BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Jurnal...Namun saat ini, sebuah sistem komputer didefinisikan...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Jurnal...Namun saat ini, sebuah sistem komputer didefinisikan...
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Jurnal
Untuk mendukung penelitian yang penulis lakukan, maka penulis
melampirkan ringkasan dua jurnal ilmiah yang terkait dengan penelitan yang
penulis lakukan
Irianingsih (2015:1) menyimpulkan bahwa:
Cloud computing adalah cloud sendiri berarti awan dengan kata lain
merepresentasikan jaringan dan lebih spesifikasinya lagi adalah global
internet. Kesimpulannya adalah cloud computing adalah penggunaan
sumber daya komputasi yang disediakan jarak jauh dan disampaikan
melalui internet.
Prihantoro dkk (2015:1) menyimpulkan bahwa:
Cloud computing platform adalah satu set data server yang berskala besar,
menyediakan komputasi dan layanan penyimpanan kepada pelanggan.
Penyimpanan cloud adalah suatu layanan yang relatif dasar dan dapat
diterapkan secara luas kepada pengguna secara stabil, dengan
menyediakan ruang penyimpanan data yang besar.
Dari 2 (dua) pendapat para pakar tersebut maka disimpulkan bahwa Cloud
computing adalah sebuah server berada di awan yang bersifat abstrak namun
dapat diakses jarak jauh maupun dekat dengan akses internet, cloud computing
sebagai tempat yang aman dalam penyimpanan data yang besar tanpa
menggunkan media penyimpanan server fisik.
2.2. Konsep Dasar Jaringan
Yani (2008:2) menyimpulkan, “Jaringan komputer (computer network)
dapat diartikan sebagai dua atau lebih komputer yang dihubungkan dengan
menggunakan sebuah sistem komunikasi melalui media transmisi atau media
komunikasi hingga dapat saling berbagi data, aplikasi, dan berbagai perangkat
keras”.
Jaringan komputer pada umumnya adalah hubungan banyak komputer ke
satu atau beberapa server. Server adalah komputer yang berfungsi sebagai pelayan
pengiriman data atau penerima data serta mengatur pengiriman dan penerimaan
data diantara komputer-komputer yang tersambung.
2.2.1 Tujuan Membangun Jaringan Komputer
Yani (2008:3) menyatakan, “komputer didefinisikan sebagai sistem yang
terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, sehingga manusia sebagai
brainware-nya. Namun saat ini, sebuah sistem komputer didefinisikan sebagai
perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, manusia manusia tetap sebagai
pengelola”. Kendala kendala yang muncul adalah pada media komunikasi
misalnya masih mahalnya fasilitas komunikasi yang tersedia dan bagaimana
pemanfaatan jaringan komunikasi lebih efektif dan efisien, serta masih
terdapatnya bermacam gangguan saat data di transmisikan.
2.2.2 Manfaat Jaringan Komputer
Banyak sekali manfaat yang diperoleh dalam suatu jaringan komputer.
Manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut menurut Yani (2008:4):
a. Jaringan komputer memungkinkan seseorang untuk mengakses file yang
dimilikinya, atau file orang lainyang telah diijinkan untuk diakses, dimana pun
dan kapan pun.
b. Jaringan komputer memungkinkan proses pengiriman data berlangsung secara
cepat dan efisien.
c. Jaringan komputer memungkinkan adanya sharing hardware antar client-nya.
d. Jaringan komputer memungkinkan seseorang berhubungan dengan orang lain
di berbagai Negara dengan menggunakan komunikasi via teks, gambar, audio,
dan video secara real time.
e. Jaringan komputer dapat menekan biaya operasional, seperti pemakaian
kertas, pengiriman surat atau berkas, telepon, dan pembelian hardware.
2.2.3 Cloud Computing
Dalam penelitian sebelumnya Ibrahim dan Kusnawi (2013:32)
mengemukakan bahwa, “Cloud Computing adalah sebuah model komputasi /
computing, dimana sumber daya seperti processor / computing power, storage,
network, dan software menjadi abstrak dan diberikan sebagai layann di jaringan /
internet menggunakan pola akses remot”. Adapun karakteristik menurut NIST
(National Institute of Standard and Technology) didalam Ibrahim dan Kusnawi
(2013:32) Terdapat 5 (lima) karakteristik sehingga sistem tersebut disebut Cloud
Computing, yaitu:
1. Resource Pooling
Sumber daya komputasi (storage, CPU, memory, network bandwidth.) yang
dikumpulkan oleh penyedia layanan (service provider) untuk memenuhi
kebutuhan banyak pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant.
Sumber daya komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan
juga bisa dIpakai secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi
kebutuhannya.
2. Broad Network Access
Kapabilitas layanan dari cloud provider tersedia lewat jaringan dan bisa
diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop,
workstation.
3. Measured Service
Tersedia layanan untuk mengoptimasi dan memonitor layanan yang dipakai
secara otomatis. Dengan monitoring sistem ini, kita bisa melihat berapa
resources komputasi yang telah dipakai, seperti: bandwidth, storage,
processing, jumlah pengguna aktif. Layanan monitoring ini sebagai bentuk
transparansi antara cloud provider dan cloud consumer.
4. Rapid Elasticity
Kapabilitas dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer
secara dinamis berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan atau
menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini
biasanya tidak terbatas, dan service consumer bisa dengan bebas dan mudah
memilih kapasitas yang diinginkan setiap saat.
5. Self Service
Cloud Consumer bisa mengkonfigurasikan secara mandiri layanan yang ingin
dipakai melalui sebuah sistem, tanpa perlu interaksi manusia dengan pihak
cloud provider.Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus tersedia segera dan
saat itu juga secara otomatis.
Ke lima (5) karakteristik cloud computing tersebut harus ada di service
provider jika ingin bisa disebut sebagai penyedia Cloud Computing. Salah
satu saja dari layanan tersebut tidak terpenuhi, maka penyedia layanan tersebut
belum/tidak pantas disebut sebagai cloud provider.
2.2.4 Layanan Cloud Computing
NIST dalam Ibrahim dan Kusnawi (2013:33) membagi jenis layanan Cloud
Computing menjadi tiga sebagai berikut:
1. Software as a Service (SaaS)
SaaS adalah layanan dari Cloud Computing dimana pelanggan dapat
menggunakan software (perangkat lunak) yang telah disediakan oleh cloud
provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa
digunakan dengan baik.
Contoh dari layanan SaaS ini antara lain adalah:
a. Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud,
dsb.
b. Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb.
c. Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged, dsb.
d. Layanan instant messaging: Yahoo Messenger, Skype, GTalk, dsb.
2. Platform as a Service (PaaS)
PaaS adalah layanan dari Cloud Computing kita bisa menyewa “rumah”
berikut lingkungannya, untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat.
Pelanggan tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara
“rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat dapat berjalan dengan
baik. Pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network, database engine,
framework aplikasi, dll) menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan.
3. Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS adalah layanan dari Cloud Computing sewaktu kita bisa “menyewa”
infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb). Dapat
didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU), penyimpanan data
(storage), memory (RAM), bandwidth, dan konfigurasi lainnya yang akan
disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa
komputer yang masih kosong. Kita sendiri yang mengkonfigurasi komputer
ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan kita dan bisa kita install sistem
operasi dan aplikasi apapun diatasnya.
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai model cloud computing,
perhatikan gambar transformasi dari on-premise model ke cloud model
dibawah ini:
Sumber: Ibrahim dan Kusnawi (2013)
Gambar II.1
Transformasi on-premise ke model cloud
2.2.5 Model Cloud Computing
NIST dalam Budiyanto (2012:5) Ada empat deployment model dari cloud
computing ini, yaitu:
1. Public Cloud
Adalah layanan Cloud Computing yang disediakan untuk masyarakat umum
pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada.
Banyak layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu membayar
untuk bisa menikmati layanannya.
2. Private Cloud
Adalah layanan cloud computing yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
internal dari organisasi/perusahaan. Biasanya departemen IT akan berperan
sebagai service provider (penyedia layanan) dan departemen lain menjadi
service consumer. Sebagai service provider, tentu saja Departemen IT harus
bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan
standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik
infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang ada.
3. Hybrid Cloud
Adalah gabungan dari layanan Public Cloud dan Private Cloud yang
diimplementasikan oleh suatu organisasi / perusahaan. Dalam Hybrid Cloud
ini, kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public
Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
4. Community Cloud
Community cloud adalah layanan Cloud Computing yang dibangun eksklusif
untuk komunitas tertentu, yang consumer-nya berasal dari organisasi yang
mempunyai perhatian yang sama atas sesuatu/beberapa hal, misalnya saja
standar keamanan, aturan, compliance, dsb. Community Cloud ini bisa
dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh satu atau lebih organisasi dari
komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun kombinasi dari keduanya.
2.2.6 Virtual Private Server
Eka, dkk (2010:3) berpendapat, “VPS (Virtual Privat Server) adalah
teknologi virtualisasi server sebuah physical server dibagimenjadi beberapa
virtual private sever sehingga setiap VPS terlihat dan bekerja seperti sebuah server
mandiri yang sebenarnya”. Setiap VPS memiliki Full Root Acces, Sistem Operasi,
dan pengaturan sendiri untuk script, users, pemrosesan, filesystem, dan
sebagainya termasuk resources server seperti CPU dan RAM yang berdiri sendiri.
Berbeda dengan shared hosting yang menggunakan resource server bersamasama
dan saling mempengaruhi, proses yang berjalan pada suatu VPS tidak akan
mempengaruhi VPS yang lain dalam satu server. Berikut adalah beberapa fungsi
dari virtual private network dari http://idcloudhost.com sebagai berikut:
1. Web Hosting Salah satu penggunaan yang populer adalah untuk menyediakan
web hosting. Virtual Private Server sangat tepat untuk level menengah dan
situs web perusahaan, dimana aplikasi membutuhkan konfigurasi yang
spesifik dan hanya bisa dilakukan oleh Superuser. Penggunaan ini juga cocok
untuk memulai bisnis web hosting dengan anggaran yang terbatas namun
layanan dengan yang berkualitas.
2. Backup Server Kebutuhan backup server untuk menjamin layanan selalu
berjalan normal adalah sangat penting. Backup server ini bisa meliputi situs
web, surel, berkas, dan basis data. Semua layanan ini berada dalam kondisi
fisik dan logical yang terpisah sehingga meminimalisasi kerusakaan atau
kehilangan data.
3. Sebagai file server atau storage server dimana kita bisa menyimpan file dan
data baik melalui ftp, maupun http.
4. Sebagai server remote desktop, dimana kita bisa men-download dan men-
gupload file secara remote, menjalankan aplikasi forex, bot/robot &
automation, spinner.
5. Sebagai host server untuk VPN dan Tunneling.
6. Application hosting Dengan virtual private server, memungkinkan untuk
membangun custom mission critical software tanpa harus mengeluarkan biaya
yang terlalu mahal. Melakukan outsource development aplikasi juga sudah
menjadi trend untuk menghemat biaya sehingga investasi jauh lebih efisien.
7. Development/Test Environments virtual private server juga membantu untuk
melakukan serangkaian development testing secara efisien, beberapa sistem
operasi dan alamat IP publik dengan mudah bisa dilakukan, koneksi secara
remote untuk reboot dan penggantian interface cukup dilakukan dengan cepat,
sama seperti halnya mempunyai 1 (satu) rak yang penuh dengan server
testing.
8. educational outpost virtual private server menjadikan ajang untuk
bereksperimen UNIX operating system dengan berbagai macam distribusi
sekaligus. Membuat proses ekperimen lebih beragam dan lebih mudah
membandingkannya.
2.3. Manajemen Jaringan
Azza (2016:1) menyatakan, “Manajemen jaringan adalah suatu usaha
untuk memelihara seluruh sumber jaringan dalam keadaan baik. Karena saat ini
jaringan sangat kompleks, dinamika dan terdiri atas komponen yang dapat
diandalkan peralatan yang baik akan di perlukan untuk mengelola peralatan
tersebut”.
The International Organization for Standaritation (ISO) mendefinisikan
sebuah model konseptual untuk menjelaskan fungsi manajemen jaringan, yaitu:
a. Fault Management
Fault Management (Manajemen Kesalahan) yaitu menyediakan fasilitas yang
memungkinkan administrator jaringan untuk mengetahui kesalahan (fault)
pada perangkat yang dikelola, jaringan dan operasi jaringan, agar dapat segera
menentukan apa penyebabnya dan dapat segera mengambil tindakan
(perbaikan), untuk itu, manajemen kesalahan memiliki mekanisme untuk:
1. Melaporkan terjadinya kesalahan
2. Mencatat laporan kesalahan (logging)
3. Melakukan diagnosis
4. Mengoreksi kesalahan
b. Configuration manajement (manajemen konfigurasi)
Memonitor informasi konfigurasi jaringan sehingga dampak dari perangkat
keras atau pun lunak tertentu dapat dikelola dengan baik. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan kemampuan untuk inisialisasi, konfigurasi ulang,
pengoperasian dan mematikan perangkat yang di kelola. Manajemen
konfigurasi meliputi:
1. Perencanaan jaringan dan rekayasa;
2. Instalasi;
3. Pengendalian dan status;
4. Penyediaan;
5. Menyimpan informasi konfigurasi;
6. Perencanaan dan negoisasi layanan
c. Accounting management
Menyediakan fungsi yang memungkinkan untuk dilakukan pengukuran
layanan jaringan serta penentuan biaya penggunaan yang fungsinya meliputi:
1. Pengukuran pemakaian
2. Pentarifan
3. Penagihan dan keungan
4. dan pengendalian perusahaan/instansi
d. Performance management
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai indikator unjuk kerja dari
operasi jaringan secara berkesinambungan.
e. Security management (manajemen keamanan)
Mengatur akses ke sumber daya jaringan sehingga informasi tidak dapat
diperoleh tanpa izin. Hal tersebut diperoleh dengan cara:
1. Membatasi akses ke sumber daya jaringan
2. Memberi pemberitahuan adanya usaha pelanggaran.
2.3.1. Macam Jaringan Komputer
Sofana (2015:7) mengemukakan bahwa “berdasarkan pola dan fungsinya
jaringan komputer dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Client Server
Client server adalah jaringan komputer yang mengharuskan salah satu (atau
lebih) komputer difungsikan sebagai server atau central. Server melayani
komputer lain yang disebut client. Layanan yang diberikan bisa berupa akses
Web, e-mail, file, atau yang lain.Client server banyak dijumpai pada jaringan
internet. Namun LAN atau jaringan lain pun bisa mengimplementasikan client
server. Hal ini sangat bergantung pada kebutuhan masing-masing.
sumber: http://www.c-sharpcorner.com
Gambar II.2
Client server
2. Peer-to-Peer
Peer-to-Peer adalah jaringan komputer dimana setiap komputer bisa menjadi
server sekaligus client. Jadi tidak ada komputer yang “lebih utama”
dibandingkan komputer lain. Setiap komputer dapat menerima dan
memberikan access dari ke komputer lain. Peer-to-peer banyak
diimplementasikan pada LAN. Walaupun dapat juga diimplementasikan di
jaringan MAN, WAN, atau Internet, namun hal ini kurang lazim. Salah satu
alasannya adalah masalah manajemen dan security pada jaringan peer-to-peer
manakala pengguna komputer sudah sangat banyak.
Sofana (2015:4) mengemukakan bahwa, “Berdasarkan skala atau area,
jaringan komputer dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis yaitu”:
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network adalah jaringan lokal yang dibuat pada area terbatas,
misalnya dalam satu gedung atau dalam suatu ruangan. Kadangkala jaringan
lokal disebut juga jaringan personal atau privat. LAN biasa digunakan pada
sebuah jaringan kecil yang menggunakan resurce secara bersama, seperti
penggunaan printer secara bersama, pengguna media penyimpanan secara
bersama.
Sumber: https://techterms.com
Gambar : II.3
LAN
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network menggunakan metode yang sama denganLAN
namun daerah cakupannya lebih luas. Daerah cakupan MAN bisa satu RW,
beberapa kantor yang berada dalam komplek yang sama, satu/beberapa desa,
satu/beberapa kota. Dapat dikatakan MAN merupakan pengembangan dari
LAN.
Sumber : http://computernetworkingtopics.weebly.com
Gambar : II.4
MAN
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network cakupannya lebih luas daripada MAN. Cakupan WAN
meliputi satu kawasan, satu Negara, satu pulau, bahkan, satu dunia. Metode
yang digunakan WAN hampir sama dengan LAN dan MAN. Umumnya WAN
dihubungkan dengan jaringan telepon digital. Namun media transmisi lain pun
dapat digunakan.
Sumber: http://www.pinsdaddy.com
Gambar II.5
WAN
4. Internet
Internet adalah interkoneksi jaringan komputer skala besar (mirip WAN), yang
dihubungkan menggunaan protocol khusus. Jadi sebenarnya Internet
merupakan bagian dari WAN. Cakupan internet adalah satu dunia bahkan
tidak menutup kemungkinan antar planet. Koneksi antar jaringan komputer
dapat dilakukan berkat dukungan protocol yang khas, yaitu TCP/IP
(Transmission Control Protocol/ Internet Protocol).
2.3.2. Peralatan Pendukung
Micro (2012:1) menyatakan bahwa, ”jaringan komputer adalah
sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi
sumber daya.” Peralatan jaringan yang umum dipakai adalah sebagai berikut:
1. Server
Micro (2012:143) menyatakan bahwa, “Server adalah komputer yang
menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain didalam jaringan dan
client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas
yang disediakan oleh server.”
Sumber: https://backupassist.com
Gambar II.6
Server
2. NIC (Network Interface Card) / LAN Card
Menurut Micro (2012:12), ”NIC (network interface card) adalah expansion
board yang digunakan supaya komputer dapat dihubngkan dengan jaringan.
Sebagian besar NIC dirancang untuk jaringan, protokol, dan media tertentu.
NIC biasa disebut dengan LAN card (Local Area Network Card).” LAN Card
yang secara umum dipakai, berbasis teknologi Ethernet.
Ethernet LanCard jenisnya ada dua :
1. 10/100 Baset
Bekerja di kecepatan maksimal 10 mbps sampai 100 mbps
2. Gigabit Lan
Bekerja di kecepatan maksimal 1000mbps/1 gbps
Tipe konektor LanCard ada dua :
Tabel II.1
Tipe Konektor
1 BNC : untuk kabel Coaxial.
2 RJ45 : untuk kabel UTP/STP (ini yang secara umum dipakai)
Sumber Micro (2012)
Sumber: Micro (2012)
Gambar II.7
NIC Combo (BNC (putih) dan RJ45)
3. HUB dan SWITCH
Micro (2012:9) menyatakan, “Secara fisik HUB dan SWITCH sama, kegunaan
secara umum pun sama yaitu menghubungkan antara device jaringan dan/atau
antara komputer dalam jaringan. Tetapi sebenarnya cara kerjanya berbeda
jauh”.
a. HUB
Micro (2012:9) berpendapat ”hub merupakan suatu device pada jaringan yang
secara konseptual beroperasi pada layer 1 (satu) (Physical Layer). Maksudnya,
hub tidak menyaring menerjemahkan sesuatu, hanya mengetahui kecepatan
transfer data dan susunan pin pada kabel”. Cara kerja alat ini adalah dengan
cara mengirimkan sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga paket
data tersebut diterima oleh seluruh komputer yang berhubungan dengan hub
tersebut kecuali komputer yang mengirimkan. Sinyal yang dikirimkan tersebut
diulang-ulang walaupun paket data telah diterima oleh komputer tujuan. Hal
ini menyebabkan fungsi colossion lebih sering terjadi.
Sumber: Micro (2012)
Gambar II.8
HUB
b. Switch
Micro (2012:10) menyatakan, “Switch merupakan suatu device pada jaringan
yang secara konseptual berada pada layer 2 (dua) (Datalink Layer) dan ada
yang layer 3 (tiga) (Network Layer)”. Switch pada saat pengirimkan data
mengikuti MAC address pada NIC (Network Interface Card) sehingga switch
mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima. Jika ada collision yang
terjadi merupakan collision pada port-port yang sedang saling berkirim paket
data. Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan
pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka
tidak akan terjadi tabrakan (collision) karena alamat yang dituju berbeda dan
tidak menggunakan jalur yang sama. Semakin banyak port yang tersedia pada
switch, tidak akan mempengaruhi bandwidth yang tersedia untuk setiap port.
Sumber: Micro (2012)
Gambar II.9
Switch
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa switch lebih baik daripada
hub baik secara perbandingan konseptual maupun secara prinsip kerjanya.
Perbedaan ini pula mengakibatkan transfer data switch lebih cepat daripada
hub karena switch langsung mengirim paket data ke komputer tujuan, tidak
mengirim ke seluruh port yang ada (broadcast) sehingga bandwidth yang ada
pada switch dapat digunakan secara penuh.
4. Bridge
Sofana (2013:69) berpendapat bahwa “bridge merupakan peralatan yang dapat
menghubungkan beberapa segmen dalam sebuah jaringan. Berbeda dengan
hub, bridge dapat mempelajari MAC address”. Bridge bekerja dengan
mengenali alamat MAC asal yang mentransmisi data ke jaringan dan secara
otomatis membangun sebuah tabel internal. Bridge membagi satu buah
jaringan besar kedalam beberapa jaringan kecil. Bridge juga dapat di gunakan
untuk mengkoneksi diantara network yang menggunakan tipe kabel yang
berbeda ataupun topologi yang berbeda pula.
Sumber http://Cnt4all.com
Gambar II.10
Bridge Network
5. Router
Sofana (2013:70) menyatakan “router adalah peralatan jaringan yang dapat
menghubungkan satu jaringan dengan jaringan yang lain. Sepintas lalu kontrol
mirip dengan bridge, namun router lebih “cerdas” dibandingkan dengan
bridge”. Router akan menentukan jalur terbaik untuk komunikasi data. Router
bekerja pada layer network dari model OSI untuk memindahkan paket-paket
antar jaringan menggunakan alamat logikanya. Router bekerja hanya jika
protokol jaringan yang dikonfigurasi adalah protokol yang routable seperti
TCP/IP atau IPX/SPX ini berbeda dengan bridge yang bersifat protocol
independent.
Sumber: https://www.linksys.com
Gambar II.11
Router
6. Repeater
Sofana (2013:69) menyatakan bahwa “Repeater merupakan contoh aktif hub,
repeater merupakan peralatan yang dapat menerima sinyal, kemudian
memperkuat dan mengirim kembali sinyal tersebut ke tempat lain, sehingga
sinyal dapat terjangkau area yang lain”. Repeater bekerja pada level physical
layer dalam model jaringan OSI.
Sumber http://settopsurvey.com
Gambar II.12
Repeater
7. Modem
Micro (2012:1) menyatakan, ”Modem berasal dari singkatan MOdulator
DEModulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi
kedalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan
Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi
data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi
tersebut dapat diterima dengan baik”. Modem merupakan penggabungan
kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah.
Sumber: http://ingapak.com
Gambar II.13
Modem
8. Kabel Twisted Pair
Micro (2012:14) menyatakan bahwa, “kabel Twisted Pair adalah kabel
jaringan yang terdiri dari beberapa kabel yang dililit perpasangan. Tujuannya
dililit perpasangan ada untuk mengurangi induksi elektromagnetik dari luar
maupun dari efek kabel yang berdekatan”. Kategori Kabel Twisted Pair dapat
dilihat pada tabel dibawah :
Tabel II.2
Kategori Kabel Twisted Pair
Kategori Bandwidth Kegunaan
Cat 1 4MHz Telpon dan Modem
Cat 2 10MHz Sistem terminal Kuno
Cat 3 16MHz 10BASE-T and 100BASET4 Ethernet
Cat 4 20MHz 16 Mbit/s Token Ring
Cat 5 100MHz 100BASE-TX Ethernet
Cat 5e 100MHz 100BASE-TX & 1000BASE-T Ethernet
Cat 6 250MHz 1000BASE-T Ethernet
Cat 6e 250MHz 10GBASE-T (under development) Ethernet
Cat 6a 500MHz 10GBASE-T (under development) Ethernet
Cat 7 600MHz Belum diaplikasikan
Cat 7a 1200MHz Telephone, CATV, 100BASE-T berjalan
dalam satu kabel yang sama
Sumber: Micro (2012)
Menurut Micro (2012:14) ada tiga jenis kabel Twisted Pair, yaitu :
a. UTP ( Unshielded Twisted Pair)
Kabel UTP adalah kabel Twisted Pair tanpa ada foil pelindung luar. Kabel ini
umumnya digunakan untuk instalasi indoor dan lalu lintas data yang tidak
sensitif.
Sumber: Micro (2012)
Gambar II.14
Kabel UTP
b. FTP (Foiled Twisted Pair) atau S/UTP
Kabel FTP atau yang dikenal juga sebagai S/UTP menggunakan aluminium
foil untuk melindungi lapisan terluar (dibawah karet luar), untuk mengurangi
interferensi elektromagnetik dari luar
Sumber: Micro (2012)
Gambar II.15
Kabel FTP
c. STP (Shielded Twisted Pair)
Kabel STP menggunakan lapisan aluminium foil untuk melindungi setiap
pasangan kabel didalamnya. Varian lain seperti S/STP juga menambahkan
lapisan foil dibawah karet terluar (seperti FTP) untuk pelindungan ekstra
terhadap interferensi elektromagnetik.
Sumber: Micro (2012)
Gambar II.16
Kabel STP
9. Fiber optic
Sofana (2013:38) menyimpulkan bahwa, “FO merupakan kabel yang terbuat
dari sejenis bahan kaca atau plastik”. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120
mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks
bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi fiber
optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran
komunikasi.
Sumber: http://dosenit.com
Gambar II.17
Fiber optic
2.3.3 Topologi Jaringan
Sofana (2013:7) menjelaskan bahwa, “Topologi dapat diartikan sebagai
layout atau arsitektur atau diagram jaringan komputer. Topologi merupakan suatu
aturan /rules bagaimana menghubungkan komputer (node) secara fisik”. topologi
jaringan komputer suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan
komputer lainnya sehingga membentuk jaringan.
Setiap topologi jaringan komputer akan memiliki perbedaan dari berbagai
segi misalnya perbedaan kecepatan pengiriman data, kemudahan dalam proses
maintenance-nya serta biaya pembuatannya. Dan setiap jenis topologi jaringan
komputer juga memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Aditya (2011:13) menyimpulkan, “berdasarkan topologi jaringan, jaringan
komputer dapat dibedakan atas beberapa topologi yaitu:”.
1. Topologi Bus
Aditya (2011:14), menjelaskan bahwa, “Pada topologi bus, dua ujung jaringan
harus di akhiri dengan sebuah terminator. Jaringan hanya terdiri dari satu
saluran kebel kemudian Barrel connector dapat digunakan untuk
memperluasnya menggunakan kabel BNC”. Topologi bus ini sering juga
disebut sebagai topologi backbone dimana ada sebuah kabel coaxial yang
dibentang kemudian beberapa komputer dihubungkan pada kabel tersebut.
Secara sederhana pada topologi bus, satu kabel media transmisi dibentang dari
ujung ke ujung, kemudian kedua ujung ditutup dengan “terminator” atau
terminating-resistance (biasanya berupa tahanan listrik sekitar 60 ohm).
Sumber: http://www.mikrotik.co.id (2017)
Gambar II.18
Topologi BUS
2. Topologi Ring (Cincin)
Aditya (2011: 16) menjelaskan “Topologi cincin adalah topologi jaringan
berbentuk rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya,
demikian hingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin”. Pada
topologi ini tidak ada yang namanya tabrakan data, selain itu pengiriman data
dilakukan tanpa menggunakan alamat broadcast. Token akan mengalir setiap
saat dalam lingkaran tertutup atau cincin hingga sebuah node menempelkan
data untuk dikirim.
Sumber: http://www.mikrotik.co.id (2017)
Gambar II.19
Prinsip Koneksi Topologi Ring
3. Topologi Star (Bintang)
Aditya (2011:15) menyimpulkan, “Topologi star merupakan bentuk topologi
jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau
pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya
menengah”. Topologi ini lebih sering digunakan karena tingkat keamanannya
lebih tinggi dan tahan terhadap lalu lintas data yang sibuk. Kerusakan pada
satu saluran hanya akan mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan
Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.
Adapun kekurangannya adalah jika node tengah mengalami kerusakan, maka
seluruh jaringan akan berhenti.
Sumber: http://www.mikrotik.co.id
Gambar II.20
Prinsip Koneksi Topologi Star
4. Topologi Tree (Pohon)
Aditya (2011:19) mendefinisikan, “topologi tree disebut juga sebagai topologi
jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar
central dengan hirarki yang berbeda”. Topologi pohon merupakan
pengembangan atau generalisasi topologi bus. Media transmisinya merupakan
satu kabel yang bercabang namun loop tidak tertutup. Topologi pohon dimulai
dari suatu titik yang disebut “headend”. Dari headend beberapa kabel ditarik
menjadi cabang, dan pada setiap cabang terhubung beberapa terminal dalam
bentuk bus, atau dicabang lagi hingga menjadi rumit.
Sumber: http: //www.mikrotik.co.id
Gambar II.21
Prinsip Koneksi Topologi Tree
5. Topologi Mesh (Tak Beraturan)
Aditya (2011:17) menyimpulkan, “Topologi mesh adalah suatu bentuk
hubungan antarperangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung
ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan”. topologi ini tidak memiliki
aturan dalam koneksi. Topologi ini biasanya timbul akibat tidak adanya
perencanaan awal ketika membangun suatu jaringan.
Sumber: http://www.mikrotik.co.id
Gambar II.22
Prinsip Koneksi Topologi Mesh
2.3.4. IP Address
Micro (2012:24) mengemukakan bahwa, “IP adalah sebuah protocol
jaringan, secara umum dijalankan bersama protocol TCP, sehingga sering disebut
TCP/IP”. Seluruh host (komputer) yang terhubung ke Internet dan ingin
berkomunikasi memakai TCP/IP harus memiliki IP address sebagai alat pengenal
host pada network. Suatu IP address harus bersifat unik untuk seluruh dunia.
Tidak boleh ada satu IP address yang sama dipakai oleh dua host yang berbeda.
Untuk itu, penggunaan IP address di seluruh dunia dikoordinasi oleh lembaga
sentral internet yang di kenal dengan IANA (Internet Assigned Numbers
Authority) di www.iana.org:
1. Versi IP address
IP address ada dua macam, IP versi 4 (IPv4) dan IP versi 6 (IPv6). Berikut
adalah perbedaan antara IPv4 dan IPv6 menurut Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) didalam Micro (2012:24):
a. Fitur
1) IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik
yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja.
NAT mampu untuk sekadar memperlambat habis nya jumlah alamat IPv4,
namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak
dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.
2) IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang
unik. Jumlah yang passif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan
masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.
b. Routing
1) IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran
tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header Maximum Transmission
Unit (MTU) di setiap router dan hop switch.
2) IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya,
IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.
c. Mobilitas
1) IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan
roaming saat beralih dari satu jaringan kejaringan lain.
2) IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu
jaringan kejaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan.
Fitur ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.
d. Keamanan
1) IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header
IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.
2) IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi
fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.
e. Ukuran Header
1) IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang
dapat bervariasi.
2) IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti
Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding
telah dimodifikasi.
f. Header checksum
1) IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch
(perangkat lapis ke 3 (tiga)), sehingga menambah delay.
2) IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara
end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai.
g. Fragmentasi
1) IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses
menjadi lebih lama lagi apa bila ukuran paket data melampaui Maximum
Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali
di tempat tujuan.
2) IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di
samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi
yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat
dalam sebuah jaringan dari ujung keujung.
h. Configuration
1) IPv4: Ketika sebuah host terhubung kesebuah jaringan, konfigurasi
dilakukan secara manual.
2) IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah
host terhubung kesebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.
i. Kualitas layanan
1) IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan
kebutuhan.
2) IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas
layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data
berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.
2. Kelas IP Address
Micro (2012:27) menyatakan, “Ada 3 (tiga) kelas address yang utama dalam
TCP/IP, yakni kelas A, kelas B dan kelas C. Perangkat lunak Internet
Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit
pertama dari IP address”, 3 (tiga) kelas address yang utama adalah sebagai
berikut:
a. Kelas A
Ciri IP kelas A :
1) Bit pertama adalah 0
2) 8 bit pertama adalah bit network dan 24 bit selanjutnya adalah bit host.
3) Jumlah network = 128
4) Jumlah host per network = 16.777.216
IP kelas A dapat dilihat pada table dibawah:
Tabel II.3
IP kelas A
0xxxxxxx Yyyyyyyy Yyyyyyyy Yyyyyyy
0-127 0-255 0-255 0-255
Network Host
Sumber: Micro (2012)
b. Kelas B
Ciri IP kelas B :
1) Bit pertama adalah 10
2) 16 bit pertama adalah bit network dan 16 bit selanjut nya adalah bit host
3) Jumlah Network = 16.384
4) Jumlah Host per Network = 65.536
IP kelas B dapat dilihat pada table dibawah:
Tabel II.4
IP kelas B
10xxxxxx Yyyyyyyy Yyyyyyyy Yyyyyyyy
128-191 0-255 0-255 0-255
Networok Host
Sumber: Micro (2012)
c. Kelas C
Ciri IP kelas C :
1) Bit pertama adalah 110
2) 24 bit pertama adalah bit network dan 8 bit selanjutnya adalah bit host
3) Jumlah Network = 2.097.152
4) Jumlah Host per Network = 254
IP kelas C dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel II.5
IP kelas C
110xxxxxx Yyyyyyyy yyyyyyyy Yyyyyyyyy
192-223 0-255 0-255 0-255
Network Host
Sumber: Micro (2012)
3. Jenis IP Address
a. IP Public
Micro (2012:30) menyatakan, “Alamat IP Publik adalah alamat IP yang
digunakan oleh sebuah perangkat jaringan yang terhubung langsung ke
internet untuk mengidentifikasikan dirinya di internet.” Koneksi lalu lintas
data yang dilakukan di internet menggunakan alamat IP Publik ini. IP
publik dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel II.6
IP public
Cal
sss
1st
octed
DEC
range
1st octed BIN
Start
Addres
s
Finish
Address
1st
Octed
high
order
bits
Networ
k/
Hots
Default
Subnet
mask
A 1-126 00000001-
01111110 0.0.0.0
126.255.255.2
55 0
N.H.H.
H
255.0.0.
0
B 128-
191
10000000-
10111111
28.0.0.
0
191.255.255.2
55 10
N.N.H.
H
255.255.
0.0
C 192-
223
11000000-
11000000
192.0.0
0
223.255.255.2
55 110
N.N.N.
H
255.255.
255.0
Sumber: Micro (2012)
b. IP Private
Micro (2012:31) menyatakan, “Alamat IP Private adalah alamat IP yang
diberikan untuk komputer-komputer yang tidak diakses secara public
melainkan hanya diakses di dalam jaringan lokal (LAN) sehingga tidak
membutuhkan pemetaan keluar.” IANA (Internet Assigned Numbers
Authority) telah mengalokasikan 3 (tiga) buah blok IP untuk digunakan
sebagai IP Private dan tidak boleh digunakan sebagai IP Publik. IP private
dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tebel II.7
IP private
Kelas A 10.0.0.0 – 10.255.255.255 16.777.216 hosts
Kelas B 172.16.0.0 – 172.31.255.255 1.048.576 hosts
Kelas C 192.16.0.0 – 192.168.255.255 65.536 hosts
Sumber Micro (2012)
2.3.5. Model Open System Interconnection (OSI)
1. Model Layer OSI
Sofana (2013:79) menyatakan, “OSI Reference Model for open networking
atau model referensi jaringan terbuka OSI adalah sebuah model arsitektural
jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for
Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977.” OSI sendiri singkatan dari
Open System Interconection. Model ini disebut juga dengan “model tujuh lapis
OSI” (OSI seven layer mode).
2. Kegunaan Model OSI
Sofana (2013: 80) menyimpulkan bahwa, “Tujuan utama penggunaan model
OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap
layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data.” Jenis-jenis protokoll
jaringan dan metode transmisi. Model dibagi menjadi 7 layer, dengan
karakteristik dan fungsinya masing-masing. Tiap layer harus dapat
berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun dibawahnya secara langsung
melalui serentetan protokol dan standard.
Tabel II.8
Lapisan OSI layer
Lapisan
ke-
Nama Lapisan Keterangan
7 Application layer Berfungsi sebagai antarmuka aplikasi dengan fungsionalitas
jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses
jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan.
Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP,
SMTP, dan NFS.
8 Presentation
layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak
ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada
dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor
(redirector software), seperti layanan Workstation (dalam
Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual
Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol
(RDP)).
5 Session layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat
dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini
juga dilakukan resolusi nama.
4 Transport layer Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data
serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah
diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah
tanda bahwa paket diterima dengan sukses
(acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp
paket-paket yang hilang di tengah jalan.
3 Network layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP,
membuat header untuk paket-paket, dan kemudian
melakukan routing melalui internetworking dengan
menggunakan router dan switch layer-3.
2 Data-link layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai
frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi
kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras
(seperti halnya Media Access Control Address (MAC
Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-
perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan
switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi
level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link
Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
1 Physical layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi
jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit,
arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token
Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level
ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface
Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau
radio.
Sumber: Sofana (2013)
2.4. Konsep Penunjang Usulan
2.4.1. OwnCloud
Owncloud.org didalam Irianingsih dkk (2015:1) mengemukakan bahwa,
”OwnCloud adalah paket perangkat lunak yang menyediakan layanan untuk
membangun cloud storage server private maupun public. OwnCloud
menyediakan layanan melalui antarmuka web atau webDAV. OwnCloud juga
menyediakan platform untuk dengan mudah melihat sinkronasi kontak, calendar
bookmark di semua perangkat dan terdapat plugin sebagai aplikasi tambahan
untuk layanan ownCloud”. OwnCloud dirilis pada bulan juni oleh pengembang
KDE Frank Karlitschek untuk menciptakan software alternative komersial untuk
membangun layanan cloud berbasis storage.
2.4.2. DataBase
Wijaya dalam Irianingsih dkk (2015:2) menyimpulkan, “Database adalah
penyimpanan kumpulan informasi secara sistematik dalam sebuah komputer
sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk
memperoleh informasi dari basis data tersebut”.
2.4.3. Mysql
Wijaya dalam Irianingsih dkk (2015:2) menjelaskan, “MySQL adalah
Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara
gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas
untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang
bersifat komersial”. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep
utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL
adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau
seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan
dengan mudah secara otomatis.