BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id file4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id file4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem...
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian (sub bagian) atau komponen yang
terpadu untuk suatu tujuan tertentu, model dasar dari bentuk sistem ini adalah
bentuk masukan, pengolahan dan bentuk keluaran, akan tetapi sistem ini dapat
dikembangkan hingga menyertakan media penyimpanan juga pengolahan sistem
dapat dikatakan terbuka apabila sistem tersebut dapat menerima beberapa masukan
dari lingkungan luarnya.
Menurut Sutabri (2012:2) terdapat dua kelompok pendekatan di dalam
pendefinisian sistem, yaitu kelompok yang menekankan pada prosedur dan
kelompok yang menekankan pada elemen atau komponennya. Pendekatan
yang menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu
jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan sistem sebagai
kumpulan elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan. Yang
berbeda adalah cara pendekatannya.
Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input),
pengolahan (processing) dan keluaran (output). Disamping itu suatu sistem
senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan balik (feed-back)
selain berasal dari output, juga dapat berasal dari lingkungan sistem tersebut.
Sebelum penulis akan menjelaskan secara singkat tentang sistem,
karakteristik sistem, klasifikasi sistem, daur hidup sistem, sistem dan alat bantu
yang digunakan pada suatu proses kegiatan sistem.
5
A. Pengertian Sistem
Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling
berinteraksi, saling ketergantungan, satu sama lainnya dan terpadu. Sistem juga
merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem
yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Ada beberapa pakar yang berlainan
pendapat dalam mendefinisikan suatu sistem namun tetap pada suatu tujuan.
Menurut Davis dalam Sutabri (2012:6) menyatakan bahwa “sistem bisa
berupa abstrak atau fisik”. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari
gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling bergantung. Sedangkan sistem yang
bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu
tujuan.
B. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:20), “Sebuah sistem mempunyai karakteristik atau
sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu
sistem”.
Adapun karakteristik sistem yang dimaksud sebagai berikut :
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi, artinya
saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
2. Batasan sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan
sistem yang lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
6
Bentuk apapun yang ada di luar lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut, disebut dengan lingkungan luar sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Sebagai media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lainnya
yang disebut dengan penghubung sistem.
5. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukan ke dalam sistem tersebut. Masukkan sistem dapat
berupa pemeliharaan.
6. Keluaran Sistem (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang
berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
7. Pengolahan Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti, bila suatu sistem tidak
memiliki sasaran maka sistem operasi tidak ada gunanya, suatu sistem
dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dan komponen
lainnya, karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang
terjadi yang ada di dalam sistem tersebut.
C. Klasifikasi Sistem
7
Menurut Sutabri (2012:22) “Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara
satu komponen dan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda
untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut”.
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Sistem Abstrak (abstract system) dan Sistem Fisik (physical system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
tampak secara fisik, misalnya teologi. Sedangkan sistem fisik merupakan
sistem yang ada secara fisik, contohnya sistem komputer, sistem produksi,
sistem penjualan, sistem pengajaran dan lain sebagainya.
2. Sistem Alamiah (natural system) dan Sistem Buatan Manusia (human made
system)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam misalnya,
sistem perputaran bumi pada prosesnya, terjadinya siang dan malam.
Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia,
contohnya sistem komputer.
3. Sistem Tertentu (deterministic system) dan Sistem Tak Tertentu (probabilistic
system)
Sistem deterministic adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang
dapat diprediksi, misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistic
adalah kondisi yang masa depanya tidak dapat diprediksi, contohnya sistem
ramalan perkiraan cuaca.
D. Daur Hidup Sistem
8
Menurut Sutabri (2012:20) “Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner
yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis
komputer”. Daur hidup sistem terdiri dari beberapa face atau tahapan antara lain:
1. Mengenali Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problem yang
harus dapat dikenali sebagaimana adanya, kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil
perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melalui kapasitas
dan sistem yag ada. Semua kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan
jelas, tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada maka pembangunan
sistem akan kehilangan arah serta efektifitasnya.
2. Pembangunan Sistem
Pembangunan sistem merupakan suatu proses yang harus diikuti untuk
menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Pemasangan Sistem
Setelah tahap pembangunan sistem selesai, maka sistem akan dioperasikan.
Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem,
dimana peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi,
pemasangan sistem sebenarnya merupakan langkah akhir dari pembangunan
sistem.
4. Pengoperasian Sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang
membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan
organisasi yang ditanjung bersifat dinamis, hal tersebut disebabkan oleh
9
pertumbuhan kegiatan bisnis. Oleh karena itu sistem diperbaiki atau
diperbaharui.
5. Sistem Menjadi Usang
Perubahan sistem dapat terjadi begitu drastis, sehingga tidak dapat diatasi
dengan hanya melakukan perbaikan pada sistem yang berjalan. Namun secara
ekonomis dan teknis, sistem yang tidak layak lagi untuk dioperasikan dapat
diganti dengan sistem yang baru.
E. Pengertian Informasi
Menurut Taufiq (2013:15), “Informasi adalah data-data yang diolah
sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.
Menurut Ardana dan Lukman (2016:7) “informasi adalah hasil olahan data
yang bermanfaat bagi pengguna informasi”.
Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diinterprestasi untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi
akan mengolah data menjadi informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak
berguna menjadi berguna bagi penerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan
keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan, maka informasi menjadi tidak
diperlukan. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact and
entity). Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.
Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan orang
yang betul-betul ada dan terjadi.
10
Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian serta
merupakan suatu kesatuan yang nyata dan merupakan suatu bentuk yang masih
mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut
melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari 3 hal,
yaitu harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness), dan relevan
(relevance).
1. Akurat (Accuracy)
Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang mengubah atau merusak
informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak
bisa atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas
mencerminkan maksudnya.
2. Tepat Waktu (Time Lines)
Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak
boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai
yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan
keputusan.
3. Relavan (Relevancy)
Relavan artinya informasi berkualitas jika relavan bagi pemakaiannya. Hal ini
berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainnya.
F. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Taufiq (2013:17), “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-
sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah
11
tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga
memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.
Menurut Ardana dan Lukman (2016:5) “sistem informasi adalah suatu
rangkaian yang komponen-komponenya saling terkait yang mengumpulkan (dan
mengambil kembali), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan dan mengendalikan perusahaan”.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block), yang terdiri dari :
1. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Yang dimaksud
dengan input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen.
2. Blok Model (Model Block)
Blok model terdiri dari logic mathematical models yang mengolah masukan
dan data yang disimpan, dengan berbagai macam cara, untuk memproduksi
hasil yang dikehendaki atau keluaran.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berupa informasi yang
bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen dan semua pemakai
informasi, baik pemakai intern maupun pemakai luar organisasi.
4. Blok Teknologi (Technology block)
12
Teknologi menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan menyampaikan keluaran, serta
mengendalikan suatu sistem.
5. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang digunakan untuk
melayani kebutuhan pemakai informasi.
6. Blok Pengendali (Control Block)
Pengendali perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal
yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Hal-hal yang dapat merusak
sistem seperti, kebakaran, kecurangan, kegagalan sistem, kesalahan dan
penggelapan, penyadapan, ketidakefisienan dan sabotase.
G. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Sutabri (2012:83) “Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah
sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan
Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi”.
Menurut Ardana dan Lukman (2016:45) “sistem informasi akuntansi adalah
sekumpulan sumber dana dan daya (resources), seperti orang dan peralatan yang
dirancang untuk mentransformasi data keuangan dan data lainnya menjadi
informasi”.
H. Pengertian Penjualan Secara Kredit
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:165) “penjualan secara kredit
adalah aktivitas penjualan yang menimbulkan tagihan/klaim/piutang kepada
13
pembeli (customer) sehingga penjual tidak menerima uang tunai pada saat barang
diserahkan.
Secara umum penjualan secara kredit adalah aktivitas penjualan yang
dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan pesanan
yang diterima dari customer kemudian customer akan membayar separuhnya dan
dalam jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada customer
tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai
berikut:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya
kepada fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan
kontribusi dalam melayani order dari pembeli.
2. Prosedur Persetujuan Kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit
kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
3. Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang
diterima dari fungsi pengiriman.
4. Prosedur Penagihan
14
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan
mengirimkan kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat
oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat surat
order pengiriman.
5. Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan
kedalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan
dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
6. Prosedur distribusi penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut
informasi yang diperlukan oleh manajemen.
Adaupun pencatatan jurnal yang berlaku pada saat penjualan kredit, sebagai
berikut:
1. Saat Transaksi Penjualan
Piutang Dagang XXXX
Penjualan XXXX
2. Saat Pelunasan Piutang
Kas XXXX
Piutang Dagang XXXX
3. Bila terjadi Retur
Retur Penjualan XXXX
Piutang Dagang XXXX
2.2. Peralatan Pendukung (Tool System)
15
Peralatan pendukung (Tool System) merupakan alat yang dapat digunakan
untuk mendapatkan bentuk logika model dari suatu sistem yang menggunakan
simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukkan secara
tepat arti dan fungsinya. Adapun peralatan pendukung (Tool System) yang
digunakan untuk merancang model sistem adalah sebagai berikut:
2.2.1. Unified Modeling Language (UML)
A. Definisi Unified Modeling Language (UML)
Menurut Widodo (2011:6) “UML adalah bahasa pemodelan standar yang
memiliki sintak dan semantik”.
Menurut Nugroho (2010:6) “UML (Unified Modeling Language) adalah
bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma
berorientasi objek”.
Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan
permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih
mudah dipelajari dan dipahami.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk
menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari
sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis objek (object oriented
programming).
B. Langkah-Langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)
Menurut Henderi (2010:6), langkah-langkah penggunaan Unified Modeling
Language (UML) sebagai berikut:
16
1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan
aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan
dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian
perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints
dan catatan-catatan lain.
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur
fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang
juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah
sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use
case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram
untuk masing-masing alur.
7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi
pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap
package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut
dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk
menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah
17
component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk
setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan
requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan
komponen ke dalam node.
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
a. Pendekatan use case dengan meng-assign setiap use case kepada tim
pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap
dengan test.
b. Pendekatan komponen yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim
pengembang tertentu.
C. Konsep Pemodelan Menggunakan UML
Menurut Nugroho (2010:10), Konsep pemodelan menggunakan UML
Sesungguhnya tidak ada batasan yag tegas diantara berbagai konsep dan
konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi
sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view
sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML
yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat
lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view
sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi
struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour),
serta pengolahan atau manajemen model (model management).
D. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)
Menurut Nugroho (2010:117), Bangunan dasar metodologi UML
menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak
yang akan dikembangkan, yaitu:
1. Sesuatu (things)
18
Ada 4 (empat) things dalam UML, yaitu:
a. Structural things
Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling
Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen
yang bersifat fisik maupun konseptual.
b. Behavioral things
Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling
Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified
Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang
ruang dan waktu.
c. Grouping things
Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language
(UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan
penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini
kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi
pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-
subsistem.
d. Annotational things
Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language
(UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi
serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language
(UML).
19
2. Relasi (Relationship)
Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language
(UML), yaitu:
a. Ketergantungan
Merupakan hubungan di mana perubahan yang terjadi pada suatu elemen
mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung
padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).
b. Asosiasi
Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek
lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu
bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek
dengan bagian-bagiannya.
c. Generalisasi
Merupakan hubungan di mana objek anak (descendent) berbagi perilaku
dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).
Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan
spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke
atas dinamakan generalisasi.
d. Realisasi
Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.
E. Jenis-Jenis Diagram UML (Unified Modeling Language)
20
Menurut Widodo (2011:10), Berikut ini adalah definisi mengenai 9 diagram
UML:
1. Diagram Kelas (Class Diagram)
Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas,
antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram
ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun
bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
2. Diagram Paket (Package Diagram)
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas,
merupakan bagian dari diagram komponen.
3. Diagram Use case (Usecase Diagram)
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-
aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting
untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang
dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
4. Diagram Interaksi dan Sequence (Sequence Diagram)
Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah iterasiksi yang menekankan pada
pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
5. Diagram Komunikasi (Communication Diagram)
Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML
yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima
serta mengirim pesan.
6. Diagram Statechart (Statechart Diagram)
21
Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada
sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.
7. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)
Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status
yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya
dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-
fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
8. Diagram Komponen (Component Diagram)
Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta
kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang
telah ada sebelumnya.
9. Diagram Deployment (Deployment diagram)
Bersifat statis. Diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi
dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-
komponen yang di dalamnya. Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus
digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai
kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram
lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan
sebagainya.
F. Entity Relationship Diagram (ERD)
1. Pengertian Entity Relationship Diagram
Menurut Sutanta (2011:91) “Entity Relationship Diagram (ERD)
merupakan suatu model data yang dikembangkan berdasarkan objek”. Entity
22
Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menjelaskan hubungan antar data
dalam basis data kepada pengguna secara logis. Entity Relationship Diagram
(ERD) didasarkan pada suatu persepsi real world terdiri atas obyek-obyek dasar
tersebut.
Pengguna Entity Relationship Diagram (ERD) relatif mudah dipahami,
bahkan oleh para pengguna yang awam. Bagi perancang atau analis sistem, Entity
Relationship Diagram (ERD) berguna untuk memodelkan sistem yang nantinya,
basis data akan dikembangkan. Model ini juga membantu perancang atau analis
sistem pada saat melakukan analis dan perancangan basis data karena model ini
dapat menunjukkan macam data yanag dibutuhkan dan kerelasian antar data
didalamnya.
2. Komponen Entity Relationship Diagram (ERD)
Komponen Entity Relationship Diagram menurut Sutanta (2011:91) adalah
sebagai berikut :
a. Entitas
Entitas merupakan suatu objek yang dapat dibedakan dari lainnya yang
dapat diwujudkan dalam basis data. Objek dasar dapat berupa orang, benda, atau
hal yang keterangannya perlu disimpan didalam basis data. Untuk menggambarkan
sebuah entitas digunakan aturan sebagai berikut :
1) Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang.
2) Nama entitas dituliskan didalam simbol persegi panjang.
3) Nama entitas berupa kata benda, tunggal.
4) Nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan
dapat menyatakan maknanya dengan jelas.
23
b. Atribut
Atribut merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas
yang perlu disimpan dalam basis data. Atribut berfungsi sebagai penjelas pada
sebuah entitas. Untuk menggambarkan atribut digunakan aturan sebagai berikut:
1) Atribut digambarkan dengan simbol ellips.
2) Nama atribut dituliskan didalam simbol ellips.
3) Nama atribut merupakan kata benda, tunggal.
4) Nama atribut sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan
dapat menyatakan maknanya dengan jelas.
c. Relasi
Relasi merupakan hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari
himpunan entitas yang berbeda. Aturan penggambaran relasi adalah sebagai
berikut:
a. Relasi dinyatakan dengan simbol belah ketupat.
b. Nama relasi dituliskan didalam simbol belah ketupat
c. Nama relasi berupa kata kerja aktif.
d. Nama relasi sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan
dapat menyatakan maknanya dengan jelas
G. Logical Record Structure (LRS)
Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa LRS
adalah “sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER akan
mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam kaitanya dengan konvensi ke
LRS”. Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut
:
24
1. Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak.
2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika
hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan
cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality
yang paling membutuhkan referensi).
3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika
tingkat hubunganya M:M (many to many) dan memiliki foreign key sebagai
primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling
berhubungan.