BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II...

22
6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smelzter, 2002 ; Bare, 2002). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (Mansjoer, 2001). Fraktur adalah setiap patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik ( Price, 2006 ; Wilson, 2006). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, dan krepitasi (Doenges, 2000 ). Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang, yang diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang (Carpenito, 2000). Jadi, dapat disimpulkan bahwa fraktur adalah suatu cedera yang mengenai tulang yang disebabkan oleh trauma benda keras.

Transcript of BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II...

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

6

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan sesuai

jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar

dari yang dapat diabsorbsinya (Smelzter, 2002 ; Bare, 2002).

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan

tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa

(Mansjoer, 2000).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur

akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti

osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (Mansjoer, 2001).

Fraktur adalah setiap patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma

atau tenaga fisik ( Price, 2006 ; Wilson, 2006).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa

nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, dan krepitasi (Doenges,

2000 ).

Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang, yang diakibatkan oleh

tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang

(Carpenito, 2000).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa fraktur adalah suatu cedera yang

mengenai tulang yang disebabkan oleh trauma benda keras.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

7

B. Anatomi dan Fisiologi

Gambar sistem kerangka

( Syaifuddin, 2006)

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

8

1. Anatomi

Tulang ekstermitas bawah ataun anggota gerak bawah dikaitkan pada

batang tubuh dengan perantara gelang panggul terdiri 31 pasang:

- Tulang koksa: tulang pangkal paha

- Tulang femur: tulang paha

- Tibia : tulang kering

- Fibula : tulang betis

- Patella : tempurung lutut

- Tarsolia : tulang pangkal kaki

- Meta tarsalia: tulang telapak kaki

- Falang : ruas jari kaki

a. OS koksa (tulang pangkal paha)

OS koksa turut membentuk gelang panggul, letaknya disetiap sisi dan

di depan bersatu dengan simfisis pubis dan membentuk sebagian

besar tulang pelvis.

b. OS femur

Merupakan tulang pipa dan terbesar didalam tulang kerangka pada

bagian pangkal yang berhubungan dengan asetabulum membentuk

kepala sendi yang disebut kaput femoris. disebelah atas dan bawah

dari kolumna femoris terdapat taju yang disebut trokanter mayor dan

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

9

trokanter minor. Dibagian ujung membentuk persendian lutut,

terdapat dua buah tonjolan yang disebut kondilus lateralis dan

medialis. Diantara dua kondilus ini terdapat lekukan tempat letaknya

tulang tempurung lutut (patela) yang disebut dengan fosa kondilus.

c. OS tibialis dan fibularis

Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang

membentuk persendian lutut dengan OS femur, pada bagian ujungnya

terdapat tonjolan yang disebut OS maleolus lateralis atau mata kaki

luar. OS tibia Bentuknya lebih kecil pada bagian pangkal melekat

pada OS fibula pada bagian ujung membentuk persendian dengan

tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut OS maleolus

medialis.

d. OS tarsalia (tulang pangkal kaki)

Dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki,

terdiri dari tulang-tulang kecil yang banyaknya 5 yaitu sendi:

1) Talus

2) Kalkaneus

3) Navikular

4) OS kuboideum

5) Kunaiformi

e. Meta tarsalia (tulang telapak kaki)

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

10

Terdiri dari tulang-tulang pendek yang banyaknya 5 buah, yang

masing-masing berhubungan dengan tarsus dan falangus dengan

perantaraan sendi.

f. Falangus (ruas jari kaki)

Merupakan tulang-tulang pipa yang pendek yang masing-masing

terdiri dari atas 3 ruas keculi ibu jari banyaknya 2 ruas, pada meta

tarsalia bagian ibu jari terdapat dua buah tulang kecil bentuknya

bundar yang disebut tulang bijian (OS sesarnoid)

2. Fisiologi

Sistem muskuloskeletal adalah penunjang bentuk tubuh dan berperan

dalam pergerakan. Sistem terdiri dari tulang, sendi, otot, rangka, tendon,

ligament, bursa dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan

struktur tersebut.

(Price, 2006 ; Wilson, 2006)

C. Etiologi

Etiologi dari fraktur menurut Price, 2006 ; Wilson, 2006 ada 3 yaitu

1. Cidera atau benturan

2. Fraktur Patologik

Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi

lemah oleh karena tumor, kanker dan osteoporosis.

3. Fraktur beban

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

11

Fraktur beban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang-orang yang baru

saja menambah tingkat aktivitas mereka, seperti baru diterima untuk

berlatih dalam angkatan bersenjata atau orang-orang yang baru memulai

latihan lari.

Fraktur juga dapat terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari

ketinggian atau jatuh di kamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa

benda berat, kecelakaan pada kerja oleh karena mesin atau oleh karena trauma

olah raga.

(Rasjad, 1999)

D. Patofisiologi

Fraktur gangguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma

gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan

metabolik, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang

terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan

perdarahan, maka volume darah menurun. COP (Cardiak Out Put) menurun

maka terjadi perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi

plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh.

Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat

menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri.

Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi neuralvaskuler yang

menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu. Disamping itu

fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

12

terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan

integritas kulit.

Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan

dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang

telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.

(Price, 1995 ; Wilson, 1995)

E. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,

pemendekan ekstermitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan

warna.

1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai

fragmen tulang di imobilisasi, spasme otot yang menyertai fraktur

merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan

gerakan antar fragmen tulang.

2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan

dan cenderung bergerak secara tidak alamiah bukannya tetap rigid seperti

normalnya, pergeseran fragmen pada fraktur menyebabkan deformitas,

ekstermitas yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan

ekstermitas yang normal. Ekstermitas tak dapat berfungsi dengan baik

karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat

melekatnya otot.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

13

3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang

sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat

fraktur.

4. Saat ekstermitas di periksa dengan tangan, teraba adanya

derik tulang yang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara

fragmen satu dengan lainnya.

5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi

sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini

biasanya baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.

( Smelzter, 2002 ; Bare, 2002)

F. Penatalaksanaan

1. Fiksasi Internal

Salah satunya adalah tindakan ORIF(Open Reduction Internal

Fixation) atau fiksasi internal dengan pembedahan terbuka akan

mengimmobilisasi fraktur dengan melakukan pembedahan dengan

memasukan paku, sekrup atau pin ke dalam tempat fraktur untuk

memfiksasi bagian-bagian tulang yang fraktur secara bersamaan.

a) Indikasi ORIF

1) Fraktur yang tak bisa sembuh

2) Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup

3) Fraktur yang dapat direposisi tapi sulit dipertahankan

4) Fraktur yang memberikan hasil baik dengan operasi

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

14

b) Komplikasi tindakan ORIF

1) Infeksi

2) Kehilangan dan kekakuuan jangkauan gerak

3) Kerusakan otot

4) Kerusakan saraf dan kelumpuhan

5) Deformitas

6) Sindrom kompartemen

(Gayle, 2001)

G. Komplikasi

1. Sindrom emboli lemak

Sindrom emboli lemak merupakan keadaan pulmonari akut dan

dapat menyebabkan kondisi fatal. Hal ini terjadi ketika gelembung-

gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi jaringan

yang rusak. Gelembung lemak ini akan melewati sirkulasi dan dapat

menyebabkan oklusi pada pembuluh darah-pembuluh darah pulmonari

yang menyebabkan sukar bernafas. Gejala dari sindrom emboli lemak

mencakup dypsnea, perubahan dalam status mental (gaduh-gelisah, marah,

bingung, stupor), tacypnea, tachycardia, demam dan ruam kulit ptechie.

2. Sindrom kompartemen

Sindrom kompartemen, komplikasi ini terjadi saat peningkatan

tekanan jaringan dalam ruang tertutup di otot, yang sering berhubungan

dengan akumulasi cairan sehingga menyebabkan hambatan aliran darah

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

15

yang berat dan berikutnya menyebabakan kerusakan pada otot. Gejala-

gejalanya mencakup rasa sakit karena terdapat ketidakseimbangan pada

luka, rasa sakit yang berhubungan dengan tekanan yang berlebihan pada

kompartemen, rasa sakit dengan perenggangan pasif pada otot yang

terlibat.

3. Nekrosis avaskular

Nekrosis avaskular dapat tejadi saat suplai darah ke tulang kurang

baik. Hal ini paling sering mengenai fraktur intrascaplar femur. Karena

nekrosis avaskuler mencakup proses yang terjadi dalam periode waktu

yang cukup lama, pasien mungkin tidak akan merasakan gejalanya sampai

pasien keluar dari sumah sakit.

4. Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup

sumsum dan atau korteks tulang dapat berupa exogenous atau

hematogeneus. Patogen dapat masuk melalui fraktur terbuka, luka tembus,

atau selama operasi. luka tembak, fraktur tulang panjang, fraktur terbuka

yang terlihat tulang tulangnya, luka amputasi karena truma dan fraktur-

fraktur dengan sindrom kompartemen atau luka vaskuler memiliki resiko

osteomyelitis yang lebih besar.

5. Ganggren gas

Ganggren gas berasal dari infeksi yang disebabkan oleh bakterium

saprophystik gram positif anaerob yaitu antara lain Clostodium welchi atau

Clostridium perfringens. Clostodium biasanya akan tumbuh pada luka

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

16

dalam yang mengalami penurunan suplai oksigen karena trauma otot.

Monitor terus pasien apakah dia mengalami perubahan oada status mental,

demam, menggigil, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut dan

jumlah respiratori, serta apakah pasien terlihat letih dan lesu. Jika kondisi

seperti itu terus terjadi, maka akan terdapat edema, gelembung-gelembung

gas pada tempat yang luka.

6. Delayed union, nonunion, mal union

Delayed union terjadi bila penyembuhan fraktur lebih dari 6 bulan,

nonunion diartikan sebagai gagal tersambungnya tulang yang fraktur,

sedangkan malunion adalah penyambungan yang tidak normal pada

fraktur.

(Gayle, 2001)

H. Pengkajian Fokus

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan

secara menyeluruh.

1. Pengkajian Pasien Fraktur dengan post ORIF menurut (Doenges, 2000)

meliputi:

a. Aktivitas atau istirahat

Gejala:

Keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena

(mungkin segera akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder

pembengkakan jaringan dan nyeri).

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

17

b. Sirkulasi

1) Peningkatan tekanan darah mungkin terjadi akibat respon terhadap

nyeri atau ansietas, sebaliknya dapat terjadi penurunan tekanan

darah bila terjadi perdarahan.

2) Takikardia

3) Penurunan atau tak ada denyut nadi pada bagian distal area

cedera, pengisian kapiler lambat dan pucat pada area fraktur.

4) Hematoma area fraktur.

c. Neurosensori

Gejala:

1) Hilang gerakan atau sensasi

2) Kesemutan (parestesia)

Tanda:

1) Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,

krepitasi, spasme otot, kelemahan/kehilangan fungsi.

2) Keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena

(mungkin segera akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder

pembengkakan jaringan dan nyeri).

3) Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri, ansietas atau trauma

lain).

d. Nyeri atau Kenyamanan

Gejala:

1) Nyeri hebat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

18

area fraktur, berkurang pada imobilisasi.

2) Spasme atau kram otot setelah imobilisasi.

e. Keamanan

Tanda:

1) Laserasi kulit dan perdarahan.

2) Pembengkakan lokal (dapat meningkat bertahap atau tiba-tiba).

f. Penyuluhan atau Pembelajaran

1) Imobilisasi.

2) Bantuan aktivitas perawatan diri.

3) Prosedur terapi medis dan keperawatan.

2. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Rongent

Menentukan luas atau lokasi minimal 2 kali proyeksi, anterior,

posterior lateral.

b. CT Scan tulang, fomogram MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Untuk melihat dengan jelas daerah yang mengalami kerusakan.

c. Arteriogram

Dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler.

d. Hitung darah lengkap

Hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada perdarahan;

peningkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan.

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

19

I. Pathways

Trauma langsung, benturan, kecelakaan

Trauma eksternal > dari kekuatan tulang

Tulang tidak mampu menahan trauma

Fraktur

Fiksasi internal Trauma jaringan dan tulang Menekan jaringan

AnestesiDiskontuinitas Pembuluh darah robek

ORIF Jaringan dan tulangPeristaltik

Perdarahan lokal

Nafsu makan luka terbuka

Resiko kekurangan volume cairan

Resiko nutrisi Jalan masuknya NyeriKurang dari organisme hematoma

kebutuhan tubuh

Resiko perluasan Infeksi sekunder Aliran darah keperifer kurang

Gangguan mobilitas fisik warna jaringan pucat

Resiko Gangguan perfusi jaringan

Defisit Perawatan diri ADL dibantu

(Price, 1995 ; Wilson, 1995, Doenges, 2000)

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

20

J. Fokus Intervensi dan Rasional

1. Post ORIF

a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan diskontuinitas jaringan

dan tulang.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien

meningkatkan mobilitas pada tingkat yang paling tinggi yang

mungkin.

2) Kriteria hasil

Pasien menunjukan teknik yang mampu melakukan aktivitas.

3) Intervensi

a) kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

R : untuk mengetahui seberapa kemampuan klien.

b) bantu dan dorong dalam perawatan diri pasien.

R : meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi.

c) mengubah posisi secara periodik sesuai dengan keadaan pasien.

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

21

R : mencegah terjadinya luka dekubitus atau komplikasi kulit.

d) dorong atau pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.

R : mempertahankan hidrasi yang adekuat dan mencegah

konstipasi.

e) berikan diit tinggi kalsium dan tinggi protein.

R : kalsium dan protein yang cukup diperlukan untuk proses

penyembuhan.

(Doenges, 2000)

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, perawatan diri pasien

terpenuhi.

2) Kriteria hasil

Pasien dapat berpartisipasi pada aktivitas sehari hari dalam

meningkatkan perwatan dirinya.

3) Intervensi

a) Kaji kemampuan klien.

R : Kondisi dasar dapat menentukan kekurangan atau

kebutuhan.

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

22

b) Bantu pasien dalam personal hygiene.

R : untuk meningkatkan kontrol pasien dan kesehatan diri.

c) Bekerjasama dengan klien untuk memprioritaskan tugas-tugas

merawat diri.

R : meningkatkan kemampuan dalam perawatan diri.

d) Berikan motivasi dalam perawatan diri sesuai kondisi klien.

R : meningkatkan harga diri, meningkatkan rasa kontrol dan

kemandirian.

e) Dorong atau gunakan teknik penghematan energi seperti duduk

dalam melakukan aktivitas dan peningkatan bertahap.

R : menghemat energi atau menurunkan kelemahan dan

peningkatan kemampuan klien.

f) Libatkan keluarga dalam perawatan klien.

R : untuk pencapaian hasil yang maksimal harus ada partisipasi

aktif dari anggota keluarga dan untuk mengukur derajat

kemandirian pasien.

(Doenges, 2000)

c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual dan muntah.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

23

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan

nutrisi pasien terpenuhi dan mampu menghabiskan makanan yang

disediakan.

2) Kriteria hasil

Tidak ada tanda tanda malnutrisi, klien mampu menghabiskan

makanan sesuai porsi yang diberikan atau dibutuhkan, tidak

mengalami mual dan muntah.

3) Intervensi

a) Mengkaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan.

R : mengetahui status nutrisi yang dibutuhkan.

b) Berikan makanan sedikit tapi dengan porsi sering.

R : meningkatkan nafsu makan pasien.

c) Anjurkan klien untuk melakukan kebersihan mulut sebelum

makan.

R : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.

d) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

24

R : meningkatkan motivasi pasien untuk menghabiskan diit

makanan sesuai program.

e) Diskusikan tentang makanan kesukaan atau makanan yang

tidak disukai dan jadwal makan yang disukai.

R : melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan

pasien memiliki rasa kontrol dan mendorong untuk makan.

f) Menimbang berat badan klien.

R : mengetahui setiap perubahan yang terjadi.

(Doenges, 2000)

d. Resiko perluasan infeksi sekunder berhubungan dengan luka terbuka.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi sudah

tidak terjadi.

2) Kriteria hasil

Tidak ada tanda dan gejala infeksi dan lekosit dalam batas normal.

3) Intervensi

a) Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas walaupun

menggunakan sarung tangan steril.

R : mengurangi kontaminasi silang.

b) Perawatan luka secara steril dan prosedur aseptik.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

25

R : untuk mencegah terjadinya infeksi atau meminimalkan

kontaminasi kuman dari luar.

c) Analisa hasil pemeriksaan laboratorium.

R : leukositosis biasanya terjadi pada proses infeksi.

d) Kolaborasi pemberian antibiotik.

R : untuk mematikan bakteri atau kuman penyebab infeksi.

(Doenges, 2000)

e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tidakan keperawatan diharapkan kekurangan

volume cairan teratasi.

2) Kriteria hasil

Tanda-tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit

baik dan pengisian kapiler cepat.

3) Intervensi

a) Kaji atau ukur dan catat jumlah perdarahan.

R : potensi kekurangan cairan, khususnya bila tidak ada

tambahan cairan.

b) Awasi tanda-tanda vital, bandingkan dengan hasil normal

pasien atau sebelumnya, ukur tekanan darah dan nadi.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

26

R : perubahan tekanan darah dan nadi dapat digunakan untuk

memperkirakan kasar kehilangan darah.

(Doenges, 2000)

f. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

darah vena dan arteri.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan adekuat.

2) Kriteria hasil

Tanda-tanda vital stabil, kulit hangat dan teraba nadi.

3) Intervensi

a) Kaji dan awasi tanda-tanda vital, perhatikan tanda pucat atau

sianosis.

R : Ketidak adekuatan volume sirkulasi darah akan

mempengaruhi sistem perfusi jaringan.

b) Dorong pasien untuk secara rutin latihan jari atau sendi.

R : Meningkatkan sirkulasi dan mengurangi pengumpulan

darah pada ekstremitas bawah.

c) Selidiki tanda iskemia tiba-tiba seperti penurunan suhu kulit

dan peningkatan nyeri.

R : Dislokasi fraktur dapat menyebabkan kerusakan arteri yang

berdekatan dengan akibat hilangnya aliran darah ke distal.

(Doenges, 2000)

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/124/jtptunimus... · 6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan

27