BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA...

48
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pandangan Pandangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu hasil perbuatan memandang (memperhatikan, melihat, dan sebagainya). (Depdiknas, 2002: 1021) Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif. Pengertian paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Makna paradigma yang dikemukakan oleh Anderson adalah ideologi dan praktik suatu komunitas ilmuwan yang menganut suatu pandangan yang sama atas realitas, memiliki seperangkat kriteria yang sama untuk menilai aktifitas penelitian, dan menggunakan metode serupa. Sedangkan perspektif adalah suatu kerangka konseptual (conseptual framework ), suatu perangkat asumsi, nilai, atau gagasan yang mempengaruhi persepsi kita, dan pada gilirannya mempengaruhi cara kita bertindak dalam suatu situasi. (Mulyana, Deddy, 2010: 9, 16) Jadi pengertian pandangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara pandang seseorang untuk mengetahui bagaimana pendapat dari suatu peristiwa atau masalah yang ada. 9 Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pandangan

Pandangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu hasil

perbuatan memandang (memperhatikan, melihat, dan sebagainya).

(Depdiknas, 2002: 1021)

Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan

kata perspektif. Pengertian paradigma adalah suatu cara pandang untuk

memahami kompleksitas dunia nyata. Makna paradigma yang

dikemukakan oleh Anderson adalah ideologi dan praktik suatu

komunitas ilmuwan yang menganut suatu pandangan yang sama atas

realitas, memiliki seperangkat kriteria yang sama untuk menilai

aktifitas penelitian, dan menggunakan metode serupa. Sedangkan

perspektif adalah suatu kerangka konseptual (conseptual framework),

suatu perangkat asumsi, nilai, atau gagasan yang mempengaruhi

persepsi kita, dan pada gilirannya mempengaruhi cara kita bertindak

dalam suatu situasi. (Mulyana, Deddy, 2010: 9, 16)

Jadi pengertian pandangan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah suatu cara pandang seseorang untuk mengetahui bagaimana

pendapat dari suatu peristiwa atau masalah yang ada.

9

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

27

2. Pengertian Bank Syariah

Di Indonesia, dasar mengenai bank syariah tertuang dalam UU

No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, pengertian Bank

Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah

(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS). (Soemitra, Andri: 2009: 61-62).

a. Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat

bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk

dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari

suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor

induk dari kantor cabang perbankan syariah dan/atau unit syariah.

c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah

yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Sedangkan pengertian bank konvensional menurut Pasal 1 UU

No.21 Tahun 2008 tentang Bank Syariah adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

28

jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan

Rakyat. (Danupranata, Gita, 2013:31-32)

a. Bank umum konvensional adalah bank konvensional yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank perkreditan rakyat adalah bank konvensional yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Visi dan Misi Perbankan Syariah (Ali, Zainuddin, 2008: 8, cet. Ke

1)

a. Visi Perbankan Syariah

“Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif,

efisiensi, dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang mampu

mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan

berbasis bagi hasil (sharebased financing) dan transaksi riil dalam

kerangka keadilan, tolong menolong menuju kebaikan guna

mencapai kemaslahatan masyarakat”.

b. Misi Perbankan Syariah

Berdasarkan visi dimaksud, misi yang menjelaskan peran Bank

Indonesia adalah mewujudkan iklim yang kondusif untuk

mengembangkan perbankan syariah yang istiqamah terhadap

prinsip-prinsip syariah dan mampu berperan dalam sektor riil, yang

meliputi sebagai berikut :

a) Melakukan kajian dan penelitian tentang kondisi, potensi serta

kebutuhan perbankan syariah secara berkesinambungan.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

29

b) Mempersiapkan konsep dan melaksanakan pengaturan dan

pengawasan berbasis risiko guna menjamin kesinambungan

operasional perbankan syariah yang sesuai dengan

karakteristiknya.

c) Mempersiapkan infrastruktur guna peningkatan efisiensi

operasional perbankan syariah.

d) Mendesain kerangka entry dan exit perbankan syariah yang

dapat mendukung stabilitas sistem perbankan.

4. Fungsi Utama Bank Syariah

Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan

dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga

memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah. (Ismail,

2011: 39-43) :

a. Penghimpun Dana Masyarakat

Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

titipan dengan menggunakan akad al-Wadiah dan dalam bentuk

investasi dengan menggunakan akad al-Mudharabah. Al-Wadiah

adalah akad antara pihak pertama (masyarakat) dengam pihak

kedua (bank), dimana pihak pertama menitipkan dananya kepada

bank, dan pihak kedua, bank menerima titipan untuk dapat

memanfaatkan titipan pihak pertama dalam transaksi yang

diperbolehkan dalam Islam. Al-Mudharabah merupakan akad

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

30

antara pihak yang memiliki dana kemudian menginvestasikan

dananya atau disebut juga dengan shahibul maal dengan pihak

kedua atau bank menerima dana yang disebut juga dengan

mudharib, yang mana pihak mudharib dapat memanfaatkan dana

yang diinvestasikan oleh shahibul maal untuk tujuan tertentu yang

diperbolehkan dalam syariat Islam.

b. Penyaluran Dana kepada Masyarakat

Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah

asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang

berlaku. Bank syariah akan memperoleh return atas dana yang

disalurkan. Return atau pendapatan yang diperoleh bank atas

penyaluran dana ini tergantung pada akadnya, antara lain adalah

akad jual beli dan akad kemitraan atau kerja sama usaha. Dalam

akad jual beli, maka return yang diperoleh bank atas penyaluran

dananya adalah dalam bentuk margin keuntungan. Margin

keuntungan merupakan selisih antara harga jual kepada nasabah

dan harga beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas

penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja

sama usaha adalah bagi hasil.

c. Pelayanan Jasa Bank

Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.

Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

31

bank syariah antara lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindah

bukuan, penagihan surat berharga, kliring, letter of credit, inkaso,

garansi bank, dan pelayanan jasa bank lainnya.

Aktivitas jasa bank syariah, merupakan aktivitas yang

diharapkan oleh bank syariah untuk dapat meningkatkan

pendapatan bank yang berasal dari fee atas pelayanan jasa bank.

5. Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konfensional

Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional terdapat

dalam hal akad dan aspek legalitas, lembaga penyelesaian sengketa,

struktur organisasi (Dewan Pengawas Syariah/DPS dan Dewan

Syariah Nasional/DSN), bisnis dan usaha yang dibiayai, serta

lingkungan kerja dan corporate culture/budaya. (Edwin Nasution,

Mustafa dkk, 2007: 294)

Selain itu, perbedaan bank konvensional dan bank syariah dapat

dilihat dari aspek dibawah ini antara lain (Machmud, Amir, dan

Rukmana, 2010: 10, cet. Ke 1) :

Table 1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Aspek Bank Syariah Bank Konvensional

Legalitas Akad syariah Akad konvensional

Struktur

Organisasi

Penghimpunan dana dan

penyaluran dana harus

Tidak terdapat dewan

sejenis

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

32

sesuai dengan fatwa

Dewan Pengawas

Syariah (DPS)

Bisnis dan Usaha

yang dibiayai

Melakukan investasi-

investasi yang halal saja.

Hubungan dengan

nasabah dalam bentuk

hubungan kemitraan.

Berdasarkan prinsip bagi

hasil, jual beli, atau

sewa.

Berorientasi pada

keuntungan (profit

oriented) dan

kemakmuran dan

kebahagiaan dunia

akhirat.

Investasi yang halal

dan haram profit

oriented.

Hubungan dengan

nasabah dalam bentuk

hubungan kreditur-

debitur.

Memakai perangkat

bunga.

Lingkungan Kerja Islami Non Islami

Lembaga

Penyelesaian

Sengketa

Badan Arbitrase

Muamalah Indonesia

(BAMUI)

Peradilan Negeri

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

33

Disamping perbedaan antara bank konvensional dan bank

syariah sebagaimana tersebut diatas, Karnaen Perwataatmadja dan

Muhammad Syafi‟i Antonio menambah perbedaan antara lain sebagai

berikut (Manan, Abdul, 2012: 212) :

a. Bank syariah mendasarkan perhitungan pada margin keuntungan

bagi hasil, sedangkan bank konvensional memakai perangkat

bunga.

b. Bank syariah tidak saja berorientasi pada keuntungan (profit),

tetapi juga pada al falah oriented. Adapun bank konvensional

semata-mata profit oriented.

c. Bank syariah melakukan hubungan dengan nasabah dalam bentuk

hubungan kemitraan. Adapun bank konvensional melakukan

hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitur

kreditur saja.

d. Bank syariah meletakan penggunaan dana secara riil (users of real

funds), adapun bank konvensional sebagai creator of money

supply.

e. Bank syariah melakukan investasi dalam bidang yang halal saja

(sesuai syariat Islam). Adapun bank konvensional melakukan

investasi yang halal dan haram.

f. Bank syariah dalam melakukan pergerakan dan penyaluran dana

harus sesuai dengan pendapat Dewan Pengawas Syariah. Adapun

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

34

bank konvensional tidak terdapat dewan sejenis yang mengawasi

bank tersebut.

6. Perbedaan Bagi hasil dan Bunga

Islam mendorong praktik bagi hasil serta mengharamkan riba.

Keduanya sama-sama memberi keuntungan bagi pemilik dana, namun

keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu

dapat dijelaskan dalam tabel berikut (Ali, Zainuddin, 2010: 112-113,

cet. Ke 2).

Table 2. Perbedaan Bagi hasil dan Bunga

No. Bunga Bagi Hasil

1. Penentuan bunga dibuat pada

waktu akad dengan asumsi

harus selalu untung.

Penentuan besarnya rasio/nisbah

bagi hasil dibuat pada waktu

akad dengan berpedoman pada

kemungkinan untung rugi.

2. Besarnya presentase

berdasarkan jumlah uang

(modal) yang dipinjamkan.

Jumlah rasio bagi hasil

berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh.

3. Pembayaran bunga tetap

seperti yang dijanjikan tanpa

pertimbangan apakah proyek

yang dijalankan oleh pihak

Bagi hasil bergantung pada

keuntungang proyek yang

dijalankan. Bila usaha merugi,

kerugian akan ditanggung

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

35

nasabah untung atau rugi. bersama oleh kedua belah pihak.

4. Jumlah pembayaran bunga

tidak meningkat sekalipun

jumlah keuntungan berlipat

atau keadaan ekonomi sedang

“booming”.

Jumlah pembagian laba

meningkat sesuai dengan

peningkatan jumlah pendapatan.

5. Eksistensi bunga diragukan

(kalau tidak dikecam) oleh

semua agama, termasuk Islam.

Tidak ada yang meragukan

keabsahan bagi hasil.

7. Dasar Hukum Bank Syariah

Bank syariah secara yuridis normatif dan yuridis empiris diakui

keberadaannya di Negara Republik Indonesia. Pengakuan secara

yuridis normatif tercatat dalam peraturan perundang-undangan di

Indonesia, diantaranya, Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, Undang-Undang No. 10 tentang Perubahan atas Undang-

Undang No. 7 tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-Undang No. 3

Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun

1999 tentang Bank Indonesia, Undang-Undang No.3 Tahun 2006

tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama. Selain itu, pengakuan secara yuridis empiris dapat

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

36

dilihat perbankan syariah tumbuh dan berkembang pada umumnya di

seluruh ibu kota provinsi dan Kabupaten di Indonesia, bahkan

beberapa bank konvensional dan lembaga keuangan lainnya membuka

unit usaha syariah (bank syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah,

dan semacamnya). Pengakuan secara yuridis dimaksud, memberi

peluang tumbuh dan berkembang secara luas kegiatan usaha perbankan

syariah, termasuk memberi kesempatan kepada bank umum

(konvensional) untuk membuka kantor cabang yang khusus melakukan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. (Ali, Zainuddin, 2010: 2,

cet. Ke 2)

8. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia (A.Karim, Adiwarman,

2011: 25-27)

Di Indonesia, bank syariah pertama kali didirikan pada tahun

1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun

perkembangannya agak lambat bila dibandingkan dengan negara-

negara muslim lainnya, bank syariah di Indonesia akan terus

berkembang. Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit

Bank Syariah, maka pada tahun 2005, jumlah bank syariah di

Indonesia telah bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum syariah

dan 17 unit usaha syariah. Sementara itu, jumlah Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) hingga ahir tahun 2004 bertambah menjadi 88

buah.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

37

Berdasarkan data Bank Indonesia, prospek perbankan syariah

pada tahun 2005 diperkirakan cukup baik. Industri perbankan syariah

diprediksi masih akan berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang

cukup tinggi . jika pada posisi November 2004, volume usaha

perkembangan syariah telah mencapai 14,0 triliun rupiah, dengan

tingkat pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2004 sebesar 88,6%,

volume perbankan syariah diakhir tahun 2005 diperkirakan akan

mencapai sekitar 24 triliun rupiah. Dengan volume tersebut,

diperkirakan industri perbankan syariah akan mencapai pangsa sebesar

1,8% dari industri perbankan nasional dibandingkan sebesar 1,1% pada

akhir tahun 2004. Pertumbuhan volume usaha perbankan syariah

tersebut ditopang oleh rencana pembukaan unit usaha syariah yang

baru dan pembukaan jaringan kantor yang lebih luas. Dan pihak ketiga

(DPK) diperkirakan akan mencapai jumlah sekitar 20 triliun rupiah

dengan jumlah pembiayaan sekitar 21 triliun rupiah diakhir tahun

2005.

Perkembangan perbankan syariah ini tentunya juga harus

didukung oleh sumber daya insani yang memadai, baik dari segi

kualitas maupun kuantitasnya. Namun, realitas yang ada menunjukkan

banhwa masih ada sumber daya insani yang selama ini terlibat di

institusi syariah tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis

dalam Islamic Banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan

mempengaruhi produktivitas dan profesionalisme perbankan syariah

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

38

itu sendiri. Inilah yang harus mendapatkan perhatian dari kita semua,

yakni mencetak sumber daya insani yang mampu mengamalkan

ekonomi syariah di semua lini karena sistem yang baik tidak mungkin

dapat berjalan bila tidak didukung oleh sumber daya insani yang baik

pula.

9. Produk-produk Bank Syariah

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah

dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu (A.Karim, Adiwarman:

2011: 97-112) :

a. Produk Penyaluran Dana (financing)

1) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

pemisahan kepemilikan barang atau benda (transfer of

property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan

menjadi bagian harta atas barang yang dijual.

Transaksi jual-beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk

pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni

sebagai berikut:

a) Pembiayaan Murabahah

Murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan),

adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebut jumlah

keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,

sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

39

harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan

(margin).

b) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual-beli dimana barang yang

diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang yang

diserahkan secara tangguh sementara pembayaran

dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli,

sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini

mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas,

kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus

ditentukan secara pasti.

c) Pembiayaan Istishna‟

Produk istishna‟ menyerupai produk salam, tapi dalam

istishna‟ pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam

beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna‟ dalam

Bank Syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan

manufaktur dan konstruksi.

2) Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah)

Prinsip ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Jadi

pada dasarnya prinsip ijarah yaitu pemindahan hak guna atas

barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

40

dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas

barang itu sendiri.1

3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (Syirkah)

a) Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyaraah

(syirkah atau syariah). Transaksi musyarakah dilandasi

adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk

meningakatkan nilai asset yang mereka miliki secara

bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua

pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama

memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang

berwujud maupun tidak berwujud.

b) Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua pihak

atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahib al-maal)

mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola

(mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian

keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam

paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al maal

dan keahlian dari mudharib.

1 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik , (Jakarta: Gema Insani, 2001),

hlm 137.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

41

4) Pembiayaan dengan prinsip pelengkap

a) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier

mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan

produksinya. Bank mendapat ganti-biaya atas jasa

pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi resiko

kerugian yang akan timbul, bank perlu melakukan

penelitian atas kemampuan pihak yang berhutang dan

kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang

dengan yang berhutang.

b) Rahn (Gadai)

Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan

pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan

pembiayaan.

Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria: Milik

nasabah.; sendiri.; Jelas ukuran, sifat, dan nilainya

ditentukan berdasarkan nilai riil pasar.; Dapat dikuasai

namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.

c) Qardh

Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang

dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain

meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam

literature fiqih klasik, qardh dikategorikan pada aqd

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

42

tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi

komersial.2

d) Wakalah (Perwakilan)

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah

memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya

melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan

L/C, inkaso dan transfer uang.

e) Kafalah (Garansi Bank)

Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi

kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam

pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan

tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan

berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai

peminjam.3 Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan

untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban

pembayaran.

b. Produk Penghimpunan Dana (funding)

1) Prinsip Wadi‟ah

Prinsip wadi‟ah yang diterapkan adalah wadi‟ah yad

dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro.

2Muhammad Syafi‟i Antonio, Ibid, hlm. 131.

3Muhammad Syafi‟i Antonio, Ibid, hlm. 123.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

43

Wadi‟ah dhamanah pihak yang dititipan sehingga ia boleh

memanfaatkan harta titipan tersebut.

Karena wadi‟ah yang diterapkan dalam produk giro

perbankan ini juga disifati dengan yad dhamanah, implikasi

hukumnya sama dengan qardh, dimana nasabah bertindak

sebagai yang meminjam uang, dan bank bertindak sebagai

yang dipinjami.

2) Prinsip Mudharabah

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau

deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan

bank sebagai mudharib (pengelola). Hasil usaha ini akan

dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati.

c. Produk Jasa (service)

Jasa perbankan tersebut antara lain berupa:

a) Sharf (Jual Beli Valuta Asing)

Pada prinsip jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip

sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini,

penerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama (spot).

Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.

b) Ijarah (Sewa)

Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan

(safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen

(custodian). Bank mendapat imbalan dari jasa tersebut.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

44

10. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

Sejarah Berdirinya Muhammadiyah

Berawal dari pendirian sekolah untuk anak-anak Kauman

dengan pelajaran agama Islam dan pengetahuan sekolah biasa. Para

siswa Kweekschool dan santri yang menyarankan dan mendesak agar

penyelenggaraannya ditangani oleh suatu organisasi agar berkelanjutan

sepeninggalan Kyai kelak. Dalam mendirikan organisasi ini tidaklah

mudah, banyak yang harus dilakukan seperti mengumpulkan syarat-

syarat dan meminta persetujuan dari berbagai pihak agar persyarikatan

ini diberi izin resmi dan diakui sebagai suatu badan hukum. Setelah

melalui berbagai hal dan telah mengumpulkan berbagai syarat yang

harus dipenuhi dengan saran-saran yang telah diberikan maka pada

Resident Yogyakarta Liefrinck, pada tanggal 21 April 1913 menyurati

Gubernur Jendral, bahwa ia menyetujui permohonan Muhammadiyah

itu, dengan catatan supaya kata-kata “Jawa dan Madura” diganti

dengan “Residentie Yogyakarta” dalam Statuenartikel 2,4 dan 7. Ini

pun dipenuhi, setelah melalui rapat anggota pada tanggal 15 Juli 1914.

Demikianlah, setelah berproses dengan surat-menyurat selama 20

bulan, akhirnya pemerintah Hindia Belanda mengakui Muhammadiyah

sebagai badan hukum, tertuang dalam Gouverment Besluit tanggal 22

Agustus 1914, No. 21, beserta lampiran anggaran dasarnya. Tujuannya

telah tegas, cara-cara penyampaiannya telah terarah, yang akan

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

45

menghasilkan berbagai amal usaha nyata. (Kamal Pasha, Musthafa,

dan Ahmad Adaby Darban, 2009: 96-98)

Kemudian pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H (bertepatan

tanggal 18 November 1912 M) Muhammadiyah diresmikan menjadi

organisasi persyarikatan dan berkedudukan di Yogyakarta, dipimpin

langsung oleh KH. A. Dahlan sendiri sebagai ketuanya. (Tim Pembina

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, 1990: 3)

Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama

Secara garis besar ada dua setting yang melatarbelakangi

kelahiran NU. (Ahmad, Masrur, 2014: 18-36).

a. Yang pertama adalah Latar Global. Kelahiran NU secara gobal

dilatar belakangi oleh dua konteks global yang cukup

menghebohkan umat Islam. Pertama, konteks pembaharuan Islam

yang menyerukan umat Islam untuk “kembali kepada al-Qur‟an

dan Sunnah” dengan melepaskan diri dari sikap bermadzhab.

Kedua, konteks politik; yaitu keruntuhan Khalifah Turki Ustmani.

Menurut penjelasan singkat diatas menunjukan bahwa NU

adalah „juru selamat, paham ahlus sunnah wal jama‟ah menujukan

wajah Islam yang toleran, harmonis mengedepankan akhlakul

karimah dan menyampaikan pesan Islam dengan uswatuh

khasanah. Secara historis, kelahiran NU memang tidak bisa

dilepaskan dari kekecewaan kelompok tradisionalis terhadap

kelompok modernis dalam pengutusan delegasi pada Mukhtamar

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

46

Khilafah di Makkah. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi ajaran, visi

dan misi NU, tampak bahwa cikal-bakal kelahiran NU bahkan

telah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw yaitu paham yang

berhaluan Ahlus Sunnah wal Jama‟ah.

b. Yang kedua adalah Latar Lokal. Kelahiran NU sebagai wadah

perjuangan bangsa dipelopori oleh para ulama dan kaum pesantren

sesungguhnya memiliki sejarah perjuangan yang cukup panjang.

Sejak awal kedatangan bangsa penjajah baik Spanyol, Portugis,

Belanda dan Jepang hingga kemerdekaan umat Islam yang

digerakan oleh ulama dan kaum santri tetap kukuh untuk

menentang keberadaan kaum penjajah di bumi pertiwi. Semangat

itu terus muncul, hingga kesadaran nasionalisme yang berakar pada

prinsip kebangsaan ditandai dengan mulai munculnya berbagai

organisasi pergerakan pribumi, baik yang berhaluan nasional,

komunis, maupun Islam.

NU sebagai wadah Islam tradisionalis memiliki fondasi yang

kuat didorong oleh faktor social kultural yang sangat kental dan

kuat. NU lahir dan berkembang dari dan oleh pesantren

tradisionalis yang umumnya pesantren langsung berhubungan

dengan rakyat bawah, lingkungannya adalah pedesaan sehingga

tradisi dibangun dengan gotong royongnya relatif kuat.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

47

Jejak Rekam Perjalanan Nahdlatul Ulama (Khotib, Ahmad

dkk, 2011: 9-11)

Nahdlatul Ulama lahir dari pergulatan penyebaran dan pemikiran

Islam di abad pertengahan. Lahir dari sebuah proses pembumian nilai-

nilai Islam terhadap budaya lokal. Amalan, ritual, cara, ketentuan dan

perayaan yang sudah mengakar di masyarakat dibentuk ulang dengan

nilai dan spirit keislaman melalui berbagai bentuk kesantunan

dakwah. Masyarakatpun dapat menerima kebiasaan baru tersebut

sehingga terjadilah akulturasi budaya dan nilai-nilai keislaman yang

kemudian menjadi tradisi baru. Terjadi proses peralihan

keberagamaan yang dilakukan secara sadar, damai dan sukarela tanpa

ada paksaan apalagi kekerasan. Di sinilah peran besar dari penyebar

Islam di Jawa yang dikenal dengan sebutan Walisongo.

Di samping itu, keterbelakangan yang dialami bangsa Indonesia

akibat penjajahan maupun kungkungan tradisi, menggugah kesadaran

kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui

jalan pendidikan dan organisasi. Maka pada tahun 1908 M. muncullah

gerakan pemuda yang dikenal dengan Kebangkitan Nasional.

Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana setelah

rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya

dengan bangsa lain. Sebagai jawaban atas gerak dan kesadaran itu,

maka muncullah berbagai organisai pendidikan dan pembebasan.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

48

Kalangan pesantren yang pada waktu itu gigih melawan

kolonialisme, merespon Kebangkitan Nasional tersebut dengan

membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan

(Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916 M yang didirikan oleh KH.

Abdul Wahab Hasbullah. Sebagai tindak lanjut dari penggemblengan

di dalam Nahdlatul Wathan itu, dibentuklah Jam‟iyyah Nashihin

(Organisasi Orator) yang bergerak dalam pembinaan generasi muda

untuk menjadi pendakwah handal. Dari sinilah pemimpin masa depan

yang mumpuni banyak dimunculkan.

Kemudian tahun 1918 M. KH. Abdul Wahab Hasbullah

membentuk forum diskusi yang diberi nama Taswirul Afkar (Potret

Pemikiran) atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan

Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik dan keagamaan

kaum santri. Dari Taswirul Afkar kemudian didirikan Nahdlatut

Tujjar, (Pergerakan Kaum Saudagar) yang dijadikan sebagai basis

untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul

Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok

kajian dan studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang

sangat pesat sebagai wahana untuk mengaji, belajar dan kaderisasi

bagi kepentingan Islam Ahlissunnah wal Jamaah.

Pada tahun 1922 M, para tokoh pejuang Islam Ahlissunnah wal

Jamaah meningkatkan kegiatannya melalui masjid yaitu dengan

membentuk suatu badan untuk mengurusi masalah-masalah

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

49

kemasjidan yang bernama Ta‟mirul Masjid. Di samping itu, di

kalangan muda didirikan sebuah lembaga yang disebut Syubbanul

Wathan (Pemuda Patriot). Program yang dicanangkan adalah

membahas masalah hukum agama, dakwah, peningkatan

intelektualitas bagi para anggotanya dan berbagai kegiatan penunjang

lainnya.

Saat Nusantara bergerak dengan Aswajanya, di tanah Hijaz

(Saudi Arabia) pada tahun 1924 M. Raja Hijaz, Syarif Husein, yang

beraliran Sunni ditaklukkan oleh Abdul Aziz bin Sa‟ud yang beraliran

Wahabi. Sejak itulah Raja Ibnu Sa'ud berkehendak menerapkan

madzhab tunggal yakni mazhab Wahabi di Hijaz (Saudi Arabia),

dengan melarang semua bentuk amaliah keagamaan ala kaum Sunni

serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam

maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap

bid'ah.

Dengan dalih demi kejayaan Islam, Raja Ibnu Sa‟ud berencana

meneruskan kekhilafahan Islam yang terputus di Turki pasca

runtuhnya Daulah Utsmaniyyah. Untuk itulah, dia menggelar

Mu'tamar al-'Alam al-Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah

sebagai penerus Khilafah yang terputus itu. Seluruh negara Islam

diundang dalam perhelatan akbar tersebut, termasuk Indonesia.

Utusan yang mendapatkan rekomendasi adalah HOS. Cokroaminoto

(Syarikat Islam), KH. Mas Mansur (Muhammadiyah) dan KH. Abdul

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

50

Wahab Hasbullah (Pesantren). Tetapi nama KH. Abdul Wahab

Hasbullah dicoret dalam daftar calon delegasi Indonesia tersebut

dengan alasan beliau tidak mewakili organisasi resmi.

Peristiwa ini menyadarkan para ulama pesantren akan

pentingnya sebuah organisasi. Didorong oleh minatnya yang gigih

untuk menciptakan kebebasan bermadzhab serta peduli terhadap

pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren akhirnya

membuat delegasi sendiri yang dikenal dengan Komite Hijaz atas

nama Nahdlatul Ulama yang diketuai oleh KH. Abdul Wahab

Hasbullah.

Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite

Hijaz itu, Raja Ibnu Sa‟ud mengurungkan niat untuk

membungihanguskan amaliyah ala Sunni. Hasilnya hingga saat ini di

Mekah bebas melaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab masing-

masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang

berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan menyelamatkan

peninggalan sejarah serta peradaban Islam yang sangat berharga.

Merasa misi dan tugasnya sudah selesai, KH. Abdul Wahab

Hasbullah berencana membubarkan komite tersebut. Akan tetapi

Hadrotus Syekh KH. Hasyim Asy‟ari mencegahnya. Beliau ingin

merealisasikan isyarat yang diberikan oleh Syaichona Khalil

Bangkalan yang dikirimkan melalui salah seorang santrinya, KHR.

As‟ad Syamsul Arifin. Maka pada tanggal 16 Rajab 1344 H yang

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

51

bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M. terbentuklah organisasi

yang bernama Jam‟iyyah Nahdlatoel „Oelama (Organisasi

Kebangkitan Ulama) Organisasi ini dipimpin oleh Hadrotus Syekh

KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rois Akbar.

Pada Muktamar tahun 1928 M. NU menetapkan anggaran

dasarnya untuk mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah

Belanda. Dan pada tanggal 6 Februari 1930 NU baru mendapat

pengakuan resmi. Secara garis besar, NU merupakan organisasi yang

menetapkan dirinya sebagai pengawal tradisi dengan mempertahankan

ajaran empat madzhab sebagai jalan memperkokoh ajaran al-Qur‟an

dan al-Hadits.

Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka Hadrotus

Syekh KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Qonun Asasi

(prinsip/anggaran dasar), yang berisi tentang bagaimana NU harus

berakidah, mengamalkan ajaran Islam yang bersifat amaliyah (fiqh),

menjalin hubungan antar sesama (ukhuwwah), berbangsa dan

benegara. Dan dalam rangka memperkuat landasan utama ini,

Hadrotus Syekh KH. Hasyim Asy'ari juga merumuskan kitab I'tiqad

Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai pegangan yang harus dijalankan

oleh kaum Nahdliyyin dalam menyikapi kebebasan bermadzhab.

Kedua prinsip tersebut yang pada perjalanan berikutnya

diejawantahkan dalam Khitthah NU, yang dijadikan dasar dan rujukan

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

52

warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial,

keagamaan dan politik.

Pada Muktamar ke-11 tahun 1936 M. di Banjarmasin NU

memilih bentuk Negara Kesatuan yang Damai (Darussalam) bukan

negara Islam. Hal ini dibuktikan secara nyata pada menjelang

kemerdekaan RI, salah satu putera NU yaitu KH. Wahid Hasyim

(putera dari Hadrotus Syekh KH. Hasyim Asy‟ari) menjadi anggota

Tim Perumus Sembilan dari PPKI yang merumuskan dasar, bentuk

dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Komitmen NU terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) dapat dibuktikan. Pada tanggal 22 Oktober 1945, Hadrotus

Syekh KH. Hasyim Asy‟ari mengeluarkan maklumat berupa Resolusi

Jihad, yaitu umat Islam wajib mengangkat senjata melawan Belanda

dan sekutunya yang hendak kembali menjajah Indonesia dan melarang

kaum muslimin Indonesia untuk melakukan perjalanan haji dengan

kapal Belanda. Resolusi jihad inilah yang kemudian mampu

mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo untuk bertempur habis-

habisan dalam mempertahankan kemerdekaan RI di Surabaya. Dengan

semangat takbir Allahu Akbar yang dikumandangkan oleh Bung

Tomo, maka berkobarlah perang heroik pada tanggal 10 Nopember

1945 yang kemudian dikenal dengan Hari Pahlawan.

Itulah sekilas jejak rekam perjalanan NU dalam kancah

Nusantara dengan menorehkan perjuangannya sebagai salah satu

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

53

kontribusi dalam mewujudkan kemaslahatan masyarakat yang

Baldatun Thayyibatun wa Robbun Ghafur; damai, sejahtera, Gemah

Ripah loh Jinawi Toto Tentrem Kerto Raharjo. NU telah memainkan

peran penting dalam sejarah Indonesia dengan mengintegrasikan

Islam dalam negara bangsa dan mengakui keabsahan negara yang ber-

Ketuhanan Yang Maha Esa tanpa mengurangi dinamisasi pelaksanaan

ibadah-ibadah agamanya. Dan NU mengakui sebagai negara bangsa

yang plural yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Dasar Pemikiran Muhammadiyah dan NU

Secara populer sering dikatakan bahwa NU mengacu pada

persatuan umat dengan berpegang pada tali Allah (QS. Ali Imran:

103). Ini tampak pada lambang organisasi NU dan ayat yang dijadikan

pegangan. Tali Allah itu arti praktisnya adalah doktrin Ahlus Sunnah

Wal Jama‟ah yang telah menjadi konsensus besar di kalangan umat

Islam dan kepemimpinan para ulama sebagai ahli waris para Nabi.

Sementara itu, citra Muhammadiyah sudah terpatri pada seruan

membentuk “masyarakat utama” (Khairu Ummah) melalui amar

ma‟ruf nahi munkar dan iman kepada Allah (QS. Ali Imran: 110).

Ayat ini ternyata menggerakan umat kepada perubahan

kemasyarakatan, walaupun dengan resiko, bisa melonggarkan tali

persatuan dan solidaritas. (Santosa Maryadi, Fattah, 2000: 108)

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

54

Dasar Pemikiran Muhammadiyah

Dasar pemikiran dalam Muhammadiyah tertuang pada

Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, yaitu (Hambali,

Hamdan, 2010: 9-39) :

1) Pokok Pikiran Pertama: “Hidup manusia harus berdasar Tauhid

(meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat

hanya kepada Allah”.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran

Dasar sebagai berikut: “Amma ba‟du, bahwa sesungguhnya ke-

Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata, ber-Tuhan dan

beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya

ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia”.

2) Pokok Pikiran Kedua: “Hidup manusia itu bermasyarakat”.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran

Dasar sebagai berikut: “Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah

(hukum qudrat iradah) Allah atas hidup manusia didunia ini”.

3) Pokop Pikiran Ketiga: “Hanya hukum Allah yang sebenar-

benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk

membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup

bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera

yang haqiqi, didunia dan akhirat”.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran

Dasar sebagai berikut: “Masyarakat yang sejahtera, aman, damai,

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

55

makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan diatas keadilan,

kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong menolong

dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas

dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu”.

4) Pokok Pikiran Keempat: “Berjuang menegakan dan menjunjung

tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah

berbuat ihsan dan islah kepada manusi / masyarakat”

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran

Dasar sebagai berikut: “Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari

pada hukum yang manapun juga adalah kewajiban mutlak bagi

tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah. Agama

Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak

Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw dan diajarkan kepada

umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia

dan akhirat.”

5) Pokok Pikiran Kelima: “Perjuangan menegakkan dan

menjungjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat

Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila

dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama

perjuangan Nabi Besar Muhammad saw”.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran

Dasar sebagai berikut: “Syahdan, untuk menciptakan masyarakat

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

56

yang bahagia dan sentosa sebagaimana yang tersebut diatas, tiap-

tiap orang terutama umat Islam, yang percaya kepada Allah dan

hari kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci

itu, beribadat kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya

mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk

menjelmakan masyarakat itu didunia ini, dengan niat yang murni

tulus dan ikhlas karena Allah dan ridla-Nya belaka serta

mempunyai rasa tanggung jawab dihadirat Allah atas segala

perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati

menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa

dirinya, tahu rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan

penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah

Yang Maha Kuasa”.

6) Pokok Pikiran Keenam: “Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran

tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah

satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya”.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran

Dasar sebagai berikut: “Untuk melaksanakan terwujudnya

masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat

Allah dan didorong oleh Firman Allah dalam al-Qur‟an:

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

57

Artinya: Adakanlah dari kamu sekalian golongan yang mengajak

kepada keislaman, menyuruh kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia.

Pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 Hijriyyah atau 18 November

1912 Miladiyah, oleh almarhum K.H.A. Dahlan didirikan suatu

persyarikatan sebagai “Gerakan Islam” dengan nama

“Muhammadiyah” yang disusun dengan Majlis-majlis (bagian-

bagiannya), mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “Syura”

yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan atau Muktamar”.

7) Pokok Pikiran Ketujuh: “Pokok pikiran / prinsip / pendirian seperti

yang diuraikan dan diterangkan di muka itu, adalah yang dapat

untuk melaksanakan ideologinya terutama untuk mencapai tujuan

yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan

makmur lahir batin yang diridlai Allah, ialah masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya”.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran

Dasar sebagai berikut: “kesemuanya itu perlu untuk menunaikan

kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti

Sunnah Rasul-Nya Nabi Muhammad saw guna mendapat karunia

dan ridlo-Nya di dunia dan akhirat dan untuk mencapai

masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rakmat

Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan: “Suatu negara

yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah lindungan Tuhan

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

58

Yang Maha Pengampun”. Maka dengan Muhammadiyah ini,

mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantar ke pintu gerbang

surga “Jannatun Na‟im dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan

Rahim”.

Dasar Pemikiran Nahdlatul Ulama

Ada beberapa pola pemikiran NU yang secara konsisten

dipertahankan yaitu (Ahmad, Masrur, 2014: 89-100) :

1) Taswashuth (moderat)

Taswashuth artinya “berada di tengah”, “moderat”, dan

“tidak berada di salah satu titik ekstrem”. Sikap tawasuth yang

menjadi prinsip pemikiran NU mendorongnya untuk tidak

bergerak „ke kiri‟ ataupun „ke kanan‟ secara ektrem dalam setiap

persoalan yang dihadapi. Sikap wasathiyyah (moderatisme)

merupakan ikhtiar untuk selalu mencari jalan tengah dari dua

kutub ektrem.

Prinsip moderat ini secara literal didasarkan pada firman

Allah yang berbunyi:

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang berada dipertengahan agar kamu menjadi saksi

atas (perbuatan) manusia dan Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. (QS. Al-Baqarah: 143)

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

59

Ayat ini menegaskan bahwa umat terbaik adalah umat yang

mampu memposisikan diri secara moderat. Sikap ini akan

mendorong sikap ekslusif sehingga mampu merangkul semua

pihak. Sikap ini selalu dipegang oleh NU, dan pada saat yang

sama NU mengecam sikap ekslusif. Watak ini membuat NU

mampu bersikap bijak terhadap pihak manapun.

2) Tawazum

Tawazum artinya seimbang diantara kedua belah pihak, tidak

berat atau ringan sebelah. Prinsip ini tidak hanya digunakan dalam

sikap-sikap politiknya, tetapi juga dalam penggunaan dalil-dalil

naqli dan dalil-dalil „aqli. Allah SWT berfirman :

“Sungguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan

(membawa) bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan”. (QS. Al-Hadid:25)

Agama Islam diturunkan Allah SWT sesuai dengan fitrah

manusia. Melalui agama Islam, Allah SWT memberikan pedoman

kepada manusia untuk tetap berada dalam fitrahnya, yaitu naluri

untuk beragama tauhid. Penyimpangan manusi dari fitrahnya

disebabkan oleh salah satunya pengaruh lingkungan sekitarnya,

sebagaimana sabda Nabi saw. manusia sendiri dalam proses

penciptaannya diberikan tiga potensi utama, yaitu jasad, akal dan

ruh. Islam menghendaki agar ketiga potensi itu digunakan secara

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

60

seimbang (tawazum). Untuk mengoptimalkan ketiga potensi

karunia Allah SWT tersebut, maka manusia berkewajiban

memberikan „makanan‟ bagi masing-masing potensi tersebut.

3) Tasamuh

Tasamuh merupakan sikap toleransi terhadap berbagai

perbedaan yang ada. Oleh karena itu, NU sangat mengecam

berbagai tindakan kekerasan yang khususnya didorong oleh

perbedaan-perbedaan yang ada di dalam tubuh bangsa Indonesia.

Esensi dari sikap rasamuh adalah kesediaan diri untuk selalu

saling menghargai dalam situasi keragaman dan perbedaan yang

ada.

4) Amar Ma‟ruf Nahi Munkar

Prinsip ini menjadi pemandu seluruh aktifitas dan agenda NU

agar tertuju pada dukungan terhadap perwujudan segala

kemaslahatan kehidupan manusia sekaligus pencegahan terhadap

segala tindakan destruktif bagi kehidupan umat manusia. Allah

SWT berfirman :

“Wahai anakku, dirikanlah shalat dan perintahlah manusia untuk mengerjakan kebaikan dan cegahlah mereka dari perbuatan

munkar dan brsabarlah terhadap apa yang mnimpa kamu. Ssungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman: 17)

Prinsip ini mrupakan kewajiban bagi setiap muslim. Nabi

Muhammad saw bersabda bahwa umat Islam yang telah

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

61

meninggalkan kewajiban ini akan ditimpakan kepada mereka

pemimpin yang tiran dan tidak dikabulkannya doa mereka. Amar

Ma‟ruf Nahi Munkar merupakan ikhtiar untuk melakukan

perubahan kearah dan kondisi yang lebih baik sesuai dengan apa

yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Berbagai Fatwa tentang Riba

Berikut ini adalah cuplikan dari keputusan-keputusan penting

lembaga ijtihad Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang berkaitan

dengan riba dan perbungaan uang (Syafi‟i Antonio, Muhammad: 2001:

61-65) :

Majelis Tarjih Muhammadiyah

Majelis Tarjih telah mengambil keputusan mengenai hukum

ekonomi/keuangan diluar zakat, meliputi masalah perbankkan (1968

dan 1972), keuangan secara umum (1976), dan koperasi simpan-

pinjam (1989).

Majelis Tarjih Sidoarjo (1968) memutuskan:

a. Riba hukumnya haram dengan nash sharih al-Qur‟an dan as-

Sunnah

b. Bank dengan sistem riba hukumnya haram dan bank tanpa riba

hukumnya halal

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

62

c. Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara kepada

nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk

perkara musytabihat

d. Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan

terwujudnya konsepsi sistem perekonomian, khususnya lembaga

perbankkan, yang sesuai dengan kaidah Islam

Penjelasan keputusan ini menyebutkan bahwa bank negara,

secara kepemilikan dan misi yang diemban, sangat berbeda dengan

bank swasta. Tingkat suku bunga bank pemerintah (pada saat itu)

relatif lebih rendah dari suku bunga bank swasta nasional. Meskipun

demikian, kebolehan bunga bank negara ini masih tergolong

musytabihat (dianggap meragukan).

Majelis Tarjih Wiradesa, Pekalongan (1972) memutuskan:

a. Mengamanatkan kepada PP Muhammadiyah untuk segera dapat

memenuhi keputusan Majelis Tarjih Sidoarjo tahun 1968 tentang

terwujudnya konsepsi sistem perekonomian, khususnya lembaga

perbankan yang sesuai dengan kaidah Islam

b. Mendesak Majelis Tarjih Muhammadiyah untuk dapat mengajukan

konsepsi tersebut dalam muktamar yang akan datang

Masalah keuangan secara umum ditetapkan berdasrkan

keputusan Muktamar Majelis Tarjih Garut (1976). Keputusan tersebut

menyangkut bahasan pengertian uang atau harta, hak milik, dan

kewajiban pemilik uang menurut Islam. Adapun masalah koperasi

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

63

simpan-pinjam dibahas dalam Muktamar Majelis Tarjih Malang

(1989). Keputusannya: koperasi simpan-pinjam hukumnya adalah

mubah karena tambahan pembayaran pada koperasi simpan-pinjam

bukan termasuk riba.

Berdasrkan keputusan Malang diatas, Majelis Tarjih PP

Muhammadiyah mengeluarkan satu tambahan keterangan, yakni

bahwa tambahan pembayaran atau jasa yang diberikan oleh peminjam

kepada koperasi simpan-pinjam bukanlah riba. Akan tetapi, dalam

pelaksanaannya, perlu mengingat beberapa hal. Di antaranya,

hendaknya tambahan pembayaran (jasa) tidak melampaui laju inflasi.

Lajnah Bahsul Masa’il Nahdlotul Ulama

Mengenai bank dan pembungaan uang, Lajnah memutuskan

masalah tersebut melalui beberapa kali sidang. Menurut Lajnah,

hukum bank dan hukum bunganya sama seperti hukum gadai.

Terdapat tiga pendapat ulama sehubungan dengan masalah ini.

a. Haram, sebab termasuk utang yang dipungut rente.

b. Halal, sebab tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat

yang berlaku tidak dapat begitu saja dijadikan syarat.

c. Syubhat (tidak tentu halal-haramnya), sebab para ahli hukum

berselisih pendapat tantangnya.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

64

Meskipun ada perbedaan pandangan, Lajnah memutuskan

bahwa (pilihan) yang lebih berhati-hati ialah pendapat pertama, yakni

menyebut bungan bank adalah haram.

Keputusan Lajnah Bahsul Masa‟il yang lebih lengakap tentang

masalah bank ditetapkan pada sidang di Bandar Lampung (1982).

Kesimpulan sidang yang membahas tema Masalah Bank Islam

tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Para musyawirin masih berbeda pendapat tentang hukum bunga

bank konvensional.

1) Ada pendapat yang mempersamakan antara bunga bank dan riba

secara mutlak, sehingga hukumnya haram.

2) Ada pendapat yang tidak mempersamakan bunga bank dengan

riba, sehingga hukumnya boleh.

3) Ada pendapat yang menyatakan hukumnya syubhat (tidak

identik dengan haram).

Pendapat pertama dengan beberapa variasi keadaan antara lain

sebagai berikut.

1) Bunga itu dengan segala jenisnya sama dengan riba sehingga

hukumnya haram.

2) Bunga itu sama dengan riba dan hukumnya haram. Akan tetapi,

boleh dipungut sementara sistem perbankan yang islami atau

tanpa bunga belum beroperasi.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

65

3) Bunga itu sama dengan riba, hukumnya haram. Akan tetapi,

boleh dipungut sebab ada kebutuhan yang kuat (hajah rajihah).

Pendapat kedua juga dengan beberapa variasi keadaan antara lain

sebagai berikut.

1) Bunga konsumsi sama dengan riba, hukumnya haram. Bunga

produktif tidak sama dengan riba, hukumnya halal.

2) Bunga yang diperoleh dari tabungan giro tidak sama dengan

riba, hukumnya halal.

3) Bunga yang diterima dari deposito yang disimpan di bank,

hukumnya boleh.

4) Bunga bank tidak haram kalau bank itu menetapkan tarif

bunganya terlebih dahulu secara umum.

b. Menyadari bahwa warga NU merupakan potensi yang sangat besar

dalam pembangunan sosial dan dalam kehidupan sosial ekonomi,

diperlukan adanya suatu lembaga keuangan yang memenuhi

persyaratan sesuai dengan keyakinan warga NU. Karenanya,

Lajnah memandang perlu mencari jalan keluar menentukan sistem

perbankan yang sesuai dengan hukum Islam, yakni bank tanpa

bunga dengan langkah- langkah sebagai berikut.

1) Sebelum tercapai cita-cita diatas, hendaknya sistem perbankan

yang dijalankan sekarang ini segera diperbaiki.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

66

2) Perlu diatur hal-hal berikut.

b) Penghimpunan dana masyarakat dengan prinsip sebagai

berikut.

(1) Al-Wadi‟ah (simpanan) bersyarat atau dhamain, yang

digunakan untuk menerima giro (current account) dan

tabungan (saving account) serta titipan dari pihak ketiga

atau lembaga keuangan lain yang menganut sistem yang

sama.

(2) Al-Mudharabah. Dalam praktiknya, konsep ini disebut

sebagai invesment account atau lazim disebut sebagai

deposito berjangka dengan jangka waktu yang berlaku,

misalnya 3 bulan, 6 bulan dan seterusnya, yang pada

garis besarnya dapat dinyatakan dalam:

General Invesment Accauont (GIA)

Special Invesment Accaount (SIA)

c) Penanaman dana dan kegiatan usaha.

(1) Pada dasarnya terbagi atas tiga jenis kegiatan, yaitu

pembiayaan proyek, pembiayaan usaha perdagangan atau

perkongsian, dan pemberian jasa atas dasar upaya

melalui usaha pemungutan, profit and lost sharring, dan

sebagaianya.

(2) Untuk membiayai proyek, sistem pembiayaan yang dapat

digunakan antara lain mudharabah, muqaradhah,

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

67

musyarakah/syirkah, murabahah, pemberian kredit

dengan service charge (bukan bunga), ijarah,

bai‟uddain, termasuk didalamnya bai‟ as-salam, al-

qardhul hasan (pinjaman kredit tanpa bunga, tanpa

service change), dan bai‟ bitsaman aajil.

(3) Bank dapat membuka LC dan menerbitkan surat

jaminan. Untuk mengaplikasikannya, bank dapat

menggunakan konsep wakalah, musyarakah,

murabahah, ijarah, sewa beli, bai‟ as-salam, bai‟ al-

aajil, kafalah (garansi bank), working capital financing

(pembiayaan modal kerja) melalui purchase order

dengan menggunakan prinsip murabahah.

(4) Untuk jasa-jasa perbankan (banking service) lainnya

seperti pengiriman dan transfer uang, jual beli mata uang

valuta, dan penukaran uang, tetap dapat dilaksanakan

denagn prinsip tanpa bunga.

d) Munas mengamanatkan kepada PBNU agar membentuk

suatu tim pengawas dalam bidang syariah, sehingga dapat

menjamin, keseluruhan operasional bank NU tersebut sesuai

dengan kaidah-kaidah muamalah Islam.

e) Para musyawirin mendukung dan menyetujui berdirinya bank

Islam NU dengan sistem tanpa bunga.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

68

11. Kriteria Ulama

Kata “ulama” adalah bentuk jamak. Mufradnya “‟alim”,

artinya orang pandai. Ulama mestinya berarti orang-orang yang

pandai, dan semua orang pandai. Artinya, setiap pakar dibidangnya

dapat disebut ulama. Akan tetapi, dalam bahasa Indonesia, kata ulama

memiliki arti mufrad (tunggal) dan mempunyai arti khas, yaitu “orang

yang pandai di bidang agama”. (Abdul Fattah, Munawir, 2006: 17)

Kata ulama (bahasa Arab) merupakan bentuk jamak dari kata

„alim yang berarti orang yang berpengetahuan, ilmuan, sarjana, pakar

atau ahli dalam bidang ilmu agama Islam. Predikat ini diberikan

kepada seseorang yang benar-benar menguasai suatu bidang tertentu

dalam kajian ilmu-ilmu agama Islam. Predikat etrsebut tidak diperoleh

secara mudah, akan tetapi diberikan kepada seseorang yang telah

terbukti menguasai aspek-aspek tertentu dalam kajian ilmu agama

Islam. Karena bobot keahliannya dalam suatu bidang kajian ilmu

agama Islam, maka seseorang dapat dipercaya telah memiliki keahlian

dan otoritas dalam bidang kepakarannya. (Ismail, Faisal, 2004, 3)

Adapun karakteristik-karakterik ulama yang nantinya akan

dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian adalah sebagai

berikut (Nurbayan, Yayan, 1999):

1. Ulama yang mengamalkan ilmunya

Kemampuan seorang „alim untuk melaksanakan apa yang

diketahuinya merupakan indikasi bahwa pengetahuannya tersebut

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

69

masuk ke dalam hatinya. Amal merupakan buah dari ilmu. Ilmu

dapat dilihat berbuah atau tidak melalui amal. Ilmu yang

bermanfaat adalah ilmu yang diwujudkan dengan amal perbuatan.

2. Bersikap wara.

Sifat wara merupakan sifat yang harus selalu melekat pada

diri seorang ulama. Wara adalah kemampuan seorang „alim untuk

selalu menjaga diri dari kemungkinan terjerumus pada perbuatan-

perbuatan tercela. Seorang „alim yang melaksanakan ilmunya dia

akan bersifat wara.

3. Tidak ambisi pada kekuasaan dan harta dunia

Seorang ulama hendaknya tidak berambisi pada kekuasaan

dan harta dunia, karena semua itu hanyalah sementara didunia ini

dan tidak akan dibawa ke akhirat kelak. Sebab perbuatan ambisi ini

dapat menjerumuskan seseorang untuk berbuatyang tidak terpuji.

4. Bersikap ikhlas dan tidak dengki.

Ilmu yang dimiliki oleh seorang „alim hendaklah

digunakan untuk tujuantujuan kebaikan ummat, bukan hanya untuk

kebaikan bagi dirinya sendiri. Seorang „alim hendaklah

memanfaatkan ilmunya bukan untuk memperoleh popularitas, dan

bukan pula untuk menyaingi sesama ulama lainnya.

5. Bersikap amanah dalam menyampaikan ilmu.

Seorang „alim hendaklah menyampaikan pengetahuan

yang ia ketahui kepada orang lain yang membutuhkannya.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

70

Pengetahuan adalah anugrah Allah yang merupakan milik ummat.

Semua manusia berhak untuk menikmati dan mendapatkan

petunjuk dari ilmunya seorang ulama.

6. Bersikap demokratis dan terbuka.

Seorang „alim hendaklah bersikap lurus dan dia berusaha

meluruskan orang lain. Ungkapan-ungkapannya harus jelas, terang,

mudah difahami oleh ummat. Seorang „alim harus mampu

memahami kehendak dan masalah-masalah yang dihadapi oleh

ummat. Setiap petunjuk dan fatwanya selalu dibarengi dengan

pemahaman terhadap konteks persoalan yang dihadapi oleh ummat.

Dengan sikap demikian nasehat-nasehat serta fatwa-fatwanya akan

selalu memberikan solusi yang baik bagi ummat. Sebaliknya jika

nasehat-nasehat dan fatwa-fatwanya tanpa didasari pengetahuan

tentang konteks persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, atau

juga tanpa didasari oleh pengetahuan yang benar, maka akibatnya

bisa saja membingungkan atau mungkin menyesatkan ummat.

7. Bersikap dinamis.

Seorang harus selalu dinamis dan berusaha untuk

meningkat. Dan peningkatan yang paling utama yang mesti

diusahakan oleh seorang „alim adalah peningkatan ketaqwaan.

Seperti dijelaskan di atas bahwa seorang „alim hendaklah berusaha

agar peningkatan atau penambahan ilmunya selalu mempunyai

hubungan yang signifikan dengan ketaqwaan dan akhlaknya.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

71

8. Bersikap lurus dan selalu meluruskan ummatnya.

Sifat lainnya yang mesti dimiliki oleh seorang ulama

adalah sikap terbuka, siap mendengarkan orang lain, baik berupa

masukan, kritik, atau mungkin juga celaan. Seorang ulama harus

menyadari bahwa dia adalah manusia biasa yang tidak terluput dari

kekurangan dan kehilafan. Maka sikap mau mendengar merupakan

sikap yang terpuji, bukan merupakan kelemahan.

9. Membimbing ummat menuju kesempurnaan.

Karakteristik ulama lainnya menurut rasulullah adalah

kemampuannya untuk selalu berusaha memperbaiki ummat dari

keadaan yang tidak baik menjadi baik, dari keadaan baik menjadi

lebih baik. Upaya perbaikan ummat juga harus bermakna luas.

Seorang ulama harus berusaha meningkatkan ummatnya kepada

keadaan yang lebih baik, baik dalam bidang keimanan, akhlak,

ilmu, wawasan, dan bidang-bidang lainnya.

10. Bersikap jujur dan selalu berfatwa berdasarkan pengetahuan.

Sikap jujur merupakan sikap dasar yang harus dimiliki

oleh seorang ulama. Kalau dia memang tidak mengetahui masalah

yang ditanyakan, sebaiknya menjawabnya dengan jujur. Sebab

Rasulullah sebagai seorang nabi dan rasul yang memperoleh wahyu

dari Allah pun pernah menjawab “ tidak tahu “ ketika ditanya

tentang suatu masalah yang memang tidak diketahuinya.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

72

B. Penelitian Terdahulu

1. Persepsi Masyaratakat Umum terhadap Bank Syariah di Medan oleh

Dian Ariani, hasil penelitiannya adalah: Bahwa variable pendidikan,

usia, dan pelayanan mempunyai pengaruh besar 23.3% terhadap

persepsi responden pada bank syariah di Medan, dan sisanya sebesar

76.7% adalah disebabkan factor-faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Dan variable pelayanan merupakan variable utama yang

memberikan kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan hasil

persepsi masyarakat umum terhadap bank syariah di Medan.

2. Bank Syari‟ah Menurut Pandangan Pesantren (Studi Kasus Di Pondok

Pesantren Taman Pelajar Islam Raudlatut Thalibin Rembang) oleh

Khosyi‟atun, hasil penelitiannya adalah: Bank syari‟ah menurut

pandangan pesantren bahwa walau secara konsep bank syari‟ah sudah

baik, akan tetapi praktek bank syari‟ah saat ini masih menunjukkan

ketidaksesuaian dengan konsep yang ada.

3. Preferensi Masyarakat Pesantren Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus

DKI Jakarta) oleh Fahd Noor dan Yulizar Djamaludin Sanrego, hasil

penelitiannya adalah Dari analisis data dalam penelitian ini maka

dapat disimpulkan bahwa secara umum faktor pengetahuan dan akses

berpengaruh positif terhadap preferensi masyarakat dalam memilih

serta menabung di perbankan Syariah di DKI Jakarta, sebaliknya

fasilitas dan profesionalitas berpengaruh negatif. Analisis penulis

menyatakan bahwa penyebab berpengaruh negatifnya fasilitas dan

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/5413/3/MIA FITRIANA BAB II.pdf · Kata pandangan juga bersinonim dengan kata paradigma dan kata perspektif.

73

profesionalitas dilandasi dengan minimnya pengetahuan masyarakat

pesantren terhadap bank syariah, hal ini dibuktikan dengan minimnya

responden yang menjadi nasabah bank syariah. Pengetahuan

masyarakat pesantren terhadap b4ank khususnya bank syariah sangat

minim, hal ini dibuktikan dengan banyaknya responden yang

menyatakan belum mengetahui akan bank syariah dan belum menjadi

nasabah bank syariah. Responden yang menyatakan sudahmenjadi

sebanyak 93 nasabah, sedangkan yang belum menjadi nasabah

sebanyak 211 responden.

Pandangan Ulama Muhammadiyah..., Mia Fitriana, Fakultas Agama Islam UMP, 2016