BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab...

35
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hubungan Perekonomian Nasional Dan Pasar Modal Peranan utama mengapa sistem keuangan yang efisien menjadi sangat penting di dalam perekonomian adalah karena keberadaan informasi dan biaya transaksi. Asymmetricinformation dapat membuat adverse selection dan moral hazard, yang menyebabkan biaya transaksi yang cukup tinggi, sehingga pada akhirnya menyebabkan inefisiensi. Dengan mengkhususkan diri pada pengumpulan informasi, mengevaluasi proyek, membagi risiko, dan memberikan kemudahan serta likuiditas transaksi, sistem keuangan yang efisien akan meningkatkan tabungan dan dapat memperbaiki alokasi dana pada berbagai kemungkinan investasi. Sebagai akibatnya, intermediasi keuangan akan meningkatkan produktivitas modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Terdapat tiga saluran di mana intermediasi keuangan serta pasar keuangan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertama, perkembangan pada sektor keuangan dapat mendorong peningkatan pada tingkat tabungan masyarakat. Dengan memanfaatkan skala ekonomis serta pengalaman, intermediasi keuangan mampu memberikan investor return yang lebih besar, dan hal ini dapat mendorong peningkatan tabungan masyarakat. Beberapa penelitian yang mendukung pemikiran ini, diantaranya yang dilakukan oleh

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hubungan Perekonomian Nasional Dan Pasar Modal

Peranan utama mengapa sistem keuangan yang efisien menjadi sangat

penting di dalam perekonomian adalah karena keberadaan informasi dan biaya

transaksi. Asymmetricinformation dapat membuat adverse selection dan moral

hazard, yang menyebabkan biaya transaksi yang cukup tinggi, sehingga pada

akhirnya menyebabkan inefisiensi. Dengan mengkhususkan diri pada

pengumpulan informasi, mengevaluasi proyek, membagi risiko, dan

memberikan kemudahan serta likuiditas transaksi, sistem keuangan yang

efisien akan meningkatkan tabungan dan dapat memperbaiki alokasi dana

pada berbagai kemungkinan investasi. Sebagai akibatnya, intermediasi

keuangan akan meningkatkan produktivitas modal dan mendorong

pertumbuhan ekonomi.

Terdapat tiga saluran di mana intermediasi keuangan serta pasar

keuangan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertama, perkembangan

pada sektor keuangan dapat mendorong peningkatan pada tingkat tabungan

masyarakat. Dengan memanfaatkan skala ekonomis serta pengalaman,

intermediasi keuangan mampu memberikan investor return yang lebih besar,

dan hal ini dapat mendorong peningkatan tabungan masyarakat. Beberapa

penelitian yang mendukung pemikiran ini, diantaranya yang dilakukan oleh

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

8

McKinnon (1973) dan Shaw (1973) yang menekankan pada peranan

liberalisasi keuangan dalam mendorong tabungan dan investasi. Mereka

berpendapat bahwa financial deepening tidak hanya meningkatkan

produktivitas modal tetapi juga tingkat tabungan, sehingga mampu mendorong

investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, dengan mengurangi biaya

pengumpulan informasi dan biaya transaksi, intermediasi keuangan akan

mendorong fungsi ekonomi terutama dalam menyalurkan dana dari lender

kepada borrower. Hasil penelitian Gurley dan Shaw (1955,1960 dan 1967)

menekankan pada pentingnya intermediasi keuangan dalam penyaluran

tabungan untuk penggunakan investasi. Ketiga, sektor keuangan mampu

memperbaiki alokasi sumber daya. Beberapa penelitian berargumentasi hal

ini di mana perkembangan pada sektor keuangan akan mendorong

pertumbuhan ekonomi dengan cara mendorong alokasi dana secara lebih

efisien melewati beberapa cara,yaitu: (1) fund pooling, yang membuat feasible

proyek investasi dengan nominal besar dengan biaya yang cukup kompetitif,

(2) diversifikasi risiko, mengurangi probabilita default risk dengan

menggunakan prinsip diversifikasi, (3) manajemen likuiditas, mendorong

likuiditas pada proyek investasi, (4) screening, yaitu mendapatkan dan

mengevaluasi informasi pada sebuah proyek dan menyalurkan dana pada

proyek yang paling menguntungkan,(5) monitoring, yaitu mengawasi kinerja

borrower agar dapat memenuhi komitmen kewajibannya. Sebuah sistem

keuangan yang berfungsi secara proporsional akan mendorong alokasi sumber

daya yang lebih efisien dengan mekanisme tersebut.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

9

2.1.1 Perkembangan Pasar Modal dan Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan pasar modal adalah konsep yang bersifat multi-dimensi.

Perkembangan ini biasanya diukur dengan beberapa indikator, seperti ukuran

pasar modal ,likuiditas, volatilitas, konsentrasi, tingkat keterbukaan, serta

peraturan pendukung. Banyak yang berpendapat, bahwa perkembangan pasar

modal dapat terlihat dari indeks saham pasarnya, seperti pendapat Levine dan

Zervos (1996) serta Demirguc-Kunt dan Levine (1996b). Demirguc-Kunt dan

Levine (1996b) berkesimpulan bahwa hampir seluruh indikator

Perkembangan pasar modal memiliki hubungan yang erat dengan

perkembangan intermediasi keuangan. Sebuah negara yang memiliki pasar

modal yang telah berkembang dipastikan cenderung akan memiliki

intermediasi keuangan yang juga berkembang baik.

Beberapa penelitian yang mendukung akan peranan penting dari pasar

modal terhadap perekonomian nasional adalah penelitian yang dilakukan oleh

Atje dan Jovanovic (1993) yang bertujuan menguji hipotesis bahwa pasar

modal memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di 40 negara

selama periode 1980-1988. Mereka berkesimpulan bahwa terdapat hubungan

yang positifdan signifikan antara pertumbuhan ekonomi dengan

perkembangan pasar modal (yang menggunakan indikator rasio nilai saham

yang perdagangkan terhadap PDB). Hasil penelitian lainnya dari Levine dan

Zervos (1996,1998) serta Singh (1997) menunjukkan bahwa perkembangan

pasar modal berdampak positif dan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi

dalam jangka panjang. Selain itu dengan membandingkan antara peranan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

10

sumber pendanaan tidak langsung (indirect finance) lewat intermediasi

keuangan dan sumber pendanaan langsung (direct finance) lewat pasar modal,

yang didukung dengan data 47 negara selama priode 1976 hingga 1993,

Levine dan Zervos (1998) menemukan hasil bahwa likuiditas pasar modal

memiliki hubungan positif dan signifikan dengan pertumbuhan ekonomi, baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang, meskipun dengan tetap

menggunakan variabel kontrol berupa faktor ekonomi dan politik. Selain itu,

perkembangan pasar modal dan perbankan sama-sama mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi secara signifikan dalam jangka panjang, di mana

meskipunkarakteristik keduanya berbeda, terutama dari sisi jasa keuangan

yang ditawarkan, pasar modal mampu menyediakan jasa keuangan yang

penting bagi pertumbuhan ekonomi.

2.1.2 Hubungan Kausalitas Antara Perkembangan Sektor

Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Peranan sektor keuangan diyakini memegang peranan kunci bagi

pertumbuhan ekonomi. Meskipun begitu, hubungan yang mungkin terjadi

dapat bersifat kebalikannya, dimana pertumbuhan ekonomi juga diyakini

dapat mendorong perkembangan sektor keuangan. Beberapa hal di bawah ini

yang menggarisbawahi hubungan antara perkembangan sektor keuangan dan

pertumbuhan ekonomi.

1. Perkembangan sektor keuangan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Beberapa pemikiran yang mendukung hal ini adalah bahwa inovasi

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

11

pada sektor keuangan akan meningkatkan supply jasa

keuangan,sehingga tingkat dana yang tersedia bagi investasi produktif

akan semakin besar, dan pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi. Hal ini didukung oleh hasil empiris dari McKinnon (1973),

Shaw (1973), serta King dan Levine (1993a,b,c).

2. Pertumbuhan ekonomi mendorong perkembangan sektor keuangan.

Pendapat ini menekankan pada peranan pasif dari sistem keuangan, di

mana perkembangan sektor keuangan merupakan dampak dari

aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Ekspansi ekonomi secara terus

menerus akan membutuhkan dukungan jasa sektor keuangan dengan

instrumen-instrumen baru. Sistem keuangan kemudian mengadaptasi

dalamupaya memenuhi permintaan pasar, terutama sektor riil.

Pemikirian ini didukung oleh Gurley dan Shaw (1967),serta Goldsmith

(1969).

3. Hubungan saling mempengaruhi antar pertumbuhan ekonomi dan

perkembangansektor keuangan. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan

perkembangan pada sistem keuangan menjadi lebih menguntungkan

dan perkembangan pada sistem keuangan yang semakin efisien dapat

mendorong pertumbuhan yang lebih cepat. Pada waktu bersamaan,

adopsi teknologi pada sistem keuangan juga akan semakin meningkat

seiring dengan meningkatnya ukuran sektor keuangan akibat skala

ekonomi dan learning-by-doing.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

12

2.2 Pasar Modal Indonesia

Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen

keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik

dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh

pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Di dalam suatu perekonomian akan ada pihak-pihak yang

membutuhkan dana (borrowers) dan ada pihak yang memiliki kelebihan dana

(lenders). Mereka yang membutuhkan dana dapat mencarinya melalui sumber

pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang

(misal melalui pasar modal, leasing atau modal ventura). Mereka juga dapat

memikirkan sumber dari dalam perusahaan sendiri, yaitu laba ditahan. Para

investor dapat melakukan investasi dalam bentuk deposito, tabungan atau

membeli instrumen pasar modal seperti saham dan obligasi atau mereka juga

dapat membeli physical assets seperti emas, tanah, dll.

Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan surat-surat

berharga seperti saham dan obligasi. Instrumen ini hanya dijual kepada

investor, baik individual maupun instritusional dan hasilnya adalah dana untuk

perusahaan. Di Indonesia dikenal 2 bursa efek: Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya., yang sekarang bergabung menjadi satu dengan nama Bursa

Efek Indonesia (BEI).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

13

2.2.1 Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia

Pasar modal Indonesia pertama kali didirikan oleh pemerintah kolonial

Belanda di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama

Vereniging voor de Effectenhandel (bursa efek).

Saat itu terdapat 13 anggota bursa yang aktif yaitu: Fa. Dunlop & Kolf,

Fa. Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W.

Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D.

Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa.

Cruyff dan Fa. Gebroeders.

Perkembangan pasar modal di Batavia begitu pesat sehingga menarik

masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada 11 January

1925 di Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang didirikan bursa. Namun

akhirnya pemerintah Hindia Belanda menutup kedua bursa ini karena Perang

Dunia II.

Orde Lama (1945 – 1966)

Didahului dengan diterbitkannya Undang-Undang Darurat No. 13

tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan sebagai Undang-undang No.

15 tahun 1952 tentang bursa, pemerintah RI membuka kembali Bursa Efek di

Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah terhenti selama 12 tahun. Sejak itu

bursa efek berkembang pesat.

Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai tahun 1958. Karena

mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa yang

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

14

diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap

Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan

mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia.

Diperparah lagi dengan memburuknya hubungan Republik Indonesia dengan

Belanda akibat sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan

semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang

Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958.

Instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada

tahun 1960, yaitu larangan bagi Bursa Efek Indonesia untuk

memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di

Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin

memperparah perdagangan efek di Indonesia.

Tingkat inflasi yang cukup tinggi ketika itu, makin menggoncang dan

mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar uang dan pasar modal,

juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun 1966.

Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi

rendah sehingga tidak menarik lagi bagi investor.

Orde Baru (1966 – 1998)

Pemerintah Orde Baru kemudian berusaha untuk mengembalikan

kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang rupiah. Disamping pengerahan

dana dari masyarakat melalui tabungan dan deposito, pemerintah terus

mengadakan persiapan khusus untuk membentuk Pasar Modal.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

15

Pada tahun 1976 dibentuklah Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal)

dan PT Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri Keuangan yang

diketuai oleh Gubernur Bank Sentral. Bapepam juga menjalankan fungsi

ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola bursa efek.

Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan Kepres RI No. 52 tahun

1976 pasar modal diaktifkan kembali dan go public-nya beberapa perusahaan.

Pasar modal selama tahun 1977 sampai dengan 1987 mengalami

kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-

perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek, antara lain fasilitas

perpajakan untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di pasar

modal.

Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai

deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu Paket

Kebijaksanaan Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket

Kebijaksanaan Desember 1988.

Orde Reformasi (1998 – sekarang)

Saat ini Pasar Modal Indonesia sudah lebih berkembang dibanding beberapa

tahun lalu. Ketika pasar modal diaktifkan lagi tahun 1977, jumlah perusahaan

yang mencatatkan sahamnya di BEJ hanya satu perusahaan. Kini, berdasarkan

data terakhir yang diperoleh pada tahun 2007, jumlah emiten telah tercatat

sebanyak 342 perusahaan. Demikian pula dengan nilai kapitalisasi pasarnya

sebesar $ 132,8 miliar yang sudah meningkat dibandingkan dengan beberapa

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

16

waktu sebelumnya. Secara umum, kinerja Pasar Modal Indonesia dalam era

reformasi menunjukkan indikasi membaik. Tahun 2007 merupakan tahun yang

bersejarah bagi Pasar Modal Indonesia, dengan telah selesainya penggabungan

PT Bursa Efek Surabaya ke dalam PT Bursa Efek Jakarta yang selanjutya

menjadi PT Bursa Efek Indonesia. Di Tahun 2007 ini pula tercatat kinerja

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sangat menggembirakan. Hampir seluruh

indikator perdagangan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan,

seperti aktivitas transaksi, pergerakan indeks, maupun minat investor asing

untuk berinvestasidi Pasar Modal Indonesia.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi indeks harga saham secara

umum dapat dikelompokkan menjadi dua hal:

1. IHSG akan terdorong naik oleh apa yang disebut sebagai technical

improvement yang muncul dari perbaikan kinerja emiten saham. Bila

emitem yang mengeluarkan saham bisa memperbaiki kinerjanya (diukur

dari perbaikan keuntungan, ekspansi pasar, restrukturisasi perusahaan yang

menguntungkan, dan beberapa indikator lain) anak saham perusahaan

tersebut akan lebih menggoda pembeli. Godaan itu tercermin pada

peningkatan permintaan saham yang bersangkutan dan secara agregat akan

mendongkrak harga saham. Namun saham yang mampu mendongkrak

IHSG adalah saham-saham blue chips karena saham-saham tersebut

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

17

berkapitalisasi besar di bursa seperti: Telkom, Indosat, Astra, Gudang

Garam, HM Sampoerna, Indofood.

2. Hal kedua yang mendorong naiknya IHSG adalah faktor makro ekonomi.

Faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi IHSG antara lain:

a) Tingkat suku bunga

Untuk menanamkan uangnya, pemilik modal akan berhitung

apakah sebaiknya meletakkan uangnya di deposito atau di lantai bursa.

Bila suku bunga cukup tinggi (lebih tinggi dari capital gain dan deviden

per tahun yang bisa diperoleh dari lantai bursa) orang akan memilih

menyimpan uangnya di bank. Sebaliknya, bila suku bunga melemah,

maka orang akan beralih ke lantai bursa.

b) Nilai tukar rupiah

Stabilitas nilai tukar juga mempengaruhi minat investasi. Bila nilai

tukar mata uang tidak stabil, maka orang akan cenderung mengamankan

uangnya dan meyimpannya dalam mata uang yang lebih stabil. Investasi

menjadi pilihan terakhir, karena dengan instabilitas nilai tukar, nilai

investasi juga akan tidak menentu. Ketika rupiah terdepresi habis-habisan

tahun 1997-1999, IHSG juga merosot tajam.

c) Inflasi

Dalam menjelaskan hubungan antara inflasi dengan kinerja IHSG

di Indonesia, sangat cocok apabila menggunakan hipotesa pendekatan

(proxy) dari Fama (1981), yang menyatakan bahwa tingkat pengembalian

investasi pada saham berkolerasi positif dengan aktivitas ekonomi riil dan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

18

aktivitas ekonomi riil berkolerasi dengan perubahan harga-harga barang

dan jasa (inflasi), maka tingkat pengembalian investasi pada saham

berkolerasi negatif dengan inflasi. Hipotesa tersebut menyiratkan bahwa

tingkat pengembalian investasi pada saham lebih erat terkait dengan

aktivitas ekonomi riil daripada dengan inflasi.

d) Kepercayaan terhadap peluang usaha

Kepercayaan ini terutama adalah kepada stabilitas fundamental

ekonomi dan adanya peluang berusaha. Kepercayaan ini terbangun bila

stabilitas ekonomi, politik dan keamanan terjaga. Stabilitas di sini tidak

bermakna represi seperti yang diterjemahkan oleh Orde Baru. Tetapi lebih

berupa kondisi ekonomi, politik dan keamanan yang predictable. Dalam

negara yang ”normal” tentu memiliki dinamika. Di negara demokratis,

pemegang kekuasaan politik bisa berubah secara periodik, kebijakan

mungkin juga bervariasi, namun platform dasar sebuah negara

memungkinkan perubahan-perubahan yang ada tersebut bisa diduga,

berjalan normal dan tidak menutup peluang berusaha secara wajar. Dalam

hal ekonomi juga demikian, negara yang normal akan memiliki sistem

perekonomian yang berubah dan dinamis dalam batas yang bisa

diantisipasi dan tetap tertuju pada peningkatan peluang berusaha yang

sehat.

e) Penerapan kebijakan ekonomi dari pemerintah

Jika kepercayaan terhadap peluang usaha sudah terpenuhi kini

tinggal bagaimana pemegang otoritas kebijakan ekonomi mengikutinya

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

19

dengan strategi pembangunan yang bisa memperkokoh stabilitas

fundamental ekonomi mengikutinya dengan strategi pembangunan yang

bisa memperkokoh stabilitas fundamental ekonomi, misalnya melalui

kebijakan pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan lapangan

kerja, menekan angka korupsi dan lain sebagainya. Juga bagaimana dunia

usaha secara sungguh-sungguh mengelola usahanya sehingga kepercayaan

dan investasi yang ditanamkan bisa digunakan untuk memperrbaiki

fundamental ekonomi mikro masing-masing perushaan. Contoh konkrit

kebijakan pemerintah adalah menaikkan bahan bakar minyak (BBM).

Kenaikan BBM yang merupakan salah satu biaya produksi ini akan

memaksa perusahaan untuk juga menaikkan harga produk yang

dihasilkannya. Akhirnya kenaikan ini akan tidak terasa bila pendapatan

masyarakat mengalami kenaikan jauh lebih besar dari kenaikan BBM

tersebut. Kenaikan pendapatan itu akan mempengaruhi masyarakat untuk

menabung dan memungkinkan akan memasukkan kepada instrumen pasar

modal.

2.2.3 Lembaga-Lembaga Pendukung Pasar Modal

Pasar modal memiliki sejumlah pelaku yang masing-masing

mempunyai berbagai fungsi yang saling terkait dan harus bekerja dengan

profesional dan bisa diandalkan sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa

efek bisa berlangsung dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya. Masing-

masing lembaga tersebut adalah:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

20

1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal). Lembaga ini dibentuk oleh

pemerintah yang bertindak sebagai ’tangan kanan’ Menteri Keuangan

untuk mengawasi pasar modal Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang

akan menerbitkan sekuritas, harus mendapat ijin dari Bapepam. Fungsi

Bapepam adalah fungsi pengawasan dan pembinaan pasar modal.

2. Bursa Efek. Merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

perdagangan sekuritas. Di Indonesia dulunya terdapat dua bursa efek, yaitu

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang sekarang

bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Di bursa itulah

bertemunya pembeli dan penjual sekuritas.

3. Akuntan Publik. Peran akuntan publik adalah memeriksa laporan

keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar

modal dituntut pendapat wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan dari

perusahaan yang akan menerbitkan atau yang telah terdaftar di bursa.

Pendapat wajar tanpa syarat berarti laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tanpa suatu catatan atau

kekurangan.

4. Underwriter. Perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas di bursa (calon

emiten) tentu ingin agar sekuritas yang dijualnya laku semua, sehingga

dana yang diperlukan bisa diperoleh. Untuk menjamin agar penerbitan

(emisi) sekuritas yang pertama kali tersebut (dikatakan dilakukan di pasar

perdana) terjual semua, emiten akan meminta underwriter untuk menjamin

penjualan tersebut. Kalau underwriter memberikan jaminan full

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

21

commitment maka semua sekuritas dijamin akan terjual semua. Kalau

tidak terjual, underwriter itulah yang akan membeli sisanya. Karena

underwriter menanggung resiko harus membeli sekuritas yang tidak

terjual, mereka cenderung berupaya untuk bernegosiasi dengan calon

emiten supaya sekuritas yang ditawarkan tidak terlalu mahal harganya.

5. Wali Amanat (Trustee). Jasa Wali Amanat diperlukan untuk penerbitan

obligasi. Wali Amanat mewakili kepentingan pembeli obligasi.

Pemikirannya adalah karena pembeli obligasi pada dasarnya adalah

kreditor dan kredit yang diberikan tidak dijamin dengan agunan apapun.

Untuk meminimumkan agar kredit tersebut tidak macet, yaitu dalam arti

bahwa obligasi yang dibeli tidak dilunasi oleh pihak yang menerbitkan,

maka pihak yang mewakili para pembeli obligasi dalam melakukan

semacam penilaian terhadap perusahaan yang akan menerbitkan obligasi.

Wali Amanat inilah yang melakukan penilaian terhadap ”keamanan”

obligasi yang dibeli oleh para pemodal.

6. Notaris. Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan-keputusan

RUPS. Bagaimanapun juga keputusan utnuk menjual sekuritas ke pasar

modal (go public) merupakan peristiwa yang penting dan karenanya perlu

memperoleh persetujuan dari para pemegang saham.

7. Konsultan Hukum. Konsultan hukum diperlukan jasa agar jangan sampai

perusahaan yang menerbitkan sekuritas ternyata terlibat persengketaan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

22

hukum dengan pihak lain. Juga memeriksa keabsahan dokumen-dokumen

perusahaan.

8. Lembaga Kliring. Perdagangan sekuritas tidak mungkin dilakukan dengan

melakukan perpindahan fisik sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan.

Sekuritas-sekuritas akan disimpan oleh suatu lembaga dan lembaga

tersebut bertugas untuk mengatur ”arus” sekuritas tersebut.

2.2.4 Instrumen Pasar Modal

Adalah semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di

bursa. Instrumen pasar modal bersifat jangka panjang. Instrumen yang

terdapat di pasar modal terdiri dari saham, obligasi dan sertifikat.

2.2.4.1 Saham

Yaitu bukti pernyertaan atau pemilikan individu maupun institusi

dalam suatu perusahan. Saat seorang investor membeli saham, ia akan menjadi

pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut.

1. Saham Biasa (Common Stock). Pemegang saham biasa mempunyai hak

untuk memperoleh dividen apabila perusahaan memperoleh keuntungan

dan mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham sesuai

dengan jumlah saham yang dimilikinya (one share one vote). Pada

likuidasi perusahaan, pemilik saham memiliki hak memperoleh kekayaan

setelah semua kewajiban dilunasi.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

23

2. Saham Preferen (Preferred Stock): merupakan saham yang diberikan atas

hak untuk mendapatkan dividen dan/atau bagian kekayaan pada saat

perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, di samping itu

mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan

direksi/komisaris.

2.2.4.2 Obligasi (Bonds)

Obligasi didefinisikan sebagai bukti hutang dari emiten (bond issuer)

yang dijamin oleh emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau

janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada saat jatuh

tempo, sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sejak tanggal emisi.

2.2.4.3 Opsi (Option)

Opsi pertama kali dikembangkan di Chicago, USA sekitar tahun 1975

yang kemudian menyebar ke Eropa dan saat ini telah menyebar ke seluruh

dunia. Opsi merupakan suatu produk efek turunan (derivative) yang

diturunkan dari berbagai efek yang sebenarnya, yang akan memberikan hak

kepada pemegangnya (pembelinya) untuk membeli atau menjual sejumlah

tertentu dari aset finansial tertentu, pada harga tertentu, dan dalam jangka

waktu tertentu.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

24

2.2.4.4 Right (Sertifikat Bukti Right)

Merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif (turunan)

dari efek yang sebenarnya dan mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat

bukti right dapat didefinisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada

pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh

emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut

dengan preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan

saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan

pengeluaran saham baru.

Harga saham yang ditentukan dalam bukti right untuk membeli saham

baru dengan proporsi sesuai ketentuan, harganya ditentukna sama dengan atau

diatas nilai nominal saham tetap di bawah harga pasar. Harga penebusan

saham baru ini disebut exercise price atau subscription price.

2.2.4.5 Warrant (Waran)

Waran juga merupakan derivative (turunan) dari efek sebenarnya, yaitu

saham biasa. Masa hidup waran adalah enam bulan atau lebih. Waran

merupakan opsi jangka panjang yang memberikan hak kepada pemegangnya

untuk membeli saham atas nama dengan harga tertentu. Masa hidup waran

dimulai dari tanggal waran tersebut dicatatkan di bursa efek, sampai dengan

tanggal berakhir pelaksanaan penebusan (redemption) waran.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

25

2.3 Teori Efisiensi Pasar Modal

Efisiensi pasar modal digunakan untuk menjelasakan suatu

karakteristik proses suatu pasar modal. Efisiensi pasar modal menurut Fama

(1970) yang menyatakan bahwa: I take the market efficiency to be simple

statement that security prices fully reflect all available information. Fama

mendefiniskan secara sederhana bahwa pasar efisiensi itu adalah bahwa harga

saham yang ada di pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia baik

yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Jadi dengan adanya

pasar yang efisien ini asumsinya seluruh informasi yang ada dapat diperoleh

dengan mudah dan murah sehingga setiap investor mengetahui perkembangan

harga saham akan terhindar dari harga yang abnormal. Dengan kata lain

apabila pasar saham adalah efisien maka investor akan mendapatkan imbal

hasil yang normal saja dan tidak akan mendapatkan imbal hasil yang

abnormal.

Ciri terpenting efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk) dari

harga pasar saham. Karena pasar modal efisien maka harga saham secara cepat

bereaksi terhadap berita-berita baru tidak terduga, sehingga arah gerakannya

pun tidak bisa terduga. Sepanjang sesuatu kejadian bisa diduga, kejadian itu

sudah tercermin dalam harga pasar.

Efisiensi pasar modal mempunya beberapa tingkatan, menurut Eugene

F. Fama (1970) terbagi atas tiga tingkat:

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

26

1. Weak Form

Efisiensi pasar bentuk lemah mengandung arti bahwa kelebihan

pendapatan atas dasar informasi historis mengenai harga dan pendapatan.

Ini berarti historis dari harta atau pendapatan atas saham tidak akan

memberikan dasar bagi peramalan yang paling baik tentang harga atau

pendapatan yang akan datang. Ramalan dari efisiensi bentuk lemah

bertentangan langsung dengan kegiatan para peramal saham (chartists)

atau analisa teknis.

2. Semi-Strong Form

Efisiensi pasar bentuk setengah kuat, berarti bahwa para investor tidak

dpaat memperoleh keuntungan di atas berdasarkan informasi umum yang

tersedia. Contoh informasi umum mencakup: laporan tahunan dari

perusahaan, pers keuangan, dan sebagainya. Efisiensi pasar setengah kuat

membantah bahwa informasi yang ada menggambarkan semua informasi

umum, baik atau buruk. Semua informasi yang diketahui sekarang ini di

pasar telah dimasukkan dalam harga pasar sekarang. Terkecuali kenaikan

yang dapat diramalkan yang merupakan bagian dari pendapatan normal

atas surat berharga, maka harga hanya boleh berubah apabila datang

informasi baru. Pandangan efisiensi pasar bentuk setengah kuat

berpendapat bahwa para analisis fundamental akan mempunyai

pendapatan sepadan dengan kemampuan mereka mengevaluasi data umum

yang tersedia.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

27

3. Strong Form

Efisiensi pasar bentuk kuat mengandung arti bahwa kelebihan pendapatan

tidak dapat diperoleh dengan menggunakan setiap sumber informasi, tanpa

menghiraukan apakah informasi yang tersedia secara umum atau tidak. Ini

berarti bahwa pada umumnya orang dalam perusahaan tidak akan mampu

memanfaatkan informasi yang mereka terima sebelum disiarkan secara

umum. Teorinya adalah, bahwa persaingan antara mereka dengan

informasi dari orang dalam lain secara tepat sekali akan menghasilkan

keseimbangan harga. Pergerakan harga keseimbangan tidak akan

memberikan kesempatan untuk memperoleh pendapatan di atas rata-rata.

2.4 Indeks Harga Saham

2.4.1 Pengertian Indeks Harga Saham

Indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk

membandingkan suatu peristiwa dibandingkan dengan peristiwa lainnya.

Angka indeks atau sering disebut dengan indeks saja, merupakan suatu angka

yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan

perbandingan antara kegiatan yang sama (produksi, ekspor, hasil penjualan,

jumlah uang beredar, dan lain sebagainya) dalam dua waktu yang berbeda (J.

Supranto, Statistik, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994)

Demikian juga dengan indeks harga saham, indeks ini akan

membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah suatu

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

28

harga saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu

waktu tertentu.

2.4.2 Jenis Indeks Harga Saham

2.4.2.1 Indeks Harga Saham Individual

Indeks Harga Saham Individual hanya menunjukkan perubahan dari

suatu harga saham suatu perusahaan. IHSI diperkenalkan pada tanggal 15

April 1983 dan mulai dicantumkan dalam daftar kurs efek harian sejak tanggal

18 April 1983. Indeks ini hanya bisa untuk mengukur harga dari suatu saham

perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan kenaikanm atau penurunan.

Dengan kata lain, indeks individual saham merupakan suatu nilai yang

mempunyai fungsi untuk mengukur kinerja suatu saham tertentu terhadap

harga dasarnya.

Dalam pengukuran indeks harga saham diperlukan dua macam waktu,

yaitu waktu dasar (H0) dan waktu yang berlaku (H1). Waktu dasar akan

dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berlaku merupakan

waktu dimana kegiatan akan diperbandingkan dengan waktu dasar. Harga

dasar ditetapkan sebesar 100%, Secara sederhana, rumus untuk menghitung

indeks harga saham adalah:

H1 IHSI = --------- x 100 .................................(2.1) Ho

Dimana:

IHSI = Indeks Harga Saham Individual

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

29

H1 = Harga pada waktu yang berlaku Ho = Harga pada waktu dasar

Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif

ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan. Indeks

harga saham yang tetap menunjukkan pasar dalam keadaan stabil, sedangkan

indeks harga saham yang menurum menunjukkan kondisi pasar sedang lesu.

2.4.2.2 Indeks Harga Saham Gabungan

IHSG pertama kali diperkenalkan tanggal 1 April 1983. Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan harga saham secara umum

yang tercatat di bursa efek. Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan

dipakai sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG

bisa berguna untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah

harga saham mengalami kenaikan atau penurunan.

Berikut adalah formula dan tahapan-tahapan dalam menghitung IHSG

Rumus menghitung IHSG adalah

n Σ P(t) x Q(t) I=1

Indeks(t) = ------------------------------ x 100 .......................(2.2) Nilai Dasar (t-1) x Adj(t)

Dimana

P = Harga saham

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

30

Q = Jumlah saham T = Waktu perhitungan N = Jumlah saham di indeks pada periode t Adj(t) = Angka pengali untuk penyesuaian akibat corporate action

2.4.2.3 Indeks Harga Saham Sektoral

Indeks sektoral BEJ atau dapat disebut IHSS merupakan subindeks

dari IHSG. Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996 dengan

nilai awal indeks 100 untuk setiap sektor dan menggunakan harga dasar

tanggal 28 Desember 1995. Semua saham yang tercatat di BEJ, yang diberi

nama JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Cassification). Kesembilan

sektor itu adalah:

1. Pertanian, yang terdiri dari subsektor: perkebunan, perikanan dan

kehutanan

2. Pertambangan, yang terdiri dari subsektor: pertambangan batubara,

minyak mentah dan gas, logam dan mineral, serta penggalian.

3. Industri dasar dan kimia, yang terdiri dari subsektor: semen, keramik,

gelas dan porselin, produk logam, kimia, plastik dan pengepakan, makanan

ternak, industri kayu, serta kertas dan bubur kertas.

4. Industri lain-lain yang terdiri dari subsektor: mesin, dan peralatan berat,

mobil dan komponennya, tekstik dan garmen, alas kaki, kabel serta

elektronik.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

31

5. Industri barang-barang konsumsi, yang terdiri dari subsektor: makanan dan

minuman, pabrik tembakau, farmasi, kosmetik serta peralatan rumah

tangga.

6. Properti dan real estate, yang terdari dari subsektor: properti dan real

estate, dan konstruksi bangunan.

7. Infrastruktur dan transportasi, yang terdiri dari subsektor: jalan tol,

pelabuhan udara dan pelabuhan laut, telekomunikasi, transportasi dan

konstuksi.

8. Keuangan, yang terdiri dari subsektor: bank, lembaga keuangan,

perusahaan sekuritas, asuransi, serta investment/mutual fund.

9. Perdagangan, jasa dan investasi, yang terdiri dari subsektor: perdagangan

besar (wholesale), perdagangan eceran, restoran/hotel dan turisme,

perawatan kesehatan, komputer dan jasa-jasa, serta perusahaan investasi

(investment company).

Kemudian kesembilan sektor tadi dapat dikelompokkan menjadi 3 sektor

utama:

1. Sektor primer (ekstraktif), yang terdiri dari sektor 1 (pertanian) dan sektor

2 (pertambangan)

2. Sektor sekunder (industri pengolahan/manufaktur), yang terdiri dari sektor

3 (industri dasar dan kimia), sektor 4 (aneka industri) dan sektor 5 (industri

barang konsumsi)

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

32

3. Sektor tersier (jasa), yang terdiri sektor 6 (properti dan real estate), sektor

7 (infrastruktur dan transportasi), sektor 8 (keuangan) dan sektor 9

(perdagangan jasa dan investasi)

2.4.2.4 Indeks LQ45

Indeks LQ45 hanya terdiri dari 45 saham yang dipilih melalui

beberapa kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan

likuiditas (liquid) tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi saham

tersebut. Saham yang masuk dalam pemilihan harus memenuhi kriteria

tertentu dan melewati seleksi utama, yaitu:

1. Masuk dalam peringkat 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar

regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)

2. Peringkat dibuat berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata selama 12 bulan

terakhir)

3. Saham tersebut telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan)

4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi

dan jumlah hari perdagangan transaksi di pasar regular

BEI terus memantau perkembangan komponen saham yang masuk

dalam perhitungan Indeks LQ45. Setiap 3 bulan sekali akan dilakukan review

pergerakan peringkat saham-saham yang akan dilakukan dalam Indeks LQ45.

Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap awal

bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

33

kriteria lagi, maka saham tersebut harus dikeluarkan dari perhitungan indeks

dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.

Untuk menjamin kewajaran pemilihan saham, BEI memiliki komisi

penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam, universitas dan profesional

di bidang pasar modal yang independen.

2.4.2.5 Jakarta Islamic Index

PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bekerja sama dengan PT Danareksa

Management (DIM) pada tangal 3 Juli 2000 lmeluncurkan Jakarta Islamic

Index (JII). Indeks ini merupakan indeks harga saham yang terdiri dari 30

saham yang sesuai dengan syariah Islam. Kehadiran JII ini diharapkan dapat

digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja investasi saham yang

berbasis syariah.

Diantara emiten yang tercatat di BEI, kegiatan usaha utama dari

beberapa emiten tidak sesuai dengan prinsip syariah. Bagi investor yang ingin

melakukan investasi saham yang berbasis syariah, JII ini dapat membantu

dalam memilih saham yang sesuai dengan tujuan investasi mereka, serta dapat

membandingkan kinerja investasinya dengan kinerja JII.

Metodologi perhitungan indeks ini sama seperti perhitungan indeks-

indeks lainnya. Perbedaannya hanya pada pemilihan saham-saham yang

menjadi komponen indeks, yaitu menggunakan basis syariah. Pemilihan

saham berbasis syariah dilakukan berdasarkan arahan Dewan Pengawas

Syariah PT DIM yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris Badan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

34

Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional. Selain itu, akan dilakukan

pemeriksaan ketaatan (compliance audit) dan kriteria yang telah ditetapkan.

Kriteria pemilihan saham yang menjadi komponen Islamic Index

biasanya adalah saham-saham terbesar, seperti memiliki nilai kapitalisasi

pasar besar, atau memiliki nilai transaksi yang tinggi. Umumnya, pemilihan

saham yang menjadi komponen Islamic Index mempertimbangkan kegiatan

usaha emiten dan rasio keuangan.

2.5 Teori Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai

perkembangan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional ini

mempunyai ukuran makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada

umumnya perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat dari pendapatan

nasionlnya sebagai gambaran, Bank Dunia menentukan apakah suatu negara

berada dalam kelompok maju atau berkembang melalui pengelompokan

besarnya PDB, dan PDB suatu negara sama dengan total pengeluaran atas

barang dan jasa dalam perekonomian (Herlambang,2001:16).

Menurut Samuelson (1992:112), PDB adalah jumlah output yang

dihasilkan dalam batas wilayah suaty negara dalam satu tahun. PDB

mengukur nilai barang dan jasa yang di produksi di wilayah suatu negara

tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu periode waktu tertentu.

Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya

tidak dimasukan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

35

warga negara Indonesia (WNI) maupun asing (WNA) yang ada di Indonesia

tetapi tidak diikuti sertakan produk WNI di luar negeri (Herlambang,2001:22).

Sukirno (1994:33) mendefiniskan PDB sebagai nilai barang dan jasa

dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga

negara tersebut dan warga negara asing. Sedangkan Wijaya (1997:13)

menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua

barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam

suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Secara umum PDB dapat

diartikan sebagai nilai akhir barang-barng dan jasa yang diproduksi di dalam

suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun).

Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah

ditetapkan pasar, yaitu :

1. PDB Harga Berlaku

Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang

dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu

menurut/berdasarkan harga yang berlaku pada periode tersebut.

2. PDB Harga Konstan

Pendapatan nasional pada harga konstan adalah nilai barang-barang

dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu,

berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dipakai

dasar untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barang-barang dan

jasa yang dihasilkan pada periode/tahun berkutnya. Pendapatan nasional

pada harga konstan = Pendapatan Nasional Riil.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

36

Menurut Mulyono dalam Hanton (2002:27), pendapatan nasional

pada harga konstan dapat diperoleh melalui :

PDB harga berlaku PDB harga konstan = ------------------------ x 100 .................(2.3) Indeks harga Indeks harga yang digunakan untuk mendeflasi PDB harga berlaku dimana

Implicit Price Deflator.

PDB harga berlaku Implicit Price Deflator = ------------------------ x 100 ..............(2.4) Indeks harga konstan

2.6 Granger Causality Test

Menurut Gujarati (1995:620) dinyatakan bahwa meskipun dalam

model regresi variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen, tetapi

tidak selalu menunjukkan adanya hubungan kasualitas. Sebagai contoh adalah

dua variabel gross national product (GNP) dan money supply (M) yang dapat

saling mempengaruhi dengan lag, sehingga dapat diperoleh hubungan

kasualitas yaitu M mempengaruhi GNP atau GNP mempengaruhi M.

Untuk melakukan tes hubungan kasualitas ini digunakan Granger

Casuality Test sebagai berikut :

n n

GNPt = Σ αi M t-i + Σ βi GNP t-j ..................(2.5) i=1 i=1

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

37

m m

Mt = Σ גi M t-i + Σ δi GNP t-j ....................(2.6) i=1 i=1

Persamaan (2.5) menunjukkan bahwa GNP sekarang dipengaruhi

oleh GNP sebelumnya dan M sebelumnya, sedangkan persamaan (2.6)

menunjukkan M sekarang dipengaruhi M sebelumnya dan GNP sebelumnya.

Hubungan kasualitas ini dapat diringkaskan menjadi:

1. Hubungan kasualitas satu arah dari M ke GNP ditunjukkan jika koefisien

estimasi dari lag M persamaan (2.5) adalah secara statistik berbeda

signifikan dengan nol dan koefisien estimasi lag GNP persamaan (2.6)

tidak signifikan berbeda dengan nol.

2. Hubungan kasualitas satu arah dari GNP ke M ditunjukkan jika koefisien

estimasi dari lag M persamaan (2.5) adalah secara statistik tidak berbeda

signifikan dengan nol dan koefisien estimasi lag GNP persamaan (2.6)

secara statistik signifikan berbeda dengan nol.

3. Hubungan kasaulitas dua arah jika koefisien M dan GNP secara statistik

signifikan berbeda dengan nol di kedua persamaan.

4. Hubungan yang independen jika koefisien M dan GNP secara statistik

tidak signifikan di kedua persamaan.

Metode Granger casuality test ini akan digunakan untuk pengujian

hubungan kasualitas antara variabel IHSG dan PDBR dalam penelitian ini.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

38

2.7 Hipotesis

Hipotesis finance-led growth memperlihatkan hubungan sisi

penawaran antara perkembangan pasar keuangan dan pembangunan ekonomi.

Hipotesis ini menyatakan bahwa keberadaan sektor keuangan, sebagai

perantara keuangan yang berfungsi baik dalam menyalurkan sumberdaya yang

terbatas dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana,

akan menyediakan alokasi sumberdaya yang efisien yang akan mendorong

pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya, dan selanjutnya akan memacu

pertumbuhan ekonomi agregat. Studi-studi yang mendukung hipotesis ini

adalah studi yang dilakukan oleh Schumpeter (1912) dan Levine (1997).

Sebaliknya, hipotesis growth-led finance menunjukan bahwa

pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menciptakan permintaan terhadap

instrumen-instrumen pasar keuangan, yang selanjutnya akan mendorong

semakin berkembangnya sektor keuangan. Hipotesis ini dikenal sebagai

hubungan “sisi permintaan”. Robinson (1952) dan Romer (1990) dalam studi-

studinya menghasilkan kesimpulan yang mendukung hipotesis ini.

Selain kedua hipotesis di atas, terdapat lagi satu hipotesis yang

menunjukan adanya hubungan kausalitas dua arah antara perkembangan

sektor keuangan dan kinerja perekonomian. Hipotesis ini diberi nama

hipotesis feedback. Dalam hipotesis ini, sektor keuangan yang baik dalam

suatu negara akan mendorong ekspansi ekonomi melalui perubahan teknologi,

produk, dan inovasi. Pada giliranya, pertumbuhan ekonomi yang akan tinggi

cenderung menciptakan permintaan terhadap instrumen-instrumen sektor

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

39

keuangan. Karena itu, hipotesis ini menyimpulkan bahwa pertumbuhan

ekonomi dan perkembangan sektor keuangan merupakan hal yang saling

independen dan dapat saling berpengaruh satu sama lainnya. Studi yang

mendukung hipotesis ini adalah studi yang dilakukan oleh Luintel dan Khan

(1999).

2.8 Review Studi - Studi Terdahulu

Dari review tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dan

perkembangan sektor keuangan, penulis menemukan bahwa sektor keuangan

seringkali hanya ditinjau dari pasar uangnya saja. Dan hanya ada beberapa

studi tentang hubungan ini yang mengambil perspektif pasar modal. Hal ini

dikarenakan masih relatif barunya pasar modal dibandingkan pasar uang.

Namun demikian, semakin berkembangnya pasar modal di negara maju dan

negara berkembang, peran pasar modal dalam perekonomian tidak dapat

diabaikan lagi. Diperlukan adanya studi dari perspektif pasar modal untuk

mengkaji hubungan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi.

Studi-studi yang mengambil perspektif pada pasar modal sebagian

besar dilakukan di Negara maju yang di kutip dari penelitian Suyanto dan

CH. Ruth dari jurnal Bisnis dan Ekonomi Bulan September 2004, antara lain

Levine dan Jervos (1998), Demirquc-Kuhn dan Levine (1996), Rousseau dan

Wachtel (1998). Hasil studi Levine dan Jervon (1998) terhadap 41 negara

memperlihatkan bahwa pasar modal yang berfungsi secara efisien tidak hanya

akan meningkatkan akumulasi modal dan diversifikasi risiko antar pelaku

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

40

pasar, tetapi juga memberikan pelayanan keuangan yang berbeda

dibandingkan yang diberikan oleh perbankan. Pelayanan keuangan yang

diberikan pasar modal, menurut Levine dan Jervon (1998), pada giliranya

akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hasil yang sama juga ditunjukan

oleh Demirquc-Kuhn dan Levine (1996) dalam studinya dengan menggunakan

berbagai ukuran kinerja pasar modal, antara lain : ukuran pasar modal, indeks

pasar modal, likuiditas pasar modal, jumlah transaksi di pasar modal, dan

integrasi pasar modal terhadap semua pasar modal di dunia.

Studi hubungan antara pasar modal dan pertumbuhan ekonomi pernah

dilakukan oleh Suyanto dan Ch.Ruth Elisabeth (2004), dengan hasil yang

mendukung hipotesis growth-led growth. Dengan menggunakan pengujian

kausalitas Granger dan Sims, mereka menyimpulkan adanya hubungan

kausalitas satu arah dari perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan

ekonomi berdasarkan data kuartal pertama 1993 sampai kuartal kedua 1997.

Usaha yang dilakukan oleh Kuncoro (1993) untuk mengkaji hubungan

sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan

menggunakan perpektif pasar uang perbankan, patut mendapatkan perhatian.

Kuncoro memperlihatkan bahwa pasar keuangan yang memberikan pengaruh

kausal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan data 1968

sampai 1990. Kuncoro berargumen bahwa terdapat hubungan satu arah antara

pertumbuhan ekonomi dengan rasio monetisasi tingkat bunga riil dan

tabungan, sementara hubungan kausalitas dua arah ditemukan untuk rasio

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-93.pdf · pembiayaan jangka pendek (misalnya dari Bank) atau sumber jangka panjang (misal

41

mata uang. Sektor keuangan hanya memberikan peran secara pasif dan

permisif dalam proses pembangunan.

Penelitian Inggrid (2006) untuk mengkaji hubungan sektor keuangan

dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia memperlihatkan dalam jangka

panjang terdapat hubungan ekuilibrium antara perkembangan sektor keuangan

dan output riil, penelitiannya juga memperlihatkan adanya bi-directional

causality diantara output riil dan volume kredit serta one-way causality yang

berasal dari spread menuju output riil.