PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
-
Upload
agus-yuniarso -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
1/47
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2005
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENYIARAN
LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17, Pasal 18, Pasal 29 ayat (2),Pasal 32 ayat (2), Pasal 33 ayat (8), dan Pasal 55 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga PenyiaranBerlangganan;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4252);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAANPENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
2/47
1. Siaran, Penyiaran, Penyiaran Radio, Penyiaran Televisi, Siaran Iklan, Siaran
Iklan Niaga, Siaran Iklan Layanan Masyarakat, Spektrum Frekuensi Radio,
Lembaga Penyiaran, Pemerintah, dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran adalahsebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran.
2. Lembaga . . .
2. Lembaga Penyiaran Berlangganan adalah penyelenggara penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidangusahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan.
3. Layanan Penyiaran Berlangganan adalah layanan pemancarluasanatau penyaluran materi siaran secara khusus kepada pelanggan melalui
radio, televisi, multimedia, atau media informasi lainnya.
4. Saluran Berlangganan adalah spektrum frekuensi elektromagnetik yangdisalurkan melalui kabel dan/atau spektrum frekuensi yang digunakan
dalam suatu sistem penyiaran berlangganan sehingga dapat menyediakan
suatu program siaran berlangganan.
5. Klasifikasi Acara Siaran adalah pengelompokan acara siaran
berdasarkan isi siaran yang dikaitkan dengan usia dan khalayak sasaran.
6. Forum Rapat Bersama adalah suatu wadah koordinasi antara Komisi
Penyiaran Indonesia dan Pemerintah di tingkat pusat yang berwenang
memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan izin penyelenggaraan penyiaran dan perpanjangan izin penyelenggaraan
penyiaran.
7. Pemohon adalah perseorangan, warga negara Indonesia yang bertindakuntuk dan atas nama badan hukum Indonesia.
8. Pelanggan adalah perseorangan atau badan hukum yang menggunakan
jasa Lembaga Penyiaran Berlangganan dengan cara membayar iuran.
9. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya di bidang komunikasi dan informatika.
10. Komisi Penyiaran Indonesia selanjutnya disebut KPI, adalah lembaganegara yang bersifat independen yang ada di pusat dan di daerah,
sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran, yang tugasdan wewenangnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002tentang Penyiaran.
BAB II . . .
BAB II
- 2 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
3/47
PENDIRIAN DAN PERIZINAN
Bagian PertamaUmum
Pasal 2
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan diselenggarakan berdasarkanklasifikasi sebagai berikut:a. penyiaran berlangganan melalui satelit;
b. penyiaran berlangganan melalui kabel; dan
c. penyiaran berlangganan melalui terestrial.
(2) Penyelenggaraan penyiaran berlangganan ditujukan untuk penerimaan
langsung oleh sistem penerima penyelenggara siaran berlangganan dan
hanya ditransmisikan kepada pelanggan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan penyiaran berlangganan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian KeduaPersyaratan Pendirian
Pasal 3
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. didirikan oleh warga negara Indonesia;
b. didirikan dengan bentuk badan hukum Indonesia berupa perseroanterbatas;
c. bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaranberlangganan;
d. modal awal usahanya harus seluruhnya dimiliki oleh warga negara
Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh sahamnyadimiliki oleh warga negara Indonesia;
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan pendirian Lembaga
Penyiaran Berlangganan diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian . . .Bagian Ketiga
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan
Pasal 4
- 3 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
4/47
(1) Sebelum menyelenggarakan kegiatan, Lembaga Penyiaran Berlangganan
wajib memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran.
(2) Untuk memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran Lembaga PenyiaranBerlangganan, Pemohon mengajukan permohonan izin tertulis kepada
Menteri melalui KPI dengan mengisi formulir yang disediakan dan
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintahini.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat rangkap 2(dua) masing-masing 1 (satu) berkas untuk Menteri dan 1 (satu) berkas
untuk KPI dengan melampirkan persyaratan administrasi, program siaran,
dan data teknik penyiaran sebagai berikut:
a. Persyaratan administratif:
1. latar belakang maksud dan tujuan pendirian serta mencantumkan
nama, visi, misi Lembaga Penyiaran Berlangganan yang akandiselenggarakan;
2. akta pendirian perusahaan dan perubahannya beserta pengesahan
badan hukum atau telah terdaftar pada instansi yang berwenang;
3. susunan dan nama para pengelola penyelenggara penyiaran;4. studi kelayakan dan rencana kerja;
5. uraian tentang aspek permodalan;
6. uraian tentang proyeksi pendapatan (revenue) dari iuran berlangganan dan usaha lain yang sah dan terkait dengan
penyelenggaraan penyiaran;
7. daftar media cetak, Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaranradio, dan/atau Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran
televisi yang sudah dimiliki oleh Pemohon;
8. uraian tentang struktur organisasi mulai dari unit kerja tertinggi
sampai dengan unit kerja terendah, termasuk uraian tata kerja
yang melekat pada setiap unit kerja.
b. Program siaran:1. uraian tentang format saluran, sumber materi acara, khalayak
sasaran dan daya saing (kompetisi);
2. jumlah . . .
2. jumlah saluran/program, nama program dan isi program yang
akan disalurkan;
3. pola acara siaran harian dan mingguan.
c. Data teknik penyiaran:
1. daftar inventaris sarana dan prasarana yang akan digunakan sertaperhitungan biaya investasinya;
2. gambar peta lokasi dan peta wilayah layanan siaran serta tata ruang
operasional, ruang kontrol dan ruang pemancar;
3. spesifikasi teknik dan sistem peralatan yang akan digunakanbeserta diagram blok sistem konfigurasinya;
- 4 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
5/47
4. usulan saluran frekuensi dan kontur diagram pancar yang
diinginkan khusus untuk Lembaga Penyiaran Berlangganan
melalui terestrial.
Pasal 5
(1) Setelah menerima berkas surat permohonan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (3), KPI melakukan pemeriksaan kelengkapan
persyaratan program siaran sesuai dengan persyaratan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b.
(2) Setelah menerima berkas surat permohonan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3), Menteri melakukan pemeriksaan kelengkapan
persyaratan administrasi dan data teknik penyiaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf c.
(3) Apabila persyaratan dan kelengkapan permohonan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) tidak dipenuhi, KPI dan/atau Menteri
memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon atau kuasanya agar
persyaratan tersebut dilengkapi paling lama 15 (lima belas) hari kerja
terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan.
(4) Apabila persyaratan dan kelengkapan permohonan tidak dipenuhi dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemohon dianggapmembatalkan permohonannya atau mengundurkan diri.
(5) Dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
dipenuhinya persyaratan dan kelengkapan permohonan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), KPI melakukan evaluasi dengar
pendapat dengan Pemohon.
(6) Dalam . . .
(6) Dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitungsetelah selesai evaluasi dengar pendapat, KPI menerbitkan rekomendasi
kelayakan penyelenggaraan penyiaran dan mengusulkan alokasi dan
penggunaan spektrum frekuensi radio kepada Menteri.
(7) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
terhitung sejak diterima rekomendasi kelayakan penyelenggaraan
penyiaran dan usulan alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radiodari KPI sebagaimana dimaksud pada ayat (6), mengundang KPI dan
instansi terkait untuk mengadakan Forum Rapat Bersama.
(8) Menteri dapat meminta penjelasan kepada KPI terhadap permohonan
yang belum memperoleh rekomendasi kelayakan setelah 60 (enampuluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan oleh Menteri.
(9) Forum Rapat Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
diselenggarakan dalam rangka pemberian persetujuan atau penolakan
izin penyelenggaraan penyiaran melalui penilaian bersama terhadaprekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dan usulan alokasi
- 5 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
6/47
dan penggunaan spektrum frekuensi radio dari KPI serta terpenuhinya
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3).
(10) Menteri menerbitkan keputusan persetujuan atau penolakan izinpenyelenggaraan penyiaran sesuai dengan hasil kesepakatan dari Forum
Rapat Bersama.
(11) Keputusan persetujuan atau penolakan izin penyelenggaraan penyiaransebagaimana dimaksud pada ayat (10) wajib diterbitkan oleh Menteri
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak ada kesepakatan ForumRapat Bersama.
(12) Keputusan persetujuan atau penolakan izin penyelenggaraan penyiaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (11) disampaikan kepada Pemohonmelalui KPI.
Pasal 6
Dalam hal pada satu wilayah layanan siaran jumlah Pemohon
penyelenggara Lembaga Penyiaran Berlangganan melebihi saluran yang
tersedia dalam rencana induk frekuensi radio, dilaksanakan seleksi olehMenteri bersama KPI dalam Forum Rapat Bersama.
Pasal 7 . . .
Pasal 7
(1) Setelah mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (10), Lembaga Penyiaran Berlangganan
wajib melalui masa uji coba siaran paling lama 6 (enam) bulan untuk
jasa penyiaran berlangganan radio dan paling lama 1 (satu) tahun untuk jasa penyiaran berlangganan televisi, sebelum memperoleh izin tetap
penyelenggaraan penyiaran dari Menteri.
(2) Masa uji coba siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk
digunakan untuk pelaksanaan pembangunan infrastruktur, pengurusan
proses penetapan frekuensi, pelaksanaan uji coba siaran dan evaluasipenyelenggaraan uji coba siaran.
(3) Setelah melalui masa uji coba siaran dan menyatakan siap untukdievaluasi, Pemohon mengajukan permohonan kepada Menteri untuk
dilakukan evaluasi penyelenggaraan uji coba siaran.
(4) Untuk melaksanakan evaluasi penyelenggaraan uji coba siaran dibentuk
tim uji coba siaran yang terdiri atas unsur Pemerintah terkait dan KPIyang ditetapkan oleh Menteri.
(5) Selama masa uji coba siaran Lembaga Penyiaran Berlangganan tidak boleh:
a. menyelenggarakan siaran iklan, kecuali siaran iklan layanan
masyarakat;
- 6 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
7/47
b. memungut biaya yang berkenaan dengan penyelenggaraan
penyiaran.
(6) Kriteria tentang penetapan lulus masa uji coba siaran yang meliputi:
a. persyaratan administrasi;
b. program siaran; dan
c. data teknik penyiaran;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3).
(7) Masa uji coba siaran berakhir setelah Lembaga Penyiaran Berlangganan:
a. dinyatakan lulus oleh tim uji coba siaran karena telah memenuhi
kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6);
b. dinyatakan . . .
b. dinyatakan tidak lulus oleh tim uji coba siaran karena sampai bataswaktu 6 (enam) bulan masa uji coba siaran untuk Lembaga
Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran radio dan 1 (satu) tahun
untuk Lembaga Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran televisi tidak
dapat memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (6);
c. dinyatakan tidak lulus oleh tim uji coba siaran karena sampai batas
waktu 6 (enam) bulan masa uji coba siaran untuk Lembaga
Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran radio dan 1 (satu) tahununtuk Lembaga Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran televisi telah
melanggar ketentuan ayat (5) dan telah diberikan peringatan tertulis
sebanyak 2 (dua) kali.
(8) Menteri menerbitkan keputusan izin tetap penyelenggaraan penyiaran
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah uji coba siaran
dinyatakan lulus sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a.
(9) Menteri mencabut keputusan izin penyelenggaraan penyiaran paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah uji coba siaran dinyatakan
tidak lulus sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf b dan huruf c.
(10) Keputusan izin tetap penyelenggaraan penyiaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) atau keputusan pencabutan izin penyelenggaraan penyiaransebagaimana dimaksud pada ayat (9) disampaikan kepada Pemohon
melalui KPI.
(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan lulus masa uji cobasiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur dengan Peraturan
Menteri.
Bagian Keempat
Jangka Waktu dan Pencabutan Izin
Pasal 8
- 7 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
8/47
(1) Jangka waktu berlakunya izin penyelenggaraan penyiaran adalah:
a. 5 (lima) tahun untuk izin penyelenggaraan penyiaran berlangganan
radio;
b. 10 (sepuluh) tahun untuk izin penyelenggaraan penyiaran
berlangganan televisi.
(2) Jangka . . .(2) Jangka waktu berlakunya izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diperpanjang.
(3) Izin penyelenggaraan penyiaran dicabut oleh Menteri apabila Lembaga
Penyiaran Berlangganan :
a. melanggar ketentuan penggunaan spektrum frekuensi radio dan/atau
wilayah jangkauan siaran yang ditetapkan;
b. atas laporan KPI dinyatakan tidak melakukan kegiatan siaran lebih
dari 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa pemberitahuan;
c. memindahtangankan izin penyelenggaraan penyiaran kepada pihak
lain;d. melanggar ketentuan rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan
teknis perangkat penyiaran; atau
e. melanggar ketentuan mengenai standar program siaran yang
dikeluarkan oleh KPI setelah adanya putusan pengadilan yangmemperoleh kekuatan hukum tetap.
(4) Pencabutan izin atas dasar pelanggaran sebagaimana dimaksud padaayat (3) huruf b, huruf c, dan huruf e, dilaksanakan oleh Menteri atas
dasar rekomendasi KPI.
(5) Izin penyelenggaraan penyiaran dinyatakan berakhir karena habis masa
izin dan tidak diperpanjang kembali oleh Pemohon.
Bagian Kelima
Perpanjangan Izin
Pasal 9
(1) Paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya izin penyelenggaraan
penyiaran, Pemohon mengajukan permohonan perpanjangan izin tertuliskepada Menteri melalui KPI dengan mengisi formulir yang disediakan
dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam PeraturanPemerintah ini.
(2) Jangka waktu berlakunya perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran
adalah:
a. 5 (lima) tahun untuk izin penyelenggaraan penyiaran berlanggananradio;
- 8 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
9/47
b. 10 (sepuluh) tahun untuk izin penyelenggaraan penyiaran
berlangganan televisi.
(3) Permohonan . . .(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat rangkap 2
(dua) masing-masing 1 (satu) berkas untuk Menteri dan 1 (satu) berkas
untuk KPI dengan melampirkan persyaratan administrasi, programsiaran, dan data teknik penyiaran sebagai berikut:
a. Persyaratan administratif:
1. akta pendirian perusahaan dan perubahannya beserta pengesahan
badan hukum;
2. susunan dan nama pengurus penyelenggara penyiaran;
3. daftar media cetak, Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaranradio, dan/atau Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran
televisi yang sudah dimiliki;
4. fotokopi izin penyelenggaraan penyiaran sebelumnya;
5. bukti pembayaran terakhir biaya izin penyelenggaraan penyiaran
dan biaya hak penggunaan frekuensi;6. jumlah yang menjadi pelanggan;
7. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik bagi
Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah menawarkanefeknya melalui pasar modal atau perusahaan publik.
b. Program siaran:
1. uraian tentang format saluran, sumber materi acara, dan khalayaksasaran;
2. jumlah saluran/program, nama program dan isi program yang
telah disalurkan;3. pola acara siaran harian dan mingguan.
c. Data teknik penyiaran:
1. daftar inventaris sarana dan prasarana yang digunakan, termasuk peralatan pemancar, peralatan pengontrol utama, peralatan
transmisi dan distribusi;
2. gambar tata ruang operasional, ruang kontrol dan ruang pemancar
serta gambar peta lokasi dan peta wilayah layanan siarannya, khususuntuk Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui terestrial
dilampirkan gambar kontur diagram yang telah disetujui sesuai izin
yang diperoleh.
(4) Setelah . . .
(4) Setelah menerima berkas surat permohonan perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPI melakukan pemeriksaankelengkapan persyaratan program siaran sesuai dengan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b.
- 9 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
10/47
(5) Setelah menerima berkas surat permohonan perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri melakukan pemeriksaan
kelengkapan persyaratan administrasi dan data teknik penyiaransebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf c.
(6) Apabila persyaratan dan kelengkapan permohonan perpanjangan izinsebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dipenuhi, KPI dan/atau
Menteri memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon atau kuasanyaagar persyaratan tersebut dilengkapi paling lambat 15 (lima belas) harikerja terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan.
(7) Dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitungsejak dipenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPI
menerbitkan rekomendasi kelayakan perpanjangan penyelenggaraan
penyiaran dan disampaikan kepada Menteri.
(8) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
terhitung sejak diterimanya rekomendasi kelayakan perpanjangan
penyelenggaraan penyiaran dari KPI sebagaimana dimaksud pada ayat(7), mengundang KPI dan instansi terkait untuk mengadakan Forum
Rapat Bersama.
(9) Menteri dapat meminta penjelasan kepada KPI terhadap permohonan
yang belum memperoleh rekomendasi kelayakan setelah 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak diterimanya permohonan oleh Menteri.
(10) Forum Rapat Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
diselenggarakan dalam rangka pemberian persetujuan atau penolakan
perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran melalui penilaian bersama
terhadap rekomendasi kelayakan perpanjangan penyelenggaraanpenyiaran dari KPI dan terpenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud
pada 8 ayat (3).
(11) Menteri . . .(11) Menteri menerbitkan keputusan persetujuan atau penolakan
perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran sesuai dengan hasil
kesepakatan Forum Rapat Bersama.
(12) Keputusan persetujuan atau penolakan perpanjangan izin
penyelenggaraan penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (11) wajibditerbitkan oleh Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejakada kesepakatan dari Forum Rapat Bersama.
(13) Keputusan persetujuan atau penolakan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (12) disampaikan kepada
Pemohon melalui KPI.
- 10 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
11/47
Bagian Keenam
Biaya Perizinan
Pasal 10
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib membayar biaya izinpenyelenggaraan penyiaran dan biaya hak penggunaan frekuensi serta
perpanjangannya melalui kas negara.
(2) Biaya perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketujuh
Perubahan Nama, Domisili, Pengurus,
dan Anggaran Dasar, serta PerubahanLokasi Pemancar dan Frekuensi
Pasal 11
(1) Setiap perubahan nama, domisili, susunan pengurus, dan/atau anggaran
dasar Lembaga Penyiaran Berlangganan harus terlebih dahuludilaporkan kepada Menteri sebelum mendapat pengesahan dari Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
(2) Setiap perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Lembaga . . .(3) Lembaga Penyiaran Berlangganan dapat mengajukan perubahan lokasi
pemancar yang tertera dalam izin penyelenggaraan penyiarannya kepadaMenteri untuk mendapatkan persetujuan.
(4) Lembaga Penyiaran Berlangganan dapat mengajukan perubahan alokasidan penggunaan frekuensi yang tertera dalam izin penyelenggaraan
penyiarannya kepada Menteri untuk mendapatkan izin.
(5) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan setelah mendapatrekomendasi dari KPI.
(6) Untuk menerbitkan persetujuan dan izin sebagaimana dimaksud padaayat (3) dan ayat (4), Pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada
Menteri dengan mengisi formulir yang disediakan dan memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan, perubahan lokasi
pemancar serta alokasi dan penggunaan frekuensi Lembaga Penyiaran
- 11 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
12/47
Berlangganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3) dan ayat (4)
diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB III
PENYELENGGARAAN PENYIARAN
Bagian PertamaKewajiban Penyelenggara Penyiaran
Pasal 12
Dalam menyelenggarakan siarannya, Lembaga Penyiaran Berlangganan
harus:
a. mempunyai izin atas setiap program siaran dalam setiap saluran;b. melakukan sensor internal terhadap semua isi siaran yang akan disiarkan
dan/atau disalurkan;
c. menyediakan paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari kapasitassaluran untuk menyalurkan program dari Lembaga Penyiaran Publik dan
Lembaga Penyiaran Swasta; dan
d. menyediakan . . .
d. menyediakan 1 (satu) saluran siaran produksi dalam negeri berbanding 10
(sepuluh) saluran siaran produksi luar negeri atau paling sedikit 1 (satu)
saluran siaran produksi dalam negeri.
Pasal 13
Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui satelit, sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (1) huruf a harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. memiliki jangkauan siaran yang dapat diterima di wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia;
b. memiliki stasiun pengendali siaran yang berlokasi di Indonesia;
c. memiliki stasiun pemancar ke satelit yang berlokasi di Indonesia;d. menggunakan satelit yang mempunyai landing rightdi Indonesia; dan
e. menjamin agar siarannya hanya diterima oleh pelanggan.
Pasal 14
Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui kabel dan melalui terestrialsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b dan huruf c, harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. memiliki jangkauan siaran yang meliputi satu daerah layanan sesuai
dengan izin yang diberikan; dan
b. menjamin agar siarannya hanya diterima oleh pelanggan.
- 12 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
13/47
Pasal 15
Lembaga Penyiaran Berlangganan dalam menyediakan sistem dan jaringanuntuk menyelenggarakan siaran berlangganan dapat bekerja sama dengan
penyelenggara jaringan telekomunikasi atau dapat menggelar jaringan sendiri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 16
Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib memenuhi setiap permohonan calon
pelanggan penyiaran berlangganan yang telah memenuhi syarat berlangganan
sepanjang sistem dan jaringan untuk menyelenggarakan siaran berlangganantersedia.
Pasal 17 . . .Pasal 17
Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib menyediakan perangkat penerimasiaran dan perangkat terminal yang terkait untuk menyelenggarakan penyiaran
berlangganan, dilaksanakan oleh instalatur yang memenuhi syarat sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Isi Siaran
Pasal 18
(1) Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaatuntuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan
bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilaiagama dan budaya Indonesia.
(2) Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepadakhalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata
acara pada waktu yang tepat, dan Lembaga Penyiaran Berlangganan
wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai
dengan isi siaran.
(3) Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakankepentingan golongan tertentu.
(4) Isi siaran dilarang:
a. bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;b. menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan
narkotika dan obat terlarang; atau
c. mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.
- 13 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
14/47
(5) Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan, dan/atau
mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau
merusak hubungan internasional.
(6) Isi siaran wajib mengikuti Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran yang dibuat dan ditetapkan oleh KPI khusus untukLembaga Penyiaran Berlangganan.
Bagian Ketiga . . .
Bagian Ketiga
Klasifikasi Acara Siaran
Pasal 19
Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib membuat klasifikasi acara siaran
dengan mematuhi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaranyang dibuat oleh KPI khusus untuk Lembaga Penyiaran Berlangganan.
Bagian Keempat
Bahasa Siaran
Pasal 20
Mata acara siaran berbahasa asing dapat disiarkan dalam bahasa aslinya dan
khusus untuk Lembaga Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran televisi harusdiberi teks bahasa Indonesia atau secara selektif disulihsuarakan ke dalam
bahasa Indonesia sesuai dengan keperluan mata acara tertentu.
Bagian Kelima
Hak Siar dan Ralat Siaran
Pasal 21
Penayangan acara siaran televisi wajib mencantumkan hak siar.
Pasal 22
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib melakukan ralat apabila isisiaran dan/atau berita diketahui terdapat kekeliruan dan/atau kesalahan
atas isi siaran dan/atau berita yang disiarkan.
(2) Ralat dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 24 (dua puluh empat)jam berikutnya, dan apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan, ralat
dapat dilakukan pada kesempatan pertama serta mendapat perlakuan
utama.
- 14 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
15/47
(3) Ralat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak membebaskan
tanggung jawab atau tuntutan hukum yang diajukan oleh pihak yang
merasa dirugikan.
Bagian Keenam . . .
Bagian Keenam
Arsip Siaran
Pasal 23
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib menyimpan bahan atau materi
siaran paling sedikit untuk jangka waktu 1 (satu) tahun setelah disiarkan.
(2) Bahan siaran yang memiliki nilai sejarah, nilai informasi, atau nilaipenyiaran yang tinggi, wajib diserahkan untuk disimpan pada lembaga
yang ditunjuk untuk menjaga kelestariannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Bahan siaran yang telah diserahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tetap dapat dimanfaatkan untuk keperluan siaran oleh lembaga penyiaran
pemilik bahan siaran tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketujuh
Siaran Iklan
Pasal 24
(1) Materi siaran iklan harus sesuai dengan kode etik periklanan,
persyaratan yang dikeluarkan oleh KPI khusus untuk Lembaga
Penyiaran Berlangganan, dan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
(2) Siaran iklan niaga yang disiarkan pada mata acara siaran untuk anak-
anak wajib mengikuti standar siaran untuk anak-anak.
(3) Iklan rokok pada Lembaga Penyiaran Berlangganan hanya dapat
disiarkan pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat di
mana lembaga penyiaran tersebut berada.
(4) Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib menyediakan waktu
untuk siaran iklan layanan masyarakat yang dilakukan dalam waktu yang
tersebar mulai dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 22.00 waktusetempat dengan harga khusus, atau jika dalam keadaan darurat ditetapkan
oleh Pemerintah sesuai dengan keperluan.
(5) Menteri . . .(5) Materi siaran iklan wajib menggunakan sumber daya dalam negeri.
- 15 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
16/47
(6) Siaran iklan asing yang ditayangkan dalam program-program yang
disalurkan dari luar negeri harus diganti dengan siaran iklan dalam negeri.
Bagian Kedelapan
Jasa Tambahan Penyiaran
Pasal 25
(1) Jasa tambahan penyiaran oleh Lembaga Penyiaran Berlangganan dapatdilakukan setelah memperoleh izin Menteri.
(2) Pelaksanaan jasa tambahan penyiaran wajib menggunakan standarsistem dan memenuhi kinerja teknik yang ditetapkan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai izin, standar sistem, dan kinerja teknik
jasa tambahan penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Kesembilan
Biaya Berlangganan
Pasal 26
Lembaga Penyiaran Berlangganan berhak memungut iuran berlangganan.
Bagian Kesepuluh
Pertanggungjawaban PenyelenggaraanLembaga Penyiaran Berlangganan
Pasal 27
Pimpinan badan hukum Lembaga Penyiaran Berlangganan bertanggungjawab
secara umum atas penyelenggaraan penyiaran dan wajib menunjukpenanggung jawab atas tiap-tiap program yang dilaksanakan.
BAB IV . . .
BAB IV
PERMODALAN
Bagian Pertama
Kepemilikan Saham
- 16 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
17/47
Pasal 28
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan didirikan dengan modal awal
seluruhnya hanya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan/atau badanhukum Indonesia yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara
Indonesia.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan dapat melakukan penambahan dan
pengembangan dalam rangka pemenuhan modal yang berasal dari warganegara asing dan/atau badan hukum asing, yang jumlahnya tidak lebihdari 20% (dua puluh perseratus) dari seluruh modal yang ditempatkan
dan disetor penuh serta minimum dimiliki oleh dua pemegang saham.
(3) Pembatasan kepemilikan saham oleh warga negara asing dan/atau badan
hukum asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan baik
langsung maupun tidak langsung.
(4) Paling sedikit 80% (delapan puluh perseratus) dari saham Lembaga
Penyiaran Berlangganan harus tetap dimiliki warga negara Indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh sahamnya dimiliki olehwarga negara Indonesia.
(5) Setiap transaksi atas saham Lembaga Penyiaran Berlangganan yangmenyebabkan kepemilikan pihak asing melebihi 20% (dua puluh
perseratus) dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh
wajib dikembalikan ke pagu 20% (dua puluh perseratus) sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
Bagian Kedua . . .
Bagian Kedua
Penambahan dan Pengembangan Modal Asing bagiLembaga Penyiaran Berlangganan yang Badan Hukumnya
Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Tertutup
Pasal 29
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang badan hukumnya berbentuk P.T.Tertutup jumlah kepemilikan saham sebesar 20% (dua puluh perseratus)oleh warga negara asing dan/atau badan hukum asing dapat diperoleh
melalui investasi langsung.
(2) Kepemilikan saham pada Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui
investasi langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dilaporkan kepada Menteri.
- 17 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
18/47
Bagian Ketiga
Penambahan dan Pengembangan Modal Asing bagiLembaga Penyiaran Berlangganan Yang Badan Hukumnya
Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Terbuka
Pasal 30
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang badan hukumnya berbentuk P.T.Terbuka jumlah kepemilikan saham sebesar 20% (dua puluh perseratus)
oleh warga negara asing dan/atau badan hukum asing dapat diperoleh
melalui pasar modal.
(2) Kepemilikan saham pada Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui
pasar modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan di pasar modal dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 31
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang badan hukumnya berbentukP.T. Terbuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, hanya dapat
mencatatkan sahamnya di bursa efek paling banyak 20% (dua puluh
perseratus) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
(2) Pencatatan . . .
(2) Pencatatan saham Lembaga Penyiaran Berlangganan di bursa efeksebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memperhitungkan saham yang
sebelumnya telah dimiliki oleh warga negara asing dan/atau badan hukum
asing.
(3) Dalam hal saham Lembaga Penyiaran Berlangganan telah tercatat di
bursa efek sebanyak 20% (dua puluh perseratus), warga negara asing
dan/atau badan hukum asing hanya dapat memiliki saham LembagaPenyiaran Berlangganan melalui pembelian saham Lembaga Penyiaran
Berlangganan yang tercatat di bursa efek.
(4) Pembelian saham oleh warga negara asing dan/atau badan hukum asing
melalui bursa efek dapat mencapai 100% (seratus perseratus) dari
jumlah saham Lembaga Penyiaran Berlangganan yang dicatatkan dibursa efek dan minimum dimiliki oleh 2 (dua) pemegang saham warganegara asing dan/atau badan hukum asing.
Bagian Keempat
Pelaporan
- 18 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
19/47
Pasal 32
(1) Setiap perubahan kepemilikan saham Lembaga Penyiaran Berlangganan
yang dilakukan melalui investasi secara langsung dan menyebabkanperubahan kepemilikan saham mayoritas atau paling sedikit 5% (lima
perseratus) dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh wajib
dilaporkan oleh Lembaga Penyiaran Berlangganan kepada Menteripaling lambat 7 (tujuh) hari sejak terjadinya perubahan.
(2) Dalam hal warga negara asing dan/atau badan hukum asing melakukantransaksi saham Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui bursa efek,
kewajiban pelaporan pemodal kepada otoritas pasar modal dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan di bidang pasar modal dan
tembusannya disampaikan kepada Menteri.
Pasal 33
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang melakukan penambahan
dan pengembangan modal melalui pasar modal wajib terlebih dahulu
memberikan kesempatan kepemilikan atas saham tersebut untukkaryawan.
(2) Pemberian . . .(2) Pemberian kesempatan kepemilikan atas saham untuk karyawan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 34
Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib memberikan bagian laba perusahaan
kepada karyawan.
BAB V
PEMBATASAN KEPEMILIKAN SILANG
Pasal 35
Kepemilikan silang antara Lembaga Penyiaran Berlangganan, perusahaan
media cetak, dan Lembaga Penyiaran Swasta baik langsung maupun tidak
langsung dibatasi sebagai berikut :
a. 1 (satu) Lembaga Penyiaran Berlangganan dan 1 (satu) LembagaPenyiaran Swasta jasa penyiaran radio dengan 1 (satu) perusahaan media
cetak di wilayah yang sama; atau
b. 1 (satu) Lembaga Penyiaran Berlangganan dan 1 (satu) Lembaga
Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi dengan 1 (satu) perusahaanmedia cetak di wilayah yang sama; atau
- 19 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
20/47
c. 1 (satu) Lembaga Penyiaran Berlangganan dan 1 (satu) Lembaga
Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi dengan 1 (satu) Lembaga
Penyiaran Swasta jasa penyiaran radio di wilayah yang sama.
BAB VI
RENCANA DASAR TEKNIK DAN PERSYARATAN TEKNIS
PERANGKAT PENYIARAN
Bagian Pertama
Rencana Dasar Teknik Penyiaran dan
Rencana Induk Frekuensi Radio
Pasal 36
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib menatati rencana dasar teknikpenyiaran.
(2) Rencana . . .(2) Rencana dasar teknik penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat hal-hal yang berkaitan dengan pendirian stasiun penyiaran sebagai
berikut:
a. arah kebijakan penyelenggaraan penyiaran denganmempertimbangkan perkembangan teknologi penyiaran,
kecenderungan permintaan pasar, ekonomi, sosial, budaya, dan
kondisi lingkungan lainnya; b. pedoman propagasi maksimum dan pengembangan wilayah
jangkauan penyiaran, penggunaan spektrum frekuensi penyiaran,
pemanfaatan teknologi baru, dan penggelaran infrastrukturpenyiaran;
c. pedoman mengenai daftar uji pemeriksaan sendiri;
d. pedoman pengamanan dan perlindungan sistem peralatan terhadaplingkungan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana dasar teknik penyiaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan denganPeraturan Menteri setelah mempertimbangkan masukan dari institusi
terkait.
Pasal 37
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib mengikuti ketentuan teknis yangtertuang dalam rencana induk frekuensi radio untuk penyelenggaraan
penyiaran.
(2) Rencana induk frekuensi radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memuat ketentuan teknis dan pengaturan saluran frekuensi radio untuk
penyiaran.
- 20 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
21/47
(3) Rencana induk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.
Bagian Kedua
Persyaratan Teknis Alat, Perangkat Penyiaran, danSertifikasi Alat dan Perangkat
Pasal 38
(1) Perangkat transmisi penyiaran yang digunakan atau dioperasikan untuk
keperluan penyelenggaraan penyiaran wajib memiliki Standar Nasionaldan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perudang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam . . .
(2) Dalam hal Standar Nasional Indonesia belum ditetapkan, Menteri
menetapkan persyaratan teknis perangkat transmisi yang digunakan.(3) Penetapan persyaratan teknis perangkat transmisi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan atas dasar :
a. hasil pengembangan industri, inovasi serta rekayasa teknologipenyiaran, dan telekomunikasi nasional;
b. adopsi standar internasional atau standar regional; atau
c. adaptasi standar internasional atau standar regional.
(4) Alat dan perangkat penyiaran yang digunakan mengutamakan produksi
dalam negeri.
Pasal 39
Setiap perangkat transmisi yang dibuat, dirakit, diperdagangkan, dioperasikan
dan dimasukkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
untuk keperluan penyiaran wajib disertifikasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bagian KetigaPengamanan dan Perlindungan
Pasal 40
Jaringan transmisi siaran serta sarana dan prasarana penyiaran harus
dilengkapi sarana pengamanan dan perlindungan bagi keselamatan manusia
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- 21 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
22/47
Bagian Keempat
Wilayah Jangkauan Siaran
Pasal 41
(1) Wilayah jangkauan siaran Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui
satelit, kabel, dan terestrial adalah wilayah layanan siaran sesuai denganizin yang diberikan, yang dalam wilayah tersebut dijamin bahwa sinyal
dapat diterima dengan baik dan bebas dari gangguan atau interferensisinyal frekuensi radio lain.
(2) Khusus . . .(2) Khusus Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui kabel yang akan
memperluas jangkauan wilayah layanannya wajib memberikan laporan
kepada Menteri.
BAB VII
SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian PertamaPemberian Sanksi Administratif
Pasal 42
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang menyelenggarakan siaran iklan
dan/atau memungut biaya selama masa uji coba siaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf a dan b dikenai sanksiadministrasi berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat tegurantertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali dikenai
sanksi administratif berupa pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran.
Pasal 43
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak mengajukan permohonan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran dalam jangka waktu
paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya izin penyelenggaraan
penyiaran, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dikenai sanksiadministratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali, dikenaisanksi administratif berupa tidak diberikan perpanjangan izin
penyelenggaraan penyiaran.
- 22 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
23/47
Pasal 44
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, huruf b, huruf c dan/atauhuruf d dikenai sanksi administrasi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam . . .(2) Dalam hal Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat
teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua)kali, dikenai sanksi administratif berupa pembekuan kegiatan siaranuntuk waktu paling lama 3 (tiga) bulan sampai dipenuhinya ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, huruf b, huruf c dan/atau
huruf d.
Pasal 45
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui satelit yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dan/atau huruf
d dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebayak 2 (dua) kali dikenai sanksiadministratif berupa denda administratif paling banyak
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 46
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui satelit yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, huruf cdan/atau huruf e dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali dikenai
sanksi administratif berupa pembekuan kegiatan siaran untuk waktupaling lama 3 (tiga) bulan sampai dipenuhinya ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, huruf c dan/atau huruf e.
Pasal 47
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui kabel dan melalui terestrialyang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf
a dan/atau huruf b dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga . . .
- 23 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
24/47
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali dikenai
sanksi administratif berupa pembekuan kegiatan siaran paling lama 3
(tiga) bulan sampai dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 14 huruf a dan/atau huruf b.
Pasal 48
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan dalam menyelenggarakan jasa penyiaran ternyata isi siarannya tidak memberikan perlindungan dan
pemberdayaan kepada anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata
acara pada waktu yang tidak tepat dan tidak mencantumkan dan/atau
menyebutkan klasifikasi kelayakan sesuai dengan isi siaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) dikenai sanksi administratif berupa
teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali dikenai
sanksi administratif berupa penghentian sementara mata acara yang bermasalah sampai dengan dipenuhinya ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2).
Pasal 49
Lembaga Penyiaran Berlangganan dalam menyelenggarakan jasa penyiaran isisiarannya tidak menjaga netralitas dan mengutamakan kepentingan golongan
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) dan/atau tidak
mengikuti Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (6) dikenai sanksi administratif
berupa penghentian sementara mata acara yang bermasalah setelah melaluitahap tertentu.
Pasal 50
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak melaksanakan siarannya
sesuai dengan klasifikasi acara siaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga . . .
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali, dikenaisanksi administratif berupa penghentian sementara mata acara yang
bermasalah sampai dengan dipenuhinya ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19.
- 24 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
25/47
Pasal 51
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan dalam menyelenggarakan jasa
penyiaran televisi dalam mata acara berbahasa asing tidak memberi teks bahasa Indonesia atau secara selektif menyulihsuarakan ke dalam
Bahasa Indonesia sesuai dengan keperluan mata acara tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikenai sanksi administratifberupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali, dikenai
sanksi administratif berupa penghentian sementara mata acara yang
bermasalah sampai dengan dipenuhinya ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20.
Pasal 52
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan dalam menayangkan acara siaran
tidak mencantumkan hak siar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali, dikenai
sanksi administratif berupa penghentian sementara mata acara yang
bermasalah sampai dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21.
Pasal 53
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak melakukan ralat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dikenai sanksiadministratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga . . .(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 1 (satu) kali, dikenai
sanksi administratif berupa penghentian sementara mata acara yang
bermasalah sampai dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 22 ayat (1).
Pasal 54
Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak menyimpan bahan atau
materi siaran paling sedikit untuk jangka waktu 1 (satu) tahun setelahdisiarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa teguran tertulis.
- 25 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
26/47
Pasal 55
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang menyiarkan siaran iklan niagapada mata acara siaran untuk anak-anak tidak mengikuti standar siaran
untuk anak-anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) dikenai
sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali, dikenaisanksi administratif berupa penghentian sementara siaran iklan niaga
yang bermasalah sampai dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (2).
Pasal 56
Lembaga Penyiaran Berlangganan yang menyelenggarakan siaran iklan rokokdi luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 ayat (3) dikenai sanksi
administratif berupa denda administratif untuk jasa penyiaran radio paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), dan untuk jasa penyiarantelevisi paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 57
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak menyediakan waktu untuk
siaran iklan layanan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (4) dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga . . .
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebanyak 2 (dua) kali, dikenai sanksi administratif berupa dendaadministratif untuk jasa penyiaran radio paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), dan untuk jasa penyiarantelevisi paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 58
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang materi siaran iklannya tidak
menggunakan sumber daya dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (5) dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 1 (satu) kali, dikenaisanksi administratif berupa denda administratif untuk jasa penyiaran
radio paling banyak Rp 50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah), dan
untuk jasa penyiaran televisi paling banyak Rp 500.000.000,00(limaratus juta rupiah).
- 26 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
27/47
Pasal 59
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang tidak menggantikan siaran iklan
asing dalam program-program yang disalurkan dari luar negeri dengansiaran iklan dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(6) dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.
(2) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah mendapat teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 2 (dua) kali, dikenaisanksi administratif berupa penghentian sementara mata acara yang bermasalah sampai dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (6).
Bagian Kedua
Tata Cara Pemberian Sanksi Administratif
Pasal 60
(1) Penjatuhan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalamPasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, Pasal 47, dan Pasal 54
dilakukan oleh Menteri.
(2) Penjatuhan . . .
(2) Penjatuhan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, Pasal 52, Pasal 53, Pasal 55, Pasal
56, Pasal 57, Pasal 58, dan Pasal 59 dilakukan oleh KPI.
(3) Jangka waktu pengenaan sanksi administratif berupa teguran
tertulis pertama dan kedua masing-masing 7 (tujuh) hari kalender.
Pasal 61
(1) Dalam hal Lembaga Penyiaran Berlangganan tidak melaksanakan denda
administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, Pasal 56, Pasal 57,dan Pasal 58 dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah denda
administratif dijatuhkan, maka sanksi ditingkatkan menjadi pembekuan
kegiatan siaran sampai dipenuhinya kewajiban membayar dendaadministratif.
(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan
langsung ke kas negara.
Pasal 62
(1) Lembaga Penyiaran Berlangganan yang dikenai sanksi administratifdapat mengajukan keberatan.
- 27 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
28/47
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan keberatan
terhadap penjatuhan sanksi administratif sebagaiman dimaksud dalam
Pasal 60 ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan keberatanterhadap penjatuhan sanksi administratif sebagaiman dimaksud dalam
Pasal 60 ayat (2) diatur dengan Peraturan KPI.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 63
Semua ketentuan peraturan pelaksanaan yang mengatur mengenai Lembaga
Penyiaran Berlangganan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 64 . . .
Pasal 64
(1) Apabila sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini kepemilikan
modal asing atas saham Lembaga Penyiaran Berlangganan telah
melebihi 20% (dua puluh perseratus) dari seluruh modal, kelebihan
kepemilikan saham modal asing wajib dikembalikan ke pagu
kepemilikan modal asing.
(2) Kelebihan kepemilikan modal asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib dialihkan kepada warga negara Indonesia dan/atau badanhukum Indonesia yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara
Indonesia dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) tahun sejak
ditetapkan Peraturan Pemerintah ini.
(3) Dalam hal jumlah 20% (dua puluh perseratus) kepemilikan saham atas
modal asing pada Lembaga Penyiaran Berlangganan dimiliki oleh 1
(satu) pemodal asing, pemodal asing yang bersangkutan wajib
mengalihkan sebagian sahamnya kepada pemodal asing lain atau
mengalihkan seluruh sahamnya kepada warga negara Indonesia dan/atau
badan hukum Indonesia paling lambat tanggal 28 Desember 2006.
Pasal 65
- 28 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
29/47
Lembaga Penyiaran Berlangganan yang sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini telah memiliki Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran
radio, dan Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi, dan perusahaan
media cetak dalam wilayah yang sama wajib melepaskan salah satu
kepemilikannya paling lambat pada tanggal 28 Desember 2006.
BAB X . . .
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 66
(1) Pemusatan kepemilikan dan penguasaan Lembaga Penyiaran Berlangganan
oleh satu orang atau satu badan hukum, yang sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini telah memiliki Lembaga Penyiaran Berlangganan lebih dari
satu, atau Lembaga Penyiaran Berlangganan dan Lembaga Penyiaran Swastajasa penyiaran radio, atau Lembaga Penyiaran Berlangganan dan Lembaga
Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi atau Lembaga Penyiaran
Berlangganan dan media cetak, harus melaporkan kepemilikannya kepadaMenteri.
(2) Lembaga Penyiaran berlangganan yang telah memiliki izin
penyelenggaraan jasa televisi berbayar dari Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi dan/atau izin penyelenggaraan siaran televisi berlangganan
dari Departemen Penerangan sebelum ditetapkannya Peraturan
Pemerintah ini diakui keberadaannya dan harus melaporkan secaratertulis tentang keberadaannya kepada Menteri untuk menyesuaikan
izinnya menjadi izin penyelenggaraan penyiaran sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
(3) Evaluasi dengar pendapat yang telah dilakukan oleh KPI atau KPID di
daerah sebelum dikeluarkannya Peraturan Pemerintah ini diakuikeberadaannya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah ini.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
- 29 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
30/47
Pasal 67
Setiap Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib melakukan penyesuaiandengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini sejak Peraturan Pemerintah ini
ditetapkan.
Pasal 68 . . .
Pasal 68
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanPemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 16 Nopember 2005
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 Nopember 2005
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
HAMID AWALUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 129
Salinan sesuai dengan aslinya
- 30 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
31/47
DEPUTI MENTERI SEKRETARIS NEGARA
BIDANG PERUNDANG-UNDANGAN,
ABDUL WAHID
- 31 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
32/47
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
33/47
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2005
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENYIARAN
LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN
I. UMUM
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan masyarakat informasi
yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk memperolehinformasi. Informasi telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dan telah menjadi
komoditas penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tersebut telah membawa implikasi
terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran sebagai penyalurinformasi dan pembentuk pendapat umum, perannya makin sangat strategis, terutama dalam
perkembangkan demokrasi di negara kita. Penyiaran telah menjadi salah satu sarana
berkomunikasi bagi masyarakat, lembaga penyiaran, dunia bisnis, dan pemerintah.
Dengan diundangkan dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran pada tanggal 28 Desember 2002 dunia penyiaran kita mengalami perubahan yangberarti. Pertumbuhan penyiaran berlangganan radio dan televisi baik di kota maupun di
daerah akan meningkat. Hal itu dimungkinkan dengan diizinkannya penyelenggaraan
penyiaran berlangganan melalui satelit, kabel, dan terestrial, sehingga terbuka peluang bagimasyarakat untuk berusaha di bidang penyiaran. Hal ini telah diwadahi oleh Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dalam Bab III Bagian Ketujuh dengan judulLembaga Penyiaran Berlangganan.
Lembaga Penyiaran Berlangganan merupakan lembaga penyiaran yang bersifat komersial,
berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa
penyiaran berlangganan. Lembaga Penyiaran Berlangganan didirikan dengan modal awalyang seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia.
Ketentuan . . .
Ketentuan mengenai Lembaga Penyiaran Berlangganan diamanatkan oleh Undang-UndangNomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pada Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal29, dan pasal-pasal lain yang terkait. Bentuk peraturan perundang-undangan yang mengatur
Lembaga Penyiaran Berlangganan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2002 adalah Peraturan Pemerintah. Untuk itu, sesuai Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 dan sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi
Perkara Nomor 005/PUU-1/2003 tanggal 28 Juli 2004 maka Peraturan Pemerintah ini
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
34/47
disusun oleh Pemerintah yang dikoordinasikan oleh Menteri yang ruang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya di bidang komunikasi dan informatika termasuk di dalamnya pengaturan
di bidang penyiaran dan spektrum frekuensi radio untuk keperluan penyelenggaraan
penyiaran radio dan televisi, dengan materi yang akan disusun yang berkaitan denganLembaga Penyiaran Berlangganan, yaitu mengenai ketentuan umum, pendirian dan
perizinan, penyelenggaraan penyiaran, permodalan, pembatasan kepemilikan silang, rencana
dasar teknik dan persyaratan teknis perangkat penyiaran, dan sanksi administratif, sertaketentuan peralihan yang mengatur mengenai Lembaga Penyiaran Berlangganan yang telah
ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Huruf aCukup jelas.
Huruf bCukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan terestrial adalah penyelenggaraan penyiaran, antaralain multipoint multichannel distribution system (MMDS), local pointmultichannel distribution system (LMDS), dan siaran terestrial yang diacak.
Ayat (2)Cukup jelas.
Ayat (3) . . .
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 3Ayat (1)
Huruf aCukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
- 2 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
35/47
Bidang usahanya harus dicantumkan secara tegas dalam akta pendirian
tentang jasa penyiaran berlangganan.
Huruf dCukup jelas.
Ayat (2)Cukup jelas.
Pasal 4Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Angka 1
Yang dimaksud dengan uraian tentang format saluran adalahpenjelasan dari jenis siaran yang didistribusikan di setiap saluran
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Huruf cAngka 1
Cukup jelas..
Angka 2 . . .
Angka 2Agar tidak mengakibatkan terjadinya interferensi maka dihindari
usulan penempatan lokasi stasiun pemancar khusus untuk
Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui terestrial yang antara
lain berdekatan dengan bandar udara, fasilitas intelejen, dankedutaan besar negara sahabat.
Angka 3Spesifikasi teknik adalah penggambaran kemampuan dari peralatan
yang digunakan baik peralatan pengontrol utama (master control),
distribusi maupun peralatan transmisi.Diagram blok adalah gambar yang menunjukkan hubungan antara
satu peralatan dengan peralatan lain yang membentuk satu sistem.
- 3 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
36/47
Angka 4
Yang dimaksud dengan kontur diagram adalah gambar jangkauan
wilayah berdasarkan kontur permukaan tanah.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)Menteri dalam melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan administrasi dandata teknik penyiaran dapat dibantu oleh Pemerintah Daerah dan unsur
Pemerintah Pusat di daerah yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang frekuensi radio.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Alokasi dan penggunaan spekrum frekuensi radio diperuntukkan bagi
Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui terestrial.
Ayat (7) . . .
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Yang dimaksud dengan keputusan persetujuan izin penyelenggaraan
penyiaran adalah izin prinsip untuk melakukan uji coba siaran.
Ayat (11)Cukup jelas.
Ayat (12)
Cukup jelas.
Pasal 6
- 4 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
37/47
Yang dimaksud melebihi saluran yang tersedia dalam rencana induk tentang frekuensi
radio adalah bagi Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui teresterial.
Pasal 7Ayat (1)
Dalam hal Lembaga Penyiaran Berlangganan menyelenggarakan siaran
televisi dan radio berlangganan dalam satu paket program maka wajib melaluimasa uji coba siaran paling lama 1 (satu) tahun.
Ayat (2)Pengurusan proses penetapan frekuensi hanya berlaku untuk Lembaga
Penyiaran Berlangganan melalui terestrial.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)Cukup jelas.
Ayat (5)Cukup jelas.
Ayat (6)Cukup jelas.
Ayat (7) . . .
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)Bila Lembaga Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran televisi dan radiodalam satu paket maka izinnya berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun.
Ayat (2)
Cukup jelas.
- 5 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
38/47
Ayat (3)
Huruf a
Ketentuan ini berlaku untuk Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui
terestrial dalam hal melanggar penggunaan spektrum frekuensi radiodan/atau wilayah jangkauan siaran, dan tidak memenuhi kewajiban
membayar biaya hak penggunaan frekuensi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sedangkan untuk penyiaranberlangganan melalui kabel dalam hal melanggar wilayah jangkauan
siaran.
Huruf b
Yang dimaksud dengan tanpa pemberitahuan adalah lembaga
penyiaran tersebut tidak melaporkan secara tertulis kepada KPI.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e . . .
Huruf eCukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)Cukup jelas.
Ayat (2)Bila penyelenggara penyiaran berlangganan radio dan televisi dalam satu
paket maka perpanjangan izinnya berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Menteri dalam melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan administrasi
dan data teknik penyiaran dapat dibantu oleh Pemerintah Daerah dan unsur
- 6 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
39/47
Pemerintah Pusat di daerah yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
di bidang frekuensi radio.
Ayat (6)Cukup jelas.
Ayat (7)Cukup jelas.
Ayat (8)Cukup jelas.
Ayat (9)Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11) . . .Ayat (11)
Cukup jelas.
Ayat (12)
Cukup jelas.
Ayat (13)Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)Biaya izin penyelenggaraan penyiaran terdiri dari biaya izin prinsip
penyelenggaraan penyiaran untuk melakukan uji coba siaran, dan biaya izintetap penyelenggaraan penyiaran.
Pembayaran biaya izin penyelenggaraan penyiaran dan biaya hak penggunaanfrekuensi (Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui terestrial) serta
perpanjangannya merupakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan harus
disetorkan ke kas negara.
Pemohon dapat menerima surat izin tetap penyelenggaraan penyiaran atau perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran setelah menunjukkan bukti
pembayaran izin tersebut.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
- 7 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
40/47
Yang dimaksud dengan terlebih dahulu dilaporkan kepada Menteri adalah untuk
dilakukan evaluasi atas usulan perubahan nama, domisili, susunan pengurus, dan
anggaran dasar Lembaga Penyiaran Berlangganan tersebut sebelum mendapat
pengesahan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Ayat (2)
Persetujuan dari pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya persetujuan untuk perubahan
anggaran dasar perseroan terbatas (PT) dilakukan oleh menteri yangbertanggungjawab di bidang hukum.
Ayat (3)
Perubahan lokasi pemancar hanya berlaku bagi Lembaga PenyiaranBerlangganan melalui terestrial.
Ayat (4) . . .
Ayat (4)
Perubahan frekuensi hanya berlaku bagi Lembaga Penyiaran Berlanggananmelalui terestrial.
Ayat (5)Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal 12
Huruf aIzin diberikan pada saat pengajuan permohonan pendirian maupun pada setiap
penambahan program siaran dalam setiap saluran dengan memperhatikan
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Apabila 10% (sepuluh perseratus) dari kapasitas merupakan angka pecahan,
angka dibulatkan ke atas.Contohnya, 10% (sepuluh perseratus) untuk kapasitas 24 (dua puluh empat)
saluran berarti harus disediakan 3 (tiga) saluran siaran produksi dalam negeri.
- 8 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
41/47
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Kerja sama dapat berupa kerja sama teknis atau kerja sama lainnya.
Pasal 16
Apabila dalam suatu wilayah layanan siaran berlangganan telah tersedia sistem dan
jaringan, penyelenggara Lembaga Penyiaran Berlangganan wajib memenuhipermintaan pelanggan baru.
Pasal 17 . . .
Pasal 17Instalasi perangkat penerima siaran dan perangkat terminal dilaksanakan oleh instalatur
yang memenuhi syarat, dimaksudkan untuk melindungi konsumen agar memperoleh
kualitas penerimaan siaran yang baik.
Pasal 18
Ayat (1)Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud golongan tertentu mencakup suku, agama, ras, dan antar golongan
politik, ekonomi, kelompok yang bertikai.
Ayat (4)Cukup jelas.
Ayat (5)Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 19Cukup jelas.
Pasal 20
Yang dimaksud dengan secara selektif disulihsuarakan adalah sulih suara hanyadiperuntukan untuk program anak-anak dan ilmu pengetahuan.
Ketentuan ini diutamakan bagi mata acara siaran dalam bentuk rekaman.
- 9 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
42/47
Yang dimaksud dengan khusus Lembaga Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran
televisi harus diberi teks bahasa Indonesia hanya untuk program film.
Pasal 21Kewajiban ini dimaksudkan untuk melindungi hak kekayaan intelektual dari
pemiliknya.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23 . . .
Pasal 23Ayat (1)
Penyimpanan materi siaran dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan
terjadinya tuntutan atau keberatan dari pihak yang merasa dirugikan yang
disebabkan oleh penyiaran mata acara tertentu.Bahan atau materi siaran yang wajib disimpan adalah bahan atau materi siaran
untuk jenis acara siaran berita atau siaran kata.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 24Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)Cukup jelas.
Ayat (3)
Ketentuan mengenai siaran iklan tidak diberlakukan bagi siaran langsung dari
luar negeri, seperti iklan rokok pada siaran langsung sepak bola dari luar negeri.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan harga khusus adalah harga dalam bentuk potongan
harga maksimal atau cuma-cuma yang mencerminkan kewajiban dari lembagapenyiaran dimaksud, yang memanfaatkan ranah publik dalam penyelenggaraan
penyiarannya.Yang dimaksud dalam waktu yang tersebar adalah penayangannya dilakukandalam kurun waktu antara pukul 05.00 sampai dengan pukul 22.00 waktu
setempat sehingga penayangannya tidak tertumpuk pada jam yang sama.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan sumber daya dalam negeri adalah pemeran dan latar
belakang produk iklan, bersumber dari dalam negeri.
- 10 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
43/47
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 25 . . .
Pasal 25
Ayat (1)Yang dimaksud dengan jasa tambahan penyiaran adalah jasa layanan berupa
komunikasi data, multimedia, ataupun telekomunikasi lainnya di luar jasalayanan utama yang dapat diterima dengan atau tanpa perangkat tambahan padaperangkat penerima siaran radio, televisi, atau perangkat penerima lainnya.
Ayat (2)Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 26
Besar iuran berlangganan ditetapkan oleh Lembaga Penyiaran Berlangganan masing-masing, sesuai kontrak kerjanya dengan pelanggan.
Pasal 27Cukup jelas.
Pasal 28
Ayat (1)Cukup jelas.
Ayat (2)
Penambahan dan pengembangan dalam rangka pemenuhan modal yang berasaldari modal asing adalah peningkatan modal yang disetor oleh warga negara asing
dan/atau badan hukum asing, termasuk perubahan kepemilikan warga negaraasing dan/atau badan hukum asing.
Penambahan modal asing dapat dilaksanakan setelah masa uji coba siaran
berakhir dan memperoleh izin tetap penyelenggaraan penyiaran, yaitu palingcepat 6 (enam) bulan untuk Lembaga Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran
radio dan 1 (satu) tahun untuk Lembaga Penyiaran Berlangganan jasa penyiaran
televisi.
Ayat (3)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghindari pengendalian secara langsungmaupun tidak langsung oleh pemegang saham asing pada Lembaga PenyiaranBerlangganan di atas 20% (dua puluh perseratus).
Ayat (4)Cukup jelas.
Ayat (5) . . .
- 11 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
44/47
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 29Cukup jelas.
Pasal 30Cukup jelas.
Pasal 31Cukup jelas.
Pasal 32Ayat (1)
Ketentuan ini dimaksudkan dalam rangka pengawasan kepemilikan saham
Lembaga Penyiaran Berlangganan oleh warga negara asing dan/atau badan
hukum asing.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Media cetak yang dimaksud adalah surat kabar harian.
Kepemilikan silang yang dimaksud adalah kepemilikan saham.
Pasal 36
Ayat (1)Rencana dasar teknik penyiaran adalah pedoman bagi penyelenggaraan
penyiaran agar masyarakat memperoleh kualitas layanan siaran yang layak,
mempermudah operasional antarlembaga penyiaran, mendorong penggelaraninfrastruktur penyiaran yang layak (reasonable), ekonomis, serta tidak
membahayakan keselamatan dan keamanan.
Ayat (2)Cukup jelas.
Ayat (3)Institusi terkait adalah instansi pemerintah maupun instansi non pemerintah
yang bertanggung jawab dan terkait di bidang penyiaran.
Pasal 37 . . .Pasal 37
Ayat (1)
- 12 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
45/47
Ketentuan teknis yang tertuang dalam rencana induk frekuensi radio berlaku bagi
Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui teresterial.
Ayat (2)Cukup jelas.
Pasal 38Ayat (1)
Penerapan standar nasional dan persyaratan teknis perangkat transmisi bertujuanuntuk:a. mencegah saling mengganggu antara alat dan perangkat penyiaran;
b. melindungi masyarakat dari kemungkinan kerugian akibat pemakaian alat
dan perangkat penyiaran yang tidak sesuai dengan standar nasional danpersyaratan teknis perangkat transmisi;
c. mendorong industri, inovasi, dan rekayasa teknologi penyiaran secara
nasional.
Ayat (2)Cukup jelas.
Ayat (3)Cukup jelas.
Ayat (4)Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.Pasal 45 . . .
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
- 13 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
46/47
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48Cukup jelas.
Pasal 49Tahap tertentu yang dimaksud antara lain meliputi klarifikasi dan evaluasi yang
dilakukan oleh KPI.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52Cukup jelas.
Pasal 53Cukup jelas.
Pasal 54Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60 . . .Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61Cukup jelas.
Pasal 62
- 14 -
-
8/9/2019 PP No.52 Th.2005 Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan
47/47
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65Cukup jelas.
Pasal 66
Ayat (1)Pelaporan tersebut dimaksudkan untuk data administrasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4568
- 15 -