BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1...

28
8 Angga Rachmanto, 2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Istilah persepsi merupakan istilah dari Bahasa Inggris yakni “dari kata perception yang berarti penglihatan, keyakinan dapat melihat atau mengerti” (Muchtar, T.W.,2007 : 13). Untuk lebih jelasnya akan dikutip beberapa pengertian tentang persepsi yang dikemukakan oleh beberapa ahli : Desiderato (Muchtar, T.W.,2007 : 13) mengemukakan :Persepsi adalah pengamatan tentang objek-objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus indrawi (sensory stimuli). Sedangkan menurut Ensiklopedia Umum (Muchtar, T.W., 2007 : 13) :Persepsi adalah proses mental yang menghasilkan bayangan individu sehingga dapat mengenal suatu objek dengan jalan asosiasi pada suatu ingatan tertentu, baik secara indera penglihatan, indera perabaan dan sebagainya, sehingga bayangan itu dapat disadari. Dan menurut Sarlito W. Sarwono (Mochamad J. A,.2004 : 12) : Persepsi adalah proses kategorisasi. Organisme untuk masukan tertentu (objek-objek di luar, peristiwa dan lain-lain), dan organisme itu berespon dengan menghubungkan masukan itu dengan salah satu kategori (golongan) objek-objek

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

8 Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori dan Konsep Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Istilah persepsi merupakan istilah dari Bahasa Inggris yakni “dari kata

perception yang berarti penglihatan, keyakinan dapat melihat atau mengerti”

(Muchtar, T.W.,2007 : 13).

Untuk lebih jelasnya akan dikutip beberapa pengertian tentang persepsi

yang dikemukakan oleh beberapa ahli :

Desiderato (Muchtar, T.W.,2007 : 13) mengemukakan :“Persepsi adalah

pengamatan tentang objek-objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah

memberikan makna pada stimulus indrawi (sensory stimuli)”.

Sedangkan menurut Ensiklopedia Umum (Muchtar, T.W., 2007 : 13)

:“Persepsi adalah proses mental yang menghasilkan bayangan individu sehingga

dapat mengenal suatu objek dengan jalan asosiasi pada suatu ingatan tertentu, baik

secara indera penglihatan, indera perabaan dan sebagainya, sehingga bayangan itu

dapat disadari”.

Dan menurut Sarlito W. Sarwono (Mochamad J. A,.2004 : 12) :

“Persepsi adalah proses kategorisasi. Organisme untuk masukan tertentu

(objek-objek di luar, peristiwa dan lain-lain), dan organisme itu berespon dengan

menghubungkan masukan itu dengan salah satu kategori (golongan) objek-objek

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

9

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau peristiwa. Proses menghubungkan ini adalh proses aktif dimana individu

yang bersangkutan dengan sengaja mencari kategorisasi yang tepat, sehingga ia

dapat mengenali atau memberi arti kepada masukan tersebut. Dengan demikian

persepsi juga bersifat inferensial (mengambil kesimpulan)”.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa pada

dasarnya persepsi merupakan suatu pengamatan individu atau proses pemberian

makna sebagai hasil pengamatan tentang suatu objek, peristiwa, dan sebagainya

melalui panca inderanya, yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

penafsiran pesan sehingga seseorang dapat memberikan tanggapan mengenai baik

buruknya atau positif negatifnya hal tersebut.

2.1.2 Ciri dan Karakteristik Persepsi

Irwanto (Umi Amalia, 2003) mengemukakan ciri-ciri umum persepsi

adalah sebagai berikut ;

a. Rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan moralitas tiap-tiap

indera, yaitu sensoris dasar dan masing-masing indera (cahaya untuk

penglihatan, bau untuk penciuman, suhu bagi perasa, bunyi bagi pendengaran,

sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya).

b. Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang), kita dapat menyatakan

atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, depan-belakang, dan lain sebagainya.

c. Dimensi persepsi mempunyai dimensi waktu seperti cepat-lambat, tua-muda,

dan lain sebagainnya.

d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur

yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan kontek ini merupakan

keseluruhan yang menyatu, contohnya kita melihat meja tidak berdiri sendiri

tetapi diruang tertentu, posisi atau letak tertentu.

e. Dunia persepsi adalah dunia penuh arti, kita cenderung melakukan

pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi

kita, yang ada hubungannya (dengan tujuan yang ada pada diri kita).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

10

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Irvin T. Rock (Muchtar, T. W. 2007: 14-15) menjelaskan, karakteristik

seseorang terhadap suatu objek meliputi :

a. Proses mental yang berfikir, yang menimbang hal-hal yang dianggap paling

baik dari beberapa macam pilihan.

b. Perseptor dalam mempersiapkan sesuatu tidak terlepas dari latar belakang

perseptor.

c. Persepsi dapat dijadikan dasar bagi seseorang untuk menseleksi dan

mengambil tindakan.

d. Secara umum dalam mempersepsikan sesuatu, seseorang harus dibekali

pengetahuan, panca indera, dan kesadaran lingkungan.

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa dunia persepsi mempunyai

dimensi ruang dan waktu dengan struktur yang menyatu dengan konteksnya.

Pengalaman indera individu akan sangat tergantung kepada intensitas dan sifat-

sifat rangsang yang diterimanya. Luas sempitnya individu dalam mempersepsikan

sesuatu akan dipengaruhi oleh latar belakang individu.

2.1.3 Proses Terjadinnya Persepsi

Manusia hidup sekaligus berinteraksi dengan lingkungannya, dengan

demikian manusia tanggap terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan.

Salah satu bentuk dari tanggapan itu adalah berupa proses pemberian arti atau

penafsiran terhadap berbagai objek yang ada. Proses pemberian arti tersebut

dinamakan persepsi.

Dikutip dari Muchtar, T. W. (2007 : 15) :

“Manusia merupakan mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan

lingkungan , manusia atau individu lainnya dengan menggunakan alat indera.

Indera tersebut akan dipergunakan untuk berhadapan atau berhubungan dengan

suatu objek atau peristiwa. Proses interaksi itu terjadi karena ada stimulus yang

tertangkap panca indera, yang kemudian akan menimbulkan respon pada individu

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

11

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut. Dengan adannya stimulus tersebut, individu akan memberikan makna

terhadap objek atau peristiwa. Proses pemberian makna ini dapat disebutkan

dengan proses mempersepsi”.

“Persepsi pada dasarnya hanya akan terjadi apabila individu menerima

rangsangan dari luar dirinya, sehingga persepsi akan timbul setelah adannya

pengamatan terhadap objek” (Santhy Handayani, 2005 : 8). Setiap individu

mempunyai kecenderungan untuk selalu memberikan makna terhadap rangsangan

yang diterimanya dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, yang

kemudian individu tersebut memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang

diterimanya itu. Kemampuan individu dalam memberikan respon terhadap

rangsangan yang diterimanya itu disebut kemampuan mempersepsi. Seperti Moh.

Surya (1981 : 41) yang mengemukakan bahwa “Persepsi adalah proses

penerimaan, penafsiran dan pemberian arti terhadap perangsang yang diterima

individu melalui alat indera”.

Sementara menurut Mc Croskey dan Whelness (dalam Ritonga, 1998 : 15)

menyebutkan ada empat tahapan persepsi :

1. Penerimaan pesan atau informasi dari luar.

2. Memberikan kode pada informasi yang diindera.

3. Menginterpretasikan informasi yang telah diberikan kode tersebut.

4. Menyimpulkan arti dalam ingatan.

Selanjutnya Mar’at (Mochamad, J.A. 2004 : 20) menggambarkan proses

terjadinnya persepsi adalah sebagai berikut :

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

12

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi

Sumber : Mochamad, J.A. 2004 : 20

Bila dilihat dari bagan yang telah dibuat, terlihat bahwa persepsi

merupakan aspek kognisi dari sikap. Faktor pengalaman dan proses belajar atau

sosialisasi memberikan bentuk serta struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan

pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap objek psikologi tersebut.

Melalui komponen kognisi akan timbul ide, kemudian konsep mengenai apa yang

di lihat. Kemudian berdasarkan norma yang dimiliki pribadi seseorang, akan

terjadi keyakinan yang berbeda terhadap objek tertentu.

Persyaratan-persyaratan persepsi ini telah banyak dikemukakan oleh para

ahli, pada dasarnya memiliki arti yang sama. Dari beberapa para ahli tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa syarat –syarat terjadinya persepsi adalah :

Pengalaman Proses Belajar Cakrawala Pengetahuan

Persepsi

Objek Psikologi Faktor-faktor yang

mempengaruhi

Kepribadian

Kognisi

Afeksi

Konasi

Sikap

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

13

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Adanya objek fisik, dimaksudkan yaitu objek tersebut dapat dirasakan,

dicium, diraba, didengar sehingga menimbulkan stimulus.

2. Syarat fisiologis, dimaksudkan adannya tiga faktor dominan yaitu adannya

alat indera, saraf sensorik dan otak.

3. Syarat psikologis, dimaksudkan yaitu adanya perhatian dari individu sehingga

dapat menyadari apa yang diterima.

2.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi dan Menyebabkan Kesalahan

Pada Persepsi

Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja, melainkan dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

Faktor internal merupakan faktor yang berkenaan dengan keberadaan individu

yang bersangkutan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor pengaruh yang

diakibatkan oleh keberadaan rangsangan tersebut.

Jalaludin Rakhmat (1999 :55-56) dengan rinci mengemukakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

a. Faktor yang bersifat fungsional, diantaranya kebutuhan, pengalaman,

motivasi, perhatian, emosi dan suasana hati.

b. Faktor yang bersifat struktural diantaranya intensitas rangsangan, ukuran

rangsangan, perubahan rangsangan dan pertentangan rangsangan.

c. Faktor kulturan atau kebudayaan yaitu norma-norma yang dianut oleh

individu.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

14

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendapat serupa dikemukakan oleh Sarlito Wirawan (1984 : 97) yang

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

adalah sebagai berikut :

a. Kuat lemahnya rangsangan, yang ditemukan oleh kejelasan, pengulangan

gerak, ukuran dan bentuk rangsangan. Makin kuat rangsangan, makin kuat

pula kerja indera.

b. Cara kerja alat indera menentukan cepat tepatnya dan lancarnya proses

terjadinnya persepsi.

c. Kadar intensitas kebutuhan, besarnya perhatian, kebutuhan dan kesiapan yang

dimiliki individu menyebabkan terjadinya persepsi.

d. Pengalaman individu tentang stimulus atau rangsangan yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh faktor rangsangan yang datang dari objek maupun peristiwa, dan faktor

individu yang bersangkutan dengan karakteristiknya. Oleh karena itu, dapat

diasumsikan dari persepsi ini bahwa individu akan menyimpulkan pendapat dan

kesan berupa senang atau tidak senangnya, baik ataupun buruk dan adanya

kesiapan untuk menerima ataupun menolak rangsangan yang diterimanya.

Sedangkan faktor-faktor penyebab kesalahan dalam persepsi adalah

sebagai berikut :

a. Informasi yang kurang cukup, faktor ini merupakan penyebab utama dalam

kesalahan menafsirkan pesan.

b. Stereotype, yaitu merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai

sifat-sifat objek yang dikelompokan pada konsep-konsep tertentu.

c. Kesalahan dalam logika, kadang-kadang dalam kehidupan sehari-hari kita

mempunyai pandangan umum terhadap suatu objek. Misalnya apabila

seseorang memperlihatkan sifst-sifat serius, tidak pernah humor, kemudian

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

15

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kita beranggapan bahwa orang tersebut bersifat angkuh, maka hal ini akan

menjadi penyebab kesalahan persepsi.

d. Hallo effect dan devil effect, dalam hal ini orang beranggapan bahwa jika

suatu objek atau seseorang berbuat sesuatu, maka selanjutnya orang tersebut

akan menambahkan dengan ciri-ciri tertentu pula.

2.1.5 Cara Pengukuran Persepsi

Pada dasarnya persepsi dapat diasosiasikan dengan pendapat, opini atau

sikap (attitude). Mar’at (1982) menyebutkan persepsi sebagai aspek kognitif dari

sikap. Mengingat bahwa persepsi merupakan aspek kognitif dari sikap, maka

untuk mengungkap atau mengukur persepsi dapat digunakan instrumen

pengungkapan sikap. Lebih jauh Mar’at mengemukakan tiga pendekatan untuk

mengungkap sikap yaitu wawancara langsung, observasi dan peryataan sikap.

Untuk mengungkap sikap seseorang, termasuk persepsi terhadap suatu

objek psikologis, Sugiyono (2008 : 133) menjelaskan bahwa ada tiga metode,

yaitu skala Likert, metode Thurstone dan skala Guttman. Skala Likert biasanya

menyajikan alternatif jawaban kepada responden dalam lima alternatif. Kendati

demikian, dalam kenyataannya dapat dimodifikasi menjadi dua atau tiga pilihan.

Masing-masing jawaban memiliki bobot nilai tertentu sesuai arah penyataan sikap

atau persepsi.

Sementara itu dalam bentuk Thurstone, responden dituntut untuk memiliki

dua atau tiga peryataan pendiriannya terhadap butir-butir peryataan persepsi yang

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

16

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

telah disusun menurut intensitas dari yang paling kuat sampai yang paling rendah

atau lemah.

Sanafiah Faisal (1982 : 191) menjelaskan bahwa :

“Peneliti harus percaya saja bahwa apa yang orang katakan adalah

keyakinan dan perasaannya ini “daerah” opini lewat pengajuan pertanyaan-

pertanyaan tertentu maka sebagian dari pendapat itu akan diketahui, dari

pertanyaan pendapat itulah biasa diperlihatkan atau diramalkan apa yang

sesungguhnya di yakini”.

Sehubungan dengan itu, persepsi mahasiswa terhadap minat kerja diukur

dengan menggunakan model Likert.

2.2 Teori dan Konsep Minat Kerja

2.2.1 Pengertian Minat

Pengertian minat telah banyak dikemukakan oleh para ahli psikolog. Pada

dasarnya para ahli tersebut mengartikan minat sebagai perasaan ketertarikan

seseorang terhadap sesuatu objek atau aktivitas tertentu yang dinyatakan dengan

suka atau tidak suka. Minat sebagai salah satu faktor pada diri individu sangat

bervariasi. Begitu juga antara mahasiswa yang satu dengan yang lainnya

mempunyai keseragaman minat meskipun mereka dalam satu lingkungan kampus

yang sama.

W.S. Winkel (1983:30) mengemukakan bahwa : “minat memiliki

kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang

tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tertentu”. Sedangkan

menurut Garison, Blum & Balinsky, Super & Crites (dalam Hariri, 2003 : 16)

mendefinisikan bahwa : “minat adalah dorongan untuk memilih suatu objek dan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

17

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak memilih objek lain yang sejenis. Objek minat dapat berupa benda, kegiatan,

jabatan atau pekerjaan, orang dan lain-lain, minat diekspresikan dengan perasaan

suka atau tidak suka.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan tentang minat,

penulis menyimpulkan bahwa minat merupakan ungkapan perasaan ketertarikan

terhadap sesuatu objek atau bidang tertentu yang biasanya diekspresikan dengan

perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap sesuatu objek

atau aktivitas yang dapat menyenangkan dirinya. Dengan demikian minat

merupakan keadaan dimana individu dalam bentuk pilihan yang dinyatakan

dengan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap suatu objek

kegiatan.

2.2.2 Faktor Timbulnya Minat

Menurut Crow & Crow (dalam Hariri, 2003 : 22), faktor timbulnya minat

terdiri dari tiga faktor, yaitu :

a) Faktor Dorongan Dari Dalam

Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang

baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat

untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau

aktivitas lainnya yang menantang.

b) Faktor Motif Sosial

Yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu

pengetahuan yang mungkin di ilhami oleh hasrat untuk mendapatkan

kemampuan dalam bekerja atau adannya hasrat untuk memperoleh

penghargaan dari keluarga atau teman.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

18

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Faktor Emosional

Yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi, misalnya

keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan

minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.

2.2.3 Perkembangan Minat

Minat yang dimiliki seseorang dalam setiap waktunya bisa mengalami

perubahan, hal ini tergantung pada kondisi fisik, mental dan keadaan emosinya,

serta perubahan lingkungan sosial dimana ia berada. Perubahan-perubahan minat

dalam proses tersebut dapat disebabkan oleh perubahan dalam pola kehidupan,

perubahan tugas dan tanggung jawab serta perubahan sosial.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan minat individu adalah

sebagai berikut :

1. Faktor jenis kelamin

2. Faktor perkembangan fisik

3. Faktor kecerdasan

4. Faktor lingkungan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan minat seseorang

adalah usia. Harris & Garrison (dalam Sukartini S.P, 1986 : 40) mengemukakan

bahwa: “ perkembangan minat sejajar dengan perkembangan fisik dan mental”.

Individu akan memiliki minat yang nyata terhadap hal-hal yang membutuhkan

kekuatan dan koordinasi bila fisik sudah memungkinkan ia melakukan hal-hal

tersebut.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

19

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Minat dipengaruhi oleh rasa senang atau tidak senang. Pola rasa senang

atau tidak senang yang terbentuk pada fase perkembangan akan relatif stabil. Pada

setiap fase berikutnya akan selalu terjadi perubahan pola tersebut baik secara

kualitas maupun kuantitas. Perubahan ini terjadi karena pembentukan objek minat

pada setiap fase sesuai dengan pertumbuhan, kematangan, pengalaman individu,

serta akibat timbulnya rasa senang terhadap sesuatu yang disenangi berubah

menjadi tidak disenangi. Minat pribadi timbul karena setiap individu sangat

tertarik mengembangkan hubungan sosial yang menyenangkan bersama-sama

dengan individu lain. Memasuki masa dewasa, minat lebih ditekankan pada hal-

hal yang menunjang kehidupan keluarga seperti uang dan rumah. Sejalan dengan

perubahan pola kehidupan orang dewasa, dapat pula terjadi perubahan minat baik

itu yang berupa perubahan jumlah yang diminati, Pergeseran hal-hal yang

diutamakan dan bahkan memungkinkan timbulnya minat baru. Perubahan minat

sangat erat kaitannya dengan perkembangan pola perilaku sosial dan pengaruh

lingkungan. Dengan demikian minat terbuka melalui pertumbuhan, kematangan

belajar dan pengalaman.

Perkembangan minat seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

berasal dari dalam dirinya sendiri yang disebut faktor internal, maupun faktor dari

luar diri individu atau faktor eksternal.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

20

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Faktor Internal terdiri dari :

1. Faktor jasmaniah individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh

misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, cacat tubuh dan

sebagainya.

2. Faktor kematangan, baik fisik maupun psikis.

3. Faktor fisiologis, baik yang bersifat bawaan maupun herediter yang terdiri

atas:

a. Faktor intelektual yang terdiri dari faktor potensial yaitu intelegensi

dan bakat serta faktor aktual/kecakapan nyata yaitu achievement atau

prestasi.

b. Faktor non intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu

seperti: sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan motivasi, konsep diri,

penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.

Faktor Eksternal terdiri dari :

1. Faktor sosial, yang terdiri atas faktor lingkungan sekolah dan keluarga.

2. Faktor budaya, seperti adat-istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan

sebagainya.

4. Faktor spiritual, atau lingkungan keagamaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat terbentuk melalui

pertumbuhan, kematangan belajar, dan pengalaman. Pada setiap fase

perkembangan terdapat pertumbuhan objek minat, semakin dewasa individu,

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

21

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

minat semakin stabil. Walaupun masih terjadi perubahan-perubahan minat baik

secara kuantitatif maupun secara kualitatif sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Minat individu masih mungkin berubah sekalipun pada masa dewasa hal ini

dipengaruhi juga oleh adanya pengetahuan atau informasi tentang yang

diminatinya. Minat juga bergantung pada lingkungan dimana individu berada dan

bergaul.

2.2.4 Minat Kerja

Moh.Surya (Maulana, 2009 : 18) mengartikan bahwa : “Minat merupakan

kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian kepada suatu objek atau

kegiatan yang berkaitan dengan dirinya yang dinyatakan dalam bentuk tingkah

laku”.

Moh. As’ad (Maulana 2009 : 18) memandang bahwa : “Bekerja adalah

adanya kebutuhan yang harus dipenuhi karena bekerja juga merupakan aktivitas

baik fisik maupun mental yang pada dasarnya adalah bawaan dan mempunyai

tujuan yaitu mendapatkan kepuasan”. Oemar Hamalik (Maulana, 2009 : 19)

mengemukakan bahwa : “Bekerja merupakan kebutuhan dan sekaligus keharusan

bagi individu , warga masyarakat dan warga negara, dan mendapatkan imbalan

yang wajar dalam arti ekonomi dan finansial”. Merujuk pada ketiga pendapat

tersebut, kerja dapat diartikan sebagai suatu kebutuhan dasar manusia untuk

beraktivitas secara fisik, psikis, mental, dan sosial, dengan tujuan untuk

memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi, finansial serta sisi dan makna

hidup serta mengikat seseorang pada individu dan masyarakat.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

22

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari pengertian minat dan kerja di atas, maka minat kerja dapat diartikan

sebagai kecenderungan yang menetap pada diri individu yang merasa senang dan

tertarik pada aktivitas secara fisik, psikis, mental, dan sosial yang dilakukan atas

kesadaran sendiri dengan tujuan memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi,

finansial, isi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu lain dan

masyarakat.

Minat kerja biasanya muncul pada saat seseorang memasuki masa remaja,

ketika masih duduk dibangku sekolah menengah, Minat kerja pada masa itu

umumnya ada yang dipertahankan dan cenderung menetap sampai masa dewasa

dan ada pula yang berubah. Seseorang yang merasa lebih menyenangi suatu

bidang tertentu, akan menunjukan minat kerjanya pada bidang tersebut.

Sebaliknya jika seseorang yang tidak memiliki minat kerja pada suatu bidang

cenderung untuk menjauhkan diri dari kegiatan pada bidang yang tidak

diminatinya.

2.3 Prospek Pekerjaan Lulusan Program Studi Pendidikan Teknik

Bangunan FPTK UPI

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI memberikan

pengetahuan kepada mahasiswanya pengetahuan tentang bidang kependidikan dan

penguasaan teknologi.

Selain dapat bekerja pada bidang kependidikan, mahasiswa lulusan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI juga dapat bekerja di

sektor industri, khususnya industri bangunan. Dengan diterapkannya kurikulum

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

23

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang ada saat ini dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada lulusan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan untuk memilih bidang pekerjaan

yang diminatinya.

2.3.1 Bidang Kependidikan

Untuk bidang kependidikan mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan

Teknik Bangunan dapat bekerja sebagai tenaga pendidik/guru. Sesuai dengan visi

misi dan tujuan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan yaitu

menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki

kemampuan sebagai tenaga profesional bidang pendidikan dan sebagai guru

bidang kejuruan teknik bangunan. Oleh karena itu pada perkuliahan mahasiswa

diberikan pengetahuan dalam bidang kependidikan. Untuk penguasaan bidang

profesi kependidikan diperoleh dari proses belajar mengajar melalui mata kuliah

kependidikan.

Selain itu mahasiswa juga dipersiapkan untuk menjadi seorang tenaga

pendidik/guru yang profesional. Hal ini dapat terlihat dengan adanya Program

Latihan Profesi yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selama

satu semester. Program Latihan Profesi (PLP) merupakan program nyata yang

bertujuan memberikan bekal pengalaman langsung dari situasi dan kondisi yang

sebenarnya. Kegiatan ini merupakan media pengembangan kemampuan mengajar

seorang calon pendidik dan salah satu upaya yang akan memberikan manfaat

dalam pembentukan dasar-dasar keguruan bagi calon tenaga edukatif yang

profesional.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

24

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.3.1.1 Profesi Guru

Persepsi negatif tentang profesi guru seperti besarnya tugas dan tanggung

jawab seorang guru tidak diimbangi dengan jaminan dan tunjangan kesejahteraan

yang didapat dan sedikitnya kesempatan kerja dibidang pendidikan teknik

bangunan menjadi faktor profesi ini tidak dijadikan pilihan untuk berkarir.

Profesi guru dapat berarti bahwa suatu jabatan atau pekerjaan yang

memerlukan keahlian tertentu/khusus sebagai seorang guru. Hal ini sesuai dengan

pengertian profesi yang dikemukakan oleh beberapa ahli :

Sudjana (1989 : 13), misalnya, mengemukakan bahwa :“Pekerjaan yang

bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan mereka yang

secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh

mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan lainnya”.

Lain halnya dengan Sudjana, Pribadi (Hamalik : 1991) berpendapat

bahwa:“Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu peryataan atau janji terbuka,

bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan

dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk pekerjaan itu”.

Sedangkan Tabrani R. (1992 : 6), menyatakan sebagai berikut :“Jabatan

professional adalah suatu jabatan yang harus melalui jenjang pendidikan yang

mempersiapkannya dengan bekal pengetahuan, nilai-nilai dan sikap serta

ketrampilan yang sesuai dengan bidang profesionalnya”.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

25

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa suatu profesi erat kaitannya

dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian,

pengetahuan dan ketrampilan tertentu. Demikian pula halnya dengan guru sebagai

suatu profesi yang bergerak di dalam bidang kependidikan, dan terlepas dari

berbagai persepsi negatif tentang profesi guru ada juga yang memiliki persepsi

positif tentang profesi guru seperti jam kerja di bidang kependidikan tidak terlalu

panjang dan isu yang berkembang di negara kita mengenai sistem pendidikan

kejuruan yang mulai ditingkatkan, sedikit banyak mempengaruhi mahasiswa yang

tertarik bekerja dibidang kependidikan.

2.3.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Masalah terpenting dari pekerjaan profesi adalah implikasi dan

konsekuensi dari jabatan tersebut terhadap tugas-tugas dan tanggung jawab.

Persoalan ini penting, sebab disinilah letak perbedaan pokok antara profesi yang

satu dengan profesi yang lainnya.

Imam Santoso (1989), yang dikutip oleh Rivai dkk. (2002 : 43),

mengemukakan bahwa masalah terpenting di dalam dunia kependidikan adalah

guru yang berkualifikasi, yang dimaksud dengan guru yang berkualifikasi adalah

guru yang memiliki keahlian yang diperlukan untuk melakukan tugas mengajar

yang dibebankan kepadanya.

Peters yang pendapatnya dikutip oleh sudjana (1989 : 15), mengemukakan

ada tiga tugas dan tanggung jawab guru, yaitu :

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

26

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Guru sebagai Pengajar

Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan

melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut untuk memiliki

seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar, disamping

menguasai ilmu atau bahan yang akan dikerjakan.

2. Guru sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan pada tugas memberikan

bantuan pada siswa dalam memecahkan masalah aspek pendidik, sebab tidak

hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan saja akan tetapi juga

menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para

siswa.

3. Guru sebagai Administrator Kelas

Tugas guru sebagai administrator kelas merupakan jalinan antar

ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.

Sejalan dengan Peters, Amstrong yang juga dikutip oleh Sudjana (1989 :

15), membagi tugas dan tanggung jawab guru menjadi lima kategori yakni :

a. Tanggung jawab dalam pengajaran

b. Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan

c. Tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum

d. Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi

e. Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.

Jika kita perhatikan antara pendapat Peters dan Amstrong, ada tiga hal

perbedaan menyangkut tugas dan tanggung jawab guru yaitu :

1. Mengembangkan kurikulum

2. Mengembangkan profesi

3. Membina hubungan dengan masyarakat

Tanggung jawab mengembangkan kurikulum mengandung arti bahwa

guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru guna penyempurnaan praktek

pengajaran agar hasil belajar yang diperoleh siswa dapat ditingkatkan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

27

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah

tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan

meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Ia harus peka terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan

masyarakat pada umumnya.

Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat berarti

guru tidak hanya harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai pembaharu

saja. Tetapi juga tanggung jawab masyarakat, untuk itu guru dituntut agar dapat

menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pendidikan dan

pengajaran di sekolah.

Sementara itu, Usman (1992 : 4), mengelompokan tugas guru menjadi tiga

jenis, yaitu :

1. Tugas dalam bidang profesi

2. Tugas kemanusiaan

3. Tugas dalam bidang kemasyarakatan

Lebih jauh lagi Usman menerangkan bahwa :

“Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi.Sedangkan melatih mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada

siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah

harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik

simpati para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikannya, hendaknya dapat

dijadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Transformasi diri terhadap

kenyataan di kelas atau dimasyarakat perlu dibiasakan sehingga setiap lapisan

masyarakat (Homoludens, Homopuber dan Homo Sapiens) dapat mengerti

menghadapi guru.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat

dilingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

28

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan

bangsa menuju pada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang

berdasarkan pancasila.

Tugas dan peran hakekat guru tidaklah terbatas didalam masyarakat,

bahkan guru pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memiliki

peran yang penting dalam membentuk gerak maju dalam kehidupan bangsa.

Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak

mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak

dulu, terlebih pada era kontemporer ini.”

2.3.1.3 Profil Guru SMK

Secara umum telah diterangkan di atas tentang tugas dan tanggung jawab

guru. Membahas masalah guru (umumnya) dengan segala kompetensinya tentu

akan luas, oleh karenanya dalam penelitian ini penulis akan mengulas sedikit

tentang profil guru SMK hal ini disebabkan karena idealnya mahasiswa Program

Studi Pendidikan Teknik Bangunan mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK).

Winrich mengemukakan pendapatnya, seperti yang dikutip Rivai (2002 :

43), bahwa guru kejuruan (SMK) mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu mampu

bekerja di bidangnya dan mampu mengajar dengan baik.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Unesco Monographs on

Edication yang juga dikutip Rivai (2002 : 44), bahwa :

“Guru (dalam hal ini guru kejuruan/teknik) tidak saja mampu

mendemonstrasikan pengetahuannya tetapi juga harus memiliki ilmu keguruan.

Untuk mampu mengajar minimal ada lima aspek yang harus mendukung, yaitu

latar belakang pendidikan, penataran dan latihan, pengalaman belajar, kondisi

lingkungan mengajar, dan fasilitas. Dengan terpenuhinya kelima aspek tersebut

diharapkan akan tercapai guru-guru yang berkualifikasi dan berkompetensi.”

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

29

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari pendapat-pendapat di atas memperlihatkan guru SMK harus

mempunyai nilai “lebih” dari guru lain pada umumnya nilai lebih itu terletak pada

kemampuan professional di bidang kejuruan atau keteknikan, sementara itu

bidang kependidikan berikut kompetensi keguruan tadi dengan sendirinya harus

pula terkuasai sebaik mungkin.

2.3.2 Bidang Bangunan

Kurikulum fleksibel yang saat ini menjadi landasan dalam melaksanakan

proses pembelajaran di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI

selain sebagai upaya untuk menselaraskan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan

tenaga kependidikan professional dalam bidang pendidikan teknologi dan

kejuruan, tetapi juga menselaraskan dengan kebutuhan masyarakat industri dan

dunia usaha, yaitu memperbesar peluang secara kompetitif agar para lulusan

mampu berperan aktif membangun bangsa melalui bidang ilmu dan teknologi

(IPTEK) sebagai kemampuan kedua.

Selain dapat bekerja pada bidang kependidikan, tidak menutup

kemungkinan bagi mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Teknik

Bangunan FPTK UPI Bandung untuk bekerja pada sektor industri, termasuk

bidang bangunan. Hal ini dikarenakan selain mendapatkan pengetahuan dibidang

kependidikan, mahasiswa juga diberikan pengetahuan tentang bidang penguasaan

teknologi bangunan. Idealnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik

Bangunan akan bekerja sebagai tenaga pendidik bidang kejuruan sesuai dengan

visi misi dan tujuan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan tetapi tidak

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

30

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menutup kemungkinan untuk bekerja di industri bangunan melihat SMK-SMK

bidang bangunan tidak banyak diselenggarakan, dengan wawasan lebih di bidang

bangunan mahasiswa yang tidak tertampung di SMK-SMK bangunan dapat

bekerja di industri bangunan.

Untuk penguasaan bidang teknologi bangunan diperoleh dari mata kuliah

pada bidang teknologi bangunan. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan mata

kuliah Praktik Industri yang dilaksanakan selama 3-4 bulan pada industri proyek.

Kegiatan praktik industri ini memberikan pengalaman dan gambaran yang nyata

kepada mahasiswa mengenai dunia industri bangunan.

Perkembangan pembangunan di negara kita tidak dapat lepas dari

perkembangan industri jasa properti. Perkembangan industri jasa bangunan

berhubungan erat dengan pembangunan yang saat ini sedang giat dilaksanakan.

Pada umumnya industri jasa bangunan mencakup kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan pembangunan sarana dan prasarana fisik dalam bidang

bangunan.

Merencanakan bangunan Teknik Sipil, Seperti antara lain merencanakan

bangunan struktur konstruksi gedung, bangunan irigasi, merencanakan

jalan/jembatan adalah merupakan suatu kemampuan yang didapat dalam

kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan walaupun dalam skala

yang sedikit.

2.3.2.1 Jenis-Jenis Pekerjaan Bidang Industri Bangunan

Jenis-jenis pekerjaan didunia industri bangunan seperti halnya konsultan

dan kontraktor adalah beberapa jenis pekerjaan yang ada di dunia bangunan.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

31

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Profesi Konsultan

Konsultan adalah suatu badan usaha yang merencanakan pembangunan

fisik, baik berupa perencanaan perhitungan kekuatan bangunan fisik tersebut,

perencanaan bentuk gambar yang dapat dibaca oleh pelaksana dilapangan berupa

“blue print”, maupun perencanaan manajemennya. Dalam proyek konsultan

dibagi dua yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas.

1. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah perorangan atau perusahaan yang memilki

keahlian, kecakapan dan bakat khusus dan tersedia bagi yang memerlukan (klien)

dengan imbalan sejumlah upah. Konsultan professional memberikan nasehat dan

seringkali membantu membantu melaksanakan nasehat tersebut dengan dan untuk

klien. Konsultan perencana memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Merencanakan (bangunan sipil) sesuai dengan yang diminta oleh owner,

merencanakan dalam konteks ini meliputi :

Merencanakan struktur atau konstruksi

Membuat gambar perencanaan

Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Membuat dokumen pelelangan

Mengkaji kelayakan bangunan.

2. Bertanggung jawab atas segala yang direncanakan termasuk perhitungan

konstruksi dan kelancaran proyek.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

32

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Konsultan Pengawas

Sedangkan konsultan pengawas adalah perorangan atau perusahaan yang

mempunyai keahlian, kecakapan dalam mengawas pelaksanaan proyek,

sedangkan tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas adalah :

1. Memberikan bimbingan, pengarahan, dan pengawasan dalam pelaksanaan

pekerjaan.

2. Melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dokumen paket-paket

pekerjaan yang akan dilaksanakan.

3. Menilai dan mengesahkan berita acara kemajuan pekerjaan untuk

pembayaran asuransi atau termin.

4. Berhak untuk menegur dan memperhatikan pelaksana agar melakukan

pekerjaan sesuai dengan kontraktor dan rencana kerja yang telah ditetapkan.

5. Berhak melakukan pemeriksaan pengujian pekerjaan terhadap bahan-bahan

yang akan dipakai.

6. Menilai dan menggerakan berita acara sesuai dengan peryataan pekerjaan

dari kontraktor.

b. Profesi Kontraktor

Kontraktor adalah suatu badan usaha yang bergerak di dunia konstruksi

yang melaksanakan pekerjaan dilapangan sehingga perencanaan gambar yang

berupa blue print tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk bangunan fisik. Tugas

dan tanggung jawab kontraktor adalah sebagai berikut :

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

33

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Melaksanakan pekerjaan fisik dilapangan sesuai dengan gambar rencana,

peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

2. Menempatkan sejumlah tenaga ahli yang bekerja sepenuhnya dalam

melaksanakan pekerjaan.

3. Memberikan laporan harian, mingguan, dan bulanan yang menjelaskan

kemajuan pekerjaan, situasi pekerjaan dan lainnya yang di rasa perlu.

4. Bertanggung jawab atas perawatan, pengawasan dan penjagaan keamanan

fisik selama dalam hubungan pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan.

5. Menyediakan bahan dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan.

6. Mengajukan tambahan biaya sesuai dengan besarnya pekerjaan tambahan

kepada pemilik setelah mendapat persetujuan dari konsultan.

7. Bertanggung jawab untuk memperbaiki dan menyempurnakan bagian

pekerjaan yang kurang memenuhi syarat yang diinginkan pemilik selama

masih dalam proses perawatan.

8. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang sedang berlangsung maupun yang

telah selesai dilaksanakan.

Keberhasilan sebuah proyek sangat tergantung pada kualitas personil,

kualitas material, dan dukungan peralatan (equipment) yang memadai. Dalam

Keppres Nomor 80 tahun 2003 Pasal 36 ayat 4 dinyatakan :

“Penyedian barang/jasa (kontraktor) wajib melakukan pemeliharanaan atas

hasil pekerjaan selama masa yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga kondisinya

tetap seperti pada saat penyerahan pekerjaan dan dapat memperoleh pembayaran

uang retensi dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan”.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

34

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan dalam ayat 5 dinyatakan : “masa pemeliharaan minimal untuk

pekerjaan permanen 6 (enam) bulan, untuk pekerjaan semi permanen 3 (tiga)

bulan, dan masa pemeliharaan dapat melampaui tahun anggaran”. Dalam

melaksanakan tugasnya, konsultan dan kontraktor harus berpedoman kepada DED

(Detail Engineering Design) dan harus sesuai dengan spesifikasi material dan

prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Banyak jenis pekerjaan lain yang dapat ditekuni pada bidang industri

proyek konstruksi ini, diantaranya :

a. Drafter.

b. Surveyor.

c. Estimator.

d. Perusahaan yang bergerak di bidang industri konstruksi seperti perusahaan

baja, besi, beton dll.

2.4 Angapan Dasar

Anggapan dasar merupakan dasar pemikiran yang memungkinkan kita

mengadakan penelitian. Menurut Winarno Surakhmad (Arikunto, S., 2006 : 65)

mengatakan bahwa “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak

pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik”.

Suharsimi Arikunto (2006 : 24) mengatakan bahwa : “Anggapan dasar

adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi

sebagai hal-hal yang akan dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam

melaksanakan penelitiannya”.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori dan Konsep Persepsi 2.1.1 …a-research.upi.edu/operator/upload/s_tb_0606810_chapter2(3).pdf · Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang),

35

Angga Rachmanto, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Manfaat anggapan dasar adalah :

a. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.

b. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian.

c. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.

Berdasarkan peryataan tersebut maka yang menjadi anggapan dasar dalam

penelitian ini adalah :

1. Persepsi mahasiswa merupakan pengamatan yang dilakukan

mahasiswa terhadap sesuatu objek (pengalaman, orang, situasi dan

kondisi) sehingga menyadari, menanggapi masalah, memperoleh

pesan, melahirkan ide, keyakinan dan pandangan (meliputi pendapat,

usulan, sanggahan dan pengembangan) serta memberikan arti pada

objek tersebut.

2. Setiap mahasiswa memiliki persepsi yang berbeda akan sesuatu hal

meskipun dalam kondisi lingkungan yang sama.

3. Semakin baik persepsi mahasiswa tentang suatu bidang pekerjaan

semakin baik pula keinginan mahasiswa untuk memilih bidang

pekerjaan tersebut, begitu juga sebaliknya.

2.5 Pertanyaan Penelitian

Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : “Bagaimana gambaran persepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan

Teknik Bangunan FPTK UPI tentang minat kerja?”