BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Administrasi 2.1.1. Pengertian … · Kacang-kacangan (bean) Membutuhkan...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Administrasi 2.1.1. Pengertian … · Kacang-kacangan (bean) Membutuhkan...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Administrasi
2.1.1. Pengertian Administrasi
Menurut Trecker dalam Keban (2008:2) “Administrasi adalah suatu proses
yang dinamis dan berkelanjutan, yang digerakan dalam rangka mencapai tujuan
dengan cara memanfaatkan secara bersama orang dan material melalui koordinasi
dan kerja sama”.
Sedangkan menurut Siagian dalam Athoillah (2010:133) mengatakan
“Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia
atau lebih, yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan”.
Menurut Anggara (2015:16) “Administrasi adalah totalitas sistem yang
terdiri atas subsistem dengan berbagai atribut yang berkaitan, saling
ketergantungan, saling berhubungan, saling mempengaruhi sehingga
keseluruhannya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan mempunyai tujuan
tertentu. Suatu sistem merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar.”
Menurut A. Dunsire dalam Keban (2008:2) mengatakan bahwa:
“Administrasi dapat diartikan sebagai arahan, pemerintahan, kegiatan
implementasi, kegiatan pengarahan, penciptaan prinsip-prinsip
implementasi kebijakan publik, kegiatan melakukan analisis,
menyeimbangkan dan mempersentasikan keputusan, pertimbangan-
pertimbangan kebijakan, sebagai pekerjaan individual dan kelompok
dalam menghasilkan barang dan jasa publik, dan sebagai arena bidang
kerja akademik dan teoritik”.
Menurut Haryadi (2009:1) “Administrasi dalam arti sempit adalah
kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan
8
tujuan untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya
kembali secara keseluruhan dan dalam satu hubungan satu sama lain. Administrasi
dalam arti sempit ini sebenarnya lebih tepat disebut dengan tata usaha.”
Sedangkan menurut Irmansyah dalam Supriyanto (2016:4) mengatakan
bahwa:
“Administrasi dalam arti sempit yang mengandung arti segala pencatatan
kegiatan kantor ialah tata usaha dan tata pembukuan. Tata usaha berkaitan
dengan kegiatan kantor yang bersifat non finansil dan tata pembukuan
pada kegitan yang bersifat finansil. Kegiatan yang menagani kedua
informasi itu kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain seperti teknik
dan sistem informasi serta akuntansi.”
Menurut Supriyanto (2016:24) juga mengatakan bahwa:
“Administrasi sebagai objek studi ilmu paling sedikit mempunyai 10
(sepuluh) arti/pokok bahasan yaitu: fenomena sosial, kekuatan hidup
organisasi, fungsi pengelolaan organisasi, pimpinan/badan pimpinan
organisasi, seni dan ilmu, proses kerja sama, prilaku sosial tertentu,
praktek dan teknik tertentu, sistem tertentu, dan tipe manajemen tertentu.”
Menurut Athoillah (2010:129) mengatakan bahwa “administrasi adalah
kegiatan yang hanya tertuju pada aktivitas pembukuan dan pembuatan file-file
dalam organisasi. Akan tetapi, tidak sedikit yang mengatakan bahwa administrasi
merupakan proses kerja sama dalam mengatur seluruh aktivitas.”
Menurut Daryanto dalam Anggara (2015:16) mengatakan bahwa
“Administrasi juga berhubungan dengan perkantoran, juru tulis atau tata usaha.
Pegawai administrasi merupakan pegawai yang berkiprah dalam ketatausahaan,
yang mengurus soal surat menyurat perkantoran, dan pelayanan yang berubungan
dengan kebutuhan administratif.”
2.1.2. Unsur - Unsur Administrasi
Menurut Anggara (2016:41) unsur-unsur administrasi dalam proses
operational administratif terdapat sejumlah unsur yang berkaitan antara satu
9
dengan yang lain. Apabila salah satunya tidak ada, proses administrasi akan
terhambat. Unsur-unsur tersebut meliputi:
1. Organisasi, yaitu wadah bagi segenap kegiatan usaha kerja sama.
2. Manajemen, yaitu kegiatan menggerakkan sekelompok orang dan
mengerahkan fasilitas kerja.
3. Komunikasi, yaitu penyampaian berita dan pemindahan ide pikiran dari
seseorang kepada yang lainya agar terwujud kerja sama.
4. Kepegawaian, yaitu pengaturan dan pengurusan pegawai atau karyawan yang
diperlukan.
5. Keuangan, yaitu pengelolaan segi-segi pembiayaan dan pertanggung jawaban
keuangan.
6. Perbekalan, yaitu perencanaan, pengadaan, dan pengaturan pemakaian barang
keperluan keuangan.
7. Tata usaha, yaitu penghimpunan pencatatan, pengelolan pengiriman dan
penyimpanan berbagai keterangan yang diperlukan.
8. Hubungan masyarakat, yaitu perwujudan hubungan yang baik dan dukungan
dari lingkungan masyarakat terhadap usaha kerjasama.
2.1.3. Prinsip Administrasi
Menurut Daryanto dalam Anggara (2016:43) mengatakan bahwa dalam
pendekatan sistem, kegiatan administrasi merupakan salah satu komponen
instrumental proses penyelanggaran organisasi. Landasan operasional kegiatan
administrasi berpendoman pada empat prinsip, yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip fleksibilitas
10
Prinsip fleksibilitas adalah tolok ukur yang mempertegas bahwa semua
administrator melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan fasilitas yang
tersedia, memanfaatkan pola kerja sama yang ditunjang sepenuhnya oleh
situasi dan kondisi yang sebenarnya.
2. Prinsip efisien dan efektivitas
Dengan prinsip efisiensi, penghematan waktu, biaya, dan tenaga akan
mempengaruhi keseimbangan antara input dan output, tidak mengakibatkan
dampak-dampak yang cenderung merugikan dan memperlambat pencapaian
tujuan.
3. Prinsip berorientasi pada tujuan
Administrasi merupakan komponen input instrumental untuk menjamin
tercapainya tujuan. Tujuan operasional yang sudah dirumuskan menjadi
orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi.
4. Prinsip kontinuitas
Seluruh pelaksanaan administrasi harus berkelanjutan, yaitu dengan acuan
perencanaan tujuan jangka pendek, menegah, dan jangka panjang.
2.1.4. Fungsi Administrasi
Menurut Anggara (2016:43) terdapat sembilan fungsi administrasi yang
keberadaannya dianggap sangat penting yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan demi tercapai tujuan.
2. Menghidupi organisasi.
3. Memperkuat kedudukan organisasi.
4. Sebagai tim pimpinan organisasi.
11
5. Sebagai management jenis tertentu.
6. Sebagai sitem pengelolahan berbagai input untuk menghasilkan output
tertentu.
7. Sebagai tingkah laku (behavior) tertentu.
8. Sebagai pola dan proses kerja sama dalam mencapai tujuan.
9. Sebagai ilmu, skills, atau seni kemempuan tertentu.
Sedangkan menurut Athoillah (2010:148) mengatakan administrasi
memiliki fungsi-fungsi tersendiri, sebagaimana dalam manajemen. Fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan perlengkapan
Pengelolaan perlengkapan merupakan salah satu fungsi administrasi, yang
merupakan fungsi manajemen dalam, organisasi yang berkaitan dengan unsur
administrasi lainya, yaitu perencanaan, penentuan kebutuhan, anggaran,
pengadaan, penyimpaanan, penyaluran, inventaris, pemeliharan, penghapusan
serta pengendalian.
2. Pembukuan perencanaan
Dalam administrasi, fungsi perencanaan berkaitan dengan perencanan
kebutuhan perlengkapan dan penganggaran.
3. Pelaporan
Secara keseluruhan, data-data dan fakta-fakta organisasi dapat dijadikan bahan
utama untuk dilaporkan, baik dalam rapat-rapat organisasi maupun laporan
pertangungjawaban tahunan.
12
4. Fungsi pengawasan administratif
Fungsi pengawasan administratif didasarkan pada data-data dan fakta-fakta
yang tertulis. Misalnya, pembukuan seluruh aktivitas organisasi, jadwal
kegiatan, absen karyawaan, perbendaharaan dan sebagainya. Pencocokan
antara data yang tertulis dengan fakta dilapangan sangat penting agar
pengawasan dapat ditingkatkan.
5. Fungsi filling
Filling adalah proses pengaturan dan penyimpanan arsip secara sistematis
sehingga setiap kali diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah dan
cepat. Hal ini karena arsip sangat berperan dalam organisasi, yaitu sebagai
“pusat ingatan” pentingya menyimpan data disebabkan oleh berbagi alasan.
Salah satunya adalah sebagai bahan informasi bagi organisasi dan rujukan kerja
organisasi oleh ketertiban manajerialnya. Karena fungsinya sangat penting,
penyimpanan data harus dilakukan dengan rapih, teliti dan sistematis.
6. Fungsi kerja sama
Fungsi kerja sama merupakan salah satu fungsi administrasi terutama berkaitan
dengan seluruh proses pengadministrasian yang terdapat didalam organisasi,
sebagaimana terjadinya proses pengarsipan yang berlaku untuk berbagai
bidang pekerjaan karena adanya tugas dan kewajiban yang berbeda-beda, tetap
merupakan kesatuan sistem.
7. Fungsi Komunikasi
Ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, mempengaruhi,
mengendalikan prilaku oang lain melalui berbagai pendekatan, serta digunakan
pula pendekatan psikologis dan sosiologis. Komunikasi dalam administrasi
13
menggunakan pendekatan birokrtitis dan “mungkin” menggunakan pendekatan
personal atau individual.
8. Fungsi laporan
Laporan merupakan fungsi administrasi yang tidak dapat dipisahkan dari
sistem pengawasan dan pengendalian organisasi karena fungsi laporan adalah
gambaran pertanggung jawaban setiap pegawai dalam organisasi, terlebih
pertanggung jawaban yang dimaksudkan berkaitan dengan jabatan yang
dipikulnya.
2.2. Kargo Curah Kering
Menurut Lasse (2009:172) menjelaskan bahwa “Muatan curah kering (dry
bulk cargo) mengalir dari kapal hingga ke lokasi penimbunan pada rute tidak
tangsung (indirect delivery) tanpa diletakan di dermaga karena tersedia instalasi
unloader, hopper, dan conveyor atau pipelines. Lokasi penimbunan terdiri dari
tangki tertutup atau lapangan terbuka.”
Menurut Rizaldy dan Rifni (2013:11) mengatakan bahwa:
“Kargo adalah barang kiriman yang diangkut dengan pesawat udara (tidak
sama dengan barang bagasi) atau kapal laut melalui transportasi dan
dikarenakan pembayaran biaya pengiriman yang ditentukan pihak
pengangkut, yang tercatat dalam SMU (Surat Muatan Udara) pada
penerbangan domestik atau AWB (Air Waybill), B/L (Bill of landing) pada
penerbangan atau pengapalan internasional.”
Menurut Lasse (2009:172) menjelaskan bahwa:
“Penanganan muatan curah dipelabuhan berbeda dengan muatan umum
(general Cargo) maupun muatan petikemas (containerized cargo). Kegiatan
bongkar-muat muatan umum dan petikemas melalui empat tahap proses
meliputi operasi kapal, operasi transfer didermaga, operasi gudang atau
lapangan dan operasi bongkar dan sebaliknya untuk operasi muat.”
Menurut Lasse (2009:173) mengatakan bahwa barang muatan curah kering
dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu:
14
1. Curah kering pangan
Karakteristik barang curah pangan merupakan data penting ketika mengemas,
transfer, mengapalkan, dan menyimpannya.
Tabel II.1
Karakteristik Muatan Curah Kering Pangan
Sumber: Lasse (2009:173)
2. Curah kering non pangan
Seperti halnya bahan curah kering pangan yang dikemukakan terdahulu.
Pengatuan akan jenis dan karakteristik curah kering non pangan penting ketika
mengemas, transfer, mengapalkan, dan menyimpannya. Pada dasarnya
No. Curah Kering Karakteristik
1.
Beras (paddy,Wite Rice,
Rice dusty, rice meal rkt
bran)
Dikapal berdasarkan kemasan karung goni atau bulk
2. Gandum
Membutuhkan ventilasi yang cukup: terlindung dari
pengaruh cuaca dan hama tikus.
Dikapalkan dalam kemasan sak atau bulk: terpisah
dari muatan lembab atau berbau: sama sekali tak boleh
tercampur dengen pupuk, akan keracunan
3. Biji mangan
Membutuhkan dunage dan ventilasi yang cukup:
menimbulkan panas dan berkeringat yang
menyebabkan peraginan dan cepat membusuk.
4. Kacang-kacangan
(bean)
Membutuhkan ventilasi yemg cukup karena sangat
muda panas dan berkeringat, bahkan mudah terbakar
dengan kandungan minyak 5 -10%. Dikapalkan dalam
kemasan sak atau bulk .
5. Jagung
Membutuhkan ventilasi yang cukup; jika suhu
naik sangat mudah terbakar sendiri kandungan
minyak mencapai 60%, keringat, berbau, timbulkan
noda, dan kutu kopra.
6. Kopra
Membutuhkan ventilasi yang cukup; jika suhu
naik sangat mudah terbakar sendiri kandungan
minyak mencapai 60%, keringat, berbau, timbulkan
noda, dan kutu kopra.
7. Tapioka dan gaplek
Ketela pohon (singkong) yang diris-iris lalu
dikeringkan: dikapalkan secara bulk terpisah dari
muatan yangberbau dan lembab.
8. Biji Kelapa Sawit Membutuhkan ventilasi yang cukup, kadar minyak 40-
50% jika suhu naik berkeringat dan mudah terb akar.
15
penyimpanan dan pengapalan barang curah kering non pangan pada tabel di
bawah ini tidak boleh tercampur dengan muatan curah kering bahan pangan.
Tabel II.2
Karakteristik Muatan Curah Kering Non Pangan
Sumber: Lasse (2009:173)
No. Curah Kering Karakteristik
1. Aspal
Bahan mineral yang terbentuk dari proses pengeringan
suatu lokasi batu karang yang dasarnya mengandung
endapan minyak.
Dikapalkan secara bulk: ruang palka dinding diratakan
danseluruh permukaan dilapisi sejenis kapur.
2. Jarak
Biji buah yang mengandung minyak. Kulitnya beracun
tidak boleh tercampur dengan bahan makanan. Kopra dan
biji kelapa sawit. Di kapalkakan secara bulk
3. Biji mangan Campuran mangan dengan besi, diolah untuk digunakan
sebagai zat pewarna keramik. Dikapalkan secara bulk
4. Pupuk
Tidak boleh dicampur dengan muatan tekstil dan bahan
pangan karena berbau, megeluarkan uap air dan
mengandung racun. Dikapalkan secara bulk
5. Semen
Campuran bahan kimia yang mengandung hidrolis;apabila
dicampur dengan air bereaksi dan berubah sifat menjadi
bahan berdaya rekat sehingga dapat mengikat bahan-bahan
lain menjadi suatu satuan massa dan mengeras. Daya
rekatnya hilangjika tercampur dengan gula. Diangkut
khusus dengan carrier.
6. Klinkir
Senyawa dasar pembentuk semen yang terdiri unsur utama
mineral yang berkatan dengan unsur lain. merupakan
bahan semen setengah-jadi. Diangkut bulk.
7. Bedak (talk)
Sari lemak hewan berbentuk bubuk halus sebagai bahan
pembuat sabun dan lilin. Dikapalkan secara bulk pada
temperatur 51-57 celcius.
8. Soda ash Bahan baku pembuat kaca, ditergen, kertas, tekstil.
Dikapalkan secara bulk.
9. Biji besi (Iron are) Bahan baku industi baja. Dikapalkan secara bulk.
10. Besi tua (scrap iron) Bahn baku industri baja dan almunium. Dikapalkan bulk.
11. Fosfat Bahan baku industri pupuk fosfat. Sangat berdebu dan
menyerap kelembaban. Dikapalkan bulk.
12. Animal feed Bahan pembuat pakan ternak. Dingkut secara bulk.
13. Batu-bara Bahan bakar industri hasil tambang, mudah terbakar.
Dikapalkan secara bulk dan diberi ventilasi secukupnya.