kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan pengetahuan. Sedangkan
Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “law
of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya
latihan-latihan (Dimyati dan Mujiono,2002:45).
Menurut Sudjana (2010:61) penilaian proses belajar mengajar
terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
1) Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah.
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
8
3) Siswa bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya.
4) Siswa aktif mencari informasi yang berhubungan dengan
pemecahan masalah.
5) Siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan petunjuk guru.
6) Siswa dapat menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang
diperolehnya.
7) Siswa melatih diri dalam mengerjakan soal.
8) Siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan
tugas atau persoalan yang dihadapi.
Menurut Suryabrata belajar adalah suatu proses yang menghasilkan
perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh
pengetahuan, kecakapan , dan pengalaman baru ke arah yang lebih baik
(Hamzah dan Mohamad 2011: 138). Menurut pengertian secara psikologi,
belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam
seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai
berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan” (Ahmadi dan Supriyono 1991:121).
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
9
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa keaktifan belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar
mengajar dimana anak mengalami keterlibatan intelektual-emosional yang
memerlukan latihan-latihan untuk memperoleh pengetahuan, dengan
indikator keaktifan siswa sebagaiberikut : 1) Siswa turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya; 2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah;
3) Siswa bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya; 4) Siswa aktif mencari informasi yang
berhubungan dengan pemecahan masalah; 5) Siswa melaksanakan diskusi
kelompok dengan petunjuk guru; 6) Siswa dapat menilai kemampuan dirinya
dan hasil-hasil yang diperolehnya; 7) Siswa melatih diri dalam mengerjakan
soal; 8) Siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan
tugas atau persoalan yang dihadapi.
B. Pengertian Pemahaman
Kemampuan pemahaman pada umumnya mendapat penekanan pada
proses belajar mengajar , karena pemahaman merupakan hasil yang lebih
tinggi dari pada pengetahuan. Disini siswa dituntut untuk memahami atau
mengerti, bukan sekedar tau apa yang diajarkan, tetapi siswa tahu apa yang
dikomunikasikan oleh guru dan siswa diharapakan dapat memanfaatkan
isinya. Menurut Bloom (dalam Sagala, 2011, 33) pemahaman adalah
kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal. Dalam tingkat
pemahaman ini siswa diharapkan mampu menangkap suatu makna atau arti
dari suatu hal yang diajarkan.
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
10
C. Pemahaman Konsep Matematika
Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu
tentang bilangan, hubungan bilangan dan prosedur operasional yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan. Dijelaskan
pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004, bahwa
pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam
memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat (Shadiq, 2009:13).
Menurut Jihad dan Haris (2008:149), pemehaman konsep merupakan
kompetensi yang ditunjukan siswa dalam memahami konsep dan dalam
melakukan prosedur (Algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat.
Berarti pemahaman konsep ialah kompetensi yang harus dimiliki siswa dalam
memahami suatu konsep sehingga dapat menguraikan konsep tersebut dengan
kata-katanya sendiri. Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara
lain adalah:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep.
Contoh soal:
Apakah yang dimaksud dengan segitiga siku-siku?
Jawab:
Segitiga siku-siku adalah sebuah bangun datar yang mempunyai tiga
buah sisi, tiga titik sudut dan salah satu sudut besarnya 900
2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya).
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
11
Contoh soal:
Apakah 5, 12, 13 merupakan tripel phytagoras?
Jawab:
52 + 122 = 132
25 + 144 = 169
169 = 169
5,12,13 merupakan tripel phytagoras
3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep.
Contoh soal :
Berikan 2 contoh bilangan tripel phytagoras dan bukan tripel
phytagoras!
Jawab:
Tripel phytagoras :
6, 8, 10 : 62 + 82 = 102 36 + 64 = 100
7, 24, 25 : 72 + 242 = 252 49 + 576 = 625
Bukan tripel phytagoras:
3, 5, 6 : 32 + 52 ≠ 62 9 + 25 ≠ 36 34≠36
5, 12, 15 : 52 + 122 ≠ 152 25 + 144 ≠ 225 169≠225
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
Contoh soal :
Seorang anak menaikan layang-layang dengan benang yang
panjangnya 200 m. Jarak anak ditanah dengan titik yang tepat berada
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
12
dibawah layang-layang adalah 100 m. Gambarkan skema dari situasi
tersebut!
Jawab:
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
Contoh soal :
Pada segitiga ABC di atas diketahui AB = 6 cm, AC = 8 cm, maka
hitunglah panjang sisi BC !
Jawab:
Karena segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku, maka memenuhi
sifat tripel phytagoras
BC2 = AB2 + AC2
BC = AB2 + AC2
A
C
B
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
13
BC = 62 + 82
BC = √36 + 64
BC = √100
BC = 10
Jadi panjang sisi BC adalah 10 cm
6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi
tertentu
Sebuah segi tiga siku-siku ABC dengan siku-siku di A, mempunyai
panjang sisi AB = 5 cm, panjang sisi BC = 13 cm. maka hitunglah
panjang sisi AC!
Jawab:
BC2 = AB2 + AC2
AC2 = BC2 - AB2
AC = 132 − 52
AC = 169 − 25
AC = √144
AC = 12
Jadi, panjang sisi AC adalah 12 cm
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Contoh soal:
A
C
B 5 cm
13 cm
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
14
Seorang anak menaikan layang-layang dengan benang yang
panjangnya 100 m. Jarak anak ditanah dengan titik yang tepat berada
dibawah layang-layang adalah 60 m. Hitunglah tinggi layang-layang!
Jawab:
Tinggi layang-layang = y
y = 1002 − 602
= √10000− 3600
= √6400
y y = 80
jadi, tinggi layang-layang adalah 80 m.
Berdasarkan uraian di atas, kemampuan pemahaman konsep
matematika adalah kemampuan dalam menentukan konsep-konsep yang
tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal matematika, yang
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerapakan konsep dalam
perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal, dengan indikator antara
lain : 1) Menyatakan ulang sebuah konsep; 2) Mengklasifikasi objek-objek
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya); 3) Memberi contoh
dan non contoh dari konsep; 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis; 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup
suatu konsep; 6) Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
15
operasi tertentu; 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan
masalah.
D. Pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Examples
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Eggen dan Kauchak mengemukakan pembelajaran kooperatif
merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama
(Trianto.2010:58). Belajar Kooperatif bukanlah sesuatu yang baru, sebagai
guru dan mungkin siswa kita pernah menggunakanya atau mengalaminya,
sebagai contoh saat bekerja dalam laboratorium. Dalam belajar kooperatif,
siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang
untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru, (Salvin
1995,dalam Trianto,2010:56). Sedangkan Artzt dan Newman
mengemukakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama
sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki
tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya
(Trianto.2010:56).
Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi
heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling
membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
16
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalm proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam
kelopok, tugas anggota kelompok adalah mencapi ketuntasan materi yang
disajikan oleh guru,dan saling membantu teman sekelompoknya untuk
mencapai ketuntasan belajar (Trianto.20010:56).
Johnson dan Johnson mengemukakan bahwa tujuan dari
pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk
peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun secara kelompok (Trianto.20010:57). Karena siswa bekerja dalam
suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di
antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan,
mengembangkan keterampian-keterampilan proses kelompok dan
pemecahan masalah, (Louisell dan Decamps 1992, dalam Trianto,
2010:57).
Zamroni mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar
kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya
dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif
dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Dengan belajar
kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki
prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang
kuat (Trianto.2010:57).
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
17
Menurut Ibrahim terdapat enam langkah utama atau tahapan di
dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif (Trianto
2010:66).
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Fase Kegiatan Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing
kelompok bekerja dan
belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
18
Fase-6
Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
2. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe Example Non Examples
Menurut Joyce pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk didalamnya buku-buku, film , komputer, kurikulum, dan lain-
lain (Trianto.2010:22). Pembelajaran Example Non Examples atau juga
biasa di sebut example and non-examples merupakan pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media
gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar
tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada
didalam gambar sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep. Pembelajaran Example Non Examples menggunakan gambar dapat
melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster.
Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh,
sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Example Non Examples :
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
19
2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat
OHP,Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster.
3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar
4) Memulai diskusi kelompok 4 – 5 orang siswa, kemudian hasil diskusi
dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.
5) Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan.
(Hamzah dan Mohamad .2011:80)
4. Kelebihan dan kelemahan dari model Pembelejaran Kooperatif
Example Non Examples :
Dari langkah-langkah dan pembelajaran Example non Examples
yang berkarakteristik kooperatif, maka disimpulkan kelebihan dan
kekuranganya sebagai berikut :
a. Kelebihan :
1) Siswa berangkat dari suatu definisi yang selanjutnya digunakan
untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam
dan lebih komplek.
2) Siswa terlibat dalam suatu proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka untuk membangun konsep.
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
20
b. Kelemahan:
1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
2) Memakan waktu yang lama
5. Materi Bangun Ruang Sisi Datar Limas dan Prisma tegak
Bangun ruang sisi datar limas dan prisma tegak merupakan salah
satu materi matematika di SMP Negeri 2 Karanggayam. Materi ini
diajarkan pada kelas VIII A semester 2 dengan indikator sebagai berikut :
a. Menyebutkan unsur-unsur limas dan prisma tegak.
b. Melukis jaring-jaring limas dan prisma tegak.
c. Menemukan dan menggunakan rumus menghitung luas permukaan
limas dan prisma tegak.
d. Menemukan dan menggunakan rumus menghitung volume limas dan
prisma tegak.
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
21
F. Kerangka Pikir
Indikator Keaktifan Belajar Siswa
1) Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah.
3) Siswa bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.
4) Siswa aktif mencari informasi yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
5) Siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan petunjuk guru.
6) Siswa dapat menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.
7) Siswa melatih diri dalam mengerjakan soal.
8) Siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi.
Berdasarkan observasi dikatakan indikator-indikator di atas dinyatakan rendah
Langkah-Langkah Pembelajaran Example Non Examples 1) Guru mempersiapakan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan lewat OHP,Proyektor,
ataupun yang paling sederhana adalah poster. 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar 4) Memulai diskusi kelompok 4- 5 orang siswa, kemudian hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas. 5) Tiap kelompok diberikesempatan membaca hasil diskusinya. 6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 7) Kesimpulan.
Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe Example Non Examples diharapkan keaktifan dan pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat.
Indikator Pemahaman Konsep
1) Menyatakan ulang sebuah konsep
2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya)
3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep.
4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk repretasi matematis.
5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
6) Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
22
Siswa mengalami suatu proses belajar, dimana dalam proses tersebut
siswa megunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dalam
mempelajari bahan pelajaran. Pada saat proses pembelajaran siswa
memiliki keingintahuan tentang materi yang sedang dipelajari dan siswa
mulai menggunakan berbagai kemampuan dalam diri mereka untuk
meningkatkan kemampuan diri dari sekedar mengetahui menjadi
memahami, setelah itu guru mengarahkan hasil penggembangan para
siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
matematika.
Keaktifan belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar dimana
anak mengalami keterlibatan intelektual-emosional yang memerlukan
latihan-latihan untuk memperoleh pengetahuan. Keaktifan siswa dalam
pembelajaran sangat diperlukan untuk menilai sejauh mana proses
pembelajaran berlangsung, disamping itu juga dapat membuat siswa turut
serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan
masalah, bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya, aktif mencari informasi yang berhubungan
dengan pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok dengan
petunjuk guru, dapat menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang
diperolehnya, melatih diri dalam mengerjakan soal, menerapkan apa yang
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi.
Dengan tercapainya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, maka
pemahaman konsep siswa akan meningkat, sehingga siswa tidak hanya
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
23
dapat mengetahui dan mengenal tetapi juga siswa dapat menyatakan ulang
sebuah konsep, mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu
(sesuai dengan konsepnya), memberi contoh dan non contoh dari konsep,
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep,
menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu,
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Untuk dapat
meningkatkan keaktifan dan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa, maka diperlukan proses pembelajaran yang dapat meninngkatkan
keaktifan dan kemampuan pemahaman siswa tersebut.
Pada kenyataan yang terjadi di SMP N 2 Karanggayam adalah guru
masih menerapkan pembelajaran konvensional yaitu ceramah, tanya
jawab, pemberian tugas. Kegiatan lebih didominasi oleh guru dan sedikit
melibatkan siswa, akibatnya interaksi antara siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung sangat minim, sehingga keaktifan belajaran
siswa dirasa sangat kurang, hal ini berakibat kurangnya respon siswa
hanya sebatas ingin mengetahui tanpa memahami. Oleh karena itu
diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan
pemahaman konsep matematika siswa.
Alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif,
guru mengharuskan para siswa belajar dan bekerja dalam suatu kelompok
tersebut siswa dituntut untuk belajar dari teman sebayanya. Jadi ketika
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
24
diskusi berlangsung, siswa aktif berkomunikasi dalam menyelesaikan
permasalahan dari sebuah materi. Ketika berkelompok terdapat siswa yang
lebih dahulu tahu dan mengerti konsep dari materi yang sedang di
diskusikan, siswa tersebut harus menyampaikan kembali kepada teman
sekelompoknya yang belum tahu dan mengerti.
Salah satu pembelajaran kooperatif adalah tipe Example Non
Examples, dimana penggunaan pembelajaran ini lebih menekankan pada
konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas
tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan
aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :
kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan,
kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya dan kemampuan
pemahaman konsep
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif Example Non
Examples adalah sebagai berikut : langkah pertama guru mempersiapakan
gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, langkah kedua guru
menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan lewat OHP,Proyektor,
ataupun yang paling sederhana adalah poster. Langkah ketiga guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar. Selanjutnya langkah keempat guru
menginstruksikan siswa untuk memulai diskusi kelompok 4- 5 orang
siswa, kemudian hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada
kertas, Selanjutnya tiap kelompok diberikesempatan membaca hasil
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
25
diskusinya. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Yang terakhir
guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Example Non Examples diharapkan dapat
meningkatkan keaftifan dan pemahaman konsep matematika siswa kelas
VIII A SMP N 2 Karanggayam.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan yang akan diajukan
adalah sebagai berikut: Melalui pembelajaran kooperatif tipe Example Non
Examples, keaktifan dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
kelas VIII A SMP Negeri 2 Karanggayam dapat ditingkatkan.
Upaya Meningkatkan Keaktifan..., Wahyu Puji Prayitno, FKIP UMP 2013
Top Related