BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Dalam jurnal (Junianto &...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Dalam jurnal (Junianto &...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar
Dalam jurnal (Junianto & Primaesha, 2015), karakteristik sebuah sistem
adalah terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan dan beroperasi untuk
mencapai suatu tujuan. Sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun
secara tidak teratur, namun sistem terdiri dari unsur yang dapat dikenal untuk saling
melengkapi karena memiliki maksud, tujuan dan sasaran tertentu.
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut (Susanto, 2017) menyatakan bahwa, “Sistem adalah kumpulan grup
dari sub sistem atau bagian atau komponen apapun baik phisik ataupun non phisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja secara harmonis untuk mencapai
satu tujuan tertentu”.
Dalam jurnal (Informasi, 2016) dapat disimpulkan bahwa, sistem merupakan
himpunan atau grup dari elemen atau komponen yang berhubungan atau saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah sistem terdiri dari
bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai sasaran dan
maksud. Berarti sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak
teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi
karena mempunyai satu maksud, tujuan atau sasaran.
8
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut (Hutahean, 2015) dalam bukunya menjelaskan bahwa, sistem itu
dikatakan sistem yang baik, jika memiliki karakteristik yaitu:
1. Komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama mmbentuk satu kesatuan.
Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-
bagian dari sistem.
2. Batasan sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu
sistem menujukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem (environtment)
Lingkungan luar sistem (environtment) adalah diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang
harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan,
kalau tidak akan meengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung sistem (interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan
subsitem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari subsitem ke subsitem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan
menjadi masukan (input) untuk subsitem lain melalui penghubung.
9
5. Masukan sistem (input)
Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem, yang dapat berupa
perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input). Maintenace
input adalah energi yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi. Signal input
adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem
komputer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input
untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran sistem (output)
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer
menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan sedangkan informasi
adalah keluaran yang dibutuhkan.
7. Pengolah sistem
Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi
keluaran. Sistem produksi akan akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi,
sistem akutansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.
8. Sasaran sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran
dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang
akan dihasilkan sistem.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Menurut (Susanto, 2017) klasifikasi sistem dibagi menjadi:
1. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
a. Sistem terbuka bila aktifitas didalam sistem tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya.
10
b. Sistem tertutup bila aktifitas didalam sistem tersebut tidak terpengaruh
oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya.
2. Buatan Manusia dan Buatan Allah/ Alamiyah
Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut bisa
diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan Tuhan) atau
buatan manusia. Kita adalah sistem yang ada secara almiah demikian pula
dengan pohon-pohon yang ada disekitar kita, sedangkan mobil merupakan
sistem buatan manusia. Organisasi perusahaan dan perguruan tinggi merupakan
contoh lain dari sistem buatan manusia.
3. Sistem Berjalan dan Sistem Konsep
a. Sistem berjalan adalah sistem yang saat ini sedang digunakan.
b. Sistem konseptual adalah sistem yang menjadi harapan atau masih diatas
kertas.
4. Sulit/ komplek dan Sederhana
a. Sistem komplek adalah sistem yang memiliki banyak tingkatan dan
subsistem.
b. Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki sedikit tingkatan dan
subsistem.
5. Dapat Dipastikan dan Tidak Dapat Dipastikan
a. Dapat dipastikan artinya dapat ditentukan pada saat sistem akan dan
sedang dibuat.
b. Tidak dapat dipastikan artinya tidak dapat ditentukan dari awal
tergantung kepada sistuasi yang dihadapi.
11
6. Sementara dan Selamanya
a. Sementara artinya sistem hanya digunakan untuk periode waktu tertantu.
b. Selamanya artinya sistem digunakan selama-lamanya untuk waktu yang
tidak ditentukan.
7. Abstrak dan Ada Secara Phisik
a. Abastrak artinya disini tidak dapat diraba.
b. Ada secara phisik artinya disini dapat diraba.
8. Subsistem/ Sistem dan Supersistem
a. Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dalam sebuah sistem.
b. Supersistem adalh sistem yang lebih besar.
9. Bisa Beradaptasi dan Tidak Bisa Beradaptasi
a. Bisa beradaptasi artinya bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan.
b. Tidak bisa beradaptasi artinya tidak bisa menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan.
2.1.4. Perancangan Sistem
Dalam jurnal (Di, Yuppentek, & Tangerang, 2016) pengertian perancangan
adalah wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah
direncanakan. Pada perancangan sistem terdapat desain yang meliputi laporan,
formulir, data dan proses informasi. tahap ini dibuat rencana pengujian dan
implementasi sistem yang baru serta pelatihannya.
2.1.5. Pengertian Informasi
Dalam buku (Krismaji, 2015) menjelaskan bahwa, “Informasi adalah data
yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat”.
12
Definisi informasi menurut (Susanto, 2017) adalah sebagai berikut:
“Informasi adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat”.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan informasi adalah data
yang telah diolah sehingga memiliki manfaat dan kegunaan.
2.1.6. Pengertian Sistem Informasi
Menurut (Susanto, 2017) di dalam bukunya menjelaskan bahwa, ”Sistem
informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang
saling berhubungan satu sama dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai
satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna”.
Pengertian menurut (Kadir, 2014) dalam bukunya menjelaskan bahwa,
“Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data
dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai”.
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan sistem informasi
adalah kumpulan dari suatu sistem yang saling berhubungan dan dapat diproses
menjadi informasi yang bermanfaat.
2.1.7. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian sistem informasi akuntasi menurut (Susanto, 2017), adalah:
Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi)
dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling
berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk
mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi
informasi keuangan.
(Romney & Steinbart, 2014) dalam bukunya yang berjudul Accounting
Information Systems yang diterjemahkan oleh Kikin Sakinah, Novita Puspasari,
mengatakan bahwa pengertian sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
“Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat,
13
menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil
keputusan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan sistem informasi akuntansi adalah
suatu sistem untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data transaksi untuk
menjadi informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna
pengambilan keputusan dalam operasi perusahaan.
2.1.8. Pengertian Akuntansi
Menurut (Sujarweni, 2015) menyatakan bahwa, “Akuntansi adalah proses
dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku
besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan
keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu”.
Dikutip dalam jurnal (Pt, Pikir, Utami, & Hidayat, 2018) menurut Samryn
(2014:3) menjelaskan bahwa, “Secara umum akuntansi merupakan suatu sistem
informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi
keuangan”.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan akuntansi adalah suatu proses yang
bukti transaksinya digunakan untuk mengubah data transaksi menjadi informasi
keuangan bagi pihak-pihak tertentu.
2.1.9. Pengertian Penjualan
Dalam jurnal (Harjunawati, 2016) menyatakan bahw “Penjualan adalah
bagian penting dari pemasaran suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan”.
Penjualan sendiri pada umumnya diartikan sebagai pemindahan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan baik itu barang ataupun jasa dari produsen ke tangan
konsumen.
14
Menurut (Sujarweni, 2015) mengatakan bahwa, “Penjualan adalah suatu
sistem kegiatan pokok perusahaan untuk memperjual-belikan barang dan jasa yang
perusahaan hasilkan”.
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah proses
menjual barang atau jasa terhadap pembeli untuk memperoleh keuntungan.
2.1.10. Pengertian Jasa
Menurut (Tjiptono & Chandra, 2016) mendefinisikan “Pelayanan (service)
bisa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama, yaitu
service operation yang kerap kali tidak diketahui keberadaannya oleh pelanggan
(back office atau atau backstage) dan service delivery yang biasanya tampak (visible)
atau diketahui pelanggan (sering disebut pula front office atau frontstage)”.
Sedangkan dalam buku (Kotler & Keller, 2016) mendfinisikan jasa sebagai
berikut: “any act or that party can offer another that is essensially intangible and
does ot result in the ownership of anything. It’s production may or not to be tied to a
physical product.” Artinya jasa atau layanan adalah semua tindakan atau kinerja
yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak
terkait dengan produk fisik.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jasa adalah suatu
kegiatan atau pelayanan yang tidak berwujud melaikan memiliki nilai jual yang dapat
membawa manfaat bagi penerima layanan.
2.1.11. Pengertian SDLC
Dalam jurnal (Journal & Engineering, 2016) Proses pengembangan sistem
melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem
tersebut di terapkan, dioperasikan, dan dipelihara. Daur atau siklus hidup dari
15
pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk
menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut
dalam proses pengembangannya. Tahapan dalam pengembangan sistem dinamakan
System Development Life Cycle karena pada setiap tahapan sistem akan dikerjakan
secara berurut menurun dari perencanaan, analisis, desain, implementasi dan
perawatan.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2014) dalam bukunya menjelaskan
bahwa: “System Development Life Cycle (SDLC) adalah proses mengembangkan dan
mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan
metodologi yang digunakan orang untuk menggembangkan sistem-sistem perangkat
lunak sebelumnya”.
2.1.12. Pengertian Waterfall
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2014) menjelaskan tentang metode
pengembangan sistem yaitu waterfall. Metode air terjun (waterfall) sering disebut
metode sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle).
Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup terurut mulai dari analisis,
desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
Berikut adalah gambar model air terjun:
Gambar II. 1. Ilustrasi Model Waterfall
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Tahap analisis dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan sistem
agar dapat dipahami sistem seperti apa yang dibutuhkan oleh user.
16
2. Desain
Tahap desain adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan
program sistem termasuk struktur data, arsitektur sistem, representasi antarmuka, dan
prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan sistem dari tahap analisis
kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program
pada tahap selanjutnya.
3. Pengodean
Pada tahap pengodean, desain harus ditranslasikan ke dalam program sistem. Hasil
dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada
tahap desain.
4. Pengujian
Tahap pengujian fokus pada sistem dari segi logika dan fungsional dan memastikan
bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
(error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pemeliharaan
Tidak menutup kemungkinan sebuah sistem mengalami perubahan ketika sudah
dikiriman ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan
tidak terdeteksi saat pengujian atau sistem harus beradaptasi dengan lingkungan baru.
Tahap pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis
spesifikasi untuk perubahan sistem yang sudah ada, tapi tidak untuk sistem baru.
2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
Peralatan pendukung (tools system) merupakan alat yang digunakan untuk
menggambarkan bentuk logika dari model suatu sistem dengan menggunakan
17
simbol, lambang, diagram yang menunjukan secara tepat arti dan fungsinya. Adapun
peralatan pendukung yang digunakan, antara lain:
2.2.1. Pengertian Unified Modeling Language (UML)
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015) “Secara fisik, UML adalah
sekumpulan spesifikasi yang dikeluarkan oleh OMG”.
2.2.2. Komponen-komponen UML
UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut ini:
1. Use case Diagram
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2014) menyimpulkan bahwa:
Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk (behavior) sistem
informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara
satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar,
use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah
sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
2. Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan
sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi
objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus
menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).
Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek
beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan
lain-lain. Class diagram mempunyai 3 komponen, antara lain:
a. Entity Classes
Segala sesuatu (concrete, conceptual, event, and state) dapat dijadikan suatu
entity dalam suatu class.
18
b. Interfaces Classes
Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class
abstrak yang hanya memiliki metoda.
c. Control Classes
Suatu class yang difungsikan untuk mengatur Entity Classes dan Interfaces
Classe.
3. Object Diagram
Object diagram serupa dengan diagram kelas, tetapi dari pada menggambarkan
kelas objek, lebih baik mengunakan diagram objek yang memodelkan instance
objek actual dengan menunjukkan nilai-nilai saat ini dari atribute instance.
4. Statechart Diagram
Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu
state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang
diterima.
5. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan aliran aktivitas baik dalam proses bisnis
maupun use case. Diagram ini juga dapat digunakan untuk memodelkan aksi
yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari
aksi tersebut.
6. Sequence Diagram
Menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain melalui pesan
pada eksekusi sebuah use case atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan
bagaimana pesan terkirim dan diterima antara objek dan dalam urutan apa.
19
7. Collaboration Diagram
Collaboration diagram juga menggambabrkan interaksi antar objek sperti
sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek
dan bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message memiliki
sequence number, dimana message dari level tertinggi memiliki nomor satu.
Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang sama.
8. Component Diagram
Diagram ini digunakan untuk membuat model physical relationship diantara
modul kode fisik. Contohnya ketika mendesain client-server, diagram ini dapat
berguna untuk menunjukkan class atau package yang mana yang berapa di client
maupun server.
9. Deployment Diagram
Diagram ini digunakan untuk merepresentasikan hubungan antara komponen
hardware yang digunakan dalam infrastruktur fisik dari sebuah informasi.
2.2.3. Entity Relationship Diagram (ERD)
Adapun penjelasan Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebagai
berikut:
1. Defenisi ERD
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015) Model E-R atau ERD adalah
“Pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah Entity
Relationship Diagram (ERD)”. Berdasarkan teori diatas ERD adalah suatu
model jaringan yang menggunakan susunan data yang paling banyak digunakan.
2. Komponen ERD
ERD memiliki beberapa aliran notasi atau komponen yang digunakan pada ERD
dan Notasi yaitu Entitas yang disimbolkan dengan persegi panjang, Atribut yang
20
disimbolkan dengan Elips, Relasi yang disimbolkan dengan belah ketupat,
kardinalitas yang digambarkan dengan banyaknya hubungan antar entitas, dan
penghubung yang digambarkan dengan garis.
3. Kardinalitas
Menurut (Yanto, 2016) derajat kardinalitas merupakan ”Penjabaran dari
hubungan antara entitas ”. Terdapat 3 macam kardinalitas yaitu:
a. Derajat kardinalitas One to One
Derajat kardinalitas one to one jika satu entitas x hanya berelasi dengan satu
entitas y, ataupun sebaliknya.
b. Derajat kardinalitas one to many
Derajad kardinalitas one to many terjadi jika satu entitas x berelasi dengan
banyak entitas y, ataupun sebaliknya.
c. Derajad kardinalitas many to many
Derajat kardinalitas many to many terjadi jika banyak entitas x berelasi
dengan banyak entitas y ataupun sebaliknya.
2.2.4. Logical Record Structure (LRS)
Menurut (Pratama, 2014) dalam bukunya menyatakan bahwa: “LRS
merupakan transformasi dari penggambaran ERD dalam bentuk yang lebih jelas dan
mudah untuk dipahami”. Penggambaran LRS hampir mirip dengan penggambaran
normalisasi file, hanya saja tidak digambarkan simbol asterix (*) sebagai simbol
primary key (kunci utama) dan foreign key (kunci tamu).
Menurut Frieyadie dalam jurnal (Kasus et al., 2017) menjelaskan bahwa LRS
merupakan suatu hasil dari pemodelan Entity Relationship (ER) beserta dengan
atributnya sehingga bisa terlihat hubungan-hubungan antar entitas yang ada. LRS
bertujuan untuk menentukan kardinalitas, jumlah tabel dan foreign key (FK). Hal
21
yang perlu diperhatikan untuk mengubah ERD kedalam bentuk LRS yaitu tingkat
hubungan (cardinality) apakah 1:1, 1:M atau M:M. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa LRS adalah pentranformasian bentuk ERD yang didalamnya
terdapat atribut sehingga ada hubungan-hubungan antar entitas.