BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.mercubuana-yogya.ac.id/1045/3/BAB II TINJAUAN...

31
Laporan, Penelitian Skripsi | 31 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori Broadcasting (penyiaran) berasal dari kata kerja to broadcast yang diartikan sebagai alat berbicara atau menampakkan diri di radio atau televisi (to speak or appearon radio or television). Namun dalam kamus lain Broadcasting dapat diartikan sebagai siaran radio dan televisi atau media penyiaran. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan dengan mengatakan media penyiaran maka yang di maksudkan adalah Televisi dan Radio, dimana keduanya merupakan media komunikasi yang menggunakan spektrum frekuensi yang digunakan sebagai menyimpan program dalam bentuk gabungan suara atau suara saja. Dalam hal ini penyiaran dapat dipahami sebagai alat penerusan gambaran gambaran tentang barang dari produsen kepada konsumen dan sebagai cara untuk menciptakan pengalaman bersama bagi jutaan orang yang tinggal bersama dalam komunitas atau Negara. The pervasive presence theory mengasumsi bahwa media penyiaran sangat dominan pengaruhnya terhadap masyarakat, melalui pesan yang begitu ofensif dan masuk pada wilayah pribadi sehingga perlu diatur agar semua kepentingan masyarakat dapat diwadahi atau tertampung dan terlindungi. Dalam teori ini mengaruskan peran sebuah

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.mercubuana-yogya.ac.id/1045/3/BAB II TINJAUAN...

Laporan, Penelitian Skripsi | 31

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

Broadcasting (penyiaran) berasal dari kata kerja to broadcast yang

diartikan sebagai alat berbicara atau menampakkan diri di radio atau

televisi (to speak or appearon radio or television). Namun dalam kamus

lain Broadcasting dapat diartikan sebagai siaran radio dan televisi atau

media penyiaran. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan dengan

mengatakan media penyiaran maka yang di maksudkan adalah Televisi

dan Radio, dimana keduanya merupakan media komunikasi yang

menggunakan spektrum frekuensi yang digunakan sebagai menyimpan

program dalam bentuk gabungan suara atau suara saja. Dalam hal ini

penyiaran dapat dipahami sebagai alat penerusan gambaran – gambaran

tentang barang dari produsen kepada konsumen dan sebagai cara untuk

menciptakan pengalaman bersama bagi jutaan orang yang tinggal bersama

dalam komunitas atau Negara.

The pervasive presence theory mengasumsi bahwa media

penyiaran sangat dominan pengaruhnya terhadap masyarakat, melalui

pesan yang begitu ofensif dan masuk pada wilayah pribadi sehingga perlu

diatur agar semua kepentingan masyarakat dapat diwadahi atau

tertampung dan terlindungi. Dalam teori ini mengaruskan peran sebuah

Laporan, Penelitian Skripsi | 32

Negara melalui proses yang demokratis dalam membuat regulasi di mana

di dalam yang mengatur isi media penyiaran. Dalam perannya media

penyiaran terbagi menjadi dua yaitu sebagai service provider, dimana

dalam hal ini media penyiaran menggunakan spektrum frekuensi dan

content provider. Dimana keberadaan media penyiaran ditentukan oleh

basis material dan basis sosial kultural masyarakat (Masduki, 2007: 1,5,9).

Media penyiaran adalah sebuah media yang menyebarkan

informasi berupa produk budaya atau bahkan pesan guna memengaruhi

dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Media penyiaran berperan

penting akan menyampaikan maupun sebuah pesan informasi kepada

khalayak luas. Dalam hal ini meski memiliki tujuan yang sama setiap

media penyiaran memiliki ciri khas atau sifat tersendiri dalam

menyampaikan suatu pesanya, seperti media televisi dengan kelebihannya

yang merupakan media audio visual gerak akan lebih mudah untuk

mempengaruhi pemikiran seseorang, sedangkan radio merupakan media

audio sehingga menuntut untuk seseorang agar lebih bisa berimajinasi oleh

pesan yang di sampaikannya. Namun terlepes dari itu semua setiap media

penyiaran memiliki keunikan dan cirikhasnya masing – masing.

Melihat akan bagiamana cara kerja dari media penyiaran itu sendiri,

media penyiaran memiliku kemampuan tersendiri untuk menyampaikan

pesan kepada khalayak luas sehingga dalam hal ini menjadikan media

penyiaran, sebagai objek penelitian penting di dalam dunia ilmu

komunikasi massa, di samping ilmu komunikasi lainnya, yaitu ilmu

Laporan, Penelitian Skripsi | 33

komunikasi antarpribadi, komunikasi antar kelompok dan komunikasi

antar organisasi. Melihat akan bagaimana media penyiaran, sebenarnya

media penyiaran sendiri berawal pada tahun 1887 ketika ahli fisika yang

berasal dari Jerman bernama Heinrich Hertz, berhasil mengirimkan dan

menerima sebuah golombang radio. Dalam hal ini sebenarnya sejarah dari

media penyiaran sendiri dapat di bagi menjadi dua yaitu sejarah media

penyiaran sebagai penemu teknologi, dimana media penyiaran berawal

dari ilmuan teknil Eropa dan Amerika menemukan sebuah radio, dan

kedua sejarah penyiaran sebagai suatu industri yang dimulai di Amerika

(Morissan, 2008: 1).

A.1. Media Penyiaran Televisi

Kata televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dan visie yang

berarti penglihatan. Dapat di artikan televisi adalah penglihatan jarak jauh atau

penyiaran gambar – gambar melalui sebuah gelombang radio. Dimana televisi

menjadi sebuah media yang mampu menjadi sebuah sarana penghubung yang

dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada penonton atau

bagi pemirsa di rumah, dimana isi dari rekaman tersebut dapat berupa sebuah

pendidikan, berita, hiburan, dan lain – lain. Effendy (1994:21), menyatakan

bahwa televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan

komunikasi dengan ciri – ciri yang dimiliki komunikasi massa yang berlangsung

satu arah, komunikator yang melembaga, pesan yang bersifat umum, sasarannya

menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen. Dimana

Laporan, Penelitian Skripsi | 34

kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang,

sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar.

Melihat akan bagaimana media televisi sama seperti media massa yang

lainnya yaitu sebagai media untuk menyampaikan pesan yang berupa informasi

kepada khalayak, namun dalam hal ini televisi memiliki tiga fungsi pokok yaitu

(Rusman, 2011: 184, 185, 186) :

a. Fungsi penerangan (the information function)

Dalam hal ini televisi mendapatkan perhatian yang besar di kalangan

masyarakat, karena dirasa media televisi dianggap sebagai media yang

mampu menyiarakan sebuah informasi yang sangat memuaskan bagi

pemirsa di rumah.

b. Fungsi pendidikan (the educational fuction)

Sebagai salah satu media massa yang dianggap ampuh dalam untuk

menyiarkan sebuah program yang bertujuan untuk memberikan edukasi

atau pendidikan kepada pemirsa di rumahnya berupa meningkatkan sebuah

pengetahuan dan penalaran kepada masyarakat.

c. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Televisi sebagai media hiburan, dalam fungsi ini sebenarnya sangat

melekat pada media televisi, dan lebih dominan ketimbang dengan fungsi

lainnya. Dimana melalui media televisi manusia cenderung mencari

kesibukan atau hiburan setelah melakukan berbagai aktivitas seharian ini.

Laporan, Penelitian Skripsi | 35

Asumsi pertama berdasarkan dari analisis kultivasi memandang

atau menggaris bawahi dari keunikan televisi. dimana media televisi tidak

perlu adanya kemampuan membaca, seperti halnya media cetak. Tidak

seperti sebuah film, televisi sendiri merupakan media yang pada dasarnya

gratis (selain biaya yang dikeluarkan pertama kali untuk pesawat televisi

dan biaya iklan yang di tambahkan oleh produk – produk yang telah kita

beli), tidak seperti radio pula, televisi telah mengkombinasi antara gambar

dan suara. Televisi juga tidak membutuhkan mobilitas sebagaimana pergi

ketempat ibadah seperti, bioskop atau teater. Televisi adalah satu –satunya

medium yang pernah diciptakan yang tidak memiliki batasan usia-

maksudnya, orang dapat menggunakan dalam tahun – tahun awal dan

akhir dari kehiduan mereka, dan juga tahun- tahun diantaranya. Dalam

Asumsi Kultivasi sendiri sebenarnya televisi terbagi menjadi 3 asumsi

yaitu yang menyatakan hubungan antara media dan budaya: (Richard West

dan Lynn H, 2008 :85)

1. Televisi, secara esensi dan fundamental, berbeda dengan

bentuk – bentuk media massa lainnya

2. Televisi, membentuk dari cara berpikir dan membuat kaitan

dari masyarakat kita

3. Pengaruh dari televisi terbatas.

Media televisi mampu menjadi bagian media massa yang sangat

berpengaruh dalam membentuk sikap dan keperibadian dari masyarakat

atau pemirsanya secara luas. Namun terlepas dari itu semua eksistensi

Laporan, Penelitian Skripsi | 36

media televisi dapat dilihat dari baik atau tidaknya sebuah program acara

tv yang disajikan dapat di terima dengan baik oleh masyarakat atau

pemirsanya dirumah. Di lihat dari rating program tersebut kita dapat lihat

bagaimana keberhasilan dari sebuah program acara, tak heran melihat

stasiun televisi yang saat ini bersaing secara kompetitif untuk dapat

menarik perhatian pemirsa di rumah dengan sebuah tayangan program

acara. Dengan menyajikan sebuah program kreatif dan memperikan

edukasi kepada pemirsanya mampu menjadi cirikhas tersendiri bagi setiap

program televisi.

A.2. Program Televisi

Program televisi dapat menjadi cirikhas dan identitas tersendiri bagi media

televisi tersebut, sehingga tak heran mengapa sebuah program televisi menjadi

bagian yang penting bagi sebuah tayangan televisi. isi dari program televisi

sendiri tak terlepas dari pesan yang ingin di sampaikannya baik itu berupa

informasi, hiburan, edukasi dan lain sebagainya. Untuk menciptakan sebuah

program yang mampu menarik perhatian pemirsa di rumah dibutuhkan

kekreatifan dan keunikan atau ciri khas tersendiri dari sebuah program tersebut.

Untuk memproduksi sebuah program televisi sebenarnya memiliki

berbagai macam format dan materi, yang mendapatkan perlakuan khusus

berdasarkan kharakteristik dan spesifikasinya. Dalam hal ini pada sebuah program

memiliki sistem produksi yaitu disebut sebagai sistem ad lib (ad libitum)

merupakan sebuah sistem produksi yang naskahnya tidak mungkin ditulis secara

Laporan, Penelitian Skripsi | 37

lengkap, misalnya saja wawancara langsung atau talk show di dalam studio. Yang

tertulis hanyalah urutan sajian dengan garis besar uraian yang dinamakan

rundown sheet. Biasanya sistem ini sering digunakan pada program musik, talk

show, atau humor dengan sebuah lawakan secara langsung. Dan kedua sistem

produksi blocking, dimana naskah ditulis secara lengkap. Seperti tanda – tanda

instruksi kamera, sudut pengambilan sampai dengan blocking kamera dan pemain

ditulis secara lengkap. Biasanya sistem ini sering di gunakan pada program studio

drama atau fragmen. Dalam arti tertentu shotting untuk sinetron menggunakan

sistem blocking. Untuk menjadi sebuah program yang (Fred Wibowo, 2009: 45,

46).

Format acara televisi merupakan tahap awal yang berupa sebuah

perencanaan suatu konsep acara televisi dimana akan menjadi landasan kreativitas

dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang

disesuaikan dengan tujuan dan target permisa acara tersebut. Dalam hal ini

Terdapat tiga bagian Format televisi yaitu Drama (fiksi) merupakan sebuah format

program yang di produksi dan diciptakan melalui sebuah proses imajinasi kreatif

dari kisah – kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan di kreasi ulang dimana

diwujudkan dalam runtutan cerita dalam sejumlah adegan dengan

menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi

khayalan para kreator seperti: drama percintaan (love story), tragedy, horor,

komedi legenda, aksi (action) dsb. Nondrama (nonfiksi) sama seperti dengan

program drama yang melalui proses pengolahan imajinasi kreatif namun bedanya

program ini tidak harus menginterpretasikan ulang tanpa harus menjadi dunia

Laporan, Penelitian Skripsi | 38

khayal dimana tetap mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi,

gaya dan musik seperti: Talk show, konser musik, dan variety show, dan Berita

(news) sebuah format program yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta

atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari –

hari dengan memerlukan nilai – nilai aktual dan faktual dengan ketepatan dan

kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang idependen, seperti : berita

ekonomi, liputan siang, dan laporan olahraga (Naratama, 63,66).

Namun jika dilihat secara umum sendiri, program televisi terbagi menjadi

dua bagian, yaitu pertama program hiburan populer atau yang disebut sebagai

program entertainment, dimana sebuah program yang berorientasi untuk

memberikan hiburan atau bisa dikatakan tujuan utamanya adalah untuk

memberikan hiburan atau menghibur pemirsa di rumah, dalam hal ini program

hiburan sendiri terbagi menjadi dua yaitu program drama dan non drama. Dan

yang kedua yaitu program berita (news), merupakan sebuah program yang sangat

terkait dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya, pendekatan produksinya

menekankan pada kaidah jurnalistik (Rusman,2015: 5).

`Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untukk ditayangkan di

televisi selama program itu menarik dan di sukai audien, dan selama tidak

bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Dimana

stasiun penyiaran di tuntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk

menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat

di kelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu tergambar

pada bagan berikut ini (Morrisan, 2011: 217,218,225):

Laporan, Penelitian Skripsi | 39

Gambar. 2.1. Jenis program televisi

Vane – Gross (1994) menyatakan bahwa menentukan jenis program

berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program, dimana

suatu program mampu menarik audiennya. Menurut Vane – Gross : The

programmers must select the appeal through which the audience will be reached

(programmer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk meraih

audien.

A.2.1. Program Informasi (News)

Program informasi merupakan sebuah program dengan tujuan utamanya yaitu

memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap

suatu hal, dan memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak

audien. Sebuah program harus memiliki daya tarik agar mampu menarik perhatian

pemirsanya dalam hal ini daya tarik pada program ini adalah dari informasi nya

sendiri yang “di jual” kepada audien. Pada program informasi sebenarnya tidak

Laporan, Penelitian Skripsi | 40

melulu hanya pada program berita saja dimana terdapat seorang presenter atau

penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk

juga talk show (perbincangan), misalnya saja seperti wawancara dengan arti atau

orang terkenal, dsb. Program informasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu

(Morissan, 2008: 218 - 222):

a. Berita keras (hard news)

Berita keras (hard news) merupakan segala bentuk informasi yanh

penting dan menarik yang harus segera diberitakan oleh media penyiaran

karena mengingat sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat

diketahui oleh khalayak audien secepatnya. Berita keras sendiri terbagi

menjadi beberapa bentuk berita yaitu: straight news (berita “langsung”

yaitu menyampaikan berita yang singkat dengan hanya menyajikan

informasi terpenting menyangkut 5W+1H), feature (program berita yang

menampilkan berita – berita ringan namun menarik, misalnya saja seperti

informasi mengenai tempat makanan, liburan menarik dll), dan

infotainment (yang berarti hiburan, dimana merupakan berita menyajikan

informasi mengenai kehidupan orang – orang terkenal oleh masyarakat

(celebrity)).

b. Berita lunak (soft news)

Merupakan segala bentuk informasi yang penting dan menarik

dimana disampaikan secara mendalam (in depth) namun sifatnya tidak

harus segara ditayangkan oleh media penyiaran. contohnya saja seperti

Laporan, Penelitian Skripsi | 41

berita: Current Affair (“persoalan kekinian”, dimana menyajikan informasi

terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya yang di buat

secara lengkap dan mendalam), Magazine (berita yang menampilkan

informasi ringan namu mendalam atau dengan kata lain feature dengan

durasi yang lebih panjang), Dokumenter (sebuah program informasi yang

bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun di sajikan dengan

menarik), dan Talk Show (program yang menampilkan satu atau beberapa

orang untuk membahas suatu topic tertentu yang di pandu oleh seorang

pembawa acara (host)).

Program berita (news) dalam pengertian sederhanannya yaitu suatu

sajian laporan berupa fakta dan kejadian dimana dalam penyajiannya

bersifat objektif, dan yang memiliki nilai berita (unusual, factual,

esensial) (Fred Wibowo, 2009: 132). Dimana media televisi dengan

sebuah tayangan program beritanya dapat dikatakan telah menjadi bagian

dari kehidupan, dimana dengan sifatnya yaitu immediaty, sehingga media

televisi mampu mendekatkan suatu peristiwa dan tempat kejadian dengan

khalayak luas atau pemirsanya (Askurifai Baksin, 2006: 59).

Pada sebuah program televisi keaktualan dan berdasarkan fakta,

dalam menyampaikan berita merupakan salah satu nilai berita yang sangat

penting. Biasanya pada program berita di masnfaatkan masyarakat untuk

mendapatkan sebuah informasi terkini atas apa saja yang telah terjadi di

luar baik dalam maupun luar negeri. Bukan hanya pada program hiburan

saja yang di kemas secara menarik, namun agar program berita juga dapat

Laporan, Penelitian Skripsi | 42

menarik perhatian pemirsanya sehingga program berita juga perlu untuk di

kemas secara menarik namun tidak meninggalkan tujuan utama dalam

menyampaikan suatu berita yang aktual dan terpercaya.

A.2.2. Program Acara Hiburan

Merupakan segala bentuk yang bertujuan untuk menghibur audien

dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan (Morrisan, 2008: 223).

Karna sifatnya yang menghibur sehingga biasanya program hiburan ini di

jadikan oleh masyarakat atau khalayak luas sebagai media untuk mencari

sebuah hiburan dari segala kepenatan atau kepadatan aktivitas seharian

diluar. Program hiburan sendiri terbagi menjadi dua yaitu program Drama

dan Non Drama (Rusman,2015: 8 - 26) :

1. Program Non Drama

Merupakan sebuah program yang mempunyai format program

acara yaitu mengutamakan unsur hiburan dengan menyajikan aksi, gaya,

dan musik, serta format program yang fleksibel, serta di kombinasi dengan

unsur drama dan jurnalistik. Pada sebuah program televisi sudah

seharusnya di kemas secara kreatif, dimana pada program ini dalam

prosesnya dibutuhkan kemampuan dalam imajinasi kreatif dari suatu

realitas kehidupan sehari – hari tanpa mengintepretasikan ulang dan tana

harus menjadi dunia khayalan. Program non drama sendiri terbagi menjadi

beberapa jenis atau format program yaitu :

a. Musik

Laporan, Penelitian Skripsi | 43

Merupakan suatu program yang menyajikan kontenya berupa

hiburan musik, dengan menampilkan video klip yang merupakan

hasil dari sebuah rekaman lagu dalam bentuk Audio Video (AV).

Program musik sendiri dapat ditampilkan melalui dua format yaitu

videoclip atau konser (Morrisan, 2008: 229).

b. Permainan

Yaitu sebuah program yang menyajikan konten programnya

seperti permainan atau perlombaan kepada para pesertanya untuk

mendapatkan sebuah hadiah. Program ini merupakan bentuk

program yang melibatkan sejumlah orang baik itu secara individu

maupun kelompok yang saling bermain untuk memenangkan suatu

bentuk permainan (Morrisa, 2008: 227). Program ini juga menguji

penonton untuk dalam hal ketangkasan atau kemahiran sehingga

memenangkan permainan yang di berikan.

c. Reality Show

Merupakan sebuah program yang di produksi berdasarkan

kenyataan atau realitas yang ada, tanpa adanya scenario dan

arahan. Dalam buku (Morrisan, 2008: 227) program ini menyajikan

suatu situasi dimana terdapat konflik, persaingan, atau hubungan

berdasarkan realitas yang sebenarnya terjadi. Namun dalam

prosesnya program ini dapat di berikan tambahan efek visual dan

Laporan, Penelitian Skripsi | 44

audio termasuk menyusun scenario cerita dalam membangun

Susana yang lebih dramatik dan artistik.

d. Pertunjukan

program yang menampilkan konten program seperti

menampilkan kemampuan seseoran seperti pantonim, sulap, tari,

fashion show, boneka dan wayang, demo masak. Yang di kemasan

secara menarik sehingga menjadikan penonton merasakan suasana

yang di tampilkan.

e. Lawak

Sebuah program yang disajikan pada suatu program komedi,

dengan menampilakan lelucon yang tidak di buat – buat melainkan

konflik logika atau kontras karakter. Menurut (Fred Wibowo,

2009: 58,59) di sajikan dalam berbagai format yaitu format cerita

atau kejadian, talk show lawak, lawak dengan musik, parody atau

lawak sindiran. Dan untuk lebih menghidupkan suasana pada

program ini jika ada respon dari audien. Untuk lebih menghibur

biasanya komedian pada program lawak, akan bermain kata dan

melakukan sesuatu yang aneh. Sehingga apa yang lucu dalam

komedi bukanlah lelucon yang dibuat – buat melainkan berupa

konflik logika atau kontras karakter.

Genre komedi atau lawakan juga memiliki naskah cerita yang

dijadikan sebagai panduan yang biasanya di tulis oleh salah satu

Laporan, Penelitian Skripsi | 45

dari mereka sendiri, tetapi setiap komedia memiliki brandmark

sendiri yang unik serta sangat piawai berimprovisasi dialog dan

akting (Andi Fachruddin, 2015: 130).

f. Variety Show

Sebuah program yang mengutamakan unsur hiburan dan unsur

informasi hanya sebagai unsur pendukung saja, dengan

memadukan berbagai format di dalam nya seperti musik, komedi,

lawak, tari, fashion show, interview, dan vox vops.

g. Repackaging

Sebuah program yang menggunakan unsur video dalam bentuk

shot – shot atau materi yang telah terdahulu di publikasikan,

kemudian digabungkan dan menjadi satu program siaran.

h. Talk Show

Merupakan sebuah program diskusi atau panel diskusi yang di

ikuti lebih dari satu pembicara atau narasumber untuk

membicarakan suatu topik yang saat ini sedang di perbincangkan.

2. Drama

Kata drama sendiri berasal dari bahasa yunani dran (bertindak atau

berbuat), draomi yang artinya perbuatan meniru, suatu kejadian yang

ditiru. Pada program drama merupakan sebuah program yang menyajikan

Laporan, Penelitian Skripsi | 46

siaran cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi

yang khusus disusun dalam sebuah pertunjukan teater. Program televisi

yang termasuk kedalam program drama yaitu (Morrisan, 2008: 223, 224):

a) Sinetron (sinema elektronik)

Merupakan sebuah program yang menyajikan cerita mengenai

kehidupan atau kharakter seseorang atau bahkan beberapa orang secara

bersamaan yang terlibat dalam konflik dan emosi. Jika di Negara lain

istilah sinetron lebih di kenal dengan opera sabun (soap opera atau

daytime serial).

b) Film

Tujuan pembuatan sebuah film adalah untuk layar lebar (theater),

karena film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu di

pertunjukan bioskop atau bahkan setelah film itu didistribusikan atau

dipasarkan kedalam bentuk DVD atau VCD.

A.3. Pelaksana Produksi / Anggota Kerabat Kerja

Kesuksesan dari sebuah program televisi sebenarnya tidak akan lepas dari

tangan – tangan professional yang berada di balik layar. Sehingga tak dapat di

pungkiri lagi jika seseorang yang berada di balik layar itulah yang merupakan

kunci dari keberhasilan suatu program. Didukung dengan kredibilitas yang tinggi

dan baik menciptakan suasana kerja baik dan menghasilkan program yang baik

pula. Berdasarkan jobdesk dan tanggungjawabnya masing – masing anggota

Laporan, Penelitian Skripsi | 47

kerabat kerja produksi terbagi menjadi beberapa yaitu produser, pengarah acara,

technical director (TD), floor director (FD), lighting director, penata suara

switcher, dan kameramen.

Tugas dan tanggungjawab pada setiap anggota kerabat kerja masing –

masing berbeda, berdasarkan jobdesk nya. Namun dalam hal ini dari tugas dan

tanggungjawab mereka masing – masinglah saling memiliki keterikatan satu sama

lain. seperti akan produser dimana merupakan seseorang yang bertanggungjawab

atas perencanaan dari suatu acara siaran. Dimana seorang produser menuangkan

ide – ide kreatif yang ada ketika merencanakan suatu acara, namun ide itu juga

dapat berasal dari kerabat kerja yang lainnya.

Pengarah acara sendiri merupakan seseorang yang bertugas

menginterpretasikan naskah dari seorang produser, yang nantinya akan menjadi

suatu bentuk dan susunan serta gambar. Dalam pelaksanaan tugas seorang

pengarah acara harus selalu mengembangkan daya kreativitasnya, untuk nantinya

dapat dituangkan dalam bentuk rencana kerjanya. Pengarah acara juga harus dapat

menjalin kerja sama dengan pihak lain, serta berpengalaman dan merupakan

spesialis dalam tugasnya, yang nantinya dapat mempertanggungjawabkan hasil

karyanya baik dari segi artistik maupun dari segi produksi kepada seorang

produser.

Technical director (TD) dimana seseorang yang berhubungan dan

bertanggungjawab penuh dengan segala sesuatu peralatan yang akan

dipergunakan dalam proses produksi. Namun dalam hal ini TD juga memberikan

Laporan, Penelitian Skripsi | 48

sarannya terkait teknis ketika dalam pelaksanaan pertemuan khusus untuk

membahas keperluan produksi. Floor Director (FD) adalah seseorang yang

menjadi penghubung dari seorang pengarah acara, dalam menyampaikan pesan –

pesan atau seperti arahan kepada kerabat kerja dan arti pendukung kebentuk tanda

– tanda seperti ketika mulai acara dan berakhirnya produksi. Sehingga dalam hal

ini FD merupakan seorang wakil pengarah acara yang berada di lapangan atau di

dalam studio.

Lighting director seseorang yang bertindak dan bertanggungjawab atas

penataan cahaya ketika proses produksi di dalam studio, dalam hal ini Lighting

director harus dapat mensetting pencahayaan baik itu secara artistik maupun

pencahayaan yang dapat menyentuh rasa dan di sesuaikan dengan jalan cerita.

Penata suara merupakan seseorang yang bertindak dan bertanggungjawab untuk

mengatur perimbangan suara yang datang dari berbagai sumber, seperti misalnya

dengan jalan melakukan suatu perekayasaan dalam penempatan mikrofon kepada

pengisi acara.

Switcher disini seseorang yang berada di dalam ruang, dimana ia

bertanggungjawab atas perpindahan gambar, berdasarkan arahan pengarah acara

atau telah disesuaikan kepada naskah yang telah tersusun sebelumnya.

Kameramen seseorang yang bertugas dan berurusan langsung dengan kamera,

dimana ia mempersiapkan dan mengoperasikan langsung kamera untuk

kebutuhan pra produksi. Dan kemudia pada proses produksi berlangsung seorang

Laporan, Penelitian Skripsi | 49

kameramen nantinya bertugas untuk mengoperasikan kamera selama proses

produksi (Darwanto Sastro Subroto, 1994: 52-60).

A.4. Floor Director (FD)

Floor Director (FD) atau dengan istilah lain sering disebut sebagai

floor manager merupakan seorang pengarah acara yang berada di lapangan.

Dimana seorang Floor Director (FD) mewakili produser di lapangan, yang

bertugas sebagai pengarah. Seorang FD juga harus mengingat akan susunan

acara, seperti untuk kapan mulai berbicara, dan kapan untuk jeda. Tak hanya

itu FD harus mengingatkan pula untuk hal –hal yang harus dilakukan, atau

dikatakan dan sebaliknya (Sonny Tulung. 2007 :117).

Sebagai seorang pengarah acara akan berhadapan langsung dengan

perasaan dan emosi khalayak penonton, sehingga pengarah acara di tuntut

untuk mempunyai kepekaan yang tinggi agar dapat menghadapi berbagai

permasalahan tersebut. akan tetapi sebagai pengarah pengacara juga

mempunyai sebuah pertanggujawaban sendiri terhadap stasiun penyiaran

yang telah memberikan kepercayaan untuk berproduksi dan menyiarkannya,

karena eksistensi suatu stasiun penyiaran salah satu diantaranya ditentukan

oleh keberhasilan acara siarannya dalam arti mampu menarik perhatian dari

khalayak penonton sebanyak – banyaknya (Darwanto Darwanto Sastro

Subroto, 1994: 282)

Pada dasarnya que untuk pengisi acara atau arti itu dilakukan oleh

seorang floor director, kata action sendiri mulai disampaikan kepada

Laporan, Penelitian Skripsi | 50

mereka yang berada di dalam studio untuk memulainya, sebaliknya pada

latihan kamera di dalam studio dan floor director sebaiknya akan

menghentikan sebaiknya untuk menyebutkan nomor shot nya dan halaman

keberapa, agar dapat kepada semua kerabat kerjanya dan mereka segera

akan mengetahui apa yang terjadi, demikian pula saat akan mengakhiri

acaranya berikan beberapa lama acara akan berakhir misalnnya 1 menit

lagi. Sebagai pengarah acara dalam praproduksi yang harus dipersiapkan

yaitu selalu hadir dalam setiap pertemuan perencanaan produksi, dan

bekerja sama langsung dengan produser dan peneliti naskah jika nantinya

akan terjadi pengemembangan naskah. Seorang pengarah acara juga harus

mengarahkan dan melatih pengisi acara, pengambilan gambar dan

mengintegrasi unsur –unsur pendukung kedalam tononan yang terkendali

(Darwanto Sastro Subroto, 1994:56, 291, 292).

Tugas dan tanggungjawab bagi seorang pengarah acara

mememanglah sulit dan rumit, dimana ia harus dapat berpikir kreatif,

harus selalu memperhatikan kemampuan dan keterbatasan dari seluruh

kerabat kerjanya dan selalu berusaha agar mereka tetap mau untuk bekerja

sama. Dimana floor director sebagai pengarah acara harus dapat menilai

acaranya, melihat monitor, menepati waktu dan yang paling utama yaitu

memberikan komando kepada kerabat kerjanya (Darwanto Sastro Subroto,

1994: 282-283).

Laporan, Penelitian Skripsi | 51

A.4.1. Floor Director (FD) dengan crew di studio

Floor director yang merupakan seorang pemimpin atau komando di

lapangan (studio), sehingga dalam hal ini Floor director sudah pasti akan

memberikan arahan kepada seluruh kru yang berada di dalam studio. Sehingga

dalam hal ini komunikasi antara FD dan talent harus terjalin sejak sebelum

produksi dan ketika produksi nantinya berlangsung. Pengarahan - pengarahan

yang dilakukan oleh FD misalnya saja memberikan pengarahan atau memastikan

kepada talent untuk posisi clip on telah terpasang dengan baik, blocking set.

Memberikan pengarahan kepada talent ketika proses pengambilan gambar,

dimana ketika ada kesalahan kepada talent saat salah melihat kamera disinilah

seorang FD harus dengan sigap untuk memberikan pengarahannya.1

Seorang Floor director harus dapat berkomunikasi dengan baik kepada

seluruh rekan kerjanya agar pada proses produksi akan berjalan dengan lancar,

dan sistem kerja pun juga berjalan dengan baik. Karena dengan terjalin

komunikasi yang baik dan kepercayaan satu dengan yang lainnya, nantinya akan

tercipta suasana kerja yang nyaman pula. Terlebih bagi seorang pemimpin yang

harus dapat dengan baik mengkomunikasikan atas apa yang di perintahkanya

kepada seluruh rekan kerjanya sehingga pesan yang diterima oleh kerabat

kerjanya pun akan diterima dengan baik pula. Dari situlah nantinya akan

terbangun kredibilitas diri dari seorang pemimpin yang dijadikannya sebagai tolak

ukur atas kemampuan yang dimilikinya.

1 Dicky Aditya Putra. 2010. Peran dan Tugas Floor Director pada acara music live INBOX TV.

Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Tugas Akhir

Laporan, Penelitian Skripsi | 52

A.5. Kredibilitas

Kepecayaan merupakan tonggak utama bagi seseorang untuk membangun

sebuah kredibilitas. Dimana dengan kejujuran merupakan salah satu dari kunci

utama dalam membangun suatu kepercayaan seseorang. Sehingga bagi seseorang

terlebih bagi pemimpin kredibilitas yang tinggi dan baik nantinya mampu

membawa pengaruh besar bagi orang – orang yang berada di sekitarnya. Misalnya

saja bagi seorang pemimpin yang memiliki kredibilitas yang baik mampu

menjadikan dirinya untuk menjadi role model yang baik pula bagi orang – orang

sekitarnya (Elie Mulyadi, 2008: 89).

Sejatinya menjadi seorang pemimpin adalah kemampuan untuk menjadi

role model bagi para konstituennya melalui kredibilitas dan integritas yang di

bangunnya. Dimana bagi seorang pemimpin akan mempunyai wibawa dimata

konstituennya jika pemimpin tersebut dapat memainkan fungsinya sebagai role

modeling ini secara efektif dan fungsi ini akan bisa terwujud jika si pemimpin

memiliki kredibilitas, ini bagi berlangsungnya proses kepemimpinan yang efektif,

ia merupakan “basic ingredient of leadership”. Sehingga dalam hal ini untuk

seorang pemimpin jika tidak memiliki basic ingredient ini mustahil proses

kepemimpinan yang baik. Dimana kredibilitas merupakan peran yang sangat

penting bagi seorang pemimpin, karena merupakan sumber terbentuknya trust dari

seorang pemimpin dikalangan konstituennya. Dengan sebuah kepercayaan yang

ada pada konstituennya terhadap seorang pemimpin inilah akan dengan

passionate, terinspirasi, dan merasa terhormat (respected) untuk mewujudkan

tujuan dan visi yang telah digariskan oleh si pemimpin. Sehingga tidak dapat

Laporan, Penelitian Skripsi | 53

dipungkiri lagi jika sebuah kepercayaan yang telah terbangun baik antara

konstituen kepada seorang pemimpin dalam jangka waktu yang sangat lama maka

ia akan membentuk reputasi seorang pemimpin ( leader reputation) di mata

konstituennya. Dimana kredibilitas lebih menyangkut “head” (otak) yaitu

kemampuan olah piker yang mencakup antara lain intelegensia, ketrampilan,

kompetensi dan sebagainya.

Dalam hal ini sebenarnya kredibilitas sendiri terbagi menjadi kedalam dua

aspek, yaitu aspek kapabilitas (capability) dan kegairahan untuk memimpin

(passion to lead). Kapabilitas bisa mencakup kompetensi baik pengetahuan

(knowledge) maupun ketrampilan (skill). Tapi bias juga mencakup ekspertis yaitu

pengalaman kerja yang terbangun melalui jam terbang yang ada. Intinya anda

akan memiliki kredibilitas jika memiliki kapabilitas dan ekspertis yang memadai.

Sulit rasanya jika seorang pemimpin yang tidak memiliki kapabilitas dan ekspertis

memadai mampu menjalankan praktek kepemimpinan secara baik dan efektif.

Dalam beberapa kasus mungkin hal ini terjadi, namun akan sedikit terjadi.

(Stanley S. Atmadja, :19-21)

Kredibilitas yang dimiliki oleh seseorang itu melalui beberapa proses yang

bertahap, dalam dunia kerja seseorang yang dipercaya untuk menjadi seorang

pemimpinpun harus memiliki kredibilitas yang baik untun menjalin kepercayaan

terhadap sesama rekan kerja. Jika kita lihat berdasarkan bentuknya kredibilitas

sendiri dibedakan menjadi 3 yaitu (Hafied Cangara, 2007: 92,93):

Laporan, Penelitian Skripsi | 54

1. Initial Credibility: Dimana seorang komunikator tersebut dapat

memperoleh kredibilitasnya sebelum proses komunikasi.

2. Derived Credibility: Dimana seseorang tersebut dapat memperoleh

kredibilitasnya ketika dalam proses komunikasi berlangsung.

3. Terminal Credibility: Seorang komunikator dapat memperoleh

kredibilitasnya setelah seorang pendengar atau pembaca mengikuti

ulasanya.

Komunikasi yang baik merupakan kunci utama untuk membentuk

kredibilitas komunikator bagi seseorang. Karena dengan komunikasi yang baik itu

nantinya pesan yang akan disampaikan oleh seorang komunikator mampu

tersampaikan secara baik dan efektif. Begitu pula untuk menjadi seorang

komunikator yang baik juga harus memiliki jiwa kredibilitas yang baik pula,

terlebih jika seorang komunikator tersebut merupakan seorang yang memimpin

suatu sistem kerja sehingga dalam penyampaian pesan dan pengarahan yang

nantinya dapat di terima baik oleh rekan kerjanya. Aristotes mengatakan bahwa

kredibilitas yang baik itu dapat di peroleh seseorang jika seorang komunikator

tersebut memiliki: Ethos (Kekuatan yang di cerminkan dari karakter pribadi dari

seorang pembicara), Pathos (kekuatan yang di cerminkan oleh pembicara dalam

hal jika pembicara tersebut mampu mengendalikan emosi dari pendengar), Logos

(Kekuatan yang dimiliki oleh seorang komunikator dilihat dari argumentasinya

tersebut) (Hafied Cangara, 2007: 91)

Kredibilitas yaitu suatu kepercayaan dari pihak lain kepada seseorang. Jika

kredibilitas oleh seorang komunikator akan sangat berpengaruh atas efektif

Laporan, Penelitian Skripsi | 55

tidaknya penyampaian pesan kepada komunikan. Jika eorang komunikator akan

menyampaikan sebuah pesan yang “penting” atau “resmi”, sehingga komunikator

hendaknya merupakan seseorang yang mengetahui masalah atau sangat kompeten

di bidangnya sehingga khalayak (komunikan) akan mudah mempercayainya. Jika

sebuah pesan itu disampaikan oleh seseorang yang memiliki kredibilitas yang

kurang atau bahkan tidak ada, tentu saja pesan yang akan disampaikan kepada

komunikanpun tidak efektif (Atep Adya Barata, 2003: 58,59). Menurut Jalaludin

Rakhmat kredibilitas komunikator dibagi menjadi beberapa elemen, yaitu :

(Wahyuni Pudjiastuti, 2016: 87,88,89)

1. Keahlian : Dalam hal ini berkaitan dengan topik yang di bahas, dimana

seorang komunikator harus memiliki keahlian, kecerdasan, pengetahuan,

dan pengalaman banyak terkait dengan topik komunikasi.

2. Kepercayaan : Berkaitan dengan watak dari komunikatornya, elemen ini

dapat dilihat dari kejujurannya, adil, memiliki moral yang baik, sopan

tulus dan sebagainya.

3. Dinamisme : Elemen ini berkaitan dengan bagaimana cara berkomunikasi,

dalam hal ini seorang komunikator harus dapat mengkomunikasikan

dengan semangat, aktif dan menyamaikan pesan – pesannya dengan tegas.

4. Sosiabilitas : kesan periang, senang bergaul dan ramah, pada elemen ini

seorang komunikator dengan kriteria seperti ini akan lebih di perhatikan

oleh seorang komunikan sehingga efektif untuk mempengaruhinya.

5. Koorientasi : Dianggap mewakili kelompok yang disenangi atau

nilai yang di anut.

Laporan, Penelitian Skripsi | 56

6. Karisma : sifat luar biasa yang dimiliki dalam menarik dan mengendalikan

komunikasi.

Kredibilitas bagi seorang pemimpin pada dunia pekerjaan seperti di

pertelevisian sangatlah penting, karena mengingat akan kredibilitas dijadikan

sabagi tolak ukur akan kemampuan seseorang dan bagaimana tingkat kepercayaan

akan sesama rekan kerja, maupun bawahan terhadap kemampuan atau keahlian

yang dimiliki pimpinannya. Terlebih bagi seorang floor director membangun

kredibilitas sangatlah salah satu hal yang sangat penting, mengingat dimana

seorang FD bertanggungjawab penuh atas penyampaian pesan yang disampaikan

oleh PD kepada seluruh kru yang berada di dalam studio. Singkat kata FD dapat

dikatakan sebagai seorang pemimpin didalam studio, sehingga dengan kredibilitas

yang dimilikinya mampu menciptakan rasa kepercayaan semua kru yang berada

didalam studio terhadap setiap arahan yang nantinya akan diberikan oleh FD. Dan

tidak di pungkiri dengan sebuah kredibilitas yang baik oleh seorang pemimpin

akan menciptakan suasana sistem kerja yang baik pula, terlebih seorang pemimpin

yang baik mampu menjadikan dirinya sebagai role model bagi rekan kerjanya.

B. Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian kali ini, peneliti sebelumnya mengawali dengan menelaah dan

menggali informasi akan penelitian yang terdahulu atau penelitian sebelumnya

yang berkaitan dengan penelitian peneliti. Sehingga dalam penelitian kali ini

peneliti mendapatkan acuan sebagai pendukung, pelengkap serta bahan

perbandingan baik itu kekurangan maupun kelebihan yang telah ada sebelumnya,

Laporan, Penelitian Skripsi | 57

sehingga dalam penyusunan skripsi peneliti dengan harapan penelitian ini akan

lebih memadai.

Namun tak terlepas hanya pada skripsi sebelumnya saja peneliti juga

mengambil beberapa refrensi baik dari buku maupun jurnal yang terkait dengan

penelitian kali ini, guna nantinya data maupun refrensi dalam pengerjaan

penelitian ini akan lebih lengkap dan mendapatkan informasi serta pengetahuan

yang lebih. Penelitian sebelumnya yang peneliti gunakan sebagai acuan yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Viva Resthie d’Lavida pada tahun 2013 dari

Universitas Komputer Indonesi Bandung. Pada tinjauan pustaka kali ini peneliti

membuat table untuk menjelaskan lebih dalam lagi dalam perbandingan dengan

penelitian kali ini.

Laporan, Penelitian Skripsi | 58

No Judul

Penelitian

Nama

Penelit

i

Subjek

peneliti

an

Objek

penelitian

Metode

yang

Digunakan

Hasil

Penelitian

Perbedaan

dengan penelitian

ini

1 Kredibilitas

Floor

Director

Dalam

Produksi

Program

Acara (Studi

Deskriptif

Kredibilitas

Floor

Director

Pada

Program

Acara

Buaya Show

Di Studio

Indosiar )”

Viva

Resthie

d’Lavida

Floor

director

Indosiar

Kredibilita

s Floor

director

Program

Buaya

show

Indosiar

Deskriptif

Pendekatan

Kualitatif

Dimana

Floor

director

pada

program

acara Buaya

Show ini

dapat

memberikan

kontribusi

yang layak.

Dimana FD

pada

program ini

memiliki

rasa

kredibilitas

yang tinggi

dalam

menciptaka

n suasana

yang baik di

lapangan,

namun

relevan,

obyektif,

fleksibel,

menarik,

dan tentu

berkualitas.

Pada penelitian

Viva Resthie

d’Lavida hanya

mengetahui

bagaimana

kredibilitas FD

pada program satu

talk show saja

yaitu buaya show

di Indosiar.

Sedangkan dalam

penelitian ini,

peneliti ingin

mengetahui

bagaimanakah

kredibilitas dari

seorang FD pada

dua program yang

berbeda yaitu

program variety

show dan program

berita / news yang

nantinya peneliti

akan melakukan

perbandingan

terhadap

kredibilitas dari

kedua FD tersebut.

2 “Kredibilita

s Reporter

TVRI Jabar

ditinjau

Wendi

Prayudi

Febrianto

Reporter

Stasiun

TVRI

Jawa

Kredibilita

s Reporter

TVRI Jabar

Deskriptif

Pendekatan

Kualitatif

Unsur

Penunjang

Kredibilita

s Reporter

Dalam penelitian

ini lebih terfokus

tentang bagaimana

kredibilitas

Laporan, Penelitian Skripsi | 59

dalam

kemudahan

perolehan

berita aktual

“Jabar

Dalam

Berita”

Barat. TVRI Jabar

yaitu

kepercayaa

n reporter,

Dinamisme

, Keahlian.

Dan

Kredibilita

s seseorang

tidak dapat

dinilai oleh

diri sendiri

melainkan

orang

lainlah

yang

mampu

menilai

kredibilitas

seseorang.

seorang reporter

dalam kemudahan

memperoleh berita

dalam berita

aktual. Sedangkan

dalam penelitian

peneliti lebih

terfokus

bagaimana

kredibilitas FD

pada program

variety show dan

news. Yang

nantinya peneliti

akan

membandingkan

kredibilitas pada

dua program yang

berbeda.

Laporan, Penelitian Skripsi | 60

Tabel. 2.1. Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan pada tabel di atas dalam penelitian yang di lakukan oleh peneliti

dan peneliti sebelumnya memang tidaklah jauh berbeda. Namun dalam penelitian

ini peneliti ingin lebih mengembangkan kepada kedua program yang jelas sangat

berbeda. Sehingga yang membedakan dari penelitian sebelumnya adalah

bagaimana fokus penelitian yang di teliti pada program. Dimana pada penelitian

3

Kredibilitas

Reporter

Padjajaran

Tv Bandung

Dalam

Reportase

Berita

Jurnal

Bandung

Ferry

Yuniar

Reporter

Panjajar

an TV

Bandung

Kredibilitas

Reporter

Panjajaran

TV

Bandung

Deskriptif

Pendekatan

Kualitatif

Reporter

Pandjadjara

n TV

bandung

dapat

dikatakan

memiliki

kredibilitas

yakni dilihat

dari unsur

kredibilitas :

keahlian,

kepercayaan

,

dinamisme,

sosialbilitas,

koorientasi,

dan

kharisma.

Dalam penelitian

ini lebih terfokus

tentang bagaimana

kredibilitas

seorang reporter

dalam reportase

berita jurnal

bandung.

Sedangkan dalam

penelitian peneliti

lebih terfokus

bagaimana

kredibilitas FD

pada program

variety show dan

news. Yang

nantinya peneliti

akan

membandingkan

kredibilitas pada

dua program yang

berbeda.

Laporan, Penelitian Skripsi | 61

ini peneliti mengambil dua program yaitu program acara yaitu program variety

show dan program berita (news) yang kemudian peneliti akan melakukan

perbandingan dari kredibilitas yang di bangun.

Plengkung gading sendiri merupakan program variety show yang selalu

mengangkat tema tentang persoalan apapun yang ada di Yogyakarta. Terutama

pada persoalan sosial, dimana plengkung gading berusaha memadukan informasi

dan hiburan secara bersamaan. Sehingga dalam penayangannya plengkung gading

menampilkan berbagai hiburan seperti fashion show, live band, dan tarian. Untuk

lebih menghidupkan suasana plengkung gading sendiri mendatangkan penonton

(audien).

Program berita (news) yaitu “Jogja Dalam Berita” yang merupakan salah satu

program berita dari TVRI Yogyakarta yang dikemas secara apik dengan membagi

tiga segmen yang berbeda yaitu pada segmen pertama membahas atau

menginformasikan terkait berita yang memiliki nilai jurnalistik, segmen ke dua

membahas tentang sebuah dialog aktual dimana dalam segmen ini juga

menghadirkan seorang narasumber yang telah terpercaya, dan pada segmen ketiga

membahas atau menginformasikan terkait berita mini feature. Dengan perbedaan

kedua program itu tadi peneliti berharap nantinya penelitian kali ini akan lebih

berkembang lagi dan memberikan refrensi bagi orang lain untuk bagaimana

menjadi seorang pemimpin yang memiliki kredibilitas yang baik dengan konsep

acara yang berbeda.